• Tidak ada hasil yang ditemukan

Perbedaan Pengaruh Terapi Musik Klasik dan Terapi Murottal terhadap Kualitas tidur pada lansia di PMI Griya Bahagia Mojosongo Surakarta.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Perbedaan Pengaruh Terapi Musik Klasik dan Terapi Murottal terhadap Kualitas tidur pada lansia di PMI Griya Bahagia Mojosongo Surakarta."

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN

STIKES KUSUMA HUSADA SURAKARTA

2017

Perbedaan Pengaruh Terapi Musik Klasik dan Terapi Murottal terhadap

Kualitas tidur pada lansia di PMI Griya Bahagia Mojosongo Surakarta

Arinal Haq Nur Zaenal Abidin ¹

)

, Ika Subekti Wulandari ²

)

, Ratih Dwilestari P.U ³

)

¹

)

Mahasiswa Program Studi Sarjana Keperawatan STIKES Kusuma Husada

Surakarta

²

)

³

)

Dosen Program Studi Sarjana Keperawatan STIKES Kusuma Husada

Surakarta

Abstrak

Salah satu permasalahan kesehatan bagi lanjut usia adalah mengalami

gangguan tidur, hal ini berkaitan dengan perubahan fisiologis. Kurangnya kualitas

tidur dapat dirasakan lansia saat bangun pagi dengan kondisi kurang segar. Untuk

pendapatkan kualitas tidur yang baik, terapi non farmakologi dapat digunakan

untuk membantu meningkatkan kualitas tidur seperti terapi music klasik ataupun

terapi murottal. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui perbedaan pengaruh

terapi musik klasik dan terapi murottal terhadap kualitas tidur pada lansia

Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kuantitatif dengan

rancangan

quasi eksperiment

. Rancangan penelitian menggunakan

pre

dan

post

test without control

dan disain

cross over

. Sampel penelitian sebanyak 30 orang

lansia yang terbagi atas 15 lansia dalam kelompok terapi music klasik, dan 15

lansia menggunakan terapi murottal QS. Ar-Ra’d. penilaian kualitas tidur

menggunakan Kuisioner PSQI (

Pittsburg Sleep Quality Index

). Analisis data

dilakukan dengan uji

Wilcoxon

dan uji

Mann Whitney.

Hasil penelitian diketahui terdapat pengaruh terapi musik klasik terhadap

kualitas tidur pada lansia dengan p= 0,002. Terdapat pengaruh terapi murrotal

terhadap kualitas tidur pada lansia dengan p= 0,001. Terdapat beda pengaruh

antara terapi musik klasik dan terapi murottal terhadap kualitas tidur pada lansia

dengan p = 0,001. Terapi murottal lebih efektif dibanding terapi music klasik

dalam meningkatkan kualitas tidur lansia.

(2)

1

BACHELOR OF NURSING PROGRAM

KUSUMA HUSADA HEALTH SCIENCE COLLEGE OF SURAKARTA

2017

The Difference Influence of Classical Music Therapy and Murottal Therapy to

the Sleep Quality of the Elderly in PMI Griya Bahagia Mojosongo Surakarta

Arinal Haq Nur Zaenal Abidin ¹

)

, Ika Subekti Wulandari ²

)

, Ratih Dwilestari P.U ³

)

¹

)

Nursing Student at Health Science School of Kusuma Husada Surakarta

²

)

³

)

Lecturer Student at Health Science School of Kusuma Husada Surakarta

Abstract

One of the health problems for the elderly is sleep disorder, it is

associated with physiological changes. The lack of sleep quality can be felt by the

elderly when they wake up in the morning with less fresh condition. In order to get

good sleep quality, non-pharmacological therapy can be used to improve sleep

quality such as the classical music therapy and murottal therapy. The purpose of

this research is to determine the difference influence of classical music therapy

and murottal therapy to the sleep quality of the elderly.

This type of research was quantitative research with quasi experiment

design. The research design was using pre and post test without control and

cross-over design. The research sample was 30 elderly who consisted of 15

elderly in classical music therapy group and 15 elderly in murottal therapy QS.

Ar-Ra'd. The assessment of sleep quality was using PSQI questionnaire

(Pittsburgh Sleep Quality Index). The data were analyzed by using Wilcoxon and

Mann Whitney test.

