• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN. dan merupakan hak tiap anak untuk mendapatkannya. Salah satu bentuk

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN. dan merupakan hak tiap anak untuk mendapatkannya. Salah satu bentuk"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I

PENDAHULUAN

I.A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan merupakan suatu hal yang sangat penting dalam kehidupan dan merupakan hak tiap anak untuk mendapatkannya. Salah satu bentuk pendidikan yang dapat ditempuh anak adalah pendidikan formal. Pendidikan formal di Indonesia yang sudah lama digalakkan adalah program Wajib Belajar 9 tahun dimana seharusnya anak Indonesia harus berpendidikan minimal tamatan SMP. Dewasa ini pemerintah juga sudah mulai banyak mengeluarkan program-program lain untuk meningkatkan mutu pendidikan di Indonesia. Salah satunya adalah digantikannya kurikulum tahun 2000 dengan kurikulum baru yang dinamakan Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK). Menurut Dekan Fakultas Ilmu Pendidikan (FIP) Universitas Pendidikan Indonesia (UPI), Prof. Dr. Mochammad Ali (dalam Eriyanti, 2006), KBK menekankan tiga aspek, kognisi, afeksi, dan psikomotor yang lebih difokuskan pada keterampilan (skill).

Kurikulum KBK ini mulai diberlakukan pemerintah sejak tahun 2004. Perbedaan utama antara KBK dengan kurikulum sebelumnya terletak pada cara atau pendekatan pembelajarannya. Jika pada kurikulum sebelumnya pendekatan pembelajarannya berbasis kandungan ilmu, maka pada KBK kandungan ilmu hanya merupakan wahana untuk mencapai kompetensi. KBK menekankan pada pencapaian kompetensi siswa, berorientasi pada hasil belajar dan keberagaman, menggunakan pendekatan dan metode yang bervariasi, sumber belajar bukan

(2)

hanya guru, serta penilaian menekankan pada proses dan hasil belajar (Eriyanti, 2006).

Menurut Eriyanti (2006), perbedaan lainnya antara KBK dengan kurikulum sebelumnya adalah proses evaluasinya. Pada KBK, proses evaluasi kompetensi dasar siswa diukur berdasarkan standar ketuntasan belajar minimal (SKBM). SKBM ini dibuat guru berdasarkan pengalaman keilmuan dan situasi lingkungan yang dapat diterapkan dalam sistem pembelajaran. Untuk proses evaluasi, siswa harus melampaui SKBM. Bila nilai yang diperoleh tidak mencapai standar yang ditetapkan, siswa harus mengikuti ujian ulangan berkali-kali sampai memperoleh nilai yang distandarkan. Hal ini dilakukan dengan harapan untuk mempersiapkan para siswa-siswi supaya dapat lebih maju dan bersaing dengan siswa-siswi dari negara lain dalam hal ilmu pengetahuannya. Selain itu juga sangat diharapkan agar dapat menghasilkan siswa-siswi yang lebih berpotensi, berwawasan luas dan dapat berpikir kritis (Eriyanti, 2006).

Selain itu, perbedaan lainnya adalah adanya penambahan pelajaran baru bagi siswa SMP yaitu pelajaran kimia. Pelajaran kimia ini sebelumnya hanya diterima siswa pada tingkat Sekolah Menengah Atas (SMA). Penambahan mata pelajaran kimia sebagai pelajaran baru pada tingkat Sekolah Menengah Pertama (SMP) tentu ada beberapa kesulitan yang akan dihadapi siswa SMP. Salah satunya adalah kesulitan dalam hal mengingat karena pelajaran kimia termasuk pelajaran hafalan.

Kimia merupakan salah satu cabang sains yang mempelajari tentang materi dan perubahannya. Materi-materi kimia menyusun alam ini, contohnya

(3)

plastik, kayu, batu, tanah, minyak dan karet. Udara yang dihirup, makanan dan minuman yang dikonsumsi semuanya juga termasuk materi kimia. Mengingat di alam ini terdapat jutaan materi yang berbeda maka mempelajari kimia merupakan sesuatu yang penting,.

