• Tidak ada hasil yang ditemukan

Tahun 2009 lalu TAITRA (Taiwan External Trade Development

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Tahun 2009 lalu TAITRA (Taiwan External Trade Development"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)
(2)

T

ahun 2009 lalu TAITRA (Taiwan External Trade Development Council) mengundang BAKERY INDONESIA meninjau berbagai industri makanan yang berada di Taiwan, mulai dari Taipei di bagian utara ke Taichung di bagian tengah dan ke Kaoshiung di bagian selatan. Tahun 2010 ini, kami diundang kembali oleh TAITRA meninjau pameran Food Taipei 2010 yang diselenggarakan bersama dengan dua pameran penting dan besar lainnya yaitu FoodTech & PharmaTech Taipei serta Taipei Pack. Beberapa jurnalis dari negara lain seperti Hongkong, Singapura, Jepang dan Amerika Serikat ikut menjadi saksi atas kemeriahan dan kemegahan pameran makanan yang sudah berlangsung selama 20 tahun berturut-turut.

Undangan dari TAITRA begitu memanjakan kami, dimana sejak di bandara kami sudah dijemput limusin Mercedes S 400 terbaru sampai diinapkan di Grand Hyatt Hotel. Pihak panitia nampak sangat serius dalam mempromosikan event bergengsi ini guna menjaga posisi produk-produk Taiwan agar terus menjadi yang terpandang di Asia setara dengan Jepang. Tanggal 23 Juni 2010 tepat jam 09.20 di lobby hotel kami sudah ditunggu TAITRA untuk dijemput menuju lokasi pameran yaitu ke Nangang Exhibition Hall, yang baru pertama kali digunakan tahun 2010 ini.

TAITRA, Badan Promosi Produk-Produk Taiwan

TAITRA didirikan tahun 1970 untuk membantu mempromosikan perdagangan produk-produk Taiwan ke luar negeri. TAITRA

merupakan organisasi nirlaba (non profit), yang merupakan gabungan dari pemerintah, berbagai asosiasi industri dan beberapa organisasi komersial lainnya. Tugas TAITRA dalam membantu berbagai perusahaan dan manufaktur dengan memperkuat daya saing mereka di kancah perdagangan dunia dan menghadapi bersama beragam tantangan yang ada di pasar luar negeri.

TAITRA mengunggulkan dirinya pada promosi dagang dan jaringan informasi yang terkoordinasi baik melalui lebih dari 600 spesialis yang bermarkas di Taipei, dan juga kantor cabang di Hsinchu, Taichung, Tainan dan Kaohsiung dan di lebih dari 48 kantor cabang di seluruh dunia. Bersama dengan organisasi saudaranya yaitu Far East Trade Services., Inc. (FETS) dan Taipei World Trade Center (TWTC), TAITRA telah menciptakan peluang perdagangan yang kaya melalui strategi-strategi promosi yang efektif. Nangang Exhibition Center yang mulai

digunakan tahun ini adalah salah satu karya dari TAITRA untuk terus mengakselerasi perkembangan promosi produk Taiwan sehingga menjadi produk andalan di arena perdagangan dunia.

Opening Ceremony Yang Bukan Sekedar Basa Basi

Pelaksanaan Food Taipei 2010, Foodtech & Pharmatech Taipei 2010 serta Taipei Pack 2010 dibuka melalui opening seremoni yang penuh gairah akan pulihnya kondisi ekonomi di Asia. Nampak hadir dalam upacara pembukaan tersebut Ms. Chun-Fang Hsu, Deputy DirJen Biro Perdagangan Luar Negeri Taiwan, Ms. Su-San Chang, DirJen Badan Pertanian Taiwan, Mr. James Liu Chairman Taiwan Food & Pharmaceutical Manufacturers’ Association, Mr. Lin Kuo Hung, Chairman Chinese Taipei Packaging Association, Dubes Republik Panama, Menteri Ekspor dan Investasi Republik Dominika, Menteri Perdagangan dan Industri Honduras, Mr. Michitaka Nakatomi, President JETRO.

