• Tidak ada hasil yang ditemukan

Tugas Pelayanan Kesehatan Masa Klimakterium Revisi

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Tugas Pelayanan Kesehatan Masa Klimakterium Revisi"

Copied!
31
0
0

Teks penuh

(1)

I.I. PENDAHULUANPENDAHULUAN A.

A. Latar BelakangLatar Belakang

Kemajuan teknologi dan ilmu pengetahuan memberi dampak positif terhadap kesehatan manusia. Kemajuan teknologi dan ilmu pengetahuan memberi dampak positif terhadap kesehatan manusia. Banyak „misteri‟ penyakit dimasa lalu, kini telah terungkap sehingga usia harapan hidup dapat Banyak „misteri‟ penyakit dimasa lalu, kini telah terungkap sehingga usia harapan hidup dapat ditingkatkan. Kemajuan bidang kesehatan tersebut juga ditopang oleh keberhasilan pembangunan ditingkatkan. Kemajuan bidang kesehatan tersebut juga ditopang oleh keberhasilan pembangunan ekonomi dan kesejahteraan. Berdasarkan data yang dirilis oleh CIA

ekonomi dan kesejahteraan. Berdasarkan data yang dirilis oleh CIA World Factbook World Factbook (2011) tentang(2011) tentang Umur harapan hidup penduduk dunia menempatkan Monako sebagai Negara dengan umur harapan Umur harapan hidup penduduk dunia menempatkan Monako sebagai Negara dengan umur harapan hidup paling tinggi yaitu dengan rata-rata umur harapan hidup laki-laki dan perempuan sebesar  hidup paling tinggi yaitu dengan rata-rata umur harapan hidup laki-laki dan perempuan sebesar  89.73 tahun. Urutan selanjutnya ditempati oleh Makau dengan umur harapan hidup rata-rata 84.41 89.73 tahun. Urutan selanjutnya ditempati oleh Makau dengan umur harapan hidup rata-rata 84.41 tahun, sedangkan Indonesia berada di urutan ke 137 dengan umur harapan hidup rata-rata 70,76 tahun, sedangkan Indonesia berada di urutan ke 137 dengan umur harapan hidup rata-rata 70,76 tahun.

tahun.

Peningkatan jumlah penduduk lanjut usia akan membawa dampak terhadap kesehatan, sosial Peningkatan jumlah penduduk lanjut usia akan membawa dampak terhadap kesehatan, sosial ekonomi baik dalam keluarga, masyarakat, maupun dalam pemerintah. Implikasi ekonomis yang ekonomi baik dalam keluarga, masyarakat, maupun dalam pemerintah. Implikasi ekonomis yang penting dari peningkatan jumlah penduduk adalah peningkatan dalam ratio ketergantungan usia penting dari peningkatan jumlah penduduk adalah peningkatan dalam ratio ketergantungan usia lanjut (

lanjut (old ageold age ratio dependency ratio dependency ). Ketergantungan lanjut usia disebabkan kondisi orang lanjut usia). Ketergantungan lanjut usia disebabkan kondisi orang lanjut usia banyak mengalami kemunduran fisik maupun psikis, artinya mereka mengalami perkembangan banyak mengalami kemunduran fisik maupun psikis, artinya mereka mengalami perkembangan dalam bentuk perubahan-perubahan yang mengarah pada perubahan yang negatif.

dalam bentuk perubahan-perubahan yang mengarah pada perubahan yang negatif.

Dibidang kesehatan, peningkatan jumlah penduduk usia lanjut memunculkan beberapa masalah Dibidang kesehatan, peningkatan jumlah penduduk usia lanjut memunculkan beberapa masalah baru akibat kemunduran fisik dan psikis yang dialami oleh lansia tersebut. Mengingat kondisi dan baru akibat kemunduran fisik dan psikis yang dialami oleh lansia tersebut. Mengingat kondisi dan permasalahan Lansia tersebut, maka penanganan masalah Lansia harus menjadi prioritas, karena permasalahan Lansia tersebut, maka penanganan masalah Lansia harus menjadi prioritas, karena permasalahannya terus berpacu dengan pertambahan jumlahnya. Seiring dengan semakin permasalahannya terus berpacu dengan pertambahan jumlahnya. Seiring dengan semakin meningkatnya populasi Lansia.

meningkatnya populasi Lansia.

pemerintah telah merumuskan berbagai kebijakan pelayanan kesehatan Lansia ditujukan untuk pemerintah telah merumuskan berbagai kebijakan pelayanan kesehatan Lansia ditujukan untuk meningkatkan derajat kesehatan dan mutu kehidupan Lansia untuk mencapai masa tua bahagia dan meningkatkan derajat kesehatan dan mutu kehidupan Lansia untuk mencapai masa tua bahagia dan berdaya guna dalam kehidupan keluarga dan masyarakat sesuai dengan keberadaannya. berdaya guna dalam kehidupan keluarga dan masyarakat sesuai dengan keberadaannya. Pembinaan Lansia di Indonesia dilaksanakan berdasarkan peraturan Undang-Undang RI No. 13 Pembinaan Lansia di Indonesia dilaksanakan berdasarkan peraturan Undang-Undang RI No. 13 Tahun 1998 tentang Kesejahteraan Lansia yang menyebutkan bahwa pelayanan kesehatan Tahun 1998 tentang Kesejahteraan Lansia yang menyebutkan bahwa pelayanan kesehatan

(2)
(3)

dimaksudkan untuk memelihara dan meningkatkan derajat kesehatan dan kemampuan Lansia, dimaksudkan untuk memelihara dan meningkatkan derajat kesehatan dan kemampuan Lansia, upaya penyuluhan, penyembuhan dan pengembangan lembaga.

upaya penyuluhan, penyembuhan dan pengembangan lembaga.

Bagi kaum perempuan, usia 40 tahu merupakan fase awal menuju usia lanjut yang akan ditandai Bagi kaum perempuan, usia 40 tahu merupakan fase awal menuju usia lanjut yang akan ditandai dengan perubahan biologis maupun psikologis. Fase ini umumnya dikenal dengan fase dengan perubahan biologis maupun psikologis. Fase ini umumnya dikenal dengan fase klimakterium. Klimakterium adalah masa yang bermula dari akhir tahap reproduksi, berakhir pada klimakterium. Klimakterium adalah masa yang bermula dari akhir tahap reproduksi, berakhir pada awal senium dan terjadi pada wanita berumur 40-65 tahun. Masa ini ditandai dengan berbagai awal senium dan terjadi pada wanita berumur 40-65 tahun. Masa ini ditandai dengan berbagai macam keluhan endokrinologis dan vegetatif. Keluhan tersebut terutama disebabkan oleh macam keluhan endokrinologis dan vegetatif. Keluhan tersebut terutama disebabkan oleh menurunnya fungsi ovarium. Gejala menurunnya fungsi ovarium adalah berhenti haid pada menurunnya fungsi ovarium. Gejala menurunnya fungsi ovarium adalah berhenti haid pada seseorang wanita yang dikenal sebagai menopause. Kurun waktu 4-5 tahun sebelum menopause seseorang wanita yang dikenal sebagai menopause. Kurun waktu 4-5 tahun sebelum menopause disebut masa pramenopause, sedangkan kurun waktu 3-5 tahun setelah menopause disebut disebut masa pramenopause, sedangkan kurun waktu 3-5 tahun setelah menopause disebut sebagai masa pasca menopause. Masa pramenopause, menopause, dan pascamenopause dikenal sebagai masa pasca menopause. Masa pramenopause, menopause, dan pascamenopause dikenal sebagai masa klimakterium sedangkan keluhan-keluhan yang terjadi pada masa tersebut disebut sebagai masa klimakterium sedangkan keluhan-keluhan yang terjadi pada masa tersebut disebut sebagai sindrom klimakterik. Secara endokrinologis, masa klimakterium ditandai

sebagai sindrom klimakterik. Secara endokrinologis, masa klimakterium ditandai oleh turunnya kadar oleh turunnya kadar  estrogen dan

estrogen dan meningkatnya pengeluarameningkatnya pengeluaran gonadotropin (Prawirohardjo, n gonadotropin (Prawirohardjo, 2001). Kekurangan hormone2001). Kekurangan hormone estrogen ini menyebabkan menurunnya berbagai fungsi degenerative ataupun endokrinologi dari estrogen ini menyebabkan menurunnya berbagai fungsi degenerative ataupun endokrinologi dari ovarium yang menimbulkan rasa cemas pada sebagian perempuan. Sindrom ini dialami oleh seluruh ovarium yang menimbulkan rasa cemas pada sebagian perempuan. Sindrom ini dialami oleh seluruh penduduk dunia. Tercatat di Eropa sekitar 70-80 %, Amerika sekitar 60%, Malaysia sekitar 57 %, penduduk dunia. Tercatat di Eropa sekitar 70-80 %, Amerika sekitar 60%, Malaysia sekitar 57 %, China 18 % dan di Jepang & Indonesia sekitar 10 %.

