• Tidak ada hasil yang ditemukan

KEWENANGAN DINAS PEKERJAAN UMUM DALAM MEWUJUDKAN PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR JALAN KABUPATEN TULANG BAWANG BARAT (Jurnal)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "KEWENANGAN DINAS PEKERJAAN UMUM DALAM MEWUJUDKAN PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR JALAN KABUPATEN TULANG BAWANG BARAT (Jurnal)"

Copied!
28
0
0

Teks penuh

(1)

KEWENANGAN DINAS PEKERJAAN UMUM DALAM MEWUJUDKAN PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR JALAN KABUPATEN TULANG

BAWANG BARAT

(Jurnal)

Oleh:

RIDHO INDRA CAHYA

FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS LAMPUNG

(2)
(3)

ABSTRAK

KEWENANGAN DINAS PEKERJAAN UMUM DALAM MEWUJUDKAN PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR JALAN KABUPATEN TULANG

BAWANG BARAT Oleh

Ridho Indra Cahya, Charles Jackson,S.H.,M.H., Sri Sulastuti,S.H.,M.H. Email : ridhoic96@gmail.com

Jalan merupakan prasarana transportasi darat, diwilayah Kabupaten Tulang Bawang Barat kewenangan untuk melaksanakan penyelenggaraan pemeliharaan infrastruktur jalan ada pada Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten. Kondisi jalan di Kabupaten Tulang Bawang Barat belum baik pembangunan jalan belum merata dan pembangunan belum optimal sehingga jalan yang diperbaiki cepat rusak padahal dalam pasal 3 Undang-Undang Nomor 38 Tahun 2004 dan Peraturan Bupati Tulang Bawang Barat Nomor 8A Tahun 2011, jelas menginstruksikan agar pembangunan jalan yang dilakukan oleh penyelenggara jalan harus optimal dan memberikan pelayanan yang baik kepada masyarakat.

Permasalahan dalam penelitian ini adalah; (1) Bagaimanakah kewenangan Dinas Pekerjaan Umum dalam mewujudkan pembangunan infrastruktur jalan Kabupaten Tulang Bawang Barat? (2) Apa saja faktor penghambat pembangunan infrastruktur jalan Kabupaten Tulang Bawang Barat?

Pendekatan masalah yang digunakan adalah normatif dan empiris. Sumber data yang digunakan data primer dan sekunder. Pengumpulan data yang digunakan yaitu studi kepustakaan (Library research), dan studi lapangan (Field research). Hasil penelitian menunjukan bahwa; (1) Kewenangan Dinas Pekerjaan Umum Dalam Mewujudkan Pembangunan Infrastruktur Jalan Kabupaten Tulang Bawang Barat adalah melakukan pembinaan, pembangunan, dan pemeliharaan jalan. (2) Faktor-faktor penghambat pembangunan jalan yaitu pertimbangan anggaran, lokasi, partisipasi masyarakat, serta pembebasan lahan.

Saran yang disampaikan yaitu; (1) Sebaiknya Dinas PU Kabupaten Tulang Bawang Barat dalam penggunaan dana diutamakan untuk pembangunan atau perawatan jalan. (2) Sebaiknya Pemerintah Pusat atau Pemerintah Daerah menambah dana pembangunan Dinas PU dan sebaiknya Dinas PU lebih merangkul masyarakat.

(4)

ABSTRACT

AUTHORITY OF GENERAL PUBLIC WORK IN MAKING DEVELOPMENT OF ROAD INFRASTRUCTURE OF

TULANG BAWANG BARAT REGENCY By

Ridho Indra Cahya, Charles Jackson,S.H.,M.H., Sri Sulastuti,S.H.,M.H. Email : ridhoic96@gmail.com

The road is a land transportation infrastructure. In the Tulang Bawang Barat district authority to carry out the maintenance of road infrastructure at the District Public Works Department. The condition of roads in the Tulang Bawang Barat is not good yet uneven road construction and development is not optimal so that roads are repaired. Whereas in Article 3 of Law Number 38 Year of 2004 and Regulation of Tulang Bawang Barat Regent Number 8A Year of 2011, clearly instructed that road construction conducted by the road operators should be optimal and provide good service for the community.

The problems in this research are; (1) How the authority of the Public Works Department in realizing the development of road infrastructure in the Tulang Bawang Barat district? (2) What are the factors that hamper the development of Tulang Bawang Barat for the road infrastructure?

The problem approach used is normative and empirical. Data source used primary and secondary data. Data collection used is literature study (Library research), and field study (Field research).

The results showed that; (1) The authority of the Public Works Office to Achieve Road Infrastructure Development of Tulang Bawang Barat regency is to conduct road construction, development and maintenance (2) Inhibiting factors for road construction, budgetary considerations, location, community participation, and land acquisition.

(5)

I. PENDAHULUAN

1.1 Jalan merupakan prasarana infrastruktur dasar yang dibutuhkan manusia untuk dapat melakukan pergerakan dari suatu lokasi ke lokasi lainnya dalam rangka pemenuhan kebutuhan, baik sebagai jalur transportasi kendaraan darat atau pendistribusian barang dan jasa. Ketersediaan jumlah jalur jalan yang cukup dan dengan kondisi yang baik berpengaruh terhadap kelancaran arus lalu lintas. Tingginya pertumbuhan arus lalu lintas sebagai akibat pertumbuhan ekonomi dapat menimbulkan masalah yang serius apabila tidak diimbangi dengan perbaikan mutu dari sarana dan prasarana jalan yang ada. Pertumbuhan kendaraan yang begitu cepat berdampak pada kepadatan lalu lintas, sehingga perlu adanya peningkatan kualitas dan kuantitas infrastruktur jalan. Pembangunan prasarana jalan, memiliki fungsi aksesbilitas untuk membuka daerah kurang berkembang dan fungsi mobilitas untuk memacu daerah yang telah berkembang.

Pengertian jalan yaitu prasarana transportasi darat yang meliputi segala bagian jalan, termasuk bangunan pelengkap dan perlengkapannya yang diperuntukan bagi lalu lintas, yang berada dipermukaan tanah, diatas permukaan tanah, dibawah permukaan tanah dan/atau air, serta diatas permukaan air, kecuali jalan kereta api, jalan lori, dan jalan kabel.1

Dari pengertian jalan tersebut, dapat disimpulkan bahwa jalan adalah prasarana transportasi darat yang

1

Undang-Undang Nomor 38 Tahun 2004 Tentang Jalan

merupakan urat nadi lalu lintas darat. Lancarnya arus lalu lintas akan sangat menunjang perkembangan perekonomian dan sosial suatu daerah. Sehingga pembangunan prasarana infrastruktur jalan akan mempermudah dan mempercepat arus mobilitas barang dan jasa. Oleh karena itu salah satu aspek penting dalam pembangunan adalah pembangunan dibidang fisik dan sosial, hal Ini dapat diwujudkan melalui pembangunan dan perbaikan fasilitas infrastruktur yang ada seperti Infrastruktur jalan yang meliputi jalan, jalan raya, dan jembatan serta fasilitas pendukungnya seperti lampu jalan, rambu lalu lintas, saluran air, trotoar dan sebagainya.

Pengertian infrastruktur menurut Grigg dalam bukunya yang berjudul

Infrastructure Engineering and Management bahwa infrastruktur adalah sistem fisik yang menyediakan sarana drainase, pengairan, transportasi, bangunan gedung dan fasilitas publik lainnya dimana sarana tersebut dibutuhkan untuk dapat memenuhi berbagai macam kebutuhan dasar manusia baik itu kebutuhan sosial maupun kebutuhan ekonomi.

Pemerintah daerah adalah penyelenggara urusan pemerintahan oleh pemerintah daerah dan DPRD menurut asas otonomi dan tugas pembantuan dengan prinsip ekonomi seluas-luasnya dalam sistem dan prinsip Negara Kesatuan Republik Indonesia,2oleh karena itu dalam era otonomi daerah saat ini telah ditekankan dua pemberian

2

(6)

kewenangan yang luas kepada pemerintah daerah agar dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat, serta memberdayakan mereka, menjamin proses demokratisasi, perlindungan hak dan jaminan kehidupan lainnya. Seiring dengan dilaksanakan kebijakan otonomi daerah di Indonesia tanggung jawab penyelenggaraan dalam pemeliharaan infrastruktur jalan beralih ke pemerintah daerah. Peralihan tanggung jawab tersebut sudah sewajarnya harus dapat diimbangi dengan kemampuan pemerintah daerah dalam kemampuan teknik, manajerial dan pembiayaan dalam penyelenggaraan jalan.

