• Tidak ada hasil yang ditemukan

D. Akllmadi, E. Purbowati, dan R. Adiwlnal1i Fakultas Peternakan Unuversitas Diponegoro, Semarang. AUSTRAl(

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "D. Akllmadi, E. Purbowati, dan R. Adiwlnal1i Fakultas Peternakan Unuversitas Diponegoro, Semarang. AUSTRAl("

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

,

PERSENTASE "EDIBLE PORTION" DOMBA YANG DmERl

AMPAS TABU KERING DENGAN ARAS YANG BERBEDA (Edible Portion Percentage of Rt.ms Fed Different Levels

of Drietl Tofu By-product)

D. Akllmadi, E. Purbowati, dan R. Adiwlnal1i Fakultas Peternakan Unuversitas Diponegoro, Semarang

AUSTRAl(

PeneJitian bertujuan untuk mengetahui perscntase bagian tubub yang dapat dimakan ("edible portion") domba lokal jantan akibat pemberian ampas tahu pada aras yang berbeda. Domba lokal jantan sebanyak 12 ekor yang berumur sekitar 12 bulan dan bobot badan awa120,02 ± 0,95 kg, dirancang dcngall Rancangan Acak Lengkap kedalam 3 perlakuan aras ampas tahu kering dad kebutuhan BK total domba, yakni T I = 20% ampas tabu kering,1'2 =40% ampas tabu kering, dan T3

=

60% ampas tahu kering dari total kcbutulmll bahan kerillg. HasH penelitian menunjukkan babwa bobot po

tong,

bobot

karkas, persentase non

karkas,

persentase "edible portion" karkas dan persentase "edible portion" total meningkat (P<O,05) seirillg dengan meningkatnya aras ampas tahu, sedangkan bobot non karkas dan persentase "edible portion" non karkas tidak berbeda nyata (P>0,05). Kesimpulan dari penelitian ini adalah bahwa domba yang diberi pakan ampas tahu dengan aras yang lebih tinggi menghasilkan persentase "edible portion" yang lebih tinggi pula.

Kata kunci : ampas tahu, domba, "edible portion"

AUSTRACf

The.aim of the research was to study the percentage of edible portion rams fed by-product. A total of 12 rams (aged 12 months and the weighed of 20.02 ±0.95 kg) were allocated into 3 treatments according a completely randomized design. The treatments were TI ration containing 20% ofdried tofu by-product; 1'2

=

ration containing 40% of dried tofu by-product; and T3= ration containing 60% of dried tofu by-product of the total dry matter requirement. The results indicated that the body weight, the carcass weight, the percentage ornon carcass, the percentage of edible portion carcass, and the percentage of total edible portion were significantly different (P<O.05). However, non carcass weight and the percentage ofedible portion non carcass were not significantly different (P>0.05). The rams fed ration containing more tofu by-product produced higher edible carcass percentage and total edible portion.

Keywords: tofu by-product, rams, edible portion

Pembl damba pada kebutuban tc kanma itu di pemberianp harganya y membebani 1 sebagai peng kebutuhan te yang relad! r adalah ampru Ampa industri tahu Kandungan g dimanfaatkan

Rangkuti,

19~ kandungan a penyiropanann: (1984) berpend satu cara meng; ampas tabu seg bahwa kandun~ 97% bahan kel 23,6% serat 1 nutrients" (TO? protein ka~at y diharapkan d pertutnbuhan. menghasilkan "edible portior Bagian· ("edible porti( diharapkan d Soedarmoyo I portion" adah Tabell. Kadu Bahan Pakan AmpasTahu Rumput GajaJ a) HasH anaUs b)BK=bahan Edible Portion ~ . J.lndon.Trop.Anim.Agric. 30 (4) December 2005 248

(2)

... kan ("edible lokal jantan cang dcngan lomba, yakni al kcbutuhan non karkas, iring dengall karkas tidak l ampas tahu ct. A total of according a -product; T2 ,y-product of ,e percentage portion were 1110n carcass duced higher

---""---­

PENDAHULVAN

Pemberian hijauan sebagai pakan utama domba pada umumnya kurang dapat memenuhi' kebutuhan teruak untuk berproduksi tinggi, oleh karen a itu diperlukan pakan konsentrat. Kendala pemberian pakan konsentrat pada teruak adalah harganya yang relatif tinggi sehingga akan membebani peteruak' Suatu bahan pakan alteruatif sebagai pengganti konsentrat yang dapat memenuhi kebutuhan teruak domba, tetapi mempunyai harga yang relatifrendah sangat diperlukan, salah satunya adalah ampas tabu.