China 18 % dan di Jepang & Indonesia sekitar 10 %.

Gangguan psikis yang muncul pada masa klimakterium ini adalah dalam bentuk mudah tersinggung, Gangguan psikis yang muncul pada masa klimakterium ini adalah dalam bentuk mudah tersinggung, depresi, kelelahan, sem

depresi, kelelahan, semangat berkurangangat berkurang, dan susah tidur. , dan susah tidur. perubahan psperubahan psikologis masa klimakteriikologis masa klimakteriumum tidak sama seperti pada tiap wanita, sangat individual tergantung pada kehidupan psikologis tidak sama seperti pada tiap wanita, sangat individual tergantung pada kehidupan psikologis emosional dan pada pandangan sebelumnya terhadap masa

emosional dan pada pandangan sebelumnya terhadap masa klimakteriumklimakterium. Wanita dengan. Wanita dengan keseimbangan psikologis emosional yang baik, berpengetahuan luas dan dikelilingi keluarga yang keseimbangan psikologis emosional yang baik, berpengetahuan luas dan dikelilingi keluarga yang harmonis, umumnya mengalami hanya sedikit gangguan psikologis. Bagi wanita yang memiliki harmonis, umumnya mengalami hanya sedikit gangguan psikologis. Bagi wanita yang memiliki anggapan yang salah akan diliputi kecemasan yang berlanjut. Sebagian besar wanita klimakterium anggapan yang salah akan diliputi kecemasan yang berlanjut. Sebagian besar wanita klimakterium tidak mengetahui bahwa perubahan tersebut suatu proses yang alami

tidak mengetahui bahwa perubahan tersebut suatu proses yang alami menjelang menopamenjelang menopause. Hal use. Hal iniini dipengaruhi beberapa factor diantaranya umur, pekerjaan, dan pendidikan. Mereka juga merasa dipengaruhi beberapa factor diantaranya umur, pekerjaan, dan pendidikan. Mereka juga merasa khawatir dan bingung mengenai gejala-gejala tersebut sehingga aktif mencari pertolongan untuk khawatir dan bingung mengenai gejala-gejala tersebut sehingga aktif mencari pertolongan untuk

(4)

mengidentifikannya, oleh karena itu mempersiapkan diri menghadapi masa klimakterium dengan mengidentifikannya, oleh karena itu mempersiapkan diri menghadapi masa klimakterium dengan pengetahuan yang memadai.

pengetahuan yang memadai.

B.

B. TujuanTujuan

adapun tujuan penulisan makalah ini adalah: adapun tujuan penulisan makalah ini adalah: 1.

1. Untuk mengetahui program-program yang dijalankan pemerintah dalam sehubungan denganUntuk mengetahui program-program yang dijalankan pemerintah dalam sehubungan dengan masa klimakterium dan Lansia.

masa klimakterium dan Lansia. 2.

(5)

II. TINJAUAN PUSTAKA

Kondisi fisik, mental dan social setiap orang mengalami perubahan yang terjadi secara pelan, teratur  dan pasti. Diawali dari keadaan/fase yang serba lemah, meningkat sampai puncaknya kemudian menurun sampai kondisi yang lemah pula. Pada saat mengalami penurunan inilah biasanya terjadi kegelisahan, kegoncangan bahkan dapat terjadi hal-hal yang sangat merugikan apabila tidak dipersiapkan dan diantisipasi dengan baik dan benar. Fase ini biasanya dikelompokkan kedalam fase Klimakterium, Menopause, dan Senium.

A. Masa Klimaterium

Sebuah kepustakaan menyebutkan bahwa menyebutkan bahwa klimakterium adalah masa yang bermula dari akhir tahap reproduksi, berakhir pada awal senium dan terjadi pada wanita berumur 35-65 tahun.

Departemen Onstetrik dan Genekologi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia mendefinisikan klimakterium sebagai suatu masa peralihan yang normal, yang berlangsung beberapa tahun sebelum dan beberapa tahun sesudah menopause. Kita menjumpai kesulitan dalam menentukan awal dan akhir klimakterium, tetapi dapat dikatakan bahwa klimakterium mulai kira-kira 6 tahun sebelum menopause berdasarkan keadaan endokrinologik (kadar estrogen mulai turun dan kadar  hormone gonedotropin naik), dan jika ada gejala-gejala klinis. Kliamakterium berakhir kira-kira 6-7 tahun sesudah menopause. Pada saat ini kadar estrogen telah mencapai nilai yang rendah yang sesuai dengan keadaan senium, dan gejala-gejala neurovegetatif telah terhenti. Dengan demikian, lamanya klimakterium lebih kurang 13 tahun (Sastrawinata, 2010). Masa klimakterium ini terbagi kedalam 3 yaitu Pramenopause, Menopause dan Pascamenopause.

(6)

Gambar 2: Periode Masa Klimakterium 1. Tanda Awal Masa Klimakterium

Masa ini ditandai dengan berbagai macam keluhan endokrinologis dan vegetatif. Yaitu:

1) Terjadi perubahan pada ovarium seperti sclerosis pembuluh darah, berkurangnya jumlah folikel dan menurunnya sintesis steroid seks kemudian berhenti haid.

2) ditandai dengan turunnya kadar estrogen dan meningkatnya pengeluaran gonadotropin.

2. Gangguan Klimakterium

Penurunan fungsi ovarium dapat berlangsung cepat pada sebagian wanita dan lebih lambat pada yang lainnya. Sebagian wanita menghasilkan estrogen endogen yang cukup sehingga tetap tanpa gejala, sedangkan yang lain memperlihatkan beragam gejala semasa klimakterium. Gejala-gejalanya dapat dikelompokkan menjadi:

1) Gangguan neurovegetatif (vasomotorik-hipersimpatikotoni) yang mencakup: a. gejolak panas (hotflushes)

b. keringat malam yang banyak c. rasa kedinginan

d. sakit kepala

e. desing dalam telinga f. tekanan darah yang goyah g. berdebar-debar 

(7)

h. susah bernafas i.  jari-jari atrofi

 j. gangguan usus (meteorismus) 2) Gangguan psikis mudah tersinggung

a. depresi b. lekas lelah

c. kurang bersemangat d. insomania atau sulit tidur  3) Gangguan organic

a. infark miokard (gangguan sirkulasi) b. atero-sklerosis (hiperkolesterolemia) c. osteoporosis

d. gangguan kemih (disuria) e. nyeri senggama (dispareunia)

3. Masalah-Masalah yang timbul pada Masa Klimakterium dan menopause 1) Fisik

Ketika seseorang memasuki masa menopause, fisik mengalami ketidaknyamanan seperti rasa kaku dan linu yang dapat terjadi secara tiba-tiba di sekujur tubuh, misalnya pada kepala, leher dan dada bagian atas. Kadang-kadang rasa kaku ini dapat diikuti dengan rasa panas atau dingin, pening, kelelahan, jengkel, resah, cepat marah, dan berdebar-debar  (Hurlock, 1992). Beberapa keluhan fisik yang merupakan tanda dan gejala dari menopause yaitu:

a. Ketidakteraturan Siklus Haid

Tanda paling umum adalah fluktuasi dalam siklus haid, kadang kala haid muncul tepat waktu, tetapi tidak pada siklus berikutnya. Ketidakteraturan ini sering disertai dengan  jumlah darah yang sangat banyak, tidak seperti volume pendarahan haid yang normal. Keadaan ini sering mengesalkan wanita karena ia harus beberapa kali mengganti pembalut yang dipakainya. Normalnya haid akan berakhir setelah tiga sampai empat

(8)

hari, namun pada keadaan ini haid baru dapat berakhir setelah satu minggu atau lebih.

b. Gejolak Rasa Panas

 Arus panas biasanya timbul pada saat darah haid mulai berkurang dan berlangsung sampai haid benar-benar berhenti. Sheldon H.C (dalam Rosetta Reitz, 1979) mengatakan “ kira-kira 60% wanita mengalami arus panas”. Arus panas ini disertai oleh rasa menggelitik disekitar jari-jari, kaki maupun tangan serta pada kepala, atau bahkan timbul secara menyeluruh. Munculnya hot flashes ini sering diawali pada daerah dada, leher atau wajah dan menjalar ke beberapa daerah tubuh yang lain. Hal ini berlangsung selama dua sampai tiga menit yang disertai pula oleh keringat yang banyak. Ketika terjadi pada malam hari, keringat ini dapat menggangu tidur dan bila hal ini sering terjadi akan menimbulkan rasa letih yang serius bahkan menjadi depresi. c. Kekeringan Vagina