Kewenangan pemerintah daerah Kabupaten Tulang Bawang Barat, terhadap penyelenggaraan dan pemeliharaan infrastruktur jalan ada pada Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Tulang Bawang Barat. Berdasarkan Peraturan Bupati Tulang Bawang Barat Nomor 8A Tahun 2011, tentang Penjabaran Tugas Pokok, Fungsi dan Tata Kerja Dinas Daerah Kabupaten Tulang Bawang Barat. Berdasarkan peraturan tersebut Instansi Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Tulang Bawang Barat memiliki tugas pokok yaitu melaksanakan urusan pemerintahan daerah dibidang pekerjaan umum berdasarkan asas otonomi dan tugas pembantuan serta tugas lain sesuai dengan kebijakan yang ditetapkan oleh Bupati berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Dinas Pekerjaan Umum adalah perangkat daerah yang diserahkan kewenangan, tugas dan

tanggung-jawab untuk melaksanakan otonomi daerah, desentralisasi dalam bidang pekerjaan umum.Dinas Pekerjaan Umum yang merupakan perpanjangan tangan dari pemerintah pusat yakni Kementrian Pekerjaan Umum, pada konteks otonomi daerah yang ditandai dengan kemampuan self-supporting-nya organisasi daerah, instansi Dinas Pekerjaan Umum mempunyai peran sangat penting sebagai instansi yang melaksanakan dan mengawal pembangunan infrastruktur didaerah.

Kewenangan yang dimaksud menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia berarti kekuasaan membuat keputusan memerintah dan melimpahkan tanggung jawab ke pihak lain. Menurut G.R. Terry kewenangan adalah, kekuasaan resmi dan kekuasaan pejabat untuk menyuruh pihak lain supaya bertindak dan taat kepada pihak yang memiliki wewenang itu.3 Mengerucut pada permasalahan yang ada di Tiyuh Gedung Ratu Kecamatan Tulang Bawang Udik Kabupaten Tulang Bawang Barat, dimana infrastuktur jalan yang dikerjakan jauh dari harapan yang diinginkan masyarakat. Hal ini dibuktikan pada artikel yang dimuat di http://newslampungterkini.com yang diakses tanggal 29 Januari 2018 yang menjelaskan, kondisi jalan saat ini yang belum berusia tiga bulan telah rusak dan bergelombang. Seolah luput dari perhatian Dinas Pekerjaan Umum khususnya Bidang Bina Marga yang

3

(7)

mempunyai tugas pokok melaksanakan memimpin pelaksanaan kegiatan perumusan kebijakan teknis, perencanaan, pelaksanaan, pengawasan, pengendalian serta pengelolaan administrasi pembangunan dan pemeliharaan sarana/prasarana dibidang bina marga yang seharusnya mengawasi kinerja kontraktor agar bekerja dengan kualitas yang baik, dimana keadaan infrastruktur yang menjadi modal utama pendapatan daerah baru kini dapat dikatakan rusak dan sudah tak layak.4

Sebagai salah satu instansi pemerintah daerah yang memiliki tugas pokok dan fungsi dalam pembangunan fisik tentulah Dinas Pekerjaan Umum memliki peran yang sangat sentral dan sangat penting, namun pada Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Tulang Bawang Barat dalam pembangunan fisik infrastruktur jalan belum terlaksana merata disetiap wilayah yang ada di Kabupaten Tulang Bawang Barat.

Sesuai dengan tugas dan fungsi Dinas Pekerjaan Umum, infrastruktur dalam lingkup pekerjaan umum meliputi infrastruktur jalan, sebagai prasarana distribusi lalu-lintas barang dan manusia maupun sebagai prasarana pembentuk struktur ruang wilayah. Pembangunan infrastruktur mempunyai peran vital dalam mewujudkan pemenuhan hak dasar rakyat seperti pangan, sandang,

4

http://newslampungterkini.com/news/1510 6/pembangunan-jalan-gedung-ratu-telah-rusak-tokoh-masyarakat-kecam-kontraktor (diakses tanggal 2 Januari 2018, Pukul 19.00 WIB)

papan, rasa aman, pendidikan, kesehatan dan lain-lain. Infrastruktur adalah modal esensial masyarakat yang memegang peranan penting dalam mendukung ekonomi, sosial-budaya, dan kesatuan dan persatuan yang mengikat dan menghubungkan antar daerah.

Berdasarkan uraian tersebut diatas, penulis tertarik melakukan penelitian tentang: KEWENANGAN DINAS PEKERJAAN UMUM DALAM MEWUJUDKAN

PEMBANGUNAN

INFRASTRUKTUR JALAN KABUPATEN TULANG BAWANG BARAT.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan dilatar belakang, maka yang menjadi permasalaan dalam penelitian ini adalah:

1) Bagaimanakah kewenangan Dinas Pekerjaan Umum dalam mewujudkan pembangunan infrastruktur jalan Kabupaten Tulang Bawang Barat?

2) Apa saja faktor penghambat pembangunan infrastruktur jalan Kabupaten Tulang Bawang Barat? 1.3 Tujuan dan Kegunaan

Penelitian 1) Tujuan Penelitian

(8)

2) Kegunaan Penelitian a. Secara teoritis

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran dalam pengembangan ilmu pengetahuan khususnya Hukum Administrasi Negara bidang kajian Organisasi Publik yang berkenaan dengan kewenangan.

b. Secara praktis

1) Penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan tentang kinerja Dinas Pekerjaan Umum Kabupten Tulang Bawang Barat, sekaligus menjadi saran yang membangun bagi pihak Dinas Pekerjaan Umum dalam meningkatkan kinerja.

2) Penelitian ini diharapkan dapat menjadi solusi untuk Dinas Pekerjaan Umum Tulang Bawang Barat dalam menyelesaikan masalah-masalah yang dihadapi dalam pembangunan infrastruktur jalan kabupaten.

II. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

2.1 Gambaran Umum Kabupaten Tulang Bawang Barat

Kabupaten Tulang Bawang Barat terletak dibagian utara Provinsi Lampung. Kabupaten Tulang Bawang Barat berbatasan langsung dengan Provinsi Sumatera Selatan. Hal ini menjadikan Kabupaten Tulang Bawang Barat cukup strategis sebagai pusat kegiatan ekonomi yang sedang berkembang. Secara geografis, wilayah Kabupaten Tulang Bawang Barat terletak pada koordinat 04o10’-04o42’ LS dan

104o55’–105o10’ BT. Batas

Kabupaten Tulang Bawang Barat berdasarkan Undang-Undang Nomor 50 Tahun 2008 dijelaskan sebagai berikut:

Utara : Mesuji Timur, Way Serdang, dan Kabupaten Ogan Komering Ilir (Sumatera Selatan) Selatan : Abung Surakarta dan Muara Sungkai (Lampung Utara), dan Terusan Nunyai (Lampung Tengah)

Barat : Negara Batin, Pakuan Ratu,dan Negeri Batin (Way Kanan)

Timur : Banjar Agung, Banjar Margo, dan Menggala (Tulang Bawang)

Secara geografis Kabupaten Tulang Bawang Barat terletak diujung utara provinsi Lampung. Daerahnya terbagi atas dataran tinggi yang berupa daerah dataran dengan kemiringan 30%, merupakan daerah penghasil produksi perkebunan. Daratan yang datar dengan rata- rata curah hujan yang memadai dapat menambah tingkat kesuburan tanah. Daerah datar terbentang luas pada wilayah bagian selatan

(9)

Bawang Barat. Kabupaten Tulang Bawang Barat merupakan dataran rendah dengan ketinggian 6-20 meter diatas permukaan laut. Luas wilayah Kabupaten Tulang Bawang Barat adalah 112.175 ha. Secara umum gambaran topografi Kabupaten Tulang Bawang Barat hanya meliputi daerah dataran hinggga bergelombang dan daerah rawa. Daerah dataran sampai daerah bergelombang meliputi hampir seluruh wilayah kabupaten. Daerah ini dimanfaatkan untuk lahan pertanian, perkebunan, peternakan, perikanan dan pemukiman. Jenis tanah di daerah dataran sebagian besar adalah jenis tanah podsolik. Daerah rawa berupa cekungan yang memungkinkan untuk diisi air pada musim penghujan membentuk rawa-rawa atau lebung-lebung. Daerah rawa umumnya memiliki jenis tanah alluvial. Rawa ini dapat dijumpai disekitar aliran Way Tulang Bawang, Way Kanan dan Way Kiri.

