• Tidak ada hasil yang ditemukan

GAMBARAN PENGETAHUAN GIZI DAN POLA MAKAN PASIEN RAWAT JALAN DIABETES MELLITUS TIPE-2 DI RUMAH SAKIT

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "GAMBARAN PENGETAHUAN GIZI DAN POLA MAKAN PASIEN RAWAT JALAN DIABETES MELLITUS TIPE-2 DI RUMAH SAKIT"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

GAMBARAN PENGETAHUAN GIZI DAN POLA MAKAN PASIEN

RAWAT JALAN DIABETES MELLITUS TIPE-2

DI RUMAH SAKIT

Abdullah Tamrin1, Sitti Sahariah Rowa1, Chaerunniumah1, M Irwansyah A2 1

Jurusan Gizi, Politeknik Kesehatan Kemenkes, Makassar 2

Alumni, Jurusan Gizi, Politeknik Kesehatan Kemenkes, Makassar

ABSTRACT

Background: Knowledge of nutrition is the ability to understand the concepts and

principles as well as information related to nutrition. Provincial health profile data south sulawesi in 2015, Diabetes Mellitus outpatients aged 40 years and above is 85%. Data on the record medic general hospital the area of a city makassar be seen that of diabetes mellitus in 2015 were 234 men and women 165.

Objective: This research aims to describe the knowledge about nutrition and food

consumption pattern among outpatients diabetes mellitus tipe-2 ( dm tipe-2 ) in a public hospital the area of a city Makassar.

Method: Sampling done by purposive sampling criteria of Diabetes Mellitus patients

visiting the hospital in June 2016 and suffered no complications.

Result: The results of this study are patients with good nutritional knowledge are 48.6%

and patients who have less nutritional knowledge are 51.4%. Patients who have food consumption pattern based on the frequency of good food is 42.9 % and 57.1% have less. Food consumption pattern based on the composition dishes of food in general is good which is 100%. Food consumption pattern based on a kind of food with the high category is a side dish vegetable 67,57 % and vegetables 54,28 % , the medium category is a staple food 22,85 % and vegetables 22,85 % and low category is the fruit 67,69 %, a side dish animal 62,86 % , and extra foods 54,28 % .

Conclusion: Conclusions from this research is their knowledge about nutrition generally

still less that is 51,4 % .Food consumption pattern based on the frequency of food is generally less that is 57.1 % , Food consumption pattern based on the composition dishes of food in general is good which is 100% and a %. Food consumption pattern based on a kind of food is generally good but lacking in fruits.

Suggest: For side Hospital so that to schedule it illumination to patient Diabetes Mellitus

about its important various of fruit to patient Diabetes Type Mellitus-2.

Key Word : Nutrient Knowledge, eating Pattern, Patient Take care Way,Type DM-2

PENDAHULUAN

Beberapa jenis Diabetes Mellitus yaitu Diabetes Mellitus Tipe I, Diabetes Mellitus Tipe II, Diabetes Mellitus Tipe Gestasional, dan Diabetes Mellitus Tipe lainnya. Jenis Diabetes Mellitus yang paling banyak di derita adalah Diabetes Mellitus Tipe-2. Diabetes Mellitus Tipe2 (DM Tipe-2) adalah penyakit gangguan metabolik yang di tandai oleh kenaikan gula darah akibat penurunan sekresi insulin oleh sel

beta pancreas dan atau ganguan fungsi insulin (resistensi insulin) (Depkes, 2005).

Prevalensi penyakit DM di Indonesia berdasarkan diagnosis oleh tenaga kesehatan adalah 0,5% sedangkan prevalensi DM (D/G) sebesar 0,8%. Data ini menunjukkan cakupan diagnose gizi DM oleh tenaga kesehatan mencapai 62,5% lebih tinggi dibandingkan cakupan penyakit lain (Riskesdas, 2007).

Pola makan yang salah berakibat fatal bagi Diabetes Mellitus. Jika hal iitu terjadi,

(2)

maka penyakit ini akan sangat sulit disembuhkan. Memahami dan mengetahui jenis-jenis makanan apa saja yang boleh dan tidak boleh bagi Diabetes Mellitus merupakan salah satu cara yang dapat dilakukan untuk menghindari pola makan yang salah (Newsroom, 2008).

