• Tidak ada hasil yang ditemukan

Perbandingan Kadar Aluminium Antara Air Baku Dengan Air Reservoir Di PDAM Tirtanadi Sunggal

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Perbandingan Kadar Aluminium Antara Air Baku Dengan Air Reservoir Di PDAM Tirtanadi Sunggal"

Copied!
24
0
0

Teks penuh

(1)

PERBANDINGAN KADAR ALUMINIUM ANTARA AIR BAKU

DENGAN AIR RESERVOIR

DI PDAM TIRTANADI SUNGGAL

TUGAS AKHIR

Oleh:

IRA AFRIANTI 042410006

PROGRAM DIPLOMA III ANALISA FARMASI

FAKULTAS FARMASI

(2)

LEMBAR PENGESAHAN

PERBANDINGAN KADAR ALUMINIUM ANTARA AIR BAKU

DENGAN AIR RESERVOIR

DI PDAM TIRTANADI SUNGGAL

TUGAS AKHIR

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Ahli Madya Pada Program Diploma III Analis Farmasi

Universitas Sumatera Utara

Oleh:

IRA AFRIANTI 042410006

Medan, Juni 2007 Disetujui Oleh:

Dosen Pembimbing,

Prof. Dr. Hakim Bangun, Apt. NIP 130 872 286

Disahkan Oleh: Dekan,

(3)

KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas berkah, rahmat dan hidayah-Nya maka penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir ini yang mana merupakan salah satu syarat untuk menyelesaikan Pendidikan Program Diploma III Analis Farmasi di Fakultas Farmasi Universitas Sumatera Utara.

Rasa terima kasih yang tidak terhingga penulis ucapkan kepada kedua orang tua tercinta (Ayahanda Sugian dan Ibunda Zulianon) karena telah memberikan dorongan dan bantuan baik berupa materil maupun moril kepada penulis dalam menyelesaikan Tugas Akhir ini.

Dan tidak lupa penulis mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada :

1. Bapak Prof. Dr. Hakim Bangun, Apt, selaku Dosen Pembimbing yang telah bersedia meluangkan waktu, memberikan nasehat, petunjuk dan saran sampai selesainya Tugas Akhir ini.

2. Bapak Prof. Dr. Jansen Silalahi, M. App, Sc, Apt, selaku koordinator Program D III Analis Farmasi.

3. Bapak Prof. Dr. Sumadio Hadisyahputra, selaku Dekan Fakultas Farmasi Universitas Sumatera Utara.

4. Bapak Iwan Setiawan dan Bapak Drs. Asan Sialoho beserta staf dan karyawan yang telah membimbing penulis selama PKL di PDAM Tirtanadi Instalasi Sunggal.

(4)

6. Teman-teman satu PKL (Baginda Mulia dan Sari Indah Ulwani), yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan Tugas Akhir ini.

7. Saudaraku tercinta (Kakanda Shanty Febrianti, SS, dan Abangda tercinta Muhammad Yani, ST, Heri, Rully dan Bagoes Santoso).

8. Sahabat ku tercinta khususnya kepada Riza dan Jennitha dan semua teman-teman Stambuk 2004 D III AFA yang telah membantu dan memberikan dukungan.

Penulis menyadari dalam penulisan Tugas Akhir ini masih jauh dari sempurna sesuai dengan keterbatasan kemampuan dan pengetahuan penulis. Untuk itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun dari kesempurnaan Tugas Akhir ini.

Akhir kata penulis berharap semoga Tugas Akhir ini bermanfaat dan dapat menambah pengetahuan bagi pembaca.

Medan, Juni 2007

Penulis,

( IRA

(5)

DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR... i

DAFTAR ISI...iii

BAB I. PENDAHULUAN... 1

1.1. Latar Belakang Praktek Kerja Lapangan ... 1

1.2. Tujuan ... 2

1.3. Manfaat ... 2

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA... 3

2.1. Air ... 3

2.2. Sumber-Sumber Air ... 3

2.2.1. Air Hujan... 4

2.2.2. Air Tanah ... 4

2.2.3. Air Permukaan ... 4

2.3. Kualitas Air Minum ... 5

2.3.1. Parameter Fisik... 5

2.3.2. Parameter Kimia... 6

2.4. Aluminium ... 7

2.5. Prinsip Aluminium Secara Kolorimetri ... 9

2.6. Proses Pengolahan Air PDAM Tirtanadi ... 9

BAB III. METODOLOGI ... 13

(6)

