• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGEMBANGAN HUTAN WISATA TERINTEGRASI BERBASISKAN PRINSIP PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN DI DESA PANJI, BULELENG

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PENGEMBANGAN HUTAN WISATA TERINTEGRASI BERBASISKAN PRINSIP PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN DI DESA PANJI, BULELENG"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

Wayan Damar Windu Kurniawan1, I Gede Yudi Wisnawa1, I Gst Ngr Yoga Jayantara1

ABSTRACT

ABSTRAK

PENDAHULUAN

Desa Panji secara administratif terletak di wilayah Kecamatan Sukasada, Kabupaten Buleleng dengan luas wilayah sekitar 1061 Ha. Secara geografis, wilayah desa ini terletak pada ketinggian antara 20 m – 600 m diatas permukaan air laut. Berdasarkan posisi geografis ini, Desa Panji jika dilihat dari sudut pandang Daerah Aliran Sungai berada dalam sub sistem hulu DAS sampai dengan tengah

DAS. Sub sistem hulu DAS merupakan kawasan penyangga yang menjadi wilayah tangkapan air dalam satu sistem DAS (Sugiharto, 2001). Berdasarkan konsep keterkaitan antara hulu – tengah – hilir DAS seperti yang dikemukakan oleh Asdak (2007:537), wilayah tengah DAS di Desa Panji merupakan wilayah deposisi material dari wilayah hulu, sehingga kualitas tengah DAS sangat ditentukan dari kondisi hulu DAS yang ada diatasnya. Secara khusus, wilayah hulu

PENGEMBANGAN HUTAN WISATA TERINTEGRASI BERBASISKAN

PRINSIP PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN DI DESA PANJI,

BULELENG

1Prodi D3 Survei & Pemetaan, Jurusan Geografi, FHIS, Undiksha

Email: kurniawan.windu@undiksha.ac.id,

Panji Village has a forest area of 129 hectares which included in the upstream system of the Banyumala Watershed. In general, forest area in Panji Village have been managed through a good institutional system through the Village Forest Management Institution (Lembaga Pengelola Hutan Desa), but it has not provided significant value and benefits for the economics. The aim of this program is to plan zoning regulation of a sustainable tourism in forest area through the integration of selling point village potentials. Based on survey aerial photography observations, GIS analysis and FGD with community leaders, the results show that the forest area has the potential to be developed as a tourism forest with special interest tourism activities which integrated with other potentials in Panji Village, such as agricultural and cultural potential. Forest tourism can be offered as an integrated tour package along with other tourist attractions in Panji Village, either agricultural ecotourism or cultural / history tourism.

Keywords: forest tourism, special interest tourism, integrated toursm

Desa Panji memiliki kawasan Hutan Desa seluas 129 Hektar, yang seluruh area hutan ini masuk kedalam sistem hulu Daerah Aliran Sungai Banyumala. Secara umum hutan desa yang ada di Desa Panji telah dikelola melalui sistem kelembagaan yang baik melalui Lembaga Pengelola Hutan Desa, namun belum memberikan nilai guna dan manfaat yang signifikan bagi perekonomian masyarakat. Tujuan dari pengabdian ini adalah perencanaan penataan kawasan hutan wisata berkelanjutan melalui integrasi potensi desa yang bernilai jual. Berdasarkan hasil survey, pengamatan foto udara, analisis GIS dan FGD bersama tokoh masyarakat diperoleh hasil bahwa kawasan hutan berpotensi dikembangkan sebagai hutan wisata dengan kegiatan wisata minat khusus namun terintegrasi dengan potensi lainnya yang ada di wilayah bawah Desa Panji seperti potensi pertanian dan potensi budaya. Hutan wisata dapat ditawarkan sebagai satu kesatuan paket wisata bersama daya tarik wisata lainnya yang ada di Desa Panji, baik itu daya tarik ekowisata pertanian maupun wisata budaya/sejarah/religi.

(2)

DAS di Desa Panji didominasi oleh tutupan hutan, dan merupakan kawasan hutan lindung. Pada bulan April tahun 2019, hutan lindung di Desa Panji yang secara teknis pengelolaan dan perlindungannya menjadi tanggungjawab negara ini, diserahkan pengelolaannya kepada Pemerintah Desa melalui LPHD (Lembaga Pengelola Hutan Desa). Ijin pengelolaan kawasan hutan dalam wujud hutan desa ini memberikan peluang bagi masyarakat / pemerintah desa Panji untuk memaksimalkan manfaat yang diperoleh dari hutan, dengan tetap menjaga kelestariannya.

