• Tidak ada hasil yang ditemukan

PROFIL KESEHATAN KABUPATEN TULANG BAWANG BARAT TAHUN 2012 DINAS KESEHATAN PEMERINTAH KABUPATEN TULANG BAWANG BARAT

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PROFIL KESEHATAN KABUPATEN TULANG BAWANG BARAT TAHUN 2012 DINAS KESEHATAN PEMERINTAH KABUPATEN TULANG BAWANG BARAT"

Copied!
187
0
0

Teks penuh

(1)

PROFIL KESEHATAN

KABUPATEN TULANG BAWANG BARAT

TAHUN 2012

PEMERINTAH KABUPATEN TULANG BAWANG BARAT

DINAS KESEHATAN

(2)

Profil Kesehatan Kab. Tulang Bawang Barat Tahun 2013 i

Berkat rahmat Tuhan Yang Maha Esa, buku “Profil Kesehatan Kabupaten

Tulang Bawang Barat Tahun 2013” ini sudah dapat disusun sebagai rangkaian penyajian data yang dilaksanakan oleh Dinas Kesehatan Kabupaten Tulang Bawang Barat walaupun dalam penerbitannya masih terlambat.

Profil Kesehatan Kabupaten Tulang Bawang Barat merupakan salah satu media yang dapat berperan dalam pemantauan dan evaluasi pencapaian hasil pembangunan kesehatan, termasuk didalamnya kinerja dari penyelenggaraan standar pelayanan minimal (SPM) di bidang kesehatan, pencapaian target

indikator Millenium Development Goals bidang kesehatan.

Profil Kesehatan Kabupaten Tulang Bawang Barat merupakan penyajian yang relatif komprehensif terdiri dari data derajat kesehatan, upaya kesehatan, sumber daya kesehatan dan data umuum serta lingkungan yang berhubungan dengan kesehatan.

Profil Kesehatan Kabupaten Tulang Bawang Barat tahun 2013 menyajikan data sesuai dengan tahun yang tercantum. Dalam penyusunan Profil Kesehatan ini, digunakan data dari bulan Januari s/d Desember 2013 dari semua program di Dinas Kesehatan Kabupaten Tulang Bawang Barat dan beberapa sektor terkait. Untuk menjamin akurasi data, telah dilakukan validasi data melalui mekanisme pemutakhiran data, baik ditingkat Puskesmas maupun di Kabupaten. Berbagai hambatan dan masalah dalam kelengkapan data, ketepatan waktu dan informasi dibahas dan disepakati penyelesaiannya melalui mekanisme ini.

Dalam rangka meningkatkan mutu Profil Kesehatan Kabupaten Tulang Bawang Barat berikutnya, diharapkan saran dan kritik yang membangun, serta

(3)

Profil Kesehatan Kab. Tulang Bawang Barat Tahun 2013 ii

partisipasi dari semua pihak khususnya dalam upaya mendapatkan data yang akurat, tepat waktu dan sesuai dengan kebutuhan. Kepada semua pihak yang telah menyumbangkan pikiran dan tenaganya dalam penyusunan buku ini, kami ucapkan terima kasih.

Panaragan, Mei 2013

Plt. Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Tulang Bawang Barat

dr. WITA HESTRIANI NIP. 19770223 200312 2006

(4)

Profil Kesehatan Kab. Tulang Bawang Barat Tahun 2013 iii

HALAMAN

KATA PENGANTAR I

DAFTAR ISI II

DAFTAR TABEL III

DAFTAR GRAFIK IV

BAB I PENDAHULUAN 1

A. Latar Belakang 1

B. Maksud dan Tujuan 2

C. Sistematika Penulisan 3

BAB II GAMBARAN UMUM 5

A. Geografi 5

B. Administrasi Pemerintah 6

C. Kependudukan 6

BAB III SITUASI DERAJAT KESEHATAN 8

A. Mortalitas 8

C. Morbiditas 14

D. Status Gizi 29

BAB IV SITUASI UPAYA KESEHATAN 32

A. Pelayanan Kesehatan 32

B. Akses dan Mutu Pelayanan Kesehatan 60

C. Prilaku Hidup Masyarakat 63

D. Keadaan Lingkungan 64

BAB V SITUASI SUMBER DAYA KESEHATAN 60

A. Sarana Kesehatan 60

B. Tenaga Kesehatan 64

C. Pembiayaan Kesehatan 69

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN 70

A. Kesimpulan 70

B. Saran 73

LAMPIRAN

(5)

Profil Kesehatan Kab. Tulang Bawang Barat Tahun 2013 iv

Tabel Judul Halaman

2.1 Administrasi Pemerintahan Kab. Tulang Bawang Barat 6

2.2 Jumlah Penduduk 7

3.1 Sepuluh Besar Penyakit 14

4.1 Persentase Cakupan Imunisasi Bayi 39

5.1 Rasio Puskesmas dan Pustu Terhadap Jumlah Penduduk 60

5.2 Jumlah Puskesmas dan Jaringannya 61

5.3 Jumlah Tenaga Medis dan Rasio Terhadap 100.000

Penduduk

65

5.4 Jumlah dan Rasio PerawatTerhadap 100.000 Penduduk 67

(6)

Profil Kesehatan Kab. Tulang Bawang Barat Tahun 2013 v

No Judul Hal

3.1 Angka Harapan Hidup Tahun 2009-2013 9

3.2 Angka Kematian Bayi per 1.000 Kelahiran Hidup Tahun 2009-2013 10

3.3 Angka Kematian Bayi per Puskesmas 11

3.4 Penyebab Kematian bayi 11

3.5 Kasus Kematian Balita (AKABA) Tahun 2009-2013 12

3.6 Kasus Kematian Ibu Maternal Tahun 2009-2013 13

3.7 Kasus Kematian Ibu Maternal Per Puskesmas Tahun 2013 13

3.8 Penyakit Diare Tahun 2009-2013 16

3.9 Distribusi Diare per Puskesmas Tahun 2013 16

3.10 Penemuan Kasus DBD Tahun 2009-2013 18

3.11 Distribusi Kasus DBD per Puskesmas tahun 2013 18

3.12 Angka Penyakit Malaria Tahun 2009-2013 19

3.13 Penyebaran Malaria Per Puskesmas Tahun 2013 20

3.14 Penemuan TB Paru BTA Pos Tahun 2009-2013 21

3.15 Penemuan TB Patu BTA Pos per Puskesmas Tahun 2013 22

3.16 Kasus Pneumonia Pada Balita Tahun 2009-2013 23

3.17 Penemuan Pneumonia Balita per Puskesmas Tahun 2013 24

3.18 Jumlah penderita Kusta Tahun 2009-2013 25

3.19 Distribusi Penderita Kusta per Puskesmas Tahun 2013 26

3.20 Kasus AFP Tahun 2009-2013 27

3.21 Distribusi Penyakit Campak per Puskesmas Tahun 2013 28

3.22 Jumlah Kasus BBLR Tahun 2009-2013 30

3.23 Kasus Gizi Buruk Tahun 2009-2013 31

3.24 Kasus Gizi Buruk per Puskesmas Tahun 2013 31

4.1 Cakupan Kunjungan Bumil K1 dan K4 Tahun 2009-2013 33

4.2 Cakupan Persalinan Oleh tenaga Kesehatan Tahun 2009-2013 34

4.3 Distribusi Persalinan oleh Nakes per Puskesmas tahun 2013 34

4.4 Cakupan Komplikasi Kebidanan yang Ditangani Tahun 2009-2013 35

4.5 Cakupan Imunisasi TT Bumil Tahun 2013 36

4.6 Cakupan Kunjungan Neonatus dan Bayi Tahun 2009-2013 37

4.7 Persentase Neonatus Dengan Komplikasi di tangani tahun 2009-2013 38

4.8 Persentase Cakupan Imunisasi BCG per Puskesmas tahun 2013 40

4.9 Persentase Cakupan Imunisasi DPT + HB per Puskesmas tahun 2013 40

4.10 Persentase Cakupan Imunisasi Polio 3 Tahun 2013 41

4.11 Persentase Cakupan Imunisasi Campak tahun 2013 42

4.12 Persentase Cakupan Desa UCI 43

4.13 Persentase Cakupan Vitamin A Pada Bayi dan Balita tahun 2013 44

(7)

Profil Kesehatan Kab. Tulang Bawang Barat Tahun 2013 vi

No Judul Hal

4.14 Persentase cakupan pemberian Fe1 dan Fe 3 Tahun 2013 44

4.15 Persentase cakupan 90 Fe Bumil per Puskesmas Tahun 2013 45

4.16 Persentase Penimbangan Balita per Puskesmas Tahun 2013 45

4.17 Persentase Balita Gizi Buruk dapat perawatan Tahun 2009-2013 46

4.18 Persentase Pemberian ASI Eksklusif Tahun 2009-2013 47

4.19 Cakupan ASI Eksklusif Bayi 0-6 Bulan per Puskesmas Th 2013 47

4.20 Kejadian Luar Biasa (KLB) Tahun 2013 49

4.21 Persentase JPK Pra Bayar dan Jenisnya Tahun 2013 50

4.22 Persentase Kunjungan Rawat Jalan dan Rawat Inap Tahun 2009-2013 51

4.23 Persentase Desa Siaga Aktif Tahun 2009-2013 52

4.24 Persentase Desa Siaga Aktif Per Puskesmas Tahun 2013 52

4.25 Persentase Rumah Ber-PHBS Tahun 2010- 2013 53

4.26 Persentase Rumah Ber-PHBS per Puskesmas Tahun 2013 54

4.27 Persentase Rumah Sehat Tahun 2009-2013 55

4.28 Persentase Rumah Bebas Jentik Nyamuk Aedes Tahun 2009-2013 56

4.29 Persentase Kepemilikan Sanitasi Dasar Tahun 2009-2013 57

4.30 Proporsi Penggunaan Alat Kontraseps KB Aktif Tahun 2013 59

5.1 Persentase Posyandu Menurut Strata Tahun 2013 62

5.2 Distribusi Posyandu Menurut Strata Tahun 2013 63

5.3 Jumlah dan Distribusi Dokter Umum Tahun 2009-2013 64

5.4 Jumlah dan Distribusi Perawat Tahun 2009-2013 66

(8)

Profil Kesehatan Kab. Tulang Bawang Barat Tahun 2013

1

Latar Belakang

Undang-undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan pasal 17 ayat 1 menyebutkan bahwa pemerintah bertanggung jawab atas ketersediaan akses terhadap informasi, edukasi dan fasilitas pelayanan kesehatan untuk meningkatkan dan memelihara derajat kesehatan yang setinggi-tingginya. Selain itu pada Pasal 168 menyebutkan bahwa untuk menyelenggarakan upaya kesehatan yang efektif dan efisien diperlukan informasi kesehatan yang dilakukan melalui sistem informasi dan melalui kerjasama lintas sektor. Sedangkan pada Pasal 169 disebutkan pemerintah memberikan kemudahan kepada masyarakat untuk memperoleh akses terhadap informasi kesehatan dalam upaya meningkatkan derajat kesehatan masyarakat.

