• Tidak ada hasil yang ditemukan

MEDIA KOMUNIKASI MAHASISWA DALAM MENINGKATKAN PRESTASI STUDI : STUDI KASUS PADA MAHASISWA FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL SURABAYA.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "MEDIA KOMUNIKASI MAHASISWA DALAM MENINGKATKAN PRESTASI STUDI : STUDI KASUS PADA MAHASISWA FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL SURABAYA."

Copied!
121
0
0

Teks penuh

(1)

MEDIA KOMUNIKASI MAHASISWA DALAM MENINGKATKAN PRESTASI STUDI (Studi Kasus Pada Mahasiswa Fakultas Dakwah dan

Komunikasi Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Suarabaya)

SKRIPSI

Diajukan Kepada Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan dalam Memperoleh

Gelar Sarjana Ilmu Komunikasi (S.I.Kom)

Oleh: Fajar Syaifudin NIM: B76212100

PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI JURUSAN KOMUNIKASI

FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI

(2)
(3)
(4)
(5)
(6)

ABSTRAK

Fajar Syaifudin, B76212100, 2016. Media Komunikasi Mahasiswa dalam Meningkatkan Prestasi (Studi kasus pada Fakultas Dakwah dan Komunikasi Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya, Skripsi Prodi Ilmu Komunikasi Fakultas Dakwah dan Komunikasi Universitas Negeri Sunan Ampel Surabaya

Kata Kunci : Media Komunikasi, Mahasiswa, dan Prestasi

Dalam penelitian ini, peneliti mengangkat tiga fokus penelitian, yaitu: (1) media komunikasi yang digunakan mahasiswa Fakultas Dakwah dan Komunikasi Universitas Islam negeri Sunan Ampel Surabaya, (2) bagaimana cara menggunakan media komunikasi mahasiswa Fakultas Dakwah dan Komunikasi Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya, (3) peran media komunikasi dalam meningkatkan prestasi mahasiswa Fakultas Dakwah dan Komunikasi Universitas Islam Negeri Sunan Ample Suarabaya.

Untuk menjawab fokus penelitian tersebut secara menyeluruh dan mendalam, dalam penelitian ini digunakanlah metode penelitian deskriptif kualitatif yang berguna untuk memberikan fakta dan data mengenai media komunikasi mahasiswa Fakultas Dakwah dan Komunikasi Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya. Data yang diperoleh dianalisis dengan menggunakan Teori penggunaan dan kepuasan sehingga diperoleh beberapa kegiatan ketika berkomunikasi.

Dari hasil penelitian ditemukan bahwa: (1) media komunikasi yang digunakan mahasiswa Fakultas Dakwah dan komunikasi Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya yakni buku, koran, majalah, televisi, BBM, Line, Whatsapp, Facebook, Youtube dan kompas.com (2) cara menggunakan media komunikasi mahasiswa Fakultas Dakwah dan Komunikasi Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya yakni; bergabung digrup Whatsapp, BBM, Line dengan tujuan saling betukar informasi antar teman, fakultas, atau bahkan antar kampus, menontot vidio training yang berhubungan dengan perkuliahan, mengikuti semacam sekolah toefl yang ada di Facebook.

Bertitik tolak dari penelitian ini, beberapa saran yang dapat dijadikan pertimbangan Fakultas Dakwah dan Komunikasi Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya adalah fakultas dan jurusan mengarahkan mahasiswanya untuk mengasah

(7)

DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL... i

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA... ii

PERSETUJUAN PEMBIMBING... iii

MOTTO DAN PERSEMBAHAN... iv

KATA PENGANTAR... v

ABSTRAK... ... vi

DAFTAR ISI... DAFTAR BAGAN... DAFTAR TABLE... vii x xi BAB I PENDAHULUAN A. Konteks Penelitian... 1

B. Fokus Penelitian... 4

C. Tujuan Penelitian... 5

D. Manfaat Penelitian... 5

E. Kajian Hasil Penelitian Terdahulu... 6

F. Definisi Konsep... 6

G. Kerangka Pemikiran... 8 H. Metode Penelitian...

1. Pendekatan dan Jenis Penelitian... 2. Subyek, Obyek dan Lokasi Penelitian... 3. Jenis dan Sumber Data...

(8)

B. Teori Used and Gratfcation... 39 BAB III PAPARAN DATA PENELITIAN

A. Profil Data... 1. Sejarah Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya... 2. Profil Fakultas Dakwah dan Komunikasi Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya...

1. Media komunikasi mahasiswa Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN Sunan Ampel Surabaya... 2. Cara menggunnakan media komunikasi mahasiswa Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN Sunan Ampel Surabaya... 3. Peran Media Komunikasi dalam meningkatkan prestasi

mahasiswa Fakultas dakwah dan komunikasi UIN Sunan Ampel

(9)

B. Konfirmasi dengan teori... 97 BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan... B. Rekomendasi...

104 105

(10)

DAFTAR BAGAN

(11)

DAFTAR TABLE

Table 1.1 Profil Informan...

Table 1.2 Kriteria IPK...

58

(12)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Konteks Penelitian

Manusia merupakan makhluk sosial, yang mana manusia tidak dapat memenuhi kebutuhannya sendiri. Oleh karena itu manusia perlu melakukan interaksi sosial. Interaksi sosial yang dimaksudkan adalah aktivitas berkomunikasi dengan manusia lain baik dalam komunikasi kelompok maupun komunikasi individu yang berguna memenuhi kebutuhan hidupnya.

Komunikasi tidak lagi dapat dipisahkan dari kehidupan. Dimana ada manusia disitu pula akan terjalin suatu komunikasi. Komunikasi adalah suatu proses penyampaiaan suatu pesan kepada orang atau pihak lain. Proses komunikasi akan selalu terjadi selama proses kehidupan sesorang masih berlangsung. Dengan adanya komunikasi maka akan semakin mempererat hubungan antarindividu maupun hubungan antarkelompok sehinga tidak akan ada lagi benih-benih permusuhan dalam proses kehidupan.

Menurut Effendy istilah komunikasi atau dalam bahasa Inggris

communicuttion berasal dari kata Latin communikatio, dan bersumber dari kata communis yang berarti sama. Sama di sini maksudnya adalah sama makna. Jadi, komunikasi yang dimaksudkan oleh Effendy merupan komunikasi yang terjalin atas dasar kesamaan makna tentang apa yang sedang dibicarakan.

(13)

2

komunikan, dan (5) efek. Jadi yang dimaksudkan dalam paradigma Lasswell yaitu,bahwasannya komuniksi adalah proses penyampaian pesan oleh komunikator kepada komunikan melalui media yang menimbulkan efek tertentu. Dalam hal ini media merupakan salah satu aspek penting dalam melakukan suatu proses komunikasi dengan pihak lain

Proses pada hakikatnya adalah proses penyampain pikiran atau perasaan oleh seseorang (komunikator) kepada oranglain atau lawan bicara (komunikan). Pikiran yang dimaksudkan merupakan penyampaiaan gagasan, opini, pendpat atau pengungkapan sebuah perasan. Menurut Effeny dalam suatu proses komunikasi terdiri dari dua tahapan yaitu, (1) proses komunikasi primer adalah proses komunikasi yang menjadikan lambang sebagai media komunikasi. Lambang yang dimaksudkan adalah bahasa, warna, isyarat, gambar, dan lain sebagainya; dan (2) proses komunikasi sekunder adalah proses komunikasi yang disampaikan seseorang kepada orang lain melalui alat, namun tetap menjadikan lambang sebagai media utamanya. Proses komunikasi sekunder terjadi akibat adanya jarak yang menghalangi antara dua pihak, sehingga diperlukan alat untuk melancarkan jalinan komuikasi.

(14)

3

mempermudah aktivitas manusia. Berkembangnya media komuikasi ke arah modern memiliki dampak - dampak positif maupun dampak - dampak negatif. Dampak - dampak tersebut tidak hanya menyerang beberapa kalangan masyarakat saja.

(15)

4

yang bisa memanfaatkan media tersebuta dengan baik dan benar maka mereka akan mendapatkan hal yang bermanfaat juga seperti para mahasiswa Fakultas Dakwah dan Komunikasi universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya yang berhasil meningkatkan prestasinya. Tentu saja hal tersebut sangat menarik untuk dialakukan suatu penelitian bahwasannya media komunikasi memiliki dampak positif dan negatif dalam peningkatan prestasi kalangan akademik khususnya mahasiswa Fakultas Dakwah dan Komunikasi Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, dapat dirumuskan masalah sebagai berikut:

1. Apa saja media komunikasi yang digunakan mahasiswa Fakultas Dakwah dan Komunikasi Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya dalam meningkatkan prestasinya?

2. Bagaimana cara menggunakan media komunikasi mahasiswa Fakultas Dakwah dan Komunikasi Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya dalam meningkatkan prestasi?

3. Bagaimana peran media komunikasi dalam meningkatkan prestasi mahasiswa Fakultas Dakwah dan Komunikasi Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya?

C. Tujuan Penelitian

(16)

5

1. Menjelaskan apa saja media komunikasi yang digunakan mahasiswa Fakultas Dakwah dan Komunikasi Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya dalam meningkatkan prestasinya.

