• Tidak ada hasil yang ditemukan

DALAM MENDUKUNG PERANGKAT BSS (BASE STATION SUB-SYSTEM)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "DALAM MENDUKUNG PERANGKAT BSS (BASE STATION SUB-SYSTEM)"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

Pada bidang industri telekomunikasi, listrik merupakan kebutuhan dasar yang sangat mempengaruhi pelaksanaan suatu proses operasional. Dengan semakin dikembangkannya ilmu tentang kelistrikan semakin banyak kemudahan-kemudahan yang ditemukan untuk mendukung aktivitas manusia. Salah satu bentuk upaya yang dilakukan pemerintah untuk memenuhi kebutuhan energi listrik bagi masyarakat adalah membangkitkan energi listrik dengan mengkonversi berbagai macam energi lain menjadi energi listrik. Salah satu bentuk pengkonversian energi lain itu adalah membangkitkan energi listrik dengan menggunakan energi gerak (mekanik) atau biasa disebut Pembangkit Listrik Tenaga Diesel.

Pembangkit Listrik Tenaga Diesel tidak hanya ditemukan pada unit-unit pembangkit listrik milik Perusahaan Listrik Negara (PLN) saja, namun juga digunakan pada industri sebagai suplai listrik cadangan bila terjadi gangguan pada suplai listrik dari PLN.

Dalam hal menjaga kontinuitas suplai daya listrik di site Indosat dalam mendukung operasional perangkat BSC, Transmisi dan BTS menggunakan genset dengan prinsip Pembangkit Listrik Tenaga Diesel dan battery rectifier sebagai suplai daya pengganti apabila terjadi gangguan

dari perusahaan listrik negara.

Pada proses peralihan suplai daya listrik ada tahapan-tahapan yang terjadi dimulai dari adanya gangguan pada distribusi PLN sampai akhirnya genset bisa menjalankan fungsinya sebagai power supply pengganti dengan waktu tertentu. Apabila PLN tidak mensuplai dan genset bermasalah maka battery yang terdapat dalam

rectifier berfungsi sebagai back up supply power

ke beban. Melalui skripsi ini penulis bermaksud mendeskripsikan bagaimana tahapan-tahapan tersebut terjadi berdasarkan rangkaian kontrol yang digunakan pihak Indosat dalam menjaga kontinuitas suplai daya listrik.

TINJAUAN UMUM TEKNOLOGI

TELEKOMUNIKASI SELULER

Teknologi seluler nirkabel merupakan solusi penyediaan sarana telekomunikasi untuk pengguna yang mempunyai mobilitas tinggi. Beberapa kelebihan yang ditawarkan oleh teknologi nirkabel seluler dibandingkan dengan teknologi telekomunikasi dengan kabel :

· Mobilitas pengguna yang tinggi

· Pembangunan infrastruktur yang lebih cepat dan pemeliharaan yang mudah

· Kapasitas pelanggan yang lebih banyak, dll

STUDY POWER SYSTEM

DALAM MENDUKUNG PERANGKAT BSS (BASE STATION SUB-SYSTEM)

DI SITE INDOSAT KABUPATEN GORONTALO

(Studi Kasus Power System Pada Site Indosat Kabupaten Gorontalo)

SYAHRIR ABDUSSAMAD

Jurusan Teknik Elektro Universitas Negeri Gorontalo

Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana cara kerja dari power system di site Indosat kabupaten gorontalo, menghitung jumlah jam kerja genset dan kemampuan backup battery di site Indosat dalam kurun waktu 1 tahun.

Data yang diperoleh dalam penelitian ini adalah, data genset, data Rectifier dan battery, data pemadaman dan operasi genset,

Dari hasil analisis data diperoleh, cara kerja dari power system sudah bekerja sesuai dengan fungsi masing-masing komponen kontrol yang ada pada panel kontrol. Dapat diketahui waktu backup

battery dengan estimasi beban maksimun, Power system site BSC Limboto PT.Indosat telah melakukan back up sebanyak 161 jam dengan baik tanpa menyebabkan perangkat faulty disebabkan suplai power yang tidak ada.

(2)

Arti Nirkabel sendiri adalah akses sistem ke pelanggannya tidak menggunakan kabel, melainkan lewat udara. Arti Seluler adalah area pelayanannya terbagi-bagi atas area yang kecil-kecil, atau yang disebut dengan sel (Gambar.1). Dimana tiap sel, akan dilayani minimal oleh satu buah perangkat radio yang disebut Radio

Transceiver Station atau BTS.

