• Tidak ada hasil yang ditemukan

Fungsi Dan Kedudukan Internal Auditor Pada PT Telekomunikasi Medan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Fungsi Dan Kedudukan Internal Auditor Pada PT Telekomunikasi Medan"

Copied!
80
0
0

Teks penuh

(1)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS EKONOMI

MEDAN

SKRIPSI

FUNGSI DAN KEDUDUKAN INTERNAL AUDITOR PADA PT TELEKOMUNIKASI MEDAN

Oleh :

NAMA : FITRA INDAH PASARIBU

NIM : 060503028

DEPARTEMEN : AKUNTANSI

Guna Memenuhi Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi

(2)

PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi yang berjudul “ Fungsi dan

Kedudukan Internal Auditor Pada PT Telekomunikasi” adalah benar hasil karya

saya sendiri dan judul dimaksud belum pernah dimuat, dipublikasikan, atau diteliti

oleh mahasiswa lain dalam konteks penulisan skripsi program S-1 Departemen

Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara. Semua sumber data dan

informasi yang diperoleh, telah dinyatakan dengan jelas dan benar apa adanya.

Apabila dikemudian hari pernyataan ini tidak benar, saya bersedia menerima

sanksi yang ditetapkan oleh Universitas Sumatera Utara.

Medan, Mei 2010

Yang membuat pernyataan

(3)

ABSTRACT

The objective of this research is knowing the application of internal auditor, its role and its function as an observation tool, have run well in PT Telekomunikasi Medan. This research used description and comparative studies. The type of data used in this research are the primary and the secondary data. The data collecting techniques were observation, interview, and literature study.

The result of the research indicated that the role and the function of internal auditor in PT Telekomunikasi Medan run well and effectively because of the internal auditor section led by the audit committee which has no relationship directly with the highest leader. Internal auditor has performed well in inspecting as well. This can be seen in the existing positive comments from the management.

(4)

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penerapan auditor internal dalam fungsi dan kedudukannya sebagai alat pengawasan sudah berjalan dengan baik pada PT Telekomunikasi Medan. Metode penelitian ini menggunakan studi deskriptif dan komparatif. Jenis data yang digunakan adalah data primer dan skunder. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah observasi, wawancara, dan studi literatur.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa fungsi dan kedudukan internal auditor pada PT Telekomunikasi Medan sudah baik dan efektif karena bagian internal auditor dipimpin oleh komite audit yang tidak memiliki hubungan secara langsung dengan pimpinan tertinggi. Internal auditor sudah berfungsi untuk melakukan pemeriksaan dan sudah melaksanakannya dengan baik. Hal ini dapat dilihat adanya tanggapan yang positif dari manajemen.

(5)

KATA PENGANTAR

Syukur Alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah

melimpahkan rahmat dan hidayah-NYA, serta senantiasa memberikan kesehatan,

kesempatan, dan kekuatan kepada penulis sehingga akhirnya dapat menyelesaikan

skripsi ini. Penulisan skripsi ini bertujuan untuk memenuhi salah satu syarat

dalam menyelesaikan pendidikan pada Universitas Sumatera Utara untuk

memperoleh gelar Sarjana Ekonomi. Judul skripsi ini adalah “Fungsi dan

Kedudukan Internal Auditor pada PT Telekomunikasi Medan”.

Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam penyusunan

skripsi ini, baik dari segi isi maupun penyajiannya. Hal ini disebabkan

keterbatasan dan kemampuan penulis. Oleh karena itu, penulis masih dan akan

terus belajar untuk meningkatkan kemampuan dan memperbaiki diri lebih baik

lagi dimasa yang akan datang. Dalam penulisan skripsi ini, penulis banyak

mendapat bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak berupa dukungan moril,

materil, spiritual, maupun administrasi. Pertama, saya persembahkan ucapan

terima kasih yang terdalam kepada Ayahanda Zukran Pasaribu dan Ibunda

Syafida , terima kasih untuk semua kasih sayang, doa yang tak pernah putus,

pengorbanan, serta dukungan yang sangat besar untuk Ananda. Selanjutnya,

penulis juga ingin menyampaikan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah

memberikan bantuan, yaitu:

1. Bapak Drs. Jhon Tafbu Ritonga, M.Ec selaku Dekan Fakultas Ekonomi

(6)

2. Bapak Drs. Hasan Sakti Siregar, M.Si, Ak selaku Ketua Departemen

Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara dan Ibu Dra. Mutiah

Ismail, MM, Ak selaku Sekretaris Departemen Akuntansi Fakultas Ekonomi

Universitas Sumatera Utara.

3. Bapak Drs. Hotmal Ja’far, MM, Ak selaku Dosen pembimbing yang telah

banyak memberikan bimbingan dan arahan kepada penulis untuk

menyelesaikan skripsi ini.

4. Bapak Drs. Syahelmi, MSi, Ak dan ibu Risanty, SE, MSi, Ak selaku Dosen

Pembanding I dan Pembanding II yang telah banyak membantu penulis

melalui saran dan kritik yang diberikan demi kesempurnaan skripsi ini.

5. Kepada kepada PT Telekomunikasi Medan yang telah memberikan tempat

dan waktu buat saya dalam melakukan penelitian.

Medan, Mei 2010

Yang membuat pernyataan

(7)

DAFTAR ISI

PERNYATAAN……….……….i

KATA PENGANTAR………...ii

ABSTRAK……….……iv

ABSTRACT………..….v

DAFTAR ISI……….vi

DAFTAR TABEL ………....ix

DAFTAR GAMBAR ………x

DAFTAR LAMPIRAN………...xi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah………...1

B. Perumusan Masalah………...4

C. Tujuan Penelitian……….…....4

D. Manfaat Penelitian………..….5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Auditing….……… ……….….6

B. Internal Auditing……….………...11

C. Fungsi dan tanggung jawab Internal Auditor………...18

1. Fungsi Internal Auditor………18

2. Tanggung Jawab Internal Auditor………20

D. Standar Audit Internal ……….21

E. Kedudukan Internal Auditor……….22

(8)

G. Tinjauan Penelitian Terdahulu……….………...37

H. Kerangka Konseptual………....38

BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian………..40

B. Jenis Data…………...………...40

C. Teknik Pengumpulan Data………...40

D. Metode Analisis……….41

E. Jadwal Penelitian………41

BAB IV HASIL PENELITIAN A. Data Penelitian………..………43

1. Gambaran Umum PT Telekomunikasi Medan………....43

a. Sejarah Singkat …..……….……….43

b. Visi dan Misi………….………...46

c. Layanan yang disediakan……….……46

d. Struktur Organisasi………..48

2. Fungsi dan Tanggung Jawab Internal Auditor………49

3. Standar Audit Internal………...51

4. Kedudukan Internal Auditor ……….……..………52

5. Laporan Internal Auditor……….53

B. Pembahasan Hasil Analisis………..………..54

1. Fungsi Internal Auditor………..……….54

(9)

3. Laporan Internal Auditor……….57

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan………59

B. Saran………..60

DAFTAR PUSTAKA………...61

(10)

DAFTAR TABEL

No. Judul Tabel Halaman

2.5 Penelitian Terdahulu 36

(11)

DAFTAR GAMBAR

No. Judul Gambar Halaman

2.1 Bagian Internal Auditor di bawah Direktur Keuangan

23

2.2 Bagian Internal Auditor merupakan Staff Direktur Utama

24

2.3 Bagian Internal Auditor merupakan Staff dari Dewan Komisaris

25

2.4 Bagian Internal Auditor dipimpin oleh Direktur Internal

27

(12)

DAFTAR LAMPIRAN

Nomor Judul Lampiran Halaman

(13)

ABSTRACT

The objective of this research is knowing the application of internal auditor, its role and its function as an observation tool, have run well in PT Telekomunikasi Medan. This research used description and comparative studies. The type of data used in this research are the primary and the secondary data. The data collecting techniques were observation, interview, and literature study.

The result of the research indicated that the role and the function of internal auditor in PT Telekomunikasi Medan run well and effectively because of the internal auditor section led by the audit committee which has no relationship directly with the highest leader. Internal auditor has performed well in inspecting as well. This can be seen in the existing positive comments from the management.

(14)

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penerapan auditor internal dalam fungsi dan kedudukannya sebagai alat pengawasan sudah berjalan dengan baik pada PT Telekomunikasi Medan. Metode penelitian ini menggunakan studi deskriptif dan komparatif. Jenis data yang digunakan adalah data primer dan skunder. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah observasi, wawancara, dan studi literatur.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa fungsi dan kedudukan internal auditor pada PT Telekomunikasi Medan sudah baik dan efektif karena bagian internal auditor dipimpin oleh komite audit yang tidak memiliki hubungan secara langsung dengan pimpinan tertinggi. Internal auditor sudah berfungsi untuk melakukan pemeriksaan dan sudah melaksanakannya dengan baik. Hal ini dapat dilihat adanya tanggapan yang positif dari manajemen.

(15)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Ketika suatu perusahaan didirikan, para pendirinya menentukaan berbagai hal,

seperti tujuan dan sasaran yang ingin dicapai, kegiatan bisnis yang hendak

ditangani, dalam sektor industri apa perusahaan akan bergerak, filsafat apa yang

dianut dalam menjalankan roda perusahaan, dan kultur organisasi yang bagaimana

diterapkan. Tujuan perusahaan dapat dikatagorikan pada tujuan jangka panjang,

jangka menegah, dan jangka pendek.