3.1.1. Peralatan... 13

3.1.2. Bahan-bahan... 13

3.2. Pemeriksaan Kuantitatif Aluminium... 13

BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN ... 15

4.1. Hasil ... 15

4.2. Pembahasan... 15

BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN ... 17

5.1. Kesimpulan ... 17

5.2. Saran... 17

DAFTAR PUSTAKA... 18

(7)

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Air merupakan salah satu dari ketiga komponen yang membentuk bumi (zat padat, air dan atmosfer). Air adalah sumber kehidupan, bukanlah suatu yang baru, karena telah diketahui bahwa tidak satupun kehidupan yang ada di dunia ini dapat berlangsung terus tanpa tersedianya air yang cukup. Bagi manusia, kebutuhan akan air ini amat mutlak, karena sebenarnya zat pembentuk tubuh manusia sebagian besar terdiri dari air, jumlahnya 73% dari bagian tubuh.

Apabila air sudah tercemar logam-logam yang berbahaya akan mengakibatkan hal-hal yang buruk bagi kehidupan. Untuk mencegah akibat buruk tersebut, air minum harus memenuhi syarat secara fisik maupun kimia. Dimana syarat fisik tersebut diwujudkan di dalam bentuk kekeruhan, bau, warna dan rasa. Sedangkan syarat kimia menunjukkan bahan-bahan kimia yang terkandung didalam air tidak boleh berlebihan.

Senyawa aluminium dan senyawanya yang terdapat didalam air tidak mempunyai fungsi fisiologis, bahkan ion logam tersebut akan berbahaya dalam dosis yang berlebihan dimana akan dapat menyebabkan keracunan pada makhluk hidup. Namun demikian, senyawa alumunium juga mempunyai peranan yang sangat penting dalam proses penjernihan air, dimana senyawa alumunium berfungsi sebagai bahan koagulan dalam proses pengolahan air.

(8)

agar para konsumen Perusahaan Daerah Air Minum tidak dirugikan dan tidak dikecewakan.

Penambahan koagulan yang kurang tepat dapat menyebabkan proses koagulasi yang kurang sempurna sehingga kualitas air yang diinginkan sulit diperoleh. Sedangkan bila koagulan yang berlebihan, maka sisa alumunium yang terdapat pada air yang dihasilkan (produk) akan mempengaruhi kualitas air, dimana air yang dihasilkan kelihatan berwarna.

1.2. Tujuan

Adapun tujuan dari pembuatan karya ilmiah ini adalah salah satu untuk perbandingan kadar alumunium antara air baku dengan air reservoir.

1.3. Manfaat

(9)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA 2.1. AIR

Air adalah zat cair yang tidak mempunyai rasa, warna dan bau yang terdiri dari hydrogen dan oksigen. Air merupakan suatu sarana utama untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat, karena air merupakan salah satu media dari berbagai macam penularan, terutama penyakit perut.

Didalam sel hidup, baik pada tumbuh-tumbuhan ataupun pada hewan (termasuk didalamnya pada manusia) terkandung sejumlah air, yaitu lebih dari 75 % kandungan sel tumbuh-tumbuhan atau lebih dari 67 % kandungan sel hewan terdiri dari air. Jika kandungan tersebut berkurang, misalnya dehidrasi pada manusia yang diakibatkan muntaber, kalau tidak cepat ditanggulangi dengan cepat maka akan mengakibatkan kematian. Tanaman yang tidak disirampun akan layu, kalau dibiarkan akan mati

Kebutuhan terhadap air untuk keperluan sehari-hari di lingkungan rumah tangga, terutama berbeda untuk tiap tempat, tiap lingkungan kehidupan atau untuk tiap bangsa dan Negara. Semakin tinggi taraf kehidupan, semakin meningkat pula kebutuhan manusia terhadap air. (Suriawiria, 1996).

2.2. Sumber-Sumber Air

(10)

tidak putus-putusnya, sehingga merupakan suatu siklus yang dikenal dengan daur hidrologi.

