• Tidak ada hasil yang ditemukan

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) wilayah seluruhnya ,99 Km2 atau Ha.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) wilayah seluruhnya ,99 Km2 atau Ha."

Copied!
65
0
0

Teks penuh

(1)

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) 2014 - 2018

BAB II.

2.1. Aspek Geografi dan Demografi

2.1.1. Letak, Luas dan Batas Wilayah

Kabupaten Banyuasin merupakan salah satu wilayah di Provinsi Sumatera Selatan, Letak Geografis Kabupaten Banyuasin terletak pada posisi antara 1,30° - 4,0° Lintang Selatan dan 104° 00’ - 105° 35’ Bujur Timur yang terbentang mulai dan bagian tengah Provinsi Sumatera Selatan sampai dengan bagian Timur dengan luas wilayah seluruhnya 11.832,99 Km2 atau 1.183.299 Ha.

Secara administratif, Kabupaten Banyuasin mempunyai batas-batas wilayah sebagai berikut :

- Sebelah Utara : Berbatasan dengan Kabupaten Tanjung Jabung Timur Provinsi Jambi dan Selat Bangka.

- Sebelah Timur : Berbatasan dengan Kecamatan Pampangan dan Air Sugihan Kabupaten Ogan Komering Ilir.

(2)

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) 2014 - 2018

- Sebelah Selatan : Berbatasan dengan Kecamatan Jejawi Kabupaten Ogan Komering Ilir, Kota Palembang, Kecamatan Sungai Rotan dan Talang Ubi Kabupaten Muara Enim.

- Sebelah Barat : Berbatasan dengan Kecamatan Sungai Lilin, Sungai Lais dan Bayung Lincir Kabupaten Musi Banyuasin.

Pada awal terbentuk Kabupaten Banyuasin terdiri atas 15 kecamatan yang terdiri dari 272 desa dan 16 kelurahan dan sampai dengan tahun 2013 Kabupaten Banyuasin terbagi menjadi 19 kecamatan yang terdiri dari 288 desa dan 16 kelurahan, dimana jumlah desa terbanyak dimiliki oleh Kecamatan Pulau Rimau yaitu berjumlah 29 Desa. Sedangkan kecamatan terluas yaitu Kecamatan Banyuasin II dengan wilayah seluas 3.632,40 Km2 atau sekitar 30,70% dari luas wilayah sedangkan kecamatan dengan luas terkecil adalah Kecamatan Sumber Marga Telang dengan wilayah seluas 174,89 Km2 atau sekitar 1,48 % dari luas wilayah Kabupaten Banyuasin. Untuk lebih rincinya dapat dilihat pada tabel berikut ini.

(3)

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) 2014 - 2018

Tabel 2.1

Jumlah Desa/Kelurahan dan Luas wilayah per Kecamatan di Kabupaten Banyuasin sampai Tahun 2013

No Kecamatan Pusat Pemerintahan

Jumlah Desa

/Kelurahan Luas Wilayah (Km2)

Desa Kel Luas %

1 2 3 4 5 6 7

1. Banyuasin I Mariana 11 2 186,69 1,58

2. Banyuasin II Sungsang 17 - 3.632,40 30,70

3. Banyuasin III Pangkalan Balai 21 5 294,20 2,49

4. Pulau Rimau Telung Betung 29 - 888,64 7,51

5. Tungkal Ilir Sido Mulyo 14 - 648,14 5,48

6. Betung Betung 9 2 354,41 3,00

7. Rantau Bayur Tebing Abang 21 - 556,91 4,71

8. Talang Kelapa Sukajadi 6 6 439,43 3,71

9. Tanjung Lago Tanjung Lago 15 - 802,42 6,78

10. Muara Telang Telang Jaya 16 - 341,57 2,89

11. Makarti Jaya Makarti Jaya 11 1 300,28 2,54

12. Muara Padang Sumber Makmur 15 - 917,60 7,75

13. Muara Sugihan Tirto Harjo 22 - 696,40 5,89

14. Air Saleh Saleh Mukti 14 - 311,57 2,63

15. Rambutan Rambutan 19 - 450,04 3,80

16. Sembawa Sembawa 11 - 196,14 1,66

17. Suak Tapeh Lubuk Lancang 11 - 312,70 2,64

18. Sumber Marga

Telang Muara Telang 10 -

174,89 1,48

19. Air Kumbang Cinta Manis Baru 16 - 328,56 2,78

J u m l a h 288 16 11.832,99 100,00

(4)

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) 2014 - 2018

Gambar 2.1

Wilayah per Kecamatan di Kabupaten Banyuasin

Letak Geografis Kabupaten Banyuasin yang demikian yang menempatkan Kabupaten Banyuasin pada posisi potensial dan strategis dalam hal perdagangan dan industri, maupun pertumbuhan sektor-sektor pertumbuhan baru. Kondisi ini dan posisi Kabupaten Banyuasin dengan ibukota Pangkalan Balai yang terletak di Jalur Lintas Timur. Selain itu Kabupaten Banyuasin merupakan daerah penyelenggara pertumbuhan Kota Palembang terutama untuk sektor industri. Disisi lain bila dikaitkan dengan rencana Kawasan Industri dan pelabuhan Tanjung Api-api Kabupaten Banyuasin sangat besar peranannya bagi kabupaten di sekitarnya sebagai pusat industri hilir, jasa distribusi produk sumber daya alam baik pertanian,

Banyuasin I, 186.69 Banyuasin II, 3,632.40 Banyuasin III, 294.2 Pulau Rimau, 888.64 Tungkal Ilir, 648.14 Betung, 354.41 Rantau Bayur, 556.91 Talang Kelapa, 439.43 Tanjung Lago, 802.42 Muara Telang, 341.57 Makarti Jaya, 300.28 Muara Padang, 917.6 Muara Sugihan, 696.4 Air Saleh, 311.57 Rambutan, 450.04 Sembawa, 196.14 Suak Tapeh, 312.7 Sumber Marga

Telang, 174.89 Kumbang, Air 328.56

(5)

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) 2014 - 2018

2.1.2. Kondisi Topografi

Gambaran topografi menjabarkan mengenai kondisi ketinggian dan kontur wilayah Kabupaten Banyuasin. Selain berisikan penjelasan, juga didukung oleh peta ketinggian dan kontur wilayah dengan skala peta 1 : 50.000.

Kondisi topografi Kabupaten Banyuasin didominasi oleh daerah yang relatif datar atau sedikit bergelombang, yaitu terdiri dari 80% luas dataran rendah basah berupa pesisir pantai, rawa pasang surut dan lebak serta 20% luasan merupakan dataran berombak sampai bergelombang dengan kisaran ketinggian 0 – 60 M di atas permukaan laut. Topografi datar atau sedikit bergelombang 0-12 dan 13-24 Mpdl menyebar di seluruh kecamatan sedangkan topografi berombak sampai bergelombang 25-36 dan 37-48 Mdpl berada di sebagian kecil Banyuasin dua, Tungkal Ilir serta selatan baguan timur Kabupaten Banyuasin serta sebagian kecil wilayah Betung dan Banyuasin III untuk 49-60 Mdpl.

Dilihat dari kelerengannya, daratan Kabupaten Banyuasin berada pada kisaran kemiringan lereng 0-2% seluas 1.181.610 Ha dan 2-5% seluas 1.689 Ha.Beberapa wilayah yang berada pada dataran rendah dengan kisaran kemiringan lereng 0-2% berupa lahan rawa pasang surut tersebar di sepanjang Pantai Timur sampai ke pedalaman meliputi wilayah Kecamatan Muara Padang, Makarti Jaya, Muara Telang, Banyuasin II, Pulau Rimau, Air Salek Muara

(6)

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) 2014 - 2018

Sugihan, sebagian Kecamatan Talang Kelapa, Betung dan Tungkal Ilir. Selanjutnya berupa lahan rawa lebak terdapat di Kecamatan Rantau Bayur, sebagian Kecamatan Rambutan, sebagian kecil Kecamatan Banyuasin I. Sedangkan lahan kering dengan topografi agak bergelombang dan kisaran kemiringan lereng 2-5% terdapat di sebagian besar Kecamatan Betung, Sembawa, Banyuasin III, Talang Kelapa, Rantau Bayur dan sebagian kecil Kecamatan Muara Sugihan, Rambutan dan Kecamatan Tungkal Ilir. Gambaran kondisi topografi dan kemiringan lahan di Kabupaten Banyuasin dapat di lihat pada Gambar 2.2.

Gambar 2.2.

(7)

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) 2014 - 2018

2.1.3. Kondisi Hidrologi

Gambaran mengenai geohidrologi menjabarkan penggunaan air tanah, dan wilayah DAS secara deskriptif dengan didukung oleh peta-peta seperti wilayah sungai/DAS dengan skala peta 1:50.000.

Dari sisi hidrologi berdasarkan sifat tata air, wilayah Kabupaten Banyuasin dapat dibedakan menjadi daerah dataran kering dan daerah dataran basah yang sangat dipengaruhi oleh pola aliran sungai. Aliran sungai di daerah datarah basah pola alirannya

rectangular dan di daerah dataran kering pola alirannya dendritic.

Beberapa sungai besar seperti Sungai Musi, Sungai Banyuasin, Sungai Calik, Sungai Telang, Sungai Upang dan yang lainnya berperan sebagai sarana transportasi air berupa alur pelayaran pedalaman yang dapat menghubungkan pusat kegiatan wilayah, pusat kegiatan lingkungan, antar pusat pelayanan lokal serta antar pusat pelayanan lingkungan. Pola aliran di wilayah ini, terutama didaerah rawa-rawa dan pasang surut umumnya rectangular, sedangkan untuk daerah yang dipengaruhi oleh pasang surut aliran sungainya adalah

subparali, dimana daerah bagian tengah disetiap daerah sering

dijumpai genangan air yang cukup luas.

