• Tidak ada hasil yang ditemukan

Makalah Hitung Trombosit

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Makalah Hitung Trombosit"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

I. Tujuan

a. Tujuan Instruksional Umum

1. Mahasiswa dapat mengetahui morfologi dan kelainan trombosit.

2. Mahasiswa dapat menjelaskan cara menghitung jumlah Trombosit darah probandus.

b. Tujuan Instruksional Khusus

1. Mahasiswa dapat melakukan cara menghitung Trombosit darah probandus.

2. Mahasiswa dapat mengetahui jumlah trombosit /mm3 probandus pada apusan darah

3. Mahasiswa dapat menginterpretasikan hasil jumlah Trombosit darah probandus. II. Metode

Metode yang digunakan adalah apusan darah III. Prinsip

Apusan darah diamati dengan mikroskop binokuler pada perbesaran objektif 100X dengan penambahan oil imersi. Penghitungan trombosit dilakukan pada counting area dimana trombosit menyebar merata.

IV. Dasar Teori 4.1 Darah

Darah adalah jaringan cair yang terdiri atas dua bagian yaitu plasma darah dan sel darah. Sel darah terdiri dari tiga jenis yaitu eritrosit, leukosit dan trombosit. Volume darah secara keseluruhan adalah satu per dua belas berat badan atau kira-kira lima liter. Sekitar 55% adalah plasma darah, sedang 45% sisanya terdiri dari sel darah. Fungsi utama darah dalam sirkulasi adalah sebagai media transportasi, pengaturan suhu, pemeliharaan keseimbangan cairan, serta keseimbangan basa eritrosit selama hidupnya tetap berada dalam tubuh. Darah terdiri daripada beberapa jenis korpuskula yang membentuk 45% bagian dari darah. Bagian 55% yang lain berupa cairan kekuningan yang membentuk medium cairan darah yang disebut plasma darah. (Widayati, dkk, 2010).

Darah terdiri daripada beberapa jenis korpuskula yang membentuk 45% bagian dari darah. Bagian 55% yang lain berupa cairan kekuningan yang membentuk medium cairan darah yang disebut plasma darah.

(2)

Eritrosit tidak mempunyai nukleus sel ataupun organela, dan tidak dianggap sebagai sel dari segi biologi. Eritrosit mengandung hemoglobin dan mengedarkan oksigen. Sel darah merah juga berperan dalam penentuan golongan darah. Orang yang kekurangan eritrosit menderita penyakit anemia. Keping-keping darah atau trombosit (0,6 - 1,0%), bertanggung jawab dalam proses pembekuan darah.

b. Sel darah putih atau leukosit (0,2%)

Leukosit bertanggung jawab terhadap sistem imun tubuh dan bertugas untuk memusnahkan benda-benda yang dianggap asing dan berbahaya oleh tubuh, misal virus atau bakteri. Leukosit bersifat amuboid atau tidak memiliki bentuk yang tetap. Orang yang kelebihan leukosit menderita penyakit leukimia, sedangkan orang yang kekurangan leukosit menderita penyakit leukopenia.

c. Plasma darah

Pada dasarnya adalah larutan air yang mengandung : albumin, bahan pembeku darah, immunoglobin (antibodi), hormon, berbagai jenis protein, berbagai jenis garam.

4.2 Trombosit

Trombosit (keping-keping darah) adalah fragmen sitoplasmik tanpa inti berdiameter 2-4 mm yang berasal dari megakariosit. Hitung trombosit normal dalam darah tepi adalah 150.000 – 400.000/µl dengan proses pematangan selama 7-10 hari di dalam sumsum tulang. Trombosit dihasilkan oleh sumsum tulang (stem sel) yang berdiferensiasi menjadi megakariosit. Megakariosit ini melakukan reflikasi inti endomitotiknya kemudian volume sitoplasma membesar seiring dengan penambahan lobus inti menjadi kelipatannya, kemudian sitoplasma menjadi granula dan trombosit dilepaskan dalam bentuk platelet/keping-keping. Enzim pengatur utama produksi trombosit adalah trombopoetin yang dihasilkan di hati dan ginjal, dengan reseptor C-MPL serta suatu reseptor lain, yaitu interleukin-11. Trombosit berperan penting dalam hemopoesis, penghentian perdarahan dari cedera pembuluh darah.

