Volume 4, No. 1, Februari 2015 - 72
PENGARUH PENERAPAN SISTEM PENGENDALIAN INTERN DAN
PENERAPAN PRINSIP PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH
TERHADAP KUALITAS LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH
DAERAH KABUPATEN ACEH BARAT
(Studi pada SKPD Pemerintah Daerah Kabupaten Aceh Barat)
1) Teuku Fahrian Nagor, 2)Dr. Darwanis, M. Si, Ak, 3)Dr. Syukriy Abdullah, SE, M.Si, Ak1) Magister Akuntansi Pascasarjana Universyitas Syiah Kuala Banda Aceh 2,3) Staff Pengajar Magister Akuntansi Pascasarjana Universyitas Syiah Kuala Banda Aceh
Abstract:This study aims to examine the effect of internal control system implementation and
financial management implementation, both simultaneously and partially on the financial statements quality in West Aceh district government.The population in this study is a Civil Servant at the Department of Finance and Asset Management Regional Government West Aceh consisting of Budget Users, Financial Administration Officer, Treasurer and Auditor Inspectorate on regional work units which amounts to 150 people. Data collection techniques by distributing questionnaires to respondents. Data analysis technique used in this study is multiple regression analysis.This study showed that the internal control system and financial management implementation, either simultaneously or partially affect the financial statements quality in West Aceh district government.
Keywords: Internal Control System Implementation, Financial Management Implementation,
Financial Statements Quality.
Abstrak:Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh penerapan sistem pengendalian intern dan
penerapan prinsip pengelolaan keuangan daerah baik secara simultan maupun secara parsial terhadap kualitas laporan keuangan daerah pada Pemerintah Kabupaten Aceh Barat. Populasi dalam penelitian ini adalah Pegawai Negeri Sipil (PNS) Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) Pemerintah Daerah kabupaten Aceh Barat yang terdiri dari Pengguna Anggaran (PA), Pejabat Penatausahaan Keuangan (PPK), Bendahara dan Auditor Inspektorat pada Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) yang berjumlah 150 orang. Teknik pengumpulan data penelitian dengan menyebarkan kuesioner kepada responden penelitian. Sedangkan teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis regresi berganda. Penelitian ini menunjukkan hasil bahwa penerapan sistem pengendalian intern dan penerapan prinsip pengelolaan keuangan daerah baik secara simultan maupun secara parsial berpengaruh terhadap kualitas laporan keuangan daerah pada Pemerintah Kabupaten Aceh Barat.
Kata Kunci: Penerapan Sistem Pengendalian Intern, Penerapan Prinsip Pengelolaan Keuangan,
Kualitas Laporan Keuangan Daerah.
PENDAHULUAN
Berdasarkan Undang-undang No. 32 Tahun 2004 menyatakan bahwa daerah otonom adalah kesatuan masyarakat hukum yang mempunyai batas-batas wilayah yang berwenang mengatur dan mengurus urusan pemerintahan dan kepentingan masyarakat setempat menurut prakarsa sendiri
berdasarkan aspirasi masyarakat dalam sistem Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Hal tersebut sejalan dengan pernyataan Mardiasmo (2002:78) dimana daerah diberikan kewenangan mengurus dan mengatur semua urusan pemerintahan di luar urusan pemerintah pusat, pemberian otonomi daerah ini diharapkan dapat
73 - Volume 4, No. 1, Februari 2015 meningkatkan efisiensi, efektivitas, dan akuntabilitas sektor publik di Indonesia.
Salah satu kewenangan yang diberikan Pemerintah Pusat kepada daerah yaitu dalam hal pengelolaan keuangan daerah sebagaimana yang telah diatur dalam Peraturan Pemerintah (PP) No 58/2005 tentang pengelolaan keuangan daerah.
Pada Pemerintah Kabupaten Aceh Barat, pelaksanaan pengelolaan keuangan daerah diatur dalam Qanun Kabupaten Aceh Barat No. 2 Tahun 2011 tentang Pokok-Pokok Pengelolaan Keuangan Daerah, Peraturan Bupati Aceh Barat No. 26 Tahun 2009 tentang Kebijakan Akuntansi Pemerintah Kabupaten Aceh Barat, dan Peraturan Bupati Aceh Barat No. 9 Tahun 2009 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah.
