• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I P E N D A H U L U A N

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB I P E N D A H U L U A N"

Copied!
33
0
0

Teks penuh

(1)

1 BAB I

P E N D A H U L U A N

A. GAMBARAN UMUM PEMERINTAH KABUPATEN PEKALONGAN 1. Kedudukan

Kabupaten Pekalongan sebagai Daerah Otonom dari Negara Kesatuan Republik Indonesia berdiri berdasarkan Undang-undang Nomor 13 tahun 1950 tentang Pembentukan Daerah-daerah Kabupaten dalam Lingkungan Jawa Tengah dan Peraturan Pemerintah Nomor 21 Tahun 1988 tentang Perubahan Batas Wilayah Kotamadya Daerah Tingkat II Pekalongan, Kabupaten Daerah Tingkat II Pekalongan dan Kabupaten Daerah Tingkat II Batang.

Daerah Kabupaten berwenang mengurus dan mengatur kepentingan masyarakat setempat menurut prakarsa sendiri berdasarkan aspirasi masyarakat dalam sistem Negara Kesatuan Republik Indonesia. Urusan wajib yang menjadi kewenangan pemerintah kabupaten meliputi perencanaan dan pengendalian pembangunan; perencanaan, pemanfaatan, dan pengawasan tata ruang; penyelenggaraan ketertiban umum dan ketentraman masyarakat; penyediaan sarana dan prasarana umum; penanganan bidang kesehatan; penyelenggaraan pendidikan; penanggulangan masalah sosial; pelayanan bidang ketenaga-kerjaan; fasilitasi pengembangan koperasi; usaha kecil dan menengah; pengendalian lingkungan hidup; pelayanan pertanahan; pelayanan kependudukan dan catatan sipil; pelayanan administrasi umum pemerintahan; pelayanan administrasi pelayanan modal; penyelenggaraan pelayanan dasar lainnya; dan urusan wajib yang diamanatkan oleh peraturan perundang-undangan serta urusan pilihan yang secara nyata ada dan berpotensi untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat sesuai dengan kondisi, kekhasan dan potensi unggulan daerah.

Dalam menjalankan pemerintahan dan pembangunan Tahun 2013 Pemerintah Kabupaten Pekalongan masih berdasarkan Undang-undang Nomor : 22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah dan Peraturan Pemerintah Nomor 41 tahun

(2)

2

Kabupaten Pekalongan telah melakukan penataan kelembagaan Perangkat Daerah melalui Peraturan Daerah Kabupaten Pekalongan Nomor 13, 14, 15 dan 16 Tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Perangkat Daerah Kabupaten Pekalongan yang kemudian diubah dengan Peraturan Daerah Nomor 4, 5, 6, dan 7 tahun 2011 tentang Organisasi dan Tata Kerja Perangkat Daerah Kabupaten Pekalongan.

Berdasarkan UU No. 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah, Kepala Daerah memimpin penyelenggaraan Pemerintahan Daerah berdasarkan kebijakan yang ditetapkan bersama DPRD. Setiap Daerah di pimpin oleh Seorang Kepala Daerah sebagai Kepala pemerintahan daerah yang dibantu oleh Seorang Wakil Kepala Daerah. Dalam menjalankan tugas dan kewenangan selaku Kepala Daerah, Bupati berkewajiban untuk memberikan laporan penyelenggaraan pemerintahan daerah kepada Pemerintah, dan memberikan laporan keterangan pertanggungjawaban kepada DPRD.

Sekretariat Daerah adalah unsur pembantu Pimpinan Pemerintah Kabupaten yang dipimpin oleh seorang Sekretaris Daerah yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Bupati.

Sekretariat Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten yang selanjutnya disebut Sekretaris DPRD merupakan unsur pelayanan terhadap DPRD Kabupaten, dipimpin oleh seorang Sekretaris dewan yang secara teknis operasional berada dan bertanggung jawab kepada pimpinan DPRD dan secara administratif bertanggung jawab kepada Bupati melalui Sekretaris Daerah.

Dinas Kabupaten merupakan unsur pelaksana otonomi daerah Kabupaten yang mempunyai tugas membantu Bupati dalam melaksanankan kewenangan desentralisasi, sedangkan Lembaga Teknis Daerah Kabupaten merupakan unsur pendukung tugas Kepala Daerah yang mempunyai tugas melaksanankan penyusunan dan pelaksanaan kebijakan daerah yang bersifat

(3)

3

spesifik., dipimpin oleh seorang Kepala yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Bupati melalui Sekretaris Daerah.

Kecamatan merupakan Perangkat Daerah sebagai pelaksana teknis kewilayahan yang mempunyai wilayah kerja tertentu, dipimpin oleh Camat yang berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab kepada Bupati melalui Sekretaris Daerah dan Kelurahan adalah wilayah kerja Lurah sebagai Perangkat Daerah dalam wilayah Kecamatan dipimpin oleh seorang Lurah yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Camat.

2. Tugas dan Fungsi

Pada Daerah Kabupaten / Kota di bentuk Lembaga Perangkat Daerah untuk membantu Kepala Daerah dalam melaksanakan tugas dan kewenangannya. Perangkat Daerah Kabupaten Pekalongan terdiri dari Sekretariat Daerah, Sekretariat DPRD, Dinas Daerah, Lembaga Teknis Daerah, Kecamatan dan Kelurahan.

Tugas dan Fungsi dari masing-masing lembaga perangkat daerah adalah sebagai berikut :

a. Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah sebagai Pimpinan Pemerintahan Daerah adalah implementator kebijakan publik yang mengemban tugas dan fungsi pelayanan, perlindungan dan pemberdayaan masyarakat serta mengemban fungsi manajemen pemerintahan di daerah mulai dari perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan sampai pada tingkat monitoring dan evaluasi (Surat Mendagri Nomor 120/562/S.J tanggal 3 Maret 2004 tentang Implementasi Pelaksanaan Tugas Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah).

Sesuai dengan Undang-undang Nomor 32 tahun 2004 tentang pemerintahan Daerah Pasal 27, Kepala Daerah dan Wakil

Kepala Daerah mempunyai kewajiban sebagai berikut : 1) Memegang teguh dan mengamalkan Pacasila,

melaksanakan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 serta mempertahankan dan memelihara keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia.

(4)

4

3) Memelihara ketentraman dan ketertiban masyarakat. 4) Melaksanakan kehidupan demokrasi.

5) Mentaati dan menegakkan seluruh peraturan perundang-undangan.

6) Menjaga etika dan norma dalam penyelenggaraan pemerintahan daerah.

7) Memajukan dan mengembangkan daya saing daerah. 8) Melaksanakan prinsip tata pemerintahan yang bersih dan

baik.

9) Menjalin hubungan kerja dengan seluruh instansi vertikal di dfaerah dan semua perangkat daerah.

10) Menyampaikan Rencana strategis penyelenggaraan pemerintahan daerah dihadapan Rapat Paripurna DPRD. 11) Memberikan laporan penyelenggaraan pemerintahan

daerah kepada Pemerintah dan memberikan laporan keterangan pertanggungjawaban kepada DPRD.

b. Tugas Sekretariat Daerah adalah membantu Bupati dalam menyusun kebijakan dan mengoordinasikan Sekretariat DPRD, Dinas Daerah, Lembaga Teknis Daerah, Satuan Polisi Pamong Praja, Lembaga Lain Daerah, Kecamatan dan Kelurahan.dengan fungsi :

 penyusunan kebijakan pemerintahan daerah;

 pengoordinasian pelaksanaan tugas Sekretariat Daerah, Sekretariat DPRD, Dinas Daerah, Lembaga Teknis Daerah, Satuan Polisi Pamong Praja, Lembaga Lain Daerah, Kecamatan dan Kelurahan;

 pemantauan dan evaluasi pelaksanaan kebijakan pemerintahan daerah;

 pembinaan administrasi dan aparatur pemerintahan daerah;

 pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Bupati sesuai dengan tugas dan fungsinya.

