• Tidak ada hasil yang ditemukan

INTERAKSI PENGALAMAN, INDENPENDENSI, KOMPETENSI, ETIKA AUDITOR DAN INSENTIF MONETER TERHADAP HASIL PEMERIKSAAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "INTERAKSI PENGALAMAN, INDENPENDENSI, KOMPETENSI, ETIKA AUDITOR DAN INSENTIF MONETER TERHADAP HASIL PEMERIKSAAN"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

INTERAKSI PENGALAMAN, INDENPENDENSI,

KOMPETENSI, ETIKA AUDITOR DAN INSENTIF

MONETER TERHADAP HASIL PEMERIKSAAN

Andi Martias

AMIK BSI Jakarta Email : [email protected]

Abstrak

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh profesionalisme internal auditor : pengalaman kerja internal auditor terhadap kualitas hasil pemeriksaan, independensi internal auditor terhadap kualitas hasil pemeriksaan, kompetensi internal auditor terhadap kualitas hasil pemeriksaan; interaksi antara pengalaman kerja dan kepatuhan etika internal auditor terhadap kualitas hasil pemeriksaan, interaksi antara independensi dan kepatuhan etika internal auditor terhadap kualitas hasil pemeriksaan dan interaksi antara kompetensi dan kepatuhan etika internal auditor terhadap kualitas hasil pemeriksaan, Imbalan moneter terhadap kinerja internal auditor berupa hasil pemeriksaan. Penelitian ini menggunakan sampel internal auditor perusahaan otomotif di Sumatera Selatan dan DKI Jakarta. Data diambil dengan metode pengumpulan data ke dalam kuesioner pusat. Pilihan dari sampel dengan menggunakan purposive sampling (peneliti menentukan sendiri sampel yang diambil karena ada pertimbangan tertentu. Jadi sampel diambil tidak secara acak, tapi ditentukan sendiri oleh peneliti). Penelitian ini menggunakan statistical software MINITAB ver 16.Hasil dari 7 aspek dalam penelitian berpengaruh terhadap hasil pemeriksaan audit internal menunjukan 5 aspek yang berpengaruh positif yaitu variable pengalaman kerja, interaksi (pengalaman kerja, independensi, kompetensi) dan kepatuhan etika serta insentif moneter. Sedangkan 2 aspek lain untuk variable independensi dan kompotensi berpengaruh negatif.

Keywords: Independensi, Kompetensi, Kode Etik, Insentif Moneter

1. Pendahuluan

Perusahaan yang bergerak pada sektor apapun pada era globalisasi saat ini sangat

concern dalam rangka mewujudkan good governance suatu organisasi, audit internal atau pengawasan intern yang dilakukan oleh internal auditor merupakan suatu profesi yang cukup menantang dari pada profesi lain pada umumnya yang disebabkan oleh sifat pekerjaannya yang sensitif sebagai suatu bagian penting dari komponen monitoring struktur pengendalian internal dari suatu organisasi sesuai dengan Visi dan Misi perusahaan (Zulfriandi,2013 hal 14).

Dalam menjalankan fungsi audit internal tersebut, maka perlu didukung oleh kinerja auditornya. Auditor internal memiliki peran

penting dalam menjalankan fungsi

pengawasan, sebagai penilai kecukupan

struktur pengendalian intern, penilai

efektivitas struktur pengendalian intern, dan penilai kualitas kerja yang dituangkan dalam bentuk Hasil Pemeriksaan Internal Audit. Oleh karena itu seorang auditor internal harus mampu menerapkan kemampuan, pengetahuan, dan pengalaman (Libby, 1995;

Meyer, 2013) disamping independensi yang dibutuhkan dalam menghasilkan audit yang berkualitas. Fungsi audit internal akan efektif

dan optimum apabila kinerja auditor

ditentukan oleh perilaku auditor tersebut. Perilaku auditor tersebut dapat terlihat dari

komitmennya pada organisasi dan

motivasinya untuk meningkatkan kinerjanya. Proses analisa audit yang dilakukan internal auditor terkadang menemui kendala dalam

pelaksanaannya dimana adanya rasa

kekeluargaan, kebersamaan dan

pertimbangan manusiawi yang terlalu

menonjol. Masalah lain yang dihadapi dalam peningkatan kualitas internal auditor adalah

bagaimana meningkatkan sikap/perilaku,

kemampuan auditor dalam melaksanakan proses audit, sehingga proses audit yang dilaksanakan dapat berjalan secara wajar, efektif dan efisien. Pengguna laporan hasil pemeriksaan internal audit yang dilakukan oleh internal auditor menginginkan adanya internal auditor-internal auditor yang bersih,

berwibawa, tertib dan teratur dalam

menjalankan tugas dan fungsinya sesuai ketentuan dan norma yang berlaku.

