• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN. Medan merupakan kota terbesar yang berada di luar Pulau Jawa. Berdasarkan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN. Medan merupakan kota terbesar yang berada di luar Pulau Jawa. Berdasarkan"

Copied!
20
0
0

Teks penuh

(1)

1

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Medan merupakan kota terbesar yang berada di luar Pulau Jawa. Berdasarkan situs resmi pemerintah Kota Medan pada tahun 2014, Kota Medan memiliki jumlah penduduk ±2,9 juta jiwa. Setiap individu memiliki bakat atau talenta seni yang perlu di asah atau di gali lagi potensinya, seperti bernyanyi, melukis, akting, kerajinan tangan dan lain-lain. Seni pada mulanya adalah proses dari manusia yang merupakan bentuk eksperimen seniman yang memiliki sifat-sifat kreatif, emosional, individual, abadi dan universal. Sesuai dengan salah satu sifat seni yakni kreatif, maka seni sebagai kegiatan manusia selalu melahirkan kreasi-kreasi baru, mengikuti nilai-nilai yang berkembang dimasyarakat. Bakat atau talenta seni yang dimiliki oleh individu Kota Medan cukup beraneka-ragam. Salah satu buktinya adalah acara-acara televisi swasta yang mengadakan perlombaan seni dan Kota Medan menjadi salah satu tujuan audisi dan tidak heran bahwa peserta dari Kota Medan menjadi salah satu kandidat yang masuk untuk memenangkan perlombaan, seperti Indonesian Idol, Indonesia Mencari Bakat (IMB), X-Factor, dll.

(2)

2

Dalam proses penciptaan kaya seni, seorang seniman selalu berhubungan dengan media yang dipilih, teknik yangdipergunakan, serta cara menikmatinya. Berdasarkan hal tersebut, seni dapat digolongkan menjadi 3 bagian menurut indra penserapannya, yaitu:

1. Seni yang dapat dinikmati dengan media pendengaran (audio), berupa seni musik atau suara, drama radio, puisi diradio.

2. Seni yang dapat dinikmati dengan media penglihatan (visual), berupa seni rupa (lukisan, poster, patung, dan lain-lain).

3. Seni yang dapat dinikmati dengan media pendengaran dan penglihatan (audio dan visual), berupa seni tari, drama/teater, film dan lain-lain.

Disamping itu terdapat seni yang tidak ditekankan pada jenis indra penserapannya yaitu seni sastra. Yang termasuk dalam seni sastra adalah seni yang berbentuk prosa seperti roman, novel, cerpen, dan lain-lain. Dan seni yang berbentuk puisi seperti syair, pantun, gurindam, dan puisi-puisi dalam bentuk bebas lainnya. Ciri umum dari prosa adalah deskripsi keadaan atau imajinasi secara jelas, sedangkan ciri umum dari puisi adalah ungkapan inti atau hakiki dari suatu pengalaman maupun imajinasi estetis.

Pengenalan umum tentang aneka seni yang dimaksud diantaranya, yaitu seni musik, seni rupa, seni tari, seni drama/teater dan seni sastra.

1. Seni Musik

Seni musik atau seni suara adalah seni yang diserap melalui indra pendengaran. Secara garis besar ada dua jenis musik yaitu musik vokal dan musik

(3)

3

instrumental. Seni musik dan suara hampir digemari semua kalangan dari muda hingga orang tua. Sebagian orang tua memberikan kursus pelatihan instrumen musik kepada anaknya seperti gitar, drum, piano dan lain-lain dan ada sebagian yang berlatih vokal. Musik vokal adalah musik yang hanya mengandalkan suara manusia saja, sedangkan musik instrumental adalah musik yang diperoleh dari memainkan alat-alat musik.