Wilayah Kabupaten Tulang Bawang Barat secara umum merupakan daratan yang cocok dimanfaatkan untuk pertanian. Luas wilayah tersebut dibagi dalam delapan kecamatan. Kecamatan Tulang Bawang Tengah dan Kecamatan Tulang Bawang Udik merupakan dua kecamatan terluas di Kabupaten Tulang Bawang Barat. Wilayah Kabupaten Tulang Bawang Barat dikelompokkan menjadi tiga wilayah. Pembagian ini berdasarkan kelompok wilayah yang dibatasi oleh batas alam berupa sungai. Terdapat dua sungai yang menjadi pemisah ketiga wilayah tersebut.Ketiga kelompok wilayah tersebut yaitu sisi utara yang meliputi Kecamatan Gunung Agung, Lambu Kibang, Gunung Terang, dan Way kenanga. Sisi Tengah meliputi wilayah

Kecamatan Pagar Dewa, wilayah Tulang Bawang Tengah. Wilayah Tulang Bawang Udik. Sisi Selatan meliputi Kecamatan Tulang Bawang Tengah, Tulang Bawang Udik, dan Kecamatan Tumijajar. Wilayah Utara dan Tengah dipisahkan oleh Way Kanan Sungai Tulang Bawang sedangkan wailayah Tengah dan Selatan dipisahkan oleh Way Kiri Sungai Tulang Bawang. Batas alam yang memisahkan ketiga wilayah tersebut merupakan kendala pembangunan dibeberapa wilayah. Hal yang paling dirasakan adalah keberadaan sungai Way Kanan yang memisahkan wilayah tengah dengan wilayah Utara. Kedua wilayah tidak dihubungkan oleh jembatan yang dapat memberikan fasilitas akses transportasi darat untuk kedua wilayah. Batas alam ini berakibat pada terputusnya akses transportasi darat antara kedua wilayah secara langsung. Akibat lain adalah semakin jauhnya jarak tempuh dari masing-masing ibu kota kecamatan yang ada di wilayah utara dengan ibu kota kecamatan yang berada di wilayah tengah dan selatan. Perkonomian Kabupaten Tulang Bawang Barat sebagian besar didukung oleh kelompok sektor primer, diikuti kelompok sektor skunder dan tersier. Sektor-sektor yang termasuk sektor basis atau andalan/unggulan Kabupaten Tulang Bawang Barat antara lain:

(10)

kontribusi sektor ini mencapai rata-rata 46.91% terhadap perekonomian Kabupaten Tulang Bawang Barat. Sub-sektor yang menjadi andalan sehingga mengakibatkan sektor ini menjadi andalan Kabupaten Tulang Bawang Barat antara lain sub-sektor Perkebunan dengan nilai basis yang sangat tinggi. Sub-sektor Peternakan dan sub-sektor Kehutanan juga merupakan sub-sektor andalan Kabupaten Tulang Bawang Barat. 2) Sektor Industri Pengolahan Tanpa Migas (Sektor Basis)

Selama periode 2006-2008 sektor ini menjadi andalan daerah. Laju pertumbuhannya cukup besar rata-rata hanya sebesar 4,98% dan kontribusi sektor ini terhadap perekonomian daerah, sebesar rata-rata 21.62%.

3) Sektor Perdagangan, Hotel, dan Restoran (Sektor Basis)

Sektor ini merupakan sektor basis, dengan laju pertumbuhan rata-rata sebesar 4.20% walau pun dengan kontribusi terhadap perekonomian Kabupaten Tulang Bawang Barat rata-rata sebesar 17.56%.

Ketersediaan infrastruktur merupakan komponen penting dalam proses pengembangan wilayah karena menjadi penunjang setiap aktivitas perekonomian

maupun pelayanan masyarakat. Di samping itu, ketersediaan infrastruktur juga dapat mempengaruhi tingkat investasi yang masuk pada wilayah yang bersangkutan. Kelengkapan infrastruktur diantaranya meliputi keberadaan sarana pelayanan umum seperti pendidikan, kesehatan, perdagangan serta jaringan prasarana

dasar seperti prasarana perhubungan, telekomunikasi, listrik, dan air bersih.

Jumlah ruas jalan kabupaten sebanyak 81 ruas jalan dengan panjang 464,37 Km. Saat ini jumlah kondisi jalan yang ada tidak semua dalam kondisi baik, dari data yang diperoleh sepanjang 154,12 Km jalan dalam kondisi rusak sedang dan sepanjang 248,5 Km kondisi jalan dalam keadaan rusak berat (RTRW Kabupaten Tulang Bawang Barat, tahun 2011-2031).

(11)

data tersebut dapat diketahui bahwa masih dibutuhkan usaha yang lebih untuk menjadikan jalan lebih baik dalam upaya memaksimalkan peran jalan dalam mendukung perekonomian daerah. secara fisik, jalan masih didominasi oleh jalan yang berkondisi sedang dan relatif rusak. Saat ini jumlah kondisi jalan yang ada tidak semua dalam kondisi baik, dari data yang diperoleh sepanjang 154,12 Km jalan dalam kondisi rusak sedang dan sepanjang 248,5 Km kondisi jalan dalam keadaan rusak berat (RTRW Kabupaten Tulang Bawang Barat, tahun 2011-2013). Kondisi jalan yang rusak menyebabkan lambatnya upaya pengembangan wilayah-wilayah di Kabupaten Tulang Bawang Barat.

Sejarah Dinas Pekerjaan Umum tidak terlepas dari sejarah perjuangan bangsa dan tatanan politik yang berkembang sejak proklamasi 17 Agustus 1945. Sejak berdirinya Pemerintahan Republik Indonesia sampai sekarang, kementerian atau departemen disertai tugas untuk menangani masalah perencanaan pembangunan infrastruktur menuju daerah-daerah terpencil dengan memperhatikan aksesibilitas daerah. Berdasarkan Keputusan Menteri Pekerjaan Umum Nomor: KEP/150/A/KPTS/1966, maka pada tanggal 3 Desember 1966 ditetapkan sebagai Hari Kebaktian Pekerjaan Umum atau lebih dikenal dengan Hari Bakti.5

Pembangunan daerah pada periode awal dimana disebutkan pada Inpres Nomor 7 Tahun 1999 Tentang Perencanaan Strategis merupakan

5

Guntur Setiawan, Implementasi Dalam Birokrasi Pembangunan, Jakarta: Balai Pustaka, 2004 . Hlm 78

suatu proses yang berorientasi pada hasil yang ingin dicapai selama kurun waktu 1 (satu) sampai dengan 5 (lima) tahun dengan memperhitungkan potensi, peluang, dan kendala yang ada atau mungkin timbul. Rencana strategis mengandung visi, misi, tujuan, sasaran, cara mencapai tujuan dan sasaran yang meliputi kebijakan, program dan kegiatan yang realistis dengan mengantisipasi perkembangan masa depan.

Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Tulang Bawang Barat dibentuk dengan Peraturan Daerah. Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Tulang Bawang Barat dipimpin oleh Kepala yang berkedudukan dibawah dan bertanggung jawab kepada Bupati melalui Sekretaris Daerah.Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Tulang Bawang Barat mempunyai tugas pokok yaitu melaksanakan urusan pemerintahan daerah dibidang pekerjaan umum berdasarkan asas otonomi dan tugas pembantuan serta tugas lain sesuai dengan kebijakan yang ditetapkan oleh Bupati berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud tugas pokok diatas, Dinas Pekerjaan Umum menyelenggarakan fungsi:

1) Perumusan kebijakan teknis dibidang pekerjaan umum

(12)

ditaati dan berlaku mengikat seluruh warganya. Setiap pelanggaran akan diberi sanksi sesuai dengan bobot pelanggarannya yang dilakukan dan sanksi dijatuhkan didepan masyarakat oleh lembaga yang mempunyai tugas menjatuhkan sanksi.6

Ketika suatu isu yang menyangkut kepentingan bersama dipandang perlu untuk diatur maka formulasi isu tersebut menjadi kebijakan publik yang harus dilakukan dan disusun serta disepakati oleh para pejabat yang berwenang. Kemudian ketika kebijakan publik tersebut ditetapkan menjadi suatu kebijakan publik, misalnya menjadi Undang-Undang, Peraturan Pemerintah atau Peraturan Presiden termasuk Peraturan Daerah maka kebijakan publik tersebut berubah menjadi hukum yang harus ditaati. Proses pembuatan kebijakan publik merupakan proses yang kompleks, karena melibatkan banyak proses maupun variabel yang harus dikaji. Tahap-tahap kebijakan publik sebagai berikut:7

a. Tahap penyusunan agenda, para pejabat yang dipilih dan diangkat menempatkan masalah pada agenda publik. Sebelumnya masalah-masalah ini berkompetisi terlebih dahulu untuk dapat masuk ke dalam agenda kebijakan. Pada akhirnya, beberapa masalah masuk ke agenda kebijakan para perumus kebijakan. Pada tahap ini suatu masalah mungkin tidak disentuh sama sekali, sementara masalah lain ditetapkan menjadi fokus pembahasan atau ada pula masalah karena alasan-alasan tertentu ditunda untuk waktu yang lama.