Salah satu bentuk keberhasilan Pemerintah Daerah dalam pengelolaan keuangannya dapat dinilai dari Laporan Keuangan Pemerintah Daerah (LKPD) yang dihasilkan. Laporan tersebut harus berkualitas, artinya laporan yang dihasilkan Pemerintah Daerah bermanfaat dan sesuai dengan kebutuhan para pemakai.
Namun kenyataannya, perkembangan kualitas LKPD Kabupaten Aceh Barat belum seperti yang diharapkan, hal ini terlihat dari opini Wajar Dengan Pengecualian atau “Qualification Opinion” yang diberikan oleh Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) Republik Indonesia (RI) terhadap Laporan Hasil Pemeriksaan (LHP) LKPD Kabupaten Aceh Barat Tahun Anggaran 2012.
LKPD tersebut dinilai kurang berkualitas karena masih terdapat temuan oleh BPK RI tahun 2012yang masih merupakan temuan pada tahun sebelumnya yaitu tahun 2011. Temuan kelemahan
lainnya terdapat pada ketidakpatuhan terhadap peraturan perundang-undangan, kecurangan serta ketidakpatuhan dalam pelaporan keuangan,serta penerapan sistem pengendalian intern.
Berdasarkan hal tersebut maka Pemerintah Daerah Aceh Barat harus memahami tentang sistem pengendalian intern maupun prinsip pengelolaan keuangan Pemerintah Daerah.
Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk menguji pengaruh sistem pengendalian intern dan penerapan prinsip pengelolaan keuangan daerah terhadap kualitas laporan keuangan daerah pada Pemerintah Kabupaten Aceh Barat.
Penelitian ini dilakukan dengan harapan dapat memberikan masukan kepada pemerintah Kabupaten Aceh Barat dan sebagai salah satu sarana dalam meningkatkan kualitas laporan keuangan daerah di waktu yang akan datang. Selanjutnya juga diharapkan bagi peneliti sendiri dan pembaca lainnya, dapat bermanfaat untuk menambah wawasan ilmu pengetahuan baik secara teori maupun praktek mengenai kajian variabel dalam penelitian ini.
KAJIAN KEPUSTAKAAN
Kualitas Laporan Keuangan Pemerintah Daerah
Menurut Mulyana (2010:96) kualitas diartikan sebagai kesesuaian dengan standar, diukur berbasis ketidaksesuaian, serta dicapai melalui pemeriksaan. Selanjutnya Mahmudi (2003:77) mengungkapkan bahwa laporan keuangan sektor publik pada hakekatnya merupakan suatu bentuk pertanggungjawaban pemerintah kepada rakyat atas pengelolaan dana publik baik dari pajak, retribusi
Volume 4, No. 1, Februari 2015 - 74 atau transaksi lainnya.Penyajianlaporan keuangan
untuk tujuan umum (generalpurpose financial
statements) bertujuan untuk meningkatkan
keterbandingan laporankeuangan baik terhadap anggaran, antar periode, maupun antar entitas.
Komponen-komponen yang terdapat dalam suatu set laporan keuanganpokok meliputi; Laporan Realisasi Anggaran, Neraca, Laporan Arus Kas, dan Catatan Atas Laporan Keuangan. Menurut Permendagri No 13/2006, ada empat karakteristik yang merupakan prasyarat normatif yang diperlukanagar laporan keuangan pemerintah dapat memenuhi kualitas yang dikehendaki, yaitu: relevan, andal, dapat dibandingkan, dan dapat dipahami.
Sistem Pengendalian Intern
Menurut Peraturan Pemerintah No.60 Tahun 2008 pengertian SistemPengendalian Intern adalah proses yang integral pada tindakandan kegiatan yang dilakukan secara terus menerus oleh pimpinan danseluruh pegawai untuk memberikan keyakinan memadai atas tercapainyatujuan organisasi melalui
kegiatan yang efektif dan
efisien,keandalanpelaporan keuangan, pengamanan aset negara dan ketaatan terhadapperaturan perundang-undangan.
Selanjutnya Rai (2008:283) mendefinisikan sistem pengendalian intern secara ringkas yaitu kebijakan dan prosedur yangdirancang untuk memberikan keyakinan yang memadai bagi manajemenbahwa organisasi mencapai tujuan dan sasarannya.
PP No. 60/2008, bahwa unsur sistempengendalian intern dalam Peraturan Pemerintah ini mengacu pada unsur
sistempengendalian intern yang telah dipraktikan di lingkungan pemerintah di berbagaiNegara, yang meliputi: lingkungan pengendalian, penilaian resiko, kegiatan pengendalian, informasi dan komunikasi, serta pemantauan.
