Disclaimer
IMPORTANT: The following forms part of, and should be read in conjunction with, the other material in this presentation
This presentation contains privileged information and has been prepared solely for the recipient(s). By accepting a copy (or the contents) of this presentation, you are deemed to have acknowledged and agreed to the provisions appearing hereinafter. The existence of this presentation and the contents thereof should not be disclosed, reproduced, copied or otherwise disseminated to any other person or published, in whole or in part, without prior consent of PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk. (“BTN” or the “Company”).
This presentation does not constitute or form part of any offer for sale or invitation, or solicitation of an offer, to subscribe for or purchase any securities and neither this document nor anything contained herein shall form the basis of or be relied on in connection with any contract or commitment whatsoever. Any decision to purchase or subscribe for securities should be made only on the basis of the information contained in a prospectus or offering circular issued by the Company in connection with any such offering.
Information and opinions contained in this presentation are provided for reference of the recipients only and are not to be relied upon as authoritative or
2
Information and opinions contained in this presentation are provided for reference of the recipients only and are not to be relied upon as authoritative or without the recipient’s own independent verification or taken in substitution for the exercise of the recipient’s own judgment. Any reference to past performance should not be taken as an indication of future performance. In furnishing the presentation, the Company has not undertaken to provide the recipient(s) with access to any additional information or updates. None of the Company warrant or guarantee whatsoever that this presentation will lead to the successful completion, or consummation, of any transactions whether or not under contemplation.
Accordingly the Company disclaims any liability whatsoever in connection therewith and with any decisions that might be taken upon the basis of this presentation, directly or indirectly. In particular, the Company owe no duty to the recipient (except as required by applicable laws) to exercise any judgment on its behalf as to the merits or suitability of any transaction. The recipient agrees that the merits or suitability of any such transaction to its particular situation will be independently determined by the recipient including consideration of the legal, tax, accounting, regulatory, financial and other related aspects thereof.
Bagian 1
Gambaran Umum Perusahaan
Bagian 2 Keunggulan Kompetitif Bagian 3 Kinerja Keuangan 4 7 28 Bagian 4
Daftar Isi
38 45 Bagian 4 Strategi Perusahaan Bagian 5Inisatif yang sudah dilakukan Tahun 2010
47
Bagian 6
Bank BTN Penyalur KPR Terbesar di Indonesia
2002
Ditunjuk sebagai bank komersial yang fokus pada pendanaan rumah komersial
2009
Meluncurkan Efek Beragun Aset (EBA) / Mortgage-Backed Securities pertama di Sejarah Awal BTN – 1970 1980-1990 2000 - Sekarang
1950 1963 Berganti nama menjadi Bank Tabungan Negara 1897 BTN didirikan dengan nama “Postspaarbank” pada masa pemerintahan Belanda 1989
Memulai operasi sebagai bank komersial dan menerbitkan obligasi untuk pertama kalinya
1974 1994
BTN
BTN PemimpinPemimpin PasarPasar dengan
dengan 25,6% 25,6% PangsaPangsa Pasar
Pasar KPR KPR ((JuniJuni 2010)2010)
BTN
BTN SebagaiSebagai Bank Bank Terbesar
Terbesar keke--7 7 daridari total
total KreditKredit((AgtAgt 2010)2010)
Mortgage-Backed Securities pertama di Indonesia
2009
Bank BTN melakukan Penawaran Umum Saham Perdana (IPO) dan listing di Bursa Efek Indonesia pada tanggal 17 Desember 2009
1950
Didirikan kembali dengan nama “Bank Tabungan Pos” oleh Pemerintah Indonesia 1974 Ditunjuk oleh Pemerintah sebagai satu-satunya institusi yang menyalurkan KPR bagi golongan masyarakat menengah ke bawah 1994 Memperoleh izin untuk beroperasi
sebagai Bank Devisa BTN BTN sebagaisebagai Bank Bank
Terbesar
Terbesar keke--10 10 daridari total Asset
Pemilik # Lembar Saham % Pemerintah Pemerintah 6.354.000.0006.354.000.000 72.92%72.92% Publik Publik 2.360.057.0002.360.057.000 27.08%27.08% - Domestik - Domestik 842.313.533842.313.533 35.69%35.69% - Asing - Asing 1.517.743.4671.517.743.467 64.31%64.31%
Kepemilikan Saham Publik Komposisi Kepemilikan Saham– per 30 Sep 2010
59.70% 50.89% 44.35% 38.55% 35.69% 40.30% 49.11% 55.65% 61.45% 64.31% Domestik Asing 6 Jumlah Lembar Saham :
8.714.057.000
Per 30 Sep 2010, harga BBTN ditutup Rp.1.820. Harga ini terus meningkat hingga 127.50% sejak IPO tanggal 17 Des 09.
Kapitalisasi Pasar Rp. 15.84 Triliun atau USD 1.7 Miliar
1.820 1.820
Keunggulan Kompetitif
Pemimpin Pasar Pembiayaan Perumahan di Indonesia
1Posisi BTN sebagai pemimpin pasar dalam pembiayaan perumahan sudah dimulai sejak fokus pada sektor ini pada tahun 1974
Kredit Perumahan terdiri dari (i) KPR Subsidi sebesar 59% dari total kredit perumahan, dan (ii) KPR Non Subsidi sebesar 41% dari total kredit perumahan per 30 September 2010
BTN sangat dominan untuk KPR Subsidi, dengan pangsa pasar sebesar 97% dari total pemberian KPR Subsidi baru yang direalisasi hingga 30 Juni 2010.
