• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS PENGGUNAAN LAHAN, KUNJUNGAN WISATA DAN FAKTOR-FAKTOR PENUNJANG PERKEMBANGAN WILAYAH (Studi Kasus: Kabupaten Ciamis, Propinsi Jawa Barat)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "ANALISIS PENGGUNAAN LAHAN, KUNJUNGAN WISATA DAN FAKTOR-FAKTOR PENUNJANG PERKEMBANGAN WILAYAH (Studi Kasus: Kabupaten Ciamis, Propinsi Jawa Barat)"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS PENGGUNAAN LAHAN, KUNJUNGAN WISATA

DAN FAKTOR-FAKTOR PENUNJANG PERKEMBANGAN

WILAYAH

(Studi Kasus: Kabupaten Ciamis, Propinsi Jawa Barat)

Oleh:

Rina Sutantie

A24101042

PROGRAM STUDI ILMU TANAH

FAKULTAS PERTANIAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

(2)

ANALISIS PENGGUNAAN LAHAN, KUNJUNGAN WISATA

DAN FAKTOR-FAKTOR PENUNJANG PERKEMBANGAN

WILAYAH

(Studi Kasus: Kabupaten Ciamis, Propinsi Jawa Barat)

Oleh:

Rina Sutantie

A24101042

Skripsi

Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar

Sarjana Pertanian pada Fakultas Pertanian

Institut Pertanian Bogor

PROGRAM STUDI ILMU TANAH

FAKULTAS PERTANIAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

(3)

Judul : ANALISIS PENGGUNAAN LAHAN, KUNJUNGAN WISATA DAN FAKTOR-FAKTOR PENUNJANG PERKEMBANGAN WILAYAH (Studi kasus: Kabupaten Ciamis, Propinsi Jawa Barat)

Nama : Rina Sutantie NRP : A24101042

Menyetujui,

Pembimbing I Pembimbing II

Dr.Ir.H.R.Sunsun Saefulhakim, M.Agr. Dr. Ir. Komarsa Gandasasmita, MSc. NIP. 131 622 690 NIP. 130 536 697

Mengetahui, Dekan Fakultas Pertanian

Prof. Dr. Ir. Supiandi Sabiham, M.Agr. NIP. 130 422 698

(4)

SUMMARY

RINA SUTANTIE Analyses of Land Use, Tourist Visits and Factors Supporting Regional Development. (Case Study of Ciamis Regency, West Java Province). Under Supervisory of H. R. SUNSUN SAEFULHAKIM and KOMARSA GANDASASMITA.

Land use pattern of a region represents structure of natural resources, culture, biodiversity and development level of economic activities in the region. Ciamis Rege ncy has natural beauty, culture and biodiversity that can be utilize as capital to attract tourists to come. Other important factors which determine tourist attractiveness are accessibility, infrastucture, public facilities, and unique objects of tourism. An increase of tourist coming directly can raise regional income, job and business opportunities, and indirectly can promote regional growth.

Objectives of this research are to (1) analyze pattern of land use/cover and it’s changes (2) analyze activity centers, (3) analyze pattern of tourist visits, (4) analyze factors determining attractiveness for tourist visits, and (5) analyze relationship between tourist visits and regional development.

Analytical techniques used in the research are (1) Descriptive analysis, (2) Location Quotien (LQ) analysis, (3) Entropy analysis, (4) Principal Components Analysis (PCA), (5) Spatial Auto Regression analysis, (6) Quanti fication Analysis of Hayashi I. Data used for these analyses are land use, Gross Domestic Regional Products (PDRB), facilities, socio-economic condition, hectarage and production of crop commodities, number of tourist visits, growth of regional income, and administrative map of Ciamis Regency.

During 2000-2003, Ciamis Regency experienced with an areal increase of rice field at 1.3% (2134 ha) per annum; people owned forest at 9.5% (4241 ha) per annum; manufacturing, commerce, and service at 1.9% (101 ha) per annum; and housing at 1.7% (1234 ha) per annum; and an areal decrease of dry land field, at 0.9% (2333 ha) per annum and plantation at 3.1% (3319 ha) per annum. Whiles hectarage of tourism land didn’t change.

