• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGELOLAAN PEMBELAJARAN AKUNTANSI DI SMA MUHAMMADIYAH 2 SURAKARTA NASKAH PUBLIKASI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PENGELOLAAN PEMBELAJARAN AKUNTANSI DI SMA MUHAMMADIYAH 2 SURAKARTA NASKAH PUBLIKASI"

Copied!
18
0
0

Teks penuh

(1)

PENGELOLAAN PEMBELAJARAN AKUNTANSI DI SMA

MUHAMMADIYAH 2 SURAKARTA

NASKAH PUBLIKASI

Diajukan kepada

Program Studi Manajemen Pendidikan

Program Pascasarjana Universitas Muhammadiyah Surakarta untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Memperoleh

Gelar Magister dalam Ilmu Manajemen Pendidikan

oleh

SISWANTI

NIM : Q100 120 050

PROGAM PASCASARJANA

PROGRAM STUDI MAGISTER MANAJEMEN PENDIDIKAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

(2)

Surat Persetujuan Artikel Publikasi Ilmiah

Yang bertanda tangan dibawah ini pembimbing skripsi/tugas akhir: Nama : Prof. Dr. Yetty Sarjono, M.Si.

Telah membaca dan mencermati naskah artikel publikasi ilmiah, yang merupakan ringkasan/tugas akhir dari mahasiswa:

Nama : SISWANTI NIM : Q100 120 050

Program Studi : MAGISTER MANAJEMEN PENDIDIKAN

Judul Skripsi : PENGELOLAAN PEMBELAJARAN AKUNTANSI DI SMA MUHAMMADIYAH 2 SURAKARTA

Naskah artikel tersebut, layak dan dapat disetujui untuk dipublikasikan. Demikian persetujuan dibuat, semoga dapat digunakan seperlunya.

Surakarta, 26 Mei 2014

Pembimbing

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

(3)

PENGELOLAAN PEMBELAJARAN AKUNTANSI DI SMA MUHAMMADIYAH 2 SURAKARTA

Siswanti

siswanti_47@yahoo.com

Universitas Muhammadiyah Surakarta

Jalan Jend. Ahmad yani Tromol Pos I Pabelan Surakarta

Yetty Sarjono

Universitas Muhammadiyah Surakarta

Jalan Jend. Ahmad yani Tromol Pos I Pabelan Surakarta

Djalal Fuadi

Universitas Muhammadiyah Surakarta

Jalan Jend. Ahmad Yani Tromol Pos I Pabelan Surakarta

ABSTRACT

The purpose of this study was (1) to describe the management of accounting learning material in SMA Muhamammdiyah 2 Surakarta. (2) to describe the management of accounting learning interaction in SMA Muhammadiyah 2 Surakarta. (3) to describe the evaluation of accounting learning in SMA Muhammadiyah 2 Surakarta.The research is a qualitative study, using ethnographic design. Research was done in SMA Muhammadiyah 2 Surakarta. Informants in this study is the principal, curriculum vice principal, teacher, and students. Data collection techniques using depth interview techniques, observation, and documentation. Data analysis techniques in this study using triangulation method. Data validity test using source triangulation and a triangulation time.Results of the study: (1) management of learning materials in accounting at SMA Muhammadiyah 2 Surakarta, implemented by school calendars have been set by the principal. Accounting learning material contains basic competence and allocation of time for each half in the form of lesson plan which is compiled by the Council Subject Teacher. (2) Interaction of learning undertaken by teachers of accounting includes initial, core activities, and closing activities. (3) Evaluation of learning accounting is done by the teacher after the teacher to make sure all components of a curriculum which have decision. Evaluation of learning is to obtain information about students' progress based on standards and basic competencies. Evaluation of learning accounting is done by means of oral, written, assignments, and presentations.

(4)

1

Pendahuluan

Pendidikan bukanlah suatu hal yang statis atau tetap, melainkan suatu hal yang dinamis sehingga menuntut adanya suatu perubahan atau perbaikan secara terus menerus. Perubahan dapat dilakukan dalam hal metode mengajar, penyesuaian buku-buku pelajaran, alat-alat laboratorium, maupun materi pelajaran. Akuntansi merupakan salah satu bidang studi yang menduduki peranan penting dalam pendidikan. Pelajaran akuntansi dalam pelaksanaan pendidikan diberikan mulai dari Sekolah Menengah Atas (SMA), Sekolah Menengah Kejuruan (SMK), bahkan sampai jenjang Perguruan Tinggi.

Proses belajar mengajar akuntansi yang baik adalah guru harus mampu menerapkan suasana yang dapat membuat siswa antusias terhadap persoalan akuntansi yang ada sehingga mereka mampu mencoba memecahkan persoalannya. Guru perlu membantu mengaktifkan siswa untuk berpikir. Diperlukan terobosan dalam menyusun konsep, serta tindakan-tindakan dengan kata lain suatu paradigma-paradigma baru didalam menghadapi tuntutan-tuntutan yang baru, dengan menggunakan paradigma lama, maka segala usaha yang dijalankan akan memenuhi kegagalan (Sanaky, 2010: 1).