Source: Company’s report, Bank Indonesia Source: BTN
97% Pangsa Pasar KPR Subsidi Baru (30 Juni 2010)
26.6% Pangsa Pasar KPR (30 Juni 2010)
BTN 27% BCA 12% CIMB 10% MANDIRI 9% BNI 8% BRI 4% Bank Lain 30% BTN 97% Bank Lain 3%
Program KPR Subsidi
1Graphic
Program KPR Subsidi dilakukan dengan pertimbangan bisnisBTN menganalisa permohonan kredit berdasarkan ketentuan pemberian kredit dan kajian tingkat risiko yang berlaku
Pasar KPR subsidi terbuka untuk semua bank; oleh karena itu, BTN tidak memonopoli pemberian KPR Subsidi
BTN menguasai pangsa pasar KPR Subsidi secara dominan, karena:
• Pengalaman dan keahliannya pada pasar ini, serta sudah memiliki track
10 • Pengalaman dan keahliannya pada pasar ini, serta sudah memiliki track
record selama 34 tahun sejak 1976
• Memiliki skala ekonomi yang memadai, hal ini sangat penting karena nilai KPR Subsidi yang relatif kecil
• Sudah memiliki proses dan infrastruktur yang dapat menunjang efisiensi pengelolaan kredit ini secara komersial.
Dana
Dana PemerintahPemerintah
KPR Bunga Tetap (mulai 8,15% dengan jangka waktu maksimal 15 tahun)
Pemerintah menempatkan dana untuk KPR subsidi di bank dengan bunga 0.5%
Dana Pemerintah dikombinasi dengan dana komersial bank untuk membiayai KPR Subsidi
FLPP mulai diterapkan sejak 1 Oktober 2010.
Perhitungan Base Lending Rate KPR Subsidi
Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (FLPP)
1
Dana
Dana PemerintahPemerintah untuk
untuk KPR KPR SubsidiSubsidi ((bungabunga rendahrendah) )
Dana
Dana KomersialKomersial BankBank
KPR
KPR SubsidiSubsidi
Perhitungan Base Lending Rate KPR Subsidi
No. Sumber Dana Porsi Bunga WAR
1 Pemerintah 60.00% 0.50% 0.30%
2 BTN 40.00% 9.00% 3.60%
Total Dana 100.00% 3.90%
COF 3.90%
COST + MARGIN BANK 4.25%
BASE LENDING RATE 8.15%
Single Digit Rate
Maks Kredit Tahun Bunga Angsuran / bl 50,000,000 Rp 15 8.15% 491,300 60,000,000 Rp 15 8.25% 593,100 70,000,000 Rp 15 8.35% 696,200 80,000,000 Rp 15 8.50% 802,900
KPR Sejahtera Tapak
Tiga (3) Syarat Utama KPR Subsidi :
Rumah Pertama
Penghasilan Maksimal Rp. 2.5 juta untuk KPR Sejahtera Tapak (Landed
House) dan Rp. 4.5 juta untuk KPR
Sejahtera Susun (Simple Apartment).
NPWP dan SPT Pajak
Program KPR Subsidi Baru
1
12
80,000,000
Rp 15 8.50% 802,900
Maks Kredit Tahun Bunga Angsuran / bl
90,000,000 Rp 15 9.25% 944,300 100,000,000 Rp 15 9.35% 1,055,300 110,000,000 Rp 15 9.50% 1,171,000 120,000,000 Rp 15 9.65% 1,288,600 130,000,000 Rp 15 9.80% 1,408,100
KPR Sejahtera Susun
Komposisi Kredit
Total kredit mencapai Rp49,2 T atauUS$ 5,5 M per 30 Sep 2010, Tumbuh 29% YOY dan sekitar 20.7% sejak 31 Des 2009
Kredit tumbuh 22.2% (CAGR) dalam kurun waktu 2007-2009
Diversifikasi portofolio kredit untuk meningkatkan marjin dan Komposisi Kredit yang lebih baik.
91.68% merupakan Kredit
Perumahan dan 8.32% Kredit Non
1 Rp M % Rp M % Rp M % Rp M % 30,548 95.39% 35,920 94.22% 38,285 93.99% 45,089 91.68% KPR Subsidi 14,774 46.13% 17,903 46.96% 18,909 46.42% 21,442 43.60% KPR Non Subsidi 10,568 33.00% 11,996 31.47% 12,661 31.08% 15,017 30.54% Perumahan Lainnya 2,649 8.27% 2,723 7.14% 2,923 7.18% 3,553 7.22% Konstruksi 2,557 7.98% 3,298 8.65% 3,792 9.31% 5,078 10.33% 1,477 4.61% 2,203 5.78% 2,447 6.01% 4,090 8.32% Konsumer 539 1.68% 676 1.77% 477 1.17% 965 1.96% Komersial 938 2.93% 1,527 4.01% 1,970 4.84% 3,125 6.35% Sep-10 Dec-09 Sep-09 Dec-08 Jenis Kredit Kredit Perumahan
Kredit Non Perumahan
Total Kredit (Rp. T)
Perumahan
Kredit Perumahan & Non Perumahan
22.3 32.0
40.7 38.1 49.2
Des07 Des08 Des09 Sept09 Sept10
Komersial 938 2.93% 1,527 4.01% 1,970 4.84% 3,125 6.35%
32,025 100% 38,123 100% 40,732 100% 49,179 100% Total Kredit
97.6% 95.4% 94.0% 94.2% 91.7%
2.4% 4.6% 6.0% 5.8% 8.3%
Des07 Des08 Des09 Sept09 Sept10
Pertumbuhan KPR yang Kuat
Total KPR (Rp.T)
Total outstanding KPR Mencapai Rp.36,5 T atau US$4,1 M atau mencapai 74.1% dari total kredit dan pembiayaan yang sebesar Rp.49,2 T.
