• Tidak ada hasil yang ditemukan

UNAIR NEWS Derit pintu tetangga memecah hening. Sialan. Tidurku terganggu. Siapa pula manusia yang tak tahu aturan itu?

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "UNAIR NEWS Derit pintu tetangga memecah hening. Sialan. Tidurku terganggu. Siapa pula manusia yang tak tahu aturan itu?"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

Opera Meja Kerja

UNAIR NEWS – Derit pintu tetangga memecah hening. Sialan.

Tidurku terganggu. Siapa pula manusia yang tak tahu aturan itu?

Tikus-tikus berlarian di loteng menambah gemuruh kesenyapan malam. Suara berkeletak-keletuk dari rumah sebelah menyumbang kemeriahan. Pasti itu Si Penulis amatiran yang bermimpi jadi jutawan. Sayang, dia tak pernah membaca. Kerjanya hanya mengeluh sana-sini bila tulisannya ditolak penerbit. Dasar pemalas besar. Bagaimana ia bisa menulis dengan baik kalau tidak pernah membaca?

Tuanku sedang pergi entah kemana. Kapan akan kembali aku tak tahu. Hanya satu dua nyamuk yang masih berkeliaran. Mereka menemaniku dalam koor yang begitu sumbang. Sudahlah, bangsa nyamuk datang untuk mengurangi jumlah manusia. Khususnya manusia-manusia yang merasa berguna, tapi nyatanya hanya menjadi beban dunia.

Lihatlah apa yang terjadi diluar sana! Kudengar langkah-langkah berat dan terseret di depan rumah. Pasti itu si Kuncung, tetangga depan rumah. Aku yakin pula, yang membuka pintu tadi adalah emaknya. Oh, maafkan kelancanganku menyebutmu sial, Mak Edah.

Si Kuncung adalah pekerja harian di proyek pembangunan sebuah mall. Kata tuan, mall itu digadang-gadang akan menjadi yang terbesar di kota ini. Aku tidak bisa membayangkan seberapa besar gedung itu.

“Ya Allah, kamu jam segini baru pulang. Bau apa ini? Kamu minum lagi?” Mak Edah, berdiri di ambang pintu mengelus dada. “He, nggak usah ikut campur. Sana minggir!” Kuncung mendorong Mak Edah hingga terjengkang.

(2)

Keterlaluan si Kuncung. Ah, aku harus menolong Mak Edah. Tapi bagaimana caranya. Aku tidak bisa menolongnya. Ya Tuhan, tolonglah. Aku merasa sangat berdosa karena tidak bisa menolong wanita tua itu. Ibu si Kuncung yang begitu baik dan sabar. Kuwalat kau Kuncung! Maaf karena sumpah serapahku. Aku tak tega melihat Mak Edah. Tapi aku bisa apa? Ya Tuhan, untuk sekali ini saja, aku ingin berlari menolongnya.

Tangisku pecah juga pada akhirnya. Aku tak sadar berapa lama aku menangis hingga tak sadarkan diri.Yang aku ingat, begitu terbangun sinar matahari sudah memenuhi ruang kerja Tuanku. Rumah besar dua lantai ini kembali menelan riuhnya kejadian semalam. Tergantikan suara ribut yang lain. Tuanku yang bermata sendu sudah datang. Ah, apa tuanku semalam tidak tidur? Wajahnya kusut dan lingkaran hitam menggantung dibawah matanya.

“Kemana kamu semalam, Pak?” Tuan yang satunya bertanya dengan garang. Ah, selalu ingin menutup telinga disaat demikian.

“Banyak rekan seangkatan kuliah yang berkunjung ke kota tadi malam. Kami ngopi dan diskusi di pos ronda.”

“Diskusi apa? Kerja jadi camat aja sok diskusi.” “Kita membahas masalah rakyat.”

“Masalah rakyat? Omong kosong!”

Tuankuberlalu tanpa meladen omelan bininya yang terus berkumandang. Ingin sekali aku berteriak. Hentikan pertengkaran kalian. Asal kalian tahu, semalam tetangga depan rumah teraniaya, apa kalian tak peduli?

