• Tidak ada hasil yang ditemukan

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN LANGSUNG DENGAN MEDIA PHET (PHYSICS EDUCATIONAL TECHNOLOGY) PADA MATERI POKOK PECAHAN MTS SAIFUL ULUM TANJUNGBUMI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN LANGSUNG DENGAN MEDIA PHET (PHYSICS EDUCATIONAL TECHNOLOGY) PADA MATERI POKOK PECAHAN MTS SAIFUL ULUM TANJUNGBUMI"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

APOTEMA : Jurnal Program Studi Pendidikan Matematika, Volume 4, No. 1. Januari 2018

ISSN: 2407-8840 (print) ISSN: 2580-9253 (online)

Choirus Soleh & Zainudin : Upaya Meningkatkan Hasil Belajar... 88

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA

MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN LANGSUNG

DENGAN MEDIA PHET (

PHYSICS EDUCATIONAL

TECHNOLOGY

) PADA MATERI POKOK PECAHAN MTS SAIFUL

ULUM TANJUNGBUMI

Choirus Soleh1

MA Tanjungbumi, Bangkalan dewiindah32@gmail.com

Zainudin2

Prodi Matematika, STKIP PGRI Bangkalan zainuddin@stkippgri-bkl.ac.id

Abstrak

Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian tindakan kelas, subjek penelitian ini adalah siswa MTs Saiful Ulum kelas VII. Instrumen penelitian lembar validasi instrument, Tes Hasil Belajar (THB) yaitu pre test, post test 1 dan post test 2. Hasil penelitian dengan menggunakan model pembelajaran langsung menggunakan media PhET bahwa ada peningkatan hasil belajar matematika siswa dapat dilihat dari tingkat pencapaian belajar siswa pada setiap siklus, yaitu ketuntasan awal belajar rendah hanya 0% siklus I meningkat menjadi 66,67% dan pada siklus II ketuntasan meningkat menjadi 91,67%. Hasil angket respon minat belajar siswa pada siklus I siswa yang merespon positif 69,25% menjadi 90%. Dengan demikian minat pembelajaran menggunakan model pembelajaran langsung menggunakan media PhET meningkat.

Kata kunci: THB, PhET, model pembelajaran langsung, minat belajar,

Abstract

The type of research used is classroom action research, the subject of this research is students of MTs Saiful Ulum class VII. Instrument of instrument validation sheet, Learning Result Test (THB) is pre test, post test 1 and post test 2. The result of this research by using direct instructions model using PhET that there is improvement of student's mathematics learning result can be seen from student achievement level in every cycle, that is, the initial completeness of study is low 0% cycle I increases to 66,67% and in cycle II Mastery increased to 91.67%. The result of questionnaire responses students' interest in the first cycle of students who responded positively 69.25% to 90%. Thus the interest of learning using direct instructions model using PhET increase.

Keywords : Learning Outcomes Mathematics, PhET, Direct Instructions Model.

PENDAHULUAN

Pendidikan merupakan salah satu hal penting untuk menentukan maju mundurnya suatu bangsa. Pendidikan adalah usaha untuk menyiapkan siswa melalui kegiatan bimbingan, pengajaran dan latihan bagi peranannya dimasa yang akan datang. Oleh sebab itu dibutuhkan pendidikan yang berkualitas. Pendidikan

yang berkualitas dapat menciptakan sumber daya manusia yang berkualitas pula(Muhid, 2016).

(2)

Choirus Soleh & Zainudin : Upaya Meningkatkan Hasil Belajar... 88 itu menunjukkan bahwa matematika

merupakan ilmu pengetahuan yang memiliki peranan penting dalam berbagai disiplin ilmu. Matematika juga dapat dikatakan sebagai bekal pengetahuan untuk hidup di masyarakat karena berbagai permasalahan melibatkan matematika.

Pada kegiatan Belajar Mengajar (KBM) mata pelajaran matematika pada umumnya guru menjelaskan konsep dan rumus (persamaan) matematika kemudian meminta siswa mengerjakan latihan soal pada buku matematika. Hal ini menyebabkan motivasi siswa terhadap mata pelajaran matematika menurun. Kompetensi mata pelajaran matematika dalam kurikulum K13 mengharapkan siswa dapat menguasai konsep dan prinsip umum matematika dan memanfaatkan kemajuan pengetahuan dan teknologi dalam memecahkan permasalahan matematika. Berdasarkan kurikulum tersebut di atas, guru harus dapat merancang (mendesain) pembelajaran sesuai standar kompetensi lulusan yang mencakup aspek kognitif (pengetahuan), psikomotor (keterampilan) dan afektif (sikap).