2.2.1. Air Hujan

Air hujan adalah air yang menguap karena panas dan uap air bercampur melarutkan gas-gas oksigen, nitrogen, karbondioksida, debu, bakteri serta berbagai senyawa yang terdapat di udara. Jadi kualitas air tersebut akan banyak dipengaruhi oleh keadaan lingkungannya. Air hujan yang jatuh di daerah peindustrian akan lebih banyak tercemar dari pada jatuh di daerah pengunungan yang belum ada industrinya. Di daerah gunung berapi yang masih memiliki kawah dengan kandungan belerang yang cukup tinggi, uap ini akan bereaksi dengan air hujan di udara sehingga air hujan yang turun bersifat asam karena terbentuknya asam sulfat. Air hujan walaupun tidak murni adalah air lunak, tetapi dapat digunakan sebagai sumber air minum dengan cara mendidihkannya sebelum digunakan sebagai air minum.

2.2.2. Air Tanah

Air tanah merupakan sumber air bagi masyarakat di pedesaan dalam bentuk mata air atau sumur gali maupun sumur pompa dalam dan sumur pompa dangkal. Air tanah secara normal akan bebas dari kekeruhan dan mikroorganisme patogen.

2.2.3. Air Permukaan

(11)

lokasi daerahnya, misalnya bagian muara sungai lebih tinggi derajat pencemarannya dari bagian hulu.

Sebelum digunakan air permukaan tersebut dilakukan pengolahan, penyaringan dan pembubuhan zat kimia agar syarat air yang dapat diminum dapat tercapai. Sebaiknya air tanah diprioritaskan bagi konsumen rumah tangga, sedangkan untuk industri digunakan air permukaan yang diolah. Hal ini perlu diperhatikan karena distribusi air bagi tempat industri yang terkonsentrasi letaknya akan lebih murah dan mudah. Dimana konsumen industri lebih mampu dari pada konsumen rumah tangga. (Winarno, 1986)

2.3. Kualitas Air Minum

Dari segi kualitas air minum harus memenuhi beberapa parameter berdasarkan sifat-sifat fisik, kimia, dan bakteriologinya.

2.3.1. Parameter Fisk 1. Bau dan Rasa

Bau air tergantung dari sumber airnya. Bau air dapat disebabkan oleh bahan kimia-kimia, ganggang, plankton atau tumbuhan, dan hewan air, baik yang hidup maupun yang sudah mati. Air yang berbau sulfite dapat disebabkan oleh reduksi sulfat dengan adanya bahan-bahan organik dan mikroorganisme anaerobik.

(12)

terhadap rasa air jarang dilakukan. Air yang mempunyai bau tidak normal juga dianggap mempunyai rasa yang tidak normal.

2. Warna

Warna air yang terdapat di alam sangat bervariasi, misalnya air di rawa berwarna kuning, coklat atau kehijauan. Warna air tidak normal biasanya menunjukkan adanya polusi. Warna air dapat dibedakan atas dua macam yaitu warna sejati (true color) yang disebabkan oleh bahan-bahan terlarut, dan warna tidak sejati (apparent color) yang disebabkan adanya bahan-bahan tersuspensi, termasuk diantaranya yang bersifat koloid. (Srikandi, F., 1992)

3. Suhu

Air sering digunakan sebagai medium pendingin dalam berbagai proses industri. Ukuran-ukuran suhu adalah berguna dalam memperlihatkan kecenderungan aktifitas-aktifitas kimiawi dan biologis.

Suhu dari air akan mempengaruhi penerimaan masyarakat terhadap air tersebut. Kenaikkan suhu air akan menimbulkan jumlah oksigen terlarut didalam air menurun, kecepatan reaksi kimia meningkat, dan kehidupan ikan dan hewan air lainnya terganggu. (Srikandi, F., 1992).

2.3.2. Parameter Kimia 1. Derajat Keasaman (pH)

(13)

Pengaruh yang menyangkut aspek kesehatan dari pada penyimpangan kualitas air minum dalam pH ini yakni bahwa pH yang lebih kecil dari 6,5 dan lebih besar dari 9,2 akan dapat menyebabkan korosi pada pipa-pipa air, dan dapat menyebabkan beberapa senyawa kimia berubah menjadi racun yang menganggu kesehatan. (Totok, S., 2002)

2. Tidak mengandung bahan kimia beracun

Air yang berkualitas baik tidak mengandung bahan kimia beracun seperti sianida, sulfide, fenolik.

