• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL PENELITIAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB IV HASIL PENELITIAN"

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

70 BAB IV

HASIL PENELITIAN A. Deskripsi Data

Data penelitian yang dideskripsikan yaitu data hasil belajar peserta didik pada ranak kognitif, afektif dan psikomotor dengan menggunakan metode Quantum Learning di kelas IV MIN Gadur Koto Tinggi Kecamatan Enam Lingkung Kabupaten Padang Pariaman.

1. Hasil Belajar pada Ranah Kognitif

Data awal adalah hasil belajar matematika peserta didik pada ranah kognitif di semester I. Data hasil belajar (post-test) setelah dilakukan pembelajaran matematika dengan menggunakan metode Quantum Learning pada materi penjumlahan dan pengurangan pecahan. Kedua data dapat dilihat pada lampiran. Kesimpulan hasil perhitungan tersebut dapat dilihat pada tabel sebagai berikut:

Tabel 4.1

Hasil Tes Akhir Kognitif Kedua Sampel

No Statistik Tes awal Post-test

1 N 15 15 2 Nilai Max 79 100 3 Nilai Min 47 80 4 KKM 75 75 5 Ketuntasan dan Presentase Tuntas 4 Orang (26,7 %) Tidak Tuntas 11 Orang (73,3%) Tuntas 15 Orang (100 %) Tidak Tuntas 0 (0 %) 6 x 64,53 87,6

(2)

Keterangan:

Tes awal = Nilai UAS semester I N = Banyaknya Sampel

x = Rata-rata

Data pada tabel 4.1 diatas memperlihatkan bahwa hasil belajar peserta didik terdiri dari 15 orang dalam satu kelas, data tes awal memiliki rata-rata 64,53 dengan nilai tertinggi 79 dan nilai terendah yaitu 47. Peserta didik yang memperoleh nilai dibawah KKM sebanyak 11 orang, sehingga presentase ketidaktuntasan peserta didik 73,3%. Sedangkan peserta peserta didik yang mendapatkan nilai diatas KKM sebanyak 4 orang, dengan presentase ketuntasan 26,7%. Sedangkan data hasil belajar post-test yang terdiri atas 15 orang peserta didik, nilai tertinggi yang diperoleh peserta didik adalah 100 sedangkan nilai terendah yang didapat peserta didik adalah 80. Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang telah ditentukan yaitu 75. Peserta didik yang memperoleh nilai diatas KKM sebanyak 15 orang, diperoleh presentase ketuntasan 100% sehingga presentase ketidaktuntasan peserta didik 0%, sedangkan, rata-rata post-test adalah 87,6. Sehingga dapat dilihat bahwa hasil belajar peserta didik setelah perlakuan (Post-test) lebih tinggi dibandingkan hasil belajar peserta didik sebelum perlakuan (data awal).

2. Hasil Belajar pada Ranah Afektif

Data hasil belajar pada ranah afektif diperoleh melalui observasi yang dilaksanakan sebanyak enam kali pertemuan pada proses menyelesaikan soal LKPD bersama anggota kelompok. Pengolahan data hasil belajar pada ranah afektif disajikan dalam bentuk persentase. Persentase hasil belajar

(3)

pada ranah afektif peserta didik diperoleh dengan menggunakan rumus yang tertera pada BAB III. Pada tabel 4.2 dapat dilihat persentase hasil belajar pada ranah afektif peserta didik selama proses pembelajaran sebanyak enam kali pertemuan.

