MASYARAKAT PENCEGAHAN
COVID-19
:
FILSAFAT BAHASA J. L. AUSTIN
Galih Widi Astuti1, Sofyan Sauri2
1,2Universitas Pendidikan Indonesia
1galihwidi.gawi18@gmail.com
2sofyansauri@upi.edu
Abstrak
Bahasa berperan penting dalam proses komunikasi, salah satunya adalah dalam komunikasi iklan layanan masyarakat. Dalam masa pandemi Covid-19, iklan layanan masyarakat yang berkaitan dengan pencegahan Covid-19 banyak digalakan berbagai pihak, termasuk oleh Kemdikbud. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan tindak tutur ilokusi dan tujuan tindak tutur ilokusi dalam iklan layanan masyarakat pencegahan Covid-19. Teori yang digunakan adalah teori tindak tutur J.L. Austin. Penelitian ini adalah penelitian deskriptif kualitatif. Sumber data penelitian ini adalah iklan layanan masyarakat pencegahan Covid-19 yang ditayangkan oleh Kemdikbud melalui kanal youtube resmi dengan objek penelitiannya berupa tuturan ilokusi yang terdapat dalam iklan tersebut. Pengumpulan data dilakukan melalui metode simak dengan teknik simak bebas libat cakap, sedangkan teknik analisis data yang digunakan adalah pemilihan data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Hasil penelitian menunjukkan dari lima iklan layanan masyarakat pencegahan Covid-19 yang diteliti terdapat empat jenis tindak tutur ilokusi yang muncul, yaitu exercitives, commissives, behabitives, dan expositives. Terdapat tujuan dari setiap tindak tutur yang digunakan, antara lain exercitives untuk menasihati dan mengajak, commissives untuk berjanji atas tindakan yang akan dilakukan, behabitives untuk mengungkapkan terima kasih dan permintaan maaf, serta
expositives untuk menjelaskan. Berdasarkan data, iklan layanan masyarakat pencegahan Covid-19 yang ditayangkan oleh Kemdikbud didominasi oleh tindak tutur ilokusi exercitives.
Kata kunci: filsafat bahasa J.L. Austin, tindak tutur ilokusi, iklan layanan masyarakat
Abstract
Language is important in communication, such as in public service advertisement communication. During the Covid-19 pandemic, public service advertisements related to the prevention of Covid-19 were promoted by various parties, including by the Ministry of Education and Culture (Kemdikbud). The aims of this research is to describe illocutionary speech acts and the purpose of illocutionary speech acts in the Covid-19 prevention public service advertisements. The theory that used in this research is the speech act theory of J.L. Austin. This research is a qualitative descriptive study. The data source of this research is the Covid-19 prevention public service advertisement that is broadcast by Kemdikbud through the official YouTube channel, while the object is the illocutionary speech in that advertisements. The data was collected by observation attentively (simak) method with the uninvolved conversation observation (simak bebas libat cakap) technique, while the data analysis techniques that used were data selection, data presentation, and conclusion drawing. The results showed that out of the five Covid-19 prevention public service advertisements that were studied, there are four types of illocutionary speech acts that appeared, namely exercitives, commissives, behabitives, and expositives. There are objectives for each speech act used, including exercitives to advise and invite, commissives to promise the actions to be taken, behabitives to express gratitude and apologies, and expositives to explain something. Based on the data, the Covid-19 prevention public service advertisements broadcast by the Kemdikbud are dominated by exercitives illocutionary speech acts.
A. PENDAHULUAN
Bahasa memegang peranan
penting dalam kehidupan manusia sebagai alat komunikasi. Hal ini sebagaimana pendapat Keraf (1980, hlm. 1) yang mengungkapkan bahwa bahasa merupakan alat komunikasi antar anggota masyarakat berupa simbol dan bunyi yang dihasilkan oleh alat ucap manusia. Bahasa sebagai sarana komunikasi terbagi
menjadi dua macam, yaitu
komunikasi bahasa lisan dan tulis. Komunikasi bahasa lisan dilakukan dengan pembicaraan, sedangkan komunikasi bahasa tulis ditandai dengan tulisan (Sumarlam, 2003, hlm. 1).