Centers of agriculture activities located at several sub districts, i.e.: Cijulang, Langkaplancar, Parigi, Padaherang, Lakbok, Pamarican, Cidolog,

(5)

Cimaragas, Cisaga, Tambaksari, Rajadesa, Cihaurbeuti, Sadananya, Cikoneng, Cipaku and Panawangan. Centers of activities for manufacturing, trading, restaurants and hotels located at several sub districts, i.e.: Parigi, Sidamulih, Pangandaran, Kalipucang, Padaherang, Banjarsari, Rajadesa, Cikoneng, Ciamis, Jatinagara, Cipaku, Panawangan, and Kawali. Centers of tourism activities located at Pangandaran, Kalipucang and Cijeungjing.

During 2000-2003, Ciamis Regency experienced a decrease of tourist visits at 9.2% from 2.140.453 tourists in 2000 into 1.548.397 tourists in 2003, but with increasing regional income from tourism sectors at 11% from Rp. 7.095.385.482 in 2000 into Rp. 9.522.422.055 in 2003. Average regional income per tourist visits increased at 28.5% from Rp. 3.315 per tourist visits in 2000 into Rp. 6.150 per tourist visits in 2003.

Factors significantly determined attractiveness for tourist visits are (1) tourism objects with significant level p < 0.05, specially natural objects; (2) tourism attraction with significant level p < 0.1, specially natural conservation; and (3) distance of tourism objects from capital city with significant level p < 0.1, that is not too far from the capital city. Coefficient of determination of the model (R2) is 99%.

Regional development rate (IPK) is significantly influenced by tourism objects (K_Wis), human resource capacity index (KSDM), and governance capacity index (KPD) with coefficient of determination (R2) 89% and significant level p < 0.1. The largerst regression coefficient is for tourism objects (0.65), then followed by regression coefficient for human resource capacity (0.49), and regression coefficient for governance capacity (0.33).

Based on research findings explained above, in order to promote development of Ciamis Regency, attention to the following actions should be paid i.e.: (1) to increase tourist visits, (2) to develop human resource, and (3) to develop governance capacity. In order to increase tourist visits, attention should be paid to developing natural tourism objects, specially those that have natural conservation attraction and located not too far from the capital city.

(6)

RINGKASAN

RINA SUTANTIE. Analisis Penggunaan Lahan, Kunjungan Wisata dan Faktor-faktor Penunjang Perkembangan Wilayah (Studi Kasus: Kabupaten Ciamis, Propinsi Jawa Barat). Dibawah bimbingan H. R. SUNSUN SAEFULHAKIM dan KOMARSA GANDASASMITA.

Pola penggunaan lahan suatu wilayah merupakan representasi dari struktur sumberdaya alam, budaya, keanekaragaman hayati dan perkembangan aktifitas ekonomi wilayah tersebut. Kabupaten Ciamis memiliki keindahan alam, budaya dan keanekaragaman hayati yang dapat dijadika n modal untuk menarik wisatawan. Faktor penting lain penentu daya tarik wisata adalah: aksesibilitas, prasarana, fasilitas pelayanan publik, dan objek wisata yang unik. Meningkatnya jumlah wisatawan yang datang, secara langsung dapat menambah pendapatan daerah, kesempatan kerja dan berusaha, serta secara tidak langsung dapat mendorong perkembangan wilayah.

Tujuan penelitian ini adalah untuk melakukan: (1) analisis pola penggunaan lahan dan perubahannya, (2) analisis pusat-pusat aktifitas, (3) analisis pola kunjungan wisata, (4) analisis faktor penentu daya tarik wisata, dan (5) analisis keterkaitan perkembangan wilayah dengan kunjungan wisata.

Teknik analisis yang digunakan dalam penelitian ini antara lain: (1) Analisis Deskriptif, (2) Analisis Pemusatan (Location Quotien/LQ), (3) Analisis Entropi, (4) Analisis Komponen Utama (Principal Components Analysis), (5) Analisis Auto Regresi Spasial, dan (6) Analisis Kuantifikasi Hayashi I. Data yang digunakan adalah : penggunaan lahan, PDRB (Produk Domestik Regional Bruto), sarana-prasarana, kondisi sosial ekonomi, luas dan produksi komoditas tanaman, jumlah kunjungan wisata, perkembangan penerimaan PAD (Pendapatan Asli Daerah), serta peta batas administrasi wilayah Kabupaten Ciamis.