The result of this research showed that there was an influence of classical

music therapy to the sleep quality of the elderly with p = 0.002. Meanwhile, there

was also an influence of murrotal therapy to the sleep quality of the elderly with p

= 0.001. Thus, there was a different influence of classical music therapy and

murottal therapy to the sleep quality of the elderly with p = 0.001. It can be said

that murottal therapy was more effective than the classical music therapy in

improving sleep quality of the elderly.

Keywords

: Classical Music Therapy, Murottal Therapy, Sleep Quality,

Elderly

(3)

2

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Prevalensi gangguan tidur pada

lanjut usia cukup tinggi, dilaporkan

40-50% dari populasi lanjut usia di dunia

menderita gangguan tidur (Sadock, 2007).

Gangguan tidur yang dialami oleh lanjut

usia antara lain sering terjaga pada malam

hari, sering terbangun pada dini hari, sulit

untuk tertidur dan rasa lelah pada siang

hari, ketidakmampuan untuk melakukan

rutinitas yang biasa mereka lakukan

sebelum tidur, ketidakmampuan untuk

merasa nyaman, kebisingan, perawatan

prosedural, nyeri dan tempat tidur yang

asing (Davison dan Neale, 2006 ; Stanley,

2007).

Beberapa dampak dari gangguan

tidur pada lanjut usia antara lain

penurunan kesehatan, menjadi pelupa,

konfusi dan disorientasi (Stanley, 2006).

Terapi relaksasi dapat dilakukan dengan

cara relaksasi nafas dalam, relaksasi otot

progresif, latihan pasrah diri, terapi

musik, aromaterapi dan terapi murottal.

(Soemardini, Suharsono dan Kusuma,

2013).

Musik yang paling banyak dipilih

untuk terapi musik adalah musik klasik.

Salah satu jenis musik klasik yang

terkenal adalah Mozart (Musbikin, 2009

dalam Mahanani, 2013). Terapi murottal

Al Qur’an dengan tempo yang lambat

serta

harmonis

dapat

menurunkan

hormon-hormon

stres,

mengaktifkan

hormon

endorfin

alami

(serotonin).

Mekanisme ini dapat meningkatkan

perasaan rileks, mengurangi perasaan

takut,

cemas

dan

tegang,

serta

memperbaiki sistem kimia tubuh sehingga

menurunkan

tekanan

darah,

memperlambat pernafasan, detak jantung,

denyut nadi dan aktivitas gelombang otak

(Heru, 2008).

Berdasarkan hasil studi pendahuluan

lansia mengeluh sulit untuk tertidur pada

malam hari, sering terbangun malam hari

dan merasa tidur tidak nyeyak. Hal ini

dikarenakan

adanya

perubahan

lingkungan sosial yaitu suara yang berisik

dan teman sekamar yang mengganggu

kenyamanan lanjut usia untuk tertidur.

Tujuan

penelitian

mengetahui

Perbedaan pengaruh terapi musik klasik

dan terapi murottal terhadap kualitas tidur

pada lansia di Griya PMI Bahagia

Mojosongo Surakarta.

METODE PENELITIAN

Jenis penelitian yang digunakan

adalah penelitian kuantitatif dengan

rancangan

Quasi Eksperiment

.

Desain

penelitian dengan

pre

dan

post test

without control

dengan pendekatan

cross

over design

. Sampel penelitian sebanyak

30 lansia menggunakan teknik sampling

dengan

Total Sampling.

Alat yang

digunakan dalam penelitian ini adalah

(4)

3

speaker berisi musik klasik sebagai

pemutar musik dan timer untuk terapi

musik, speaker berisi murottal QS.

Ar-ra’d. instrumen pengumpulan data nilai

kualitas tidur berupa lembar kuisioner

Pittsburg Sleep Quality Index

(PSQI).

Analisis bivariat menggunakan uji

wilcoxon

dan uji

Mann Withney

HASIL DAN PEMBAHASAN

1.