Pelajaran akuntansi cenderung dipandang sebagai mata pelajaran yang “kurang diminati” atau “kalau bisa dihindari” oleh sebagian siswa dan kurangnya kesabaran bahwa akun-akun yang ada dalam akuntansi mengajarkan untuk dapat berpikir rasional, cermat, efisien dan efektif. Kemampuan tersebut sangat dibutuhkan guna menyongsong era persaingan- persaingan besar. Oleh karena itu, kreativitas seorang guru dalam mengajar akuntansi menjadi faktor penting agar akuntansi menjadi mata pelajaran yang menyenangkan dan menarik di dalam kelas, dan mengajarkan siswa untuk membuat keputusan untuk investasi, pemberian kredit dan keputusan lainnya. Hamalik (2008: 11) menyatakan bahwa guru yang baik tidak saja menguasai spesialisasi ilmunya, akan tetapi harus mengenal proses belajar manusia, cara-cara mengajar, penggunaan alat-alat peraga, teknik penilaian dan sebagainya.

Pelajaran akuntansi sangatlah sulit karena selalu menggunakan analisis yang tinggi dalam memasukkan angka pada akun-akun yang sesuai, seperti

(5)

2

halnya pembukuan, penggolongan, atau bendahara kantor dan lainnya yang selalu dihindari siswa pada saat mengerjakan soal akuntansi yang diberikan oleh guru akuntansi. Hal ini perlu adanya dorongan untuk memotivasi siswa agar dapat mengerjakan pembukuan sesuai akun yang ditetapkan, seperti jurnal penerimaan kas, jurnal pengeluaran kas, jurnal pembelian, jurnal penjualan, dan jurnal umum. Siswa harus mengetahui semua fungsi dari jurnal-jurnal tersebut dan mengetahui dengan jelas akun yang harus dimasukkan pada masing-masing jurnal atau pembukuan yang selalu dihindari siswa, karena membutuhkan ketelitian.

Pengelolaan guru terhadap pembelajaran akuntansi harus dapat membuat siswa lebih termotivasi dan menarik siswa lebih menyukai mata pelajaran akuntansi, dan guru harus meningkatkan pemahaman pada siswa untuk menyusun pembukuan. Guru yang profesional harus dapat membangun gagasan pada siswa untuk berinteraksi dengan lingkungan, peristiwa, dan informasi dari sekitarnya. Sehingga guru dapat mengevaluasi hasil belajar siswa secara outentik, karena evaluasi tidak terpisahkan dari setiap upaya siswa. Evaluasi yang dilakukan oleh guru harus bersifat obyektif, transparan, adil, terparan (terbuka).

Pola pengajaran pada mata pelajaran akuntansi tingkat SMA cenderung menggunakan metode ceramah, sehingga para siswa hanya mendengarkan dan menulis (teacher center) didominasi oleh guru. Guru kurang memberikan semangat dan berkeliling mendekati siswa, sehingga siswa kurang berminat dalam belajar akuntansi. Untuk memahami akuntansi siswa harus sering latihan memasukkan akun-akun yang akan dijurnal sesuai pencatatan keluar masuknya uang atau akun dalam pembukuan. Guna mencapai tujuan Sekolah Menengah Atas (SMA) merupakan suatu institusi penyelenggaraan pendidikan, tujuannya adalah tercapai proses output (keluaran) yang dihasilkan bertumpu pada nilai-nilai dan transformasi kependidikan.

Faktor yang menyebabkan kesulitan dalam belajar akuntansi diantaranya adalah kreatifitas siswa dalam membuat dan menyampaikan ide-idenya masih sangat rendah, kurangnya pemahaman pada akun-akun yang akan dibukukan.

(6)

3

Hal ini disebabkan karena guru kurang mendorong dan membantu siswa dalam memunculkan kreatifitasnya. Permasalahan lain yang sering ditemukan saat ini kemampuan siswa dalam menguasai materi pelajaran. Pada pelajaran akuntansi dominasi guru masih sangat tinggi, pengorganisasian siswa cenderung searah dan klasikal guru jarang berkeliling mendekati siswa. Metode pembelajaran akuntansi di SMA Muhaammdiyah 2 Surakarta juga kurang bervariasi, sehingga siswa kurang tertarik dalam pelajaran akuntansi. Mengajar bukan hanya menyampaikan materi pelajaran tapi melatih kemampuan siswa untuk berpikir, menggunakan sruktur kognitifnya secara penuh dan terarah. Materi pelajaran mestinya digunakan sebagai alat untuk melatih kemampuan berpikir, bukan sebagai tujuan. Mengajar yang hanya menyampaikan informasi akan membuat siswa kehilangan motivasi dan konsentrasinya (Hamruni, 2012: 33).

Berdasarkan uraian di atas kesenjangan pembelajaran akuntansi perlu segera diatasi. Alternatif solusi yang dapat ditawarkan pembelajaran akuntansi perlu dikelola dengan baik, sehingga siswa merasa nyaman dan senang belajar akuntansi.