Portofolio KPR terdiri dari (i) KPR Subsidi sebesar 58.8% dan (ii) KPR Non Subsidi sebesar 41.2% 1 18.24 25.34 31.57 29.90 36.46 14 KPR Non Subsidi (Rp.T)
Note : Figures on all graphs are Included Sharia housing financings
KPR Subsidi (Rp.T)
Des07 Des08 Des09 Sept09 Sept10
10.81
14.77
18.91 17.90
21.44
Des07 Des08 Des09 Sept09 Sept10
7.43
10.57
12.66 12.00
15.02
Pencairan Kredit dan Pembiayaan Baru (Rp.T)
1 3.14 4.01 4.09 5.06 4.55 5.63 5.15 3.50 4.00 4.50 5.00 5.50 6.00 2009 2010Pencairan kredit dan pembiayaan baru per kuartal tahun 2010 lebih tinggi dari tahun 2009
Total pencairan kredit dan pembiayaan baru sampai kuartal III tahun 2010 mencapai Rp.15.3 T, lebih tinggi dibandingkan kuartal III tahun 2009 yang sebesar Rp.11.2 T.
Total pencairan KPR baru mencapai Rp.7,4 T terdiri dari KPR Subsidi sebesar Rp.3,5 T dan KPR Non Subsidi sebesar Rp. 3,9 T 3.14 2.00 2.50 3.00 3.50 Q1 Q2 Q3 Q4
Keunggulan Kompetitif
Gross NPL Net NPL
Kualitas Aset yang Baik dengan NPL Rendah
4.0%
3.2% 3.4%
4.03% 4.22%
Des07 Des08 Des09 Sept09 Sept10
2.8% 2.7% 2.8%
3.36% 3.48%
Des07 Des08 Des09 Sept09 Sept10
2
NPL Gross relatif stabil sebesar 4,22% pada Sep 2010 dan 4.03% pada Sep 2009
NPL Net sebesar 3.48% pada Sep 2010 dan 3.36% pada Sep 2009.
Des07 Des08 Des09 Sept09 Sept10
4.77% 4.05% 4.67% 3.22% 3.74% 3.35% 3.93% 4.22%
Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agt Sep Okt Nov Des
NPL Gross 2007 NPL Gross 2008 NPL Gross 2009 NPL Gross 2010
2.63% 2.81% 3.33% 2.46% 2.98% 2.72% 3.37% 3.48%
Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agt Sept Okt Nov Des
2
Kualitas Aset yang Kuat dengan NPL Rendah (2)
Outs. % Outs. % Outs. % Outs. %
Lancar 27,744 86.63% 30,756 84.06% 34,326 84.30% 39,542 83.95%
Dalam Perhatian Khusus 3,258 10.17% 5,830 15.94% 5,036 12.40% 7,559 16.05%
PL 31,001 96.80% 36,586 95.97% 39,363 96.60% 47,101 95.77% Kurang Lancar 97 0.30% 194 0.51% 121 0.30% 319 0.65% Diragukan 138 0.43% 243 0.64% 183 0.40% 294 0.60% Macet 789 2.46% 1,101 2.89% 1,067 2.60% 1,465 2.98% NPL 1,024 3.20% 1,537 4.03% 1,370 3.36% 2,078 4.22% PL + NPL 32,025 100.00% 38,123 100.00% 40,733 100.00% 49,179 100.00% NPL Gross 3.20% 4.03% 3.36% 4.22% NPL Netto 2.66% 3.36% 2.75% 3.48% Sept-10 Des-09 Sept-09 KOLEKTIBILITAS Des-08 18 Sept Des Sept
2009 2009 2010 4.09% 3.42% 4.08% 4.66% 3.83% 4.90% 3.52% 2.79% 3.39% Perumahan Lainnya 4.15% 4.56% 3.49% 2.86% 2.61% 3.08% 3.39% 2.16% 5.83% Konsumer 0.68% 0.87% 2.21% 5.69% 2.53% 6.95% 4.06% 3.36% 4.22% KPR Non Subsidi KPR Subsidi Kontruksi Komersial
Kredit Non Perumahan
Total Loans
Kredit Perumahan Jenis Kredit
Jaringan Distribusi dan Nasabah
SULAWESI IRIAN JAYA KALIMANTAN MALUKU SUMATERA JAWA 640 51 18 21 3 277 113 55 4 2 1 2 27 3 20BTN memiliki lebih kurang 1,17 juta nasabah kredit dan 4,61 juta nasabah simpanan ( per Sep 2010)
Jumlah nasabah yang besar merupakan landasan yang kuat bagi BTN untuk melakukan “Cross-Selling” produk dan jasa serta upaya untuk meningkatkan portofolio kredit non perumahan
62 KC 209 KCP 110 Kankas
Kantor Pos terkoneksi real time on line dengan BTN, dari total 3,572 di seluruh Indonesia
21 20 KCS1 KCPS 2.600 381 JAWA 21 7 101 14 1.387 279 27 BALI Jaringan termasuk : • 542 ATM
Kerjasama dengan Kantor Pos
Kantor Pos Besar di Jakarta
3
Kerjasama dengan Kantor Pos merupakan bagian penting dari upaya meningkatkan dana pihak ketiga
Pada Desember 2005, BTN menandatangani perjanjian kerja sama dengan Pos Indonesia untuk implementasi online sistem antara kedua perusahaan
Per 30 Sep 2010, terdapat 2.600 kantor pos di
Per 30 Sep 2010, terdapat 2.600 kantor pos di seluruh Indonesia yang sudah terhubung secara real-time online dengan BTN
BTN dan Kantor Pos sepakat untuk menambah 500 outlet setiap tahunnya yang akan
dihubungkan secara elektronis pada tahun 2010 dan 2011
Untuk tahun 2010, sudah direalisasikan 555 Kantor Pos baru yang terhubung secara real time online dengan BTN
Keunggulan Kompetitif
BTN Sekuritisasi KPR Pertama di Indonesia
Posisi BTN sebagai yang terdepan dalam pembiayaan perumahan memungkinkan BTN meluncurkan “mortgage-backed securities “ yang pertama di Indonesia pada Februari 2009
Total penerbitan mortgage-backed securities setelah digabungkan dengan sekuritisasi yang dilakukan pada November 2009 telah mencapai Rp.500M