Menurut Mr. Chao Yuen Chuan, President dan CEO TAITRA, Food Taipei 2010, Foodtech & Pharmatech Taipei 2010 serta Taipei Pack 2010 berhasil menghadirkan 1.254 peserta pameran, yang menghuni 2.753 booth. Untuk Food Taipei sendiri hadir 959 eksibitor yang memakai 1.822 booth. Diperkirakan sekitar 4.000 pembeli dan 50.000 pengunjung melihat dan bertransaksi pada pameran tersebut. Kebanyakan dari mereka mewakili industri-industri yang berkaitan dengan makanan berskala global.

Pada Food Taipei 2010, ada 28 pavilion negara, seperti dari USA, Jepang, Korea Selatan, Thailand Malaysia, Filipina, RRC, Eropa, Amerika Selatan, yang mewarnai suasana pameran dengan desain booth yang menarik perhatian. Sungguh sayang Indonesia melewatkan kesempatan berharga ini, untuk mengkampanyekan produk-produk makanan dan minuman unggulannya. Mungkin kita terlalu sibuk dengan urusan lain ketimbang bergiat dalam bersaing di pasar dunia. Dua perusahaan asal Indonesia seperti Nayati dan Teh Botol Sosro hadir sebagai eksibitor. Menurut sumber dari Sosro, tak ada satupun pejabat pemerintah Indonesia atau perwakilannya yang hadir ke booth mereka. Negara kecil lain seperti Fiji, Peru, Honduras, El Salvador percaya diri dalam membuka booth untuk mempromosikan produk negaranya dengan tepat.

Menandai 20 tahun penyelenggaran Food Taipei, maka tahun ini hadir New Wave Cooking Show yang menampilkan secara langsung acara memasak oleh berbagai Chief terkenal. Beberapa seminar penting seperti Food Industry Summit dan Exploring China’s Booming Food Market meramaikan pameran dan memberi nilai tambah bagi event ini.

Mr. Michitaka Nakatomi, President JETRO (Japan External Trade Organization), menyampaikan bahwa saat ini masyarakat dunia semakin sadar akan kesehatan dan keamanan pangan, sehingga makanan Jepang yang sangat berorientasi pada dua hal tersebut semakin popular. Makanan Jepang telah menjadi bagian tak terpisahkan dari budaya makanan di Taiwan. Pada tahun 2009 Jepang mengekspor produk pertanian, perikanan dan makanan lainnya senilai 58,5 miliar Yen ke Taiwan, sehingga Taiwan menduduki tempat ketiga pasar ekspor Jepang terbesar. Tahun ini 69 perusahaan Jepang dari kategori produk pertanian, perikanan dan makanan lainnya berpartisipasi di Food Taipei 2010, dimana Japan Pavillion mencakup area seluas 567m2 dan 63 booth, dan merupakan salah satu eksibitor terbesar pada pameran ini.

Ms. Hsu Chun-fang, Deputy Dir Jen Biro Perdagangan Luar Negeri Taiwan menekankan bahwa industri makanan Taiwan selalu memainkan peranan penting bagi perkembangan ekonomi Taiwan dan juga merupakan salah satu faktor kunci bagi tinggal landasnya perdagangan luar negeri Taiwan pada tahun 1950an.

Food Taipei 2010 diselenggarakan di tengah dipersiapkannya perjanjian perdagangan bebas antara Taiwan dan RRC yang disebut Economic Cooperation Framework Agreement (ECFA). Perjanjian ini

Food Taipei 2010,

Cooking Up Great Opportunities,

Presenting Taiwan Industries’

Creativity & Quality

Reported by Petrus Gandamana

Ph ot o by P et ru s G an da m an a Ph ot o by P et ru s G an da m an a

Suasana area Food Taipei 2010 yang ramai

GMP yang dikampanyekan serius

Mr. CY Chao, President dan CEO TAITRA memberi sambutan

Taiwan Pavillion yang semarak

Produk-produk unggulan GMP

(3)

masih belum selesai karena di internal Taiwan masih ada pro dan kontra, namun banyak pihak meyakini perjanjian ini akan semakin memperkuat jalinan hubungan dagang kedua negara sebelum melangkah ke hubungan politik yang lebih erat lagi. Pavilion China (RRC) turut meramaikan Food Taipei 2010 yang menampilkan berbagai industry kecil dan menengah dari RRC.