Ampas tahu merupakan hasil sampingan industri tahu yang mengolah kedelai menjadi tahu. Kandungan gizi ampas tabu relatif tinggi dan dapat dimanfaatkan sebagai pakan teruak (Pulungan dan Rangkuti, 1984). Ampas tahu segar mempunyai kandungan air yang tinggi sehingga umur penyimpanannya pendek. Pulungan dan Rangkuti (1984) berpendapat babwa pengeringan adalab swab satu cara mengatasi kandungan air yang tinggi dalam ampas tahu segar. Hartadi et al. (1990) menyatakan bahwa kandungan nutrisi ampas tabu kering adalab : 97% baban kering (BK); 48% protein kasar (PK); 23,6% serat kasar (SK); 81 % "total digestible nutrients" (TDN); 0,5% Ca; dan 0,28% P. Kandungan protein k~atyang tinggi dalam ampas tahu tersebut diharapkan dapat dimanfaatkan teroak untuk pertwnbuhan. Pertumbuhan temak yang tinggi akan menghasilkan karkas yang tinggi dan persentase "edible portion" yang tinggi pula.

Bagian-bagian tubuh yang dapat dimakan ("edible portion") merupakan produk yang sangat diharapkan dalam suatu usaha teroak potong. Soedarmoyo (1982) menyatakan bahwa "edible portion" adalah bagian yang dapat dimakan dari Tabel 1. Kadun,&an Zat Gizi Baban Pakan Penelitiana)

Baban Pakan BKb)

AmpasTahu 96,85 20,08

Rumput Gajab 21.31 7,05

seekor teruak, baik berasal dari karkas maupun non karkas. Bagian tersebut meliputi daging kepala, kakJ, karkas kecuali tulang dan organ-organ viscera (Soeparuo, 1994). Selain itu "edible portion" terdiri dari !idab. hati, pam-pam, pankreas, ginjal, limpha, otak, jantwlg dan saluran penceruaan (Romans et

al., 1994). Faktor-faktor seperti pertwnbuhan, llutrisi,

umur dan bobot badan berpengaruh terlladap komposisi fisik tubuh teruak, termasuk bagian tubuh yang dapat dimakan (Soeparno, 1994).

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui persentase bagian tubuh yang dapat dintakan ("edible portion") dari domba lokal jantan akibat pemberian an1pas tabu pada aras yang berbeda. Manfaat yang dapat diambil dari basil penelitian domba ini adalah dapat memberikan suatu gambaran mengenai jumlah bagian tubuh yang dapat dimakan dari seekor domba _ dan dapat digunakan dalam pendugaan serbl penentuan produksi yang dihasilkan oleh domba.

MATERIDANMETODE

Penelitian ini dilaksanakan selama 3 (tiga) bulan. Lokasi penelitian di Laboratoriwn lbnu Teruak Potong dan Kerja, Fakultas Peteruakan Universitas Diponegoro, Semarang. Materi pokok yang digunakan dalam penelitian ini adalah 12 ekor domba lokaljantanyang berumursekitar 12 bulan (gigi susu belwn berganti)dengan bobot hadan (BB) awa120,02 ± 0,95 kg (CV 4,73%). Materi pendukUngmeliputi: kandang. ember plastik, tintbangan pakan, tintbangan teruak, timbangan digital, peralatan pemotongan, plastik, dan ruang pelayuan.

Kandang yang digunakan dalam penelitian ini adalah kandang individual model panggung yang terbuat dari kayu. Kandang diJengkapi dengan tempat pakan dan minum. Peralatan yang digunakan adalah

OETN %

9,76 22,36 4,99 45,81

1,98 38,09 13,69 39,19

II) Hasil analisis.

b) BK= bahan kcring; PK= protein kasar; LK= lemak kasar; SK= serat kasar; BETN= bahan ekstrak tanpa nitrogen.

(3)

timbangan merk "Accura" berkapasitas 6 kg dengan ketelitian 0,0 I kg untuk menimbang hijauan dan konsentrat, timbangan merk "Protinal" berkapasitas 300 kg dengan ketelitian 0, I kg untuk menimbang ternak, timbangan digital merk "Elektrical" berkapasitas 3 dan 6 kg dengan ketelitian 0,1 g dan timbangan digital merk "Ohauss" berkapasitas 600 g dengan ketelitian 0, 01 g untuk menimbang lemak, daging dan tulang, serta peralatan pemotongan, plastik dan roang pelayuan.