Analisis Univariat

a. Karakteristik Responden

Tabel .1

Distribusi

responden

berdasarkan usia dan jenis kelamin

Karakteristik Jumlah % Usia 60-65 6 20,0 66-70 4 13,3 71-75 8 26,7 > 75 12 40,0 Jenis kelamin Laki -laki 10 33,3 Perempuan 20 66,7

Berdasarkan tabel 1 diketahui usia

termuda adalah 60 tahun, tertua > 75

tahun sebanyak 12 orang (40,0%).

Mayoritas responden adalah perempuan

sebanyak 20 orang (66,7%).

Menurut Aspiani (2014) seiring

bertambahnya usia seseorang akan diikuti

dengan

berkurangnya

total

waktu

kebutuhan tidur, ini juga dipengaruhi oleh

pertumbuhan fisiologis dari sel dan organ.

Pada lansia terjadi degenerasi sel dan

organ yang mempengaruhi fungsi dan

mekanisme tidur, sementara pendapat

Rafknowledge

(2010)

menyatakan

perubahan yang berkaitan dengan masalah

tidur pada lansia cenderung lebih beragam

bila dibandingkan dengan usia muda,

tidak hanya melingkupi pola tidur,

melainkan juga peningkatan kejadian

gangguan-gangguan tidur.

Pada responden penelitian responden

yang sudah masuk dalam lanjut usia

sudah mengalami gangguan kualitas

tidur, seperti terbangun pada malam hari

untuk berkemih sehingga mengalami

kesulitan untuk memulai tidur kembali

dan merasa mengantuk pada siang hari.

Berdasarkan karakteristik responden

menurut jenis kelamin, diketahui bahwa

jumlah

responden

perempuan

lebih

banyak dari responden laki-laki yaitu

sebanyak 20 orang (66,7 %). Menurut

pendapat

Widya

(2010)

perempuan

cenderung mengalami kualitas tidur buruk

dibandingkan laki-laki karena perempuan

lebih sering mengalami gangguan pada

faktor psikis seperti stres atau depresi.

Perempua menggunakan perasaan untuk

mengekspresikan

sesuatu

sehingga

perempuan lebih sering merasa takut,

gelisah dan tertekan yang mengakibatkan

stres.

(5)

4

b. Kualitas Tidur Sebelum dan

Sesudah Diberikan Terapi

Tabel

2

Distribusi

responden

berdasarkan kualitas tidur

Kualitas Tidur

Terapi Musik Klasik Pre Test % Post Test % Baik 2 13,3 5 33,3 Buruk 28 86,7 25 66,7 Jumlah 30 100 30 100,0 Kualitas Tidur Terapi Murottal Pre Test % Post Test % Baik 2 13,3 12 80,0 Buruk 28 86,7 18 20,0 Jumlah 30 100 30 100,0

Kualitas tidur sebelum diberikan

terapi musik klasik lebih banyak dalam

kategori buruk dengan presentase 86,7 %

dan setelah diberikan terapi musik klasik

berkurang dalam kategori buruk dengan

presentasi 66,7 %, menunjukan bahwa

ada pengaruh terapi musik klasik terhadap

kualitas tidur pada lansia didapatkan dari

nilai

p-value

0,002 (p< 0,005) (Tertera di

halaman 6).

Kualitas tidur sebelum diberikan

terapi murottal lebih banyak dalam

kategori buruk dengan presentase 80,0 %

dan setelah diberikan terapi murottal

berkurang menjadi 20,0 % menunjukan

ada pengaruh terapi murottal terhadap

kualitas tidur pada lansia didapatkan dari

nilai

p-value

0,001 (p<0,005) (Tertera

dihalaman 6).

Penelitian

Fida

(2016)

yang

menjelaskan responden sebelum diberikan

terapi

musik

klasik,

mayoritas

mempunyai kualitas tidur yang buruk.

Potter & Perry (2006) menjelaskan ada

beberapa

faktor-faktor

yang

mempengaruhi tidur, yaitu penyakit fisik,

obat-obatan, daya hidup, stres emosional,

lingkungan, latihan fisik dan asupan

kalori.

Pada responden penelitian

masing-masing orang mempunyai kebiasaan

sendiri

dalam

tidur

baik

suhu,

pencahayaan

dalam

tidur,

maupun

terbiasa tidur sendiri atau mempunyai

teman sekamar waktu tidur, apabila

responden tidur dalam keadaan yang tidak

biasanya, kemungkinan dapat merasa

tidak nyaman dalam tidurnya yang

akhirnya mengalami gangguan untuk

dapat tidur.