Tuanku berdua itu sama saja. Sama tidak warasnya. Yang satu menjadi camat karena modal ludah tajam yang menyembur kemana-mana. Berdiri di barisan paling depan dan berteriak lantang mengenai kesejahteraan rakyat. Namun, apa tindakan nyatanya? Sebelum pemilu ia bersabda, “Aku akan sejahterakan seluruh

(3)

rakyat. Amanah rakyat akan aku perjuangkan”. Selepas pemilu ia lupa diri. Barang rumah tangga habis dilalap monster koar-koar, kampanye gelap. Jadilah diri rugi menanggung hutang. Balik modal jadi tujuan, amanah rakyat terabaikan. Tak beda jauh memang dua tuan itu. Apa kata Tuan satunya dulu, menjadi pengayom wanita? Bah, wanita-wanita daerah ini masih saja menjadi buruh di negerinya sendiri. Aku kembali sedih teringat t e t a n g g a d e p a n r u m a h . B e t a p a p a r a p e m a k a i s e r a g a m menelantarkan keduanya.

Tuan satunya melempar selembar kertas pada suaminya. Pasti tagihan hutang. Belanjanya banyak tak keruan tiap hari. Tuanku menggebrak meja. Menggeser tangan besarnya ke kanan dan kiri. Tuhan, tangan penguasa.

Beku merambat ke arahku. Ragaku berdentum pada dingin yang menggigit. Aku menggelepar mengikuti arus landai.Sekian detik. Ah, Tuhan Maha Adil. Aku terpejam sesaat setelah teriakan Tuan satunya.

“Bapak! Ya Tuhan! Tolong! Noni! Bapakmu pingsan terpeleset tinta.”

(*)

Perhatikanlah Etika Sebelum

Menyebarkan Informasi

UNAIR NEWS – Tujuan penyebaran hoax adalah mencari keuntungan

sembari merugikan pihak lain yang dipojokkan. Hoax muncul sebagai bagian dari dampak negatif penyalahgunaan teknologi dan informasi. Informasi yang tidak benar jika dibiarkan akan membawa ketidakpastian pada masyarakat.

(4)

“Hoax tidak dapat dihentikan seratus persen sebab dari dulu berita palsu menjadi bagian dari arus kehidupan manusia. Hal yang bisa dilakukan hanyalah dengan mencegah agar hoax tidak berkembang masif dan menimbulkan gejolak,” tutur Guru Besar Fakultas Psikologi Universitas Airlangga Prof. Dr. Cholichul Hadi, Drs., M.Si.

“Persoalannya bukan pada hoax, melainkan bagaimana kita mengubah hal negatif menjadi hal yang konstruktif. Mulailah dari diri kita. Buatlah diri menjadi orang hebat. Orang hebat ada karena orang lain, termasuk diri kita,” tutur Cholichul. Pakar psikologi industri dan organisasi itu mengatakan, penyebaran informasi abal-abal bisa dicegah apabila pelaku sadar betul bahwa hal tersebut merugikan lingkungannya. Hal lainnya yang bisa dilakukan adalah mericek kembali kebenaran informasi yang diterima.

“Validitas data menjadi keharusan untuk memilah informasi yang akan dikonsumsi,” imbuhnya.

Selain itu, setiap orang harus memperhatikan etika dalam menyebarluaskan informasi. “Yang paling penting adalah memperhatikan kepentingan orang,” tuturnya.

Penulis: Helmy Rafsanjani Editor: Defrina Sukma S

(5)

Mengikuti Perkembangan Arus

Informasi

UNAIR NEWS – Perkembangan teknologi yang tidak terbendung

mengubah sifat dan perilaku masyarakat. Kemajuan teknologi memudahkan masyarakat untuk mendapatkan informasi. Namun, informasi menjadi pisau bermata dua karena saat ini berita abal-abal atau yang dikenal dengan hoax banyak bertebaran. Perkembangan tersebut belum diimbangi dengan penegakan hukum. “Hukum kadang tertatih mengikuti perkembangan teknologi,” ucap Guru Besar Fakultas Hukum Universitas Airlangga Prof. Dr. Didik Endro Purwoleksono, S.H., M.H.