Pakan yang digunakan adalah rumput gajab dan ampas tahu kering. Rumput gajah berasal dari daerah Dawell, sed8ngkan ampas tabu berasal dari daerah Ungaran. Ampas Tahu kering diperoleh dengan cara menjemur ampas tahu di bawah sinar matahari selama 3-4 hari.

Percobaan dirancang dengan rancangan acak Icngkap dengan 3 perlakuan pakan dan 4 ekor domba sebagai ulangan. Perlakuan pakan tersebut adalah : T I "" 20% ampas lahu kering, T2 = 40 % ampas tahu kering, dan T3 = 60% ampas tahu kering dari total kebutuhan bahan kering. Kandungan zat gizi bahan pakan dapat dilihat pada Tabel I. Pakan diberikan berdasarkan kebutuhan bahan kering (DK) sebanyak 3% dari DB awal, sehingga kandungan I)rotein kasar (pK)padaTl =27,48g, T2""73,57g, dan T3 =89,21 g (sesuai dengan standar Kearl (1982) bahwa domba dengan BD 15-20 kg dan pertambahan DB harian so­ 100 g membuluhkan PK sebesar 4-72 g). Ampas tahu kering diberikan pada pukul 07.00, rum put gajah diberikan2 jam setelah pembcrian ampas tahu kering,

Tabel2. Rangkul1uUl Basil Penelitian

dan air minulll disediakan secara ad libitum. Pemeliharaan temak dilakukan selama 14 minggu.

Parameter yang diamati adalah konsumsi bahan kering (BK), pertambahan bobot badan harian (PBBH), bobot potong dan persentase "edible portion". Konsumsi BK dipcroleh dari jumlah pemberian pakan dikurangi sisa pakan dikalikan kadar BK bahan pakan yang dikollsumsi. Pertambahan bobot badan harian diperoleh dari bobot badan akhir dikurangi bobot badan awal dibagi dengan jumlah hari selama perlakuan. Dobot potong diperoleh dari penimbangan ternak sebelulll dipotong yang telah dipuasakan selama 12jam, Persentase "edible portion" diperoleh dengan membandingkan bobot "cdible portion" dengan bobot potong dikalikan dengan 100010.

Domba dipotong di bagian leher dengan memutus vena jugu/aris dan arteri carotis. Darab yang keluar ditampung, dilakukan pengulitan ("pelting"), pengeluaran viscera ("eviscerating") dan pemisahan antara bagian karkas dan nonkarkas (Romans et al., 1994). Karkas dibagi menjadi dua bagian sehingga menjadi potongan karkas kanan dan kid. Penguraian karkas hanya dilakukan pada bagian kiri saja, sedang karkas sebelah kanan tidak diurai karena dianggap relatif sanla dengan karkas bagian kiri. Untuk memperoleh data bobot "edible portion" karkas yaitu dengan mengurai karkas menjadi lemak, daging dan tulang lalu mcnimbang daging, lemak dan ginjal. Bobot "edible portion" non karkas yang diperoleh dengan menimbang dagillg kepala, pipi,

Tabel3. Rataa Booot dagin!

Bobotlemak ..6.e Huruf yanl lidah, ekor, n (Romans et al.. Dataya ragam ("varian terdapat perbe dengan Uji Wil

1982~ Hasilpe potong, bobot I non karkas, pe persentase "e< (P<0,05), se, persentase "edi nyata (P<0,05 disajikan pada' Persent: tinggi (P<O,05: tidak berbeda n nyata deng

atl -:

bobot poto!1g, t karkas yang di dan persentas( seiring peningl dan "edible ~ tersebut terjadi Parameter Tl 1'2 T3 Bobot Potong (g) Dobot Karkas (g)

Dobot non Karkas (g)

Bobot "edible portion" Karkas (g) Dobot "edible portion" nOll Karkas (g)

Persentase karkas (%)

Persentase non knrkas (%)

Persenlase "edible portion" karkas (%)

Persent!lse "edible portion" non karkas (%)

Persentase "edible portion" tolal (%)