Salah satu keluaran dari penyelenggaraan Sistem Informasi Kesehatan yang selama ini menjadi sarana komunikasi dalam rangka memenuhi kebutuhan informasi adalah Profil Kesehatan. Profil Kesehatan merupakan salah satu paket penyajian data/informasi kesehatan yang lengkap, berisi data derajat kesehatan, upaya kesehatan, sumber daya kesehatan dan data/informasi terkait lainnya. Profil Kesehatan Kabupaten Tulang Bawang Barat adalah gambaran situasi kesehatan di Kabupaten Tulang Bawang Barat yang diterbitkan setahun sekali, yang memuat berbagai data kesehatan dan data pendukung lain yang berhubungan dengan kesehatan, seperti data kependudukan dan keluarga berencana. Data dianalisis dengan analisis sederhana dan ditampilkan dalam bentuk tabel dan grafik. Dalam setiap penerbitan Profil Kesehatan Kabupaten Tulang Bawang Barat, selalu dilakukan berbagai upaya perbaikan baik dari segi analisis dan datanya, sesuai dengan masukan dari berbagai pihak.

Keberhasilan pembangunan kesehatan di Kabupaten Tulang Bawang Barat dapat dilihat pada beberapa indikator yang digunakan untuk memantau

BAB

I

PENDAHULUAN

A

.

(9)

Profil Kesehatan Kab. Tulang Bawang Barat Tahun 2013

2 perkembangan derajat kesehatan seperti Angka Kematian Bayi (AKB) yang menurun, Angka Kematian Anak Balita (AKABA) menurun, Angka Kematian Ibu (AKI) menurun, meningkatnya Angka Harapan Hidup waktu lahir dan status gizi masyarakat. Angka ini dapat dicapai sebagai kontribusi program imunisasi, perbaikan gizi, pengendalian penyakit, perbaikan kesehatan lingkungan, peningkatan sarana dan prasarana kesehatan kepada masyarakat.

Berbagai upaya terobosan telah dilakukan dalam rangka meningkatkan upaya pembangunan kesehatan secara lebih berdaya guna dan berhasil guna serta mendekatkan pelayanan kesehatan kepada masyarakat, meningkatkan pemerataan dan mutu pelayanan utamanya untuk daerah terpencil, secara terus menerus dan sekaligus dapat meningkatkan mutu sumber daya manusia (SDM). Dengan pembangunan yang dilaksanakan secara lebih intensif, berkesinambungan dan merata serta ditunjang oleh informasi kesehatan yang semakin mantap maka diharapkan derajat kesehatan masyarakat yang telah dicapai tersebut dapat semakin ditingkatkan dan menjangkau keseluruh wilayah Kabupaten Tulang Bawang Barat.

Maksud dan Tujuan

Maksud disusunnya Profil Kesehatan ini adalah untuk mengetahui kondisi kesehatan di Kabupaten Tulang Bawang Barat dalam mencapai derajat kesehatan masyarakat yang optimal dan untuk mengetahui potensi, menganalisa permasalahan serta pemecahannya dalam program pengembangan kesehatan di Kabupaten Tulang Bawang Barat.

Tujuan umum disusunnya Profil Kesehatan adalah tersedianya data / informasi yang dapat digunakan untuk merencanakan kegiatan-kegiatan tahunan dan dalam rangka menyediakan sarana untuk mengevaluasi pencapaian pembangunan kesehatan tahun 2013.

Adapun tujuan khusus Profil Kesehatan ini adalah :

1. Diperolehnya gambaran derajat kesehatan di Kabupaten Tulang Bawang Barat

sampai dengan tahun 2013

B

(10)

Profil Kesehatan Kab. Tulang Bawang Barat Tahun 2013

3

2. Diperolehnya gambaran upaya pelayanan kesehatan di Kabupaten Tulang

Bawang Barat sampai dengan tahun 2013

3. Diperolehnya gambaran sumber daya kesehatan di Kabupaten Tulang Bawang

Barat sampai dengan tahun 2013.

Sistematika Penulisan

Sistematika penyajian Profil Kesehatan Kabupaten Tulang Bawang Barat tahun 2013 sebagai berikut :

Bab I : Pendahuluan

Bab ini menyajikan maksud dan tujuan disusunnya Profil Kesehatan Kabupaten Tulang Bawang Barat tahun 2013 dan sistematika penyajiannya.

Bab II : Gambaran Umum

Bab ini menyajikan tentang gambaran umum Kabupaten Tulang Bawang Barat. Selain uraian tentang letak geografis, administratif dan informasi umum lainnya, bab ini juga mengulas faktor-faktor yang berpengaruh terhadap kesehatan dan faktor-faktor lainnya seperti kependudukan, ekonomi, pendidikan, sosial budaya dan lingkungan.

Bab III: Situasi Derajat Kesehatan

Bab ini berisi uraian tentang indikator mengenai angka kematian, angka kesakitan, dan angka status gizi masyarakat.

Bab IV: Situasi Upaya Kesehatan

Bab ini menguraikan tentang pelayanan kesehatan dasar, pelayanan kesehatan rujukan dan penunjang, pemberantasan penyakit menular, pembinaan kesehatan lingkungan dan sanitasi dasar, perbaikan gizi masyarakat, pelayanan kefarmasian dan alat kesehatan.

C

.

(11)

Profil Kesehatan Kab. Tulang Bawang Barat Tahun 2013

4 Bab V : Situasi Sumber Daya Kesehatan

Bab ini menguraikan tentang sarana kesehatan, tenaga kesehatan, pembiayaan kesehatan.

Bab VI : Kesimpulan

Bab ini menguraikan tentang hal-hal penting yang perlu disimak dan ditelaah lebih lanjut dari Profil Kesehatan Kabupaten Tulang Bawang Barat tahun 2013. Selain mengemukakan keberhasilan-keberhasilan yang perlu dicatat, juga mengemukakan hal-hal yang dianggap masih kurang dalam rangka penyelenggaraan pembangunan kesehatan.

Lampiran

Berisi 82 tabel angka pencapaian data kesehatan dan yang terkait kesehatan yang responsif gender.

(12)

Profil Kesehatan Kab. Tulang Bawang Barat Tahun 2013

5 TULANG BAWANG UDIK

TULANG BAWANG TENGAH PAGAR DEWA LAM BU KIBANG GUNUNG TERANG WAY KENANGA KARTARAHARJA GEDUNG RATU GUNUNG KATUN WAY SIDO KARTA SARI KAGUNGAN RATU M ARGA KENCANA DAYAM URNI DAYASAKTI M ARGODADI M ARGOM ULYO M AKARTI M ULYA ASRI PULUNG KENCANA CANDRA KENCANA PENUM ANGAN BARU

PANARAGAN JAYA

PENUM ANGAN LAM A M ENGGALA M AS M ULYA KENCANA PANARAGAN TIRTA KENCANA CAHYO RANDU PAGAR DEWA SUKA M ULYA BUJUNG SARI M ARGA

PAGAR DEWA KIBANG BUDI JAYA TOTO M ULYO SUKA JAYA M ERCUBUANA GUNUNG AGUNG PANCA M ARGA TOTO KATON M AGO SARI M ARGO M ULYO GUNUNG AGUNG

KIBANG YEKTI JAYA SUM BER REJO GILANG TUNGGAL M AKARTA SAKTI JAYA BANGUN JAYA AGUNG JAYA PAGAR BUANA INDRA LOKA II JAYA M URNI W ONOREJO TUNAS JAYA KARTA TUIM IJAJAR K E T E R A N G A N K E C A M ATA N P U S T U P U S K E S M A S (Ya n g d iu su lka n m e n ja d i R a w a t In a p P lu s P o n e d ) K A B W AY K A N A N K A B L A M P U N G U TA R A K A B T U L A N G B AW A N G K A B M E S U JI

Geografi

Kabupaten Tulang Bawang Barat memiliki luas wilayah 1.201 km2. Secara

geografis, Kabupaten Tulang Bawang Barat terletak pada posisi 104,55° - 105,01° Bujur Timur dan 402,0° - 404,6° Lintang Selatan.

Batas-batas wilayah administratif Kabupaten Tulang Bawang Barat adalah sebagai berikut :

a. Sebelah Utara berbatasan dengan Kabupaten Mesuji

b. Sebelah Selatan berbatasan dengan Kabupaten Lampung Utara

c. Sebelah Barat berbatasan dengan Kabupaten Way Kanan

d. Sebelah Timur berbatasan dengan Kabupaten Tulang Bawang dan Kabupaten

Lampung Tengah. Seperti terlihat pada peta berikut ini :

Gambar 2.1

Peta Kabupaten Tulang Bawang Barat

BAB

II

GAMBARAN UMUM

(13)

Profil Kesehatan Kab. Tulang Bawang Barat Tahun 2013

6

Administrasi Pemerintahan

Secara administratif Kabupaten Tulang Bawang Barat yang diresmikan pada tahun 2009 berdasarkan Undang-undang nomor 50 tahun 2008 tentang Pembentukan Kabupaten Tulang Bawang Barat di Provinsi Lampung, dengan delapan kecamatan yang terdiri dari 77 kampung dan dua kelurahan. Sampai tahun 2013 sudah beberapa kali dilakukan pemekaran, sehingga jumlah kampung menjadi 93 kampung dan 3 kelurahan, seperti pada tabel berikut :

Tabel 2.1

Luas Daerah Kabupaten Tulang Bawang Barat Menurut Kecamatan Tahun 2013

No Kecamatan

Luas Wilayah

(Km2)

Jumlah

Desa Kelurahan Desa +

Kelurahan 1 2 3 4 5 6 7 8

Tulang Bawang Tengah Tulang Bawang Udik Tumijajar Lambu Kibang Gunung Terang Gunung Agung Way Kenanga Pagar Dewa 274,9 237,4 133,2 109,8 141,9 127,6 76,5 99,7 17 9 9 10 20 13 9 6 2 - 1 - - - - - 19 9 10 10 20 13 9 6 Jumlah 1.201,0 93 3 96