(2)

Norma dan ketentuan yang berlaku bagi auditor intern perusahaan terdiri dari Kode

Etik dan Standar Audit. Kode etik

dimaksudkan untuk menjaga perilaku internal

auditor dalam melaksanakan tugasnya,

sedangkan Standar Audit dimaksudkan untuk menjaga mutu hasil audit yang dilaksanakan oleh internal auditor. Dengan adanya aturan tersebut, masyarakat atau pengguna laporan

dapat menilai sejauh mana auditor

pemerintah telah bekerja sesuai dengan standar dan etika yang telah ditetapkan. Kode Etik Internal Auditor yang diatur pada Standards and Guidelince oleh The Institute of Internal Auditor tahun 2012 salah satu

tujuannya adalah mencegah terjadinya

tingkah laku yang tidak etis, agar terpenuhi prinsip-prinsip kerja yang akuntabel dan terlaksananya pengendalian audit sehingga terwujud auditor yang kredibel dengan kinerja yang optimal dalam pelaksanaan audit. Prinsip-prinsip perilaku yang berlaku bagi auditor antara lain integritas, obyektifitas dan kompetensi. Integritas diperlukan agar auditor dapat bertindak jujur dan tegas dalam melaksanakan audit; obyektifitas diperlukan agar auditor dapat bertindak adil tanpa dipengaruhi oleh tekanan atau permintaan pihak tertentu yang berkepentingan atas hasil audit; serta kompetensi auditor didukung oleh

pengetahuan, dan kemampuan yang

diperlukan untuk melaksanakan tugas. Standar Audit internal auditor sebagaimana yang diatur dalam Standards and Guidelince oleh The Institute of Internal Auditor tahun 2012, dipergunakan sebagai acuan bagi seluruh internal auditor dalam melaksanakan audit. Standar Atribut dalam standar audit tersebut antara lain mengatur tentang independensi dan obyektifitas auditor. Disebutkan dalam standar atribut tersebut bahwa “independensi….auditor internal untuk

dapat melaksanakan tanggung jawabnya secara tidak memihak...” dan

“objektivitas….sikap mental tidak memihak yang memungkinkan auditor internal melaksanakan tugas sedemikian rupa sehingga mereka memiliki keyakinan terhadap hasil kerja…”

Hal ini mengandung arti bahwa independensi auditor internal serta obyektifitas auditor diperlukan agar kualitas hasil pekerjaan

auditor internal meningkat. Kecakapan

profesional dari seorang pemeriksa dalam melakukan pemeriksaan akan mempengaruhi kualitas hasil pemeriksaannya. Auditor Internal diwajibkan untuk menggunakan

dengan cermat dan seksama

keahlian/kemahiran profesionalnya dalam melakukan pemeriksaan. Proses analisa audit ini menghendaki pemeriksa keuangan harus memiliki keahlian di bidang akuntansi dan auditing, serta memahami prinsip akuntansi yang berlaku umum yang berkaitan dengan entitas yang diperiksa. Tidak mudah menjaga independensi, obyektifitas serta integritas auditor. Pengalaman kerja dan kompetensi yang melekat pada diri auditor

bukan jaminan bahwa auditor dapat

meningkatkan kualitas hasil pemeriksaannya. Alim (2010) menyatakan bahwa kerjasama dengan obyek pemeriksaan yang terlalu lama dan berulang bisa menimbulkan kerawanan atas independensi yang dimiliki auditor. Belum lagi berbagai fasilitas yang disediakan obyek pemeriksaan selama penugasan dapat mempengaruhi obyektifitas auditor, serta bukan tidak mungkin auditor menjadi tidak jujur dalam mengungkapkan fakta yang menunjukkan rendahnya integritas auditor. Oleh karena itu merupakan hal menarik untuk mengadakan penelitian tentang pengaruh

faktor-faktor pengalaman kerja,

independensi, obyektifitas, integritas dan kompetensi terhadap peningkatan kualitas hasil pemeriksaan.