Didik mengatakan, keberadaan Undang-undang Informasi dan Transaksi Elektronik (ITE) menunjukkan bahwa Indonesia tidak ingin ketinggalan dalam kancah perkembangan teknologi informasi, khususnya dalam hal mencegah penyalahgunaan informasi.

Dalam acara Gelar Inovasi Guru Besar bertema “Peran Aktif Masyarakat Menghadapi Hoax di Media Sosial” yang diadakan Pusat Informasi dan Humas UNAIR, Kamis (16/3), Didik menegaskan bahwa hukum harus berfungsi untuk mengendalikan perkembangan informasi.

“Peran hukum itu memberi bingkai melalui politik hukum pemerintah. Jangan sampai negara membiarkan perbuatan-perbuatan yang melanggar hak-hak orang lain. Hukum harus ikut campur supaya tidak terjadi benturan di masyarakat,” ungkap Didik.

“Berita benar pun yang tidak mengandung hoax namun merugikan harkat dan martabat seseorang bisa dipidanakan. Namun, jika korporasi yang melakukannya tidak dapat dipidana,” katanya. Pakar hukum pidana itu mengatakan, UU ITE mempunyai titik

(6)

kelemahan. Dalam UU ITE seharusnya ada pasal yang mengatur denda pada korporasi. Kebohongan dalam transaksi perdagangan yang dilakukan korporasi seperti menjanjikan hadiah kepada pelanggan bisa dijatuhi sanksi pidana.

Keberadaan regulasi tanpa didukung penegakan hukum oleh aparat akan menjadi hal percuma. “Sarana yang paling menentukan implementasi penegakan hukum adalah mentalitas aparatnya,” tegasnya.

Selain itu, pengajar mata kuliah Kapita Selekta Hukum Pidana mewanti-wanti agar masyarakat melakukan cek dan ricek terhadap informasi yang diterima. “Makin pesat perkembangan teknologi, makin beragam juga tindak kejahatan. Kita semua harus tetap waspada,” tuturnya.

Penulis: Helmy Rafsanjani Editor: Defrina Sukma S

Prof. Rachmah Ida: Perlu

Upaya Mengurangi Hoax

UNAIR NEWS – Pakar media Universitas Airlangga Prof. Dra.

Rachmah Ida, M.Com., Ph.D., memberikan pandangan yang menarik mengenai permasalahan pemberitaan hoax yang tengah hangat di masyarakat. Pandangan itu disampaikan pada acara Gelar Inovasi Guru Besar, Kamis (16/3).

Pada diskusi yang mengangkat tema “Peran Aktif Masyarakat Menghadapi Hoax di Media Sosial”, Prof. Ida sapaan akrab guru besar Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) UNAIR

(7)

tersebut menegaskan bahwa maraknya informasi hoax di tengah masyarakat sejatinya merupakan peran pelaku media (masyarakat,

-red) itu sendiri. Pasalnya, menurut Prof. Ida, hoax menjadi

sebuah hal yang terkadang memang dibutuhkan oleh masyarakat. “Nah dalam hal ini apakah hoax itu informasinya dibutuhkan atau tidak oleh masyarakat. Kalau tidak dibutuhkan masyarakat kita tidak perlu melihatnya. Kalau masyarakat kita ingin tahu, itu beda lagi,” jelasnya.

Selanjutnya Prof. Ida menegaskan, informasi hoax bisa membawa dampak besar jika menyangkut pada sistem yang lebih besar, misalnya negara. Jika hanya pada tataran yang kecil, menurutnya hoax tidak begitu menjadi sebuah permasalahan.

“Kita kan sering dapat pesan singkat bahwa mendapat hadiah atau menang undian. Ini kan hoax, tapi tidak menjadi masalah dan cenderung kita abaikan. Makanya hoax akan menjadi masalah jika berdampak kepada kepentingan negara, politik, atau pejabat sebuah institusi. Itu persoalannya,” tegas Prof. Ida. Untuk mengurangi dampak hoax yang terus menyebar luas di masyarakat, Prof. Ida menjelaskan perlunya memberikan pengajaran literasi kepada masyarakat. Pembelajaran itu menurutnya bisa dengan menjelaskan tentang penggunaan media sosial dan fungsi dari adanya media sosial.