Selama periode 2000-2003 di Kabupaten Ciamis terjadi penambahan luas areal sawah 1.3% (2134 ha); hutan rakyat 9.5% (4241 ha); lahan industri, perdagangan, dan jasa 1.9% (101 ha); dan perumahan 1.7% (1234 ha), serta terjadi pengurangan luas areal ladang, huma, dan tegalan 0.9% (2333 ha) dan perkebunan 3.1% (3319 ha). Adapun luas lahan pariwisata tidak mengalami perubahan.

(7)

Pusat aktifitas pertanian berlokasi di kecamatan-kecamatan: Cijulang, Langkaplancar, Parigi, Padaherang, Lakbok, Pamarican, Cidolog, Cimaragas, Cisaga, Tambaksari, Rajadesa, Cihaurbeuti, Sadananya, Cikoneng, Cipaku dan Panawangan. Pusat aktifitas industri, perdagangan, hotel dan restoran berlokasi di kecamatan-kecamatan: Parigi, Sidamulih, Pangandaran, Kalipucang, Padaherang, Banjarsari, Rajadesa, Cikoneng, Ciamis, Jatinagara, Cipaku, Panawangan, dan Kawali. Pusat aktifitas pariwisata berlokasi di kecamatan-kecamatan Pangandaran, Kalipucang, dan Cijeungjing.

Dalam periode 2000-2003 di Kabupaten Ciamis terjadi penurunan jumlah kunjungan wisata sebesar 9.2% dari 2.140.453 jiwa pada tahun 2000 menjadi 1.548.397 jiwa pada tahun 2003, tetapi dengan peningkatan pendapatan sektor pariwisata sebesar 11% dari Rp. 7.095.385.482 pada tahun 2000 menjadi Rp. 9.522.422.055 pada tahun 2003. Dengan demikian rataan pendapatan daerah per kunjungan wisata meningkat sebesar 28.5% dari Rp. 3.315 per pengunjung wisata pada tahun 2000 menjadi Rp. 6.150 per pengunjung wisata pada tahun 2003.

Faktor-faktor penentu daya tarik wisata yang paling berpengaruh nyata terhadap kunjungan wisata adalah: (1) Jenis objek wisata dengan taraf nyata p < 0.05, khususnya wisata alam; (2) Atraksi wisata dengan taraf nyata p < 0.1, khususnya konservasi alam; dan (3) jarak lokasi objek wisata ke pusat kota dengan taraf nyata p < 0.1, yakni tidak terlalu jauh dengan pusat kota. Koefisien determinasi model (R2) sebesar 99%.

Tingkat perkembangan wilayah (IPK) paling signifikan dipengaruhi oleh kunjungan wisata (K_Wis), indeks kapasitas sumberdaya manusia (KSDM), dan indeks kapasitas pemerintahan daerah (KPD), dengan koefisien determinasi R2 sebesar 89% dan taraf nyata p < 0.1. Koefisien regresi kunjungan wisata adalah paling besar yaitu 0.65, kemudian diikuti oleh koefisien regresi kapasitas sumberdaya manusia sebesar 0.49, dan koefisien regresi kapasitas pemerintah daerah sebesar 0.33.

Berdasarkan temuan-temuan di atas disimpulkan bahwa untuk mendorong perkembangan wilayah kecamatan-kecamatan di Kabupaten Ciamis, dapat dilakukan antara lain melalui: (1) peningkatan kunjungan wisata, (2)pengembangan sumberdaya manusia, dan (3) pengembangan kapasitas

(8)

pemerintahan daerah. Untuk meningkatkan kunjungan wisata dapat dilakukan antara lain melalui pengembangan objek wisata alam, khususnya yang memiliki atraksi konservasi alam yang berlokasi tidak terlalu jauh dengan pusat kota.

(9)

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Ciamis pada hari sabtu tanggal 11 Maret 1982, dari Ayahanda bernama H. Endang Sutarman dan Ibunda H. Rusih Ruswati sebagai anak keempat dari empat bersaudara: Endah Sumiarti, Ela Sulistiawati, dan Diki Rustaman.

