• Tidak ada hasil yang ditemukan

ب س م الله ال رح من ال رح یم

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "ب س م الله ال رح من ال رح یم"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

P U T U S A N

Nomor 0083/Pdt.G/2014/PA.Msh

مﯾِﺣ ﱠرﻟا ِنﻣ ْﺣ ﱠرﻟا ِﷲ ِم ْﺳِﺑ

DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA PENGADILAN AGAMA MASOHI

Memeriksa dan mengadili dalam persidangan Majelis Hakim pada tingkat pertama telah menjatuhkan putusan cerai gugat atas perkara yang diajukan oleh:

Penggugat, umur 25 tahun, agama Islam, pendidikan SMA, pekerjaan Ibu rumah tangga, tempat tinggal di Kecamatan Amahai, Kabupaten Maluku Tengah, dalam hal ini memilih domisili diKelurahan Holo, Kecamatan Amahai, Kabupaten Maluku Tengah;

melawan

Tergugat, umur 25 tahun, agama Islam, pendidikan SD, pekerjaan tani, tempat tinggal Kecamatan Amahai, Kabupaten Maluku Tengah; Pengadilan Agama tersebut.

Telah mempelajari berkas perkara.

Telah mendengar keterangan Penggugat. Telah memeriksa bukti-bukti dan saksi-saksi.

Telah memperhatikan segala sesuatunya dalam persidangan. TENTANG DUDUK PERKARA

Bahwa Penggugat dalam surat gugatannya tanggal 14 Januari 2014 yang terdaftar di Kepaniteraan Pengadilan Agama Masohi dengan register perkara nomor 0020/Pdt.G/2014/PA.Msh, tanggal 12 Februari 2014, telah mengemukakan hal-hal sebagai berikut:

- baahwa pada tanggal 05 Juni 2008, Penggugat dengan Tergugat melangsungkan pernikahan yang dicatat oleh Pegawai Pencatat Nikah Kantor Urusan Agama (KUA) Kecamatan Amahai, Kabupaten Maluku Tengah sebagaimana bukti berupa Buku Kutipan Akta Nikah Nomor: 125/07/IV/2014, tanggal 21 April 2014, yang dikeluarkan oleh KUA Amahai, Kabupaten Maluku Tengah;

(2)

- bahwa setelah menikah, Penggugat dan Tergugat hidup bersama sebagai suami-istri bertempat tinggal di rumah kakak Penggugat di Kelurahan Holo Rt 06 selama kurang lebih 1 tahun, selanjutnya Penggugat dan Tergugat pindah ke rumah orang tua Tenggugat di Desa Tamilow hingga terjadi perpisahan;

- bahwa dari pernikahan Penggugat dan Tergugat telah dikaruniai 2 (dua) orang anak, masing-masing berinisial:

3.1. SB, umur 6 Tahun, Laki-laki;

3.2. HP, umur 2 tahun 6 bulan, perempuan. Anak pertama berada dalam pengasuhan Tergugat dan anak kedua saat ini berada dalam asuhan Penggugat;.

- bahwa awalnya rumah tangga Penggugat dan Tergugat berlangsung rukun dan harmonis, namun memasuki bulan September 2012, kehidupan rumah tangga Penggugat dan Tergugat mulai tidak harmonis dan sering diwarnai perselisihan dan percekcokan, yang disebabkan karena orang tua Tergugat (Ibu) merasa tersinggung dengan perlakuan anak pertama Penggugat berinisial SB yang tidak dengan sengaja menutup pintu rumah yang dikiranya itu atas perintah Penggugat saat ibu Tergugat lewat;

- bahwa pada malam hari setelah kejadian pada poin 4, Tergugat mengusir Penggugat tapi Penggugat tidak menghiraukan kemudian Tergugat bersama dengan saudara Tergugat memukul Penggugat sehingga Penggugat memutuskan untuk menyelamatkan diri dan bermalam di rumah tetangga;

- bahwa setelah kejadian pada malam itu, Tergugat mengusir Penggugat sehingga Penggugat bersama dengan anak pertama Penggugat kembali ke rumah orang tua Penggugat, namun orang tua Penggugat tidak terima dan menyuruh Penggugat kembali ke rumah Tergugat, namun Penggugat masih merasa ketakutan dan memutuskan untuk tinggal di rumah saudara (bibi) Tergugat selama 3 hari;

(3)

- bahwa puncak perselisihan dan percekcokan antara Penggugat dan Tergugat terjadi setelah 4 hari berikutnya, dimana Penggugat balik ke rumah Tergugat namun Tergugat tidak mau menerima Penggugat lagi dan menyatakan Penggugat untuk menunggu surat cerai dari Tergugat, kemudian Tergugat membagi dua hasil hutan (cengkeh) kepada Penggugat dan menyerahkan semua pakaian Penggugat serta mengambil anak pertama Penggugat.

