• Tidak ada hasil yang ditemukan

Penilaian Kinerja Guru dengan MetodeAnalytic Network Process untuk Pemilihan Guru Berprestasi

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Penilaian Kinerja Guru dengan MetodeAnalytic Network Process untuk Pemilihan Guru Berprestasi"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

AbstrakPentingnya pelaksanaan penilaian kinerja guru

dalam suatu sekolah untuk meningkatkan kualitas guru dan untuk mencapai kompetensi yang sesuai dengan tugas pembelajaran, pembimbingan, atau tugas tambahan yang relevan dengan fungsi sekolah . Pihak Dinas Pendidikan kota Surabaya mempertimbangan faktor-faktorkualitatif berdasarkan kriteria–kriteria tertentu dalam proses penilaian kinerjaguru untuk pemilihan guru berprestasi.Tugas akhir ini membahas metode penyelesaian untuk kasus pemilihan guru berprestasi, studi kasus tiga sekolah dengan masing-masing dua guru mata pelajaran matematika dengan menggunakan metode Analytic Network Process (ANP)software MATLAB

R2013a untuk simulasi. Sesuai dengan buku pedoman pelaksanaan penilaian kinerja guru yang diterbitkan oleh Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan bagian Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pendidikan dan Kebudayaan dan Penjaminan Mutu Pendidikan Pusat Pengembangan Profesi Didik tahun 2012 menetapkan empat belas kriteria penilaian meliputi kegiatan perencanaan, pelaksanaan, dan penilaian sertaenam alternatif didapatkan dari guru mata pelajaran matematika di tiga sekolah yang mempunyai pengawasan sama. Dari keenam alternatif tersebut dilakukan pembobotan dengan metode ANP dan didapatkan urutan peringkat yaitu GURU.E, GURU.F, GURU.D, GURU.A, GURU.C dan GURU.B.

Kata KunciAnaytic Network Process, Penilaian Kinerja Guru, kriteria, alternative.

I. PENDAHULUAN

alamdunia pendidikan guru mempunyai peranan yangsangat penting dalam pengembangan sumber daya manusia melalui pendidikan. Profesi guru mempunyai tugas untuk mendidik, mengajar dan melatih. Suatu institusi sekolah akan dapat menjalankan semua proses belajar mengajar dengan baik jika semua guru dapat diorganisir dengan baik pula oleh kepala sekolah. Untuk mengorganisir guru dengan baik maka diperlukan proses penilaian kinerja. Penilaian kinerja harus dilakukan untuk mengetahui hasil kerja yang dapat dicapai oleh guru. Dengan melakukan proses penilaian kinerja maka prestasi yang dicapai setiap guru dengan nilai baik, cukup, dan buruk dapat diketahui, serta berguna untuk menetapkan kebijakan selanjutnya.[1]

Untuk meyakinkan bahwa setiap guru adalah seorang profesional di bidangnya, maka penilaian kinerja guru harus dilakukan terhadap guru di semua satuan pendidikan formal yang diselenggarakan oleh pemerintah, pemerintah daerah, dan masyarakat. Guru dimaksud tidak terbatas pada guru yang bekerja di satuan pendidikan di bawah kewenangan Kementerian Pendidikan dan

Kebudayaan, tetapi juga mencakup guru yang bekerja di satuan pendidikan di lingkungan Kementerian Agama.

Pada tahun 2012, telah dilakukan penelitian oleh Mardiana, M. Nasir, dan Megawaty mahasiswa Universitas Bina Darma dengan judul “Sistem Informasi Penilaian Kinerja Guru dengan Metode Personal Balanced Scorecard(PBSC)pada Cipta Talenta The Real Active Learning School”. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kinerja guru berdasarkan catatan pribadi yang dibuat berdasarkan perenungan diri, perubahan proses berfikir dan cara berfikir yang dikelompokkan ke dalam empat perspektif yaitu internal, eksternal, pengetahuan dan pembelajaran, serta keuangan[2].