Berdasarkan hasil observasi di MTs Saiful Ulum Tanjungbumi pada umumnya hasil belajar siswa mata pelajaran matematika masih belum rendah, hal ini ditunjukkan dengan ketuntasan mata pelajaran matematika masih banyak siswa yang belum mencapai KKM. KBM mata pelajaran matematika pada umumnya hanya beberapa siswa yang aktif terutama siswa yang pintar. Hal ini menyebabkan motivasi siswa rendah dalam mengikuti proses pembelajaran matematika, terutama bagi siswa dengan kemampuan rendah, mereka cenderung memiliki rasa ketergantungan dengan teman yang pintar, sehingga ketuntasan secara individu dan klasikal masih rendah.

Perkembangan ICT saat ini semakin pesat sehingga guru harus mampu memanfaatkan ICT dalam pembelajaran.

Guru tidak harus membuat media karena media pembelajaran sudah tersedia secara open source di internet. PhET (Physics Educational Technology)

merupakan salah satu software aplikasi

open source pembelajaran sains (fisika, kimia, biologi, kebumian dan matematika) yang tersedia pada

https://phet.colorado.edu (Esquembre, 2004). PhET dapat dijalankan secara

online pada alamat website atau secara

offline dengan mengunduh software. Pada Simulasi PhET terdapat panduan dan modul sebagai Lembar Kerja Siswa (LKS), sehingga tugas guru mendesain LKS tersebut, sesuai kompetensi kurikulum. Hal ini memudahkan dalam melakukan simulasi atau eksperimen laboratorium virtual (Clark & Chamberlain, 2014).

Kelebihan simulasi PhET antara lain memiliki aktivitas perkuliahan (lecture), aktivitas kelompok (groupactivities), aktivitas pekerjaan rumah (homework activities), dan aktivitas laboratorium (laboratory activities). Simulasi PhET

juga memiliki forum diskusi secara

online mengenai triks menggunakan

PhET, aktivitas KBM dan sharing

aktivitas bagi guru dengan mendaftar (register) menggunakan email dan

password.

(3)

Choirus Soleh & Zainudin : Upaya Meningkatkan Hasil Belajar... 89 Rumusan masalah dalam penelitian

ini adalah 1) bagaimana peningkatan ketuntasan belajar siswa menggunakan model pembelajaran langsung dengan media PhET pada materi pecahan di kelas VII MTs Saiful Ulum Tanjungbumi, 2) bagaimana peningkatan minat belajar siswa menggunakan pembelajaran PhET pada materi pecahan di kelas VII MTs Saiful Ulum Tanjungbumi. Tujuan penelitian secara umum adalahuntuk meningkatkan kentuntasan belajar siswa dan minat belajar siswa menggunakan model pembelajaran langsung dengan media PhET pada materi pecahan di kelas VII MTs Saiful Ulum Tanjungbumi.

Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Penelitian Tindakan Kelas (PTK) adalah suatu proses mengamati, menganalisis, atau menyimpulkan terhadap objek yang diamati dengan melakukan perbuatan yang bermaksud memperbaiki atau mempertahankan di dalam proses pembelajaran. Dalam PTK terdapat 4 tahap yaitu perencanaan, pelaksanaan, pengamatan dan refleksi. Subjek PTK ini adalah siswa kelas VII pada mata pelajaran matematika semester II tahun pelajaran 2016 –2017 di MTs Saiful Ulum Tanjungbumi.

Teknik Pengumpulan data menggunakan metode tes dan angket. Metode tes digunakan untuk mengukur hasil belajar siswa dalam belajar matematika dengan materi pecahan. Metode angket digunakan untuk mengukur motivasi belajar siswa dalam belajar matematika menggunakan model pembelajaran langsung dengan media PhET.

Teknik analisis data yang digunakan pada penelitian ini adalah analisis data validasi instrumen penelitian , THB dan minat belajar siswa. Data hasil penelitian para ahli untuk masing-masing perangkat pembelajaran lembar soal tes yaitu soal pre test dan soal post test

dianalisis dengan mempertimbangkan

masukan, komentar, dan saran-saran dari validator. Hasil analisis tersebut dijadikan sebagai pedoman untuk merevisi perangkat pembelajaran. Draft 1 yang divalidasi oleh para validator dikatakan valid jika rata-rata skor yang diberikan validator berkategori baik atau sangat baik.