Fenomena yang ada di Kota Medan, bahwa “wadah” untuk mengasah bakat musik vokal dan instrumental sudah ada, baik yang sifatnya privat (dirumah) maupun tempat bimbingan belajar formal seperti Era Musika (Gambar 1.1). Tempat pertunjukkan musik untuk mewadahi seni musik belum terwadahi dengan baik. Dari hasil wawancara, ketika diadakan pertunjukkan musik pihak penyelenggara akan menyewa tempat pertunjukkan musik. Salah satu tempat yang dijadikan sebagai tempat pertunjukkan musik adalah Gereja Methodist Indonesia yang terletak di Jl. Merak Jingga, Medan. Jika dilihat dari lokasi pertunjukkan, lokasi ini tidak sesuai dengan acara yang diselenggarakan meskipun bangunan yang digunakan berbeda. Adapun pihak penyelenggara acara yang menyewa

covention hall untuk dijadikan tempat pertunjukkan.

Gambar 1.1 Era Musika di Medan Sumber: Google

(4)

4

2. Seni Rupa

Seni rupa adalah wujud dari karya seni manusia yang memiliki unsur estetika atau keindahan. Indra yang digunakan untuk penserapan seni rupa adalah indra penglihatan. Wujud dari hasil seni dalam bentuk gambar, lukisan, patung, grafis, keranjinan tangan, kriya dan multimedia. Seni ini terbagi menjadi 2 bagian yaitu 2 dimensi (lukisan, foto, poster, karikatur, dan lain-lain) dan 3 dimensi (patung, pahatan).

Di Kota Medan sudah terdapat “wadah” bagi para peminat seni ini tetapi hanya bersifat privat (dirumah) dan jarang ter-expose sehingga individu yang ingin mengembangkan bakatnya susah mencari tempat bimbingan. Antusias dalam seni ini cukup besar, terbukti dengan lomba menggambar atau mewarnai yang diselenggarakan oleh pihak tertentu di atrium mall untuk anak-anak hingga remaja. Tujuan lain dari perlombaan yang diselenggarakan selain mengambil keuntungan adalah untuk mengasah bakat-bakat generasi muda yang memiliki potensi, sehingga generasi muda dapat lebih terpacu dengan bakat atau talenta yang dimiliki.

Pada segmen profesional, contohnya seperti pelukis senior dan para fotografer profesional yang ingin memamerkan karya-karya yang dihasilkan, tidak mengetahui dimana mereka harus menampilkan karya tersebut. Lokasi yang dirasa cukup cocok untuk dijadikan lokasi pameran adalah di atrium mall. Salah satu contohnya adalah Forum Salon Foto tahun 2014 yang diselenggarakan di Medan bertempat di Garuda Plaza Hotel (Gambar 1.2). Penjurian lomba fotografi

(5)

5

jika dilihat dari lokasi tidak sesuai. Foto-foto yang telah dipilih oleh juri kemudian dipamerkan di Centre Point Medan (Gambar 1.3).

Gambar 1.2 Penjurian lomba foto di Hotel Garuda Plaza Medan Sumber: Google

Gambar 1.3 Pameran foto di Medan Centre Point Sumber: Google

Berdasarkan surat kabar Antar Sumut pada tanggal 16 juni 2009, mengatakan bahwa „Medan tidak punya galeri lukis yang layak‟, hal ini dikatakan oleh salah satu seniman yang bergabung dalam Indonesian Art Forum. Menurutnya, tidak adanya galeri lukisan yang layak. Hal ini dikarenakan, masyarakat dan pemerintah daerah kurang memperhatikan fasilitas yang dibutuhkan untuk mengembangkan kesenian lukis. Galeri lukisan yang layak menurut seniman Kota Medan adalah sebuah tempat yang dapat menampung karya-karya seni lukis dan dapat dikunjungi oleh masyarakat serta mencintai seni lukis dan melaksanakan pameran kesenian secara periodik setiap bulan. Karena menurut para seniman untuk

(6)

6

meningkatkan minat masyarakat terhadap seni lukis adalah dengan memamerkan hasil karya seniman kota Medan secara Periodik.