Perusahaan, baik milik negara maupun swasta sebagai suatu pelaku ekonomi

tidak bisa lepas dari kondisi globalisasi ekonomi dewasa ini. Era globalisasi akan

mempertajam persaingan-persaingan di antara perusahaan, sehingga perlu

pemikiran yang makin kritis atas pemanfaatan secara optimal penggunaan

berbagai sumber dana dan daya yang ada. Sebagai konsekuensi yang logis dari

timbulnya persaingan yang semakin tajam, ada tiga kemungkinan yaitu mundur,

bertahan, atau tetap unggul dan bahkan semakin berkembang. Agar perusahaan

dapat bertahan, tetap unggul atau bahkan berkembang, diperlukan upaya

penyehatan dan penyempurnaan yang meliputi peningkatan produktivitas,

efisiensi serta efektifitas. Untuk menghadapi hal ini, berbagai kebijakan dan

strategi terus diterapkan dan ditingkatkan oleh perusahaan. Salah satu kebijakan

yang dilakukan oleh perusahaan adalah dengan meningkatkan pengawasan dalam

(16)

Pada dasarnya, dalam perusahaan, pelaksanaan pengawasan dapat

dilaksanakan secara langsung oleh pemiliknya sendiri. Akan tetapi dengan

semakin berkembangnya perusahaan maka kegiatan dan masalah yang dihadapi

perusahaan semakin kompleks, sehingga semakin sulit bagi pihak pemimpin

untuk melaksanakan pengawasan secara langsung terhadap seluruh aktivitas

perusahaan. Dengan demikian maka diperlukan manajer-manajer yang profesional

sesuai dengan bidang yang ada dalam organisasi yang memadai, yang akan

menciptakan suasana kerja yang sehat karena setiap staff bisa mengetahui dengan

jelas dan pasti tanggung jawabnya serta dengan siapa ia bertanggung jawab.

Selain itu, dengan bertambah besarnya perusahaan diperlukan suatu pengawasan

yang lebih baik agar perusahaan dapat dikelola secara efektif. Salah satu sistem

pengawasan yang baik adalah melalui sistem internal kontrol.

Untuk menjaga agar sistem internal kontrol ini benar-benar dapat

dilaksanakan, maka sangat diperlukan adanya internal auditor. Fungsi

pemeriksaan ini merupakan upaya tindakan pencegahan, penemuan

penyimpangan-penyimpangan melalui pembinaan dan pemantauan internal

kontrol secara berkesinambungan. Bagian ini harus membuat suatu program yang

sistematis dengan mengadakan observasi langsung, pemeriksaan dan penilaian

atas pelaksanaan kebijakan pimpinan serta pengawasan sistem informasi

akuntansi dan keuangan lainnya. Agar fungsi pemeriksaan internal dapat berjalan

dengan baik, maka seorang internal auditor haruslah orang yang benar-benar

(17)

ini harus memiliki kebebasan atau indenpendensi yang cukup terhadap bagian

yang diperiksa.

Dalam suatu perusahaan, internal auditor menilai apakah sistem pengawasan

internal yang telah ditetapkan oleh manajemen berjalan dengan baik dan efisien,

apakah laporan keuangan menunjukkan posisi keuangan dan hasil usaha yang

akurat serta setiap bagian benar-benar melaksanakan kebijakan sesuai dengan

rencana dan prosedur yang telah ditetapkan. Pemeriksaan internal auditor

memberikan informasi yang tepat dan objektif untuk membantu manajemen

dalam mengambil keputusan sehingga dapat meningkatkan kemampuan

manajemen dan mengurangi kemungkinan yang dapat merugikan perusahaan.

Dari uraian di atas dapat diketahui bahwa fungsi dan kedudukan internal auditor

sangatlah penting dalam perusahaan.

Oleh karena itu, penulis tertarik untuk melakukan penelitian di PT

Telekomunikasi dengan alasan PT Telekomunikasi merupakan salah satu

perusahaan telekomunikasi di Indonesia secara umum dan Medan secara khusus.

PT Telekomuniksi Medan merupakan perluasan dari PT Telekomunikasi

Bandung. PT Telekomunikasi merupakan perusahaan yang bergerak di bidang

jasa. Dari awal terbentuknya PT Telekomunikasi Medan sudah beberapa kali

mengalami transformasi. Transformasi yang terakhir dan sekaligus disebut dengan

New Telkom Indonesia adalah transformasi dalam bisnis. Transformasi yang

dilakukan berupa transformasi infrastruktur, transformasi sistem dan model

operasi dan transformasi sumber daya manusia. Produk dan layanan yang di

(18)

seperti telepon (fixed line), flexi (fixed wireless), internet (speedy), content &

application, public phone. Karena banyaknya aktivitas yang dilakukan oleh PT

Telekomunikasi Medan maka diperlukan suatu sistem yang berfungsi untuk

mengawasi semua kegiatan.

Untuk mengetahui dan meneliti lebih mendalam segala segi yang berkaitan

dengan fungsi dan kedudukan internal auditor di perusahaan PT Telekomunikasi

Medan maka penulis mengambil judul skripsi ”Fungsi dan Kedudukan Internal

Auditor pada PT Telekomunikasi Medan”.

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan penjelasan dan uraian dalam latar belakang masalah di atas, maka

penulis merumuskan masalah “Bagaimana fungsi dan keduduk an internal auditor

pada PT Telekomunikasi Medan?”

C. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian adalah untuk melihat bagaimana kedudukan dan fungsi

internal auditor dilaksanakan pada PT Telekomunikasi Medan.

D. Manfaat Penelitian

1. Bagi Peneliti, penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan dan

pengetahuan di bidang fungsi dan kedudukan internal auditor.

2. Bagi perusahaan, penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan yang

(19)

3. Bagi peneliti selajutnya, sebagai bahan untuk menyempurnakan penelitian

(20)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Auditing

Perkembangan suatu perusahaan di tandai dengan semakin banyaknya

unit-unit operasi perusahaan, jenis usaha, meluasnya jaringan distribusi dan

meningkatnya laba perusahaan. Semakin banyak dan besarnya perusahaan serta

semakin rumitnya persoalan yang dihadapi, maka profesi akuntan semakin

memegang peranan penting dalam pemberian bantuan penyusunan laporan

keuangan dan pemberian nasehat dibidang manajemen. Akuntan adalah profesi

yang memberikan jasa terutama dalam bidang pemeriksaan (auditing) dan bantuan

dalam bidang akuntansi. Menurut Arens and loebbecke Alih bahasa ilham

Tjakrakusuma (2000:1),

Auditing adalah proses pengumpulan dan pengawasan bahan bukti tentang informasi yang dapat diukur mengenai suatu entitas ekonomi yang dilakukan seorang yang kompeten dan independen untuk dapat menentukan dan melaporkan kesesuaian informasi yang dimaksud dengan kriteria-kriteria yang telah ditetapkan. Auditing seharusnya dilakukan oleh seorang yang independen dan kompeten.

Defenisi di atas menyatakan bahwa ketentuan-ketentuan yang perlu

dipertimbangkan dalam melaksanakan pemeriksaan yang dilakukan yaitu:

1. Pengumpulan dan pengevaluasian bahan bukti.

Yang dimaksud dengan bukti disini adalah segala informasi terukur yang

diperiksa tersebut memang sesuai dengan Kriteria yang telah ditetapkan demi

tercapainya sasaran dan kegiatan pemeriksaan, diperlukan bukti-bukti dengan

jumlah dan mutu yang memadai. Proses penentuan jumlah bukti yang

(21)

telah ditetapkan dalam suatu bagian yang penting dari tiap kegiatan

pemeriksaan.

2. Adanya kesatuan ekonomi (economic entity).

Setiap kali dilakukan audit, luas ruang lingkup pertanggungjawaban auditor

harus dinyatakan dengan jelas. Yang terutama harus dilakukan adalah

menegaskan satuan ekonomi yang dimaksud pada periode waktunya.

3. Informasi yang terukur dan kriteria yang telah ditetapkan.

Sebelum pemeriksaan dilakukan oleh auditor informasi sudah harus tersusun

dalam bentuk yang mudah diperiksa, kebenaran dan ketelitiannya, misalnya

ketelitian penjumlahan, perkalian, pencatatan adanya aktiva dan lain-lain.

Harus tersedia kriteria atau tolak ukur untuk menentukan informasi tersebut

sesuai atau tidak.

4. Auditor harus indenpenden dan kompoten.

Seorang auditor harus berpengetahuan yang cukup agar dapat memahami

kriteria-kriteria yang digunakan untuk mengetahui dengan pasti jumlah

faktor-faktor yang dibutuhkan agar pada akhir pemeriksaan dia dapat menarik

kesimpulan dengan tepat. Auditor harus pula seseorang yang memiliki sikap

mental yang bebas atau indenpenden karena dalam mengambil suatu

kesimpulan diperlukan keterangan-keterangan yang tidak memihak.

Sementara itu pengertian auditing menurut Mulyadi (2002:1)

(22)

Definisi auditing tersebut secara umum memiliki unsur-unsur penting yang

diuraikan sebagai berikut :

a. Suatu proses sistematik.

Auditing merupakan suatu proses sistematik, yaitu berupa satuan rangakaian

langkah atau prosedur yang logis dan terorganisasi. Auditing dilaksanakan

dengan suatu urutan langkah yang direncanakan, terorganisasi dan bertujuan.

b. Untuk memperoleh dan menguasai bukti secara objektif.