Terkait kondisi hidrologi, Kabupaten Banyuasin terbagi kedalam 5 wilayah daerah aliran sungai yang masing-masing Das Bangke meliputi Kawasan Taman Nasional Sembilang, Das Banyuasin yang merupakan Das terbesar meliputi Kecamatan

(8)

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) 2014 - 2018

Tungkal Ilir, Pulau Rimau, Suak Tapeh, Sembawa, Betung, Banyuasin III, Tanjung Lago dan bagian selatan Banyuasin II, Das Benawang meliputi sepanjang wilayah timur Kecamatan Muara Sugihan, Sumber Marga Telang dan Muara Padang, Das Sembilang yang meliputi bagian utara kawasan Taman Nasional Sembilang dan Das Musi yang meliputi Kecamatan Rambutan, Banyuasin I, Air Kumbang, Talang Kelapa, Makarti Jaya, Muara Telang, Air Salek, Tanjung Lago, Rantau Bayur serta sebagian wilayah di Kecamatan Banyuasin II. Pembagian daerah aliran sungai di Kabupaten Banyuasin di ilustrasikan pada Gambar 2.3.

Gambar 2.3.

(9)

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) 2014 - 2018

Menurut Keputusan Menteri PU Nomor 11A/PRT/M/2006, tertanggal 26 Juni 2006 dan berdasarkan kriteria Sungai Strategis pasal 3 Kepmen PU tentang Penetapan Wilayah Sungai, maka berdasarkan uraian diatas Sungai Banyuasin adalah Sungai Lintas Provinsi dan Wilayah Sungai Strategis. Berikut ini sungai – sungai dalam wilayah Kabupaten Banyuasin.

Tabel 2.2

Jaringan Sungai Dalam DAS Banyusin

Nama Sungai CA (km2) L (m) A. Banyuasin 9,197.05 75.00 A. Banyuasin hilir 875.00 12.50 1.1 A. Beringin 37.50 15.00 1.2 A. Lalang (utama) 187.50 25.00 1.2.1 A. Lalang (cabang) 8,097.05 A. Cawang 28.13 7.50 S. Cubu 40.00 10.00 S. Semuring 30.00 7.50 S. Buaya 42.75 8.75 S. Merebu 16.50 7.50 S. Terusan Tiung 16.50 8.00 S. Meranti/Berayan 315.00 22.50 S. Pinangabang 42.75 8.75 S. Meranti Besar 39.81 17.50 S. Petaling1 27.89 8.50 S. Kerau 27.34 8.75 S. Petaling2 28.82 8.50 S. Kepahiyang 140.00 20.00 S. Merang 961.22 37.50 S. 1 133.59 16.25 S. Beruhun 125.00 15.00 S. Bowo 18.75 7.50 S. 2 39.38 6.50 S. Buring 223.25 22.50 S. 4 75.00 5.00 S. 5 70.00 13.75 S. Merang hulu 276.25 32.50 S. Bakung 87.50 17.50 S. Perlampin 82.03 12.50 S. Mangsang 91.88 17.50

(10)

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) 2014 - 2018 Nama Sungai CA (km2) L (m) S. Panelasan 28.13 10.50 S. Benangsa 42.19 11.25 S. Kenawang 65.63 16.25 S. Terpanji 42.75 8.75 S. Bahu 42.75 8.25 1.2.2 A. Calik 300.00 40.00 S. Mukul 137.50 20.00 S. Puyuh 37.50 10.00 A. Hitam 125.00 12.50 1.3 S. Puntian ↔ 164.06 26.25 1.4 S. Paimanen Besar 93.75 28.75 1.5 A. Limau (utama) 328.13 1.5.1 S. Bengi 81.25 17.50 1.5.2 A. Limau (cabang) 87.50 20.00 1.5.3 S. Ibul 65.63 18.75 1.5.4 A. Pangkalan Balai 93.75 15.00 1.6 A. Senda ↔ 181.25 1.6.1 A. Bentung 125.00 30.00 S. Kating kiri 56.25 17.50 1.6.2 A. Teluk Tenggulung 1,291.55 S. Betung / Bungin 171.88 30.00 S. Tumbuan 125.00 28.75 S. Ibul 247.50 31.25 S. Supal 139.45 28.75 S. Biduk 607.73 37.50 S. Tungkal 945.35 62.50

Sumber : Pola Pengelolan WS Banyuasin dalam RTRW Kab. BA 2012-2032

2.1.4. Kondisi Klimatologi

Gambaran klimatologi menjabarkan mengenai iklim wilayah Kabupaten Banyuasin, curah hujan, temperatur serta peta rawan air, baik dalam bentuk narasi dan tabel.

Seperti kebanyakan kondisi klimatologi di wilayah Indonesia, Kabupaten Banyuasin memiliki dua musim, yaitu musim kemarau dan musim penghujan, dengan suhu rata-rata 26,100 – 27,400 Celcius serta kelembaban rata-rata dan kelembaban relatif 69,4 % -

(11)

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) 2014 - 2018

85,5 % sepanjang tahun. Kondisi iklim Kabupaten Banyuasin secara umum beriklim tropis basah dengan rata-rata curah hujan 2.723 mm/tahun. Secara lebih rinci dari pengamatan enam stasiun klimatologi yaitu Stasiun Hujan Sungai Lilin, Sungsang, Sembawa dan Betung, Air Sugihan, Mariana serta Badaruddin, sebaran tipe iklim di Kabupaten Banyuasin terbagi menjadi 4 (tiga) yaitu tipe iklim B2, tipe iklim B, tipe iklim B1 dan tipe iklim C2.

- Tipe Iklim B2, meliputi Sebagian besar Kecamatan Banyuasin II, Pulau Rimau, Tungkal Ilir, Betung, Sembawa, Makarti Jaya bagian utara, Suak Tapeh bagian barat serta bagian timur Banyuasin III dengan curah hujan rata-rata 2521-2683 mm/tahun.

- Tipe Iklim B, dengan curah hujan rata-rata 2359-2521 mm/tahun, meliputi sebagian besar Kecamatan Muara Sugihan, Air Salek, Makarti Jaya, Muara Telang, Air Marga Telang, Tanjung Lago, Rantau Bayur, Talang Kelapa dan bagian utara Kecamatan Sembawa.

- Tipe Iklim B1, dengan curah hujan rata-rata 2197-2359 mm/tahun, meliputi sebagian besar Kecamatan Muara Padang, Talang Kelapa, bagian selatan Makarti Jaya dan Muara Telang serta bagian barat Tanjung Lago

- Tipe Iklim C2, dengan curah hujan rata-rata 1872-2197 mm/tahun meliputi sebagian besar Kecamatan Banyuasin I,

(12)

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) 2014 - 2018

Air Kumbang, Rambutan, Muara Padang dan bagian selatan Talang Kelapa.

Gambaran kondisi Klimatologi di Kabupaten Banyuasin terlihat pada Gambar 2.4.

Gambar 2.4.

Peta Gambaran Klimatologi Kabupaten Banyuasin 2.1.5. Kondisi Geologi

Gambaran geologi menjabarkan jenis tanah serta penjelasan mengenai daerah rawan bencana yang ada di wilayah Kabupaten Banyuasin. Pada gambaran geologi tidak hanya dijelaskan secara deskriptif tetapi juga didukung oleh peta jenis tanah, dan peta rawan bencana dengan skala peta 1:50.000.

(13)

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) 2014 - 2018

Kondisi geologi di Kabupaten Banyuasin akan di gambarkan melalui stratigrafi penyusunnya yang terdiri dari aluvium, batu lempung, batu pasir, batu sabak, endapan rawa, filit dan granit. 1. Aluvium endapan danau dan pantai : tersebar di seluruh

Kecamatan

2. Batu Lempung, Batu Lanau, Batu Pasir : tersebar di sebagian Kecamatan Banyuasin Dua, Pulau Rimau, Tungkal Ilir, Betung, Banyuasin Tiga, Rantau Bayur dan Suak Tapeh

3. Batu Pasir, batu lumpur dan batu bara : tersebar di sebagian Kecamatan Pulau Rimau

4. Batu Sabak, Filit dan Batu Lumpur : tersebar di sebagian Kecamatan Tanjung Lago

5. Endapan Rawa : tersebar di selatan bagian timur Kabupaten Banyuasin yaitu Kecamatan Betung, Suak Tapeh, Banyuasin III, Talang Kelapa dan Rantau Bayur

6. Filit dan Batu pasir : tersebar di sebagian kecil wilayah perbatasan Kecamatan Tanjung Lago dan Kecamatan Pulau Rimau

7. Granir, Granodiorit, Diorit : tersebar di sebagian Kecamatan Pulau Rimau, Banyuasin II, Tanjung Lago dan Rambutan

Dari jenis stratigrafi tersebut yang paling mendominasi adalah jenis aluvium yang terbentuk dari endapan danau dan pantai.

(14)

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) 2014 - 2018

Selanjutnya adalah jenis endapan rawa yang tersebar di selatan bagian timur Kabupaten Banyuasin yaitu Kecamatan Betung, Suak Tapeh, Banyuasin III, Talang Kelapa dan Rantau Bayur dan persebaran paling sedikit yaitu jenis filit yang hanya terdapat di sebagian kecil wilayah perbatasan Kecamatan Tanjung Lago dan Kecamatan Pulau Rimau. Sebaran kondisi geologi berdasarkan stratigrafi penyusunnya dalam Kabupaten Banyuasin seperti pada Peta Geologi Gambar 2.5.