Dalam menentukan rata-rata skor digunakan rumus sebagai berikut:

Rata-rata=

Kategori rata-rata skor adalah sebagai berikut: digunakan untuk mendeskripsikan ketuntasan hasil belajar siswa sesuai KKM di sekolah tempat penelitian ini berlangsung, seorang siswa dikatakan tuntas belajar (ketuntasan individu)

apabila telah memperoleh nilai ≥ 75.

Sedangkan suatu kelas dikatakan tuntas secara klasikal apabila di kelas

tersebut terdapat ≥ 85% siswa tuntas

belajarnya. Ketuntasan siswa secara klasikal, dianalisis dengan rumus:

klasikal=

x 100%

Analisis data minat siswa yaitu memberikan angket minat belajar siswa pada akhir penelitian dan untuk mengetahui minat belajar menggunakan angket. Dalam menentukan persentase angket minat belajar digunakan rumus sebagai berikut:

Prosentase minat = ∑

∑ x 100 %

BAHASAN UTAMA

(4)

Choirus Soleh & Zainudin : Upaya Meningkatkan Hasil Belajar... 90 langsung dengan menggunakan media

PhET.

Siklus I

Tabel 1. Ketuntasan Siswa Pada Pre Test

Ketuntasan Jumlah Persentase

Tuntas 0 0% Tidak

Tuntas

24 100%

Berdasarkan Tabel 1 menyatakan bahwa jumlah siswa yang tuntas 0 persentasenya adalah 0% sedangkan siswa yang tidak tuntas 24 persentasenya adalah 100%.

Tabel 2. Ketuntasan Siswa Pada Post Test 1

Ketuntasan Jumlah Persentas e

Tuntas 16 66,67% Tidak

Tuntas

8 33,33%

Berdasarkan Tabel 2 menyatakan bahwa jumlah siswa yang tuntas 16 persentasenya adalah 66,67% sedangkan siswa yang tidak tuntas 8 persentasenya adalah 33,33%.

Tabel 3. Hasil Angket Respon Minat Belajar 1

Respon Persentase Positif 69,25% Negatif 30,75%

Berdasarkan tabel 3 menyatakan hasil angket minat belajar siswa pada siklus I yang merespon positif yaitu 69,25% sedangkan yang merespon negatif yaitu 30,75%.

Data hasil refleksi siklus I tentang ketuntasan belajar dan minat belajar masih ada siswa yang belum mencapai KKM dan ketuntasan klasikal pada Pre test mencapai 0% dan pada Post test

mencapai 66,67%. Hal tersebut menunjukkan ada peningkatan pada Pre

test ke Post test 1, secara klasikal siswa belum tuntas belajar, karena persentase ketuntasan klasikal yang dikehendaki

yaitu ≥85%.

Hasil refleksi pada tahap I adalah kurang memberi kesempatan kepada siswa mempraktekkan menggunakan media PhET dan memahami konsep pecahan.

Hasil persentase angket minat belajar siswa pada siklus I siswa yang merespon positif yaitu 69,25% sedangkan yang merespon negatif yaitu 30,75%. Untuk mengetahui meningkatnya minat belajar peneliti harus melakukan siklus berikutnya. Siklus II

Tabel 4. Ketuntasan Siswa Pada Post Test 2

Ketuntasan Jumlah Persentase Tuntas 22 91,67% Tidak

Tuntas

2 8,33%

Berdasarkan Tabel 4 menyatakan bahwa jumlah siswa yang tuntas 22 persentasenya adalah 91,67% sedangkan siswa yang tidak tuntas 2 persentasenya adalah 8,33%.

Hasil tersebut menunjukkan bahwa pada siklus II secara klasikal siswa sudah tuntas belajar, karena persentase ketuntasan yang dicapai melebihi persentase yang dikehendaki yaitu 85% . Dapat disimpulkan bahwa terjadi peningkatan hasil belajar siswa secara klasikal antara siklus I dan siklus II.

Tabel 5. Hasil Angket Respon Minat Belajar 2

Respon Persentase Positif 90% Negatif 10%

(5)

Choirus Soleh & Zainudin : Upaya Meningkatkan Hasil Belajar... 91 Hal tersebut menunjukkan ada

peningkatan angket respon minat belajar siklus I ke siklus II.

Gambar 1. Grafik Ketuntasan belajar siswa pada siklus I dan II.

PENUTUP

Model Pembelajaran langsung dengan media PhET dapat meningkatkan hasil belajar dan minat belajar siswa kelas VII MTs Saiful Ulum. Hasil penelitian dan hasil analisis menunjukkan adanya peningkatan ketuntasan belajar siswa, yaitu ketuntasan awal belajar rendah hanya 0% meningkat menjadi 66,67% dan pada siklus II ketuntasan meningkat menjadi 91,67% sehingga ketuntasan belajar siswa dengan menggunakan model pembelajaran langsung dengan media PhET meningkat.