Proses sistematik tersebut ditujukan untuk memperoleh bukti yang mendasari

pernyataan yang dibuat oleh individu atau badan usaha, serta untuk

mengevaluasi tanpa memihak atau berprasangka terhadap bukti-bukti tersebut.

c. Pernyataan mengenai kegiatan dan kejadian ekonomis.

Yang dimaksud dengan pernyataan mengenai kegiatan dan kejadian ekonomi

disini adalah hasil proses akuntansi. Akuntansi merupakan proses

pengidentifikasi, pengukuran, dan penyampaian informasi ekonomi yang

dinyatakan dalam satuan uang. Proses akuntansi ini menghasilkan suatu

pernyataan yang disajikan dalam laporan keuangan, yang umumnya terdiri dari

empat laporan keuangan yaitu: neraca, laporan laba-rugi, laporan perubahan

kepemilikan, dan laporan arus kas. Laporan keuangan dapat pula berupa

laporan pusat pertanggungjawaban tertentu dalam perusahaan.

d. Menentapkan tingkat kesesuaian.

Pengumpulan bukti mengenai pernyataan dan evaluasi terhadap hasil

(23)

antara pernyataan dengan kriteria tersebut kemudian dapat dikuantifikasikan,

kemungkinan pula bersifat kualitatif.

e. Kriteria yang telah ditetapkan.

Kriteria atau standar yang diperlukan sebagai dasar untuk memiliki pernyataan

(yang berupa hasil proses akuntansi) dapat berupa :

a) Peraturan yang ditetapkan oleh suatu badan legislatif.

b)Anggaran atau ukuran prestasi lain yang ditetapkan oleh manajemen.

c) Prinsip akuntansi berterima umum di Indonesia.

f. Penyampaian hasil.

Penyampaian hasil auditing sering disebut dengan pengesahaan. Penyampaian

hasil ini dilakukan secara tertulis dalam bentuk laporan audit (audit report).

Pegesahan dalam bentuk laporan tertulis ini dapat menaikkan atau menurunkan

tingkat kepercayaan masyarakat keuangan atas pernyataan yang dibuat oleh

pihak yang diperiksa.

g. Pemakai yang berkepentingan.

Dalam dunia bisnis, pemakai yang berkepentingan terhadap laporan audit

adalah para pemakai informasi keuangan, seperti: pemegang saham,

manajemen, kreditur, calon investor, organisasi bank, dan kantor pelayanan

pajak.

Untuk memperoleh informasi financial yang tepat dan dapat dipercaya perlu

dilakukan audit terhadap data akuntansi. Apabila audit dilakukan oleh seorang

akuntan internal, yakni akuntan yang bekerja pada perusahaan maka audit tersebut

(24)

(swasta) yang memperoleh izin membuka kontor akuntan dan ini disebut audit

eksternal.

Tujuan dilakukan pemeriksaan terhadap data akuntansi tersebut adalah untuk

memberikan gambaran tentang kebenaran dan keandalan data akuntansi yang

disajikan berupa kegiatan atau bukti dengan kriteria yang ditentukan oleh orang

yang mempunyai keahlian yang bebas untuk memberikan kesimpulannya melalui

informasi yang dituangkan dalam bentuk laporan auditor indenpenden.

Laporan ini nantinya dapat berguna untuk membuat keputusan jangka pendek

ataupun jangka panjang bagi pihak internal maupun eksternal. Audit yang

dilakukan baik oleh auditor internal maupun auditor eksternal sangat berguna

untuk menilai dan mengawasi perkembangan perusahaan. Audit merupakan tugas

utama bagi seorang akuntan swasta (publik), karena dalam fungsi ini seorang

akuntan publik mempunyai kedudukan khusus untuk memberikan pernyataan

terhadap kelayakan atau kewajaran laporan keuangan yang berdasarkan standar

akuntansi yang berlaku umum.

Sedangkan bagi seorang auditor internal, tugas audit semata-mata bersifat

penelitian terhadap kebenaran data akuntansi (verifikasi), karena auditor internal

(25)

B. Internal Auditing

Internal auditor adalah salah satu dari 3 jenis auditor professional yang

melakukan kegiatan ekonomi bagi perorangan dan entitas resmi , 2 diantara yaitu:

1. Auditor indenpenden (independent auditors)

Di Amerika Serikat biasanya adalah CPA yang bertindak sebagai praktisi

perorangan ataupun anggota kantor akuntan publik yang memberikan jasa

auditing professional kepada klien. Pada umumnya lisensi diberikan kepada

mereka yang telah lulus dalam ujian persamaan CPA serta memiliki pengalaman

praktik dalam bidang auditing. Karena pendidikan dan pelatihan yang mereka

peroleh serta pengalaman yang mereka miliki, auditor indenpenden memiliki

kualifikasi untuk melaksanakan setiap jenis audit. Sedangkan klien para auditor

indenpenden tersebut dapat berasal dari perusahaan bisnis yang berorientasi laba,

organisasi nirlaba, kantor pemerintah, atau perorangan.

Sebagaimana halnya dengan profesi medis dan hukum, auditor indenpenden

bekerja berdasarkan imbalan (fee). Meskipun terdapat kemiripan antara peran

auditor indenpenden dalam kantor akuntan publik dengan peran seorang kuasa

hukum dari suatu kantor hukum, namun sesungguhnya terdapat suatu perbedaan

besar di antara keduanya, di mana diharapkan seorang auditor diharapkan

indenpenden dari kliennya sementara seorang kuasa hukum diharapkan membela

kepentingan klien dalam jasa hukum yang diberikan. Para pengguna

mengandalkan jasa auditor indenpenden serta menarik manfaat yang bernilai

dengan adanya kenyataan bahwa auditor tidak memihak klien yang sedang

(26)

2. Auditor pemerintah (government auditors)

Auditor pemerintah dipekerjakan oleh berbagai kantor pemerintahan di tingkat

federal, negara bagian, dan lokal di AS. Pada tingkat federal, terdapat tiga kantor

utama, yaitu the general accounting office (GAO), internal revenue sevice (IRS),

dan defence contract audit agency (DCAA). Untuk melaksanakan fungsi audit

bagi kepentingan kongres, para auditor GAO bertugas pada lingkup kegiatan audit

yang luas termasuk melakukan kegiatan audit laporan keuangan, audit kepatuhan,

dan audit operasioal. Hasil-hasil audit ini dilaporkan kepada kongres dan publik.

Para auditor GAO juga dilibatkan untuk melakukan pencarian fakta (factfinding)

serta mengevaluasi alternatif bagi kepentingan kongres.

Para auditor IRS (atau agen) melakukan audit atas surat pemberitahuan pajak

penghasilan para pembayar pajak untuk ketaatan pada perundangan pajak yang

berlaku. Umumnya temuan-temuan mereka terbatas hanya keperluan kantor pajak

dan para pembayar pajak saja. Sesuai dengan namanya, Defence Conract Audit

Agency (DCAA) melakukan audit atas para kontraktor di bidang pertahanan

berikut kegiatan operasionalnya, serta melaporkannya kepada Departemen

Petahanan Amerika Serikat. Organisasi nasional untuk para akuntan pemerintahan

di AS ini adalah Association of Government Accountants (AGA). Sampai saat ini

AGA belum mengembangkan program sertifikat untuk para akuntan pemerintah.

Namun demikian, beberapa auditor pemerintah adalah pemengang sertifikat CPA

(27)

Dalam perusahaan besar biasanya manajemen tidak dapat mengikuti secara

langsung operasi perusahaan sampai sekecil-kecilnya. Dengan keterbatasannya

yang ada mengharuskan pimpinan mendelegasikan wewenangnya kepada

bawahannya. Oleh karenanya pimpinan mau tidak mau harus merumuskan

pedoman kerja, kebijakan, rencana, metode serta prosedur yang berhubungan

dengan seluruh aktivitas usaha yang akan dilaksanakan. Sebaliknya pihak

bawahan wajib memikul tanggung jawab tersebut dan kewajiban melaporkan

pertanggungjawabannya.

Untuk diyakinkan bahwa fungsi tersebut dilaksanakan sesuai dengan yang

ditetapkan serta menjadikan laporan pertanggungjawaban yang dapat dipercaya,

maka perlu dibentuk suatu bagian yang berfungsi memberikan analisa serta

penilaian mengenai jalannya operasi perusahaan yang dilaksanakan secara

independen. Dalam organisasi perusahaan fungsi ini merupakan tanggungjawab

departemen internal audit. Internal auditor menurut Mulyadi (2001:06)

auditor internal adalah auditor yang bekerja dalam perusahaan (perusahaan negara maupun perusahaan swasta) yang tugas pokoknya adalah menentukan apakah kebijakan atau prosedur yang ditetapkan oleh manajemen puncak telah dipatuhi, menentukan baik atau tidaknya penjagaan terhadap kekayaan organisasi, menentukan efisiensi dan efektifitas prosedur kegiatan organisasi, serta menentukan keandalan informasi yang dihasilkan oleh berbagai bagian organisasi.

Berdasarkan definisi diatas dapat dikemukakan bahwa seorang staff internal

auditor harus dinamis dan memiliki orientasi dalam pandangan masa sekarang dan

masa yang akan datang karena kedudukan sebagai penilai yang bebas dari segi

(28)

Nilai dan kredibilitas dari jasa internal auditor sangat tergantung kepada

keterampilan professional dan pengalamanya yang secara menyeluruh harus

mampu menganalisa operasi yang akan diperiksanya. Hal ini berarti seorang

internal auditor, harus bekerja secara efektif dan berkesinambungan, sepanjang

kegiatan operasi perusahaan untuk memberikan penilaian konstruktif, mengenai

kebijakan serta keefektifan dari unsur pengawasan. Internal auditor bekerja pada

suatu perusahaan untuk melaksanakan pemeriksaan bagi kepentingan manajemen.