6

Nugroho, 2011:387

7

Wilian Dunn 1999 dalam Winarno 2012:35

b. Tahap formalisasi kebijakan, masalah yang telah masuk ke agenda kebijakan kemudian dibahas oleh para pembuat kebijakan. Masalah-masalah tadi didefinisikan untuk kemudian dicari pemecahan masalah terbaik. Pemecahan masalah tersebut berasal dari berbagai alternatif atau pilihan kebijakan (policy alternatives/policy options) yang ada. Didalam tahap perumusan kebijakan masing-masing alternatif juga bersaing untuk dapat dipilih sebagai kebijakan yang diambil untuk memecahkan masalah.

c. Tahap adopsi kebijakan, Dari sekian banyak alternatif kebijakan yang ditawarkan oleh para perumus kebijakan, pada akhirnya salah satu dari alternatif kebijakan tersebut diadopsi dengan dukungan dan mayoritas legislatif, konsensus antara direktur lembaga atau keputusan peradilan.

d. Tahap implementasi kebijakan, Keputusan program kebijakan yang telah disepakati sebagai alternatif pemecahan masalah harus diimplementasikan,yakni

dilaksanakan oleh badan-badan adminimstrasi maupun agen-agen pemerintah ditingkat bawah. Kebijakan yang telah diambil dilaksanakan oleh unit-unit administrasi yang memobilisasikan sumber daya finansial dan manusia. Pada tahap implementasi ini berbagai kepentingan akan saling bersaing. Beberapa implementasi kebijakan mendapat dukungan para pelaksana (Implementors), namun beberapa yang lain mungkin akan ditentang oleh para pelaksana.

(13)

mampu memecahkan masalah. Kebijakan publik pada dasarnya dibuat untuk meraih dampak yang diinginkan. Dalam hal ini, memecahkan masalah yang dihadapi masyarakat, oleh karena itu ditentukanlah ukuran-ukuran yang menjadi dasar untuk menilai apakah kebijakan publik telah meraih dampak yang diinginkan.

2) Penyelenggaraan urusan pemerintahan dan pelayanan umum dibidang pekerjaan umum

3) Pembinaan dan pelaksanaan tugas di bidang pekerjaan umum

4) Pembangunan dan pemeliharaan sarana dan prasarana jalan, jembatan, irigasi, air bersih, dan gedung

5) Pembinaan terhadap UPTD di bidang pekerjaan umum

6) Pelayanan administratif dan pengelolaan urusan ketatausahaan dinas pekerjaan umum

7) Pelaksanaan tugas lain yang diberikan bupati sesuai dengan tugas dan fungsinya.

Susunan Organisasi beserta tugas pokoknya sebagai berikut,8

1) Kepala

Kepala Dinas Pekerjaan Umum mempunyai tugas pokok memimpin, mengendalikan dan mengkoordinasi pelaksanaan tugas Dinas Pekerjaan Umum dalam menyelenggarakan kewenangan rumah tangga kabupaten (desentralisasi) dalam bidang pekerjaan umum yang menjadi kewenangan dan tugas-tugas lain sesuai dengan kebijaksanaan yang ditetapkan oleh Bupati berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

2) Sekretariat

Sekretariat mempunyai tugas pokok mengkoordinasikan, mengatur tertib

8

Peraturan Bupati Tulang Bawang Barat Nomor 8A Tahun 2011

penyelenggaraan administrasi umum, kepegawaian, rumah tangga, perlengkapan, keuangan, tata laksana, kehumasan, perencanaan, monitoring, evaluasi dan pelaporan di lingkup Dinas Pekerjaan Umum. 3) Bidang Bina Marga

pengawasan, pengendalian serta pengelolaan administrasi pembangunan dan pemeliharaan sarana/prasarana di bidang bina marga.

4) Bidang Cipta Karya

Bidang Cipta Karya mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian tugas Kepala Dinas Pekerjaan Umum di bidang cipta karya dalam rangka pelaksanaan tugas desentralisasi. 5) Bidang Pengairan

Bidang Pengairan mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian tugas Dinas Pekerjaan Umum, dalam rangka pelaksanaan tugas desentralisasi.

6) Bidang Tata Kota dan Tata Ruang Bidang Tata Kota dan Tata Ruang mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian tugas Kepala Dinas di bidang tata kota dan tata ruang dalam wilayah Kabupaten. 7) Unit Pelaksana Teknis Dinas

(UPTD)

(14)

2.2 Kewenangan Dinas Pekerjaan Umum Dalam Mewujudkan Pembangunan Infrastruktur Jalan Kab. Tulang Bawang Barat

Pada bagian ini dibahas mengenai hasil penelitian tentang kewenangan Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Tulang Bawang Barat dalam pembangunan infrastruktur jalan. Kewenangan merupakan suatu hal yang sangat penting dalam pemerintahan karena salah satu prinsip utama yang dijadikan sebagai dasar dalam setiap penyelenggaraan pemerintahan dan kenegaraan disetiap negara hukum dalam melaksanakan wewenangnya harus berdasarkan atas undang-undang atau peraturan hukum yang berlaku (asas legalitas). Dengan kata lain, setiap penyelenggaraan pemerintahan dan kenegaraan harus memiliki legitimasi, yaitu kewenangan yang diberikan oleh undang-undang. Kewenangan dengan wewenang adalah suatu hal yang berkaitan namun berbeda, para ahli telah memberikan pendapatnya mengenai pengertian kewenangan dan wewenang antara lain:

1) Menurut Prajudi Atmosudirdjo pengertian wewenang dalam kaitannya dengan kewenangan adalah sebagai berikut: “Kewenangan adalah apa yang disebut kekuasaan formal, kekuasaan yang berasal dari Kekuasaan Legislatif (diberi oleh Undang‐Undang) atau dari Kekuasaan Eksekutif/Administratif. Kewenangan adalah kekuasaan terhadap segolongan orangorang tertentu atau kekuasaan terhadap sesuatu bidang pemerintahan (atau bidang urusan) tertentu yang bulat, sedangkan wewenang hanya

mengenai sesuatu onderdil tertentu saja.9

2) Menurut Hassan Shadhily kewenangan sama dengan wewenang, yaitu hak dan kekuasaan untuk melakukan sesuatu. Didalam

bukunya Hassan

Shadhilymenerjemahkan wewenang sebagai hak atau kekuasaan memberikan perintah atau bertindak untuk mempengaruhi tindakan orang lain, agar sesuatu dilakukan sesuai dengan yang diinginkan.

3) Menurut Indroharto wewenang diperoleh secara atribusi, delegasi, dan mandat, yang masingmasing dijelaskan sebagai berikut; Wewenang yang diperoleh secara

“atribusi”, yaitu pemberian

wewenang pemerintahan yang baru oleh suatu ketentuan dalam peraturan perundang‐undangan. Jadi, disini dilahirkan/diciptakan suatu wewenang pemerintah yang baru. Pada wewenang yang diperoleh secara delegasi terjadilah pelimpahan suatu wewenang yang telah ada oleh Badan atau Jabatan yang telah memperoleh suatu wewenang pemerintahan secara atributif kepada Badan atau Jabatan lainnya. Jadi, suatu delegasi selalu didahului oleh adanya sesuatu atribusi wewenang. Sedangkan pada wewenang yang diperoleh secara mandat, disitu tidak terjadi suatu pemberian wewenang baru maupun pelimpahan wewenang dari Badan atau Jabatan yang satu kepada yang lain.10

9

Prajudi Atmosudirdjo, Hukum Administrasi Negara, Jakarta: Ghalia Indonesia. Hlm 78

10

(15)

Mengenai kewenangan dalam pembangunan jalan dalam peraturan perundang-undangan sudah diatur dengan jelas tentang kewenangan pemerintah dalam menyelenggarakan jalan, seperti Pasal 13 ayat (1) Undang-Undang Nomor 38 Tahun 2004 Tentang Jalan, penguasaan jalan ada pada Negara dilanjutkan ayat (2) penguasaan oleh Negara dimaksud pada Ayat (1) memberi wewenang kepada pemerintah dan pemerintah daerah untuk melaksanakan penyelenggaraan jalan. Kewenangan penyelenggaraan jalan dalam hal ini terbagi atas tiap pemerintahan mulai dari kewenangan pemerintah pusat, provinsi, kabupaten dan kota, semuanya memiliki kewenangan tersendiri. Jalan sebagai salah satu prasarana transportasi merupakan unsur penting dalam pengembangan kehidupan berbangsa dan bernegara, kewenangan pemerintah dalam menyelenggarakan jalan nasional tercantum dalam Pasal 14 Undang-Undang Nomor 38 Tahun 2004 Tentang Jalan Ayat (1) dan (2) berbunyi:

1) Wewenang pemerintah dalam penyelenggaraan jalan meliputi penyelenggaraan jalan secara umum dan penyelenggaraan jalan secara nasional,

2) Wewenang penyelenggaraan jalan secara umum dan penyelenggaraan jalan secara nasional sebagaimana dimaksud pada Ayat (1) meliputi pengaturan, pembinaan, pembangunan, dan pengawasan jalan nasional.