Gambar 2.5.

(15)

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) 2014 - 2018

2.1.6. Potensi Pengembangan Wilayah

Pengembangan wilayah Kabupaten Banyuasin terutama pada kawasan-kawasan strategis wilayah Kabupaten Banyuasin, kawasan strategis wilayah Kabupaten Banyuasin merupakan bagian wilayah kabupaten yang penataan ruangnya diprioritaskan, karena mempunyai pengaruh sangat penting dalam lingkup kabupaten terhadap ekonomi, sosial budaya, dan/atau lingkungan. Penentuan kawasan strategis kabupaten lebih bersifat indikatif. Batasan fisik kawasan strategis kabupaten akan ditetapkan lebih lanjut di dalam rencana tata ruang kawasan strategis.

Dalam upaya mengurangi disparitas pembangunan antara kawasan pusat pertumbuhan (Kota Metropolitan Palembang) dengan kawasan-kawasan di sekitarnya dan upaya optimalisasi potensi kawasan, maka diperlukan strategi pengembangan wilayah pada kawasan-kawasan yang memiliki peran strategis sebagai motor penggerak bagi pembangunan kawasan-kawasan di sekitarnya, baik dalam aspek ekonomi, sosial, budaya, pertahanan keamanan dan lingkungan.

Penetapan kawasan strategis harus didukung oleh tujuan tertentu daerah sesuai pertimbangan aspek strategis masing-masing kabupaten. Kawasan strategis yang ada di kabupaten memiliki peluang sebagai kawasan strategis nasional dan provinsi. Penetapan

(16)

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) 2014 - 2018

kawasan strategis kabupaten didasarkan pada kesepakatan para pemangku kepentingan dan kebijakan yang ditetapkan.

Pada bab ini menjelaskan Kawasan Strategis Kabupaten dari sudut kepentingan pada Aspek Ekonomi Merupakan kawasan-kawasan yang dapat berperan mendorong pertumbuhan ekonomi wilayah secara makro dengan memanfaatkan potensi wilayah yang ada. Rencana pengembangan kawasan strategis bagi pertumbuhan ekonomi di Kabupaten Banyuasin adalah sebagai berikut :

a. Kawasan Pendukung Perkotaan Metropolitan Palembang Kawasan strategis ini merupakan kawasan di wilayah Kabupaten Banyuasin yang difungsikan untuk mendukung kawasan strategis Provinsi Sumatera Selatan yaitu kawasan perkotaan metripolitan Palembang. Delineasi kawasan tersebut menjadi kewenangan Kabupaten yang meliputi :

 Kota Terpadu Mandiri (KTM) Telang,

 Kawasan Perdagangan Betung.

 Kawasan Pusat Pemerintahan Pangkalan Balai

(17)

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) 2014 - 2018

b. Kawasan Strategis Pertanian

Kawasan ini merupakan kawasan strategis yang kegiatan utamanya pada sektor pertanian meliputi agropolitan, pertanian pangan, perkebunan berbasis industri dan migas serta perikanan.

 Kawasan Agropolitan

 Kawasan Industri Masyarakat Perkebunan (Kimbun)

 Kawasan Sentra Produksi Beras Pertanian Pasang Surut

c. Kawasan Sentra Pertambangan dan Migas

 Kawasan Sentra Pertambangan Migas

d. Kawasan Strategis Ekonomi Khusus Tanjung Api-Api. e. Kawasan Strategis Industri

f. Kawasan Minapolitan

2.1.7. Wilayah Rawan Bencana

Potensi bencana akan selalu berkaitan dengan tingkat kerentanan dan tingkat kerawanan bencana pada masing-masing kawasan tertentu sesuai dengan karakteristik morfologi, geologi, klimatologi dan topografi kawasan. Selain itu peningkatan suhu global telah pula menjadi perhatian serius karena mengakibatkan lapisan es di Antartika dan Greenland semakin menipis dan menyebabkan kenaikan permukaan laut. Hal ini tentu saja akan

(18)

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) 2014 - 2018

berpengaruh terhadap kawasan pesisir yang di miliki Kabupaten Banyuasin. Penanganan dampak pemanasan global semakin menjadi prioritas nasional, bukan hanya disebabkan timbulnya kenaikan permukaan laut tetapi pemanasan global itu telah menyebabkan perubahan iklim. Perubahan ini dapat kita lihat dari fenomena cuaca yang semakin tidak menentu, intensitas curah hujan yang tinggi, ombak semakin besar, banjir, kebakaran hutan,dan kekeringan yang dapat saja berpengaruh terhadap wilayah Kabupaten Banyuasin. Kebijakan dan program strategis terkait adaptasi dan mitigasi pemanasan global perlu segera diambil pemerintah. Strategi yang kita lakukan sekarang dalam menghadapi pemanasan global akan menentukan kualitas lingkungan kita di masa depan. Beberapa bentuk kerawanan bencana yang dapat terjadi di wilayah Kabupaten Banyuasin diantaranya sebagai berikut :

Daerah Rawan Genangan

Topografi Kabupaten Banyuasin yang 80% merupakan dataran rendah basah dengan kemiringan 0 - 8% terletak sepanjang aliran sungai sampai dengan wilayah pesisir. Dari hasil kajian risiko dan adaptasi perubahan iklim Sumatera Selatan oleh Kementerian Lingkungan Hidup, Kabupaten Banyuasin yang wilayahnya berbatasan langsung dengan pantai timur Sumatera Selatan yaitu Selat Bangka memiliki risiko sangat tinggi terhadap penggenangan pesisir mengingat wilayah Banyuasin tergolong

(19)

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) 2014 - 2018

dataran rendah (lowland) sehingga mempunyai tingkat keterpaparan tinggi terhadap perubahan iklim khususnya bahaya penggenangan pesisir yang disebabkan oleh kombinasi kenaikan air laut, gelombang badai dan fenomena La-Nina pada saat air pasang maksimum.

Tren kenaikan suhu permukaan laut di sekitar pantai timur Sumatera Selatan berkisar 0,0200C/tahun yang setara dengan nilai rata-rata di seluruh perairan Indonesia. Sedangkan untuk kenaikkan muka air laut, berdasarkan hasil estimasi altimeter, model dan data pasang surut berkisar antara 0,5-0,7 cm/tahun. Proyeksi kenaikkan muka air laut pada tahun 2030 sebesar ±13,5-15,6 cm, dinatara nilai tersebut sekitar 6-15 cm merupakan hasil kontribusi pencairan es yg di estimasi dengan model. Kejadian ekstrem juga berpengaruh terhadap kenaikan muka air laut yaitu fenomena La-Nina (Pengaruh dari Samudera Pasifik) yang dapat menimbulkan kenaikkan sebesar 15 cm terhadap muka air laut dalam keadaan normal. Gelombang signifikan pada pantai timur Sumatera Selatan meninggi sekitar bulan Desember – Januari dan menurun pada bulan Mei.

Kondisi tersebut mengakibatkan Kabupaten Banyuasin memiliki luasan daerah genangan tahunan dengan total luasan genangan sekitar 914.164,7 Ha. Luasan tersebut terbagi dalam 4 tipe luapan mulai dari genangan dengan tipe A yaitu lahan yang

(20)

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) 2014 - 2018

selalu terluapi air pasang baik pasang besar maupun pasang kecil, tipe genangan ini terutama tersebar di sebagian wilayah Kecamatan Makarti Jaya, Muara Padang, Banyuasin II, dan Muara Sugihan. Selanjutnya tipe genangan B dimana lahan terluapi saat pasang besar, kondisi ini terdapat di sebagian wilayah Kecamatan Muara Sugihan, Muara Telang, Sumber Marga Telang dan Makarti Jaya. Tipe genangan C yaitu dalam kondisi tidak tergenang tetapi kedalaman air tanah pada waktu pasang surut kurang dari 50 cm dan genangan tipe D yaitu dalam kondisi tidak tergenang pada waktu pasang air tanah lebih dari 50 cm, tetapi pasang surutnya air masih terasa atau tampak pada saluran tersier. Untuk Sebaran daerah genangan C dan D cukup merata hampir di seluruh kecamatan Kabupaten Banyuasin. Pada kondisi normal genangan yang ada merupakan kondisi alami yang ada di Kabupaten Banyuasin, akan tetapi perlu diambil langkah ke depan terkait kenaikan suhu global yang akan berpengaruh terhadap kawasan yang secara alami merupakan daerah genangan berkala, terutama di kawasan pesisir.

Kawasan Rawan Bencana Angin Topan/Puting Beliung

Badai dan topan serta angin puting beliung adalah salah satu diantara pengaruh pemanasan suhu global. Turbalensi suhu

(21)

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) 2014 - 2018

mengakibatkan perbedaan tekanan udara yang sering terjadi di wilayah tropis diantara garis balik utara dan selatan, kecuali di daerah-daerah yang sangat berdekatan dengan khatulistiwa.

Sebagian besar sebaran kawasan rawan bencana angin puting beliung terletak di wilayah pesisir. Berikut sebaran kawasan Kabupaten Banyuasin yang memiliki daerah Rawan Bencana Angin Topan/Puting Beliung diantaranya adalah Kecamatan Banyuasin I, Kecamatan Banyuasin II, Kecamatan Betung, Kecamatan Pulau Rimau, Kecamatan Talang Kelapa, Kecamatan Tungkal Ilir, Kecamatan Muara Sugihan, Kecamatan Air Salek, dan Kecamatan Tanjung Lago.