Internal auditor berkewajiban memberikan keterangan yang berharga kepada

manajemen untuk membuat keputusan yang berhubungan dengan operasi

perusahaannya.

Keberadaan internal auditor sangat penting dalam perusahaan, terutama pada

suatu perusahaan yang relatif besar. Dalam suatu perusahaan yang cukup besar,

umumnya memerlukan suatu badan khusus yang disebut internal audit yang

bertugas untuk meneliti dan mengawasi apakah sistem pengawasan internal tetap

memenuhi fungsinya sebagai pemeriksa yang kontiniu.

Internal auditor harus indenpenden terhadap personil dan aktivitas operasional

dan kegiatan perusahaan dan harus berkomunikasi sehingga internal auditor dapat

menyampaikan ide-ide dan informasi yang berguna untuk manajemen dalam

pengambilan keputusan.

Ikatan Auditor Internal (Institute of Internal Auditor –IIA), yang mengawasi

standar bagi audit internal secara internasioanl, mendefinisikan audit internal

sebagai berikut “ Audit Internal adalah aktivitas indenpenden, keyakinan objektif,

(29)

organsasi. Audit internal ini membatu organisasi mencapai tujuannya dengan

melakukan pendekatan sistematis dan disiplin untuk mengevaluasi dan

meningkatkan efektivitas manajemen resiko, pengendalian dan proses tata kelola”.

Sedangkan menurut Agus (2006:221)

Internal Audit (pemeriksaan Internal) adalah pemeriksaan yang dilakukan oleh bagian internal audit perusahaan, baik terhadap laporan keuangan dan catatan akuntansi perusahaan, maupun ketaatan terhadap kebijakan manajemen puncak yang telah ditentukan dan ketaatan terhadap peraturan pemerintah dan ketentuan-ketentuan dari ikatan profesi yang berlaku. Peraturan pemerintah misalnya peraturan dibidang perpajakan, pasar modal, lingkungan hidup, perbankan, perindustrian, investasi dan lain-lain.

Tujuan dari pemeriksaan internal adalah membantu para anggota organisasi

dapat melaksanakan tanggung jawabnya secara efektif. Untuk itu pemeriksa

internal akan melakukan analisis, penilaian, dan mengajukan saran-saran. Tujuan

pemeriksaan mencakup pula pengembangan pengawasan yang efektif dengan

biaya yang wajar juga membantu semua anggota manajemen melaksanakan

tanggung jawab mereka secara efektif. Internal auditing menyediakan

analisi-analis, penilaian rekomendasi, nasehat dan informasi mengenai kegiatan yang

diperiksa. Pada akhirnya bertujuan untuk membantu menyelesaikan masalah yang

sedang dihadapi oleh organisasi perusahaan.

Usaha untuk mencapai tujuan tersebut dilakukan dengan meneliti dan menilai

apakah pelaksanaan pengawasan di bidang akuntansi keuangan dan operasi telah

cukup memenuhi syarat. Kemudian melakukan penilaian apakah kebijaksanaan

rencana dan prosedur-prosedur yang telah diterapkan betul-betul ditaati, apakah

aktiva perusahaan aman dari kehilangan atau kerusakan maupun penyelewengan.

(30)

perusahaan. lalu pada akhirnya menilai mutu pelaksanaan tugas-tugas yang telah

diberikan kepada masing-masing anggota manajemen.

Agar auditor internal dapat memberi suatu hasil kerja yang baik serta

laporannya dapat menggambarkan keadaaan perusahaan yang sebenarnya dari

berbagai bagian yang ada dalam perusahaan, maka auditor internal harus

mempunyai sikap yang independen atas seluruh bagian yang diperiksanya. Sikap

ini mutlak harus dipegang dalam setiap tindakannya, sehingga pimpinan melalui

informasi yang diberikannya dapat mengikuti setiap perkembangan yang terjadi

dalam perusahaan secara akrual. Informasi yang sifatnya demikian sangat berguna

bagi pimpinan, karena dapat mengurangi resiko kesalahan didalam pengambilan

keputusan.

Di samping itu auditor internal harus pula memiliki sifat bijaksana, teliti dan

mampu bekerja sama dengan bagian lain yang ada dalam perusahaan.

Bekerjasama di sini dimaksudkan bahwa pekerjaan auditor internal itu tidak

mengganggu aktivitas rutin bagian-bagian lain yang ada dalam perusahaan dan

kehadiran auditor internal (eksistensinya) di dalam perusahaan sebagai pelaksana

fungsi controlling dapat diterima oleh unit-unit yang ada dalam perusahaan.

Di dalam melaksanakan tugasnya hendaknya auditor internal mempunyai

sikap yang luwes yang dapat membimbing setiap bagian untuk melaksanakan

fungsinya dengan sebaik-baiknya, serta kehadirannya merupakan motivasi bagi

setiap bagian untuk melaksanakan kebijaksanaan pimpinan sesuai dengan

(31)

pengertian antar sesama bagian dapat mengurangi kesenjangan antara auditor

internal dengan bagian-bagian yang ada dalam perusahaan.

Dengan adanya pendekatan seperti ini, diharapkan setiap bagian akan lebih

terbuka menerima kehadiran auditor internal sehingga kalau terjadi

penyimpangan-penyimpangan atau kegagalan-kegagalan di dalam penyampaian

tujuan yang telah ditetapkan dapat ditelusuri sebab-sebabnya. Terkadang

kegagalan tersebut bukanlah semata-mata bersumber dari pejabat pelaksana, tetapi

mungkin juga karena kebijaksanaan yang ada sudah tidak sesuai dengan kondisi

yang sekarang.

Agar auditor internal mampu melaksanakan fungsinya sebagaimana mestinya,

maka Hiro Tugiman (2001:30) menyatakan dalam bukunya”Para pemeriksa

internal harus memiliki pengetahuan, kecakapan, dan berbagai ilmu yang penting

dalam pelaksanaan pemeriksaan”.

Setiap pemeriksaan internal harus memiliki pengetahuan dan kecakapan

sebagai berikut:

a. Keahlian pemeriksa internal dalam menerapkan berbagai standar, prosedur, dan

teknik pemeriksaan yang diperlukan dalam pelaksanaan pemeriksaan. Keahlian

berarti kemampuan dalam menerapkan pengetahuan pada persoalan yang pada

umumnya dihadapi dan menyelesaikan persoalan tersebut tanpa perlu

mempelajari kembali secara luas dan bantuan atau asistensi yang berarti dari

(32)

b. Keahlian dalam prinsip-prinsip dan teknik-teknik akuntansi yang diperlukan

oleh pemeriksa yang pekerjaannya secara luas berhubungan dengan berbagai

catatan dan laporan keuangan.

c. Memahami prinsip-prinsip manajemen yang diperlukan untuk mengenali dan

mengevaluasi dari penyimpangan atau deviasi dalam praktek usaha yang baik.

Pemahaman berarti kemampuan untuk menerapakan pengetahuan yang luas

dalam situasi yang umumnya dihadapi dan mampu melaksanakan tindakan

yang diperlukan untuk mendapatkan pemecahan atau solusi yang tepat.

d. Diperlukan pula pemahaman terhadap dasar dari berbagai pengetahuan, seperti

akuntansi, ekonomi, hukum, perdagangan, pajak, keuangan, metode-metode

kuantitatif, dan sistem informasi yang dikomputerisasi. Pemahaman disini

berarti kemampuan untuk mengetahui berbagai persoalan yang ada atau

mungin timbul, mengetahui tindakan lebih lanjut yang akan dilakukan atau

bantuan yang akan dipergunakan.

C. Fungsi dan Tanggung Jawab Internal Auditor 1. Fungsi Internal Auditor

Internal auditor sebagai staf pimpinan perusahaan yang khusus menangani

masalah audit harus dapat bertugas dengan efektif, sehingga peranannya

dalam menunjang keefektifan sistem pengawasan intern berlangsung dengan

optimal.

Secara umum fungsi audit internal di dalam perusaahaan adalah untuk

(33)

ketentuan-ketentuan yang telah di tetapkan dalam perusahaan. Penerapan

fungsi bagian audit internal di berbagai perusahaan tidak sama perbedaan ini

dapat di lihat dari posisi yang di berikan untuk bagian audit internal. Fungsi

audit internal adalah suatu penilaian yang bebas dalam suatu organisasi, guna

menelaah dan menilai kegiatan-kegiatan perusahaan untuk memberikan

saran-saran kepada manajer agar tanggung jawabnya dapat di laksanakan secara

efektif. Tujuan pelaksanaan audit internal adalah membantu para anggota

organisasi mereka agar mereka dapat melaksanakan tanggung jawabnya secara

efektif. Untuk hal tersebut, auditor internal akan memberikan berbagai

analisis, penilaian, rekomendasi, petunjuk, dan informasi sehubungan dengan

kegiatan yang akan diperiksa. Fungsi internal auditor menurut Mulyadi

(2002;211) adalah sebagai berikut :

a). Fungsi internal audit adalah menyelidiki dan menilai pengendalian intren dan efisiensi pelaksanaan fungsi berbagai unit organisasi. Dengan demikian fungsi internal audit merupakan bentuk pengendalian yang fungsinya adalah untuk mengukur dan menilai efektivitas unsur-unsur pengendalian intern yang lain.

b). Fungsi internal audit merupakan kegiatan penilaian yang bebas, yang terdapat dalam organisasi, yang dilakukan dengan cara memeriksa akuntansi, keuangan dan kegiatan lain, untuk memberikan jasa bagi manajemen dalam melaksanakan tanggung jawab mereka. Dengan demikian cara menyajikan analisis, penilaian, rekomendasi dan komentar-komentar penting terhadap kegiatan manajemen, internal auditor menyediakan jasa tersebut. Internal auditor berhubungan dengan semua tahap kegiatan perusahaan, sehingga tidak hanya terbatas pada audit atas catatan akuntansi.