Orang dapat mengetahui sifat-sifat materi serta cara memanfaatkannya dengan mempelajari kimia. Materi dapat berupa benda hidup maupun benda tak hidup (benda mati). Satu hal yang harus diingat adalah bahwa semua benda yang ada di sekitar individu tergolong materi kimia.

Materi kimia tidak hanya terdapat dalam botol-botol di laboratorium, tetapi juga di sekitar individu. Semua hal, termasuk plastik, kayu, batu, tanah, minyak dan karet semuanya tersusun dari materi kimia. Bahkan, udara yang dihirup, makanan dan minuman yang dikonsumsi, pakaian yang dipakai dan lain-lain, semuanya juga termasuk materi kimia. Para ahli telah mengidentifikasikan dan mencatat sifat dari jutaan jenis zat. Setiap zat mempunyai sifat khas (spesifik) yang membedakannya dari zat lain. Selain itu, antara berbagai zat juga terdapat kemiripan sifat.

Manfaat yang didapat ketika mempelajari ilmu kimia adalah pemahaman yang lebih baik terhadap alam sekitar dan berbagai proses yang berlangsung di dalamnya. Manfaat yang lebih jauh dari ilmu kimia adalah untuk mengubah bahan alam menjadi produk yang lebih berguna untuk memenuhi kebutuhan setiap individu. Dunia modern sekarang adalah suatu dunia dimana seseorang menjadi terbiasa dengan kemudahan yang diperoleh dari ilmu kimia. Misalnya, sabun, pasta gigi, tekstil, kosmetik, pupuk, pestisida, bahan bakar, cat dan berbagai

(4)

makanan olahan, semuanya adalah hasil penerapan ilmu kimia. Hampir semua bahan keperluan setiap individu, baik langsung maupun tidak langsung pasti mengalami sentuhan kimia.

Manfaat selanjutnya adalah pembentukan sikap. Dalam mempelajari ilmu kimia, individu senantiasa berhadapan dengan masalah dan memecahkannya secara sistematis. Seringkali masalah dalam ilmu kimia tergolong rumit dan kompleks sehingga ada kesan bahwa ilmu kimia adalah ilmu yang sukar. Sebenarnya kerumitan itu akan menjadi suatu keuntungan jika disikapi dengan benar. Individu menjadi terbiasa menghadapi dan memecahkan masalah secara logis dan terencana. Kebiasaan itu membantu kita dalam menghadapi persoalan hidup sehari-hari. Di atas semuanya itu, ilmu kimia akan menunjukkan kepada semua manusia akan keteraturan alam ini, baik alam makro maupun mikro. Kiranya semuanya akan menambah kekaguman semua manusia terhadap Sang Pencipta.

Ilmu kimia sangat erat kaitannya dengan pengamatan dan percobaan (eksperimen). Sebelum melakukan eksperimen, setiap orang harus mengenal alat-alat yang akan digunakan. Individu harus mengetahui cara penggunaan setiap alat-alat dengan baik, mengetahui setiap unsur kimia, sifat-sifatnya dan mengetahui jenis mana yang berbahaya dan yang tidak. Hal ini harus benar-benar diperhatikan karena kesalahan yang kecil saja bisa dapat berakibat fatal. Misalnya, pencampuran antara dua jenis gas yang berbeda dalam jumlah tertentu dapat mengakibatkan terjadinya ledakan. Jadi, sebelum lebih jauh melangkah dan

(5)

mengenal lebih dalam mengenai kimia, siswa-siswi tersebut harus mengetahui lebih dahulu mengenai unsur-unsur kimia.