(5)

5

c. Tugas Sekretariat DPRD mempunyai tugas menyelenggarakan administrasi kesekretariatan, administrasi keuangan, mendukung pelaksanaan tugas dan fungsi DPRD, dan menyediakan serta mengkoordinasikan tenaga ahli yang diperlukan oleh DPRD sesuai dengan kemampuan keuangan daerah, dengan fungsi:

 penyelenggaraan administrasi kesekretariatan DPRD;  penyelenggaraan administrasi keuangan DPRD;  penyelenggaraan rapat-rapat DPRD;

 penyediaan dan pengkoordinasian tenaga ahli yang diperlukan oleh DPRD.

d. Tugas Dinas Daerah Kabupaten adalah melaksanakan kewenangan desentralisasi, dengan fungsi :

 perumusan kebijakan teknis sesuai dengan lingkup tugasnya;

 Penyelenggaraan urusan pemerintahan dan pelayanan umum di bidang tugasnya;

 Pembinaan dan pelaksanaan tugas di bidang tugasnya;  pemantauan, evaluasi dan pelaporan di bidang tugasnya;  Pelaksanaan tugas lain yang diberikan ole Bupati sesuai

denga tugas dan fungsinya.

e. Tugas Lembaga Teknis Daerah adalah merupakan unsur pendukung tugas kepala daerah yang mempunyai tugas melaksanakan penyusunan dan pelaksanaan kebijakan daerah yang bersifat spesifik, dengan fungsi :

 perumusan kebijakan teknis sesuai dengan lingkup tugasnya ;

 pemberian dukungan atas penyelenggaraan pemerintahan daerah sesuai dengan lingkup tugasnya ;

 pembinaan dan pelaksanaan tugas sesuai dengan lingkup tugasnya ;

 pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Bupati sesuai dengan tugas dan fungsinya

(6)

6

penyelenggaraan Pemerintahan, Pembangunan dan Pembinaan Kemasyarakatan dalam wilayah kecamatan serta melaksanakan tugas pemerintah lainnya yang tidak termasuk dalam tugas perangkat daerah dan atau instansi lainnya, dengan fungsi :

- pengkoordinasian penyelenggaraan pemerintahan di Wilayah Kecamatan ;

- penyelenggaraan kegiatan pembinaan ideologi negara dan kesatuan bangsa;

- penyelenggaraan pelayanan masyarakat; - pelaksanaan pemberdayaan masyarakat;

- penyelenggaraan tugas-tugas pemerintahan umum dan keagrariaan;

- penyelenggaraan kegiatan pembinaan pemerintahan desa; - Pembinaan Kelurahan;

- Pembinaan ketentraman dan ketertiban wilayah;

- Pelaksanaan koordinasi operasional Unit Pelaksana Teknis Dinas Kabupaten;

- Penyelenggaraan kegiatan pembinaan pembangunan dan pengembangan partisipasi masyarakat;

- Penyusunan program, pembinaan administrasi, ketatausahaan dan rumah tangga;

- pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Bupati sesuai dengan tugas dan fungsinya.

g. Tugas Kelurahan adalah membantu Camat dalam penyelenggaraan pemerintahan kecamatan, dengan fungsi : - Pelaksanaan pelimpahan sebagaian kewenangan

pemerintahan dari Kecamatan;

- Pelayanaan penyelenggaraan pemerintahan Kelurahan; - Koordinasi terhadap jalannya pemerintahan Kelurahan,

pelaksanaan pembangunan dan pembinaan Kemasyarakatan;

(7)

7

- Pelaksanaan tugas di bidang pembangunan dan pembinaan kemasyarakatan yang menjadi tanggung jawabnya;

- Pelaksanaan usaha dalam rangka peningkatan partisipasi dan swadaya gotong-royong masyarakat;

- Pelaksanaan kegiatan dalam rangka pembinaan ketentraman dan ketertiban wilayah;

- Pelaksanaan tugas-tugas lain yang diberikan oleh atasan sesuai dengan bidang tugasnya;

3. Susunan Organisasi

Susunan Organisasi Pemerintah Daerah Kabupaten Pekalongan berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Pekalongan Nomor 4, 5, 6 dan 7 Tahun 2011 pada intinya adalah sebagai berikut :

a. Sekretariat Daerah, terdiri dari : - Sekretaris Daerah.

- Asisten Sekretaris Daerah, terdiri dari : 1) Asisten Pemerintahan;

2) Asisten , Pembangunan Dan Kesejahteraan Rakyat; 3) Asisten Administrasi.

- Bagian, terdiri dari :

1) Bagian Tata Pemerintahan; 2) Bagian Humas;

3) Bagian Hukum;

4) Bagian Perekonomian ; 5) Bagian Pembangunan; 6) Bagian Kesra;

7) Bagian Organisasi Dan Kepegawaian; 8) Bagian Umum;

9) Bagian Asset.

b. Sekretariat DPRD, terdiri dari :  Sekretaris DPRD;

 Bagian Persidangan, Risalah Dan Dokumentasi;  Bagian Umum.

(8)

8 c. Dinas Daerah, terdiri dari :

 Dinas Pendidikan Dan Kebudayaan;  Dinas Pekerjaan Umum;

 Dinas Pengelolaann Sumber Daya Air, Energi Dan Sumber Daya Mineral;

 Dinas Kesehatan;

 Dinas Pendapatan Dan Pengelolaan Keuangan Daerah;  Dinas Kependudukan Dan Pencatatan Sipil;

 Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi Dan Usaha Mikro, Kecil Dan Menengah;

 Dinas Kelautan, Perikanan Dan Peternakan;  Dinas Pertanian, Perkebunan Dan Kehutanan;  Dinas Perhubungan, Komunikasi Dan Informatika;  Dinas Sosial, Tenaga Kerja Dan Transmigrasi;  Dinas Pemuda, Olahraga Dan Pariwisata. d. Lembaga Teknis, terdiri dari :

 Inspektorat;

 Badan Perencanaan Pembangunan Daerah;  Badan Kepegawaian Daerah;

 Badan Ketahanan Pangan Dan Penyuluhan;

 Badan Penanaman Modal Dan Pelayanan Perizinan Terpadu;

 Badan Pemberdayaan Masyarakat, Perempuan Dan

Keluarga Berencana;  RSUD;

 Kantor Lingkungan Hidup;

 Kantor Perpustakaan Dan Arsip Daerah;  Kantor Kesatuan Bangsa Dan Politik ;.

(9)

9

e. Pemerintah Kecamatan, terdiri dari 19 Kecamatan, yaitu:  Kecamatan Petungkriyono;  Kecamatan Lebakbarang;  Kecamatan Talun;  Kecamatan Kandangserang;  Kecamatan Paninggaran;  Kecamatan Doro;  Kecamatan Buaran;  Kecamatan Karangdadap;  Kecamatan Kedungwuni;  Kecamatan Kajen;  Kecamatan Karanganyar;  Kecamatan Kesesi;  Kecamatan Wonopringgo;  Kecamatan Bojong;  Kecamatan Wiradesa;  Kecamatan Wonokerto;  Kecamatan Sragi;  Kecamatan Siwalan;  Kecamatan Tirto.

f. Pemerintah Kelurahan, terdiri dari 13 Kelurahan, yaitu:  Kelurahan Kedungwuni Barat;

 Kelurahan Kedungwuni Timur;  Kelurahan Pekajangan;  Kelurahan Sapugarut;  Kelurahan Simbangkulon;  Kelurahan Bligo;  Kelurahan Bener;  Kelurahan Pekuncen;  Kelurahan Mayangan;  Kelurahan Kepatihan;  Kelurahan Gumawang;  Kelurahan Sragi;  Kelurahan Kajen.