Salah satu bentuk pemanfaatan bahasa sebagai alat komunikasi
tampak pada iklan layanan
masyarakat. Menurut Pujiyanto
(2013, hlm. 8) iklan layanan masyarakat adalah iklan yang tujuannya untuk menyampaikan informasi, mengajak, atau mendidik masyarakat demi keuntungan sosial. Keuntungan sosial yang ingin diraih
berkaitan dengan peningkatan
pengetahuan, kesadaran sikap, dan perubahan perilaku masyarakat ke arah yang lebih baik. Hal ini sejalan dengan penjelasan yang tertuang dalam Undang-undang nomor 32 tahun 2002 tentang penyiaran dalam bab I pasal 1(7) bahwa “siaran iklan layanan masyarakat adalah siaran iklan nonkomersial yang disiarkan melalui penyiaran radio atau televisi dengan tujuan memperkenalkan,
memasyarakatkan, dan/atau
mempromosikan gagasan, cita-cita,
anjuran, dan/atau pesan-pesan
lainnya kepada masyarakat untuk
mempengaruhi khalayak agar
berbuat dan/atau bertingkah laku sesuai dengan pesan iklan tersebut.”
Pada umumnya pesan yang hendak disampaikan dalam iklan layanan masyarakat berisi informasi publik yang bersifat normatif. Artinya, ada tujuan menggugah
masyarakat untuk melakukan
tindakan tertentu melalui media iklan. Maka dari itu, bahasa yang digunakan dalam iklan layanan
masyarakat perlu diperhatikan.
Pentingnya memperhatikan bahasa yang digunakan dalam iklan layanan
masyarakat adalah untuk
memastikan pesan dalam iklan tersampaikan dengan baik kepada masyarakat.
Dalam penelitian ini, iklan layanan masyarakat yang dimaksud adalah iklan layanan masyarakat pencegahan Covid-19. Sebagaimana Covid-19 telah meluas menjadi permasalahan dunia, maka dalam bidang bahasa telaah terhadap iklan layanan masyarakat pencegahan Covid-19 penting untuk dilakukan. Tentunya hal ini bermanfaat untuk
meninjau pesan yang hendak
disampaikan oleh iklan tersebut.
Pentingnya iklan layanan
masyarakat mengenai Covid-19 telah disampaikan oleh Ketua Komisi I DPR RI, Meutya Hafid, seperti dilansir melalui laman liputan6.com bahwa edukasi terhadap masyarakat perlu secara masif dilakukan.
Edukasi semacam ini dapat
meningkatkan kewaspadaan
masyarakat terhadap kondisi
pandemi Covid-19. Pengaruh
signifikan iklan layanan masyarakat Covid-19 juga telah disampaikan oleh Pratiwi dan Hidayat (2020).
Penelitian tersebut dilakukan
terhadap masyarakat Jawa Barat. Melalui hasil penelitian tersebut diketahui bahwa iklan layanan masyarakat Covid-19 memberikan
pengaruh terhadap perilaku hidup masyarakat di Jawa Barat. Hal ini
menunjukkan bahwa tujuan
penggunaan iklan layanan
masyarakat sangat berpengaruh untuk memberikan edukasi terhadap masyarakat tentang pencegahan Covid-19.
Iklan layanan masyarakat
pencegahan Covid-19 yang menjadi bahan kajian adalah iklan yang ditayangkan oleh Kemdikbud dalam
kanal youtube. Penelaahan terhadap
iklan layanan masyarakat
pencegahan Covid-19 dilakukan dengan memanfaatkan teori tindak tutur ilokusi milik John Langshaw Austin.
Berdasarkan pandangan tersebut, rumusan masalah dalam penelitian ini berkaitan dengan dua hal, yaitu tindak tutur ilokusi dalam iklan layanan masyarakat pencegahan Covid-19 dan tujuan tindak tutur
ilokusi dalam iklan layanan
masyarakat pencegahan Covid-19. Adapun tujuan penelitian adalah untuk mendeskripsikan tindak tutur ilokusi dan tujuan tindak tutur
ilokusi dalam iklan layanan
masyarakat pencegahan Covid-19. Dalam penelitian sebelumnya, penelitian mengenai tindak tutur
ilokusi dalam iklan layanan
masyarakat pernah dilakukan oleh Lubis (2018) terhadap bahasa iklan layanan masyarakat di Kota Lubuk Pakam. Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa ditemukan tiga jenis tindak tutur, yaitu asertif dengan verba mengusulkan dan menyatakan, direktif dengan verba memohon, memerintah, memberi nasihat, dan menuntut, serta komisif
dengan verba menawarkan.