Sumber : Kantor Statistik Kab. TBB Th 2013

1. Kependudukan

Jumlah penduduk bukan hanya merupakan modal, tetapi juga merupakan beban dalam pembangunan. Karena itu pembangunan di Kabupaten Tulang Bawang Barat diarahkan pada peningkatan kualitas sumber daya manusia seiring dengan pertumbuhan ekonomi yang bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan penduduk. Perkembangan penduduk diarahkan pada pengendalian kuantitas,

(14)

Profil Kesehatan Kab. Tulang Bawang Barat Tahun 2013

7 pengembangan kualitas serta pengarahan mobilitas sehingga mempunyai ciri dan karakteristik yang menguntungkan pembangunan. Jumlah penduduk Kabupaten Tulang Bawang Barat tahun 2013 sebesar 259.731 jiwa, terdiri dari penduduk laki-laki sebesar 133.371 jiwa dan perempuan sebesar 126.360 jiwa, seperti pada tabel dibawah ini :

Tabel 2.2 Jumlah Penduduk

Kabupaten Tulang Bawang Barat Tahun 2013

No Kecamatan Luas (km2) Jml Penduduk (Jiwa) Kepadatan (Jiwa/ km2) 1 2 3 4 5 6 7 8 Tlg Bawang Tengah Tulang Bawang Udik Tumijajar Lambu Kibang Gunung Terang Gunung Agung Way Kenanga Pagara Dewa 274,9 237,4 133,2 109,8 141,9 127,6 76,5 99,7 79.359 31.046 41.954 22.580 31.240 29.151 19.043 5.358 288,6 130,8 324,9 205,6 220,1 228,4 248,9 53,7 Jumlah 1.201,0 259.731 216,3

Sumber : Kantor Statistik Kab. TBB Th 2013

Ciri pokok penduduk di Kabupaten Tulang Bawang Barat, selain jumlahnya yang besar, secara geografis penyebaran penduduk yang tidak merata. Kepadatan

penduduk Kabupaten Tulang Bawang Barat tahun 2013 sebesar 216,3 jiwa/km2,

dengan penduduk terpadat yaitu kecamatan Tumijajar dengan kepadatan mencapai

324,9 jiwa/km2, sedangkan yang paling jarang penduduknya di kecamatan Pagar

Dewa yaitu 53,7 jiwa/km2.

Penyebaran penduduk yang tidak merata tidak terlepas dari adanya pengaruh geografis. Tingkat kemajuan diberbagai kecamatan di kabupaten ini tentunya berkaitan dengan kuantitas infrastruktur. Penyebaran penduduk Kabupaten Tulang Bawang Barat masih beriorientasi pada potensi pertanian, perkebunan dan perdagangan.

(15)

Profil Kesehatan Kab. Tulang Bawang Barat Tahun 2013

8 Derajat kesehatan merupakan pencerminan kesehatan perorangan, kelompok maupun masyarakat yang digambarkan dengan mortalitas, morbiditas dan status gizi masyarakat. Sehat dapat mencakup pengertian yang sangat luas, yakni bukan saja bebas dari penyakit tetapi juga tercapainya keadaan kesejahteraan baik fisik, sosial dan mental.

Derajat kesehatan yang optimal akan dilihat dari unsur kualitas hidup serta unsur-unsur mortalitas dan yang mempengaruhinya, yaitu morbiditas dan status gizi. Untuk kualitas hidup, yang digunakan sebagai indikator adalah angka harapan hidup waktu lahir (Lo).

Selain dipengaruhi oleh faktor kesehatan seperti pelayanan kesehatan dan ketersediaan sumber daya kesehatan, derajat kesehatan masyarakat juga dipengaruhi oleh faktor lain seperti ekonomi, pendidikan, lingkungan sosial serta faktor-faktor lainnya.

Mortalitas (Kematian)

Mortalitas adalah angka kematian yang terjadi pada kurun waktu dan tempat tertentu yang diakibatkan oleh keadaan tertentu, dapat berupa penyakit maupun sebab lainnya. Untuk mortalitas telah disepakati lima indikator yaitu Angka Kematian Bayi (AKB) per 1000 kelahiran hidup, Angka Kematian Balita (AKABA) per 1000 kelahiran hidup, angka kematian Pneumonia pada Balita per 1000 balita, angka kematian Diare pada balita per 1000 balita dan angka kematian Ibu Melahirkan (AKI) per 100.000 kelahiran hidup.

Tingkat kematian secara umum sangat berhubungan dengan tingkat kesakitan. Beberapa faktor yang mempengaruhi tingkat mortalitas dan morbiditas adalah sosial ekonomi, pendidikan, perilaku hidup sehat, lingkungan, upaya kesehatan

BAB

III

SITUASI DERAJAT KESEHATAN

(16)

Profil Kesehatan Kab. Tulang Bawang Barat Tahun 2013

9 dan fertilitas. Gambaran lebih jelas tentang situasi derajat kesehatan penduduk yaitu angka kesakitan dan kematian dijelaskan dalam uraian dibawah ini :

1. Angka Kematian Neonatal (AKN)

Angka Kematian Neonatal (AKN) adalah jumlah penduduk yang meninggal satu bulan pertama setelah kelahiran (28 hari) yang dinyatakan dalam 1.000 kelahiran hidup pada tahun yang sama.Angka kematian neonatal dalam 5 tahun terahir mengalami penurunan dari tahun 2009 dan mengalami stagnasi pada tahun berikutnya.Keadaan kematian sejak tahun 2009 dapat dilihat pada grafik berikut ini.

Grafik 3.1

Kasus Kematian Neonatal

di Kabupaten Tulang Bawang Barat tahun 2009-2013

Pada grafik tersebut terlihat ada peningkatan yang signifikan antara tahun 2009 dan 2010 yaitu dari 21 kasus menjadi 36 kasus kematian neonatal, sedangkan sampai tahun 2013 tidak ada peningkatan kematian neonatal.

2. Angka Kematian Bayi (AKB)

Angka Kematian Bayi (AKB) merupakan indikator yang lazim digunakan untuk menentukan derajat kesehatan masyarakat, baik pada tingkat

(17)

Profil Kesehatan Kab. Tulang Bawang Barat Tahun 2013

10 Kabupaten, Provinsi maupun Nasional. AKB adalah kematian bayi yang terjadi antara saat setelah bayi lahir sampai belum berusia tepat satu tahun.

Angka kematian bayi tahun 2009-2013 menunjukkan angka fluktuatif naik turun. Pada tahun 2009 angka kematian bayi sebanyak 16 bayi ( 3,2 per 1.000 kelahiran hidup), tahun 2010 sebanyak 44 bayi ( 8,8 per 1.000

kelahiran hidup), tahun 2011 sebanyak 36 bayi (7,9 per 1.000 KH), tahun

2012 sebanyak 39 bayi (8,6 per 1.000 KH), sedangkan tahun 2013 sebanyak 37 (8,12 per 1.000 KH) seperti terlihat pada grafik di bawah ini :

Grafik 3.2 Kasus Kematian Bayi

di Kabupaten Tulang Bawang Barat tahun 2009-2013

Sumber : Seksie Kesga Dinkes Kab. TBB Thn 2013

Dari grafik di atas, terlihat adanya kenaikan kematian bayi yang signifikan dari tahun 2009 ke tahun 2013, tahun 2013 sebesar 37 kasus (8,12 per 1.000 KH). Angka tersebut masih dibawah target MDGs tahun 2015 yaitu sebesar 23 per 1.000 KH, yang artinya merupakan keberhasilan yang baik dalam upaya meningkatkan pelayanan kesehatan masyarakat di Kabupaten Tulang Bawang Barat.

Jumlah kematian bayi pada tahun 2013 terbanyak berada di wilayah Puskesmas Mulya Asri kec. Tulang Bawang Tengah, sedangkan kematian bayi terendah di Pagar Dewa, seperti pada grafik berikut :

(18)

Profil Kesehatan Kab. Tulang Bawang Barat Tahun 2013

11 Grafik 3.3

Kasus Kematian Bayi per Puskesmas di Kabupaten Tulang Bawang Barat tahun 2013

Sumber : Seksie kesga Dinkes Kab. TBB Thn 2013

Sedangkan penyebab kematian bayi di kabupaten Tulang Bawang Barat tahun 2013 dapat dilihat pada grafik berikut :

Grafik 3.4

Penyebab Kematian Bayi

Kabupaten Tulang Bawang Barat Tahun 2013

Sumber : Seksie kesga Dinkes Kab. TBB Thn 2013

2. Angka Kematian Balita (AKABA)

Angka Kematian Balita (AKABA) adalah jumlah kematian anak umur 0-<5 tahun per 1000 kelahiran hidup, juga memberi gambaran status ekonomi dan pelayanan kesehatan. Berdasarkan data yang terdapat di Dinas Kesehatan

(19)

Profil Kesehatan Kab. Tulang Bawang Barat Tahun 2013

12 Kabupaten Tulang Bawang Barat, tahun 2009 terdapat 1 kasus kematian balita dari 26.582 balita, tahun 2010 dan tahun 2011 tidak ada kematian, tahun 2012 ada 1 kematian, dan tahun 2013 terdapat 3 kematian anak balita (1-5 tahun).

Grafik 3.5 Kematian Anak Balita

di Kabupaten Tulang Bawang Barat Tahun 2009-2013

Sumber : Seksie kesga Dinkes Kab. TBB Thn 2013

3. Angka Kematian Ibu Maternal (AKI)

Angka Kematian Ibu Maternal (AKI) berguna untuk menggambarkan

tingkat kesadaran perilaku hidup sehat, status gizi dan kesehatan ibu, kondisi kesehatan lingkungan, tingkat pelayanan kesehatan terutama untuk ibu hamil, waktu melahirkan dan masa nifas.