Gambar 1. Sistem network seluler Adapun Base Station System terdiri atas : a. Base Transceiver sytem (BTS)

Bertanggung jawab atas tugas yang berkenaan dengan komunikasi radio untuk konektivitas pelanggan dengan jaringan seluler lewat interface udara.

b. Base Station Controller (BSC)

Mengkoordinasikan satu grup yang terdiri atas sejumlah BTS. Jumlah maksimum yang dapat dikoneksikan ke satu buah BSC tergantung dari kemampuan BSC tersebut.

c. Transcoding and Adaptation Rate (TRAU) Bertanggung jawab mengubah sinyal atau data yang dikompresi/tidak terkompresi dari/ke BSC/MSC, kemudian merubah data 64 Kbps dari MSC ke 16 Kbps pada BSS, dan juga sebaliknya. Pada penempatannya TRAU dapat berada pada sisi MSC ataupun sisi BSC.

Penempatan perangkat tower, BTS, BSC dan TRAU bisa terdapat pada satu site. Jika penempatan BTS terpisah dari BSC, maka keduanya akan dihubungkan dengan menggunakan perangkat radio microwave.

Perangkat pada site selular dapat dibagi menjadi 2 kategori, yaitu :

· Perangkat radio : Perangkat yang digunakan untuk komunikasi via radio. Perangkat radio terdiri atas : BTS, Microwave Link.

· Perangkat penunjang : Perangkat selain dari perangkat radio yang berfungsi sebagai penunjang bagi sistem site selular secara

keseluruhan. Perangkat pendukung ini berkaitan dengan bangunan (sipil), mekanik dan juga elektrik sehingga bisa juga disebut

Civil, Mechanical and Electrical (CME).

Pada site selular umumnya mempunyai konfigurasi bangunan/komponen :

· Tower : Tower adalah struktur yang digunakan untuk menempatkan perangkat antena, sebagai interface komunikasi lewat udara. Fungsi tower sangat penting untuk menjamin cakupan area pada komunikasi selular. Antena yang terpasang pada tower komunikasi selular dibagi menjadi 2 macam yaitu antena untuk BTS dan antena untuk

microwave.

· Pagar : Pada site selular pagar memegang peranan sangat penting dalam menunjang faktor keamanan. Pagar menjadi pembatas utama dari area site dengan lingkungan sekitarnya.

· Shelter : Shelter adalah sebagai tempat yang sifatnya semi permanen untuk menempatkan perangkat radio serta perangkat penunjang lain. Shelter ini harus memberikan

perlindungan bagi perangkat didalamnya, baik dari faktor eksternal dan internal.

· Elektrikal : Sistem utama yang merupakan penunjang perangkat radio adalah sistem kelistrikan (elektrik), dimana fungsi utamanya adalah mendistribusikan daya ke tiap perangkat elektrik di site. Yang termasuk sistem kelistrikan ini antara lain sistem alarm, sistem pengamanan perangkat (grounding system) dan air conditioner.

· Genset dan rumah genset : Genset digunakan sebagi cadangan daya listrik AC jika PLN padam. Genset biasa dipakai pada lokasi site yang diketahui frekuensi padamnya lama, atau juga pada lokasi yang terdapat perangkat

urgent (misal: seperti terdapat perangkat

BSC atau MSC). Pada site juga dilengkapi dengan perangkat battery cadangan pada

rectifier sehingga sebagai komponen

penunjang power supply seandainya PLN padam dan genset bermasalah.

Tinjauan Umum Peralihan Power System

Pada proses peralihan power supply utama dari PLN ke genset (process transfer load) memerlukan pemutusan power supply dengan tegangan waktu (break system) tertentu. Jika kondisi normal kembali maka suplai listrik pada beban akan dilayani lagi oleh PLN (proses

5 1 9 6 10 2 7 3 11 5 9 1 10 2 12 8 4 11 7 3 9 5 1 6 5 1 9 6 10 2 7 3 11 5 9 1 10 2 12 8 4 11 7 3 9 5 1 6

(3)

retranfer load). Genset harus selalu dalam

keadaan siaga karena jika sewaktu-waktu terjadi gangguan pada power supply PLN yang menyebabkan terputusnya suplai daya, maka secara otomatis pembangkit cadangan akan bekerja untuk mensuplai daya melayani beban (Gambar 2).