Kawasan Rawan Bencana Kebakaran Hutan dan Lahan Potensi bencana kebakaran hutan di Kabupaten Banyuasin disebabkan oleh Faktor kesengajaan antara lain pembakaran lahan untuk keperluan pertanian, dan faktor alam yaitu disebabkan oleh musim kemarau mengakibatkan vegetasi semak belukar, lahan basah dan bergambut yang kering mudah terbakar. Faktor kesengajaan dalam pembakaran lahan masih merupakan budaya sebagian masyarakat di beberapa kecamatan di Kabupaten Banyuasin, dimana pada musim kemarau panjang masyarakat mencari kawasan semak belukar dengan ketebalan bahan organik tinggi untuk sengaja dibakar lalu ditebari benih

(22)

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) 2014 - 2018

padi (sistem sonor) yang kemudian di biarkan dan datang kembali saat musim panen.

Berdasarkan sebaran hot spot hasil pantauan Satelit SSMFP, potensi kebakaran hutan dan lahan cukup tinggi di Kabupaten Banyuasin, tersebar di Kecamatan Pulau Rimau, Banyuasin I, Muara Padang , Tungkal Ilir dan Muara Sugihan serta kawasan lain yang memiliki Lahan gambut cukup tebal seperti di daerah Taman Nasional (TN) Sembilang dan sekitarnya.

Kawasan Rawan Kekurangan Air (Kekeringan)

Perubahan iklim menjadi salah satu pertimbangan dasar dalam pengelolaan air, misalnya dalam pengembangan infrastruktur air mengenai kualitas dan kuantitas air. Berdasarkan Indeks Risiko Bencana Kekeringan yang dikeluarkan oleh Badan Nasional Penanggulangan Bencana (PNPB) Tahun 2010 dan Kajian Risiko Kekurangan Air oleh Kementerian Lingkungan Hidup, Kabupaten Banyuasin termasuk dalam tingkat risiko tinggi untuk bencana kekeringan. Bencana kekeringan di Kabupaten Banyuasin terutama terjadi di musim kemarau, dimana sumber-sumber air warga baik itu sumur maupun sungai kecil kering. Kondisi tersebut yang mengakibatkan hampir di setiap kecamatan mengalami kekurangan air bersih

(23)

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) 2014 - 2018

untuk air minum, memasak, mandi, dan mencuci maupun air untuk kebutuhan irigasi.

Dari hasil kajian, risiko kekurangan air di Kabupaten Banyuasin termasuk dalam 2 zona utama dari 4 zona yang diklasifikasikan berdasarkan Daerah Aliran Sungai dan susunan sungai, Kabupaten Banyuasin tergolong tingkat risiko menengah sampai sangat tinggi yang tersebar di kawasan DAS Musi serta tingkatan risiko dari sangat rendah sampai sangat tinggi di kawasan Das Banyuasin

Gambar 2.6.

(24)

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) 2014 - 2018

2.1.8. Aspek Demografi

Kabupaten Banyuasin mempunyai potensi sumber daya manusia yang cukup besar di Sumatera Selatan. Sumber daya manusia yang relatif besar ini merupakan modal dasar bagi pembangunan suatu daerah. Kabupaten Banyuasin rata-rata setiap tahunnya memiliki jumlah penduduk laki-laki yang lebih banyak dari penduduk perempuan, tercatat pada tahun 2013 penduduk Kabupaten Banyuasin sebesar 785.624 orang, angka ini meningkat dari tahun 2012 sebesar 773.878 Orang. Adapun besaran jumlah penduduk dari tahun 2009 sampai tahun 2013 dapat dilihat pada tabel berikut ini :

Tabel 2.3

Jumlah Penduduk Tahun 2009 - 2013

Jenis Kelamin Jumlah (Jiwa)

2009 2010 2011 2012 2013

Jumlah Penduduk 739.626 750.110 762.482 773.878 785.624

Sumber : Badan Pusat Statistik Kab. Banyuasin 2013

Dari gambaran jumlah penduduk di Kabupaten Banyuasin dapat dikatakan rata-rata pertahun Kabupaten Banyuasin mengalami pertumbuhan penduduk sekitar 1,5 persen. Untuk gambaran pertumbuhan penduduk secara keseluruhan dapat dilihat pada gambar berikut :

(25)

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) 2014 - 2018

Gambar 2.7

Pertumbuhan Jumlah Penduduk Kabupaten Banyuasin Tahun 2009 – 2012

2.2. Aspek Kesejahteraan Masyarakat

2.2.1. Fokus Kesejahteraan dan Pemerataan Ekonomi

Kondisi makro perekonomian di Kabupaten Banyuasin berdasarkan indikator PDRB cenderung semakin membaik bila dibandingkan tahun sebelumnya. Adanya kebijakan – kebijakan pemerintah di bidang ekonomi diharapkan memberikan pengaruh terhadap perbaikan ekonomi daerah. Nilai Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) sebagai salah satu indikator ekonomi Kabupaten Banyuasin menunjukkan peningkatan dari tahun ke tahun. Hal ini terlihat dari peningkatan nilai PDRB berdasarkan harga berlaku dengan Migas dari tahun 2009 sebesar Rp. 10.496.719 sampai dengan tahun 2013 sebesar Rp. 16.834.657, selama kurun

710,000 720,000 730,000 740,000 750,000 760,000 770,000 780,000 790,000 2009 2010 2011 2012 2013 739,626 750,110 762,482 773,878 785,624

(26)

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) 2014 - 2018

waktu 5 tahun terjadi peningkatan Rp. 6.337.938, untuk PDRB atas dasar harga konstan dengan migas tahun 2009 sebesar sebesar Rp. 4.481.569 dan meningkat sampai tahun 2013 menjadi sebesar Rp. 5.695.934 atau terjadi peningkatan sebesar Rp. 1.214.365.

PDRB berdasarkan harga berlaku dengan tanpa Migas dari tahun 2009 sebesar Rp. 7.520.534 sampai dengan tahun 2013 sebesar Rp. 13.042.357, selama kurun waktu 5 tahun terjadi peningkatan Rp. 6.337.938, untuk PDRB atas dasar harga konstan dengan migas tahun 2009 sebesar sebesar Rp. 4.481.569 dan meningkat sampai tahun 2013 menjadi sebesar Rp. 5.695.934 atau terjadi peningkatan sebesar Rp. 1.214.365.

Rincian perkembangan PDRB dengan Kabupaten Banyuasin dari tahun 2009 sampai tahun 2013 adalah sebagai berikut :

Tabel 2.4

Produk Domestik Regional Bruto dengan Migas Kabupaten Banyuasin Tahun 2009 – 2013

Tahun

Harga Berlaku dengan

Migas Harga Konstan Dengan Migas Juta Rupiah Pertumbuhan

(%) Juta Rupiah Pertumbuhan (%) 2009 10.496.719 4.481.569 2010 11.928.617 13,64 4.754.731 6,10 2011 13.484.257 13,04 5.046.652 6,14 2012 15.051.955 11,63 5.361.021 6,23 2013 16.834.657 11,84 5.695.934 6,25

Sumber data : BPS Kabupaten Banyuasin, 2014

Untuk gambaran PDRB Kabupaten Banyuasin tanpa perhitungan migas dapat dilihat pada tabel berikut ini :

(27)

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) 2014 - 2018

Tabel 2.5

Produk Domestik Regional Bruto Tanpa Migas Kabupaten Banyuasin Tahun 2009 – 2013

Tahun

Harga Berlaku tanpa Migas Harga Konstan tanpa Migas Juta Rupiah Pertumbuhan

(%) Juta Rupiah Pertumbuhan (%) 2009 7.520.534 3.648.584 2010 8.603.791 14,40 3.938.005 7,93 2011 9.909.916 15,18 4.228.515 7,38 2012 11.389.095 14,93 4.541.067 7,39 2013 13.042.357 14,52 4.874.050 7,33

Sumber data : BPS Kabupaten Banyuasin, 2014

Menurut lapangan usaha atas dasar harga berlaku PDRB Kabupaten Banyuasin tahun 2013 masih terbesar disumbang dari sektor Pertanian sebesar 30,25 persen, diikuti sektor Industri pengolahan sebesar 24,25 persen, perdagangan, hotel dan Restoran sebesar 13,74 persen dan sektor pertambangan dan penggalian sebesar 13,49 persen yang diikuti oleh sektor Bangunan sebesar 9,73 persen, Jasa-jasa sebesar 7 persen, Keuangan, persewaan dan Jasa Perusahaan sebesar 0,78 persen, pengangkutan dan komunikasi sebesar 0,71 persen dan listrik, Gas dan Air Bersih sebesar 0,05 persen. Tabel berikut rincian peranan masing-masing sector dalam PDRB Kabupaten Banyuasin dari tahun 2009 – 2013 :

(28)

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) 2014 - 2018

Tabel 2.6

Share PDRB dengan MIGAS atas dasar harga berlaku menurut lapangan usaha Kabupaten Banyuasin Tahun 2009 – 2013

Sektor Lapangan Usaha

PDRB menurut Harga Berlaku dengan Migas (%)

2009 2010 2011 2012 2013

1 Pertanian 31,34 30,48 30,76 30,35 30,25

2 Pertambangan dan Penggalian 14,28 15,17 15,27 14,39 13,49 3 Industri Pengolahan 27,20 27,11 25,65 24,89 24,25 4 Listrik, Gas dan Air Bersih 0,04 0,04 0,04 0,04 0,05

5 Bangunan 8,15 8,10 8,48 9,19 9,73

6 Perdagangan, Hotel dan

Restoran 11,96 11,97 12,39 13,05 13,74

7 Pengangkutan dan komunikasi 0,57 0,58 0,61 0,66 0,71 8 Keuangan, Persewaan, dan Jasa

Perusahaan 0,75 0,73 0,72 0,74 0,78

9 Jasa-jasa 5,66 5,82 6,08 6,68 7,00

Sumber data : BPS Kabupaten Banyuasin, 2014

Laju pertumbuhan ekonomi dengan migas di Kabupaten Banyuasin pada tahun 2009 sebesar 5,47% dan meningkat sampai tahun 2013 sebesar 6,25%. Rincian pertumbuhan ekonomi Kabupaten Banyuasin per tahun dari tahun 2009 sampai dengan tahun 2013 dalam rincian tabel berikut :

Tabel 2.7

Pertumbuhan Ekonomi Kab.Banyuasin Tahun 2009 – 2013 Tahun Dengan Migas (%) Tanpa Migas (%)

2009 5,47 6,15

2010 6,10 7,93

2011 6,14 7,38

2012 6,23 7,39

2013 6,25 7,33

(29)

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) 2014 - 2018

Pendapatan perkapita yang ditunjukkan dengan nilai PDRB perkapita adalah salah satu angka yang dipakai untuk melihat keberhasilan pembangunan dari aspek perekonomian suatu wilayah. Perkembangan PDRB per kapita Kabupaten Banyuasin atas dasar harga berlaku maupun harga konstan menunjukkan adanya peningkatan dari tahun ke tahun.