Dalam tugas akhir ini,kriteria sesuai dengan buku pedoman pelaksanaan penilaian guru yang diterbitkan oleh BPSDMP dan PMP Kemendikbud2012yang digunakan berupa kriteria kualitatif. Untuk kriteria kualitatif,data yang digunakan berasal dari penilaian oleh pakar dari Dinas Pendidikan Kota Surabayadan tiga responden dari sekolah yaitu : siswa, guru, kepala sekolah. Dari kriteria penilaian kinerja guru mempunyai sifat saling ketergantungan antar kriteria satu dengan yang lainnya, maka dalam penelitian ini digunakan metode Analytic Network Process (ANP) untuk menyelesaikan permasalahan yang bersifat kualitatif menjadi kuantitatif dengan sistem pembobotan di mana penilaian harus konsisten dalam mementukan tingkat kepentingan sesuai dengan kebutuhan pengambil keputusan.

II. ANALYTICNETWORKPROCESS(ANP) Analytic Network Process (ANP) merupakan teori yang dikembangkan oleh Thomas L. Saaty tentang pengukuran secara umum yang diterapkan pada dominasi pengaruh (dominance of influence). Suatu elemen dikatakan melakukan dominasi terhadap elemen lain apabila elemen tersebut lebih penting, lebih disukai, ataupun lebih mungkin terjadi[4]. Metode ANP memungkinkan adanya dependensi baik antar kriteria, antar alternatif, maupun antar kriteria dan alternatif yang tidak ada pada metode AHP.Adapun perbandingan antara konsep metode AHP dan ANP disajikan dalam Tabel 1.

Tabel 1.

Perbedaan konsep antara metode AHP dengan ANP[5]

No AHP ANP

1 Model struktur berupa

hierarki Model struktur berupa jaringan 2 Tidak terdapat sistem umpan

balik antar elemen Terdapat sistem umpan balik antar elemen 3 Tidak terdapat dependensi Terdapat dependensi baik

Penilaian Kinerja Guru dengan

Metode

Analytic Network Process

untuk

Pemilihan Guru Berprestasi

Nuriyatin,Mohammad Isa Irawan, dan Alvida Mustika Rukmi

Jurusan Matematika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Jl. Arief Rahman Hakim, Surabaya 60111

Email: alvida@matematika.its.ac.id

(2)

antar elemen dari dalam satu elemen maupun dari luar elemen Pengambilan keputusan dalam metodologi ANP berdasarkan pada langkah-langkah berikut[3] :

1. Penyusunan struktur jaringan

Mendefinisikan permasalahan yang kompleks ke dalam identifikasi hubungan interaksi ketergantungan yang ada di dalamnya sehingga menjadi lebih jelas dan rinci.

2. Penentuan Prioritas

Penentuan prioritas yang merupakan kontribusi elemen tersebut terhadap tujuan pengambilan keputusan menggunakanmetode perbandingan berpasangan berdasarkan sembilan skala Saaty seperti pada Tabel 2 hingga semua elemen yang ada tercakup.

Tabel 2.

Skala Perbandingan Berpasangan[7] Nilai Definisi Keterangan

1 Sama penting Kedua elemen sama pentingnya. 3 Sedikit lebih

penting Elemen yang satu sedikit lebih penting daripada elemen yang lainnya.

5 Lebih penting Elemen yang satu lebih penting daripada elemen yang lainnya. 7 Sangat lebih

penting Satu elemen sangat lebih penting daripada elemen lainnya. 9 Mutlak lebih

penting Satu elemen mutlak lebih penting daripada elemen lainnya. 2,4,6,8 Kompromi

antara dua nilai

Adanya kompromi penilaian secara numerik karena tidak ada istilah

yang benar-benar sesuai untuk menggambarkan keadaan

sesungguhnya. Kebalikan Nilai

kebalikan elemen Untuk satu nilai perbandingan a dengan elemen b, maka elemen b mempunyai nilai yaitu

kebalikan dari nilai elemen a

apabila dibandingkan dengan elemen a.

