Mengenal Survei Mawas Diri, SMD, Awal
Mengenal Survei Mawas Diri, SMD, Awal
Perencanaan Dari Bawah
Perencanaan Dari Bawah
Kamis, Februari 23, 2017Kamis, Februari 23, 2017
Belajar Akreditasi, SMD dan MMD Belajar Akreditasi, SMD dan MMD Tanya:
Tanya:
"Oh iya dok terimakasih, kmren dari dinas katanya ada referensi terbaru SMD tidak perlu "Oh iya dok terimakasih, kmren dari dinas katanya ada referensi terbaru SMD tidak perlu pakai survei, hanya diskusi utk mengg
pakai survei, hanya diskusi utk menggali/mengidentifikasi masalah?" ~ Ummi 'Azizah ~ali/mengidentifikasi masalah?" ~ Ummi 'Azizah ~ Dalam Permenkes RI No
Dalam Permenkes RI No 44 Th 2016 Tentang Pedoman Management Puskesmas: Tentang44 Th 2016 Tentang Pedoman Management Puskesmas: Tentang SMD / MMD, dapat dibaca:
SMD / MMD, dapat dibaca:
1.
1. Tahapan : Analisa situasi dan pelaksanaan Survei Mawas Diri (SMD), MusyawarahTahapan : Analisa situasi dan pelaksanaan Survei Mawas Diri (SMD), Musyawarah Masyarakat Desa (MMD)
Masyarakat Desa (MMD) sebagai bahan penyusunan RUK tahun 2017 dan Rencanasebagai bahan penyusunan RUK tahun 2017 dan Rencana Lima Tahunan periode 2017 s.d 2021, dengan pendekatan Top-Down dan Lima Tahunan periode 2017 s.d 2021, dengan pendekatan Top-Down dan Bottom-Up.
Up. 2.
2. Waktu pelaksanaan : Awal Januari 2016Waktu pelaksanaan : Awal Januari 2016 3.
3. Pelaksanaan : Desa/ KelurahanPelaksanaan : Desa/ Kelurahan 4.
4. Pihak terkait : Pemangku kepentingan Tk. Desa/ KelurahanPihak terkait : Pemangku kepentingan Tk. Desa/ Kelurahan 5.
5. Keluaran : Hasil analisa situasi, Hasil SMD dan MMD, Usulan kebutuhan pelayananKeluaran : Hasil analisa situasi, Hasil SMD dan MMD, Usulan kebutuhan pelayanan kesehatan masyarakat desa/ kelurahan sesuai harapan rasional masyarakat
kesehatan masyarakat desa/ kelurahan sesuai harapan rasional masyarakat desa/kelurahan.
desa/kelurahan. Analisis masalah dari sisi
Analisis masalah dari sisi pandang masyarakat, yang dilakukan melalui Survey Mawas Diri/pandang masyarakat, yang dilakukan melalui Survey Mawas Diri/ Community Self Survey (SMD/ CSS):
Community Self Survey (SMD/ CSS):
1.
1. Survei Mawas Diri adalah kegiatan untuk mengenali keadaan dan masalah yangSurvei Mawas Diri adalah kegiatan untuk mengenali keadaan dan masalah yang
dihadapi masyarakat, serta potensi yang dimiliki masyarakat untuk mengatasi masalah dihadapi masyarakat, serta potensi yang dimiliki masyarakat untuk mengatasi masalah tersebut. Potensi yang dimiliki antara lain ketersediaan sumber daya, serta tersebut. Potensi yang dimiliki antara lain ketersediaan sumber daya, serta peluang- peluang yang dapat dimob
sendiri, agar selanjutnya masyarakat dapat digerakkan untuk berperan serta aktif memperkuat upaya-upaya perbaikannya, sesuai batas kewenangannya.
2. Tahapannya dimulai dari pengumpulan data primer dan data sekunder, pengolahan dan penyajian data masalah dan potensi yang ada dan membangun kesepakatan bersama masyarakat dan kepala desa/kelurahan, untuk bersama-sama mengatasi
masalah kesehatan di masyarakat.
3. Instrumen SMD/ CSS disusun Puskesmas sesuai masalah yang dihadapi dan masalah yang akan ditanggulangi Puskesmas. Instrumen yang disusun mencakup format
pendataan yang dilakukan wakil masyarakat yang dapat mengidentifikasi masalah kesehatan masyarakat dan dapat memberi informasi tentang:
Kepemilikan Kartu Menuju Sehat (KMS) balita Status imunisasi dan status gizi balita
Kondisi lingkungan permukiman/ rumah tempat tinggal
Kondisi rumah, ketersediaan air bersih layak konsumsi, cakupan jamban sehat Sarana Pembuangan Air Limbah (SPAL) di rumah tangga
Perawatan balita sehat dan sakit
Upaya pemenuhan kebutuhan kesehatan balita (tumbuh kembang, gizi s eimbang, imunisasi
Manajemen Terpadu Balita Sakit (MTBS), dll)
Peranan keluarga dalam pemanfaatan pelayanan kesehatan di Upaya Kesehatan Berbasis Masyarakat (UKBM)
Peranan keluarga pada kegiatan UKBM; dan atau
Pertanyaan lain yang dianggap perlu untuk mengetahui permasala han yang dihadapi masyarakat.