Kekeringan vagina terjadi karena leher rahim sedikit sekali mensekresikan lendir. Penyebabnya adalah kekurangan estrogen yang menyebabkan liang vagina menjadi lebih tipis, lebih kering dan kurang elastis. Alat kelamin mulai mengerut, Liang senggama kering sehingga menimbulkan nyeri pada saat senggama, keputihan, rasa sakit pada saat kencing. Keadaan ini membuat hubungan seksual akan terasa sakit. Keadaan ini sering kali menimbulkan keluhan pada wanita bahwa frekuensi buang air  kecilnya meningkat dan tidak dapat menahan kencing terutama pada saat batuk, bersin, tertawa atau orgasme.

d. Perubahan Kulit

Estrogen berperan dalam menjaga elastisitas kulit, ketika menstruasi berhenti maka kulit akan terasa lebih tipis, kurang elastis terutama pada daerah sekitar wajah, leher  dan lengan. Kulit di bagian bawah mata menjadi mengembung seperti kantong, dan lingkaran hitam dibagian ini menjadi lebih permanen dan jelas (Hurlock, 1992)

e. Keringat di Malam Hari

f. Berkeringat malam hari, bangun bersimbah peluh. Sehingga perlu mengganti pakaian dimalam hari. Berkeringat malam hari tidak saja menggangu tidur melainkan juga

(9)

teman atau pasangan tidur. Akibatnya diantara keduanya merasa lelah dan lebih mudah tersinggung, karena tidak dapat tidur nyenyak.

g. Sulit Tidur 

Insomnia (sulit tidur) lazim terjadi pada waktu menopause, tetapi hal ini mungkin ada kaitannya dengan rasa tegang akibat berkeringat malam hari, wajah memerah dan perubahan yang lain.

h. Perubahan Pada Mulut

Pada saat ini kemampuan mengecap pada wanita berubah menjadi kurang peka, sementara yang lain mengalami gangguan gusi dan gigi menjadi lebih mudah tanggal. i. Kerapuhan Tulang

Rendahnya kadar estrogen merupakan penyebab proses osteoporosis (kerapuhan tulang). Osteoporosis merupakan penyakit kerangka yang paling umum dan merupakan persoalan bagi yang telah berumur, paling banyak menyerang wanita yang telah menopause. Biasanya kita kehilangan 1% tulang dalam setahun akibat proses penuaan (mungkin ini yang menyebabkan nyeri persendian), tetapi kadang setelah menopause kita kehilangan 2% setahunnya. John Hutton (1984) memperkirakan sekitar 25% wanita kehilangan tulang lebih cepat daripada proses menua. Menurunnya kadar estrogen akan diikuti dengan penurunan penyerapan kalsium yang terdapat dalam makanan. Kekurangan kalsium ini oleh tubuh diatasi dengan menyerap kembali kalsium yang terdapat dalam tulang, dan akibatnya tulang menjadi keropos dan rapuh.

 j. Badan Menjadi Gemuk

Banyak wanita yang menjadi gemuk selama menopause. Rasa letih yang biasanya dialami pada masa menopause, diperburuk dengan perilaku makan yang sembarangan. Banyak wanita yang bertambah berat badannya pada masa menopause, hal ini disebabkan oleh faktor makanan ditambah lagi karena kurang berolahraga.

k. Penyakit

 Ada beberapa penyakit yang seringkali dialami oleh wanita menopause. Dari sudut pandang medik ada 2 (dua) perubahan paling penting yang terjadi pada waktu

(10)

menopause yaitu meningkatnya kemungkinan terjadi penyakit jantung, pembuluh darah serta hilangnya mineral dan protein di dalam tulang (osteoporosis). Penyakit  jantung dan pembuluh darah dapat menimbulkan gangguan seperti stroke atau serangan jantung. Selain itu penyakit kanker juga lebih sering terjadi pada orang yang berusia lanjut. Semakin lama kehidupan maka semakin besar kemungkinan penyakit itu menyerang. Misalnya kanker payudara, kanker rahim dan kanker ovarium. Kanker  payudara lebih umum terjadi pada wanita yang telah melampaui masa menopause.

Kanker rahim adalah istilah luas untuk kanker yang terjadi di rahim, ada dua bagian rahim yang dapat menjadi tempat bermulanya kanker. Yang pertama adalah serviks, kanker ini terutama berjangkit pada wanita berusia diatas 30 tahun. Gejala yang harus diperhatikan adalah pendarahan vagina setelah persetubuhan, pergetahan vagina yang tidak biasa dan noda diantara haid. Sementara kanker endometrium (kanker  tubuh rahim) terutama menjangkiti wanita diatas usia 45 tahun, yang paling menanggung resiko adalah yang pernah mendapat haid agak lambat, dan yang mempunyai kombinasi antara tekanan darah tinggi, diabetes, dan berat tubuh berlebih.

Gejalanya adalah pendarahan tak normal, pendarahan antara haid, keluar darah yang lebih lama atau lebih kental dibandingkan biasanya, dan pendarahan haid terakhir  dalam menopause.

2) Psikologis

 Aspek psikologis yang terjadi pada lansia atau wanita menopause amat penting peranan dalam kehidupan sosial lansia terutama dalam menghadapi masalah-masalah yang berkaitan dengan pensiun; hilangnya jabatan atau pekerjaan yang sebelumnya sangat menjadi kebanggaan sang lansia tersebut. Berbicara tentang aspek psikologis lansia dalam pendekatan eklektik holistik, sebenarnya tidak dapat dipisahkan antara aspek organ-biologis, psikologis, social, budaya dan spiritual dalam kehidupan lansia.

Beberapa gejala psikologis yang menonjol ketika menopause adalah mudah tersinggung, sukar tidur, tertekan, gugup, kesepian, tidak sabar, tegang (tension), cemas dan depresi.

(11)

 Ada juga lansia yang kehilangan harga diri karena menurunnya daya tarik fisik dan seksual, mereka merasa tidak dibutuhkan oleh suami dan anak-anak mereka, serta merasa kehilangan femininitas karena fungsi reproduksi yang hilang. Beberapa keluhan psikologis yang merupakan tanda dan gejala menopause yaitu:

a. Ingatan Menurun

Gelaja ini terlihat bahwa sebelum menopause wanita dapat mengingat dengan mudah, namun sesudah mengalami menopause terjadi kemunduran dalam mengingat, bahkan sering lupa pada hal-hal yang sederhana, padahal sebelumnya secara otomatis langsung ingat.

b. Kecemasan

Banyak ibu-ibu yang mengeluh bahwa setelah menopause dan lansia merasa menjadi pencemas. Kecemasan yang timbul sering dihubungkan dengan adanya kekhawatiran dalam menghadapi situasi yang sebelumnya tidak pernah dikhawatirkan. Misalnya kalau dulu biasa pergi sendirian ke luar kota sendiri, namun sekarang merasa cemas dan khawatir, hal itu sering juga diperkuat oleh larangan dari ana-anaknya. Kecemasan pada Ibu-ibu lansia yang telah menopause umumnya bersifat relatif, artinya ada orang yang cemas dan dapat tenang kembali, setelah mendapatkan semangat/dukungan dari ornag di sekitarnya; namun ada juga yang terus-menerus cemas, meskipun orang-orang disekitarnya telah memberi dukungan. Akan tetapi banyak juga ibu-ibu yang mengalami menopause namun tidak mengalami perubahan yang berarti dalam kehidupannya. Menopause rupanya mirip atau sama juga dengan masa pubertas yang dialami seorang remaja sebagai awal berfungsinya alat-alat reproduksi, dimana ada remaja yang cemas, ada yang khawatir namun ada juga yang biasa sehingga tidak menimbulkan gejolak.

 Adapun simtom-simtom psikologis adanya kecemasan bila ditinjau dari beberapa aspek, menurut Blackburn and Davidson (1990) adalah sebagai berikut:

a) Suasana hati yaitu keadaan yang menunjukkan ketidaktenangan psikis, seperti: mudah marah, perasaan sangat tegang.

(12)

b) Pikiran yaitu keadaan pikiran yang tidak menentu, seperti: khawatir, sukar  konsentrasi, pikiran kosong, membesar-besarkan ancaman, memandang diri sebagai sangat sensitif, merasa tidak berdaya.

c) Motivasi yaitu dorongan untuk mencapai sesuatu, seperti : menghindari situasi, ketergantungan yang tinggi, ingin melarikan diri, lari dari kenyataan.

d) Perilaku gelisah yaitu keadaan diri yang tidak terkendali seperti : gugup, kewaspadaan yang berlebihan, sangat sensitive dan agitasi.

e) Reaksi-reaksi biologis yang tidak terkendali, seperti : berkeringat, gemetar, pusing, berdebar-debar, mual, mulut kering.

Gangguan kecemasan dianggap berasal dari suatu mekanisme pertahanann diri yang dipilih secara alamiah oleh makhluk hidup bila menghadapi sesuatu yang mengancam dan berbahaya. Kecemasan yang dialami dalam situasi semacam itu memberi isyarat kepada makhluk hidup agar melakukan tindakan mempertahankan diri untuk menghindari atau mengurangi bahaya atau ancaman. Menjadi cemas pada tingkat tertentu dapat dianggap sebagai bagian dari respon normal untuk mengatasi masalah sehari-hari. Bagaimana juga, bila kecemasan ini berlebihan dan tidak sebanding dengan suatu situasi, hal itu dianggap sebagai hambatan dan dikenal sebagai masalah klinis.

c. Mudah Tersinggung

Gejala ini lebih mudah terlihat dibandingkan kecemasan. Wanita lebih mudah tersinggung dan marah terhadap sesuatu yang sebelumnya dianggap tidak menggangu. Ini mungkin disebabkan dengan datangnya menopause maka wanita menjadi sangat menyadari proses mana yang sedang berlangsung dalam dirinya. Perasaannya menjadi sangat sensitif terhadap sikap dan perilaku orang-orang di sekitarnya, terutama jika sikap dan perilaku tersebut dipersepsikan sebagai menyinggung proses penerimaan yang sedang terjadi dalam dirinya.

d. Stress

Tidak ada orang yang bisa lepas sama sekali dari rasa was-was dan cemas, termasuk para lansia menopause. Ketegangan perasaan atau stress selalu beredar dalam

(13)

lingkungan pekerjaan, pergaulan sosial, kehidupan rumah tangga dan bahkan menyelusup ke dalam tidur. Kalau tidak ditanggulangi stress dapat menyita energi, mengurangi produktivitas kerja dan menurunkan kekebalan terhadap penyakit, artinya kalau dibiarkan dapat menggerogoti tubuh secara diam-diam.

Namun demikian stress tidak hanya memberikan dampak negatif, tapi bisa juga memberikan dampak positif. Apakah kemudian dampak itu positif atau negatif, tergantung pada bagaimana individu memandang dan mengendalikannya. Stress adalah suatu keadaan atau tantangan yang kapasitasnya diluar kemampuan seseorang oleh karena itu, stress sangat individual sifatnya.

Respon orang terhadap sumber stress sangat beragam, suatu rentang waktu bisa tiba-tiba jadi pencetus stress yang temporer. Stress dapat juga bersifat kronis misalnya konflik keluarga. Reaksi kita terhadap pencetus stress dapat digolongkan dalam dua kategori psikologis dan fisiologis.

Di tingkat psikologis, respon orang terhadap sumber stress tidak bisa diramalkan, sebagaimana perbedaan suasana hati dan emosi kita dapat menimbulkan beragam reaksi, mulai dari hanya ekspresi marah sampai akhirnya ke hal-hal lain yang lebih sulit untuk dikendalikan. Di tingkat psikologis, respon orang terhadap sumber stress ini tergantung pada beberapa faktor, termasuk keadaan emosi pada saat itu dan sikap orang itu dalam menanggapi stress tersebut.

e. Depresi

Dari penelitian-penelitian yang dilakukan di Amerika Serikat dan Eropa diperkirakan 9% s/d 26% wanita dan 5% s/d 12% pria pernah menderita penyakit depresi yang gawat di dalam kehidupan mereka. Setiap saat, diperkirakan bahwa 4,5% s/d 9,3% wanita dan 2,3% s/d 3,2% pria akan menderita karena gangguan ini. Dengan demikian secara kasar  dapat dikatakan bahwa wanita dua kali lebih besar kemungkinan akan menderita depresi daripada pria. Wanita yang mengalami depresi sering merasa sedih, karena kehilangan kemampuan untuk bereproduksi, sedih karena kehilangan kesempatan untuk memiliki anak, sedih karena kehilangan daya tarik. Wanita merasa tertekan karena kehilangan seluruh perannya sebagai wanita dan harus menghadapi masa tuanya.

(14)

Depresi dapat menyerang wanita untuk satu kali, kadang-kadang depresi merupakan respon terhadap perubahan sosial dan fisik yang sering kali dialami dalam fase kehidupan tertentu, akan tetapi beberapa wanita mungkin mengembangkan rasa depresi yang dalam yang tidak sesuai atau proporsional dengan lingkungan pribadi mereka dan mungkin sulit dihindarkan.

Simton-simton psikologis adanya depresi bila ditinjau dari beberapa aspek, menurut Marie Blakburn dan Kate Davidson (1990) adalah sebagai berikut

a) Suasana hati, ditandai dengan kesedihan, kecemasan, mudah marah.

b) Berpikir, ditandai dengan mudah hilang konsentrasi, lambat dan kacau dalam berpikir, menyalahkan diri sendiri, ragu-ragu, harga diri rendah.

c) Motivasi, ditandai dengan kurang minat bekerja dan menekuni hobi, menghindari kegiatan kerja dan sosial, ingin melarikan diri, ketergantungan tinggi pada orang lain. d) Perilaku gelisah terlihat dari gerakan yang lamban, sering mondar-mandir, menangis,

mengeluh.

e) Sintom biologis, ditandai dengan hilang nafsu makan atau nafsu makan bertambah, hilang hasrat sesksual, tidur terganggu, gelisah.

Mungkin masih ada gejala-gejala fisik maupun psikologis lain yang menyertai menopause. Gejala-gejala tersebut diatas sangat perlu dipahami supaya tidak terjadi kesalahpahaman dalam memperlakukan para lansia. Dengan memahami gejala tersebut diharapkan lansia dapat mengerti apa yang sedang terjadi dalam diri mereka. Selain itu pihak keluarga pun diharapkan dapat merespon secara tepat sehingga tidak membuat lansia merasa dikucilkan atau disia-siakan. Mari kita bantu para lansia kita dengan memahami berbagai gejala fisik maupun psikologis sehingga tahu bagaimana cara terbaik untuk membantu mereka.

4. Perubahan-Perubahan Organik Masa Klimakterium

Penyebab dan gangguan hormonal klimakterium. Perkembangan dan fungsi seksual wanita secara normal dipengaruhi oleh sistem poros hipotalamus-hipofisis-gonad yang merangsang dan mengatur  produksi hormon-hormon seks yang dibutuhkan. Hipotalamus menghasilkan hormon gonadotropin releasing hormone (GnRH) yang akan merangsang kelenjar hipofisis untuk menghasilkan follicle stimulating hormone (FSH) dan luteinizing hormone (LH). Kedua hormon FSH dan LH ini yang akan

(15)

mempersiapkan sel telur pada wanita. FSH dan LH akan meningkat secara bertahap setelah masa haid dan merangsang ovarium untuk menghasilkan beberapa follicle (kantong telur). Dari beberapa kantong telur tersebut hanya satu yang matang dan menghasilkan sel telur yang siap dibuahi. Sel telur dikeluarkan dari ovarium (disebut ovulasi) dan ditangkap oleh fimbria (organ berbentuk seperti  jari-jari tangan di ujung saluran telur) yang memasukkan sel telur ke tuba fallopii (saluran telur).  Apabila sel telur dibuahi oleh spermatozoa maka akan terjadi kehamilan tetapi bila tidak, akan terjadi haid lagi. Begitu seterusnya sampai mendekati masa klimakterium, dimana fungsi ovarium semakin menurun. Masa pramenopause atau sebelum haid berhenti, biasanya ditandai dengan siklus haid yang tidak teratur. Pramenopause bisa terjadi selama beberapa bulan sampai beberapa tahun sebelum menopause. Pada masa ini sebenarnya telah terjadi aneka perubahan pada ovarium seperti sklerosis pembuluh darah, berkurangnya jumlah sel telur dan menurunnya pengeluaran hormon seks. Menurunnya fungsi ovarium menyebabkan berkurangnya kemampuan ovarium untuk menjawab rangsangan gonadotropin. Hal ini akan mengakibatkan interaksi antara hipotalamus-hipofisis terganggu. Pertama-pertama yang mengalami kegagalan adalah fungsi korpus luteum. Turunnya produksi steroid ovarium menyebabkan berkurangnya reaksi umpan balik negatif terhadap hipotalamus. Keadaan ini akan mengakibatkan peningkatan produksi dan sekresi FSH dan LH. Peningkatan kadar FSH merupakan petunjuk hormonal yang paling baik untuk mendiagnosis sindrom klimakterik.