“Masyarakat menggunakan media sosial bukan karena mereka tahu terlebih dahulu, tapi mereka menerima dulu dan tahu begitu saja. Mereka tidak tahu apa itu WA, BBM. Mereka gunakan itu karena eforia yang terjadi di masyarakat,” paparnya. “Nah, kewajiban kita itu menyadarkan, mendidik, dan menjelaskan fungsi media sosial, agar mereka melek media,” imbuhnya.

Pada kesempatan ini Prof Ida memberikan apresiasi terkait maraknya gerakan-gerakan anti hoax yang dibuat oleh beberapa komunitas masyarakat. Ini menunjukkan ada upaya mengajak masyarakat untuk sadar akan persoalan berita hoax yang terus menyebar.

(8)

“Gerakan itu semacam aktivitas sosial untuk penyadaran. Tapi kalau gerakan hanya pada eforia saja, ya tidak pas lah. Namanya gerakan harus menuju pada tindakan nyata, tidak sekedar seremonial saja tanpa langkah apa-apa. Jangan hanya diresmikan setelah itu diam,” tegasnya.

Di akhir acara, Prof. Ida menegaskan bahwa salah satu upaya yang cukup efektif mengurangi maraknya pemberitaan hoax adalah dengan aplikasi software. Selain itu diperlukan upaya menegaskan tentang adanya sebuah etika dalam bermedia. “Kita memang tidak bisa menghapus hoax. Tapi ada upaya-upaya yang bisa kita gunakan untuk menguranginya, seperti menyentuh sisi spiritual mereka, kebijakan politik, dan pemahaman etika dalam bertukar informasi,” pungkasnya. (*)

Penulis: Nuri Hermawan Editor: Binti Q. Masruroh

FKG Gemar Jalin Kerjasama

dengan Universitas Asing Guna

Capai Target

UNAIR NEWS – Fakultas Kedokteran Gigi (FKG) Universitas

Airangga terbilang sering melakukan kerjasama dengan berbagai universitas di luar negeri. Setelah menandatangani kesepakatan kerjasama dengan Thammasat University, Thailand, pada (6/3) lalu, kali ini Rabu (14/3) FKG UNAIR menjalin kerjasama dengan Kagoshima University. Ada dua mahaiswa Kagoshima University yang akan menimba ilmu di FKG UNAIR.

(9)

sendiri. Mereka didampingi oleh dua profesornya yakni Prof. Nakamura bidang bedah mulut dan Prof. Nisitani bidang konservasi.

“Dengan mekakukan berbagai kerjasama maka kita punya arah, dan tentunya kita juga memiliki kualitas penelitian yang jauh lebih baik apabila kita dipandu mereka. Dengan demikian kita akan cepat mencapai target Pak Rektor yakni publikasi internasional terindeks Scopus,” ungkap Dr. R. Darmawan Setijanto, drg.,M.kes.

Menariknya, dua guru besar tersebut tidak hanya sekadar mengantar para mahasiswa yang akan belajar di FKG. Lebih dari itu, Prof. Nakamura akan bergabung dalam kegiatan bakti sosial untuk bibir sumbing. Sementara Prof. Nisitani akan membantu FKG untuk membuat afiliasi riset agar riset framework FKG sesui dengan riset framework fakultas-fakultas di Jepang yang memiliki hubungan dengan FKG seperti Kagoshima, Hiroshima, Nigata, dan lainnya.

Dekan FKG UNAIR Dr. R. Darmawan Setijanto, drg.,M.kes. (kiri) bersama mahasiswa dan professor asal Kagoshima University.

(10)

“Student exchange kali ini bukan program yang berdiri sendiri karena nanti akan ada visiting professor dan lecturing. Tidak hanya student exchange, kita juga memiiki MoU staff exchange dan kolaborasi riset. Untuk staff exchange ini digunakan untuk para dosen melakukan penelitian yang tidak dapat dilakukan di sini,” tutur Dekan FKG itu.

