• Tidak ada hasil yang ditemukan

UJIAN TENGAH SEMESTER BAHASA SEBAGAI SAR

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "UJIAN TENGAH SEMESTER BAHASA SEBAGAI SAR"

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

UJIAN TENGAH SEMESTER

BAHASA SEBAGAI SARANA KOMUNIKASI ILMIAH

Dosen : Dr, Fahrurrozi, M.pd

Disusun oleh:

Putri Mulia Yaumil Akhir (1815154110)

MATA KULIAH BAHASA SEBAGAI SARANA KOMUNIKASI ILMIAH FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA

(2)

Pada saat akan melakukan penelitian tugas akhir nanti, penulis tertarik menggunakan jenis Penetilian Tindakan Kelas (PTK). Penulis akan melakukan penelitian dengan judul "Meningkatkan Hasil Belajar IPS Materi Keanekaragaman Budaya Melalui Model Pembelajaran Cooperative Learning Tipe Jigsaw Siswa Kelas IV SDN Jatimulya 01 Bekasi".

Beberapa hal yang membuat penulis tertarik melakukan penelitian dengan mengambil rumpun IPS dan dengan menggunakan metode pembelajaran kooperatif learning tipe jigsaw diantaranya adalah, IPS merupakan mata pelajaran yang mengkaji tentang seperangkat peristiwa, fakta, konsep, dan generalisasi yang berkaitan dengan isu sosial. Melalui mata pelajaran IPS, siswa diarahkan untuk dapat menjadi warga negara Indonesia yang demokratis dan bertanggung jawab, serta warga dunia yang cinta damai. Oleh karena itu, untuk mencapai tujuan tersebut diperlukan serangkaian proses pembelajaran yang mendukungnya.1

Berdasarkan pengamatan penulis dalam kegiatan pelaksanaan proses belajar yang dilakukan di SD, khususnya pada mata pelajaran IPS memiliki beberapa kelemahan di antaranya adalah guru tidak mengembangkan berbagai metode dan model pembelajaran, kurangnya mengikutsertakan peserta didik dalam proses pembelajaran serta hanya menggunakan metode ceramah atau ekspositori. Hal tersebut menyebabkan gairah belajar dan motivasi siswa menjadi rendah. Pada umumnya pendidik memulai kegitan belajar dengan bercerita kemudian memompakan bahan yang telah diketahuinya itu kepada peserta didik. Pendidik hanya menuntut peserta didik untuk mendengarkan dengan tertib, kemudian menghafalkannya di rumah (Sudjana, 2000, p. 27).2

Penulis melihat proses pembelajarannya masih menggunakan

sistem pembelajaran yang bersifat teacher centered, dalam hal ini guru merupakan satu-satunya sumber belajar bagi siswa. Hal ini membuat siswa tidak termovitasi seperti merasa mengantuk dan malas untuk mendengarkan, juga siswa merasa jenuh mengikuti proses pembelajaran IPS. Guru kurang menggunakan media pembelajaran yang bervariasi dan dapat menarik perhatian siswa, sehingga dalam mengikuti pembelajaran, siswa merasa malas, dan kurang memperhatikan dan pada akhirnya ketika diberikan

1 Targana Adi Saputra, “Pembelajaran IPS di Sekolah Dasar Berbasis Pembelajaran Tematik”,

EDUHUMANIORA: Jurnal Pendidikan Dasar.

2 Krisno Prastyo Wibowo, “Penerapan Model Make A Match Berbantuan Media Untuk Meningkatkan

(3)

tugas, siswa tidak memahami sehingga memperoleh nilai yang rendah atas pekerjaan tugasnya.

Melihat fenomena tersebut, maka perlu diterapkan suatu sistem pembelajaran yang melibatkan peran siswa secara aktif dalam kegiatan belajar mengajar, guna meningkatkan prestasi belajar IPS disetiap jenjang pendidikan. Salah satu model pembelajaran yang melibatkan peran siswa secara aktif adalah model pembelajaran kooperatif. Model pembelajaran kooperatif sangat cocok diterapkan pada pembelajaran IPS karena dalam mempelajari IPS tidak cukup hanya mengetahui dan menghafal konsep-konsep IPS tetapi juga dibutuhkan suatu pemahaman serta kemampuan menyelesaikan persoalan IPS dengan baik dan benar.

Penggunaan model pembelajaran kooperatif pada materi keanekaragaman budaya dianggap sesuai. Menurut Johnson dalam B. Santoso Cooperative Learning adalah kegiatan belajar mengajar secara kelompok-kelompok kecil, siswa belajar dan bekerjasama untuk sampai pada pengalaman belajar yang optimal, baik pengalaman individu maupun kelompok.3

Penerapan model pembelajaran yang tepat dalam proses mengajar akan dapat menarik minat dan motivasi peserta didik untuk belajar, untuk itu perlu ada usaha-usaha dari semua pihak terutama guru dan peserta didik dalam mewujudkannya. Salah satu model pembelajaran kooperatif yang bisa melibatkan siswa secara aktif adalah tipe Jigsaw.