A.3. Perumusan Masalah Dari hasil analisis data, dilaksanakan perumusan masalah. Masalah adalah kesenjangan antara harapan dan kenyataan.
Ingat, SMD adalah :
1. Pembelajaran oleh masyarakat, untuk masyarakat. Puskesmas sebagai pendamping dan nara sumber. Kalau semua dilakukan oleh Puskesmas maka masyarakat tidak belajar sesuatu.
2. Salah satu tujuan SMD adalah: masyarakat dapat mengetahui masalah kesehatan diwilayahnya sehingga bisa menyusun program untuk mengatasinya dan menyambut program pengentasan wilayah dari diare menjadi gerakan masyarakat; Puskesmas bisa
memberi masukan program apa saja untuk mengatsi diare; Cuci tangan pakai sabun, enam langkah mencuci tangan, Tidak BAB disembarang tempat (ODF), Satu rumah satu jamban, program air bersih, dll.
3. Salah satu pembelajaran yang penting dalam SMD adalah dapat membedakan antara, KEINGINAN terhadap suatu pelayanan kesehatan, dan KEBUTUHAN pelayanan kesehatan karena adanya masalah kesehatan di wilayahnya. Pelayanan diare akan dibutuhkan masyarakat jika memang masih sering terjadi KLB diare, tetapi pelayanan bedah kosmetik mungkin hanya keinginan beberapa orang saja.
4. SMD dan MMD itu satu rangkaian dengan Musrenbang Desa,Musrenbang Kecamatan, dst-nya.
Karena itu tolong difikirkan lagi kalau ingin menghilangkan SMD. Masukan lain tetap dibutuhkan dan sangat perlu. PDCA perlu terus berjalan, dan masukan masyarakat salah satunya, karena salah satu komponennya.
Belajar Akreditasi Puskesmas, Dana Desa,
SMD dan MMD
Sabtu, Februari 25, 2017
Bisakah dana desa digunakan untuk mengatasi masalah kesehatan masyarakat di Desa? Marilah kita cermati Pemendes No. 22 th 2016 berikut ini, (*HURUF BESAR DALAM KURUNG TAMBAHAN DARI SAYA).
PERATURAN MENTERI DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL, DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2016
TENTANG PENETAPAN PRIORITAS PENGGUNAAN DANA DESA TAHUN 2017
Dana Desa digunakan untuk membiayai pembangunan desa yang ditujukan untuk
meningkatkan kesejahteraan masyarakat desa, peningkatan kualitas hidup manusia serta penanggulangan kemiskinan dengan prioritas penggunaan dana desa diarahkan untuk pelaksanaan program dan kegiatan Pembangunan Desa, yang meliputi antara lain:
a. Pengadaan, pembangunan, pengembangan, dan pemeliharaan sarana prasarana dasar untuk pemenuhan kebutuhan:
1. Lingkungan pemukiman; (KESLING BISA BERPERAN) 2. Transportasi;
3. Energi; dan
b. Pengadaan, pembangunan, pengembangan, dan pemeliharaan sarana prasarana pelayanan sosial dasar untuk pemenuhan kebutuhan:
1. Kesehatan masyarakat; dan (KESEHATAN MASYARAKAT: BERARTI PENYAKIT DOMINAN, DBD, DIARE, TB PARU)
2. Pendidikan dan kebudayaan.
c. Pengadaan, pembangunan, pengembangan, dan pemeliharaan sarana prasarana ekonomi untuk mewujudkan Lumbung Ekonomi Desa yang meliputi: (GIZI : BISA MEMBERI MASUKAN).