Secara endokrinologis, klimakterik ditandai oleh turunnya kadar estrogen dan meningkatnya pengeluaran gonadotropin. Pada wanita masa reproduksi, estrogen yang dihasilkan 300-800 ng, pada masa pramenopause menurun menjadi 150-200 ng, dan pada pascamenopause menjadi 20-150 ng. Menurunnya kadar estrogen mengakibatkan gangguan keseimbangan hormonal yang dapat berupa gangguan neurovegetatif, gangguan psikis, gangguan somatik, metabolik dan gangguan siklus haid. Beratnya gangguan tersebut pada setiap wanita berbeda-beda bergantung pada:

1) Penurunan aktivitas ovarium yang mengurangi jumlah hormon steroid seks ovarium. Keadaan ini menimbulkan gejala-gejala klimakterik dini (gejolak panas, keringat banyak, dan vaginitis atrofikans) dan gejala-gejala lanjut akibat perubahan metabolik yang berpengaruh pada organ sasaran (osteoporosis).

(16)

2) Sosio-budaya menentukan dan memberikan penampilan yang berbeda dari keluhan klimakterik

3) Psikologik yang mendasari kepribadian wanita klimakterik itu, juga akan memberikan penampilan yang berbeda dalam keluhan klimakterik.

5. Dampak negative Pada Masa Klimakterium

Sekitar 40-85% dari semua wanita dalam usia klimakterik mempunyai keluhan. Gejala yang tetap dan tersering adalah gejolak panas dan keringat banyak. Gejolak panas merupakan sensasi seperti gelombang panas yang meliputi bagian atas dada, leher, dan muka. Keluhan ini biasanya diikuti oleh gejala-gejala psikologik berupa rasa takut, tegang, depresi, lekas marah, mudah tersinggung, gugup dan jiwa yang kurang mantap.

Keluhan lain dapat berupa sakit kepala, sukar tidur, berdebar-debar, rasa kesemutan di tangan dan kaki, serta nyeri tulang dan otot. Keringat malam hari merupakan keluhan yang sangat mengganggu, sehingga menimbulkan lelah dan kesukaran bangun pagi. Semua keluhan ini kurang menggembirakan bagi seorang wanita, dan mendorong penderita mencari pengobatan.

 Atrofi epitel genital dapat mengakibatkan vaginitis senilis. Gejala-gejalanya mencakup iritasi, rasa terbakar, pruritus, leukorea, dispareunia, perdarahan vaginal, penurunan sekresi vaginal, penipisan epitel dan mudah kena trauma, pemendekan dan pengurangan kelenturan vagina. Kebanyakan masalah seksual dialami oleh wanita pascamenopause adalah karena status fisis dari mukosa vagina, yang harus memelihara kelembaban protektif yang cukup dan memberikan pelumas selama sanggama. Setelah menopause, perubahan atrofik dapat menyebabkan dispareunia, vaginitis, vaginismus, tak-nyaman fisis, dan hilang minat seksual. Kulit wanita banyak dipengaruhi oleh estrogen sehingga menimbulkan kulit kehilangan elastisitasnya, berkerut, kering dan menjadi lebih tipis. Hal tersebut mengurangi kecantikan seorang wanita, sehingga wanita merasa kurang percaya diri lagi (dan dapat menambah ketidakseimbangan emosi wanita tersebut).

Gangguan psikogenik, ini mencakup : peningkatan rasa gelisah, depresi, mudah cemas, insomnia, dan sakit kepala. Keadaan lain yang dapat diperberat oleh gejala menopause mencakup : masalah psikosomatik yang telah ada yang diperkuat oleh gejolak panas, pola tidur yang diganggu oleh

(17)

keringat malam, penurunan libido karena vaginitis atrofikans yang mengakibatkan dispareunia. Osteoporosis adalah gangguan tulang yang terutama menyerang tulang trabekular, menyebabkan pengurangan kuantitas tulang sehingga mengakibatkan tulang keropos. Meskipun kedua jenis kelamin mengalami kehilangan massa tulang dengan proses menua, jarang bagi pria mengalami gejala osteoporosis sebelum usia 70 masa-masa kehidupan wanita.

6. Pencegahan Beberapa Dampak Masa Klimakterium 1) Pencegahan kehamilan

Banyak wanita 40-50 tahun menjadi gelisah bila haidnya tiba-tiba berhenti atau menjadi tidak teratur. Hal yang pertama sekali dipikirkan tentu hamil atau tidak. Tetapi ada juga wanita yang berpendapat, bahwa bila usia sudah di atas 40 tahun dan haid tidak teratur  pasti tidak mungkin hamil lagi. Perkiraan seperti ini sudah tidak dapat dibenarkan lagi. Haid yang tidak teratur hanya menunjukkan bahwa pematangan ovum tidak terjadi lagi secara siklis, tetapi bukan berarti tidak dapat terjadi pembuahan. Pencegahan kehamilan harus tetap dilakukan. Kehamilan pada usia ini mempunyai risiko baik bagi ibu yang hamil maupun bagi janinnya.

Semua jenis kontrasepsi alamiah seperti pantang berkala, pencatatan suhu basal badan, maupun bentuk lainnya sebaiknya tidak dipakai. Cara ini hanya dapat digunakan pada wanita yang siklus haidnya masih teratur. Penggunaan pil sebagai kontrasepsi, selain dapat mengatur siklus haid juga sekaligus dapat menghilangkan keluhan klimakterik. Kerugiannya adalah bahwa dengan siklus haid yang teratur tidak dapat ditentukan saat wanita tersebut memasuki menopause. Bila sudah tidak haid lagi dua belas bulan berturut-turut, sudah pasti wanita itu memasuki usia menopause, sehingga kehamilan sudah tidak mungkin terjadi. 2) Pencegahan osteoporosis

Pencegahan osteoporosis pascamenopause bukan hanya bergantung pada estrogen, karena pengobatan dengan progestogen juga efektif dalam mencegah kehilangan tulang (bone loss). Penambahan progestogen ke pengobatan estrogen mungkin penting dalam mencegah osteoporosis tetapi mungkin penting dalam mengobati penderita yang telah mengalami osteoporosis.

(18)

Sementara kebanyakan kajian menunjukkan bahwa pengobatan estrogen menghambat penyerapan kalsium dari tulang, sangat mungkin dengan memulihkan kadar kalsitonin yang turun setelah menopause, sekurang-kurangnya 3 kajian telah memperli-hatkan bahwa kombinasi pengobatan estrogen-progestogen sesungguhnya meningkatkan massa tulang dengan memajukan pembentukan tulang baru.

Dalam kajian prospektif tersamar ganda 10 tahun, terlihat perbedaan bermakna antara penderita yang memperoleh pengobatan estrogen-progestogen siklik dan kelompok yang diberikan plasebo. Pada wanita yang diberikan pengobatan kombinasi estrogen-progestogen kurang dari 3 tahun setelah awitan menopause, densitas tulang secara nyata meningkat. Meskipun ada beberapa demineralisasi pada pemakai estrogen-progestogen bilamana pengobatan dimulai lebih lama daripada 3 tahun setelah menopause, kehilangan massa tulang secara bermakna lebih rendah daripada pada kedua kelompok plasebo. Kajian itu menekankan pentingnya memulai substitusi estrogen-progestogen secara dini pada menopause, tetapi ini juga menunjukkan bahwa hormon-hormon ini bermanfaat untuk wanita osteoporotik, tanpa memandang usia. Patut dicatat bahwa es-trogen konjugasi 2,5 mg sehari merupakan dosis yang digunakan pada kajian ini.

