Nama : Yusup Ragil Prasetyo NIM : 836775781
POKJAR : Gantiwarno,Klaten
Mata Kuliah : PDGK4202/Pembelajaran IPA SD
1.
PEMBELAJARAN IPA DENGAN TEORI MODEL AUSUBEL
Mata Pelajaran : IPA /Semester 1 Kelas : III
Materi : Lingkungan Tujuan Umum : Siswa dapat :
1. Memahami Perubahan lingkungan yang berpengaruh terhadap lingkungan alam
Desain Pembelajaran :
1. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai
2. Guru menyiapkan alat peraga berupa kartu kata yang nantinya akan ditempel dipapan tulis yang berisi peta konsep tentang “lingkungan”
3. Siswa di bagi kedalam kelompok yang terdiri dari 3 kelompok yang masing – masing kelompok terdiri dari 4 anak
4. masing masing kelompok berdiskusi mengenai kata kunci yang berhubungan erat dengan lingkungan.
5. Perwakilan dari setiap kelompok untuk maju dan menempelkan kartu kata secara urut dan lengkap mengenai lingkungan
6. Adapun peta konsepnya sebagai berikut
PERUBAHAN LINGKUNGAN ALAM
Pengaruh Angin
Pengaruh
udara Pengaruh cahaya matahari
Pengaruh asap kendaraan LINGKUNGAN
Alasan Pembelajaran IPA dengan teori model Ausubel adalah Karena pada dasarnya didalam kurikulum KTSP yang saat ini diterapkan di SD Negeri 1 Logede kecamatan Karangnongko Klaten,Sudah diterapkan Pembagian-Pembagian mata pelajaran salah satunya adalah mata pelajaran IPA. Suatu konsep IPA yang tidak asing lagi adalah LINGKUNGAN.Pastilah didalam benak dan pikiran siswa langsung mengkaitkan konsep lingkungan tersebut dengan mata pelajaran IPA yang didalamnya menyangkut proses asimilasi informasi umum ( IPA). Dengan diterapkan desain pembelajaran melalui peta konsep (mind mapping) siswa akan mudah mengkaitkan informasi baru ( Pengaruh angin) ,pengaruh hujan , pengaruh cahaya matahari dan gelombang laut dengan lingkungan yang pada proses ini asimilasi baru tersebut di kaitkan pada subsume-subsumer yang relevan umum ( Lingkungan) kedalam struktur kognitif siswa
Jika dibandingkan dengan teori Gagne,Piaget,dan teori Burner dalam pelaksanaan kurikulum KTSP disekolah pada umumnya dan di SD N 1 Logede pada khususunya menurut saya dalam membangun struktur pengetahuan baru membutuhkan waktu yang relative lama , mulai pada tahap “pengenalan” ( teori piaget) , tahap pemahaman,pengenalan ( teori Brunner ) dan perubahan tingkah laku ( teori Gagne ).Maka untuk mencapai tahap teori Ausubel sangatlah cocok di terapkan di kelas 3 SD.
Menurut saya teori Ausubel yang paling cocok dalam pembelajaran di kelas 3 di SD N 1 Logede Karangnongko Klaten.karena secara tidak langsung dari kelas 1 sampai kelas 3 siswa sudah melewati dan memahami dan secara tidak langsung sudah terbentuk struktur kognitif pengetahuan nya.hal ini dibuktikan bahwa secara procedural kurikulum KTSP itu tematik, namun buku LKS siswa , ujian UTS,Ujian Akhir semester1,2, sudah di kelompokkan kedalam mata pelajaran.
2. Keuntungan menggunakan pendekatan dalam pembelajaran IPA di kelas adalah a. Guru dapat menggunakan pembelajaran resepsi (penerimaan) atau model pengajaran
ekspositori kerana guru dapat menyampaikan materi secara lengkap dalam susunan yang teratur.
b. Seorang Guru dapat memilih pendekatan yang dapat memberikan kesempatan dalam memberikan pengalaman belajar langsung,melalui penggunaan dan pengembangan keterampilan proses dan sikap ilmiah
c. Sikap positif dan kesadaran tentang adanya hubungan yang saling mempengaruhi antara IPA ,Lingkungan,teknologi dan masyarakat
d. Mengembangkan keterampilan proses untuk menyelediki alam sekitar ,memecahkan masalah dan membuat keputusan
3.
