• Tidak ada hasil yang ditemukan

MOTIVASI BELAJAR TOKOH UTAMA DALAM NOVEL NAK, MAAFKAN IBU TAK MAMPU MENYEKOLAHKANMUKARYA WIWID PRASETYO

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "MOTIVASI BELAJAR TOKOH UTAMA DALAM NOVEL NAK, MAAFKAN IBU TAK MAMPU MENYEKOLAHKANMUKARYA WIWID PRASETYO"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

MOTIVASI BELAJAR TOKOH UTAMA DALAM NOVEL

NAK, MAAFKAN IBU TAK MAMPU

MENYEKOLAHKANMUKARYA WIWID PRASETYO

Kusyairi

Mahasiswa Magister Pendidikan Bahasa Indonesia

Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan motivasi belajar intrinsik dan ektrinsik serta implikasi pada pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif. Sumber data dalam penelitian ini adalah novel Nak,maafkan ibu tak mampu menyekolahkanmu karya Wiwiwd Prasetyo. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa novel Nak,maafkan ibu tak mampu menyekolahkanmu karya Wiwiwd Prasetyo, mengandung banyak motivsi baik motivasi intrinsik dan motivasi ektrinsik. Motivasi intrinsik yang ditemukan di antaranya yaitu. Tekun menghadapi tugas, tidak mudah putus asa, menunjukkan minat terhadap bermacam-macam masalah, lebih senang bekerja mandiri, cepat bosan dengan tugas-tugas yang rutin, dapat mempertahankan pendapat, tidak mudah melepaskan yang diyakini, senang mencari dan memecahkan masalah soal-soal. Motivasi ektrinsik yang ditemukan adalah. Adanya hadiah, adanya hukuman atau peringatan, adanya teguran, adanya nasehat, belajar karena orang. Adapun implikasi motivasi belajar dalam novel Nak,maafkan ibu tak mampu menyekolahkanmu karya Wiwiwd Prasetyo, dapat terapkan pada perencanaan pembelajaran dan pelaksanaan pembelajaran bahasa, serta penentuan tema mata pelajaran dan penerapan pada empat aspek keterampilan berbahasa Indonesia. Kata kunci: motivasi, belajar, tokoh, novel.

Karya sastra merupakan sebuah karya seni yang unik. Sastra merupakan bentuk dan hasil pekerjaan seni kreatif yang objeknya manusia dan kehidupannya, serta sesuatu yang ada di sekitar manusia, dengan menggunakan bahasa sebagai mediumnya. Rochani (2011:15) menjelaskan sastra kadang disebut juga dengan karya yang kreatif untuk membedakan dengan karya santra non-imajinasi yang berdasarkan pada data, maka sastra tidak saja

merupakan sesuatu media seni tetapi lebih jauh dari itu sastra juga sebagai media untuk menyampiakn teori,ide gagasan.

Setiap kisah yang disuguhkan dalam karya sastra mampu membawa suasana hati pembacanya ikut merasakan seperti apa yang dikisahkan oleh sang pengarang. Karya-karya tersebut pasti juga memuat sejumlah dorongan motivasi kehidupan utamanya dalam dunia belajar yang ditampilkan melalui

(2)

prilaku para tokoh maupun berbagai peristiwa yang terjadi. Sebuah peranan tokoh-tokoh dalam cerita, pengarang ingin menyampaikan gagasannya.

Dengan hadirnya karya sastra yang membicarakan persoalan manusia, antara karya sastra dengan manusia memiliki hubungan yang tidak terpisahkan. Sastra dengan segala ekspresinya merupakan pencerminan dari kehidupan manusia. Adapun permasalahan manusia merupakan ilham bagi pengarang untuk mengungkapkan dirinya dengan media karya sastra. Hal ini dapat dikatakan bahwa tanpa kehadiran manusia, sastra mungkin tidak ada. Memang sastra tidak terlepas dari manusia, baik manusia sebagai sastrawan maupun sebagai penikmat sastra. Mencermati hal tersebut, jelaslah manusia berperan sebagai pendukung yang sangat menentukan dalam kehidupan sastra.

Keterkaitan antara sastra dan keh idupan manusia yang demikian eratm emberikan petunjuk bahwa karya sast ra diciptakan bukan tanpa tujuan.Arti nya, karya sastra bukan merupakan s esuatu yang kosong tanpa makna. Karya sastra berusaha memberi sesua tu kepada pembaca, sebab bukan tida kmungkin karya sastra bisa mengand ung gagasan yang tidak hanya memb eri

manusia keberhasilan segi estetiknya, tetapi juga dilihat dari kemanfaatank arya tersebut bagi pembaca dan kehid upannya.

Hal ini setara dengan pendapat Amiruddin yang mengatakan, Teks sastra mengandung berbagai unsur yang sangat kompleks. Unsur itu sedikitnya meliputi:(1) kebahasaan (2) stuktur wacana (3) signifikan sastra (4) keindahan (5) sosial budaya (6) motivasi, baik motivasi

intrisik maupun motivasi ektrinsik, serta (7) latar kesejarahannya.

Fananie (2002:4) juga mengemukakan bahwa secara mendasar, suatu teks sastra setidaknya harus mengandung tiga aspek utama yaitu , decore (memberikan sesuatu kepada pembaca), delectare (memberikan kenikmatan melalui unsur estetik), dan movere (mampu mengerakkan kreativitas pembaca).

Nilai-nilai yang terkandung dalam karya sastra akan mengantarkan pembacanya untuk tergerak melaksanakan karakter tokoh di dalamnya. Hal itu bisa terjadi jika pembaca mempunyai keseriusan dalam membaca. Sehingga hal ihwal berupa penerimaan pesan, unsur estetik, dan kreatifitas pembaca akan diterima oleh pembaca sebagai pengalaman untuk dilaksanakan dalam kehidupannya.