Peserta Pameran Yang Saling Unjuk Innovasi

Food Taipei 2010 tahun ini benar-benar menikmati reputasi globalnya. Berbagai vendor penting yang tampil di Food Taipei seperti Wei Chuan, Nestle, Kimlan Foods, Haw Di I Foods, Laurel Enterprises, Taiwan Sugar, Royal Family, Kong Yen, King’s Cook Frozen Food, GreenMax, Shih Chuan, UTC Foods Corporation, maupun asosiasi perusahaan-perusahaan produk dari hasil fermentasi seperti bahan kecap, cuka dan miso. Banyak peserta pameran sudah menyiapkan berbulan-bulan sebelumnya untuk menampilkan produk-produk unggulan mereka dan berbagai inovasi produk terbaru yang mencerminkan beragamnya produk makanan yang diciptakan oleh para ahli makanan dari Taiwan.

Tahun ini ditandai juga dengan gegap gempitanya kampanye keamanan pangan melalui program GMP (Good Manufacturing Practices). Disediakan pavilion khusus untuk kampanye GMP yang memuat berbagai produk perusahaan yang menerapkan GMP serta berbagai perusahaan jasa pemberi sertifikat GMP. Tahun ini melanjutkan kegiatan tahun lalu, dibuka Halal Pavilion dimana 36 perusahaan seperti Wan Ja Shan, Kokumori Foods, Excellence Food, Taisun dan I-Mei Foods menampilkan berbagai produk yang memiliki sertifikat Halal.

National Pavilion Unjuk Kemajuan Setiap Negara

28 Negara yang membuka stand nya di Food Taipei dimana yang terbesar adalah Amerika Serikat (USA), diikuti Jepang, Korea Selatan, Thailand, berbagai negara di Eropa dan berbagai negara di ASEAN kecuali Indonesia yang melewatkan kesempatan emas ini, untuk berjumpa dengan ribuan pengunjung pameran dari berbagai negara. Negara-negara yang tahun ini mulai ikut seperti Sri Lanka, Belgia, Brazil, Argentina, Dominika, Perancis, dimana mereka menampilkan teh yang eksotis, berbagai bumbu masak, saus, minuman dan produk khas setiap negara. Pavilion Taiwan, salah satu yang terbesar, membawa 186 booth yang menampilkan aquaculture, agriculture, sektor perhutanan.

Pavilion besar seperti USA dan Jepang menyuguhkan berbagai makanan otentik mereka, yang sangat popular di Taiwan. Pavilion USA membawa 73 booth yang terbesar diikuti Pavilion Jepang yang membawa 63 booth. Berbagai produk buah-buahan, minuman, produk pertanian lainnya serta makanan olahan unggulan setiap negara tampil memikat para pengunjung. Booth US Meat selalu diantri oleh pengunjung yang ingin mencoba steak dari Amerika. Booth Jepang menawarkan berbagai sake dan acar Jepang serta tentu saja soba dan ramen.

Sampai Jumpa di Food Taipei 2011

Mengunjungi Food Taipei dan dua pameran yang berdampingan dengannya yaitu Foodtech & Pharmatech Taipei 2010 serta Taipei Pack 2010 tentu memberi nilai tambah tinggi bagi penambahan informasi untuk menyusun strategi inovasi perusahaan serta membentuk jejaring bisnis yang bernilai. Taiwan saat ini sudah dipandang setara dengan negara maju dalam hal kualitas dan inovasinya, dimana banyak sekali produk-produk unggulan di dunia difabrikasi di Taiwan. Kemajuan yang dicapai industri makanan dan mesin-mesin produksi (pengolahan dan pengemasannya) di Taiwan sudah mencapai tahap setara dengan negara-negara maju lainnya, dan memang sangat sesuai dengan kondisi di Indonesia. Harga yang rasional dan teknologi terkini serta kualitas manufakturing yang handal merupakan andalan Taiwan. Taiwan juga mampu menghadirkan tempat dan fasilitas pelaksanaan pameran yang berkelas dunia, peserta pameran yang beragam dan jumlahnya masif, keragaman produk yang luas dan bernilai kuat, serta