Jalan nasional yang dimaksud seperti yang dijelaskan dalam Pasal 9 ayat 2 Undang-Undang Nomor 38 Tahun 2004 Tentang Jalan yaitu jalan yang melayani kepentingan nasional atas dasar kriteria strategis yaitu

mempunyai peranan untuk membina kesatuan dan keutuhan nasional, melayani daerah-daerah rawan bagian dari jalan lintas regional atau lintas internasional melayani kepentingan perbatasan antar Negara serta dalam rangka pertahanan dan keamanan.

Adapun kewenangan Pemerintah Provinsi dalam penyelenggaraan jalan dijelaskan pada Pasal 15 Undang-Undang Nomor 38 Tahun 2004 Tentang Jalan Ayat (1), (2), dan (3), yang berbunyi sebagai berikut:

1) Penyelenggaraan jalan provinsi 2) Wewenang penyelenggaraan jalan provinsi sebagaimana dimaksud pada Ayat (1) meliputi pengaturan, pembinaan, pembangunan, dan pengawasan jalan provinsi, dilanjutkan pada Pasal (3)

3) Dalam hal pemerintah provinsi belum dapat melaksanakan sebagian wewenangnya sebagaimana dimaksud Ayat (1) pemerintah provinsi dapat menyerahkan wewenang tersebut kepada pemerintah.

Jalan strategis provinsi adalah jalan yang diprioritaskan untuk melayani kepentingan provinsi berdasarkan pertimbangan untuk membangkitkan pertumbuhan ekonomi, kesejahteraan dan keamanan provinsi, untuk jalan didaerah khusus ibukota Jakarta terdiri atas jalan provinsi dan jalan nasional.

(16)

1) Wewenang pemerintah kabupaten dalam penyelenggaraan jalan meliputi penyelenggaraan jalan kabupaten dan desa

2) Wewenang pemerintah kota dalam penyelenggaran jalan meliputi penyelenggaraan jalan kota

3) Wewenang penyelenggaraan jalan kabupaten, jalan kota, dan jalan desa sebagaimana dimaksud dalam Ayat (1) dan (2) meliputi pengaturan, pembinaan, pembangunan, dan pengawasan

4) Dalam hal pemerintah kabupaten/kota belum dapat melaksanakan sebagian wewenangnya sebagaimana dimaksud pada Ayat (1) dan (2) pemerintah kabupaten/kota dapat menyerahkan wewenang tersebut kepada pemerintah provinsi.

Jalan strategis kabupaten adalah jalan yang diprioritaskan untuk melayani kepentingan kabupaten berdasarkan pertimbangan untuk membangkitkan pertumbuhan ekonomi, kesejahteraan dan keamanan kabupaten, sedangkan jalan kota adalah jalan yang berada didalam daerah kota yang bersifat otonom sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Tentang Pemerintahan Daerah.

Maka sudah jelas pada Pasal-Pasal diatas bahwa penguasaan jalan ada pada Negara, secara Yuridis Negara bertanggung jawab dalam penyelenggaraan jalan, akan tetapi dalam hal ini Negara membagi kewenangan tersebut menjadi beberapa kewenangan dalam penyelenggaraan jalan, atau dikenal dengan otonomi daerah. Seperti pemerintah provinsi, dimana pemerintah provinsi bertanggung jawab atas penyelenggaraan jalan yang dilakukan oleh pemerintah provinsi dan wewenang tersebut

meliputi pengaturan, pembinaan, pembangunan dan pengawasan dalam hal penyelenggaraan jalan pemerintah provinsi tidak bisa melaksanakan sebagian kewenangannya maka pemerintah provinsi dapat menyerahkan kewenangan tersebut kepada pemerintah pusat. Begitu pula dengan kewenangan pemerintah kabupaten/kota, kewenangan pemerintah kabupaten/kota dalam penyelenggaraan jalan disini berbeda, untuk pemerintah kabupaten penyelenggaraan jalan meliputi kabupaten dan jalan desa, sedangkan kewenangan pemerintah kota dalam penyelenggaraan jalan jalan meliputi jalan kota, apabila dalam hal ini penyelenggaraan jalan kabupaten/kota tidak bisa melaksanakan sebagian wewenangnya maka pemerintah kabupaten/kota dapat menyerahkan wewenang tersebut kepada pemerintah provinsi.

(17)

pembangunan, dan pengawasan. Dinas Kabupaten Tulang Bawang telah melaksanakan kewenangan-kewenangan tersebut antara lain sebagai berikut:

1) Pengaturan

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), pengaturan berarti proses, cara, atau perbuatan mengatur, secara harfiah pengaturan dapat diartikan suatu proses atau upaya untuk mencapai tujuan.Dalam penyerenggaraan jalan oleh Dinas Pekerjaan Umum Tulang Bawang Barat, kewenangan pengaturan telah dilaksanakan dalam tahapan pelaksanaan pembangunan infrastruktur jalan yaitu dengan melakukan lelang/pengadaan pelaksanaan kontraktor, lelang yang dilakukan Dinas Pekerjaan Umum untuk mendapatkan pemenang tender atau proyek pembangunan dimana pemenang harus sudah siap untuk melakukan kegiatan pembangunan berdasarkan SPMK (Surat Perintah Memulai Kerja), dimana kontraktor inilah yang akan melakukan pembangunan jalan. Selain kontaktor harus ada pihak pengawas yaitu konsultan pengawas dan beberapa pihak dari Dinas Pekerjaan Umum, pihak pengawas berwenang mengarahkan kontrakor agar pelaksanaan pembangunan dapat lebih terarah.

2) Pembinaan

Pembinaan menurut Masdar Helmi adalah segala hal usaha, ikhtiar dan kegiatan yang berhubungan dengan perencanaan dan pengorganisasian serta pengendalian segala sesuatu secara teratur dan terarah. Dinas Pekerjaan Umum Tulang Bawang Barat telah melaksanakan kewenangan ini yaitu pada tahapan perencanaan, dalam pembuatan perencanaan Dinas

Pekerjaan Umum melibatkan masyarakat yaitu dengan melakukan MUSRENBANG (Musyawarah Rencana Pembangunan), musyawarah ini untuk menampung usulan dari masyarakat mengenai pembangunan apa yang harus dikerjakan.

3) Pembangunan

Pembangunan menurut Ginanjar Kartasasmitayaitu suatu proses perubahan ke arah yang lebih baik melalui upaya yang dilakukan secara terencana.Dinas Pekerjaan Umum Tulang Bawang Barat telah melaksanakan kewenangan ini yaitu pada tahapan pelaksanaan pembangunan infrastruktur jalan, Dinas Pekerjaan Umum sebagai pihak perencanaan, pengaturan, dan pihak pengawasan pebangunan yang dilakukan kontraktor yang telah ditunjuk.

4) Pengawasan

Pengawasan menurut M. Manullang yaitusuatu proses untuk dapat menetapkan pekerjaan apa yang telah dilaksanakan, menilainya, dan juga mengoreksinya. Dan bila perlu dengan sebuah maksud agar pelaksanaan pekerjaan sesuai dengan rencana yang semula.Dinas Pekerjaan Umum Tulang Bawang Barat telah melaksanakan kewenangan ini yaitu pada tahapan pelaksanaan pembangunan infrastruktur jalan dan tahapan pemeliharaan,

Dinas Pekerjaan Umum Tulang Bawang Barat berperan sebagai pihak pengawas pelaksanaan pebangunan oleh pihak kontraktor bersama konsultan pengawas.

(18)

1) Pembangunan Infrastruktur yang ada di Kab. Tulang Bawang Barat Pengertian pembangunan secara umum adalah proses perubahan yang terjadi terus menerus untuk menuju keadaan yang lebih baik berdasarkan norma-norma tertentu. Berkaitan dengan pembangunan, Kabupaten Tulang Bawang Barat merupakan salah satu Kabupaten baru di Provinsi Lampung yang berdiri pada tanggal 29 Oktober 2008 sejak awal berdiri sampai sekarang pada awal tahun 2018 telah cukup menyelesaikan pembangunan seperti pelebaran jalan Ibu Kota Panaragan Jaya, perbaikan dan pelebaran jalan dari Panaragan Jaya sampai Tiyuh Pulung Kencana, perbaikan dan pelebaran jalan dari Panaragan Jaya sampai Tiyuh Penumangan, Tugu bunderan Panaragan Jaya, Tugu Naga Rato yang menjadi ikon Kabupaten, dan bangunan-bangunan pemerintahan daerah. Namun pembangunan yang telah dilakukan masih belum merata dan terawat diseluruh wilayah Kabupaten, oleh karena itu setiap tahunnya pemerintah daerah Tulang Bawang Barat mengadakan perencanaan dan pengadaan pembangunan.Pada awal tahun 2018 Pemerintah daerah Kabupaten Tulang Bawang Barat, khususnya dari Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Tulang Bawang Barat telah memulai pembangunan diwilayah Ibu Kota Kabupaten dengan menyerap anggaran ditahun 2018. Bupati dan Wakil Bupati Tulang Bawang Barat, H. Umar Ahmad, S.P. dan H. Fauzi Hasan, M.M. dalam periode 2017 hingga 2022 mendatang menginginkan Kabupaten Tulang Bawang Barat menjadi suatu daerah tujuan masyarakat luas, hal tersebut