Sesuai dengan standar umum dalam Standar Profesional Akuntan Publik bahwa auditor disyaratkan memiliki pengalaman kerja yang cukup dalam profesi yang ditekuninya, serta dituntut untuk memenuhi kualifikasi teknis dan berpengalaman dalam industri-industri

yang mereka audit (Arens, 2011).

Pengalaman juga memberikan dampak pada

setiap keputusan yang diambil dalam

pelaksanaan audit sehingga diharapkan setiap keputusan yang diambil merupakan

keputusan yang tepat. Hal tersebut

mengindikasikan bahwa semakin lama masa kerja yang dimiliki auditor maka auditor akan semakin baik pula kualitas audit yang dihasilkan.

Penelitian Efendy (2010) tentang

pengalaman kerja memberikan hasil bahwa

berpengaruh negatif terhadap kualitas

pemeriksaan atau tidak berdampak signifikan terhadap hasil pemeriksaan. Riduwan (2012) tentang independensi auditor memberikan hasil bahwa berpengaruh positif terhadap

kualitas pemeriksaan atau berdampak

signifikan terhadap hasil pemeriksaan. Suryono (2012) tentang interaksi pengalaman

kerja dan kepatuhan etika auditor

berpengaruh positif terhadap kualitas hasil pemeriksaan atau berdampak signifikan terhadap hasil pemeriksaan. Putri (2011)

(3)

menyatakan aturan etika dan independensi

berpengaruh terhadap kepuasan kerja

internal auditor dengan profesionalisme sebagai variabel intervening. Oleh karena itu penelitian ini bertujuan untuk menganalisa pengaruh pengalaman kerja, independensi, dan kompetensi terhadap kualitas hasil pemeriksaan dengan kepatuhan etika auditor sebagai variabel pemoderasi yang dilakukan pada auditor intern pemerintah. Rumusan masalah pada penelitian adalah :

1. Apakah pengalaman kerja auditor

berpengaruh positif terhadap kualitas hasil pemeriksaan audit internal.

2. Apakah independensi auditor

berpengaruh positif terhadap kualitas hasil pemeriksaan audit internal.

3. Apakah kompetensi auditor berpengaruh

positif terhadap kualitas hasil

pemeriksaan audit internal.

4. Apakah interaksi pengalaman kerja dan kepatuhan etika auditor berpengaruh

positif terhadap kualitas hasil

pemeriksaan audit internal.

5. Apakah interaksi independensi dan

kepatuhan etika auditor berpengaruh

positif terhadap kualitas hasil

pemeriksaan audit internal.

6. Apakah interaksi kompetensi dan

kepatuhan etika auditor berpengaruh

positif terhadap kualitas hasil

pemeriksaan audit internal.

7. Apakah insentif moneter berpengaruh

positif terhadap kualitas hasil

pemeriksaan audit internal.

Tujuan penelitian ini adalah untuk

mengetahui, menganalisis dan mendapatkan bukti empiris tentang :

1. Pengaruh pengalaman kerja auditor terhadap kualitas hasil pemeriksaan audit internal.

2. Pengaruh independensi auditor terhadap kualitas hasil pemeriksaan audit internal. 3. Pengaruh kompetensi auditor terhadap

kualitas hasil Pemeriksaan audit internal. 4. Pengaruh interaksi antara pengalaman

kerja dan kepatuhan etika auditor

terhadap kualitas hasil pemeriksaan audit internal.

5. Pengaruh interaksi antara independensi dan kepatuhan etika auditor terhadap kualitas hasil pemeriksaan audit internal. 6. Pengaruh interaksi antara kompetensi dan kepatuhan etika auditor terhadap kualitas hasil Pemeriksaan audit internal. 7. Pengaruh insentif moneter terhadap

kualitas hasil pemeriksaan audit internal.