Tujuan penelitian yang akan dicapai adalah untuk mendiskripsikan pengelolaan pembelajaran akuntansi di SMA Muhammadiyah 2 Surakarta. Dari tujuan umum dapat dijabarkan menjadi tujuan khusus yaitu untuk mendiskripsikan untuk mendiskripsikan pengelolaan materi ajar, interaksi dan evaluasi pembelajaran akuntansi di SMA Muhammadiyah 2 Surakarta.

Metode Penelitian

Penelitian ini adalah penelitian kualitatif. Menurut Sutama (2012:61-62) penelitian kualitatif memberikan tekanan pada pemahaman dan makna, berkaitan erat dengan nilai-nilai tertentu, lebih menekankan pada proses daripada pengukuran, mendiskripsikan, menafsirkan, dan memberikan makna dan tidak cukupdengan penjelasan belaka, dan memanfaatkan multimetode dalam penelitian. Penelitian kualitatif cenderung menganalisis data yang mereka peroleh dengan cara induktif. Penelitian ini dilakukan selama empat bulan di SMA Muhammadiyah 2 Surakarta. Pemilihan tempat didasarkan pada tingkat

(7)

4

pengelolaan guru dalam kelas untuk mengetahui kejelasan materi ajar, interaksi dalam kelas dan evaluasi yang dilakukan oleh guru dalam kelas. Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini berbentuk kalimat hasil dari wawancara dan catatan observasi yang memiliki arti luas, berasal dari transkip wawancara, catatan, wawancara lapangan dan sebagainya. Menurut Sugiono (2009: 62) dijelaskan bahwa sebagai sumber data dalam penelitian ini dibedakan menjadi dua yaitu: (a) Sumber data primer, (b) Sumber data sekunder. Sebagai nara sumber dalam penelitian ini adalah kepala sekolah, guru, dan siswa SMA Muhammadiyah 2 Surakarta yang dianggap dapat memberikan informasi atau keterangan-keterangan masalah yang diteliti. Menurut Sugiyono (2007:89) analisis data kualitatif adalah bersifat induktif yaitu suatu analisis berdasarkan data yang diperoleh, selanjutnya dikembangkan menjadi hipotesis. Menurut Miles dan Huberman (1992: 20) analisis data dilakukan dengan metode alur yang meliputi pengumpulan data, reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Keabsahan data pada penelitian kualitatif dilakukan agar dapat dihasilkan temuan dan interpretasi data yang dapat diterima oleh semua pihak. Keabsahan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah triangulasi sumber dan triangulasi waktu.

Hasil Penelitian Dan Pembahasan

1. Pengelolaan Materi Ajar Dalam Pembelajaran Akuntansi di SMA Muhammadiyah 2 Surakarta.

Kegiatan guru dalam menyusun materi pembelajaran mengacu pada kompetensi dasar dan standar competensi yang tertuang pada silabus. Pengembangan silabus dalam bentuk rencana pelaksanaan pembelajaran IPS khususnya pada mata pelajaran kuntansi, pembelajaran akuntansi yang yang tertuang dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) itulah yang akan di ajarkan oleh guru dalam kelas, karena seorang guru harus mempunyai perencanaan dalam melaksanakan proses belajar mengajar, jika guru tidah menyusun RPP maka kegiatan belajar mengajar dalam kelas tidak akan berhasil dengan baik dan akan menimbulkan kesenjangan dalam kelas.

(8)

5

Penyusunan RPP harus sesuai dengan silabus dan kurikulum yang sudah ditetapkan.

Pengelolaan materi ajar harus sesuai yang direncanakan oleh guru untuk mencapai tujuan agar supaya siswa dapat mencapai Kriteria Kentuntasan Mengajar (KKM) yang telah ditentukan oleh pihak sekolah. Guru harus mampu menguasai materi akuntansi, karena akuntansi banyak berhitung untuk memasukkan transaksi-transaksi untuk dibukukan menjadi laporan keuangan yang akhirnya siswa dapat berpikir kreatif, terampil dan mempunyai pengetahuan dalam dunia kerja khususnya dibidang akuntansi. Kurikulum SMA Muhammadiyah 2 Surakarta di tahun 2014 masih menggunakan dua kurikulum yaitu Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) dan Kurikulum 2013, peneliti observasi pada siswa kelas XI dan XII masih menggunakan KTSP dipadukan dengan kurikulum 2013. Sedangkan kurikulum 2013 dimulai pada siswa kelas X dan seterusnya. Hal ini relavan dengan penelitian Kirkham (2013:77) yang menyatakan pendekatan kurikulum dapat meningkatkan pembalajaran yang efektif dan meningkatkan pengalaman yang baik untuk memahami akuntansi sesuai kurikulum dan merupakan suatu pendekatan yang baik untuk siswa dalam belajar akuntansi. Penelitian dapat dimaknai, bahwa pendekatan kurikulum untuk meningkatkan pengalaman belajar dalam akuntansi, dalam meningkatkan prestasi belajar siswa.