Trombosit atau platelet sangat penting untuk menjaga hemostasis tubuh. Adanya abnormalitas pada vaskuler, trombosit, koagulasi, atau fibrinolisis akan menggangu hemostasis sistem vaskuler yang mengakibatkan perdarahan abnormal/gangguan perdarahan (Sheerwood,2001).

(3)

Trombosit memiliki zona luar yang jernih dan zona dalam yang berisi organel-organel sitoplasmik. Permukaan diselubungi reseptor glikoprotein yang digunakan untuk reaksi adhesi & agregasi yang mengawali pembentukan sumbat hemostasis. Membran plasma dilapisi fosfolipid yang dapat mengalami invaginasi membentuk sistem kanalikuler. Membran plasma ini memberikan permukaan reaktif luas sehingga protein koagulasi dapat diabsorpsi secara selektif. Area submembran, suatu mikrofilamen pembentuk sistem skeleton, yaitu protein kontraktil yang bersifat lentur dan berubah bentuk. Sitoplasma mengandung beberapa granula, yaitu: granula densa, granula a, lisosome yang berperan selama reaksi pelepasan yang kemudian isi granula disekresikan melalui sistem kanalikuler. Energi yang diperoleh trombosit untuk kelangsungan hidupnya berasal dari fosforilasi oksidatif (dalam mitokondria) dan glikolisis anaerob (Aster,2007; A.V Hoffbrand et al, 2005; Candrasoma,2005).

Kelainan Perdarahan ditandai dengan kecenderungan untuk mudah mengalami perdarahan, yang bisa terjadi akibat kelainan pada pembuluh darah maupun kelainan pada darah. Kelainan yang terjadi bisa ditemukan pada faktor pembekuan darah< atau trombosit. Dalam keadaan normal, darah terdapat di dalam pembuluh darah (arteri, kapilerdan vena). Jika terjadi perdarahan, darah keluar dari pembuluh darah tersebut, baik ke dalam maupun ke luar tubuh. Tubuh mencegah atau mengendalikan perdarahan melalui beberapa cara.

Homeostatis adalah cara tubuh untuk mengentikan perdarahan pada pembuluh darah yang mengalami cedera.

Hal ini melibatkan 3 proses utama:

 Konstriksi (pengkerutan) pembuluh darah

 Aktivitas trombosit (partikel berbentuk seperti sel yang tidak teratur, yang terdapat di dalam darah dan ikut serta dalam proses pembekuan)

 Aktivitas faktor-faktor pembekuan darah (protein yang terlarut dalam plasma).

 Kelainan pada proses ini bisa menyebabkan perdarahan ataupun pembekuan yang berlebihan, dan keduanya bisa berakibat fatal.

(4)

Sel trombosit berasal dari fragmentasi sitoplasma megakariosit sumsum tulang. Megakariosit mengalami pematangan dengan replikasi inti endomitotik yang sinkron, memperbesar volume sitoplasma sejalan dengan penambahan lobus inti menjadi kelipatan duanya. Pada berbagai stadium dalam perkembangannya (paling banyakpada stadium inti delapan), sitoplasma menjadi granular dan trombosit dilepaskan.

Produksi trombosit mengikuti pembentukan mikrovesikel dalam sitoplasma sel yang menyatu membentuk membran pembatas trombosit. Tiap sel megakariosit menghasilkan 1000-1500 trombosit. Sehingga diperkirakan akan dihasilkan 35.000/ μ l trombosit per hari. Jumlah sel trombosit yang bersirkulasi dalam darah tepi sangat tergantung jumlah sel megakariosit, volume sitoplasma megakariosit, umur trombosit dan sekuestrasi oleh limpa.

Trombopoetin adalah pengatur utama produksi trombosit, dihasilkan oleh hati dan ginjal. Trombosit mempunyai reseptor untuk trombopoetin (C-MPL) dan mengeluarkannya dari sirkulasi, karena itu kadar trombopoetin tinggi pada trombositopenia akibat aplasia sumsum tulang. Trombopetin meningkatkan jumlah dan kecepatan maturasi megakariosit. Jumlah trombosit mulai meningkat 6 hari

4.4 Fungsi Trombosit

Trombosit memiliki banyak fungsi, khususnya dalam mekanisme hemostasis. Berikut fungsi dari trombosit (A.V Hoffbrand et al, 2005):

(5)

1. Mencegah kebocoran darah spontan pada pembuluh darah kecil dengan cara adhesi, sekresi, agregasi, dan fusi (hemostasis). Sitotoksis sebagai sel efektor penyembuhan jaringan.