Ph ot o by P et ru s G an da m an a

kemudahan akses dalam mencapai tempat pameran merupakan nilai tambah bagi pameran ini. Yang terasa perlu dibenahi adalah masih banyaknya peserta pameran yang kurang menguasai bahasa Inggris serta mahalnya akomodasi di Taiwan. Namun melihat nilai yang kita raih setelah pameran, maka kunjungan ke eksibisi semacam Food Taipei merupakan investasi yang bernilai bagus. See you next year with more inspiring event. (PG)

B

icara buah kering sebenarnya bisa kita temui dimana saja, termasuk di Indonesia yang banyak sekali dijual di toko oleh-oleh, baik buatan lokal maupun impor dari RRC. Namun saat mengunjungi booth Shun Tai Food Co., Ltd, kita akan menyadari bahwa mengeringkan buah saat ini sudah memasuki fase yang memakai teknologi kelas atas, dengan bahan-bahan yang harus aman dan ramah bagi kesehatan serta dikemas dengan indah dan berkelas, agar bisa dijual di pasar yang mau membayar dengan harga tinggi. Saat berkunjung ke booth Shun Tai Food Co., Ltd., BAKERY INDONESIA diterima oleh Mr. Eddy Lin, yang merupakan salah satu generasi penerus perusahaan. Shun Tai Food didirikan tahun 1937 di Yuanlin, Taiwan bagian Tengah. Sejauh ini perusahaan telah mengembangkan 103 macam buah kering yang permukaannya mengkilap. Produk Shun Tai didistribusikan ke berbagai toko makanan, supermarket dan hyper market. Volume penjualan mencapai 150 ton per bulan. Perusahaan juga telah mengkespor produknya ke Jepang, Hongkong, Amerika Latin, Kanada, Eropa, Rusia, Selandia Baru dan Australia.

Beberapa produk Shun Tai seperti prune, plum, spicy olive, carbonize smoked plum, green tea prune, brittle mango, sweet mango, strawberry plum, seedless plum, kumquat prune, yang semuanya bebas bahan pewarna buatan serta sakarin. Kemasan yang menarik, dengan wadah baik dalam tray maupun individual bag, membuat tampilan buah-buahan kering dari Shun Tai sayang untuk dilewatkan sebagai bahan oleh-oleh bagi kenalan. Penjualan memang meningkat saat hari raya Tahun Baru Imlek, dimana menikmati berbagai buah kering yang manis menjadi kebiasaan saat bersilahturahmi dengan keluarga dan teman-teman. (PG)

Shun Tai Food Co., Ltd.

70 Years Experiences Make Perfection

in Preserving Fruits

Ph ot o by P et ru s G an da m an a

Booth dari Indonesia, Nayati, di Foodtech Taipei 2010

Pavillion USA yang terbesar mengisi Food Taipei 2010

Booth Royal Family, pembuat mocha yang innovative

Owner Shun Tai di depan jajaran manisan buah unggulannya

(4)

P

eserta Food Taipei 2010 yang satu ini terlalu sayang untuk dilewatkan, karena konsep usaha dan filosofinya serta produk yang dihadirkan memang menggelitik nalar dan naluri bisnis. BAKERY INDONESIA saat berkunjung diterima oleh Ms. Nancy Wang, pendiri dan General Manager Mr. Mark Bakery didampingi Ms. Justine, Marketing Specialist dari perusahaan tersebut. Kami bertanya bagaimana kiatnya berkompetisi di tengah pasar yang menyukai roti yang lezat namun berlemak dan manis serta kurang serat.