Manfaat Sekuritisasi KPR bagi BTN:
Diversifikasi Sumber Pendanaan
4
Mitigasi risiko (asset-liability mismatch dan risiko konsentrasi kredit)
Menambah kapasitas pemberian kredit
Memperkuat Neraca, Laba Rugi dan Rasio Keuangan (ROA, ROE and CAR)
BTN Syariah Untuk Pertumbuhan Bisnis Baru
BTN Syariah didirikan tahun 2004 dan
memberikan beragam layanan Pembiayaan dan Simpanan Berbasis Syariah. Total Unit Usaha Syariah per 30 Sep 2010 sebesar Rp.2.85 T, dengan laba bersih sebesar Rp.19,37 M.
Per 30 Sep 2010, BTN Syariah memiliki 21
Kantor Cabang dan 210 Office Chanelling di Seluruh Indonesia. BTN akan terus meningkatkan layanan dengan membuka kantor cabang dan Aset Syariah (Rp.T) 4 0.79 1.56 2.26 2.05 2.86
Des07 Des08 Des09 Sept09 Sept10
24
layanan dengan membuka kantor cabang dan
Office Chanelling yang baru
Pembiayaan Syariah (Rp.T) Simpanan Syariah (Rp.T)
0.55 0.69
1.45
1.22
1.78
Des07 Des08 Des09 Sept09 Sept10
0.55
1.25
2.00
1.81
2.62
Des07 Des08 Des09 Sept09 Sept10
Iqbal Latanro
Direktur Utama
• Pengalaman: Direktur BTN (2005-2007), Kepala Divisi Pengelolaan dan Kebijakan Kredit BTN (2001-2005), Kepala Cabang BTN Bekasi (1999-2001)
• Memperoleh gelar Sarjana Ekonomi (1983) dan Master of Science (1998) bidang Manajemen Bisnis, keduanya dari Universitas Hasanuddin
Evi Firmansyah
Wakil Presiden Direktur
• Pengalaman: Direktur PT Bank Ekspor Indonesia (2004-2007), Direktur PT BNI Securities (2004), Komisaris PT Bank Bumiputera Tbk (2003), Direktur Eksekutif (2002) dan Wakil Direktur (1996-2002) PT Danareksa Ltd. Co.
• Memperoleh gelar Sarjana Ekonomi (1983) dari Universitas Indonesia
Sunarwa Saut Pardede
Manajemen yang Berpengalaman
26
Sunarwa
Direktur
• Pengalaman: Kepala Divisi Manajemen Risiko BTN(2006), Kepala Dvisi Pengembangan Sumber Daya Manusia BTN(2001-2006), Kepala Divisi Teknologi Informasi BTN (2001)
• Memperoleh gelar Sarjana Ekonomi (1983) dan Magister Manajemen (1997) bidang Keuangan, keduanya dari Universitas Gadjah Mada
Saut Pardede
Direktur
• Pengalaman: Kepala Divisi Treasuri BTN (2001-2007)
• Memperoleh gelar Sarjana Hukum (1983) dari Universitas Diponegoro dan Post-graduate Degree (1995) dari Management Education Institute, ADL, Cambridge, AS dan menyelesaikan Certified Wealth Management di Erasmus University – MM UGM Jakarta
Irman A Zahiruddin
Direktur
• Pengalaman: Managing Director Consumer Group PT Bank Permata Tbk (2002-2006), Executive Director Perbanas (National General Banks Union) (2007), Director GE Capital (1998-1999)
• Memperoleh gelar Master in Finance & Investment (1988) dari Golden Gate University, AS dan menyelesaikan Certified Wealth Management di Erasmus University – MM UGM Jakarta
Purwadi
Direktur
• Pengalaman: Pimpinan Biro Corporate Service PT Bank Umum Nasional Tbk (1998), Kepala Divisi Pengelolaan dan Kebijakan Kredit BTN (2005), Kepala Cabang BTN Bekasi (2001)
• Memperoleh gelar Sarjana Ekonomi (1982) dari Universitas Gadjah Mada
Zaki Baridwan
Komisaris Utama – Komisaris Independen
Pengalaman: Komut Bank BNI Tbk (2002-2008), Dekan Fak. Ekonomi Univ. Gadjah Mada (2000-2004), Dir. Program Pasca Sarjana (1998-2001) dan Dosen (1974-sekarang) di Univ. Gadjah Mada, Anggota Dewan Penasihat Ikatan Akuntan Publik Indonesia (2002-sekarang),
Subarjo Joyosumarto Gatot Mardiwasisto
Dewan Komisaris yang Berpengalaman
Mulabasa Hutabarat
Komisaris
• Pengalaman: Kepala Biro Dana Pensiun Bapepam-LK Departemen Keuangan RI (2006-sekarang), Komisaris PT Pelindo I (2002-2007), Ketua Tim Pelaksana di Tim Monitoring Bank Rekap (2000-2005)
Subarjo Joyosumarto
Komisaris – Komisaris Independen
•Pengalaman: Presiden Direktur Lembaga Pengembangan Perbankan Indonesia (2007-sekarang), Executive Director The South East Asia Central Banks Research & Training Centre (2000-2006), Deputi Gubernur Bank Indonesia (1998-2000)
Gatot Mardiwasisto
Komisaris
• Pengalaman: Asisten Deputi Urusan Usaha Perbankan Kementerian Negara BUMN RI (2006-sekarang), Komisaris PT BNI Securities (2006-2008) dan Direktur Keuangan PT Kliring Berjangka Indonesia (2000-2006)
Deswandhy Agusman
Komisaris – Komisaris Independen
• Pengalaman: Penasehat Ahli PNM Investment Management, Komisaris Bank Permata dan Komisaris Bank BRI.