Selama sepuluh hari ke depan, dua mahasiswa asal Faculty of Dentistry Kagoshima University itu akan mengikuti perkuliahan khusus di FKG. Nantinya, mereka akan diberikan mata kuliah yang sudah dipersiapkan dan disesuaikan dengan mata kuliah yang mereka pelajari di kampus asal.

Tidak hanya mengikuti perkuliahan, mereka juga akan diajarkan mengenai budaya serta diperkenalkan tentang kehidupan perkuliahan di FKG.

Sebelum kerjasama ini disepakati, antara FKG UNAIR dan FKG Universitas Kagoshima telah terjalin student exchange dalam dua tahun terakhir. (*)

Penulis: Pradita Desyanti Editor: Binti Q. Masruroh

Pemimpin Baru Organisasi

Bidikmisi UNAIR Terpilih

UNAIR NEWS – Layaknya kapal yang mencari nahkoda, organisasi

Bidikmisi Universitas Airlangga (AUBMO) melalui Komisi Pemilihan Umum (KPU) menyelenggarakan pemilihan ketua. Setelah melewati diskusi dan dan musyawarah, Sabtu (11/3) bertempat di Aula Propadus Fakultas Kedokteran (FK) UNAIR, terpilihlah Hafit Ari Pratama sebagai ketua AUBMO periode 2017-2018.

(11)

“Dalam kepengurusan kali ini, perubahan signifikan yang masih perlu adalah perencanaan jangka panjang sehingga tidak satu periode saja,” tutur Hafit usai ditetapkan sebagai Ketua AUBMO.

Hafit menekankan, selain melakukan pengabdian ke masyarakat, meningkatkan kepedulian terhadap masalah sekitar, pihaknya ingin mendorong rasa saling memiliki antar mahasiswa Bidikmisi. Selain itu ia berharap tingkat partisipasi dan aspirasi mahasiswa dalam setiap pelaksanaan kegiatan menjadi tujuan fundamental.

“Peningkatan peran Dewan Koordinator Fakultas (DKF) sangat diperlukan. Sehingga di tingkat fakultas keberadaan AUBMO mampu dirasakan dan membantu permasalahan dan aspirasi mahasiswa selama perkuliahan, khususnya mahasiswa Bidikmisi,” ujar mahasiswa Fakultas Perikanan dan Kelautan (FPK) itu.

Tiga kandidat ketua dalam Mubes tersebut yaitu Hafit Ari Pratama mahasiswa Fakultas Perikanan dan Kelautan (FPK), Puput Ayu Ramadhani mahasiswa Fakultas Ilmu Politik dan Sosial (FISIP), dan Miftachul Choiriyah mahasiswa FISIP.

Sebelum Mubes, serangkaian kegiatan telah dilewati. Seperti tahap pengisian form yang berisi data tentang calon ketua. Setelah itu, data yang diterima oleh komisi panitia pemilihan (KPU) dipastikan kelengkapannya. Calon ketua yang telah memenuhi persyaratan dan ketentuan berlanjut pada tahap

interview oleh Badan Pengurus Harian (BPH) dan Dewan Pemilihan

Organisasi (DPO).

“Semoga AUBMO benar-benar ada ditengah-tengah mahasiswa Bidikmisi. Terlebih, harapan saya seluruh mahasiswa Bidikmisi sadar akan hak dan kewajiban sebagai mahasiswa yang dibiayai oleh negara. Sehingga dapat membangun bangsa ini menjadi lebih baik.” pungkasnya. (*)

Penulis: Siti Nur Umami Editor: Binti Q. Masruroh

(12)

Rekrutmen Internal Tenaga

Kependidikan Terbesar di

UNAIR

UNAIR NEWS – Sebanyak 960 peserta menjalani tes tulis sebagai

rangkaian dari rekrutmen tenaga tetap non Pegawai Negeri Sipil (PNS) Universitas Airlangga, Rabu (15/3). Tes tulis berlangsung secara serentak di Airlangga Convention Center (ACC) dengan materi seputar wawasan ke-UNAIR-an.