Penelitian ini merupakan penelitian kembali dimana terdapat penambahan variabel pada persamaan regresi bertujuan menganalisa variabel-variabel anteseden (variabel yang

dapat membantu untuk menjelaskan

hubungan nyata (atau bagian dari

hubungan) antara variabel lain yang

nominal dalam hubungan sebab dan akibat. Dalam analisis regresi, variabel yg akan menjadi salah satu yang mempengaruhi kedua variabel independen dan variabel

dependen) dari perilaku auditor dan

mengetahui konsekuensinya terhadap kinerja auditor tersebut. Variabel-variabel anteseden yang digunakan antara lain:

1. Budaya organisasi (Manetje dan Martins, 2011).

2. Gaya kepemimpinan (Kreitner dan

Kinichi, 2013).

3. Komitmen organisasi (Fernando et al., 2013).

4. Tekanan anggaran waktu (Liyanarachchi, 2012).

5. Diskusi dalam reviu audit (Miller, 2014). 6. Imbalan keuangan (Chang, 2012).

7. Tipe-tipe Kepemimpinan (Fobress, 2014).

2. Model Penelitian

Populasi dan Sampel Penelitian

Populasi dalam penelitian ini adalah

karyawan swasta pada unit Internal Audit yang bergerak di perusahaan penjualan otomotif kendaraan bermotor roda 2 dan 4

(Dealer Authorized dan Dealer Non

Authorized). Penentuan sampel pada

penelitian ini menggunakan

purposive/judgment sampling yaitu karyawan yang berstatus sebagai internal auditor dengan kreteria yang digunakan berdasarkan pertimbangan (judgment) yaitu : 1) Auditor yang bekerja bergelar S1 dan pernah mengikuti pendidikan profesi Akuntan dan 2) Auditor yang mempunyai pengalaman kerja

minimal 3 tahun. Dipilih mempunyai

pengalaman kerja 3 tahun karena telah memiliki waktu dan pengalaman untuk beradaptasi serta menilai kondisi lingkungan kerjanya. Definisi Operasional Variabel dan

Pengukurannya Semua instrumen

menggunakan skala likert dengan 5 skala nilai yaitu Sangat Tidak Setuju (STS) dengan nilai 1, Tidak Setuju (TS) dengan nilai 2, Nertral (N) dengan nilai 3, Setuju (S) dengan nilai 4, serta Sangat Setuju (SS) dengan nilai

5. Kuesioner yang digunakan dalam

penelitian ini mengikuti kuesioner dari penelitian sebelumnya Nur Samsi (2012).

(4)

Variabel Independen

1. Pengalaman kerja adalah pengalaman auditor dalam melakukan audit yang dilihat dari segi kemampuan mendeteksi kesalahan, memahami kesalahan dan mencari penyebab munculnya kesalahan. 2. Independensi adalah kebebasan posisi

auditor baik dalam sikap maupun

penampilan dalam hubungannya dengan pihak lain yang terkait dengan tugas audit yang dilaksanakannya.

3. Kompetensi adalah kualifikasi yang

dibutuhkan oleh auditor untuk

melaksanakan audit dengan benar, yang diukur dengan indikator mutu personal,

pengetahuan umum dan keahlian

khusus.

4. Etika Profesi adalah aturan-aturan atau norma-norma yang dijadikan dasar atau pedoman bagi seorang professional dalam melaksanakan pekerjaan sehari-hari.

Variabel Denden

Kualitas Hasil Pemeriksaan adalah kualitas kerja auditor yang ditunjukkan dengan laporan hasil pemeriksaan yang dapat diandalkan berdasarkan standar yang telah ditetapkan.

Pengujian Hipotesis

Dalam penelitian ini hipotesis yang diajukan untuk menemukan apakah ada pengaruh

pengalaman kerja, independensi dan

kompetensi terhadap kualitas hasil

pemeriksaan dengan kepatuhan pada etika auditor sebagai variabel pemoderasi.

Untuk menguji hipotesis dalam penelitian ini digunakan metode statistik regresi berganda (Multiple Regression) dengan persamaan sebagai berikut :

KHP = NI + KR1PKA + KR2IA + KR3KA + KR4IM + KR5PKA KEA+ KR6IA KEA + KR7KA KEA + KR8IM KEA + E

Keterangan:

NI : Nilai Intersep (konstan) KR : Koefisien arah regresi KHP : Kualitas Hasil Pemeriksaan

PKA : Pengalaman Kerja Auditor

IA : Independensi Auditor

KA : Kompetensi Auditor

KEA : Kepatuhan Etika Auditor

IM : Insentif Moneter

Analisis data dilakukan dengan

menggunakan tingkat signifikansi α = 0,05 langkah awal pengujian hipotesis dengan melakukan uji F. Uji F digunakan untuk

mengetetahui seberapa besar

variabel-variabel independen menjelaskan variabel-variabel dependen dalam model yang diuji, dengan menggunakan tingkat signifikansi α = 0,05.