2. Menjelaskan cara menggunakan media komunikasi mahasiswa Fakultas Dakwah dan Komunikasi Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya dalam meningkatkan prestasinya.

3. Menjelaskan peran media komunikasi dalam meningkatkan prestasi mahasiswa Fakultas Dakwah dan Komunikasi Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya

D.Manfaat Penelitian

Berdasarkan tujuan penelitian diatas, penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat diantaranya sebagai berikut:

1. Secara Teoritis

Penulisan proposal ini diharapkan dapat memberikan kontribusi yang posotif bagi perkembangan ilmu komunikasi dan diharapkan dapat memberikan sedikit pengetahuan mengenai kajian deskrisi kualitatif pada media komunikasi.

2. Secara Praktis

(17)

6

kemampuan berpikir secara ilmiah dengan menganalisis data dari objek yang dikaji.

E. Tinjauan Pustaka

Sebagai referensi penelitian ini, diperoleh jenis penelitian yang sama yaitu: “Pengunaan media sosial sebagai media komunikasi dikalangan

mahasiswa” (Studi pada Mahasiswa Jurusan Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu

Sosial dan IlmuPolitik Universitas Brawijaya Malang Pengguna Facebook, Twitter, Foursquare, dan Flickr) oleh Ayu Azmi Muffiddah Jurusan Ilmu Komunikasi, Pemitan Komunikasi Massa Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Universwitas Brawijaya Malang. Penelitian ini membahas tentang alasan, tujuan dan aktivitas informan menggunakan media sosial facebook, twitter, foursquera dan flickr dengan menggunakan metode penelitian kualitatif. F. Definisi Konsep

Definisi konsep disini dimaksudkan untuk manyamakan persepsi sehingga tidak terjadi kesalah pahaman dalam mempelajarinya. Istilah-istilah yang perlu dijelaskan dalam penelitian yang berjudul media komunikasi mahasiswa dalam meningkatkan prestasi (study pada mahasiswa Fakultas Dakwah dan Komunikasi Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya) adalah sebagai berikut:

1. Media Komunikasi

Media komunikasi adalah suatu alat atau benda yang digunakan untuk

mempermudah kita dalam berkomunikasi. Pada jaman modern sekarang

ini banyak sekali media (alat/benda) yang sangat membantu dan

(18)

7

diantara kita, kita masih bisa saling berkomunikasi dalam hitungan menit

bahkan detik. Adapun beberapa jenis-jenis media, yaitu sebagai berikut:

a) Menurut sifatnya media dapat dibagi:

1. Media komunikasi audio, media yang hanya bisa didengar saja,

seperti radio, telepon dll.

2. Media komunikasi visual, smedia yang hanya bisa dilihat atau

dibaca saja, seperti koran, majalah dll.

3. Media komunikasi audio visual, yaitu media yang dapat didengar dan dilihat dalam penyampaiannya seperti televisi, handphone 3G dll.

b) Menurut sasarannya terdiri dari:

1. Media komunikasi nirmassa, yaitu media yang dalam

penyampaian informasinya hanya ditujukan kepada satu sasaran

saja(sasaran tunggal), contoh telepon.

2. Media komunikasi massa, yaitu media yang dalam

penyampaian informasinya ditunjukan kepada banyak orang

atau massa, sepeti koran dan majalah.

c) Menurut jangkauanya terdiri dari:

1. Media komunikasi eksternal adalah suatu media komunikasi

yang digunakan untuk melakukan hubungan dan

menyampaikan pesan atau informasi dengan pihak-pihak luar.

Seperti makalah perusahaan, brosur, internet, surat dll.

2. Media komunikasi internal adalah semua sarana penyampaian

(19)

8

dan biasanya bersifat non-komersial. Seperti papan

pengumuman, house jurnal(majalah bulanan) dll.1

2. Prestasi

Menurut pendapat Djamarah tentang pengertian pretasi adalah hasil dari suatu kegiatan yang telah dikerjakan, diciptakan baik secara individu maupun kelompok. Sedangkan menurut Adesanjaya menyatakan bahwa prestasi adalah hasil dari suatau kegiatan yang telah dikerjakan, diciptakan, yang mennyenangkan hati, yang telah diperoleh dengan jalan keluwetan kerja, baik secara individu maupun secara kelompok dalam bidang kegiatan tertentu2

Prestasi adalah perolehan atau hasil yang sudah kita dapat dari

belajar ataupun pekerjaan yang kita lakukan dengan sungguh-sungguh

sehingga mampu membuat hal yang mengesankan baik secara individu

maupun kelompok.

G. Kerangka Pikiran

Ilustrasi kerangka pikir penelitian “media komunikasi mahasiswa

Fakultas Dakwah dan Komunikasi Universitas Islam Negeri Sunan Ampel

Surabaya”, adalah sebagai berikut:

1

https://riswantohidayat.wordpress.com/2009/12/14/media-komunikasi/

2

(20)

9

Gambar 1.1

Kerangka Pikir Peneliti

Media komunikasi mahasiswa

Kerangkan penelitian diatas menggambarkan tentang alur berpikir

penelitian yang akan dilakukan oleh peneliti. Berawal dari media massa yakni

media yang digunakan mahasiswa dalam meningkatkan prestasinya.

Selanjutnya agar mengetahui peran media komunikasi dalam meningkatkan

prestasi maka perlu mengetahui teori uses and gratification (kegunaan dan

kepuasan). Dalam teori uses and gratification (kegunaan dan kepuasan), para

mahasiswa bebas memilih media yang disukai untuk kepentingan atau tujuan

tertentu atau dapat menggunakan media yang sama untuk tujuan yang

berbeda.

Ketika teori berjalan sesuai dengan harapan dan tujuan yang telah

ditetapkan sebelumnya maka penerapan media komunikasi mahasiswa

Media massa

(21)

10

menjadi tahap berikutnya oleh mahasiswa Fakultas Dakwah dan Konukasi

Universita Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya.

H. Metode Penelitian

Metode penelitian adalah strategi umum yang dilakukan dalam melakukan pengumpulan data dan analisis data yang diperlukan, guna diperluka untuk menjawab persoalan yang diteliti.

1. Pendekatan dan Jenis Penelitian

Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Pendekatan kualitatif adalah penelitian yang menghasilkan data diskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang diamati.3 Pendekatan kualitatif diharapkan mampu menghasilkan uraian yang mendalam tentang ucapan, tulisan dan atau perilaku yang dapat diamati dari setiap individu, kelompok masyarakat dan organisasi.

Jenis penelitian ini adalah diskriptif kualitatif yaitu data yang dikumpulkan berbentuk kata-kata, gambar buakn angka-angka. Adapun tujuan dari peneletian diskriptif adalah untuk membuat pencandraan secara sistematis, factual dan akurat mengenai fakta dan sifat populasi atau daerah tertentu. Penelitian ini digunakan untuk mengetahui media komunikasi mahasiswa dalam meningkatkan prestasi ( study mahasiswa Fakultas Dakwah dan Komunikasi Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya).

3

(22)

11

2. Subjek, Objek dan lokasi Penelitian

a) Subjek penelitian adalah mahasiswa Fakultas Dakwah dan Komunikasi Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya. b) Objek Penelitian

Objek penelitian adalah bagaimana peran dan cara menggunakan media komunikasi mahasiswa dalam meningkatkan prestasi (study kasus mahasiswa Fakultas Dakwah dan Komunikasi Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya)

c) Lokasi Penelitian

Penelitian yang dilakukan ini berada dilokasi di kampus Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya. Jl. Ahmad Yani no 117 Surabaya.

3. Jenis dan Sumber Data a. Jenis Data

Data primer merupakan data pokok dari penelitian ini yakni data yang diperoleh secara langsung dari penelitian perorangan, kelompok dan organisasi.4 Pada data ini data mengenai media komunikasi mahasiswa dalam meningkatkan prestasi Mahasiswa Fakultas Dakwah dan Komunikasi Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya diambil berdasarakan IPK (Indeks Prestasi Kumulatif). IPK ini dibagi 3 kriteria.

1. Rendah, IPK antara 2,50 – 3,00

2. Sedang, IPK antara 3,01 – 3,50

(23)

12

3. Tinggi, IPK antara 3,51 – 4,00

Data sekunder adalah data yang diperoleh dari sumber kedua atau sumber sekunder.5 Data sekunder ini adalah data pendukung untuk memperkuat data primer, data sekunder ini berbentuk data yang sudah tersedia seperti profil Mahasiswa Universita Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya.

b. Sumber Data

Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

a. Informan

Informan merupakan orang yang dimanfaatkan untuk memberi informasi tentang situasi dan kondisi latar penelitian.6 Adapun teknik pemilihan informan ditentukan berdasarkan teknik purposive yang mana informan dipilih sesuai dengan kriteria tertentu sehingga data yang diperoleh lebih mendalam dan sesuai dengan apa yang diinginkan oleh peneliti. Kriteria informan dalam penelitian ini adalah melihat IPK (Indeks Prestasi Kumulatif) mahasiwa Fakultas Dakwah dan Komunikasi Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya. IPK tersebut dibagi menjadi 3 bagian:

1. Rendah, IPK antara 2,50 – 3,00 2. Sedang, IPK antara 3,01 – 3,50

5 Rahmat Kriyantono,Teknik Praktis Riset Komunikasi,(Jakarta: Kencana Prenada Media Group,2009), 42

6

(24)

13

3. Tinggi, IPK antara 3,51 – 4,00 b. Dokumen

Keterangan-keterangan berbentuk tulisan yang ada didalam lembaga maupun organisasi.