3. Tidak mengandung garam atau ion-ion logam

Air yang berkualitas baik tidak mengandung garam atau ion-ion logam seperti Fe, Mg, Ca, Hg, Zn, Mn, Cl, dan Cr.

4. Kesadahan Rendah

Tingginya kesadahan berhubungan dengan garam-garam yang terlarut didalam air terutama garam Ca dan Mg

5. Tidak mengandung bahan organik

Kandungan bahan organik dalam air dapat terurai menjadi zat-zat yang berbahaya bagi kesehatan. (Kusnaedi, 2004).

2.4. Alumunium

(14)

melarutkan logam ini, kelarutan lebih lambat dalam asam sulfat encer atau asam nitrat encer.

Alumunium adalah tervalen dalam senyawa-senyawanya. Ion-ion alumunium membentuk garam-garam yang tak berwarna dengan anion-anion yang tak berwarna. Alumunium sulfide dapat dibuat hanya dalam keadaan padat saja, dalam larutan air ia terhidrolisis dan terbentuk alumunium hidroksida, (Vogel, 1990).

Di perairan, alumunium biasanya terserap ke dalam sediment atau mengalami presipitasi. Alumunium dan bentuk oksida alumunium bersifat tidak larut. Akan tetapi, garam-garam alumunium sangat mudah larut. Sumber utama alumunium adalah mineral aluminosilicate yang terdapat pada batuan dan tanah secara melimpah. Pada proses pelapukan batuan, alumunium banyak digunakan di pabrik kertas, penyamakan dan percetakan. Alumunium yang berupa alun digunakan sebagai koagulan pada pengolahan limbah.

(15)

2.5. Prinsip Alumunium Secara Kolorimetri

Diantara reagensia yang telah digunakan untuk penetapan kolometri alumunium adalah ammonium auritrikarboksilat (aluminon) dan Eriokrom Siannina R yang kedua ini nampaknya agak unggul, dan karena itu penggunaannya akan diberikan. Pada pH 5,9-6,1 zink, nikel, mangan, dan kadmium dapat diabaikan gangguannya, tetapi besi dan tembaga harus tidak ada. Satu prosedur untuk menyingkirkan unsur-unsur penganggu, misalnya dalam analisis baja, adalah melewatkan larutan ke dalam kolom selulosa; besi dan unsur-unsur lain dipasahkan oleh elusi dengan campuran asam klorida pekat dan etil metal keton yang baru disuling (8 : 192 V/V). Alumunium, nikel jika ada, dipulihkan dengan mengalirkan asam klorida encer ( 1 : 5 /v) lewat kolom itu.

2.6. Proses Pengolahan Air PDAM Tirtanadi

1) Bendungan, sumber air baku yang digunakan adalah air permukaan Sungai Deli yang diambil melalui bangunan bendungan dengan panjang 25 m (sesuai lebar air sungai dan tinggi ± 4 m dengan sisi kiri bendungan dibuat sekat (channel) berupa saluran penyadap yang lebarnya 2 m dilengkapi dengan pintu pengatur ketinggian air masuk ke intake (tempat masuknya air beku).

2) Intake (tempat masuknya air baku), bendungan ini adalah saluran bercabang dua dilengkapi bar screen (saringan kasar) dan fine Screen

(16)

(sluice gate) pengatur ketinggian air dan penggerak electeromotor. Pemeriksaan maupun pembersihan saringan dilakukan secara periodik untuk menjaga kestabilan jumlah air masuk.

3) Raw water Tank (RWT), bendungan ini dibangun setelah intake yang terdiri dari 2 unit (4 sel). Setiap unitnya berdimensi 23,3 m x 20 m, tinggi 5 m, dilengkapi dengan 2 buah outlet gate dan pintu bilas 2 buah berfungsi sebagai tempat pengendapan lumpur, pasir dan lain-lain yang bersifat sedimen.

4) Raw water Pump (RWP) berfungsi untuk memompa air dari RWT ke

Spiltter Box (tempat pembubuhan koagulan berupa alum) dengan dosis normal rata-rata 20-25 g/m3 air dan pendistribuian air ke masing-masing

cleator yang terdiri dari 5 unit pompa air baku, kapasitas setiap pompa 375 I/det dengan total head 15 memakai electromotor.