Salah satu unsur nilai yang hendak disampaikan oleh pengarang adalah motivasi. Motivasi dalam kehidupan sangat penting karena mampu membangkitkan gairah untuk melakukan sesuatu. Suryabrata (dalam Djaali 2009:101) berpendapat bahwa motivasi adalah keadaan yang terdapat dalam diri seseorang yang mendorongnya untuk melakukan aktivitas tertentu guna pencapaian suatu tujuan.

Motivasi merupakan motor penggerak aktivitas yang dilakukan seseorang, sehingga tinggi rendahnya motivasi tersebut akan berpengaruhterhadap aktivitas yang hendak ataupun yang sedang dilakukan. Hal ini di karenakan motivasi merupakan pengontrol tingkah laku. Eysenkck dan kawan-kawan dalam Djaali (2009:104) menyatakan bahwa fungsi motivasi

(3)

adalah menjelaskan dan mengontrol tingkah laku.

Motivasi merupakan pengontrol tingkah laku. Setiap orang pasti mempunyai motivasi tersendiri yang ada dalam dirinya sendiri kerena segala sesuatu yang dilakukan pasti didasari oleh motivasi. Motivasi tidak dapat diketahui secara langsung kecuali dengan melihat dari tingkah lakunya. Soemanto (2006:202) mengatakan bahwa motivasi pada diri seseorang dapat di interpretasikan dari tingkah lakunya.

Luasnya cakupan motivasi mengakibatkan adanya variasi pada motivasi tersebut. Beberapa diantara motivasi tersebut misalnya; motivasi jasmani, motivasi rohani, dan motivasi belajar.

Motivasi pembelajaran adalah sesuatu yang mengerakkan atau mendorong seseorang untuk belajar menguasai materi pembelajaran. Tampa motivasi, seseorang tidak akan tertarik dan serius dalam mengikuti pembelajaran, dengan adanya motivasi yang tinggi seseorang akan terlibat aktif bahkan berinisiatif dalam proses pembelajaran (Ginting, 2008:86)

Motivasi dalam belajar sangat penting, karena motivasi dapat mendorong seseorang untuk belajar lebih giat. Motivasi dapat muncul dari dalam diri sendiri, tetapi motivasi juga dapat muncul karena rangsangan dari luar. Rangsangan tersebut bisa di peroleh dari lingkungan, misalnya dukungan orang terdekat.

Motivasi belajar tidak hanya terdapat dalam proses pembelajaran, tetapi juga terdapat dalam novel. Salah satu novel yang mengandung motivasi belajar adalah novel “Nak,Maafkan Ibu Tak Mampu

Menyekolahkanmu” karya Wiwid Prasetyo.

Novel Nak, Maafkan Ibu tak

Mampu Menyekolahkanmu

merupakan salah satu novel yang menggunakan tema pendidikan sehingga mudah menemukan kutipan yang berkaitan dengan motivasi. Wiwid Prasetyo mampu mengksplorasi dengan baik dan nyata yang dia alami saat masih didik di sekolah dasar di Semarang, sehingga lahirlah novel Nak, Maafkan Ibu Tak Mampu Menyekolahkanmu yang merupakan novel pertama dari tetralogi novel tersebut. Novel Nak,Maafkan Ibu Tak Mampu Menyekolahkanmuini sarat dengan motivasi, khususnya motivasi belajar yang di gambarkan malalui tokoh-tokohnya, seperti tokoh Wenas, Ibunya, wak Bejo, temannya dan tokoh-tokoh yang lainnya yang melatar belakangi cerita dalam novel Nak,Maafkan Ibu Tak Mampu Menyekolahkanmu.Novel tersebut menggambarkan bagaimana perjuangan supaya bisa menikmati dan merasakanmenuntut ilmu seperti yang dirasakan oleh anak-anak pada umumnya, salah satu motivasi belajar tersebut ditunjukan oleh tokoh Wenas dan ibunya yangharus bekerja keras untuk belajar di sekolah. Walau untuk makanpun mengalami kesulitan, cita-cita Wenas tidak pernah putus!

Berdasarkan masalah di atas, penulis akan meneliti Motivasi Belajar dalam Novel Nak,Maafkan Ibu Tak Mampu Menyekolahkanmu karya Wiwid Prasetyo.

Secara garis besar teknik pelukisan tokoh dalam suatu karya atau lengkapnya : pelukisan sifat, sikap, watak, tingkah laku, dan berbagai hal lain yang berhubungan dengan jati diri tokoh dapat

(4)

dibedakan ke dalam dua cara atau teknik, yaitu teknik uraian (telling) dan teknik ragaan (showing) (Abrams, 1981:21), atau teknik penjelasan, ekspositori (expository) dan teknik dramatik (dramatic) (Altenbernd & Lewis,1966:56), atau teknik diskursif (discursive), dramatic, dan kontekstual (Kenny,1966:34-6). Teknik yang pertama disebut pelukisan secara langsung, sedangkan teknik yang kedua disebut pelukisan secara tidak

langsung (dalam

Nurgiyantoro,2005:194).

Nurgiantoro (2005:200) mengemukakan 8 teknik pelukisan karakter tokoh, yaitu: (1) teknik cakapan; (2) teknik tingkah laku; (3) teknik pikiran dan perasaan; (4) teknik arus kesadaran; (5) teknik reaksi tokoh; (6) teknik reaksi tokoh lain; (7) teknik pelukisan latar; (8) teknik pelukisan fisik.