Berdasarkan alasan/dalil-dalil diatas, penggugat mohon agar Ketua Pengadilan Agama Masohi cq. Majelis Hakim memeriksa dan mengadili perkara ini, selanjutnya menjatuhkan putusan yang amarnya berbunyi:

Primer:

1. Mengabulkan gugatan Penggugat;

2. Menjatuhkan Talak satu bain shughraa Tergugat terhadap Penggugat;

3. Membebankan biaya perkara sesuai ketentuan yang berlaku. Subsider:

- Jika Majelis Hakim berpendapat lain, mohon putusan yang seadil-adilnya.

Bahwa pada hari sidang pertama dan kedua yang ditentukan, Penggugat dan Tergugat datang menghadap secara pribadi di persidangan, sedangkan pada hari sidang lanjutan hingga sidang pembacaan putusan, Tergugat tidak datang dan tidak mengirimkan wakilnya datang menghadap di persidangan, meskipun kepada Tergugat telah dipanggil menghadap di persidangan.

Bahwa Majelis Hakim telah berupaya mendamaikan Penggugat dan Tergugat, namun tidak berhasil.

Bahwa untuk mengintensifkan upaya perdamaian dalam persidangan, Ketua Majelis telah mewajibkan Penggugat dan Tergugat menempuh proses mediasi sebagaimana ketentuan PERMA Nomor 01 Tahun 2008 tentang Prosedur Mediasi di Pengadilan. Berdasarkan hasil kesepakatan para pihak, Ketua Majelis menunjuk Drs. MURSIDIN, M.H. (Hakim Pengadilan Agama Masohi) selaku mediator.

(4)

Bahwa berdasarkan surat Laporan Mediasi nomor 0083/Pdt.G/2013/PA.Msh tanggal 10 Juli 2014, Mediator ditunjuk melaporkan tentang mediasi telah tidak berhasil, hal itu dijelaskan pula oleh Penggugat dalam persidangan.

Bahwa setelah upaya perdamaian tidak berhasil, pemeriksaan perkara dilanjutkan dengan pembacaan gugatan Penggugat dalam persidangan tertutup untuk umum, yang oleh Penggugat isinya tetap dipertahankan.

Bahwa Tergugat tidak datang menghadap di persidangan dan tidak menyuruh orang lain datang menghadap di persidangan untuk mengajukan jawaban, serta tidak pula Tergugat mengirim jawabannya secara tertulis.

Bahwa untuk meneguhkan dalil-dalil gugatan, Penggugat telah mengajukan bukti sebagaimana telah dipertimbangkan dalam putusan sela tanggal 24 Juli 2014, dengan memperhatikan dan menerima keadaan-keadaan yang telah dipertimbangkan tersebut dalam putusan sela harus dianggap sebagai bagian yang tidak terpisahkan dan telah dipertimbangkan dalam putusan akhir.

Bahwa Majelis Hakim telah menjatuhkan putusan sela perkara a quo yang amarnya berbunyi sebagai berikut:

M E N G A D I L I

1. Menetapkan, memerintahkan Penggugat untuk mengucapkan sumpah tambahan dengan rumusan sumpah seperti tersebut di atas;

2. Menetapkan, biaya yang timbul dalam perkara ini akan diperhitungkan bersama-sama dengan putusan akhir.

Bahwa Penggugat bersedia mengucapkan sumpah tambahan yang dibebankan dan diperintahkan kepadanya dan telah mengucapkan sumpah.

Bahwa Penggugat menyampaikan kesimpulan secara lisan, yang pada pokoknya tetap pada dalil-dalilnya dan bukti-bukti yang telah dikemukakan terdahulu dan mohon putusan.

(5)

Bahwa untuk lengkap dan singkatnya uraian putusan ini, maka menunjuk Berita Acara Sidang (BAS) perkara ini telah termasuk dan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari putusan ini.