Prinsip Pengelolaan Keuangan Daerah
Menurut Peraturan Menteri Dalam Negeri 59/2007 yang merupakan perubahan atas Permendagri No. 13/2006 tentang Pedoman PengelolaanKeuangan Daerah, mendefinisikan pengelolaan keuangan daerah sebagai keseluruhan kegiatan yang meliputiperencanaan, pelaksanaan, penatausahaan, pelaporan, pertanggungjawaban dan pengawasan keuangan daerah.
Pengelolaan keuangan daerah dibagi menjadi tiga proses besar, meliputi perencanaan (termasuk didalamnya aktifitas penetapan APBD atau penganggaran), penatausahaan (proses pelaksanaan APBD) dan pelaporan(pertanggungjawaban APBD). Proses akuntansi merupakan bagian dari aktifitaspelaporan yang mengharuskan setiap pengguna anggaran/pengguna barang untukmelaporkan seluruh transaksi ke dalam laporan keuangan.
Menurut Chabib dan Rohcmansjah (2010:10), prinsip-prinsip pengelolaankeuangan yang diperlukan untuk mengontrol kebijakan keuangan daerah meliputi: akuntabilitas, value for money, kejujuran, transparansi, dan pengendalian.
METODE PENELITIAN
Penelitian ini bersifat kuantitatif dengan tujuan untuk menguji variabel independen terhadap variabel dependen.Populasi dalam penelitian ini
75 - Volume 4, No. 1, Februari 2015 adalah Pegawai Negeri Sipil (PNS) pada Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) Kabupaten Aceh Barat yang terdiri dari Pengguna Anggaran (PA), Pejabat Penatausahaan Keuangan (PPK), Bendahara dan Auditor Inspektorat SKPD yang berjumlah 150 orang.
Pada penelitian ini, sumber data primer yang digunakan yaitu hasil perolehan kuesioner dari responden penelitian, sedangkan data sekunder diperoleh dari dokumen berita media online, peraturan pemerintah, artikel maupun jurnal.
Teknik pengumpulan data dilakukan dengan teknik dokumentasi yang terdiri dari dua tahapan. Tahap pertama dilakukan melalui studi pustaka, yakni jurnal atau artikel akuntansi, Peraturan-peraturan Pemerintah dan buku-buku yang berkaitan dengan masalah yang diteliti. Pada tahap yang kedua, pengumpulan data primer yaitu kuesioner yang telah dikumpulkan dari responden penelitian.
Operasionalisasi Variabel
Kualitas Laporan Keuangan Daerah
Laporan keuangan daerah disusun untuk menyediakan informasi yang relevan mengenai posisi keuangan dan seluruh transaksi yang dilakukan oleh pemerintah daerah selama satu periode pelaporan (Permendagri No. 13 Tahun 2006).
Responden diminta menjawab tentang bagaimana pandangan mereka, memilih di antara lima jawaban mulai dari sangat setuju sampai ke jawaban sangat tidak setuju.
Masing-masing item pernyataan tersebut kemudian diukur dengan menggunakan skala Likert
5 poin, di mana poin 1 diberikan untuk jawaban yang berarti Kualitas Laporan Keuangan Daerah paling rendah, dan seterusnya poin 5 diberikan untuk jawaban yang berarti Kualitas Laporan Keuangan Daerah paling tinggi.
Sistem Pengendalian Intern
Sistem PengendalianIntern adalah prosesyang integral padatindakan dankegiatanyang dilakukan secaraterus menerus olehpimpinan dan seluruhpegawaiuntukmemberikan keyakinan memadai atas tercapainya tujuan organisasi melalui kegiatan yang efektif dan efisien, keandalan pelaporan keuangan, pengamanan asset negara dan ketaatan terhadap peraturan perundang-undangan ”(PPNo.60 Tahun2008).
Responden diminta menjawab tentang bagaimanapandangan mereka, memilih di antara lima jawaban mulai dari sangat setuju sampaike jawaban sangat tidak setuju. Masing-masing item pernyataan tersebutkemudian diukur dengan menggunakan Skala Likert 5 poin, di mana poin 1diberikan untuk jawaban yang berarti sistem pengendalian intern paling rendah, dan seterusnyapoin 5 diberikan untuk jawaban yang berarti sistem pengendalian intern paling tinggi.