Menurut penelitian epidemiologi prevalensi DM di Makassar meningkatkan dari 1,5% pada tahun 1981 menjadi 3,5% pada tahun 1998 dan terakhir 2005 menjadi 12,5% sedangkan disuatu daerah terpencil di Tanah Toraja di temukan DM hanya 0,8% (Soegondo, 2009).

Menurut penelitian epidemiologi prevalensi DM di Makassar meningkatkan dari 1,5% pada tahun 1981 menjadi 3,5% pada tahun 1998 dan terakhir 2005 menjadi 12,5% sedangkan disuatu daerah terpencil di Tanah Toraja di temukan DM hanya 0,8% (Soegondo, 2009).

Berdasarkan data profil kesehatan Propinsi Sulawesi Selatan tahun 2015, pasien rawat jalan Diabetes Mellitus yang berumur lebih 40 tahun sebanyak 85%.Data pada bagian rekam medic Rumah Sakit Umum Daerah Kota Makassar diketahui, bahwa penyakit Diabetes Mellitus pada tahun 2015 berjumlah 234 laki- laki dan 165 perempuan (RUSD Kota Makassar tahun 2015).

Berdasarkan data tersebut di atas penulis tertarik untuk melakukan penelitian terhadap Gambaran Pengetahuan Gizi dan pola makan pasien Diabetes Mellitus Tipe-2 di Rumah Sakit Umum Daerah Kota Makassar.

METODE PENELITAN

Penelitian ini merupakan penelitian pendekatan Deskriptif dengan desain survey, yaitu mendeskripsikan penelitian pengetahuan dan pola makan pasien Rawat Jalan Diabetes Mellitus Tipe-2 di Rumah Sakit Umum Daerah Kota Makassar.

Pengumpulan dan pengolahan data dilaksanakan dari pembuatan proposal sampai penulisan hasil penelitian dari bulan Oktober 2015 sampai bulan Agustus 2016. Penelitian dilaksanakan dari pembuatan proposal sampai penulisan hasil penelitian dari bulan Oktober 2015 sampai bulan Agustus 2016.Sampel adalah pasien rawat jalan di bagian poli umum (interna) yang diambil dengan teknik

purposive sampling, yaitu pengambilan sampel

dari semua subyek yang datang dan memenuhi kriteria penelitian sampai jumlah sampel yang diperlukan terpenuhi. Kriteria tersebut adalah Pasien DM yang berkunjung

ke rumah sakit pada bulan Juni 2016 dan tidak mengalami komplikasi.

Pengumpulan Data

Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. Data primer terdiri dari data pengetahuan gizi diperoleh melalui wawancara dengan responden dengan menggunakan kuesioner dan Data pola makan diperoleh dari hasil wawancara dengan menggunakan Food

Frekuensi Quisionery

Data sekunder data pemeriksaan fisik diperoleh dari buku rekam medik Diabetes Mellitus Tipe-2

Pengolahan dan Penyajian Data

Pengolahan data dilakukan menggunakan laptop menggunakan software (program) SPSS for windows. Data pengetahuan gizi yang telah diolah kemudian dianalisa untuk menentukan skor nilai jawaban yang benar dan data pola makan yaitu frekuensi makan berbagai bahan makanan diberi kode dan ditabulasikan menurut kelompoknya Data primer maupun data sekunder yang telah diolah dan dianalisa akan disajikan dalam bentuk tabel dan narasi.

HASIL PENELITIAN Karakteristik Responden

Tabel 01

Distribusi Jumlah Responden Menurut Jenis Kelamin Penderita Diabetes Mellitus Tipe II Rawat Jalan di Rumah Sakit Umum Daerah

Kota Makassar

Jenis Kelamin n %

Laki-laki 14 40

Perempuan 21 60

Total 35 100

Tabel 01 menunjukkan bahwa penderita Diabetes Mellitus Tipe II pada umumnya perempuan yaitu sebanyak 21 orang (60%) dan laki-laki 14 orang (40%) dari 35 responden.