Penyelesaian materi bagi siswa dimulai dari sederhana hingga ke kompleks seperti halnya dengan mengerjakan soal jurnal umum, jurnal penyesuaian, buku pembantu, jurnal lajur/worksheet kemudian dijadikan kelaporan keuangan. Materi akuntansi ini sangat membutuhkan ketelitian dan analisis yang tinggi dalam membukukan ke jurnal-jurnal yang sudah tersedia dalam materi tersebut, materi akuntansi banyak menganalisis transaksi-transaksi yang akan dibukukan sesuai dalam pembukuan pada akhir bulan atau per transaksi. Dilaksanakannya dalam pembukuan tersebut pada waktu pembelajaran akuntansi berlangsung yang kemudian dipraktekkan

(9)

6

dalam pembukuan untuk menentukan tingkat laba atau rugi suatu perusahaan.

Guru dalam mengajar harus menggunakan buku-buku panduan sepertinya halnnya: (a) Bahan cetak, (b) bahan ajar dengar, (c) bahan ajar pandang, (d) bahan ajar interaktif agar guru dapat mengetahui dalam mengajar sesuai dengan kriteria tertentu dan sesuai dengan buku-buku panduan yang sudh sesuai dengan kurikulum yang telah dietapkan Majid (2012: 175-182). Pengelolaan materi ajar di SMA Muhammadiyah 2 Surakarta sangat baik, sehingga siswa-siswa di SMA Muhammadiyah 2 Surakarta menyukai pembelajaran akuntansi dan penjelasan guru tentang akuntansi sangat jelas dan membuat siswa puas terhadap pengelolaan materi ajar dalam kelas, apalagi didukung dengan fasilitas dalam kelas yang cukup lengkap membuat siswa lebih tertarik dan bersemangat dalam belajar akuntansi.

Tujuan utama pengajaran adalah materi pelajaran, keberhasilan pengajaran diukur dari sejauh mana siswa dapat menguasai materi pelajaran yang disampaikan guru. Materi pelajaran itu sendiri adalah pengetahuan yang bersumber dari mata pelajaran yang diberikan disekolah. Adapun mata pelajaran itu sendiri adalah pengalaman-pengalaman manusia masa lalu yang disusun secara sistematis dan logis yang kemudian diuraikan dalam buku-buku pelajaran dan selanjutnya isi buku-buku itu yang harus dikuasai siswa Hamruni (2012: 38). Jadi tugas guru harus membuat siswa paham dan dapat menguasai pelajaran akuntansi sesuai isi buku yang sudah ditetapkan, khususnya pelajaran dibidang akuntansi. Guru harus bisa mentransfer ilmu pengetahuannya kepada siswa, agar siswa SMA Muhammadiyah 2 Surakarta dapat memahami dan menguasai materi atau pelajaran akuntansi sesuai yang diinginkan guru akuntansi.

Pembelajaran akuntansi merupakan materi ajar yang sudah tidak bisa diubah karena pembelajaran akuntansi serangkaian pembelajaran di bidang IPS. Tidak hanya pembelajaran akuntansi yang harus ditingkatkan tetapi peningkatan pengajaran juga harus ditingkatkan. Hal ini relevan dengan

(10)

7

penelitian Vincent (2012) menyatakan, bahwa menggunakan pembelajaran akuntansi tidak hanya disekolah-sekolah yang unggulan melainkan disekolah lain juga bias, karena pembelajaran akuntansi merupakan pembelajaran umum. Pengajaran akuntansi yang sesuai dan jelas akan menigkatkan pengetahuan siswa. Hal ini dapat dimaknai, bahwa penggunaan pembelajaran untuk meningkatkan pengajaran dan pembelajaran akuntansi di brunai darusalam dalam peningkatan pembelajaran akuntansi tidak hanya di Negara lain tetapi juga di gunakan di Indonesia dalam meningkatkan pembelajaran akuntansi.

2. Pengelolaan interaksi pembelajaran akuntansi di SMA Muhammadiyah 2 Surakarta.

Interaksi pembelajaran akuntansi di SMA Muhammadiyah 2 Surkarta terjadi antara siswa dengan guru, siswa dengan siswa dan guru dengan siswa. Interaksi dalam pembelajaran terjadi pada saat awal pembelajaran, kegiatan pembelajaran dan akhir pembelajaran akuntansi. Interaksi pembelajaran bahwa guru sebagai fasilitator dalam kelas, guru menggunakan metode

cooperatif learning agar siswa dapat percaya diri dalam melakukan tindakan dalam pembelajaran akuntansi, dan memahami pelaporan dalam akuntansi.