(10)

10 4. Sumber Daya Manusia

Aparatur Pemerintah Kabupaten Pekalongan berjumlah 10.484 orang Pegawai Negeri Sipil dengan kriteria pendidikan formal ( Tabel I.I ) SD 153 orang, SLTP 439 orang , SLTA 2.153

orang, Diploma 2.489 orang, S1/D4 4.963 orang dan S2 287 orang. yang telah mengikuti pendidikan pimpinan ( Tabel I.2 ) dengan

kriteria Diklatpim Tingkat I belum ada, Diklatpim Tingkat II 23 orang, Diklatpim Tingkat III 113 orang, Diklatpim Tingkat IV 420 orang dan Pegawai Negeri Sipil berdasarkan golongan ( Tabel I.3) Golongan I 335 orang, Golongan II 2.913 orang, Golongan III 4.031 orang, dan Golongan IV 3.205 orang, serta dibantu oleh pegawai tidak tetap berjumlah 236 orang yang tersebar pada Satuan Unit Kerja Pemerintah Kabupaten Pekalongan.

Tabel 1.1

Jumlah PNS Pemerintah Kabupaten Pekalongan menurut Pendidikan Formal

No. Jenis Pendidikan Jumlah

1. 2. 3. 4. 5. 6. SD SLTP SLTA Diploma S1/ D4 S2 153 439 2.153 2.489 4.963 287 JUMLAH 10.484

Sumber : Badan Kepegawaian Daerah Kab. Pekalongan Tahun 2013

(11)

11

Tabel 1.2

Jumlah PNS Pemerintah Kabupaten Pekalongan menurut Pendidikan Struktural

No. Pendidikan Struktural Jumlah

1. 2. 3. 4. Diklat. Pim. Tk I Diklat. Pim. Tk II Diklat. Pim. Tk III Diklat. Pim. Tk IV - 23 113 420 JUMLAH 556

Sumber : Badan Kepegawaian Daerah Kab. Pekalongan Tahun 2013.

Tabel 1.3

Jumlah PNS Pemerintah Kabupaten Pekalongan menurut Golongan

No. Golongan Jumlah

1. 2. 3. 4. Golongan I Golongan II Golongan III Golongan IV 335 2.913 4.031 3.205 JUMLAH 10.484

Sumber : Badan Kepegawaian Daerah Kab. Pekalongan Tahun 2013.

(12)

12 Tabel 1.4

Aset tetap Pemerintah Kabupaten Pekalongan terdiri dari : No. Nama Bidang Barang Jumlah

Barang Ket. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20. Tanah

Jalan dan Jembatan Bangunan Air/ Irigasi Bangunan Gedung Monumen

Alat-alat Besar

Alat-alat Bengkel dan alat ukur Alat-alat Pertanian dan peternakan Alat-alat angkutan

Alat-alat Kantor dan Rumah Tangga Alat-alat Studio dn alat komunikasi Alat-alat Kedokteran Alat-alat Laboratorium Alat-alat keamanan Instalasi Jaringan Buku Perpustakaan Barang Bercorak dan kesenian/Kebudayaan

Hewan, Ternak dan Tanaman Konstruksi dalam pengerjaan

1.332 588 1.576 11.376 2.121 368 8.470 1.130 1.497 428.189 8.144 12.183 122.237 252 121 3.370 1.748.261 10.290 323 2 Bidang Km Buah

Sumber : Bagian Asset Setda Kabupaten Pekalongan Tahun 2013

LINGKUNGAN STRATEGIS 1. Letak Geografi

Kabupaten Pekalongan sebagai salah satu Kabupaten di wilayah Propinsi Jawa Tengah, terletak antara 6-723’ LS dan 109-10978’BT sebelah utara berbatasan dengan laut jawa, sebelah selatan berbatasan dengan Kabupaten Banjarnegara, sebelah timur berbatasan dengan wilayah Kabupaten Batang dan sebelah Barat berbatasan dengan wilayah Kabupaten Pemalang dengan pusat Pemerintahan di Kajen.

(13)

13

Wilayah Kabupaten memiliki luas 836,13 Km² yang terbagi menjadi 19 kecamatan, dan terdiri dari 272 desa dan 13 kelurahan. Dari total luas tersebut 30,36% (253,86 Km²) diantaranya berupa tanah basah atau sawah, dan sisanya 69,64% ( 582,27 Km²). Karena sebagian wilayahnya berbatasan langsung dengan Laut Jawa maka dari 285 desa/kelurahan yang ada, terdapat 6 desa pantai. Secara topografi Kabupaten Pekalongan merupakan perpaduan antara wilayah dataran rendah di bagian utara dan dataran tinggi di bagian selatan yang termasuk dalam kawasan dataran tinggi Dieng. Kawasan dataran tinggi di kabupaten ini berada pada 1.294 meter dari permukaan laut. Secara topografis, ada 60 desa/kelurahan (20%) berada di kawasan dataran tinggi dan 225 desa/kelurahan (80%) berada di kawasan dataran rendah.

2. Penduduk, Kesempatan Kerja dan Kemiskinan

Jumlah Penduduk Kabupaten Pekalongan tahun 2013 menurut angka dari BPS akhir tahun 2012 tercatat sebanyak 861.366 jiwa, terdiri dari laki-laki 427.785 jiwa dan perempuan 433.581 jiwa. Dibanding tahun sebelumnya sebanyak 848.710 jiwa, yang terdiri dari laki-laki 423.884 jiwa dan perempuan 424.826 jiwa, sehingga mengalami pertumbuhan sekitar 1,49%.

Pada tahun 2013 tingkat kesempatan kerja mencapai 69,66%, dan Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) mencapai 4,75%, hal ini lebih baik daripada tahun 2012 dengan tingkat kesempatan kerja mencapai 71,64% dan TPT mencapai 5,07%. Penurunan TPT sebesar 0,32% ini menunjukkan adanya penurunan jumlah pengangguran.

Prosentase penduduk miskin pada tahun 2012 sebesar 13,86% dari tahun sebelumnya 15% dan dibawah Provinsi Jawa Tengah yang mencapai 14,98%. Selanjutnya untuk tahun 2013 sesuai target RPJMD diprediksikan turun menjadi 12,72%, hal ini sejalan dengan komitmen kita bersama dalam upaya untuk selalu mengurangi dan menanggulangi kemiskinan menuju target Millenium Development Goal’s (MDG’s) tahun 2015.

(14)

14

3. Pangan dan Gizi, Pendidikan dan Kesehatan Masyarakat

Ketersediaan pangan khususnya beras dalam kondisi aman bahkan selalu mengalami surplus. Pada tahun 2012 ketersediaan beras mencapai 139.473 ton, dengan tingkat kebutuhan 72.286 ton, sehingga mengalami surplus 67.187 ton. Selanjutnya kondisi tahun 2013 lebih baik yaitu ketersediaan beras 140.779 ton, tingkat kebutuhan 72.294 ton, mengalami surplus 68.484 ton.

Capaian pembangunan pendidikan tahun 2013 mengalami peningkatan jika dibandingkan tahun 2012 yang dapat dilihat dari beberapa indikator yaitu Angka Partisipasi Kasar (APK), Untuk jenjang SD/MI Tahun 2013 sebesar 103% meningkat dibandingkan tahun 2012 sebesar 102,59%. Untuk jenjang SMP/MTs Tahun 2013 sebesar 99,71% meningkat dibandingkan tahun 2012 sebesar 99,48%. Untuk jenjang SMA/SMK/MA Tahun 2013 sebesar 66,31% meningkat dibandingkan tahun 2012 sebesar 65,07%.