Tabel 4.2

Persentase Hasil Belajar Peserta Didik pada Ranah Afektif Ranah

Afektif

Pertemuan Rata- rata

I II III IV V VI A 56,67% 65,00% 83,33% 91,66% 96,66% 96,66% 81,66% A 58,33% 58,33% 83,33% 91,66% 93,33% 95,00% 79,99% A 41,66% 45,00% 68,33% 90,00% 91,66% 96,66% 72,21% Ketengan: A = Keaktifan A = Keseriusan A = Kerjasama

Dari 15 orang peserta didik di kelas IV MIN Gadur KotoTinggi Kecamatan Enam Lingkung Kabupaten Padang Pariaman yang diamati hasil belajar pada ranah afektif . Berdasarkan hasil observasi keaktifan peserta didik meningkat dari 56, 67% hingga 96,66% dan rata-rata hasil observasi keaktifan 81,66 dengan kriteria baik. Keseriusan peserta didik meningkat dari 58,33% hingga 95,00% dan rata-rata hasil observasi keseriusan 79,99% dengan kriteria baik. Kerjasama peserta didik meningkat dari 41,66% hingga 96,66% dan rata-rata hasil observasi kerjasama 72,21% dengan kriteria cukup. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada lampiran XXII. 3. Hasil Belajar pada Ranah Psikomotor

Data hasil belajar pada ranah psikomotor diperoleh melalui observasi yang dilaksanakan sebanyak enam kali pertemuan pada proses

(4)

menyelesaikan soal LKPD bersama anggota kelompok. Pengolahan data hasil belajar pada ranah psikomotor disajikan dalam bentuk persentase. Persentase hasil belajar pada ranah psikomotor peserta didik diperoleh dengan menggunakan rumus yang tertera pada BAB III. Pada tabel 4.3 dapat dilihat persentase hasil belajar pada ranah psikomotor peserta didik selama proses pembelajaran sebanyak enam kali pertemuan.

Tabel 4. 3

Persentase Hasil Belajar Peserta Didik pada Ranah Psikomotor Ranah Psikomotor Pertemuan Rata-rata I II III IV V VI P 51,66% 63,33% 80,00% 86,66% 86,66% 88,33% 76,10% P 71,66% 75,00% 88,33% 96,66% 96,66% 96,66% 87,49% P 76,66% 76,66% 85,00% 93,33% 96,66% 96,66% 87,49% Keterangan:

P = Ketetapan langkah kerja yang dituntut dalam LKPD P = Menggunakan waktu yang efektif

P = Keruntutan langkah kerja yang dikerjakan dalam LKPD

Dari 15 orang peserta didik di kelas IV MIN Gadur KotoTinggi Kecamatan Enam Lingkung Kabupaten Padang Pariaman yang diamati hasil belajar pada ranah psikomotor . Berdasarkan hasil observasi, ketepatan langkah kerja yang dituntut dalam LKPD meningkat dari 51,66% hingga 88,33% dan rata-rata hasil observasi ketepatan langkah kerja yang dituntut dalam LKPD 76,10% dengan kriteria baik. Menggunakan waktu yang efektif meningkat dari 76,66% meningkat hingga 96,66% rata-rata hasil observasi menggunakan waktu yang efektif 87,49% dengan kriteria sangat baik. Keruntutan langkah kerja yang dikerjakan dalam LKPD meningkat dari 76,66% meningkat hingga 96,66% rata-rata hasil observasi keruntutan

(5)

langkah kerja yang dikerjakan dalam LKPD 87,49% dengan kriteria sangat baik. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada lampiran XXIII.

B. Analisis Data

1. Hasil Belajar pada Ranah Kognitif a. Uji Normalitas

Uji normalitas ini bertujuan untuk mengetahui apakah hasil belajar peserta didik kelas sampel berdistribusi normal atau tidak. Uji yang digunakan adalah uji Liliefors.

Perhitungan uji normalitas dengan menggunakan uji Liliefors diperoleh perbandingan Ltabel dengan L0 dimana didapatkan semua data berdistribusi normal pada taraf kepercayaan 95%. Untuk lebih jelasnya dapat dillihat pada tabel berikut:

Tabel 4.4

Uji Normalitas Hasil Tes Awal dengan Hasil Post-test

No Kelas Ltabel L0 Kesimpulan Keterangan

1 Tes awal 0,2200 0,1666 L0 < Ltabel Data Normal 2 Post-test 0,2130 0,2111 L0 < Ltabel Data Normal Lebih jelasnya dapat dilihat pada lampiran XIX

b. Uji Hipotesis

Uji hipotesis dilakukan untuk menentukan apakah terdapat perbedaan yang signifikan antara nilai awal dengan nilai post-test dengan menggunakan uji t α = 0,01 dan dk = 14 = 14, 85 dan = 2, 98 dengan taraf kepercayaam 99% karena > maka dapat

(6)

disimpulkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara tes awal dengan nilai post-test peserta didik.