Selanjutnya untuk mengetahui apakah

pengaruh variabel independen yang diteliti signifikan atau tidak terhadap variabel dependen, maka perlu dilakukan uji t, uji ini dilakukan dengan membandingkan nilai signifikansi t hitung dengan α = 0,05, dengan ketentuan apabila nilai signifikan t hitung lebih kecil dari derajat kepercayaan maka

menerima hipotesis alternatif, yang

menyatakan bahwa suatu variable

independen mempengaruhi variabel

dependen.

3. Pembahasan Hasil Penelitian

Berdasarkan hasil uji yang dilakukan atas data yang ada, maka didapat kesimpulan:

1. Untuk analisis uji validitas pada masing-masing item pertanyaan dari setiap variabel dinyatakan valid.

2. Untuk uji reliabilitas pada masing-masing variabel independen menunjukkan bahwa

semua variabel mempunyai nilai

Cronbach alpha (α) lebih besar dari 0.6 artinya item-item pernyataan seluruhnya reliabel atau handal dalam melakukan fungsinya sebagai alat ukur.

3. Untuk uji normalitas hasil analisis menunjukkan bahwa seluruh data pada

setiap variabel tersebut dikatakan

memenuhi asumsi normalitas, karena data menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal.

Pengujian Hipotesis Dan Pembahasan

Dalam penelitian ini diperoleh melalui survei lapangan dengan menyebarkan kuesioner kepada responden dan mendatangi langsung

responden pada Perusahaan Otomitif.

Peneliti telah menyebarkan kuesioner

sebanyak 87 eksemplar dengan tingkat pengembalian responden 58,62 persen dan tingkat pengembalian yang dapat dianalisis sebesar 57,47 persen dengan rincian sebagai berikut.

(5)

Tabel 1. Data Sampel Return dan Non Return

Urian Jumlah

Kuesioner

Total Kuesioner 87

Kuesioner Not Return 36

Kuesioner Return 51

Kuesioner Cancel 1

Kuesioner Analisa 50

Response Rate 58,62%

Usable Response Rate 57,47% Sumber: Data primer

diolah, 2015

Tabel diatas menunjukkan bahwa jumlah

kuesioner yang disebarkan kepada

responden sebanyak 87 kuesioner, yang dikembalikan sebanyak 51 kuesioner dan setelah diperiksa terdapat 1 kuesioner yang

digugurkan karena terdapat beberapa

jawaban yang tidak diisi dengan lengkap sehingga secara keseluruhan yang layak digunakan untuk analisis selanjutnya adalah 50 kuesioner. Penelitian ini layak untuk dilanjutkan karena berdasarkan central limit theorem menyatakan bahwa jumlah minimal

sampel untuk mencari kurva normal

setidaknya mencapai nilai responden

minimum 30 (Rahayu, 2014).

Sebagaimana telah dikemukakan dalam bab sebelumnya, bahwa model yang digunakan untuk menganalisis pengaruh pengalaman kerja, independensi dan kompetensi terhadap kualitas hasil pemeriksaan dengan variable pemoderasi adalah analisis regresi linier berganda. Pada proses pengolahan data

perhitungannya menggunakan komputer

dengan statistical software MINITAB ver 16.

Kemudian untuk tujuan pengambilan

kesimpulan dilakukan uji hipotesis sehingga dapat diketahui apakah hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini diterima atau ditolak. Kaidah uji hipotesis dalam penelitian ini dilakukan dengan melihat tingkat signifikan dan membandingkan antara probabilitas yang

diperoleh dengan probabilitas yang

ditentukan. Berdasarkan hasil analisis sebagaimana disajikan dalam tabel 1 variabel bebas terhadap kualitas hasil pemeriksaan, maka dapat dibuat suatu persamaan model regresi linier berganda sebagai berikut: KHP = 1.153 + 1,342 PKA + 1,113 IA - 0,553 KA + 0,531 PKA.KEA – 0,321 IA.KEA – 0,121+ 1,311 KA.KEA + e

Hasil dari persamaan model regresi linier

berganda di atas menunjukkan arah

pengaruh dari masing-masing variabel bebas

terhadap variabel tergantung yang

ditunjukkan oleh koefisien regresi masing-masing variabel bebasnya. Koefisien regresi variabel bebas yang bertanda positif berarti mempunyai pengaruh yang searah. Sedang koefisien regresi variabel bebas bertanda negatif berarti mempunyai pengaruh yang berlawanan.