Mr. Mark Bakery didirikan tahun 1998 dan telah memiliki 34 outlet direct selling (penjualan langsung) di seluruh Taiwan ditunjang oleh 10 kitchen. Nama Mr. Mark diambil dari nama seorang baker dari Jerman yang memberikan resep, teknik membuat rotinya kepada Ms. Nancy Wang. Namanya diambil sebagai merek perusahaan untuk menghormati sang baker tersebut.

Konsep yang ditawarkan Mr. Mark aadalah natural, healthy dan memakai bahan-bahan asli dalam memproduksi roti dan biscuit. Perusahaan memakai extra virgin oil dari Turki dan maple syrup dari Kanada, wholegrain bread mixes dari Jerman. Semua produk rendah lemak, rendah gula dan garam tetapi mengandung serat yang tinggi. Produk-produk Mr. Mark tidak memakai emulsifier, artificial flavor dan bahan pengawet serta bebas dari lemak trans.

Mr. Mark berusaha mempromosikan terus healthy diet melalui edukasi ke pelanggan dengan publikasi 2 bulanan dan informasi di outlet maupun di websitenya. Mr. Mark tidak hanya menekankan kelezatan namun yang paling penting kesehatan. Pasar yang sudah tinggi pendidikannya tentu semakin sadar akan kesehatan dalam makanan.

Mr. Mark Food Ent.Co., Ltd

Do Something Beneficial

with The Healthy Bread and Cookies

Berbagai produk Mr. Mark yang unggul seperti Walnut’s Multigrain Bread, yang di atasnya memakai sirup maple beraroma kopi yang saat dikunyah terasa garing dan manisnya soft, dengan tekstur roti yang empuk dan bertabur berbagai kacang walnut dan kismis serta cokelat. Roti ini telah terjual lebih dari 35 ribu buah dalam 4 bulan saja. Banyak pujian dari media dan para blogger. Mr. Mark membuat roti ini dengan memakai resep dari Chef di le Cordon Bleu Perancis.

Juga ada Wholegrain Biscuit yang menggunakan 100% bahan alami dan tanpa lemak trans dan cocok untuk anak-anak maupun orang dewasa dan vegetarian. Karena rendah lemak dan rendah gula maka cocok untuk orang diabetes dan pengganti makanan ringan. Kemasan berbagai produk Mr. Mark yang indah dan anggun menjadikannya sebagai gift yang membanggakan. Jadi, jangan anggap Taiwan hanya bisa membuat roti yang lezat namun berlemak dan manis, Mr. Mark meruntuhkan semua citra kurang sehat tersebut dengan produknya yang berkelas dunia dan mendapat sambutan luar biasa di pasarnya. (PG) Ph ot o by P et ru s G an da m an a Ph ot o by P et ru s G an da m an a

Booth Mr. Mark Bakery yang menarik perhatiaan

Produk roti sehat unggulan Mr. Mark Bakery

Nancy Wang pendiri Mr. Mark Bakery

(5)

P

eserta Food Taipei 2010 yang berfokus pada berbagai minuman dari bubuk berbahan alami dan menawarkan kesehatan bagi penikmatnya salah satunya adalah King Kung Health Food Co., Ltd. Saat berkunjung ke booth mereka, BAKERY INDONESIA disambut oleh Ms. Julie Chen yang merupakan Manager dari perusahaan. King Kung Health Food Co., Ltd., didirikan tahun 2000 yang memulai usaha dengan penelitian dan pengembangan premium sup sayuran yang belum dikemas. Secara bertahap, perusahaan memperluas skala usahanya dan berubah menjadi OEM (pembuat produk atas nama merek dari pemesan) dan ODM (pendesain produk untuk dijual atas nama merek dari pemesan) yang melayani pesanan dari dalam dan luar negeri. Produk yang dibuat meliputi minuman dalam bentuk instant powder, teh dalam kantong, juga berbagai sup sayuran, Burdock Tea, Akar Lotus Almond Tea, Black Sesame Cereal, Smoked Plum Tea, Teh Krisan, Brown Rice Tea, Teh Jahe, Longan Tea, Green Milk Tea, Taro Coconut Milk dan masih banyak lagi.