21.725.00" 9.517,23' 12.207,77" 7.701,S4' 3.52S,43" 43,S5" 56,15" SO,938 29,13" 51 ,SI 8 253625,006 12.224,50b 13.400,50· 1O.061,49b 4,107,66b 47,72b 52,2Sb 82,28" 30,74" 55,34ftb 27.075,006 13.4S0,70· 13.594,30" 11.370,96· 4.300,Sl b 49,Sl b 50,19b S4,34b 31,71" 57,91 b juga meningkal yang diberik~ meningkatnya 1 konsumsi P memungkinkar lebih tinggi. F dari seekor tl meningkatnya Tabel4. Konsu Konsumsi bal Konsumsiem

..6,c Hurufyang berbeda pada baris yang sama menunjukkan perbedaan yang nyata (P<0,05). KOllsumsi pre

(4)

________

---".w.'-""'''~~.'-''~"-Jd libitum. Tabel3. Rataan Bobot "Edible Portion" Karkas Domba

tminggu. ~ konsumsi )adan harian lse "edible lari jumlah :alikan kadar ertambahan badanakhir 19an jumlah peroleh dari : yang tclah ibJe portion" Ibot "edible kalt dengan her dengan rotis. Darah penguli tan :rating") dan l nonkarkas menjadi dua IlSkanandan padabagian tidak diurai arkas bagian ible portion" ~njadi lemak, g,lemakdan <arkas yang kepala, pipi, ' T3 .7.075,00· 3.480,70c 3.594,30' 1.370,96c 4.3oo,8Ib 49,81 b 50,I9b 84,34b Ba,&ian T1 T2 T3

Bobot daging (g) 6.215, II' 7.358,70° 8.258,74b

Bobot lemak {g} 2.702,7f/' 3.112,22b

.. i.e Hurufyang berbeda pada bal'is yang sarna menunjukkan perbedaan yang nyata (P<O,05).

lidah, ekor, mata, darah, viscera, lemak, Iimpha (Romans et al., 1994) dan tulang rawan.

Data yang terkumpul diatlalisis dengan analisis ragam ("varians") menurut Sudjana (1992). Apabila terdapat perbedaan yang nyata, maka dilanjutkan dengan Uji Wilayah Berganda Duncan (Srigalldono, 1982).

HASILDANPEMBAHASAN

HasH penelitian ini menunjukkan bahwa bobot potong, bobot karkas, persentase karkas, persentase non karkas, persentase "edible portion" karkas dan persentase "edible portion" total berbeda nyata (P<0,05), sedangkan bobot non karkas dan persentase "edible portion" non karkas tidak berbeda nyata (P<O,05). Rangkuman hasil penelitian ini disajikan pada Tabel2.

Persentase "edible portion" total T3 lebih tinggi (P<0,05) daripada

n

dan Tl, akan tetapi Tl tidak berbeda nyata dengan

n,

dan

n

tidak berbeda nyata dengan T3 (TabeI2). Hal ini terjadi karena bobot poto!1~' bobot "edible portion" karkas dan non karkas yang dihasilkan juga berbeda nyata. Bobot dan persentase "edible portion" total meningkat seiring peningkatan bobot "edible portion" karkas dan "edible portion" non karkas. Peningkatan tersebut terjadi karena bobot potong yang dihasilkan juga meningkat seiring peningkatan aras ampas tahu yang diberikan. Hal illi terjadi karena dengan meningkatnya aras ampas tahu dalam ransum, maka konsumsi PK semakin meningkat yang memungkinkan untuk mellcapai bobot potong yang lebih tinggi. Proporsi bagian yang dapat dimakan dari seekor ternak' meningkat seiring dengan meningkatnya bobot potong.

Persentase "edible portion" karkas 1'3 lebih tinggi (p<0,05) daripada T2 dan Tl (Tabel 3), akan tetapi Tl tidak berbeda nyata (p>0,05) dengan

n.

Hal ini karena bobot karkas, persentase karkas, dan bobot "edible portion" karkas yang diperoleh juga berbeda nyata. Bobot karkas dan persentase karkas perlakuan T3 lebih tinggi daripada T2 dan TI. Terdapat kecenderungan bahwa semakin tinggi bobot dan persentase karkas, maka bobot dan persentase "edible portion" karkas juga cenderung semakin tinggi (TabeI3). Selain itu, bobot daging dan bobot lemak karkas yang berbeda nyata menyebabkan bobot dan persentase "edible portion" karkas yang dihasilkanjuga berbeda nyata (P<0,05). Hal ini karena diduga karena tcrdapat hubungan yang erat an tara bobot karkas dengan komponen­ komponennya (Soeparno, 1994).