Prioritas ini ditentukan berdasarkan pandangan para pakar dan pihak-pihak yang berkepentingan terhadap keputusan tersebut, baik secara langsung (diskusi, wawancara) ataupun secara tidak langsung (form penilaian). Setelah melakukan penilaian terhadap tingkat kepentingan kriteria dan alternatif, untuk masing-masing perbandingan akan menghasilkan matriks A. Selanjutnya akan dilakukan pembobotan terhadap masing-masing elemen dengan membuat matriks normalisasi dari matriks perbandingan berpasangan dan mencari rata-rata tiap barisnya. Matriks normalisasi didapatkan dengan menjumlahkan setiap kolom matriks A kemudian membagi setiap elemen matriks A dengan hasil penjumlahan tadi sesuai dengan kolom masing-masing              nn n n n n a a a a a a a a a A        2 1 2 22 21 1 12 11                                          

         n i in nn n i i n n i i n n i in n n i i n i i n i in n n i i n i i nn n n n n a a a a a a a a a a a a a a a a a a w w w w w w w w w W 1 1 2 2 1 1 1 1 2 1 2 22 1 1 21 1 1 1 2 12 1 1 11 2 1 2 22 21 1 12 11                                                      

   n w n w n w ar ar ar AR n i ni n i i n i i n 1 1 2 1 1 1 21 11  

Matriks perbandingan dikatakan konsisten dan dapat diterima apabila nilai Concistency Ratio ≤10%[6]. Mengukur konsistensi matriks perbandingan berpasangan dilakukan dengan mencari nilai

max,CI , dan CR.

a. Menghitung

max

Membentuk matriks Bnxn di mana elemennya merupakan

perkalian antara elemen dari kolom pertama matriks perbandingan dengan elemen pertama rata-rata baris matriks normalisasi.Dari matriks B tersebut dicari jumlah tiap barisnya menghasilkan matriks Cnxn. Setiap

elemen matriks C dibagi dengan tiap elemen matriks rata-rata baris matriks normalisasi.Hasil dari perhitungan tersebut dirata-rata dan menghasilkan nilai

max. Secara matematis dituliskan sebagai berikut :

n ar c n i i i

  1 1 1 max 

(

1

)

b. Menghitung CI 1 max    n n CI

(

2

)

c. Menghitung CR IR CI CR

(

3

)

dengan : max

: eigen value maksimum

n : banyaknya elemen yang dibandingkan i

c

: elemenke-i dari matriks C i

ar : elemenke-i dari matriks rata-rata baris matriks normalisasi

CI : Consistency Index CR : Consistency Ratio IR : Index Random

Nilai IndexRandom dapat dilihat pada Tabel 3[9]. Tabel 3.

Nilai Index Random

Ukuran

Matriks 6x6 7x7 8x8 9x9 10x10 11x11 12x12 13x13 14x14

(3)

3. Penghitungan bobot akhir prioritas

Bobot akhir prioritas digunakan untuk menentukan urutan masing-masing elemen.Bobot akhir kriteria didapatkan denganmempertimbangkan tingkat kepentingan antar kriteria dan tingkat ketergantungan terhadap kriteria lainnya. Bobot akhir prioritas didapatkan dengan mempertimbangkan tingkat pemenuhan alternatif terhadap kriteria dan bobot akhir masing-masing kriteria[6].

III. RATA-RATAGEOMETRIS

Rata-rata geometrisadalah rumus mencari rata-rata menggunakan metode rata-rata geometri. Rata-rata geometri digunakan untuk deret yang sifatnya rasio dan dapat mengurangi gangguan yang ditimbulkan salah satu bilangan yang terlalu besar atau kecil. Hal ini sesuai dengan penggunaan metode ANP dimana metode ANP digunakan untuk menemukan skala rasio baik dari perbandingan berpasangan diskrit maupun kontinu. Perbandingan ini diambil dari ukuran aktual atau dari skala dasar yang mencerminkan kekuatan perasaan dan preferensi relatif[8].

Teori rata-rata geometri menyatakan bahwa jika terdapat n partisipan yang melakukan perbandingan berpasangan, maka terdapat n jawaban untuk setiap pasangan. Untuk mendapatkan nilai tertentu dari semua nilai tersebut, masing-masing nilai harus dikalikan satu sama lain kemudian hasil perkalian itu dipangkatkan dengan 1/n [10].Secara matematis dituliskan sebagai berikut

𝑎 = (𝑧1. 𝑧2. 𝑧3… . 𝑧𝑛)1𝑛 (4)