Gambar 2. Diagram blok peralihan power system

POWER SUPPLY PLN

Generator sinkron di pusat pembangkit biasanya menghasilkan tenaga listrik dengan tegangan antara 6 kV – 20 kV yang kemudian dinaikkan menjadi 150 kV – 500 kV dengan menggunakan transformator step-up. Saluran tegangan tinggi (STT) menyalurkan tenaga listrik menuju pusat penerima kemudian tegangan diturunkan menjadi tegangan sub transmisi 70 kV.

Pada gardu induk (GI) tenaga listrik yang diterima kemudian didistribusikan menuju trafo distribusi dalam bentuk tegangan menengah 20 kV. Dari trafo distribusi yang tersebar di berbagai pusat beban, tegangan distribusi primer ini diturunkan menjadi tegangan rendah 220V/380V yang akhirnya diterima pihak pemakai.

Power supply utama dari PLN yang

diterima site Indosat melalui jaringan tegangan adalah 13 kV dalam 1 jalur yaitu jalur PLN yang dihubungkan interlock dengan genset. Dimana PLN dengan genset yang dioperasikan secara otomatis.

POWER SUPPLY GENSET DAN

BATTERY RECTIFIER

Pusat listrik tenaga diesel adalah jenis pusat pembangkit listrik yang digunakan pada sistem yang kecil dengan daya relatif kecil. Untuk mendukung kinerja yang efisien pada proses peralihan dibutuhkan peralatan pendukung yang mengatur dan mengawasi jalannya operasi.

Cara mengasut genset sebagai power

supply genset antara lain dapat dilakukan secara

otomatis, semi otomatis dan manual. Pada pengasutan genset secara otomatis jika sumber listrik utama (PLN) terputus, genset secara otomatis bekerja sendiri baik daya genset tersebut diperlukan atau tidak. Sedangkan pada pengasutan genset secara semi otomatis, jika sumber listrik utama (PLN) terputus genset secara otomatis bekerja sendiri jika daya diperlukan. Pada pengasutan genset secara manual, pengoperasiannya dapat menggunakan saklar tekan pada panel yang berada di dalam ruang genset. Power supply pengganti atau cadangan yang digunakan di site Indosat menggunakan prinsip pembangkit listrik tenaga diesel dengan generator-set sebagai pembangkit tegangannya. Dalam pengoperasian genset pada site Indosat digunakan pengasutan secara otomatis dan manual (Gambar.3).

Gambar 3. Sistem Mesin Diesel

Generator

Generator adalah sumber energi listrik yang menggunakan magnet untuk mengubah energi mekanis menjadi energi listrik. Secara sederhana generator bekerja ketika suatu gaya gerak listrik terinduksi di dalam konduktor yang memotong atau dipotong oleh medan magnet (Petruzella, 2001).

Gambar 4. Generator Set

Jumlah tegangan yang diinduksikan pada penghantar saat penghantar bergerak pada medan magnet bergantung pada :

SUPPLY PLN SUPPLY GENSET RECTIFIER BEBAN PERANGKAT BSS BATTERY PANEL KONTROL

(4)

1) Kekuatan medan magnet. Makin kuat medan magnet makin besar tegangan yang diinduksikan.

2) Kecepatan pada penghantar yang memotong fluks. Bertambahnya kecepatan penghantar menambah besarnya tegangan yang diinduksikan.

3) Sudut pada tempat penghantar memotong fluks. Tegangan maksimum diinduksikan apabila konduktor memotong pada 90oC dan tegangan yang lebih rendah diinduksikan apabila sudut itu kurang dari 90o.

4) Panjang penghantar pada medan magnet. Jika penghantar digulung menjadi kumparan yang terdiri dari beberapa lilitan, panjang efektif bertambah dan tegangan yang diinduksikan akan bertambah.

Dalam melakukan kerjanya untuk menghasilkan energi listrik generator arus bolak balik atau alternator yang digunakan di site Indosat memerlukan suplai arus DC untuk lilitan medan. Daya DC ini diberikan oleh suatu generator DC kecil yang dihubungkan dengan poros alternator. Generator DC kecil ini disebut penguat (exciter) (Gambar.5).

Transformator /AVR

Transformator/AVR dapat diklasifikasi- kan sebagai transformator distribusi atau sebagai transformator daya. Istilah tranformator distribusi pada umumnya dimaksudkan untuk transformator yang nilainya 500 kVA ke bawah dengan nilai tegangan tingginya 67000 V ke bawah dan nilai tegangan rendahnya 15000 V ke bawah. Transformator dengan nilai kVA dan nilai tegangan yang lebih tinggi dianggap sebagai transformator daya (Lister, 1988).