Berdasarkan uji hipotesis dan perbedaan nilai rata-rata maka post-test lebih tinggi dari pada tes awal. Jadi dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh metode Quantum Learning terhadap hasil belajar matematika peserta didik di kelas IV MIN Gadur Koto Tinggi Kecamatan Enam Lingkung Kabupaten Padang Pariaman.

2. Hasil Belajar pada Ranah Afektif a. Keaktifan

Tabel 4.5

Persentase Hasil Belajar pada Aspek Keaktifan

Pertemuan Persentase Pertama 56,67% Kedua 65,00% Ketiga 83,33% Keempat 91,66% Kelima 96,66% Keenam 96,66%

Dari tabel 4.5 dapat dilihat keaktifan peserta didik mulai dari pertemuan I sampai pertemuan 5 mengalami peningkatan. Pada pertemuan kelima dan keenam keaktifan peserta didik sama karena peserta didik mampu mengemukakan pendapatnya tentang langkah-langkah yang akan dilakukan untuk menyelesaikan soal LKPD. Kualitas keaktifan peserta didik dari pertemuan pertama hingga pertemuan keenam dari kurang baik menjadi sangat baik.

(7)

b. Keseriusan

Tabel 4.6

Persentase Hasil Belajar pada Aspek Keseriusan

Pertemuan Persentase Pertama 58,33% Kedua 58,33% Ketiga 83,33% Keempat 91,66% Kelima 93,33% Keenam 95,00%

Dari tabel 4.6 dapat dilihat keseriusan peserta didik mulai dari pertemuan I sampai pertemuan II belum mengalami peningkatan. Hal ini disebabkan karena peserta didik kurang memahami penyelesaian LKPD. Pada pertemuan ketiga hingga keenam keseriusan peserta didik mengalami peningkatan karena peserta didik mengikuti dengan baik setiap tahapan kegiatan kelompok dan mencatat hasil diskusi pada buku catatan. Kualitas keseriusan peserta didik dari pertemuan pertama hingga pertemuan keenam dari kurang baik menjadi sangat baik.

c. Kerjasama

Tabel 4.7

Persentase Hasil Belajar pada Aspek Kerjasama

Pertemuan Persentase Pertama 41,66% Kedua 45,00% Ketiga 68,33% Keempat 90,00% Kelima 91,66% Keenam 96,66%

Dari tabel 4.7 dapat dilihat kerjasama peserta didik mulai dari pertemuan I sampai pertemuan VI mengalami peningkatan. Hal ini disebabkan karena peserta didik membantu teman yang kesulitan dalam

(8)

proses pembelajaran dan melakukan kegiatan kelompok dengan melibatkan semua anggota kelompok. Kualitas kerjasama peserta didik dari pertemuan pertama hingga pertemuan keenam dari kurang baik menjadi sangat baik. 3. Hasil Belajar pada Ranah Psikomotor

a. Ketepatan Langkah Kerja yang Dituntut dalam LKPD Tabel 4.8

Persentase Hasil Belajar pada Aspek Ketepatan Langkah Kerja yang Dituntut dalam LKPD Pertemuan Persentase Pertama 51,66% Kedua 63,33% Ketiga 80,00% Keempat 86,66% Kelima 86,66% Keenam 88,33%

Dari tabel 4.8 dapat dilihat ketepatan langkah kerja peserta didik mulai dari pertemuan I sampai pertemuan VI mengalami peningkatan. Hal ini disebabkan karena pendidik memberikan penjelasan tentang langkah-langkah kerja yang dituntut dalam LKPD sebelum membagiakan soal LKPD. Kualitas ketepatan langkah kerja yang dituntut dalam LKPD peserta didik dari pertemuan pertama hingga pertemuan keenam mengalami perubahan dari kurang baik menjadi sangat baik.