KETERANGAN TAHUN 2009 ∆ %
Aset
Aset 58.51658.516 8,51%8,51%
Kredit &Pembiayaan
Kredit &Pembiayaan 40.73240.732 20,74%20,74%
Dana Pihak Ketiga
Dana Pihak Ketiga 40.21540.215 7,00%7,00%
Ekuitas Ekuitas 5.4625.462 6.28%6.28% Q3 2009 Q3 2010 Y.O.Y % 51.495 51.495 63.49863.498 23,31%23,31% 38.123 38.123 49.17949.179 29,00%29,00% 33.717 33.717 43.02943.029 27,62%27,62% 3.400 3.400 5.8055.805 70,74%70,74% Q3 2010 63.498 63.498 49.179 49.179 43.029 43.029 5.805 5.805 Rp. Miliar
CAR (Tier 1 BI)
CAR (Tier 1 BI) 20,52% 20,52% 21,75%21,75% NPL (Gross Net) NPL (Gross Net) 3,36% 3,36% 2.75%2.75% NIM NIM 4,65%4,65% CIR CIR 68.69%68.69% Coverage Ratio Coverage Ratio 51,34%51,34%
ROE (balance sheet)
ROE (balance sheet) 14.14%14.14%
Laba Bersih Laba Bersih 490490 13.94%15.15% 13.94%15.15% 15.97%15.97%16,99%16,99% 4,03% 3,36% 4,03% 3,36% 4,22% 4,22% 3,48%3,48% 4,29% 4,29% 5,72%5,72% 70.61% 70.61% 59.06%59.06% 43,99% 43,99% 46,62%46,62% 13,36% 13,36% 14,41%14,41% 324 324 597597 84,26%84,26% 15.97%16,99% 15.97%16,99% 4,22% 3,48% 4,22% 3,48% 5,72% 5,72% 59.06% 59.06% 46,62% 46,62% 14,41% 14,41% 597 597
NERACA RINGKAS Q3 2010 Aset Y.O.Y 63.498 23,31% - SBI 58.742 21,60%
- Kredit & Pembiayaan
1.803 (7,25%) - Obligasi Pemerintah 49.179 29,00% 6.945 (5,05%) Aktiva Produktif Rp. Miliar
∆
%
8,51% 9,24% (65,23%) 20,74% (5,90%) Q3 2009 51.495 48.309 1.944 38.123 7.314 TAHUN 2009 58.516 53.771 5.185 40.733 7.380 Q3 2010 63.498 58.742 1.803 49.179 6.945 30- Aktiva Produktif Lainnya 814 (12,19%)
PPAP (969) 43,34%
Aktiva Non Produktif 5.725 48,20%
Dana Pihak Ketiga 43.029 27,62%
Surat Berharga Yang Diterbitkan 4.140 28,53%
Simpanan Dari Bank Lain 1.316 4,36%
Repurchase Agreements 3.206 (31,17%)
Kewajiban Berbunga Lainnya 3.255 10,71%
Kewajiban Tidak Berbunga 2.747 19,54%
Ekuitas 5.805 70,74% 72,09% 34,77% 4,78% 7,00% 28,49% 160,59% (10,07%) 7,14% 6,30% 927 (676) 3.863 33.717 3.221 1.261 4.658 2.940 2.298 3.400 473 (719) 5.464 40.215 3.222 505 3.565 2.984 2.564 5.461 9,08% 814 (969) 5.725 43.029 4.140 1.316 3.206 3.255 2.747 5.805
Komposisi Aset
Total Asets (Rp.T) Komposisi Aset (%)
36.7 45.0
58.5
51.5
63.5
Dec 07 Dec08 Dec09 Sep09 Sep10
90.9% 90.7% 92.5% 91.0%
9.1% 9.3% 7.5% 9.0%
Aktiva Non Produktif Aktiva Produktif
Per 30 Sep 2010, total aset mencapai Rp.63,5 T
atau US$ 7,1 M, terdiri dari 91% aktiva produktif dan 9% aktiva non produktif.
