• Tidak ada hasil yang ditemukan

Medan Makna Verba Berjalan dalam Bahasa Melayu Dialek Sambas

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Medan Makna Verba Berjalan dalam Bahasa Melayu Dialek Sambas"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

MEDAN MAKNA VERBA BERJALAN

DALAM BAHASA MELAYU DIALEK SAMBAS

Lily, Firman Susilo, Amriani Amir

Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia FKIP Untan Email: lily_zurman89@yahoo.com

Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan komponen makna dari

setiap leksem medan makna verba berjalan, jenis makna medan makna verba berjalan, dan fungsi semantis medan makna verba berjalan dalam bahasa Melayu dialek Sambas. Metode yang digunakan dalam penelitian adalah metode deskriptif dalam bentuk penelitian kualitatif. Data dalam penelitian ini adalah ujaran yang mengandung medan makna verba berjalan dituturkan oleh penutur asli bahasa Melayu dialek Sambas yang diwakili oleh dua informan. Teknik pengumpulan data menggunakan teknik pancing, teknik cakap simak, teknik rekam dan teknik catat. Medan makna verba berjalan dalam penelitian ini terdiri dari berjalan menggunakan alat, tanpa alat, dan bisa menggunakan alat dan tanpa alat. Jenis makna dalam verba berjalan dalam bahasa Melayu dialek Sambas digolongkan menjadi makna leksikal, gramatikal, dan tematikal. Fungsi semantis verba berjalan dalam bahasa Melayu dialek Sambas dibagi menjadi tiga bagian yaitu suatu proses, suatu keadaan, dan suatu perbuatan.

Kata Kunci: Medan Makna, Verba Berjalan.

Abstract: This study aimed to describe the meaning of each component of the meaning of the verb lexeme field runs, terrain types meaning verb meaning to walk, and the semantic function fields verb meaning to walk in Sambas Malay dialect. The method used in this research is descriptive method in the form of qualitative research. The data in this study is a field that contains speech verb meaning to walk spoken by native speakers Sambas Malay dialect which is represented by two informants. Data collection techniques using fishing techniques, techniques ably see, technical and engineering records note. Terrain verb meaning to walk in this study consisted of walking using the tool, without tools, and can make use of tools and without tools. Kind of meaning in the verb run in Sambas Malay dialect is classified into lexical meaning, grammatical, and tematikal. Semantic functions of verbs goes in Sambas Malay dialect is divided into three parts, namely a process, a condition, and an action.

(2)

ahasa mempunyai peran yang besar dalam kehidupan manusia. Manusia dapat mengungkapkan ide dan pendapat sehingga terjadi komunikasi antara satu dan yang lain. Di Indonesia terdapat banyak bahasa. Selain bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional, terdapat pula beragam bahasa daerah yang memperkaya bahasa nasional. Satu di antaranya adalah bahasa Melayu dialek Sambas (selanjutnya disingkat BMDS).

BMDS tumbuh dan berkembang di daerah Sambas. Bagi masyarakat penuturnya, BMDS memiliki peran penting sebagai berikut. Pertama, BMDS berperan sebagai alat komunikasi dalam kehidupan sehari-hari. Kedua, BMDS berperan sebagai lambang identitas masyarakat Melayu Sambas. Ketiga, BMDS berperan sebagai alat penyumbang kebudayaan daerah. Mengingat peran yang terdapat dalam BMDS, perlu upaya untuk menjaga dan melestarikan bahasa tersebut. Satu di antara upaya tersebut adalah melalui penelitian.

Pemilihan medan makna verba berjalan sebagai objek penelitian juga didasarkan atas beberapa pertimbangan peneliti sebagai berikut. Pertama, pemakaian leksem verba berjalan sering terkacaukan maknanya. Kedua, peneliti ingin memperoleh gambaran yang jelas mengenai medan makna verba berjalan dalam BMDS. Ketiga, peneliti ingin mengetahui perkembangan medan makna verba berjalan BMDS dalam pemunculan kosa kata yang disesuaikan dengan aspek pemakaiannya.