TENTANG HUKUMNYA

Menimbang, bahwa maksud dan tujuan gugatan Penggugat adalah sebagaimana yang telah diuraikan di atas;

Menimbang, bahwa Penggugat dengan Tergugat telah terikat oleh pernikahan yang tercatat pada Kantor Urusan Agama (KUA), maka perkara a quo menjadi kewenangan mutlak (absolut) Peradilan Agama, vide Pasal 49 Undang-Undang Nomor 7 tahun 1989 tentang Peradilan Agama yang telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2006 dan Undang Nomor 50 Tahun 2009 jo Penjelasan Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2006 tentang Perubahan Undang-Undang-Undang-Undang Nomor 7 tahun 1989 tentang Peradilan Agama huruf a poin 8.

Menimbang, bahwa Penggugat dan Tergugat memiliki hubungan hukum sebagai suami istri, olehnya itu Penggugat memiliki legal persona standi in yudictio untuk mengajukan cerai gugat terhadap Tergugat, vide Pasal 14 Peraturan Pemerintah Nomor 9 Tahun 1975 tentang Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan.

Menimbang, bahwa pada hari pertama dan kedua yang telah ditentukan, Penggugat datang menghadap secara pribadi di persidangan, sedangkan pada persidangan lanjutan hingga perkara diputus Tergugat tidak datang menghadap di persidangan dan tidak juga ia mewakilkan kepada orang lain untuk datang menghadap persidangan, meskipun kepada Tergugat oleh Ketua Majelis telah diberitahukan dan oleh Jurusita Pengganti Pengadilan Agama Masohi telah dipanggil untuk hadir di persidangan.

Menimbang, bahwa Tergugat telah dipanggil menurut tata cara yang diatur dalam ketentuan Pasal 186 ayat (2) R.Bg. dan Pasal 26 Peraturan Pemerintah Nomor 9 Tahun 1975 tentang Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974, maka panggilan tersebut oleh

(6)

Majelis Hakim dinyatakan resmi dan patut, dan ketidak-datangan Tergugat dinyatakan tidak disebabkan suatu alasan yang sah.

Menimbang, bahwa untuk memenuhi ketentuan Pasal 82 ayat (1) dan (4) Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1989 tentang Peradilan Agama yang telah diubah dengan Undang-undang Nomor 3 Tahun 2006 dan Undang-Undang Nomor 50 Tahun 2009 jo. Pasal 31 ayat (1) dan (2) Peraturan Pemerintah Nomor 9 Tahun 1975, Majelis Hakim telah berupaya mendamaikan Penggugat dan Tergugat, namun tidak berhasil.

Menimbang, bahwa untuk memenuhi maksud pasal 154 RBg, dan

Peraturan Mahkamah Agung RI Nomor 01 Tahun 2008 Tentang Prosedur

Mediasi di Pengadilan, Penggugat dan Tergugat telah menempuh proses

mediasi, dengan Mediator Drs. MURSIDIN, M.H. namun tidak berhasil,

hal tersebut dijelaskan pula oleh Penggugat dalam persidangan;;

Menimbang, bahwa setelah upaya damai tidak berhasil, kemudian dibacakan gugatan Penggugat dalam sidang tertutup untuk umum. Hal ini sesuai dengan ketentuan Pasal 80 ayat (2) Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1989 tentang Peradilan Agama yang telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2006 dan Undang-Undang Nomor 50 Tahun 2009 jo Pasal 33 Peraturan Pemerintah Nomor 9 Tahun 1975 tentang Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974.

Menimbang, bahwa berdasarkan gugatan Penggugat dapat ditetapkan pokok-pokok gugatan/alasan perceraian dalam dalil gugatan Penggugat sebagai berikut:

- bahwa awalnya rumah tangga Penggugat dan Tergugat berlangsung rukun dan harmonis, namun memasuki bulan September 2012, kehidupan rumah tangga Penggugat dan Tergugat mulai tidak harmonis dan sering diwarnai perselisihan dan percekcokan, yang disebabkan karena orang tua Tergugat (Ibu) merasa tersinggung dengan perlakuan anak pertama Penggugat bernama Samsul Bahri Pelu yang tidak dengan sengaja menutup pintu rumah yang dikiranya itu atas perintah Penggugat saat ibu Tergugat lewat;

(7)

- bahwa pada malam hari setelah kejadian pada poin 4, Tergugat mengusir Penggugat tapi Penggugat tidak menghiraukan kemudian Tergugat bersama dengan saudara Tergugat memukul Penggugat sehingga Penggugat memutuskan untuk menyelamatkan diri dan bermalam di rumah tetangga;