Unsur-unsur kimia di alam ini sangatlah banyak dan mempunyai sifat-sifat tertentu. Oleh sebab itu untuk mempermudah pemahaman unsur-unsur kimia, seorang ahli kimia bernama Henry Moseley mengelompokkan unsur-unsur tersebut ke dalam sebuah tabel yang disebut Sistem Periodik Modern atau Tabel Periodik. Dan untuk mempermudah penulisan, Berzelius (dalam Sudjana, 1992) mengusulkan suatu lambang yaitu lambang unsur atau lambang atom. Lambang unsur-unsur kimia disusun dalam Tabel Periodik yang terdiri dari beberapa golongan dan tingkatan. Siswa-siswi diharapkan dapat mengingat lambang unsur-unsur kimia yang ada dalam golongan dan tingkatan tertentu untuk mempermudah mereka memahami pelajaran selanjutnya. Jika siswa-siswi tidak mampu mengingat lambang unsur-unsur kimia yang terdapat dalam Tabel Periodik, maka untuk tahap pembelajaran kimia selanjutnya akan sangat sulit dilakukan. Lambang unsur-unsur kimia dalam Tabel Periodik bukanlah hal yang mudah untuk dipelajari. Hal ini juga dikemukakan beberapa siswa-siswi yang diwawancarai peneliti pada saat prariset ke sekolah SMP Swasta Katolik Budi Murni 3 Medan. Dari prariset yang dilakukan penulis, yaitu melalui wawancara dengan beberapa siswa-siswi SMP, didapatkan data bahwa ada siswa yang mengeluh mendapat kesulitan dalam mengingat susunan lambang unsur-unsur kimia. Namun setelah diajarkan teknik mengingat, sebagian besar dari mereka mengaku menjadi sangat cepat dan mudah mengingat.Oleh karena itu, untuk mempelajari lambang unsur-unsur kimia diperlukan kemampuan mengingat yang baik. Kemampuan

(6)

mengingat adalah kemampuan menyimpan informasi dan memanggil kembali informasi. Menurut Scruggs & Mastropi (2000) kemampuan mengingat dapat dilatih. Seringkali para pendidik mengajarkan kiat-kiat supaya para murid dapat lebih mudah dalam mengingat. Salah satu cara yang paling sering digunakan adalah metode mnemonics.

Metode mnemonics adalah suatu teknik untuk mengingat sesuatu dengan menggunakan petunjuk tertentu (Morgan, King, Weisz dan Schopler, 1986). Menurut Maltin (2005), ada beberapa jenis mnemonics, antara lain the keyword method (metode kata kunci), the method of loci (metode loci), chunking, hierarcy technique (teknik hirarki), first-letter technique (teknik huruf pertama atau akronim), dan narrative technique (teknik naratif). Metode kata kunci (keyword) adalah suatu metode di mana caranya adalah dengan menghubungkan kosa kata baru dengan kata yang cara pengucapannya hampir sama. Metode loci adalah suatu metode yang mengingat suatu benda dengan membayangkannya terletak pada tempat-tempat tertentu.

Maltin (2005) memberi definisi dan penjelasan untuk setiap metode mnemonics. Metode chunking adalah suatu metode di mana sekumpulan huruf atau angka yang tunggal dipisah menjadi kelompok-kelompok yang lebih kecil. Teknik hirarki (hierarcy technique) adalah teknik mengingat dengan menyusun sekelompok kata-kata dalam tingkatan atau hirarki tertentu. First-letter technique atau teknik huruf pertama atau akronim adalah suatu metode yang menyingkat atau membuat singkatan pada suatu kata untuk membentuk kata yang lebih pendek dan gampang disebut. Teknik naratif adalah suatu metode mengingat

(7)

dengan cara menyusun sekumpulan kata menjadi sebuah cerita. Metode mnemonics yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah metode mnemonics jenis teknik naratif dan metode loci. Alasan menggunakan kedua teknik adalah bahwa kedua teknik inilah yang paling sesuai untuk lambang unsur-unsur kimia.