(3)

Tabel 02

Distribusi Jumlah Responden Menurut Umur Pasien Penderita Diabetes Mellitus Tipe II Rawat Jalan di Rumah Sakit Umum Daerah

Kota Makassar Umur n % 38-45 5 14.3 46-50 4 11.4 51-60 17 48.6 61-74 9 25.7 Total 35 100

Tabel 02 menunjukkan bahwa penderita Diabetes Mellitus Tipe II pada umumnya berumur antara 51-60 tahun sebanyak 17 orang (48.6%) dari 35 responden.

Tabel 03

Distribusi Pendidikan Responden penderita Diabetes Mellitus Tipe II Rawat Jalan di Rumah Sakit Umum Daerah Kota Makassar

Pendidikan n % SD 4 11.4 SMP 6 17.1 SMA 19 54.3 Perguruan Tinggi 6 17.1 Total 35 100

Tabel 03 menunjukkan bahwa pendidikan responden tertinggi adalah SMA sebanyak 19 orang (54.3%), SMP 6 orang (17.1%), Perguruan Tinggi 6 orang (17.1%), dan SD 4 orang (11.4%) dari 35 responden.

Gambaran Klinik Responden Tabel 04

Distribusi Gula Darah Sewaktu Responden Penderita Diabetes Mellitus Tipe II Rawat Jalan di Rumah Sakit Umum Daerah Kota

Makassar GDS n % <140 mg/dl 1 2.9 140 mg/dl 1 2.9 >140 mg/dl 33 94.3 Total 35 100

Tabel 04 menunjukkan bahwa Gula Darah Sewaktu penderita Diabetes Mellitus Tipe II pada umumnya >140 mg/dl sebanyak 33 orang (94.3%).

Tabel 05

Distribusi Gula Darah Puasa Responden Penderita Diabetes Mellitus Tipe II Rawat Jalan di Rumah Sakit Umum Daerah Kota

Makassar GDP n % <110 mg/dl 0 0 110 mg/dl 0 0 >110 mg/dl 35 100 Total 35 100

Tabel 05 menunjukkan bahwa Gula Darah Puasa penderita Diabetes Mellitus Tipe II pada umumnya >110 mg/dl sebanyak 35 orang (100%).

Tingkat Pengetahuan Gizi Tabel 06

Distribusi Pengetahuan Gizi Penderita Diabetes Mellitus Tipe II Rawat Jalan di Rumah Sakit Umum Daerah Kota Makassar

Pengetahuan Gizi n %

Baik 17 48,6

Kurang 18 51,4

Total 35 100

Tabel 06 menunjukkan bahwa pengetahuan gizi responden baik sebanyak 17 orang (48,6%) dan kurang sebanyak 18 orang (51,4%) dari 35 responden.

Pola Makan

Tabel 07

Distribusi Kategori Frekuensi Makan Penderita Diabetes Mellitus Tipe II Rawat Jalan di Rumah Sakit Umum Daerah Kota Makassar

Frekuensi makan n %

Baik 15 42.9

Kurang 20 57.1

Total 35 100

Tabel 07 menunjukkan bahwa frekuensi makan responden yang tergolong baik sebanyak 15 orang (42.9%) dan tergolong kurang sebanyak 20 orang (57.1%) dari 35 responden.

(4)

Tabel 08

Distribusi Kategori Susunan Hidangan Makanan Penderita Diabetes Mellitus Tipe II

Rawat Jalan di Rumah Sakit Umum Daerah Kota Makassar Susunan Hidangan n % Baik 35 100 Kurang 0 0 Total 35 100

Tabel 08 menunjukkan bahwa susunan hidangan makanan responden baik sebanyak 35 orang (100%) dari 35 responden.

Tabel 09

Distribusi Kategori Jenis Bahan Makanan yang Dikonsumsi Penderita Diabetes Mellitus Tipe II Rawat Jalan di Rumah Sakit Umum Daerah Kota Makassar

Jenis Bahan Makanan

Tinggi Cukup Rendah Total

n % n % n % n % Makanan Pokok 10 28,57 8 22,85 17 48,58 35 100 Lauk Hewani 6 17,14 7 20 21 62,86 35 100 Lauk Nabati 24 68,57 7 20 4 11,43 35 100 Sayur-Sayuran 19 54,30 8 22,85 8 22,85 35 100 Buah 5 13,63 6 18,68 24 67,69 35 100 Makanan Tambahan 11 31,42 5 14,28 19 54,28 35 100

Tabel 09 menunjukkanbahwa jenis bahan makanan yang tergolong tinggi adalah lauk nabati 24 orang (67,57%), sayur-sayuran 19 orang (54,28 %), yang tergolong cukup adalah makanan pokok 8 orang (22,85%) dan sayur-sayuran 8 orang (22,85%) dan yang tergolong rendah adalah buah 24 orang (67,69%), lauk hewani 21 orang (62,86%), dan 19 (54,28%).