Dengan : 𝑎 = hasil rata-rata

𝑧𝑖 = nilai dari responden ke-i, i = 1, ..., n 𝑛 = banyaknya responden

IV. PEMBAHASANDANHASIL

Analytic Network Process

Proses penyelesaian masalah pengambilan keputusan oleh pihak pengambil keputusan menggunakan data kualitatif. Data kualitatifyang digunakan yaitu data penilaian perbandingan berpasangan antar kriteria, perbandingan alternatif terhadap kriteria, hubungan ketergantungan antar kriteria, dan perbandingan alternatif terhadap setiap kriteria oleh Dinas Pendidikan Kota Surabaya dan 3 responden yang terdapat pada matriks A pada proses perbandingan kriteria dan hubungan ketergantungan antar kriteria.Data kriteria yang digunakandalam penilaian terdapat pada Tabel 4.

Tabel 4.

Kriteria yang digunakan dalam proses penilaian kinerja guru untuk pemilihan guru berprestasi

No. Kriteria

1 Guru memformulasikan tujuan pembelajaran dalam RPP sesuai dengan kurikulum/silabus dan memperhatikan

karakteristik peserta didik

2 Guru menyusun bahan ajar secara runut, logis, kontekstual dan mutakhir

3 Guru merencanakan kegiatan pembelajaran yang efektif 4 Guru memilih sumber belajar/media pembelajaran sesuai

dengan materi dan strategi pembelajaran 5 Guru memulai pembelajaran dengan efektif 6 Guru menguasai materi pembelajaran

7 Guru menerapkan pendekatan/strategi pembelajaran yang efektif

8 Guru memanfaatkan sumber belajar/media dalam pembelajaran

9 Guru memicu dan/atau memelihara keterlibatan siswa dalam pembelajaran

10 Guru menggunakan bahasa yang benar dan tepat dalam pembelajaran

11 Guru mengakhiri pembelajaran dengan efektif 12 Guru merancang alat evaluasi untuk mengukur kemajuan dan

keberhasilan belajar peserta didik

13 Guru menggunakan berbagai strategi dan metode penilaian untuk memantau kemajuan dan hasil belajar peserta didik

dalam mencapai kompetensi tertentu sebagaimana yang tertulis dalam RPP

14 Guru memanfaatkan berbagai hasil penilaian untuk memberikan umpan balik bagi peserta didik tentang kemajuan belajarnya dan bahan penyusunan rancangan

pembelajaran selanjutnya

Sumber :BPSDM dan PMP Kemendikbud 2012

Selanjutnya dari Tabel.4 keempat belas kriteria disimbolkandengan

𝐶1, 𝐶2, 𝐶3, 𝐶4, 𝐶5, 𝐶6, 𝐶7, 𝐶8, 𝐶9, 𝐶10, 𝐶11, 𝐶12, 𝐶13, 𝐶14

Langkah-langkah penyelesaian dengan Analytic Network Process adalah sebagai berikut :

1. Penyusunan struktur jaringan

Penguraian permasalahan menjadi unsur-unsur yang lebih mudah diselesaikan dalam bentuk struktur hirarki dengan menentukan goal, yaitu mendapatkan guru yang berprestasi di antara enam alternatif, yaitu GURU.A, GURU.B, GURU.C, GURU.D, GURU.E dan GURU.F.Penentuan guru berprestasi dilakukan berdasarkan pemenuhan masing-masing alternatif terhadap empat belas kriteria yang terdapat pada Tabel 4 tersebut.

2. Penentuan prioritas

Bobot prioritas masing-masing kriteria dan alternatif didapatkan melalui beberapa tahap, yaitu :

a. Perhitungan perbandingan antar kriteria

Dengan asumsi tidak terdapat hubungan ketergantungan antar kriteria, didapatkan matriks perbandingan berpasangan kepentingan antar kriteria berdasarkan penilaian oleh pakardari Dinas Pendidikankota Surabaya yaitu matriks A, matriks normalisasi dari matriks A yaitu matriks W, dan rata-rata tiap baris matriks Wyaitu matriks AR yang selanjutnya disebut matriks W1, yaitu

bobot kriteria dengan asumsi tidak ada hubungan ketergantungan antar elemennya.