Berdasarkan analisis situasi di lapangan, pengelolaan hutan desa di Desa Panji lebih ditujukan untuk perlindungan hutan saja, namun belum dimanfaatkan potensi hutannya untuk kebutuhan ekonomi. Beberapa kegiatan yang sudah dilakukan masyarakat maupun pemerintah Desa Panji dalam pengelolaan hutan desa ini antara lain; pelatihan perencanaan pengelolaan hutan, pemanfaatan air bersih pada mata air yang ada di dalam hutan, serta penanaman bibit tanaman Multi Purpose tree Species (MPTS) seperti Durian, Bibit Manggis, Bibit Duku (Ceroring ), Bibit Alpukat, dan Bibit Kembang Rijasa. Konteks pemanfaatan jasa lingkungan dalam penyedia estetika alami atau potensi keindahan belum dimaksimalkan oleh masyarakat / pemerintah. Potensi jasa lingkungan keindahan alami yang ada di hutan desa ini harus diintegrasikan menggunakan pendekatan keruangan, terutama

dalam melakukan perencanaan dan

pengembangan hutan wisata di Desa Panji. Hutan wisata menurut Fandeli (2001) didefinisikan sebagai hutan yang mencakup bagian daratan maupun lautan, terutama yang dapat dimanfaatkan untuk pariwisata dan rekreasi alam (out-bond). Konsep hutan wisata dipilih dalam perencanaan penataan kawasan hutan karena manfaatnya yang besar dalam kegiatan penunjang budaya (Dewi, 2017), yang sangat sejalan dengan potensi budaya yang dimiliki Desa Panji. Oleh karena hutan yang akan dikembangkan merupakan bagian dari hutan lindung milik negara yang ijin

pengelolaannya diberikan kepada pemerintah desa, maka konsep hutan wisata yang akan terbentuk harus berdasarkan prinsip berkelanjutan dan berwawasan lingkungan, dengan mengedepankan pencadangan sumber daya alam khususnya air. Sehingga tujuan dari kegiatan pengabdian ini adalah perencanaan penataan hutan wisata berkelanjutan melalui integrasi seluruh potensi desa yang bernilai jual.

METODE

Pendekatan keruangan dikedepankan dalam perumusan atau pencapaian kegiatan pengabdian ini untuk perencanaan penataan hutan wisata berkelanjutan melalui integrasi seluruh potensi desa yang bernilai jual. Identifikasi potensi hutan desa yang memiliki nilai jual dilakukan melalui analisis sistem informasi geografis yang dibantu melalui citra satelit dan didukung melalui pemotretan foto udara dengan wahana drone. Drone merupakan wahana yang berukuran kecil sehingga memungkinkan untuk terbang mendekati area yang diinginkan dan memperoleh foto udara resolusi tinggi (Ramadhani, dkk, 2015). Sebuah drone diterbangkan untuk memotret dan kemudian dilakukan analisis guna identifikasi potensi keindahan mana saja yang dapat dimunculkan sebagai sebuah daya tarik wisata.

Konsep integrasi potensi desa untuk mewujudkan wisata berkelanjutan didukung dari analisis medan untuk mengetahui potensi lansekap serta fungsi ekologis desa Panji, terutama dari kawasan hutan desa sampai dengan wilayah bawah Desa Panji. Integrasi potensi kewilayahan dalam kegiatan pengabdian ini lebih dititkberatkan pada sebaran orde sungai dari hulu hingga hilir wilayah pengabdian, sehingga dapat digunakan untuk penentuan atau identifikasi potensi mana saja yang dapat dijadikan sebagai satu kesatuan paket wisata dengan fungsi ekologis yang saling berkaitan.

(3)

Integrasi potensi desa yang berupa daya tarik wisata harus dapat memfasilitasi dan merepresentasikan kebutuhan & kearifan masyarakat setempat. Hal ini harus didukung melalui kegiatan forum group discussion

(FGD) bersama beberapa kelompok

masyarakat serta elemen pemerintahan desa dalam skema penyusunan perencanaan

integrasi potensi desa. FGD ini dilakukan untuk menghasilkan kesepakatan konsep integrasi wisata berkelanjutan yang melingkupi aspek keunggulan tiap obyek bernilai jual, dampak yang mungkin ditimbulkan ke masyarakat dan kepada lingkungan, serta keberlanjutan eksistensi daya tarik wisata itu sendiri.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Kawasan hutan desa Panji memiliki potensi ekowisata yang sangat tinggi karena berada tepat di bagian atas kawasan pertanian desa. Potensi ekowisata ini dengan didukung oleh kelerengan kawasan hutan yang cukup terjal namun dengan kondisi top soil dengan tekstur tanah geluh – pasiran, dapat dikembangkan wisata petualangan adventure atau wisata minat khusus lain seperti downhill, motorcross, ataupun tracking. Selain itu, dengan beragamnya jenis tanaman yang ada di kawasan hutan Desa Panji, area ini sebenarnya menyimpan potensi fungsi jasa ekosistem sebagai penyerbukan alami (pollination) yang sangat tinggi, sehingga potensi yang dapat dikembangkan lebih lanjut adalah produk madu.

