• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pemanfaatan Pojok Internet Di Dalam Kegiatan Perkuliahan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Pemanfaatan Pojok Internet Di Dalam Kegiatan Perkuliahan"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

Pemanfaatan Pojok Internet Di Dalam Kegiatan Perkuliahan

Edin Surdi Djatikusuma, Ratna Juwita Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Multi Data Palembang

edin@stie-mdp.ac.id, ratna@stie-mdp.ac.id

Abstract: Internet corner is an existing facility on the campus of STIE, STMIK and AMIK MDP. Internet

corner serves as a media between students and lecturer. Role of media in the learning, where lecture material is uploaded, media discussions, announcements, and other information about the student. An internet corner is provided in the form of a PC computer and placed on the 3rd floor and the 4th floor of the campus MDP.

Keyword: Internet corner, learning, lecture.

Abstrak: Pojok Internet merupakan suatu fasilitas yang ada di kampus STIE, STMIK dan AMIK MDP. Pojok internet ini berfungsi sebagai media antara mahasiswa dan tenaga pengajar atau dosen. Perannya berupa media pembelajaran, dimana diupload secara keseluruhan materi perkuliahan, media diskusi, pengumuman, dan informasi lainnya seputar mahasiswa. Pojok internet ini disediakan berupa PC komputer yang ditempatkan di lantai 3 dan Lantai 4 kampus MDP.

Kata kunci: pojok internet, proses pembelajaran, perkuliahan.

1. PENDAHULUAN

Peranan pendidikan semakin strategis dalam menghadapi pasar global. Dampak globalisasi mengakibatkan terjadinya persaingan secara bebas dalam dunia pendidikan dan tenaga kerja sebagai akibat mekanisme pasar. Lembaga pendidikan diharapkan dapat menghasilkan sumber daya manusia yang berkualitas yang mampu memenuhi tuntutan permintaan pasar tenaga kerja yang cenderung berkembang sejalan dengan perkembangan teknologi. Perguruan tinggi juga berperan penting di dalam meningkatkan mutu sumber daya manusia, sehingga memiliki daya saing tinggi pada saat bekerja. Menurut Boyce: 2002, Perguruan tinggi (PT) diha rapkan memiliki kemampuan terhadap pelaksaanan kegiatan, sehingga dapat menjadi PT yang ideal dan secara progresif serta kritis di dalam menyikapi peran lingkungan luar (dalam Vagnoni, 2006).

Permasalahan yang dihadapi PT terutama

di Indonesia sangat mirip dengan apa yang terjadi di Amerika akhir tahun 1970-an (Karol dan Ginsburg, 1980). Pada saat itu, PT di Amerika dihadapkan pada masalah:

(1) hilangnya kepercayaan terhadap manfa at pendidikan tinggi;

(2) perubahan pola minat calon mahasiswa terhadap jurusan vokasional;

(3) meningkatnya persaingan antar PT; (4) tingginya biaya pendidikan;

(5) maraknya pembukaan community college yang lebih dekat secara geografis dengan mahasiswa dan berbiaya rendah;

(6) meningkatnya kepedulian terhadap manajemen pendidikan yang mengarah agar lebih efektif; (7)lunturnya sema ngat kolegialitas (dalam

bayupustakawan, 2008).

Aspek kompetensi sangat penting, sehingga perlu dikembangkan prinsip linkage and matching

(jaringan dan aplikasi), yang sekarang lebih dikenal

(2)

dari supply minded (orientasi jumlah) menjadi

demand minded (kebutuhan) ke dunia kerja. Harus digali, kompetensi apa saja yang dibutuhkan dunia kerja. Dunia kerja saat ini identik dengan penggunaan teknologi, salah satunya internet sebagai media bagi pengembangan perusahaan.

Berdasarkan e.g. Adenso-Diaz dan Canteli, 2001; Bridges, 2000, Isu ma najemen yang mengemuka saat itu berupa pencarian sumber dana non-konvensional dan efisiensi, termasuk pemanfaatan teknologi informasi.

Dalam literatur PT sudah terlihat respon perubahan tersebut secara aktif, termasuk dengan menerapkan reorganisasi melalui business process reengineering (BPR) berupa penggunaan Teknologi Informasi (T I) sebagai enabler (da lam bayupustakawan, 2008).

Menurut Steven M. Chafee, dampak internet terhadap individu meliputi efek kognitif, afektif, dan behavioral (Karlinah dkk., 1999 yang dikutip oleh Ardianto dan Erdinaya, 2005, dalam Sarita 2008).

