• Tidak ada hasil yang ditemukan

PEMETAAN SEBARAN INDISTRI KERAJINAN BATIK DI KECAMATAN CIPEDES KOTA TASIKMALAYA BERBASIS SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PEMETAAN SEBARAN INDISTRI KERAJINAN BATIK DI KECAMATAN CIPEDES KOTA TASIKMALAYA BERBASIS SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

PEMETAAN SEBARAN INDISTRI KERAJINAN BATIK DI KECAMATAN CIPEDES KOTA TASIKMALAYA

BERBASIS SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS Taufik (taufikmy1@gmail.com)

H. Nedi Sunaedi, M.Si (nedi_pdil@yahoo.com) Program Studi Pendidikan Geografi

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Siliwangi ABSTRACT

Geographic Information System is a system that contains the presentation of information and the data in a software or program which has designed in about the information of the descriptions an object based on the data in the site.The main problem was discussed about the growth of batik industry and the distribution pattern of batik industry. The formulation of the problem in this research are how do the batik craft industry and how is the distribution pattern of batik craft industry in Cipedes sub district Tasikmalaya city. The method that researcher used is the qualitative survey research method. The technique of collecting the data that used is observation, documentation study, and literature study. The population in this research involves the entire of batik craft industry entrepreneurs who are in the Nagarasari administrative village of Cipedes sub district, Tasikmalaya City totaled 18 companies/industry. The analysis result shows that the growth of Tasikmalaya’s batik experienced growth from year to year started from the number of entrepreneurs, the kinds of motive, outlet, and a variety of products. The distribution pattern of batik craft industry in Cipedes sub district Tasikmalaya city concentrated in the Nagarasari administrative village and spread out in several regions including Ciroyom Street and Cigeureung Street.

Keywords: Mapping Batik Tasikmalaya Geography Information System

1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Batik merupakan warisan budaya nenek moyang Indonesia yang sudah ada sejak zaman Kerajaan Majapahit, Mataram, Solo dan Yogyakarta. Salah satu kesenian batik khas Nusantara berada di Tasikmalaya, pusat industri Batik Tasikmalaya berada di Kelurahan Nagarasari Kecamatan Cipedes Kota Tasikmalaya, sebagai salah satu bukti adanya sebuah Pengelolaan Koperasi Rukun Batik Tasikmalaya di Jalan Mitrabatik Tasikmalaya. Tempat memasarkan industri kerajinan Batik Tasikmalaya dari beberapa industri pengrajin yang ada di Tasikmalaya.

Batik Tasikmalaya kini semakin dikenal oleh masyarakat berbagai kalangan, dari anak-anak sampai usia dewasa. Apalagi dengan setelah ditetapkannya Keputusan Presiden Republik Indonesia Tanggal 02 Oktober 2009

(2)

2 Nomor 33 Tahun 2009 Tentang Hari Batik Nasionaloleh UNESCO batik adalah salah satu kesenian asli Indonesia .

Banyak orang yang mencari informasi tentang Batik Tasikmalaya, akan tetapi tidak semua orang tau dimana tempat Industri Kerajinan Batik Tasikmalaya. Industri Batik Tasikmalaya berpusat di Kelurahan Nagarasari Kecamatan Cipedes Kota Tasikmalaya. Atas dasar hal tersebut perlu adanya media informasi yang memberikan informasi tentang lokasi dan sebaran industri Batik Tasikmalaya, salah satu upaya yang dapat dilakukan yaitu dengan menggunakan Sistem Informasi Geografis sebagai sarana penyajian informasi melalui sebuah media digital.

Sistem Informasi Geografis merupakan sebuah sistem yang berisi tentang penyajian informasi dan data dalam sebuah software atau perogram yang didalamnya telah dirancang mengenai informasi-informasi tentang penjelasan suatu objek berdasarkan data dari tempat tersebut.

1.2 Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perkembangan industri kerajinan batik di Kecamatan Cipedes Kota Tasikmalaya, dan mengetahui bagaimana pola sebaran industri kerajinan batik yang ada di Kecamatan Cipedes Kota Tasikmalaya.

2. METODE PENELITIAN

Metode penelitian yang digunakan adalah metode survey kualitatif, Bogdan dan Tylor mendefinifisikan metode survey kualitatif merupakan metode yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis maupun lisan dari orang-orang dan pelaku yang diamati (Moleong, 2005:29).