Pada kajian silang yang membandingkan khasiat pengobatan estrogen-progesteron dengan plasebo, kandungan mineral tulang meningkat selama 3 tahun pengobatan hormon kombinasi tetapi terus menurun pada kelompok yang diberikan plasebo. Bilamana beberapa penderita dalam kelompok estrogen-pro-gestogen ditukar ke plasebo, densitas tulang menurun. Massa tulang juga meningkat pada wanita yang diberikan plasebo setelah ditukar  ke pengobatan hormon aktif. Kelompok lain membandingkan khasiat estrogen saja dengan kombinasi estrogen-progestogen terhadap parameter metabolik dari kehilangan tulang : (a) kalsium plasma, (b) nisbah kal-sium/kreatinin urin, dan (c) hidroksiprolin. Semua nilai berkurang dengan pengobatan estrogen dan menurun lebih lanjut bilamana progestogen ditambahkan ke estrogen.

3) Pencegahan penyakit jantung koroner 

Beberapa kajian terbaru menyarankan bahwa estrogen dapat memberikan khasiat protektif  terhadap penyakit kardiovasku-ler, terutama bilamana dipakai estrogen alamiah dosis

(19)

rendah yang cukup untuk memulihkan gejala menopause. Penurunan 63% pada harapan kematian akibat penyakit jantung diamati pada 1.000 wanita yang dibati dengan estrogen yang diawasi selama 15 tahun. Pada wanita yang diobati selama 25 tahun yang diawasi selama 25 tahun dan dibandingkan dengan yang tidak pernah memakai estrogen, ditemukan penurunan bermakna pada : (a) penyakit arterikoroner, (b) gagal jantung kongestif, (c) penyakit kardiovaskuler aterosklerotik, dan (d) hipertensi.

The Nurses' Heart Study memastikan bahwa :

1) Pemakaian estrogen pascamenopause secara bermakna mengurangi penyakit jantung koroner.

2) Pemakaian sekarang mengurangi risiko bahkan lebih rendah.

3) Manfaat ini diperoleh setelah penyesuaian terhadap faktor-faktor seperti : a. merokok

b. hipertensi c. diabetes

d. kolesterol tinggi

e. riwayat infark miokard pada orangtua f. riwayat pemakaian kontrasepsi oral g. obesitas

Wanita yang hidup dengan keluhan klimakterik dapat mencoba mengubah sendiri keadaan tersebut.  Ada beberapa cara yang dapat digunakan, seperti :

a. makanan yang bergizi cukup, dan pengaturan diet terutama diet tinggi kalsium dan rendah lemak

b. menghindari peningkatan berat badan dan bila sudah terlanjur gemuk berat badan perlu diturunkan.

c. Olahraga dan tidur yang teratur, mengurangi kenaikan tekanan darah dan obstipasi. d. Carilah ketenangan dengan lebih banyak mendekatkan diri kepada Tuhan.

(20)

Pendekatan dengan dokter keluarga atau orang ketiga lain yang dianggap sesuai untuk membicarakan masalah yang sedang dihadapi. Klimakterium bukanlah akhir dari segala-galanya. Memang masa muda telah berlalu, tetapi bukan berarti kita hanya hidup untuk memikirkan nilai yang berguna untuk masyarakat. Senja di usia tidaklah berarti senja di kehidupan.

B. Manusia Lanjut Usia (manula/Lansia)

Masa usia lanjut merupakan periode penutup dalam rentang hidup seseorang, yaitu suatu periode dimana seseorang telah beranjak jauh dari periode terdahulu yang lebih menyenangkan atau beranjak dari waktu yang penuh dengan manfaat. Lanjut usia merupakan istilah tahap akhir dari proses penuaan. Dalam mendefinisikan batasan penduduk lanjut usia menurut Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional ada tiga aspek yang perlu dipertimbangkan yaitu aspek biologi, aspek ekonomi dan aspek sosial (BKKBN 1998).

Secara biologis penduduk lanjut usia adalah penduduk yang mengalami proses penuaan secara terus menerus, yang ditandai dengan menurunnya daya tahan fisik yaitu semakin rentannya terhadap serangan penyakit yang dapat menyebabkan kematian. Hal ini disebabkan terjadinya perubahan dalam struktur dan fungsi sel, jaringan, serta sistem organ.

Secara ekonomi, penduduk lanjut usia lebih dipandang sebagai beban dari pada sebagai sumber  daya. Banyak orang beranggapan bahwa kehidupan masa tua tidak lagi memberikan banyak manfaat, bahkan ada yang sampai beranggapan bahwa kehidupan masa tua, seringkali dipersepsikan secara negatif sebagai beban keluarga dan masyarakat Dari aspek sosial, penduduk lanjut usia merupakan satu kelompok sosial sendiri. Di negara Barat, penduduk lanjut usia menduduki strata sosial di bawah kaum muda. Hal ini dilihat dari keterlibatan mereka terhadap sumber daya ekonomi, pengaruh terhadap pengambilan keputuan serta luasnya hubungan sosial yang semakin menurun.

Menurut Neugarten (1968) Chalhoun (1995) masa tua adalah suatu masa dimana orang dapat merasa puas dengan keberhasilannya. Tetapi bagi orang lain, periode ini adalah permulaan kemunduran. Usia tua dipandang sebagai masa kemunduran, masa kelemahan manusiawi dan sosial sangat tersebar luas dewasa ini. Pandangan ini tidak memperhitungkan bahwa kelompok

(21)

lanjut usia bukanlah kelompok orang yang homogen . Usia tua dialami dengan cara yang berbeda-beda. Ada orang berusia lanjut yang mampu melihat arti penting usia tua dalam konteks eksistensi manusia, yaitu sebagai masa hidup yang memberi mereka kesempatan-kesempatan untuk tumbuh berkembang dan bertekad berbakti . Ada juga lanjut usia yang memandang usia tua dengan sikapsikap yang berkisar antara kepasrahan yang pasif dan pemberontakan , penolakan, dan keputusasaan. Lansia ini menjadi terkunci dalam diri mereka sendiri dan dengan demikian semakin cepat proses kemerosotan jasmani dan mental mereka sendiri.

Disamping itu untuk mendefinisikan lanjut usia dapat ditinjau dari pendekatan kronologis. Menurut Supardjo (1982) usia kronologis merupakan usia seseorang ditinjau dari hitungan umur dalam angka. Dari berbagai aspek pengelompokan lanjut usia yang paling mudah digunakan adalah usia kronologis, karena batasan usia ini mudah untuk diimplementasikan, karena informasi tentang usia hampir selalu tersedia pada berbagai sumber data kependudukan. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menggolongkan lanjut usia menjadi 4 yaitu : Usia pertengahan ( middle age) 45 -59 tahun, Lanjut usia (elderly) 60 -74 tahun, lanjut usia tua (old ) 75 – 90 tahun dan usia sangat tua (very old) diatas 90 tahun. Sedangkan menurut Prayitno dalam Aryo (2002) mengatakan bahwa setiap orang yang berhubungan dengan lanjut usia adalah orang yang berusia 56 tahun ke atas, tidak mempunyai penghasilan dan tidak berdaya mencari nafkah untuk keperluan pokok bagi kehidupannya sehari-hari.

Saparinah (1983) berpendapat bahwa pada usia 55 sampai 65 tahun merupakan kelompok umur  yang mencapai tahap praenisium pada tahap ini akan mengalami berbagai penurunan daya tahan tubuh/kesehatan dan berbagai tekanan psikologis. Dengan demikian akan timbul perubahan-perubahan dalam hidupnya.

Demikian juga batasan lanjut usia yang tercantum dalam Undang-Undang No.4 tahun 1965 tentang pemberian bantuan penghidupan orang jompo, bahwa yang berhak mendapatkan bantuan adalah mereka yang berusia 56 tahun ke atas. Dengan demikian dalam undang-undang tersebut menyatakan bahwa lanjut usia adalah yang berumur 56 tahun ke atas. Namun demikian masih terdapat perbedaan dalam menetapkan batasan usia seseorang untuk dapat dikelompokkan ke dalam penduduk lanjut usia.

(22)

1. Perubahan-perubahan pada Lansia

Perubahan-perubahan yang umum terlihat pada masa usia lanjut adalah ditandai dengan perubahan fisik dan psikologis tertentu. Baik pria maupun wanita, pada usia lanjut mereka akan melakukan penyesuaian diri agar mereka tampak siap dan sesuai dengan masa usia lanjut tersebut secara baik ataupun tidak baik. Akan tetapi hasil yang diperoleh dari penyesuaian tersebut cenderung menuju dan membawa penyesuaian diri yang tidak baik daripada yang baik, terutama adalah terjadinya kemunduran fisik dan mental yang berlangsung secara perlahan dan bertahap.