Jika dilihat dari fenomena yang ada dan potensinya, seni rupa menjadi salah satu pilihan individu untuk berekspresi. Bagian dari seni rupa yang digemari adalah seni lukis, seni pahat dan fotografi. Kelas fotografi di Kota Medan masih sedikit sedangkan peminatnya semakin bertambah bersamaan dengan tipe kamera yang semakin bervariasi.

3. Seni Tari

Seni tari adalah seni yang diserap melalui indra penglihatan. Seni ini banyak diminati oleh para generasi muda. Tempat pelatihan tari masih sedikit dan jarang

ter-expose. Jika dilihat dari fenomena yang ada, seni tari cukup banyak diminati

karena dalam tarian terbagi menjadi banyak jenis yaitu seni tari tradisional dan modern. Dari segi finansial, seni ini cukup menjanjikan jika ditekuni dengan baik.

4. Seni Sastra dan Seni Drama

Kedua seni ini adalah seni yang diserap melalui indra penglihatan dan indra pendengaran. Seni Sastra yang dikemukakan melalui susunan rangkaian bahasa baik lisan maupun tulisan yang dapat menimbulkan rasa senang tanpa pamrih bagi orang yang membacanya. Sedangkan seni drama/teater adalah seni peran atau lakon yang umumnya dimainkan di atas panggung. Di Kota Medan, minimnya wadah untuk seni sastra dan drama sedangkan peminat yang cukup banyak.

Seni dalam drama dibagi menjadi 4 bagian, yaitu teater boneka, drama musikal, teater gerak (ekspresi), teater dramatik (alur cerita). Jika dilihat

(7)

7

fenomena yang ada, generasi muda lebih meminati segmen teater dramatik dan drama musikal, karena selain dapat berekspresi mereka bisa melatih emosi.

Dapat disimpulkan (Tabel 1.1) terdapat beberapa seni yang sudah terwadahi dengan baik, yang belum tewadahi dengan para peminat yang cukup tinggi (fenomena) adalah seni rupa (fotografi, lukis, dan patung), seni tari dan seni drama (teater dramatik dan teater musikal), dan belum ada tempat yang dapat mewadahi kegiatan pertunjukkan dari seni-seni ini.

Tabel 1.1 "Wadah” seni yang belum terpenuhi

Seni Tempat Pelatihan Tempat pertunjukkan

Musik Sudah ada Belum ada

Rupa Belum ada (publik) Belum ada

Tari Belum ada (publik) Belum ada

Drama & Sastra Belum ada (publik) Belum ada

Terdapat "Wadah" seni satu-satunya di Kota Medan yaitu Taman Budaya (Gambar 1.4) yang berada di Jl. Perintis Kemerdekaan. Fasilitas yang tersedia cukup lengkap seperti panggung terbuka, ruang seni rupa (Gambar 1.5), ruang latihan drama, ruang latihan tari (Gambar 1.6), ruang latihan musik dan terdapat pentas seni (tempat pertunjukkan) yang dapat menampung kapasitas 750 orang. Taman Budaya dikelola dan dibiayai oleh pihak pemerintah Kota Medan. Fasilitas ini terbuka untuk umum, tetapi kondisi ruang latihan kurang layak dari segi kenyaman ruang secara visual dan termal seperti ruangan seni tari, ruang pameran dan teater (tempat pertunjukkan).

Teater yang berada di Taman Budaya terbuka untuk umum dengan syarat pengajuan proposal. Dari segi biaya tidak terdapat patokan harga yang diberikan oleh pihak pengelola karena tujuan dari Taman Budaya ini adalah memfasilitasi,

(8)

8

sehingga pihak penyelenggara dapat membayar seikhlaskan dan terkadang tidak di kenakan biaya. Teater di Taman Budaya banyak digunakan oleh para mahasiswa yang akan membuat pertunjukkan. Kapasitas pengunjung dalam sekali pertunjukkan sekitar 250 hingga 300 orang.