Seleksi internal ini mengacu pada Peraturan Rektor mengenai pegawai tetap non PNS yang dilucurkan pada tahun 2016 silam. Seleksi diadakan dalam rangka memantabkan peran sebagai pegawai dan memperjelas status. Rekruitmen internal ini menjadi seleksi terbesar dalam sejarah UNAIR.

Direktur Sumber Daya Manusia UNAIR Dr. Purnawan Basundoro, S.S., M.Hum mengatakan, dengan diadakannya rekrutmen pegawai tetap non PNS, akan membawa kejelasan bagi peningkatan karir tenaga kependidikan di UNAIR.

“Dengan adanya tes semacam ini, jabatan tenaga kependidikan bisa disesuaikan dengan jabatan PNS. Tentunya akan membawa kejelasan pada peningkatan karir,” ucap Purnawan.

Terlaksananya seleksi internal UNAIR betujuan untuk menata administrasi kepegawaian dan bisa memperoleh SDM yang memiliki kualifikasi dalam mendukung UNAIR menjadi universitas kelas dunia.

“Yang tidak di terima akan diberi kesempatan selama dua tahun untuk mengabdi. Tentunya akan kembali diberi kesempatan,” ujar dosen Departemen Ilmu Sejarah ini.

(13)

Sementara itu, Fadli Ama ST., M.T., selaku Kasubdit Pengembangan SDM mengatakan, jika seluruh peserta yang mengikuti tes masuk kualifikasi yang telah ditentukan, tidak menutup kemungkinan bisa lolos secara keseluruhan.

“Tidak menutup kemungkinan dari 960 peserta yang ikut tes, jika SDM ini bagus, akan diangkat sebagai pegawai tetap non PNS UNAIR,” ujarnya.

Peserta yang mengikuti tes tulis ini adalah mereka yang telah melewati seleksi administratif. Dari jumlah peserta yang masuk mendaftar sebanyak 965, ada 960 yang lolos. Peserta yang lolos tes akan kembali mengikuti seleksi psikotes dan wawancara.

“Sesuai dengan Peraturan Rektor yang berlaku, akan dilakukan penetapan untuk 2 tahun selanjutnya. Bila diterima maka akan ada evaluasi terhadap kondisi kepegawaian. Peserta yang diterima akan melewati tahap evaluasi maksimal 2 tahun dan akan menjadi penentu dijadikan pegawai tetap atau dikembalikan pada pegawai tidak tetap,” ucap Fadli. (*)

Penulis: Helmy Rafsanjani Editor: Binti Q. Masruroh

Referensi

Dokumen terkait

Dapat disimpulkan melalui penelitian yang telah dilaksanakan dan dibahas mengenai perkembangan SMA Negeri 3 Singaraja pada tahun 1976-2012 terdapat beberapa simpulan

Sedang- kan yang dilakukan oleh seseorang seperti Ahlulkitab , di samping me- reka telah berlaku syirik, kitab sucinya juga telah dirubah dan mereka tidak mempercayai

Nyamuk betina yang dijangkiti juga boleh menyebarkan virus ini kepada anak-anak mereka dengan jangkitan transovarial (melalui telur), tetapi hal ini dalam

But, as with any new technology, we’re going to see a lot of bad interfaces in the beginning as companies learn when to use voice and designers learn how to use it to make things

Semakin tinggi suhu menyebabkan konduktivitas larutan semakin besar sehingga dapat mempercepat hantaran arus listrik dari anoda menuju katoda sehingga akan

Telah dikembangkan bahan ajar terintegrasi, yang terdiri dari revisi silabus, Rencana Perkuliahan Satu Semester (RPS), modul, lembar kegiatan mahasiswa, dan lembar

Penelitian skripsi pada tahun 2012 yang telah dilakukan oleh Swandy, Mario Adiputra, dan David dari Universitas Bina Nusantara mengenai perancangan sistem basis

(2) Guru/pegawai tidak tetap dan guru/pegawai swasta sebagaimana dimaksud pada ayat (1) yang tidak mengembalikan dana yang sudah diterima, dicoret dari