- bahwa setelah kejadian pada malam itu, Tergugat mengusir Penggugat sehingga Penggugat bersama dengan anak pertama Penggugat kembali ke rumah orang tua Penggugat, namun orang tua Penggugat tidak terima dan menyuruh Penggugat kembali ke rumah Tergugat, namun Penggugat masih merasa ketakutan dan memutuskan untuk tinggal di rumah saudara (bibi) Tergugat selama 3 hari;

- bahwa puncak perselisihan dan percekcokan antara Penggugat dan Tergugat terjadi setelah 4 hari berikutnya, dimana Penggugat balik ke rumah Tergugat namun Tergugat tidak mau menerima Penggugat lagi dan menyatakan Penggugat untuk menunggu surat cerai dari Tergugat, kemudian Tergugat membagi dua hasil hutan (cengkeh) kepada Penggugat dan menyerahkan semua pakaian Penggugat serta mengambil anak pertama Penggugat.

Menimbang, bahwa untuk memenuhi azas hukum yang terkandung dalam ketentuan Pasal 22 ayat (2) Peraturan Pemerintah Nomor 9 Tahun 1975 tentang Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan, yakni gugatan perceraian dengan alasan perselisihan dan pertengkaran dapat diterima apabila telah jelas sebab-sebab perselisihan dan pertengkaran serta telah didengar pihak keluarga serta orang-orang yang dekat dengan suami isteri, maka meskipun Tergugat tidak menghadiri persidangan, namun kepada Penggugat berlaku azas Affirmanti incumbit probato, yaitu siapa mendalilkan harus membuktikan, vide Pasal 283 R.Bg., sehingga Penggugat dibebani beban pembuktian (burden of proof), hal ini dimaksudkan guna menghindari persekongkolan suami istri melakukan perceraian, sebagaimana diatur dalam ketentuan Pasal 208 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata.

(8)

Menimbang, bahwa untuk meneguhkan dalil-dalil gugatan, Penggugat telah mengajukan bukti sebagaiamana telah dipertimbangkan dalam putusan sela perkara ini yang oleh Majelis Hakim tersebut bersandar pada pertimbangan itu sebagai pertimbangan dalam putusan akhir.

Menimbang, bahwa Tergugat telah secara resmi dan patut dipanggil menghadap di persidangan tidak hadir, maka dengan tanpa dihadiri Tergugat, Penggugat mengucapkan sumpah tambahan yang oleh Majelis Hakim dibebankan dan diperintahkan padanya, hal ini sesuai ketentuan Pasal 1945 KUHPerdata. Untuk itu maka berdasarkan Pasal 1940 KUHPerdata. Dengan demikian, maka dalil gugatan Penggugat mengenai terjadinya perselisihan dan pertengkaran antara Penggugat dengan Tergugat dan penyebabnya dinyatakan terbukti.

Menimbang, bahwa berdasarkan dan bersandar pada putusan sela dan sumpah suplitoir, Majelis Hakim telah menemukan fakta di persidangan yang pada pokoknya sebagai berikut:

- bahwa pada tanggal 05 Juni 2008, Penggugat dengan Tergugat melangsungkan pernikahan yang dicatat oleh Pegawai Pencatat Nikah Kantor Urusan Agama (KUA) Kecamatan Amahai, Kabupaten Maluku Tengah;

- bahwa awalnya rumah tangga Penggugat dan Tergugat berlangsung rukun dan harmonis, namun setidak-tidaknya sekarang sudah tidak rukun dan harmonis telah terjadi perselisihan dan pertengkaran;

- bahwa perselisihan dan pertengkaran Penggugat dan Tergugat disebabkan Tergugat mengusir Penggugat;

- bahwa Penggugat dan Tergugat telah berpisah tempat tinggal.

Menimbang, bahwa berdasarkan fakta di persidangan tersebut,

maka Majelis Hakim mempertimbangkan pendapatnya dalam

pertimbangan berikut;

Menimbang, bahwa Penggugat dengan Tergugat telah menikah yang dicatatkan pada Kantor Uruan Agama, maka Penggugat dan Tergugat memiliki hubungan hukum sebagai suami istri karena

(9)

pernikahan, vide Pasal 2 Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan.

Menimbang, bahwa Penggugat dan Tergugat pada awalnya hidup rukun dan harmonis, namun sekarang telah tidak rukun dan harmonis yang disebabkan berselisih dan bertengkar yang dipicu oleh Tergugat mengusir Penggugat hingga keduanya kini telah pisah tempat tinggal.