Populasi dan sampel yang digunakan adalah populasi tunggal atau populasi jenuh, yaitu mengambil secara keseluruhan industri kerajinan batik yang ada, dalam hal ini jumlah industri kerajinan batik yang ada di Kelurahan Ngarasari Kecmatan Cipedes Kota Tasikmalaya adalah 18 industri/ pengusaha.

Teknik pengumpulan data dan instrumen penelitian yang dilakukan peneliti dilapangan adalah studi pustaka, observasi lapangan, teknik wawancara, studi dokumentasi. Peneliti juga menggunakan alat bantu, yaitu dengan menggunakan alat

(3)

3 Global Possition System (GPS) untuk mendigitasi titik koordinat industri kerajinan batik mengenai lokasi sebaran pengusaha batik yang ada di Kelurahan Nagarasari Kecamatan Cipedes Kota Tasikmalaya.

3. PEMBAHASAN

3.1 Deskripsi Hasil Penelitian

Kelurahan Nagarasari Kecamatan Cipedes Kota Tasikmalaya berada pada koordinat 07°18’31.1” LS dan 108°12’59.7” BT. Kelurahan Nagarasari adalah salah satu kelurahan yang berada di Kecamatan Cipedes Kota Tasikmalaya. Secara administratif luas wilayah Kelurahan Nagarasari Kecamatan Cipedes Kota Tasikmalaya mempunyai luas wilayah 245,255 Ha, terbagi dalam 19 Rukun Warga (RW) dan 87 Rukun Tetangga (RT).

3.2 Sejarah Industri Batik Tasikmalaya

Pada masa jayanya pengusaha Batik Tasikmalaya maju pada tahun 1960-1970, dimasa itu para pengrajin Batik Tasikmalaya memasarkan batik mereka sampai ke wilayah Nusantara. Namun pada awal tahun 1980 pengusaha Batik Tasikmalaya mengalami penurunan seiring dengan munculnya teknologi baru yang melahirkan motif-motif baru buatan mesin yang berakibat mengancam para pengusaha batik tradisional.

Memasuki era tahun 2000, industri Batik Tasikmalaya mulai muncul kembali disaat demam batik melanda masyarakat Indonesia.Puncaknya pada tanggal 02 Oktober 2009 badan Perserikatan BangsaBangsa (PBB) menetapkan batik sebagai warisan budaya bangsa Indonesia.

Bukti sejarah tersebut diperkuat atau dibuktikan dengan adanya - Bangunan Koperasi Mitra Batik

- Jalan Mitra Batik Tasikmalaya - Monumen Koperasi

Monumen Koperasi Tasikmalaya beralamat di Jalan. DR. MOCHAMMAD HATTA No. 40 Tasikmalaya, adalah salah satu tempat berejarah yang ada di Tasikmalaya, monumen ini pernah dijadikan sebagai tempat berlangsungnya Kongres Koperasi yang pertama pada tanggal 11 sampai dengan 14 Juli 1947 antara lain membahas tetntang koperasi di Indonesia dan

(4)

4 sekaligus memutuskan tanggal 12 Juli sebagai Hari Koperasi Indonesia oleh mantan Wakil Presiden Republik Indonesia Mochammad Hatta.

Sumber: Hasil Penelitian (2013) Gambar 1

Tugu Kongres Peresmian Koperasi 3.3 Perkembangan Batik Tasikmalaya

Kondisi industri Batik Tasikmalaya di Kelurahan Nagarasari Kecamatan Cipedes Kota Tasikmalaya dari tahun-ketahun mengalami tahap perkembangan yang signifikan secara perlahan menjadi lebih baik, terbukti dengan adanya penambahan jumlah pengusaha Batik Tasikmalaya.

Perkembangan Batik Tasikmalaya antara lain didukung oleh sebagai berikut:

3.3.1 Jumlah pengusaha

Jumlah pengusaha batik pun bertambah, rata-rata yang menekuni bidang industri batik adalah anak dari pengusaha batik itu sendiri, mulanya mereka ikut membantu sekalian belajar ilmu membatik, setelah mereka bias mereka membuat sendiri perusahaan batik dibawah bimbingan para orangtuanya.

(5)

5 3.3.2 Motif

Jenis motif semakin beraneka ragam, pengusaha batik di Kelurahan Nagarasari Kecamatan Cipedes Kota Tasikmalaya mempunyai motif yang tidak terhitung jumlahnya, beraneka ragam mulai dari bunga, hewan, dan motif campuran.