Pada tahun 2013 jumlah siswa untuk jenjang SD/MI dan SMP/MTs mengalami penurunan dibanding tahun 2012. Untuk jenjang SD/MI sebanyak 101.946 siswa turun menjadi 101.810 siswa (0.99%), untuk jenjang SMP/MTS dari 39.490 siswa turun menjadi 39.466 siswa (0.99%). Kemudian untuk jenjang SMA/MA/SMK mengalami kenaikan 1,0%, tahun 2013 sebanyak 22.004 siswa di banding tahun 2012 sebanyak 21.910 siswa. Penurunan jenjang SD/MI, SMP/MTs disebabkan karena berkurangnya kelompok penduduk usia 7-12 tahun dan usia 13-15 tahun. Sedangkan kenaikan jenjang SMA/MA/SMK disebabkan karena semakin sadarnya masyarakat tentang pendidikan.

Selanjutnya Angka Putus Sekolah tahun 2013 untuk SD/MI adalah 0,18% menurun dari tahun 2012 sebesar 0,42%, SMP/MTs adalah 0,49% menurun dari tahun 2012 sebesar 0,60% dan SMA/MA/SMK adalah 0,80% menurun dari tahun 2012 sebesar 1,10%. Angka Kelulusan SD/MI 100%, SMP/MTs 98,3% dan SMA/MA/SMK 99,75%. Kemudian untuk angka melanjutkan sekolah tahun 2013 SD/MI ke SMP/MTs 92,14% dan SMP/MTs ke SMA/MA/SMK 66,33%.

(15)

15

Peningkatan sarana prasarana pendidikan pada tahun 2013 berupa pembangunan gedung atau Ruang Kelas Baru (RKB) untuk SD/MI sebanyak 11 lokal, SMP/MTs 3 lokal dan SMA/SMK 66 lokal. Sementara untuk rehab gedung SD/MI sebanyak 281 lokal, SMP/MTs 95 lokal dan SMA/SMK 44 lokal. Disamping itu terdapat penambahan 6 sekolah di tingkat SD/MI, 2 sekolah di tingkat SMA/MA/SMK, dan pengurangan 1 sekolah tingkat SMP/MTs, sehingga jumlah keseluruhan menjadi 829 unit sekolah yang terdiri dari SD/MI 657 unit, SMP/MTs 115 unit dan SMA/MA/SMK 57 unit.

Perkembangan pembangunan kesehatan tahun 2013 dapat dilihat dari beberapa indikator utama seperti Angka Kematian Bayi (AKB) 10,98 per 1.000 kelahiran hidup tahun 2012 turun menjadi 9,92 per 1.000 kelahiran hidup tahun 2013, angka tersebut diatas Provinsi Jawa Tengah yang sebesar 10,75 per 1.000 kelahiran hidup, lebih baik dari Target Nasional yaitu 4 per 1.000 kelahiran hidup. Penyebab kematian bayi tertinggi adalah Berat Bayi Lahir Rendah (BBLR) dan Asfiksia.

Kemudian Angka Kematian Ibu (AKI) melahirkan dari 184 per 100.000 kelahiran hidup pada tahun 2012 turun menjadi 183,24 per 100.000 kelahiran hidup tahun 2013 dengan jumlah kematian ibu sebanyak 29 kasus. Angka tersebut diatas angka Provinsi Jawa Tengah yaitu 118,62 per 100.000 kelahiran hidup. Penyebab terbesar kematian ibu adalah pre eklamsi berat, eklamsi dan pendarahan selain itu kematian ibu tidak secara langsung karena proses persalinan tetapi adanya penyakit penyerta yang sudah diderita ibu tersebut.

Upaya yang dilakukan dalam peningkatan pelayanan kesehatan ibu dan anak untuk menurunkan AKI dan AKB dengan pemenuhan tenaga ahli di bidang kebidanan dan kandungan, penataan manajemen serta meningkatkan peran serta masyarakat melalui Program Perencanaan Persalinan dan Pencegahan Komplikasi (P4K) yang bertujuan agar bila sebuah keluarga mempunyai ibu hamil turut serta merencanakan persalinan sejak dini dan dipantau oleh bidan setempat.

(16)

16 4. Agama

Suasana kerukunan hidup intern dan antar umat beragama diwilayah kabupaten Pekalongan sangat baik. Hal ini ditunjukan dari adanya kebebasan masing - masing umat beragama dapat melaksanakan ibadah menurut agama dan kepercayaan masing-masing.

Tempat peribadatan tahun 2013 tidak mengalami perubahan dengan tahun sebelumnya tahun 2012 tercatat 633 Masjid, 14 Gereja, 3 Pura dan 2.285 Mushola. Dan pada tahun 2011 tercatat 560 Masjid, Gereja Kristen 10 unit dan Gereja Katolik 3 unit, 3 Pura dan 2.064 Mushola yang tersebar di 19 kecamatan. Banyaknya jumlah Masjid dan Mushola karena mayoritas penduduknya beragama Islam.

5. Perekonomian Daerah

Potensi ekonomi daerah Kabupaten Pekalongan sebagai potensi andalan daerah memiliki daya saing dan keunikan tertentu, yang membedakan dengan daerah lain. Penetapan produk unggulan daerah telah ditempuh melalui sektor Pertanian dan Kehutanan, Industri, Perdagangan serta Pariwisata. Dengan telah ditetapkannya produk - produk unggulan diharapkan dapat memacu para pelaku ekonomi daerah dalam mengembangkan kreativitas dan usahanya sehingga diharapkan dapat meningkatkan kegiatan perekonomian masyarakat, yang pada akhirnya akan meningkatkan kesejahteraan masyarakat Kabupaten Pekalongan.

Pada tahun 2013 kinerja ekonomi Kabupaten Pekalongan diprediksikan mengalami peningkatan dengan pertumbuhan ekonomi sebesar 5,53%, lebih tinggi dari tahun 2012 yang sebesar 5,32%. Untuk tahun 2013 ini sebagian besar sektor mengalami pertumbuhan secara positif. Pertumbuhan tertinggi terjadi pada Sektor Keuangan Perusahaan dan Jasa Perusahaan yang tumbuh 6,92% sedangkan terendah terjadi pada Sektor Pertambangan dan Penggalian sebesar 3,82%

(17)

17

Kondisi makro ekonomi daerah dapat dilihat dari perkembangan beberapa variabel antara lain yaitu Produk Domestik Regional Bruto (PDRB), pertumbuhan ekonomi, Pendapatan per Kapita dan Tingkat Inflasi. Tahun 2013, PDRB atas dasar harga berlaku diperkirakan sebesar Rp.10,07 triliyun, meningkat 12,75% dibandingkan tahun 2012 sebesar Rp.8,93 triliyun. Sedangkan atas dasar harga konstan tahun 2000, PDRB Tahun 2013 diperkirakan Rp.3,76 triliyun, meningkat 5,10% dibandingkan tahun 2012 sebesar Rp.3,56 triliyun, sehingga pertumbuhan ekonomi tahun 2013 sebesar 5,53%, lebih tinggi dibanding tahun 2012 sebesar 5,32%.

Apabila dilihat dari peranan sektor dominan pembentuk PDRB atas dasar harga berlaku tahun 2013, sektor industri pengolahan masih tertinggi yaitu 27,59%, disusul sektor pertanian 19,98%, sektor perdagangan, restoran dan hotel 18,61% dan sektor jasa-jasa 17,37%.

Pendapatan per kapita penduduk tahun 2013 diperkirakan mencapai Rp.10.291.070,- meningkat 12,38% dibanding tahun 2012 sebesar Rp.9.035.635,-. Kemudian laju inflasi tahun 2013 mencapai 8,18%, lebih tinggi dibanding tahun 2012 sebesar 2,98%. Kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi yang diikuti dengan kenaikan komoditas lainnya menjadi penyebab tingginya inflasi pada tahun 2013.