Aktiva produktif didominasi oleh kredit dan
pembiayaan sebesar 83,7% serta Obligasi
Pemerintah sebesar 11,8%. Untuk meningkatkan NIM, BTN melakukan strategi menjual obligasi pemerintah dan hasilnya dipakai untuk penyaluran kredit dengan marjin yang lebih tinggi.
Komposisi Aktiva Produktif (%)
Dec 07 Dec08 Dec09 Sep09 Sep10
1.3% 0.9% 1.9% 1.4%
17.9% 13.7% 15.1% 11.8%
77.2%
75.8% 78.9% 83.7%
3.6% 9.6% 4.0% 3.1%
Dec 09 Dec 09 Sep 09 Sep 10
SBI Kredit & Pembiayaan Obligasi Pemerintah Aktiva Produktif lainnya
Komposisi Kewajiban
Total Kewajiban (Rp.T)
► Total dana tumbuh 19,87% dan mencapai Rp.54,9 T
pada 30 Sep 2010, dimana 78,32% merupakan dana pihak ketiga.
► Dana pihak ketiga tumbuh sebesar 27.59%, dimana
33.1% merupakan Giro dan Tabungan sedangkan 66.9% Deposito. 33.9 41.9 53.1 48.1 57.7 32
Total Dana (Rp.T) Komposisi Dana Pihak Ketiga (%)
32.0 39.3 50.5 45.8 54.9 24,2 31,4 40,2 33,7 43,0
Des07 Des08 Des09 Sept09 Sept10
24.2 31.4 40.2 33.7 43.0 3.6 3.6 3.5 4.2 4.6 3.6 2.5 3.2 3.2 4.1 0.7 1.8 3.6 4.7 3.2
Des07 Des08 Des09 Sept09 Sept10
Repurchase Agreements Securities Issued Borrowings and Deposits from Other Banks Third Party Deposits
9,3% 9,1% 18,3% 11,3% 11,1% 29,6% 23,5% 22,2% 22,3% 22,0% 61,1% 67,5% 59,5% 66,4% 66,9%
Des07 Des08 Des09 Sept09 Sept10
TD SA CA
Komposisi Ekuitas
Total Ekuitas (Rp.T) Tier - 1 Modal 20082,959 Q3-20093,237 20095,260 Q3-20105,525
Tier - 2 Modal 266 290 317 395
Modal di Neraca (B/S) 3,078 3,400 5,462 5,805
ATMR - Risiko Kredit 19,620 23,251 25,358 31,595
ATMR – Risiko Pasar 362 245 277 227
ATMR – Risiko Operasional - - - 2,774
ATMR - Total 19,982 23,460 25,635 34,597
CAR Tier – 1/(ATMR Kredit +
Pasar) 14.81% 13.94% 20.52% 16.07%
CAR Tier – 1/(ATMR Kredit +
2.8 3.1
5.4
3.4
5.8
CAR Tier – 1/(ATMR Kredit +
Pasar + Operasional) 15.97%
CAR B/S/(ATMR Kredit +
Pasar) 15.41% 14.49% 21.31% 18.24%
CAR B/S/(ATMR Kredit + Pasar
+ Operasional) 16.78%
CAR BI ((Tier 1+2)/(ATMR
Kredit + Pasar) 16.14% 15.15% 21.75% 17.11% CAR BI ((Tier 1+2)/(ATMR
Kredit + Pasar +
Operasional) 16.99%
CAR Tier-1
*) CAR formula : Tier 1/(ATMR Kredit + Pasar)
**) CAR formula : Tier 1/(ATMR Kredit + Pasar + Operasional)
KPR lebih efisien dalam hal kebutuhan permodalan karena ATMR KPR hanya 40% atau lebih rendah dibandingkan ATMR kredit komersial lainnya yang sebesar 100%
CAR Tier-1 sedikit menurun 10 bps setelah memasukkan risiko operasional dari 16.07% menjadi 15.97%.
Des07 Des08 Des09 Sept09 Sept10
20.4%
14.8%
20.5%
13.94% 16.07% 15.97%
LAPORAN LABA RUGI RINGKAS
Pendapatan Bunga
TAHUN 2009
5.730
Pendapatan Bunga Bersih
(3.428)
Pendapatan Operasional Lainnya
2.302
Beban Operasional Lainnya
265 (1.763) Beban Bunga Rp. Miliar YOY Q3 2010 Q3 2009 12.81% 4.650 4.122 (12.94%) (2.300) (2.642) 58.72% 2.349 1.480 19.71% 328 274 45.58% (1.830) (1.257) 34
Beban Operasional Lainnya Laba Operasional
(1.763) 739
Pendapatan (Beban) Non Operasional 6
Laba Sebelum Pajak 746
Laba Bersih 490 45.58% (1.830) (1.257) 70,42% 847 497 400% 5 1 71.08% 852 498 597 324 84,26%
Indikator Finansial
Net Interest Margin
5.1% 5.1% 4.7%
4.3%
5.7%
Des07 Des08 Des09 Sept09 Sept10 Pendapatan Bunga Bersih (Rp.M)
1,753 1,960
2,303
1,480
2,349
Des07 Des08 Des09 Sep 09 Sep 10
► NIM secara umum dapat selalu kami pertahankan diatas 5%.
► NIM yang rendah pada 2009 disebabkan karena dampak dari krisis keuangan global
► BTN terus berupaya melakukan efisiensi operasional untuk meningkatkan cost-to-income ratio.