Selanjutnya, alasan yang menjadi pertimbangan peneliti memilih BMDS karena BMDS memiliki keunikan dalam penyebutan untuk suatu perbuatan yang sama, misalnya t(kand(" dan 1DGºL1 merupakan berjalan dengan cara membusungkan dada ke depan, t(kand(" disebutkan oleh anak muda sekarang sedangkan 1DGºL1 disebutkan oleh orang tua. Begitu juga dengan

NXOºX NLOº("GDQJXQGDU JDQG(U merupakan penyebutan untuk mondar-mandir. NXOºX NLOº(" disebutkan oleh anak muda sekarang sedangkan

JXQGDU JDQG(Udisebutkan oleh orang tua.

Berdasarkan masalah-masalah di atas, mendorong peneliti untuk menambah dokumentasi penelitian bidang semantik dengan mengangkat judul Medan Makna Verba Berjalan dalam Bahasa Melayu Dialek Sambas. Penelitian ini memfokuskan pada aspek komponen makna, jenis makna, dan fungsi semantis. Adapun lokasi penelitian dilakukan di Desa Dalam Kaum Kecamatan Sambas.

Kridalaksana (2008:151), menyatakan bahwa medan makna adalah bagian dari sistem semantik bahasa yang menggambarkan bagian bidang kehidupan atau realitas dalam alam semesta tertentu dan yang direalisasikan oleh seperangkat unsur leksikal yang maknanya berhubungan. Jadi, medan makna menggambarkan bagian bidang kehidupan yang maknanya berhubungan. Menurut Prawirasumantri (1997:112) kata-kata atau unsur-unsur leksikal yang berada dalam satu medan dapat dikelompokkan ke dalam dua golongan yaitu golongan kolokasi dan golongan set. Kolokasi menunjuk pada hubungan sintagmatik dan set menunjuk pada hubungan paradigmatik.

Kridalaksana (2008:129) berpendapat, komponen makna adalah satu atau beberapa unsur yang bersama-sama membentuk makna kata atau ujaran, misalnya unsur (+insan), (+muda), (+laki-laki) dan sebagainya. Komponen makna mengajarkan bahwa setiap kata atau unsur leksikal terdiri atas satu atau beberapa

B

(3)

unsur yang bersama-sama membentuk makna kata atau unsur leksikal tersebut. Misalnya kata merangkak dan melimbai dapat dibedakan berdasarkan ciri makna atau komponen makna. Agar lebih jelas, komponen makna kata merangkak dan melimbai dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 1

Komponen Makna Verba Berjalan dalam Bahasa Indonesia Komponen Makna Merangkak Melimbai 1. bayi 2. remaja 3. tua + + + -+ + Keterangan:

tanda tambah (+) berarti mempunyai komponen makna. tanda kurang (-) berarti tidak mempunyai komponen makna.

Cara mengananalisis seperti di atas disebut analisis biner. Analisis biner ini digunakan untuk membedakan makna suatu kata dengan kata lainnya. Jika memiliki ciri diberi tanda tambah (+), sedangkan yang tidak memiliki ciri itu diberi tanda kurang (-).

Menurut Parera (2004:159), untuk menemukan komposisi unsur-unsur kandungan makna kata, kita perlu mengikuti prosedur sebagai berikut.

1. Pilihlah seperangkat kata yang secara intuitif kita perkirakan berhubungan. 2. Temukanlah analogi-analogi di antara kata-kata yang seperangkat itu.

3. Cirikanlah komponen semantik atau komposisi semantis atas dasar analogi-analogi tadi.

Berdasarkan jenis semantiknya makna digolongkan menjadi dua yaitu makna leksikal dan kontekstual (Prawirasumantri,1998:117). Menurut Prawirasumantri (1998:118) makna leksikal disebut juga lexical meaning, semantic meaning, dan external meaning adalah makna yang terdapat pada kata yang berdiri sendiri (terpisah dari kata yang lain), baik dalam bentuk dasar maupun dalam bentuk kompleks atau turunan, dan makna yang relatif tetap seperti apa yang dapat kita lihat di dalam kamus. Sedangkan makna kontekstual dibagi menjadi makna gramatikal dan makna tematikal.

Chaer (2007:75), mengatakan makna gramatikal adalah makna yang muncul sebagai proses gramatikal, seperti afiksasi, reduplikasi dan komposisi. Prawirasumantri (1998:140), mengatakan makna tematikal adalah makna yang dikomunikasikan oleh pembicara atau penulis, baik melalui urutan kata-kata, fokus pembicaraan, maupun penekanan pembicaraan.