APLIKASI PEMBELAJARAN IPA KELAS 3 DENGAN PENDEKATAN
KETERAMPILAN PROSES
Mata Pelajaran : IPA
Kelas : 3 Semester 1
Materi : Pertumbuhan dan Perkembangbiakan pada Tumbuhan Tujuan Pembelajaran :
1. Melalui percobaan menyetek, siswa dapat mengetahui dan memahami perkembangbiakan tanamana secara buatan dengan bantuan manusia yaitu menyetek.
2. Melalui percobaan menyetek, siswa dapat mempraktekan sendiri cara menyetek pada tanaman
Pendekatan Pembelajaran :
Ada beberapa alternatif pendekatan yang dapat digunakan guru untuk membelajarkan IPA di sekolah. Ada beberapa pendekatan yang dapat digunakan dalam pembelajaran IPA di SD, misalnya pendekatan pendekatan konsep, pendekatan lingkungan, pendekatan inkuiri, dan pendekatan keterampilan proses. KTSP menyatakan bahwa pendekatan pembelajaran yang digunakan untuk membelajarkan sains adalah pendekatan yang berorientasi pada siswa. Sekalipun tidak menyebutkan pendekatan tertentu yang dapat digunakan guru untuk membelajarkan suatu topik, namun ada sejumlah pendekatan yang dianjurkan yaitu pendekatan inkuiri sains, pendekatan berbasis konstruktivisme, pendekatan sains, lingkungan, teknologi, dan masyarakat (Salingtemas), dan pendekatan pemecahan masalah. Oleh karena itu guru dituntut untuk memiliki
pengetahuan dan ketrampilan untuk memilih dan menggunakan pendekatan yang cocok dalam membelajarkan suatu topik/konsep. Pada Kegiatan Belajar 1 ini anda akan belajar beberapa pendekatan yang sering digunakan dalam pembelajaran IPA, yaitu pendekatan konsep dan pendekatan lingkungan.
Desain Pembelajaran :
1. Guru menyampaian tujuan pembelajaran
2. Siswa di bagi kedalam 3 kelompok yang masing masing kelompok terdiri dari 4 orang
3. Dengan bimbingan guru siswa melakukan percobaan mencangkok dengan alat dan bahan sebagai berikut:
a. Alat : pisau,cutter,gunting
b. Bahan: batang pohon mangga ,jambu,rambutan,tanah,plastic,karet,tali raffia
EVALUASI
1. Apakah yang dimaksud dengan menyetek?
2. Bagaimana tahapan –tahapan dari proses menyetek? 3. Sebutkan 4 jenis tanaman yang dapat di setek ?
EVALUASI PROSES Lembar Pengamatan Kinerja Siswa
NO Kinerja Siswa
Skor
1 2 3 4
1 Siswa membawa dan menyiapkan bahan dan alat percobaan dengan lengkap
2 Siswa menunjukkan antusias dalam bekerja kelompok
3 Percobaan siswa secara bertahap dan procedural
4 Menunjukkan Kekompakan dan kerjasama tim kelompok dalam melakukan percobaan
5 Pemeliharaan alat,kebersihan,dan kerapian setelah percobaan usai
4 . Pendekatan Sejarah diperlukan sangat cocok diperlukan pada jenjang kelas tinggi yaitu kelas 5 dan 6 .Misalnya Penerapan pembelajan di kelas 6 yaitu mempelajari “ Tata Surya “ Para siswa diajak untuk mempelajari system tata surya,pergerakan bumi mengelilingi matahari,revolusi bumi ,dan bulan. Dalam hal ini melalui media Proyektor siswa di kenalkan dengan tokoh ilmu tata surya yaitu galilio –galilea., dikenalkan dengan seorang ahli astronomi lainya yang bertujuan agar siswa dapat memahami dan mengerti tentang system tatasurya yang mengelilingi jagad alam semesta ini
5. Metode yang paling tepat dalam pembelajaran IPA di SD Pendahuluan
Pada hakikatnya pembelajaran IPA di sekolah dasar bertujuan agar siswa menguasai fakta,konsep,prinsip,dan proses penemuan serta memiliki sikap ilmiah,yang bermanfaat bagi siswa dalam mempelajari diri dan alam sekitarnya.Pendidikan IPA menekankan pada
pemberian pengalaman langsung untuk mencari tahu dan berbuat sehingga mampu mempelajari alam sekitar secara ilmiah.