(9)

b. Menggunakan waktu yang efektif Tabel 4.9

Persentase Hasil Belajar pada Aspek Menggunakan Waktu yang Efektif Pertemuan Persentase Pertama 71,66% Kedua 75,00% Ketiga 88,33% Keempat 96,66% Kelima 96,66% Keenam 96,66%

Dari tabel 4.9 dapat dilihat kemampuan menggunakan waktu yang efektif peserta didik mulai dari pertemuan I sampai pertemuan IV mengalami peningkatan. Hal ini disebabkan karena pendidik memberikan instruksi untuk pengguanaan waktu. Pada pertemuan keempat hingga perteuan keenam tidak mengalami peningkatan karena peserta didik sudah bisa membagi dan menentukan waktu penyelesaian LKPD. Kualitas kemampuan menggunakan waktu dengan efektif peserta didik dari pertemuan pertama hingga pertemuan keenam mengalami perubahan dari kurang baik menjadi sangat baik.

c. Keruntutan Langkah Kerja yang Dikerjakan dalam LKPD Tabel 4.10

Persentase Hasil Belajar pada Aspek Keruntutan Langkah Kerja yang Dikerjakan dalam LKPD

Pertemuan Persentase Pertama 76,66% Kedua 76,66% Ketiga 85,00% Keempat 93,33% Kelima 96,66% Keenam 96,66%

(10)

Dari tabel 4.10 dapat dilihat bahwa keruntutan langkah kerja yang dikerjakan dalam LKPD dari pertemuan I sampai pertemuan V mengalami peningkatan. Hal ini dikarenakan peserta didik dapat mengerjakan langkah kerja dalam LKPD secara runtut dengan adanya instruksi dari pendidik. Pada pertemuan ke V samapai ke VI persentase hasil belajarnya sama karena pendidik tidak memberikan instruksi untuk mengerjakan LKPD. Kualitas keruntutan langkah kerja yang dikerjakan dalam LKPD peserta didik dari pertemuan pertama hingga pertemuan keenam mengalami perubahan dari cukup menjadi sangat baik.

C. Pembahasan

Berdasarkan hasil deskripsi analisis data bahwa nilai rata-rata post-test lebih tinggi dari nilai tes awal. Perbedaan ini disebabkan karena perbedaan metode pembelajaran yang dilakukan dalam pembelajaran matematika. Metode pembelajaran pada tes awal dilakukan oleh pendidik sedangkan pada post-test peneliti menggunakan metode Quantum Learning (belajar nyaman dan menyenangkan). Metode Quantum Learning adalah langkah-langkah pembelajaran dengan menggunakan TANDUR yaitu Tumbuhkan Alami Namai Demonstrasi Ulangi Rayakan (TANDUR). Langkah-langkah pembelajaran yang menggabungkan antara belajar dengan pengalaman sehari-hari dan menjadikan pembelajaran lebih bermakna bagi kehidupan peserta didik.1 Metode pembelajaran Quantum Learning mendorong peserta didik untuk belajar dalam kelompok, mendemonstrasikan hasil diskusi di depan kelas.

1

Mohammad Syarif Sumatri, Strategi Pembelajaran Teori dan Praktik di tingkat Pendidikan Dasar, (Jakarta: Rajawali Pres, 2015), h. 86

(11)

Pada pertemuan pertama beberapa orang peserta didik merasa kurang nyaman dengan metode pembelajaran Quantum Learning. Dikarenakan peserta didik sudah terbiasa metode belajar biasa, dimana peserta didik hanya sebagai pendengar dalam pembelajaran. Namun setelah diberikan penjelasan tentang bagaimana tujuan dari metode Quantum Learning akhirnya peserta didik yang awalnya kurang nyaman dengan metode Quantum Learning akhirnya peserta didik merasa nyaman metode Quantm Learning.