(4)

                                             032 . 0 032 . 0 042 . 0 078 . 0 110 . 0 053 . 0 094 . 0 057 . 0 040 . 0 122 . 0 145 . 0 052 . 0 071 . 0 074 . 0 AR

Konsistensi penilaian perbandingan berpasangan antar kriteria tersebut didapat dengan cara mendapatkan matriks B yang merupakan perkalian antara elemen dari tiap kolom matriks A dengan elemen dari tiap baris matriks AR. Selanjutnya tiap baris matriks dijumlahkan menghasilkan matriks C.                                              5 . 0 5 . 0 669 . 0 235 . 1 747 . 1 87 . 0 51 . 1 93 . 0 636 . 0 982 . 1 303 . 2 811 . 0 124 . 1 205 . 1 C

Nilai maks didapatkan menggunakan persamaan (1). 16.010

14.135 224

max 

Nilai CI (Concistency Index) dan CR (ConcistencyRatio) didapatkan menggunakan persamaan (2) dan (3) dengan nilai IR (Index Random) diketahui sebesar 1.57 (Tabel 3). 155 .0 13.201 1 14010 14 .. 16    CI 098 . 0 57 . 1.155 0 CR Keterangan :

A : matriks perbandingan berpasangan antar kriteria. W : matriks normalisasi A.

AR : hasil perhitungan rata-rata tiap baris matriks W. B : matriks perkalian elemen A dengan AR

C : jumlah tiap baris matriks B : eigen value maksimum CI : Consistency Index CR : Consistency Ratio IR : Index Random

Karena nilai dari CR = 0.098< 0.1, maka penilaian matriks perbandingan berpasangan kriteria dinyatakan konsisten dan dapat diterima.

b. Perhitungan perbandingan alternatif dan kriteria

Keenam alternatifdibandingkan tingkat kepentingannya oleh tiga respondenyaitu siswa, guru, dan kepala sekolah dari pihak sekolah berdasarkan pemenuhan terhadap masing-masing kriteria dengan asumsi tidak ada ketergantungan antar alternatif, selanjutnya di rata-rata dengan rumus rata-rata geometris. Hasil penilaian direpresentasikan sebagai matriks perbandingan dannormalisasi dari matriks perbandingan disebut matriks W2, yaitu matriks bobot perbandingan

kepentingan alternatif terhadap masing-masing kriteria dengan asumsi tidak terdapat hubungan ketergantungan antar alternatif dan disajikan dalam Tabel 5.

Tabel 5.

Bobot perbandingan kepentingan alternatif terhadap setiap kriteria dengan asumsi bahwa tidak ada hubungan ketergantungan antar

alternatif.

Pada Tabel 5 dijelaskan mengenai bobot masing-masing alternatif terhadap tiap kriteria

𝐶1, 𝐶2, 𝐶3, 𝐶4, 𝐶5, 𝐶6, 𝐶7, 𝐶8, 𝐶9, 𝐶10, 𝐶11, 𝐶12, 𝐶13, 𝐶14

(5)

c. Perhitungan perbandingan ketergantungan antar kriteria Dalam proses pemilihan pelaksana proyek terbaik, pihak pengambil keputusan tidak sekedar berpedoman pada satu kriteria saja, tetapi harus mempertimbangkan kriteria-kriteria lainnya juga. Tabel 6 menunjukkan nilai ketergantungan antar kriteria yang didapatkan melalui perbandingan berpasangan oleh pakar dariDinas Pendidikan Kota Surabaya.Hasil penilaian direpresentasikan sebagai matriks perbandingan berpasangan dan matriks normalisasinya menyatakan matriks bobot ketergantungan relatif antar kriteria, yaitu matriks W3.

d. Perhitungan perbandingan ketergantungan antar alternatif terhadap kriteria

Dengan memperhatikan hubungan ketergantungan antar alternatif terhadap sebuah kriteria dilakukan penilaian perbandingan berpasangan oleh pakar dariDinas Pendidikan Kota Surabaya.Bobot ketergantungan alternatif terhadap setiap kriteria didapatkan dari matriks normalisasi matriks perbandingan berpasangan. Tabel 7 menunjukkan bobot ketergantungan alternatif terhadap kriteria 𝐶1dan direpresentasikan oleh matriks w41. Sedangkan Tabel 8 menunjukkan bobot ketergantungan alternatif terhadap kriteria 𝐶2dan direpresentasikan oleh matriksw42. Dengan langkah yang sama didapatkan representasi matriksw4n,n12,,...,14 yang merupakan bobot

ketergantungan alternatif terhadap kriteria ke-n.Tabel 9 menunjukkan bobot ketergantungan alternatif terhadap kriteria 𝐶14dan direpresentasikan oleh matriks w414.