Tinggi rendahnya laporan kasus kematian ibu dipengaruhi oleh sistem pencatatan dan pelaporan secara aktif dan pasif. Pada tahun 2009 kasus kematian ibu maternal di Kabupaten Tulang Bawang Barat sebesar 1 kasus dari 4.962 KH, tahun 2010 terdapat 5 kasus kematian ibu dari 6.321 KH,tahun 2011 terdapat 5 kasus kematian ibu dari 4.585 KH, tahun 2012 terdapat 5 kasus kematian ibu dari 4.556 KH, sedangkan tahun 2013 menurun menjadi 4 kasus kematian dari 4.952 KH, seperti terlihat pada grafik berikut :

(20)

Profil Kesehatan Kab. Tulang Bawang Barat Tahun 2013

13 Grafik 3.6

Kasus Kematian Ibu Maternal

di Kabupaten Tulang Bawang Barat tahun 2009-2013

Sumber : Seksie kesga Dinkes Kab. TBB Thn 2013

Kematian ibu pada tahun 2013 terjadi di beberapa wilayah Puskesmas, seperti terlihat pada grafik dibawah ini :

Grafik 3.7

Kasus Kematian Ibu Maternal Per Wilayah Puskesmas Tahun 2013

Sumber : Seksie kesga Dinkes Kab. TBB Thn 2013

Kasus Kematian pada tahun 2013 terjadi di wilayah kerja Puskesmas Panaragan Jaya sebanyak 2 kasus, Puskesmas Daya Murni 1 kasus dan Puskesmas Kibang Budi Jaya 1 kasus. Adapun penyebab kematian ibu yaitu 1 kasus eklampsi, 1 kasus pendarahan, 1 kasus infeksi dan1 kasus lain-lain.

(21)

Profil Kesehatan Kab. Tulang Bawang Barat Tahun 2013

14

Morbiditas

Morbiditas adalah angka kesakitan, dapat berupa angka insiden maupun angka prevalensi dari suatu penyakit. Morbiditas menggambarkan kejadian penyakit dalam suatu populasi pada kurun waktu tertentu. Morbiditas juga berperan dalam penilaian terhadap derajat kesehatan.

Untuk morbiditas telah disepakati beberapa indikator yaitu angka kesakitan Demam Berdarah Dengue (DBD) per 100.000 penduduk, angka kesakitan Malaria per 1.000 penduduk, persentase kesembuhan TB Paru, prevalensi penderita HIV /AIDS terhadap penduduk beresiko dan angka Accute Flaccid Paralyse (AFP) pada anak < 15 tahun per 100.000 anak. Morbiditas atau angka kesakitan penduduk pada suatu wilayah dapat dilihat dari beberapa hal diantaranya pola penyakit dan penyakit potensial yang berkembang, baik penyakit menular maupun tidak menular. Sepuluh besar penyakit rawat jalan di puskesmas di Kabupaten Tulang Bawang Barat selama tahun 2013 adalah sebagai berikut :

Tabel 3.1

Sepuluh Besar Penyakit di Kabupaten Tulang Bawang Barat Tahun 2013

NO JENIS PENYAKIT JUMLAH %

1 Commond Cold 8.543 17,18 2 Hipertensi 7.654 15,39 3 Gastritis 5.987 12,04 4 Fibris 5.581 11,22 5 Dispepsia 4.123 8,29 6 ISPA 4.063 8,17

7 Penyakit sistem otot 3.880 7,80

8 Diare 3.536 7,11

9 Penyakit usus lainnya 3.498 7,03

10 Myalgia 2.860 5,75

JUMLAH 49.725 100

Sumber : Seksie PKDR Dinkes Kab. TBB Thn 2013

(22)

Profil Kesehatan Kab. Tulang Bawang Barat Tahun 2013

15 Pada tabel di atas terlihat bahwa penyakit Common Cold merupakan penyakit yang terbanyak pada pasien rawat jalan tahun 2013 dengan jumlah 17,18 %, diikuti penyakit Hipertensi dengan jumlah 15,39%. Sedangkan Myalgia menempati urutan terakhir sebesar 5,75%.

1. TB Paru

Penyakit Tuberculosis (TBC) merupakan penyakit menular langsung yang

disebabkan oleh kuman Mycobacterium tuberculosis. Bakteri ini sangat kuat

sehingga memerlukan waktu lama untuk mengobatinya. TBC biasanya menyerang organ paru-paru, tetapi dapat juga menyerang bagian tubuh lain, seperti kelenjar getah bening, selaput otak, kulit, tulang dan lain-lain. MDGs menjadikan TB Paru sebagai salah satu penyakit yang menjadi target diturunkan, selain malaria dan HIV / AIDS.

Penanggulangan TB Paru dilaksanakan dengan Strategi DOTS. Sesuai

dengan rekomendasi WHO yang terdiri atas 5 komponen yaitu Komitmen

politis, diagnosis TB dengan mikroskopis, PMO, kesinambungan ketersediaan OAT dan pencatatan pelaporan yang baik dan benar.

Penemuan TB Paru BTA positif dari tahun 2009-2013 masih fluktuatif dan belum mencapai target nasional yaitu CDR 80 %. Penemuan TB Paru di Kabupaten Tulang Bawang Barat dapat dilihat pada tabel berikut :

Grafik 3.8

Persentase Penemuan TB Paru BTA Positif di Kabupaten Tulang Bawang Barat Tahun 2009-2013

(23)

Profil Kesehatan Kab. Tulang Bawang Barat Tahun 2013

16 Berdasarkan tabel diatas diketahui penemuan TB Paru BTA positif pada tahun 2013 turun menjadi 139 kasus (34,6%) dibandingkan tahun sebelumnya walaupun masih dibawah target penemuan, dimana jumlah absolut yang dicapai sebesar 139 (34,6 %) penderita dari target penemuan tahun 2013 sebesar 402 penderita TB Paru BTA Positif. Dengan demikian angka penemuan kasus TB Paru BTA Positif di Kabupaten Tulang Bawang Barat tahun 2013 masih rendah yaitu sebesar 34,6 %, sedangkan target nasional sebesar 80 %.

Penemuan TB Paru tahun 2013 secara keseluruhan berjumlah 174 kasus, dari jumlah tersebut terdapat 146 kasus BTA Pos, 27 BTA (-) Ro (+) dan satu kasus extra paru.

Sedangkan penemuan TB Paru BTA (+) per wilayah puskesmas dapat dilihat pada grafik berikut ini :

Grafik 3.9

Penemuan TB Paru BTA (+) Per wilayah Puskesmas Tahun 2013

Sumber : Seksie P2 Dinkes Kab. TBB Thn 2013

2. Infeksi Saluran Pernapasan Atas (ISPA)

Tujuan program pemberantasan penyakit Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) adalah menurunkan angka kesakitan dan angka kematian

(24)

Profil Kesehatan Kab. Tulang Bawang Barat Tahun 2013

17 terutama pada anak balita. Setiap anak balita diperkirakan mengalami 3-6 episode ISPA setiap tahunnya dan proporsi kematian yang disebabkan ISPA mencakup 20-30 %. Hampir seluruh kematian karena ISPA pada balita disebabkan karena Pneumonia. Pneumonia masih merupakan masalah kesehatan terutama pada balita. Menurut hasil Riskesdas 2007, pneumonia merupakan penyebab kematian nomor dua pada balita setelah diare.

Penemuan Pneumonia balita di Kabupaten Tulang Bawang Barat selama 5 tahun ini masih rendah, dimana pada tahun 2009 ditemukan sebanyak 43 kasus (1,6%), pada tahun 2010 ditemukan sebanyak 15 kasus (0,5%), tahun 2011 ditemukan 16 kasus (0,5 %), tahun 2012 ditemukan sebanyak 38 kasus (1,6%), sedangkan tahun 2013 ditemukan 78 kasus (2,7%). Seperti terlihat pada grafik berikut :

Grafik 3.10

Persentase Pneumonia pada Balita

di Kabupaten Tulang Bawang Barat Tahun 2009-2013

Sumber : Seksie P2 Dinkes Kab. TBB Thn 2013

Berdasarkan grafik diatas diketahui bahwa penemuan Pneumonia di Kabupaten Tulang Bawang Barat masih jauh dari target, dimana target nasional adalah 10 % dari jumlah balita dalam satu tahunnya.

Sedangkan penemuan Pneumonia tahun 2013 per wilayah puskesmas dapat dilihat pada grafik berikut ini :

(25)

Profil Kesehatan Kab. Tulang Bawang Barat Tahun 2013

18 Grafik 3.11

Penemuan Pneumonia pada Balita per Wilayah Puskesmas di Kabupaten Tulang Bawang Barat Tahun 2013

Sumber : Seksie P2 Dinkes Kab. TBB Thn 2013

Berdasarkan grafik diatas terlihat bahwa pneumonia balita terdapat di wilayah puskesmas Mulya Asri, sementara masih banyak puskesmas yang belum melaporkan kasus pneumonia balita. Pneumonia balita masih rendah ini dikarenakan belum optimalnya penegakan diagnosa pneumonia di puskesmas dan belum terlatihnya tenaga di balai pengobatan/kebidanan di puskesmas.

3. HIV (Human Imunodefeciency) /AIDS (Acquired Immunedefeciency

Syndroma)

Penyakit HIV/AIDS merupakan salah satu penyakit menular seksual yang belum ditemukan obatnya dan mempunyai dampak sosial yang luas. Pemberantasan penyakit seksual termasuk infeksi HIV/AIDS merupakan salah satu program yang menjadi prioritas yang dilaksanakan secara nasional. Kegiatan dalam penanggulangan penyakit seksual ini dilaksanakan dengan penemuan dan pengobatan penderita baik secara pasif di puskesmas maupun secara aktif dengan melakukan survey dengan sasaran kelompok resiko tinggi seperti PSK, narapidana, karyawan tempat hiburan, panti pijat, diskotik dan lain sebagainya.

(26)

Profil Kesehatan Kab. Tulang Bawang Barat Tahun 2013

19 Penemuan penderita HIV/AIDS di Kabupaten Tulang Bawang Barat tahun 2009 sampai tahun 2013 dapat dilihat pada grafik dibawah ini :

Grafik 3.12 Penemuan HIV/AIDS

di Kabupaten Tulang Bawang Barat Tahun 2009-2013

Sumber : Seksie P2 Dinkes Kab. TBB Thn 2013

4. P2 Diare

Penyakit diare masih menjadi masalah yang serius dan merupakan salah satu faktor yang menyebabkan kematian bayi dan balita di negara sedang berkembang termasuk di Indonesia, dan merupakan salah satu penyakit yang berpotensi menjadi KLB. Untuk itu perlu penanganan yang serius terutama penemuan kasus sedini mungkin, pengobatan penderita dan pemberian oralit untuk mengatasi dehidrasi ditingkat rumah tangga.

Penanganan tidak hanya dilakukan secara kuratif tetapi juga dengan

preventif. Kematian akibat diare terbanyak disebabkan oleh kekurangan vitamin A, dehidrasi, disentri dan diare persisten. UKBM (Usaha Kesehatan Bersumber Masyarakat) merupakan salah satu bentuk upaya untuk penanggulangan diare di masyarakat.