METODE PENELITIAN

Pendekatan yang digunakan adalah pendekatan hermineutik. Hermineutik merupakan teori baru tentang interpretasi. Hermineutik menurut Ricouer (dalam Sumaryono, 1999: 107) merupakan ” teori pengoperasian pemahaman dalam hubungannya dengan teks.” Hermineutik pada dasarnya berhubungan dengan bahasa. Dalam kaitannya dengan bahasa, hermineutik adalah ”ilmu atau keahlian menginterpretasi novel dan ungkapan bahasa dalam arti yang lebih luas menurut maksudnya” (Teeuw, 1984: 123).

Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan rancangan penelitian kualitatif dengan metode deskriptis. Menurut Moleong, (2007:6), penelitian kualitatif merupakan penelitian yang bermaksud untuk

memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian, data yang diambil berdasarkan apa yang dikatakan orang yang meliputi kata-kata, dan gambar untuk menjelaskan permasalahan yang ada. Menurut Surackhmad (1990:139), metode deskriptif merupakan prosedur atau cara pemecahan masalah penelitian dengan memaparkan keadaan objek yang diteliti sebagaimana adanya, berdasarkan fakta-fakta yang terjadi. Menurut semi (1993:23) metode deskriptif adalah penelitian yang dilakukan tanpa menggunakan angka-angka tetapi menggunakan ke dalam penghayatan terhadap interaksi antar konsep yang dikaji secara empiris.

Data penelitian ini adalah kalimat-kalimat, baik yang berbentuk dialog, monolog, atau narasi yang berhubungan dengan aspek kepribadian yang terdapat dalam novel Nak, Maafkan ibu tak mampu menyekolahkanmu karya Wiwid Prasetyo. Sumber data penelitian ini adalah novelNak, Maafkan ibu tak mampu menyekolahkanmu karya Wiwid Prasetyo yang diterbitkan tahun 2010.

Teknik pengumpulan data penelitian ini dilakukan dengan teknik obsevasi dan dokumentasi . Tehnik observasi berupa pengamatan secara mendalam terhadap novel Nak, Maafkan ibu tak mampu menyekolahkanmu karya Wiwid Prasetyo. Teknik dokumentasi berupa pendokumenan atau penulisan temuan data.

Adapun prosedur yang dilakukan dalam penelitian ini dengan cara: (1) membaca dan memahami novel, (2) mengumpulkan setiap data tentang motivasi intrinsik belajar dan

(5)

ektrinsik belajar, (3) mengaklasifiksikan data sesuai dengan permasalahan dan (4) memberikan kodifikasi data temuan.

Analisis terhadap data dilakukan dengan menggunakan pendekatan hermeneutik. Adapun langkah analisis dimulai (1) identifikasi data sesuai dengan rumusan masalah, (2) data diklasifikasikan sesuai dengan kelompok yang sejenis berdasarkan indikator permasalahan dan tujuan peneilitian, (3) data yang sudah siap diinterpretasikan dengan memberikan makna, (4) mendeskripsikan hasil analisis, dan (5) menarik kesimpulan dan mengujinya.

HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa novel Nak, maafkan ibu tak mampu menyekolahkanmu karya Wiwid Prasetyo mengandung motivasi belajar . Data motivasi intrinsik tersebut ditemukan sebanyak 194 data. Data motivasi intrinsik tekun menghadapi tugas 35 data. Data motivasi tidak mudah putus asa 28 data, menunjukan minat terhadap bermacam-macam masalah 22 data, lebih senang bekerja mandiri 21 data, cepat bosan terhadap tugas-tugas yang rutin 23 data, dapat mempertahankan pendapat 25 data, tidak mudah melepaskan hal-hal yang diyakini 18 data, senang mencari dan memecahkan masalah-masalah soal-soal 22 data. Data motivasi ektrinsik ditemukan sebanyak 121 data. Data motivasi belajar ektrinsik adanya hadih 32 data, adanya hukuman atau peringatan 21 data, adanya teguran 18 data, adanya nasehat 38 data, belajar karena orang lain 12 data.

Sardiman (2007:83) mambagi kriteria motivasi intrinsik menjadi delapan bagian. Pertama, Tekun menghadapi tugas, ketekunan menghadapi tugas merupakan salah satu yang utama dari kriteria motivasi intrinsik. Penjabarannya dapat dijelaskan dengan dapat bekerja dalam waktu yang lama dan tidak pernah berhenti sebelum selesai. Kriteria ini mensyaratkan keteguhan hati peserta didik dalam menyelesaikan tugas yang dihadapinya.

(Apa salahnya itu semua, sebab yang dibutuhkan di sini hanya kemauan untuk bekerja keras tanpa kenal lelah dan pantang menyerah, meski kerja keras tak mampu imbang lurus dengan kemakmuran. WP. 27. TMT/01.1.02)

Kedua : Tidak mudah putus asa putus asa adalah godaan setan. Setan mencoba memengaruhi orang-orang beriman dengan membuat mereka bingung dan kemudian menjerumuskan mereka untuk berbuat kesalahan yang lebih serius. Tujuannya adalah agar orang-orang beriman tidak merasa yakin dengan keimanan dan keikhlasan mereka, membuat mereka merasa “tertipu”. Jika seseorang jatuh ke dalam perangkap ini, ia akan kehilangan keyakinan dan akibatnya akan mengulangi kesalahan yang sama. Dalam motivasi belajar intrinsik, tidak putus asa merupakan sikap untuk tidak mengulangi kesalahan yang sama.

(Aku tidak takut, aku sudah biasa menderita,

kemarin menderita

sekarangpun menderita. Penderitaan adalah temanku sehari-hari.WP. 79. TMP/01.2.02)

(6)

Ketiga: Menunjukan minat terhadap bermacam-macam masalah, anak yang mempunyai motivasi yang tinggi ditunjukkan dengan adanya minat terhadap bermacam-macam masalah untuk dijadikan bahan perenungan dan belajarnya.