Tahun 2019, menurut hasil wawancara tim pengabdian dengan perangkat desa Panji (Kepala Desa dan Sekretaris Desa Panji), telah terjadi kebakaran hutan yang ditimbulkan akibat teknik panen madu hutan dengan cara diasapi, sehingga api yang digunakan memicu kejadian kebakaran. Berdasarkan hal tersebut, Kawasan Hutan di Desa Panji dapat dikembangkan sebagai wisata minat khusus, salah satunya adalah wisata downhill dengan rute yang berhasil dipetakan pada gambar 1, dan profil medan jalur downhill pada gambar 2.

Potensi Desa Panji yang bernilai jual berdasarkan survey tim pengabdian dibagi menjadi 3 potensi, yaitu potensi kehutanan, potensi pertanian, dan potensi budaya. Potensi kehutanan seluruhnya berada dalam kawasan

hutan desa Panji yang terdiri dari ekowisata atau wisata minat khusus, produk madu, dan spot air terjun. Sementara itu Potensi pertanian berada di sebagian wilayah hulu Desa Panji sampai pada bagian terbawah desa Panji. Potensi Pertanian ini juga telah didukung oleh sertifikasi produk pertanian (beras), serta beberapa olahan hasil pertanian / perkebunan seperti kopi, minuman olahan dari bahan rimpang, dan sebagainya

Gambar 1. Rute Wisata minat khusus (downhill) terintegrasi di Desa Paji

(4)

Gambar 2. Profil Medan jalur wisata minat khusus (downhill) Desa Panji .

Berdasarkan potensi yang ada di Desa Panji, dan hasil survey/pemetaan pada kawasan Hutan Desa Panji serta FGD yang dilaksanakan pada pertengahan Agustus 2020, tim pengabdi bersama perangkat desa, tokoh masyarakat, dan perwakilan Pokdarwis menyepakati konsep integrasi hutan wisata berkelanjutan sebagai berikut;

 Hutan wisata berkelanjutan harus memperhatikan kondisi Hulu sampai Hilir di Desa Panji yang memiliki 3 potensi utama yaitu potensi sektor kehutanan, sektor pertanian/perkebunan, dan budaya.  Pada Sektor kehutanan, yang paling

mudah diwujudkan adalah pengembangan wisata minat khusus yaitu wisata downhill, yang mengambil rute awal dari

kawasan pertanian. Sehingga Desa Panji dapat menawarkan daya tarik lainnya saat seorang wisatawan hendak melakukan wisata minat khusus pada kawasan Hutan, baik itu wisata keluarga (fun bike, air terjun), wisata religi (berhubungan dengan potensi budaya), wisata air, dan cinderamata berupa produk hasil pertanian.

EVALUASI DAN TINDAK LANJUT Kegiatan pengabdian ini memperoleh apresiasi yang sangat besar dari masyarakat. Salah satu luaran dari kegiatan pengabdian ini yaitu maket desain akan digunakan untuk pengembangan wisata desa Panji dan dijadikan sebagai bagian dari media promosi Desa Panji. Masyarakat Desa Panji mengharapkan hasil identifikasi potensi Desa Panji dari hulu ke hilir dapat ditindaklanjuti sebagai kegiatan pengabdian atau diaplikasikan pada tahun yang akan datang. Secara ringkas, potensi desa Panji yang diharapkan dapat dikembangkan di masa yang akan datang ditunjukkan pada gambar 3.

(5)

Gambar 3. Konsep Integrasi Hutan Wisata Berkelanjutan di Desa Panji

Masyarakat juga berharap bahwa Integrasi hutan wisata berkelanjutan Desa Panji harus didukung oleh pengembangan potensi lainnya yang bernilai jual. Pada potensi sektor kehutanan, hutan Desa Panji dapat dikembangkan sebagai area perkemahan, dengan konsep wisata “night view camping” di bawah areal puncak landep (di luar kawasan hutan), seperti ditunjukkan pada gambar 4 dan 5.