Pada tipe Jigsaw, dalam satu kelompok siswa memiliki latar belakang heterogen. Dalam tekhnik ini siswa menjadi “tenaga ahli” tentang sebuah topik dengan cara bekerjasama dengan para anggota dari kelompok lain yang telah ditetapkan sesuai dengan keahlian dengan topik tersebut. Setelah kembali kepada kelompok mereka masing-masing siswa mengajar kelompoknya. Pada akhirnya, semua siswa akan dievaluasi pada semua aspek yang berhubungan dengan topik tersebut.4

Model pembelajaran dengan melalui pendekatan Jigsaw merupakan suatu pendekatan pembelajaran yang menggabungkan berbagai potensi yang dimiliki siswa untuk membangkitkan keinginan belajar yang kuat untuk menemukan konsep secara sistematis dengan melibatkan berbagai potensi berupa peningkatan motivasi belajar,

3 B Santos,Cooperative Learning: Penerapan Tekhnik Jigsaw Dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia di

SLTP. (Buletin Pelangi Pendidikan. Vol. 1. No. 1. 1999), hal 6.

4 M. Nafiur Rofiq, “Pembelajaran Kooperatif (Cooperative Learning) Dalam Pengajaran Pendidikan

(4)

percepatan belajar melalui perencanaan matang dengan melibatkan partisipasi semua siswa untuk menemukan inspirasi secara alami dalam kegiatan belajarnya.5

Kelebihan strategi ini adalah dapat melibatkan seluruh siswa dalam belajar dan sekaligus mengajarkan kepada siswa lainnya. Dalam hal ini, siswa dapat bekerja sama antar siswa lainnya untuk belajar lebih efektif dan juga untuk memberikan kesempatan pada siswa lainnya berinteraksi lebih inten dengan yang lainnya.

Demikian pemaparan alasan ketertarikan penulis dalam melakukan penelitian tindakan kelas dengan judul “Meningkatkan Hasil Belajar IPS Materi Keanekaragaman Budaya Melalui Model Pembelajaran Cooperative Learning Tipe Jigsaw Siswa Kelas IV SDN Jatimulya 01 Bekasi".

5 Maya Kartika Sari, “Pengaruh Metode Kooperatif Jigsaw Terhadap Prestasi Belajar Mata Pelajaran IPS

(5)

DAFTAR PUSTAKA

 Targana Adi Saputra, “Pembelajaran IPS di Sekolah Dasar Berbasis Pembelajaran Tematik”, EDUHUMANIORA: Jurnal Pendidikan Dasar.

 Krisno Prastyo Wibowo, “Penerapan Model Make A Match Berbantuan Media Untuk Meningkatkan Motivasi dan Hasil Belajar IPS”, Harmoni Sosial: Jurnal Pendidikan IPS Volume 2, No 2, September 2015(158-169).

 B Santos,Cooperative Learning: Penerapan Tekhnik Jigsaw Dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia di SLTP. (Buletin Pelangi Pendidikan. Vol. 1. No. 1. 1999), hal 6.

 Hanafi Pontoh, “Penerapan Model Pembelajaran Jigsaw Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) Siswa Kelas V SD Inpres Salabenda Kecamatan Bunta”, Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 4 No. 11.

 Maya Kartika Sari, “Pengaruh Metode Kooperatif Jigsaw Terhadap Prestasi Belajar Mata Pelajaran IPS Pada Siswa Kelas III”, Premiere Educandum.

Referensi

Dokumen terkait

Untuk inspirasi anda boleh membaca tulisan saya tentang3 Kunci Rahasia Sukses Memulai Usaha Sampingan.. Banyak pilihan kamera DSLR

Setelah didapatkan estimasi biaya pembangunan kapal dari small-scale LNG carrier ini maka dilakukan perbandingan harga dengan small-scale LNG carrier pada umumnya untuk

Bagian bernomor 4 adalah tombol set public key yang berfungsi untuk memanggil kunci public yang telah dibuat dan dibangkitan tadi utnuk melakukan proses

Pada kegiatan awal guru membuka pelajaran dengan mengucapkan salam, doa bersama, dan melakukan apersepsi.. dengan cara tanya jawab dengan siswa, guru mendapat

Manusia tidak boleh hanya memandang sisi untuk memanfaatkan lingkunga sebagai tempat tinggal dan sebagai sumber kehidupan, akan tetapi harus selalu diingat bahwa manusia

Keberadaan pelajaran bahasa Jerman sebagai bahasa asing di SMA tampaknya dalam tahun-1ahun terakhir ini mengalami stagnasi, bahkan bisa dikatakanan mengalami kemunduran. Hal ini

Abstract The generator of a Borel right process is extended so that it maps functions to smooth measures.. This extension may be defined either probabilistically using martingales

Dalam tahap ini, dilakukan pengumpulan data dari berbagai sumber yang mendukung seperti buku-buku referensi, skripsi, jurnal, serta data-data di internet yang