Indikator yang mempengaruhi penanggulangan kasus diare yaitu cakupan rumah tangga ber-PHBS (Perilaku Hidup Bersih dan Sehat), persentase akses

(27)

Profil Kesehatan Kab. Tulang Bawang Barat Tahun 2013

20 air bersih (keluarga yang diperiksa per KK seluruhnya) dan cakupan kepemilikan jamban.

Penyakit diare sampai saat ini masih menjadi masalah kesehatan masyarakat, walaupun secara umum angka kesakitan masih fluktuatif. Penemuan penderita diare di Kabupaten Tulang Bawang Barat tahun 2009 sebanyak 1.981 (37 %), tahun 2010 penderita diare sebanyak 5.149 (48,65 % ), tahun 2011 sebanyak 5.116 (47,7 % ), tahun 2012 sebanyak 4.628 (42,33 % ), sedangkan tahun 2013 penderita diare sebanyak 4.574 (82,3%) seperti terlihat pada grafik berikut :

Grafik 3.13

Trend Persentase Penyakit Diare

di Kabupaten Tulang Bawang Barat Tahun 2008-2013

Sumber : Seksi P2 Dinkes Kab. TBB Thn 2012

Pada grafik diatas terlihat capaian penderita diare tahun 2013 meningkat tajam sebesar 82,3%, ini terjadi karena adanya perubahan angka kesakitan diare/1.000 penduduk sebesar 214 pada tahun 2013, sedangkan tahun 2009-2012 memakai angka kesakitan diare/1.000 sebesar 423.

Sedangkan distribusi penyakit diare tahun 2013 dapat dilihat pada grafik berikut :

(28)

Profil Kesehatan Kab. Tulang Bawang Barat Tahun 2013

21 Grafik 3.14

Distribusi Kasus Diare per Puskesmas Di Kabupaten Tulang Bawang Barat Tahun 2013

Sumber : Seksi P2 Dinkes Kab. TBB Thn 2013

Dari grafik di atas terlihat bahwa kasus diare terbanyak terjadi di wilayah Puskesmas Daya Murni yaitu sebanyak 1.143 kasus, sedangkan kasus terendah terjadi di wilayah Puskesmas Mercubuana, dimana diare sebanyak 81 kasus.

5. Kusta

Penyakit Kusta merupakan salah satu penyakit menular yang masih menjadi masalah kesehatan di Kabupaten Tulang Bawang Barat, baik dari aspek medis maupun aspek sosial. Penyakit kusta disebabkan oleh bakteri Mycobacterium leprae, dan biasanya menyerang saraf tepi kulit dan jaringan tubuh lainnya. Penyakit ini merupakan penyakit menular yang sifatnya kronis,

sumber penularan penyakit ini adalah penderita kusta Multi Basiler (MB) atau

kusta basah dengan kontak yang cukup lama.

Indikator program penanggulangan kusta berdasarkan standar pelayanan

minimal (SPM) adalah angka kesembuhan (RFT : Release From Treatment)

dan angka kesakitan per 10.000 penduduk. Untuk tahun 2013 indikator yang ingin dicapai yaitu angka prevalensi < 1 per 10.000 penduduk.

(29)

Profil Kesehatan Kab. Tulang Bawang Barat Tahun 2013

22 Dari tahun 2009-2013 di Kabupaten Tulang Bawang Barat penemuan penyakit Kusta fluktuatif naik turun, penemuan terbanyak terjadi pada tahun 2009, seperti terlihat pada tabel berikut ini :

Grafik 3.15

Penderita Penyakit Kusta PB dan MB

Kabupaten Tulang Bawang Barat Tahun 2009-2013

Sumber : Seksi P2 Dinkes Kab. TBB Thn 2013

Tahun 2009 ditemukan 12 kasus dengan RFT 1 orang (8,33 %) pada tahun

2010 ditemukan 3 penderita Kusta tipe MB, tahun 2011 ditemukan 3 kusta

PB dan 4 kusta MB dengan RFT pada tahun 2011 yaitu kusta PB sebanyak 1 orang (33,3%) dan RFT kusta MB sebanyak 7 orang (70 %), pada tahun 2012 ditemukan 1 kusta PB dan 6 kusta MB, dengan RFT pada tahun 2012 yaitu RFT kusta PB 4 orang (100%) dan RFT kusta MB 3 orang (33 %), sedangkan pada tahun 2013 ditemukan kusta MB 6 orang dan RFT kusta MB 0.

Distribusi penderita Kusta PB dan MB per wilayah puskesmas dapat dilihat pada grafik berikut :

(30)

Profil Kesehatan Kab. Tulang Bawang Barat Tahun 2013

23 Grafik 3.16

Distribusi Penderita Kusta PB dan MB per Puskesmas Kabupaten Tulang Bawang Barat Tahun 2013

Sumber : Seksi P2 Dinkes Kab. TBB Thn 2013

6. AFP (Acute Flaccid Paralysis)

Dalam upaya untuk membebaskan Indonesia dari Polio, pemerintah

melaksanakan program Eradikasi Polio (ERAPO) yang terdiri dari pemberian

imunisasi polio secara rutin, pemberian imunisasi massal pada anak balita melalui PIN (Pekan Imunisasi Nasional) dan Surveilans AFP (Acute Flaccid Paralysis). Surveilans AFP bertujuan untuk memantau adanya penyebaran virus polio liar di suatu wilayah, sehingga upaya-upaya pemberantasannya menjadi terfokus dan efisien.

Kasus Acute Flacccid Paralysis (AFP) adalah kejadian lumpuh layuh

mendadak, bukan karena ruda paksa / kecelakaan yang terjadi pada anak usia < 15 tahun. Dengan target penemuan kasus 2/100.000 anak usia < 15 tahun. Selama kurun waktu 4 tahun dari tahun 2009-2013 selalu ditemukan kasus AFP, tetapi dari seluruh kasus AFP yang ditemukan tidak ada yang

positif Polio. Tahun 2009 ditemukan sebanyak 3 kasus AFP dengan Incident

rate 3,07 per 100.000 anak < 15 tahun, semuanya ditemukan di kecamatan

Tulang Bawang Tengah. Pada tahun 2010 ditemukan 3 kasus AFP, yaitu di kecamatan Tumijajar 1 kasus, kecamatan Gunung Terang 1 kasus dan Kecamatan Way Kenanga sebanyak 1 kasus. Tahun 2011 ditemukan 2 kasus

(31)

Profil Kesehatan Kab. Tulang Bawang Barat Tahun 2013

24 AFP dengan Incident rate 2,57 per 100.000 anak < 15 tahun, ditemukan di kecamatan Tulang Bawang Tengah 1 kasus dan di Kecamatan Way Kenanga sebanyak 1 kasus, tahun 2012 ditemukan 3 kasus AFP dengan Incident rate 4,13 per 100.000 anak < 15 tahun, semuanya ditemukan di kecamatan Tulang Bawang Tengah. Sedangkan tahun 2013 ditemukan 4 kasus AFP dengan

Incident Rate 5,5 per 100.000 anak < 15 tahun, masing-masing ditemukan di wilayah kerja puskesmas Panaragan Jaya 1 kasus, puskesmas Mulya Asri 2 kasus dan puskesmas Pagar Dewa 1 kasus.

Grafik 3.17

Kasus AFP Tahun 2009-2013 Kabupaten Tulang Bawang Barat

Sumber : Seksie Cegmat Dinkes Kab. TBB Thn 2013

Berdasarkan grafik diatas terlihat bahwa penemuan kasus AFP di Kabupaten Tulang Bawang Barat selama 5 tahun ini sudah melewati target program.

7. PD3I / Penyakit Dapat Dicegah Dengan Imunisasi

Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi (PD3I) seperti TBC, Diptheri, Pertusis, Campak, Tetanus Neonatorum, Polio dan Hepatitis B merupakan salah satu penyebab kematian anak di negara-negara berkembang termasuk Indonesia. Diperkirakan 1,7 juta kematian pada anak atau 5 % pada balita di Indonesia akibat PD3I. Untuk mencapai target nasional dan global dalam eradikasi dan reduksi terhadap PD3I, cakupan imunisasi harus

(32)

Profil Kesehatan Kab. Tulang Bawang Barat Tahun 2013

25 dipertahankan setinggi-tingginya dan merata sampai mencapai tingkat

Population Immunity (kekebalan masyarakat) yang tinggi.

Pada tahun 2009, terdapat 2 kasus Tetanus Neonatorum di wilayah Puskesmas Totomulyo, Campak 48 kasus dibeberapa wilayah puskesmas. Tahun 2010 ditemukan Tetanus Neonatorum satu kasus di wilayah Puskesmas Karta Raharja. Tahun 2011 juga ditemukan satu kasus Tetanus Neonatorum di wilayah Puskesmas Totomulyo. Selain itu juga di temukan kejadian penyakit Campak sebanyak 25 kasus yang terjadi di beberapa wilayah puskesmas. Pada tahun 2012 terjadi satu kasus Tetanus Neonatorum di wilayah kecamatan Lambu Kibang, penyakit campak 7 orang, hepatitis B nol. Sedangkan tahun 2013 ditemukan 3 kasus campak, 2 kasus di wilayah kecamatan Tumijajar dan 1 kasus di kecamatan Gunung Terang selain itu juga ditemukan 1 kasus pertusis di kecamatan Tulang Bawang Tengah.

Grafik 3.18

Distribusi Penyakit Campak per Puskesmas Kabupaten Tulang Bawang Barat tahun 2013

Sumber : Seksie Cegmat Dinkes Kab. TBB Thn 2013

8. Demam Berdarah Dengue (DBD)

Hingga saat ini pemberantasan penyakit DBD belum bisa dilaksanakan sampai tuntas. Hal ini berkaitan dengan perilaku dan cara pencegahan yang ada di masyarakat belum berjalan secara maksimal, artinya pemberdayaan

(33)

Profil Kesehatan Kab. Tulang Bawang Barat Tahun 2013

26 masyarakat dengan koordinasi lintas sektor terkait dalam mengantisipasi penyakit DBD belum bisa diandalkan.

Disisi lain surveilans epidemiologi DBD masih dihadapkan pada beberapa permasalahan, antara lain kasus-kasus yang dilaporkan dengan diagnosa DBD, tidak semuanya didukung dengan pemeriksaan laboratorium. Hal ini

menyebabkan pengelompokan penderita dan pelaporan Demam Dengue,

DBD atau Dengue shock Syndroma (DSS) belum terlaksana seperti yang

diharapkan.