PDRB per kapita berdasarkan harga konstan dengan migas tahun 2009 nilainya sebesar Rp. 4.998.870 menjadi sebesar Rp. 5.981.418 pada tahun 2013. Sedangkan PDRB perkapita Kabupaten Banyuasin berdasarkan harga berlaku dengan migas dari Rp 11.470.287 pada tahun 2009 menjadi Rp 17.485.566 pada tahun 2013. Dan PDRB per Kapita perhitungan harga konstan tanpa migas pada tahun 2009 sebesar Rp. 4.069.735 dan menjadi sebesar Rp. 5.118.341 pada tahun 2013. Sedangkan PDRB perkapita Kabupaten Banyuasin berdasarkan harga berlaku tanpa migas dari Rp 9.166.473 pada tahun 2009 menjadi Rp 14.966.046 pada tahun 2013.

Tabel 2.8

PDRB Per Kapita dengan Migas Kabupaten Banyuasin dan Pertumbuhannya Tahun 2009 – 2013

Tahun Harga Berlaku dengan Migas Harga Konstan Dengan Migas Rupiah Pertumbuhan (%) Rupiah Pertumbuhan (%)

2009 11.470.287 4.998.870

2010 12.976.432 13,13 5.229.437 4,61

2011 14.430.706 11,21 5.460.441 4,42

2012 15.701.970 8,81 5.654.218 3,55

2013 17.485.566 11,36 5.981.418 5,79

(30)

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) 2014 - 2018

Tabel 2.9

PDRB Per Kapita tanpa Migas Kabupaten Banyuasin dan Pertumbuhannya Tahun 2009 – 2013

Tahun

Harga Berlaku dengan Migas Harga Konstan Dengan Migas Rupiah Pertumbuhan (%) Rupiah Pertumbuhan (%)

2009 9.116.473 4.069.735

2010 10.340.240 13,42 4.331.170 6,42

2011 11.716.722 13,31 4.575.223 5,63

2012 13.125.807 12,03 4.789.420 4,68

2013 14.966.046 14,02 5.118.341 6,87

Sumber data : BPS Kabupaten Banyuasin, 2014

Laju inflasi dengan migas di Kabupaten Banyuasin pada tahun 2013 sebesar 5,27 %, nilai ini lebih besar dibanding tahun 2012 sebesar 5,08 persen, namun masih dibawah inflasi pada tahun 2011 yang mencapai 6,50%. Sedangkan perhitungan laju inflasi tahun 2013 tanpa migas sebesar 6,69 dibandingkan tahun 2012 sebesar 7,02 persen, hal ini menggambarkan kondisi ekonomi yang lebih baik di Kabupaten Banyuasin.

Tabel Berikut ini rincian laju inflasi dan pertumbuhan ekonomi Kabupaten Banyuasin sepanjang lima tahun terakhir :

Tabel 2.10

Laju Inflasi dan Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten Banyuasin Tahun 2009 – 2013 Tahun

Laju Inflasi (%)

Dengan Migas Tanpa Migas

2009 -0,21 5,07

2010 8,14 6,00

2011 6,50 7,27

2012 5,08 7,02

2013 5,27 6,69

(31)

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) 2014 - 2018

Sedangkan salah satu tolok ukur pemerataan ekonomi adalah gini rasio, nilai dari gini rasio berkisar antara 0 sampai 1, semakin mendekati 0 dikatakan bahwa tingkat ketimpangan antar kelompok pengeluaran semakin rendah, dan semakin mendekati angka 1 maka ketimpangan pengeluaran antar kelompok pengeluaran semakin tinggi. Tahun 2012 indeks gini kabupaten Banyuasin sebesar 0,311 angka ini cenderung meningkat dibandingkan tahun 2011 yakni sebesar 0,303.

Perkembangan tingkat kemiskinan dan jumlah penduduk Miskin di Kabupaten Banyuasin dalam kurun tahun 2003 – 2012 mengalami penurunan tingkat kemiskinan dari tahun 2009 sebesar 13,72 persen menjadi 11,27 persen pada tahun 2012. Gambaran berikut ini :

Gambar 2.8

Tingkat Kemiskinan Kabupaten Banyuasin

Tahun 2009 – 2012 0.00 5.00 10.00 15.00 2009 2010 2011 2012 13.72 12.39 11.66 11.27

(32)

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) 2014 - 2018

Dibidang keamanan Secara umum, jumlah tindak kejahatan yang berkaitan dengan penganiayaan, pencurian/perampokan, pembunuhan, kesusilaan, dan pelanggaran lainnya yang ada di Kabupaten Banyuasin pada tahun 2012 mengalami peningkatan dari tahun sebelumnya. Pada tahun 2012 terdapat 527 kasus kriminalitas tercatat di Kabupaten Banyuasin dengan kasus terbanyak adalah kasus perampokan, namun angka ini lebih sedikit dibandingkan tahun 2010 dimana tingkat kriminalitas di Kabupaten Banyuasin tercatat sebesar 1.094 kasus. Tingginya kriminalitas merupakan ancaman stabilitas hankam di suatu daerah. Kemampuan suatu daerah dalam menurunkan tingkat kriminalitas akan berdampak besar dalam mewujudkan rasa aman pada masyarakat. Terpeliharanya keamanan yang diindikasikan rendahnya tingkat kriminalitas juga merupakan sebuah modal untuk memancing investor asing. Semua kegiatan masyarakat hanya akan dapat terwujud efektif jika masyarakat merasa aman. Oleh karena itu penting kedepannya pemerintah kabupaten Banyuasin untuk bersinergi dengan aparat terkait, baik kepolisian maupun TNI untuk meningkatkan keamanan di Kabupaten Banyuasin, disamping upaya meningkatkan jumlah personil dan kualitas aparat polisi pamong praja.

(33)

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) 2014 - 2018

2.2.2. Fokus Kesejahteraan Sosial

Salah satu indikator ukuran keberhasilan pencapaian dalam kontes kesejahteraan sosial ditunjukkan dengan Indeks Pembangunan Manusia (IPM), IPM mencerminkan gambaran akumulatif dari hasil

pembangunan lintas sektor. Hal ini mengingat komponen IPM adalah

indeks komposit yang merupakan rata-rata gabungan dari 3 (tiga) komponen penilai kualitas Sumber Daya Manusia (SDM). Jika ketiga komponen tersebut memiliki kualitas yang baik, maka secara otomatis sumber daya manusianya memiliki kualitas yang baik pula. Masing-masing indeks dari komponen IPM memperlihatkan seberapa besar tingkat pencapaian yang telah dilakukan selama ini di bidang kesehatan, pendidikan dan ekonomi.

Pada tahun 2009 IPM Kabupaten Banyuasin sebesar, 69,45 persen dan pada tahun 2013 IPM Kabupaten Banyuasin meningkat menjadi sebesar 71 Persen. Indeks Pembangunan Manusia dibidang pendidikan diukur dari angka rata-rata lama sekolah penduduk. Dibidang kesehatan diukur dari angka Harapan Hidup (AHH) , angka kematian ibu melahirkan (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB). Indek pembangunan dibidang daya beli, diukur oleh rata-rata pendapatan.

Perkembangan IPM Kabupaten Banyuasin selama lima tahun terakhir dapat dilihat pada gambar berikut ini :

(34)

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) 2014 - 2018

Gambar 2.9.

Indeks Pembangunan Manusia Kabupaten Banyuasin Tahun 2009 - 2013

Untuk peningkatan kesejahteraan sosial bidang pendidikan, Untuk rata-rata lama sekolah di Kabupaten Banyuasin menunjukkan peningkatan dari sebesar 7,01 tahun pada tahun 2009 menjadi sebesar 7,11 tahun pada tahun 2013,

Gambar 2.10.

Rata-rata lama Sekolah Kabupaten Banyuasin Tahun 2009 – 2013

Beberapa indikator yang dapat digunakan untuk mengukur perkembangan pelaksanaan pendidikan di Kabupaten Banyuasin

69.45 69.78 70.28 70.7 71 68.5 69 69.5 70 70.5 71 71.5 2009 2010 2011 2012 2013 7.01 7.02 7.06 7.09 7.11 2009 2010 2011 2012 2013

(35)

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) 2014 - 2018

antara lain adalah Angka Melek Huruf, Angka Partisipasi Kasar (APK), Angka Partisipasi Murni (APM), Angka Putus Sekolah (APS), Angka Mutu Kelulusan, dan beberapa indikator lain.