Tabel 6.

Bobot hubungan ketergantungan antar kriteria

Tabel 7.

Bobot ketergantungan alternatif terhadap kriteria 𝐶1 (Consistency Ratio=0.050)

Tabel 8.

Bobot ketergantungan alternatif terhadap kriteria 𝐶2 (Consistency Ratio=0.023)

 Tabel 9.

Bobot ketergantungan alternatif terhadap kriteria 𝐶14 (Consistency Ratio=0.013)

3. Perhitungan Bobot Akhir Prioritas

Prioritas interdependensi dari kriteria didapatkan dengan mensintesis matriks W1, yaitu bobot kepentingan antar

kriteria dengan asumsi tidak ada hubungan ketergantungan antar kriteria dan matriks W3, yaitu bobot hubungan

ketergantungan antar kriteria sehingga didapatkan

                                               045 . 0 035 . 0 039 . 0 066 . 0 096 . 0 107 . 0 064 . 0 125 . 0 6 . 0 042 . 0 062 . 0 134 . 0 055 . 0 071 . 0 1 3 w w wc

Representasi dari matriks Wcmenunjukkan bobot

masing-masing kriteria seperti disajikan dam Tabel 10. Tabel 10.

Bobot akhir masing-masing kriteria. Kriteria Bobot 𝐶1 0.071 𝐶2 0.055 𝐶3 0.134 𝐶4 0.062 𝐶5 0.042 𝐶6 0.06 𝐶7 0.125 𝐶8 0.064 𝐶9 0.107 𝐶10 0.096

(6)

𝐶11 0.066

𝐶12 0.039

𝐶13 0.035

𝐶14 0.045

Prioritas dari masing-masing alternatif dengan memperhatikan pemenuhan terhadap kriteria didapatkan melalui matriks W2w21,w22,,w214, yaitu bobot kepentingan

alternatif untuk masing-masing kriteria dengan asumsi tidak ada hubungan ketergantungan antar alternatif dan matriks

41 42 414

4 w ,w , ,w

W   , yaitu bobot perbandingan

ketergantungan antar alternatif terhadap kriteria seperti yang dijelaskan berikut ini :

                       114 . 0 305 . 0 065 . 0 068 . 0 075 . 0 372 . 0 21 41 1 w w wp                        05 . 0 053 . 0 317 . 0 278 . 0 153 . 0 148 . 0 22 42 2 w w wp                        111 . 0 334 . 0 068 . 0 068 . 0 2 . 0 217 . 0 214 414 14 w w wp

Sehingga didapatkan matriks Wpdengan menggabungkan

empat belas kolom yang dihasilkan dari perhitungan di atas, yaitu Wp

wp1,wp2,wp3,,wp14

. Prioritas keseluruhan dari keenam alternatif didapatkan dengan melakukan operasi perkalian matriks bobot pemenuhan kriteria oleh masing-masing alternatif (Wp) dan matriks bobot prioritas kriteria

(Wc) yang menghasilkan matriks bobot akhir alternatif

(WANP).                        177 . 0 237 . 0 174 . 0 135 . 0 125 . 0 151 . 0 c p ANP w w w

Representasi dari matrik WANP yang merupakan bobot

masing-masing alternatif disajikan dalam Tabel 11 dengan bobot terbesar untuk pelaksana proyek adalah GURU.E yaitu sebesar 0.237.

Tabel 11.

Bobot akhir masing-masing alternatif Alternatif Bobot GURU.A 0.151 GURU.B 0.125 GURU.C 0.135 GURU.D 0.174 GURU.E 0.237 GURU.F 0.177

Langkah-langkah pembobotan dengan metode Analytic Network Process di simulasikan dengan software MATLAB R2013a.