Tabel 2. Uji Regresi

Variabel Unstandardized t Sig Remark Coefficients B Std Error Constant 1,153 0,017 2,186 0,002 Pengalaman Kerja 1,342 0,115 -2,114 0,001 Signifikan Independensi 1,113 0,219 2,427 0,521 Signifikan Kompetensi 0,553 0,438 1,231 0,349 Tidak Signifikan PKA.KEA 0,531 0,123 3,441 0,632 Signifikan IA.KEA -0,321 0,185 -2,137 0,018 Signifikan KA.KEA -0,121 0,192 -0,332 0,001 Signifikan IM.KEA 1,311 0,133 -2,331 0,003 Signifikan R = 0,991 F hitung = 51,772 R.square = 0,778 Sign. F = 0,003 Adjusted R square = 0,753 α = 0,03

Berdasarkan tabel diatas hasil perhitungan analisis regresi linier berganda keseluruhan variabel bebas terhadap kualitas hasil pemeriksaan diperoleh koefisien R sebesar 0,991 menunjukkan bahwa pengaruh variabel independen terhadap variabel dependennya sangat kuat. Angka R square atau koefisien determinasi sebesar 0,778 untuk variabel

independen lebih dari dua digunakan

adjusted R square sebesar 0,753. Hal ini berarti variasi dari kualitas hasil pemeriksaan

bisa dijelaskan oleh variasi variabel

independennya, sedang sisanya dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak ada dalam model ini.

Adapun hasil model anova dari keseluruhan variabel bebas terhadap kualitas hasil pemeriksaan pada tabel diatas menunjukkan bahwa F hitung sebesar 51,772 dengan tingkat signifikan 0,003. Karena probabilitas < 0,05 maka model regresi linier berganda ini bisa dilanjutkan ke uji t.

Hasil analisis diketahui bahwa variabel

(6)

negatif karena hasil uji menunjukan diatas 0,5%. Sedangkan untuk pengalaman kerja auditor (PKA) dan kompetensi auditor (KA) berpengaruh positif karena angka uji dibawah 0,5%.

Bila dilihat dari uji interaksi diketahui kepatuhan etika auditor (PKA*KEA), interaksi antara independensi dan kepatuhan etika auditor (IA*KEA) , dan interaksi antara kompetensi dan kepatuhan etika auditor serta imbalan moneter (IM*KEA) berpengaruh terhadap kualitas hasil pemeriksaan (KHP) karena tingkat signifikannya lebih kecil dari 0,5%.

4. Kesimpulan

Penelitian ini dapat membuktikan bahwa :

Pengalaman kerja berpengaruh positif

terhadap kualitas pemeriksaan. Hal ini berarti hipotesis pertama yang menyatakan bahwa

Pengalaman kerja berpengaruh positif

terhadap kualitas hasil pemeriksaan diterima,

hal ini dikarenakan auditor memiliki

pengalaman dan jam kerja akan memperkaya

judgment auditor.

Independensi auditor berpengaruh negatif terhadap kualitas hasil pemeriksaan. Hal ini berarati hipotesa kedua yang menyatakan bahwa independensi auditor berpengaruh positif terhadap kualitas hasil pemeriksaan audit internal ditolak, hal ini bisa berpengaruh karena internal auditor merupakan bagian dari perusahaan juga dan secara struktur berada di dalam perusahaan juga yang akan bertanggung jawab kepada manajemen perusahaan.

Kompetensi auditor berpengaruh negatif terhadap kualitas hasil pemeriksaan. Hal ini berarati hipotesa ketiga yang menyatakan kompetensi auditor berpengaruh positif terhadap kualitas hasil pemeriksaan audit internal ditolak.