Tabel 2.11

Perkembangan Indikator Bidang Pendidikan Kabupaten Banyuasin Tahun 2009 – 2012

Indikator Satuan

Tahun

2009 2010 2011 2012 2013

1 2 3 4 5 6 7

Angka Melek Huruf (%) 96,57 96,46 96,50 96,51 96,51 Angka Partisipasi Kasar

SD / MI (%) 110,33 108,67 100,87 104,14 105,52

SLTP / MTS (%) 86,48 87,34 83,56 82,41 83,56

SLTA / SMK / MA (%) 41,84 51,69 53,40 59,34 59,72

Angka Partisipasi Murni

SD / MI (%) 89,25 92,92 88,70 93,29 93,49

SLTP / MTS (%) 71,37 66,98 59,35 65,41 64,00

SLTA / SMK / MA (%) 32,2 38,94 34,36 45,34 45,64

Angka Putus Sekolah (APS)

SD / MI (%) 2,28 1,37 2,16 0,43

SLTP / MTS (%) 14,98 18,64 16,19 9,40

SLTA / SMK / MA (%) 55,94 43,65 52,00 42,87

Sumber : Dinas Pendidikan Kabupaten Banyuasin Tahun 2013

Sedangkan peningkatan kesejahteraan sosial bidang kesehatan ditunjukkan dengan peningkatan Angka Usia Harapan Hidup Kabupaten Banyuasin dalam lima tahun terakhir mengalami peningkatan dari sebesar 67,23 Tahun pada tahun 2009 menjadi sebesar 67,9 Tahun pada tahun 2013, rincian peningkatan usia

(36)

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) 2014 - 2018

harapan hidup setiap tahunnya dapat dilihat pada gambar berikut ini :

Gambar 2.11.

Usia Harapan Hidup Kabupaten Banyuasin 2009 – 2013

Indikator bidang kesehatan selama kurun waktu beberapa tahun terakhir sampai dengan tahun 2012 adalah sebagaimana disajikan dalam Tabel dibawah ini :

Tabel 2.12

Perkembangan Indikator Bidang Kesehatan Kabupaten Banyuasin Tahun 2009 – 2013

Indikator Satuan

Tahun

2009 2010 2011 2012 2013

1 2 3 4 5 6 7

Usia Harapan Hidup Tahun 67,23 67,41 67,59 67,77 67,90 Angka Kematian Ibu

Melahirkan Per 100.000 112 83 93 80

Persentase Balita Gizi

Buruk % 7,1 7,7 7,4 4,1

Angka Kematian Bayi

Per 1.000 kelahiran hidup

39,09 38,52 37,89 32,1

Sumber : Dinas Kesehatan Kabupaten Banyuasin, 2013

67.23 67.41 67.59 67.77 67.9 66.8 67 67.2 67.4 67.6 67.8 68 2009 2010 2011 2012 2013

(37)

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) 2014 - 2018

3. Ketenagakerjaan

Jumlah pencari kerja yang terdaftar di Kabupaten Banyuasin sepanjang tahun 2012 sebanyak 1.218 orang, dan yang berhasil ditempatkan sebanyak 155 orang terdiri dari 58 laki-laki dan 97 perempuan. Tabel berikut merupakan gambaran penduduk yang berumur diatas 15 tahun yang dikelompokkan dalam angkatan kerja dan bukan angkatan kerja, dari data tersebut tercatat 62,34 persen penduduk Kabupaten Banyuasin dengan status bekerja dan sebesar 3,40 persen pengangguran.

Data Persentase Penduduk Berumur 15 keatas menurut Jenis Kegiatan Utama selama lima tahun terakhir dapat dilihat pada tabel berikut ini :

Tabel 2.13.

Persentase Penduduk Berumur 15 keatas menurut Jenis Kegiatan Utama, Tahun 2012

Jenis Kegiatan Utama

Jenis Kelamin/ Sex

Laki-laki Perempuan Total/Total

(1) (2) (3) (4)

I Angkatan Kerja / Economically

Active 88.55 41.96 65.73

a Bekerja /Working 85.44 38.36 62.34

b Pengangguran / Looking for

Work 3.11 3.69 3.40

II Bukan Angkatan Kerja / Not

Economically Active 11.45 58.04 34.27

a Sekolah / Attending 8.65 9.12 8.87

b Mengurus Rumah Tangga /

House Keeping 0.48 45.48 22.52

c Lainnya / Others 2.34 3.44 2.88

(38)

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) 2014 - 2018

2.2.3. Fokus Seni Budaya dan Olahraga

1. Kebudayaan

Dalam bidang kebudayaan pembangunan yang dilakukan kabupaten Banyuasin adalah pengembangan dan pelestarian budaya asli Banyuasin, melalui keikutsertaan pada festival-festival budaya yang diadakan daerah lain seperti Festival Sriwijaya, maupun pentas-pentas seni yang diselenggarakan oleh kabupaten Banyuasin sendiri, seperti festival sedulang setudung. Disamping itu Benda-Benda Bersejarah di Kabupaten Banyuasin tercatat sebanyak 116 benda yang tersebar di kecamatan-kecamatan yang ada di Kabupaten Banyuasin, dan mempunyai 23 sanggar tari dan 22 lagu daerah Kabupaten Banyuasin dan 11 jenis tari tradisi kabupaten Banyuasin. Sampai dengan tahun 2013 Kabupaten Banyuasin memiliki 20 objek wisata.

2. Pemuda dan Olahraga

Organisasi Pemuda di Kabupaten Banyuasin tercatat sebanyak 77 organisasi, dan Sarana dan Prasarana olahraga yang ada di 19 Kecamatan Kabupaten Banyuasin sebanyak 866 tersebar di seluruh kecamatan, meliputi cabang olahraga Bulu Tangkis, Bola Voli, Bola Basket, Tennis, Sepak bola, Tenis Meja, Senam, Futsal, Renang, Gasing dan Bilyar, dalam rangka pembangunan olahraga diKabupaten Banyuasin salah satunya dengan mengikuti

(39)

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) 2014 - 2018

Kompetisi Olahraga Tingkat Kabupaten/Kota seperti O2SN (Olimpiade Olahraga Siswa Nasional) PORPROV (Pekan olahraga Provinsi) dan menyelenggarakan turnamen-turnamen olahraga tingkat kabupaten Banyuasin. Selain itu Pemerintah Kabupaten dalam rangka peningatan sarana dan prasarana olahraga melalui rencana pembangunan Gedung Olahraga dan sarana-prasarana olahraga lainnya. Tabel berikut ini Kompetisi Olahraga Tingkat Kabupaten/Kota yang diikuti Kabupaten Banyuasin.

Tabel. 2. 14

Kompetisi Olahraga Tingkat Kabupaten/Kota yang Diikuti Kabupaten Banyuasin Tahun 2009 -2012

Tahun Jenis Kegiatan Jumlah Cabor Jumlah Atlet

Perolehan Medali (buah) Emas Perak Perunggu

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) 2009 2010 2011 A.O2SN 1. SD 2. SMP 3. SMA A.O2SN 1. SD 2. SMP 3. SMA 4. PORPROV IX A.O2SN 1. SD 2. SMP 13 6 6 13 6 6 15 5 11 38 45 22 38 45 22 100 60 60 2 1 1 1 1 2 30 0 4 2 1 2 1 3 2 18 1 13 2 5 4 2 3 7 26 0 8 2012 A.O2SN 1. SD 2. SMP 3. SMA B. POPDA 11 7 5 14 44 28 22 202 1 0 0 1 5 0 1 8 4 1 3 13

(40)

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) 2014 - 2018

2.3. Aspek Pelayanan Umum

2.3.1. Fokus Layanan Urusan Wajib 2.3.1.1. Pendidikan

Pembangunan bidang pendidikan merupakan wahana sangat strategis dan esensial untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia sebagai modal dasar pembangunan. Dalam konteks ini esensi pembangunan pendidikan diarahkan pada upaya meningkatkan kecerdasan serta harkat dan martabat bangsa, mewujudkan manusia serta masyarakat yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlaq mulia, berbudi pekerti luhur, memiliki pengetahuan, keahlian dan ketrampilan, kesehatan jasmani dan rohani serta berkepribadian mantap dan mandiri. Memperhatikan urgensi pembangunan di bidang pendidikan oleh karenanya adalah wajar jika dalam pembangunan pendidikan harus mampu menjamin pemerataan kesempatan memperoleh pendidikan bagi setiap warga masyarakat termasuk hak untuk mendapatkan pendidikan yang bermutu.

Pencapaian Kabupaten Banyuasin dalam pelayanan bidang pendidikan salah satunya ditunjukkan dengan indikator Angka Partisipasi Sekolah, Angka Partisipasi Sekolah ditingkat SD, SLTP dan SLTA menunjukkan peningkatan yang cukup baik dimana untu angka partisipasi sekolah pada SD menunjukkan peningkatan dari 95,04 pada tahun 2009 menjadi sebesar 97,23 di tahun 2013, ditingkat SLTP dari sebesar 82,31 pada tahun 2009 menjadi sebesar 89,87 di tahun 2013

(41)

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) 2014 - 2018

dan ditingkat SLTA dari sebesar 42,5 pada tahun 2009 menjadi sebesar 56,35 di tahun 2013. Perkembangan angka partisipasi sekolah Kabupaten Banyuasin setiap tahunnya dapat dilihat pada tabel dan gambar berikut ini :

Tabel 2.15

Angka Partisipasi Sekolah Kabupaten Banyuasin Tahun 2009 – 2013

Indikator Satuan Tahun

2009 2010 2011 2012 2013

1 2 3 4 5 6 7

Angka Partisipasi Sekolah

SD / MI (%) 95,04 95,96 96,57 97,13 97,23

SLTP / MTS (%) 82,31 81,36 83,14 88,97 89,87

SLTA / SMK / MA (%) 42,5 51,16 45,21 56,05 56,35

Sumber : Dinas Pendidikan Kabupaten Banyuasin, 2013

Gambar 2.12.