Menurut saya, Metode yang paling cocok di terapkan di SD yaitu : 1. Metode Demonstrasi dan Metode Eksperimen /percobaan
a. Metode Demonstrasi yaitu : Suatu strategi pengembangan dengan cara memberikan pengalaman belajar melalui perbuatan melihat dan mendengarkan di ikuti dengan meniru pakerjaan yang didemonstrasikan.metode demonstrasi adalah metode yang digunakan untuk memperlihatkan sesuatu proses atau cara kerja suatu benda yang berkenaan dengan bahan pelajaran
Contoh Penggunan metode demonstrasi Mata Pelajaran : IPA
Kelas : V / Semester 2
Materi : Benda nyata di sekitar kita
Demonstrasi : membbuat rangkaian seri dan pararel Alat dan bahan demonstrasi :
1. Papan Kayu 2. Soldier + Tenol 3. Steroform 4. Lem Steroform 5. Lem Alteco 6. Pasah Kayu 7. Bor Listrik 8. Cutter 9. Penggaring
10. Jack Banana male + Female 11. Piting lampu
12. Lampu 1,5 volt (6 buah) 13. Baterai 1,5 volt AA (2 buah) 14. Baterai 9 volt (1 buah)
15. Kertas dan Pena untuk menulis keterangan 16. Pemotong kayu (geraji)
17. Pensil
Desain Pembelajaran Metode Demonstrasi
a. Guru menyiapkan media berupa lampu baterai kabel dll. b. Guru memasang gambar cara membuat lampu seri dan pararel.
c. Siswa secara berkelompok mengamati gambar dan menyiapkan alat sesuai gambar
d. Siswa berdiskusi membuat lampu seri dan pararel dan siswa mempresentasikan hasil diskusi membuat lampu seri dan pararel
Adapun kelemahan dari metode demontrasi adalah tidak semua murid dapat ikut aktif,mungkin hanya sebagian murid yang mencobanya,terkadang waktunya terbatas, terkadang siswa kurang terampil dalam penggunaan alat peraga demonstrasi.
2. Metode eksperimen
Metode eksperimen sangat berbeda dengan metode demonstrasi,secara khusus metode eksperimen adalah sebuah metode yang dapat dilakukan dialam sekitar,misalnya untuk mengetahui bagaimana tumbuhan berkembang biak dengan cara mencangkok,dalam pembelajaran siswa dibawa kehalaman sekolah yang terdapat tanaman mangga,siswa dapat melakukan eksperimen bagaimana cara mencangkok dengan bimbingan guru. Metode eksperimen juga dapat diterapkan dikelas atas yaitu kelas 3,4,5,6 SD.adapun kelemahan dari metode eksperimen adalah metode ini butuh fasilitas khusus dan bahan yang terkadang sulit ditemukan,metode eksperiment menuntut ketelitian kesabaran yang tinggi, hasil percobaan terkadang tidak sesuai yang diharapkan.
3. Metode Studi Lapangan
Metode studi lapangan jauh lebih bermanfaat bagi siswa yang memberikan penglaman luas kepada murid.metode studi lapangan IPA juga merupakan pengalaman langsung,melihat obyek sebenarnya.misalnya ke kebun binatang melihat flora dan fauna, namun kelemahan metode ini adalah kendala biaya sekolah untuk mengadakan karya wisata
Adapun secara implicit,contoh antara pendekatan dan metode dapat digambarkan kedalam diagram sebagai berikut:
PENDEKATAN
PENDEKATAN KETERAMPILAN
PROSES
METODE DISKUSI METODE
DEMONSTRASI
METODE EKSPERIMEN