Sementara itu, teori tindak tutur ilokusi John Langshaw Austin pernah
digunakan dalam penelitian Saudah (2013) yang meneliti bahasa politik pada rubrik pojok ‘berabe’ di harian Kedaulatan Rakyat.
Penelitian ini berbeda dengan kedua penelitian terdahulu tersebut. Penelitian ini menekankan kajian tindak tutur ilokusi pada iklan
layanan masyarakat mengenai
pencegahan Covid-19 yang belum pernah dibahas sebelumnya. Oleh karena itu, penelitian ini penting untuk dilakukan untuk menggali
ketepatan bahasa iklan yang
digunakan.
Teori yang digunakan untuk
menganalisis iklan layanan
masyarakat pencegahan Covid-19 adalah teori tindak tutur ilokusi John Langshaw Austin sebagai bagian dari
pemikirannya mengenai filsafat
bahasa. Austin adalah salah seorang tokoh terkemuka yang dikenal sebagai filsuf bahasa biasa, inisiator teori tindak tutur dalam bentuk modern. Ia banyak membahas gagasan baru yang belum pernah dibahas oleh para filsuf analitik sebelumnya, terutama mengenai
jenis ucapan (utterance) dan
tindakan bahasa (speech acts) dalam
bahasa pergaulan sehari-hari.
Menurut Austin, lebih penting menyelidiki penggunaan bahasa pergaulan dengan berbagai corak dan perbedaannya, sehingga sumber kekacauan filosofis yang sebenarnya dapat ditemukan (Khoyin, 2013, hlm. 238).
Teori tindak tutur merupakan salah satu pemikiran Austin yang
memengaruhi kajian pragmatik
hingga saat ini. Austin (1962, hlm. 94) mengungkapkan bahwa dalam mengatakan sesuatu, berarti kita melakukan sesuatu. Hal ini berarti bahwa setiap pernyataan yang kita
lontarkan mencerminkan tindakan yang akan kita lakukan. Berkaitan dengan teori tindak tutur, Austin membedakannya menjadi tiga jenis, yaitu lokusi (locutionary act), ilokusi (illocutionary act), dan perlokusi (perlocutionary act). Pembedaan ini memisahkan kategori yang tengah, yaitu ilokusi, kategori yang menjadi pusat perhatian teori tindak tutur, dari dua kategori lainnya, yaitu lokusi dan perlokusi (Leech, 2015, hlm. 317).
Secara khusus, tindak ilokusi merupakan pengembangan tindak lokusi. Ada kata kerja tertentu yang
menandai tuturan sehingga
dikategorikan sebagai tindak ilokusi. Akan tetapi, dalam tuturan lainnya
ada juga yang tidak perlu
menggunakan kata kerja tertentu, tetapi tetap memiliki efek dan daya bagi mitra tutur. Austin (1962, hlm. 150-163) membagi tindak ilokusi menjadi lima jenis berdasarkan daya
tuturnya, yaitu verdictives,
exercitives, commisives, behabitives, dan expositives. Pertama, verdictives adalah tuturan yang memberikan efek putusan berdasarkan fakta.
Beberapa kata kerja yang
memungkinkan jenis tuturan ini, misalnya memutuskan, menemukan (fakta), atau mendiagnosis. Kedua, exercitives adalah jenis tuturan yang memiliki kekuatan dan efek karena penuturnya menggunakan kekuatan, hak, atau pengaruhnya. Kata kerja yang dapat digunakan dalam jenis tuturan ini, misalnya mengajak, mendorong, atau menasihati. Ketiga, commisives adalah jenis tuturan yang
menuntut penuturnya untuk
melakukan tuturannya. Kata kerja
yang memungkinkan terjadinya
tuturan ini, misalnya berjanji,
berencana, atau bersepakat.