Berdasarkan hasil penelitian diketahui

pada saat post test, responden yang

diberikan

terapi

musik

klasik

menunjukkan

adanya

peningkatan

kualitas tidur dengan presentse 53,3 %

sebanyak 5 responden menjadi baik dalam

kualitas tidur, sementara pada terapi

murottal dengan presentase 80,0 %

sebanyak 12 responden dengan kualitas

tidur kategori baik. Nilai rata-rata pre test

post test dari terapi musik klasik dan

murottal

Al

Quran

menunjukkan

penurunan nilai, yang artinya semakin

(6)

5

kecil nilai yang diperoleh responden

maka semakin baik kualitas tidurnya.

Mardjono

(2008)

menyatakan

pemberian terapi murottal

ayat Suci Al

Quran dapat mempengaruhi gelombang

alfa

dapat

meningkatkan

sekresi

serotonin.

Serotonin

dalam

tubuh

kemudian

diubah

menjadi

hormon

melatonin. Hormon ini diproduksi secara

alami dalam tubuh apabila matahari sudah

mulai tenggelam (mendekati senja).

Namun,

hormon

melatonin

ini

produksinya secara alami dalam tubuh

juga semakin menurun seiring dengan

bertambahnya usia. Melatonin digunakan

untuk

menginduksi

tidur

sehingga

seseorang akan mudah memulai tidur,

mengurangi frekuensi terbangun pada

malam hari dan mencegah bangun terlalu

pagi.

Pada responden penelitian bahwa

nilai rata-rata post test terapi murottal

lebih rendah dari bandingkan dari nilai

rata-rata dengan terapi musik klasik. Jenis

musik klasik masih sulit dipahami

maknanya oleh responden dimana musik

klasik seperti

Mozart

ataupun

Bethofen

terdengar suara seperti piano, biola

menjadikan

responden

sulit

untuk

mendapatkan

rasa

nyaman

saat

mendengar dan mengalami kesulitan

untuk

memulai

tidur

setelah

mendengarkan musik klasik.

2.

Analisis Bivariat

Pengaruh terapi musik klasik dan murottal terhadap tingkat kualitas tidur

Tabel. 3. Hasil uji pengaruh terapi musik klasik dan murottal terhadap tingkat kualitas tidur pada penelitian di

PMI Griya Bahagia Mojosongo

Surakarta (n = 30)

Kelompok

Rata-rata tingkat

kualitas tidur Selisih P

Pre test Post test Terapi Musik Klasik 9 7,30 2,30 0,002 Terapi Murottal 8,73 6 2,73 0,001

Tabel 3 menunjukan bahwa hasil uji

wilcoxon

pada penelitian ini menunjukan

bahwa nilai

p-value

terapi murottal dan

terapi musik klasik lebih kecil dari 0,005

maka Hₒ ditolak, artinya ada pengaruh

musik klasik dan terapi murottal terhadap

kualitas tidur pada lansia. Hasil penelitian

ini sejalan dengan hasil penelitian

Murtisari (2014) menjelaskan adanya

manfaat musik klasik terhadap penurunan

depresi

pada

pasien

stroke

non

hemoragik.

Hasil penelitian dari responden yang

mendapatkan terapi murottal Al Quran

dengan mendegarkan surat Ar Ra’d,

diketahui nilai rata-rata dari pre test ke

post test mengalami penurunan, sehingga

secara uji statistik disimpulkan bahwa

terapi murottal berpengaruh terhadap

(7)

6

terhadap kualitas tidur responden. Hasil

penelitian ini juga memperkuat penelitian

Mustika (2012) menyebutkan lansia

sesudah diberikan terapi Murottal Al

Quran yang mempunyai kualitas tidur

yang lebih baik dibandingkan sebelum

menerima terapi Murottal Al Quran dalam

penelitian di lansia di posyandu lansia

Matahari Senja Kelurahan Kedungdoro

Surabaya.