Tujuan dari fungsi audit internal adalah untuk melayani manajemen dengan

melengkapi manajemen dengan hasil dari analisis dan penghargaan dari aktivitas

dan sistemnya seperti:

(34)

2) Struktur kontrol internal organisasi.

3) Luasnya pemenuhan kebijakan, prosedur dan rencana operasioanl.

4) Mutu dan penampilan oleh karyawan perusahaan.

Dari berbagai fungsi auditor intern yang telah dikemukakan diatas,

seluruhnya memiliki tujuan yang sama yaitu sistem pengawasan yang efektif.

Dalam keadaan yang demikian operasi perusahaan diharapkan akan berjalan

dengan berhasil guna dan berdaya guna, informasi yang aktual dapat diterima

manajemen dan kebijaksanaan dapat diambil pada saat yang tepat sehingga tujuan

perusahaan dapat tercapai.

2. Tanggung Jawab Internal Auditor

Tanggung jawab internal auditor dalam perusahaan haruslah di tetapkan

dengan jelas dengan kebijakan manajemen. Tanggung jawab internal auditor

haruslah :

a. Memberikan informasi dan nasehat kepada manajemen dan melaksanakan

tanggung jawab ini dengan cara yang konsisten dengan kode etika Institute

of Internal Auditor.

b. Mengkoordinasi kegiatan dengan orang lain agar berhasil mencapai sasaran

audit dan sasaran perusahaan.

Dalam melaksanakan fungsinya, auditor internal tidak memikul tanggung

jawab langsung dan tidak mempunyai wewenang atas kegiatan-kegiatan yang

(35)

sekali tidak membebaskan orang lain dalam perusahaan itu dari tanggung

jawabnya.

Menurut Mulyadi (2002 : 211) “Tanggung jawab internal auditor adalah

untuk memantau kinerja pengendalian entitas”. Pada waktu auditor berusaha

memahami pengendalian intern untuk mengidentifikasi aktivitas audit intern

yang relevan dengan perencanaan audit. Lingkup prosedur yang diperlukan

untuk memahaminya bervariasi tergantung atas sifat aktivitas audit intern

tersebut.

Sedangkan menurut Ikatan Akuntan Indonesia (2001 : 322.1)

Auditor Intern bertanggung jawab untuk meyediakan jasa analisis dan evaluasi, memberikan keyakianan dan rekomendasi, informasi lain kepada manajemen entitas dan dewan komisaris, atau publik lain yang setara wewenang dan tanggun jawabnya. Untuk memenuhi tanggung jawabnya tersebut, auditor intern mempertahankan objektivitasnya yang berkaitan dengan aktivitas yang diauditnya.

D. Standar Audit Internal

Buku sawyers Internal Auditing (2005:23) terdapat statement on internal

auditing standart (SIAS) atau pernyataan atas standar audit internal. Standar

tersebut berisi :

1. Kontrol : Konsep dan tanggung jawab 2. Mengkomunikaasikan hasil

3. Pencengahan, pendeteksian, investigasi, dan pelaporan kecurangan 4. Keyakinan kualitas

5. Hubungan auditor internal dengan auditor luar yang indenpenden 6. Kertas kerja audit

7. Komunikasi

8. Prosedur audit analitis 9. Penentuan resiko

10. Evaluasi pencapaian tujuan dan sasaran operasi atau program 11. Pernyataan Omnibus 1992

(36)

13. Menindak lanjutin laporan-laporan audit yang dilaporkan 14. Daftar kata

15. Pengawasan

16. Ketaatan audit terhadap kebijakan, rencana, prosedur, hukum, regulasi dan kontrak.

17. Penilaian kinerja

18. Penggunaan penyediaan jasa dari luar

E. Kedudukan Internal Auditor

Internal auditor harus memperoleh wewenang dan mempertanggungjawabkan

tugasnya kepada pimpinan yang cukup tinggi, dalam arti pimpinan yang memiliki

wewenang dan pengaruh dalam perusahaan. Jadi semakin tinggi kedudukan

internal auditor dalam suatu perusahaan maka semakin luas tugas yang dapat

dilakukannya. Auditor harus memiliki wewenang yang cukup untuk memeriksa

dan mendapatkan informasi dari tiap bagian yang diperiksa. Di samping itu

temuan hasil pemeriksaan akan lebih terjamin pengamanannya dan selanjutnya

pimpinan tersebut akan mengambil langkah-langkah perbaikan berdasarkan saran

dan rekomendasi yang disampaikan internal auditor melalui laporannya.

Kedudukan bagian internal auditor dalam struktur organisasi perusahaan yang

satu dengan yang lain tentu saja tidak sama. Hal ini banyak tergantung kepada

situasi dan kondisi perusahaan serta tujuan yang hendak dicapai dalam

pembentukan bagian internal audit. Bagian internal audit tidak boleh berada di

bawah bagian yang di periksanya. Juga karena bagian internal audit ini adalah

memeriksa, melaporkan dan menilai kebijaksanaan, rencana dan prosedur dari

bagian yang diperiksa.

Penempatan bagian internal auditor secara jelas dalam struktur organisasi di

(37)

dampak positif dalam proses komunikasi antara internal auditor dengan pihak

pemilik perusahaan atau manajer. Namun sebaliknya penempatan yang tidak

terarah dan jelas akan menghambat jalannya arus pelaporan dari pemeriksaan

internal kepada pihak manajemen. Karenanya perlu ditentukan secara tegas

kedududukan internal auditor ini.

Suatu organisasi internal audit dianggap layak atau wajar jika dapat disusun

sedemikian rupa sehingga dapat dan mampu untuk melaksanakan tugas-tugas

internal audit yang menjadi tanggung jawabnya secara efektif. Untuk dapat

memahami posisi yang demikian maka perlu diperhatikan hal-hal sebagai berikut:

1) Internal auditor harus mendapatkan dukungan sepenuhnya dari segenap

anggota direksi dan anggota manajemen lainnya sehingga internal auditor

dapat melaksanakan tugas-tugasnya secara efektif, bebas dari pihak manapun

juga terutama dari pihak-pihak yang diperiksa.

2) Pimpinan bagian internal audit haruslah bertanggungjawab kepada pejabat

senior yang mempunyai wewenang cukup tinggi, untuk memungkinkan

pelaksanaan tugas-tugas pemeriksaan yang bebas dan menyeluruh serta

memungkinkan tercapainya tindak lanjut yang sebaik-baiknya atas

rekomendasi-rekomendasi sebagaimana dikemukakan dalam laporan

pemeriksaan.

3) Pimpinan bagian internal audit haruslah mempunyai jalur hubungan langsung

dengan direksi yang akan berguna sebagai sarana untuk memelihara tingkat

kebebasan bagian internal audit serta sebagai sarana komunikasi timbal balik

(38)

4) Tugas, tujuan, wewenang dan tanggung jawab bagian internal audit haruslah

dituangkan dalam suatu ketentuan tertulis yang seyogyanya terlebih dahulu

mendapat dukungan dan persetujuan dari top manajemen.

Objektifitas dari seorang internal auditor pada dasarnya adalah suatu sikap

mental yang bebas dari pengaruh apa saja yang dapat melemahkan

objektifitasnya, misalnya pengaruh yang dapat di timbulkan karena adanya

pertentangan kepentingan sebagai akibat memeriksa suatu kegiatan yang tadinya

di kerjakan oleh auditor itu sendiri. Untuk mempertahankan sifat pemerikasaan

yang objektif tersebut maka perlu diperhatikan hal-hal sebagai berikut:

a) Penugasan staff auditor haruslah digunakan agar tidak menimbulkan

pertentangan kepentingan pada diri auditor.

b)Staff auditor harus melaporkan kepada pimpinan bagian internal audit. Apabila

dia dihadapkan pada situasi pertentangan kepentingan maka pimpinannya dapat

mempertimbangkan penggantian penugasan kepada staf pemeriksaan yang

lainnya.

c) Sepanjang memungkinkan secara periodik penugasan para internal auditor

harus di mutasikan di antara objek-objek pemeriksaan yang ada.

d)Internal auditor harus di bebaskan dari kegiatan-kegiatan operasional yang

akan menjadi objek pemeriksaannya karena hal ini akan dapat menimbulkan

situasi pertentangan kepentingan. Para auditor yang baru, di mutasikan dari

tugas-tugas operasional di mana dia pernah bertugas sampai jangka waktu yang

(39)

e) Hasil pemeriksaaan harus dibicarakan terlebih dahulu dengan pihak-pihak yang

di periksa untuk tujuan memperoleh hasil audit seobjektif mungkin.