4. Tahapan-Tahap Penelitian

Untuk melakukan sebuah penelitian, perlu mengetahui tahap-tahap penelitian yang akan dilalui dalam proses penelitian. Untuk itu peneliti harus menyusun tahap-tahap penelitian yang lebih sistematis agar dapat diperoleh hasil pennelitian yang sistematis pula. Tahap-tahap penelitian tersebut antara lain :

1. Pralapangan

Tahap ini merupakan tahapan persiapan sebelum penelitian dilakukan ataupun langkah-langkahnya adalah :

a) Menyusun rancangan penelitian

Penelitian ini dimulai dengan menentukan lapangan atau lokasi yang akan dijadikan tempat penelitian. Membuat rumusan masalah yang akan diteliti dari fenomena yang ada dilapangan. Kemudian mencari informan yang terkait. Setelah itu segala hal yang diteliti dan metodologinya dituangkan dalam proposal penelitian.

b) Mengurus perizinan

(25)

14

c) Menyiapkan perlengkapan penelitian

Sebelum penelitian dilakukan, penulis mempersiapkan alat yang menunjang jalannya wawancara dan observasi di lapangan. Peneliti menyiapkan booknote, smartphone, kamera, dan lain-lain. Agar hasil yang diperoleh maksimal.

2. Penelitian atau Pelaksanaan Lapangan

Sebelum melakukan wawancara lapangan, penulis melakukan observasi lapangan terlebih dahulu. Melakukan pendekatan kepada informan dalam penelitian serta melakukan pengamatan secara langsung seputar data. Selanjutnya membuat pedoman wawancara seputar hal-hal yang ingin diteliti. Selanjutnya mengumpulkan data yang diperoleh untuk dikaji dan dianalisa lebih lanjut.

3. Laporan

Setelah tahap lapangan selesai penulis membuat dan menyusun laporan yang berisi kegiatan yang telah dilakukan dalam bentuk tulisan.

5. Teknik Pengumpulan Data

(26)

15

a. Metode wawancara (interview)

Metode interview atau wawancara yaitu sebagai suatu proses tanya jawab lisan, dua orang atau lebih berhadap-hadapan secara fisik. Yang satu dapat melihat muka yang lain dan mendengarkan suaranya dengan telinganya sendiri. Penulis menggunakan metode ini dengan cara melakukan wawancara langsung dengan mahasiswa Fakultas Dakwah dan Komunikasi Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya.

b. Metode Observasi

Observasi merupakan salah satu metode utama dalam penelitian kualitatif. Secara umum observasi berarti pengamatan, penglihatan. Dan dalam penelitian, metode observasi diartikan sebagai pengamatan dan pencatatan secara sistematik terhadap gejala yang tampak pada objek penelitian.7 Fungsi metode observasi ini adalah untuk mengamati peran dan cara menggunakan media komunikasi dalam meningkatkan prestasi dari mahasiswa Fakultas Dakwah dan Komunikasi Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya.

c. Metode Dokumentasi

Dokumentasi adalah teknik pengumpulan data yang tidak langsung ditujukan pada subjek penelitian, maupun melalui dokumentasi. Dalam melakukan dokumentasi peneliti menyelidi benda-benda tertulis seperti buku-buku, dokumen, notulen rapat,

7

(27)

16

catatan harian dan sebagainya. Dokumen ini digunakan untuk mengetahui data-data berupa catatan atau dokumentasi dari proses media komunikasi mahasiswa dalam meningkatkan prestasi Fakultas Dakwah dan Komunikasi Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya.

6. Teknik Analisis Data

Tahap selanjutnya setelah mendapatkan data yaitu melakukan analisis dan mengidentifikasi data-data yang telah diperoleh. Menurut Sudaryanto “analisis data merupakan upaya sang peneliti menangani

langsung masalah yang terkandung dalam data.

Tahap menganalisis data dimulai dari analisis terhadap data-data yang diperoleh baik melalui wawancara naupun observasi terhadap objek. Data tersebut dikumpulkan menjadi satu untuk diteliti dengan cermat. Kemudian dilakukan pemilihan data yang tepat untuk dijadikan sebagai sumber data atau data yang akan digunakan sebagai pendukung data yang lain.

(28)

17

7. Teknik Pemeriksaan Keabsaan Data

Dalam penelitian ini pemeriksaan keabsahan data penelitian dilakukan dengan cara:

a. Perpanjangan Keikutsertaan

Perpanjangan keikutsertaan berarti peneliti berada di lapangan penelitian sampai kejenuhan pengumpulan data tercapai. Jika hal itu dilakukan maka akan membatasi :

1. Membatasi gangguan dari dampak peneliti pada kontek, 2. Membatasi kekeliruan (blases) peneliti,

3. Mengkompensasikan pengaruh dari kejadian-kejadian yang tidak baik atau pengaruh sosial

b. Ketekunan Pengamatan

Meningkatkan ketekunan berarti melakukan pengamatan secara lebih cermat dan berkesinambungan. Dengan cara tersebut maka kepastian data dan urutan peristiwa akan dapat direkam secara pribadi dan sistematis.

(29)

18

c. Triangulasi

Triangulasi dilakukan dengan cara triangulasi teknik, sumber data dan waktu. Triangulasi teknik dilakukan dengan cara menanyakan hal yang sama dengan teknik yang berbeda, yaitu dengan wawancara, observasi dan dokumentasi. Triangulasi sumber dilakukan dengan cara menanyakan hal yang sama melalui sumber yang berbeda. Triangulasi waktu artinya pengumpulan data dilakukan dengan pada berbagai kesempatan, pagi, siang sore dan malam hari. Dengan triangulasi dalam pengumpulan data tersebut maka dapat diketahui apakah narasumber memberikan data yang sama atau tidak. Kalau narasumber memberikan data yang berbeda maka belum akurat.

d. Pemeriksaan sejawat melalui diskusi

Diskusi teman sejawat dilakukan dengan melakukan hasil penelitian yang masih sementara kepada sesame teman-teman mahasiswa. Melalui diskusi ini banyak pertanyaan dan saran. Pertanyaan yang berkaitan data yang belum bisa terjawab, maka peneliti kembali ke lapangan untuk mencari jawabannya. Dengan demikian data menjadi semakin lengkap.

I. Sistematika Pembahasan

(30)

19

1. BAB I : PENDAHULUAN

Pendahuluan, yang berfungsi sebagai pengontrol dalam memahami pembahasan pada bab-bab berikutnya. Pada bab ini terdiri dari konteks penelitian, fokus masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, kajian penelitian terdahulu, definisi konsep, metode penelitian dan sistematika pembahasa

2. BAB II : KERANGKA TEORITIS

KajianTeoretis adalah uraian tentang landasan teori yang bersumber dari kepustakaan. Pada bab ini terdiri dari Kajian Pustaka dan KajianTeori.

3. BAB III : PENYAJIAN DATA

Penyajian Data, berisi tentang deskripsi umum objek penelitian serta deskripsi hasil penelitian.

4. BAB IV : ANALISIS DATA

Analisis Data, yakni menganalisis hasil temuan penelitian serta konfirmasi temuan dengan teori.

5. BAB V : PENUTUP

Dalam Bab terakhir ini, peneliti menyajikan dua sub bab yang meliputi kesimpulan dan saran.

(31)

BAB II

KAJIAN TEORITIS

A. Kajian Pustaka

1. Media Komunikasi

1) Pengertian Media Komunikasi

Manusia merupakan makhluk sosial yang memebutuhkan peranaan manusia lainnya untuk memenuhi kebutuhannya. Maka dari itu manusia perlu melakukan interaksi dengan manusia lain. Komunikasi merupakan modal utama manusia untuk melakukan interaksi sosial dengan manusia lainnya guna memenuhi kebutuhan hidup mereka. Komunikasi dalam bentuk paling sederhana adalah transmisi pesan dari suatu sumber ke penerima. Selama 60 tahun, pandangan tentang komunikasi ini telah didefinisikan melalui tulisan ilmuwan politik Harold Lasswell (1948). Ia mengatakan bahwa cara paling nyaman untuk menggambarkan komunikasi adalah dengan menjawab pertanyaan-pertanyaan ini :1 a) siapa?, b) berkata apa?, c) melalui saluran apa?, d)kepada siapa?, e) dengan efek apa?. Menurut Effendy “komunikasi adalah suatu proses dalam menyampaikan pesan dari seseorang kepada orang lain dengan bertujuan untuk memberi tahu, mengeluarkan pendapat, mengubah pola sikap atau perilaku baik langsung maupun tidak langsung”. Jadi dalam hal ini komunikasi merupakan sebuah

1 Stanley J. Baran,

(32)

21

proses interaksi. Dalam hal ini komunikasi merupakan sebuah proses yang dilakukan manusia untuk menjalin hubungan dengan lingkungan sekitarnya.