Gambar 1.4 Taman Budaya Kota Medan (gedung pertunjukkan)

Gambar 1.5 Ruang seni rupa

Gambar 1.6 Ruang seni tari

Dari segi kelayakan teater di Taman Budaya sudah tidak layak dan tidak menarik dari aspek sarana dan prasarana. Kondisi fisik bangunan sudah tidak terawat dengan baik dan kapasitas parkir kendaraan yang kurang memadai.

(9)

9

Berdasarkan hasil wawancara dengan petugas di Taman Budaya, dari pertama kali pentas seni ini diresmikan pada tahun 1977 tidak ada renovasi yang sangat signifikan ataupun secara besar-besaran hanya perbaikan kecil yang dilakukan seperti atap yang bocor, kursi yang rusak, dan lain-lain.

Kondisi teater/tempat pertunjukkan di Taman Budaya yang tidak terawat (Gambar 1.7, 1.8, dan 1.9) dapat terlihat dari lantai keramik yang retak, pengkondisian udara yang tidak memenuhi kapasitas, tidak akustik, plafond yang sudah bergelombang akibat atap bocor dan properti panggung yang sudah tidak layak digunakan, seperti gorden yang telah berdebu, panggung yang kurang terawat dan lain-lain.

Gambar 1.7 Kondisi teater (tempat pertunjukkan)

(10)

10

Gambar 1.9 Kondisi tempat duduk penonton

Kekurangan yang telah dijelaskan sebelumnya yang menjadikan alasan bagi para penyelenggara acara untuk tidak menggunakan teater di Taman Budaya dan tidak banyak orang yang tahu secara pasti khususnya generasi muda bahwa di Kota Medan terdapat Taman Budaya. Hal ini dikarenakan, kurangnya perhatian pemerintah untuk memfasilitasi kegiatan seni di Kota Medan. Penyebab lainnya adalah lokasi Taman Budaya yang tidak didukung dengan kapasitas parkir kendaraan yang banyak. Karena pada saat awal perencanaan Taman Budaya pada tahun 1977 jumlah kendaraan pada saat itu tidak banyak seperti sekarang ini.

Berdasarkan hasil wawancara pengguna, pengajar dan staff Taman Budaya, mereka mendukung dan menyarankan agar terdapat "wadah" baru yang dapat mewadahi minat generasi muda dalam berseni. Karena antusias yang cukup tinggi tetapi tidak bersamaan dengan sarana yang tersedia.

Selain seni dan tempat yang mewadahinya. Kota Medan juga memiliki pengrajin-pengrajin seni yang tergabung dalam Usaha Kecil Menengah (UKM) yang jarang ter-expose dan belum terwadahi dengan baik, tetapi hasil karya seni yang dihasilkan sudah banyak. Terdapat beberapa definisi dari UKM di Indonesia, yaitu:

(11)

11

1. Menurut Kementrian Menteri Negara Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (Menegkop dan UKM), bahwa yang dimaksud dengan Usaha Kecil (UK), termasuk Usaha Mikro (UMI), adalah entitas usaha yang mempunyai memiliki kekayaan bersih paling banyak Rp 200.000.000, tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha, dan memiliki penjualan tahunan paling banyak Rp 1.000.000.000. Sementara itu, Usaha Menengah (UM) merupakan entitas usaha milik warga negara Indonesia yang memiliki kekayaan bersih lebih besar dari Rp 200.000.000 s.d. Rp 10.000.000.000, tidak termasuk tanah dan bangunan.

2. Berdasarkan Keputusan Menteri Keuangan Nomor 316/KMK.016/1994 tanggal 27 Juni 1994, usaha kecil didefinisikan sebagai perorangan atau badan usaha yang telah melakukan kegiatan/usaha yang mempunyai penjualan/omset per tahun setinggi-tingginya Rp 600.000.000 atau aset/aktiva setinggi-tingginya Rp 600.000.000 (di luar tanah dan bangunan yang ditempati) terdiri dari : (1) badang usaha (Fa, CV, PT, dan koperasi) dan (2) perorangan (pengrajin/industri rumah tangga, petani, peternak, nelayan, perambah hutan, penambang, pedagang barang dan jasa)