Keempat, behabitives adalah jenis
tuturan yang berkaitan dengan sikap dan tingkah laku sosial penutur. Kata kerja yang berkaitan dengan tuturan ini, misalnya mengucapkan maaf, menyelamati, atau berterima kasih.
Terakhir, expositives adalah jenis
tuturan yang digunakan untuk menjelaskan suatu hal dari sudut pandang tertentu, mengungkapkan
argumen, dan mengklarifikasi
sesuatu dengan referensi. Kata kerja yang memungkinkan terjadinya jenis
tuturan ini, misalnya
menginformasikan, menjelaskan,
atau menegaskan.
B. METODE PENELITIAN
Penelitian ini adalah penelitian deskriptif kualitatif. Bogdan dan Taylor (dalam Moleong, 2010, hlm.
4) mendefinisikan metodologi
kualitatif sebagai prosedur
penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati. Sejalan dengan Sugiyono (2016, hlm. 15) yang mengungkapkan bahwa metode penelitian kualitatif adalah metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat postpositivisme, digunakan untuk meneliti pada kondisi objek yang alamiah, peneliti sebagai
instrumen kunci, pengambilan
sampel sumber data dilakukan
secara purposive dan snowball,
teknik pengumpulan dengan
triangulasi, analisis bersifat induktif atau kualitatif, dan hasil penelitian kualitatif lebih menekankan makna daripada generalisasi.
Sumber data penelitian ini adalah iklan layanan masyarakat tentang Covid-19 yang ditayangkan oleh Kemdikbud melalui kanal youtube resmi. Objek penelitiannya berupa
tuturan ilokusi yang terdapat dalam iklan layanan masyarakat tentang Covid-19 yang ditayangkan oleh Kemdikbud.
Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode simak. Sudaryanto (1993, hlm. 134) mengungkapkan
bahwa metode simak adalah
pengumpulan data yang dilakukan melalui proses penyimakan terhadap penggunaan bahasa yang diteliti. Hal ini berarti pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan cara menyimak iklan layanan masyarakat tentang Covid-19 yang ditayangkan
pada kanal youtube resmi
Kemdikbud. Adapun teknik
pengumpulan data yang digunakan adalah teknik simak bebas libat cakap. Peneliti tidak terlibat dalam tuturan yang diteliti, tetapi hanya
menjadi pengamat melalui
penyimakan tuturan yang diteliti.
Kemudian, tuturan tersebut
ditranskripsikan dalam bentuk
tulisan.
Teknik analisis data yang
dilakukan oleh peneliti mengacu
pada flow model komponen analisis
data yang diungkapkan Miles dan
Huberman (1994), yaitu (1) data
reduction, (2) data display, dan (3) conclusion drawing atau verification.
Tahap data reduction atau reduksi
data merupakan pemilihan data yang sesuai dengan tujuan penelitian. Pada tahap ini peneliti memilih data tuturan yang termasuk ke dalam jenis tuturan ilokusi dari hasil pengumpulan data. Tahap kedua, data display atau penyajian data, merupakan penyajian dan penafsiran tuturan ilokusi dari sumber data.
Penyajian data ini telah
mengelompokkan tuturan
berdasarkan daya ilokusinya sesuai
dengan teori Austin (1962). Tahap
terakhir adalah conclusion drawing
atau penarikan kesimpulan
mengenai tuturan ilokusi dalam iklan layanan masyarakat tentang Covid-19.
Penyajian hasil analisis dalam penelitian ini menggunakan teknik penyajian informal. Teknik penyajian informal menurut Sudaryanto (1993, hlm. 145) merupakan penyajian hasil analisis data dengan menggunakan kata-kata biasa.
C. HASIL DAN PEMBAHASAN
Penelitian ini dilakukan
terhadap lima judul iklan layanan masyarakat pencegahan Covid-19 yang ditayangkan oleh Kemdikbud sebagaimana tampak pada tabel berikut ini.