(Turunkan bencanamu yang lebih besar lagi! Akan ku tantang dengan gagah berani.!

”Badai kali ini tak seseru

badai sebelumnya yang nyaris meneggelamkan tubuhku! WP. 07. MBM/01.3.02)

Keempat:Lebih senang bekerja mandiri, motivasi yang tinggi tumbuh dan menjadikan anak didik lebih senang bekerja sendiri tanpa terikat dengan ketergantungan dengan orang lain.

(Susahpun aku tak ingin meminta-minta dari orang lain, aku tak ingin bergantung pada orang lain, aku tak butuh belas kasihan selama aku masih diberi kemampuan berupa raga yang sehat dan anggota utuh yang masih utuh. WP. 36. LSBM/01.4.01)

Kelima:Cepat bosan dengan tugas-tugas yang rutin, tugas-tugas rutin senantiasa dikerjakan dan dijalani tanpa adanya kebosanan, sehinigga tugas-tugas tersebut selesai tepat waktu.

(“Tak pernah merasa puas

dengan keadaan, tidak pernah bisa menerima nasib dan menginginkan kepuasan yang lebih dari apa yang saat ini kumiliki. WP. 264. CBTR/01.5.02)

Keenam:Dapat mempertahankan pendapat,pendapat anak didik yang mempunyai motivasi yang tinggi akan dipertahankan dengan alasan yang logis serta mengedepankan kejujuran ilmiah.

(Huss! Hentikan pembicaraan kalian. Semua masih belum jelas dan perlu

diteliti lagi dilaboratorium,” ”Tetapi memang begitulah kenyataannya!”WP. 16.

DMP/01.6.04)

Ketujuh : Tidak mudah melepaskan hal yang diyakini,keyakinan bagi anak didik yang mempunyai motivasi tinggi merupakan wujud keteguhan hati untuk mencapai hal yang telah ditempuh dan diperjuangkannya.

(Kita tidak perlu lagi Tuhan, sebab dengan kemampuan manusia telah berhasil memajukan

peradaban.”WP. 18.

TMHD/01.7.02)

Kedelapan :Senang mancari dan memecahkan masalah soal-soal,masalah adalah sesuatu yang harus diselesaikan atau dipecahkan. Bagi anak didik yang mempunyai motivasi yang tinggi akan menjadi hal yang menyenangkan jika mampu memecahkan masalah tersebut.

(Ini penemuan penting yang akan mengubah kebijakan pemerintah Jepang

terhadap lingkungan.”WP. 19.

SMS/01.8.03)

Motivasi Ektrinsik Belajar Tokoh dalam Novel “Nak, Maafkan Ibu tak Mampu Menyekolahkanmu karya Wiwid Prasetyo.

Motivasi ekstrinsik merupakan motivasi yang timbul karena ada rangsangan dari luar. Motivasi ekstrinsik adalah motif-motif yang aktif dan berfungsinya karena adanya perangsang dari luar.

Motivasi ekstrinsik adalah motivasi dari luar yang berupa usaha pembentukan dari orang lain. Jadi, tingkah laku yang timbul disebabkan oleh rangsangan dari luar. Seperti,

(7)

seseorang belajar daengan harapan mendapat nilai yang baik sehingga ia dipuji oleh guru, temannya, ataupun ingin mendapatkan hadiah.

Kriteria motivasi ektrinsik belajar yang terdapat dalam novel “Nak, Maafkan Ibu tak Mampu Menyekolahkanmu” karya Wiwid Prasetyo. Ditunjukkan oleh tokoh yang mempunyai keinginan untuk belajar tokoh tersebut timbul karena adanya dorongan dari orang lain, baik dorongan yang secara langsung diucapkan ataupun dorongan yang berasal dari diri sendiri, tetapi ada factor dari luar yang merupakan pendukung tokoh untuk belajar (belajar tidak sepenuhnya didasari pada keinginan untuk mengatahui suatu pelajaran). Kriteria tersebut yaitu motivasi karena adanya hadiah, adanya teguran, motivasi karena nasihat, belajar karena orang lain.

Dimyati dan Mudjiono (2009:95) membagi kriteria motivasi belajar ekstrinsik menjadi lima bagian.

Pertama :Adanya hadiah, dalam kegiatan belajar mengajar, guru dapat memberikan apa saja kepada pesertad didik yang berprestasi dalam menyelesaikan tugas, benar menjawab ulangan yang diberikan, dan meningkatkan kedisiplinan belajar dan sebagainya.

Hadiah merupakan alat pendidikan yang bersifat positif dan fungsinya sebagai alat pendidik represif positif. Hadiah juga merupakan alat pendorong untuk belajar lebih aktif. Keluarga sakinah dapat memilih macam-macam hadiah dengan disesuaikan dengan sutuasi dan kondisi tertentu.

(Sebuah upacara adat digelar, tentu saja dengan tari-tarian dan berbagi macam sesajian hasil bumi yang

mereka kumpulkan dengan keringat, Raga didudukkan di kursi paling terhormat.WP. 22. AH/02.1.02)

Kedua : Adanya hukuman atau peringatan, hukuman adalah perlakuan yang negative, tetapi diperlukan dalam pendidikan. Hukuman yang dimaksud adalah hukuman yang bersifat mendidik. Kesalahan peserta didik karena melanggar disiplin dapat diberikan hukuman berupa mencatat bahan pelajaran atau apa saja yang sifatnya mendidik. Dalam proses belajar mengajar, anak didik yang membuat keributan dapat diberikan sanksi untuk menjelaskan kembali bahan pelajaran yang baru saja dijelaskan oleh guru. Sanksi segera dilakukan jangan ditunda, karena tujuannya untuk mendapat umpan balik dari peserta didik terhadap pelajaran yang baru dijelaskan.