Bahan-bahan yang diambil dari bahan alami tanpa bahan artificial, flavor dan pengawet. Semua produk melalui proses dengan sertifikasi HACCP (keamanan pangan) dan ISO 22000 serta telah melewati pemeriksaan yang ketat dari Food Sanitation Law dari Departemen Kesehatan. Dengan kualitas yang bagus maka perusahaan berhasil juga menembus pasar ekspor sejak tahun 2004 seperti negara RRC, Hingkong, Malaysia, Singapura, Indonesia, Australia, Kanada dan banyak negara lainnya. Karakteristik dari produk King Kung adalah bebas dari melamin, pestisida, bahan pengawet dan bahan artificial, serta 100% dibuat di Taiwan.

BAKERY INDONESIA sempat mencoba beberapa produk King Kung seperti Burdock tea yang kaya protein dan kalsium. Juga ada Ginger Tea yang persis rasanya seperti limun jahe saat kita meminum jamu di kedai. Juga ada Lotus Root Almond Tea yang kaya protein, Vitamin C dan membantu meningkatkan gizi serta membuat kulit sehat. Taro Coconut Milk yang kaya asam amino, micro element dan vitamin sehingga bagus bagi tulang dan gigi serta meningkatkan fungsi pencernaan. Black Sesame Cereal yang dipadukan dengan kacang mede, walnut, biji bunga matahari, biji labu dan biji melon, yang paduan semuanya kaya akan Vitamin E, zat besi, lecithin sehingga bagus dalam mencegah anemia dan menurunkan kolesterol. Kami jadi enggan beranjak dari booth King Kung karena ingin terus menikmati minuman yang sehat setelah penat berkeliling area pameran yang luas. (PG)

King Kung Health Food Co., Ltd

Presenting The Best of Nature

Ph ot o by P et ru s G an da m an a

T

aiwan sudah lama dikenal ahli dalam membuat mochi yang lezat. Hanya Jepang yang mampu mengatasi dominasi Taiwan dalam membuat mochi berkualitas tinggi. Namun saat Royal Family Food Co., Ltd hadir dengan produknya yang inovatif, maka pasar Jepangpun tidak bisa menolak untuk menikmati mochi yang diolah dengan ahli ini. Saat berkunjung ke booth Royal Family Food Co., BAKERY INDONESIA diterima oleh Mr. Huang Chih Ming, sang President perusahaan dan Mr. Alvin Huang, dari Quallity Assurance Dept. yang merupakan putra dari sang pimpinan perusahaan. Perusahaan berdiri pada tahun 1986 dan merupakan perusahaan mochi pertama di dunia yang mampu membuat mochi dengan daya tahan (shelf life) sampai 9 bulan tanpa memakai bahan pengawet. Menurut Mr. Huang, hal ini bisa tercapai karena perusahaan mendapatkan teknologi pengemasan dan proses produksi dari Jepang. Menyadari saat itu bahwa usia mochi pada umumnya hanya 3 sampai 4 hari, maka sangat sulit meningkatkan volume penjualan mochi maupun memperluas area pemasarannya. Dengan teknologi dan merapihkan lingkungan kerja menjadi bersih maka usia produkpun meningkat secara drastis.

Sekitar 3 tahun lalu perusahaan telah berhasil meraih sertifikat ISO 23000 untuk produknya yang mencakup 64 macam. Selain mochi, perusahaan juga memproduksi biscuit yang bebas gula dan juga short cake dalam kemasan. Untuk produk biskuitnya, perusahaan merupakan OEM dari perusahaan makanan dunia yaitu Kraft. Saat ini sekitar 50% produk perusahaan diekspor ke Korea, Kanada, Jepang, Eropa. Dengan mengedepankan inovasi produk, maka pasar seperti Jepang menyambut produk mochi dari Royal Family. Sebut saja produk mochi rasa cokelat, taro, caramel, strawberry, melon, mango, red bean, sesame, peanut, milk, green tea, maccha dan azuki bean, pumpkin.