Perkembangan penyakit DBD di Kabupaten Tulang Bawang Barat selama tahun 2009-2010 menunjukkan fluktuatif menurun dan naik kembali pada tahun 2011 dan 2012. Pada tahun 2009 ditemukan 35 kasus DBD ( IR 13,92 per 100.000 penduduk), tahun 2010 ditemukan sebanyak 18 kasus, pada tahun 2011 ditemukan sebanyak 22 kasus (IR 8,7 per 100.000 penduduk), tahun 2012 sebanyak 70 kasus (IR 27,1 per 100.000 penduduk) dan tahun 2013 ditemukan 341 kasus (IR 132,1 per 100.000) seperti tampak pada grafik berikut :

Grafik 3.19 Penemuan Kasus DBD

Di Kabupaten Tulang Bawang Barat tahun 2009-2013

Sumber : Seksie P2 Dinkes Kab. TBB Thn 2013

Pada tahun 2013, kasus DBD tersebut tersebar di 8 wilayah Puskesmas di Kabupaten Tulang Bawang Barat, seperti pada grafik berikut :

(34)

Profil Kesehatan Kab. Tulang Bawang Barat Tahun 2013

27 Grafik 3.20

Distribusi Kasus DBD per Puskesmas Kabupaten Tulang Bawang Barat tahun 2013

Sumber : Seksi P2 Dinkes Kab. TBB Thn 2013

Kasus DBD dengan jumlah terbanyak terjadi di Puskesmas Kibang Budi Jaya yaitu sebanyak 81 kasus (23,7%), dan berikutnya Puskesmas Sukajaya sebanyak 70 kasus (20,5%), sedangkan Puskesmas Totomulyo tidak ada kasus DBD.

9. Malaria

Malaria secara epidemiologi merupakan penyakit menular yang lokal spesifik, dan endemis di daerah-daerah yang berawa-rawa, genangan air payau di tepi laut dan tambak-tambak ikan yang tidak terurus. Malaria merupakan salah satu penyakit menular yang mematikan. Setidaknya 270 juta penduduk dunia menderita Malaria, WHO mencatat setiap tahunnya tidak kurang 1 hingga 2 juta penduduk meninggal karena penyakit yang sebarkan

oleh nyamuk Anopheles. Di Indonesia rata-rata kasus malaria klinis sebesar

15 juta per tahun dan mengancam penduduk di daerah endemis, 60 % diantaranya menyerang usia produktif.

Penyakit Malaria di Kabupaten Tulang Bawang Barat pada tahun 2009 sebesar 900 klinis dan 66 kasus positif (AMI 0,26 per 1.000 penduduk), tahun 2010 malaria klinis 1.043 kasus dan malaria positif sebanyak 51 kasus (API 0,2 per 1.000 penduduk), tahun 2011 penderita malaria klinis sebanyak

(35)

Profil Kesehatan Kab. Tulang Bawang Barat Tahun 2013

28 1.368 kasus dan malaria positif sebesar 49 kasus, tahun 2012 malaria positif sebesar 34 kasus, sedangkan tahun 2013 terdapat 18 kasus malaria positif seperti terlihat pada grafik dibawah ini :

Grafik 3.21

Penderita Penyakit Malaria

Kabupaten Tulang Bawang Barat Tahun 2009-2013

Sumber : Seksi P2 Dinkes Kab. TBB Thn 2013

Selama kurun waktu tahun 2009 sampai 2013 belum ada kematian penderita Malaria, sedangkan penyebaran Malaria di Kabupaten Tulang Bawang Barat pada tahun 2013 tidak merata, seperti pada grafik berikut ini :

Grafik 3.22

Penyebaran Penderita Malaria (Positif) per Puskesmas Di Kabupaten Tulang Bawang Barat Tahun 2013

(36)

Profil Kesehatan Kab. Tulang Bawang Barat Tahun 2013

29 Berdasarkan tabel diatas terlihat bahwa wilayah puskesmas Sukajaya paling tinggi penemuan Malaria positif, sedangkan wilayah puskesmas Totomulyo dan Pagar Dewa tidak ada penemuan Malaria pada tahun 2013.

Status Gizi

Salah satu upaya pemerintah dalam meningkatkan sumber daya manusia dan sekaligus dalam pengentasan kemiskinan adalah dengan meningkatkan gizi anak terutama anak balita. Keadaaan gizi terutama pada masa balita akan sangat mempengaruhi kecerdasan manusia dewasa karena kecukupan gizi sangat diperlukan dalam pertumbuhan otak.

Batas ambang yang digunakan untuk status gizi adalah gizi buruk, gizi kurang, gizi baik dan gizi lebih. Status gizi buruk pada balita merupakan kondisi yang selalu ditemui di masyarakat, oleh karena itu persentase gizi buruk perlu terus ditekan hingga tidak melebihi angka 5 %.

1. Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR)

Hingga saat ini BBLR masih merupakan masalah karena merupakan penyebab kesakitan dan kematian pada masa bayi baru lahir. BBLR adalah bayi dengan berat lahir kurang dari 2500 gram tanpa memandang masa kehamilan. BBLR adalah bayi yang ditimbang dalam satu jam setelah lahir. Angka kejadian BBLR di Indonesia berkisar 9-30 % dan bervariasi antara satu dengan daerah lainnya. Sebanyak 25 % bayi baru lahir dengan BBLR meninggal dan 50 % nya meninggal saat bayi.

Jumlah BBLR di Kabupaten Tulang Bawang Barat tahun tahun 2009

sebanyak 652 (13,14%) dari total bayi lahir hidup (4.962), tahun 2010 jumlah BBLR sebanyak 527 bayi (11,6%) dari jumlah bayi lahir hidup (4.539), pada tahun 2011 jumlah BBLR sebanyak 530 bayi (11,5%) dari jumlah bayi lahir hidup (4.585), tahun 2012 jumlah BBLR sebanyak 290 bayi (6,4%) dari jumlah bayi lahir hidup (4.556). Sedangkan tahun 2013 jumlah BBLR sebanyak 399 bayi (8,0%) dari jumlah bayi lahir hidup (4.969).

(37)

Profil Kesehatan Kab. Tulang Bawang Barat Tahun 2013

30 Kasus BBLR tahun 2012 menurun tajam dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya, ini terjadi kemungkinan karena faktor pencatatan dan pelaporan belum terkoordinasi dengan baik. BBLR yang ditemukan semua telah mendapatkan pelayanan kesehatan. Kasus BBLR selama kurun waktu lima tahun dapat dilihat pada grafik di bawah ini :

Grafik 3.23 Persentase Kasus BBLR

di Kabupaten Tulang Bawang Barat tahun 2009-2013

Sumber : Seksie Gizi Dinkes Kab. TBB Thn 2013

2. Balita Dengan Bawah Garis Merah (BGM)

Balita dengan BGM merupakan balita dengan gizi kurang yang merupakan fase rawan untuk beralih ke status gizi buruk. Kekurangan gizi akan mempengaruhi perkembangan otak anak, padahal otak tumbuh selama masa balita.

Persentase BGM tahun 2009 sebesar 1,1 % dari balita yang di timbang (17.253 balita), pada tahun 2010 sebesar 1,7 % dari balita yang di timbang (12.883), tahun 2011 sebesar 0,5% dari balita yang ditimbang (13.492 balita), tahun 2012 sebesar 3,3 % dari balita yang ditimbang (14.471), sedangkan BGM tahun 2013 sebesar 1,9% dari balita yang ditimbang (18.166). Seperti terlihat pada grafik dibawah ini :

(38)

Profil Kesehatan Kab. Tulang Bawang Barat Tahun 2013

31 Grafik 3.24

Kasus BGM

di Kabupaten Tulang Bawang Barat Tahun 2009-2013

Sumber : Seksi Gizi Dinkes Kab. TBB Thn 2013

3. Balita Gizi Buruk

Kasus gizi buruk di Kabupaten Tulang Bawang Barat yang dilaporkan dari tahun 2009 sampai 2013 fluktuatif naik turun. Tahun 2009 ditemukan 55 kasus gizi buruk (0,3%) dan pada tahun 2010 ditemukan 12 kasus gizi buruk (0,09 %), pada tahun 2011 ditemukan 23 kasus gizi buruk (0,17%), tahun 2012 ditemukan 17 kasus gizi buruk (0,12%), sedangkan tahun 2003ditemukan 13 kasus gizi buruk (seperti pada grafik berikut ini :

Grafik 3.25 Kasus Gizi Buruk

di Kabupaten Tulang Bawang Barat Tahun 2009-2019

(39)

Profil Kesehatan Kab. Tulang Bawang Barat Tahun 2013

32 Penurunan kasus gizi buruk tahun 2012 hampir merata di seluruh wilayah puskesmas di Kabupaten Tulang Bawang Barat, seperti pada grafik berikut :

Grafik 3.24

Kasus Gizi Buruk per Wilayah Puskesmas Di Kabupaten Tulang Bawang Barat tahun 2013

Sumber : Seksi Gizi Dinkes Kab. TBB Thn 2013

Dari grafik di atas terlihat bahwa kasus gizi buruk terbanyak terjadi di wilayah Puskesmas Panaragan Jaya dan Mulya Asri serta Sukajaya masing-masing sebanyak 3 kasus. Semua gizi buruk yang ditemukan telah mendapatkan pelayanan kesehatan.

(40)

Profil Kesehatan Kab. Tulang Bawang Barat Tahun 2013

33

Pelayanan Kesehatan

Salah satu komponen penting dalam pelayanan kesehatan kepada masyarakat adalah pelayanan kesehatan dasar. Pelayanan kesehatan dasar yang dilakukan secara tepat dan cepat diharapkan dapat mengatasi sebagian besar masalah kesehatan masyarakat. Pada uraian berikut dijelaskan beberapa jenis pelayanan kesehatan dasar.

1. Pelayanan Kesehatan Ibu dan Anak

Upaya kesehatan di kabupaten Tulang Bawang Barat diarahkan untuk meningkatkan mutu dan kemudahan pelayanan kesehatan yang makin terjangkau oleh seluruh lapisan masyarakat dalam rangka untuk meningkatkan status kesehatan masyarakat khususnya pada kelompok rentan yaitu bayi, anak balita, ibu hamil, ibu bersalin dan ibu menyusui.

a. Cakupan K1 dan K4

Cakupan pelayanan ibu hamil dapat dipantau melalui pelayanan kunjungan baru ibu hamil (K1) atau juga disebut akses dan pelayanan ibu hamil sesuai standar 5T paling sedikit empat kali dengan distribusi sekali pada triwulan I, sekali pada triwulan II dan dua kali pada triwulan III kehamilan (K4).