Menimbang, bahwa untuk mewujudkan tujuan perkawinan yang diisyaratkan dalam Pasal 3 Kompilasi Hukum Islam, sebagaimana yang disyariatkan dalam Al Qur’an surat Ar Rum ayat (21) dan untuk membentuk keluarga sebagaimana maksud Pasal 1 Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan, maka hubungan suami istri harus terjalin secara rukun dan harmonis yang berlandaskan prinsip saling cinta mencintai, sayang menyayangi, hormat menghormati, saling setia serta saling memberi bantuan lahir dan batin yang satu kepada lainnya, sebagaimana dijelaskan dalam Pasal 33 Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan.

Menimbang, bahwa telah terbukti perelisihan dan pertengkaran Penggugat dengan Tergugat hingga pisah tempat tinggal dan saling meninggalkan hak dan kewajiban masing-masing, merupakan isyarat telah sirna kasih sayang dan cinta di antara keduanya. Penggugat dengan Tergugat telah tidak dapat menegakkan prinsip-prinsip hidup berumah tangga sebagaimana diatur dalam Pasal 33 Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan.

Menimbang, bahwa Majelis Hakim telah secara optimal berupaya mendamaikan Penggugat untuk rukun dan mempertahankan ikatan perkawinannya dengan Tergugat telah tidak berhasil, merupakan realita keadaan rumah tangga yang sedemikian tersebut telah pecah, Penggugat dan Tergugat sudah tidak mungkin dapat mewujudkan kehidupan rumah tangganya secara rukun dan harmonis, dan tujuan perkawinan sebagaimana disyariatkan tidak akan terwujud, sehingga perceraian merupakan alternatif terbaik yang harus ditempuh oleh

(10)

Penggugat dengan Tergugat. Mempertahankan perkawinan yang sudah pecah hanya akan menjadi mudharat bagi keduanya.

Menimbang, bahwa pertimbangan tersebut sejalan dengan pendapat pakar Hukum lslam dalam Kitab Madza Hurriyyatuz Zaujaini fii ath thalaq yang diambil alih menjadi pendapat Majelis Hakim dalam memutus perkara ini yang artinya menyatakan: "lslam memilih lembaga gugat/perceraian ketika rumah tangga sudah terbukti guncang/tidak harmonis dan tidak bermanfaat lagi nasihat perdamaian dan hubungan suami isteri sudah hilang (tanpa ruh), sebab dengan meneruskan perkawinan berarti menghukum suami istri dalam penjara yang berkepanjangan, hal tersebut adalah suatu bentuk penganiayaan yang bertentangan dengan semangat keadilan dan syariah Islam.

Menimbang, bahwa cerai gugat yang diajukan Penggugat telah cukup alasan dan telah terbukti serta telah pula memenuhi unsur-unsur yang terkandung dalam Pasal 19 huruf f Peraturan Pemerintah Nomor 9 Tahun 1975 tentang Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan jo Pasal 116 huruf f Kompilasi Hukum Islam, maka tuntutan Penggugat dinyatakan berdasarkan hukum dan telah memenuhi ketentuan Pasal 39 ayat (1) dan (2) Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan, oleh karenanya tuntutan Penggugat sebagaimana petitum angka dua patut dikabulkan.

Menimbang, bahwa berdasarkan Pasal 119 ayat (2) huruf (c) Kompilasi Hukum Islam di Indonesia, maka talak yang dijatuhkan pengadilan adalah talak ba’in shughraa.

Menimbang, bahwa untuk memenuhi ketentuan Pasal 84 ayat (1) dan (2) Undang-undang Nomor 7 Tahun 1989 tentang Peradilan Agama yang telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2006 dan Undang-Undang nomor 50 Tahun 2009, maka meskipun tidak dituntut oleh Penggugat dalam petitum gugatan, namun Majelis Hakim memandang perlu menambah amar putusan yang isinya memerintahkan kepada Panitera Pengadilan Agama Masohi untuk mengirimkan salinan putusan perkara ini yang telah berkekuatan hukum tetap kepada

(11)

Pegawai Pencatat Nikah sebagaimana yang dimaksud dalam pasal tersebut.

Menimbang, bahwa perkara ini termasuk dalam bidang perkawinan, maka menurut ketentuan Pasal 89 ayat (1) Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1989 tentang Peradilan Agama yang telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2006 dan Undang-Undang Nomor 50 Tahun 2009 tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1989 tentang Peradilan Agama, semua biaya yang timbul dalam proses perkara ini dibebankan kepada Penggugat.