Interaksi pembelajaran akuntansi terjadi pada saat siswa melakukan kerja kelompok, mereka dapat bertanya pada temannya yang lebih paham akuntansi dan mereka saling membantu agar sekolampoknya tersebut dapat memahami semua tentang akuntansi. Dengan cooperatif learning siswa SMA Muhammadiyah 2 Surakarta dalam bertanya tentang akuntansi kepada guru tidak ada rasa malu meskipun terkadang jawaban atau pertanyaan yang disampaikan pada guru kurang bisa dimengerti. Dengan menerapkan cooperatif learning siswa SMA Muhmmadiyah 2 Surakarta lebih aktif bertanya dan lebih guru juga lebih mudah mengetahui kemampuan siswa tersebut. Siswa menganggap bahwa guru akuntansi sebagai teman sebaya sekaligus fasilitator dalam kelas, karena dengan cooperatif learning siswa dapat berinteraksi baik dengan guru dan siswa, siswa dengan siswa, dan siswa dengan guru.

(11)

8

Tanpa adanya interaksi maka kegiatan belajar mengajar dalam kelas tidak akan berjalan lancar (pasif) dan nantinya akan didominasi oleh guru. Begitu pula sebaliknya, jika adanya interaksi baik antara guru dengan siswa, siswa dengan siswa, dan siswa dengan guru, maka kondisi kelas akan kondusif dan kegiatan belajar mengajar dalam kelas akan berjalan lancar dan tidak membosankan. Oleh karena itu, dalam guru harus meningkatkan pembelajaran akuntansi yang lebih baik agar mencapai tujuan. Materi yang diberikan oleh guru dari yang mudah sampai ke yang sulit, seperti jurnal ummum sampai dengan menyusun neraca lajur/worksheet, siswa harus bisa menyusun dan asilnya harus balance apakah rugi atau laba. Penyususnan jurnal dari mudah ke sukar dapat dipecahkan secara kelompok, karena membutuhkan ketelitian soal pertransaksi untuk dibukukan ke pembukuan jurnal umum, jurnal penyesuaian, buku pembantu, neraca lajur sampai ke laporan keuangan.

Pembelajaran akuntansi menggunakan model cooperatif tidak hanya menekankan pada aspek ilmu pengetahuan, namun juga mengembangkan aspek sikap dan ketrampilan. Ini suatu bukti bahwa pembelajaran akuntansi pada siswa di SMA Muhammadiyah 2 Surakarta sangat berkualitas, yang artinya siswa SMA Muhammadiyah 2 Surakarta menjadi siswa yang aktif, kreatif dan inovatif serta mempunyai ketrampilan yang lebih baik. Dengan metode cooperatif learning ini siswa saling membantu satu sama lain agar tujuan dalam pembelajaran barhasil dan penguasaan tentang akuntansi lebih baik. Hal ini sesuai dengan yang dikemukakan Solihatin (2008: 4) bahwa

model cooperatif learning” berangkat dari asumsi mendasar dalam

kehidupan masyarakat, yaitu getting better together, atau raihlah yang lebih baik secara bersama-sama.

Pembelajaran akuntansi di SMA Muhammadiyah 2 Surakarta lebih efektif menggunakan Cooperatif Learning yang membuat siswa lebih paham dan menguasai materi pembelajaran, dan memudahkan interaksi Antara siswa dengan guru. Hal ini relevan dengan pendapat Dallimore (2010: 267) bahwa pembelajaran dapat menggunakan diskusi yang dapat berinteraksi

(12)

9

baik dalam kelas. Penelitian ini dimaknai, bahwa pembelajaran akuntansi dapat menggunakan model diskusi dan comfort yang berinteraksi secara keseluruhan, menunjukkan bahwa pembelajaran akuntansi dapat membuat siswa merasakan nyaman dalam partisipasi dalam diskusi kelas. Selain itu, menurut O’ Leory dan Steward (2012: 241) mengemukakan bahwa interaksi dalam kelas menggunakan metode belajar yang efektif agar siswa lebih memahami apa yang diajarkan oleh guru danmenggunakan gaya pembelajaran yang baik sesuai dengan menonjolkan penilaian sikap. Hal ini dapat dimaknai, interaksi dari gaya belajar dan metode pengajaran intruksi etika akuntansi dalam pembelajaran sangat penting. Lain halnya dengan SMA Muhammadiyah 2 Surakarta bahwa interaksi dalam kelas, guru dapat menggunakan metode cooperative learning sedangkan menurut O’Leory dan Stewar Menggunakan metode intruksi etika.

Dalam hal ini O’Leary dan Stewart bahwa, dampak interaksi adalah didukung oleh penilaian subyektif siswa dari interaksi meodologi pengajaran dan gaya belajar. Peserta didik pasif dianggap etika pasif tradisional, metode ceramah belajar, secara signifikan lebih efektif dibanding peserta didik aktif. Mereka melihat tugas kelompok dan pekerjaan tutorial (dua format yang berbeda) kurang efektif alat belajar. Sebaliknya, peserta didik aktif menemukan tugas kelompok untuk menjadi lebih efektif dari pada kuliah atau tutorial. Untuk kedua kelompok, kombinasi dalam kelompok dan antara perbandingan kelompok mendukung gagasan lebih efektif hasil yang diperoleh jika metode pengajaran yang cocok gaya belajar. Ketika mereka tidak cocok, siswa menilai dampak dari metode pengajaran kurang efektif .