Berdasarkan hasil wawancara dengan petugas Dinas Kebudayaan Nasional Sumut berada di Jl. Iskandar Muda (Gambar 1.10), bahwa Kota Medan memiliki pengrajin-pengrajin yang menghasilkan karya seperti: Handicraft, bordiran, tenun, batik, patung, dll. Akan tetapi, pemerintah Kota Medan tidak menyediakan tempat atau wadah permanen bagi para pengrajin untuk menjual atau

(12)

12

mempromosikan hasil karya mereka. Jika ini dilakukan maka secara tidak langsung pendapatan Kota Medan akan meningkat.

Gambar 1.10 Dinas Kebudayaan Nasional Sumut

Pemerintah Kota Medan menyelenggarakan pameran seni 1 tahun sekali yang diperuntukkan bagi para pelaku UKM yang berlokasi di Jl. Gatot Subroto arah ke Binjai (4km dari Plaza Medan Fair) (Gambar 1.11). Jika dilihat dari segi lokasi pameran yang jaraknya cukup jauh, tentunya jika tidak dipromosikan dengan baik bahwa terdapat pameran seni, maka pengunjung yang akan datang tidak begitu banyak. Yang diharapkan oleh para pengrajin atau pelaku UKM adalah membutuhkan tempat untuk menjual hasil karya seni mereka kepada orang-orang dan secara tidak langsung dengan adanya wadah tersebut bagi para pengrajin dapat mempromosikan hasil-hasil karya pengrajin lokal ke luar kota maupun ke mancanegara.

(13)

13

Gambar 1.11 Lokasi Pameran UKM tahun 2015 Sumber: Google

Dari segi infrastruktur Kota Medan sudah lebih baik, terbukti dari bandara udara dan stasiun kereta api tetapi pemerintah Kota Medan kurang memperhatikan atau memfasilitasi bakat seni dan karya dari pengrajin yang ada di Kota Medan. Dalam artian “wadah” bagi para generasi muda untuk berekspresi dan “wadah” bagi para UKM untuk mempromosikan hasil karya mereka. "Wadah" yang dimaksud berupa Edukasi (tempat untuk belajar) seni, tempat untuk pertunjukkan seni dan tempat berjualan (permanen) pelaku UKM dalam bentuk retail.

Pertimbangan dalam bentuk retail agar para pengrajin/pelaku UKM dapat mempromosikan hasil kerajinan mereka kepada pembeli sehingga terjadi interaksi secara langsung dibandingkan dengan hasil kerajinan yang dihasilkan dititipkan pada suatu pusat perbelanjaan seni seperti Alun-Alun Indonesia di Jakarta bertempat di Grand Indonesia (Gambar 1.12). Pada retail yang akan direncanakan akan menjual hasil karya seni berupa pakaian, buku, oleh-oleh, tempat makan, perhiasan, barang antik, perabot, kerajinan seni daerah dan terdapat beberapa merek toko yang cukup terkenal di Kota Medan yang berhubungan dengan seni.

(14)

14

Gambar 1.12 Alun alun Indonesia Sumber: Google

Tentunya jika terdapat “wadah” bagi para individu generasi muda untuk mengekspresikan seni yang dimiliki, maka akan lebih positif dalam kehidupan sehari-hari dan tidak berbuat negatif yang dapat merugikan diri sendiri dan orang disekitar. Sedangkan jika terdapat “wadah” bagi para pengrajin/pelaku UKM untuk menjual dan mempromosikan hasil kerajinan yang dihasilkan, maka para pengrajin/pelaku UKM akan lebih terpacu untuk menghasilkan karya karena sudah terdapat wadahnya dan hasil karya mereka dapat dihargai.