6. Infrastruktur

Peran infrastruktur sangat penting dan mempunyai pengaruh yang besar terhadap pertumbuhan ekonomi suatu daerah. Selama tahun 2013 pembangunan infrastruktur di Kabupaten Pekalongan dapat kami sampaikan sebagai berikut :

a. Jalan dan Jembatan

Kondisi infrastruktur jalan tahun 2013 mengalami peningkatan dibanding tahun 2012 yaitu jalan kondisi baik semula 346,52 Km meningkat menjadi 425,58 Km, kondisi sedang semula 111,40 Km berkurang menjadi 70,28 Km, kondisi rusak semula 77,83 Km berkurang menjadi 41,12 Km,

(18)

18

Km. Kemudian untuk jembatan tahun 2013 kondisi baik 289 unit, kondisi sedang 13 unit, kondisi rusak 4 unit dan kondisi rusak berat 1 unit. Untuk meningkatkan kualitas jalan desa juga telah disalurkan bantuan stimulan aspal sebanyak 1.729 drum dan menghasilkan peningkatan jalan desa dengan volume 107.198 m2

b. Irigasi dan Sungai

Pembangunan bidang pengairan dilaksanakan melalui rehabilitasi dan perbaikan jaringan irigasi sepanjang 136,403 Km, perbaikan bantaran serta tanggul sungai 1,055 Km, dan pembangunan turap 5.046 Meter. Sampai tahun 2013, jumlah bangunan air 1.138 unit dalam kondisi baik 949 unit, kondisi sedang 122 dan kondisi rusak 67 unit. Selanjutnya saluran primer dan sekunder sampai tahun 2013 sepanjang 389,59 Km mampu mengairi sawah 13.818 hektar, dalam kondisi baik sepanjang 366,50 Km, kondisi sedang 10,67 Km dan kondisi rusak 12,42 Km.

c. Air Bersih, Kelistrikan, Perhubungan dan Telekomunikasi.

Untuk memenuhi kebutuhan masyarakat dan dalam rangka menunjang iklim kondusif bagi pengembangan investasi di Kabupaten Pekalongan, selama tahun 2013 telah dilakukan upaya-upaya untuk menangani air bersih, kelistrikan dan telekomunikasi.

Rumah tangga pengguna air bersih mencapai 193.299 unit atau 113,71% diatas target 170.000 unit dan mengalami peningkatan jika dibandingkan capaian tahun 2012 sebesar 0,41%. Pemenuhan air bersih diupayakan melalui PDAM maupun program-program pembangunan air bersih lainnya. Jumlah pelanggan / Sambungan Rumah (SR) PDAM Kabupaten Pekalongan tahun 2013 sebanyak 9.125. Produksi air 2.731.099 m3 dengan pemakaian air 2.049.365 m3, meningkat dibanding tahun 2012 sebanyak 7.360 SR dengan pemakaian air 1.744.867 m3.

(19)

19

Dalam rangka memenuhi kebutuhan listrik di wilayah terpencil yang belum terjangkau jaringan PLN, telah di upayakan Pembangunan Pembangkit Tenaga Mikro Hidro (PLTMH) dan Pembangkit Tenaga Listrik Tenaga Surya (PLTS) Bantuan Provinsi Jawa Tengah. Pada tahun 2013 PLTMH di Kabupaten Pekalongan bertambah satu unit, yaitu di Dukuh Sawangan Desa Tlogopakis Kecamatan Petungkriyono yang menjangkau 50 Rumah, sehingga jumlah PLTMH di Kabupaten Pekalongan sebanyak 16 unit. Sementara untuk jumlah PLTS sampai dengan tahun 2013 berjumlah 1.382 unit.

Untuk meningkatkan keselamatan lalulintas dan pengguna jalan pada tahun 2013 telah dibuat rambu lalulintas baru sebanyak 113 buah yang terdiri dari 100 buah rambu tanam dan 13 buah rambu portable, sehingga jumlah keseluruhan rambu di wilayah Kabupaten Pekalongan 1327 buah. Pada tahun 2013 alat pengatur isyarat lalu lintas (APILL) mengalami penambahan sejumlah 4 unit warning light sehingga total APILL di Kabupaten Pekalongan 6 traffic light dan 50 warning light. Guardrail pada tahun 2013 ada penambahan sepanjang 56 beam sehingga total keseluruhan guardrail di Kabupaten Pekalongan 160 beam.

Pembangunan urusan komunikasi dan informatika di Kabupaten Pekalongan diarahkan untuk mendukung pelaksanaan Elektronik Government (e-Gov). Pada tahun 2013 pengguna jaringan Wifi Kominfo Jaringan WAP (Wireless Acces Point) bertambah dari 25 titik menjadi 31 titik.

C. TUJUAN DAN MANFAAT LAKIP

Tujuan penyusunan Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kabupaten Pekalongan adalah untuk mempertanggungjawabkan pelaksanaan tugas dan fungsinya sebagai unsur penyelenggara Pemerintah dengan kewenangan yang diberikan dalam pengelolaan sumber daya yang ada dalam rangka mewujudkan suatu kepemerintahan yang baik (good governance).

(20)

20

tentang Pedoman Penyusunan LAKIP dan Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatue Negara Dan Reformasi Birokrasi Nomor 29 Tahun 2010 tentang Pedoman Penyusunan Penetapan Kinerja dan Pelaporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah, yang merupakan pedoman pelaksanaan dari Instruksi Presiden Nomor 7 Tahun 1999 maka LAKIP Pemerintah Kabupaten Pekalongan diharapkan dapat bermanfaat untuk :

1) Mendorong Bupati untuk menyelenggarakan tugas umum pemerintahan dan pembangunan secara baik dan benar yang didasarkan pada peraturan perundangan yang berlaku, kebijakan yang transparan dan dapat dipertanggungjawabkan kepada masyarakat.

2) Menjadikan Instansi Pemerintah yang akuntabel sehingga dapat beroperasi secara efisien, efektif, transparan dan responsif terhadap aspirasi masyarakat dan lingkungannya.

3) Menjadikan masukan dan umpan balik dari pihak-pihak yang berkepentingan dalam rangka meningkatkan kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Pekalongan.

4) Terpeliharanya kepercayaan masyarakat kepada Pemerintah Kabupaten Pekalongan.

D. ARG (Anggaran Responsif Gender)

Sebagai tindak lanjut atas ketentuan Pasal 4 dan Pasal 5 Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 15 Tahun 2008 tentang Pedoman Umum Pelaksanaan Pengarusutamaan Gender di Daerah.

Ada beberapa kegiatan yang menjadi sampel Anggaran Responsif Gender yaitu :

1. Kegiatan manajemen berbasis sekolah (MBS)

Kegiatan ini bertujuan memberikan pesamaan gender dalam penentuan kebijakan di sekolah dengan mengakomodasi anggaran responsif gender, dari 518 SD dan 73 SMP di Kabupaten Pekalongan tahun 2012 Masih 35 SD yang menerapkan Manajemen Berbasis Sekolah, maka di tahun 2013 sudah mencapai 70 SD yang menerapkan MBS.

(21)

21

2. Kegiatan Bea Siswa Miskin (BSM ) Pendidikan Menengah

Jumlah siswa SMA/MA/SMK sebanyak 22.635, siswa tidak mampu sebanyak13.725 siswa dan penerima beasiswa sebanyak 3.190 siswa. Aksesnya baru 25% siswa tidak mampu mendapat beasiswa, sehingga masih menyisakan 75% . Tetapi meskipun baru 25% yang terlayani dengan bea siswa miskin akan tetapi sudah bisa mengurangi angka putus sekolah tahun 2013.

3. Pelatihan petugas pelayanan dan pendampingan penanganan KDRT, TPPO dan Anak.

Kegiatan ini bertujuan untuk melatih petugas Pusat Pelayanan Terpadu tingkat kabupaten dan perwakilan kecamatan dalam penanganan kasus korban berbasis gender dan anak sesuai SPM.