Rata-rata perselltase "edible portion" karkas pacta penelitian ini bervariasi antara 80,93-84,34% dari bobot karkas. HasH penelitian ini lebih tinggi dari hasil penelitian Lestari et al. (200 I) yang mendapatkan bobot "edible portion" karkas antal'a 75,64-78,96% dari bobot karkas.

Persentase "edible portion" karkas yang tinggi disebabkan oJehbobot dan persentase karkas yang tillggi akibat kOllsumsi pakan yang secara kuantitas dan kualitas lebih baik. Konsumsi BK tercerna pada perlakuan T31ebih tinggi (P<0,05) dibanding

n

dan Tl (Tabel 5), sedangkan antara T2 dan Tl tidak berbeda nyata (P>0,05), Semakin tinggi aras ampas tabu yang diberikan, maka konswnsi BK tercernajuga semakin tillggi. Hal ini yang menyebabkan perlakuan T3 mendapat zat gizi lebih banyak dibanding perlakuan Tl dan T2, sehingga mempengaruhi bobot karkasnya. Konsumsi energi tercerna T3 lebih tinggi (P<0,05) daripada T2 dan Tl, tetapi antara T1 dan T2

Tabel4. Konsumsi Bahan Kerins, Energi, dan Protein Kosar Tercerna

31,71' TI T2 T3

57,91b Konsumsi bahan kering tercerna (glbari)

Konsumsi energi tercerna (Mkallhari)

378,60 1,71 435,79 2,04 643,53 3,02

KOllsumsi protein kasar tercerna (g/hari) 44,52 63,53 94,15

(5)

tidak berbeda nyata (P>O,05). Konsumsi energi . tercerna yang tinggl menyebabkan lemak karkas pada

perlakuan T3 (3112,22 g) dan 1'2 (2702,79 g) yang Berdasarkan hasil penelitian ini dapat dihasilkan lebih tlnggi (P<O,05) dibanding T I (1486,73 disimpulkan bahwa domba yang di\>eri ampas tabu g) (TabeI3). Kandungan lemak yang semakin tinggi kering dengan level yang lebih tinggi menghasilkan mengakibatkan bobot "edible portion" karkas persentase "edible portion" karkas dan "edible semakin meningkat, sehingga persentase "edible portion" total yang tinggi pUla.

portion" karkas yang dihasilkan juga semakin

meningkat. Konsumsi protein kasar tercerna DAFTARPUSfAKA

perlakuan T3 lebih tinggi dibandingkan 1'2 dan T I

(g/hari) (P<O,05). Konsumsi PK iercema pada Adiwinarti, R, C.M.S. Lestari, E. Purbowati, E. Rianto, perlakuan T2 dan T3 telah memenuhi kebutuhan, J.A. Prawoto, 1999. Karakteristik karkas dan sehingga bobot dan persentase "edible portion" yang non karkas domba yang diberi pakan dihasilkan tinggi. Seperti yang dinyatakan oleh tambahan limbah industri kecap dengan aras Tillman et al. (1991), bahwa semakin tinggi konsumsi yang berbeda. J. Pengembangan Peternakan BK, maka akan semakin banyak zat-zat makanan yang Tropis. 24 (4): 127-135.

Tabel 5. Rataan Bobot "Edible Portion" Non Karkas Domba

"Edible Portion" Non Karkas Tl T2 T3

Kepala (g)

Kaki depan I carpus (g) Kaki belakang I tarsus (g) Organ viscera (g) 650,95& 35,03& 39,45& 2.735,75& 778,866 43,97b 46,lOab 3.098,18b 775,696 47,lOb 54,03b 3.293,52b Ekor (g) 67,25­ 140,56& 130,47­

e.b.c Hurnf yang berbeda pada baris yang Sanla menunjukkan perbedaan yang nyata (P<o,05).

. dikonsumsi yang akan digunakan untuk pertumbuhan Hartadi, H,. S. Reksohadiprojodan A. D. Tilbnan. 1990. dan produksi, sehingga berpengaruh pada bobot Tabel Komposisi Pakan untuk Indonesia.

potong dan Dobot karkas. Gadjah Mada University Press, Yogyakarta.