Rectifier dan Battery

Rectifier (Gambar 5) adalah perangkat

yang merupakan bagian dari power system di site Indosat dimana berfungsi untuk menyearahkan arus atau mengubah arus dari AC ke DC dan di distribusikan ke beban. Adapun perangkat di

rectifier adalah gabungan dari sejumlah

komponen yang juga berfungsi sebagai switch

over antara power supply AC dengan DC.

Battery (Gambar 6) adalah bagian dari power system yang cukup vital mengingat

perannya sebagai penyuplai power terhadap perangkat BSS apabila PLN/Genset mengalami masalah. Pada site-site tertentu dimana tidak

terdapat genset, battery adalah backup apabila PLN mengalami gangguan yang akan langsung berfungsi sebagi power supply apabila PLN mengalami kegagalan input suplai ke perangkat.

Gambar 5. Rectifier Emerson

Gambar 6. Battery Rectifier

Beban

Secara umum klasifikasi beban dibagi atas dua yaitu beban prioritas dan beban non prioritas. Pengelompokkan beban pada site Indosat dibedakan atas 2 yaitu priority load dan

non-priority load. Adapun priority load adalah

MSC, BSC (Gambar 7) dan transmisi sedangkan yang merupakan non-priority load adalah BTS (Gambar 8), lampu penerangan, Air Conditioner (AC) dan perangkat elektrikal lainnya di site Indosat.

Cara menghitung waktu daya tahan batteray terhadap beban adalah dengan membandingkan kapasitas Amperehours dengan Kapasitas beban terpasang seperti rumus di bawah ini:

(5)

Gambar 7. BSC M900

Gambar 8. BTS 312

Sistem Pengaman Kontrol - Interlock

Interlock kerap digunakan dalam

pengontrolan motor yaitu bila dua motor akan bekerja dengan arah putaran yang berbeda. Di site Indosat prinsip ini juga digunakan dalam peralihan suplai listrik dari PLN ke genset maupun sebaliknya.

Interlock di sini merupakan suatu proses

penghubungan rangkaian power supply ke bus. Rangkaian interlock (Gambar 9) terdapat dalam kotak panel yang mengatur kerja MCB. Dimana saat terjadi gangguan pada suplai listrik PLN, MCB PLN membuka dan MCB genset menutup sehingga suplai daya listriknya dilakukan oleh genset. Contoh prinsip kerja proses interlocking dapat dilihat pada diagram garis berikut (Kissel, 1997).

Bila Tegangan akan masuk pada Q1 maka system secara automatis akan men-onkan kontaktor Q1 dan saklar Q1 serta secara bersamaan akan meng-offkan Q2 dengan membuka saklar Q2.sebaliknya apabila terjadi gannguan pada Q1 secara automatis Q2 akan memasok ke Baban dengan meng-offkan saklar

Q1 dan kontaktor Q1 yang bersamaan meng-onkan saklar dan kontaktor Q2 secara automatis.

Gambar 9. Sistem Interlock pada ATS PT.Indosat

HASIL DAN PEMBAHASAN

Data Teknis

Berikut ini adalah data-data teknis dari perangkat power system peralatan peralihan dan distribusi suplai daya listrik di PT. Indosat pada beberapa site adalah sebagai berikut:

a. Data Genset

Dalam proses suplai daya listrik dari genset pada site BSC Limboto PT. Indosat menggunakan 1 unit genset yang interlock dengan PLN dimana dioperasikan secara otomatis maupun secara manual. Untuk saat ini hanya ada 1 genset Denyo berkapasitas 30 KVA genset yang beroperasi untuk mendukung perangkat yang berada di dalam 2 buah shelter yaitu: shelter BSC dan Transmisi/BTS Room dengan masing shelter dilengkapi dengan rectifier yang berbeda jenis dan kapasitasnya.