5) Cleator (Proses Penjernihan Air), bendungan cleator terdiri dari 4 unit, dengan kapasitas masing-masing 350 I/det yang bervolume 1.700 m3

berfungsi sebagai tempat proses pemisahan antara flok-flok yang bersifat sedimen dengan air bersih hasil olahan (Effluent) melalui pembentukan dan pengendapan flok-flok yang menggunakan agitator pengaduk lambat. Endapan flok-flok ini dibuang sesuai dengan tingkat ketebalannya secara otomatis.

(17)

tinggi permukaan maksimum 5,05 m, serta tebal media filter 114 m dengan lapisan sebagai berikut :

a. Pasir kwarsa 0,45 1,20 mm dengan ketebalan 61 cm. b. Pasir kwarsa 1,80 2,00 mm dengan ketebalan 15 cm. c. Kerikil halus 4,75 6,30 mm dengan ketebalan 8 cm d. Kerikil sedang 6,30 10,00 mm dengan ketebalan 7,5 cm. e. Kerikil kasar 20,00 40,00 mm dengan ketebalan 15 cm.

Dalam jangka waktu tertentu filter ini harus dibersihkan dari endapan yang menganggu proses penyaringan dengan menggunakan electromotor.

7) Reservoir (Tempat Menampung Air Bersih) adalah berupa bendungan beton berdimensi panjang 50 m, lebar 50 m, tinggi 7 m berfungsi untuk menampung air bersih/ air olahan setelah melewati media filter dengan kapasitas ± 12.000 m3dan kemudian didistribusikan ke pelanggan melalui

reservoir-reservoir distribusi di berbagai cabang. Air bersih yang mengalir dari filter ke reservoir dibubuhi chlor (post chlorination) dan untuk netralisasi dibutuhkan larutan kapur jenuh atau soda ash.

8) Finish Water Pump (FWP) berfungsi untuk mendistribusikan air bersih dari reservoir utama di instalasi ke reservoir-reservoir distribusi di cabang melalui pipa transmisi 1.000 mm dan 80 mm. FWP terdiri dari 5 unit pompa dengan kapasitas masing-masing 375 I/det total head 55 m menggunakan motor AC.

(18)

sarana pengolahan limbah berupa sludge lagoon. Lagoon ini berfungsi sebagai media penampung air buangan bekas pencucian system pengolahan dan kemudian air tersebut disalurkan kembali ke RWT untuk diproses kembali.

10)Monitoring System (Sistem Pengawasan), metode pengawasan selama proses pengolahan di masing-masing unit oleh petugas selain dilakukan secara langsung juga dilakukan dengan sistem pengawasan secara tidak langsung. Fasilitas ini dapat memperlihatkan secara langsung kondisi proses pengolahan dari ruang tertentu baik terhadap kuantitas, kualitas maupun kontinuitas olahan. Faslitas ini didisain sedemikian rupa sehingga dapat mempermudah pengawasan terhadap proses pengolahan air menurut standart dan ketentuan yang berlaku.

(19)

BAB III

- Pipat volume 25 ml

3.1.2. Bahan-bahan

- Sampel air

- Larutan asam sulfat 0,02 N - Larutan Buffer Alumunium - Larutan ericyanin R

- Aquadest

- Ascorbic Acid Powder Pillow

3.2. Pemeriksaan Kuantittif Alumunium

- Isi 50 ml sampel air ke dalam botol sampel

- Tambahkan satu bungkus Ascorbic Acid Powder Pillow, aduk hingga larut - Tambahkan satu bungkus Alu Ver 3 Powder Pillow, aduk hingga larut - Kemudian tekan TIMER dan ENTER 3 menit masa reaksi dimulai

kocok larutan selama 3 menit

(20)

- Tambahkan satu bungkus Bleanching 3 Powder Pillow ke dalam sisa larutan yang ada dalam botol sampel

- Tekan ENTER aduk selama 30 menit

- Tuangkan larutan ke dalam kuvet kedua (sebagai blanko) - Tekan ENTER tunggu selama 15 menit

- Setelah waktu tercapai letakkan kuvet blanko ke tempat sel dan ditutup - Tekan ZERRO kemudian layar akan menunjukkan 0,00 mg/l AI - Masukkan kuvet sampel ke tempat sel dan tutup