Tabel 1
Data Iklan Layanan Masyarakat Pencegahan Covid-19 oleh Kemdikbud
No. Kode
Sumber Tanggal Tayang Judul
1. S-01 10 Maret 2020 Maksimalkan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat, Cegah Penyebaran Virus Corona 2. S-02 18 Mei
2020 Iklan Layanan Masyarakat
dari
Kemendikbud: Pekerja Rantau 60s
3. S-03 18 Mei
2020 Iklan Layanan Masyarakat
dari
Kemendikbud: Restu Ibu 60s
4. S-04 18 Mei
2020 Iklan Layanan Masyarakat
dari Kemendikbud: Anak Kost 60s 5. S-05 14 September 2020 Ingat Pesan Ibu! Ingat 3M!
Hasil temuan penelitian
menunjukkan terdapat empat jenis daya tutur ilokusi yang muncul dalam penelitian. Keempat jenis daya tutur ilokusi tersebut, antara lain exercitives, commisives, behabitives, dan expositives yang disajikan dalam tabel 2 berikut ini.
Tabel 2
Temuan Daya Tutur Ilokusi No. Daya
Ilokusi Banyaknya Tuturan
1. Exercitives 7 data
2. Commisives 4 data
3. Behabitives 2 data
4. Expositives 2 data
Hasil temuan daya tutur ilokusi
iklan layanan masyarakat
pencegahan Covid-19 akan dibahas lebih lanjut pada bagian ini. Pembahasan disertai dengan konteks
dan analisis tujuan tuturan
berdasarkan masing-masing daya ilokusinya.
1. Daya Ilokusi Excercitives
Data-01 / S-01
Mendikbud: Mari kita
maksimalkan upaya pencegahan virus
korona dengan
menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat.
Konteks:
Penutur adalah Menteri
Pendidikan dan Kebudayaan,
sedangkan mitra tutur merupakan
masyarakat, khususnya yang
menonton tayangan iklan layanan masyarakat pencegahan Covid-19.
Analisis:
Tuturan yang disampaikan oleh penutur memiliki daya ilokusi exercitives. Hal ini ditandai oleh ajakan yang disampaikan oleh penutur kepada mitra tutur untuk memaksimalkan upaya pencegahan
virus korona dengan cara
menerapkan hidup bersih dan sehat. Ajakan tersebut ditandai oleh penggunaan kata “mari” pada awal kalimat.
Data-02 / S-04
Andi: Sekecil apapun kebaikan
dapat berdampak besar kepada orang lain. Mari saling membantu agar kesulitas bisa diatasi bersama.
Konteks:
Penutur adalah Andi (tokoh rekaan dalam iklan), sedangkan mitra tutur merupakan masyarakat, khususnya yang menonton tayangan
iklan layanan masyarakat
pencegahan Covid-19.
Analisis:
Tuturan pada data-02 memiliki daya ilokusi exercitives. Tujuan dari tuturan ini adalah berupa ajakan untuk saling membantu dalam
situasi pandemi yang serba
menyulitkan. Tuturan tersebut
berupa monolog yang diucapkan oleh penutur. Akan tetapi, daya ilokusinya sampai kepada mitra tutur yang menonton tayangan iklan, ditandai dengan kata “mari” sebagai sebuah ajakan.
Data-03 / S-04
Ibu Kos : Sabar ya, Ndi. Ini yang terbaik. Daripada nanti
orang tua dan
keluargamu kenapa-napa.
Andi : Iya, Bu. Tapi kan... aku
kangen Bu sama
keluarga di rumah.
Konteks:
Penutur adalah Ibu Kos,
sedangkan mitra tutur adalah Andi. Situasi tuturan terjadi setelah Ibu Kos mendengar pembicaraan Andi dengan ibunya melalui telepon.
Analisis:
Tuturan pada data-03 memiliki daya ilokusi exercitives. Tujuan dari tuturan ini adalah berupa nasihat dari penutur, Ibu Kos sebagai sosok orang tua, kepada mitra tutur, Andi. Nasihat diberikan oleh penutur setelah melihat kesedihan mitra tutur yang tidak bisa mudik untuk mengindari penularan virus korona. Lebih lanjut, dialog antara Ibu Kos
dan Andi juga memberikan
gambaran bagi masyarakat yang menonton iklan tersebut untuk menunda mudik di hari lebaran untuk mecegah penularan Covid-19 di perjalanan.