4. Pelayanan KB medis operasi (MOW dan MOP)

Terlaksananya pelayanan KB MOW sebanyak 182 akseptor dan MOP 1 akseptor

5. Pengelolaan hhutan bersama masyarakat (bidang kehutanan) Dari 30 orang yang di latih, terdiri dari laki – laki sebanyak 18 orang dan perempuan sebanyak 12 orang. Setelah diadakannya pelatihan peran perempuan aktif dan menyesuaikan kegiatan kelompokanya.

6. Optimalisasi pemanfaatan lahan pekarangan (bidang pertanian) Dalam kegiatan ini optimalilasi pekarangan yang lebih punya banyak peran perempuannya. Sehingga diharapkan laki – laki punya peran yang lebih besar. Dalam perkembangan peran laki – laki tetap berjalan sesuai dengan kegiatan di kelompok tersebut. 7. Pengendalian OPT dan Pemupukan cengkeh (bidang

perkebunan)

Kegiatan ini ada kecenderungan laki – laki lah yang lebih banyak berperan, dari 150 orang orang yang di latih 70% laki dan 30% perempuan. Setelah diadakan pelatihan perempuan ikut aktif didalam kegiatan kelompok tersebut.

(22)

22

Pada dasarnya Laporan Akuntabilitas Kinerja ini mengkomunikasikan pencapain kinerja Pemerintah Kabupaten Pekalongan selama Tahun 2013. Capaian Kinerja 2013 tersebut diukur dan dinilai berdasarkan rencana kinerja tahun 2013 yang disusun pada awal tahun anggaran. Rencana kinerja tahun 2013 Pemerintah Kabupaten Pekalongan berdasarkan Repetada Tahun 2013 dan LAKIP Satuan Kerja Perangkat Daerah Pemerintah Kabupaten Pekalongan.

Sistematika penyajian Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kabupaten Pekalongan Tahun 2013 sesuai dengan Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatue Negara Dan Reformasi Birokrasi Nomor 29 Tahun 2010 tentang Pedoman Penyusunan Penetapan Kinerja dan Pelaporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah dapat disajikan sebagai berikut :

1. Ringkasan Eksekutif 2. BAB I : Pendahuluan

3. BAB II : Perencanaa dan Perjanjian Kinerja 4. BAB III : Akuntabilitas Kinerja

5. BAB IV : Penutup 6. Lampiran-lampiran :

I. Penetapan Kinerja Pemerintah Kabupaten pekalongan Tahun 2013

II. Rencana Kinerja Tahun 2013 III. Pengukuran Kinerja Tahun 2013

(23)

23 BAB II

PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA

A. RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD).

Sesuai tugas dan kewenangannya, Pemerintah Kabupaten Pekalongan telah menyusun Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) yang berorientasi pada hasil yang ingin dicapai selama kurun waktu lima tahun, yang termuat dalam RPJMD Kab. Pekalongan periode 2006 – 2011 dengan memperhitungkan potensi, peluang dan kendala yang ada atau mungkin timbul. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Pekalongan yang mencakup visi, misi, tujuan dan sasaran serta strategi pencapainan sasaran akan diuraikan dalam bab ini. Sedangkan uraian sasaran target kinerja yang ingin dicapai dalam tahun 2013 berikut program dan kegiatan pendukungnya akan dijelaskan dalam rencana kinerja tahun 2013.

1. Visi Pemerintah Kabupaten Pekalongan

Visi Pemerintah Kabupaten Pekalongan adalah :

”Terwujudnya Masyarakat Kabupaten Pekalongan yang Sejahtera dan Bermartabat Berbasis pada Kearifan Lokal”

Rumusan visi tersebut terdiri dari 3 unsur frasa kalimat sebagai berikut :

1. Terwujudnya Masyarakat Kabupaten Pekalongan yang Sejahtera.

2. Terwujudnya Masyarakat Kabupaten Pekalongan yang Bermartabat.

3. Kearifan Lokal sebagai Basis Tercapainya Masyarakat Sejahtera dan Bermartabat.

(24)

24 berikut:

1. Terwujudnya Masyarakat Kabupaten Pekalongan yang Sejahtera, yang dimaksud adalah kondisi masyarakat Kabupaten Pekalongan yang dapat terpenuhi kebutuhan dasar meliputi sandang, pangan, papan, dan memperoleh pelayanan dasar pendidikan dan kesehatan secara layak serta terbukanya kesempatan kerja yang luas dan mampu menyerap tenaga kerja dengan penghasilan memadai.

2. Terwujudnya Masyarakat Kabupaten Pekalongan yang Bermartabat, yang dimaksud adalah kondisi Kabupaten Pekalongan yang masyarakatnya berahlak mulia, aparaturnya bersih dan berwibawa, serta diperhitungkan, dihargai dan dihormati dalam pergaulan di lingkungan Kabupaten/Kota di Jawa Tengah.

3. Kearifan Lokal sebagai Basis Tercapainya Masyarakat Sejahtera dan Bermartabat, yang dimaksud adalah Kabupaten Pekalongan memiliki potensi sumberdaya lokal yang bisa dikembangkan dengan optimal, menjadi modal dalam mencapai Kabupaten Pekalongan yang sejahtera dan bermartabat. Sumberdaya lokal dimaksud antara lain adalah potensi industri kerajinan batik, tenun dan produk tekstil lainya, potensi sumberdaya alam serta potensi sistem sosial budaya masyarakat dengan ciri religiusitas yang menonjol.

2. Pernyataan Misi

Suatu organisasi harus memastikan agar misi masa depan sesuai dan selaras dengan perubahan yang harus dilakukan, sehingga organisasi akan efektif dan efisien dalam pencapaian misi. Visi dan Misi akan mendorong alokasi sumber daya diseluruh unsur organisasi sehingga keduanya harus selaras.

(25)

25

Misi merupakan pernyataan yang menetapkan tujuan instansi pemerintah dan sasaran yang ingin dicapai dalam kurun waktu tertentu melalui penetapan strategi yang dipilih. Proses perumusan misi harus memperhatikan masukan pihak-pihak yang berkepentingan (stake holders) dan memberi peluang untuk perubahan/penyesuaian dengan tuntutan perkembangan lingkungan strategik.

Suatu pernyataan misi secara eksplisit menyatakan apa yang harus dicapai oleh suatu organisasi pemerintah dan kegiatan spesifik apa yang harus dilaksanakan dalam pencapaian hal tersebut dan harus memperhatikan secara jelas apa yang penting buat organisasi dan apa bidang usaha organisasi itu.

Misi Pemerintah Kabupaten Pekalongan adalah : 1. Mewujudkan pemerintahan yang bersih dan baik.

2. Meningkatkan pembangunan infrastruktur yang berbasis pada pemerataan wilayah dan berwawasan lingkungan.

3. Memantapkan kondisi sosial budaya yang berbasis kearifan lokal.

4. Fasilitasi pembangunan ekonomi kerakyatan berbasis pada UMKM, pertanian, peternakan dan perikanan.

5. Mendorong iklim investasi yang berbasis potensi dan budaya daerah.

6. Mewujudkan rasa aman dan adil pada masyarakat.

7. Meningkatkan partisipasi aktif masyarakat dalam pembangunan.

3. Tujuan

Tujuan organisasi merupakan penjabaran atau implementasi dari pernyataan misi. Tujuan tidak harus dinyatakan dalam bentuk kuantitatif, akan tetapi harus menunjukan suatu kondisi yang ingin dicapai di masa mendatang.

Dalam rangka pencapaian misi organisasi, maka perlu disusun tujuan organisasi Pemerintah Kabupaten Pekalongan sebagai berikut:

(26)

26

Pekalongan yang mencakup unsur sistem, kelembagaan dan individu atau aparat.