- Tekan READ catat hasil analisa AI yang ditunjukkan pada layar

(21)

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Hasil

No Sampel Kadar AI (mg/l)

28 Maret 2007

Kadar AI (mg/l) 30 Mei 2007

Kadar AI (mg/l) 25 April 2007

1 Air Baku 0,049 0,006 0,314

2 Air Reservoir I 0,160 0,120 0,205

3 Air Reservoir II 0,94 0,061 0,059

4.2. Pembahasan

Perusahaan Daerah Air Minum Instalasi Sunggal Medan adalah perusahaan yang mengolah air sungai Belawan menjadi air bersih yang dialirkan kepada para konsumen dengan jaminan harus memenuhi kualitas air bersih yang disesuaikan dengan standart kesehatan yang dikeluarkan oleh pemerintah Republik Indonesia, sesuai dengan aturan Menkes RI No 907/Menkes/SK/VII/2002.

(22)
(23)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

1. Dari hasil pengukuran yang dilakukan di PDAM Tirtanadi Sunggal pada tanggal 28 Maret 2007 diperoleh kadar rata-rata air baku bulanan 0,049 sedangkan kadar rata-rata dari Reservoir I dan II telah memenuhi syarat yang telah ditetapkan oleh Menkes RI No 907/Menkes/SK/VII/2002.

2. Kadar rata-rata air baku bulanan pada tanggal 25 April 2007 yaitu 0,134 dan kadar rata-rata dari Reservoir I dan II sebesar 0,205 dan 0,059 berarti kadar tersebut memenuhi syarat.

3. Kadar rata-rata air baku bulanan pada tanggal 30 Mei 2007 yaitu 0,006 berarti kadar tersebut memenuhi syarat

Saran

1. Sebaiknya dalam penentuan kadar logam Alumunium (Al) yang ada di dalam air bersih dilakukan dengan metode lain seperti dengan menggunakan alat spektrofotometer.

(24)

DAFTAR PUSTAKA

Basset, J. dkk. 1994, Buku Ajar Vogel Kimia Analisis Kuantitatif Anorganik , Penerbit Buku Kedokteraan egc, Jakarta.

Effendi, H. 2003, Telaah Kualitas Air , Cetakan Pertama, Penerbit Kanisius, Yogyakarta.

Fardiaz, S. 1992, Polusi Air Dan Udara , Penerbit Kanisius, Yogyakarta.

Kusnaedi, 2004, Mengolah Air Gambut dan Air Kotor Untuk Air Minum , Penerbit Swadaya, Jakarta.

Suriawiria, U. 1996, Air Dalam Kehidupan Dan Lingkungan Yang Sehat , Penerbit Alumni, Bandung.

Sutrisno, T. 2002, Teknologi Penyediaan Air Bersih , Cetakan Keempat, Penerbit Rhineka Cipta, Jakarta.

Svehla, G. 1990, Analisis Anorganik Kualitatif Makro Dan Semimikro Edisi Kelima,

PT. Kalman Media Pusaka, Jakarta.

Referensi

Dokumen terkait

Kepala Sub Bidang Hubungan Antar Lembaga melaksanakan penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis, pelayanan penyelenggaraan pemerintahan daerah, dan masyarakat NTB

Penggunaan Dana Desa yang bersumber dari APBN untuk Pemberdayaan Masyarakat Desa terutama untuk penanggulangan kemiskinan dan peningkatan akses atas sumber daya

The relationship between actual (Eact) and potential (Ep) transpiration above a grass-covered forest clearing was investigated numerically and experimentally from

[r]

Quadtree mesh for part of the South±West Netherlands coastline: (a) general layout; (b)±(d) enhanced detail of local features... proximate Riemann solver provides high

Sambil bercerita, guru meletakkan potongan- potongan gambar pada papan flannel yang sesuai dengan adegan yang akan diceritakan sampai selesai.. Guru memberikan pertanyaan tentang

Berkenaan dengan permohonan di atas, saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa data yang diisikan di atas benar dan telah siap untuk menyampaikan SPT

Led terdiri dari delapan buah yang disusun dengan secara common katoda, di mana led tersebut berfungsi sebagai indicator cahaya yang mengindikasikan pintu tersebut dalam keadaan