2. Daya Ilokusi Commisives
Data-04 / S-02
Bagus: Hari ini saya berkorban
untuk orangtua yang saya sayangi.
Konteks:
Monolog disampaikan oleh Bagus (tokoh rekaan dalam iklan). Mitra tutur yang dituju adalah masyarakat yang menonton iklan. Situasi tuturan terjadi setelah Bagus mengobrol dengan ibunya melalui telepon dan
mengabarkan bahwa dia tidak bisa pulang saat lebaran.
Analisis:
Tuturan pada data-04 memiliki
daya ilokusi commisives. Tuturan
commisives adalah tuturan yang
mengikat penutur untuk
melaksanakan tuturannya. Maka dari itu, tuturan pada data-04 ini menunjukkan bahwa penutur telah melaksanakan tuturannya untuk tidak pergi mudik. Hal ini ditandai
dengan penggunaan kata
“berkorban” yang menyiratkan
pengorbanan untuk dapat
menghindari penularan virus korona walaupun penutur tidak dapat menemui orang tuanya di hari lebaran.
Data-05 / S-03
Anak : Bu, lebaran ini
kayaknya aku nggak bisa pulang.
Ibu : Karena virus korona,
ya? Apa yang kamu
putusin itu benar.
Emangnya kamu yakin kalo kamu pulang nanti di jalan nggak akan ketular?
Konteks:
Penutur adalah anak dan mitra tutur adalah ibu. Situasi tuturan terjadi melalui sambungan telepon ketika anak mengabarkan bahwa dia tidak bisa pulang saat lebaran.
Analisis:
Tuturan pada data-05 memiliki daya ilokusi commisive. Tuturan ini berupa kabar yang disampaikan kepada ibunya. Kabar tersebut
menyiratkan daya ilokusi commisive
karena akan dipatuhi oleh diri penutur sendiri.
3. Daya Ilokusi Behabitives
Data-06 / S-04
Ibu Kos : Ndi...
Andi : Eh ibu...
Ibu Kos : Ini Ibu baru masak.
Andi : Wah makasih ya, Bu.
Maaf jadi ngerepotin Ibu.
Ibu Kos : Nggak kok. Semua anak yang ngekos di sini sudah ibu anggap seperti keluarga Ibu sendiri. Pokoknya kamu harus fokus kuliah. Semua kita hadapi bareng-bareng, ya.
Konteks:
Penutur adalah Andi, sedangkan mitra tuturnya adalah Ibu Kos. Situasi tuturan terjadi setelah Ibu Kos memberikan makanan untuk berbuka puasa kepada Andi.
Analisis:
Tuturan pada data-06 memiliki daya ilokusi behabitives. Tuturan ini adalah bagian dari iklan layanan masyarakat pencegahan Covid-19 yang mengisahkan tentang anak indekos yang tidak bisa pulang
kampung. Daya ilokusi behabitives
ditunjukkan melalui penggunaan kata “makasih” dan “maaf” yang dituturkan oleh Andi kepada Ibu Kos.
4. Daya Ilokusi Expositives
Data-07 / S-01
Mendikbud: Perilaku hidup bersih
dan sehat merupakan cara paling efektif
untuk mencegah
penularan virus korona. Satu, mari
mencuci tangan
menggunakan sabun selama enam puluh detik dengan air
mengalir. Dua,
tingkatkan daya tahan tubuh dengan istirahat yang cukup dan rajin berolahraga.
Tiga, konsumsi
makanan bergizi
seimbang yang
dimasak sempurna dan minum air putih delapan gelas per
hari. Empat,
gunakanlah masker atau tutup mulut dengan lengan jika batuk atau bersin. Lima, jika ada gejala, seperti demam dan sesak napas segera kunjungi pelayanan kesehatan terdekat. Jadi tetap tenang dan selalu waspada.
Konteks:
Penutur adalah Mendikbud,
sedangkan mitra tuturnya adalah masyarakat yang menonton iklan
layanan masyarakat yang
ditayangkan oleh Kemendikbud.
Analisis:
Tuturan pada data-07 memiliki
daya ilokusi expositives. Tuturan
yang disampaikan oleh Mendikbud tersebut berupa pemaparan yang menjelaskan tara cara hidup sehat untuk mencegah penularan virus
korona. Daya ilokusi expositives
ditandai dengan informasi yang disertai dengan langkah-langkah pencegahan penularan virus korona.