3.3.3 Outlet

Meskipun industri batik di Kelurahan Nagarsari Kecamatan Cipedes Kota Tasikmalaya berkembang dari tahun-ketahun, nyatanya tidak semua pengusaha batik mempunyai outlet tersendiri untuk memasakan batiknya, ada juga yang ikut menyimpan batiknya di show room milik orang lain untuk menjual batik mereka. Akan tetapi untuk pengusaha batik yang tergolong sukses, mereka mempunyai show room lebih dari satu, juga mereka membayar pada took-toko di luar daerah mereka untuk menjual batik mereka menjadi agen langganan di took tersebut, itu menjadikan industri batik mereka dikenal sampai daerah luar Kota Tasikmalaya. 3.3.4 Keberagaman Produk

Keberagaman produk Batik Tasikmalaya tidak lepas dari adanya mode fashion terbaru, dari mode atau fashion terbaru tersebut para pengrajin batik berinovasi membuat motif-motif baru sesuai trend yang sedang diminati di masyarakat.

Sumber : Hasil Penelitian (2013) Gambar 2

(6)

6 3.4 Pola Sebaran Batik Tasikmalaya

3.4.1 Sebaran Batik Tasikmalaya

Letak persebaran Batik Tasikmalaya berdasarkan hasil observasi dan survey yaitu memusat di Kelurahan Nagarasari Jl. Cigeureung, Ciroyom Al-Gofar dan tersebar di beberapa kedusunan yang ada di Kelurahan Nagarasari, hanya ada satu yang letaknya paling jauh di antara pengusaha batik yang lain yaitu di Dusun Sukagenah Kelurahan Nagarasari kecamatan Cipedes Kota Tasikmalaya meliputi RW 06, 09, 10, dan 11.

Batik Tasikmalaya bukan hanya ada di kelurahan Nagarasari Kecamatan Cipedes Kota Tasikmalaya, Batik Tasikmalaya juga ada di Kelurahan Parakannyasag Kecamatan Indihiang Kota Tasikmalaya, karena letak dan jarak kelurahannya yang bersebelahan.

Letak persebaran Batik Tasikmalaya di buktikan dengan menggunakan Global Position System (GPS), dari GPS tersebut diperoleh titik koordinat lokasi industri/ lokasi perusahaan. Dari data GPS tersebut kemudian di overlay ke google earth sehingga dari google earth tersebut diperoleh citra satelit mengenai persebaran perusahaan Batik Tasikmalaya di Kelurahan Nagarasari Kecamatan Cipedes Kota Tasikmalaya.

Untuk menganalisisa berbagai pola penyebaran gejala geografi, kita dapat menerapkan analisa tetangga terdekat. Analisa tetangga terdekat ini telah dikembangkan oleh P.J. Clark dan F.C. Evans pada masa ekologi tanaman. Pada dasarnya, pola penyebaran itu dapat dibedakan menjadi tiga macam, yaitu pola bergerombol (cluster patteren), tersebar tidak merata (random pattern), dan tersebar merata (dispersed pattern). Pengevaluasian pola-pola ini menggunakan skala tetangga terdekat yang diungkapkan kedalam skala R (R scale). Skala R ini dapat dihitung dengan rumus-rumus sebagai berikut:

R =

𝑟𝐴

𝑟𝐸

⤍ 𝑟A =

𝑟

N r = Jarak tiap titik tempat ke titik tetangganya

yang terdekat (A = Aktual)

𝑟𝐸 =

1

2 𝑝 ⤍

rata-rata jarak ke teangga terdekat yang diharapkan pada penyebaran secara random dari kepadatan P

(7)

7

p

=

𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎 ℎ 𝑡𝑖𝑡𝑖𝑘 𝑡𝑒𝑚𝑝𝑎𝑡 (𝑁)

𝑙𝑢𝑎𝑠 𝑎𝑟𝑒𝑎𝑙 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑜𝑏𝑠𝑒𝑟𝑣𝑎𝑠𝑖

Nilai R ini beriktisar diantara nol (0) dengan 2, 1491. Atau jika dijadikan suatu matriks menjadi:

0 0,7 1,4 2,1491 I II III

I. Pola bergerombol (cluster patteren)

II. Pola tersebar tidak merata (random pattern) III. Pola tersebar merata (dispersed pattern).

Untuk menghitung jarak lokasi industri Batik Tasikmalaya yang berada di Kelurahan Nagarasari Kecamatan Cipedes Kota Tasikmalaya antara industri batik dari titik satu dengan yang lain, penulis menggunakan perhitungan dengan analisa tetangga terdekat. Adapun perhitungannya sebagai berikut: R