(6)

Tabel 1. Data Genset PT. Indosat

NAME PLATE GENSET 1 Merk Produksi Type Tegangan Maksimum Kapasitas Terpasang Arus Maksimum Frekuensi

Faktor Kerja (Cos f ) Putaran Denyo Denyo-Indonesia DC-35 SPK-DA 400 V 30 KVA 43,3 A 50Hz 0,8 1500rpm

b. Data Rectifier & Battery

Rectifier yang digunakan dalam power system pada site BSC Limboto PT. Indosat

sebanyak 3 unit yang terdiri dari 1 unit untuk Transmisi PDH/BTS GSM 900/SDH Backbone terletak di shelter Transmisi/BTS room dan 2 unit untuk BTS CDMA/MGW CDMA/BSC GSM 900. Setiap rectifier mempunyai kapasitas battery yang berbeda, sehingga pengaturan beban sangat penting dilakukan untuk menghindari fault-nya perangkat yang disebabkan over load capacity baik pada sisi signalink BSC maupun transmisi perangkat BSS.

Tabel 2. Data Rectifier dan Battery PT. Indosat

No. Merk Tahun Produksi Kapasitas (A) Battery (V) Jumlah Unit Lokasi 1. 2. 3. Hariff Emerson Power Eltek Westindo 2003 2007 2005 5 x 25 8 x 25 8x 35 2x54AH 3x54AH 2x420AH 1 1 1 BTS Room BSC Room BSC Room

1. Proses Kerja Peralihan

Proses pengalihan sumber daya listrik terdiri atas dua proses yaitu transfer load (pengalihan beban atau catu daya utama ke catu daya pengganti) dan retransfer load (pengalihan kembali dari catu daya pengganti ke catu daya utama). Pada proses transfer load tahapan-tahapan proses yang terjadi sebelum genset beroperasi melayani beban adalah:

a. Gangguan pada distribusi PLN b. PLN off

c. Genset on

Dalam proses peralihan dimana genset on terlebih dahulu mesin harus start sampai memperoleh putaran nominal dan menghasilkan tegangan yang diinginkan kemudian genset baru

bisa bekerja menyuplai listrik ke beban yaitu perangkat BSS.

Saat terjadi gangguan atau pemutusan saluran distribusi PLN dan kontaktor PLN off mesin tidak langsung bekerja untuk menghasilkan putaran tetapi memberikan jeda waktu toleransi pemutusan selama 5 detik. Kemudian untuk memperoleh putaran nominal genset sebesar 1500 rpm hingga kontaktor genset on dibutuhkan waktu selama 10 detik. Dengan demikian total waktu yang dibutuhkan untuk proses transfer load adalah selama 15 detik. Setelah kontaktor genset

on arus listrik kembali mengalir melalui rangkaian

daya untuk mensuplai beban.

Apabila gangguan pada saluran distribusi PLN telah diperbaiki dan normal kembali suplai daya listrik kembali dialihkan ke catu daya utama yaitu PLN melalui tahapan-tahapan dalam proses

retransfer load berikut:

a. Normalitas tegangan PLN b. Kontaktor genset off c. Kontaktor PLN on

Pada proses retransfer load waktu yang dibutuhkan untuk mengalihkan kontaktor genset ke kontaktor PLN adalah selama 1 detik.

2. Data Pemadaman PLN dan Operasi Genset

Beberapa data pemadaman saluran distribusi PLN ke site BSC Limboto PT. Indosat yang terjadi selama tahun 2006-2008 dapat dilihat pada lampiran dengan uraian sebagai berikut:

Tabel 3. Beberapa Data Genset Hours

No. Bulan/Tahun Genset Hours (jam) 1. 2. 3. 4. November 2006 Juli 2007 Desember 2007 Mei 2008 65 89 112 161

Dalam suatu sistem kelistrikan terdapat berbagai komponen yang bekerja dalam mencapai keberhasilan pelayanan beban listrik. Komponen-komponen listrik ini dihubungkan sedemikian rupa dalam suatu rangkaian pengendali atau rangkaian kontrol masing-masing komponen dapat mengatur serta mengendalikan input dan

output dari sistem tersebut termasuk pada kondisi

terjadinya gangguan maupun kondisi normal. Pada dasarnya prinsip kerja PLN dan genset pada PT. Indosat menggunakan sistem

interlock (Gambar 10) sehingga jika salah satu

sumber sedang mensuplai beban, sumber lainnya tidak beroperasi. Pada proses peralihan PLN ke genset, PLN interlock dengan genset yang

(7)

dioperasikan secara otomatis sedangkan apabila sistem automatisasi PLN dengan genset gagal, maka dapat dilakukan switch over dengan cara manual.

Gambar 10. Diagram ATS PLN dan Genset Sistem interkoneksi dan backup yang berlaku pada power system di Site BSC Limboto PT. Indosat yaitu:

1. Kontaktor PLN dengan kontaktor genset saling interlock.

2. COS dengan kontaktor PLN dan kontaktor genset saling terpisah.

3. Battery pada rectifier akan mem-backup secara automatis apabila terjadi kegagalan

supply power dari PLN maupun genset.