Data 08 / S-05
Anak : Halo, Sahabat Dikbud!
Di masa kebiasaan baru seperti sekarang ini ingat selalu pesan Ibu.
Ibu : Ke luar rumah kalau penting saja ya, nak. Ingat untuk selalu 3M!
3M itu mudah
dilakukan dan bisa mencegah penyebaran
virus korona.
Menggunakan masker, mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir, menjaga jarak.
Konteks:
Penutur adalah Ibu, sedangkan mitra tuturnya adalah anak. Selain itu tuturan ini juga ditujukan kepada
masyarakat yang menonton
tayangan iklan layanan masyarakat tersebut.
Analisis:
Tuturan pada data-08 memiliki daya ilokusi expositives. Hal tersebut
ditunjukkandengan pemaparan yang
menjelaskan tata cara pencegahan penyebaran virus korona melalui kampanye 3M. Informasi kampanye 3M ini diberikan secara rinci yang disertai dengan langkah-langkah yang dianjurkan.
Hasil penelitian tindak tutur
ilokusi pada iklan layanan
masyarakat pencegahan Covid-19 ini
didominasi oleh daya tutur
exercitives, yaitu berupa nasihat tiga tuturan dan ajakan empat tuturan. Daya tutur exercitives berupa ajakan penting dimuat dalam iklan layanan
masyarakat sebagai sarana
memengaruhi masyarakat untuk proaktif dalam mencegah penularan virus korona. Selain itu, daya tutur exercitives berupa nasihat melengkapi situasi tuturan yang juga
memberikan contoh kepada
masyarakat, misalnya nasihat dari seorang ibu kepada anaknya bahwa lebih baik tidak mudik saat lebaran
untuk menghindari penularan virus korona dalam perjalanan.
Tindak tutur commisives
ditemukan sebanyak empat tuturan. Keempat tuturan ini berupa tuturan yang bersifat janji dan akan dilaksanakan oleh penutur. Tuturan commisives ini juga memberikan contoh kepada masyarakat untuk
menaati himbauan pencegahan
penularan virus korona yang
diberlakukan, misalnya himbauan untuk tidak mudik saat lebaran.
Tindak tutur expositives yang
ditemukan sebanyak dua tuturan sama-sama memberikan pemaparan informasi mengenai tata cara pencegahan virus korona. Tuturan yang bersifat menjelaskan ini penting disampaikan dalam iklan
layanan masyarakat karena
memberikan informasi yang
dibutuhkan oleh masyarakat.
Sementara itu, tindak tutur
behabitives ditemukan sebanyak dua tuturan. Tindak tutur ini muncul dalam dialog yang melengkapi situasi tuturan. Daya tutur behabitives yang muncul, yaitu ucapan terima kasih dan permintaan maaf memberikan gambaran bahwa dalam situasi yang sulit masyarakat harus tetap saling membantu dan menguatkan satu sama lain.
D. SIMPULAN DAN SARAN
Berdasarkan hasil penelitian mengenai tindak tutur ilokusi pada
iklan layanan masyarakat
pencegahan Covid-19 ini ditemukan empat jenis daya tutur ilokusi dalam lima belas data tuturan. Keempat jenis daya tutur ilokusi itu, antara
lain exercitives, commisives,
behabitives, dan expositives.
Masing-masing daya ilokusi
berbeda. Pada daya tutur exercitives tujuan yang hendak disampaikan didominasi oleh tuturan yang bersifat mengajak dan diikuti oleh tuturan yang bersifat nasihat. Tujuan
dari daya tutur commisives berupa
komitmen untuk melaksanakan
tuturannya. Tujuan dari daya tutur behabitives adalah menunjukkan sikap sosial penutur. Sementara itu,
tujuan dari daya tutur expositives
adalah untuk menjelaskan informasi mengenai tata cara pencegahan penularan virus korona. Seluruh daya ilokusi dan tujuan tuturan yang ditemukan saling berkesinambungan dan bermanfaat bagi iklan layanan masyarakat pencegahan Covid-19 yang ditayangkan oleh Kemdikbud tersebut.