Fungsi semantis disebut juga dengan peran semantis. Kridalaksana (2008:187) menyebutkan, peran adalah hubungan antara predikator dengan sebuah nomina, sedangkan semantis adalah bagian struktur bahasa yang berhubungan dengan makna (Kridalaksana, 2008:216). Jadi, peran semantis adalah hubungan antara predikat dengan nomina dalam menentukan makna. Menurut Kridalaksana (2008:254), verba adalah kelas kata yang biasanya berfungsi sebagai predikat. Dalam beberapa bahasa lain verba mempunyai ciri morfologis seperti ciri kala, aspek, persona, atau jumlah. Sebagian besar verba mewakili unsur semantis perbuatan, keadaan atau proses. Kelas ini dalam bahasa

(4)

Indonesia ditandai dengan kemungkinan untuk diawali dengan kata tidak dan tidak mungkin diawali dengan kata seperti sangat, lebih, dan sebagainya. Jadi, verba merupakan kelas kata yang mewakili unsur semantis perbuatan, keadaan, atau proses.

Menurut Hasan (2003:83), ciri-ciri verba dapat diketahui dengan mengamati perilaku semantisnya, perilaku sintaksisnya, dan bentuk morfologisnya. Namun, secara umum verba dapat diidentifikasikan dan dibendakan dari kelas kata yang lain, terutama dari adjektiva karena ciri-ciri berikut. (1) Verba memiliki fungsi utama sebagai predikat atau sebagai inti predikat dalam kalimat walaupun dapat juga memiliki fungsi lain. (2) Verba mengandung makna inheren perbuatan (aksi), proses, atau keadaan yang bukan sifat atau kualitas. (3) Verba, khususnya yang bermakna keadaan tidak dapat diberi prefiks ter- yang berarti ‘paling’. Verba seperti mati atau suka, misalnya tidak dapat diubah menjadi termati atau tersuka. (4) Pada umumnya verba tidak dapat bergabung dengan kata-kata yang menyatakan makna kesangatan. Contoh: sangat pergi. Tiap verba memiliki makna inhern yang terkandung di dalamnya.

Berdasarkan penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa ciri-ciri tersebut sesuai dengan verba berjalan yang diuraikan sebagai berikut. (1) Verba berjalan berfungsi sebagai predikat. Contoh: Sariberjalan ke pasar. (2) Verba berjalan

S P K

mempunyai makna inheren perbuatan, proses, atau keadaan yang bukan sifat atau kualitas. Contoh: Ayah berjalan cepat (perbuatan) (3) Verba berjalan tidak bisa diberi prefiks ter-. Contoh: terjalan. (4) Verba berjalan tidak dapat bergabung dengan kata-kata yang menyatakan makna kesangatan, misalnya sangat berjalan. Menurut KBBI (2011:560), berjalan merupakan melangkahkan kaki bergerak maju.

METODE PENELITIAN

Berdasarkan masalah-masalah yang telah dirumuskan dalam penelitian ini, maka metode yang paling cocok digunakan adalah metode deskriptif, dengan bentuk penelitian kualitatif. Data dalam penelitian ini adalah kata-kata yang mengandung medan makna verba berjalan dalam BMDS. Medan makna verba berjalan BMDS yang telah didapat kemudian dianalisis berdasarkan komponen makna, jenis makna dan fungsi semantisnya. Sumber data penelitian ini adalah penutur BMDS yang memberikan informasinya tentang pemakaian medan makna verba berjalan BMDS. Syarat-syarat dari seorang informan adalah sebagai berikut. (1) Penutur asli dialek atau bahasa yang diteliti. (2) Berusia kira-kira 40 (empat puluh) tahun atau setengah baya. (3) Pendidikannya tidak terlalu tinggi (kalau mungkin diusahakan yang paling tinggi lulusan SD atau yang sederajat). (4) Jarang meninggalkan tempat lahirnya, sehingga kemungkinan berhubungan dengan luar daerah relatif lebih sedikit. (5) Menguasai dialek atau bahasa yang diteliti dan mampu menggunakannya dengan baik.

Berdasarkan penelitian di atas, maka peneliti memilih beberapa teknik pengumpulan data yang paling sesuai dengan permasalahan dalam penelitian ini yaitu teknik pancing, teknik cakap simak, teknik rekam dan teknik catat. Peneliti

(5)

untuk mendapatkan data pertama-tama harus segenap kecerdikan dan kemauannya memancing seseorang atau beberapa orang agar berbicara. Kegiatan memancing itu dapat dipandang sebagai teknik dasarnya. Kegiatan memancing itu dilakukan pertama-tama dengan percakapan langsung, tatap muka, atau bersemuka. Dalam hal ini tentu saja percakapan dikendali oleh peneliti dan diarahkan sesuai dengan kepentingannya, yaitu memperoleh data selengkap-lengkapnya. Ketika teknik ini dilakukan yaitu teknik cakap simak maka dapat dilakukan pula perekaman, kemudian diikuti dengan pencatatan kartu, jadi digunakan teknik catat.

Alat pengumpul data dalam penelitian ini adalah peneliti sebagai instrumen kunci. Namun, untuk memudahkan peneliti dalam mengumpulkan data diperlukan alat bantu sebagai berikut. (1) Telepon Genggam/ Handphone, yang digunakan untuk menyadap pembicaraan dari informan mengenai medan makna verba berjalan dalam BMDS. (2) Lembar Catatan, digunakan untuk mencatat kata-kata atau kalimat penting yang berhubungan dengan objek penelitian yang didapat dari pembicaraan informan. (3) Daftar Pertanyaan, digunakan sebagai bahan acuan untuk mendapatkan data.

Teknik analisis data dimaksudkan untuk memperoleh gambaran yang jelas tentang aspek-aspek yang diteliti guna menjawab masalah-masalah yang dibahas. Adapun teknik analisis pada medan makna verba berjalan dalam BMDS, antara lain. (1) Teknik Transkripsi, menurut Kridalaksana (2009:246), transkripsi adalah pengubahan wicara menjadi bentuk tertulis. Dalam penelitian ini, peneliti mengubah hasil pembicaraan informan yang telah diperoleh melalui telepon

genggam/ handphone ke dalam bentuk tulisan agar lebih mudah diteliti. (2) Klasifikasi Data, data mengenai penggunaan bahasa yang telah diperoleh

diklasifikasikan berdasarkan submasalah yang diteliti. (3) Analisis, setelah data ditranskripsikan dan diklasifikasikan kemudian data dianalisis untuk menemukan penyelesaian dari masalah-masalah penelitian. (4) Tahap terakhir, peneliti menyimpulkan data yang diperoleh sehingga mendapatkan gambaran linguistik secara menyeluruh mengenai medan makna verba berjalan dalam BMDS.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Pengumpulan data digunakan untuk memperoleh gambaran awal mengenai verba berjalan BMDS. Data yang diperoleh kemudian diuraikan untuk mengungkap konsep makna sebagai pembeda antara leksem. Leksem verba berjalan yang terungkap melalui bahasa atau lambang bahasa dalam pemberian makna, yaitu sebagai berikut. (1) Dari sudut pandang usia ditemukan komponen makna, bayi, anak-anak, remaja, dewasa, dan lanjut usia. (2) Dari sudut pandang posisi badan ditemukan komponen makna, tengkurap, duduk, membungkuk, berdiri, dan tidak seimbang. (3) Dari sudut pandang tujuan ditemukan komponen makna, mencari hiburan, mencari informasi, mencari seseorang, mendapatkan sesuatu, menghindari sesuatu, tidak ada tujuan, dan bergaya. (4) Dari sudut pandang tempo ditemukan komponen makna, lambat dan cepat. (5) Dari sudut pandang waktu ditemukan komponen makna, pagi, siang, sore, dan malam. (6) Dari sudut pandang kondisi badan ditemukan komponen makna, sehat, cacat, dan sakit. (7) Dari sudut pandang jarak ditemukan komponen makna, dekat dan jauh. (8) Dari sudut pandang tempat ditemukan komponen makna, sungai, rumah,

(6)

jalan, dan hutan. (9) Dari sudut pandang menggunakan alat ditemukan komponen makna, sepeda, motor, mobil, dan perahu.

Komponen Makna

Berikut ini diuraikan komponen makna atau pun dari beberapa leksem yang merupakan anggota konsep verba berjalan dalam BMDS.

Berjalan Tanpa Alat

E(MDQMD1, E(OLPED\ E(UDQGDQ E(UDQGD:, E(UD1JR1,

E(U(QVRW E(V(OLOL E(WDUL", (QW(W (QW(W JDJºD\, JD\D" JD\D",

J(G(" J(G(", JXQGDU JDQG(U K(OD", M(1NDW, P(ORURV P(UDPSR", QDSD",

1DGºL1, 1(JDK 1(N(1, 1(1N(" 1(UDQVD: MD1ND",

Q(W(U QLWºL QXQML1, ¹(UDGºD\ ¹XVºR", R\R1, SDSºDU S(ND", danS(QFRW Berjalan Menggunakan Alat

E(ND\RK E(S(UD:X E(N(U(W( GDQE(\RWR

Berjalan Bisa Menggunakan Alat dan Tanpa Alat

E(JD\D: E(ODUD" E(WDWºD:, dan VL\D: OD\D: Jenis Makna

Makna Leksikal Berjalan Tanpa Alat

bejanjang [E(MDQMD1@(v) berjalan dari satu rumah ke rumah lainnya.

belimbay>E(OLPEDL@melimbai (v) (1) mengayunkan tangan dsb (ke depan); (2) mengayunkan tangan (selendang dsb) ketika menari (berjalan dsb).

berandan>b(randan@(v) berjalan menyusuri sungai yang dangkal; menyusuri jalan yang tergenang air.

berandaw>E(UDQGD:@ (v) berjalan dengan posisi badan membungkuk di sungai yang dangkal.

beranggong>E(UD1JR1@merangkak (v) (1) bergerak dengan bertumpu pada tangan dan lutut; anaknya baru pandai ~; (2) ki begerak lamban tidak pesat kemajuannya~ maju dengan pasti.

berensot >E(U(QVRW@ mengesot (v) bergerak maju atau bergerak ke samping dengan pantat; mengisut.

beselili>E(V(OLOL@ selilit (v) sesuatu yang menjadi perintang; Berjalan mengganggu; mengusik: jangan ~ orang yang sedang bekerja.

betarik>E(WDUL"@ (v) bergerak dengan bertumpu pada tangan, perut, dan ujung kaki; bergerak maju atau mundur.

entet-entet>(nt(t (nt(t@(v) berjalan dengan tempo yang lambat; baru belajar berjalan.

gaggay>JDJºD\@ (v) berjalan dengan langkah yang lamban dan agak terhuyung-huyung (seperti anak kecil yang mulai dapat berjalan).

gayak-gayak [JD\D" JD\D"] (v) berjalan sendiri.

gedek-gedek>J(G(" J(G("@ (v) berjalan dengan tujuan bergaya ketika berjalan.

gundar gander>JXQGDU JDQG(U@ mondar-mandir (v) hilir mudik; kian kemari; berjalan ke sana-sini.

(7)

helak>K(OD"@ (v) berjalan dengan dengan menemukan kedua paha karena luka.

jengkat>M(1NDW@ pincang (v) timpang kakinya atau timpang jalannya (karena terkilir atau kena beling).

meloros>P(ORURV@(v) berjalan cepat di hadapan orang lain.

merampok >P(UDPSR"@(v) berjalan di rumput yang panjang atau di hutan. napak>QDSD"@ bertapak (v) (1) berjejak; berpijak; melangkah: seolah-olah

kakinya tidak ~ ke bumi; maju, melangkah maju; datang ~ datang beriring-iring; (2) mendapat tumpuan (pegangan, tempat) bertumpu.

ngadding>1DGºL1@(v) berjalan dengan membusungkan dada ke depan. ngegah >1(JDK@(v) berjalan dengan tegap (laki-laki); untuk bergaya.

ngekeng >1(N(1@ (v) (1) berjalan dengan gaya dan penampilan yang menarik; (2) berjalan seperti robot.

ngengkek >1(1N("@(v) berjalan dengan mengangkat sebelah kaki.