Memperhatikan Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1989 yang telah diubah dengan Undang Nomor 3 Tahun 2006 dan Undang-Undang Nomor 50 Tahun 2009, Undang-Undang-Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974, Undang-Undang Nomor 13 Tahun 1985, KUHPerdata, R.Bg., dan peraturan perundang-undangan dan hukum syara’ yang berlaku dan berkaitan dengan putusan ini.

MENGADILI 1. Mengabulkan gugatan Penggugat;

2. Menjatuhkan talak satu ba’in shughraa Tergugat terhadap Penggugat;

3. Memerintahkan kepada Panitera Pengadilan Agama Masohi untuk mengirimkan salinan putusan ini yang telah berkekuatan hukum tetap kepada Pegawai Pencatat Nikah Kantor Urusan Agama Kecamatan Amahai yang mewilayahi tempat tinggal dan tempat perkawinan Penggugat dan Tergugat dilangsungkan untuk dicatat dalam daftar yang disediakan untuk itu;

4. Membebankan Penggugat untuk membayar biaya perkara ini sejumlah Rp506.000,00 (lima ratus enam ribu rupiah).

Demikian putusan ini dijatuhkan dalam permusyawaratan Majelis Hakim Pengadilan Agama Masohi pada hari Kamis tanggal 24 Juli 2014 Masehi, bertepatan dengan tanggal 26 Ramadhan 1435 Hijriyah oleh kami ZAENAL RIDWAN PUARADA, S.HI., sebagai Ketua Majelis, BURHANUDIN MANILET, S.Ag., dan HARISAN UPUOLAT, S.HI.,M.H.,

(12)

masing-masing sebagai Hakim Anggota, putusan mana pada hari itu juga diucapkan dalam persidangan yang terbuka untuk umum oleh Ketua Majelis dengan dihadiri oleh Hakim-hakim Anggota tersebut diatas dan didampingi Dra. Hj. ROSMIATI M sebagai Panitera Pengganti serta dihadiri oleh Penggugat di luar hadirnya Tergugat.

Ketua Majelis

t d

ZAENAL RIDWAN PUARADA, S.HI. Hakim Anggota I, T t d

BURHANUDIN MANILET, S.Ag.

Hakim Anggota II, T t d

HARISAN UPUOLAT, S.HI., M.H.

Panitera Pengganti T t d Dra. Hj. ROSMIATI M Rincian Biaya: 1. 2. 3. 4. 5. Biaya Pendaftaran Biaya Proses Biaya panggilan Biaya redaksi Biaya meterai J u m l a h Rp30.000,00 Rp50.000,00 Rp415.000,00 Rp5.000,00 Rp6.000,00 Rp506.000,00 (lima ratus enam ribu rupiah)

Referensi

Dokumen terkait

Atas dasar perumusan masalah, maka yang menjadi tujuan dalam penelitian ini adalah: Untuk mengetahui pengaruh Political Marketing Mix meliputi Produc, Promotion,

UKS adalah Unit Kesehatan Sekolah dan merupakan salah satu kegiatan siswa yang keberadaannya sangat diperlukan untuk menangani masalah kesehatan semua warga sekolah

Hitung trombosit secara tidak langsung yaitu dengan menghitung trombosit pada sediaan apusan darah tepi yang telah diwarnai.. Cara ini cukup sederhana, mudah dikerjakan, murah

Perencana telah menyesuaikan dan mengatur neraca dan arus kas klien sehingga aset dan disposable income dapat dialokasikan dengan optimal untuk mencapai tujuan

Penentuan daur finansial menggunakan model Faustman seharusnya dilakukan pada skenario lahan yang ditanam secara serempak dan berulang-ulang, sehingga bukan

Salah satu cara usaha untuk menghadapi tantangan tersebut adalah dengan meningkatkan pengendalian biaya produksi dimana suatu perusahaan memiliki target atau tujuan

Alasan penulis untuk mengkaji lebih jauh tentang Isa Anshary didasari oleh sumbangsihnya terhadap dunia Islam Indonesia serta dalam percaturan politik nasional

S UHARTO. Pengalaman Pengembangan Usaha Sistem Integrasi Sapi-Kelapa Sawit di Riau. Usaha Peternakan saat ini menghadapi berbagai masalah. Pengembangan usaha ternak