Pada awal pembelajaran pendidik memberikan pengenalan tetang langkah-langkah metode Quantum Learning. Materi pembelajaran tentang penjumlahan dan pengurangan pecahan. Sebelum proses pembelajaran dimulai pendidik memperhatikan kesiapan peserta didik untuk mengikuti pembelajaran baik dari segi fisik maupun mental. Tumbuhkan (T) pendidik melakukan apersepsi pertemuan I-IV, dengan cara, pendidik membawa cokelat batang, pertemuan V-VI menanyakan materi pembelajaran pada perteuan sebelumnya dengan cara menuliskan soal di papan tulis dan meminta perwakilan dari peserta didik untuk memberikan jawaban. Pendidik menyampaikan tujuan pembelajaran dan membagi peserta didik menjadi 5 kelompok. Alami (A) pendidik menjelaskan materi pembelajaran dengan menggunakan kertas transparan pada pertemuan I- IV dan pada pertemuan V-VI menjelaskan secara lisan, peserta didik awalnya ragu- ragu, tetapi setelah pendidik menjelaskan kembali peserta didik merasa tertarik dan semangat dalam melakukannya. Pendidik membagikan LKPD, kertas transparan, dan spidol kepada setiap kelompok. Pendidik meminta peserta didik

(12)

menyelesaikan tugas yang ada dalam LKPD secara berdiskusi. Namai (N) pendidik meminta peserta didik menuliskan kesimpulan diskusi pada buku catatannya. Demonstrasi (D) pendidik meminta peserta didik untuk menjelaskan penyelesaian LKPD di depan kelas secara bergantian. Ulangi (U) pendidik meminta peserta didik untuk menyimpulkan pembelajaran dan mengerjakan soal essay. Rayakan (R) pendidik memberikan hadiah kepada peserta didik yang dapat menyelesaikan soal yang diberikan dengan tepat dan cepat.

Proses pembelajaran dengan menggunakan metode Quantum Learning dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik pada ranah kognitif, afektif dan psikomotor. Hasil belajar peserta didik pada ranah kognitif terlihat nilai post-test peserta didik lebih tinggi dibandingkan dengan nilai awal. Hasil belajar pada ranah afektif dan psikomotor selalu mengalami peningkatan pada setiap pertemuan. Hal ini disebabkan karena dalam penggunaan metode Quantum Learning peserta didik dapat menyelesaikan soal LKPD dalam kelompok dan peserta didik mendemonstrasikan penyelesaian LKPD di depan kelas. Setelah melaksanakan pembelajaran pendidik memberikan hadiah kepada peserta didik yang dapat menjawab soal dengan benar. Peserta didik yang belum bisa menjawab soal akan berusaha untuk bisa menjawab soal yang diberikan oleh pendidik, karena peserta didik ingin mendapatkan hadiah yang sama dari pendidik.

Peserta didik merasa pembelajaran matematika bukanlah pembelajaran yang sulit dan membosankan, karena peserta didik belajar dengan aktif, serius

(13)

dan bekerja sama dengan anggota kelompok dalam menyelesaikan soal LKPD.

Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh metode Quantum Learning terhadap hasil belajar matematila peserta didik di kelas IV MIN Gadur Koto Tinggi Kecamatan Eanam Lingkung Kabupaten Padang Pariaman.

Hasil penelitian ini sesuai dengan teori belajar yang dikemukakan oleh para ahli psikologi kognitif (Cognitive Developmental) yang dikemukakan oleh Jean Piaget. Berdasrkan teori belajar konitif, pendidik hendaknya memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk bebas dan terlibat secara katif dalam proses belajar, agar belajar lebih bermakna bagi peserta didik.2

Senada dengan apa yang disampaikan di atas, para ahli psikologi humanistik juga menekankan pentingnya makna dalam pembelajaran. Menurut salah satu seorang tokoh psikologi humanistik, Vektor E. Frankl menyatakan bahwa manusia adalah wujud yang selalu mencari makna. Apabila makna tersebut tidak dapat ditemukan, maka akan timbul keresahan.3