Riwayat pendidikan penulis dimulai saat penulis masuk SD Negeri IV Banjar di Kabupaten Ciamis pada Tahun 1995. Penulis menyelesaikan pendidikan di SMP Negeri 3 Banjar di Kabupaten Ciamis pada tahun 1998 dan SMU Negeri 1 Banjar di Kabupaten Ciamis pada Tahun 2001. Pada tahun yang sama, penulis lulus seleksi menjadi mahasiswa Ilmu Tanah, Departemen Ilmu Tanah dan Sumberdaya Lahan, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor me lalui jalur USMI (Ujian Seleksi Masuk IPB).

Selama menjadi mahasiswa, penulis pernah menjadi asisten praktikum pada mata kuliah Dasar-dasar Perencanaan Pengembangan Wilayah di tahun 2004 dan 2005, dan menjadi asisten praktikum pada mata kuliah Permodelan Perencanaan Pengembangan Sumberdaya Lahan tahun 2005.

(10)

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr. Wb.

Alhamdulillahirobbil’aalamin, puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT atas segala karunia-Nya sehingga penulis diberikan kekuatan dan kesabaran untuk menyelesaikan karya ilmiah ini. Sholawat dan salam semoga dilimpahkan atas Nabi Muhammad SAW, keluarganya, dan para sahabatnya yang senantiasa setia terhadap ajaran-ajaran Islam yang mulia.

Skripsi ini merupakan hasil penelitian yang dilaksanaka n sejak bulan Mei sampai dengan Januari 2006 dengan judul Analisis Penggunaan Lahan, Kunjungan Wisata dan Faktor-faktor Penunjang Perkembangan Wilayah (Studi Kasus: Kabupaten Ciamis, Propinsi Jawa Barat).

Penulis mengucapkan terima kasih kepada Bapak Dr. Ir. H. R. Sunsun Saefulhakim, M.Agr dan Bapak Dr. Ir. Komarsa Gandasasmita, MSc selaku Pembimbing Skripsi yang telah membimbing penulis dengan kesabaran dan pengertiannya selama penulisan skripsi ini. Kepada Bapak Dr. Ir. Budi Tjahyono, MSc penulis ucapkan terima kasih atas kesediaannya menjadi moderator dalam seminar penulis. Dan kepada Bapak Dr. Ir. Atang Sutandi, MSc penulis ucapkan terima kasih yang bersedia menjadi dosen penguji.

Pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada : 1. Bapak dan Mama h tercinta atas doa, cinta, kasih sayang, bimbingan,

kesabaran, kepercayaan, pengorbanan dan perjuangan yang tulus dan tiada henti, sehingga penulis dapat menyelesaikan pendidikan hingga jenjang S1 ini. Keluarga tercinta, M’een, T’ela, A’kikok, A’Deni, en M’Kris atas segala

Referensi

Dokumen terkait

In papaya seeds and seedlings business, this optimization technology services comprises of: (1) dissemination products from innovation (2) commercialization of seeds and seedlings

Secara teoritis dapat dijadikan sumbangan informasi dan keilmuan yang yang berarti bagi lembaga yang berkompeten mengenai pentingnya kondisi fisik atlet, khususnya atlet

skor penilaian yang diperoleh dengan menggunakan tafsiran Suyanto dan Sartinem (2009: 227). Pengkonversian skor menjadi pernyataan penilaian ini da- pat dilihat

Pada pertemuan kedua siklus II aktivitas siswa sudah sesuai dengan yang direncanakan dan dapat disimpulkan bahwa penerapan model pembelajaran langsung dapat meningkatkan

tanggapan personal tentang buku yang dibaca juga dibuat sebagai pilihan (tidak diwajibkan). Pemberian tugas seperti membuat ringkasan cerita akan menghilangkan sifat kegiatan

Hasil Tes dalam penelitian ini peneliti gunakan sebagai acuan dalam mendeskripsikan letak kesalahan jawaban siswa pada materi SPLTV seperti yang telah

The aim of this study are to analyze the text of female sexuality articles that realized in the women magazines (i.e. vocabulary, grammar, cohesion and text

Penerapan metode inquiry dalam pembelajaran IPA diharapkan dapat memberikan dampak yang positif bagi siswa. Adanya metode pembelajaran berbeda yang diterapkan oleh guru dibandingkan