Menurut Agoes (2004 : 243-246), ada empat alternatif kedudukan internal

auditor dalam struktur oganisasi yaitu:

1) Bagian internal audit berada dibawah direktur keuangan ( sejajar dengan bagian akuntansi dan keuangan)

2) Bagian internal audit merupakan staff direktur utama. 3) Bagian internal audit merupakan staff dari dewan komisaris. 4) Bagian internal audit dipimpin oleh seorang internal audit direktur.

1. Bagian internal audit berada dibawah direktur keuangan (sejajar dengan bagian akuntansi dan keuangan).

[image:39.595.70.517.379.662.2]

Sumber : Sukrisno Agoes, 2004

Gambar 2.1 RUPS

Dewan Komisaris

Direktur Utama

Bagian Audit Direktur Keuangan

Bagian Keuangan Bagian

(40)

Pada gambar ini terlihat bahwa bagian Internal Audit berkedudukan sejajar

dengan bagian keuangan dan akuntansi. Bagian internal audit sepenuhnya

bertanggungjawab kepada direktur keuangan. Kelemahannya, dalam posisi ini,

fungsi internal auditor hanya ditekankan pada pengendalian atas ruang lingkup

bagian keuangan saja. Jika di kaitkan dengan indenpendensi, maka tingkat

kebebasan internal auditor kecil dan sempit. Keuntungan posisi ini adalah laporan

yang di berikan oleh internal auditor dapat segera di pelajari dan di tanggapi.

2. Bagian Internal Audit merupakan staff Direktur Utama bertanggung jawab langsung kepada Direktur utama.

Sumber : Sukrisno Agous, 2004

Gambar 2.2

Dewan Komisaris

Direktur Utama

Bagian Audit Direktur Keuangan

Bagian Keuangan Bagian

Akuntansi

RUPS

[image:40.595.67.517.370.661.2]
(41)

Pada bagian ini terlihat bahwa kedudukan Bagian Internal Audit adalah

merupakan staff direktur utama. Dalam hal ini internal auditor mempunyai

tingakat indenpendensi yang tinggi, karena internal auditor dapat melakukan

pemeriksaan ke seluruh bagian, kecuali pimpinan perusahaan atau direktur utama.

Kelemahan fungsi internal auditor pada struktur ini, bahwa direktur utama

mempunyai tugas yang banyak, sehingga direktur utama tidak dapat mempelajari

hasil internal audit secara mendalam, sehingga tindakan perbaikan diperbolehkan

tidak dapat diambil dengan segera.

3. Bagian Internal Audit merupakan Staff dari Dewan Komisaris.

P

[image:41.595.72.519.377.683.2]

Sumber : Sukrisno Agous, 2004

Gambar 2.3 Dewan Komisaris

Direktur Utama

Bagian Audit Direktur Keuangan

Bagian Keuangan Bagian

Akuntansi

RUPS

(42)

Pada gambar di atas terlihat bahwa Bagian Internal Audit befungsi sebagai

Staff bagian Dewan Komisaris, dan posisinya berada di atas Direktur Utama.

Status ini, memberikan tingkat indenpendensi yang tinggi sekali karena internal

auditor dapat memeriksa seluruh aspek organisasi. Kelemahan struktur ini, para

anggota Dewan Komisaris, tidak setiap saat bisa ditemui, dan mereka juga kurang

menguasai masalah operasi sehari-hari sehingga tidak cepat mengambil tindakan

atau saran-saran yang diajukan oleh internal auditor untuk mencegah dan

memperbaiki . selain itu, karena tugas Dewan komisaris sangat banyak sehingga

laporan yang diberikan oleh Internal Auditor tidak dapat segera dipelajari.

4. Bagian Internal Audit dipimpin oleh Direktur Internal Audit

[image:42.595.58.533.393.710.2]

Sumber : Sukrisno Agous, 2004

Gambar 2.4 Internal Audit

Director

Computer Audit Specialis

Quality Assurance

Supervisor Supervisor of Auditing Executive

Secretary

Supervisor of Computer Auditing

Senior EDP Auditor

EDP Auditor

(43)

Pada gambar di atas dapat dilihat bahwa kedudukan bagian internal audit

dipimpin oleh Direktur Internal Audit. Direktur Internal Audit mengarahkan

personil dan aktivitas-aktivitas departemen audit intern dan mempunyai tanggung

jawab terhadap program dan pelatihan staff audit. Direktur Audit Intern

mempunyai akses yang bebas terhadap Ketua Dewan Komisaris. Tanggung jawab

Direktur Audit Internal adalah menyiapkan rencana tahunan untuk pemeriksaan

semua unit perusahaan dan menyajikan program tersebut untuk persetujuan.

Auditing Supervisor membantu Direktur Audit Intern dalam mengembangkan

program tahunan dan membantu mengkoordinasi usaha auditing dengan akuntan

publik agar memberikan cakupan audit yang sesuai tanpa duplikasi usaha. Senior

Auditor menerima program audit atau intruksi untuk area audit yang ditugaskan

dari Auditing Supervisor. Senior Auditing mempunyai Staff Auditor dalam

pekerjaan lapangan audit. Staff auditor melaksanakan tugas pada suatu lokasi

audit. Pada, struktur ini kelemahannya adalah ketika Direktur Internal Audit tidak

dapat mengelola departemen audit intern dengan baik, sehingga pekerjaan audit

tidak dapat memenuhi tujuan umum dan tanggungjawab yang telah di setujui

manajemen, sumber daya dari departemen audit intern tidak digunakan secara

efektif dan efisisen.

Dari keempat alternatif di atas, menunjukkan bahwa kebebasan yang dimiliki

oleh internal auditor tidak selalu sama antara satu perusahaan dengan perusahaan

lainnya, yang pasti dalan hal ini, semakin tinggi kedudukan internal auditor dalam

organisasi, maka semakin besar pula kebebasan (indenpendensi) yang dimilikinya.

(44)

Jika di lihat dari segi indenpendensi yang paling ideal adalah bagian

pemeriksaan intern menerima perintah dari pimpinan tertinggi yaitu Direktur

Utama, lalu laporan hasil pemeriksaan diserahkan untuk dianalisis direktur

keuangan, dan hasil pengamatannya diberikan kepada Direktur Utama untuk

diambil langkah-langkah selanjutnya, tetapi dalam menentukan kedudukan

internal auditor ini tidak hanya mempertimbangkan indenpendesinya saja, tetapi

perlu juga diperhatikan ruang lingkup pengawasannya sebagai pemeriksa.

Pelaksanaan fungsi internal audit objektivitas mutlak diperlukan. Dalam hal ini,

objektifitas internal auditor harus dipengaruhi oleh ketentuan dan rekomendasi

auditor atas standar pengawasan yang akan ditetapkan dalam pengenbangan

sistem dan prosedur yang ditetapkan dalam pengembangan sistem dan prosedur

yang sedang diriview. Untuk menjaga objektivitas sebaiknya internal auditor tidak

terlibat secara langsung dalam proses pencatatan dan penyajian data keuangan

lainnya serta tidak terlibat secara langsung maupun tidak langsung dalam suatu

aktivitas operasioanl yang dapat mempengaruhi objektifitasnya jika dilakukan

pemeriksaan.

Dari keempat pola penempatan yang dikemukakan akan menimbulkan suatu

pertanyaan, yaitu pola mana yang baik. Hal ini tergantung pada tujuan yang

hendak di capai oleh organisasi perusahaan tersebut.

F. Laporan Internal Auditor

Tahap terakhir dari suatu kegiatan pemeriksaan internal adalah berupa laporan

(45)

merupakan sarana pertanggungjawaban internal auditor atas penugasan oleh

pimpinan. Laporan ini dibuat berdasarkan hasil-hasil pemeriksaan internal auditor

yang ditunjang dengan data-data yang sistematis, diinterprestasikan untuk

kemudian didokumentasikan, sehingga memberikan dukungan yang kuat terhadap

hasil pemeriksaan internal.

Laporan auditor internal pada dasarnya adalah merupakan laporan internal

perusahaan. Bentuk laporan ini, dapat berbeda-beda antara perusahaan yang satu

dengan perusahaan yang lainnya, karena bentuk yang standar tidak dapat

ditetapkan berbeda dengan laporan yang dibuat oleh akuntan public. Namun,

demikian laporan harus objektif dan dapat dipertanggungjawabkan dengan

bukti-bukti pendukung yang kuat. Dengan demikian laporan tersebut harus dibuat dalam

bentuk yang baik dan mudah dimengerti, sehingga dengan laporan tersebut

pimpinan dapat segera mengambil keputusan mengenai tindakan yang harus

diambil.

Laporan pemeriksaan mempunyai tiga tujuan utama. Dalam

laporan-laporannya internal auditor harus berupaya untuk :

1. Menyampaikan informasi yaitu menceritakan apa yang ditemukan auditor

2. Mendesak yaitu menyakinkan manajemen mengenai nilai dan validitas temuan

pemeriksaan

3. Mendapatkan hasil yaitu mendorong manajemen ke arah perubahan dan

perbaikan.

Tindak lanjut adalah tindakan yang dilaksanakan objek pemeriksaan

(46)

lanjut, umumnya diperlukan adanya ketentuan yang mengharuskan pimpinan

objek pemeriksaan mengajukan pernyataan tertulis mengenai tindakan yang

diambil sesuai rekomendasi yang diajukan pemeriksaan.

Menurut Tugiman (2001 :75) bahwa : “ pemeriksaan internal harus

terus-menerus meninjau dan melakukan tindak lanjut (follow up) untuk mengetahui

temuan pemeriksaan yang dilaporkan telah dilakukan tindakan yang tepat.