Individu yang dapat berkomunikasi secara efektif dengan siapapun atau dimanapun, akan membawa pertumbuhan kepribadian. Sebaliknya individu tidak dapat berkomunikasi secara efektif, Ia akan mengalami hambatan pertumbuhan kepribadian (Davis, 1940; Wasserman, 1924).2 Antropolog terkenal, Ashley Montago (1967: 450), dengan tegas menulis: “The most important agency throught which the child learns to be human is communication, verbal also noverbal.” Artinya: Perantara yang paling penting ketika anak kecil belajar tentang komunikasi manusia, baik verbal maupun non verbal.

Dengan demikian, agar komunikasi interpersonal berjalan lancar dan mendatangkan hasil yang diterapkan, baik pemberi maupun penerima pesan perlu memiliki kemampuan dan komunikasi interpersonal yang diperlukan.3 Kompetensi komunikasi interpersonal adalah tingkat dimana perilaku kita dalam komunikasi interpersonal sesuai dan cocok dengan situasi dan membantu kita mencapai tujuan komunikasi interpersonal yang kita lakukan dengan orang lain.

2

Drs. Jalaluddin Rachmat, Psikologi Komunikasi, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, Bandung, 1994), 2

3 Agus M. Hardjana,

(33)

22

Stanton (1982),4 mengatakan bahwa sekurang-kurangnya ada lima tujuan komunikasi manusia, yaitu:

a) Mempengaruhi orang lain

b) Membangun atau mengelola relasi antarpersonal c) Menemukan perbedaan jenis pengetahuan d) Membantu orang lain

e) Bermain atau bergurau. (De Vito, 2001)

Maka untuk melakukan komunikasi dibutuhkan sebuah media dalam proses penyampaiannya. Menurut KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia), bahwa media dapat diartikan sebagai: (1) alat, dan (2) alat atau sarana komunikasi seperti majalah, radio, televisi, film, poster, dan spanduk. Selain itu media juga dapat diartikan sebagai sarana komunikasi dalam bentuk cetak maupun audio visual, termasuk tekhnologi perangkat kerasnya. Jadi saat berkomunikasi membutuhkan sebuah media yang artinya bahwa ketika melakukan komunikasi dengan orang lain harus menggunakan alat atau sebuah sarana agar informasi atau maksud dari pemikiran yang ingin kita sampaikan dapat ditangkap oleh mitra tutur dengan baik.

Dengan kata lain media komunikasi adalah semua sarana yang dipergunakan untuk memproduksi, mereproduksi, mendistribusikan atau menyebarkan dan menyampaikan informasi.

4 Prof. Dr. Alo Liliweri, M.S.,

(34)

23

Media komunikasi sangat berperan dalam kehidupan masyarakat. Proses pengiriman informasi di zaman modern ini sangat canggih. Teknologi telekomunikasi paling dicari untuk menyampaikan atau mengirimkan informasi ataupun berita karena teknologi telekomunikasi semakin berkembang, semakin cepat, tepat, akurat, mudah, murah, efektif dan efisien. Berbagi informasi antar Benua dan Negara di belahan dunia manapun semakin mudah.

2) Jenis-jenis Media Komunikasi a. Berdasarkan fungsinya:

1) Fungsi Produksi

Fungsi produksi adalah media komunikasi yang berguna untuk menghasilkan informasi contohnya: Komputer pengolah kata (Word Processor).

2) Fungsi reproduksi

Fungsi reproduksi adalah media komunikasi yang kegunaaanya untuk memproduksi ulang dan menggandakan informasi contohnya: Audio tapes recorder dan Video tapes.

3) Fungsi Penyampaian Informasi

(35)

24

b. Berdasarkan Bentuknya: 1) Media Cetak

Media cetak adalah segala barang cetak yang dapat dipergunakan sebagai sarana penyampaian pesan contohnya: surat kabar, brosur, bulletin, dan lain-lain. 2) Media Visual atau media pandang

Media visual adalah penerimaan pesan yang tersampaikan menggunakan indra penglihatan contohnya: televisi, foto, dan lain-lain.

3) Media Audio

Media Audio adalah penerimaan pesan yang tersampaikan dengan menggunakan indra pendengaran contohnya: radio, tape recorder, dan lain-lain.

4) Media Audio Visual

Media audio visual adalah media komunikasi yang dapat dilihat sekaligus didengar jadi untuk mengakses informasi yang disampaikan, digunakan indra penglihatan dan pendengaran sekaligus contohnya : televisi dan film. c. Berdasarkan jangkauan penyebaran informasi

1) Media Komunikasi Eksternal

(36)

25

a. Media cetak

Ialah media komunikasi tercetak atau tertulis dimaksudkan untuk menjangkau public eksternal seperti pemegang saham, konsumen, pelanggan, mitra kerja, dan sebagainya. Contohnya adalah makalah perusahaan, bulletin, brosur. Media eksternal cetak ini berfungsi sebagai : Media Penghubung, Sarana menyampaikan keterangan-keterangan kepada kalayak, Media Pendidikan, Sarana membentuk opini public, Sarana membangun citra.

b. Radio

Radio adalah alat elektronik yang digunakan sebagai media komunikasi dan informasi yang termasuk media audio yang hanya dapat memberikan rangsangan audio (pendengaran) saja. Melalui alat ini orang dapat mendengar siaran tentang berbagai peristiwa, kejadian penting dan baru, masalah-masalah dalam kehidupan serta acara hiburan yang menyenangkan. Bentuk radio sangat beragam tapi secara sederhana bisa dibagi kedalam dua bagian besar. Pertama radio sebagai alat penerima informasi yang kedua radio sebagai pemberi informasi. Pengertian “Radio” menurut ensiklopedi Indonesia

(37)

26

gelombang elektromagnetik bebas yang memiliki frequensi kurang dari 300 GHz (panjang gelombang lebih besar dari 1 mm).

(38)

27

c. Televisi

Televisi adalah sebuah alat penangkap siaran bergambar. Kata televisi berasal dari kata tele dan vision; yang mempunyai arti masing-masing jauh (tele) dan tampak (vision). Jadi televisi berarti tampak atau dapat melihat dari jarak jauh. Penemuan televisi disejajarkan dengan penemuan roda, karena penemuan ini mampu mengubah peradaban dunia. Dalam penemuan televisi, terdapat banyak pihak, penemu maupun inovator yang terlibat, baik perorangan maupun badan usaha. Televisi adalah karya massal yang dikembangkan dari tahun ke tahun. Awal dari televisi tentu tidak bisa dipisahkan dari penemuan dasar, hukum gelombang elektromagnetik yang ditemukan oleh Joseph Henry dan Michael Faraday (1831) yang merupakan awal dari era komunikasi elektronik.

(39)

28

d. Telepon

Sebagai media komunikasi, telepon sangat penting untuk menyampaikan dan menerima informasi lisan secara cepat dengan pihak public eksternal. e. Smartphone (Telephone Seluler)

Smartphone adalah telepon yang internet enabled yang biasanya menyediakan fungsi Personal Digital Assistant (PDA), seperti fungsi kalender, buku agenda, buku alamat, kalkulator, dan catatan.5 Smartphone merupakan salah satu dari perkembangan teknologi dengan kecanggihan teknologi saat ini fungsi Smartphone tidak hanya sebagai alat komunikasi biasa tetapi juga dapat mengakses internet, sms, mms dan juga dapat saling mengirim data. Dengan semakin majunya teknologi smarthone, maka semakin membantu masyarakat dalam melakukan segala aktivitas, karena smarthone dapat dikatakan sebagai identitas seseorang. Smarthone sekarang sudah banyak dilengkapi oleh kecanggihan teknologi seperti: MMS, seperti pesan teks biasa, tetapi untuk MMS dapat melakukan pengiriman pesan beserta gambar. Selanjutnya 3G: Telepone dengan lawan bicara, tetapi

5

(40)

29

bias dilakukan dengan cara tatap muka. Dan juga GPRS untuk internet, membuka email

f. Surat

Merupakan media penyampaian informasi secara tertulis, dapat berupa surat konvensional maupun surat elektronik. Surat menyurat merupakan salah satu kegiatan penting diperusahaan. Banyak informasi yang keluar masuk perusahaan melalui media surat, karena surat merupakan media komunikasi yang efektif apabila yang terkait tidak dapat berhubungan secara langsung atau lisan.

g. Internet

(41)

30

dunia, 2) Tidak ada birokrasi baik secara teknis maupun non teknis Tersebar di berbagai pelosok kota. Di dalam suatu jaringan internet menyediakan beberapa aplikasi yang dapat digunakan oleh para user. seperti : Email, Chatting, dan web. Ketiga aplikasi ini yang sering digunakan dan di masa depan. Ketiga aplikasi ini merupakan replika dari hal yang sering digunakan di era pra- internet. Internet sering disebut sebagai komunikasi virtual, yang sering dipahami sebagai virtual reality. Akan tetapi masyarakat sering salah paham mengenai komunikasi virtual dan dianggap sebagai virtual reality pada ruang lingkup (alam maya) dengan menggunakan internet.