Persimtase "edible portion" non karkas Tl

lebih rendah daripada T2 dan T3, tetapi tidak berbeda C.M.S. Lestari, E. Purbowati dan Mawarti. 200 I. nyata. Hal ini seiring dengan bobot non karkasnya Produksi "edible portion" karkas domba lokal yang tidak berbeda nyata pula (TabeI2). Namun bobot jantan akibat penggantian protein konsentrat bagian-bagian "edible portion" non karkas terlihat dengan protein ampas tahu. J. Pengembangan lebih tinggi (P<O,05) pada 1'2 dan T3 dibandingkan Peternakan Tropis. Special Edition, April: 228 dengan TI (Tabel 5). Hal ini dapat terjadi karena -235.

konsumsi energi tercerna domba pada1'2 dan T3 juga

lebih tinggi daripada Tl. Sesuai dengan pendapat Pulungan, H dan Rangkuti. 1984. Ampas tabu untuk Soeparno (1994), bahwa ternak yang mengkonsumsi makanan ternak. Warta PeneHtian dan energi yang tinggi akan mempunyai jantung, pam­ Pengembangan Pertanian I. Departemen paru, ginja~hati, rumen, retikutum, omasum, usus kecil, Pertanian, Bogor: Hal. 331-335.

usus besar dan total alat pencernaan yang lebih berat

dibanding ternak yang mengkonsumsi pakan dengan Romans, J.R., W.J. Costello, C.W. Carlson, M.L. kandungan energi rendah. Rata-rata "edible portion" Greaser dan K.W. Jones. 1994. The Meat We non karkas hasil penelitian ini lebih rendah (30,53%) Eat. Interstate Printers and Publisher, Inc. dibandingkall dengan penelitian Adiwinarti et al. Denville, Illinois.

(1999),yaitu43,76%.

So

J./ndon.7rop.Anim.Agric. 30 (4) December 2005 252

(6)

L

Soedarmoyo, B. 1982. Pengaruh Jenis Kelamin terhadap Pertumbuhan-Pertumbuhan Bagian­

Bagian Badan dan Karkas Kambing Kacang. Tesis Magister Science. Fakultas Pasca Sarjana lnstitut Pertanian Bogor, Bogor. Soeparno. 1994.llmudanTekhnologi Daging. Gadjah

Mada University Press, Yogyakarta.

Srigandono, B. 1982. Rancangan Percobaan. Fakultas Peternakan Universitas Diponegoro, Semarang. (Tidak diterbitkan).

Sudjana. 1992. Metoda Statistika. Penerbit Tarsito, Bandung. ni dapat lpas tabu ~asilkan , "edible ~. Rianto, ITkasdan j pakan 19anaras temakan

r

-Ib ,b ,b

'.

U1. 1990. lonesia. 'akarta. i. 2001. balokal nsentrat Ibangan Iril :228 u untuk iln dan rtemen I, M.L. leatWe ~r. Inc.

Edible Portion ofRams Carcass Fed Dried Tofu By-product (Akhmadi et a/.)

(7)

AUTHOR INDEX [Volume 30, 2005) Abdullah, M.A.N. 63-74 Adiwinart~ R. 248-253 Akhadiarto, S. 162 - 166 Akhmadi, D. 248 -253 Aku,A.S. 229-236 Andayani, D. 75-80 Arifiantini, R.I. 135-141 Arifiantini, R.I. 217 -223 Arifiantini, R.I. 229-236 Arnim 193 200 Badarina, I. 157 - 161 Boediono, A. 229-236 Christiyanto. M. 242-247 Duldjaman, M. 81-87 Ekowati, T. 1I0-1l8 Hartadi. H. 242-247 Hartono, B. 151-156 Hartono, G. 207 -216 Haryanto, B. 13 -19 Haryoko,1. 13 -19 Hendrart~ E.N. 34-41 Herdis 229-236 Imt!n-Rahayu, H.S. 142 -150 Jamarun, No 193 -200 Khasrad 193 -200 Komariah 34-41 Komariah 88-95 Komariah 201-206 Mahfudz, L.D. 42-46 Manalu, W. 127 -133 Maria, N. 201 - 206 Marsadayanti 96-101 Martijo, H. 63-74 Maryuni, S.S. 26-33 Muhtarudin 20 25 Mukson 1l0- 118 Muktiani, A. 127 - 133 Muliani, H. 102 -109 Nelwida 96 - 101 Noor, R.R. 63-74 Nurhayati 96 - 101 Nurhidayat 186 - 191 Nuswantara, L.K. 172 - 178 Praseno, K. 179-185 Prasetyo, E. 42-46 Prasetyo, E. Prawirodigdo, S. Prawirodigdo, S. Purbowati, E. Pumomoadi, A. Purwanto, G. Rahardjo,A.H.D. Rahmiwati, N. Rianto, E. Riyadhi, R. Riza~ M. Rizal, M. Riztyall Saili. T. Saladin, R. Santoso, U. Santoso, U. Soejono, M. Soejono, M. Subiyant~ V.U. Sudarmoyo, B. Sudjatinah Suherlan, I. Supannan, P. Supriatna, I Suprijatna, E. Sutardi. T. Suthama, N. Ulupi, N. Ulupi, N. Ulupi, N. Utami, S. Utomo, R. Utomo, R. Warnoto Wibowo, C.H. Wibowo, C.H. Widiyaningrum, P. Widyati-Slamet Widyobroto, B.P. Widyobroto, B.P. Wiryawan, K.G. Yulnawati Yusuf, T.L. Yusuf, T.L.