Minat belajar siswa juga meningkat yaitu siswa yang merespon positif pada siklus I 69,25% menjadi 90%, sehingga minat belajar menggunakan model pembelajaran langsung dengan media PhET meningkat.

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, disarankan guru hendaknya dapat memilih dan menggunakan model, metode, strategi, ataupun pendekatan yang tepat dan sesuai untuk setiap materi pelajaran. Salah satu pembelajaran yang dapat dipertimbangkan untuk digunakan dalam pembelajaran matematika adalah model pembelajaran langsung dengan media

PhET karena telah teruji bahwa hasil

belajar matematika siswa yang mengikuti pembelajaran matematika menggunakan siswa melalui model pembelajaran model pembelajaran langsunglebih baik dari pada siswa yang mengikuti pembelajaran matematika tanpa menggunakan model dan siswa akan terbiasa untuk menyelesikan soal yang berbentuk pemecahan masalah atau soal cerita.

DAFTAR PUSTAKA

Asyono. (2005). Matematika kelas VII SMP & MTs. Jakarta: Bumi Aksara.

Bloom, B. S. (1956). Taxonomy of Educational Objectives. The Classification of Educational Goals.

New York: David McKay Company.

Clark, T. M., & Chamberlain, J. M. (2014). Use of a PhET Interactive Simulation in General Chemistry Laboratory: Models of the create scientific simulations in Java.

Computer Physics Communications, 156 (2).

Muhid, A. (2016). Upaya Meningkatkan Pemahaman Siswa Kelas VII MTs Miftahul Ulum Pada Materi Operasi Penjumlahan Bilangan Bulat Dengan Penggunaan Media Tutup Botol Berwarna sesuai Rumus

UMOS. Bangkalan: Tidak

(6)

Choirus Soleh & Zainudin : Upaya Meningkatkan Hasil Belajar... 92 Nur, M. (2008). Model pengajaran

langsung. Jakarta: PSMS Unesa.

Surabaya: Unesa Press University.

Sudjana, N. (2009). Penilain Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Zainudin. (2016). Pengembangan Pembelajaran E-learning Menggunakan PhET (Physics Educational Technology) Pada Materi Pokok Dinamika Gerak Lurus Berbasis Keterampilan Berpikir Kritis. Jurnal Pendidikan Sains .

Biografi Penulis

Choirus Soleh, S.Pd

Penulis adalah guru matematika di MA Tanjungbumi. Pendidikan Terakhir Sarjana Pendidikan STKIP PGRI Bangkalan, lulus 2016

Zainudin, S.Si., M.Pd

Gambar

Tabel 2.  Ketuntasan Siswa Pada Post
Gambar 1. Grafik Ketuntasan belajar siswa pada siklus I dan II.

Referensi

Dokumen terkait

Dengan adanya pengembangan pelayanan pustu dapat meningkatkan penemuan suspek dan kasus TB, masyarakat menjadi senang karena akses kesehatan yang lebih mudah, biaya yang

(2) Ijin Peruntukan Penggunaan Tanah (IPPT) sebagaimana yang dimaksud pada ayat (1) Pasal ini berlaku untuk jangka waktu 1 (satu) tahun terhitung sejak tanggal ditetapkannya

3) This line is oblique. 4) These lines are curved. 5) These two lines are parallel. They are equidistans at all. points. 7) The broken line

Berdasarkan hasil pembahasan sebelumnya yaitu sampel rumah yang memiliki kinerja termal paling baik di antara yang lain adalah sampel rumah varian B yang mana

Sampai hari ini belum diatur, namun yang ada hanya PP No.38 Tahun 2016 tentang Tata Cara Tuntutan Ganti Kerugian Negara/Daerah terhadap Pegawai Negari

Konferensi Regional Akuntansi merupakan salah satu program kerja Ikatan Akuntan Indonesia, khususnya Kompartemen Akuntan Pendidik (IAI – KAPd) yang bekerja sama

(2) SiLPA yang digunakan untuk menutupi defisit anggaran sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a merupakan perhitungan perkiraan penerimaan dari pelampauan pendapatan

Berdasarkan hasil analisis statistik dan deskriptif kualitatif tiga sumber data yang berbeda, yaitu berupa hasil UKG tahun 2015, hasil wawancara terhadap guru