1) Perubahan Fisik pada Lansia

Dengan bertambahnya usia, secara umum kekuatan dan kualitas fisik juga fungsinya mulai terjadi penurunan. Penurunan ini bisa berlangsung secara perlahan bahkan bisa terjadi secara cepat tergantung dari kebiasaan hidup pada masa usia muda. Beberapa perubahan gangguan fisik yang timbul adalah sebagai berikut :

a. Perubahan pada kulit: kulit wajah, leher, lengan, dan tangan menjadi lebih kering dan keriput, kulit di bagian bawah mata membentuk seperti kantung dan lingkaran hitam dibagian ini menjadi lebih permanen dan jelas, warna merah kebiruan sering muncul di sekitar lutut dan di tengah tengkuk.

b. Perubahan otot: pada umumnya otot orang berusia madya menjadi lembek dan mengendur di sekitar dagu, lengan bagian atas, dan perut

c. Perubahan pada persendian: masalah pada persendian terutama pada bagian tungkai dan lengan yang membuat mereka menjadi agak sulit berjalan

d. Perubahan pada gigi: gigi menjadi kering, patah, dan tanggal sehingga kadang-kadang memakai gigi palsu

e. Perubahan pada mata: mata terlihat kurang bersinar dan cenderung mengeluarkan kotoran yang menumpuk di susdut mata, kebanyakan menderita presbiop atau kesulitan melihat jarak jauh, menurunnya akomodasi karena menurunnya elastisitas mata

f. Perubahan pada telinga: fungsi pendengaran sudah mulai menurun, sehingga tidak sedikit yang mempergunakan alat bantu pendengaran.

g. Perubahan pada sistem pernafasan: nafas menjadi lebih pendek dan sering tersengal-sengal, hal ini akibat terjadinya penurunan kapasitas total paru-paru, residu volume

(23)

paru dan konsumsi oksigen basal, ini akan menurunkan fleksibilitas dan elastisitas dari paru

Selain ganggunan fisik yang bisa terlihat secara langsung, dengan bertambahnya usia sering pula disertai dengan perubahan-perubahan akibat penyakit kronis, obat-obat yang diminum akibat operasi yang menyiksa kesusahan secara fisik dan psikologis. Beberapa gangguan fisik pada bagian dalam tersebut seperti :

a. Perubahan pada sistem syaraf otak : umumnya mengalami penurunan ukuran, berat, dan fungsi contohnya kortek serebri mangalami atropi.

b. Perubahan pada sistem cardiovascular : terjadi penurunan elastisitas dari pembuluh darah jantung dan menurunnya kardiak out put

c. Penyakit kronis misal diabetes melistus (DM), penyakit cardiovaskuler, hipertensi, gagal ginjal, kanker, dan masalah yang berhubungan dengan persendian dan syaraf  d. Beberapa operasi seperti prostatectomy, histrectomy, dan mastectomy. Hasil

penelitian menunjukkan timbulnya masalah prostatectomy meliputi gagal ereksi mencapai 12 % sampai timbulnya masalah tidak tercapainya ejakulasi sebesar 24 %, kanker prostate dan operasi prostad (hilangnya libido, gagal ereksi, volume ejakulasi) e. Perubahan pada sistem ginjal, kandung kencing, dan ureter mengalami penurunan

efisiensi, jumlah sel dalam ginjal mengalami penurunan menyebabkan gangguan pengeluaran toksin dan air dari tubuh.

2) Perubahan Psikis

Gangguan psikologis paling umum yang berpengaruh pada orang tua adalah timbulnya depresi, dimensia, dan mengigau. Hal ini lebih sering diakibatkan oleh perasaan sudah tua, sudah pikun, dan secara fisik sudah tidak menarik bagi pasangan. Perubahan akibat depresi dan dimensia bahkan sering mengganggu prilaku seksual termasuk gangguan khayal yang dikaitkan dengan kecemburuan phatologis. Secara umum beberapa gangguan psikologis yang timbul adalah

a. Kecemasan (angietas) b. Depresi

(24)

c. Rasa bersalah (guilty feeling)

d. Masalah perkawinan atau juga akibat dari rasa takut akan gagal dalam berhubungan seksual

Khusus pada perempuan, ada beberapa gangguan yang sangat berpengaruh besar  terhadap sisi kewanitaannya seperti :

a. Penurunan sekresi estrogen setelah menopause b. Hilangnya kelenturan/elastisitas jaringan payudara c. Cerviks yang menyusut ukurannya

d. Dinding vagina atropi ukurannya memendek e. Berkurangnya pelumas vagina

f. Matinya steroid seks secara tidak langsung mempengaruhi aktivitas seks

g. Perubahan ageing meliputi penipisan bulu kemaluan, penyusutan bibir kemaluan, penipisan selaput lendir vagina dan kelemahan otot perineal

 Ada prinsip perkembangan yang dinamakan Multidirectional, dimana beberapa komponen menunjukkan pertumbuhan dan komponen lain nya malah menurun, lansia akan semakin arif, tapi menurun dalam tugas yang membutuhkan kecepatan memproses informasi, misalnya lansia baru mempelajari komputer. Disamping itu ada beberapa gangguan mental yang paling umum yang berpengaruh pada orang tua adalah depresi, dimensia dan menggigau prilaku seksual mungkin berubah secara signifikan pada depresi dan dimensia .

3) Masalah Seksual Pada Lansia

Sejalan dengan bertambahnya usia, masalah seksual merupakan masalah yang tidak kalah pentingnya bagi pasangan usia lanjut. Masalah ini meliputi ketakutan akan berkurangnya atau bahkan tidak berfungsinya organ sex secara normal sampai ketakutan akan kemampuan secara psikis untuk bisa berhubungan sex. Disfungsi seksual dapat diartikan sebagai suatu keadaan di mana yang meliputi berkurangnya respon erotis terhadap orgasme, ejakulasi prematur, dan sakit pada alat kelamin sewaktu masturbasi.  Alexander  dan Allison mengatakan bahwa pada dasarnya perubahan fisiologik yang terjadi pada aktivitas seksual pada usia lanjut biasanya berlangsung secara bertahap dan menunjukkan

(25)

status dasar dari aspek vaskular, hormonal dan neurologiknya. Perubahan fisiologik aktivitas seksual akibat proses penuaan bila ditinjau dari pembagian tahapan seksual menurut Kaplan adalah berikut ini :

a. Fase desire, Dipengaruhi oleh penyakit, masalah hubungan dengan pasangan, harapan kultural, kecemasan akan kemampuan seks. Hasrat pada lansia wanita mungkin menurun seiring makin lanjutnya usia, tetapi bias bervariasi.

b. Fase arousal, pembesaran payudara berkurang; terjadi penurunan flushing, elastisitas dinding vagina, lubrikasi vagina dan peregangan otot-otot; iritasi uretra dan kandung kemih.

c. Fase orgasmic, tanggapan orgasme kurang intens disertai lebih sedikit konstraksil kemampuan mendapatkan orgasme multipel berkurang.

d. Fase pasca orgasmic, mungkin terdapat periode refrakter dimana pembangkitan gairah sampai timbulnya fase orgasme berikutnya lebih sukar terjadi.

Beberapa masalah umum yang sering timbul dalam gangguan seksual pada lansia adalah sebagai berikut : a. Gangguan hasrat b. Tahap pemanasan c. Orgasme d. Rasa nyeri e. Sakit fisik

(26)

7. PEMBAHASAN

A. Upaya Pelayanan Kesehatan Masa Klimakterium dan Lansia

Secara umum, perempuan masa klimakterium dan lansia dapat memperoleh pelayanan kesehatan di Puskesmas, Posyandu Lansia dan Rumah sakit. Upaya pelayanan kesehatan tersebut meliputi azas, pendekatan dan jenis pelayanan kesehatan yang diterima.

1. Azas

1) Menurut WHO (1991) adalah to add life the years that have been added life, dengan prinsip independensi, perawatan, pemenuhan diri dan kehormatan.

2) Sedangkan azas yang dianut oleh Depkes RI adalah add life to the years, add health to life, and add years to life, yaitu meningkatkan mutu kehidupan lansia, meningkatkan kesehatan dan memperpanjang usia.

2. Pendekatan

Menurut WHO (1982), pendekatan yang digunakan adalah sebagai berikut: 1) Menikmati hasil pembangunan,

2) Masing-masing lansia punya keunikan,

3) Lansia diusahakan mandiri dalam berbagai hal, 4) Lansia turut memilih kebijakan

5) Memberikan perawatan dirumah, 6) Mendorong keakraban antar generasi,

7) Transportasi dan utilitas bangunan yang sesuai dengan lansia 8) Para lansia dapat terus berguna dalam menghasilkan karya 9) Lansia dan keluarga aktif memelihara kesehatan lansia.