Prinsip Pengelolaan Keuangan Daerah
Pengelolaan keuangan daerah adalah keseluruhan kegiatan yang meliputi perencanaan, pelaksanaan, penatausahaan, pelaporan, pertanggungjawaban dan pengawasan keuangan daerah. (Permendagri No 13 Tahun 2006).
Responden diminta menjawab tentang bagaimana persepsi mereka, memilih di antara lima
Volume 4, No. 1, Februari 2015 - 76 jawaban mulai dari sangat setuju sampai ke
jawaban sangat tidak setuju. Masing-masing item pernyataan tersebut kemudian diukur dengan menggunakan Skala Likert 5 poin, di mana poin 1 diberikan untuk jawaban yang berarti prinsip pengelolaan keuangan paling rendah, dan seterusnya poin 5 diberikan untuk jawaban yang berarti prinsip pengelolaan keuangan paling tinggi.
Metode Analisis
Untuk menganalisis data digunakan metode kuantitatif. Pada metode kuantitatif, semua data yang terkumpul dianalisis secara kualitatif berdasarkan pendapat para ahli sebagai landasan teori. Kuesioner yang telah diisi oleh responden dikuantitatifkan terlebih dahulu sehingga menghasilkan keluaran-keluaran berupa angka yang selanjutnya dianalisis melalui program SPSS
(Statistical Package for Social Science). Untuk
menganalisis data dilakukan pengujian data dan pengujian hipotesis.Setelah kuesioner terkumpul untuk melakukan analisis data perlu dilakukan uji validitas dan uji reliabilitas.
HASIL PENELITIAN
Gambaran Umum Objek Penelitian
Penelitian ini dilakukan pada lingkungan Satuan Kerja Perangkat Daerah Kabupaten Aceh Barat. Responden penelitian berjumlah 150 orang yang terdiri dari 46 orang penguasa anggaran, 46 orang pejabat penatausahaan keuangan, 46 orang bendahara pada masing-masing SKPD, ditambah 4 orang kepala bidang pada Dinas Pengelolaan Kekayaan dan
Keuangan Daerah (DPKKD), serta 8 orang auditor pada Inspektorat SKPD. Jumlah kuesioner yang disebarkan sebanyak 150 dan telah kembali juga sebanyak 150, artinya kuesioner kembali 100%.
Hasil Pengujian Validitas dan Reliabilitas
Berdasarkan output komputer setelah dilakukan pengujian validitas seluruh pernyataan yang diajukan pada kuisioner, sebanyak 49 pernyataan telah valid dan memenuhi persyaratan untuk melakukan pengujian selanjutnya, dimana nilai koefisien korelasinya sudah lebih dari 0.159 (nilai kritis korelasi r product-moment untuk n = 150). Namun sejumlah 16 pernyataan tidak valid karena berada dibawah nilai kritis, sehingga tidak dilanjutkan ke pengujian selanjutnya.
Untuk pengujian reliabilitas terhadap variabel dalam penelitian ini, menunjukkan bahwa pengukuran keandalan untuk masing-masing variabel bebas dan variabel terikat memenuhi persyaratan α > 0.6.
Hasil Pengujian Hipotesis
Melalui hasil program SPSS maka diperoleh persamaan regresi linier berganda sebagai berikut:
Y = 2,199 + 0,313 X1 + 0,230 X2 + e Dimana nilai koefisien regresi (β) masing-masing variabel adalah, 0,313untuk variabel sistem pengendalian intern (β1), dan 0,230untuk
variabel prinsip pengelolaan keuangan daerah (β2). Nilai Koefisien Determinasi (R2) sebesar
77 - Volume 4, No. 1, Februari 2015
Hasil Pembahasan
Pengaruh Penerapan Sistem Pengendalian Intern dan Penerapan Prinsip Pengelolaan
Keuangan Daerah Terhadap Kualitas
Laporan Keuangan Daerah
Dari hasil rancangan hipotesis, dimana Ha diterima jika paling sedikit ada satu B1 ≠ 0 (i
= 1,2) berarti bahwa terdapat salah satu nilai B dari kedua variabel independen yaitu variabel penerapan sistem pengendalian intern dan variabel penerapan prinsip pengelolaan keuangan daerah yang nilainya tidak sama dengan nol.