(Boleh-boleh saja, akusangat menghargai orang yang mau kembali. Tetapi, tuntutanku sangat banyak, apa

kau sanggup.?” Kataku

menantangnya.WP. 150. AP/02.2.02)

Ketiga :Adanya teguran, dalam sudut pandang Islam, manusia adalah tempat salah dan lupa. Jadi, akan ada saja kemungkinan kalau seorang mukmin pun bisa khilaf. Kalau seorang ulama pun bisa salah. Kalau seorang pemimpin pun bisa kepeleset. Saat itu, ia butuh teguran sebagai cermin yang bisa menyadarkan.

Teguran adalah ungkapan sayang yang sejati seorang saudara terhadap saudaranya yang terjebak dalam kesalahan. Cinta karena Allah, dan benci pun karena Allah. Kalau bukan karena cinta, mungkin ia tak akan pernah menegur. Dalam

(8)

pembelajaran, teguran digunakan sebagai alat untuk memotivasi anak didik dalam meningkatkan cara belajarnya.

(Disini bukan Jepang, Anak muda. Disini Menahasa, pulau terpencil yang sangat elok dan kaya akan harta karun.WP. 25. AT/02.3.02) Keempat :Adanya nasehat, nasehat adalah alat motivasi yang positif, karena setiap orang akan merasa senang dengan dinasehati dengan pendekatan yang tepat. Dalam kegiatan belajar-mengajar nasehat dapat dimanfaatkan sebagai alat motivasi. Guru dapat menggunakan nasehat untuk memperbaiki anak didik. Nasehat tidak hanya dapa iberikan kepada seorang anak didik tetapi dapat diberikan kepada semua anak didik.

(Makanlah selagi masih panas, nanti kalau dingin rasanya jadi tak enak, bubur ini hanya tahan beberapa jam saja, setelah itu mencair dan beras tumbuknya akan mengendap di dasar mangkuk. WP. 32. AN/02.4.01)

Kelima :Belajar karena orang lain, belajar Karena orang lain merupakan salah satu factor motivasi ekstrinsik. Hal ini disebabkan karena anak didik bisa mempunyai motivasi belajar tinggi jika ia melihat teman atau orang lain belajar dengan tekun dan berhasil. Keberhasilan belajar orang lain tersebut menjadikan kekuatan yang memacu terciptanya keinginan untuk belajar dengan tujuan untuk meniru orang tersebut.

(Terimalah, aku tak akan menuntut apa-apa darimu, aku ikhlas memberinya tampa mengharapkan imbalan apa pun

darimu”.WP.339.BKL/02.5.01)

Pembahasan hasil apresiasi terhadap novel “Nak, Maafkan Ibu

tak Mampu Menyekolahkanmu”

karya Wiwid Prasetyo dapat dipaparkan bahwa tokoh yang ada didalamnya salah satunya Wenas mempunyai cita-cita yang tinggi untuk bisa merasakan bangku sekolah seperti yang dialami teman-teman sebayanya, Wenas adalah bocah miskin. Walau untuk makanpun kesulitan cita-citanya untuk bersekolah tidak pernah pupus!

Wenas sangat mengerti bahwa hidup adalah perjuangan, perubahan tidak akan turujud bila berpangku tangan.

Ketika semua kita percaya bahwa pndidikan merupakan cara memutus mata rantai kemiskinan, justru tak semua anak tidak bisa mendapatkannya. Diluar sana banyak anak-anak menantang panas matahari dengan senyum mengembang, berharap bisa mengumpulkan uang untuk bersekolah.

Motivasi intrinsik belajar dalam novel “Nak, Maafkan Ibu tak Mampu

Menyekolahkanmu” karya Wiwid Prasetyo terdiri dari motivasi intrinsik dan motivasi ektrinsik.

Motivasi Intrinsik Belajar Tokoh dalam Novel “Nak, Maafkan Ibu tak Mampu Menyekolahkanmu” karya Wiwid Prasetyo.Motivasi intrinsik adalah motivasi untuk belajar yang berasal dari dalam diri seseorang itu sendiri. Motivasi intrinsik diantaranya ditimbulkan oleh faktor-faktor yang muncul dari pribadi seseorang. Motivasi intrinsik merupakan motivasi yang tidak membutukan rangsangan ataupun paksaan dari orang lain, karena motivasi ini berasal dari dalam diri anak didik. Pernyataan tersebut sesuai dengan definisi tentang

(9)

motivasi intrinsik yang di kemukakan Djamarah bahwa motivasi intrinsik adalah motif-motif yang menjadi aktif atau berfungsinya tidak perlu dirangsang dari luar, karena dalam setiap individu sudah ada dorongan untuk melakukan sesuatu.

Kreteria motivasi intrisik belajar tokoh dalam novel “Nak, Maafkan

Ibu tak Mampu Menyekolahkanmu”

karya Wiwid Prasetyo dimiliki oleh Wenas, Ibunya, serta seorang Profesor. Motivasi intrinsik belajar yang dimiliki tokoh-tokoh tersebut didorong oleh keinginan yang tinggi untuk bisa mengenyam pendidikan dan bisa mempelajari suatu ilmu yang ingin diketahui, seperti ilmu pengatahuan yang dipelajari di sekolah, tentang agama, seni, dan sebagainya. Kreteria motivasi intrinsic yang terdapat dalam novel “Nak, Maafkan Ibu tak Mampu Menyekolahkanmu” karya Wiwid Prasetyo adalah tekun menghadapi tugas, tidak mudah putus asa, tidak mudah melapaskan hal-hal yang diyakini, senang mencari dan memecahkan masalah soal-soal.