ngeransaw>1(UDQVD:@ (v) berjalan tanpa disadari pada waktu tidur dan kadang mengigau.

njangkak> MD1ND"@melangkah (v) mengayunkan (menggerakkan) kaki (pada waktu berjalan dan sebagainya.

neter>Q(W(U@(v) berjalan dengan cepat.

nitti >QLWºL@meniti (v) (1) berjalan di titian; (2) berjalan di jalan yang sempit dan panjang: dia ~di atas bandar dan berjalan di atas pematang.

nunjing>QXQML1@ berjinjit (v) berdiri atau berjalan dengan ujung jari kaki saja yang berjejak; berjengket.

nyeradday>¹(UDGºD\@(v) berjalan dengan memegang dinding atau pagar. nyussok>¹XVºR"@ (v) berjalan dengan cara membungkuk atau tengkurap;

berjalan untuk mengambil sesuatu.

oyong>R\R1@sempoyongan (v) berjalan terhuyung-huyung hendak jatuh. pappar>SDSºDU@ (v) (1) berjalan ke mana-mana mencari sesuatu yang tidak

diketahui tujuannya; (2) berjalan tidak tentu arah.

pekak >S(ND"@ (v) berjalan dengan bentuk kaki menyerupai huruf x (karena bawaan dari lahir).

pencot>S(QFRW@ pincang (v) timpang kakinya atau timpang jalannya (karena kecelakaan atau pembawaan dari lahir).

Berjalan Menggunakan Alat

bekayoh >E(ND\RK@berperahu (v) naik perahu dengan tempo yang lambat. beperawu [E(S(UD:X] berperahu (v) naik perahu dengan tempo yang cepat. bekerete [b(k(r(t(] bersepeda (v) mengendarai sepeda.

beyoto >E(\RWR@bermobil (v) mengendarai mobil. Berjalan Menggunakan Alat dan Tanpa Alat

begayaw>E(JD\D:@ berkeliaran (v) berjalan ke mana-mana; berpetualang; merayaou.

belarak>E(ODUD"@(v) (1) berjalan bersama-sama dengan beriring-iring: para pelajar ~ menuju stadion; (2) berjalan (bergerak) beriring-iring: mengantar pengantin laki-laki ke tempat perempuan.

(8)

betattaw >E(WDWºD:@ (v) berjalan ke mana-mana yang sudah diketahui tujuannya; berjalan dengan banyak tujuan.

siyaw-layaw>VL\D: OD\D:@ mondar-mandir (v) hilir mudik; kian kemari; berjalan ke sana-sini tidak tentu arah menggunakan kendaraan seperti sepeda, motor, dll.

Makna Kontekstual Proses Afiksasi

E(U+ UDQGD: = b(UDQGD: ‘suatu tindakan’

E(U+ D1JR1= E(UD1JR1(merangkak) ‘suatu tindakan’

E(U+ (QVRW= E(U(QVRW(mengesot) ‘suatu tindakan’

E(U+ tari"= b(tari" ‘suatu tindakan’

P(+ UDPSR"= P(UDPSR" ‘suatu tindakan’

E(U+N(U(W(= E(N(U(W((bersepeda) ’mengendarai’

E(U+ S(UD:X= E(S(UD:X(berperahu) ’mengendarai’ Proses Reduplikasi

Pengulangan utuh

(QW(W+ (QW(W = (QW(W (QW(W ‘suatu tindakan’

JD\D"+ gaya"= JD\D"JD\D" ‘suatu tindakan’

J(G("+ J(G("= J(G("J(G(" ‘suatu tindakan’ Pengulangan dengan perubahan fonemº

JXQGDU+JDQG(U= JXQGDU JDQG(r ‘suatu tindakan’

VL\D:+ OD\D:= VL\D: OD\D: ‘suatu tindakan’ Fungsi Semantis

Menyatakan keadaan

JDJºD\'berjalan tidak seimbang'

K(OD"’berjalan dengan lutut’

M(1NDW’pincang’

1DGºL1’berjalan membusungkan dada’

R\R1’sempoyongan’

S(QFRW’pincang’

S(ND"’berjalan menyerupai huruf x’ Menyatakan proses

E(UD1JR1’merangkak’