2. Meningkatkan kualitas dan kuantitas infrastruktur secara di seluruh wilayah Kabupaten Pekalongan dalam rangka mendukung pertumbuhan ekonomi.

3. Meningkatkan kualitas hidup masyarakat dan derajat kesehatan masyarakat.

4. Meningkatkan pemerataan ketersediaan, keterjangkauan, kualitas, kesetaraan dan keterjaminan pelayanan pendidikan. 5. Mengoptimalkan penanggulangan kemiskinan dan penanganan

Penyandang Masalah kesejahteraan Sosial (PMKS).

6. Mengoptimalkan dan menggali kearifan lokal dalam rangka meningkatkan ketahanan nilai-nilai budaya dan pelestarian peninggalan sejarah serta aset kesenian dan budaya lokal. 7. Mengoptimalkan pengurangan resiko pada masyarakat di

daerah rawan bencana.

8. Mengoptimalkan fasilitasi dan pembinaan dalam rangka peningkatan kinerja koperasi, industri kecil dan menengah, serta Usaha mikro kecil dan menengah (UMKM).

9. Meningkatkan produktivitas pertanian, perikanan dan peternakan dengan memperhatikan pelestarian sumberdaya pertanian, perikanan dan peternakan.

10. Menciptakan iklim investasi yang kondusif dengan mengandalkan pada potensi dan budaya daerah.

11. Menciptakan rasa aman yang berkeadilan dalam masyarakat dan mewujudkan iklim yang kondusif bagi masyarakat untuk melakukan berbagai aktivitas.

12. Membuka dan mengembangkan peran serta masyarakat secara aktif dalam bidang politik, pembangunan ekonomi, sosial maupun budaya.

(27)

27 3. Sasaran

Adapun sasaran sebagai penjabaran dari tujuan merupakan sesuatu yang akan dicapai atau dihasilkan oleh suatu instansi pemerintah dalam jangka waktu tertentu. Fokus utama penentu sasaran adalah tindakan dan alokasi sumber daya organisasi dalam kegiatan atau operasional serta didukung dengan sumber dana dari APBD yang dilaksanakan Pemerintah Kab. Pekalongan. Untuk tujuan tersebut, maka sasaran Pemerintah Kab. Pekalongan adalah sebagai berikut:

1. Terciptanya penyelenggaraan pemerintahan yang mapan dan berkelanjutan, yang mecakup system, kelembagaan, aparatur dan pengelolaan keuangan daerah serta pelayanan public sesuai prinsip-prinsip good governance;

2. Meningkatnya penegakan hukum dan perlindungan terhadap Hak Azasi Manusia (HAM);

3. Meningkatnya ketertiban, ketentraman dan keindahan di kalangan masyarakat;

4. Meningkatnya kemampuan keuangan daerah;

5. Meningkatnya kualitas dan kuantitas infrastruktur perhubungan dan transportasi;

6. Meningkatnya kualitas sarana dan prasana pelayanan kesehatan dasar dan rujukan;

7. Meningkatnya pemerataan kualitas dan kuantitas jalan dan jembatan beserta sarana pelengkap sampai ke pelosok desa; 8. Meningkatnya ketersediaan rumah layak huni dan terjangkau

dalam lingkungan yang sehat;

9. Meningkatnya kualitas dan kuantitas jaringan irigasi untuk mendukung peningkatan produktivitas pertanian;

10. Meningkatnya kuantitas dan kualitas sarana, prasarana air bersih, sanitasi, dan utilitas lingkungan permukiman sampai ke pelosok desa;

11. Meningkatnya kualitas lingkungan hidup termasuk sanitasi lingkungan permukiman;

(28)

28 13. Menurunnya angka gizi buruk;

14. Menurunnya angka kesakitan penduduk.

15. Meningkatnya kualitas pelayanan kesehatan bagi penduduk miskin melalui Jamkesmas dan Jamkesda;

16. Meningkatnya peserta Keluarga Berencana (KB) aktif;

17. Meningkatnya pemerataan ketersediaan sarana dan prasarana pendidikan untuk semua jenjang pendidikan termasuk pendidikan Non Formal;

18. Tersedianya pelayanan pendidikan yang terjangkau bagi seluruh masyarakat di seluruh pelosok Kabupaten Pekalongan untuk semua jenjang pendidikan;

19. Meningkatnya kualitas, kesetaraan dan keterjaminan pendidikan pada semua jenjang pendidikan termasuk pendidikan non formal;

20. Meningkatnya kualitas tenaga pendidik dan tenaga kependidikan serta penempatan tenaga pendidik;

21. Meningkatnya minat baca masyarakat; 22. Menurunnya jumlah penduduk miskin;

23. Meningkatnya penanganan masyarakat PMKS;

24. Meningkatnya pembinaan kelompok kesenian, organisasi budaya dan pelestarian nilai-nilai budaya lokal;

25. Meningkatnya jumlah kearifan lokal yang mendukung penyelenggaraan pembangunan daerah;

26. Meningkatnya kesadaran masyarakat dalam menghadapi resiko bencana, pemanasan global dan dampak perubahan iklim;

27. Meningkatnya kinerja Koperasi dan UMKM; 28. Meningkatnya produktivitas Industri Kecil; 29. Meningkatnya aktivitas perdagangan;

30. Meningkatnya kontribusi pariwisata terhadap perekonomian Kabupaten Pekalongan;

(29)

29

32. Meningkatnya produktivitas peternakan;

33. Meningkatnya produktivitas perikanan tangkap dan budidaya; 34. Peningkatan produktivitas perkebunan dan kehutanan;

35. Meningkatnya potensi produk unggulan daerah;

36. Meningkatnya realisasasi investasi baik investasi PMA, PMDN termasuk non fasilitas dan lokal;

37. Meningkatnya keamanan dan perlindungan masyarakat berbasis pada masyarakat;

38. Meningkatnya rasa keadilan sosial di kalangan masyarakat berbasis potensi kearifan lokal;

39. Terciptanya keseteraaan dan keadilan gender, perlindungan anak, serta mengoptimalkan pelaksanaan Pengarusutamaan Gender;

40. Meningkatnya peran kelembagaan masyarakat dalam pembangunan ekonomi, sosial dan budaya;

41. Meningkatnya partisipasi politik masyarakat;

42. Terciptanya mekanisme yang memungkinkan masyarakat untuk berpartisipasi dalam pembangunan ekonomi, sosial dan budaya;

43. Meningkatnya peran pihak swasta untuk membantu memecahkan permasalahan pembangunan.

5. Kebijakan Umum

Arah kebijakan umum dalam kerangka pencapaian tujuan dan sasaran pembangunan Kabupaten Pekalongan tahun 2011- 2016 sebagai berikut:

a. Penciptaan pelayanan publik yang bekualitas berorientasi pada kebutuhan dan harapan masyarakat.

b. Peningkatan kualitas manajemen pemerintahan, perencanaan pembangunan, pengawasan pembangunan, pelayanan publik dan peningkatan kualitas dan komptensi SDM aparatur.

c. Peningkatan kualitas kinerja sistem, kelembagaan dan aparatur pemerintahan daerah.