Banyaknya metode mengingat menunjukkan bahwa proses dan daya mengingat itu sangat penting bagi manusia. Oleh karena itu, peneliti mencoba untuk melakukan eksperimen untuk menguji keefektifan penggunaan metode mengingat yaitu metode mnemonics. Penelitian akan dilakukan sekolah SMP Swasta Katolik Budi Murni 3 Medan. Hal ini dilakukan berdasarkan prariset yang dilakukan peneliti di sekolah tersebut. Alasan lain yang turut mendukung adalah dari wawancara dengan orang tua siswa-siswi. Hasil dari wawancara ini menunjukkan bahwa sekolah SMP Swasta Katolik Budi Murni 3 Medan termasuk sekolah dengan standar menengah, di mana siswa-siswi di sekolah tersebut mempunyai rata-rata kemampuan mengingat tingkat sedang. Hal ini diperlukan untuk menghindari bias terhadap penelitian karena kemampuan mengingat yang terlalu tinggi ataupun kemampuan mengingat yang terlalu rendah.

I. B. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan, maka yang dijadikan masalah dalam penelitian ini adalah “Efektivitas metode mnemonics untuk meningkatkan kemampuan mengingat lambang unsur-unsur kimia” dan “Perbedaan efektivitas metode mnemonics jenis teknik naratif dan metode loci untuk meningkatkan kemampuan mengingat lambang unsur-unsur kimia”.

(8)

I. C. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini yaitu :

1. Melihat efektivitas metode mnemonics untuk meningkatkan kemampuan mengingat lambang unsur-unsur kimia.

2. Melihat mana yang lebih efektif, metode mnemonics jenis teknik naratif atau metode loci.

I. D. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat secara teoritis dan praktis. 1. Manfaat Teoritis

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat teoritis dalam hal menambah pengetahuan metode mnemonics apa yang lebih efektif untuk meningkatkan kemampuan mengingat, khususnya untuk mengingat lambang unsur-unsur kimia.

2. Manfaat Praktis

Penelitian ini diharapkan mampu memberikan manfaat kepada : a. Para siswa-siswi SMP

Memberikan pengetahuan mengenai adanya teknik tertentu yang dapat digunakan dalam mengingat bahan pelajaran, khususnya lambang unsur-unsur kimia.

(9)

Memberikan pengetahuan metode mengingat kepada para guru, khususnya metode mnemonics.

I.E. Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: Bab I. Pendahuluan. Pada bab ini akan dijelaskan mengenai:

1. Latar belakang permasalahan : dengan diberlakukannya Kurikulum Berbasis Kompetensi, siswa-siswi SMP dihadapkan pada mata pelajaran baru yaitu kimia. Untuk bisa mempelajari kimia dengan baik, siswa-siswi harus mengingat lambang unsur-unsur kimia yang tersusun dalam Tabel Periodik. Untuk mengingat lambang unsur-unsur kimia bukanlah sesuatu yang mudah, sehingga perlu suatu metode mengingat yaitu metode mnemonics.

2. Tujuan penelitian ini adalah untuk melihat efektivitas metode mnemonics dan untuk melihat metode mnemonics jenis apa yang lebih efektif.

3. Perumusan masalah.

Masalah yang diteliti dalam penelitian ini adalah efektivitas metode mnemonics dan perbedaan efektivitas metode mnemonics jenis teknik naratif dan metode loci untuk meningkatkan kemampuan mengingat lambang unsur-unsur kimia.

4. Manfaat penelitian terdiri dari:

(10)

b. Manfaat praktis yaitu agar siswa-siswi, orang tua, dan guru bisa menggunakan metode mnemonics untuk membantu proses belajar mengajar.

5. Sistematika penulisan terdiri dari bab I, II, III, IV, dan V.

Bab II. Landasan Teori. Pada bab ini akan diuraikan mengenai :

1. Landasan teori yang digunakan yaitu teori kemampuan mengingat dari dan 2. Hipotesa penelitian yaitu

a. Metode mnemonics lebih efektif untuk meningkatkan kemampuan mengingat.

b. Ada perbedaan efektivitas metode mnemonics untuk meningkatkan kemampuan mengingat.