E(WDUL"’berjalan menggunakan dada’

(QW(W (QW(W’berjalan lambat’

QDSD"’bertapak’ Menyatakan perbuatan

E(JD\D:’berkeliaran’

E(MDQMD1 ‘berjalan dari satu rumah ke rumah lain’

E(N(U(W(’bersepeda’

E(ND\RK’berperahu’

E(S(UD:X‘berperahu’’

(9)

E(OLPED\’melimbai’

E(\RWR’bermobil’

E(UDQGDQ’berjalan di air dangkal’

E(UDQGD:’berjalan menangkap ikan'

E(U(QVRW’mengesot’

E(V(OLOL’selilit’

E(WDWºD:’berjalan banyak tujuan’

JD\D" JD\D"’berjalan sendiri’

J(G(" J(G("’berjalan bergaya’

JXQGDU JDQG(U’mondar-mandir’

P(ORURV’berjalan cepat’

P(UDPSR"’berjalan di hutan’

Q(W(U‘berjalan cepat’

QLWºL’meniti’

QXQML1’berjinjit’

¹(UDGºD\’berjalan memegang dinding/pagar’

¹XVºR"’berjalan di bawah rumah’

1(JDK’berjalan tegap’

1(N(1’berjalan bergaya’

1(1N("‘jingkat’

1(UDQVD: ’berjalan ketika tidur’

MD1ND"’melangkah’

SDSºDU’berjalan tidak tentu arah’

VL\D: OD\D:’mondar-mandir’

SIMPULAN DAN SARAN Simpulan

Berdasarkan hasil dan pembahasan yang telah dipaparkan maka simpulan penelitian ini adalah sebagai berikut. Pertama, Analisis komponen makna leksem verba berjalan yang terungkap melalui bahasa atau lambang bahasa dalam pemberian makna ditemukan tiga kelompok verba berjalan dalam BMDS yaitu. Leksem-leksem verba berjalan yang menggunakan alat yaitu E(MDQMD1,

E(OLPED\ E(UDQGDQ E(UDQGD:, E(UD1JR1,

E(U(QVRW E(V(OLOL E(WDUL", (QW(W (QW(W JDJºD\, JD\D" JD\D",

J(G(" J(G(", JXQGDU JDQG(U K(OD", M(1NDW, P(ORURV P(UDPSR", QDSD",

1DGºL1, 1(JDK 1(N(1, 1(1N(" 1(UDQVD: MD1ND",

Q(W(U QLWºL QXQML1, ¹(UDGºD\ ¹XVºR", R\R1, SDSºDU S(ND", danS(QFRW Leksem-leksem verba berjalan tanpa menggunakan alat yaitu

E(ND\RK E(S(UD:X E(N(U(W( GDQE(\RWR Leksem-leksem verba berjalan yang menggunakan bisa menggunakan alat dan tanpa alat yaitu

E(JD\D: E(ODUD" E(WDWºD:, dan VL\D: OD\D: Kedua, jenis makna verba berjalan BMDS yang diperoleh adalah makna leksikal dan kontekstual.

(10)

Makna kontekstual terdiri atas makna gramatikal dan makna tematikal. Ketiga, berdasarkan fungsi semantis verba berjalan dalam BMDS ditemukan tiga fungsi semantis yaitu, menyatakan keadaan (JDJºD\'berjalan tidak seimbang' K(OD"’berjalan dengan lutut’, M(1NDW’pincang’, 1DGºL1’berjalan membusungkan dada’, R\R1’sempoyongan’, S(QFRW’pincang’,

S(ND"’berjalan menyerupai huruf x’) menyatakan proses (E(UD1JR1’merangkak’, E(WDUL"’berjalan menggunakan dada’,

(QW(W (QW(W’berjalan lambat’, QDSD"’bertapak’), dan menyatakan perbuatan (E(JD\D:’berkeliaran’ E(MDQMD1 ‘berjalan dari satu rumah ke rumah lain’ E(N(U(W(’bersepeda’ E(ND\RK’berperahu’, E(S(UD:X‘berperahu’,