2. Menghentikan pendarahan jika terjadi luka dengan cara membekukan darah disekitar daerah luka sehingga darah berhenti mengalir. Jika terjadi luka, trombosit dalam darah pecah dan mengeluarkan enzim trombokinase. Enzim trombokinase merangsang protrombin untuk membentuk thrombin dengan bantukan vitamin K dan ion Ca. Trombin merangsang fibrinogen dalam plasma darah untuk membentuk fibrin, yaitu berupa benang-benang yang membentuk anyaman dan dapat menjaring darah supayaeritrosit dalam darah tidak keluar lagi dan menutup luka.

4.5 Hitung Trombosit

Beberapa uji laboratorium yang digunakan untuk menilai kualitas trombosit adalah agregasi trombosit, retensi trombosit, retraksi bekuan, dan antibody anti trombosit. Sedangkan uji laboratorium untuk uji kuantitas trombosit adalah masa perdarahan (bleeding time) dan hitung trombosit.

Metode untuk menghitung trombosit telah banyak dibuat dan jumlahnya jelas tergantung dari kenyataan bahwa sukar menghitung sel trombosit, yang merupakan partikel kecil, mudaj aglutinasi dan mudah pecah.

Hitung trombosit dapat dilakukan dengan secara langsung dan tidak langsung. Metode secara langsung dapat dilakukan dengan menggunakan kamar hitung yaitu dengan mikroskop fase kontras dan mikroskop cahaya serta pelarut Ress-Ecker maupun secara otomatis. Metode yang dianjurkan adalah menghitung dengan mikroskop fase kontras dan ptomatis. Metode otomatis akhir-akhir ini banyak dilakukan karena dapat mengurangi subjektifitas pemeriksaan dan penampilan diagnostic alat ini cukup baik. Penghitungan sel otomatis mampu mengukur secara langsung hitung trobosit. Sebagian besar alat menghitung trombosit dan eritrosit secara bersama-sama, namun keduanya dibedakan berdasarkan ukuran. Partikel yang lebih kecil dihitung sebagai trombosit dan partikel yang lebih besar dihitung sebagai ertrosit. Dengan alat ini pengujian dapat dilakukan terhadap lebih banyak trombosit. Teknik ini dapat mengalami kesalahan apabila jumlah leukosit >100.000 /mmk, apabila terjadi fragmentasi eritrosit yang berat, apabila cairan pengencer berisi partikel eksogen, dan apabila sudah terlalu lama didiamkan sewaktu pemrosesan atau apabila trombosit saling melekat.

(6)

Hitung trombosit secara tidak langsung yaitu dengan menghitung trombosit pada sediaan apusan darah tepi yang telah diwarnai. Cara ini cukup sederhana, mudah dikerjakan, murah dan praktis. Keunggulan cara ini adalah dalam mengungkapkan ukuran dan morfologi trombosit, tetapi kekurangannya dalah bahwa pelekatan ke kaca objek arau distribusi yang tidak merata pada apusan dapat menyebabkan perbedaan yang mencolok dalam perhitungan konsentrasi trombosit. Sebagai petunjuk praktis adalah bahwa hitung trombosit adekuat apabila apusan mengandung satu trombosit per 20 ertrosit atau 2-3 trombosit perlapang pandang besar. Pemeriksaan apusan harus selalu dilakukan apabila hitung trombosit rendah karena penggumpalan trombosit dapat menyebabkan hitung trombsoit rendah palsu.

Penghitungan trombosit secara tidak langsung yang menggunakan sediaan apus dilakukan dalam Trombosit: perkiraan jumlah dan morfologi

FN-18 (10 x 100):

Perkiraan jumlah trombosit dalam darah: jumlah trombosit dalam 18 lp x 1.000 FN-22 (10 x 100):

Perkiraan jumlah trombosit dalam darah: jumlah trombosit dalam 11 lp x 1.000 V. Alat dan Bahan

a. Alat

1. Mikroskop Binokuler

b. Bahan

1. Sediaan Hapusan Darah (Preparat Indirect)

2. Oil Imersi 3. Tissue Lensa VI. Cara Kerja

a. APD digunakan dengan lengkap, baik dan benar. b. Alat dan bahan disiapkan di atas meja kerja.

c. Sediaan apusan darah diletakkan di meja preparat mikroskop. d. Mikroskop dinyalakan dengan menekan tombol On.

e. Intensitas cahaya diatur sesuai kebutuhan.

f. Lensa Objektif diarahkan ke pembesaran 10x lalu diafragma dan ketinggian kondensor diatur.