Cakupan kunjungan ibu hamil tahun 2009-2013 antara lain ; tahun 2009 cakupan K1 82,45 % dan K4 sebesar 79,04 %, tahun 2010 cakupan K1 sebesar 83 % dan K4 sebesar 85,8 % , tahun 2011 cakupan K1 sebesar 92,7 % dan K4 sebesar 91 %, pada tahun 2012 cakupan K1 sebesar 90,6 % dan K4 sebesar 84,1 % dan pada tahun 2013 cakupan K1 sebesar 95 % dan K4 sebesar 90.35 %, seperti pada grafik berikut ini :

BAB

IV

SITUASI UPAYA KESEHATAN

(41)

Profil Kesehatan Kab. Tulang Bawang Barat Tahun 2013

34 Grafik 4.1

Persentase Cakupan Kunjungan Bumil K1 dan K4 di Kabupaten Tulang Bawang Barat tahun 2009-2013

Sumber : Seksi Kesga Dinkes Kab. TBB Thn 2013

Berdasarkan grafik di atas terlihat bahwa sampai tahun 2011 cakupan K1 maupun K4 semakin naik, tetapi sedikit menurun pada tahun 2012. Namun kembali naik ditahun 2013.

b. Cakupan PertolonganPersalinan Oleh Tenaga Kesehatan

Komplikasi dan kematian ibu dan atau bayi baru lahir sebagian besar terjadi pada masa persalinan. Hal ini disebabkan pertolongan persalinan tidak dilakukan oleh tenaga kesehatan yang mempunyai kompetensi kebidanan (profesional). Tenaga kesehatan yang dapat memberikan pertolongan persalinan yaitu tenaga kesehatan yang memiliki kompetensi / profesional kebidanan, diantaranya dokter spesialis kebidanan, dokter, bidan dan perawat bidan.

Selama tahun 2009-2013 persalinan oleh tenaga kesehatan di Kabupaten Tulang Bawang Barat cenderung fluktuatif turun naik, seperti terlihat pada grafik berikut :

(42)

Profil Kesehatan Kab. Tulang Bawang Barat Tahun 2013

35 Grafik 4. 2

Persentase Cakupan Persalinan Oleh Tenaga Kesehatan di Kabupaten Tulang Bawang Barat Tahun 2009-2013

`

Sumber : Seksie Kesga Dinkes Kab. TBB Thn 2013

Pada tahun 2013 persalinan yang ditolong oleh tenaga kesehatan sebesar 5.237 (93,5 %) melebihi target SPM Kabupaten Tulang Bawang Barat tahun 2013, yaitu sebesar 90 %. Dengan rincian berdasarkan wilayah Puskesmas dapat dilihat pada grafik berikut ini :

Grafik 4.3

Distribusi Cakupan Persalinan Ditolong Tenaga Kesehatan per Puskesmas di Kabupaten Tulang Bawang Barat Tahun 2013

(43)

Profil Kesehatan Kab. Tulang Bawang Barat Tahun 2013

36 b. Cakupan Pelayanan Nifas

Nifas adalah periode mulai 6 jam sampai dengan 42 hari pasca persalinan, pelayanan nifas sangat menjadi perhatian bagi tenaga kesehatan yang memiliki kompetensi untuk mempertahankan kesehatan ibu pasca melahirkan karena bila penanganan tidak maksimal bisa menimbulkan infeksi yang serius bahkan mengancam keselamatan. Pada tahun 2012 cakupan pelayanan nifas sebesar 47,5 % masih kurang dari target SPM yakni 90 %, namun pada tahun 2013 cakupan pelayanan nifas sebesar 94,2 % melebihi target SPM yaitu 90 %. Seperti terlihat pada grafik berikut :

Grafik 4.4

Presentasi Cakupan Pelayanan Nifas

Kabupaten Tulang Bawang Barat Tahun 2012-2013

Sumber : Seksie Kesga Dinkes Kab. TBB Thn 2013

c. Cakupan Pemberian Vitamin A pada Ibu Nifas

Pemberian kapsul vitamin A bagi ibu nifas dapat menaikkan jumlah kandungan vitamin A dalam ASI, sehingga akan meningkatkan status vitamin A pada bayi yang disusuinya. ASI merupakan sumber utama vitamin A bagi bayi pada enam bulan kehidupannya dan merupakan sumber yang penting hingga bayi berusia dua tahun. Pada tahun 2013 cakupan pemberian Vitamin A pada ibu nifas sebesar 94,3%. Ini berarti semua ibu nifas mendapatkan vitamin A. Cakupan

(44)

Profil Kesehatan Kab. Tulang Bawang Barat Tahun 2013

37 pemberian Vitamin A pada ibu nifas tahun 2013 seperti terlihat pada grafik dibawah ini :

Grafik 4.5

Cakupan Vitamin A pada Ibu Nifas per Puskesmas Di Kabupaten Tulang Bawang Barat Tahun 2013

Sumber : Seksie Kesga Dinkes Kab. TBB Thn 2013

d. Presentasi Cakupan Imunisasi TT pada Ibu Hamil dan WUS

Imunisasi Tetanus Toxoid (TT) ibu hamil berguna untuk mencegah terjadinya Neonatus Neonatorum pada bayi. Imunisasi ini diberikan pada ibu hamil selama kehamilan sebanyak dua kali yaitu TT1 dan TT2. Target cakupan TT1 dan TT2 adalah > 85 %. Imunisasi TT ibu hamil tahun 2013 dapat dilihat pada grafik berikut :

(45)

Profil Kesehatan Kab. Tulang Bawang Barat Tahun 2013

38 Grafik 4.6

Persentase Cakupan Imunisasi TT Ibu Hamil Di Kabupaten Tulang Bawang Barat Tahun 2013

Sumber : Seksie Cegmat Dinkes Kab. TBB Thn 2013

Dari grafik diatas terlihat bahwa pencapaian Imunisasi TT ibu hamil di Kabupaten Tulang Bawang Barat tahun 2013 belum sesuai target, hanya Puskesmas Panaragan Mercubuana yang mencapai target untuk TT ibu hamil dan Puskesmas Pagar Dewa yang mendekati target imunisasi TT ibu hamil.

Sedangkan imunisasi TT pada Wanita Usia Subur (WUS) berfungsi untuk melindungi pada saat hamil dari penyakit tetanus dan melindungi bayi yang akan

dilahirkan dari penyakit Tetanus Neonatorum (kejang tetanus). WUS adalah

wanita dengan rentang usia antara 15 – 39 tahun. Bila wanita usia subur melakukan imunisasi TT-1 dan TT-2, bila dalam waktu tiga tahun ia melahirkan

maka bayi yang dilahirkan akan terlindung dari tetanus neonatorum. Sedangkan

bila ia melakukan imunisasi sampai dengan TT-5, maka akan mendapatkan perlindungan selama 25 tahun atau seumur hidup.

Namun pelaksanaan skrining TT 5 dosis belum terlaksana di Kabupaten Tulang Bawang Barat. Pada tahun 2013 cakupan TT1 dan TT2 masih rendah, sebesar 3,9 % dan 3,3 %. Cakupan pemberian TT1 dan TT2 pada WUS tahun 2013 seperti terlihat pada grafik berikut ini :

(46)

Profil Kesehatan Kab. Tulang Bawang Barat Tahun 2013

39 Grafik 4.7

Persentase Cakupan Imunisasi TT Ibu pada WUS Di Kabupaten Tulang Bawang Barat Tahun 2013

Sumber : Seksie Cegmat Dinkes Kab. TBB Thn 2013

Dari grafik diatas dapat dilihat bahwa cakupan TT1 dan TT2 di Puskesmas se-Kabupaten Tulang Bawang Barat masih sangat rendah, namun belum ada target yang ditetapkan oleh kabupaten terhadap cakupan pemberian TT pada Wanita usia Subur (WUS).

e. Presentasi Ibu Hamil yang Mendapatkan Tablet Fe

Suplemen tablet zat besi/ Fe diberikan kepada ibu hamil berfungsi untuk mencegah dan menanggulangi kejadian anemia besi. Cakupan Fe1 dan Fe3 nampak fluktuatif naik turun dari tahun 2009-2013, seperti terlihat pada gafik dibawah ini :

(47)

Profil Kesehatan Kab. Tulang Bawang Barat Tahun 2013

40 Grafik 4.8

Persentase Cakupan Pemberian Tablet Fe1 dan Fe3 Di Kabupaten Tulang Bawang Barat Tahun 2009-2013

Sumber : Seksie Gizi Dinkes Kab. TBB Thn 2013

Berdasarkan distribusinya, cakupan pemberian tablet Fe ibu hamil per wilayah puskesmas masih banyak yang belum mencapai target SPM, seperti grafik dibawah ini :

Grafik 4.9

Persentase Cakupan 90 Tablet Fe pada Ibu Hamil per Puskesmas Di Kabupaten Tulang Bawang Barat Tahun 2013

(48)

Profil Kesehatan Kab. Tulang Bawang Barat Tahun 2013

41 f. Cakupan Komplikasi Kebidanan yang di Tangani

Komplikasi atau resiko tinggi adalah penyimpangan dari normal yang secara langsung menyebabkan kesakitan dan kematian ibu maupun bayi. Komplikasi kebidanan yang ditangani adalah ibu hamil resiko tinggi yang mendapat pelayanan di puskesmas perawatan atau rumah sakit.

Cakupan komplikasi kebidanan yang ditangani tahun 2009 sebesar 120 (12,1 %), tahun 2010 sebesar 166 (13,6 %), tahun 2011 sebesar 480 (47,3 %) dan pada tahun 2012 sebesar 784 (71,5%), dan pada tahun 2013 sebesar 982 (89.6 %) seperti pada grafik berikut :

Grafik 4.10

Persentase Cakupan Komplikasi Kebidanan yang Ditangani Di Kabupaten Tulang Bawang Barat Tahun 2009-2013

Sumber : Seksie Kesga Dinkes Kab. TBB Thn 2013

Dari grafik diatas terlihat bahwa cakupan komplikasi kebidanan yang ditangani di Kabupaten Tulang Bawang Barat selama tahun 2009-2011 pencapaiannya mulai meningkat walaupun belum mencapai target SPM. Namun pada tahun 2012-2013 pencapaiannya semakin naik bahkan melebihi target SPM.