Tekun menghadapi tugas.Ketekunan menghadapi tugas

merupakan salah satu yang utama dari kriteria motivasi intrinsik. Penjabarannya dapat dijelaskan dengan dapat bekerja dalam waktu yang lama dan tidak pernah berhenti sebelum selesai. Kriteria ini mensyaratkan keteguhan hati peserta didik dalam menyelesaikan tugas yang dihadapinya.

Tidak mudah putus asa. Putus

asa adalah godaan setan. Setan mencoba memengaruhi orang-orang beriman dengan membuat mereka bingung dan kemudian menjerumuskan mereka untuk berbuat kesalahan yang lebih serius.

Tujuannya adalah agar orang-orang beriman tidak merasa yakin dengan keimanan dan keikhlasan mereka, membuat mereka merasa “tertipu”. Jika seseorang jatuh ke dalam perangkap ini, ia akan kehilangan keyakinan dan akibatnya akan mengulangi kesalahan yang sama. Dalam motivasi belajar intrinsik, tidak putus asa merupakan sikap untuk tidak mengulangi kesalahan yang sama.

Menunjukan minat terhadap bermacam-macam masalah. Anak yang mempunyai motivasi yang tinggi ditunjukkan dengan adanya minat terhadap bermacam-macam masalah untuk dijadikan bahan perenungan dan belajarnya.

Lebih senang bekerja mandiri.

Motivasi yang tinggi tumbuh dan menjadikan anak didik lebih senang bekerja sendiri tanpa terikat dengan ketergantungan dengan orang lain.

Cepat bosan dengan tugas-tugas yang rutin. Tugas-tugas-tugas rutin

senantiasa dikerjakan dan dijalani tanpa adanya kebosanan, sehinigga tugas-tugas tersebut selesai tepat waktu.

Dapat mempertahankan pendapat. Pendapat anak didik yang

mempunyai motivasi yang tinggi akan dipertahankan dengan alasan yang logis serta mengedepankan kejujuran ilmiah.

Tidak mudah melepaskan hal yang diyakini. Keyakinan bagi anak

didik yang mempunyai motivasi tinggi merupakan wujud keteguhan hati untuk mencapai hal yang telah ditempuh dan diperjuangkannya.

Senang mancari dan memecahkan masalah soal-soal.

Masalah adalah sesuatu yang harus diselesaikan atau dipecahkan. Bagi anak didik yang mempunyai motivasi yang tinggi akan menjadi

(10)

hal yang menyenangkan jika mampu memecahkan masalah tersebut.

Kriteria motivasi ektrinsik belajar yang terdapat dalam novel “Nak, Maafkan Ibu tak Mampu

Menyekolahkanmu” karya Wiwid Prasetyo. Ditunjukkan oleh tokoh yang mempunyai keinginan untuk belajar tokoh tersebut timbul karena adanya dorongan dari orang lain, baik dorongan yang secara langsung diucapkan ataupun dorongan yang berasal dari diri sendiri, tetapi ada factor dari luar yang merupakan pendukung tokoh untuk belajar

Adanya hadiah. Hadiah merupakan alat pendidikan yang bersifat positif dan fungsinya sebagai alat pendidik represif positif. Hadiah juga merupakan alat pendorong untuk belajar lebih aktif. Keluarga sakinah dapat memilih macam-macam hadiah dengan disesuaikan dengan sutuasi dan kondisi tertentu.

Adanya hukuman atau peringatan. Hukuman adalah perlakuan yang negative, tetapi diperlukan dalam pendidikan. Hukuman yang dimaksud adalah hukuman yang bersifat mendidik. Kesalahan peserta didik karena melanggar disiplin dapat diberikan hukuman berupa mencatat bahan pelajaran atau apa saja yang sifatnya mendidik. Dalam proses belajar mengajar, anak didik yang membuat keributan dapat diberikan sanksi untuk menjelaskan kembali bahan pelajaran yang baru saja dijelaskan oleh guru. Sanksi segera dilakukan jangan ditunda, karena tujuannya untuk mendapat umpan balik dari peserta didik terhadap pelajaran yang baru dijelaskan.

Adanya teguran. Dalam sudut

pandang Islam, manusia adalah tempat salah dan lupa. Jadi, akan ada saja kemungkinan kalau seorang

mukmin pun bisa khilaf. Kalau seorang ulama pun bisa salah. Kalau seorang pemimpin pun bisa kepeleset. Saat itu, ia butuh teguran sebagai cermin yang bisa menyadarkan.

Teguran adalah ungkapan sayang yang sejati seorang saudara terhadap saudaranya yang terjebak dalam kesalahan. Cinta karena Allah, dan benci pun karena Allah. Kalau bukan karena cinta, mungkin ia tak akan pernah menegur. Dalam pembelajaran, teguran digunakan sebagai alat untuk memotivasi anak didik dalam meningkatkan cara belajarnya.

Adanya nasehat. Nasehat adalah

alat motivasi yang positif, karena setiap orang akan merasa senang dengan dinasehati dengan pendekatan yang tepat. Dalam kegiatan belajar-mengajar nasehat dapat dimanfaatkan sebagai alat motivasi. Guru dapat menggunakan nasehat untuk memperbaiki anak didik. Nasehat tidak hanya dapa iberikan kepada seorang anak didik tetapi dapat diberikan kepada semua anak didik.

Belajar karena orang lain.

Belajar Karena orang lain merupakan salah satu factor motivasi ekstrinsik. Hal ini disebabkan karena anak didik bisa mempunyai motivasi belajar tinggi jika ia melihat teman atau orang lain belajar dengan tekun dan berhasil. Keberhasilan belajar orang lain tersebut menjadikan kekuatan yang memacu terciptanya keinginan untuk belajar dengan tujuan untuk meniru orang tersebut.