PEMBAHASAN

Berdasarkan penelitian diperoleh pengetahuan gizi pasien pengetahuan gizi responden baik sebanyak 17 orang (48,6%) dan kurang sebanyak 18 orang (51,4%). Hal ini berbanding sangat terbalik dengan penelitian Erni Israwati 2010 dari 34 sampel, 30 orang (88,2%) diantaranya pengetahuan gizi yang baik dan 4 orang (11,8%) mempunyai pengetahuan yang kurang.

Pengetahuan adalah segala sesuatu tentang gizi yang diketahui yang mampu diingat atau di ajarkan kepadanya. Pada dasarnya pengetahuan melalui proses belajar yaitu suatu proses perubahan tingkah laku yang dinyatakan dalam pengenalan, penguasaan, pengunaan dan penelitian terhadap bidang tertentu yang berhubungan dari berbagai aspek kehidupan, kondisi yang diketahuizrd56 sekarang ini, pengetahuan tentang gizi masih kurang (Soekidjo, 2007).

Salah satu hasil peneltian di RSUP Dr. Wahidin Sudirohusodo Makassar, oleh Marlen (2008) menemukan bahwa sampel dengan pendidikan SMA lebih banyak yang menderita DM yaitu 11 orang (36,6%). Ini disebabkan karena faktor rendahnya tingkat pendidikan dan kurangnya pengetahuan pada penyandang DM tentang bagaimana cara merawat dirinya sangat berpengaruh terhadap perilakunya dalam mengendalikan kondisi penyakitnya (Basuki, 2007).

Pengamatan mengenai pola makan ditinjau dari beberapa aspek yang meliputi frekuensi makan, susunan hidangan, dan jenis bahan makanan.

Ditinjau dari frekuensi makan, Hasil penelitian menunjukkan, bahwa dari 35 sampel, memiliki frekuensi makan kurang yaitu 20 orang (57,1%). menurut suhardjo (1996), kebiasaan makan yang baik adalah tiga kali sehari, kalau hanya satu kali makan setiap hari, maka konsumsi pangan bagi seseorang mungkin sekali kurang dan kebutuhan zat gizinya tidak terpenuhi, bagaiamanapun cara penyiapannya.

Ditinjau dari susunan hidangan/menu yang disajikan, berdasarkan hasil penelitian menunjukkan, bahwa dari 35 sampel pada umumnya baik (100%) yaitu memenuhi 4 syarat (makanan pokok+Lauk Pauk + Sayuran +buah). Menurut Almatsier (2002), susunan

(5)

menu yang baik adalah susunan menu yang baik adalah susunan menu yang terdiri atas empat macam golongan makanan yaitu makanan pokok, lauk, sayur dan buah. Hal ini berbanding lurus dengan penelitian Erni Israwati 2010 34 orang (100%) susunan hidangannya baik.

Ditinjau dari jenis bahan makanan, ada 5 macam yaitu makanan pokok, lauk hewani, lauk nabati, sayur dan buah-buahan.

Untuk makanan pokok berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa umumnya rendah yaitu 48,58%. Hal ini merupakan suatu hal yang positif bagi pasien diabetes karena makanan pokok adalah makanan sumber karbohidrat yang mana jika dikonsumsi secara berlebihan dapat menimbulkan penimbunan lemak dalam tubuh. Menurut Almatsier (2003), karbohidrat didalam tubuh berperan untuk menyediakan glukosa bagi sel-sel tubuh, apabila dikonsumsi berlebihan akan disimpan dalam bentuk glikogen.

Untuk lauk hewani berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa umumnya rendah yaitu 62,86%. Hal ini merupakan suatu yang baik bagi pasien diabetes karena lauk hewani adalah makanan sumber protein yang berasal dari hewan yang mengandung lemak jenuh dan kolesterol yang tinggi. Apabila dalam mengkonsumsinya tidak diperhatikan jumlah dan frekuensinya maka, akan terjadi penimbunan lemak dan kolesterol darahdalam tubuh, yang merupakan salah satu pemicu terjadinya diabetes.