Dari uraian diatas bahwa interaksi dalam kelas sangat penting dalam proses belajar mengajar, jika tidak ada interaksi pembelajaran dalam kelas pembelajaran tidak akan berjalan sesuai yang diinginkan. Interaksi di SMA Muhammadiyah 2 Surakarta sangat baik sehingga, interaksi antara siswa dengan guru, siswa dengan siswa dan guru dengan siswa tidak membedakansatu sama lainnya dan membuat siswa dengan guru sangat dekat. Dalam hal ini dapat diketahui interaksi di SMA Muhammadiyah 2

(13)

10

Surakarta tidak membeda-bedakan antara yang satu dengan yang lain dengan istilah no profile.

3. Pengelolaan Evaluasi Pembelajaran Akuntansi Di SMA Muhammadiyah 2 Surakarta.

Evaluasi dalam pembelajaran akuntansi SMA Muhammadiyah 2 Surakarta meliputi evaluasi afektif, psikomotorik dan kognitif yang ketiganya merukan hal yang berkesinambungan antara sikap, keterampilan dan akademik yang harus dimiliki siswa. Aspek yang dinilai dalam evaluasi diantaranya spiritualnya yang merupakan ketaqwaan pada Allah SWT, yang akan dinilai pada waktu sholat bersama yang dilakukan pada saat akan pulang sekolah guru dapat mengamati sikap siswa terhadap ketaqwaan kepada Allah. Untuk evaluasi dibidang psikomotorik atau evaluasi ketrampilan, guru dapat mengamati dan memberikan suatu kinerja yang membuat cara berpikir cepat dalam menyelesaikan tugas yang diberikan guru, proses dalam penilaian ini dapat berupa tugas portofolio dan dilaksanakan saat materi pembelajaran akuntansi berlangsung dalam kelas. Sedangkan penilaian kognitif berupa tes tertulis, lisan, atau penugasan yang dilaksanakan pada saat ulangan harian, ujian tengah semester, dan akhir semester. Hasil dari evaluasi, dapat berupa hasil akhir saat ujian akhir semester dalam bentuk raport, dan siswa dapat mengetahui nilai akuntansi tersebut dan guru mengetahui kemampuan siswa.

Sebelum guru melakukan evaluasi hasil belajar adalah melakukan telaah terhadap kurikulum. Telaah kurikulum ini dimaksudkan untuk mencermati tipe hasil belajar yang termuat di dalam rumusan kompetensi dasar dan indikator. Dengan mengenali tipe hasil belajar tersebut, guru akan memilih dalam menentukan teknik dan instrumen evaluasi secara tepat. Misalnya, rumusan kompetensi dan indikatornya memuat tipe hasil belajar kognitif tingkatan pemahaman, maka teknik evaluasi yang dapat digunakan adalah tes bentuk obyektif model pilihan ganda atau dengan tes bentuk uraian. Jika tipe hasil hasil belajarnya adalah psikomotor, maka teknik

(14)

11

evaluasi yang cocok adalah dengan menggunakan tes kinerja dan instrumennya berupa skala penilaian Sukiman (2012: 40).

Penilaian yang tepat bagi pendidikan memberikan hasil yang sesuai harapan, karena penilaian pendidikan adalah proses pengumpulan dan pengolahan informasi untuk menentukan pencapaian hasil belajar siswa Hamdani (2011: 301). Penilaian dalam pendidikan sangatlah penting, karena untuk mengetahui kemampuan siswa dalam pembelajaran akuntansi. Selain penilaian secara afektif, psikomotorik dan kognitif, penilaian yang dilakukan oleh guru pada siswa berupa tes secara formatif yang ditujukan untuk memperbaiki proses belajar mengajar, yang dilakukan pada setiap akhir pembahasan suatu pokok bahasan sedangkan tes secara sumatif yang ditujukan untuk keperluan penentuan angka kemajuan atau hasil belajar siswa.

Evaluasi pada dasarnya adalah untuk mengetahui hasil akhir dalam suatu pembelajaran berlangsung yang mencakup pengetahuan, keterampilan, sikap dan nilai-nilai yang diwujudkan dalam kebiasaan berpikir dan bertindak. Hal itu akan membuat siswa bersemangat dalam belajar akuntansi untuk mencapai hasil dengan baik dalam memahami akuntansi. Evaluasi dalam pembelajaran akuntansi sangat bervariasi sehingga tidak membosankan, seperti halnya evaluasi dalam bentuk penugasan dan bentuk kelompok, itulah yang membuat siswa harus lebih giat dan memahami akuntansi.

Evaluasi pembelajaran yang terpadu, merupakan penilaian pencapaian kompetensi dasar peserta didik dilakukan berdasarkan indikator. Penilaian digunakan menggunakan tes dan nontes dalam bentuk tertulis maupun lisan, pengamatan kinerja, pengukuran sikap, penilaian hasil karya berupa tugas, proyek dan atau produk, penggunaan portofolio dan penilaian diri Trianto (2010: 123). Dari segi pentahapan, evaluasi baik dilakukan baik pada tahap perencanaan maupun pada tahap pelaksanaan. Sedangkan dari segi sasaran, evaluasi difokuskan pada proses maupun produk pembelajaran.