Sebaliknya Ho diterima jika nilai Bi (i =
1,2) = 0, maksudnya yaitu Ho diterima jika nilai B dari kedua variabel independen yaitu variabel penerapan sistem pengendalian intern dan variabel penerapan prinsip pengelolaan keuangan daerah adalah sama dengan nol.
Hasil tersebut mendukung penelitian Hamdani (2011) yang menyebutkan bahwa dengan adanya penerapan sistem pengendalian intern dan penerapan prinsip pengelolaan keuangan daerah yang baik akan meningkatkan kualitas laporan keuangan daerah. Serta penelitian Nugraha (2010) yang menjelaskan bahwa sistem pengendalian intern dapat memperkuat dihasilkannya laporan keuangan yang dapat dihandalkan.
Semakin baik penerapan sistem pengendalian intern semakin dapat diandalkan suatu laporan keuangan. Secara umum sistem pengendalian intern dan penerapan prinsip pengelolaan keuaagan daerah pada Pemerintah Daerah Kabupaten Aceh Barat sudah diterapkan
dan berjalan dengan baik walaupun belum sepenuhnya sesuai kriteria dan optimal.
Pengaruh Penerapan Sistem Pengendalian Intern Terhadap Kualitas Laporan Keuangan Daerah
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa variabel penerapan sistem pengendalian inten berpengaruh terhadap kualitas laporan keuangan daerah Kabupaten Aceh Barat, jadi hipotesis Ha diterima (B1 ≠ 0) dan menolak Ho.
Hasil ini menunjukan bahwa secara parsial penerapan sistem pengendalian intern berpengaruh positif terhadap kualitas laporan keuangan daerah Kabupaten Aceh Barat.
Hasil tersebut mendukung penelitian Primastuti (2006) serta penelitian Nugraha dan Susanti (2010), dimana hasil penelitiannya menunjukkan bahwa sistem pengendalian intern berpengaruh positif terhadap kualitas laporan keuangan daerah. Secara umum, menunjukan bahwa sistem pengendalian intern telah diterapkan di Pemerintah Daerah Kabupaten Aceh Barat walaupun penerapannya belum maksimal.
Hal ini dapat dilihat dari hasil temuan BPK tahun 2012, dimana masih terdapat beberapa kelemahan dalam laporan yang berkaitan dengan sistem pengendalian intern maupun kepatuhan terhadap peraturan perundang-undangan.
Pengaruh Penerapan Prinsip Pengelolaan Keuangan Daerah Terhadap Kualitas Laporan Keuangan Daerah
Volume 4, No. 1, Februari 2015 - 78 Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa
variabel penerapan prinsip pengelolaan keuangan daerah berpengaruh positif terhadap kualitas laporan keuangan daerah Kabupaten Aceh Barat, jadi hipotesis Ha diterima (B2 ≠ 0)
dan menolak Ho.
Hasil ini menunjukan bahwa secara parsial penerapan prinsip pengelolaan keuangan daerah berpengaruh terhadap kualitas laporan keuangan daerah Kabupaten Aceh Barat.
Hasil tersebut mendukung penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Hamdani (2001), dimana hasil penelitiannya menunjukkan bahwa penerapan prinsip pengelolaan keuangan daerah pengaruh positif terhadap kualitas laporan keuangan daerah.
Secara umum, menunjukan bahwa penerapan prinsip pengelolaan keuangan daerah telah diterapkan di Pemerintah Daerah Kabupaten Aceh Barat walaupun penerapannya belum maksimal.
Hal ini dapat dilihat dari hasil temuan BPK tahun 2012, dimana masih terdapat beberapa kelemahan ketidakpatuhan terhadap peraturan perundang-undangan, kecurangan serta ketidakpatuhan dalam pelaporan keuangan.
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat diambil setelah dilakukan pengujian dan analisis data dalam penelitian ini adalah:
1. Penerapan sistem pengendalian intern dan penerapan prinsip pengelolaan keuangan daerah secara simultan berpengaruh terhadap
kualitas laporan keuangan Pemerintah Daerah Kabupaten Aceh Barat.
2. Penerapan Sistem pengendalian intern secara parsial berpengaruh terhadap kualitas laporan keuangan Pemerintah Daerah Kabupaten Aceh Barat.
