• Tidak ada hasil yang ditemukan

10 Kesalahan Perawat Dalam Memasang Infus

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "10 Kesalahan Perawat Dalam Memasang Infus"

Copied!
23
0
0

Teks penuh

(1)

10 Kesalahan Perawat Dalam Memasang Infus

10 Kesalahan Perawat Dalam Memasang Infus

Mumpung masih hobi nulis, apa yang kepikir coba ditulis deh, kali aja ada manfaatnya. Terlepas Mumpung masih hobi nulis, apa yang kepikir coba ditulis deh, kali aja ada manfaatnya. Terlepas dari urusan Undang-Undang Perawat yang masih harus terus kita perjuangkan, dan tentunya dari urusan Undang-Undang Perawat yang masih harus terus kita perjuangkan, dan tentunya Undang-Undang Keperawatan adalah harga mati, gak boleh nawar sedikitpun. Selama ini Undang-Undang Keperawatan adalah harga mati, gak boleh nawar sedikitpun. Selama ini memasang infus (IVFd

memasang infus (IVFd –  – Intravenous Fluids), sudah menjadi keseharian tugas perawat.Intravenous Fluids), sudah menjadi keseharian tugas perawat. Terkadang memasang infus adalah hal yang gampang, kadang pula karena hal-hal sepele kita Terkadang memasang infus adalah hal yang gampang, kadang pula karena hal-hal sepele kita malah gagal memasangnya. Berikut sepuluh hal yang sering terlupa ataupun yang menjadi malah gagal memasangnya. Berikut sepuluh hal yang sering terlupa ataupun yang menjadi penyebab kita gagal dalam memasang infus

penyebab kita gagal dalam memasang infus 1. Salah Sudut

1. Salah Sudut

Hal penentu masuk dan tidaknya abocath kedalam pembuluh darah vena secara tepat tergantung Hal penentu masuk dan tidaknya abocath kedalam pembuluh darah vena secara tepat tergantung dari perawat ketika dalam membuat sudut pemasangan ketika akan menusuk. Kemiringan jarum dari perawat ketika dalam membuat sudut pemasangan ketika akan menusuk. Kemiringan jarum abocath tidak boleh terlalu besar, karena akan berimbas pecahnya pembuluh darah vena karena abocath tidak boleh terlalu besar, karena akan berimbas pecahnya pembuluh darah vena karena terjadi ruptur akibat tembusnya abocath pada bagian bawah vena. Sebaliknya sudut yang terlalu terjadi ruptur akibat tembusnya abocath pada bagian bawah vena. Sebaliknya sudut yang terlalu kecil mengakibatkan abocath hanya akan berjalan-jalan didalam kulit (dibawah permukaan kulit) kecil mengakibatkan abocath hanya akan berjalan-jalan didalam kulit (dibawah permukaan kulit) tanpa mengenai pembuluh darah, dan tahukah anda, ini berasa sangat sakit sekali. Sebelum

tanpa mengenai pembuluh darah, dan tahukah anda, ini berasa sangat sakit sekali. Sebelum

menusukkan abocath, perkirakan bahwa sudut yang kita buat adalah berkisar antara 40 hingga 60 menusukkan abocath, perkirakan bahwa sudut yang kita buat adalah berkisar antara 40 hingga 60 derajat dari permukaan kulit pasien, tusukkanlah dan rasakan ketika ujung jarum menembus derajat dari permukaan kulit pasien, tusukkanlah dan rasakan ketika ujung jarum menembus pembuluh darah, kurangi sedikit sudutnya sambil menarik sedikit jarum ketika darah sudah pembuluh darah, kurangi sedikit sudutnya sambil menarik sedikit jarum ketika darah sudah terlihat ke\luar dia penampung darah abocath, terus dorong selang abocath hingga habis, tarik  terlihat ke\luar dia penampung darah abocath, terus dorong selang abocath hingga habis, tarik   jarum, tekan sedikit pada permukaan kulit tempat masuknya jarum agar darah tidak 

 jarum, tekan sedikit pada permukaan kulit tempat masuknya jarum agar darah tidak  mengalir,asukkan selang ifus dan alirkan cairan.

mengalir,asukkan selang ifus dan alirkan cairan. 2. Salah Ukuran Abocath

2. Salah Ukuran Abocath

Pastikan selalu perhatikan ukuran pembuluh darah yang akan ditusuk dan perkirakan dengan Pastikan selalu perhatikan ukuran pembuluh darah yang akan ditusuk dan perkirakan dengan ukuran abocath. Ingat, disini ilmu kirologi perawat sangat dibutuhkan. Ukuran jarum abocath ukuran abocath. Ingat, disini ilmu kirologi perawat sangat dibutuhkan. Ukuran jarum abocath berhitung terbalik, semakin kecil nomornya, semakin besar ukuran jarumnya, dan ukuran berhitung terbalik, semakin kecil nomornya, semakin besar ukuran jarumnya, dan ukuran

abocath untuk infus selalu genap. Untuk ukuran pasien Indonesia, pada orang dewasa lazimnya abocath untuk infus selalu genap. Untuk ukuran pasien Indonesia, pada orang dewasa lazimnya memakai abocath dengan ukuran 20 G, sedangkan pada anak-anak dimulai pada ukuran 24 G memakai abocath dengan ukuran 20 G, sedangkan pada anak-anak dimulai pada ukuran 24 G keatas. Yang perlu dicatat disini, ukuran jarum mempengaruhi jumlah cairan yang masuk, keatas. Yang perlu dicatat disini, ukuran jarum mempengaruhi jumlah cairan yang masuk, apabila pada kondisi pasien syok, maka jumlah cairan yang masuk pun harus dalam jumlah apabila pada kondisi pasien syok, maka jumlah cairan yang masuk pun harus dalam jumlah banyak dan cepat, makanya biasanya untuk pasien-pasien gawat dan memerlukan terapi cairan banyak dan cepat, makanya biasanya untuk pasien-pasien gawat dan memerlukan terapi cairan yang banyak dan cepat, biasanya menggunakan abocath berukuran 18 G, begitupun untuk calon yang banyak dan cepat, biasanya menggunakan abocath berukuran 18 G, begitupun untuk calon pasien operasi biasanya menggunakan abocath dengan ukuran 18 G. Catatan penting disini, pasien operasi biasanya menggunakan abocath dengan ukuran 18 G. Catatan penting disini, semakin besar ukuran jarum, maka panjang abocath juga semakin panjang, oleh karena itu perlu semakin besar ukuran jarum, maka panjang abocath juga semakin panjang, oleh karena itu perlu disesuaikan dengan pembuluh darah.

disesuaikan dengan pembuluh darah.

3. Salah Memilih Pembuluh Darah Vena 3. Salah Memilih Pembuluh Darah Vena

Kesalahan yang berikutnya adalah kesalahan dalam memilih pembuluh darah vena, yang harus Kesalahan yang berikutnya adalah kesalahan dalam memilih pembuluh darah vena, yang harus diingat pemilihan pembuluh darah vena adalah dari ujung ke pangkal, dari punggung tangan diingat pemilihan pembuluh darah vena adalah dari ujung ke pangkal, dari punggung tangan semakin keatas. Pembuluh darah yang dicari pun harus dicari yang tidak bercabang dan tidak  semakin keatas. Pembuluh darah yang dicari pun harus dicari yang tidak bercabang dan tidak  keriting, karena akan mengakibatkan pecahnya pembuluh darah. Vena yang kita pilih juga tidak  keriting, karena akan mengakibatkan pecahnya pembuluh darah. Vena yang kita pilih juga tidak  boleh yang melewati persendian, karena akan mengakibatkan infus mudah macet.

▸ Baca selengkapnya: perawat modular adalah

(2)

4. Salah Cairan 4. Salah Cairan

Memasang infus adalah kerja kolaborasi perawat dengan profesi lain, namun sebagai perawat Memasang infus adalah kerja kolaborasi perawat dengan profesi lain, namun sebagai perawat kita harus jeli, apakah cairan yang diorder benar-benar sesuai dengan kebutuhan serta kondisi kita harus jeli, apakah cairan yang diorder benar-benar sesuai dengan kebutuhan serta kondisi pasien atau tidak, karena perawat adalah seseorang yang mendampingi pasien selama 24 jam. pasien atau tidak, karena perawat adalah seseorang yang mendampingi pasien selama 24 jam. Pelajari apa saja yang terkandung dalam cairan infus tersebut, misalnya pada pasien dengan Pelajari apa saja yang terkandung dalam cairan infus tersebut, misalnya pada pasien dengan oedem harus membatasi garam, maka cairan NaCl harus dipertimbangkan, pada pasien DM oedem harus membatasi garam, maka cairan NaCl harus dipertimbangkan, pada pasien DM penggunaan cairan Dextrose harus benar-benar diperhatikan, cairan-cairan dengan osmolaritas penggunaan cairan Dextrose harus benar-benar diperhatikan, cairan-cairan dengan osmolaritas tinggi perlu dibatasi kadarnya. Hal terpenting, jangan sampai salah cairan yang masuk ke pasien, tinggi perlu dibatasi kadarnya. Hal terpenting, jangan sampai salah cairan yang masuk ke pasien, karena itu sangat merugikan dan membahayakan pasien.

karena itu sangat merugikan dan membahayakan pasien. 5. Salah Pasien

5. Salah Pasien

Yang ini nih, jangan sampe lupa ya... kenali pasien anda dengan dilihat, diraba dan diterawang.. Yang ini nih, jangan sampe lupa ya... kenali pasien anda dengan dilihat, diraba dan diterawang.. hehehe.. emang duit. Yang bener harus dilihat, ditanya dan diyakinkan...

hehehe.. emang duit. Yang bener harus dilihat, ditanya dan diyakinkan... 6. Lupa Mengalirkan cairan dalam selang infus

6. Lupa Mengalirkan cairan dalam selang infus

Keteledoran yang lumayan sering terjadi adalah abocath sudah tertusuk tapi cairan belum siap... Keteledoran yang lumayan sering terjadi adalah abocath sudah tertusuk tapi cairan belum siap... ini nih yang sering bikin berabe, dan kesannya tidak profesional. Buatlah sebuah ritual khusus ini nih yang sering bikin berabe, dan kesannya tidak profesional. Buatlah sebuah ritual khusus dalam memasang infus, misal menusuk botol, mengalirkan cairan dalam selang melihat ada dalam memasang infus, misal menusuk botol, mengalirkan cairan dalam selang melihat ada udara atau tidak baru gantungkan diatas tiang infus, jadikan itu adalah ritual pertama sebelum udara atau tidak baru gantungkan diatas tiang infus, jadikan itu adalah ritual pertama sebelum memasang infus, jadi walaupun pikiran kita sedang ruwet otak bawah sadar kita pasti akan memasang infus, jadi walaupun pikiran kita sedang ruwet otak bawah sadar kita pasti akan melakukannya ketika memasang infus.

melakukannya ketika memasang infus. 7. Lupa memotong Plaster

7. Lupa memotong Plaster

Ini nih yang gak kalah bikin bete... sudah siap semuanya eh.. plaster belum ada, repot kan Ini nih yang gak kalah bikin bete... sudah siap semuanya eh.. plaster belum ada, repot kan  jadinya. Masih nyambung dengan poin sebelumnya, pastikan memotong plaster adalah ritual  jadinya. Masih nyambung dengan poin sebelumnya, pastikan memotong plaster adalah ritual kedua setelah mempersiapkan cairan dan selang, hitung bener-bener jumlah plaster, panjang kedua setelah mempersiapkan cairan dan selang, hitung bener-bener jumlah plaster, panjang pendeknya sudah tepat belum (sesuai ilmu kirologi) atau kalau memakai metode satu plaster pendeknya sudah tepat belum (sesuai ilmu kirologi) atau kalau memakai metode satu plaster apakah plaster sudah dibelah atau belum.

apakah plaster sudah dibelah atau belum. 8. Lupa Melakukan Desinfeksi

8. Lupa Melakukan Desinfeksi

Terkadang hal yang sepele begini bisa kelupaan loh... dengan pedenya kita menusukkan abocath, Terkadang hal yang sepele begini bisa kelupaan loh... dengan pedenya kita menusukkan abocath, eh baru teringat belum di desinfeksi, hal ini bisa karena kita terlalu grogi, terlalu-buru-buru tau eh baru teringat belum di desinfeksi, hal ini bisa karena kita terlalu grogi, terlalu-buru-buru tau lupa bawak alatnya. What ever alasan kita, pokoknya melakukan desinfeksi sebelum

lupa bawak alatnya. What ever alasan kita, pokoknya melakukan desinfeksi sebelum menusukkan abocath itu wajib hukumnya, kan kasihan pasiennya....

menusukkan abocath itu wajib hukumnya, kan kasihan pasiennya.... 9. Lupa Memakai Handscoon

9. Lupa Memakai Handscoon

Berbagai alasan ketika kita tidak memakai Handscoon, kadang lupa kadang juga sengaja. Berbagai alasan ketika kita tidak memakai Handscoon, kadang lupa kadang juga sengaja. Memang terkadang kita tidak merasa nyaman memasang infus dengan memakai Handscoon, Memang terkadang kita tidak merasa nyaman memasang infus dengan memakai Handscoon, apalagi kalo pas lagi memasang plaster... huh lengket sana sini. Tapi demi keamanan serta apalagi kalo pas lagi memasang plaster... huh lengket sana sini. Tapi demi keamanan serta kenyamanan kita dan pasien ini juga kudu dilakuin...

kenyamanan kita dan pasien ini juga kudu dilakuin... 10. Lupa Berkomunikasi dengan Pasien

10. Lupa Berkomunikasi dengan Pasien

Dateng-dateng langsung Jus... tanpa ba-bi-bu lagi... ini masih sering terjadi di negara kutub Dateng-dateng langsung Jus... tanpa ba-bi-bu lagi... ini masih sering terjadi di negara kutub selatan sana (di negara kita gak lagi) perawat tanpa ada basa-basi, langsung nyiapin alat langsung selatan sana (di negara kita gak lagi) perawat tanpa ada basa-basi, langsung nyiapin alat langsung tusuk sudah selesai pergi deh... yang ditusuk siapa ya...?? salah satu kelebihan ilmu kita adalah tusuk sudah selesai pergi deh... yang ditusuk siapa ya...?? salah satu kelebihan ilmu kita adalah berkomunikasi.. karena komunikasi perawat adalah komunikasi yang menyembuhkan.. ingat, berkomunikasi.. karena komunikasi perawat adalah komunikasi yang menyembuhkan.. ingat, selalu pastikan pasien itu benar atau tidaknya dengan berkomunikasi, meminta ijin dengan selalu pastikan pasien itu benar atau tidaknya dengan berkomunikasi, meminta ijin dengan berkomunikasi, dan merilekskan pasien dengan berkomunikasi.

berkomunikasi, dan merilekskan pasien dengan berkomunikasi.

Begitu deh rekan-rekan, ini Cuma cerita doang, tapi semoga bisa menjadi pelajaran bagi saya dan Begitu deh rekan-rekan, ini Cuma cerita doang, tapi semoga bisa menjadi pelajaran bagi saya dan kita semua, karena kita pernah belajar dari kesalahan, tapi bodohnya kita bila mengulang

(3)

kesalahan. Kalo banyak salah harap dikoreksi, mari kita belajar bersama menjadi perawat  profesional. I’m Proud To Be A Nurse

Diposkan oleh Ners Mawan di 11:04:00 Label: Keperawatan Dasar

Senin, 09 Mei 2011

Etika keperawatan

Pengertian Etika

Etika adalah peraturan atau norma yang dapat digunakan sebagai acuan bagi, perilaku seseorang yang berkaitan dengan tindakan yang baik dan buruk yang dilakukan oleh seseorang dan merupakan suatu kewajiban dan tanggung jawab moral.

Etika Keperawatan Profesional

Etika profesi keperawatan adalah kesadaran dan pedoman yang mengatur nilai-nilai moral didalam melaksanakan kegiatan profesi keperawatan sehingga mutu dan kualitas profesi keperawatan tetap terjaga dengan cara yang terhormat.

Konsep Etika Keperawatan Islami

Agama mempunyai hubungan erat dengan moral dan etika karena merupakan motivasi yang terpenting dan terkuat. Cara bagaimana kita hidup biasanya ditentukan berdasarkan keyakinan agama. Setiap agama memiliki ajaran etika yang menjadi pegangan bagi penganutnya. Karena ajaran itu berasal dari tuhan dan mengungkapkan kehe ndak Tuhan.

Karena ajaran moral itu diterima karena alasan keimanan. Dalam konteks agama kesalahan moral adalah dosa artinya orang beragama merasa bersalah dihadapan Tuhan karena melanggar perintahnya. Dari sudut filsafat moral kesalahan moral adalah pelanggaran prinsip etis yang seharusnya dipatuhi, jadi agama dan filsafat berbicara tentang hal-hal etis.

Agama yang membahas masalah etis sering kali menggunakan argumentasi yang bersifat filosofis terutama masalah yang disebabkan oleh perkembangan ilmiah yang modern, karena agama

(4)

sebagai pedoman prinsip etis umum yang sebenarnya bukan hak m ilik agama karena dapat di Bagi o rang yang beragama Tuhan adalah dasar dan jaminan untuk berlakunya tatanan moral.

Kode Etik Keperawatan

Sebagai profesi yang turut serta mengusahakan tercapainya kesejahteraan fisik material dan mental spiritual untuk mahluk insani dalam wilayah RI, maka kehidupan profesi keperawatan di Indonesia selalu berpedoman kepada sumber asalnya yaitu kebutuhan masyarakat Indonesia akan pelayanan keperawatan.

Warga negara Indonesia menyadari bahwa kebutuhan akan keperawatan bersifat universal bagi individu, keluarga, masyarakat oleh karenanya pelayanan yang diberikan perawat selalu berdasarkan cita-cita yang luhur, niat yang murni untuk keselamatan dan kesejahteraan umat tanpa membedakan kebangsaan, kesukuan, warna kulit, umur, jenis kelamin, aliran politik dan agama yang dianut dan kedudukan sosial.

Dalam melaksanakan tugas pelayanan keperawatan kepada individu keluarga, masyarakat, cakupan tanggung jawab perawat Indonesia adalah meningkatkan derajat kesehatan, mencegah terjadinya penyakit, mengurangi dan menghilangkan penderitaan serta memulihkan kesehatan yang semuanya ini dilaksanakan atas dasar pelayanan yang paripurna.

Dalam melaksanakan tugas profesional yang berdaya guna dan berhasil agar para perawat mampu dan ikhlas mempertambahkan pelayanan yang bermutu dengan memelihara dan meningkatkan integritas sifat-sifat pribadi yang luhur dengan ilmu dan keterampilan yang memadai serta dengan kesadaran bahwa pelayanan yang diberikan adalah upaya kesehatan menyeluruh.

Permasalahan Dasar Etik Kesehatan

Dalam perkembangan etika keperawatan saat ini banyak mengalami perubahan karena perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, perubahan tersebut akan mempengaruhi tata nilai yang berlaku didalam masyarakat, adapun masalah yang dialami etika profesi keperawatan adalah :

(5)

Dasar-dasar etika yang diajarkan saat ini sudah mengalami kemunduran, hal ini tampak pada generasi perawat tua tidak dapat memberikan contoh pada perawat generasi muda tentang perilaku etika keperawatan dan mereka enggan menegur pada perawat yang berbuat salah. Sehingga dasar-dasar etika yang diperoleh tidak diaplikasikan dan pendidikan etikanya tidak berhasil.

2. Dasar-dasar dan sendi agama dibeberapa negara makin menipis

Agama adalah landasan yang paling kuat dalam etika, namun perubahan komunikasi dan transformasi yang cepat akan mempengaruhi informasi yang ada, budaya dan perilaku sehari-hari dengan mudah dapat ditiru perawat generasi muda.

3. IPTEK kedokteran dan keperawatan berkembang pesat

Hal ini akan meluapkan nilai-nilai etika, dan karena jarang diaplikasikan maka akan mudah terabaikan dengan anggapan nilai etika akan menghambat kemajuan dan teknologi dan perawat akan mudah melupakan bahwa seorang pasien adalah makhluk bio-psiko-sosial dan spiritual yang utuh.

4. Perubahan yang terjadi di komunitas keperawatan

Tenaga perawat yang kurang dan masuknya perawat asing yang memiliki latar belakang pendidikan dan budaya yang berbeda sehingga akan merubah nilai-nilai yang ada. Serta kemajuan dan perkembangan masyarakat sebagai pengguna jasa kesehatan, Seperti kesadaran masyarakat dan pasien mengenai hak-haknya dibidang pelayanan kesehatan, tingkat kesejahteraan dan ekonomi masyarakat yang meningkat, kesenjangan kaya dan miskin makin melebar, teknologi komunikasi dan informasi makin canggih, meningkatnya kesadaran terhadap pengguna jasa pengecara, adanya sistem asuransi kesehatan yang dirasakan sebagai kebutuhan baik pemberi jasa keperawatan maupun masyarakat ( Hariadi, 1998 ).

Kode Etik Keperawatan Menurut ANA( American Nurses Association)

1. Perawat memberikan pelayanan dengan penuh hormat bagi martabat kemanusiaan dan keunikan klien yang tidak dibatasi oleh pertimbangan-pertimbangan status sosial atau ekonomi, atribut personal, atau corak masalah kesehatannya.

(6)

2. Perawat melindungi hak klien akan privasi dengan memegang teguh informasi yang ber sifat rahasia. 3. Perawat melindungi klien dan publik bila kesehatan dan keselamatannya terancam oleh praktik

seseorang yang tidak berkompeten, tidak et is, atau ilegal

4. Perawat memikul tanggung jawab atas pertimbangan dan tindakan perawatan yang dijalankan masing-masing individu.

5. Perawat memelihara kompetensi keperawatan.

6. Perawat melaksanakan pertimbangan yang beralasan dan menggunakan kompetensi dan kualifikasi individu sebagai kriteria dalam mengusahakan konsultasi, menerima tanggung jawab, dan melimpahkan kegiatan keperawatan kepada orang lain.

7. Perawat turut serta beraktivitas dalam membantu pengembangan pengetahuan profesi.

8. Perawat turut serta dalam upaya-upaya profesi untuk melaksanakan dan meningkatkan standar keperawatan.

9. Perawat turut serta dalam upaya-upaya profesi untuk membentuk dan membina kondisi kerja yang mendukung pelayanan keperawatan yang berkualitas.

10. Perawat turut serta dalam upaya-upaya profesi untuk melindungi publik terhadap informasi dan gambaran yang salah serta mempertahankan integritas perawat.

11. Perawat bekerjasama dengan anggota profesi kesehatan atau warga masyarakat lainnya dalam meningkatkan upaya-upaya masyarakat dan nasional untuk memenuhi ke butuhan kesehatan publik.

Kode Etik Keperawatan Menurut ICN

ICN adalah suatu federasi perhimpunan Perawat nasional di seluruh dunia yang didirikan pada tanggal 1 juli 1899 oleh Mrs.Bedford Fenwich di Hanover square, London dan direvisi pada tahun 1973. Uraian kode etik ini diuraikan sebagai berikut :

1. Tanggung jawab utama Perawat

Tanggung jawab utama perawat adalah meningkatkan ke sehatan, mencegahtimbulnya penyakit, memelihara kesehatan, dan mengurang penderitaan.

(7)

2. Perawat, individu, dan anggota kelompok masyarakat

Tanggung jawab utama perawat adalah melakasankan asuhan keperawatan sesuai dengankebutuhan masyarakat. Oleh karena itu, dalam menjalankan tugas, perawat perlu meningkatkan keadaan lingkungan kesehatan dengan mengargai nilai-nilai yang ada di masyarakat, menghargai adat kebiasaan serta kepercayaan individu, keluarga dan masyarakat yang menjadi pasien/klien nya.

3. Perawat dan pelaksanaan praktik keperawatan

Perawat memegang peranan penting dalam menetukan dan melaksanakan standar praktik keperawatan untuk mencapai kemampuan yang sesuai dengan standar pendidikan keprawatan. Perawat dapat mengembangkan pengetahuan yang dimilikinya secara aktif untuk menopang perannya dalam situasi tertentu.

4. Perawat dan lingkungan masyarakat

Perawat dapat memprakasai pembaharuan, tanggap, mempunyai inisiatif, dan dapat berperan serta secara aktif dalam menemukan masalah kesehatan dan masalah sosial yang ter jadi di masyarakat. 5. Perawat dan sejawat

Perawat dapat menopang hubungan kerja sama dengan teman sekerja, baik tenaga keperawatan maupun tenaga profesi lain di luar keperawatan. Perawat dapat melindungi dan menjamin seseorang, bila dalam masa perawatannya merasa terancam.

6. Perawat dan profesi keperawatan

Perawat memainkan peran yang besar dalam menentukan pelaksanaan standar praktik keperawatan dan pendidikan keperawatan. Perawat diharapkan ikut aktif dalam mengembangkan pengetahuan dalam menopang pelaksanaan perawatan secara profesioanal. Perawat sebagai anggota organisasi profesi, berpartisipasi dalam memelihara kestabilan sosial dan ekonomi sesuai dengan kondisi pelaksanaan praktik keperawatan.

Kode Etik Keperawatan Indonesia

1. Perawat selalu menjunjung tinggi nama baik profesi perawatan dengan menunjukan tingkah laku dan kepribadian yang luhur

2. Perawat senantiasa berperan dalam menentukan pembakuan pendidikan dan pelayanan perawatan serta menerapkannya dalam kegiatan pelayanan dan pendidikan perawatan

3. Perawat secara bersama-sama membina dan memelihara mutu organisasi profesi perawatan sebagai sarana pengabdiannya.

(8)

BAB II

Peraturan Pemerintah RI No.32 1996 tentang tenaga kesehatan Presiden Republik Indonesia

Menimbang :

Bahwa sebagai pelaksana ketentuan undang-undang No.23 Tahun 1992 tentang kesehatan dipandang perlu menetapkan peraturan pemerinth tentang tenga kesehatan

 Mengingat :

1. Pasal 5 ayat (2) undang-undang dasar 1945

2. Undang-undang No.23 Tahun 1992 tentang kesehatan ( lembaran negara tahun 1992 No. 100, tambahan lembaran Negara No. 3495 )

Memutuskan Menetapkan :

PERATURAN PEMERINTAH TENTANG TENAGA KESEHATAN

Peraturan Pemerintah RI No.32 Tahun 1996 dibagi dalam beberapa bab yaitu :

BAB I : Ketentuan Umum

BAB II : Jenis Tenaga Kesehatan

BAB III : Persyaratan

BAB IV : Perencanaan, pengadaan dan penempatan

BAB V : Standar Profesi dan Perlindungan Hukum

BAB VI : Penghargaan

BAB VII : Ikatan Profesi

BAB VIII: Tenaga Kesehatan Warga Negara Asing

(9)

Standar Praktek Keperawatan

Standar praktek keperawatan adalah Ekspektasi minimal dalam memberikan asuhan keperawatan yang aman, efektik dan etis.

Hal ini merupakan komitmen profesi keperawatan dalam melindungi masyarakat terhadap praktek yang dilakukan oleh anggota profesi. Standar praktek harus dinamik sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.

Standar praktek keperawatan ini khusus untuk perawat profesional dan dibedakan sesuai dengan jenis dan jenjang tenaga keperawatan.

Sumpah Perawat

Demi Allah saya bersumpah/ berjanji bahwa :

 Saya akan membaktikan hidup saya guna kepentingan perikemanusiaan, terutama dalam bidang keperawatan.

 Saya akan menjalankan tugas saya dengan sebaik-baiknya sesuai martabat dan tradisi luhur jabatan keperawatan

 Saya akan merahsiakan sesuatu yang saya ketahui karena pekerjaan saya dan keilmun saya sebagai sarjana keperawatan

 Sekalipun diancam, saya tidak akan mempergunakan pengetahuan keperawatan untuk sesuatu yang bertentangan dengnhukum perikemanusiaan

 Dalam menunaikan kewajiban saya, saya akan berikhtiar dengakan sungguh-sungguh supaya tidak terpengruh oleh pertimbangan keagman, kebangsaan, kesukuan, politik kepartaian atua kedudukn sosial  Saya ikrarkan sumpah / janji ini dengan sungguh-sungguh dan dengan penuh keinsafan

Undang-Undang No.23 Tahun 1992 Tentang Kesehatan  Bab 1 : ketentuan umum

(10)

 Bab 3 : hak dan kewajiban

 Bab 4 : tugas dan tanggung jawab

 Bab 5 : upaya kesehatan, terdiri dari 16 bagian

 Bab 6 : sumber daya kesehatan, terdiri dari 7 bagian  Bab 7 : peran serta masyarakat

 Bab 8 : pembinaan dan pengawasan, terdiri dari 2 bagian  Bab 9 : penyidikan

 Bab 10 : ketentuan pidana  Bab 11 : ketentuan peralihan  Bab 12 : ketentuan penutup

Disahkan di Jakarta

pada tanggal 17 September 1992 PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA SOEHARTO

Di undangkan di Jakarta

pada tanggal 17 September 1992 MENTERI/SEKRETARIS NEGARA REPUBLIK INDONESIA

MOERDIONO

Draf Undang-Undang Praktek Keperawatan

 BAB I : Ketentuan Umum  BAB II : Azas dan Tujuan

 BAB III : Lingkup Praktik Keperawatan  BAB IV : Konsil Keperawatan Indonesia

(11)

 BAB V : Standard Pendidikan Profesi Keperawatan

 BAB VI : Pendidikan dan Pelatihan Berkelanjutan

 BAB VII : Registrasi Praktik Keperawatan

 BAB VIII : Penyelenggaraan Praktik Keperawatan

 BAB IX : Pembinaan, Pengembangan dan Pengawasan

 BAB X : Ketentuan Peralihan

 BAB XI : Ketentuan Penutup

RUU PRAKTIK KEPERAWATAN (draft)

Keperawatan adalah suatu bentuk pelayanan profesional yang merupakan bagian integral dari pelayanan kesehatan, didasarkan pada ilmu dan kiat keperawatan ditujukan kepada individu, keluarga, kelompok, dan masyarakat baik sehat maupun sakit yang mencakup seluruh proses kehidupan manusia.

Praktik keperawatan adalah tindakan mandiri perawat melalui kolaborasi dengan sistem klien dan tenaga kesehatan lain dalam memberikan asuhan keperawatan sesuai lingkup wewenang dan tanggung jawabnya pada berbagai tatanan pelayanan, termasuk praktik keperawatan individual dan berkelompok.

Tujuan UUP Keperawatan (draft)

Pengaturan penyelenggaraan praktik keperawatan bertujuan untuk:

 memberikan perlindungan dan kepastian hukum kepada penerima dan pemberi jasa pelayanan keperawatan.

 Mempertahankan dan meningkatkan mutu pelayanan keperawatan yang diberikan oleh perawat.

(12)

ICN, ANA, dan Indonesia sama sama melindungi klien, perbedaannya ICN dari London, ANA dari Amerika, Indonesia dari Indonesia. Perbedaannya, Indonesia perawat harus bertanggung jawab kepada individu,masyarakat

ANA memberikan pelayanan penuh hormat yang tidak dibatasi oleh ekonomi ICN Tanggung jawab kepada klien

Dan jika kita melanggar sumpah keperawatan apa sanksinya, akan adsa sansi yang kita dapatkan yaitu Sanksi moral, dimana sumpah dikuatkan dengan kode etik dan etika keperawatan dan akan dikenakan hukum tertulis.

Jadi perawat mendapatkan sanksi moral dan sanksi hukum. Sanksi moralnya berupa ada dalam pasal 15 ayat 1, minimal denda 500 juta dan minimal di tahan selama 15 tahun(sanksi hokum). Sanksi moral yaitu diman seorang pelanggar sumpah nama baiknya akan tercoreng, banyak dikucilkan oleh masyarakat, perawat tersebut diasingkan, akan mendapatkan sanksi dari Allah swt. Apabila pelanggarannya berat, Izin kerjanya (SIP) dicabut. Dalam islam, bila melanggar janji harus berpuasa selama 3 hari.

Adapun latar belakang terbentuknya dari kode etik keperawatan diantaranya :

Pengorbanan, dedikasi, pengabdian, hubungan perawat-pasien, perawa-dokter, perawat-masyarakat. Contohnya, pengobanan seorang perawat harus bekerja dalam waktu libur, siaga 24 jam dalam menjaga pasien, dedikasi- memberikan pendidikan pada pasien.

Tujuan dari pembentuknya ICN adalah untuk menyatukan keperawatan didunia, memajukan status ekonomi dari perawat di seluruh dunia. Memperkokoh silaturahmi diseluruh dunia, menjujung tinggi kemajuan dari keperawatan, untuk mengatasi masalah keperawatan.

Perawat di indonesia sudah memiliki standar, akan tetapi belum dijadikan perundang-undangan. Perawat itu undang-undangnya terdapat diKepmenkes 2010.

Ini dari kode etik keperawatan- suatu aturan untuk seorang perawat dimana seorang perawat itu harus memiliki kode etik agar tidak terjadi pelanggar kode etik yang ada. Kode etik itu suatu pedoman yang menata perilaku demi terjadinya profesionalisme. Filosofi yang harus dimiliki seorang perawat dalam bertindak.

(13)

Rumah sakit, klinik, homecare, puskesmas, panti werda, panti asuhan, puskesmas pembantu, PMI. Tidak dibatasi oleh tempat, dimana saja apabila ada yang perlu. Setiap badan yang memiliki area kesehatan yang diakui baik secara kelembagaan atau perundang-undanga. Jadi apabila terjadi sesuatu pada kita bisa dilindungi. Area kerjanya di gedung dan komunitas. Upaya yang menjadi tanggung jawab

perawat- promotive (penyuluhan),

 prevenive (pencegahan melalui pemakaian APD, vogging, 3M),  rehabilitative

 kurative (memberikan askep contohnya personal hygen, memberikan kepercayaan diri,kenyamanan, keselamatan, dll). Pelayanan yang diberikan meliputi bio-psiko-sosial-spiritual diberikan berdasarkan respon pasien. Jadi seoang perawat itu harus motekal (tangguh, tahan banting), mancakal (inovatif), masagi ( ilmunya bulat).

Inti dari UU No.36 tahun 2009 adalah : 1. kesehatan merupakan Hak Asasi Manusia 2. Partisipatif, berkelanjutan, non diskrimitif  3. Kesehatan adalah infestasi

4. Kesehatan adalah tanggung jawab pemerintah dan masyarakat

5. Bahwa UU no.23 sudah tidak sesuai lagi dengan perkembangan tuntunan & ke hokum dalam masyarakat.

Inti dari kode etik : suatu aturan untuk seorang perawat dimana seorang perawat harus memiliki kode etik agar tidak terjadi pelanggaran kode etik yang ada. Suatu pedoman yang menata perilaku demi terjadinya profesionalisme. filosofi yang harus dimiliki perawat dalam bertindak.

KESIMPULAN

Dengan adanya kode etik keperawatan professional dan islami kita dapat menggunakan peraturan atau norma tersebut sebagai acuan bagi kita, yang merupakan sebuah tanggung jawab bagi kita untuk menjaga kode etik tersebut. Dengan adanya kode etik keperawatan professional kita kita

(14)

tentunya sadar akan profesi kita yang didalamnya mengatur nilai-nilai moral sehingga mutu dan kualitas profesi kita tetap terjaga dengan cara yang terhormat

Dan dengan adanya etika keperawatan islami yang mempunyai kaitan yang sangat penting, karena agama merupakan motivasi yang terpenting dan terkuat. Setiap agama memiliki ajaran etika yang menjadi pegangan bagi penganutnya. Karena ajaran itu berasal dari tuhan dan mengungkapkan kehendak Tuhan. karena agama sebagai pedoman prinsip etis umum yang sebenarnya bukan hak milik agama karena dapat di bagi orang yang beragama Tuhan adalah dasar dan jaminan untuk berlakunya tatanan moral.ada pula Permasalahan Dasar Etik kesehatan diantaranya, Dasar-dasar moral makin memudar, Dasar-dasar dan sendi agama dibeberapa negara makin menipis, IPTEK kedokteran dan keperawatan berkembang pesatdan perubahan yang terjadi di komunitas keperawatan.

Kita sebagai perawat juga mempunyai janji atau sumpah yang harus kita ucapakan, apabila kita melanggar sumpah tersebut tentunya akan ada sanksi yang didapatkan terutama sanksi moral. Perawat di indonesia sudah memiliki standar, akan tetapi belum dijadikan perundang-undangan. Perawat itu undang-undangnya terdapat diKepmenkes 2010.

Jadi kita sebagai perawata harus benar-benar menjaga kode etik agar kita tidak melakukan hal-hal yang tidak diinginkan apalagi kalau kita mendapat sanksi yang sangat berat yaitu sanksi moral yang terkadang nama kita jadi tercoreng, dan untuk memulihkannya tentunya perlu waktu yang cukup lama.

DAFTAR PUSTAKA

1. Aiken, T.D. (1994). Legal, ethical and political issues in nursing. Philadelphia: Davis company 2. Suhaemi, M.E (2002). Etika Keperawatan: Aplikasi pada praktik. Jakarta : EGC

(15)

BAB I

PENDAHULUAN

1. LATAR BELAKANG PERMASALAHAN

Era globalisasi telah membuat perubahan yang signifikan, dan telah terjadi degredasi moral dan sosial budaya yang cenderung kepada pola perilaku yang menyimpang hal ini sebagai dampak pengaruh budaya luar yang tidak terkendali oleh sebagian remaja. Pengaruh budaya luar ditelan mentah-mentah tanpa mengenal jauh-jauh nilai budaya luar dengan tanpa penuh tanggungjawab.

Kehadiran teknologi yang serba digital banyak menjebak kaum remaja untuk mengikuti perubahan. Pola pengaruh era globalisasi sering dianggap sebagai simbol kemajuan dan

mendapatkan dukungan dari kalangan remaja. Globalisasi saat ini melanda dunia yang dapat diibaratkan sebuah pisau bermata dua. Pada satu sisi, proses globalisasi telah menciptakan pertumbuhan ekonomi dan kelimpahan material yang menakjubkan serta pertumbuhan IPTEK yang sanagt pesat, sedang pada sisi lain peradaban manusia, salah satunya adalah masalah kemiskinan, urbanisasi, kriminalitas dan kenakalan remaja.

Masalah sosial yang dikategorikan dalam perilaku menyimpang diantaranya adalah kenakalan remaja. Berdasarkan penelitian yang diperoleh dihasilkan bahwa terdapat

hubungan negatif antara kenakalan remaja dengan keberfungsian keluarga. Artinya semakin meningkatnya keberfungsian sosial dalam keluarga dalam melaksanakan tugas kehidupan,

(16)

peranan, dan fungsinya maka akan semakin rendah tingkat kenakalan anak-anaknya atau kualitas kenakalannya semakin rendah. Disamping itu penggunaan waktu luang yang tidak  pernah terarah merupakan sebab yang sangat dominan bagi remaja untuk melakukan perilaku menyimpang.