1. Usaha ekonomi pertanian berskala produktif untuk ketahanan pangan;
2. Usaha ekonomi pertanian berskala produktif yang difokuskan pada kebijakan satu Desa satu produk unggulan yang meliputi aspek produksi, distribusi dan pemasaran; dan
3. Usaha ekonomi berskala produktif lainnya yang difokuskan pada kebijakan satu Desa satu produk unggulan yang meliputi aspek produksi, distribusi dan pemasaran.
d. Pengadaan, pembangunan, pengembangan, dan pemeliharaan sarana prasarana lingkungan untuk pemenuhan kebutuhan:
1. Kesiapsiagaan menghadapi bencana alam; (P2M ; KEWASPADAAN , MITIGASI DAN SURVEILANS)
2. Penanganan bencana alam; (P2M: PENAGNAN BENCANA).
3. Penanganan kejadian luar biasa lainnya; dan (KLB PENYAKIT MENULAR DAN WABAH)
4. Pelestarian lingkungan hidup. (KESEHATAN LINGKUNGAN).
e. Pengadaan, pembangunan, pengembangan, dan pemeliharaan sarana prasarana lainnya yang sesuai dengan kebutuhan Desa dan ditetapkan dalam Musyawarah Desa.
Pasal 6
Desa dalam perencanaan program dan kegiatan pembangunan Desa yang dibiayai Dana Desa, dapat mempertimbangkan tipologi Desa berdasarkan tingkat
perkembangan kemajuan Desa, meliputi:
a. Desa Tertinggal dan/atau Desa Sangat Tertinggal memprioritaskan kegiatan pembangunan Desa pada:
1. Pengadaan, pembangunan, pengembangan, dan pemeliharaan sarana prasarana dasar; dan
2. Pembangunan, pengembangan dan pemeliharaan sarana prasarana ekonomi serta
pengadaan produksi, distribusi dan pemasaran yang diarahkan pada upaya mendukung pembentukan usaha ekonomi pertanian berskala produktif, usaha ekonomi pertanian
untuk ketahanan pangan dan usaha ekonomi lainnya yang difokuskan kepada kebijakan satu Desa satu produk unggulan.
1. Pembangunan, pengembangan dan pemeliharaan infrastruktur ekonomi serta
pengadaan sarana prasarana produksi, distribusi dan pemasaran untuk mendukung penguatan usaha ekonomi pertanian berskala produktif, usaha ekonomi untuk
ketahanan pangan dan usaha ekonomi lainnya yang difokuskan kepada kebi jakan satu Desa satu produk unggulan; dan
2. Pembangunan dan pemeliharaan infrastruktur serta pengadaan sarana prasarana sosial dasar dan lingkungan yang diarahkan pada upaya mendukung pemenuhan akses
masyarakat Desa terhadap pelayanan sosial dasar dan lingkungan.
c. Desa Maju dan/atau Desa Mandiri memprioritaskan kegiatan pembangunan pada:
1. Pembangunan, pengembangan dan pemeliharaan infrastruktur ekonomi serta
pengadaan sarana prasarana produksi, distribusi dan pemasaran untuk mendukung perluasan/ekspansi usaha ekonomi pertanian berskala produktif, usaha ekonomi untuk
ketahanan pangan dan usaha ekonomi lainnya yang difokuskan kepada kebij akan satu Desa satu produk unggulan; dan
2. Pembangunan dan pemeliharaan infrastruktur serta pengadaan sarana prasarana sosial dasar dan lingkungan yang diarahkan pada upaya mendukung peningkatan kualitas pemenuhan akses masyarakat Desa terhadap pelayanan sosial dasar dan lingkungan.
Bagian Kedua
Bidang Pemberdayaan Masyarakat Pasal 7
Dana Desa digunakan untuk membiayai program dan kegiatan bidang Pemberdayaan Masyarakat Desa yang ditujukan untuk meningkatkan kapasitas dan kapabilitas
masyarakat Desa dengan mendayagunakan potensi dan sumberdayanya sendiri sehingga Desa dapat menghidupi dirinya secara mandiri.
Kegiatan pemberdayaan masyarakat Desa yang diprioritaskan meliputi antara lain:
1. Peningkatan partisipasi masyarakat dalam proses perencanaan, pelaksanaan dan pengawasan pembangunan Desa;
2. Pengembangan kapasitas masyarakat Desa; 3. Pengembangan ketahanan masyarakat Desa; 4. Pengembangan sistem informasi Desa;
5. Dukungan pengelolaan kegiatan pelayanan sosial dasar di bidang pendidikan, kesehatan, pemberdayaan perempuan dan anak, serta pemberdayaan masyarakat marginal dan anggota masyarakat Desa penyandang disabilitas; (PROGRAM KIA/KAB [ GIZI,)
6. Dukungan pengelolaan kegiatan pelestarian lingkungan hidup; (KESLING)
7. Dukungan kesiapsiagaan menghadapi bencana alam, penanganan bencana alam serta penanganan kejadian luar biasa lainnya; (KEWASPADAAN DINI , MITIGASI
BENCANA, SURVEILANS BENCANA)
8. Dukungan permodalan dan pengelolaan usaha ekonomi produktif yang dikelola oleh BUMDesa dan/atau BUMDesa Bersama;
9. Dukungan pengelolaan usaha ekonomi oleh kelompok masyarakat, koperasi dan/atau lembaga ekonomi masyarakat Desa lainnya;
10. Pengembangan kerjasama antar Desa dan kerjasama Desa dengan pihak ketiga; dan 11. Bidang kegiatan pemberdayaan masyarakat Desa lainnya yang sesuai dengan analisa
kebutuhan Desa dan ditetapkan dalam Musyawarah Desa.