Pemberian

murottal

dengan

mendegarkan

bacaan

Al

Quran,

menjadikan responden lebih baik dalam

hal kualitas tidur. Responden yang

beragama Islam tentunya sudah mengenal

ayat suci Al Quran sejak kecil meskipun

responden tidak memahami arti dari surat

Ar Ra’d yang didengarnya. Surat Ar Ra’d

ini terdiri atas 43 ayat termasuk golongan

surat-surat Makkiyyah. Surat Ar Ra’d

yang berarti guruh karena dalam ayat 13

Allah berfirman yang artinya “

Dan guruh

itu

bertasbih

sambil

memuji-Nya

,

menunjukkan

sifat

kesucian

dan

kesempurnaan Allah SWT dan lagi sesuai

dengan sifat Al Quran yang mengandung

ancaman dan harapan, maka demikian

pulalah

halnya

bunyi

guruh

itu

menimbulkan kecemasan dan harapan

kepada manusia, oleh karena surat Ar

Rad

berisi

harapan,

maka

dengan

mendengarkan murottal Al Quran secara

berulang-ulang responden berharap dapat

memperoleh kualitas tidur yang lebih baik

dan

dari

hasil

penelitian

ini

menununjukkan kualitas tidur responden

lebih baik dari pada sebelum mendapat

terapi murottal.

Hasil Uji Beda Pengaruh Terapi Musik

Klasik dengan Terapi Murottal

terhadap Kualitas Tidur Lansia

Tabel 4 Hasil uji selisih tingkat kualitas tidur pada responden pada penelitian di PMI Griya Bahagia Mojosongo Surakarta (n = 30)

Kelompok

Rata-rata

Selisih (Pre

Test - Post

test)

P

Kel. Terapi

Musik Klasik

1,50

0,001

Kel. Terapi

Murottal

2,73

Tabel 4 menunjukkan selisih kualitas

tidur pre test post test terapi musik klasik

sebesar 1,50 sementara nilai selisih

kualitas tidur pre test post test terapi

murottal sebesar 2,73. Analisis uji beda

pengaruh dengan uji

Mann Whitney

diperoleh nilai

p-value

0,001 (p<0,05)

yang berarti ada pengaruh terapi musik

klasik dan terapi murottal terhadap

kualitas tidur pada lansia di PMI Griya

Bahagia Mojosongo Surakarta.

Dilihat dari besarnya penurunan nilai

kualitas tidur dari rata-rata selisih

kelompok terapi musik murottal sebesar

2,73 poin yang lebih besar dari nilai

rata-rata selisih kelompok terapi musik klasik

(8)

7

(1,50 poin) menunjukkan terapi murottal

lebih efektif meningkatkan kualtias tidur

lansia.

Berdasarkan hasil penelitian ini yang

menunjukkan ada bedanya pengaruh

antara musik klasik dan murottal Al

Quran terhadap kualitas tidur responden,

menurut peneliti frekuensi mendengarkan

dan alunan pembacaan surat Al Quran

yang

mudah

dikenal

akan

lebih

memudahkan

responden

dalam

beradaptasi

dengan

lagu

yang

didengarkan,

dibandingkan

hanya

mendengarkan musik klasik yang hanya

berisi instrumental tanpa adanya lirik

lagu. Diriwayatkan dalam kisah pada

suatu ketika datanglah seseorang kepada

sahabat Rasulullah yang bernama Ibnu

Mas'ud r.a. meminta nasehat, katanya:

"Wahai Ibnu Mas'ud, berilah nasehat yang

dapat kujadikan obat bagi jiwaku yang

sedang gelisah. Dalam beberapa hari ini,

aku merasa tidak tenteram, jiwaku gelisah

dan fikiranku kusut, makan tak enak, tidur

tak

nyenyak".

Maka

Ibnu

Mas'ud

menasehatinya, katanya "Kalau penyakit

itu yang menimpamu, maka bawalah

hatimu mengunjungi tiga tempat, yaitu

ketempat orang membaca Al Quran,

engkau baca Al Quran atau engkau dengar

baik-baik orang yang membacanya; atau

engkau

pergi

kepengajian

yang

mengingatkan hati kepada Allah; atau

engkau cari waktu dan tempat yang sunyi,

disana engkau berkhalwat menyembah

Allah, umpama di waktu tengah malam

buta, di saat orang sedang tidur nyenyak,

engkau

bangun

mengerjakan

shalat

malam, meminta dan memohon kepada

Allah ketenangan jiwa, ketentraman

fikiran dan kemurnian hati”.

