• Tidak ada hasil yang ditemukan

DEFINISI PAJAK MENURUT BEBERAPA AHLI EKO

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "DEFINISI PAJAK MENURUT BEBERAPA AHLI EKO"

Copied!
2
0
0

Teks penuh

(1)

Nama

: Sofyan Ishak

NIM

: 2012221037

Kelas

: 502 / AK 01

Tugas

: Perpajakan

DEFINISI PAJAK MENURUT BEBERAPA

AHLI EKONOMI

Sejak pajak mulai diperhitungkan sebagai salah satu pemasukan paling pengting bagi sebuah negara, banyak ahli ekonomi mengemukakan pendapatnya tentang definisi tentang pajak. Berikut adalah definisi yang dikemukakan beberapa ahli ekonomi :

Leroy Beaulieu, seorang sarjana dari Perancis, dalam bukunya yang berjudul

Traite de la Science des Finances, 1906 mengemukakan “ Pajak adalah bantuan, baik secara langsung maupun tidak yang dipaksakan oleh kekuasaan publik dari penduduk atau dari barang, untuk menutup belanja pemerintah.”

Deutsche Reichs Abgaben Ordnung ( RAO – 1919 ),

mendefinisikan pajak sebagai bantuan uang secara insidental atau secara periodik (tanpa kontra prestasi ) yang dipungut oleh badan yang bersifat umum (nagara) untuk memperoleh pendapatan ketika terjadi suatu tatbestand ( sasaran pemajakan) karena undang – undang telah menimbulkan utang pajak.

Prof. Edwin R.A Seligman dalam Essay Taxation ( New York, 1925 ) menyatakan : “ Tax is compulsory Contribution from the person, to the goverment to defray the expenses incurred in the common interest of all, without reference to special benefit conferred.”

(2)

Phillip E. Taylor dalam bukunya yang berjudul The Economics

of Public Finance, 1984 mengganti kata “without reference “ menjadi “ with little reference “

Mr. Dr. N.J Fieldmann dalam bukunya yang berjudul De

overheidsmiddelen van Indonesia, Leiden ( 1949 ) memberikan batasan bahwa pajak adalah prestasi yang dipaksakan sepihak dan terutang kepada penguasa ( menurut norma – norma yang ditetapkannya secara umum ), tanpa adanya kontra – prestasi, dan semata – mata digunakan untuk menutup pengeluaran – pengeluaran umum.

Prof. Dr. M.J.H Smeets dalam bukunya de Economische

Betekenis der Belastingen, 1951 adalah prestasi kepada pemerintah yang terutang melalui norma – norma umum dan yang dapat dipaksakan tanpa adanya kontra – prestasi yang dapat ditunjukkan dalam kasus yang bersifat individual yang maksudnya adalah untuk membiayai pengeluaran pemerintah.

Dr. Soeparman Soemahamidjaja dalam disertasinya yang

berjudul “ Pajak Berdasarkan Asas Gotong – Royong “, Universitas Padjajaran, Bandung, 1964, menyatakan bahwa pajak adalah iuran wajib berupa uang atau barang yang dipungut oleh penguasa berdasarkan norma – norma hukum, guna menutup biaya produksi barang dan jasa kolektif dalam mencapai kesejahteraan umum.

Prof. Dr. P.J.A Adriani beliau pernah menjabat guru besar hukum pajak pada Universitas Amsterdam dan pemimpin International Bureau of Fiscal Documentation di Amsterdam mengatakan bahwa: “Pajak adalah iuran kepada negara (yang dapat dipaksakan) yang terutang oleh mereka yang wajib membayarnya menurut peraturan, tanpa mendapat prestasi kembaliyang langsung dapat ditunjuk dan yang kegunaanya untuk membayai pengeluaran umum terkait dengan tugas negara dalam menyelenggaraan pemerintahan.”

Prof. Dr. Rochmat Soemitro, S.H dalam bukunya Dasar –

Referensi

Dokumen terkait

Keterbatasan pada penelitian ini ialah menggunakan data industri perbankan syariah secara keseluruhan, sehingga hasil yang didapat hanya mampu menunjukkan gambaran

Menurut Diana (2013:203) apabila Wajib Pajak baik orang pribadi maupun badan ternyata tidak dapat menyampaikan Surat Pemberitahuan dalam jangka waktu yang

Pajak adalah kontribusi wajib kepada negara yang terutang oleh orang pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan Undang-Undang, dengan tidak mendapatkan

a) Menerbitkan nomor pokok wajib pajak dan / atau mengukuhkan pengusaha kena pajak secara jabatan. b) Hak menerbitkan NPWP dan / atau meneguhkan pengusaha kena pajak ini

Konsep Keselamatan dalam agama Buddha berbeda dengan agama lain. Keselamatan tidak mungkin diperoleh hanya dengan kepercayaan. Tapi keselamatan diperoleh

Mengupayakan stabilitas harga sumber daya energi khususnya minyak bumi yang meski tidak mungkin lagi dapat diturunkan, tapi setidaknya dapat lebih mudah diprediksi sehingga

memenuhi rasa keadilan pada masing-masing keluarga yang bersangkutan. Melebihkan harta waris kepada anak bungsu perempuan semata untuk melindungi anak karena belum mandiri

Untuk itu UII menetapkan standar fasilitas yang terdiri atas fasilitas pembelajaran, laboratorium pengajaran, perpustakaan, penelitian, pengabdian kepada masyarakat, sistem