(19)

jalan Pulung Kencana Kecamatan Tulang Bawang Tengah menuju kelurahan Panaragan Jaya, Dinas Pekerjaan Umum telah memulai pembangunan ruas jalan Kota Tulang Bawang Barat dengan menyesuaikan konsep bangunan yang unik dan modern dengan mengimbangi bangunan yang ada di Komplek Islamic Center. Pelebaran dan perkerasan jalan di Pulung Kencana telah mulai dikerjakan dan rencananya akan dibuat dua jalur perlintasan diperempatan jalan Pulung kencana ini juga akan dibangun Bundaran Tugu Siger Lampung, di lapangan dekat lokasi pasar Pulung Kencana akan dibangun Pasar yg modern, lalu ada rencana pelebaran jalan di Tiyuh Mulya Jaya menuju Tiyuh Mulya Kencana, lanjutan pelebaran jalan Mulya Asri menuju Candra Kencana, dan berbagai pembangunan lanjutan diwilayah Utara Kabupaten. Sedangkan untuk titik pembangunan dari wilayah Tugu Rato Nago Besanding menuju Islamic Center Tulang Bawang Barat, kondisi saat ini diketahui bahwa pihak rekanan sedang melakukan pembangunan sebagaimana yang telah direncanakan dengan membangun Drainase U-Ditch dan pelebaran disertai perkerasan jalan. Proses penyelesaian Master Plan pembangunan tersebut akan dilakukan dalam waktu beberapa tahapan, dan untuk pembangunannya saat ini murni menggunakan APBD Kabupaten, dan ditargetkan selesai pada tahun 2019.

Selain Master Plan dari Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Tulang Bawang Barat ada rencana pembangunan yang diinginkan Bupati yaitu program Q-flores,

program tersebut direncanakan dari ruas jalan protokol menuju arah Tiyuh Panaragan Jaya Utama menembus ruas jalan Tiyuh Gedung Ratu dan melangkari sepanjang bantalan sungai menuju Tiyuh Panaragan dan sejumlah titik hutan, akan dibangun berbagai monumen yang berisi pesan-pesan dari berbagai kepala negara di dunia tentang lingkungan hidup dengan konsep hutan lindung, namun program ini belum ditentukan secara pasti kapan akan dimulai pembangunannya.

2) Kriteria Infrastruktur yang perlu dilakukan Pembangunan

(20)

infrastruktur yang memiliki kriteria-kriteria sebagai berikut:

a. Berdasarkan kebutuhan dan tingkat kepentingan

Kriteria ini diperlukan skala prioritas pembangunannya, ada yang cukup dilaksanakan sekali saja dengan perawatan yang berlanjut, namun juga ada yang sifatnya dinamis dan berpeluang berkembang. Dalam setiap pembangunan jenis infrastruktur tidak dapat terlepas begitu saja terhadap infrastruktur yang sudah ada maupun kemungkinannya untuk rencana pengembangan kedepan, sehingga perlunya dibuat Rencana Umum Tata Ruang (RUTR), RUTR adalah acuan yang perlu dipahami dan secara konsisten harus dapat dilaksanakan sesuai yang ditetapkan.

b. Peta asta gatra (geografi, demografi dan kondisi sosial)

Suatu wilayah baik yang berupa informasi tektual maupun peta rupa bumi adalah merupakan sumber informasi yang perlu diketahui dan diantisipasi dalam saat pembuatan RUTR maupun RUTRW karena dari data tersebut dapat diantisipasi tingkat kebutuhan saat sekarang dan yang akan datang, dengan demikian khususnya bagi pengembangan wilayah (RUTRW) sangat dimungkinkan untuk dilaksanakan mulai dari awal secara terprogram dan antisipatif serta perlunya masukan dari beberapa institusi terkait termasuk Bappeda (Badan Perencaaan Pembangunan Daerah) didalam perencanaannya agar didalam pembangunannya terjadi keharmonisan dan tidak tumpang tindih, siapa berbuat apa. Sedangkan bagi wilayah yang tingkat dinamikanya tinggi seperti Ibu Kota Kabupaten Panaragan Jaya diperlukan pemikiran untuk perlunya

relokasi atau pembagian wilayah secara bertahap, misalnya dimana pusat pemerintahan, pusat perdagangan dan pemukiman sehingga arus pemanfaatannya akan maksimal, praktis, ekonomis dan efisien.

B. Mekanisme Pembangunan Infrastruktur Jalan Kab. Tulang Bawang Barat

Dinas Pekerjaan Umum yang merupakan penyelenggara jalan dari pihak pemerintah dalam melakukan penyelenggaraan jalan mempunyai peran yang sangat penting dalam menentukan kebijakan, selain diberikan hak sebagai penyelenggara jalan, Dinas Pekerjaan Umum juga dibebani kewajiban dalam penyelenggaraan jalan sehingga terjadi cek and balance. Adapun kewajiban penyelenggara jalan diatur dalam Pasal 23 Ayat (1) Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 Tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan, penyelenggara jalan

dalammelakukan preservasi jalan dan/atau peningkatan kapasitas jalan wajib menjaga keamanan, keselamatan, ketertiban dan kelancaran lalu lintas dan angkutan jalan. Jo Pasal 24 Ayat (1) penyelenggara jalan wajib segera dan patut untuk memperbaiki jalan yang rusak yang dapat mengakibatkan kecelakaan lalu lintas. Jika dalam hal kewajiban penyelenggara jalan tidak dilaksanakan maka penyelenggara jalan dapat dijatuhi sanksi pidana sesuai ketentuan Pasal 273 Ayat (1) Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 Tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan.

(21)

dalam Pasal 28 PeraturanPemerintah No. 34 Tahun 2006 TentangJalan dijelaskan jalan kabupaten sebagaimana dimaksud dalam Pasal 25 hurufc terdiri atas:

1) Jalan kolektor primer yang tidak termasuk jalan nasional sebagaimana dimaksud dalam Pasal 26 huruf b dan jalan provinsi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 27

2) Jalan lokal primer yang menghubungkan ibukota kabupaten dengan ibukota kecamatan, ibukota kabupaten dengan pusat desa, antar ibukota kecamatan, ibukota kecamatan dengan desa, dan antar desa

3) Jalan sekunder yang tidak termasuk jalan provinsisebagaimana dimaksud dalam Pasal 27 huruf d yaitu jalan sekunder dalam kota dan jalan strategis kabupaten.

Selain jalan yang disebutkan diatas dalam Pasal 30 pemerintah daerah kabupaten juga menyelenggarakan jalan desa, jalan desa sebagaimana dimaksud dalam Pasal 25 huruf e adalah jalan lingkungan primer dan jalan lokal primer yangtidak termasuk jalan kabupaten sebagaimana dimaksud dalamPasal 28 huruf b didalam kawasan perdesaan, dan merupakanjalan umum yang menghubungkan kawasan dan/atau antarpermukiman didalam desa.

Berdasarkan hasil penelitian tentang Kewenangan Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Tulang Bawang Barat dalam pembangunan infrastruktur jalan Kabupaten Tulang Bawang Barat menitik beratkan pada perencanaan pembangunan, pelaksanaan pembangunan dan pemeliharaan infrastruktur jalan. Bidang Bina Marga yang merupakan salah satu unit kerja Dinas Pekerjaan

Umum seperti yang kita ketahui mempunyai tugas yaitu menyelenggarakan kegiataan pembinaan, pengawasan pembangunan jalan dan jembatan, peningkatan jalan serta penggantian jembatan kabupaten dan desa.

Mekanisme pembangunan infrastruktur jalan Kabupaten Tulang Bawang sebagai berikut:

1) Perencanaan Pembangunan Infrastruktur Jalan

Tahap awal yaitu perencanaan, adapun tahap-tahap dalam membuat perencanaan pembangunan infrastruktur jalan yaitu dimulai dari memasukan usulan dari masyarakat ditingkat RT, Kelurahan, Kecamatan ke dalam MUSREMBANG (Musyawarah Rencana Pembangunan) lalu hasil MUSREMBANG dibawa ke Dinas Pekerjaan Umum, setelah disetujui Dinas Pekerjaan Umum lalu hasilnya diajukan dari Dinas Pekerjaan Umum ke BAPPEDA lalu dari BAPPEDA dibawa ke DPRD dan Sekda. Setelah disetujui berbagai pihak terkait seperti BAPPEDA, DPRD, dan Sekda, usulan tersebut dituang kedalam RKA (Rencana Kegiatan Anggaran) setelah semua setuju mulai dilakukan pengadaan/penunjukan langsung konsultan perencana, setelah itu dilakukan tahap-tahap asistensi perencanaan oleh konsultan perencana dan setelah disetujui tim asistensi/verifikasi Dinas Pekerjaan Umum dimulai dilapangan.