Penelitian yang berkaitan dengan penggunaan bahasa dalam iklan
layanan masyarakat mengenai
pencegahan Covid-19 sangat relevan di masa pandemi seperti ini. Oleh karena itu, pengembangan penelitian tindak tutur dalam iklan layanan masyarakat mengenai pencegahan Covid-19 dapat terus dilakukan, baik itu terhadap iklan dalam bentuk lisan maupun tulisan.
DAFTAR PUSTAKA
Austin, J. L. (1962). How To Do Things
with Words. Inggris: Oxford University Press.
Kemdikbud. (2020). Iklan Layanan
Masyarakat dari Kemendikbud: Anak Kost 60s. Tersedia di https://youtu.be/f-zIADrEG6U.
_________. (2020). Iklan Layanan
Masyarakat dari Kemendikbud: Pekerja Rantau 60s. Tersedia di https://youtu.be/aJ1WxfaJqoo.
_________. (2020). Iklan Layanan
Masyarakat dari Kemendikbud: Restu Ibu 60s. Tersedia di https://youtu.be/sZZzhjYVr-8.
_________. (2020). Ingat Pesan Ibu!
Ingat 3M!. Tersedia di https: //youtu.be/VLNxb7x4c4c.
_________. (2020). Maksimalkan
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat, Cegah Penyebaran Virus
Corona. Tersedia di
https://youtu.be/bQkA2zKe0C 0.
Keraf, G. (1980). Tata Bahasa
Indonesia. Jakarta:Nusantara.
Khoyin, M. (2013). Filsafat Bahasa.
Bandung: CV Pustaka Setia.
Leech, G. (2015). Prinsip-prinsip
Pragmatik. Terjemahan oleh M.D.D. Oka. Jakarta: Penerbit Universitas Indonesia Press.
Liputan6.com. (2020). DPR Minta
Pemerintah Edukasi Soal Corona Lewat Iklan Layanan Masyarakat. Diakses dari https://www.liputan6.com/ne ws/read/4200973/dpr-minta- pemerintah-edukasi-soal- corona-lewat-iklan-layanan-masyarakat.
Lubis, I.S. (2018). Monitoring Tindak Tutur Ilokusi yang Digunakan sebagai Penyampaian Pesan Sosial pada Bahasa Iklan Layanan Masyarakat di Kota
Lubuk Pakam. Jurnal Bahas,
Vol. 29, No. 2, hlm. 158–174.
Tersedia di
https://doi.org/10.24114/bhs. v29i2.11572.
Miles M.B. & Huberman A.M. (1994). An Expanded Sourcebook: Qualitative Data Analysis (Second Edition). California: SAGE Publications.
Moleong, L.J. (2010). Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Pemerintah Indonesia. (2002).
Undang-undang Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2002 tentang Penyiaran. Jakarta: Sekretariat Negara. Pratiwi, S. A., & Hidayat, D. (2020).
Iklan Layanan Masyarakat COVID-19 Di Media Sosial dan Perilaku Masyarakat di Jawa
Barat. Diakses dari
https://osf.io/9j76b/.
Pujiyanto. (2013). Iklan Layanan
Masyarakat. Yogyakarta: ANDI. Saudah, S. (2013). Bahasa Politik
dalam Rubrik Pojok ‘Berabe’ di
Harian Kedaulatan Rakyat
Tinjauan Filsafat Analitik John
Langshaw Austin. Jurnal Dinika,
Vol. 15, No. 2. Tersedia di http://repository.akprind.ac.id /sites/files/BAHASA%20POLIT IK%20DALAM%20RUBRIK%2 0POJOK.pdf.
Sudaryanto. (1993). Metode dan
Aneka Teknik Analisis Bahasa: Pengantar Penelitian Wahana Kebudayaan secara Linguistis.
Yogyakarta: Duta Wacana
University Press.
Sugiyono. (2016). Metode Penelitian
Pendidikan Pendekatan
Kuantitatif, Kualittaif, dan R&D. Bandung: Penerbit Alfabeta.
Sumarlam, dkk. (2003). Teori dan
Praktik Analisis Wacana. Surakarta: Pustaka Cakra.