Parks Association dalam risetnya yang berjudul “The Casual Gaming Market Update” mengemukakan bahwa dua pertiga pengguna internet dewasa di Amerika Serikat selalu bermain game online. Sedangkan 29 persen dan 19 persen masing-masing mengaku rutin menonton video online dan mengunjungi situs jaringan sosial.6

2) Media Komunikasi Internal

Media komunikasi internal adalah semua sarana penyampaian dan penerimaan informasi dikalangan public

6

(42)

31

internal dan biasanya bersifat non komersial. Penerima maupun pengirim informasi adalah orang-orang public internal. Media yang digunakan secara internal antara lain seperti :

a. Telephone b. Surat

c. Papan pengumuman

d. House jurnal (Majalah Bulanan)

e. Printed Material (Media komunikasi dan Publikasi berupa barang cetakan)

f. Media Pertemuan dan pembicaraan 3) Fungsi Media Komunikasi

a. Efektifitas: media komunikasi sebagai sarana untuk mempermudah dalam penyampaian informasi

b. Efesiensi: media komunikasi sebagai sarana untuk mempercepat dalam penyampaian informasi

c. Konkrit: media komunikasi sebagai sarana untuk membantu mempercepat isi pesan yang mempunyai sifat abstrak d. Motivatif: media komunikasi sebagai sarana agar lebih

semangat melakukan komunikasi 4) Krakteristik Media Komunikasi

Dalam penyampaian informasi, dikenal dua saluran komunikasi, personal dan non personal, atau media massa.

(43)

32

Saluran komunikasi ini baik yang langsung maupun kelompok bersifat lebih persuasif dibandingkan dengan media massa. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor: 1) Penyampaian pesan bisa dilakukan secara langsung

pada khalayak yang dituju, bersifat pribadi dan manusiawi.

2) Dapat dilakukan secara lebih terperinci dan lebih fleksibel disesuaikan dengan situasi dan kondisi nyata 3) Keterlibatan khalayak dalam proses komunikasi cukup

tinggi

4) Komunikator atau sumber dapat langsung mengetahui reaksi, umpan balik dan tanggapan dari khalayak atas isi pesan yang disampaikannya.

5) Komunikator atau sumber dapat segera memberikan penjelasan apabila terdapat kesalahpahaman atau kesalahan persepsi dari pihak yang menerima pesan atau khalayak atas pesan yang disampaikannya.

Saluran komunikasi melalui personal ini dinilai efektif dengan dampak yang menyertainya bukan hanya kognitif dan afektif tetapi juga hingga konatif atau perilaku.

b. Saluran Komunikasi Media Massa

(44)

33

(45)

34

2. Mahasiswa

1) Pengertian Mahasiswa

Mahasiswa adalah orang yang belajar di perguruan tinggi, baik di universitas, institut atau akademi. Mereka yang terdaftar sebagai murid di perguruan tinggi dapat disebut sebagai mahasiswa. Tetapi pada dasarnya makna mahasiswa tidak sesempit itu. Terdaftar sebagai mahasiswa di sebuah Perguruan Tinggi hanyalah syarat administratif menjadi mahasiswa, tetapi menjadi mahasiswa mengandung pengertian yang lebih luas dari sekedar masalah administratif itu sendiri. Menyandang gelar mahasiswa merupakan suatu kebanggaan sekaligus tantangan. Betapa tidak, ekspektasi dan tanggung jawab yang diemban oleh mahasiswa begitu besar. Pengertian mahasiswa tidak bisa diartikan kata per kata, Mahasiswa adalah Seorang agen pembawa perubahan. Menjadi seorang yang dapat memberikan solusi bagi permasalahan yang dihadapi oleh suatu masyarakat bangsa di berbagai belahan dunia.

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia7, pendidikan adalah suatu usaha manusia untuk mengubah sikap dan tingkah laku seseorang atau sekolompok orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan latihan. Perubahan sikap dan tingkah laku tersebut dapat tercermin pada prestasi belajar seseorang. Generasi muda dalam hal ini adalah mahasiswa, didalam struktur pendidikan Indonesia, mahasiswa menduduki jenjang satuan

7

(46)

35

pendidikan tertinggi di antara yang lain. Salah satu fungsi mahasiswa yaitu merupakan "agen of change" karena mahasiswa memiliki suatu peranan yang sangat penting dalam menentukan nasib sebuah bangsa8.

Sebagai mahasiswa berbagai macam lebel pun disandang, ada beberapa macam label yang melekat pada diri mahasiswa, misalnya:

a. Direct Of Change, mahasiswa bisa melakukan perubahan langsung karena SDMnya yg banyak

b. Agent Of Change, mahasiswa agent perbahan, maksudnya sumber daya maya-sumber daya manusia untuk melakukan perubahan

c. Iron Stock, sumber daya manusia dari mahasiswa itu tidak akan pernah habis.

d. Moral Force, mahasiswa itu kumpulan orang yg memiliki moral yg baik.

e. Social Control, mahasiswa itu pengontrol kehidupan sosial, contoh mengontrol kehidupan sosial yg dilakukan masyarakat. Namun secara garis besar, setidaknya ada 3 peran dan fungsi yang sangat penting bagi mahasiwa, yaitu : Pertama, peranan moral, dunia kampus merupakan dunia di mana setiap mahasiswa dengan bebas memilih kehidupan yang mereka mau. Disinilah dituntut suatu tanggung jawab moral terhadap diri masing-masing sebagai individu untuk

8

(47)

36

dapat menjalankan kehidupan yang bertanggung jawab dan sesuai dengan moral yang hidup dalam masyarakat. Kedua, adalah peranan sosial. Selain tanggung jawab individu, mahasiswa juga memiliki peranan sosial, yaitu bahwa keberadaan dan segala perbuatannya tidak hanya bermanfaat untuk dirinya sendiri tetapi juga harus membawa manfaat bagi lingkungan sekitarnya.

Ketiga, adalah peranan intelektual. Mahasiswa sebagai orang yang disebut-sebut sebagai insan intelek haruslah dapat mewujudkan status tersebut dalam ranah kehidupan nyata. Dalam arti menyadari betul bahwa fungsi dasar mahasiswa adalah bergelut dengan ilmu pengetahuan dan memberikan perubahan yang lebih baik dengan intelektualitas yang ia miliki selama menjalani pendidikan. 2) Jenis-jenis Mahasiswa

Mahasiswa diharapkan dapat membawa suatu perubahan untuk bangsanya dengan wawasan serta kemampuan bersosialisasi yang dimilikinya. Sehingga generasi-generasi yang berkualitaslah yang akan mampu membawa bangsanya lebih maju dan mampu bersaing dengan bangsa-bangsa di belahan dunia lainnya, terlebih di era globalisasi ini. Salah satu indikator mahasiswa yang berkualitas itu dapat dilihat dari nilai akademiknya yang baik9. Karena nilai akademik baikmerupakan indikator kualitas seorang mahasiswa jika

9

(48)

37

kita mendengar kata mahasiswa tentu saja pandangan kita menuju pada sesosok atau sekumpulan orang yang menuntut ilmu di perguruan tinggi. Memang tidak salah, tapi sebenarnya mahasiswa memiliki berbagai macam karakter yang dapat kita bagi dalam beberapa bagian. Dari yang sibuk di internal kampus, eksternal kampus, sampai mahasiswa yang tidak memiliki kesibukan sama sekali atau yang biasa dipanggil “KUPU-KUPU” (kuliah

-pulang-kuliah-pulang). Memang berbagai macam jenis mahasiswa ini tidak dapat dipukul rata semuanya, tetapi setidaknya kita dapat kita ambil dari sekumpulan-sekumpulan mahasiswa yang memiliki kebiasaan sama, dan semua pengelompokan jenis mahasiswa ini juga hanya dari cara pandang saya yang secara tidak sadar mendapat beberapa informasi yang lumayan menarik ini.

a. Mahasiswa Akademis

(49)

38

terlalu aktif di akademis kurang begitu dapat bersosialisasi dengan teman-teman atau lingkungan sekitarnya. Hal itu akan berdampak juga pada kurangnya jaringan teman dan kemampuan bersosialisasi dengan masyarakat.

b. Mahasisswa Aktivis

Mahasiswa Aktivis Selanjutnya kita akan membahas mahasiswa aktivis. Disetiap perguruan tinggi biasanya terdapat berbagai macam organisasi kemahasiswaan yang mebuat para mahasiswa ini berperan aktif dalam keadaan kenegaraan dan masyarakat sosial. Mahasiswa yang termasuk dalam jenis ini sudah pasti memiliki jaringan sosial yang luas dan memiliki kemampuan untuk bersosialisasi dengan masyarakat yang baik. Tapi terkadang mahasiswa yang sangat aktif di kegiatan kemahasiswaan ini kurang begitu mementingkan kegiatan akademisnya, malah terkadang ada mahasiswa yang jarang masuk kuliah untuk mengikuti keaktifan kegiatan keorganisasiannya. Hal ini akan berdampak pada indeks prestasi yang akan diraihnya. Mahasiswa Akademis dan aktivis.

c. Mahasiswa Akademis dan Aktivis

(50)

39

kegiatan keorganisasian yang dijalaninya. Tentu saja mahasiswa seperti ini masih mementingkan kegiatan akademik yang harus dijalankan dengan baik, sehingga indeks prestasi yang diraihnya yang memuaskan. Dan juga dia mampu berperan aktif dalam kegiatan kemahasiswaan, sehingga jaringan sosialnya yang luas dan kemampuan bersosialisasi dengan masyarakat yang baik. Memang dapat kita akui, bahwa mahasiswa seperti ini dapat terhitung jarang. Karena memang untuk dapat melakukan kedua aktifitas akademis dan organisasi kemahasiswaan dengan baik adalah sangat sulit. mahasiswa seperti ini adalah tipikal mahasiswa yang baik dibandingkan dengan yang lainnya dan memang lulusan mahasiswa seperti inilah yang sangat dicari-cari oleh perusahaan-perusahaan, karena memang keahlian keilmuwan dan pengalaman organisasinya yang tidak diragukan lagi kualitas lagi mahasiswa.