Dalam mengoperasikan genset berdasarkan sistem interkoneksi di atas harus diperhatikan syarat-syarat dan ketentuan di mana sebelum salah satu kontaktor di ‘on’, kontaktor lainnya harus dalam kondisi ‘off’’.

3. Proses Kerja Peralihan PLN ke Genset Secara Otomatis

a. Gangguan dan Normalitas Tegangan pada Saluran Distribusi PLN

Gangguan pada saluran distribusi PLN biasanya terjadi karena beberapa hal, antara lain:

1) Tegangan lebih (over voltage) 2) Arus lebih (over current) 3) Arus kurang ( low current ) 4) Hubung singkat (short circuit) 5) Gangguan alam

6) Hilang phase (phase failure)

Adanya gangguan pada saluran distribusi PLN dideteksi oleh rangkaian Automatic Main

Failure (AMF) genset (lihat Lampiran) pada

modul Deepsea 407. Pada kondisi normal modul Deepsea 407 mengirimkan sinyal normalitas tegangan saluran distribusi PLN dan memerintahkan Automatic Transfer Switch (ATS) untuk berada pada posisi kontaktor PLN on. Sedangkan pada kondisi terjadi gangguan sinyal yang kontaktor genset on.

b. Kontaktor PLN ON - Genset OFF

Kontaktor PLN on apabila sinyal dari AMF mengindikasikan bahwa saluran distribusi PLN dalam kondisi normal dan menjadi off apabila AMF mengirimkan sinyal bahwa saluran distribusi PLN mengalami gangguan.

Pada kondisi kontaktor PLN on tegangan masuk ke kontak Rp1, Rp2 dan Rp3 dengan sebelumnya untuk Rp2 melalui VCR. Saat itu tegangan akan mengaktifkan saklar pada relay T1 yang langsung membuat kontaktor C1 energize sehingga membuat suplai listrik akan masuk kedalam shelter perangkat BSS. Hal ini dapat dilihat dengan lampu tanda PLN on akan menyala dan lampu tanda PLN off akan mati. Saat Rp3 on maka ini akan menyebabkan NC dari Rp3 akan membuka sehingga kontaktor C2 untuk genset secara interlock akan off. Arus tidak akan membuat kontaktor C2 energize kemudian akan membuat genset off sehingga rangkaian ATS ini bisa mensuport perangkat dengan suplai dari PLN.

c. Kontaktor Genset ON - PLN OFF

Kontaktor genset on apabila sinyal keluaran dari AMF modul Deepsea 407 mengindikasikan bahwa saluran distribusi PLN dalam kondisi sedang terjadi gangguan yang disebabkan seperti hal-hal diatas.

Pada kondisi kontaktor genset on hal ini diawali dengan anomali yang terjadi pada jaringan distribusi PLN sehingga sehingga hal ini selain diinfokan oleh modul Deepsea juga dapat di deteksi oleh VCR dan juga Rp3 yang secara otomatis akan membuat off kontaktor C1 dari PLN. Adapun pada rangkaian ATS genset off-nya atau terganggunya PLN akan membuat relay RG akan membaca perintah menjalankan genset dan membuat T1 tersuplai untuk menghitung waktu yang dibutuhkan oleh kontaktor C2 energize sekaligus mensuplai power ke dalam shelter perangkat BSS. Hal ini akan terus berlangsung sampai AMF Deepsea 407 mengirimkan sinyal

(8)

bahwa jaringan distribusi PLN telah kembali normal, sehingga secara otomatis rangkaian ATS genset akan diputus dan suplai secara langsung dalam waktu 1 detik akan kembali switch over ke PLN. Setelah beban berada pada PLN, T2 akan melakukan delay off terhadap genset untuk

cooling down sampai waktu tertentu biasanya

30-60 detik. Hal ini bertujuan untuk menjaga performa mesin secara keseluruhan bisa terpelihara dengan baik.

4. Proses Kerja Peralihan PLN ke Genset Secara Manual

Gangguan dan anomali jaringan distribusi PLN kembali dikirimkan sinyal oleh modul Deepsea 407 untuk segera bisa dilakukan backup pada power system ATS yang menjamin kontinuitas suplai power ke perangkat BSS. Apabila terjadi kegagalan pada fungsi otomatis pada panel ATS maka di dalam panel terdapat sebuah komponen perangkat yang bisa membantu untuk mengatasi hal tersebut yaitu Change Over

Switch (COS).