SIMPULAN DAN SARAN

Berdasarkan pembahasan dan data penelitian terhadap novel Nak, Maafkan Ibu tak Mampu Menyekolahkanmu karya Wiwid

(11)

Prasetyo dapat dipaparkan bahwa tokoh-tokoh seperti Wenas, dan tokoh yang lain memiliki kemauan yang besar untuk mengenyam pendidikan sama dengan orang lain, aspek ini melekat pada diri Wenas, yang meliputi motivasi intrinsik belajar dan motivasi ektrinsik belajar. Motivasi intrinsik sangat penting dalam belajar karena motivasi yang berasal dari dalam diri anak didik tersebut akan mempermudah dalam melakukan aktivitas belajar dan tidak membutuhkan paksaan dari orang lain agar anak didik punya kemauan untuk belajar. Dalam aktivitas belajar, motivasi intrinsik sangat diperlukan, terutama belajar sendiri. Seseorang yang tidak memiliki motivasi intrinsik sulit sekali melakukan aktivitas belajar terus menerus.

Kriteria motivasi intrinsik menjadi delapan. 1)Tekun menghadapi tugas Ketekunan menghadapi tugas merupakan salah satu yang utama dari kriteria motivasi intrinsik. Penjabarannya dapat dijelaskan dengan dapat bekerja dalam waktu yang lama dan tidak pernah berhenti sebelum selesai. Kriteria ini mensyaratkan keteguhan hati peserta didik dalam menyelesaikan tugas yang dihadapinya. 2) Tidak mudah putus asa. Putus asa adalah godaan setan. Setan mencoba memengaruhi orang-orang beriman dengan membuat mereka bingung dan kemudian menjerumuskan mereka untuk berbuat kesalahan yang lebihserius. Tujuannya adalah agar orang-orang beriman tidak merasa yakin dengan keimanan dan keikhlasan mereka, membuat mereka merasa “tertipu”. Jika seseorang jatuh ke dalam perangkap ini, ia akan kehilangan

keyakinan dan akibatnya akan mengulangi kesalahan yang sama. Dalam motivasi belajar intrinsik, tidak putus asa merupakan sikap untuk tidak mengulangi kesalahan yang sama. 3). Menunjukan minat terhadap bermacam-macam masalah. Anak yang mempunyai motivasi yang tinggi ditunjukkan dengan adanya minat terhadap bermacam-macam masalah untuk dijadikan bahan perenungan dan belajarnya. 4). Lebih senang bekerja mandiri. Motivasi yang tinggi tumbuh dan menjadikan anak didik lebih senang bekerja sendiri tanpa terikat dengan ketergantungan dengan orang lain. 5). Cepat bosan dengan tugas-tugas yang rutin. Tugas-tugas rutin senantiasa dikerjakan dan dijalani tanpa adanya kebosanan, sehinigga tugas-tugas tersebut selesai tepat waktu. 6). Dapat mempertahankan pendapat . Pendapat anak didik yang mempunyai motivasi yang tinggi akan dipertahankan dengan alasan yang logis serta mengedepankan kejujuran ilmiah. 7). Tidak mudah melepaskan hal yang diyakini. Keyakinan bagi anak didik yang mempunyai motivasi tinggi merupakan wujud keteguhan hati untuk mencapai hal yang telah ditempuh dan diperjuangkannya. 8). Senang mancari dan memecahkan masalah soal-soal. Masalah adalah sesuatu yang harus diselesaikan atau dipecahkan. Bagi anak didik yang mempunyai motivasi yang tinggi akan menjadi hal yang menyenangkan jika mampu memecahkan masalah tersebut.

Motivasi ekstrinsik diperlukan untuk membangkitkan minat anak didik terhadap suatu pelajaran sehingga anak didik mempunyai keinginan untuk belajar. Motivasi ekstrinsik bisa disebut juga sebagai

(12)

bentuk motivasi dalam aktivitas belajar berdasarkan dorongan dari luar, yang tidak sepenuhnya berkaitan dengan belajar. Motivasi ekstrinsik dapat juga dikatakan sebagai bentuk motivasi yang didalamnya aktivitas belajar dimulai dan diteruskan berdasarkan dorongan dari luar yang tidak secara mutlak berkaitan dengan aktivitas belajar.

Motivasi belajar ekstrinsik mempunyai kriteria motivasi belajar ekstrinsik menjadi lima bagian. a). Adanya hadiah, dalam kegiatan belajar mengajar, guru dapat memberikan apa saja kepada pesertad didik yang berprestasi dalam menyelesaikan tugas, benar menjawab ulangan yang diberikan, dan meningkatkan kedisiplinan belajar dan sebagainya.

Motivasi dalam bentuk hadiah ini dapat membuahkan semangat belajar dalam mempelajari materi-materi pelajaran. Dan sebuah keluarga yang sakinah harus memilih waktu yang tepat, yaitu kapan hadiah tersebut akan diberikan untuk mendatangkan pengaruh positif terhadap anak. b). Adanya hukuman atau peringatan, hukuman adalah perlakuan yang negative, tetapi diperlukan dalam pendidikan. Hukuman yang dimaksud adalah hukuman yang bersifat mendidik. Kesalahan peserta didik karena melanggar disiplin dapat diberikan hukuman berupa mencatat bahan pelajaran atau apa saja yang sifatnya mendidik. Dalam proses belajar mengajar, anak didik yang membuat keributan dapat diberikan sanksi untuk menjelaskan kembali bahan pelajaran yang baru saja dijelaskan oleh guru. Sanksi segera dilakukan jangan ditunda, karena tujuannya untuk mendapat umpan balik dari peserta didik terhadap pelajaran yang