Gambar 4. Kenampakan Visual dari area potensial sebagai bumi perkemahan

Gambar 5. Gambaran visual potensi wisata di kawasan hutan (lingkaran hitam)

Pada beberapa area pertanian, keindahan / estetika alaminya dapat dikembangkan sebagai wisata fun bike, yang menyuguhkan keindahan lahan pertanian sawah terasering layaknya kawasan Ubud Gianyar. Jalur fun bike yang bernilai jual bagi calon wisatawan luar panji telah dipetakan oleh tim pengabdi, yang ditunjukkan pada gambar 6. Pengembangan fun bike pada kawasan pertanian di Desa Panji ini harus dibarengi dengan pengelolaan wisata yang holistic (menyeluruh) oleh pokdarwis Desa Panji, misalnya dengan penyediaan jasa penyewaan sepeda, dan menyiapkan rest area di jalur fun bike dengan berbagai pilihan kuliner

(6)

untuk mendatangkan repeat visitors. Sementara itu potensi budaya lebih kepada seni arsitektur dan/atau bangunan bersejarah serta budaya unik di Desa Panji yang tidak ada duanya yaitu tradisi megoak goakan

Gambar 6. Peta Rute Jalur Fun Bike yang bernilai jual sebagai salah satu daya tarik wisata

SIMPULAN

Secara umum, potensi Desa Panji yang dapat terintegrasi dengan kawasan hutan yang ada pada wilayah hulu adalah 3 sektor / kawasan utama yaitu sektor kehutanan, sektor pertanian, dan kawasan budaya. Sementara itu, kawasan hutan di Desa Panji berpotensi dikembangkan sebagai hutan wisata dengan kegiatan wisata minat khusus namun terintegrasi dengan potensi lainnya yang ada di wilayah bawah Desa Panji seperti potensi pertanian dan potensi budaya. Berdasarkan potensi desa dan potensi kawasan hutan, hutan wisata dapat ditawarkan sebagai satu kesatuan paket wisata bersama daya tarik wisata lainnya yang ada di Desa Panji, baik itu daya tarik ekowisata pertanian maupun wisata budaya/sejarah/religi.

DAFTAR RUJUKAN

Asdak, C. 2007. Hidrologi dan Pengelolaan Daerah Aliran Sungai. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta

Dewi, Indah Novita dkk. (2017). Pengembangan Ekowisata Kawasan

Hutan dengan Skema Hutan

Kemasyarakatan di Daerah Istimewa Yogyakarta. Yogyakarta : J Manusia & Lingkungan, 2017, 24(2):95-102, DOI: 10.22146/jml.38566

Fandeli, C. (2001). Dasar-Dasar Manajemen Kepariwisataan Alam. Yogyakarta: Liberty

Ramadhani, Y. H., Rokhmatulloh, R., Poniman, A., & Susanti, R. (2015). Pemetaan Pulau Kecil dengan Pendekatan Berbasis Objek Menggunakan Data Unmanned Aerial Vehicle (UAV) Studi Kasus di Pulau Pramuka , Kepulauan Seribu. Majalah Ilmiah Globe, 17(2), 125–134.

Sugiharto. (2001). Dasar-dasar Pengolahan Air Limbah. Jakarta: Universitas Indonesia

Gambar

Gambar 1. Rute Wisata minat khusus  (downhill) terintegrasi di Desa Paji
Gambar 2. Profil Medan jalur wisata minat  khusus (downhill) Desa Panji
Gambar 3. Konsep Integrasi Hutan Wisata Berkelanjutan di Desa Panji
Gambar 6. Peta Rute Jalur Fun Bike yang  bernilai jual sebagai salah satu daya tarik wisata

Referensi

Dokumen terkait

Pada kedalaman pertama ditemukan 30 jenis substrat yang terbagi kedalam 4 tipe yaitu karang keras hidup (hard coral live), biotik (soft coral), alga dan substrat mati dengan

Media pembelajaran yang inovatif merupakan alat untuk menyampaikan informasi belajar dan pesan dengan memanfaatkan kemajuan teknologi dan informasi, sehingga peserta

untuk asumsi temperatur bearing dan periksa hasil hubungan dalam tabel hasil.. Determinan koefisien dari pergeseran menggunakan hubungan seni diskusi. Determinan panas generator

salat telah t ba hendaklah kita melaksanakan salat sesuai dengan kemampuan. Ket ka sedang bepergian, kita blsa me aksanakan salat di dalam kendaraan, misalnya di dalam

Said dan segenap pembantunya yang tetap monoyal dalam kondisi pahit getir yang bagaimana pedihnya, berdasarkan falsafah Tri Dharma sebagai landasan perjuangan dan

1) Kesesuaian lingkungan sosial dengan keadaan diri artinya menyesuaikan peran seperti yang diharapkan orang lain dalam situasi sosial. Hakikat manusia sebagai

Kementerian Sosial berkomitmen mendorong selurh Pemda untuk bersama-sama melakukan upaya penutupan lokalisasi hingga pada tahun 2019, Indonesia bebas lokalisasi. Dalam

Berdasarkan hasil wawancara kedua ini, maka dapat diketahui bahwasannya dosen tersebut memiliki pendapat yang negatif, meskipun dosen terebut mengetahui e-learning