E(ODUD"’berjalan beriringan’ E(OLPED\’melimbai’ E(\RWR’bermobil’,

E(UDQGDQ’berjalan di air dangkal’, E(UDQGD:’berjalan menangkap ikan',

E(U(QVRW’mengesot’, E(V(OLOL ’selilit’, E(WDWºD:’berjalan banyak tujuan’,

JD\D" JD\D"’berjalan sendiri’, J(G(" J(G("’berjalan bergaya’,

JXQGDU JDQG(U’mondar-mandir’, P(ORURV’berjalan cepat’,

P(UDPSR"’berjalan di hutan’, Q(W(U ‘berjalan cepat’, QLWºL’meniti’,

QXQML1’berjinjit’, ¹(UDGºD\’berjalan memegang dinding/pagar’,

¹XVºR"’berjalan di bawah rumah’, 1(JDK’berjalan tegap’, 1(N(1’berjalan bergaya’, 1(1N(" ‘jingkat’, 1(UDQVD: ’berjalan ketika tidur’,

MD1ND"’melangkah’, SDSºDU’berjalan tidak tentu arah’ VL\D: OD\D:’mondar-mandir’).

Saran

Pertama, untuk masyarakat, peneliti berharap masyarakat khususnya masyarakat Sambas dapat bangga menggunakan BMDS dan dapat melestarikannya. Kedua, untuk pemerintah daerah, pemerintah dapat mempertahankan dan mengembangkan kebudayaan Melayu Sambas khususnya bahasa melalui internet, kamus, buku cerita daerah atau buku yang menceritakan tentang kebudayaan masyarakat Sambas. Ketiga, untuk pembaca, skripsi ini dapat dijadikan sebagai bahan bacaan untuk menambah wawasan tentang bahasa daerah yang ada di Kalimantan Barat, khususnya BMDS. Saran dan kritikan yang bersifat membangun dari berbagai pihak sangat penulis harapkan untuk penyempurnaan skripsi ini.

DAFTAR RUJUKAN

Alwi, Hasan. 2003. Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka. Chaer, Abdul. 2007. Kajian Bahasa. Jakarta: Rineka Cipta.

Departemen Pendidikan Nasional. 2011. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama.

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. 2007a. Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. Pontianak: FKIP Untan.

(11)

Kridalaksana, Harimurti. 2008. Kamus Linguistik. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.

Parera, J.D. 2004. Teori Semantik. Jakarta: Erlangga.

Prawirasumantri, Abud, dkk. 1997. Semantik Bahasa Indonesia. Jakarta: Depdikbud.

Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa Departemen Pendidikan Nasional Republik Indonesia. (2005). Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesiayang Disempurnakan dan Pedoman Umum Pembentukan Istilah. Bandung: Pustaka Setia.

Sudaryanto. 1988. Metode Linguistik. Yogyakarta: Gadjah Mada University.

Referensi

Dokumen terkait

Proyek adalah suatu rangkaian kegiatan yang dikerjakan dalam waktu terbatas menggunakan sumber daya tertentu dengan harapan untuk memperoleh hasil yang terbaik pada

Serta untuk mengetahui bagaimana keefisienan dari masuknya investasi tersebut terhadap keberlangsungan sektor di Jawa Tengah, yang terhitung mulai tahun 2000-

Keadaan umum ibu baik, Tekanan darah < 140/90 mmHg, Bertambahnya berat badan sesuai minimal 8 kg selama kehamilan (1kg tiap bulan) atau sesuai IMT ibu , Edema

Larangan agama tidak berhubungan dengan kejadian unmet need karena dari hasil penelitianresponden yang menyatakan agamanya melarang pada kelompok unmet need (29,4 %) lebih

nilai OR 6,1 dengan 95%CI= 1,2– 31,2(lower limit di atas 1) sehingga secara statistik dukungan suami tentang kontrasepsi terdapat hubungan sebagai faktor risiko

Variabel prediktor yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah median lamanya tahun sekolah wanita, persentase pria dan wanita kawin yang mengetahui

Perempuan dengan Unmet need untuk program keluarga berencana adalah perempuan yang produktif dan aktif secara seksual dan tidak ingin punya anak tetapi tidak

Hasil penelitian menunjukkan tidak ada hubungan yang signifikan secara statistik antara pengetahuan tanda bahaya kehamilan dengan perilaku perawatan kehamilan pada