Juga ada mochi kecil berisi brown sugar. Perusahaan juga memproduksi jelly dan agar jelly dengan berbagai rasa buah. Berbagai mochi berpadu dengan pie dan cake yang memiliki rasa yang beragam hadir dari perusahaan. Perusahaan juga membuat egg roll dan marshmallow.

Dengan keragaman produk yang luas, kemasan yang menarik, isi dan rasa yang inovatif, maka tak heran Royal Family semakin menancapkan kukunya sebagai produsen mochi dengan volume penjualan yang tinggi baik di pasar lokal maupun internasional. Saat ke Taiwan dan ingin membawa oleh-oleh mochi yang tahan lama, jangan lupa mochi dari Royal Family. (PG)

Royal Family Food Co., Ltd

Mochi Experts in Royal’s Dresses

Ph ot o by P et ru s G an da m an a

Minuman berbahan alami dan sehat dari King Kung

Pendiri King Kung di depan produk ciptaannya

Booth King Kung di food Taipei 2010

Booth Royal Family yang memajang berbagai mocha dan biscuit

(6)

M

adu sudah lama dikenal sebagai salah satu minuman yang menyehatkan. Rasanya yang manis, membuat madu disukai banyak orang dari berbagai rentang usia. Sebenarnya madu alami murni memiliki indeks glikemik rendah, sehingga aman dikonsumsi penderita diabetes. Saat di Food Taipei 2010 lalu, salah satu peserta pameran yang mengusung berbagai produk madu berkualitas tinggi adalah Honey Museum Co., Ltd. BAKERY INDONESIA diterima oleh jajaran pimpinan perusahaan diantaranya adalah Ms. Angel.

Perusahaan telah memiliki pengalaman lebih dari 70 tahun dalam beternak lebah dan mengelola hasil budi daya lebah. Adalah Mr. Cheng Ci sang pendiri perusahaan yang memiliki keinginan kuat untuk mengkampanyekan minum madu kepada anak-anak agar sehat dan mendapat asupan gizi yang bagus. Perusahaan juga memiliki program edukasi kepada anak-anak mengenai cara beternak lebah. Pada tahun 2006 perusahaan berdiri resmi sebagai badan hukum. Guna meningkatkan pemasaran produknya, perusahaan rajin ikut pameran di dalam dan luar negeri sampai ke Korea, Jepang, China. Penangkaran lebah berada di Taiwan dan juga di Chiang Mai, Thailand. Produk madu dari Honey Museum memiliki berbagai macam rasa seperti rasa longan, original, leci, multi floral, bee pollen, dan crystallized. Kami diberi kesempatan mencicipi berbagai macam jenis madu yang ada. Ternyata madu dari Honey Museum agak berbeda dengan madu yang sering dijumpai di Indonesia, dimana rasa manis madu Taiwan ini sangat lembut. Bubuk bee pollen terasa nikmat untuk dikunyah. Jika ingin menikmati biscuit dari madu, maka perusahaan juga menjual honey rolls yang terasa garing namun memiliki rasa madu yang lezat. Dahaga setelah menikmati sajian informasi di berbagai booth peserta pameran terhapuskan dengan kesegaran minuman madu suguhan Honey Museum. (PG)

Honey Museum Co.,Ltd.

Always Bee Fun Enjoying the Honey

Ph ot o by P et ru s G an da m an a

Chuang’s King Tai Chang Food Co. Ltd.,

Snowflake Square Cookies

S

alah satu booth peserta Food Taipei 2010 yang menarik untuk dikunjungi adalah Chuang’s King Tai Chang Food Co. Ltd., yang menampilkan berbagai macam biscuit / cookies yang menarik baik dari sisi bentuk, kemasan maupun cita rasanya. Perpaduan yang ditampilkan adalah kesan suasana tradisional dengan bentuk yang moderen. Bakery Indonesia diterima oleh Mr. Chuang Shun Hsiang, yang merupakan Manager perusahaan tersebut.