(15)

12

Evaluasi bertujuan untuk mengetahui daya serap siswa dalam pembelajaran akuntansi terhadap materi yang diberikan guru dalam bentuk soal-soal untuk mengetahui kemampuan siswa. Penilaian dengan memberikan soal yang tepat akan menghasilkan alat ukur yan efektif dan efisien yang mampu memberikan hasil yang diharapkan sesuai KKM dan meningkatkan kualitas pembelajaran akuntansi. Evaluasi pembelajaran akuntansi juga bervariasi. Evaluasi dilakukan secara kelompok dan individu, evaluasi kelompok didasarkan nilai kelompok tersebut. Sedangkan evaluasi individu didasarkan pada hasil individu baik secara lisan maupun secara tertulis atau penugasan.

Kurikulum telah tumbuh sebagai faktor penting dalam mempersiapkan siswa akuntansi untuk masa depan kerja. Dalam kerangka konseptual terbukti untuk menawarkan beberapa manfaat potensial untuk evaluasi desain kurikulum dan penelitian masa depan dapat memberikan pengujian yang lebih ketat dari kerangka kerja pada berbagai tahap pembangunan. Dilihat dari kualitas juga telah menunjukkan potensi yang di gunakan dalam menentukan relevansi kurikulum pada tingkat topik pada setiap minggu dan mungkin merupakan pendekatan yang peneliti lakukan juga menemukan beberapa kriteria penilaian yang berguna untuk siswa seperti kriteria penilaian dalam akuntansi Laing (2012:1). Interaksi dari aplikasi computer dapat mengembangkan evaluasi siswa tetang penilaian sikap siswa tentang akuntansi, penilaian akuntansi menggunakan computer juga sangat efektif yang sudah diaplikasikan pada tingkat kurikulum. Hal ini dapat dimaknai, bahwa penilaian dari Laing menonjolkan pada tingkat kurikulum pada evaluasi sikap siswa, sama halnya dengan di SMA Muhammadiyah 2 Surakarta berpedoman dengan adanya kurikulum KTSP maupun kurikulum 2013.

Evaluasi yang dilakukan oleh guru akuntansi sudah sesuai dengan kriteria penilaian yang sudah ditetapkan, penilaian di SMA Muhammadiyah 2 Surakarta sangat bagus dari hasil kerja kelompok, portofolio maupun tugas individu sudah mencapai KKM yang telah ditetapkan. Hasil dari penilaian ini

(16)

13

berupa hasil ulangan harian, ulangan tengah semester dan akhir semester. Hasil yang diperoleh oleh siswa dalam pembelajaran akuntansi sangat memuaskan, karena di SMA Muhammadiyah 2 Surakarta sudah menggunakan model pembelajaran yang efektif untuk meningkatkan pengetahuan, pemehaman siswa untuk meraih hasil yang diinginkan.

Kesimpulan

Pengelolaan kelas dalam pembelajaran akuntansi sangat kondusif sehingga penyampaian materi ajar mudah dipahami oleh siswa meskipun akuntansi banyak menghitung dan memahami transaksi-transaksi yang akan dibuat pembukuan dalam siklus akuntansi. Materi ajar yang telah di sampaikan oleh guru akuntansi sesuai dengan pengembangan silabus dan RPP yang telah dibuat berdasarkan kompetensi dasar yang telah ditetapkan. Guru berupaya untuk mengelola interaksi dengan sebaik-baiknya, baik interaksi antara guru dengan siswa, interaksi antara siswa dengan siswa di dalam kelas. Guru berinteraksi baik dengan siswa untuk melakukan kegiatan awal dalam pembelajaran, inti pembelajaran maupun pada akhir pembelajaran. Interaksi siswa pada saat pembelajaran berlangsung terkesan sangat baik, mereka saling membantu saat mengalami kesulitan dan komunikasi dalam kelas terlihat sangat akrab.

Pengelolaan evaluasi dalam proses belajar berupa keatifan siswa dalam penguasaan materi yang telah disampaikan oleh guru dalam kelas. Evaluasi yang dilakukan guru dalam kelas berupa tugas rumah, keaktifan dalam bertanya dalam kelas tentang akuntansi, tugas dalam kelas berupa ulangan harian atau tugas kelas yang langsung dikumpulkan kepada guru. Selain itu juga penilaian afektif, psikomotorik dan kognitif juga sangat penting yang meliputi sikap siswa dalam sekolah, ketrampilan siswa dalam sekolah serta nilai akademik siswa di sekolah. Dengan adanya evaluasi, guru dapat mengetahui sejauh mana siswa memahami atau mengeuasai akuntansi. Pengelolaan evaluasi dalam pembelajaran akuntansi oleh guru harus sesuai dengan KKM yang telah ditetapkan sekolah.