3. Jenis Pelayanan

Jenis upaya pelayanan kesehatan terhadap lansia meliputi lima upaya kesehatan yaitu: promotif, preventif, diagnosis dini & pengobatan, pembatasan kecacatan serta pemulihan.

(27)

Upaya promotif merupakan tindakan secara langsung dan tidak langsung untuk meningkatkan derajat kesehatan dan mencegah penyakit. Upaya perlindungan terhadap lansia adalah sebagai berikut:

a. Mengurangi cidera

b. Meningkatkan perlindungan dari kualitas udara yang buruk

c. Meningkatkan keamanan penggunaan obat-obatan dan makanan.

d. Meningkatkan perhatian terhadap kebutuhan gigi dan mulut yang bertujuan untuk mengurangi caries gigi serta memelihata kebersihan gigi dan mulut.

Penyampaian 10 perilaku baik kepada lansia baik perorangan maupun kelompok lansia adalah dengan cara sebagai berikut:

a. Mendekati diri kepada tuhan yang maha Esa

b. Mau menerima keadaan, sabar dan optimis serta meningkatkan rasa percaya diri dengan melakukan kegiatan sesuai dengan kemampuan.

c. Menjalin hubungan yang teratur dengan keluarga dan sesame, d. Olah raga setiap hari,

e. Makan sedikit, namun sering dan memilih makanan yang sesuai dan banyak minum air  putih,

f. Kembangkan hobi dan minat sesuai dengan kemampuan, g. Tetap memelihara dan bergairah dalam kehidupan seks, h. Memeriksa kesehatan gigi dan mulut secara teratur, i. Menyampaikan pesan B-A-H-A-G-I-A

a) berat badan lebih dihindari, b)  Atur makanan yang seimbang

c) Hindari factor resiko penyakit jantung iskemik dan situasi yang menegangkan, d) Gerakkan badan teratur dan sesuai dengan kemampuan,

e) Ikuti nasihat dokter,

f)  Awasi kesehatan dengan pemeriksaan secara berkala.

2) Preventif 

(28)

a. Melakukan pencegahan primer yang meliputi: a) Program imunisasi, misalnya vaksin influenza, b) Konseling,

c) Dukungan nutrisi d) Exercise

e) Keamanan didalam dan sekitar rumah, f) Penggunaan medikasi yang tepat.

b. Melakukan pencegahan sekunder meliputi pemeriksaan terhadap penderita tampa gejala dari awal penyakit hingga terjadi penyakit yang belum tampak secara klinis dan mengidap factor resiko. Jenis pemeriksaan ini meliputi kotrol hipertensi, deteksi dan pengobatan kanker, screening ( mammograf, papsmear, gigi mulut, dll.

c. Melakukan pencegahan tersier, dilakukan setelah mendapatkan gelaja sakit dan cacat.

3) Diagnosis Dini dan Pengobatan

b. Diagnosis dini dapat dilakukan oleh lansia sendiri atau petugas professional c. Pengobatan, pengobatan terhadap gejala dan manifestasi klinis.

4) Pembatasan kecacatan

Kecacatan adalah kesulitan dalam memfungsikan kerangka otot dan system syaraf. Kecacatan digolongkan kedalam:

a. Kecacatan sementara (dapat disembuhkan)

b. Kecacatan progresif ( dapat disubtitusi dengan alat)

5) Rehabilitasi/penyembuhan

a. Mempertahankan lingkungan yang aman,

b. Mempertahankan kenyamanan istirahat, aktivitas dan mobilitas c. Mempertahankan kecukupan gizi,

d. Mempertahankan fungsi aliran darah, e. Mempertahankan kulit,

f. Mempertahankan fungsi pencernaan, g. Mempertahankan fungsi salur kemih,

(29)

h. Mempertahankan komunikasi

B. Sarana dan Pra-sarana yang Dipergunakan

Sarana dan prasarana yang dipergunakan untuk menyelenggarakan pelayanan terhadap lansia baik secara fisik, spiritual dan social yang dijalankan dari berbagai tingkat dapat kita lihat dibawah ini: 1. Pelayanan tingkat masyarakat

1) Terhadap lansia

a.keluarga dengan lansia

b.Kelompok lansia seperti klub, perkumpulan, paguyuban, pedepokan serta bina keluarga lansia.

2) Masyarakat mencakup LKMD, Karang wreda, day care, dana sehat dan JPKM. 2. Pelayanan Tingkat dasar 

1) Praktik dokter dan dokter gigi, 2) Balai pengobatan/klinik

3) Puskesmas/balaikesmas 4) Panti tresna weda,

5) Pusat perawatan dan pelayanan lansia 6) Praktik perawat mandiri

3. Pelayanan tingkat rujukan

Diselenggarakan oleh rumah sakit khusus rujukan dapat bersifat sederhana, sedang, lengkap dan paripurna.

1) Tingkat sederhana, hanya menyediakan poliklinik lansia,

2) Tingkat sedang, dimana layanan yang diberikan selain klinik juga klinik siang terpadu (day care),

3) Tingkat lengkap, sama dengan tingkat pelayanan sedang, hanya saja ada penambahan alat khusus untuk perawatan lansia dengan penyakit akut.

4) Tingkat paripurna,

a. Rumah sakit (poliklilinik gariatri, unit rehabilitasi, ruang IGD, Lab, day hospital, dan bangsal akut).

(30)

c. Sasana tresna weda.

C. Kendala-kendala yang dihadapi Dalam Memberikan Pelayanan Kepada Lansia

Banyak kendala yang dihadapi dilapangan dalam usaha untuk mewujudkan kondisi kesehatan lansia yang ceria, mandiri dan berkualitas. Diataranya adalah sebagai berikut:

1) Kurang adanya kesadaran dari lansia sendiri,

2) Kurang ada dukungan dari keluarga dan masyarakat, 3) Kurang adanya dukungan dari pemerintah,

4) Kurang tersedianya pusat layanan kesehatan. 5) Kurang SDM yang memadai dilapangan, 6) Dll

(31)

8. PENUTUP A. Kesimpulan

1) Fase Klimakterium dan lansia adalah fase yang akan dilewati oleh seluruh wanita. Perlu persiapan khusus untuk melalui fase-fase tersebut supaya adanya keseiapan wanita dalam menyongsong fase tersebut serta dapat meminimalisirkan gangguan-gangguan yang akan disebabkan oleh perubahan-perubahan yang akan terjadi pada fase-fase tersebut.

2) Jenis pelayanan kesehatan reproduksi yang diberikan kepada wanita fase klimakterium dan lansia adalah dalam bentuk promotiv, preventive, kuratif serta rehabilitative. Pelayanan-pelayan tersebut dapat diperoleh dari Puskesmas, Klinik Kesehatan lansia, Praktek Dokter, Rumah Sakit, Posyandu Lansia, dll.

Gambar

Gambar 2: Periode Masa Klimakterium 1. Tanda Awal Masa Klimakterium

Referensi

Dokumen terkait

Komposisi terbaik antara PVAc dan sampah yang menghasilkan material komposit dengan kekuatan mekanik yang optimum adalah 2:7, di mana sampel tersebut mempunyai kekuatan tekan

4. Customer complain handling strategy, yaitu penanganan keluhan untuk merubah ketidakpuasan menjadi kepuasan dan loyalitas pelanggan. Pada organisasi olahraga

Dan untuk mengetahui rancangan terbaik maka dilakukan percobaan dengan menggunakan 2 jenis filter yaitu bandpass filter butterworth dan bandpas filter chebyshev.. Kemudian

(12) Format Surat Pertanggungjawaban Administratif Bendahara Pengeluaran sebagaimana dimaksud pada ayat (2), Format Surat Pertanggungjawaban Fungsional Bendahara

Pembangunan Kesehatan: Peningkatan Derajat Kesehatan dan Gizi Masyarakat Penguatan Promotif dan Preventif: “Gerakan Masyarakat Hidup Sehat” Peningkatan Akses dan Mutu

urutan kelima adalah atribut tekstur biji.. Analisis Masing-masing Atribut Menurut Performansi Ideal Konsumen Terhadap Produk Kedelai Lokal. Konsumen yang membeli kedelai

materi yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi sebenarnya. Aplikasi ini dapat diartikan sebagai aplikasi atau penggunaan. hukum-hukum, rumus, metode, prinsip dan

Meskipun memiliki persentase yang paling banyak diantara jenis KKR yang lain, belum banyak dilakukan penelitian yang dikhususkan pada adenokarsinoma kolorektal.