B. Teori used and gratification (teori penggunaan dan kepuasan)

Berdasarka data diatas teori yang relevan untuk digunakan adalah Teori Used and Gratification. Teori penggunaan dan kepuasan atau Used and Gratification theory disebut-sebut adalah sebagai salah satu teori paling populer dalam studi komunikasi massa.10 Teori ini mengajukan gagasan bahwa perbedaan individu menyebabkan audiensi mencari, menggunakan dan memberikan tanggapan terhadap isi media secara berbeda-beda yang disebabkan berbagai faktor sosial dan psikologis yang

10

(51)

40

berbeda diantara individu audiensi. Teori penggunaan dan kepuasan memfokuskan perhatian pada audiensi sebagai konsumen media massa, dan bukan ada pesan yang disampaikan. Teori ini menilai bahwa audiensi dalam menggunakan media berorientasi pada tujuan, bersifat aktif sekaligus diskriminatif. Audiensi dinilai mengetahui kebutuhan mereka dan mengetahui serta bertanggung jawab terhadap pilihan media yang dapat memenuhi kebutuhan mereka tersebut.

Teori penggunaan dan kepuasan menjelaskan mengenai kapan dan bagaimana audiensi sebagai konsumen media menjadi lebih aktif atau kurang aktif dalam menggunakan media dan akibat atau konsekuensi dari penggunaan media itu. Dalam perspektif teori penggunaan dan kepuasan audiensi dipandang sebagai partisipan yang aktif dalam proses komunikasi, namun tingkat keaktifan setiap individu sama. Penggunaan media didorong oleh adanya kebutuhan dan tujuan yang ditentukan oleh audiensi itu sendiri. Teori penggunaan dan kepuasan menjelaskan mengenai kapan dan bagaimana audiensi sebagai konsumen media menjadi lebih aktif atau krang aktif mengguanakan media dan akibat atau konsekuensi dari pengguanaan media itu.11

Dalam hal ini terdapat sejumlah asumsi dasar yang menjadi inti gagasan teori penggunaan dan kepuasan sebagaimana dikemukakan Katz, Blumer dan Gurevitch (1974) yang mengembangkan teori ini.12 Mereka menyatakan lima asumsi dasar teori penggunaan dan kepuasan yaitu: 1)

11

Morrisan, Teori Komunikasi Individu Hingga Massa, Kencana, 2011, hlm. 509

12

(52)

41

audiensi aktif dan berorientasi pada tujuan ketika menggunakan media, 2) inisiatif untuk mendapat kepuasan media ditentukan audiensi, 3) media bersaing dengan sumber kepuasan lain; 4) audiensi sadar sepenuhnya terhadap ketertarikan, motif dan penggunaan media, dan 5) penilaian isi media ditentukan oleh audiensi.

Audiensi aktif dan berorientasi pada tujuan ketika mengguanakan media. Dalam perspektif teori pengguanaan dan kepuasan audiensi dipandang sebagai partisipan yang aktif dalam proses komunikasi, namun tingkat keaktifan setiap individu tidaklah sama. Dengan kata lain, tingkat keaktifan audiensi merupakan variabel. Perilaku komunikasi audiensi mengacu pada target dan tujuan yang ingin dicapai serta berdasarkan motivasi; audiensi melakukan pilihan terhadap isi media berdasarkan motivasi, tujuan, dan kebutuhan personal mereka.

Audiensi memiliki sejumlah alasan dan berusaha mencapai tujuan tertentu ketika menggunakan media. McQuail dan rekan (1972) mengemukakan empat alasan mengapa audiensi menggunakan media yaitu:13

a. Pengalihan (diversion), yaitu melarikan diri dari rutinitas atau maslah sehari-hari. Mereka yang sudah lelah bekerja seharian membutuhkan media sebagai pengalih perhatian dari rutinitas. b. Hubungan personal; hal ini terjadi ketika orang menggunakan

media sebagai pengganti teman.

13

(53)

42

c. Identitas personal, sebagai cara untuk memperkuat nilai-nilai individu. Misalnya banyak mahasiswa yang merasa gaul jika sudah menggunakan sosial media yang sedang populer pada zaman sekarang ini..

d. Pengawasan (surveillance), yaitu informasi mengenai bagaimana media membantu individu mencapai sesuatu. Misal, mahasiswa menggunakan media sosial untuk menambah hiburan serta menambah jaringan pertemanan mereka.

Inisiatif untuk mendapatkan kepuasan media ditentukan audiensi. Asumsi kedua ini berhubungan dengan kebutuhan terhadap kepuasan yang dihubungkan dengan pilihan media tertentu yang ditentukan oleh audiensi itu sendiri. Karena sifatnya yang aktif maka audiensi mengambil inisiatif. Tidak seorangpun dapat menentukan apa yang kita inginkan terhadap isi media. Dengan demikian, audiensi memiliki kewenangan penuh dalam proses komunikasi massa.

S. Finn (1992) menyatakan, bahwa motif seseorang menggunakan media dapat dikelompokkan ke dalam dua kategori yaitu proaktif dan pasif.14 Contoh penggunaan media secara proaktif adalah menggunakan media sosial tertentu untuk mendapat hiburan, atau browsing menggunakan internet untuk mendapatkan informasi dalam membantu menyelesaikan tugas kuliah atau sebagainya. Dengan kata lain, pengguna media secara aktif mencari informasi dari media berdasarkan atas kehendak, kebutuhan, dan motif yang dimilikinya.

14

(54)

43

Contoh penggunaan media secara pasif adalah menyalakan televisi hanya untuk melihat-lihat saja. Audiensi tidak secara aktif mencari informasi, hiburan, atau sesuatu yang khusus. Namun cara ini berarti tidak berarti kita tidak terhibur atau tidak mendapatkan informasi atau pelajaran dari apa yang kita saksikan atau dengar dari media yang kita gunakan. Penggunaan media secara pasif hanya menjelaskan bahwa kita tidak memulai pengalaman menonton dengan motif tertentu yang ada dalam pikiran kita.15

Media bersaing dengan sumber kepuasan lain. Media dan audiensi tidak berada dalam ruang hampa yang tidak menerima pengaruh apa-apa. Keduanya menjadi bagian dari masyarakat yang lebih luas, dan hubungan antara media dan audiensi dipengaruhi oleh masyarakat. Media bersaing dengan bentuk-bentuk komunikasi lainnya dalam hal pilihan, perhatian dan penggunaan untuk memuaskan kebutuhan dan keinginan seseorang. Misalnya, di awal hubungan yang romantis, banyak pasangan memilih menonton bioskop daripada menonton televisi di rumah. Seseorang yang jarang mengkonsumsi media dan lebih suka berbincang dengan teman atau keluarga, karena dirasa lebih bisa memberikan kepuasan akan menggunakan media lebih sering untuk mendapat informasi. Pilihan personal dan perbedaan individu merupakan pengaruh kuat untuk mengurangi efek media. Individu yang tidak memiliki inisiatif diri yang cukup kuat akan mudah dipengaruhi oleh media.

15

(55)

44

Audiensi sadar sepenuhnya terhadap ketertarikan, motif, dan penggunaan media. Kesadaran diri yang cukup akan adanya ketertarikan dan motif yang muncul dalam diri yang dilanjutkan dengan penggunaan media memungkinkan peneliti mendapatkan gambaran yang tepat mengenai penggunaan media oleh audiensi. Audensi melakukan pilihan secara sadar terhadap media tertentu yang akan digunakannya. Riset awal terhadap teori penggunaan dan kepuasan dilakukan dengan mewawancarai responden dengan menanyakan mengapa ia mengonsumsi media tertentu dan secara langsung melakukan observasi terhadap reaksi responden selama wawancara berlangsung. Namun dengan semakin berkembangnya teori penggunaan dan kepuasan ini, pendekatan kualitatif tersebut mulai ditinggalkan dan beralih menggunakan pendekatan kuantitatif.