(17)

14

Daftar Pustaka

Dallimore, Elice. J, Hertenstein Julie H dan Platt Majorie B. 2010. Class Participation in Accounting Courses: Factors ThatAffect Student Comfort and Learning. Issues In Accounting Education, American Accounting Association. DOI:10.2308/iace.2010.25.4.613. Vol. 25, No. 4. pp. 613-629 Gregory Kenneth, Laing. 2012. Integration of a Computer Application in a First

Year Accounting Curriculum: An Evaluation of Student Attitudes. Higher Education StudiesPublished by Canadian Center of Science and Education 1, Vol. 2, No. 2. Australia.

Hamdani. 2011. Strategi Belajar Mengajar. Bandung: Pustaka Setia.

Hamalik, oemar. 2007. Manajemen Pengembangan Kurikulum. Bandung: PT. Remaja Rosda Karya..

Hamruni. 2012. Strategi Pembelajaran. Yogyakarta. Insan Hamdani.

Iskandar. 2008. Metodologi Penelitian Pendidikan Dan Sosial (Kuantitatif Dan Kualitatif). Jakarta: GP Press.

Kirkham, Ross. 2013. An Approach to Improving the Learning Experience for First Year Accounting Curriculum. e-Journal of Business Education & Scholarship of Teaching, Vol. 7, No. 1, pp: 74-81.

Majid, Abdul. 2012. Perencanaan Pembelajaran Mengembangkan Standar Potensi Guru. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Miles.B & Huberman, M. 1992. Qualitative Data Analysis. Terjemahan Tjetjep Rohendi Rosidi. Tahun 1997. Jakarta: Universitas Indonesia.

O’Leary, Conor dan Stewart Jenny. 2013. The Interaction of Learning Styles and Teaching Methodologiesin Accounting Ethical Instruction. J Bus Ethics

Accounting and Law Discipline, Griffith Business School, DOI

10.1007/S100551-012-1291-9; 113: 225-241.

Sanaky, Hujair. AH. 2010. Reformasi Pendidikan Suatu Keharusan Untuk Memasuki Millenium III (Suatu Renungan Untuk Pendidikan Islam)

www.sanaky. Woerdpress.com. diakses 27 september 2013.

Solihatin, Etin dan Raharjo. 2008. Cooperative Learning Analisis Model Pembelajaran IPS. Jakarta: Bumi Aksara.

Sugiyono, 2007. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif Dan R&D. Bandung: alfabeta.

(18)

15

Sukiman. 2012. Pengembangan Sistem Evaluasi. Yogyakarta: Insan Madani. Susiani, Ratna. 2010. Kajian Optimalisasi Pemanfaatan Fasilitas Pendidikan

Dalam Upaya Peningkatan Mutu, Relevansidan Daya Saing Menuju Tri Fungsi Kota Salatiga (Studi Kasus Sekolah Di Wilayah Pengembangan)

http://dwk.undip.ac.id. Diakses tanggal 20 Desember 2012

Sutama. 2012. Metode Penelitian Pendidikan (Kuantitatif, Kualitatif, PTK, R & D).

Gumpang-Kartasura: Fairuz Media.

Trianto. 2010. Model Pembelajaran Terpadu Konsep Strategi, dan Implementasinya dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendididkan (KTSP).

Jakarta: Bumi Aksara.

Vincent. 2012. Using Learning Study To Improve The Teaching And Learning Of Accounting In A School In Brunei Darusalam. International Journal For Lesson And Learning Studies, Vol. 1 No 1. pp 23-40.

Referensi

Dokumen terkait

kelas X MIA 7 di SMAN 15 Bandung sebagai objek uji coba teknik permainan. Dengan begitu Hk diterima yang artinya penggunaan teknik permainan Magic Touch dalam

Prosiding Seminar Nasional Sains V; Bogor, 10 November 2012 Gambar 4 Tingkat produksi optimum dan tingkat produksi tujuan untuk simulasi.

The study particularly analyzes how Margaret Tate struggles in striving for superiority in The Proposal movie viewed from the Individual Psychological perspective.. Objective of

Kesimpulan dalam penelitian ini, yaitu: (1) penokohan digambarkan secara jelas melalui cerita atau dialog yang dilakukan antar tokoh (2) kejiwaan tokoh yang ada

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan cinta dengan kesiapan menikah pada pasangan dewasa muda.. Populasi dalam penelitian ini adalah pasangan dewasa muda yang

Later that day, while correcting her homework, Subesha accidentally erased the last two digits of the phone number, leaving 893-44_ _.. Subesha tries to call Davina by dialing

Skripsi ini memaparkan tentang “Gambaran Pelaksanaan Standar Pelayanan Kefarmasian Di Apotek Wilayah Kecamatan Laweyan Kota Solo Tahun 2007”, karena masalah standar

Perangkat ini juga digunakan mengekstrasi nilai mentah dari data akustik yang masih dalam format file berbentuk ( extension raw dan bot ). b) Tahapan selanjutnya menampilkan