Untuk lauk nabati berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa umumnya tinggi 68,57%. Hal ini merupakan suatu hal yang baik karena lauk nabati adalah makanan sumber protein yang berasal dari kacang-kacangan sehingga mengandung serat yang tinggi. Menurut Anderson (2009) mengatakan bahwa makanan yang berserat dapat memberi banyak manfaat kesehatan. Makan-makanan berserat yang cukup dapat mengurangi resiko terjadinya diabetes.

Untuk sayur berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa pada komsumsi sayur umumnya tinggi yaitu 54,28% sedangkan pada komsumsi buah umumnya rendah yaitu 67,69%. Untuk konsumsi sayur merupakan suatu hal yang baik bagi pasien diabetes, sedangkan untuk konsumsi buah masih kurang. Padahal buah-buahan juga sangat diperlukan bagi pasien diabetes mellitus dalam jumlah banyak dan bervariasi karena buah-buahan juga mengandung vitamin dan mineral, selain itu mengandung serat tinggi yang dapat larut sehingga dapat

mengontrol insulin dan glukosa dalam darah, bahkan dapat mengurangi dosis insulin.

Untuk makanan tamabahan umumnya rendah yaitu 54,28%. Hal ini merupakan suatu hal yang positif bagi pasien diabetes mellitus karena dalam penyembuhan penyakit ada beberapa hal yang perlu diperhatikan yaitu menghindari makanan yang mengandung gula pada setiap makanan atau minuman yang dikonsumsi.

KESIMPULAN

1. Pengetahuan gizi pasien penderita Diabetes Mellitus Tipe 2 pada umumnya masih kurang (51,4%).

2. Pola makan berdasarkan frekuensi makan pasien Diabetes Mellitus Tipe 2 pada umumnya kurang (57,1%).

3. Pola makan berdasarkan susunan hidangan makanan pasien Diabetes Mellitus Tipe 2 pada umumnya baik (100%).

4. Pola makan berdasarkan jenis bahan makanan pasien Diabetes Mellitus Tipe 2 umumnya baik namun kurang pada buah-buahan.

SARAN

1. Bagi pihak RS agar menjadwalkan penyuluhan pada pasien Diabetes Mellitus tentang pentingnya buah-buahan pada pasien Diabetes Mellitus Tipe-2.

2. Bagi pasien Diabetes Mellitus sendiri agar sering mengontrol kadar gulanya.

DAFTAR PUSTAKA

Anderson.J.W,2009.Health Benefits of Dietary

Fiber. Nutrtional Review.67.188205.

Almatsier, S, 2003, Prinsip Dasar Ilmu Gizi, Grsmedia Pustaka Utama

Almatsier, Sunita.2004 Penuntun Diet.Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.

Amin Muh.,2008. Hubungan pengetahuan Gizi

dan Kebiasaan Makan Terhadap Ketaatan Pasien dalam Penerapan DiitPenderita Gastritis di Kabupaten Maros. Poltekkes Makassar Jurusan

Gizi. Makassar. Anonymous.

http://www.kompas.com/Kesehatan/News/Seni or/Gizi/0301/23/Gizi.htm

Aritonang, (1995).Kesehatan Masyarakat dan

Tantangan Menghadapi Masalah Gizi Ganda, Sumatera Selatan ;Medika

(6)

Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan, DEPKES RI 2007.Riset Kesehatan Dasar.

Basuki, 2007. Teknik Penyuluhan Diabetes Mellitus. Pusat Diabetes Mellitus dan Lipid RSUP Nasional Dr. Ciptomangunkusumo FK-UI, Jakarta Depkes RI, 1996. 13 Pesan Dasar Gizi

Seimbang. Direktorat Jendral Bina

Gizi Masyarakat. Jakarta.

Depkes. 2005. Pharmaceutical Care untukPenyakit Diabetes Melitus

Depkes RI. (2007). Laporan Hasil Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS) Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2007. Jakarta.