Selain itu, pembelajaran yang bermakna erat kaitannya dengan teori konstruktivisme Vygotsky (Social and Emancipator Constructivism). Paham ini berpendapat bahwa peserta didik mengkonstruksikan pengetahuan atau menciptakan makna sebagai hasil dari pemikiran dan berinteraksi dalam suatu konteks sosial.4 Dengan kata lain, kebermaknaan suatu pembelajaran juga

2

Asri Buiningsih, Belajar dan Pembelajaran, (Jakarta: Rineka Cipta, 2005), h. 49 3

Mahmud, Psikologi Pendidikan, (Bandung: CV Pustaka Setia, 2012), h. 40 4

Jhon, W. Santrock, Psikologi Pendidikan, (Jakarta: Kencana, 2011), Terj. Tri Wibowo, B. S, h. 310

(14)

dibangun oleh peserta didik itu sendiri sebagai manusia yang selalu mencari makna.

D. Ketebatasan Penelitian

Meskipun penelitian ini sudah dilakukan seoptimal mungkin, akan tetapi disadari bahwa penelitian ini tidak terlepas adanya kesalahan dan kekurangan, hal itu karena adanya keterbatasan-keterbatasan di bawah ini: 1. Keterbatasan Waktu

Penelitian yang dilakukan terbatas oleh waktu. Karena waktu yang digunakan sangat terbatas, maka hanya dilakukan penelitian sesuai keperluan yang berhubungan saja. Walaupun waktu yang digunakan cukup singkat akan tetapi bisa memenuhi syarat-syarat dalam penelitian. 2. Keterbatasan Kemampuan

Suatu penelitian tidak akan lepas dari pengetahuan, dengan demikian disadari bahwa dalam penelitian ini peneliti mempunyai keterbatasan kemampuan, khususnya dalam pengetahuan untuk membuat karya ilmiah. Tetapi telah diusahakan semaksimal mungkin untuk melakukan penelitian sesuai dengan kemampuan keilmuan serta bimbingan dari dosen pembimbing.

3. Keterbatasan Biaya

Hal terpenting yang menjadi faktor penunjang suatu kegiatan adalah biaya, begitu juga dengan penelitian ini. Telah disadari bahwa dengan minimnya biaya yang menjadi faktor penghambat dalam proses

(15)

penelitian ini, banyak hal yang tidak bisa dilakukan ketika harus membutuhkan dana yang lebih besar.

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi gen tahan penyakit HDB pada 37 galur padi introduksi dan galur dihaploid yang diperoleh dari hasil persilangan ganda beberapa

Perencanaan Strategi Diferensiasi Layanan Pendidikan. Proses perumusan strategi diferensiasi SDIT Bina Insani dimulai de- ngan perumusan visi dan misi sekolah. visi dan misi

Keunggulan pupuk anorganik yaitu mengandung unsur hara tertentu, misalnya nitrogen (N) saja, NPK atau mengandung semua unsur sehingga penggunaannya dapat sesuaikan

Hasil rencana pembangunan saluran drainase pada Koridor Jamin Ginting Kecamatan Pancur Batu pada sauran berbentuk saluran tertutup dan terbuka dengan sistem

Turnover karyawan, rasio manajer dan on stream factor telah sesuai dengan hasil penelitian bahwa peubah tersebut memberikan pengaruh nyata terhadap kinerja keuangan PT pupuk

Ombudsman dan perwakilan dari orang tua mahasiswa baru yang anaknya menjadi korban kekerasan oleh oknum senior dalam kegiatan PKKMB FISIP UNTAN 2017. Pertemuan

ƒ Pada diskusi yang dilakukan, mahasiswa dibimbing untuk mencari keterkaitan pengertian dasar media pembelajaran tadi dengan beberapa permasalahan yang diurakan

Perbedaan penelitian yang dilakukan Jerniati dan peneliti dalam penelitian ini yaitu Jerniati meneliti analisis wacana terjemahan Alquran surat Al-Alaq yang