Langkah yang harus dilakukan untuk mengatasi hal tersebut adalah dengan meng-off-kan semua fungsi MSC yang terdapat dalam panel ATS kemudian pastikan genset sudah berfungsi dengan normal, putar saklar COS ke arah 2 (kanan) maka genset secara manual akan mensuplai beban tanpa melalui rangkaian ATS. Ini dapat juga digunakan apabila terjadi gangguan dalam panel ATS yang menyebabkan disfungsi dari rangkaian tersebut sehingga PLN tidak bisa otomatis suplai ke beban. Hal yang bisa kita lakukan adalah dengan meng-off-kan semua fungsi MCB pada ATS dan kemudian memutar saklar kearah 1 (kiri), sehingga PLN bisa langsung masuk tanpa melalui rangkaian ATS. Apabila gangguan pada ATS sudah bisa diatasi maka saklar COS dikembalikan ke posisi on, dan semua MCB dikembalikan pada posisi on semua.

5. Battery Rectifier ON, saat PLN OFF - Genset OFF

Melihat kondisi bahwa gangguan PLN selalu bisa terjadi kapan saja, hal tersebut menjadi dasar dari diperlukannnya sebuah desain power

system untuk mendukung perangkat BSS PT.

Indosat sebagai back up terhadap suplai power utama yaitu PLN. Genset adalah salah satu alternatif terbaik sebagai prioritas kedua dalam mengatasi gangguan PLN tersebut. Di dalam

shelter PT. Indosat terdapat juga rectifier yang

selain berfungsi sebagai perangkat pendukung

BSS juga sebagai sumber suplai power untuk perangkat dalam hal ini diperankan oleh battery yang selalu terdapat dalam satu unit lengkap sebuah rectifier.

Fungsi dari battery pada rectifier adalah memberikan alternatif ketiga sebagai suplai bagi perangkat BSS. Apabila terjadi gangguan PLN dan gagalnya back up dari genset maka secara otomatis oleh system battery akan menjadi sumber suplai power bagi perangkat. Adapun sifatnya hal ini hanyalah sementara dalam waktu tertentu mengingat kapasitas battery yang tidak besar serta beban yang di suplai sifatnya tetap lama waktu kemampuan battery rectifier dalam menyokong perangkat BSS tergantung dari kapasitas battery setiap site yang terkadang berbeda-beda juga jumlah beban yang ditentukan dari seberapa banyak perangkat terpasang dan pada bagian prioritas atau non-prioritas beban itu diposisikan.

Uji Waktu Perhitungan Backup Battery dengan Estimasi Beban Maksimal 1. Rectifier Eltek-Westindo

Iload = 125 A (Beban Max. BSC)

Ibatt = 2 x 420 A H (Kapasitas Batt. Max)

T= = 6,75

Jadi untuk backup beban pada rectifier BSC maximal selama 6,75 jam.

2. Rectifier Emerson

Iload = 30 A (Beban Max. BTS CDMA )

Ibatt = 3 x 180 A H (Kapasitas Batt. Max )

T= = 18

Jadi untuk backup beban terpasang pada

rectifier Emerson maximal 18 jam

3. Rectifier Harriff :

Iload = 66 A ( 30A BTS GSM, 26A VSAT,

10A Transmisi ) Ibatt = 2 x 180 A H

T= = 5,45

Jadi untuk backup beban terpasang pada

rectifier Hariff maximal 5,45 jam

Efektifitas Genset Melayani Beban per Periode Tahun 2006-2008

Dari tabel pada hasil penelitian di atas terlihat bahwa selama kurun tahun 2006-2008

(9)

jumlah genset hours dari genset menunjukan 161 jam ini menunjukan bahwa gangguan PLN telah terjadi selama 161 jam, dimana terdapat juga gangguan yang sampai menyebabkan battery

rectifier bekerja dikarenakan tidak bekerjanya

perangkat ATS/AMF saat PLN off. Akan tetapi hal itu tidak sampai menyebabkan perangkat

faulty karena tim teknikal dapat segera melokalisir

problem dan melakukan repair sehingga problem ATS/AMF yang sempat terjadi bisa kembali berfungsi baik secara normal maupun secara darurat menggantikan peran dari battery sebagai

power supply bagi perangkat BSS.