Erni Israwati, 2010. Hubungan Pengetahuan

Gizi dan Pola Konsumsi Dengan Kepatuhan Diet Penderita Diabetes Mellitus Rawat Inap di Rumah Sakit Tajuddin Chalid Makassar. KTI

International Diabetes Federation. 2011.

Diabetes Evidence Demands Real Action From The Un Summit On Non-Communicable Diseases.

[http://www.2.org/diabetes-evidence- demands-real-action-un-summit-non-communicable-diseases]

Kaban, S.S.S, Irnawati, Sari, W.A. 2007. Pengembangan Model Kejadian Diabetes Mellitus Tipe 2 di Kota Sibolga Tahun 2005. Majalah Kedokteran Nusantara Vol 40 No.2

Marlen 2008. Efek Sosialisasi Aturan Makan Terhadap Kepatuhan Diet dan Kadar Glukosa Darah pada Pasien DM Rawat Inap di Rs Dr. Wahidin Sudirohusodo Makassar. Skripsi Program Sarjana Gizi FKM Unhas. Newsroom, 2008.Makanan Sehat Bebas DM.

http://kawan pustaka.com/Makanan

sehat bebas diabetes Melitus.html (diakses November 2015)

Notoatjmodjo S. (1993). Ilmu Kesehatan

Masyarakat. Jakarta ;Rineka Cipta.

Notoatmodjo. 2012. Promosi Kesehatan Dan

Prilaku Kesehatan. Rineka Cipta.

Jakarta

Peter H. (2003). Cara Mendeteksi dan

Mencegah Tekanan Darah Tinggi Secara Dini. Jakarta ; Kelompok

Gramedia.

Raskin P American Diabetes Asosociation.Medical Management of non-insulin Dependent (Type II) Diabetes.3rded Clinical Education series.1994.

Sedieaotama, Ahamad Djeni, 1996. Ilmu Gizi

untuk Mahasiswa dan Profesi .Dian

Rakyat. Jakarta

Soehardjo.(1996). Berbagai Cara Pendidikan

Gizi.Bogor ; Bumi Aksara

Soegondo. Dkk 2009. Penatalaksanaan Diabetes Mellitus Terpadu. Jakarta ; FKUI

Soekidjo, s. (2007). Pengantar Pendidikan

Kesehatan dan Ilmu Perilaku Kesehatan

Sudoyo, A. W. (2006). Buku Ajar Ilmu Penyakit

Dalam Edisi IV, Pusat

Syahmin, Moeshyi. 1992. Ilmu Gizi. Bhatara. Jakarta

Tanundjaja.T , 1994 Bagaimana Mengobati

Diabetes Secara Mandiri. FKUI.

Jakarta

Tjokroprawiro Askandar, 2003. Diabetes Mellitus Klasifikasi, Diagnosis dan Terapi .Gramedia Pustaka Utama.

Jakarta.

Waspadji, S. (2007).Diabetes Melitus :Apakah

itu. Dalam Hidup Sehat dengan Diabetes.Jakarta :Balai Penerbit FKUI

Gambar

Tabel 08  menunjukkan  bahwa  susunan  hidangan  makanan  responden  baik  sebanyak  35 orang (100%) dari 35 responden

Referensi

Dokumen terkait

Media komunikasi yang dibuat dengan lipatan atau satu lembar dan diatur sedemikian rupa dengan bentuk yang menarik serta lebih efektif untuk meyakinkan tentang manfaat dan

Kabupaten/Kota Provinsi Sumatera Utara tanpa Sektor pertanian tahun 2008-2011 Ketimpangan Pendapatan (Indeks Williamson) Keterkaitan Sektor pertanian dengan Sektor-

Tujuan Penelitian ini adalah menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi ekspor buah manggis segar, menganalisis hubungan kausalitas antara harga ekspor manggis dengan

hukum tidak dituangkan dalam bentuk peraturan yang konkrit atau. dalam pasal-pasal, asas hukum Lex superiori derogat

[r]

[r]

Therefore, the parities of two consecutive terms x and y in the Fibonacci sequence deter- mine the parity of the following term x + y.. Also, once there are two consecutive terms

Alhamdulillahirabbil ‘alamin, Puji syukur kehadirat Illahi Rabbi yang telah melimpahkan rahmat dan karunia–Nya sehingga penulis dapat menyusun dan menyelesaikan