Kenakalan remaja merupakan masalah sosial yang terus-menerus muncul setiap waktu, yang selalu dibahas dan dikaji untuk dicari jalan keluarnya. Karena disatu sisi remaja

merupakan harapan penerus bangsa, sedangkan disisi lain remaja dianggap sebagai pribadi yang labil, yang ingin mengekspresikan jiwa mudanya yang bebas dengan melakukan hal-hal yang dikehendaki dan dianggap menyimpang. Seperti perkelahian antar kelompok atau gank, antar sekolah, pencurian, pemalakan, minum-minuman keras, kebebasan seksual, dan

meluasnya penyalahgunaan narkotika. Hal yang sangat meresahkan timbulnya kekacauan dan tindakan kriminalitas yang disertai dengan kekerasankarena pengaruh minum-minuman keras dan perilaku merokok diusia muda.

Kenakalan remaja diawali dengan akibat pengaruh merokok di lingkungan luar sekolah timbul karena beberapa faktor yang mempengaruhinya, ada dua faktor yang mempengaruhi yaitu internal dan eksternal. Faktor eksternal yakni berasal dari lingkungan tempat

berinteraksi individu seperti lingkungan pergaulan dengan teman sebayanya, sekolah maupun lingkungan keluarga. Sedangkan faktor internal yakni berasal dari rasa ingin tahu, ingin coba-coba, dan pengaruh iklan yang menarik perhatian.

Secara mendalam lingkungan keluarga, kelompok pergaulan (Peer Group) dan pendidikan serta pengetahuan mempengaruhi perilaku merokok pada remaja, baik itu

(17)

mempengaruhi perkembangan kepribadian remaja. Sedangkan pengaruh lingkungan dalam hal ini lingkungan pergaulan (kelompok sebaya) dan sekolah ikut memberikan andil bagi perkembangan kepribadian remaja. Keadaan tersebut diperburuk dengan kurangnya kontrol masyarakat, sebagai akibat dari perkembangan masyarakat yang modern dan kehidupan kota yang heterogen.sehingga mendorong remaja untuk mudah terbawa arus dari dampak 

kehidupan modern tersebut dan mendorong terjadinya perilaku menyimpang di sekolah.

Di kalangan remaja memiliki banyak kawan adalah satu bentuk preatasi tersendiri. Makin banyak kawan, makin tinggi nilai mereka dimata teman-temannya. Apalagi mereka dapat memiliki teman dari kalangan terbatas. Misalnya, anak orang yang paling kaya di kota itu, anak pejabat pemerintaha setempat bahkan mungkin pusat atau pun anak orang

terpandang lainnya. Dijaman sekarang, pengaruh kawan bermain ini bukan hanya

membanggakan remaja saja tetapi bahkan juga pada orang tuanya. Orangtua juga senang dan bangga kalau anaknya mempunyai teman bergaul dari kalangantertentu tersebut. Padahal, kebanggan ini adalah semu sifatnya. Malah kalau tidak dapat dikendalikan, pergaulan ini akan menimbulkan kekecewaan nantinya. Sebab kawan dari kalangan tertentu pasti juga mempunyai gaya hidup tertentu pula.apabial anak akan berusaha mengikuti tetapi tidak  mempunyai modal ataupun orangtua tidak mampu memenuhinya maka anak akan menjadi frustrasi. Apabila timbul frustrasi, maka remaja kemudian akan melarikan rasa

kekecewaannya itu pada narkotik, obat terlarang, dan laim sebagainya, pengaruh kawan ini memang cukup besar.

Berdasarkan informasi dari media masa baik televisi maupun surat kabar, terjadinya kasus-kasus kekerasan, perkelahian remaja, kebut-kebutan, minum-minuman keras

(18)

kebanyakan dipengaruhi oleh rokok. Tindakan minuman keras salah satunya timbul akibat dari kecanduan terhadap rokok. Sedangkan untuk mendapatkan rokok tersebut mereka mendapatkan uang dari uang sakunya atau memalak temannya. Mengingat pengertian anak  dalan Undang-Undang no 4 tahun 1979 anak adalah mereka yang berumur sampai 21 tahun. Dengan pertimbangan pada usia tersebut, terdapat berbagai masalah dan krisis diantaranya; krisis identitas, kecanduan narkotik, kenakalan, tidak dapat menyesuaikan diri di sekolah, konflik mental dan terlibat kejahatan.

Dalam bungkus rokok telah disebutkan bahwa merokok dapat menyebabkan kanker, serangan jantung, gangguan kesehatan janin, dan impotensi. Asap rokok mengandung ribuan bahan kimia beracun dan bahan-bahan yang dapat menimbulkan kanker (karsinogen).

Bahkan bahan berbahaya dan racun dalam rokok tidak hanya mengakibatkan gangguan kesehatan pada orang yang merokok, namun juga kepada orang-orang disekitarnya yang tidak merokok yang sebagian besar bayi, anak-anak dan ibu-ibu yang terpaksa menjadi

perokok pasif oleh karena ayah atau suami mereka yang merokok di rumah. Padahal perokok  pasif mempunyai resiko lebih tinggi untuk menderita kanker paru-paru dan penyakit jantung ishkemia. Sedangkan pada janin, bayi dan anak-anak mempunyai resiko yang lebih baesar untuk menderita kejadian berat badan lahir rendah, bronchitis dan pneumonia, infeksi rongga telinga dan asthma.

SMP Negeri 5 Purbalingga terletak di Kelurahan Bancar – Purbalingga Wetan Kecamatan Purbalingga. Pelajar di SMP Negeri 5 Purbalingga, pada kebanyakan siswa di sekolah tersebut pada jam sekolah menurut keterangan dari guru BK pelajar biasanya mereka merokok di tempat-tempat yang tersembunyi seperti belakang sekolah, dan di dalam gudang

(19)

sekolah. Hal yang menarik untuk dikaji adalah berdasarkan prasurvai terhadap warga dan pedagang sekitar lingkungan SMP Negeri 5 Purbalingga membenarkan bahwa banyak pelajar SMP Negeri 5 Purbalingga merokok dan melakukan aktivitas merokok dibelakang

lingkungan sekolah tepatnya di Gardu Pos kampling belakang sekolah. Dalam keadaan di luar jam sekolah itu mereka melakukan kegiatan merokok, biasanya tempat mereka

nongkrong adalah Jembatan belakang SMP Negeri 5 Purbalingga dan area PS (Playstation) dekat SMP N 5 Purbalingga, dari tempat inilah mereka sering melakukan aktivitas

mengkonsumsi rokok. Bahkan para pelajar tersebut tidak takut dihukum oleh pihak sekolah karena telah melanggar peraturan sekolah untuk tidak boleh merokok. Adapun jumlah pelajar yang pernah tertangkap oleh sekolah karena aktivitas merokok di lingkungan sekolah.