(49)

Profil Kesehatan Kab. Tulang Bawang Barat Tahun 2013

42 g. Cakupan Neonatus Dengan Komplikasi yang Ditangani

Neonatus dengan komplikasi adalah neonatus dengan penyimpangan dari normal yang dapat menyebabkan kesakitan dan kematian. Neonatus dengan komplikasi yang ditangani adalah neonatus dengan komplikasi yang ditangani oleh tenaga kesehatan yang terlatih.

Selama tahun 2009-2013 cakupan neonatus dengan komplikasi yang ditangani masih rendah walaupun sudah ada peningkatan pada tahun 2012 dan tahun 2013, seperti terlihat pada grafik berikut :

Grafik 4.11

Persentase Neonatus dengan Komplikasi yang Ditangani di Kabupaten Tulang Bawang Barat Tahun 2009-2013

Sumber : Seksie kesga Dinkes Kab. TBB Thn 2013

Dari grafik diatas terlihat bahwa cakupan neonatus dengan komplikasi yang ditangani dari tahun 2009-2011 masih jauh dari target SPM, namun pada tahun 2012-2013 sudah mendekati target SPM.

(50)

Profil Kesehatan Kab. Tulang Bawang Barat Tahun 2013

43 h. Persentase Peserta KB Aktif Menurut Jenis Kontrasepsi

Keberhasilan program KB dapat diketahui dari beberapa indikator, pencapaian target KB baru, cakupan peserta KB aktif terhadap PUS dan persentase peserta KB aktif metode kontrasepsi efektif terpilih.

Berdasarkan data tahun 2013 jumlah pasangan usia subur di Kabupaten Tulang Bawang Barat sebesar 43.894 orang. Cakupan peserta KB baru terhadap PUS sebesar 3.424 orang (7,8 %). Untuk peserta KB aktif tahun 2013 sebanyak 21.750 orang (49,6 %). Cakupan peserta KB Aktif menurut puskesmas seperti pada grafik berikut :

Grafik 4.12

Persentase Peserta KB Aktif Menurut Puskesmas Di Kabupaten Tulang Bawang Barat Tahun 2013

Sumber : Seksi Kesga Kab. TBB Thn 2013

i. Persentase Peserta KB Baru Menurut Jenis Kontrasepsi

Sedangkan proporsi penggunaan alat kontrasepsi untuk peserta KB Baru adalah IUD 4,4 %, MOP 0 %, MOW 0 %, Implant 22,3 %, Suntik 35,9 %, Pil 30,4 % dan kondom 7,0 %, seperti terlihat pada grafik berikut ini :

(51)

Profil Kesehatan Kab. Tulang Bawang Barat Tahun 2013

44 Grafik 4.13

Proporsi Penggunaan Alat Kontrasepsi KB Baru Kabupaten Tulang Bawang Barat Tahun 2013

Sumber : Seksi Kesga Kab. TBB Thn 2013

j. Persentase Berat Badan Bayi Lahir Rendah (BBLR)

Berat badan bayi lahir rendah (BBLR) merupakan kondisi yang harus menjadi perhatian khusus bagi pertugas kesehatan, karena berat badan dibawah normal (<2500gr) berpotensi menyebabkan gangguan kesehatan, seperti menurunnya daya tahan tubuh terhadap serangan penyakit, gangguan pernafasan, maupun

tidak optimalnya absorbsi terhadap nutrisi yang diberikan karena karena ukuran

tubuh BBLR kecil, kurang energi, lemah, lambungnya kecil dan tidak dapat mengisap ASI. Persentase berat badan bayi lahir rendah (BBLR) tahun 2013 di Kabupaten Tulang Bawang Barat seperti terlihat pada grafik berikut ini :

(52)

Profil Kesehatan Kab. Tulang Bawang Barat Tahun 2013

45 Grafik 4.14

Persentase Berat Badan Bayi Lahir Rendah (BBLR) Di Kabupaten Tulang Bawang Barat Tahun 2013

Sumber : Seksi Kesga Kab. TBB Thn 2013

k. Cakupan Kunjungan Neonatus

Cakupan Kunjungan Neonatal (KN) adalah persentase neonatal yang memperoleh pelayanan kesehatan minimal 2 kali dari tenaga kesehatan. Satu kali pada umur 0-7 hari dan satu kali pada umur 8-28 hari. Cakupan kunjungan bayi adalah cakupan kunjungan bayi umur 1-12 bulan di sarana pelayanan kesehatan maupun di rumah, posyandu, tempat penitipan anak, panti asuhan dan sebagainya melalui kunjungan petugas kesehatan. Setiap bayi memperoleh pelayanan kesehatan minimal 4 kali yaitu satu kali pada umur 1-3 bulan, satu kali pada umur 3-6 bulan, satu kali umur 6-9 bulan dan sekali pada umur 9-12 bulan.

Grafik dibawah ini menggambarkan bahwa cakupan kunjungan neonatus dan kunjungan bayi selama lima tahun dari 2009-2013 cenderung meningkat, seperti terlihat pada grafik berikut :

(53)

Profil Kesehatan Kab. Tulang Bawang Barat Tahun 2013

46 Grafik 4.15

Persentase Cakupan Kunjungan Neonatus dan Bayi Di Kabupaten Tulang Bawang Barat Tahun 2009-2013

Sumber : Seksie kesga Dinkes Kab. TBB Thn 2013

l. Persentase Bayi yang Mendapat ASI Eklusif

Cara pemberian makanan pada bayi yang baik dan benar adalah menyusui bayi secara eksklusif sejak lahir sampai dengan umur 6 bulan dan meneruskan menyusui anak sampai umur 24 bulan. Mulai umur 6 bulan, bayi mendapatkan makanan pendamping ASI yang bergizi sesuai dengan kebutuhan tumbuh kembangnya.

Cakupan pemberian ASI eksklusif pada bayi usia 0-6 bulan selama tahun 2009-2013 menunjukkan kecenderungan meningkat walaupun masih jauh dibawah target SPM, seperti pada grafik berikut ini :

(54)

Profil Kesehatan Kab. Tulang Bawang Barat Tahun 2013

47 Grafik 4.16

Persentase Pemberian ASI Eksklusif

di Kabupaten Tulang Bawang Barat Tahun 2009-2013

Sumber : Seksie Gizi Dinkes Kab. TBB Thn 2013

Persentase pemberian ASI eksklusif pada bayi 0-6 bulan di Kabupaten Tulang Bawang Barat tahun 2013 sebesar 62,3 %. Angka ini lebih tinggi bahkan mendekati target kabupaten bila dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya. Puskesmas dengan cakupan tinggi diantaranya Puskesmas Panaragan Jaya 97,6 % Puskesmas Totomulyo 90,5 % dan Puskesmas Mulya Asri 78,2 % dan terendah Puskesmas Mercubuana 23,3 %, seperti terlihat dibawah ini :

Grafik 4.17

Cakupan ASI Eksklusif Pada bayi 0-6 Bulan per Puskesmas Kabupaten Tulang Bawang Barat Tahun 2013

(55)

Profil Kesehatan Kab. Tulang Bawang Barat Tahun 2013

48 Cakupan pemberian ASI eksklusif dipengaruhi oleh beberapa hal diantaranya :

1) Pemasaran susu formula masih gencar dilakukan untuk bayi 0-6 bulan yang

tidak ada masalah medis

2) Masih banyak tenaga kesehatan yang kurang peduli pada pemenuhan hak bayi

untuk mendapatkan ASI eksklusif yaitu masih mendorong untuk memberi susu formula pada bayi 0-6 bulan.

3) Belum maksimalnya kegiatan edukasi, sosialisasi dan kampanye terkait

pemberian ASI eksklusif.

m. Cakupan Pelayanan Kesehatan Bayi

Pelayanan kesehatan terhadap bayi merupakan salah satu program kesehatan yang bertujuan untuk menjamin kelangsungan hidup , tumbuh kembang anak secara optimal. Setiap bayi memperoleh pelayanan kesehatan minimal 4 kali yaitu satu kali pada umur 29 hari-3 bulan, 1 kali pada umur 3-6 bulan, 1 kali pada umur 6-9 bulan, dan 1 kali pada umur 9-11 bulan. Cakupan pelayanan kesehatan bayi di Kabupaten Tulang Bawang Barat sudah mencapai target SPM sebesar 90 %, seperti terlihat pada grafik di bawah ini.

Grafik 4.18

Cakupan Pelayanan Kesehatan Bayi Di Kabupaten Tulang Bawang Barat

Gambar

Tabel   Judul  Halaman
Tabel 2.2  Jumlah Penduduk
Grafik 3.2   Kasus Kematian Bayi
Grafik 3.5  Kematian Anak Balita
+7

Referensi

Dokumen terkait

Bawang Barat Pengawasan Peningkatan Jalan 1 Peningkatan Jalan 1 Belanja Modal Konsultansi 100.000.000 1 Paket Kab Tulang Bawang Barat APBD Mei Juni Juni Oktober. 2

Badan Pelaksana Penyuluhan Pertanian, Perikanan dan Kehutanan Kabupaten Tulang Bawang Barat,

KESATU : Tim Pembangunan Pasar Tiyuh Pulung Kencana Kecamatan Tulang Bawang Tengah Kabupaten Tulang Bawang Barat, dengan Susunan Tim dam Tugas Pokok sebagaimana

Pembentukan Tiyuh Persiapan Kagungan Ratu Agung Pemekaran Tiyuh Kagungan Ratu Kecamatan Tulang Bawang Udik dirasakan Pemerintah Kabupaten Tulang Bawang Barat sudah

disampaikan Bupati dalam sidang Paripurna DPRD Kabupaten Tulang Bawang Barat bahwa program pembangunannya telahtersusun dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah

1. Daerah adalah Kabupaten Tulang Bawang Barat. Pemerintah Daerah adalah Pemerintah Kabupaten Tulang Bawang Barat. Bupati adalah Bupati Tulang Bawang Barat.. Tiyuhadalah sebutan nama

Umum nya kelima koperasi yang ada di Kabupaten Tulang Bawang Barat sudah menerapkan sebagian dari aspek penilaian tingkat kesehatan koperasi namun ada beberapa

Profil Kesehatan juga dimanfaatkan sebagai salah satu sarana yang dapat digunakan untuk melaporkan pemantauan dan evaluasi terhadap kinerja dari penyelenggaraan