Internal auditor juga harus pula memastikan apakah suatu tindakan korektif

telah dilaksanakan dan telah menunjukkan hasil yang diharapkan, atau manajemen

senior atau dewan telah menerima resiko sebagai akibat tidak dilaksanakannya

tindakan korektif terhadap berbagai temuan yang dilaporkan.

1. Laporan yang objektif adalah laporan yang faktual, tidak berpihak dan terbebas

dari distorsi. Berbagai temuan, kesimpulan dan rekomendasi haruslah

dilakukan tanpa ada satu prasangka.

a) Bila telah ditentukan bahwa dalam suatu laporan pemriksaan akhir terdapat

kesalahan atau error, pimpinan audit internal harus mempertimbangkan

perlunya pembuatan laporan tambahan yang menyebutkan tentang berbagai

informasi yang diperbaiki. Laporan tambahan harus dibagikan kepada

seluruh pihak yang telah menerima laporan akhir sebelumnya.

b) Suatu kesalah atau error didefinisikan sebagi penulisan suatu pernyataan

secara salah atau tidak dicantumkannya informasi yang penting dalam

(47)

2. Laporan yang jelas mudah dimengerti dan logis. Kejelasan suatu laporan dapat

ditingkatkan dengan cara menghindari penggunaan bahasa teknis yang tidak

diperlukan dan pemberian berbagai informasi yang cukup mendukung.

3. Laporan yang diringkas langsung membicarakan pokok masalah dan

menghindari berbagai perincian yang tidak diperlukan. Laporan tersebut

disusun dengan menggunakan kata-kata secara efektif.

4. Laporan yang konstruktif adalah laporan yang berdasarkan isi dan sifatnya

akan membantu pihak yang akan diperiksa dan organisasi serta menghasilkan

berbagai perbaikan yang dibutuhkan.

5. Laporan yang tepat waktu adalah laporan yang penerbitannya tidak

memerlukan penundanaan dan mempercepat kemungkianan pelaksanaan

berbagai tindakan efektif.

Laporan haruslah mengemukakan tentang maksud, lingkup dan hasil

pelaksanaan pemeriksaan, dan bila dipandang perlu, laporan harus pula berisikan

pernyataan tentang pendapat pemeriksaan.

a. walaupun bentuk dan isi laporan pemeriksaan dapat bermacam-macam

tergantung pada pengaturan atau jenis pemeriksaan, laporan tersebut paling

tidak harus mengemukakan maksud, lingkup dan hasil pemeriksaan.

b. Dalam laporan pemeriksaan dapat pula mencantumkan informasi dan latar

belakang dan ringakasan laporan. Informasi latar belakang antara lain

menjelaskan tentang unit-unit organisasi dan kegiatan yang diperiksa dan

memberikan berbagai informasi relevan yang bersifat menjelaskan. Dalam

(48)

kesimpulan, rekomendasi pada pemeriksaan terdahulu. Hal tersebut dapat

menunjukkan apakah laporan mencakup pemeriksaan yang direncanakan atau

tanggapan terhadap suatu permintaan atau perintah. Apabila dicantumkan,

ringkasan laporan haruslah dibuat sesuai dengan isi yang dikemukakan pada

laporan pemeriksaan.

c. Pernyataan tentang maksud pemeriksaan haruslah menggambarkan tujuan

pemeriksaan dan bila perlu menjelaskan pada pembaca sebab-sebab

pelaksanaan pemeriksaan dan hal-hal apa saja yang diinginkan di capai.

d. Pernyataan tentang lingkup pemeriksaan harus menjelaskan tentang kegiatan

yang di periksa dan mencakup pula berbagai informasi pendukung yang

dianggap perlu, seperti periode waktu yang diperiksa. Berbagai kegiatan lain

yang berhubungan, tetapi tidak diperiksa, harus pula diidentifikasi, bila

dianggap perlu, untuk menjelaskan batasan-batasan pemeriksaan. Sifat dan

luas pemeriksaan yang di laksanakan harus pula di gambarkan.

e. Hasil pemriksaaan dapat pula berbagai temuan, kesimpulan, pendapat dan

rekomendasi.

f. Temuan pemeriksaan adalah hal-hal yang berkaitan dengan pernyataan tentang

fakta. Berbagai temuan yang diperlukan untuk mendukung atau menghindari

kesalahan pengertian tentang kesimpulan dan rekomendasi yang dibuat oleh

pemeriksa internal harus dicantumkan dalam laporan pemeriksaan akhir.

Berbagai informasi atau temuan yang kurang penting dapat diberitahukan

(49)

g. Temuan pemeriksaan dihasilkan dari proses perbandingan antara “apa yang

seharusnya terdapat” dan “apa yang ternyata terdapat”. Dari hasil

perbandingan tersebut, auditor internal memiliki dasar untuk membuat

laporan. Apabila berbagai keadaan yang terdapat ternyata sesuai dengan

kriteria, dalam laporan pemeriksaan dapat dibuat pernyataan tentang

pengakuan atas hasil pekerjaan yang memuaskan.

Temuan-temuan haruslah didasarkan pada berbagai hal berikut ini:

1) Kriteria : yaitu berbagai standar, ukuran, atau harapan yang digunakan dalam

melakukan evaluasi atau verifikasi (apa yang seharusnya terdapat)

2) Kondisi : yaitu berbagai bukti nyata yang ditemukan oleh pemeriksa dalam

pelaksanaan pemeriksaan (apa yang ternyata terdapat)

3) Sebab : yaitu alasan yang di kemukakan atas terjadinya perbedaan antara

kondisi yang di harapkan dan kondisi yang sesungguhnya (mengapa terjadi

perbedaan)

4) Akibat : yaitu berbagai resiko atau kerugian yang di hadapi oleh unit

organisasi dari pihak yang di periksa dan atau unit organisasi lain karena

terdapatnya kondisi yang tidak sesuai dengan kriteria (dampak dari

perbedaan). Dalam menentukan tingkat rresiko atau kerugian, pemeriksaan

internal harus mempertimbangkan pula akibat-akibat yang ditimbulkan oleh

berbagai temuan tersebut terhadap pernyataan keuangan (financial statement)

(50)

5) Dalam laporan tentang berbagai temuan dapat pula dicantumkan berbagai

rekomendasi, hasil yang di capai oleh pihak yang di periksa dan informasi lain

bersifat membantu yang tidak dicantumkan di tempat lain.

6) Laporan-laporan dapat mencantumkan berbaggai rekomendasi dari berbagai

perkembangan yang mungkin di capai, pengakuan terhadap kegiatan yang

dilaksanakan secara meluas dan tindakan korektif

a) Rekomendasi di dasarkan pada berbagai temuan dan kesimpulan

pemeriksaan. Rekomendasi di buat dengan tujuan untuk meminta tindakan

guna perbaikan terhadap kegiatan yang ada atau meningkatkan operasioal.

Dalam rekomendasi dapat di sarankan berbagai pendekatan yang

diperlukan untuk memperbaiki atau meningkatkan pelaksanaan kegiatan.

Saran tersebut akan di gunakan sebagai pedoman bagi manajemen dalam

mencapai hasil yang dikehendaki. Rekomendasi dapat bersifat khusus atau

umum. Sebagi contoh, dalam keadaan tertentu, perlu dilakukan

rekomendasi tentang suatu tindakan umum dan saran khusus bagi

penerapan tindakan tersebut. Dalam keadaan ini, saran bagi pelaksanaan

penyelidikan atau penelitian lebih lanjut, sudah tepat.

b) Hasil yang telah dicapai oleh pihak yang di periksa, dalam arti kemajuan

yang dicapai sejak pemeriksaan terakhir atau pelaksanaan suatu

operasional yang terawasi dengan baik, dapat dicantumkan dalam laporan

pemeriksaan. Informai ini perlu dicantumkan untuk menggambarkan

keadaan yang secara adil dan memberi sudut pandang yang tepat serta

(51)

G. Tinjauan Penelitian Terdahulu

Sebagai pembandingan dari peneliti ini akan dibahas beberapa penelitian

[image:51.595.111.542.235.754.2]

terdahulu yang sejenis :

Tabel 2.5 Penelitian Terdahulu No. Nama peneliti Judul

penelitian

Rumusan masalah

Hasil penelitian

1. Elkando F.P

Simbolon (2006) Kedudukan dan Fungsi Internal Auditor Pada PT Nindya Karya (PERSERO) Cabang Medan Bagaimana peranan internal auditor pada PT Nindya Karya (persero) cabang Medan

Kedudukan internal auditor pada PT Nindya Karya (persero) cabang medan yang berada dibawah direktur utama telah berperan sebagai alat pengawasan yang baik. Hal ini dapat dilihat pada laporan internal auditor.

2. Uliasi Hotamuli (2006) kedudukan dan fungsi internal auditor pada PT.Bina San Prima Medan 1. apakah kedudukan internal auditor sudah efektif dalam berperan dalam pengawasan operasional perusahaan 2. apakah kendala yang dihadapi sehingga fungsi Internal auditor tidak berjalan sebagimana mestinya. Kedudukan internal auditor sudah cukup efektif karena dipimpin oleh seorang Direktur Audit dan mempunyai

hubungan yang langsung dengan pimpinan tertinggi tetapi belum efektif

karena hasil pemeriksaan yang telah

dilaporkan kurang dilakukan tindakan yang cukup baik oleh pihak manajemen.