Cost-to-Income Ratio Laba Bersih (Rp.M)
70.3%
69.0% 68.7%
70.6%
59.1%
Des07 Des08 Des09 Sept09 Sept10
402 430 490
324
597
Indikator Finansial
(lanjutan 1)
ROA1– Sebelum Pajak ROA2 – Setelah Pajak
1.9%
1.8%
1.5% 1.33%
1.93%
Des07 Des08 Des09 Sept09 Sept10
1.2%
1.1%
1.0%
0.9%
1.35%
Des07 Des08 Des09 Sept09 Sept10
36
ROE3 – Modal tier 1 ROE4 – Neraca
1Dihitung berdasarkan laba sebeleum pajak (termasuk manfaat pajak dan pos luar biasa)/ rata-rata total aset sesuai ketentuan Bank Indonesia 2Dihitung berdasarkan laba bersih / rata-rata total aset
3Dihitung berdasarkan laba bersih / rata-rata modal Tier 1 sesuai ketentuan Bank Indonesia 4Dihitung berdasarkan laba bersih / total ekuitas pemegang saham
* 21.4%
19.6%
18.2%
13.6% 14.6%
Des07 Des08 Des09 Sept09 Sept10
16.5%
14.5%
14.1% 13.4%
14.4%
Indikator Finansial
(lanjutan 2)
Loan-to-Deposit Ratio Loan-to-Funding Ratio
92.4% 101.8% 101.3%
113.1% 114.3%
69.7%
81.4% 80.6% 83.2%
89.5%
Ketentuan Bank Indonesia dalam perhitungan LDR tidak memasukkan sumber-sumber dana lainnya selain Dana Pihak Ketiga, sehingga LDR lebih tinggi 100%.
Jika menggunakan Loan to Funding ratio, yaitu dengan memasukkan komponen sumber-sumber dana lainnya, maka rasionya masih dibawah 90%.
BIDANG KREDIT:
Diversifikasi Portofolio Kredit yang Diberikan
Strategi Bisnis : Visi Tahun 2012
Pengendalian dan Manajemen Risiko STRATEGI JASA : Meningkatkan fee-based income Strategi Pengembangan Organisasi dan SDM BIDANG DANA: Pengembangan Komposisi Pendanaan STRATEGI BISNIS 2012
Bidang Kredit : Diversifikasi Kredit
Diversifikasi Kredit : BTN mentargetkan komposisi kredit perumahan dan kredit non perumahan maksimal sebesar 85:15 pada akhir tahun 2012
Posisi 30 Sep 2010, 92% kredit merupakan kredit perumahan, yang terdiri dari 74% KPR dan 18% kredit untuk developer dan kredit untuk industri terkait perumahan
Tujuan diversifikasi kredit adalah untuk mengurangi risiko konsentrasi, mengurangi maturity mismatch dan meningkatkan net interest margin
Kredit non perumahan difokuskan pada pengembangan kredit investasi dan kredit modal kerja. Kredit-kredit ini
40
Kredit non perumahan difokuskan pada pengembangan kredit investasi dan kredit modal kerja. Kredit-kredit ini memiliki jangka waktu lebih pendek dan memberikan marjin lebih tinggi
Beberapa langkah yang telah dilakukan untuk mencapai tujuan ini antara lain:
Kerjasama strategis, seperti kerjasama dengan 160 universitas dan sekolah untuk pengelolaan dana pendidikan
Meningkatkan (upgrading) loan origination system, dan
Bidang Dana : Memperbaiki Komposisi Dana
BTN mentargetkan perbaikan komposisi dana untuk mengurangi biaya dana dan mengurangi maturity mismatch melalui :
Meningkatkan basis simpanan, dengan memperluas jaringan secara strategis dan menambah outlet kantor pos yang terhubung secara elektronis.
Implementasi strategi “kantor kas”– dengan membuka jaringan kantor cabang kecil atau kantor kas di area pemukiman yang besar; sudah dibuka 67 kantor kas baru, BTN merencanakan
Memperbaiki Komposisi Dana
kas di area pemukiman yang besar; sudah dibuka 67 kantor kas baru, BTN merencanakan membuka 100 kantor kas setiap tahun mulai 2010
Meningkatkan porsi dana jangka panjang (wholesale) dengan menerbitkan obligasi
Meningkatkan proporsi Giro dan Tabungan dan mengurangi proporsi deposito lembaga Meningkatkan Penerbitan EBA / MBS
BTN akan menambah penerbitan Efek Beragun Aset (EBA) atau mortgage-backed securities (MBS), setelah sukses melakukan EBA yang pertama di Indonesia sebesar Rp. 500 M dalam 2 tahap pada tahun 2009
Strategi Bidang Jasa : Meningkatkan Pendapatan Jasa
Peningkatan fee-based income dilakukan dengan memperkenalkan:
• Jasa Wealth management
• Produk Bancassurance
• Jasa Priority banking, dan
Memperkenalkan 3 Jenis Bisnis Baru
42
• Jasa Priority banking, dan
• Aktivitas Cross-selling
Meningkatkan Sistem IT– Hal ini memungkinkan BTN melakukan segmentasi nasabah dan memperkenalkan produk dan jasa perbankan baru yang sesuai dengan segmennya.
Strategi Organisasi dan SDM
Layanan 1-5-1 Peluncuran budaya perusahaan yang baru, POLA
PRIMA pada tahun 2008 yang fokus pada Pelayanan Prima, Inovasi, Keteladanan, Profesionalisme, Integritas dan Kerjasama.