Di dalam Surat Ar Ra’d ayat 28 yang

artinya

“(Yaitu)

orang-orang

yang

beriman dan hati-hati mereka menjadi

tenteram dengan berdzikir (mengingat)

kepada Allah. Ingatlah, hanya dengan

berdzikir (mengingat) kepada Allah-lah,

hati akan menjadi tenteram”. Dengan

demikian responden yang mendengarkan

Surat Ar Ra’d juga sekaligus sudah

berdzikir sehingga hati menjadi tentram,

tidak

merasa

ketakutan,

kecemasan

sehingga

lebih

memudahkan

untuk

memulai tidur yang lebih baik.

Kesimpulan

1.

Karakteristik responden berdasarkan

usia yang tertua adalah usia >75 tahun

dengan presentase 40,0 %, jenis

kelamin mayoritas responden adalah

perempuan sebesar 66,7 %.

2.

Kualitas tidur lansia sebelum diberikan

terapi musik klasik dan terapi murottal

mayoritas

dalam

kategori

buruk

sebanyak

28

responden

dengan

presentase 86,7%.

(9)

8

3.

Kualitas tidur lansia sesudah diberikan

terapi musik klasik dan terapi murottal

mayoritas

dalam

kategori

buruk

sebanyak

25

responden

dengan

presentase 66,7 % untuk terapi musik

klasik dan terapi murottal sebanyak

18 responden dengan prentase 20,0 %.

4.

Berdasarkan hasil uji Wilcoxon test

diperoleh nilai

p-value

0,002 (p<0,05)

artinya ada pengaruh terapi musik

klasik terhadap kualtias tidur lansia

dan nilai

p-value

0,001 (p<0,05)

artinya ada pengaruh terapi murottal

terhadap kualitas tidur lansia. Terapi

murottal

lebih

baik

dalam

meningkatkan kualitas tidur lansia

diperoleh nilai

p-value

0,001 (p<0,05)

artinya ada beda pengaruh terapi

murottal terhadap kualitas tidur lansia.

Saran

1.

Bagi Panti Wreda

Hasil penelitian ini menunjukkan

terapi musik klasik dan murottal dapat

meningkatkan kualitas tidur lansia.

Terapi musik klasik dan murottal

dapat dijadikan program kesehatan

untuk mengatasi masalah tidur lansia

yang masih banyak yang buruk.

2.

Bagi Institusi Pendidikan

Hasil

penelitian

ini

dapat

membuktikan hipotesa penelitian dan

membuktikan manfaat dari terapi

musik klasik dan murottal dalam

meningkatan kualitas tidur, oleh

karenaitu institusi pendidikan dapat

lebih

berperan

aktif

kepada

masyarakat memberikan pendidikan

kesehatan berupa terapi musik klasik

dan murottal untuk menurunkan

insomnia.

3.

Bagi Peneliti Lain

Hasil

penelitian

ini

masih

menunjukkan lansia dengan kualitas

tidur kategori buruk, dengan demikian

peneliti

lain

dapat

melanjtukan

penelitian

dengan

menambah

responden, faktor-faktor yang dapat

mempengaruhi

buruknya

kualitas

tidur lansia.

4.

Bagi Peneliti

Dapat

menambah

wawasan

mengenai perbedaan pengaruh terapi

musik klasik dan terapi murottal

terhadap kualitas tidur pada lansia.

DAFTAR PUSTAKA

Atwater,

H.

(1997).

Accessing

Anomalous States of Consciousness

with a Binaural Beat Technology.

Campbell,

D.

2005.

Efek

Mozart.

Memanfaatkan

Kekuatan

music

untuk

Mempertajam

Pikiran,

Meningkatkan

Kreativitas,

dan

Menyehatkan Tubuh

. PT. Gramedia

Pustaka Utama.Jakarta.