SIMPULAN

1. Proses peralihan sumber daya listrik dari PLN ke genset (transfer load) pada PT. Indosat melalui tahapan (1) Gangguan pada distribusi PLN, (2) Kontaktor PLN off, (3) Kontaktor genset on. Sedangkan peralihan sumber daya listrik kembali dari Genset ke PLN (retransfer

load) melalui tahapan (1) Normalitas

tegangan saluran distribusi PLN, (2) Kontaktor genset off dan (3) Kontaktor PLN

on.

2. Pengalihan sumber daya listrik dari PLN ke genset dan sebaliknya dari genset ke PLN PT. Indosat dilakukan secara otomatis dan secara manual. Pada proses otomatis keseluruhan proses pengalihan dikontrol dengan menggunakan kontak-kontak relai dalam rangkaian kendali yang terhubung di dalam modul Deepsea 407. Sedangkan pada proses manual, tahapan proses menggunakan saklar COS tanpa memfungsikan perangkat baik itu kontaktor maupun relai yang berada dalam panel ATS/AMF.

3. Back up power system dilengkapi juga dengan

battery pada rectifier yang secara otomatis

akan memberikan suplainya kepada perangkat apabila terjadi gangguan PLN dan ATS/AMF tidak bisa meng-on-kan genset atau terjadi genset problem yang menyebakan gagalnya suplai power ke dalam shelter perangkat BSS.

4. Power system site BSC Limboto PT.Indosat telah melakukan back up sebanyak 161 jam dengan baik tanpa menyebabkan perangkat

faulty disebabkan suplai power yang tidak

ada.

DAFTAR PUSTAKA

Anonim, 2007. Aspek CME pada Pemeliharaan

Site Sellular. 3G Technology Center.

Kissel Thomas. 1997. Industrial Electronics, second edition. London: Pretice hall International.

Mehrotra Asha. 1996. GSM System Engineering. Artech House,inc. Boston London. Petruzella. 2001. Elektronika Industri,

Yogyakarta: ANDI.

Soemantri oman. 1993. Sistem Pengontrolan

Motor Listrik di Industri. Departeman

Pendidikan dan Kebudayaan: Jakarta. Wildi Theodore. 1997. Electrical Machines,

Drivers and Power System, third edition.

New Jersey: Pretice hall International. Abdul Kadir, 1996. Pembangkit Tenaga Listrik,

UI-Press: Jakarta.

Van Harten P dan E. Setiawan, 1992. Instalasi

Listrik Arus Kuat 3, PT. Binacipta,

Bandung.

Panitia Revisi PUIL - Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia, 2000, Persyaratan Umum

Instalasi Listrik 2000, Lembaga Ilmu

Pengetahuan Indonesia: Jakarta. Zuhal, 1988. Dasar teknik Tenaga Listrik dan

Gambar

Gambar 1. Sistem network seluler  Adapun Base Station System  terdiri atas :  a.   Base Transceiver sytem (BTS)
Gambar  4. Generator Set
Gambar 5. Rectifier Emerson
Gambar 8. BTS 312
+3

Referensi

Dokumen terkait

Allah SWT atas Berkat, Rahmat, Taufik dan Hidayah-Nya, sehingga penyusunan Skripsi yang telah terselesaikan dengan judul “Perancangan Sistem Pengukuran Kinerja Lingkungan

Selain itu, dengan adanya penelitian ini, diharapan agar remaja awal mampu menilai kesejahteraan subjektif serta faktor-faktor yang mempengaruhi, sehingga ketika

Mengenahi ziarah kubur sayyid Muhammad Al- Maliky berpendapat bahwa pembahasan tentang ziarah kubur ada keterkaitannya dengan alam barzah dan ke- hidupan haqiqi

Dengan demikian dapat diketahui bahwa pada dimensi ketepatan kebijakan dalam implementasi kebijakan batas usia terendah pengemudi sepeda motor di Kota Semarang,

Berdasarkan kondisi yang ada saat ini maka perlu direncanakan pengelolaan sampah terpadu melalui pengembangan kerjasama TPA regional yang merupakan fasilitas pengolahan sampah

Dari hasil penelitian, komunikasi interpersonal yang efektif bagi tenaga pendidik dalam pencapain prestasi belajar, diantaranya: Di MTs Nahdliyatul Islamiyah Blumbungan

Dari hasil pengujian hipotesis mengenai ada tidaknya hubungan yang signifikan antara kemenarikan interper- sonal konselor dan motivasi siswa SMA Negeri dalam mengikuti