3. Posmauli Sinaga (2005) Analisis fungsi dan kedudukan auditor internal pada PT Perkebunan Nusantara II Tanjung 1. Apakah kedudukan internal auditor dalam struktur organiasi perusahaan telah memadai atau cukup indenpendensinya

(52)

Morawa Medan

dihubungkan dengan landasan teoritis

2.sejauh mana fungsi-fungsi

internal auditor telah diterapkan dalam menilai manajemen

operasi Sumber : Diolah peneliti,2010

Penelitian ini merupakan replikasi dari penelitian diatas yang membedakannya

adalah tempat penelitian dilaksanakan di PT Telekomunikasi Medan pada tahun

2010.

H. Kerangka Konseptual

Dunia usaha yang terus berkembang menyebabkan masalah yang dihadapi juga

semakin rumit dan kompleks. Hal tersebut mengakibatkan pemilik usaha atau

pemimpin perusahaan akan tersita waktunya cukup banyak, sehingga untuk

mengadakan pengawasan atau pengendalian terhadap kegiata operasinya sangat

sulit. Akibat dari perkembangan dunia usaha yang cukup pesat dan adanya

masalah yang kompleks yang terjadi di perusahaan menunutut manajemen

perusahaan harus cepat dan tepat mengambil kebijaksanaan dan keputusan untuk

mengantisipasi hal-hal yang akan terjadi demi kelanjutan usahanya. Dengan

demikian manajemen membutuhkan informasi yang aktual agar dapat mengetahui

bagaimana situasi dan kondisi perusahaannya yang sebenarnya dan masalah yang

timbul dapat di ketahui sedini mungkin sehingga dapat di cari dengan cepat jalan

(53)

Audit internal adalah pekerjaan (penilaian) yang bebas di dalam sebuah

organisasi untuk memeriksa pembukuan, keuangan dan operasi-operasi lainnya,

sebagai dasar bagi bantuan yang bersifat pengamanan dan kontrutif untuk

pimpinan. Pekerjaan audit intern dewasa ini bukan hanya memeriksa kebenaran

perhitungan matematis, akan tetapi meliputi semua operasi perusahaan.

Berdasarkan penjelasan diatas maka fungi dan kedudukan internal auditor

pada perusahaan PT Telekomunikasi Medan dapat digambarkan sebagai berikut :

Pengawasan

Gambar 2.6 Kerangka konseptual

Dari kerangka di atas dapat disimpulkan bagaiman hubungan antara fungsi

dan kedudukan auditor pada perusahaan PT Telekomunikasi Medan. PT TELEKOMUNIKASI

MEDAN

PIMPINAN KARYAWAN

[image:53.595.176.545.333.630.2]
(54)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang dilakukan adalah sebagai berikut:

1. Penelitian kepustakaan, yaitu : Suatu penelitian yang dilakukan peneliti dengan

mempelajari buku-buku yang memuat tentang judul penelitian serta dokumen

lain yang berkaitan dengan judul penelitian.

2. Penelitian lapangan, yaitu : penelitian yang peneliti lakukan dengan mendatangi

langsung objek lapangan yang dipilih.

B. Jenis Data

Data yang digunakan dalam penelitian terdiri dari:

a. Data primer, yaitu informasi/data yang didapat dari dari sumber pertama

baik dari individu atau perorangan seperti hasil wawancara atau pengisian

kuisoner yang biasa dilakukan oleh peneliti.

b. Data sekunder, yaitu informasi/data yang telah diolah lebih lanjut dan

disajikan baik oleh pihak pengumpul data primer atau oleh pihak lain.

C. Teknik pengumpulan data

Teknik pengumpulan data dilakukan dengan :

a. Teknik observasi, yaitu melakukan pengamatan langsung terhadap

(55)

b. Teknik wawancara, yaitu dengan melakukan wawancara kepada pimpinan,

kepala bagian, dan beberapa karyawan untuk mendapatkan informasi.

c. Studi literature, yaitu mengumpulkan data-data dengan cara membaca dan

mempelajari teori-teori dan literature-literatur yang berkaitan dengan fungsi

dan kedudukan auditor.

D. Metode Analisis

Dalam menganalisis masalah, peneliti menggunakan 2 metode yaitu:

1. Metode Deskriptif yaitu penelitian yang dilakukan untuk memperoleh

gambaran yang lengkap dan sebenarnya tentang fungsi dan kedudukan

internal auditor dalam suatu perusahaan.

2. Metode Komparatif, yaitu suatu metode analisi yang dilakukan dengan

membandingkan teori-teori dengan praktek didalam perusahaan, kemudian

mengambil kesimpulan-kesimpulan dan selanjutnya memberikan

saran-saran dari hasil perbandingan tersebut.

E. Jadwal dan Lokasi Penelitian

Penelitian diperkirakan berlangsung dari bulan Januari 2010 sampai Mei 2010.

(56)
[image:56.595.104.553.154.286.2]

Tabel 3.1 Jadwal penelitian

Tahap penelitian Februari Maret April Mei Juni

(57)

BAB IV

ANALISIS HASIL PENELITIAN

A. Data Penelitian

1. Gambaran Umum PT Telekeomunikasi Medan a. Sejarah Singkat Perusahaan

PT Telekomunikasi Indonesia, Tbk adalah perusahaan informasi dan

komunikasi serta penyedian jasa dan jaringan telekomunikasi secara lengkap

di Indonesian. Telkom mengklaim sebagai perusahaan telekomunikasi terbesar

di Indonesia, dengan jumlah pelanggan telepon tetap sebanyak 15 juta dan

pelanggan telepon seluler sebanyak 50 juta.

Telkom merupakan salah satu BUMN yang sahamnya saat ini dimiliki

oleh pemerintah Indonesia (51,19%) dan oleh publik sebesar (48,81%).

Sebagian besar kepemilikan publik (45,58%) dimiliki oleh investor asing, dan

sisanya (3,23%) oleh investor dalam negeri. Telkom juga menjadi pemegang

saham mayoritas di 9 anak perusahaan, termasuk PT Telekomunikasi Selular

(Telkomsel). Presiden direktur Telkom pada saaat ini adalah Rinaldi

Firmansyah yang menggantikan Arwin Rasyid pada 28 Februari 2007.

Era Kolonial

Pada tahun 1882, didirikan sebuah badan usaha swasta penyedian

layanan pos dan telegraf. Layanan komunikasi kemudian dikonsolidasikan

(58)

(PTT). Sebelumnya, pada tanggal 23 Oktober 1856, dimulai pengoperasian

layanan jasa telegraf elektromagnetik pertama yang menghubungkan Jakarta

(Batavia) dengan Bogor (Buitenzorg). Pada tahun 2009 momen bersejarah

tersebut dijadikan sebagai patokan hari lahir Telkom.

Perusahaan Negara

Pada tahun 1961, status jawatan diubah menjadi Perusahaan Negara Pos

dan Telekomunikasi (PN Postel). Kenudian pada tahun 1965, PN Postel

dipecah menjadi Perusahaan Negara Pos dan Giro (PN Pos&Giro) dan

Perusahaan Negara Telekomunikasi (PN Telekomunikasi).

Perumtel

Pada tahun 1974, PN Telekomunikasi diubah menjadi Perusahaan

Umum Telekomunikasi (Perumtel) yang menyelenggarakan jasa

telekomunikasi nasional maupun Internasional. Tahun 1980 seluruh saham

PT Indonesia Satellite Corporate Tbk. (Indosat) diambil alih oleh pemerintah

RI menjadi Badan Usaha Milik Negara (BUMN) untuk menyelenggarakan

jasa telekomunikasi Internasional, terpisah dari Perumtel. Pada tahun 1989,

ditetapkan Undang-undang Nomor 3 Tahun 1989 tentang Telekomunikasi,

(59)

PT Telekomunikasi Indonesia (Persero)

Pada tahun 1991 perumtel berubah bentuk menjadi Perusahaan

Perseroan (Persero) Telekomunikasi Indonesia berdasarkan Peraturan

Pemerintah Nomor 25 Tahun 1991.

PT Telekomunikasi Indonesia Tbk

pada tanggal 14 November 1995 dilakukan penawaran umum perdana

Gambar

Gambar 2.1
Gambar 2.2
Gambar 2.3
Gambar 2.4 Universitas Sumatera Utara
+4

Referensi

Dokumen terkait

Observasi pembelajaran di kelas dilakukan dengan cara mengikuti kegiatan pembelajaran yang dilakukan oleh guru pembimbing dari mahasiswa yang bersangkutan. Dalam kegiatan

Untuk Perula akan suatu dahulu Jika k dilaku Conto..

Dalam suatu organisasi Sumber Daya Manusia merupakan faktor yang paling penting, maka dapat kita lihat kenyataannya, ada organisasi atau perusahaan yang memiliki Teknologi,

Dosen Program Studi Kimia Fakultas Sains dan Matematika Universitas Kristen Satya Wacana,

This finding was in line with the motivational study by Liu (2007) on Chinese stu dents‟ motivation to learn English at the college level where she found that the

Penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan implementasi nilai-nilai moral sila Ketuhanan Yang Maha Esa dalam etika profesi guru di SMP Negeri 2 Boyolali. Penelitian ini

Namun kali ini kami tidak akan membahas bagaimana untuk membuat varian baru atau mutasi warna lovebird baru melainkan akan membahas mutasi warna apa

Penggunaan ANN dengan metode backpropagation memberikan kecepatan dan keakuratan tinggi pada proses pengenalan poligon walaupun memerlukan waktu yang relatif lama pada proses