Chuang’s King Tai Chang Food Co. Ltd., didirikan tahun 1982. Tahun 1990 dilakukan ekspansi usaha dalam membuat square cookies (biscuit berbentuk segi empat) dan perusahaan secara resmi didirikan sebagai badan usaha. Tahun 1993 dilakukan ekspor pertama kalinya ke USA, Kanada, Hongkong, Singapura, Malaysia, Australia dan Selandia Baru, dimana terdapat komunitas keturunan China yang menyukai square cookies, yang membawa kenangan akan kampung halamannya.

Tahun 1998 dibuka empat toko untuk menampung orang-orang yang ingin membeli produk Chuang’s King cookies yang arahnya berada pada jalur menuju kota Chiayi, karena biscuit Chuang’s King ingin dipersepsikan sebagai oleh-pleh khas Chiayi. Gunung Alishan yang memiliki hutan yang indah dilalui oleh jalur kereta api, dan untuk menghargai keindahannya dibuatlah seri biscuit yang memakai kemasan berbentuk lokomotif seperti kereta api yang melalui jalur tersebut. Produk ini mendapatkan sambutan pasar yang hebat karena keunikan produk dan bentuk kemasan serta temanya yang pas.

Isi dari berbagai produk biscuit Chuang’s King sangat beragam seperti nanas, almond, brown sugar, black sesame, egg roll, whole wheat, peanut, kopi, plum dan white sesame. Semua rasa yang diberikan dalam kemasan yang mewah dan menawan membuat kita bangga untuk membawa dan menikmatinya bagi keluarga ataupun para handai taulan. (PG) Ph ot o by P et ru s G an da m an a

Mr. Chuang Shun Hsiang, Manager Chuang’s King

Square Biscuit andalan Chuang’s King disukai komunitas China dimanapun

Booth Chuang’s King di Food Taipei 2010

Jajajaran produk Chuang’s King yang memadukan unsur tradisional dan modern

Display edukasi madu di Honey Museum

Produk madu unggulan Honey Museum yang variatif

Booth Honey Museum yang atraktif

Tampilan gerai Honey Museum yang menarik

Produk keripik madu dari Honey Museum

Referensi

Dokumen terkait

Tetapi meskipun alumunium mempunyai potensial reduksi jauh lebih negatif ketimbang besi, namun proses korosi lanjut menjadi terhambatkarena hasil oksidasi Al2O3,

Dari ketiga mal dengan konsep city walk (terbuka) yang ada di Kota Bandung, tidak seluruhnya mampu menarik minat kunjungan konsumen, salah satunya Braga City Walk

Data tersebut akan diuji untuk mengetahui akurasi yang dihasilkan oleh algoritma naïve bayes dan C4.5 dengan cross validation, kemudian akan di analisa,

manggunakan sistem terkomputerisasi yaitu dengan menggunakan sistem informasi simpan pinjam yang dapat membantu dalam proses pengolahan data simpan pinjam dan akuntansi secara

Berdasarkan pemaparan tersebut, tujuan Pengabdian kepada Masyarakat ini adalah untuk melatih pendidik yang ada di kawasan Kota Batu, Jawa Timur dalam memanfaatkan teknologi

Menurut Lickona, karakter mulia ( good character) meliputi pengetahuan tentang kebaikan, lalu menimbulkan komitmen (niat) terhadap kebaikan, dan akhirnya benar-benar

Kusuma ± Alas Kusuma Group oleh badan penyelenggara jaminan sosial dilakukan dengan berbagai macam tahap yang harus diketahui, dari beberapa hak, tata cara pelayanan

Dengan adanya kualitas pelayanan yang baik dari karyawan dan pihak perusahaan, akan menambah kepuasan dari nasabah.Hasil penelitian ini sejalan dengan