Tabel 1. data pelajar yang pernah tertangkap merokok di SMP Negeri 5 Purbalingga No Kelas Jumlah siswa yang merokok Jenis

kelamin

Lokasi

1. VII 1 anak Laki-laki Di belakang sekolah 2. VIII 1 anak Laki-laki Di belakang

sekolah 3. IX 7 anak Laki-laki Di belakang

sekolah Sumber: Catatan kelakuan siswa Guru BK SMP N 5 Purbalingga (2008)

Berdasarkan data diatas dapat dilihat bahwa jumlah siswa yang ketahuan merokok  kebanyakan adalah siswa laki-laki da terbanyak adalah kelas IX. Hal ini menunjukan bahwa tingkat kesadaran kelas IX masih kurang dalam berperilaku. Untuk memperjelas data perlu

(20)

pembanding dengan sekolah lainnya. Sebagai bahan perbandingan sampel pembanding diambil di SMP Negeri 3 Purbalingga.

No Kelas Jumlah siswa yang merokok Jenis kelamin

Lokasi

1. VII - -

-2. VIII - -

-3. IX - -

-Sumber: Catatan kelakuan siswa Guru BK SMP N 3 Purbalingga (2008)

Dari hasil sampel pmbanding di SMP Negeri 3 Purbalingga ternyata tidak ditemukan siswa yang merokok di lingkungan sekolah. Dengan demikian penelitian terfokus di SMP Negeri 5 Purbalingga.

Permasalahan penyalahgunaan rokok dikalangan pelajar menjadi ancaman serius bagi sekolah, untuk menyikapi hal ini tidak ada pilihan, sekolah berupaya melakukan

pemberantasan terhadap masalah rokok. Sekolah harus mempunyai komitmen yang tinggi dalam menangani masalah rokok dikalangan pelajar. Banyak cara yang harus dilakukan sekolah dalam mengupayakan dan mengatasi berkembangnya peredaran rokok yang berawal dari lingkungan sekolah karena di sekolah siswa akan mengalami masa pembelajaran.

(21)

Dalam memaparkan latar belakang tersebut diatas penelitian ini mencoba memotret pergaulan remaja yang semakin bebas yang didalam melibatkan pelajar SMP. Pergaulan pelajar ini cukup menarik dan memunculkan sebuah permasalahan tersendiri. Idealnya, bagaimana mungkin status pelajar yang didalamnya melekat peran-peran intelektual dan manusia yang bermoral baik, tetapi masih melakukan merokok yang notabene selalu dicap negatif oleh masyarakat. Kelompok remaja saat ini masih didaulat sebagai salah satu

perubahan sosial (agent of change) yang menggulirkan perubahan-perubahan yang positif  pada tatanan kehidupan sosial. Pelajar yang dicitrakan dengan pemikiran dan sikap mereka yang kritis terhdap relaitasnya. Namun, apa yang terjadi kalau memang sebagian diantara pelajar terlibat dalam pergaulan merokok baik di lingkungan luar sekolah maupun dalam sekolah. Potret pelajar yang terlibat dalam pergaulan merokok di lingkunganluar sekolah maupun sekolah, dengan demikian menunjukkan adanya kesenjangan peran.

2. PERUMUSAN MASALAH

Kenakalan remaja merupakan suatu bentuk perilaku yang menyimpang, dalam prespektifnya perilaku menyimpang adalah masalah sosial yang terjadi karena terdapat penyimpangan perilaku dari aturan-aturan sosial atau dari nilai dan norma sosial yang berlaku. Perilaku menyimpang dapat dianggap sebagai sumber masalah karena dapat

membahayakan tegaknya sistem sosial. Masalah sosial ini timbul dari perilaku merokok pada pelajar dan sangat merugikan individu terutama diri sendiri maupun sekolah. Perilaku

merokok pada pelajar, pada dasarnya dipengaruhi oleh faktor keluarga, lingkungan, pergaulan (kelompok sebaya) dan pendidikan dalam sekolah.

(22)

Berdasarkan latar belakang tersebut diatas maka dapat dirumuskan masalah yang ada yaitu:

1. Faktor sosial budaya apakah yang menjadi penyebab kebiasaan merokok di kalangan pelajar?

2. Bagaimana peranan sekolah dalam menangani upaya penanganan maraknya rokok  dikalangan pelajar?

3. PEMBATASAN MASALAH

Penelitian ini hanya akan dibatasi pada fenomena merokok dikalangan pelajar. Dalam hal ini pelajar khususnya siswa SMP Negeri 5 Purbalingga yang akan dikaji dalam masalah ini.

4. TUJUAN PENELITIAN

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor apa saja yang dapat

menyebabkan pelajar merokok dan untuk mengetahui bagaimana peranan sekolah dalam menangani maraknya rokok dikalangan pelajar.

(23)

Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah:

1. Manfaat Teoritis

Dalam penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan bagi pengembangan ilmu-ilmu sosial khususnya sosiologi serta dapat dipakai sebagai bahan referensi bagi penelitian-penelitian selanjutnya yang berkenaan dengan masalah perilaku menyimpang.

2. Manfaat Praktis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan dan informasi bagi keluarga,

masyarakat luas, pemerintah, maupun lembaga pendidikan lainnya (sekolah-sekolah) sebagai bahan pembanding dalam rangka menerapkan strategi yang tepat untuk  meningkatkan kesadaran masyarakat. Penelitian ini digunakan sebagai acuan untuk  mendapatkan metode-metode penangkalan perilaku pelajar dalam merokok.

Gambar

Tabel 1. data pelajar yang pernah tertangkap merokok di SMP Negeri 5 Purbalingga

Referensi

Dokumen terkait

Perancangan aplikasi ini dilaksanakan khususnya untuk memudahkan pihak toko dalam melakukan pencarian data seperti data transaksi pembelian barang, data barang, dan data supplier,

[r]

Pada Penulisan Ilmiah ini, Penulis mencoba merancang suatu aplikasi di dalam pengolahan data pasien pada Rumah Sakit Satiti, yang akan digunakan sebagai pengganti pengolahan data

Kurangnya kemampuan kita dalam menerima perkembangan teknologi yang dirasa mengalami perubahan yang cepat setiap saat, mungkin paling tidak kita mampu memanfaatkan sumber daya yang

Penilaian komponen integritas merupakan hasil pengurangan penilaian perilaku dengan penilaian terhadap keputusan penjatuhan sanksi disiplin di luar kehadiran dan

Terdapat 6 dokumen yang digunakan dalam Sistem akuntansi Penggajian ini, diantaranya Surat Persetujuan dari BKN, Surat Keputusan dari Kepala BATAN, Dokumen Pendukung Perubahan

Our study extends the literature by describing how human, social, and organizational dimensions of intellectual capital affect the decision to offshore important value chain

Hal ini juga sama dengan nilai efficiency of conversion of feed ingested (ECI), bahwa tanpa kejut panas berbeda nyata dengan yang diberi kejut panas. Analisis indeks