(22)

sebelum melakukan pelaksanaan pembangunan yang sudah ditetapkan bersama. Dengan adanya perencanaan pembangunan akan lebih mudah dalam melakukan pelaksanaan pembangunan karena perencanaan yang baik akan menghasilkan hasil yang baik pula apa bila dilaksanakan sesuai dengan perencanaan atau kesepakatan bersama baik antara Dinas Pekerjaan Umum dan konsultan pelaksana. Adapun perencanaan yang dilakukan oleh Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Tulang Bawang Barat seperti pembangunan jalan, peningkatan jalan, pelebaran jalan dan lanjutan peningkatan jalan yang belum tuntas pembangunannya ditahun sebelumnya. Dalam pembuatan perencanaan Dinas Pekerjaan Umum melibatkan masyarakat yaitu dengan melakukan MUSRENBANG (Musyawarah Rencana Pembangunan), dengan adanya hasil dari MUSREMBANG yaitu berupa usulan dimana usulan tersebut dibawa ke Dinas Pekerjaan Umum, lalu kemudian Dinas Pekerjaan Umum membawa usulan ke BAPPEDA dan DPRD, setelah pihak-pihak terkait menyetujui perencanaan yang sudah dibuat maka rencana tersebut dituang dalam laporan bulanan yaitu perencanaan pembangunan infrastruktur jalan, dengan adanya rencana ini maka tahap selanjutnya ialah pelaksanaan pembangunan infrastruktur jalan. 2) Pelaksanaan Pembangunan Infrastruktur Jalan

Setelah perencanaan selesai maka pembangunan infrastruktur dapat

dilakukan yaitu

denganpeningkatan/pembangunan jalan dan jembatan, peningkatan jalan dapat diartikan jalan yang

sudah ada dibangun kembali untuk meningkatkan kualitas jalan yang sudah ada sedangkan pembangunan jalan ialah pembangunan yang dari awalnya tidak ada menjadi ada dengan dilakukannya pembangunan infrastruktur jalan, serta jalan yang dibangun ialah jalan Kabupaten dan lingkungan.

Adapun langkahyang dilakukan oleh Dinas Pekerjaan Umum dalam melakukan pelaksanaan pembangunan yaitu dengan melakukan lelang/pengadaan pelaksanaan kontraktor, lelang yang dilakukan Dinas Pekerjaan Umum untuk mendapatkan pemenang tender atau proyek pembangunan dimana pemenang harus sudah siap untuk melakukan kegiatan pembangunan berdasarkan SPMK (Surat Perintah Memulai Kerja), dimana kontraktor inilah yang akan melakukan pembangunan jalan, pelaksana kontraktor harus bisa melakukan kegiatan berdasarkan gambaran rencana dan jadwal yang sudah disepakati sesuai dengan kontrak kerja agar pembangunan bisa tepat waktu.

(23)

Bawang Tengah menuju Kecamatan Batu Putihdimana pelakasanaan pembangunan jalan-jalan tersebut masih 0% dikarnakan kendala dana yang belum tersedia. Jadi dapat disimpulkan pelaksanaan pembangunan belum sesuai dengan perencanaan yang sudah ada dikarnakan kendala anggaran sehingga ada pelaksanaan pembangunan yang masih belum dibangun dan ada yang masih dalam proses pembangunan.

3) Pemeliharaan Infrastruktur Jalan Setelah infrastruktur selesai dibangun kewajiban lain yang harus dilakukan Dinas Pekerjaan Umum yaitu pemeliharaan jalan yang dilakukan seperti memperbaiki jalan yang rusak dengan cara menambal jalan yang berlubang, maupun rehab total apabila jalan rusak parah. Pemeliharaan tersebut dilakukan secara berkesinambungan. Pemeliharaan jalan yang dilakukan yaitu secara berkesinambungan dengan memperbaiki jalan yang rusak dengan cara menambal jalan yang berlubang dimana jalan yang dilakukan pemeliharaan misalkan seperti pemeliharaan jalan secara rehab total yaitu jalan way kalimiring, jalan yang merupakan penghubung dari Tiyuh Candra Kencana menuju simpang tiga Tiyuh Mulya Kencana Kecamatan Tulang Bawang Tengah, dimana jalan yang dulu banyak berlubang sekarang jalan berlubang tersebut sudah dibangun ulang sehingga jalan menjadi berstatus baik dan permanen, diperkirakan mampu menahan beban hingga puluhan ton.

C. Pelaksanaan Kewenangan Dinas Pekerjaan Umum dalam mewujudkan pembangunan infrastruktur jalan Kab. Tulang Bawang Barat

(24)

keuangan tidak berjalan dengan baik.

2) Pelaksanaan kegiatan perumusan kebijakan teknis, perencanaan, pelaksanaan, pengawasan, pengendalian serta pengelolaan administrasi pembangunan dan pemeliharaan sarana/prasarana tidak sesuai harapan masyarakat. Dengan kondisi jalan Tiyuh Gedung Ratu Kecamatan Tulang Bawang Udik Kabupaten Tulang Bawang Barat, dimana infrastuktur jalan yang dikerjakan jauh dari harapan yang diinginkan masyarakat kondisi jalan saat ini yang belum berusia tiga bulan telah rusak dan bergelombang. Seolah luput dari perhatian Dinas Pekerjaan Umum khususnya Bidang Bina Marga yang mempunyai tugas pokok melaksanakan memimpin pelaksanaan kegiatan perumusan kebijakan teknis, perencanaan, pelaksanaan, pengawasan, pengendalian serta pengelolaan administrasi pembangunan dan pemeliharaan sarana/prasarana dibidang bina marga yang seharusnya mengawasi kinerja kontraktor agar bekerja dengan kualitas yang baik, dimana keadaan infrastruktur yang menjadi modal utama pendapatan daerah baru kini dapat dikatakan rusak dan sudah tak layak, dengan demikian kewenangan Dinas Pekerjaan Umum memimpin pelaksanaan kegiatan perumusan kebijakan teknis, perencanaan, pelaksanaan, pengawasan, pengendalian serta pengelolaan administrasi pembangunan dan pemeliharaan sarana/prasarana belum terlaksana dengan baik.

Hal-hal yang dilakukan Dinas Pekerjaan Umum dalam mewujudkan Pembangunan

Infrastruktur Jalan Kab. Tulang Bawang Baratyaitu dengan meningkatkan kinerja Bidang Bina Marga yang merupakan unit kerja Dinas Pekerjaan Umum yang memiliki tugas yaitu melaksanakan memimpin peleksanaan kegiatan perumusan kebijakan teknis, perencanaan,pelaksanaan,

pengawasan, pengendalian serta pengelolaanadministrasi

pembangunan dan pemeliharaan sarana/prasarana dibidang bina marga.Untuk melaksanakan tugas tersebut Bidang Bina Marga menyelenggarakan fungsi antara lain:

a. Penyusunan program dan estimasi biaya pelaksanaan

b. Penyelenggaraan kegiataan pembinaan, pengawasan pembangunan jalan dan jembatan, peningkatan jalan serta penggantian jembatan

c. Pelaksanaan penelitian/pengkajian dokumen teknis, kegiatan pembangunan jalan dan jembatan, peningkatan jalan serta penggantian jembatan

d. Pelaksanaan evaluasi, pelaporan kegiatan pembangunan jalan dan jembatan, peningkatan jalan serta penggatian jembatan

e. Melaksanakan dan membuat laporan kegiatan tugasnya

f. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh atasan sesuai dengan tugas dan fungsinya

(25)

JalanKab. Tulang Bawang Barat, instansi tersebut antara lain:

1) Pada tahap perencanaan dibutuhkan persetujuan dari BAPPEDA (Badan Perencanaan Pembangunan Daerah), DPRD (Dewan Perwakilan Rakyat Daerah), dan Sekda (Sekretaris Daerah). 2) Pada tahap pembangunan dan pemeliharaan perlu adanya kontraktor yang tugasnya mengadakan pembangunan, kontraktor bisa dari pihak swasta atau negeri yang dipilih melalui lelang yang dilakukan Dinas Pekerjaan Umum untuk mendapatkan pemenang tender atau proyek pembangunan dalam pelaksanaan tugas kontraktor harus ada pihak pengawas yaitu konsultan pengawas dan beberapa pihak dari Dinas Pekerjaan Umum agar pelaksanaan pembangunan dapat lebih terarah.

2.3 Faktor-Faktor Penghambat Pembangunan Infrastruktur Jalan Kabupaten Tulang Bawang Barat

Faktor-faktor penghambat yang dihadapi Dinas Pekerjaan Umum dalam perencanaan pembangunan, pelaksanaan pembangunan dan pemeliharaan infrastruktur jalan Kabupaten Tulang Bawang Barat sebagai berikut:

1) Anggaran, walaupun amggaran sudah cair tapi terlebih dahulu harus dipilah-pilah melalui perencanaan dengan tujuan menentukan mana jalan yang harus terlebih dahulu dilakukan pembangunan karena anggaran yang di usulkan tidak sepenuhnya cair. Tetapi Meski begitu upaya pembangunan jalan tidak akan berhenti karena anggaran.