(7)

h. Makrometer dan mikrometer diatur hingga menemukan lapang pandang yang jelas (fokus).

i. Sediaan ditetesi oil imersi, lalu lensa objektif dipindahkan ke pembesaran 100x sehingga didapat pembesaran total 1000x.

j. Diafragma dan kondensor diatur agar cahaya sesuai.

k. Trombosit dihitungan sebanyak 18 lapangan pandang pada counting area. l. Hasil hitung dikali 1000 kemudian dicatat.

VII. Nilai Rujukan 140.000 – 440.000/ μl VIII. Hasil Pengamatan

IX.

X. Pembahasan XI. Simpulan

Daftar Pustaka

(8)

Herawati, Sianny dkk. 2015. Penuntun Praktikum Hematologi. Denpasar: Jurusan Analis Kesehatan Poltekkes Denpasar.

Pearce, Evelyn C. 1979. Anatomi Dan Fisiologi untuk Para Medis. 133, Jakarta : Gramedia

Pendidikan Ahli Madya Analis Kesehatan. 1996. DIKTAT Praktek Hematologi. Departemen Kesehatan RI Bandung: Bandung.

Price.Sylvia A &Lloraine M.Wilson,2003. Patofisioogi klinik proses-proses penyakit vol.1.) PubMed Health. 2015. What Does Blood Do?. [online]. tersedia:

http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmedhealth/PMH0072576/. (diakses: 19 Desember 2015). R. Gandasoebrata. 2007. Penuntun Laboratorium Klinik. Dian Rakyat: jakarta.

Riswanto, 2013. Pemeriksaan Laboratorium Hematologi. Yogyakarta: Alfamedia & Kanal Medika.

Sacher, Ronald A. dan Richard A. McPherson, alih bahasa : Brahm U. Pendit dan Dewi Wulandari, editor : Huriawati Hartanto, 2004,Tinjauan Klinis Hasil Pemeriksaan

Laboratorium, Edisi 11, EGC, Jakarta.

Widmann, Frances K., alih bahasa : S. Boedina Kresno dkk., 1992,Tinjauan Klinis Atas Hasil

Pemeriksaan Laboratorium, edisi 9, cetakan ke-1, EGC, Jakarta, hlm. 117-132.

Wikipedia bahasa Indonesia .2016. Darah. [online]. Tersedia: https://id.wikipedia.org/wiki/Darah. (diakses: 3 Mei 2016).

Wikipedia bahasa Indonesia. 2015. Hematologi. [online]. Tersedia: https://id.wikipedia.org/wiki/Hematologi. (diakses: 3 Mei 2016).

Referensi

Dokumen terkait

Maka Ho ditolak dan Ha diterimaartinya variabel kepemimpinan berpengaruh positif dan signifikan terhadap disiplin kerja karyawan pada Posmetro Mandau Duri.Penelitian

Pusat kendali pembacaan meter adalah kumpulan dari beberapa peralatan elektronik, bahasa komunikasi dan aplikasi-aplikasi perangkat lunak yang bekerja

Dalam masyarakat jawa mereka sudah mengetahui dengan adanya malaikat, walaupun belum pernah melihat dengan kepala mata sendiri. Malaikat merupakan salah satu makhluk di

Desain proses yang dilakukan adalah dengan membuat OPC (Operation Process Chart) dan AC (Assembly Chart) sehingga menjelaskan proses yang terjadi dalam pre-fabrikasi,

Dengan demikian kadar protein dan rasio protein terhadap energi pakan harus sesuai dengan kebutuhan ikan agar pakan buatan dapat efisien dan membutuhkan pertumbuhan yang

Berdasarkan latar belakang tersebut, maka perumusan masalah penelitian ini ditekankan pada sejauh mana tingkat partisipasi politik masyarakat Kecamatan Medan Denai terhadap

◇月経過多です  ◇ Pendarahan tidak teratur ◇ 不正出血しました  ◇ Keluar keputihan yang banyak ◇ おりものが多いです  ◇ Ada [rasa sakit / gumpalan] di payudara.

Sementara itu pada proses penyimpanan (pasca panen) ditemukan beberapa hama gudang antara lain kutu pillbugs , semut dan tungau. Terdapat dua penyakit