baru dijelaskan. c). Adanya teguran, dalam sudut pandang Islam, manusia adalah tempat salah dan lupa. Jadi, akan ada saja kemungkinan kalau seorang mukmin pun bisa khilaf. Kalau seorang ulama pun bisa salah. Kalau seorang pemimpin pun bisa kepeleset. Saat itu, ia butuh teguran sebagai cermin yang bisa menyadarkan. Teguran adalah ungkapan sayang yang sejati seorang saudara terhadap saudaranya yang terjebak dalam kesalahan. Cinta karena Allah, dan benci pun karena Allah. Kalau bukan karena cinta, mungkin ia tak akan pernah menegur. Dalam pembelajaran, teguran digunakan sebagai alat untuk memotivasi anak didik dalam meningkatkan cara belajarnya. d). Adanya nasehat, Nasehat adalah alat motivasi yang positif, karena setiap orang akan merasa senang dengan dinasehati dengan pendekatan yang tepat. Dalam kegiatan belajar-mengajar nasehat dapat dimanfaatkan sebagai alat motivasi. Guru dapat menggunakan nasehat untuk memperbaiki anak didik. Nasehat tidak hanya dapa iberikan kepada seorang anak didik tetapi dapat diberikan kepada semua anak didik. e). Belajar karena orang lain, belajar Karena orang lain merupakan salah satu factor motivasi ekstrinsik. Hal ini disebabkan karena anak didik bisa mempunyai motivasi belajar tinggi jika ia melihat teman atau orang lain belajar dengan tekun dan berhasil. Keberhasilan belajar orang lain tersebut menjadikan kekuatan yang memacu terciptanya keinginan untuk belajar dengan tujuan untuk meniru orang tersebut.

Saran

Karya sastra seperti novel sebagai imaji pengarang dan

(13)

merupakan cerminan pengarang dalam gaya penceritaannya. Latar belakang religi, domilsili, dan pendidikan akan mempengaruhi pengarang dalam menampilkan watak-watak tokoh.Peneliti yang dilakukan saat ini ditinjau dari teori psikologi Freud. Peneliti lanjutan dapat mengembangkan penelitian lain dengan menggunakan teori yang berbeda dengan objek penelitian yang sama sehingga memberikan gambaran yang lebih luas terhadap kajian.

DAFTAR RUJUKAN

Adi, Ida Rochani. 2011. Fiksi Populer Teori dan Metode Kajian. Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Aminuddin, 1995. Pengantar Apresiasi Sastra. Bandung: Sianar baru

Aminuddin, 2011. Pengantar Apresiasi Sastra. Bandung: Sianar baru

Arikonto, Suharsimi 2006. Prosedur penelitian satuan pengantar praktik. Jakarta: Renika cipta Arikonto, Suharsimi 2009.

Dasar-dasar evaluasi Pendidikan. Jakarta: bumi aksara

Asrori, Muhammad.2008 Psikologi Pembelajaran. Bandung: Wacana Prima

Depdikbut, 1990. Kamu Besar Bahasa Indonesia. Jakarta. Balai Pustaka.

Dimyati dan Mudjiono, 2009. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta rineka cipta

Djaali, H. 2009 Psikologi Pendidikan Jakarta : Bumi Aksara

Djamarah, Syaiful Bahri. 2008 Psikologi Belajar. Jakarta : Asdi Mahasatya.

Djamarah, Syaiful Bahri. 2011 Strategi Belajar Mengajar. Jakarta : Rineka Cipta.

Fananie, Zainuddin. 2000. Telaah

Sastra. Surakarta:

Muhammadiyah University Press

Jabrohim, dkk. 2003. Cara Menulis Kreatif. Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Gintings, Abdorrakhman. 2008. Belajar dan Pembelajaran. Bandung : Humaniora

Hamzah. 2011. Teori Motivasi & Pengukurannya. Jakarta: Bumi Aksara

Maulana, Ahmad. 2008. Kamus Ilmiyah Populer Lengkap. Yogyakarta: Absolut

Moleong, Lexi J. 2009 Metode Penelitian Kualitatif. Bandung : Remaja Rosdakarya

Nurgiyantoro, Burhan. 1995, Teori Pengkajian Fiksi. Yogyakarta: Gajah Mada University Press Prasetyo, Wiwid. 2010. Nak, Maafkan Ibu Tak Mampu

Menyekolahkanmu. Jokjakarta : Diva Pres.

Referensi

Dokumen terkait

Konsep yang dimaksud adalah gambaran dari objek yaitu berupa sebuah novel 38 Tahun Mencari Ibu karya Alya Zulfa dalam tulisan ilmiah yang berjudul Psikologi

penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “ Aspek Motivasi Tokoh Utama dalam Novel Haji Backpacker Karya Aguk Irawan MN: Tinjauan Psikologi Sastra dan

Hasil analisis novel 38 Tahun Mencari Ibu dapat disimpulkan bahwa psikologis tokoh utama dalam novel 38 Tahun Mencari Ibu kaya Alya Zulfa adalah komponen

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan aspek psikologis tokoh utama dalam novel 38 Tahun Mencari Ibu karya alya Zulfa yang diterbitkan pada tahun

serta implikasinya dalam pemberlajaran sastra di SMA. Berdasarkan masalah tersebut penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan: Unsur intrinsik novel, Nilai

Unsur Intrinsik Dalam Novel Angsa-Angsa Liar Karya

Novel The Chronicle of Kartini karya Wiwid Prasetyo juga dapat digunakan sebagai bahan pembelajaran dalam mata pelajaran bahasa Indonesia di jenjang SMA/SMK, karena isi bacaan

Mendeskripsikan unsur intrinsik pendorong kepribadian tokoh utama Alif Fikri dalam novel Ranah 3 Warna karya A. Mendeskripsikan kepribadian tokoh utama Alif Fikri dalam novel