Angka Partisipasi Kasar Kabupaten Banyuasin, 2009 – 2013

Peningkatan sarana dan prasarana pendidikan juga terus dilakukan dalam rangka memenuhi dan meningatkan pelayanan bidang pendidikan di Kabupaten Banyuasin, Berdasarkan data tahun 2012 untuk tahun

95.04 95.96 96.57 97.13 97.23 82.31 81.36 83.14 88.97 89.87 42.5 51.16 45.21 56.05 56.35 0 20 40 60 80 100 120 2009 2010 2011 2012 2013 % SD / MI SLTP / MTS SLTA / SMK / MA

(42)

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) 2014 - 2018

ajaran 2011/2012, Kabupaten Banyuasin memiliki sekolah sebanyak 785 sekolah yang terdiri atas 545 Sekolah Dasar (SD)/sederajat, 158 Sekolah lanjutan Tingkat Pertama (SLTP)/sederajat, dan 82 Sekolah Menengah Umum (SMU) termasuk kejuruan/sederajat. Sekolah-sekolah tersebut dipakai oleh murid-murid sekolah negeri dan swasta

Sampai tahun 2012, jumlah murid SD sebanyak 104.496 orang, SLTP sebanyak 33.319 orang, dan SMU sebanyak 18.611 orang. jumlah murid yang ada cenderung mengalami peningkatan setiap tahunnya.

Jumlah guru yang mengajar di masing-masing sekolah pada tahun ajaran 2011/2012 ini terdiri atas 6.773 guru sekolah dasar, 3.205 guru SLTP, serta guru SMU termasuk SMU kejuruan sebanyak 1.999 orang.

Gambar 2.13

Jumlah Guru dan Murid Menurut Tingkatan Sekolah di Kabupaten Banyuasin (orang), Tahun Ajaran 2011/2012

2.3.1.2. Kesehatan

Pembangunan bidang kesehatan meliputi seluruh siklus atau tahapan kehidupan manusia. Bila pembangunan kesehatan berhasil dengan baik

0 20,000 40,000 60,000 80,000 100,000 120,000

SD Sederajat SMP Sederajat SMU Sederajat

6,773 3,205 1,999 104,496 33,319 18,611 Guru Murid

(43)

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) 2014 - 2018

maka secara langsung atau tidak langsung akan terjadi peningkatan kesejahteraan rakyat. Mempertimbangkan bahwa pembangunan bidang kesehatan merupakan bagian yang sangat penting bagi peningkatan SDM, maka program-program kesehatan diprioritaskan pada calon generasi penerus, sejak dari kandungan dan balita.

Indikator bidang kesehatan selama kurun waktu tahun 2009 sampai dengan tahun 2013 adalah sebagaimana disajikan dalam Tabel 2.16 dibawah ini :

Tabel 2.16.

Indikator Bidang Kesehatan Kabupaten Banyuasin Tahun 2009 – 2013 Indikator Kinerja Satuan Realisasi 2009 2010 2011 2012 2013 2 3 4 5 6 7 8 Angka Usia

Harapan Hidup Tahun 67,23 67,41 67,59 67,77 67,90 Angka Kematian Ibu Melahirkan Per 100.000 112 83 93 80 67 Angka kematian bayi Per 1.000 kelahiran hidup 39,09 38,52 37,89 32,1 Persentase balita gizi buruk % 7,1 7,7 7,4 4,1 0,1 Cakupan Desa/kelurahan Universal Child Immunization (UCI) % 94,02 98,97 100 93,5 98,3 Tingkat pelayanan pasien rumah sakit % 100 100 100 100 125,76

Sumber : Dinas Kesehatan Kabupaten Banyuasin, 2013

Pembangunan bidang kesehatan tidak terlepas dari jumlah sarana dan prasarana kesehatan yang tersedia. Pada tahun 2012 jumlah fasilitas

(44)

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) 2014 - 2018

kesehatan yang ada di Kabupaten Banyuasin terdiri dari: 1 rumah sakit, 1 rumah bersalin, 29 puskesmas, 12 poliklinik, dan 304 poskesdes.

Sarana dan prasarana kesehatan terus ditingkatkan, sampai tahun 2013 berdasarkan data diatas target pelayanan pasien rumah sakit bahkan melebihi dari target, sebesar 125 persen lebih.

Selain sarana dan prasarana Kabupaten Banyuasin juga meningkatkan jumlah tenaga kesehatan dalam upaya meningkatkan pelayanan kesehatan kepada masyarakat. Sampai tahun 2012 tenaga kesehatan yang ada di Kabupaten Banyuasin sebagai berikut :

Tabel 2.17.

Tenaga Kesehatan Kabupaten Banyuasin Tahun 2012

Tenaga Kesehatan Orang

Dokter Spesialis 32 Dokter Umum 112 Dokter Gigi 15 Bidan 502 Perawat 401 Sanitarian 58

Sarjana Kesehatan Masyarakat 113

Apoteker 8

Asisten Apoteker 26

Ahli Gizi 45

TEM & Tenaga Rontgen 11

Fisioterapis 2

(45)

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) 2014 - 2018

2.3.1.3. Pekerjaan Umum

Dinas pekerjaan umum sebagai perwakilan pemerintah dalam mengatur dan memantau pembangunan dan peningkatan sarana jalan dan jembatan telah berusaha melakukan penambahan panjang jalan setiap tahunnya. Pada tahun 2012, panjang jalan di Kabupaten Banyuasin mencapai 1.196,3 km. Sekitar 5,09 persen atau 61,00 km dari panjang jalan tersebut merupakan tanggung jawab dan wewenang negara. Jalan sepanjang 82,00 km dan berdasarkan laporan terakhir tahun 2013 sebanyak 44,52 persen panjang jalan Kabupaten Banyuasin dalam kondisi baik.

Tabel 2.18

Panjang Jalan Kabupaten Menurut Jenis di Kabupaten Banyuasin Tahun 2009-2012

Jenis Permukaan Jalan Panjang Jalan (Km)

2009 2010 2011 2012

(1) (3) (4) (5) (6)

a Aspal Hotmix/ Hotmix Asphalt 401,25 401,25 401,25 401,25

b Aspal Lapen / Lapen Aspalt 83,30 81,50 79,50 79,50

c Jalan Cor/ Cor 67,82 107,12 141,55 170,45

c Kerikil/Split 96,25 76,25 74,50 71,00

d Tanah/Dirt 173,58 462,08 458,60 454,3

f Burda / Reycling - - -

-g Tidak Dirinci/No Classification 19,80 19,80 19,80 19,80

Jumlah/Total 1.142,00 1.148,00 1.175,20 1.196,30

Sumber : Dinas Kesehatan Kab. Banyuasin , 2013

2.3.1.4. Perumahan

Pelayanan bidang perumahan melalui program Pengembangan Komunitas Perumahan terus ditingkatkan dimana berdasarkan data terakhir yang diterima persentase rumah layak huni di kabupaten

(46)

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) 2014 - 2018

Banyuasin sebesar 90,66 persen dan persentase pemukiman layak huni sebesar 34,87 persen.

2.3.1.5. Penataan Ruang

Penataan Ruang Kabupaten Banyuasin berdasarkan Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Banyuasin 2012 – 2032 yang telah menjadi peraturan daerah Kabupaten Banyuasin Nomor 28 Tahun 2012 dimana rumusan kebijakan penataan ruang dari Kabupaten Banyuasin adalah sebagai berikut:

1. Pembentukan dan pengembangan pusat pelayanan yang mencakup seluruh wilayah Kabupaten sesuai dengan potensi yang dimiliki untuk mendorong pertumbuhan wilayah sehingga meminimalisir ketimpangan antar wilayah;

2. Peningkatan aksesibilitas, layanan sarana dan prasarana melalui pengembangan sistem trasnportasi keseluruh wilayah dalam rangka pemerataan pertumbuhan wilayah Kabupaten Banyuasin;

3. Pemantapkan, perlindungan dan peningkatan kualitas kawasan lindung;

4. Pengembangan dan peningkatan fungsi kawasan budidaya yang dikelola secara optimal, terintegrasi, sesuai dengan daya dukung wilayah dan ramah lingkungan;

5. Pengembangan kawasan strategis kabupaten untuk mendorong pertumbuhan ekonomi, peningkatan ilmu pengetahuan dan

(47)

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) 2014 - 2018

teknologi, kelestarian sumber daya alam hayati, dan budaya Kabupaten Banyuasin.

6. Peningkatan fungsi kawasan untuk pertahanan dan keamanan negara.

Dengan kebijakan tersebut, diharapkan setiap bagian wilayah tumbuh menjadi semakin kuat dan berdaya saing atas dasar potensi yang dimilikinya.

2.3.1.6. Perencanaan Pembangunan

Perencanaan pembangunan kabupaten Banyuasin yang dilakukan sesuai peraturan perundang-undangan dan memperhatikan Dokumen-dokumen perencanaan yang telah ada, seperti Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Kabupaten Banyuasin, dan juga hasil pencapaian kinerja Rencana Jangka Menengah Daerah (RPJMD) 2009 – 2013, Rencana Tata Ruang dan Wilayah Kabupaten Banyuasin 2012 - 2032 dan memasuki periode ketiga RPJPD Kabupaten Banyuasin lima tahun kedepan akan mengacu pada Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah 2014 – 2018. Selain itu juga dalam rangka sinkronisasi dengan prioritas pembangunan provinsi dan Nasional, perencanaan pembangunan Kabupaten Banyuasin juga memperhatikan RPJMD Provinsi dan Pusat.