Efek kognitif adalah akibat yang timbul pada diri komunikan yang sifatnya informatif, media massa dapat membantu khalayak dalam mempelajari informasi yang bermanfaat dan mengembangkan keterampilan kognitif.

Efek afektif, bukan sekedar memberitahukan khalayak tentang informasi, tetapi lebih dari itu, khalayak diharapkan dapat turut merasakan perasaan iba, terharu, sedih, gembira, marah, dan sebagainya.

Efek behavioral merupakan akibat yang timbul pada diri khalayak dalam bentuk perilaku, tindakan atau kegiatan, sehingga media masa dapat dijadikan sebagai media pendidikan.

TI juga dilaksanakan sebagai bentuk untuk membantu proses belajar mengajar di lingkungan kampus STMIK, STIE MDP Palembang. Istilah yang digunakan adalah Pojok Internet (Pokin). Pokin sudah

dilaksanakan pada tahun 2006, bertujuan untuk mempermudah hubungan komunikasi antara dosen dan mahasiswa ataupun sebaliknya antara mahasiswa dan dosen. Sehingga kata efektif dan efisien dapat ditemukan di dalam kegiatan perkuliahan.

Tujuan awal dari pojok internet adalah penggunaan komputer sebagai media pelaksanaan kegiatan perkuliahan yang dapat menghubungkan antara dosen dan mahasiswa. Tujuan lainnya yaitu untuk meningkatkan pengetahuan serta wawasan mahasiswa untuk mendapatkan berbagai informasi di dalam pemecahan masalah dari setiap tugas yang diberikan oleh dosen.

2. METODE DAN TEKNIK ANALISA Metode penelitian berupa kualitatif, yang merupakan gambaran secara spesifik kegiatan pojok internet yang ada di kampus STMIK, STIE MDP. 2.1 Pojok Internet

Pojok internet merupakan fasilitas yang salah satunya diberikan pada masyarakat pemohon jasa keimigrasian untuk meggunakan fasilitas komputer yang sudah tersambung dengan jaringan wifi. Hal ini dilakukan oleh Kantor Imigrasi Klas II Cirebon (2015), sebagai sarana berkomunikasi dan menerima informasi. Pengguna internet dapat menggunakan komputer dan internet secara cuma-cuma dan tiap penggunanya dibatasi maksimal 10 menit dan digunakan secara bergantian.

Pojok inter net ber upa tempat dengan beberapa perangkat komputer yang terhubung dengan internet dan siap digunakan oleh setiap mahasiswa yang membutuhkan informasi yang berhubungan dengan kegiatan proses belajar mengajar.

Pojok Internet juga bisa sebagai mediasi pertukaran informasi dan pemecahan permasalahan di dalam proses perkuliahan. Kegiatan ini menjadi target perguruan tinggi, sehingga mahasiswa dapat belajar komunikasi secara langsung dan juga sebagai pendorong bagi mahasiswa untuk belajar mandiri dan

(3)

lebih bertanggung jawab di dalam penggunaannya. 2.2 Teknologi Pembelajaran

Perkembangan teknologi pembelajaran dimulai da ri Commission on Instructi onal Technology, 1970: A systematic way of designing, implementing, and evaluating the total process of of learning and teaching in terms of specific objectives, based on research in human learning and communication and employing a combination of human and non human resources to bring about more effective instruction.

Suatu cara yang sistematis dalam mendesain, melaksanakan, dan mengevaluasi proses keseluruhan dari belajar dan pembelajaran dalam bentuk tujuan pembelajaran yang spesifik, berdasarkan penelitian dalam teori belajar dan komunikasi pada manusia dan menggunakan kombinasi sumber-sumber belajar dari manusia maupun non-manusia untuk membuat pembelajaran lebih efektif (dalam Reiser 2011, h:3).

Menurut konsep ini tujuan utama teknologi pembelajaran adalah membuat agar pembelajaran lebih efektif. Dapat dicapai dengan cara mendesain, melaksanakan dan mengevaluasi secara sistematis berdasarkan teori komunikasi dan belajar, serta memanfaatkan segala sumber baik yang bersifat manusia maupun non-manusia. Sejak tahun 1970an, sudah ada pandangan bahwa manusia bukanlah satu-satunya sumber belajar.

AECT (1972): Educational tehcnology is a field involved in the facilitation of human learning through the systematic identification, development, organization and utilization of full range of learn-ing resources and through the management of these process.

Teknologi pendidikan adalah satu bidang atau disiplin dalam memfasilitasi belajar manusia melalui identifikasi, pengembangan, pengorganisasian dan pemanfaatan secara sistematis seluruh sumber belajar dan melalui proses pengelolaan secara keseluruhan (Ibrahim, 2015).

Berdasarkan pengertian ini, jelas dikatakan bahwa teknologi pendidikan adalah suatu disiplin ilmu yang memfokuskan diri dalam upaya memfasilitasi belajar pada manusia. Obyek formal teknologi pendidikan menurut pengertian berupa bagaimana peran di dalam memfasilitasi kegiatan belajar.

Definisi ini menegaskan adanya lima domain (kawasan) teknologi pembelajaran, yaitu kawasan desain, kawasan pengembangan, kawasan pemanfaatan, kawasan pengelolaan, dan kawasan penilaian baik untuk proses maupun sumber belajar. Setiap teknologi pembelajaran bisa saja memfokuskan bidang pembelajaran secara spesifik dalam salah satu bidang (dalam Ibrahim, 2015).

Tom Cutchall (1999) Instructional technology is the research in and application of behavioral science and learning theories and the use of a systems approach to analyze, design, develop, implement, evaluate and manage the use of technology to assist in the solving of learning or performance problems.

Definisi menurut Cutchal ini sama seperti definisi AECT 1994, menekankan bahwa teknologi pembelajaran merupakan penelitian dan aplikasi ilmu perilaku dan teori belajar dengan menggunakan pendekatan sistem untuk melakukan analisis, desain, pengembangan, implementasi, evaluasi dan pengelolaan penggunaan teknologi untuk membantu memecahkan masalah belajar dan kinerja.

Tujuan utama yaitu pemanfaatan teknologi (softtechnology maupun hardtechnology) untuk membantu memecahkan masalah belajar dan kinerja manusia (dalam Husnudin, 2015).

AECT (2004) : Educational technology is the study and ethical practice of facilitating learn ing and improving performance by creating, using, and managing appropriate technological processes and resources (dalam Dewanto, 2012).

Definisi terbaru yang menyatakan bahwa teknologi pendidikan adalah studi dan praktek etis dalam upaya memfasilitasi pembelajaran dan

(4)

meningkatkan kinerja dengan cara menciptakan, menggunakan atau memanfaatkan, dan mengelola proses sumber-sumber teknologi yang tepat. Tujuan utamanya masih tetap untuk memfasilitasi pembelajaran (agar efektif, efisien dan menarik atau

joyfull) sehingga dapat meningkatkan kinerja. 2.3 Teknologi Informasi di Perguruan Tinggi

Teknologi Informasi (TI) dapat dijadikan alat bantu efisiensi dan efektivitas pengelolaan Perguruan Tinggi. Pemahaman yang salah tentang peran TI ini sering ditemui dalam banyak kasus. Akibatnya jika fokus ke TI dan mengabaikan hal penting lain;

manusia, proses, dan organisasi (Curry, 2002). Investasi TI yang besar jika tidak diikuti dengan perubahan ketiga hal tersebut menjadi tidak efektif. Inilah yang menyebabka n fenomena “productivity paradox”, dimana investasi yang besar tidak menghasilkan manfa at yang besar juga (Brynjolfsson dan Hitt, 1998 dalam bayupustakawan, 2008).

Perguruan Tinggi (PT) menurut Brookes 2003 (dalam Indriani dan Adryan, 2009) disebut sebagai industri quasi-commercial. Di satu sisi PT ingin memberikan pelayanan pendidikan kepada masyarakat, tetapi di pihak lain, prinsip-prinsip manajemen industri komersial harus dijalankan untuk mendapatkan dana guna mendukung keberlangsungan hidupnya.

Menurut Brookes, PT harus memberikan batas demarkasi tanggung-jawab, peran, aturan main yang jelas antara kegiatan yang harus dikelola dengan prinsip komersial dan pelaksanaan kegiatan yang disediakan untuk akademik. Jika ini tidak dilakukan, banyak konflik kepentingan yang muncul ke permukaan.

TI yang dapat digunakan di lingkungan universitas antara lain adalah Campus-Wide Informatio n System (CWI S), Int ernet, dan multimedia. Dengan TI, informasi tentang universitas dan aktivitasnya dapat diakses oleh pengguna internal maupun eksternal. Informasi tersebut dapat bervariasi

mulai dari berita seputar perkembangan kampus, kegiatan belajar mengajar yang dapat dikemas dalam aplikasi learning management systems, inventori universitas, aktivitas penelitian, sampai data alumni (dalam Dora, 2014).

CWIS dapat membantu proses sebelum pendaftaran mahasiswa, menunjang proses belajar mengajar serta penelitian (termasuk catatan kuliah dan penugasan serta menyediakan kontak antara dosen dan mahasiswa), sampai mahasiswa lulus. CWIS juga dapat memudahkan koordinasi dan mengelola universitas (e.g. Kock dan Corner, 1997; Semiawan dan Middleton, 1999).

Selain itu, penggunaan CWIS juga bisa mengubah struktur manajemen (McClintok, 1998).

Penggunaan TI akan menghasilkan hasil yang optimal pada organisasi yang hirarkinya relatif flat, yang mempunyai staf yang fleksibel, berpendidikan tinggi, mempunyai rasa tanggung jawab yang tinggi dan mampu bekerja baik dalam tim (Cairncross, 2001).

Pengambilan keputusan strategis juga dapat dilakukan dengan cepat karena semua data pendukung yang digunakan untuk pertimbangan tersedia. Pendekatan yang memungkinkan keterbukaan akses terhadap informasi dan proses ini dapat mengurangi 90% administrasi karyawan (Gates, 1999) karena fungsi karyawan sebagai mediasi digantikan oleh TI (dalam Dora, 2014).

Dora , 2014, Teknologi Int ernet t elah memungkinkan konversi CWIS yang dahulunya berbasis jaringan lokal menjadi berbasis web. CWIS berbasis web ini lebih memudahkan pengguna dan menjadikan jangkauan penggunaan yang mengatasi batas ruang dan waktu terhadap pemanfaatan teknologi TI.

Berkembangnya teknologi telekomunikasi seluler dengan SMS (Short Message Service) dan WAP (Wireless Application Protocol) semakin memperkaya jenis user interfa ce yang bisa digunakan. Hal ini membuat informasi dan layanan

(5)

menggambarkan seberapa besar manfaat yang dapat diberikan dan diterima oleh pemakaian sumber daya TI terhadap kinerja mahasiswa secara keseluruhan. Efisiensi menurut Remenyi dapat dibagi menjadi dua yaitu:

a. Efisiensi Internal, akibat yang ditimbulkan dengan adanya implementasi TI

1) Berubahnya kebiasaan manual menjadi penggunaan teknologi.

2) Tanggungjawab menjadi lebih besar dan bersifat strategis.

3) Pengalokasian tugas dan pelaksanaan proses belajar mengajar yang lebih baik.

4) Meningkatkan kuantitas dan kualitas komunikasi baik dengan mahasiswa maupun antar dosen.

5) Memberikan pengawasan yang lebih baik terhadap alur kegiatan belajar mengajar.

6) Mempercepat dan memudahkan persiapan di dalam proses belajar mengajar.

7) Dapat mengadakan analisa terhadap pelaksanaan proses belajar yang telah dilaksanaakan sebelumnya.

8) Mempunyai kemampuan untuk melakukan tambahan terhadap kemampuan di bidang TI. 9) Mempercepat siklus pelaksanaan proses belajar. b. Efisiensi Eksternal:

1) Memudahkan untuk melakukan analisa terhadap kelebihan dan kekurangan kompetitor.

2) Mempererat antara masyarakat dan pihak kampus. 3) Menyediakan informasi yang lebih baik.

4) Meningkatkan daya kerja bagi anggota kampus untuk bekerja maksimal.

5) Lebih cepat merespon setiap pertanyaan mahasiswa.

6) Meningkatkan wibawa dan figur perusahaan. 7) Meningkatkan kualitas kampus.

8) Meningkatkan rencana-rencana yang lebih baik terutama yang berhubungan dengan TI.

2. Efektivitas, penilaian yang dilakukan untuk melihat tingkat penggunaan TI dalam lingkungan perusahaan dan kampus dapat dilihat dalam berbagai perspektif :

yang diberikan PT dapat diakses dan dilakukan kapanpun dan dimanapun (ubiquitous). Hal ini juga yang memungkinkan pelaksanaan distance learning

yang berkualitas. Mode interaksi dengan bantuan TI dapat dilakukan secara sinkron (pada waktu yang sama) dan asinkron (pada waktu yang berbeda).

Kenyataan menunjukkan bahwa untuk meningkatkan kualitas pendidikan harus dipenuhi berbagai persyaratan salah satunya adalah memiliki sarana dan prasarana yang memenuhi standar seperti pemanfaatan ICT (Information and Communication of Technology) dalam pendidikan. Dengan ICT dunia pendidikan dapat membawa dampak positif jika teknologi tersebut dimanfaatkan untuk meningkatkan kualitas pembelajaran.

Pengembangan Computing Assisted Learn-ing yang intinya merupakan kegiatan pemanfaatan komputer dalam pembelajaran pada dunia pendidikan. Manfaatnya pembelajaran menjadi lebih efektif, efesien serta mampu meningkatkan kualitas hasil pembelajaran, memiliki potensi memberdayakan mahasiswa, mendorong tumbuhnya keterampilan belajar siswa, nalar siswa dan keterampilan berkomunikasi. Selain itu juga menumbuhkan kemampuan siswa menemukan beragam sumber belajar.

Computer Assisted Learning (CAL) adalah perangkat lunak pendidikan yang diakses melalui komputer dan merupakan bentuk pembelajaran yang menempatkan komputer sebagai dosen. Dengan CAL, proses belajar bisa berlangsung secara individu dan mampu mengadopsi perbedaan individu peserta didik. Pada intinya CAL merupakan media ganda yang terintegrasi yang dapat menyajikan suatu paket ajar yang berisi komponen visual dan suara secara bersamaan.

Proses penggunaan dan pemanfa atan teknologi berdasarkan Remenyi 1995 secara efisien dan efektif secara spesifik dapat dibedakan menjadi beberapa bagian yaitu (dalam Perdanawati, 2014): 1. Efisiensi

(6)

ingin memberikan pelayanan pendidikan kepada masyarakat, tetapi di pihak lain, prinsip-prinsip manajemen industri komersial harus dijalankan untuk mendapatkan dana guna mendukung keberlangsungan hidupnya. Menurut Brookes, PT harus memberikan batas demarkasi tanggung-jawab, peran, aturan main yang jelas antara kegiatan yang harus dikelola dengan prinsip komersial dan pelaksanaan kegiatan yang disediakan untuk akademik. Jika ini tidak dilakukan, banyak konflik kepentingan yang muncul ke permukaan.

Tuntutan perkuliahan menurut Isdhana, 2011 dapat mendorong mahasiswa untuk menggunakan internet merupakan sebuah hal yang wajar. Akan tetapi hasil wawancara yang diperoleh dari responden menunjukkan kenyataan bahwa rasa ingin tahu menjadi motivasi ut ama yang mendor ong menggunakan internet.

Para pengajar juga dapat memanfaatkan internet sebagai sumber bahan mengajar dengan mengakses rencana pembelajaran atau silabus online

dengan metodologi baru, mengakses materi-materi kuliah yang cocok untuk mahasiswanya, serta dapat menyampaikan ide-idenya.

Melalui inter net, mahasiswa dapat mengakses berbagai informasi dan ilmu pengetahuan sesuai kebutuhan yang relevan dengan mata kuliah. Sehingga pemanfaatan jaringan internet sebagai sumber belajar, akan membantu mempermudah dan mempercepat penyelesaian tugas-tugas sekolah dan perkuliahan, termasuk penyelesaian tugas akhir.

Pelaksanaan proses belajar mengajar dengan memanfaatkan teknologi Campus-Wide Information System (CWIS), yang dapat membantu proses sebelum pendaftaran mahasiswa, menunjang proses belajar mengajar serta penelitian (termasuk catatan kuliah dan penugasan serta menyediakan kontak antara dosen dan mahasiswa), sampai mahasiswa lulus.

Berdasarkan hal ini; Proses pembelajaran di STMIK dan STIE MDP dilakukan di dalam satu aplikasi, berupa Simponi (Sistem Pembelajaran a. Dari sisi Akuntan dapat dilihat berdasarkan

perhitungan nilai ROI (Return On Investment). Hasil perhit ungan a kan lebih baik jika dibandingkan dengan nilai biaya modal (cost of capital). Dapat juga dibandingkan dengan standar nilai ROI rata-rata dari hasil pengolahan data dari perusahaan lain yang sejenis.

b. Dari sisi Manajemen Operasioanal, berhubungan dengan manfaat yang telah diperoleh, kinerja dari sistem dan dibandingkan terhadap kinerja dari departemen lain dalam satu perusahaan atau perusahaan lain. Memperhatikan juga hasil pengukuran nilai ROI dan pengaruhnya terhadap kinerja operasi perusahaan.

c. Dari sisi Direksi, fokus pengamatan akan melihat bagaimana penggunaan TI dapat meningkatkan performa kegiatan bisnis secara umum dan menyeluruh. Termasuk apakah sistem tersebut dapat turut andil dalam upaya menjalankan strategi perusahaan dan meningkatkan efektivitas pengeluaran biaya-biaya yang dapat mencapai tujuan utama perusahaan.

Dari sisi efisien dan efektif merupakan prioritas di dalam pemanfaatan Pojok Internet. Fasilitas ini juga diberikan secara gratis, dan bebas digunakan mahasiswa selama berada di kampus.

3. PEMBAHASAN

Menurut Rahim, 2011, internet bermanfaat dalam;

a. meningkatkan pengetahuan,

b. berbagi sumber diantara rekan sejawat, c. bekerjasama antar perguruan tinggi,

d. kesempatan mempublikasikan informasi secara langsung,

e. mengatur komunikasi secara teratur,

f. berpartisipasi dalam forum-forum lokal maupun internasional.

Perguruan Tinggi (PT) menurut Brookes 2003 (dalam Indriani dan Adryan, 2009) disebut sebagai industri quasi-commercial. Di satu sisi PT

(7)

Penggunaan Pokin bisa dilakukan 24 jam. Selain itu di setiap lantai kampus (lantai 1 sampa lantai 5) disediakan saluran internet (Wi.Fi) yang bersifat gratis dan bisa digunakan selama di area kampus MDP.

Penyediaan fasilitas ini berupa penyediaan PC dan monitor setiap lantai 3 dan lantai 4 sebanyak 7 unit, dan dapat digunakan selama aktivitas kampus berjalan. Dilengkapi juga dengan saluran internet. Melalui Pokin ini juga mahsiswa MDP dapat mengembangkan kemampuannya untuk mencari berbagai sumber informasi yang berhubungan dengan materi perkuliahan yang sedang diambil.

Mahasiswa dapat menggunakan simponi dengan maksimal sesuai dengan kebutuhan selama proses belajar mengajar. Hal ini sejalan dengan beberapa penelitian terdahulu.

Menurut Rahim, 2011 mahasiswa yang ada di UIN Alauddin Ma kassar, mahasiswa memanfaatkan ICT sebagai media pembelajaran dan informasi. ICT sebagai media penghubung antara dosen dan mahasiswa yang berhubungan dengan seluruh kegiatan perkuliahan. Mahasiswa juga dapat meningkatkan kemampuan penggunaan teknologi komputer. Mahasiswa dapat memanfaatkan media ICT sebagai alat komunikasi internal maupun eksternal kampus.

Penelitian yang dilakukan oleh Isdhana tahun 2011 berhubungan dengan mahasiswa kedokteran UNS yang memanfaatkan media internet di dalam pengembangan ilmu kedokteran dan tentu saja berhubungan dengan setiap materi perkuliahan yang diambil. Mahasiswa sangat terbantukan dengan adanya media ini, karena banyak sekali informasi yang berhubungan dengan ilmu kesehatan yang dibutuhkan oleh mahasiswa kedokteran.

Isdhana, 2011 berdasarkan penelitian yang dilakukan berupa pemanfaatan internet sebagai sumber belajar mahasiswa di UNNES.

Melalui internet mahasiswa yang ada dikampus tersebut bisa menambah wawasan

online dan Interaktif). Kegiatan pembelajaran secara keseluruhan di upload ke simponi dan setiap mahasiswa bisa langsung melihat materi apa yang akan diterima pada perkuliahan besok. Setiap hari mahasiswa juga bisa melihat berapa besar persentase kehadiran di dalam perkuliahan.

Analisis terhadap hasil wawancara menunjukkan bahwa sebagian responden mengatakan motivasi menggunakan internet didasarkan pada upaya mencari informasi. Pencarian informasi tersebut sebagian besar untuk membantu mahasiswa dalam mencari tugas mata kuliah tertentu. Hal senada juga diungkapkan oleh Shoma Fajar yang menyatakan bahwa internet sangat membantu untuk mencari sumber belajar.

Banyaknya mahasiswa yang memanfaatkan internet sebagai sumber belajar mereka dikarenakan tersedianya berbagai macam sumber informasi yang dengan mudah dapat di akses. Sumber informasi tersebut tentunya berhubungan dengan tugas mata kuliah, dalam hal ini mahasiswa sangat terbantu dan merasakan manfaat dari penggunan internet.

Disa mping itu juga, maha siswa bisa beriteraksi secara langsung dengan dosen berupa diskusi terhadap permasalahan perkuliahan yang dihadapi, melalui forum diskusi. Mahasiswa juga dapat mengetahui berita atau informasi terbaru dari seluruh kegiatan yang ada dikampus.

Hal ini dilakukan agar adanya interaksi antara dosen dan mahasiswa, dan ada juga interaksi mahasiswa dengan Pembimbing Akademik dan interaksi Mahasiswa dengan Ketua Program Studi.

Interaksi ini diharapkan nantinya dapat mengetahui sejauhmana kemampuan mahasiswa di dalam mengikuti proses pembelajaran di dalam kampus, dan bisa juga meningkatkan penggunaan fa silitas kampus. Pojok Internet yang sudah disediakan diharapkan akan digunakan dengan maksimal baik efisien maupun secara efektif.

Pojok Internet (Pokin) ditempatkan di lantai 3 dan lantai 4, serta lantai dasar perguruan tinggi.

(8)

Pojok internet yang dimanfaatkan dengan maksimal oleh mahasiswa di dalam proses belajar mengajar akan meningatkan efisiensi dan efektivias di dalam proses penyedian pojok internet, karena tujuan penyediaan Pokin bisa tercapai, baik peningkatan pemanfaatan teknologi, kemampuan komunikasi, maupun movasi di dalam kegiatan belajar mandiri.

Penggunaan Pokin da pat membantu mahasiswa di dalam berkomunikasi dengan dosen dengan berbagai mata kuliah yang diambil, walaupun sudah berada di luar kelas. Mahasiswa bisa berkomunikasi dengan dosen secara langsung waluapun tidak bertatap muka, dengan menanyakan kembali materi matakuliah yang belum dipahami, tugas dan berkomunikasi berhubungan dengan berbagai kegiatan kampus.

DAFTAR PUSTAKA

[1] Adenso-Diaz, B., dan Canteli, A. F. 2001,

Business Process Reengineering and University Organisation: A Normative Approach from The Spanish Case, Journal of Higher Education Policy and Management, 23(1), 63-73.

[2] Bridges, D. 2000, Back to The Future: The Higher Education Curriculum in The 21st Century, Cambridge Journal of Education, 30(1), 37-55.

[3] Bayupustakawan 2008, Teknologi Informasi di Perguruan Tinggi: Peluang dan Tantangan,

https://byupustakawan.wordpress.com/2008/ 05/03/t eknologi-infor masi-di-pergurua n-tinggipeluang-dan-tantangan/#more-41

[4] Curry, J. R. 2002, The Organizational Challege: IT and Revolution in Higher Education, Educause Review, Maret/April, 40-48.

[5] Cair ncross, F. 2001, The Rise of C isco Government, Network World.

berhubungan dengan materi perkuliahan. Saat ini media internet sudah menjadi bagian dari proses pembelajaran terutama berhubungan dengan pengembangan materi perkuliahan.

Mahasiswa juga memanfaatkan hasil tulisan dari berbagai sumber yang menghubungkan antara teori dan realisasi dari teori tersebut. Hal ini juga akan meningkatkan motivasi penggunaan internet dilingkungan kampus, dan dapat juga melakukan up date terhadap setiap kegiatan yang ada di kampus.

Penelitian terdahulu memiliki kesamaan di dalam pemanfaatan media internet di dalam proses belajar mengajar. Masing-masing perguruan tinggi menginginkan adanya peningkatan kemampuan mahasiswa terutama dibidang teknologi dan juga peningkatan proses belajar mengajar.

Melalui pema nfaat P okin, pr oses pembelajaran tidak hanya tercipta bertatap muka langsung dengan dosen, teta pi juga bisa berkomunikasi jarak jauh, dan proses pembelajaran tidak hanya di kelas tetapi bisa juga di luar kelas.

4. SIMPULAN

Penyediaan fasilitas pojok internet di dalam kampus diharapkan dapat meningkatkan kegiatan proses belajar mengajar antara dosen dan mahasiswa. Dosen bisa berinteraksi dengan mahasiswa dan mahasiswa bisa berinteraksi dengan dosen.

Pemanfaatan pojok internet dapat juga menambah pengetahuan yang berhubungan dengan teknologi informasi, peningkatan kegiatan belajar mengajar, meningkat kan motivasi u ntuk memaksimalkan penggunaan teknologi, menimbulkan komunikasi timbal balik antara mahasiswa dan dosen, untuk meningkatkan proses pembelajaran mandiri.

Kegiatan diskusi antar mahasiswa dan dosen bisa juga dilakukan diluar kampus tetapi tetap menggunakan media simponi, melalui forum diskusi. Kegiatan yang lainnya, dosen bisa melihat secara keseluruhan interaksi mahasiswa.

(9)

[6] Dewanto, I. Joko 2012, Peran Teknologi Pendidikan pada Fakultas Ilmu Komputer Universitas Esa Unggul – edit, Dosen Fakultas Ilmu Komputer Universitas Esa Unggul. http:// www.esaunggul.ac.id/wp-content/uploads/2012/ esaunggul.ac.id.

[7] Dora, Yenny Maya 2014, Role of Information Technology on Learning System in Higher Education Widyatama University. http://lppm.ut.ac.id/Internasional%20Seminar. [8] Husnudin 2015, Definisi Teknologi

Pendidikan, Https:// Tikaliyah.Files.Wordpress.Com/2010/03/ Definisi-Teknologi-Pendidikan.Pdf

[9] Imigrasi, Kantor II Cirebon 2015, Pojok Internet, http://kanimcirebon.com/pojok-internet/

[10] Ibra him, Ahmad, Abdullahi 2015,

Evolutionary Nature of The Definition of Educational Technology, International J. Soc. Sci. & Education, 2015 Vol.5 Issue 2, ISSN: 2223-4934 E and 2227-393. http://ijsse.com. [11] Indriani, Mirna dan Adryan, Reza 2009,

Kualitas Sistem Informasi dan Kepuasan Pengguna S istem Informasi Perguruan Tinggi Universitas Syiah Kuala, Jurnal Telaah & Riset Akuntansi, Vol. 2. No. 1 Januari 2009. https://www.google.co.id. [12] Isdhana, Farrah Diba 2011, Pemanfaatan

Internet Sebagai Sumber Belajar Mahasiswa Prodi PPKn FIS UN NES, htt p:// lib.unnes.ac.id/5821/1/7566.pdf.

[13] Kock, N. F., Jr. , dan Corner, J. L. 1997,

Improving University Processes Through Computer-Mediated Process Redesign Groups.

Campus-Wide Information Systems, 14 (1). [14] Karol, N. H., dan Ginsburg, S. G. 1980,

Managing The Higher Education Enterprises.

New York: John Wiley & Sons.

[15] McClintok, M. 1998, Information System Management Issues in Small Colleges and Universitas. Campus-Wide Informa tion Systems, 15(3), 85-90.

[16]Perdanawati, Luh Putu Virra Indah 2015,

Pengaruh Unsur-Unsur Kepuasan Pengguna pada Efisiensi dan Efekti vitas K erja Pengguna Aplikasi Sistem Akuntansi Instansi di S atuan K erja Pendidikan Tinggi di Provinsi Bali. http://www.pps.unud.ac.id/ thesis/pdf_thesis/unud-971-159802 1635-tesis%20virra%20indah%20perdanawati.pdf [17] Rahim, Muhammad Yusuf 2011, Pemanfaatan

ICT Sebagai Media Pembel ajaran dan Informasi pada UIN Alauddin Makassar, Sulesna, Volume 6 Nomor 2 Tahun 2011. journal.uin-alauddin.ac.id.

[18] Sarita, Sushane 2008, Pola Penggunaan dan Dampak Internet di Kalangan Mahasiswa Institut Pertanian Bogor (Kasus Mahasiswa Strata 1 Fakultas Ekologi Manusia), http:// repository.ipb.ac.id/

[19] Semiawan, T., dan Middleton, M. 1999,

Strategic Information Planning and Campus Informatio n Systems Development in Indonesia.

[20] Vagnoni, Emidia, Maran, Laura 2006,

University Research Policies: How The New Accounting Techniques Challenge Academic Community? http://www.st-andrews.ac.uk/ business/ecas/7/papers/ECAS-Vagnoni.pdf.

Referensi

Dokumen terkait

Penggunaan teknologi penginderaan jauh (Inderaja) khususnya satelit dipadu dengan data cuaca, data oseanografi khususnya kesuburan perairan dan tingkah laku ikan, didukung

Sub-CP Mata kuliah (Sub-CPMK) adalah kemampuan yang dijabarkan secara spesifik dari CPMK yang dapat diukur atau diamati dan merupakan kemampuan akhir yang direncanakan pada tiap

Hasil penelitian ini dapat menambah pengetahuan mengenai potensi atas beban irregularities terhadap arus kas serta pendapatan pada salah satu maskapai di Indonesia serta

Berdasarkan Deklarasi Prinsip-Prinsip Dasar Keadilan Bagi Korban Kejahatan Dan Penyalahgunaan Kekuasaan, yang dikeluarkan pada Tahun 1985 sebagai Resolusi PBB Nomor

Para tenaga kerja dari negara ASEAN yang memiliki kompetensi kerja yang lebih tinggi, tentunya akan memiliki kesempatan lebih luas untuk mendapatkan keuntungan

Lebih jauh, iri memiliki dampak besar dalam relasi sosial yaitu ketika seseorang merasa iri terhadap orang lain maka cenderung untuk mengurangi atau bahkan tidak ingin

Rasio Keuangan Dalam Memprediksi Kondisi Financial Distress Perusahaan Property Dan Real Estate Di Bursa Efek Indonesia” Pengujian hipotesis dilakukan dengan

Tujuan dari perencanaan obat adalah untuk mendapatkan jenis dan jumlah obat yang sesuai dengan kebutuhan pasien, menghindari terjadinya out off stock obat