(30)

30

efisien, dan kemampuan keuangan daerah.

e. Peningkatan penyediaan infrastruktur yang memadai bagi masyarakat untuk memperlancar aktivitas dan mobilitas masyarakat di bidang sosial, ekonomi dan pengurangan terjadinya kerusakan lingkungan hidup.

f. Peningkatan pemerataan kualitas dan kuantitas infrastruktur berwawasan lingkungan di seluruh pelosok kabupaten dengan titik berat pada pembangunan dan rehabilitasi jalan, jembatan, irigasi, sarana dan prasarana air bersih, jaringan listrik dan sarana perdagangan serta pengurangan kerusakan lingkungan. g. Optimalisasi kinerja kelembagaan pemerintahan daerah dalam

penyediaan infrastruktur yang berwawasan lingkungan

h. Peningkatan efisiensi dan efektivitas dalam pemerataan kualitas dan kuantitias infrastrukutr ke seluruh pelosok wilayah.

i. Perwujudan masyarakat yang mampu memenuhi kebutuhan pendidikan, kesehatan dan meningkatkan pendapatan serta memiliki ketahanan budaya berbasis kearifan lokal.

j. Peningkatan pennyelenggaraan pemerintahan dalam rangka meningkatkan kualitas kehidupan masyarakat dan kesejahteraan masyarakat serta ketahanan budaya berbasis kearifan lokal.

k. Peningkatan kinerja kelambagaan dalam upaya peningkatan kesejahteraan masyarakat dan ketahanan budaya berbasis kearifan lokal.

l. Peningkatan efektivitas dan efisiensi dalam pengelolaan keuangan untuk mewujudkan peningkatan kesejahteraan masyarakat dan ketahanan budaya berbasis kearifan local. m. Perwujudan masyarakat yang memiliki peluang usaha optimal

dalam berbagai bidang seperti UMKM, pertanian, perikanan, perkebunan dan peternakan.

(31)

31

n. Optimalisasi upaya peningkatan produktivitas UMKM, pertanian, peternakan, perikanan, perkebunan dan perdagangan serta peningkatan kontribusi pariwisata.

o. Peningkatan kinerja SKPD dan kelembagaan masyarakat dalam pencapaian produktivitas di bidang produktivitas UMKM, pertanian, peternakan, perikanan, perkebunan dan perdagangan serta peningkatan kontribusi pariwisata.

p. Peningkatan efektivitas dan efisiensi dalam pengelolaan keuangan untuk mewujudkan peningkatan produktivitas UMKM, pertanian, peternakan, perikanan, perkebunan dan perdagangan serta peningkatan kontribusi pariwisata.

q. Peningkatan peluang dan iklim investasi untuk meningkatkan realisasi investasi dengan memanfaatkan potensi lokal dalam rangka meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan pengurangan pengangguran.

r. Peningkatan pemanfaatan potensi lokal dan budaya daerah untuk meningkatkan peluang dan iklim investasi untuk serta realisasi investasi.

s. Pengembangan kelembagaan pengelola perijinan investasi dan lembaga pembinaan investasi untuk menyediakan dan meningkatkan kualitas sarana dan prasrana investasi berbasis pada potensi dan budaya daerah.

t. Peningkatan alokasi pendanaan yang bersumber dari APBD kabupaten dan permohonan alokasi dana dari APBD Provinsi untuk mewujudkan peningkatan investasi baik PMA, PMDN dan non fasilitas.

u. Peningkatan system keamanan lingkungan dalam menciptakan rasa aman di kalangan masyarakat dalam melakukan berbagai aktivitas serta menciptakan keadilan dan kesetaraan gender. v. Peningkatan perencanaan dan implementasi dan evaluasi

dalam rangka menciptakan rasa aman dalam masyarakat serta mewujudkan keadilan dan kesetaraan gender.

(32)

32

dan pemerintah yang saling bersinergi dalam rangka meningkatkan rasa aman di kalangan masyarakat.

x. Peningkatan alokasi pendanaan dalam perwujudaan peningkatan rasa aman, perlindungan masyarakat dan peningkatan keadilan serta kesetaraan gender.

y. Peningkatan partisipasi masyarakat dalam pelaksanaan pembangunan.

z. Peningkatan perencanaan dan implementasi serta evaluasi dalam rangka meningkatkan partisipasi masyarakat.

aa. Penciptaan kelembagaan yang handal di kalangan masyarakat dan pemerintah yang bekerjasama dalam mewujudkan partisipasi masyarakat.

bb. Peningkatan alokasi pendanaan dalam perwujudan partisipasi masyarakat dalam pembangunan politik, sosial, ekonomi dan budaya.

2. PRIORITAS PEMBANGUNAN KABUPATEN PEKALONGAN. 1) Peningkatkan mutu pelayanan publik.

2) Peningkatan pendidikan dan kebudayaan. 3) Peningkatan derajat kesehatan masyarakat.

4) Peningkatan dan pemerataan pembangunan infrastruktur yang mendorong percepatan pembangunan sektor-sektor lain. 5) Peningkatan penanganan potensi ekonomi lokal dan

mendorong pertumbuhan sektor riil dan dunia usaha.

6) Peningkatan penanggulangan kemiskinan, ketenagakerjaan dan penyandang masalah-masalah kesejahteraan sosial. 7) Penegakan hukum dan peningkatan ketertiban masyarakat. 8) Peningkatan pengelolaan Sumber Daya Alam dan lingkungan

(33)

33 B. PERJANJIAN KINERJA

1. Tujuan dan Manfaat Penetapan Kinerja

Tujuan penyusunan Penetapan Kinerja Bupati Pekalongan adalah untuk mempertanggungjawabkan pelaksanaan tugas dan fungsinya sebagai unsur penyelenggara Pemerintah dengan kewenangan yang diberikan dalam pengelolaan sumber daya yang ada dalam rangka mewujudkan suatu kepemerintahan yang baik (good governance).

Sesuai dengan Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Dan Reformasi Birokrasi Nomor No 29 Tahun 2010 tentang Pedoman Penyusunan Penetapan Kinerja Dan Pelaporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah, maka Penyusunan Penetapan Kinerja dapat bermanfaat untuk :

1) Memantau dan mengendalikan pencapaian kinerja organisasi. 2) Melaporkan capaian realisasi kinerja dalam Laporan

Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah. 3) Menilai keberhasilan organisasi.

2. Penetapan Kinerja Tahun 2013

Penetapan kinerja merupakan suatu dokumen pernyataan kinerja/ kesepakatan kinerja/ perjanjian kinerja antara atasan dengan bawahan untuk mewujudkan target kinerja tertentu berdasarkan sumber daya yang dimiliki oleh instansi.

Penetapan Kinerja Kabupaten Pekalongan Tahun 2013 Berkaitan dengan tupoksi Satuan Kerja Perangkat Daerah di lingkungan Pemerintah Kabupaten Pekalongan, maka indikator kinerja yang dirumuskan diselaraskan berdasarkan pengelompokkan sasaran strategis sebagaimana terlampir pada lampiran I.

Referensi

Dokumen terkait

19 Adanya penyewaan lahan sawah pertanian oleh industri gula yang di dalamnya terdapat pabrik beserta perkebunannya yang tidak sesuai dengan ketentuan,

Pembelajaran dengan model Teams Games Tournament adalah salah satu model dalam belajar kelompok yang dapat digunakan sebagai alternatif bagi pengajar untuk menyelesaikan

Berdasarkan hasil penelitian diperoleh simpulan bahwa 1)secara simultan kebijakan dividen, kebijakan hutang dan profitabilitas berpengaruh signifikan terhadap nilai

Setiap instansi atau perusahaan yang berbadan hukum yang telah memenuhi persyaratan untuk melakukan usaha dapat memperoleh izin pemanfaatan atau pemakaian zat radioaktif dan

Jenis ketrampilan proses sains siswa yang diamati meliputi ketrampilan siswa mengamati (observasi), merumuskan hipotesis, menentukan ruang dan waktu, dan berkomunikasi.

Où, Quel, Quand, Qu’est-ce que, Comment - Article indéfini/défini - adverbe VOCABULAIRE - Noms de métiers - le corps - Nom de pays - Memberikan suatu bacaan dengan

Setelah persoalan ganti rugi keuangan berakhir diatasi, Sultan HB VII merasakan bahwa dirinya kini berhak kembali memegang kendali pemerintahan seutuhnya. Ia menyadari bahwa

Sementara usia perkawinan ditunda, norma-norma agama tetap berlaku dimana orang tidak boleh melaksanakan hubungan seksual sebelum menikah. Pada masyarakat modern bahkan