2.3.1.7. Perhubungan

Pelayanan Pemerintah bidang perhubungan di Kabupaten Banyuasin terus ditingkatkan setiap tahunnya dalam upaya mewujudkan sistem

(48)

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) 2014 - 2018

pelayanan perhubungan komunikasi dan informatika yang terpadu, efektif, efisien dan berkesinambungan.

Untuk pelayanan bidang perhubungan selain ketersediaan jalan yang baik, sampai tahun 2013 Kabupaten Banyuasin telah memiliki 6 terminal antara lain Terminal Betung, terminal Pasar Pagi Betung, terminal Pasar Pangkalan Balai, Terminal Simpang Pulau Rimau, Terminal Talang Keramat dan Terminal Simpang PU. Dan penyelenggaraan angkutan umum jalan raya kabupaten Banyuasin meliputi angkutan antar kota antar provinsi, antar kota dalam provinsi dan angkutan lokal yang berupa angkutan kota dan angkutan pedesaan dan juga angkutan sungai. Dan untuk pelayanan pengujian kendaraan bermotor Kabupaten Banyuasin memiliki 8 Unit fasilitas pengujian kendaraan bermotor. 2.3.1.8. Lingkungan Hidup

Dalam hal pelestarian lingkungan hidup Kabupaten Kabupaten Banyuasin melalui peningkatan dan pengembangan Ruang Terbuka Hijau yang sampai tahun 2013 lalu terealisasi sebesar 30 persen, tahun-tahun kedepannya akan terus dilakukan peningkatan, selain itu dalam hal pengendalian lingkungan hidup juga dilakukan melalui program penanganan persampahan juga akan terus dilaksanakan dimana tahun 2013 yang lalu baru terealisasi 20 persen dari target 59 persen, dan cakupan pengawasan terhadap amdal tercapai pada tahun 2013 sebesar 90,24 persen angka ini melebihi target capaian sebesar 63 persen. Dan

(49)

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) 2014 - 2018

dalam hal penegakkan hukum lingkungan tercapai sebesar 100 persen dari target yang ditetapkan.

2.3.1.9. Kependudukan dan Catatan Sipil

Dibidang kependudukan dan catatan sipil pelayanan yang dilakukan antara lain pelayanan pengurusan Kartu Tanda Penduduk terealisasi pada tahun 2013 yang lalu sebanyak 209.704 orang terdaftar dan pelayanan Kartu Keluarga sebanyak 597.335 Orang, untuk pelayanan akte kelahiran terealisasi sebanyak 263.991 orang. Dan melalui program asuransi untuk keluarga miskin melalui kegiatan asuransi wargaku tercatat sebanyak 292 orang pada tahun 2013.

2.3.1.10. Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak

Pelayanan bidang pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak, pemerintah Kabupaten Banyuasin melalui program kegiatan penanganan anak terlantar pada tahun 2013 terealisasi sebanyak berhasil ditangani sebesar 64,59 angka ini lebih besar dibandingkan capaian pada tahun 2012 yakni sebesar 37,86 persen dan untuk persentase tindak kekerasan dalam rumah tangga Per 1.000 KK/RT tahun 2013 terealisasi sebesar 0,067 persen.

2.3.1.11. Keluarga Berencana dan Keluarga Sejahtera

Pelayanan Bidang Keluarga Berencana juga terus aktif dilaksanakan dimana pravalensi peserta KB aktif di tahun 2013 tercatat sebanyak 77,89 persen, meningkat dibandingkan tahun 2012 sebesar 77,50

(50)

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) 2014 - 2018

persen. Untuk keluarga sejahtera pada tahun 2013 terealisasi sebanyak 55,4 persen.

2.3.1.12. Ketenagakerjaan

Di Bidang Ketenagakerjaan tercatat Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja tahun 2013 Kabupaten Banyuasin sebesar 66,23 persen sedikit meningkat dibanding tahun 2012 sebesar 65,73 dan tingkat pengangguran terbuka tahun 2013 sebesar 4,87 persen lebih kecil dibanding tahun 2012 sebesar 5,17 persen, secara rinci Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja dan Tingkat Pengangguran terbuka selama lima tahun terakhir dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 2.19.

Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja dan Tingkat Pengangguran Terbuka Kabupaten Banyuasin Tahun 2009 – 2013

Indikator Satuan Tahun 2009 2010 2011 2012 2013 1 2 3 4 5 6 7 Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja % 67,16 72,24 72,54 65,73 66,23 Tingkat Pengangguran Terbuka % 5,11 4,16 5,57 5,17 4,87

Sumber : Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kab. BA, 2013

2.3.1.13. Ketransmigrasian

Kabupaten Banyuasin merupakan salah satu daerah di Provinsi Sumatera Selatan yang menjadi lokasi penempatan transmigrasi. Tahun 2010 jumlah penempatan transmigrasi di Kabupaten Banyuasin sebanyak 100 kepala keluarga dengan 364 jiwa. Pada tahun 2011

(51)

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) 2014 - 2018

penempatan transmigrasi di Kabupaten Banyuasin sebanyak 118 kepala keluarga dengan 420 jiwa, sedangkan tahun 2012 jumlah penempatan transmigrasi di Kabupaten Banyuasin sebanyak 182 keluarga dengan 660 jiwa artinya dibandingkan dengan tahun 2011 terjadi kenaikan sebanyak 64 kepala keluarga. Selain itu Kabupaten Banyuasin melalui Dinas Transmigrasi dan Tenaga Kerja melalui Program Pengembangan Wilayah Transmigrasi dan Program Transmigrasi Penduduk Setempat, tahun 2013 tercatat sebanyak 3 UPT yang dibina dan 1 KTM. Dan jumlah transmigran yang ditempatan di UPT yang baru sebanyak 100 orang.

Tabel 2.20

Realisasi Penempatan Transmigrasi di Kabupaten Banyuasin Tahun 2009 - 2012

Tahun Kepala Keluarga Jiwa

(1) (2) (3)

2009 175 601

2010 100 364

2011 118 420

2012 182 660

Sumber : Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Banyuasin

2.3.1.14. Koperasi Usaha Kecil dan Menengah

Pembangunan dibidang koperasi usaha kecil dan menengah ditujukan untuk memberdayakan koperasi dan usaha kecil menengah dalam upaya meningkatkan kesejahteraan masyarakat, persentase koperasi aktif tahun 2013 sebesar 73,71 persen meningkat dibandingkan tahun 2012 sebesar 72,5 persen. Dan Tingkat Pengembangan UMKM tahun 2013 sebesar 28,8 persen, peningkatan jumlah koperasi aktif dan

(52)

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) 2014 - 2018

tingkat pengembangan UMKM setiap tahunnya dapat dilihat dari tabel berikut ini :

Tabel 2.21.

Jumlah Koperasi aktif Kabupaten Banyuasin Tahun 2009 – 2013

Indikator Satuan Tahun 2009 2010 2011 2012 2013 1 2 3 4 5 6 7 Persentase Koperasi aktif % 63 70,4 71,26 72,5 73,71 Tingkat Pengembangan UMKM % 5 7 21 25,3 28,8

Sumber : Dinas Koperindag dan UKM Kab. BA, 2013

2.3.1.15. Penanaman Modal

Pembangunan dibidang penanaman modal berdasarkan sumber dari BP3MD Prov. Sumatera Selatan penanaman modal dalam negeri (PMDN) Kabupaten Banyuasin sebesar Rp. 1,350,897,994,320.00 angka ini jauh lebih besar dibandingkan tahun 2012 yang hanya sebesar Rp. 45.451.035.320, perkembangan PMDN setiap tahunnya dapat dilihat pada tabel berikut ini :

Tabel 2.22.

Jumlah PMDN Kabupaten Banyuasin Tahun 2009 – 2013

No Tahun Jumlah Investor

( Perusahaan) Nilai Investor ( Rp ) Tenaga Kerja ( orang ) 1 2008 1 74.000.000.000 90 2 2009 2 159.693.000.000 1831 3 2010 0 0 0 4 2011 21 272.994.947.000 1411 5 2012 1 45.451.035.320 25 6 2013 6 1,350,897,994,320.00 1840 Jumlah

Referensi

Dokumen terkait

[r]

kelompok air beroksigen turun 2,05 mmol/l dibanding 1,25 mmol/l kelompok plasebo. Hal ini terjadi mungkin karena sampel pada penelitian ini hanya sehari mendapat minuman

Untuk itu, penyediaan sarana promosi dan pusat pemasaran di dalam komplek ini dapat menjadi wadah penyediaan informasi, pemasaran dan promosi mengenai produk yang dihasilkan oleh

Meskipun ia mendapat liputan meluas daripada akhbar, keterlibatan orang-orang Cina dalam gerakan PKM hanyalah segenap lapisan jika dibandingkan dengan jumlah keseluruhan yang

Apabila ketercapaian kinerja dosen yang bersangkutan telah memenuhi syarat sesuai dengan ketdntuan perundangan, disertai bukti pendukung sesuai laporan yang dibuat maka

Untuk mengembangkan aspek kejiwaan yaitu pada nafsu para santri, kebijakan khusus atau kegiatan khusus apa yang diterapkan SMP Islam Al- Azhaar Tulungagung

Membicarakan demokrasi Indonesia, bagaimanapun juga tidak terlepas dari periodesasi sejarah politik di Indonesia, yaitu apa yang disebut sebagai periode

Manusia dapat mengubah lingkungan untuk memenuhi kebutuhan tertentu. Seperti daerah hutan yang dapat diubah menjadi daerah pertanian, perkebunan atau perumahan dengan