Pencanangan “Layanan 1-5-1” pada tahun 2008 untuk mengurangi waktu proses dari pengajuan kredit sampai dengan pencairan kredit perumahan sebagai usaha untuk meningkatkan efisiensi dan
1 hari Persetujuan Kredit
5 hari Persiapan Dokumen Untuk
Penandatanganan Kredit
1 hari Pencairan Kredit
efektivitas dalam penyaluran kredit
Kampanye budaya POLA PRIMA untuk mendorong
para karyawan dan unit kerja agar fokus pada pelayanan dan kinerja dalam rangka mencapai keunggulan kompetitif yang berkelanjutan
Pengukuran dan penilaian kinerja melalui Key Performance Indicators dan Balanced Scorecards
Sistem yang mampu
meningkatkan proses pemberian kredit termasuk pada:
• Penerapan Internal scoring
modeluntuk persetujuan
Loan Origination System
Sistem yang mampu melakukan proses data untuk mendukung penyusunan strategi usaha
Enterprise Data Warehouse System
Sistem yang membantu
penagihan kredit bermasalah termasuk:
• Identifikasi nasabah yang berpotensi macet secara
Collection Recovery Management System
Sistem teknologi Informasi terus dikembangkan dengan melakukan usaha-usaha sebagai berikut:
Pengendalian dan Manajemen Risiko
44
modeluntuk persetujuan
kredit skala kecil
• Penanganan volume aplikasi kredit dalam jumlah besar
berpotensi macet secara lebih cepat
• Tingkat Tunggakan Kredit (delinquency rate)
• Produktivitas personil penagih (collector)
Inisiatif Yang Sudah
Dilakukan Tahun 2010
Inisiatif Yang Sudah Dikerjakan Tahun 2010
• Rekrut Tenaga Profesional
Berpengalaman Untuk Bisnis Baru ( Card Business & Electronic Banking, Bancassurance and Priority Banking)
Jan 2010
Jan 2010
• Implementasi Struktur Organisasi BaruMar 2010
Mar 2010
• Grand launching BATARA Debit Visa Card
Agt
Agt 2010
2010
• E-Loan (Loan Origination System) Pilot Project Fase I dan II
• (KC.Tengerang, Karawaci, Bekasi,
Cikarang, BSD, Cibubur, Ciputat, Depok, Kebon Jeruk, Cawang)
Sep 2010
Sep 2010
46
Jan 2010
Jan 2010
Mar 2010
Mar 2010
Agt
Agt 2010
2010
Sep 2010
Sep 2010
•E-Coll (Collection and Recovery System) Pilot Project I
•(KC Tangerang)
Sep 2010
Sep 2010
•Koneksi Realtime Online 555 Kantor Pos dengan Bank BTN (Host To Host On-line Connection)
•Terdapat 2.600 Kantor Pos Yang Sudah Terhubung Real Time On-line Dengan Bank BTN
Sep 2010
Sep 2010
•Telah Dibuka 110 Kantor Kas Baru (Kiosks)
•Kantor Kas Fokus Pada Pelayanan Dana Simpanan. •Tersebar di Seluruh Area
Pemukiman Besar di Jabodetabek dan Kota Besar Lain di Indonesia
Sep 2010
Sep 2010
Tinjauan Bisnis KPR di Indonesia Sangat Menjanjikan
► Masih Rendah Kontribusi KPR terhadap ProdukDomestik Bruto Indonesia merupakan yang
terendah dikawasan Asia. Tingkat pemilikan rumah juga masih rendah saat ini.
44 42
36 40
50
MORTGAGE LOAN AS % OF TOTAL GDP
► Penetrasi KPR akan terus meningkat, seiring
dengan meningkatnya pendapatan perkapita dan pertumbuhan ekonomi serta pertumbuhan penduduk.
3500 4000
INDONESIAN'S GDP PER CAPITA
48 36 31 29 27 15 10 5 2 0 10 20 30 40
Source: Central Bank of each country, Goldman Sachs Research Estimates
0 500 1000 1500 2000 2500 3000 3500 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 E 2011 E
Permintaan Potensial vs Kekurangan Penawaran Rumah
► Pertumbuhan masyarakat kelas menengah Indonesia yang
cepat berdampak pada meningkatnya permintaan rumah dan pertumbuhan KPR pada masa yang akan datang.
► Pendapatan Tahunan Rp. 55 juta < Kelas Menegah < Rp. 270 juta
25%
MIDDLE CLASS AS % OF TOTAL POPULATION
► Data dari Kantor Menteri Perumahan Rakyat
menunjukkan bahwa jumlah permintaan rumah mencapai 800.000 / tahun, sementara penawaran hanya 400.000 / tahun. Jumlah kekurangan
(backlog) hingga akhir 2009 telah mencapai 8,5 juta rumah.
► Sesuai statistik Bank Indonesia, indeks harga rumah
di Indonesia rata-rata meningkat 7% / tahun dalam kurun waktu 5 tahun terakhir.
0% 5% 10% 15% 20% 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 E 2011 E
Source: Goldman Sachs Research Estimates
DEMAND SUPPLY SHORTFALL Permintaan rumah 800,000 / tahun Penawaran 400,000 rumah / tahun Kekurangan 400,000 rumah / tahun TOTAL KEKURANGAN 8,5 JUTA RUMAH
Sumber : Estimasi Kantor Menpera
TERIMA KASIH
_________________
Investor Relations
PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk Menara BTN Lt. 20 - Jl Gajah Mada No. 1 Jakarta Pusat 10130
Telp : +62 21 63870142 / +62 21 63870107 Facs: +62 21 63870104
Email : investor_ relations@btn.co.id Website : www.btn.co.id