Kus Sularso, Banyumanik, 18 Februri 2017.
(Sampai disini terlihat pentingnya peranan Puskesmas dan bidan di Desa serta kader
kesehatan dalam memperjuangkan penggunaan dana desa untuk kesehata n. Tentunya Kepala Puskesmas sudah memikirkan dan menindak lanjuti perencanaan ini karena SMD dan MMD untuk tahun 2017 tentunya sudah akan mulai dilakukan untuk kegiatan program tahun 2018.) Secara lengkap perlu dibaca Permendes-nya .
Belajar Akreditasi Puskesmas, Apa sih
Prinsip Koordinasi?
Selasa, Februari 21, 2017
Belajar Akreditasi, Koordinasi Apakah prinsip koordinasi ? Prinsip koordinasi adalah :
1. Mulai dari awal
2. Koordinasi butuh hubungan personal 3. Koordinasi yang berkesinambungan
4. Koordinasi merupakan hubungan timbal balik 5. Koordinasi itu Dinamis
6. Koordinasi yang baik menyederhanakan organisasi 7. Perlu ada koordinasi diri sendiri
8. Dalam koordinasi pembagian tujuannya jelas
9. Dalam koordinasi ada kejelasan kewenangan dan tanggung jawab masing masing
10. Komunikasi butuh komunikasi efektif
11. Komunikasi perlu dilakukan pula supervisi efektif
Yang perlu memahami koordinasi itu bukan hanya atasan tetapi juga bawahan dan teman sejawat.
Banyak anak buah yang sengaja menghindari di-koordinir oleh atasannya atau
temannya. Merasa sama pintar dengan atasan, atau karena merasa dulunya atasannya adalah teman sejawatnya, atau merasa atasannya dibawahnya dalam segi kekayaan (Lebih kaya materi, lebih kaya pengetahuan, lebih kaya pengalaman, lebih kaya
ketrampilan, lebih kaya spiritual dll).
Dan ini sering terjadi dalam organisasi yang disebut Puskesmas, dimana banyak profesi berbeda harus melebur dalam satu organisasi.
Sehingga organisasi Puskesmas itu dilihatnya sepert kue lapis, seperti lapisan air dan minyak yang berwarna warni. Tidak bisa menyatu dan tidak bisa serentak dalam
pemikiran, perilaku dan tindakan.
Banyak yang tidak merasa bahwa perilaku seperti itu adalah salah satu bentuk kesombongan. Kesombonggan profesi.
Melihat lebih jauh adalah bentuk koordinasi program yang berjenjang dari tingkat Pusat sampai didesa.
Siapakah yang mengkoordinir Puskesmas? Apakah Dinas Kesehatan Kabupaten/ kota melakukan koordinasi kegiatan program sebagaimana prinsip diatas?
Mulai dari awal, melakukan hubungan personal, berkesinambungan, timbal balik, dinamis, menjadikan organisasi lebih sederhana bukan merumitkannya, diiringi juga dengan mengkoordinir diri sendiri, tujuan masing masingnya jelas, masing masing
memiliki tanggung jawab dan tugas yang jelas, melalui komunikasi dan supervisi efektif. Ibarat melawan musuh, ada penyakit yang merupakan musuh bersama ditangani
program Essensial dan penyakit spesifik/ prioritas wilayah ditangani program pengembangan.
Siapa bilang Puskesmas adalah organisasi kecil? Siapa bilang kegiatan di Puskesmas sederhana? Cobalah masuk dan melebur diri didalamnya. Akan terasa bagaimana rumitnya.
Cobalah masuk dan lihat masalahnya.
Maka terlihat semua masalah ada didalamnya.
ITU TERJADI DI PUSKESMAS YANG KOORDINASI-NYA BELUM BERJALAN. Dulu memang sering tidak berjalan,
karena semua ingin segera pulang.
ALHAMDULILLAH SEKARANG SUDAH MULAI BERBENAH. KESEHATAN MASYARAKAT SUDAH MULAI CERAH
INDONESIA SEHAT MULAI TAMPAK SUDAH. Tetap semangat. Sukses.
Kus Sularso, Banyumanik 20 Februari 2017
(Seribu langkah kedepan dimulai dari langkah pertama. Lakukan evaluasi prinsip koordinasi itu dengan segera, mulailah sekarang juga. Sukses ada didepan mata).