Berdasarkan uraian diatas maka muncul gagasan untuk merancang sebuah sarana pelayanan umum dalam bidang seni yang mencakup, sebagai berikut:

1. Sarana edukasi seni.

2. Terdapat tempat pertunjukan/teater.

3. Retail UKM.

Penggabungkan dari ke tiga fungsi ini akan menjadi bangunan atau gedung yang bersifat komersil dan mix-used yaitu MEDAN ART CENTRE. Target pasar untuk fungsi yang direncanakan adalah mencakup semua kalangan dari generasi muda (remaja) hingga orang tua dari dalam kota hingga mancanegara/wisatawan. Diharapkan dengan adanya fungsi bangunan akan menjadi "ikon" Kota Medan

(15)

15

dalam bidang seni karena belum ada di Kota Medan. Selain itu juga, untuk meningkatkan pendapatan Kota Medan dan menambah tujuan destinasi pariwisata Kota Medan.

1.2 Tujuan

Tujuan dari proyek dengan fungsi yang telah diuraikan, sebagai berikut: 1. Mewadahi generasi muda yang ingin mengasah bakat seni (edukasi). 2. Mempromosikan hasil karya pengrajin lokal dengan menyediakan retail

bagi UKM .

3. Menyediakan wadah bagi para UKM agar mereka dapat diapresiasi hasil; karyanya.

4. Memacu semangat generasi muda dan pengrajin lokal untuk terus berkarya.

5. Mewadahi pameran-pameran dan seni pertunjukkan. 6. Generasi muda lebih memiliki aktifitas yang lebih positif. 7. Meningkatkan perekonomian di Kota Medan.

8. Menambah tujuan destinasi wisatawan dan masyarakat lokal. 9. Dapat menjadi ikon Kota Medan.

10. Nantinya di Kota Medan terdapat bangunan komersil yang berhubungan dengan seni.

(16)

16

1.3 Perumusan Masalah

Terdapat beberapa permasalahan yang akan dihadapi pada saat melakukan proses perancangan, sebagai berikut:

1. Bagaimana menciptakan sebuah rancangan lingkungan dan bangunan yang sesuai dengan judul yang diangkat dan maksud tujuan yang hendak dicapai demi menunjang keberadaan fungsi bangunan sesuai dengan kasus proyek ?

2. Dimana lokasi yang cocok untuk proyek dengan fungsi yang telah direncanakan ?

3. Bagaimana cara untuk menunjukkan suasana ruang luar maupun ruang dalam bahwa bangunan yang akan direncanakan adalah bangunan seni ? 4. Bagaimana cara agar pembagian zona secara vertikal maupun horizontal

terencana dengan maksimal ?

5. Bagaimana merencanakan denah secara maksimal sehingga para penggunjung nyaman berada didalam bangunan dan berfungsi secara maksimal ?

6. Bagaimana agar para pengunjung tertarik dengan fungsi bangunan yang telah direncanakan ?

7. Dengan 3 fungsi, bagaimana perencanaan sirkulasi kendaraan secara maksimal ?

8. Bagaimana perencanaan untuk lingkungan disekitar lokasi agar nantinya tidak merugikan lingkungan sekitar ?

(17)

17

1.4 Batasan Perancangan

Pada kasus proyek ini, lingkup dan batasan perancangan meliputi:

1. Sarana dalam bidang seni, fungsi-fungsi yang direncanakan didalam sarana ini berupa tempat edukasi seni, tempat pertunjukkan seni dan pusat perbelanjaan seni yang menjual hasil karya dari para UKM (shopping centre).

2. Perpaduan perancangan fungsi bangunan dan penerapan tema yang dipilih ke dalam bangunan.

3. Secara umum harus dapat memadukan perancangan ruang luar dan dalam. 4. Memberikan kenyamanan bagi pengunjung dan penyediaan ruangan yang

sesuai dengan aktivitas yang diperlukan.

5. Target pasar untuk fungsi-fungsi yang direncanakan ini adalah semua kalangan dari generasi muda (remaja) hingga orang tua.

(18)

18

1.5 Kerangka Berfikir

(19)

19

1.6 Struktur Penulisan Laporan Perancangan Arsitektur BAB I : PENDAHULUAN

Berisi tentang kajian latar belakang, tujuan perancangan, perumusan masalah, landasan teori, batasan perancangan, kerangka berfikir dan struktur penulisan laporan perancangan arsitektur.