Davison, GC & Neale, JM 2006,

Psikologi

Abnormal

,

Edisi

9,

(10)

9

Fakihan (2016) Hubungan Aktivitas Fisik

Dengan Kualitas Tidur Pada Lanjut

Usia

Naskah Publikasi

. Fakultas

Ilmu

Kesehatan

Universitas

Muhammadiyah Surakarta

Fida, A (2016) Perbedaan Pengaruh

Terapi Musik Klasik Mozart dengan

Terapi Musik Kesukaan terhadap

Depresi Mahasiswa Tugas Akhir.

Naskah publikasi

Fakultas Ilmu

Kesehatan

Universitas

Muhammadiyah Surakarta.

Heru.

(2008).

Ruqyah

Syar’i

Berlandaskan

Kearifan

Lokal

:

http://trainermuslim.com/feed/rss.

Kozier, B., et al (2010).

Fundamental of

nursing : Concept, process and

practice

, 7th Edition. New Jersey:

Pearson Education Inc.

Maulina (2015) Pengaruh Terapi Murottal

Al-Qur’an Terhadap Kualitas Tidur

Pada Lansia Di UPT Pelayanan

Sosial Lanjut Usia Banyuwangi.

Skripi

Fakultas Keperawatan Stikes

Hang Tuah Surabaya.

Musbikin, I 2009,

Kehebatan Musik

Untuk Mengasah Kecerdasan Anak

,

Jogyakarta:Power Books (IHDINA)

Mustika Eka Ratna Pengaruh Membaca

Al-Qur’an Terhadap Kualitas Tidur

Lansia Di Posyandu Lansia Matahari

Senja

Kelurahan

Kedungdoro

Surabaya.

Oktavia, FA 2012, ‘

Pengaruh Murottal

Al-Qur’an Terhadap Kualitas Tidur

pada Lansia

’, Skripsi, Universitas

Gajah Mada, Jogyakarta

Oktora, SPD 2013, ‘

Pengaruh terapi

Musik Murottal Al-Qur’an terhadap

Kualitas Tidur Lansia di Unit

Rehabilitasi

Sosial

Dewanata

Cilacap

’,

Skripsi

Universitas

Jenderal Soedirman, Purwekerto

Potter & Perry. (2006).

Buku Ajar

Fundamental Keperawatan: Konsep,

Proses, dan Praktik, Alih

Bahasa:

Renata Komalasari. Jakarta: EGC.

Yuniati, (2010). Pengaruh Terapi Audio

Musik (Keroncong Pop)Terhadap

Penurunan Itensitas Nyeri Rematik

(Osteoarthritis) Pada Lansia Di Panti

Werdha Hargo Dedali urabaya.

Gambar

Tabel .1  Distribusi  responden  berdasarkan usia dan jenis kelamin
Tabel  4  Hasil  uji  selisih  tingkat  kualitas  tidur   pada responden pada  penelitian  di PMI Griya  Bahagia Mojosongo Surakarta  (n = 30)

Referensi

Dokumen terkait

Elemen-elemen dari solusi yang dihasilkan dieliminasi hingga hanya tersisa beberapa elemen dengan posisi yang acak, sehingga diperoleh elemen-elemen awal yang

Retrieve Retrieve information information elements elements Analyze Analyze entire entire files files Prepare Prepare reports reports from from multiple multiple

al-Islam, edisi 295) dan kasus Blok Cepu (Anonim, 2006)... Setelah mengkritisi dan menolak semua paham yang tidak Islami, termasuk paham- paham Barat yang saat ini

More precisely, the relational model consists of the following components: (a) an open-ended collection of scalar types, including in particular type BOOLEAN; (b) a relation

Dalam setiap kesempatan guru pembimbing memberikan arahan kepada praktikan agar melaksanakan PPL dengan baik. Guru pembimbing pemberikan gambaran mengenai kondisi siswa SMA

Dalam pendekatan Rasional masyarakat Desa Batukaropa sebagian besar memilih calon anggota legislatif dapat dilihat dari bagaimana mereka sangat memperhatikan

nilai tersebut merupakan nilai-nilai yang paling efektif dan efisien karena menggunakan nilai uji epoch sebanyak 1000x dan train goal yang memiliki tingkatan eror

Penggores memperoleh hasil perhitungan 81,2 % derajat pencapaian kebutuhan alat kategori layak.Pada hasil analisis peralatan mesin dan peralatan portabel pada bengkel kerja