=

𝑟𝐴 𝑟𝐸 2 𝑝 𝑟 𝑁 Gambar 3

(8)

8 Tabel perhitungan analisa tetangga terdekat

Jarak Meter A – B ± 220 B – C ± 50 C – D ± 1 D – E ± 25 E – F ± 15 F – G ± 20 G – H ± 20 H – I ± 30 I – J ± 10 J – K ± 30 K – L ± 25 L – M ± 30 M – N ± 15 N – O ± 25 K – P ± 40 P – Q ± 20 L – R ± 220 R – A ± 380 Jumlah ± 1.176

3.4.2 Penyajian Data Informasi Batik Tasikmalaya berbasis Sistem Informasi Geografis

Proses penyajian data industri Batik Tasikmalaya berbasis Sistem Informasi Geografis (SIG) dilakukan dengan menggunakan Software Macromedia Flash Profesional 8, langkah-langkah pertama dalam pembuatan software ini adalah sebagai berikut:

Mendigitasi dengan menggunakan Global Possition System (GPS) Peneliti mendatangi ke seluruh pengusaha Batik Tasikmalaya yang ada di Kelurahan Nagarasari Kecamatan Cipedes Kota Tasikmalaya, dengan menggunakan GPS dihasilkan titik koordinat dari perusahaan-perusahaan Batik Tasikmalaya tersebut.

Adapun hasil digitasi Global Possition System dapat dilihat pada tabel dibawah ini:

𝑅 =

(2 𝑝) 𝑟

N

=

(2

245.25518

)

18

= 1.11

1.176

0 0,7 1,4 2,1491 I II III Hasil perhitungan analisa tetangga terdekat adalah 1,11. Berdasarkan kriteria diatas jumlah 1.11 peneliti dapat mimpulkan bahwa pola sebaran Batik Tasikmalaya di kelurahan Nagarasari Kecamatan Cipedes Kota Tasikmalaya adalah Pola tersebar tidak merata (random pattern).

(9)

9 Lokasi Persebaran Batik Tasikmalaya di Kelurahan

Nagarasari Kecamatan Cipedes Kota Tasikmalaya

No Nama Perusahaan Lokasi Koordinat

1 Deden Batik RT : 04 / RW : 09 07°18’12.0” LS - 108°13’09.3” BT 2 Agnesa Batik RT : 02 / RW : 10 07°18”11.6” LS - 108°13’14.8” BT 3 Nizar Batik RT : 05 / RW : 09 07°18’10.5” LS - 108°13’05.9” BT 4 Batik Sukapura RT : 03 / RW : 11 07°18’02.2” LS - 108°13’17.4” BT 5 Batik WD RT : 03 / RW : 10 07°18’08.9” LS - 108°13’15.3” BT 6 Nanda Batik RT : 05 / RW : 09 07°18’09.9” LS - 108°13’07.1” BT 7 Mekar Jaya RT : 06 / RW : 10 07°18’07.0” LS - 108°13’12.2” BT 8 Putra Kembar RT : 04 / RW : 10 07°18’09.6” LS - 108°13’18.0” BT 9 Elang Mas RT : 01 / RW : 10 07°18’07.6” LS - 108°13’12.0” BT 10 Rafsanjani RT : 03 / RW : 10 07°18’11.8” LS - 108°13’15.7” BT 11 Rizqi RT : 05 / RW : 09 07°18’11.6” LS - 108°13’08.2 BT 12 Denok RT : 01 / RW : 10 07°18’09.5” LS - 108°13’09.3” BT 13 Koni Sutra RT : 02 / RW : 11 07°18’19.2” LS - 108°13’44.7” BT 14 Agnesa Putra RT : 02 / RW : 10 07°18’07.7” LS - 108°13’10.1” BT 15 Sopiah RT : 03 / RW : 10 07°18’11.6” LS - 108°13’12.0” BT 16 Nagariharja RT : 04 / RW : 09 07°18’16.5” LS - 108°13’05.7” BT 17 Sumber Sari RT : 01 / RW : 06 07°18’39.3” LS - 108°13’57.4 BT 18 Yayat RT : 04 / RW : 10 07°18’02.9” LS - 108°13’18.8” BT Sumber : Hasil Penelitian (2013)

Editing

Dari google earth didapatkan titik persebaran batik, setelah itu citra satelit diedit dengan menggunakan Corel Draw X4, memotong bagian citra supaya lebih fokus pada daerah inti yang dijadikan penelitian yaitu di Kelurahan Nagarasari Kecamatan Cipedes Kota Tasikmalaya.