Bab III. Metodologi Penelitian.

1. Metode penelitian yang digunakan yaitu eksperimen.

2. Identifikasi variabel penelitian. Variabel penelitian terdiri dari : a. Variabel bebas : metode mnemonics

b. Variabel tergantung : kemampuan mengingat lambang unsur-unsur kimia. 3. Definisi operasional penelitian meliputi definisi kemampuan mengingat

lambang unsur-unsur kimia dan definisi metode mnemonics.

4. Subjek penelitian yaitu siswa-siswi kelas VII-A SMP Swasta Katolik Budi Murni 3 Medan

(11)

6. Instrumen / alat ukur yang digunakan yaitu tes kemampuan mengingat dengan Tabel Periodik Kosong.

7. Prosedur penelitian, terdiri dari :

a. Tahap persiapan : peneliti membuat modul penelitian, try-out, mencari informasi tentang sampel dan menentukan jadwal penelitian.

b. Tahap pelaksanaan : peneliti melakukan randomisasi dan mengambil data. c. Tahap pengolahan data.

8. Metode analisis data yang digunakan adalah analisis statistik.

9. Teknik kontrol yang digunakan adalah method of removal dan method of constancy condition.

Bab IV. Analisa dan Interpretasi Data. Pada bab ini akan dipaparkan mengenai gambaran umum subjek penelitian yang meliputi komposisi subjek yang terlibat dalam penelitian, serta akan diuraikan hasil penelitian yang diperoleh berupa uji normalitas, uji homogenitas varians, dan hasil utama penelitian.

Bab V. Kesimpulan, Diskusi dan Saran.

1. Kesimpulan dari penelitian ini mengenai hasil penelitian yang diperoleh. Ada 3 kesimpulan yang diperoleh dari penelitian ini.

2. Di dalam diskusi penelitian, peneliti menjelaskan kelemahan dan kelebihan dari penelitian ini.

3. Saran-saran praktis ditujukan bagi penelitian selanjutnya, siswa-siswi, orangtua dan guru.

Referensi

Dokumen terkait

3.2 Tingkat Capital Adequacy Ratio (CAR) Hasil analisis pada perhitungan CAR untuk mengukur kinerja keuangan bank yang dilihat dari aspek permodalan selama periode

Dalam pemasaran internasional pengecer luar negeri memiliki dua fungsi yaitu selain menjual barang langsung ke konsumen melalui jaringan toko yang dimiliki, mereka juga

Berdasarkan analisis ragam terhadap data pengamatan pengaruh bio-urine pada jumlah helaian daun bibit karet okulasi asal stum mata tidur tidak menunjukkan

Tujuan penelitian ini untuk mengetahui efektifitas teknik aroma terapi lavender dan teknik relaksasi genggam jari terhadap nyeri pada pasien post operasi

Obat yang potensinya rendah dalam menghambat COX-1, yang berarti memiliki rasio aktivitas COX-2/ COX-1 lebih rendah, akan mempunyai efek sebagai anti inflamasi dengan efek

“dengan sengaja melakukan manipulasi, memalsukan, dan/atau menghilangkan data atau catatan pada kertas kerja atau tidak membuat kertas kerja yang berkaitan dengan jasa yang diberikan

Shinto juga tidak memilik kitab suci, simbol ataupun nabi sebagai penemu atau penyebar agama pertama kali, jadi Shinto lahir dan berkembang secara alami dalam masyarakat,

Gretha Prestisia Rahmadian Kusuma (1320011006), “Sikap Pemustaka Terhadap Interpersonal Skill Pustakawan Di Kantor Arsip Dan Perpustakaan Daerah (Arpusda) Kota Yogyakarta