2) Lokasi pembangunan bisa menjadi faktor pendukung dan sekaligus juga dapat menjadi sebagai faktor penghambat, dimana lokasi yang menjadi pendukung dalam pembangunan infrastruktur jalan yaitu apabila jalan kering dan tidak hujan akan mempermudah pelaksana pembangunan dalam melakukan program pembangunan jalan, apabila jalan kering dalam pengerjaan seperti melakukan pengerasan dan menimbun tanah dengan batu gunung sebelum dilakukan pengaspalan jalan, dengan jalan yang kering dan tidak terjadi hujan akan membuat jalan yang baru diasapal atau di semen akan cepat mengeras. 3) Partisipasi masyarakat, bahawa partisipasi masyarakat itu sangat penting dalam melakukan pembangunan, misalkan masyarakat yang memberi usulan pembangunan dalam MUSREMBANG yang dilakukan oleh masyarakat, dengan adanya ususlan tersebut maka akan menjadi perencanaan yang kemudian dilakukan pembangunan jalan karena seperti yang kita ketahui pembangunan itu ditujukan kepada masyarakat, jadi masyarakat harus ikut berpartisipasi didalamnya. Tetapi apabila masyarakat tidak mendukung maka akan banyak menimbulkan masalah seperti masyarakat yang tidak mau membebaskan lahannya untuk dibangun jalan.

(26)

Kecamatan Tulang Bawang Tengah. Pembebasan lahan menjadi kendala dalam pelaksanaan pembangunannya yang dimana ganti rugi masih belum dibayarkan.

III. PENUTUP 3.1 Kesimpulan

Kesimpulan dari hasil penelitian dan pembahasan yang telah dijabarkan, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:

1) Pelaksanaan pembangunan infrastruktur jalan oleh Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Tulang Bawang Barat berdasarkan kewenangan yang diperoleh dari Peraturan Bupati Tulang Bawang Barat Nomor 8A Tahun 2011 Tentang Penjabaran Tugas Pokok, Fungsi dan Tata Kerja Dinas Daerah Kabupaten Tulang Bawang Barat telah dilaksanakan sejak peraturan tersebut diberlakukan. Namun pada kenyataannya peraturan tersebut belum optimal dilaksanakan karena terbatasnya dana serta pembangunan yang didahulukan tidak tepat sehingga ruas jalan diwilayah Kabupaten Tulang Bawang Barat lebih dari setengahnya dalam kondisi rusak.

Kewenangan Dinas Pekerjaan Umum dalam mewujudkan pembangunan infrastruktur jalan Kabupaten Tulang Bawang Barat yaitu dengan mengadakan mekanisme pembangunan infrastruktur jalan yaitu perencanaan pembangunan infrastruktur jalan, pelaksanaan pembangunan infrastruktur jalan, dan pemeliharaan

2) Faktor-faktor penghambat pembangunan infrastruktur jalan Kabupaten Tulang Bawang Barat antara lain adalah terbatasnya dana,

lokasi pembangunan yang tidak mendukung misalnya karena cuaca hujan maka dapat menghambat pengerasan jalan, kurangnya partisipasi masyarakat sekitar dalam pembangunan, dan masalah pembebasan lahan tempat pembangunan jalan oleh masyarakat. 3.2 Saran

Saran-saran dari hasil kesimpulan diatas tentang Kewenangan Dinas Pekerjaan Umum dalam mewujudkan pembangunan Infrastruktur Jalan Kabupaten Tulang Bawang Barat, penulis memberikan saran sebagai berikut:

1) Sebaiknya Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Tulang Bawang Barat dalam penggunaan dana yang ada lebih mengutamakan untuk pembangunan atau perawatan infrastruktur jalan ketimbang pembanguan lain karena kondisi jalan Kabupaten Tulang Bawang Barat yang lebih dari separuhnya masih dalam kondisi rusak mengingat jalan merupakan salah satu faktor pertumbuhan ekonomi agar masyarakat sejahtera. Sebaiknya pimpinan di Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Tulang Bawang Barat yang meliputi Kepala Bidang dan Kepala Seksi Bidang perlu melakukan pengawasan intensif terhadap para bawahannya untuk menaati ketentuan kerja, dimana pada saat yang sama pimpinan juga harus menaati ketentuan kerja terkecuali alasan tertentu. Hal ini dilakukan sebagai bentuk kesatuan tujuan kerja agar sesuatu yang dikerjakan bersama dapat tercapai sesuai yang diharapkan.

(27)

Bawang Barat agar masalah kekurangan dana tidak terulang lagi, selain itu sebaiknya Dinas Pekerjaan Umum lebih memotifasi dan mengajak masyarakat agar masyarakat percaya dan mau membantu atau mendukung pembangunan yang diadakan Dinas Pekerjaan Umum agar tidak muncul masalah dalam pembebasan lahan masyarakat untuk pembangunan.

DAFTAR PUSTAKA Sumber Buku:

Alrasyid, Harun.Pengesian Jabatan Presiden (Sejak Sidang Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia 1945 sampai Sidang Majelis

Permusyawaratan 1993).

Jakarta: Disertasi Ilmu Hukum, Universitas Indonesia

Gadjong, Agussalim Andi. 2007. Pemerintahan Daerah

(kajian politik dan hukum). Bogor: Ghlmia Indonesia

HR, Ridwan. 2002. Hukum Administrasi Negara. Yogyakarta: UII Press

HR, Ridwan. 2006. Hukum Administrasi Negara.Jakarta: Raja Grafindo

Muhammad, Abdulkadir. 2004. Hukum Dan Penelitian Hukum. Bandung: Citra Aditya Bakti

N.E. Algra, H.R.W. Gokkel, Saleh Adiwinata, Boerhanoeddin. Kamus Istilah Hukum Fockema

Nurmayani. 2015. Hukum Administrasi Daerah. Bandar Lampung: Universitas Lampung

Prajudi, Atmosudirdjo. 1990.

(28)

R.J, Kodoatie. 2003.

Pengantar Manajemen

Infrastruktur. Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Setiawan, Guntur. 2004.

Implementasi Dalam

Birokrasi pembangunan. Jakarta: Balai Pustaka

Soekanto, Soerjono. 1984.

Pengantar Penelitian Hukum. Jakarta: UI Pers

Soekanto, Soerjono. 1986.

Penelitian hukum Normatif suatu Tinjauan Singkat. Jakarta: Rajawali Pers

Soekanto, Soerjono. 2012.

Penelitian Hukum Normatif. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada

Wilian Dunn 1999 dalam Winarno 2012: 35

Peraturan Perundang-undangan: Undang-Undang Nomor 38 Tahun 2004 Tentang Jalan. Undang Nomor 22 Tahun 2009 Tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan.

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2014 Tentang Pemerintahan Daerah.

Peraturan Pemerintah Nomor 34 Tahun 2006 Tentang Jalan.

Peraturan Bupati Tulang Bawang Barat Nomor 8A Tahun 2011 Tentang

Penjabaran Tugas Pokok, Fungsi dan Tata Kerja Dinas Daerah Kab. Tulang Bawang Barat.

Website:

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat berbagai macam motif para lansia untuk datang dan tinggal di panti, pertama; because motive adalah: rasa tidak

Pirai atau gout adalah suatu penyakit yang ditandai dengan serangan mendadak dan berulang dari artritis yang terasa sangat nyeri karena adanya endapan

BUPATI TULANG BAWANG BARAT berjanji akan mewujudkan target kinerja yang seharusnya sesuai lampiran perjanjian ini, dalam rangka mencapai target kinerja jangka menengah

1. Daerah adalah Kabupaten Tulang Bawang Barat. Pemerintah Daerah adalah Pemerintah Kabupaten Tulang Bawang Barat. Bupati adalah Bupati Tulang Bawang Barat.. Tiyuhadalah sebutan nama

Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan maka didapatkan hasil dari  percobaan mengamati anatomi buah dan biji daintaranya pada sampel buah adas adas ( Foeniculum

Prakosa (2003), menyatakan bahwa tingginya persaingan industri pertelevisian di Indonesia menuntut eksekutif perusahaan ANTV untuk berubah dan membentuk ulang strategi

Dengan dapat diketahuinya pendapat Polisi Kehutanan terhadap sumber-sumber motivasi kerja akan lebih memudahkan bagi Departemen Kehutanan, selaku organisasi maupun pimpinan

Kutipan yang berisi kurang dari 40 kata ditulis diantara tanda kutip (―…‖) sebagai bagian terpadu dalam teks utama dan diikuti nama pengarang, tahun dan nomor