BAB II : DESKRIPSI PROYEK

Berisi tentang terminologi judul, lokasi perancangan dan kondisi eksisting kawasan perancangan, persyaratan teknis dan studi banding proyek sejenis.

BAB III : ELABORASI TEMA

Berisi tentang pengertian tema, interpretasi tema, analisis proyek dengan tema sejenis dan penerapan tema dalam kawasan perancangan.

BAB IV : ANALISIS

Analisis terbagi menjadi 2 bagian, yaitu analisis eksternal dan analisis internal. Analisis eksternal membahas tentang lokasi proyek (site) seperti analisis lokasi proyek, kelayakan proyek (lingkungan), analisis terhadap peraturan dan batasan yang berlaku, analisis terhadap peruntukan lahan, analisis pejalan kaki, analisis sirkulasi kendaraan, analisis terhadap kontur dan drainase, analisis matahari, analisis keistimewaan buatan, analisis pemadangan dari tapak, dll. Analisis internal membahas yang berhubungan dengan gedung seperti program kegiatan, kebutuhan ruang, analisis struktur, analisis utilitas dan analisis ME.

(20)

20

BAB V : KONSEP PERANCANGAN

Konsep terbagi menjadi 2 bagian, yaitu analisis eksternal dan analisis internal. konsep eksternal membahas tentang lokasi proyek (site) dan konsep internal membahas yang berhubungan dengan gedung seperti konsep zona secara horizontal dan vertikal, bentuk bangunan, tema arsitektur, tampak bangunan hingga konsep ME pada bangunan.

BAB VI : HASIL PERANCANGAN

Berisi tentang representasi dokumen gambar yang disebutkan diatas dan pembahasannya.

BAB VII : PENUTUP

Berisi rangkuman atau kesimpulan.

DAFTAR PUSTAKA

Berisi pustaka maupun sumber lainnya yang digunakan sebagai literatur selama proses perencanaan dan perancangan.

LAMPIRAN

Gambar

Gambar 1.1 Era Musika di Medan  Sumber: Google
Gambar 1.2 Penjurian lomba foto di Hotel Garuda Plaza Medan  Sumber: Google
Tabel 1.1 "Wadah” seni yang belum terpenuhi
Gambar 1.4 Taman Budaya Kota Medan (gedung pertunjukkan)
+7

Referensi

Dokumen terkait

Dalam teori uses and gratifications ditekankan bahwa audience aktif untuk menentukan media mana yang harus dipilih untuk memuaskan kebutuhannya. Teori uses and gratifications

PROGRAM PEMBIAYAAN KARYA KILAT 2.0 CENDANA Program Pembiayaan Karya Kilat CENDANA ("Program") bertujuan menyokong aktiviti dan operasi artis, kru, pekerja teknikal,

Hasil pengolahan data melalui SPSS.22, terkait Persamaan regresi berganda dan estimasinya, dapat diketahui persamaan regresi berganda dalam penelitian ini adalah:

Untuk menentukan adanya perbedaan antar perlakuan digunakan uji F, selanjutnya beda nyata antar sampel ditentukan dengan Duncan’s Multiples Range Test (DMRT).

kondisi Al berbeda dan pH rendah telah dilakukan di Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Bioteknologi dan Sumber- daya Genetik Pertanian, Bogor, dengan menggunakan embriozigotik

Substitusi media MS dengan pupuk daun penuh belum dapat menunjukkan hasil yang setara dibandingkan dengan penggunaan media MS dalam perbanyakan tunas pisang secara

Medical Surgical and Critical Care Nursing Community Health and Primary Care Nursing Geriatric Nursing. Room 2

Tahun 2012 tentang Biaya Operasional dan Biaya Pendukung Penyelenggaraan Pengadaan Tanah Bagi Pembangunan untuk Kepentingan Umum yang Bersumber dari Anggaran Pendapatan dan