JUR

110- 118 1. Jurnal Pengemb 1-6 dapat berupa h 75 80 (belum pernah c 248 -253 2. Manuskrip dikin 186 -191

Perfect atau WOI 1-6 3. Manuskrip aslil 13-19 pendahuluan, m 217 -223 4. JUDUL. ditulis 186 - 191 standar penulis, 135 - 141 penulis (Labora! 167-171 5. ABSTRACT da 229-236 dibawahnya ditu 53 -61 6. PENDAHULUA 229-236 hipotesis penelil 193 - 200 7. MATERI DAN

n

157 - 161 analisis kimia (bi

237 -241 8. HASIL DAN PE

172 -178 berupa ulasan, I

242-247 pustaka yang rei

1-6 tersendiri bersar 1-6 (maksimal). Bia:

224-228 jumal naik cetak.

142 - 150 9. KESIMPULAN. 13 - 19 satu alenia. 142 -150 10. DAFTAR PUSl 119 -126 jurnallmajalah h; 127 - 133 contoh: 7 -12 JurnallMajalah : 34-41 Lee, B.K, G.F.L 88-95 somatotropin (b 201- 206 149-154. 88-95 172 -178 Buku: 242 -247 Cheeke, P.R., ar 157 - 161 Connecticut. 26-33

224-228 Bab dalam Buku

224 228 Weekes, T.E.S. 47 -52 Metabolism in R 172 - 178 242-247 127 - 133 229-236 135 - 141 217-223

Author Index [Volume 30.2005] 254

Gambar

Tabel  1.  Kadun,&amp;an Zat Gizi Baban Pakan Penelitian a )

Referensi

Dokumen terkait

Kondisi SM Rimbang Baling sangat memprihatinkan saat ini, dan sangat disayangkan jika pada akhirnya, pemasalahan yang terjadi di kawasan konservasi menyebabkan

Pada saat Peraturan Daerah ini mulai berlaku, Peraturan Daerah Kabupaten Nomor 7 Tahun 2001 tentang Retribusi dan Sewa Pemakaian Kekayaan Daerah (Lembaran Daerah

dilakukan penataan ulang layout pabrik ditentukan dengan menghitung jarak perpindahan bahan. Dengan jarak perpindahan bahan yang pendek diharapkan tata letak hasil rancangan dapat

&#34;roses pengeluaran sputum dari paruparu, bronkus dan trakea yang dihasilkan oleh klien &#34;roses pengeluaran sputum dari paruparu, bronkus dan trakea yang dihasilkan oleh

analyze and identify entrepreneur behaviour on business performance especially to Small Medium Enterprise (SMEs) banana processing in South Garut.. The study was

Penelitian ini meliputi tiga tujuan (1) Menemukan variasi penggunaan konjungsi pada surat pembaca di koran Kompas, (2) Memaparkan ketepatan penggunaan konjungsi

Penelitian untuk mengoptimasi penjadwalan kereta menggunakan algoritma greedy dengan aturan FCFS sudah banyak dilakukan, namun ada beberapa hasil penelitian yang kurang

transformasi data = Buka file Crossecl.xls (file/open/data) &gt; pilih Transform – compute &gt; pada Target Variabel isikan nama baru variabel hasil transform missal SQEARNS