3. Penerapan prinsip pengelolaan keuangan daerah secara parsial berpengaruh terhadap kualitas laporan keuangan daerah Pemerintah Kabupaten Aceh Barat
Saran
Saran yang dapat diberikan dari penelitian ini dapat disimpulkan dalam beberapa hal yaitu:
1. Sebaiknya aparatur penyusun laporan keuangan yang berada pada SKPD yang meliputi PPK dan Bendahara merupakan aparatur-aparatur yang berasal dari latar belakang disiplin ilmu akuntansi. Hal ini peneliti dapat ketika mewawancara beberapa responden yang ternyata bukan berasal dari pengetahuan akuntansi. Oleh karena itu sebaiknya aparatur tersebut diberikan pelatihan maupun seminar yang berhubungan dengan ilmu akuntansi, khususnya dalam hal penyusunan laporan keuangan.
2. Aparat pengawasan (Inspektorat Kabupaten Aceh Barat) hendaknya lebih efektif dalam melakukan pembinaan seperti melakukan kontrol dan sosialisasi secara rutin pada SKPD-SKPD di lingkungan Pemerintah Kabupaten Aceh Barat minimal 1 bulan sekali. Untuk peneliti selanjutnya dapat menambahkan variabel-variabel lain yang diduga memiliki pengaruh terhadap kualitas laporan keuangan daerah
79 - Volume 4, No. 1, Februari 2015 DAFTAR KEPUSTAKAAN
Supangat, Andi. 2006. Statistika Untuk
Ekonomi dan Bisnis. Bandung:
Pustaka
Bastian, Indra. 2007. Audit Sektor Publik, Jakarta: Selemba Empat.
Gujarati, D. N. 2003. Basic Econometrics. 4th edition. New York: McGraw-Hill Al Rasyid Harun, 1994, Teknik Penarikan
Sampel dan Penyusunan Skala,
Bandung: program Pasca Sarjana Universitas Padjajaran
Agung Rai, I Gusti. 2010. Audit Kinerja pada
Sektor Publik. Jakarta: Selemba
Empat.
Juanim. 2004. Analisis Jalur Dalam Riset
Pemasaran, Bandung; Universitas
Pasundan
Sarwono, Jonathan. 2005. SPSS Teori dan
Latihan, Penerbit Andi Yogyakarta.
Mardiasmo. 2002. Akuntansi sektor publik. Yogyakarta: Penerbit Andi Yogyakarta
Masyhuri. 2009. Metodologi Penelitian Pendekatan Praktis dan Aplikatif. Bandung: Refika Aditama.
Indriantoro Nur dan Bambang Supomo. 2002.
Metodologi Penelitian Bisnis. Edisi II.
BPFE-Yogyakarta
Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2005.
Standar Akuntansi Pemerintahan.
Fokusmedia.
Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 4 Tahun 2008 Pedoman Pelaksanaan Reviu
Atas Laporan Keuangan Daerah.
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 60 Tahun 2008. Sistem
Pengendalian Intern Pemerintah.
Nuansa Aulia.
Peraturan Menteri Dalam Negeri No.4 Tahun 2006. Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah.
Riduwan dan Akdon. 2006. Rumus dan Data
dalam Analisis Statistika. Bandung:
Cetakan Kedua. Alfabeta.
Riduwan. 2003. Rumus dan Data dalam
Analisis Statistika. Cetakan Kesatu.
Alfabeta, Bandung.
Riduwan. 2005. Dasar-dasar Statistika. edisi revisi. Bandung: Penerbit Alfabeta Santoso Singgih. 2002. Buku Latihan SPSS
Statistik Parametrik. Penerbit PT Elex
Media Komputindo Gramedia Jakarta Chabib, Soleh dan Heru Rohcmansjah. 2010.
Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah. Bandung: Fokusmedia.
Sugiyono. 2009. Statistika untuk Penelitian. Cetakan Keduabelas. Alfabeta, Bandung.
Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Bisnis. Bandung: Alfabeta.
Supranto. 2000. Metoda Riset Aplikasinya
dalam Pemasaran, Jakarta, Penerbit
Erlangga
Team Redaksi Nuansa Aulia. 2005. Sistem
Pengendalian Intern Pemerintah.
Bandung: Nuansa Aulia.
Husein Umar. 2005. Metode Riset Bisnis. Jakarta. Gramedia Pustaka Utama Narimawati Umi. 2007. Teknik-teknik Analisis
Multivariat. Yogyakarta: GrahaIlmu.
Wasistiono, Sadu. 2010. Pengelolaan Keuangan Dan aset Daerah. Bandung: