• Tidak ada hasil yang ditemukan

STUDI KARAKTERISTIK ARUS PEJALAN KAKI YANG MELALUI AKSES KAMPUS USU

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "STUDI KARAKTERISTIK ARUS PEJALAN KAKI YANG MELALUI AKSES KAMPUS USU"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

STUDI KARAKTERISTIK ARUS PEJALAN KAKI YANG MELALUI AKSES KAMPUS USU

Kaka Riad Chofif1 dan Medis S. Surbakti2 1

Departemen Teknik SIpil, Universitas Sumatera Utara, Jl.Perpustakaan NO.1 Kampus USU Medan Email : chofifkakariad@yahoo.co.id

2

Staf Pengajar Departemen Teknik SIpil, Universitas Sumatera Utara, Jl.Perpustakaan NO.1 Kampus USU Medan

Email :medissurbakti@yahoo.com

ABSTRAK

Pejalan kaki (pedestrian) adalah setiap orang yang berjalan di ruang lalu lintas jalan. Jalur pejalan kaki dapat juga dikatakan sebagai ruang terbuka publik, karena pada jalur ini dapat digunakan juga sebagai fasilitas untuk bersosialisasi antar individu. Karakteristik pejalan kaki dapat diekspresikan dengan cara yang mirip dengan ekspresi kinerja lalu lintas kendaraan bermotor yaitu berupa arus (flow), kecepatan (speed), kepadatan (density), dan ruang (space). Metode yang dilakukan dalam penelitian ini adalah metode survey. dimana lokasi yang digunakan sebagai lokasi survey adalah pintu yang digunakan sebagai jalur masuk mahasiswa USU yaitu pintu sumber, pintu 1, pintu 3, pintu 4, pintu susuk dan pintu pasar 1. Adapun data yang diperlukan dalam survey ini yaitu data volume pejalan kaki, data waktu tempuh dan data lebar efektif jalur pejalan kaki. Penelitian ini juga membedakan karakteristik pejalan kaki berdasarkan gender (pria-wanita) dan jumlah pejalan kaki dalam melakukan perjalanan (grup – individu).

Dari hasil penelitian ini menunjukkan hasil bahwa disemua lokasi survey kecepatan (speed) berjalan pria lebih besar 10.08 % dibandingkan wanita dan kecepatan pejalan kaki secara individu juga lebih besar 7.56 % dibandingkan dengan pejalan kaki grup Untuk nilai kepadatan (density) hampir disemua lokasi survey menunjukkan bahwa kepadatan maksimum pejalan kaki pria 4.59% lebih rendah dibandingkan dengan pejalan kaki wanita dan untuk pejalan kaki individu memiliki nilai kepadatan maksimum yang lebih tinggi 2.805% dibandingkan pejalan kaki grup. Berdasarkan jumlah volume tertinggi dan lebar efektif jalur pejalan kaki untuk pintu 1 & 4 LOS berada pada ketgori B, sedangkan pintu 3 berada pada ketegori A.

Kata kunci: pejalan kaki, karakteristik, arus, kecepatan, kepadatan, ruang, tingkat pelayanan. ABSTRACT

Pedestrian (pedestrian) is everyone who walked in the street traffic. Pedestrian paths can also be regarded as a public open space, because in this pathway can be used also as a facility for socializing between individuals. Characteristics of pedestrians can be expressed in a manner similar to the expression of the performance of motor vehicle traffic in the form of flow, speed, density , and space. The method used in this research is survey method. where the location is used as a location survey is a door that is used as the entry point that USU student that is pintu sumber, pintu 1, pintu 3, pintu 4, pintu susuk and pintu pasar 1. The necessary data in this survey that the pedestrian volume data, the data travel time data and the effective width of pedestrian paths. The study also distinguish the characteristics of pedestrians by gender (male-female) and the number of pedestrians in traveling (group - people). From the results of this study showed that in all survey locations velocity (speed) running of male 10,08% compared to women and speed walkers individually also greater 7,56% compared with a pedestrian group for density values (density) in almost all locations survey showed that the maximum density of pedestrians men 4,59% lower compared with pedestrians women and for pedestrians individual has maximum density values higher than 2,805% walkers group. Based on the amount of the highest volume and the effective width of the pedestrian path to the door 1 & 4 are on the LOS category B, while the door 3 is in category A.

Keyword : pedestrian, characteristic, flow, speed, density, space, level of service

PENDAHULUAN

Kampus Universitas Sumatera Utara merupakan sebuah institusi pendidikan salah satu yang terbesar di Sumatera Utara pastinya memiliki ribuan Mahasiswa dan juga dosen beserta para civitas akademika yang setiap harinya melakukan aktifitas didalamnya, baik itu perkuliahan maupun aktifitas – aktifitas lainnya yang bersangkutan dengan pendidikan. Sebagian besar

(2)

dari mahasiswa USU melakukan aktifitasnya didalam kampus dengan berjalan kaki walaupun sebagian ada juga yang menggunakan kendaraan, baik itu kendaraan pribadi seperti mobil, sepeda motor, dan sepeda, ataupun kendaraan umum seperti becak bermotor dan juga bus yang sudah disediakan oleh pihak kampus yaitu Bus lintas USU. Dengan adanya mahasiswa yang melakukan aktifitasnya dengan pejalan kaki maka diperlukan jalur khusus bagi pejalan kaki di lingkungan kampus USU.

Jalur pejalan kaki di area kampus Universitas Sumatera Utara perlu adanya evaluasi agar lebih tertata dan teratur. Hal ini dikarenakan pada akses kampus USU ada yang sudah disediakan jalur pejalan kaki dan ada juga yang belum tersedia, untuk yang sudah tersedia ada yang memiliki lebar jalur pejalan kaki yang berbeda antara jalur pejalan kaki pada sisi kiri dan kanan jalan. Hal ini juga berkaitan dengan kenyamanan para pengguna jalur pejalan kaki.

TINJAUAN PUSTAKA

Pejalan kaki adalah setiap orang yang berjalan di ruang lalu lintas jalan (Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor : 03/PRT/M/2014).

Jalur Pejalan Kaki

Jalur pejalan kaki adalah ruas pejalan kaki, baik yang terintegrasi maupun terpisah dengan jalan, yang diperuntukan untul prasarana dan sarana pejalan kaki serta menghubungkan pusat – pusat kegiatan dan/atau fasilitas pergantian moda (Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor : 03/PRT/M/2014). Kebutuhan Ruang Pejalan Kaki Berdasarkan Dimensi Tubuh Manusia

Tabel 1. Kebutuhan Ruang Gerak Minimum Pejalan Kaki

Sumber (Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor : 03/PRT/M/2014) Penyediaan Berdasarkan Fungsi Jalan dan Penggunaan Lahan

Tabel 2. Kebutuhan Pengembangan Jaringan Pejalan Kaki Berdasarkan Fungsi Jalan dan

Penggunaan Lahan

Komersial Perumahan

0-3 unit/ha 4-10 unit/ha >10 unit/ha

Arteri 2 2 2 2

Kolektor 2 2 2 2

Lokal/Lingkungan 2 0 1 2

(3)

Lebar Jalur Pejalan Kaki

Tabel 3. Lebar Jalur Pejalan Kaki

Penggunaan Lahan Lebar Minimum (m) Lebar yang Dianjurkan (m)

Perumaha 1.6 2.75 Perkantoran 2 3 Industri 2 3 Sekolah 2 3 Terminal/stop bis/TPKPU 2 3 Pertokoan/perbelanjaan/hiburan 2 4 Jembatan, terowongan 1 1

(sumber : Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor : 03/PRT/M/2014) Karakteristik Pejalan Kaki

Menurut Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor : 03/PRT/M/2014 Terdapat beberapa karakteristik pejalan kaki yang berperan dalam tingkat pelayanan prasarana dan sarana jaringan pejalan kaki yang menjadi dasar perencanaan prasarana dan sarana jaringan pejalan kaki, yaitu:

1. Karakteristik fisik pejalan kaki

Karakteristik ini dipengaruhi oleh dimensi tubuh manusia dan daya gerak yang digunakan untuk mengetahui kebutuhan ruang bagi gerakan normal manusia.

2. Karakteristik perilaku pejalan kaki;

Perilaku pejalan kaki dapat menyebabkan bertambahnya ruang untuk pejalan kaki. Perilaku dimaksud antara lain pejalan kaki yang membawa payung, keranjang belanja bagi wanita, atau kebiasaan untuk berjalan bersama sambil berbincang dalam jalur pejalan kaki membutuhkan tambahan lebar jalur pejalan kaki.

3. Karakteristik psikis pejalan kaki;

Karakteristik psikis pejalan kaki berupa preferensi psikologi yang diperlukan untuk memahami keinginan-keinginan pejalan kaki ketika melakukan aktivitas berlalu lintas..

Ekspresi Kinerja Pejalan Kaki

Menurut Prof. Ir. Leksmono Suryo Putranto, M.T.,Ph.D dalam bukunya Rekayasa lalu

lintas Edisi 3 sama dengan yang di jelaskan pada Highway Capacity Manual 2000 ekspresi

kinerja lalu lintas pejalan kaki diekspresikan dengan cara yang mirip dengan ekspresi kinerja lalu linttas kendaraan ber motor yaitu arus (flow), kecepatan (speed), kepadatan (density) dan ruang (space).

O Arus (Flow)

Arus adalah jumlah pejalan kaki yang melintasi suatu titik pada penggal ruang untuk pejalan kaki tertentu pada interval waktu tertentu

……….. ………(1) Dimana : v = Arus (ped/min/m), S = Kecepatan (m/min), D = Kepadatan (ped/m2)

O Kecepatan (speed)

Kecepatan adalah laju dari suatu pergerakan pejalan kaki

………..(2)

Dimana : S = Kecepatan (m/min), d = Panjang Penggal Pengamatan (m), t = Waktu Tempuh (min)

O Kepadatan (density)

Kepadatan adalah jumlah pejalan kaki yang berada di suatu ruang untuk pejalan kaki pada jarak tertentu pada waktu tertentu

(4)

Dimana : D = Kepadatan (ped/m2), V = Volume Pejalan Kaki S = Kecepatan (m/min)

O Ruang (space)

Ruang (space )untuk pejalan kaki merupakan luas area rata – rata yang tersedia untuk masing – masing pejalan kaki

………(4)

Dimana : M = Ruang (m2/ped), S = Kecepatan (m/min), v = Arus (ped/min/m)

Prinsip Aliran Pejalan Kaki.

a. Hubungan antar kecepatan pejalan kaki terhadap kepadatan pejalan kaki.

Sumber : Highway Capacity Manual 2000 b. Hubungan antara kepadatan pejalan kaki terhadap aliran pejalan kaki.

Sumber : Highway Capacity Manual 2000

c. Hubungan antara kecepatan pejalan kaki terhadap aliran pejalan kaki.

(5)

Tingkat Pelayanan Jalur Pejalan Kaki

……….(5)

Dimana :

V = arus rata – rata pejalan kaki (orang/m/menit) Vp = volume puncak pejalan kaki (orang/15menit) We = lebar efektif trotoar

Menurut Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor : 03/PRT/M/2014 Standar besaran ruang untuk jalur pejalan kaki pada pedoman ini bersifat teknis dan umum, dan disesuaikan dengan kondisi lingkungan yang ada. Standar besaran ruang untuk jalur pejalan kaki dapat dikembangkan dan dimanfaatkan sesuai dengan tipologi ruas pejalan kaki dengan memperhatikan kebiasaan dan jenis aktivitas setempat. Standar pelayanan jalur pejalan kaki terdiri atas:

Tabel 4. Standar Tingkat Pelayanan Jalur Pejalan kaki

Tingkat Pelayanan Jalur Pejalan Kaki (m2/org) Kecepatan Rata-rata (m/min) Volume Arus Pejalan Kaki (org/m/min) Volume / Kapasitas Rasio A ≥ 12 ≥ 78 ≤ 6.7 ≤ 0.08 B ≥ 3.6 ≥ 75 ≤ 23 ≤ 0.28 C ≥ 2.2 ≥ 72 ≤ 33 ≤ 0.40 D ≥ 1.4 ≥ 68 ≤ 50 ≤ 0.60 E ≥ 0.5 ≥ 45 ≤ 83 ≤ 1.00 F < 0.5 < 45 variabel 1.00

(sumber : Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor : 03/PRT/M/2014)

METODOLOGO PENELITIAN Lokasi

Lokasi penelitian dilakukan di 6 (enam) akses masuk kampus USU, yaitu : Pintu 1, PIntu 3, Pintu 4, Pintu Susuk, Pintu Pasar 1 dan Pintu Sumber.

Pengumpulan Data

Data primer yaitu berupa data yang diperoleh dengan melakukan survey di lapangan. Adapun data yang diperlukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

a. Data volume pejalan kaki, data dibedakan berdasarkan karakteristik fisik (laki – laki & perempuan) dan berdasarkan perilaku pejalan kaki (individu & berkelompok). b. Data waktu tempuh pejalan kaki

c. Data lebar jalur pejalan kaki

Analisa Data

Setelah dilakukan pengambilan data berupa data volume pejalan kaki dan data waktu tempuh pada semua titik survey. Data – data tersebut kemudian ditabelkan untuk lebih memepermudah dalam menganaliasa berikutnya.

- Perhitungan dan Penyajian data

Pada tahap ini dilakukan beberapa perhitungan, yaitu a. Perhitungan arus (flow) pejalan kaki

(6)

Data arus pejalan kkai dihitung berdasarkan data volume pejalan kaki yang melewati penggal ruas jalan yang diamati.

b. Perhitungan data kecepatan (speed) pejalan kaki

Data yang digunakan dalam perhitungan kecepatan pejalan kaki adalah waktu tempuh pejalan kaki yang melewati penggal ruas jalan pengamatan.

c. Perhitungan kepadatan (density) pejalan kaki

Kepadatan diperoleh dari variable yang telah di carai yaitu arus dan kecepatan rata – rata ruang.

d. Perhitungan data ruang (space) pejalan kaki - Hubungan Antar Variabel

a. Hubungan antara kecepatan (speed) pejalan kaki terhadap kepadatan (density) pejalan kaki

b. Hubungan kepadatan (density) pejalan kaki terhadap arus (flow) pejalan kaki c. Hubungan kecepatan (speed) pejalan kaki terhadap arus (flow) pejalan kaki d. Hubungan kecepatan (speed) pejalan kaki terhadap ruang (space) pejalan kaki e. Analisa Tingkat pelayanan

Adapun penelitian ini dilaksanakan dengan mengikuti pola pikir sebagaimana bagan alir dibawah ini

(7)

HASIL DAN PEMBAHASAN 1. Pintu 1

Hubungan Kepadatan - Kecepatan Pria Wanita

D (ped/m2) S (m/min) D (ped/m2) S (m/min)

0.040 57.821 0.089 59.658 0.091 62.589 0.179 59.576 0.085 58.884 0.148 60.668 0.063 63.097 0.119 61.562 0.042 63.217 0.016 61.466 0.037 62.507 0.060 61.164 0.026 63.393 0.055 60.300 0.025 65.496 0.034 59.568 0.027 61.621 0.046 58.278 0.027 61.781 0.045 58.644 0.022 60.563 0.123 56.819 0.022 61.747 0.040 58.361

Hubungan Kepadatan - Kecepatan Grup Individu

D (ped/m2) S (m/min) D (ped/m2) S (m/min)

0.060 55.418 0.065 61.117 0.115 52.338 0.170 60.812 0.097 51.794 0.155 57.934 0.075 53.223 0.123 62.573 0.054 55.367 0.047 63.393 0.062 53.368 0.041 65.496 0.043 53.887 0.043 61.466 0.037 53.489 0.033 61.164 0.056 53.955 0.028 60.563 0.037 53.692 0.032 61.747 0.037 54.583 0.044 61.281 0.030 56.146 0.034 59.066

Hubungan Ruang – Arus Pria Wanita M (m2/ped) v (ped/m/min) M (m 2 /ped) v (ped/m/min) 24.816 2.330 11.187 5.333 11.039 5.670 5.585 10.667 11.777 5.000 6.741 9.000 15.774 4.000 8.395 7.333 23.677 2.670 61.466 1.000 26.827 2.330 16.680 3.667 37.960 1.670 18.092 3.333 39.219 1.670 29.784 2.000 36.899 1.670 21.852 2.667 36.995 1.670 21.989 2.667 45.536 1.330 8.117 7.000 46.426 1.330 25.015 2.333

Hubungan Ruang - Arus Grup Individu M (m2/ped) v (ped/min/m) M (m 2 /ped) v (ped/min/m) 16.627 3.333 15.279 4.000 8.723 6.000 5.885 10.333 10.359 5.000 6.437 9.000 13.306 4.000 8.161 7.667 18.456 3.000 21.131 3.000 16.012 3.333 24.558 2.667 23.098 2.333 23.047 2.667 26.745 2.000 30.582 2.000 17.985 3.000 36.331 1.667 26.846 2.000 30.874 2.000 27.292 2.000 22.978 2.667 33.681 1.667 29.533 2.000

(8)

- Pria dan Wanita

Dari perhitungan didapatkan kecepatan pria (61.893 m/min) lebih besar dibandingkan dengan kecepatan wanita (59.672 m/min). untuk nilai kepadatan pria (0.042 ped/m2) lebih kecil dibandingkan dengan wanita (0.080 ped/m2). Kemudian utnukhubungan antara kecepatan dan kepadatan didapatkan hasil nilai R2 sebesar 0.039 yang menunjukkan tidak adanya hubungan yang saling mempengaruhi antara kecepatan dan kepadatan yang terjadi. Dari nilai kecepatan dan kepadatan didapatlah nilai arus dimana arus wanita (4.750 ped/min/m) lebih besar dibandingkan dengan pria (2.612 ped/min/m).kemudian nilai ruang juga didapatkan untuk pria (29.745 m2/ped) lebih besar dibanduingkan wanita (19.575 m2/ped).

- Grup dan Individu

Dari perhitungan didapatkan kecepatan individu (61.384 m/min) lebih besar dibandingkan dengan kecepatan grup (53.938 m/min). untuk nilai kepadatan grup (0.059 ped/m2) lebih kecil dibandingkan dengan individu (0.068 ped/m2). Kemudian utnukhubungan antara kecepatan dan kepadatan didapatkan hasil nilai R2 sebesar 0.47679 yang menunjukkan adanya hubungan yang rendah antara kecepatan dan kepadatan yang terjadi. Dari nilai kecepatan dan kepadatan didapatlah nilai arus dimana arus individu (4.139 ped/min/m) lebih besar dibandingkan dengan grup (3.139 ped/min/m).kemudian nilai ruang juga didapatkan untuk grup (19.927 m2/ped) lebih besar dibanduingkan individu (14.830 m2/ped).

Untuk kondisi yang sama berikut penjelasan untuk lokasi selanjutnya. Hubungan Ruang – kecepatan

Pria Wanita M (m2/ped) S (m/min) M (m2/ped) S (m/min)

24.816 57.821 11.187 59.658 11.039 62.589 5.585 59.576 11.777 58.884 6.741 60.668 15.774 63.097 8.395 61.562 23.677 63.217 61.466 61.466 26.827 62.507 16.680 61.164 37.960 63.393 18.092 60.300 39.219 65.496 29.784 59.568 36.899 61.621 21.852 58.278 36.995 61.781 21.989 58.644 45.536 60.563 8.117 56.819 46.426 61.747 25.015 58.361

Hubungan Ruang – kecepatan Grup Individu M (m2/ped) S (m/min) M (m2/ped) S (m/min)

16.627 55.418 15.279 61.117 8.723 52.338 5.885 60.812 10.359 51.794 6.437 57.934 13.306 53.223 8.161 62.573 18.456 55.367 21.131 63.393 16.012 53.368 24.558 65.496 23.098 53.887 23.047 61.466 26.745 53.489 30.582 61.164 17.985 53.955 36.331 60.563 26.846 53.692 30.874 61.747 27.292 54.583 22.978 61.281 33.681 56.146 29.533 59.066

(9)

2. Pintu 3

- Pria dan Wanita

Dari perhitungan didapatkan kecepatan pria (66.296 m/min) lebih besar dibandingkan dengan kecepatan wanita (62.235 m/min). untuk nilai kepadatan pria (0.024 ped/m2) lebih kecil dibandingkan dengan wanita (0.032 ped/m2). Kemudian utnukhubungan antara kecepatan dan kepadatan didapatkan hasil nilai R2 sebesar 0.1279 yang menunjukkan tidak adanya hubungan yang saling mempengaruhi antara kecepatan dan kepadatan yang terjadi. Dari nilai kecepatan dan kepadatan didapatlah nilai arus dimana arus wanita (2 ped/min/m) lebih besar dibandingkan dengan pria (1.556 ped/min/m).kemudian nilai ruang juga didapatkan untuk pria (47.244 m2/ped) lebih besar dibanduingkan wanita (34.565 m2/ped).

- Grup dan Individu

Dari perhitungan didapatkan kecepatan individu (65.784 m/min) lebih besar dibandingkan dengan kecepatan grup (59.926 m/min). untuk nilai kepadatan grup (0.024ped/m2) lebih kecil dibandingkan dengan individu (0.036 ped/m2). Kemudian utnukhubungan antara kecepatan dan kepadatan didapatkan hasil nilai R2 sebesar 0.0195 yang menunjukkan tidak adanya hubungan yang saling mempengaruhi antara kecepatan dan kepadatan yang terjadi. Dari nilai kecepatan dan kepadatan didapatlah nilai arus dimana arus individu (2.389ped/min/m) lebih besar dibandingkan dengan grup (1.389 ped/min/m).kemudian nilai ruang juga didapatkan untuk grup (44.634 m2/ped) lebih besar dibanduingkan individu (33.735 m2/ped).

3. Pintu 4

- Pria dan Wanita

Dari perhitungan didapatkan kecepatan pria (64.218 m/min) lebih besar dibandingkan dengan kecepatan wanita (59.856 m/min). untuk nilai kepadatan pria (0.053 ped/m2) lebih kecil dibandingkan dengan wanita (0.066 ped/m2). Kemudian utnukhubungan antara kecepatan dan kepadatan didapatkan hasil nilai R2 sebesar 0.06948 yang menunjukkan tidak adanya hubungan yang saling mempengaruhi antara kecepatan dan kepadatan yang terjadi. Dari nilai kecepatan dan kepadatan didapatlah nilai arus dimana arus wanita (3.918 ped/min/m) lebih besar dibandingkan dengan pria (3.389 ped/min/m).kemudian nilai ruang juga didapatkan untuk pria (23.502 m2/ped) lebih besar dibanduingkan wanita (17.407 m2/ped).

- Grup dan Individu

Dari perhitungan didapatkan kecepatan individu (62.101 m/min) lebih besar dibandingkan dengan kecepatan grup (57.933 m/min). untuk nilai kepadatan grup (0.068ped/m2) lebih besar dibandingkan dengan individu (0.053 ped/m2). Kemudian utnukhubungan antara kecepatan dan kepadatan didapatkan hasil nilai R2 sebesar 0.0326 yang menunjukkan tidak adanya hubungan yang saling mempengaruhi antara kecepatan dan kepadatan yang terjadi. Dari nilai kecepatan dan kepadatan didapatlah nilai arus dimana arus individu (3.278 ped/min/m) lebih kecil dibandingkan dengan grup (3.917 ped/min/m).kemudian nilai ruang juga didapatkan untuk grup (18.065 m2/ped) lebih kecil dibanduingkan individu (18.9447m2/ped).

Untuk lokasi ini berbeda dengan lokasi lainnya dmana ruang yang tersedia lebih besar untuk pejalan kaki individu dibandingkan untuk pejalan kaki grup hal itu dikarenakan arus yang terjadi pada lokasi ini lebih besar pejalan kaki grup dibandingkan pejalan kaki individu.

(10)

4. Pintu Susuk, Pasar 1 & Sumber

Setelah dilakukan survey ternyata pada lokasi ini tidak dapat dilakukan perhitungan seperti pada lokasi – lokasi lainnya. Hal ini disebabkan tidak adanya batasan – batasan jalur khusus pejalan kaki yang dapat di jadikan acuan pengambilan data waktu tempuh pejalan kaki sehingga tidak dapat dilakukan penghitungan kecepatan, meskipun untuk data volume tetap diperoleh berdasarkan banyaknya pejalan kaki yang melalui lokasi ini.

5. Volume Puncak

Lokasi Volume puncak (ped/15mnt)

Sumber 379 Pintu 1 279 Pintu 3 100 Pintu 4 261 Susuk 152 Pasar 1 188

KESIMPULAN & SARAN Kesimpulan

1. Penelitian dilakukan berdasarkan gender dan jumlah pejalan kaki sewaktu berjalan didapatkan hasil sebagai berikut :

Kecepatan (speed) Kepadatan (Density)

Pria > Wanita = 10.08% Pria < Wanita = 4.59 %

Individu > Grup = 7.56 % Grup < Individu =2.805 2. Prinsip aliran pejalan kaki (hubungan antar variabel)

 D – S

Untuk hubungan antara kecepatan dengan kepadatan ada beberapa titik yang menunjukkan nilai korelasi antara 0.20 – 0.40 yang menunjukkan adanya hubungan yang rendah antar variabel. Dan ada juga yang berada pada nilai korelasi <0.20 yang menunjukkan tidak adanya hubungan antar variabel.

 M – v

Untuk hubungan antara ruang dan arus di semua lokasi survey nilai korelasi berada diantara 0.70 – 1.00 yang menunjukkan adanya hubungan yang tinggi antar variabelnya.

 M – S

Untuk hubungan antara ruang dengan kecepatan ada beberapa titik yang menunjukkan nilai korelasi antara 0.20 – 0.40 yang menunjukkan adanya hubungan yang rendah antar variabel. Ada beberapa titik yang berada pada nilai korelasi <0.20 yang menunjukkan tidak adanya hubungan antar variabel. Dan ada juga yang berada pada nilai korelasi 0.40 – 0.70 yang menunjukkan adanya hubungan yang substansial (sedang) antar variabelnya

(11)

Dari hasil perhitungan diperoleh kategori tingkat pelayanan untuk masing – masing lokasi survey sebagai berikut :

Lokasi Jalur pejalan kaki (m2/ped) Kecepatan rata – rata (m/min) Volume arus pejalan kaki (ped/m/min) Kapasitas Rasio Tingkat pelayanan Pintu 1 6.911 74.71 8.57 0.11 B Pintu 3 16.002 79.26 3.92 0.049 A Pintu 4 5.963 75.18 10.23 0.136 B Saran

1. Lebar efektif yang sudah tersedia rata-rata masih dibawah standar lebar minimum yang seharusnya yaitu 2 m, untuk menambah kenyamanan bagi pengguna jalur pejalan kaki seharusnya lebar jalur yang tersedia harus sesuai dengan standar yang ada.

2. Diberikan jalur khusus pejalan kaki pada lokasi yang belum memiliki jalur khusus. 3. Untuk lokasi yang sudah ada namun memiliki lebar dan tinggi yang berbeda agar

disamakan.

DAFTAR PUSTAKA

Anonim, (2000).Highway capacity manual,Transportation Research Board, national Research Council.

Anonim,(2014).Pedoman perencanaan, penyediaan, dan pemanfaatan prasarana dan sarana

jaringan pejalan kaki di kawasan perkotaan.Kementerian Pekerjaan Umum.

Jakarta.

Bargegol, Iraj. Vahid N.M.G, Faramarz J. Modeling pedestrian Flow at Central Business

District.Jurnal UMP Science Technology Management. Vol. 3, Issue.3,Supp

2,2015.

F.D.Hobbs, (1995).Perencanaan dan Teknik Lalu Lintas, Edisi kedua, Gadjah Mada University Press, Yogyakarta, Indonesia.

Hidayat, Nursyamsu.Analisa Tingkat Pelayanan Fasilitas Pejalan Kaki. Jurusan Teknik Sipil FT UGM. Yogyakarta.

Mauliani, Lily, Ari W.P, Wafiqul A,(2013).Kajian jalur pedestrian sebagai ruang terbuka

pada area kampus.Jurnal arsitektur NALARs,Vol.12,No.2.

Putra, Muhajirin Syah. Yusandy A.(2012).Analisis karakteristik dan aktivitas pedestrian

(studi kasus).Departemen Teknik Sipil, Universitas Sumatera Utara. Medan.

Putranto, Leksmono Suryo. (2016). Rekayasa Lalu Lintas Edisi 3.Penerbi tIndeks, Jakarta Rahman, Arif.(2000).Studi pejalan kaki mahasiswa USU melalui simpang sumber

Medan.Universitas Sumatera Utara. Medan.

Sarsam, Issa Saad (2013). Assessing Pedestrian flow characteristics at Baghdad CBD area. The Golden Jubilee of Founding the college of Engineering Scintific Coference, University of Mosul – IRAQ.

Sarsam, IssaSaad, Marwa W. A.(2015).Modeling of Pedestrian Walking Characteristics at

Erbil CBD.International Journal of Mathematich and Computational

Gambar

Tabel 1. Kebutuhan Ruang Gerak Minimum Pejalan Kaki
Tabel 3. Lebar Jalur Pejalan Kaki
Tabel 4. Standar Tingkat Pelayanan Jalur Pejalan kaki  Tingkat  Pelayanan  Jalur Pejalan Kaki (m2 /org)  Kecepatan Rata-rata (m/min)  Volume Arus Pejalan Kaki  (org/m/min)  Volume /  Kapasitas Rasio  A  ≥ 12  ≥ 78  ≤ 6.7  ≤ 0.08  B  ≥ 3.6  ≥ 75  ≤ 23  ≤ 0.

Referensi

Dokumen terkait

PT.Indi Production memakai karakter manusia pria dan wanita sebagai icon atau maskot dari perusahaan, karakter animasi 3 dimensi yang akan di buat akan mengacu

Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Lesi Kurnia Putri pada tahun 2012 dimana didapatkan bahwa capaian pengendalian DM tipe 2 di RSUD Arifin Achmad

Namun, jika kedua tetua persilangan memiliki nilai yang berbeda nyata pada kedua karakter terkait, maka pola pita DNA yang terbentuk akan mengikuti pola

Bagi Instansi terkait seperti perusahaan diharapkan dapat menindaklanjuti hasil penelitian ini dengan memberikan suplemen kepada pekerjanya agar dapat mengurangi angka anemia, di

Dari dasar inilah mengapa penelitian ini akan dilakukan, menggunakan tanaman air untuk mengolah limbah cair industri tahu, yaitu menggunakan tanaman teratai dan eceng gondok

Entity Relationship Diagram Sistem Pakar Tanaman Anggrek Dari data admin tentunya admin memasukkan passwordnya dan admin mengetahui kode jenis penyakit apa yang

Hal ini menujukkan bahwa sebuah Kepercayaan konsumen terhadap merek Lifebuoy sabun mandi antiseptik dapat timbul dari adanya Identitas Merek yang dimiliki Lifebuoy

Mengingat topik bahasan menyangkut kostum yang dipakai oleh Ichikawa Danjuro pada tahun 1895 dengan kostum yang dipakai Matsumoto Koshiro pada tahun 1936, maka digunakan juga