V. KESIMPULAN

Berdasarkan keseluruhan hasil analisis dapat diperoleh kesimpulan sebagai berikut :

1. Hasil perhitungan prioritas alternatif guru berprestasi dengan menggunakan ANP menunjukkan bahwa GURU.E memiliki bobot sebesar 0.237, GURU.F memiliki bobot sebesar 0.177, GURU.D memiliki bobot sebesar 0.174, GURU.A memiliki bobot sebesar 0.151,GURU.C memiliki bobot sebesar 0.135, dan GURU.B memiliki bobot sebesar 0.125.

2. Dengan menggunakan metode ANP, hasil guru berprestasi yaitu GURU.E.

DAFTAR PUSTAKA

[1] BPSDMP dan PMP Kemendikbud.2012.”Pedoman Pelaksanaaan Penilaian Kinerja Guru”. Jakarta: Kemendikbud.

[2] Mardiana, Nasir M, Megawaty.2012.”Suatu Sistem Informasi Penilaian Kinerja Guru dengan Metode Personal Balanced Scorecard pada Cipta Talenta The Real Active Learning School”.Palembang :Universitas Bina Darma. [3] Saaty,T.L.2001.“Decision Making With Dependence

and Feedback, The Analytic Network Process”. University of Pittsburgh : USA.

[4] Sutanto,N.R.2012.“Pemilihan Pemasok dan Pengalokasian Order dengan Menggunakan Metode Fuzzy-ANP dan Goal Programming”. Jurusan Teknik Industri Fakultas TeknologiIndustri Institut Teknologi Sepuluh Nopember : Surabaya.

[5] Saaty,T.L, Vargas L G.2006.”Decision Making With Dependence and Feedback, The Analytic Network Process”. University of Pittsburgh : USA.

[6] Das Shaswata dan Chakraborty, Shankar.2011.” Selestion of NonTradisional Machining Process Using Analytic Network Process”.Journal of Manufacturing Systems,Vol.30 hal 41-53.

[7] Figueira,Jose,dkk.2005.“Multiple Criteria Decision Analysis : State of The Art Surveys”.Springer : Boston.

[8] Qurniawati,T.N.2012.“Pembobotan dan Optimasi untuk Pemilihan Distributor PT. Maan Ghodaqo Shiddiq Lestari. Jurusan Matematika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Institut Teknologi Sepuluh Nopember : Surabaya.

[9] Jani Rahardjo, Ronald E Stok, danRosa Yustina.2000.“Penerapan Multi-Criteria Decision Making Dalam Pengambilan Keputusan Sistem Perawatan” Jurnal Teknik lndustri Vol. 2, No. 1hal.34-42.

[10] Mulyati Erna, Faizal M.A.2011.”Sistem Penilaian Kinerja Supplier Pallet di PT Pindo Deli Pulp and Paper Mills Dengan Menggunakan Metode Analytic Network Process ANP)”.

Referensi

Dokumen terkait

[r]

Menjalankan aktivitas Public Relations dengan mempublikasikan perusahaan kepada pihak eksternal (stakeholders eksternal) melalui sarana media massa yang efektif dalam

Alhamdulillahhirobbil’alamin, segala puji bagi Allah atas limpahan rahmat dan hidayah yang tak terhitung jumlahnya, segingga penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi

Dimana sampel udara diambil pada 19 titik lokasi di sepanjang jalan depan Pasar Projo yang terdapat pedagang, yaitu 11 titik dari arah Yogyakarta-Semarang dan 8

Drainase adalah sesuatu yang dimanfaatkan untuk mengalirkan kelebihan air yang tidak diinginkan pada suatu kawasan agar tidak terjadi banjir atau genangan pada

Negatives effects of increased sperm DNA damage in relation to seminal oxidative stress in men with idiopathic and male factor infertility.. Vine MF TC, Hu P,

Nilai parameter yang digunakan untuk modifikasi model tersebut diatur sama dengan jumlah insulin yang disuntikan (u1) sebesar 15 µU min-1, durasi melakukan aktivitas

Pada bagian ini, akan dianalisis tentang perkembangan artikel technopreneur di Indonesia dari dekade ke dekade, namun data dalam Scopus menunjukkan bahwa Indonesia