Interaksi pengalaman kerja dan kepatuhan etika auditor berpengaruh positif terhadap kualitas hasil pemeriksaan. Hasil ini konsisten dengan penelitian Ridwan (2012) dan Efendy, dkk (2010).

Interaksi independensi dan kepatuhan etika auditor berpengaruh positif terhadap kualitas pemeriksaan. Hal ini berarti hipotesis kelima

yang menyatakan bahwa Interaksi

independensi dan kepatuhan etika auditor berpengaruh positif terhadap kualitas hasil pemeriksaan diterima. Hasil ini konsisten

dengan penelitian Ridwan (2012) dan Efendy, dkk (2010).

Interaksi kompetensi dan kepatuhan etika auditor berpengaruh positif terhadap kualitas hasil pemeriksaan audit internal. Hal ini berarti hipotesis keenam yang menyatakan bahwa Interaksi independensi dan kepatuhan etika auditor berpengaruh positif terhadap kualitas hasil pemeriksaan diterima.

Apakah insentif moneter berpengaruh positif terhadap kualitas hasil pemeriksaan audit internal. Hal ini berarti hipotesis ketujuh yang menyatakan bahwa interaksi independensi dan kepatuhan etika auditor berpengaruh positif terhadap kualitas hasil pemeriksaan diterima.

Referensi

Effendi, M. Arief, 2010, ”Komunikasi Komite Audit : Antara Harapan dan Kenyataan”, Majalah Media Akuntansi, Jakarta, Edisi Juli – Agustus.

Konsorsium Organisasi Audit

Internal,2009,”Standar Profesi Audit

Internal”, Yayasan Pendidikan Internal Audit (YPIA), Jakarta.

Samsi,2012, “ Pengaruh Pengalaman Kerja, Independensi dan Kompetesi Terhadap Kualitas Hasil Pemeriksaan Dengan Kepatuhan Etika Auditor Sebagai Variabel Pemoderasi”, Jurnal Ilmu &

Riset Akuntansi Vol.1 No 12.

Sawyer, Lawrence B.,2010, “Sawyer’s

Internal Auditing : The Practice of Modern Internal Auditing”, The Institute of Internal Auditors.

Standar Internasional Praktik Profesional Audit Internal ,2016, The Institute of Internal Auditor.

The Institute Internal Auditors,2012, The Standards For The Professional Practice of Internal Auditing (SPPIA).

COSO,2012, “Guidance on monitoring

internal control system.

Widagdo, R,S,2002, “Analisa Pengaruh

Atribut Kualitas Audit Terhadap Kepuasan Klien”, SNA 5 Semarang.

Gambar

Tabel  diatas  menunjukkan  bahwa  jumlah  kuesioner  yang  disebarkan  kepada  responden  sebanyak  87  kuesioner,  yang  dikembalikan  sebanyak  51  kuesioner  dan  setelah  diperiksa  terdapat  1  kuesioner  yang  digugurkan  karena  terdapat  beberapa

Referensi

Dokumen terkait

Media jaringan komputer bisa tanpa kabel dan bisa melalui kabel, hal ini memungkinkan pengguna jaringan komputer dapat saling bertukar informasi, misalnya data atau dokumen,

Pada percobaan dilakukan pengukuran h untuk empat nilai debit air yang berbeda, dengan maksud untuk mengetahui apakah model yang dibuat cukup akurat. jika debit

- Tidak memenuhi persyaratan Dokumen Prakualifikasi Bab IV/LDK, C, 6 : &#34;Manajemen Badan Usaha maupun Tenaga Ahli bukan Pegawai Negeri Sipil (PNS)/anggota TNI/Polri, yang

Dalam setiap proses penerimaan karyawan baru ada beberapa tahapan yang harus dilalui oleh para calon karyawan. Salah satunya adalah tes

Syukur Lenteng Agung Jakarta

Kebun Raya Bogor merupakan bagian penting dari kota Bogor selain sebagai jantung dari kota Bogor, sebagai taman di tengah kota juga merupakan tempat rekreasi. Pembuatan website

FORMAT KARTU SLIP

Nilai akhir TIK dari keseluruhan kelas VIII hanya mencapai ketuntasan 71%, diharapkan oleh guru TIK adalah nilai ketuntasan 85%. Ini disebabkan karena media belajar