Penilaian isi media ditentukan oleh audiensi. Menurut teori ini, isi media hanya dapat dinilai oleh audiensi sendiri. Media sosial atau media komunikasi lainnya yang dianggap tidak menarik bisa menjadi menarik bagi audiensi tertentu karena merasa mendapat kepuasan dengan menggunakannya. Menurut J.D. Rayburn dan Philip Palmgreen (1984), seseorang yang membaca surat kabar tertentu tidak berarti ia merasa puas dengan surat kabar yang dibacanya karena mungkin hanya surat kabar itu saja yang tersedia. Ia akan segera beralih ke surat kabar lain jika ia mendapat kesempatan memperoleh surat kabar lain.16

Selain itu, dunia di mana audiensi berada ikut serta menentukan kebutuhan dan kepuasan audiensi terhadap media. Dengan kata lain,

16

(56)

45

kebutuhan dan kepuasan audiensi terhadap media tidak bersifat otonom yang tidak ditentukan semata-mata hanya pada diri individu. Katz dan rekan (1974) menyatakan bahwa situasi sosial di mana audiensi berada turut serta terlibat dalam mendorong atau meningkatkan kebutuhan audiensi terhadap media melalui lima cara sebagai berikut:17

a. Pertama, situasi sosial dapat menghasilkan ketegangan dan konflik yang mengakibatkan orang membutuhkan sesuatu yang dapat mengurangi ketegangan melalui penggunaan media.

b. Kedua, situasi sosial dapat menciptakan kesadaran adanya masalah yang menuntut perhatian. Media memberikan informasi yang membuat kita menyadari hal-hal yang menarik perhatian kita, dan kita dapat mencari lebih banyak informasi yang menarik perhatian kita melalui media.

c. Ketiga, situasi sosial dapat mengurangi kesempatan seseorang untuk dapat memuaskan kebutuhan tertentu, dan media berfungsi sebagai pengnati atau pelengkap. Dengan kata lain, terkadang situasi yang kita hadapi menjadikan media sebagai sumber terbaik atau mungkin satu-satunya yang tersedia. Pada situasi bencana alam, banyak orang yang tidak dapat pergi langsung ke lokasi bencana sehingga mereka sangat bergantung pada media untuk mengetahui keselamatan angota keluarga mereka.

d. Keempat, situasi sosial terkadang menghasilkan nilai-nilai tertentu yang dipertegas dan diperkuat melalui konsumsi media. Orang

17

(57)

46

terdidik akan memilih media yang dapat mempertegas atau memperkuat nilai-nilai yang menghargai akal sehat, kesadaran diri, dan ilmu pengetahuan. Namun sebaliknya, media juga dapat mempertegas dan memperkuat nilai-nilai yang bertentangan dengan akal sehat.

(58)

BAB III

PAPARAN DATA PENELITIAN

A. Profil Data

1. Sejarah Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya

Awal terbentuknya Universitas Islam negeri Sunan Ampel Surabaya ini adalah pada akhir dekade 1950, beberapa tokoh masyarakat Muslim Jawa Timur mengajukan gagasan untuk mendirikan perguruan tinggi agama Islam yang bernaung di bawah Departemen Agama.1 Untuk mewujudkan gagasan tersebut, mereka menyelenggarakan pertemuan di Jombang pada tahun 1961. Dalam pertemuan itu, Profesor Soenarjo, Rektor Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga, hadir sebagai narasumber untuk menyampaikan pokok-pokok pikiran yang diperlukan sebagai landasan berdirinya Perguruan Tinggi Aagama Islam dimaksud. Dalam sesi akhir pertemuan bersejarah tersebut, forum mengesahkan beberapa keputusan penting yaitu:

a. Membentuk Panitia Pendirian IAIN,

b. Mendirikan Fakultas Syariah di Surabaya, dan c. Mendirikan Fakultas Tarbiyah di Malang.

Selanjutnya, pada tanggal 9 Oktober 1961, dibentuk Yayasan Badan Wakaf Kesejahteraan Fakultas Syariah dan Fakultas Tarbiyah yang menyusun rencana kerja sebagai berikut :

1

(59)

48

a. Mengadakan persiapan pendirian IAIN Sunan Ampel yang terdiri dari Fakultas Syariah di Surabaya dan Fakultas Tarbiyah di Malang. Menyediakan tanah untuk pembangunan Kampus IAIN seluas 8 (delapan) Hektar yang terletak di Jalan A. Yani No. 117 Surabaya. Menyediakan rumah dinas bagi para Guru Besar.

b. Pada tanggal 28 Oktober 1961, Menteri Agama menerbitkan SK No. 17/1961, untuk mengesahkan pendirian Fakultas Syariah di Surabaya dan Fakultas Tarbiyah di Malang. Kemudian pada tanggal 01 Oktober 1964, Fakultas Ushuluddin di Kediri diresmikan berdasarkan SK Menteri Agama No. 66/1964.

(60)

49

fakultas Tarbiyah Bojonegoro dipindahkan ke Surabaya dan statusnya berubah menjadi fakultas Tarbiyah IAIN Surabaya. Dalam pertumbuhan selanjutnya, IAIN Sunan Ampel memiliki 12 (dua belas) fakultas yang tersebar di seluruh Jawa Timur dan 1 (satu) fakultas di Mataram, Lombok, Nusa Tenggara Barat.

Sejak pertengahan 1997, melalui Keputusan Presiden No. 11 Tahun 1997, seluruh fakultas yang berada di bawah naungan IAIN Sunan Ampel yang berada di luar Surabaya lepas dari IAIN Sunan Ampel menjadi Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) yang otonom. IAIN Sunan Ampel sejak saat itu pula terkonsentrasi hanya pada 5 (lima) fakultas yang semuanya berlokasi di kampus Jl. A. Yani 117 Surabaya.

Pada 28 Desember 2009, IAIN Sunan Ampel Surabaya melalui Keputusan Menkeu No. 511/KMK.05/2009 resmi berstatus sebagai Badan Layanan Umum (BLU). Dalam dokumen yang ditandasahkan pada tanggal 28 Desember 2009 itu IAINSA Surabaya diberi kewenangan untuk menjalankan fleksibilitas pengelolaan keuangan sesuai dengan PP Nomor 23 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum (PK-BLU). Terhitung mulai tanggal 1 oktober 2013, IAIN Sunan Ampel berubah menjadi UIN Sunan Ampel (UINSA) Surabaya berdasarkan Keputusan Presiden RI No. 65 Tahun 2013. Sejak berdiri hingga kini (1965-2015), UINSA Surabaya sudah dipimpin oleh 8 rektor, yakni:

(61)

50

b. Prof KH. Syafii A. Karim (1972-1974) c. Drs. Marsekan Fatawi (1975-1987)

d. Prof Dr H. Bisri Affandi, MA (1987-1992) e. Drs KH. Abd. Jabbar Adlan (1992-2000) f. Prof Dr HM. Ridlwan Nasir, MA (2000-2008) g. Prof Dr H. Nur Syam, M.Si (2009-2012)

h. Prof Dr H. Abd A’la, M.Ag (2012-2018)

Saat ini Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya mempunyai 9 fakultas sarjana dan pascasarjana, serta 44 program studi (33 program sarjana, 8 program magister, dan 3 doktor) sebagai berikut:

a. Fakultas Adab dan Humaniora : Prodi Bahasa dan Sastra Arab, Prodi Sejarah dan Kebudayaan Islam, Prodi Sastra Inggris.

b. Fakultas Dakwah dan Komunikasi : Prodi Ilmu Komunikasi, Prodi Komunikasi Penyiaran Islam, Prodi Pengembangan Masyarakat Islam, Prodi Bimbingan Konseling Islam, Prodi Manajemen Dakwah.

c. Fakultas Syariah dan Hukum : Prodi Ahwal al-Syahshiyah (Hukum Keluarga Islam), Prodi Siyasah Jinayah (Hukuk Tatanegara dan Hukum Pidana Islam), Prodi Muamalah (Hukum Bisnis Islam). d. Fakultas Tarbiyah dan Keguruan : Prodi Pendidikan Agama Islam,

(62)

51

Inggris, Prodi Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah, Prodi Pendidikan Raudhotul Athfal.

e. Fakultas Ushuluddin dan Filsafat : Prodi Aqidah Filsafat, Prodi Perbandingan Agama, Prodi Tafsir, Prodi Hadis.

f. Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik : Prodi Ilmu Politik, Prodi Hubungan Internasional, Prodi Sosiologi.

g. Fakultas Sain dan Teknologi : Prodi Ilmu Kelautan, Prodi Matematika, Prodi Teknik Lingkungan, Prodi Biologi, Prodi Teknik Arsitektur, Prodi Sistem Informasi, Prodi Psikologi.

h. Fakultas Ekonomi & Bisnis Islam : Prodi Ekonomi Syariah, Prodi Ilmu Ekonomi, Prodi Akutansi, Prodi Manajemen.

i. Pascasarjana (S2/Magister) : Prodi Pendidikan Agama Islam, Prodi Pendidikan Bahasa Arab, Prodi Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir, Prodi Studi Ilmu Hadis, Prodi Hukum Tatanegara (Siyasah), Prodi Ekonomi Syari’ah, Prodi Filsafat Agama, Prodi Komunikasi

Penyiaran Islam.

j. S3 / Doktor : Prodi Pendidikan Agama Islam, Prodi Dirasah Islamiyah, dan Prodi Hukum Tatanegara (Sisayah).