Ploting

Ploting disini dilakukan pada citra, untuk memberikan informasi data-data atribut, seperti informasi pengusaha Batik Tasikmalaya dan letak persebarannya.

Hasil dari Global Possition System di Overelay ke Google Earth, dapat dilihat pada gambar dibawah ini:

(10)

10 Gambar 4

Hasil Overelay Global Position System (GPS) Layout peta

Layout peta dibuat dengan menggunkan software Macromedia Flash Profesional 8, mengatur dan merancang tata letak sehingga menjadi sebuah informasi yang dapat ditampilkan.

Gambar 5

(11)

11 4. SIMPULAN DAN SARAN

4.1 Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah diuraikan dalam sebelumnya, peneliti menyimpulkan kesimpulan sebagai berikut:

Perkembangan Batik Tasikmalaya

Perkembangan Batik Tasikmalaya mengalami perkembangan dari tahun-ketahun, terbukti dengan adanya peambahan pekerja, kapasitas produksi, itu semua tidak lepas dari adanya peran pemerintah dalam mempromosikan Batik Tasikmalaya.

Jenis motif semakin beraneka ragam, pengusaha batik di Kelurahan Nagarasari Kecamatan Cipedes Kota Tasikmalaya mempunyai motif yang tidak terhitung jumlahnya, beraneka ragam mulai dari bunga, hewan, dan motif campuran.

Keberagaman produk Batik Tasikmalaya tidak lepas dari adanya mode fashion terbaru, dari mode atau fashion terbaru tersebut para pengrajin batik berinovasi membuat motif-motif baru sesuai trend yang sedang diminati di masyarakat.Sebaran dan letak

Lokasi persebaran Batik Tasikmalaya terdapat di beberapa kedusunan di Kelurahan Nagarasari, data dari Kelurahan Nagarasari menyebutkan bahwa populasi terbanyak pengusaha Batik Tasikmalaya berada di Cigeureung dan Cironyom, meliputi RW 06, 09, 10, dan 11.

4.2 Saran

Berdasarkan hasil penelitian dan fakta-fakta dilapangan mengenai pengusaha Batik Tasikmalaya di Kelurahan Nagarasari Kecamatan Cipedes Kota Tasikmalaya, maka peneliti mempunyai beberapa saran untuk kemajuan Batik Tasikmalaya.

Pemerintah setempat ataupun Pemerintah Daerah hendaknya memperhatikan para pengusaha Batik Tasikmalaya, salah satu pengawas perusahaan mengatakan bahwa, kami bukan ingin mendapatkan bantuan modal dari pemerintah, mereka hanya ingin Batik Tasikmalaya bisa diperhatikan lebih.

(12)

12 Mengontrol perkembangan para pengusaha Batik Tasikmalaya yang ada, untuk kemajuan dan perkembangan pengusaha Batik Tasikmalaya agar menjadi lebih baik.

Perlu adanya peningkatan media informasi yang dapat memudahkan seseorang bisa mengakses atau mengunjungi rumah produksi Batik Tasikmalaya.

DAFTAR PUSTAKA

Hilman, Iman. (2009) “Sistem Informasi Geografis”. Tasikmalaya: Tidak diterbitkan. Keputusan Presiden Republik Indonesia Tanggal 02 Oktober 2009 Nomor 33 Tahun

2009 Tentang Hari Batik Nasionaloleh UNESCO

Moleong, Lexy J. (2011) Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya

Referensi

Dokumen terkait

[r]

[r]

Medan: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Sumatera Utara.. Methods for the Analysis of Nitrate and Nitrite in Food and

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial. © Muhamad Deden Sumarna 2014

Meskipun Ki Hajar Dewantara adalah seorang tokoh nasionalis, namun sebagai seorang muslim, pemikiran Ki Hajar Dewantara tidak terlepas dari nilai-nilai Islam dan

Judul Penelitian : Studi Bioekologi Ikan Gelodok (Famili : Gobiidae) di Pantai Bali Desa Mesjid Lama Kecamatan Talawi Kabupaten Batu Bara Provinsi Sumatera Utara.. Nama

Dalam pemberian informasi tersebut, katalog ini memberikan informasi yang jelas dan dibuat sedemikian rupa sehingga dapat disajikan lebih indah dan menarik serta tidak menjenuhkan

Setelah berdiskusi dan menggali informasi, peserta didik akan dapat menjelaskan 4 simbul yang digunakan pada pengelolaan informasi digital daring online sesuai dengan buku