Fakultas merupakan unsur pelaksana akademi Universitas, yang bertugas mengkoordinasikan dan melaksanakan pendidikan akademik serta profesi dalam satu atau seperangkat cabang ilmu pengetahuan.2 Selain Fakultas sebagai pelaksana pendidikan akademik, Universitas

2

(63)

52

Islam Negedri Sunan Ampel Surabaya juga memiliki lemabaga penunjang pengembangan perguruan tinggi, yaitu :

a. Lembaga struktural : Satuan Pengawas Internal (SPI), Lembaga Penjamin Mutu (LPM), Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM), Pusat Studi PAR, Pusat Layanan Internasional.

b. Lembaga non-Struktural: Lembaga Studi Agama dan Sosial (eL-SaS), English Language Training for Islamic Schools, National Center for Civic Education, Lembaga Pengembangan Kewirausahaan dan Bisnis Islam, Centre for Peace Building. c. Institusi Kerjasama: Islamic Development Bank (IDB), Supporting

Islamic Leadership in Indonesia Project (SILE).

d. Unit Pelaksana Teknis: Perpustakaan, Pusat Sistem Teknologi Informasi dan Pangkalan Data, Pusat Pengembangan Bahasa, Pusat Pengembangan Bisnis, Pusat Layanan Internasional, Ma'had al-Jami'ah dan percetakan UIN Press.

e. Fakultas dalam sebuah universitas bertindak sebagai pelaksana akademik : pendidikan dan pengajaran, penelitian serta pengabdian kepada masyarakat da!am satu bidang keilmuan.

2. Profil Fakultas Dakwah dan Komunikasi Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya

(64)

53

pengembangan ilmu komunikasi. Di Faklultas Dakwah dan Komunikasi model pembelajaran seperti itu disebut sebagai model Experential Learning, yaitu saat pelajarana atau pembelajaran di dalam kelas diberikan, mahasiswa juga melakukan penelitian dan pengabdian terhadap masyarakat yang berbasis matakuliah.

Fakultas Dakwah dan Komunikasi mengembangkan keilmuan dakwah melalui dua jurusan, yaitu Jurusan Dakwah dan Jurusan Komunikasi. Jurusan adalah satuan pelaksana akademik pada Fakultas yang mempunyai tugas menyelenggarakan program studi dalam satu disiplin ilmu pengetahuan, teknologi dan seni. Di masing-masing jurusan terdapat Program Studi, Jurusan Dakwah terdirir dari tiga program studi yaitu Program Studi Bimbingan dan Konseling Islam (BKI), Manajemen Dakwah (MD), dan Pengembangan Masyarakat Islam (PMI). Sedangkan Jurusan Komunikasi terdisir dari dua program studi yaitu Program Studi Komunikasi dan Penyiaran Islam (KPI) dan Program Studi Ilmu Komunikasi (I.Kom).

a. Visi dan Misi 1) Universitas

Visi Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya adalah menjadi Universitas Islam yang unggul dan kompetitif bertaraf internasional.

(65)

54

a) Menyelenggarakan ilmu-ilmu keislaman multidisipliner serta sains dan teknologi yang unggul dan berdaya saing. b) Mengembangakn riset ilmu-ilmu keislaman multidisipliner

serta sains dan teknologi yang relevan dengan kebutuhan masyarakat.

c) Mengembangkan pola pemberdaya masyarakat yang relegious berbasis riset.

2) Fakultas

Visi Fakultas Dakwah dan Komunikasi adalah menjadi Pusat Pengembangan Dakwah Transformatif Berbasi Riset dan Teknologi.

Misi Fakultas Dakwah dan Komunikasi (FDK) adalah sebagai berikut :

a) Menyelenggarakan pendidikan dan pengajaran bidang dakwah dan komunikasi berbasis riset dan teknologi informasi.

b) Mengembangkan penelitian dakwah dan komunikasi berskala internasional.

c) Mengembangkan pola pengembangan masyarakat berbasis keilmuan, riset dan spiritualitas.

3. Profil Informan

(66)

55

pertama adalah Amalia Cholila. Dia lahir di Kendal bulan November tahun 1994. Umurnya sekitar 22 tahun. Dia ini mahasiswi Bimbingan dan Konseling Islam semester 6. IPK terakhirnya adalah 3,5.

Informan selanjutnya bernama Fadel Muhammad Asror Zain yang biasa dipanggil Fadel. Lahir di Cirebon 28 Juli 1994. Umurnya sebentar lagi mencapai 22 tahun. Dia ini mahasiswa Bimbingan dan Konseling Islam semester 8. Dia pandai dalam hal elektronik dan mendisain gambar. Dia juga sudah bekerja sendiri untuk memenuhi kebutuhan sehari-harinya. IPK terakhirnya 3,21. Selanjutnya informan kita bernama Ursilawati yang lahir diserang tanggal 7 september tahun 1995. Umurnya sekitar 22 tahun. Dia ini adalah mahasiswi Bimbingan dan Konseling Islam semester 6. Mahasiswi yang mandiri karena selain kuliah dia juga berjualan kerudung untuk tambahan uang saku sehari-hari. IPK terakhir 3,78. Pengalaman organisasinya yaitu CSSMORA, LPM Solidaritas, USF, Global, Peace Youth Chapter Surabaya, dan Young Interfath Peace Maker.

(67)

56

Konsentrasi Public Relation Pernah mengikuti organisasi HIMAKOM (Himpunan Mahasiswa Komunikasi) dan AMBISI. IPK terakhir adalah 3,75.

Setelah itu mahasiswi Ilmu Komunikasi, namanya Febby Putry Nikmasita. Lahir tanggal 4 Februari 1995. Umur 21 tahun. Semester 6. Konsentrasi Public Relation. Pengalaman organisasi HIMAKON dan GEMBI. IPK terakhir 3,81. Selanjutnya Moch Nurcholis Majid. Mahasiswa Komunikasi dan penyiaran Islam. Semester 6 lahir di Bojonegoro, 26 Juli 1995. Umur 21 tahun semester 6. IPK terakhir adalah 3,65. Kemudian mahasiswi bernama Nurani Ahda. Lahir di Sidoarjo, 15 Desember 1995. Dia adalah mahasiswi Komunikasi dan Penyiaran Islam semester 4 dengan IPK terakhir 3,59.

(68)

57

Informan selanjutnya yaitu dari Jurusan Pengembangan Masyarakat Islam. Semester 8. Namanya Khusnul Zaid M. biasa dipanggil Zaid. Tanggal lahir 18 Desember 1994. Umur memasuki 22 tahun. IPK terakhir 2. Kali ini mahasisiwi yang Jurusannya masih sama yaitu Pengembangan Masyarakat Islam, namanya Puji Istining. Setelah itu mahasiswi yang bernama Nadia Nafisah Fauziah. Jurusan Bimbingan dan Konseling Islam semester 4. Lahir di Sidoarjo, 15 Mei 1995. Umur 21 tahun. IPK terakhir 3,63. Selanjutnya adalah Kurniawan. Mahasiswa Bimbingan dan Konseling Islam. Semester 4. Lahir di Kinciran Lampung, 07 Februari 1996. Umur 20 tahun. IPK terakhir 3,6. Setelah itu adalah Nida Shofroul Lailia. Jurusan Managemen Dakwah. Semester 6. Lahir di Bojonegoro, 12 Juni 1995. Umur 21 tahun. Dengan IPK terakhir 3,75.

Gambar

Table 1.2 Kriteria IPK...........................................................................................
 Gambar 1.1
 Tabel 1.1
 Tabel 1.2

Referensi

Dokumen terkait

TANGGAPAN MAHASISWA JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM FAKULTAS DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI TERHADAP PENYEBARAN INFORMASI.. ISLAM RADIKAL

Universitas Islam Negeri Sunan Ampel tentang aplikasi transportasi online yaitu sebagai media komunikasi antara driver dengan customer (2) pemaknaan mahasiswa

Dari penarikan kesimpulan yang diperoleh, ada beberapa fungsi media online dalam membangun prestasi belajar mahasiswa UIN Sunan Ampel Surabaya, diantaranya yaitu

Praktik Budaya Akademik Mahasiswa Prodi Manajemen Pendidikan Islam Praktik budaya akademik mahasiswa Prodi Manajemen Pendidikan Islam Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Sunan

Terdapat empat motif yang didapat dari penelitian ini, diantaranya adalah (1) Motif untuk menemukan informasi, mahasiswa Ilmu komunikasi UIN Sunan Ampel Surabaya

Hasil Pengajuan Nomor Induk Dosen Nasional (NIDN).. Universitas Islam Negeri Sunan

Fenomena Titip Absen di Kalangan Mahasiswa Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya”. Berbicara tentang mahasiswa Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya,

Tujuan penelitian ini adalah mengetahui bagaimana tingkat pemahaman mahasiswa terhadap Visi Misi Program Studi Komunikasi dan Penyiaran Islam Fakultas Dakwah Institut Agama Islam Negeri