• Tidak ada hasil yang ditemukan

tipe polimer, yaitu untuk bahan lebih bersifat diantaranya limbah dari limbah

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "tipe polimer, yaitu untuk bahan lebih bersifat diantaranya limbah dari limbah"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

A.

LIG

tipe p untuk bahan deng dari sumb tanam Moni diant indus indus intra tipe, sekel 2009 mikro bersa lignin peny dapat

GNOSELUL

Lignoselulo polimer, yaitu k menghasilka n bakar cair an ikatan β 1 xilosa, galak bernya (deVri man berkisar a iruzzaman 20 taranya limbah stri hasil huta stri pulp dan k

Selulosa c molekuler seh yaitu kristali liling selulosa 9). Di dalam s ofibil yang s ama-sama den Hemiselulo n, yang terdir yusun seperti x t dilihat pada

II. TI

LOSA

osa adalah ko u selulosa, hem an produk be (Anindyawat 1-4 glikosidik ktosa, manos ies dan Viss antara 23-53% 004). Lignos h pertanian se an. Lignoselu kertas (Knauf cenerung me hingga memb in dan amorf a merupakan elulosa alami sangat terkris ngan ikatan hid

Gambar osa merupakan ri dari kumpu xylan, mannan Gambar 2.

INJAUAN

omponen orga miselulosa dan rmanfaat sepe ti 2009). Sel , sedangkan h sa, arabinosa er 2001). Ka % selulosa, 20 selulosa dapa eperti limbah ulosa juga da dan Moniruzz embentuk m berikan struktu f. Struktur be hambatan uta dari tanaman stal (highly c drogen. Strukt 1. Struktur mo n salah satu pe ulan beberapa n, galactan d

N PUSTA

anik di alam y n lignin. Komp erti gula dari lulosa adalah hemiselulosa atau glukos adar kompon -35% hemisel at diperoleh tamanan jagu apat diperoleh zaman 2004). mikrofibil me ur yang larut. erkristal dan a ama untuk m n, rantai selulo crystalline) d tur molekul se olekul selulos enyusun dindi a unit gula a dan glucan. Be

AKA

yang berlimp ponen ini mer proses ferme polimer ran lebih bersifat sa, tergantun nen polimer l lulosa dan 10-dari beberap ung, jerami, g h dari limbah elalui ikatan . Mikrofibil s adanya lignin menghidrolisis osa diikat ber imana setiap elulosa dapat

a (Khairil 200 ing sel tumbu atau heteropol eberapa gula ah dan terdiri rupakan sumb entasi, bahan k ntai panjang D t heterogen ya ng dari jenis lignoselulosa -25% lignin (K pa residu ata gandum dan p h perindustria n intermolek elulosa terdir n serta hemis selulosa (An sama-sama m rantai selulo dilihat pada G 09)

uhan selain sel lisakarida, da penyusun hem i dari tiga er penting kimia dan D-glukosa ang terdiri tanaman di dalam Knauf dan au limbah padi, serta an, seperti kuler dan ri dari dua elulosa di nindyawati membentuk osa diikat Gambar 1. lulosa dan an sebagai miselulosa

(2)

diban komp berfu hemi serat setela sel s (mon (Anin adany Peng menj lignin syrin deng sedan untuk

B.

PRO

senya yang senya oleh 1. B k 2. B m Ga Hemiselulo ndingkan den posisi serat d ungsi sebagai iselulosa akan . Lignin adala ah selulosa (A Lignin yang ekunder tana nomer gurasil ndyawati 200 ya ikatan arila Komposisi gelompokan s adi dua kelom

n adalah produ nglyl lignin ter

an sejumlah k ngkan kayu k k didelignifika

OSES PRO

Menurut Jo awa yang mu dapat diterim awa hidrokarb Menurut Pr beberapa tana Bahan berpati, entang, ganyo Bahan bergula manis, nira are

ambar 2. Bebe osa terikat den ngan selulosa. dan mempuny perekat anta n menyebabka ah bagian utam Anindyawati 2 g merupakan aman dan terd

l dan siringil) 9). Lignin yan alkil dan ikata

lignin di a eperti kayu l mpok utama, uk polimerisa rsusun atas beb kecil unit p-hy keras juga ters asi dengan eks

ODUKSI BI

oko (2009), al udah menguap ma, berfasa ca bon berupa gu rihandana et a aman, yaitu: , seperti ubi ong, garut dan a, seperti mola

n (enau), nira

erapa gula pen ngan polisaka . Hemiselulos yai peranan y ar selulosa ya an terjadinya ma dari dindin 2009). polimer arom dapat sekitar ) berpengaruh ng melidungi an eter (Perez alam sangat lunak, kayu k yaitu: guaiac asi yang didom berapa bagian ydroxyphenyl. susun atas un straksi basa da

IOETANO

lkohol berasal p. Alkohol be ir pada tempe ugus hydroxyl al. (2007), bio

kayu atau sin n umbi dahlia. asses (tetes ta nipah, gewen nyusun hemise arida, protein sa merupakan yang penting ang menunjan lubang dianta ng sel tanaman matik berasosia 20 – 40%. K h terhadap pe selulosa bers et al. 2002). bervariasi t keras, dan rum

cyl lignin dan

minasi oleh co n dari inti arom

. Kayu lunak t nit syringyl. K aripada kayu k

L

l dari bahasa erupa larutan eratur kamar, (-OH) dengan oetanol merup ngkong, tepu abu), nira tebu ng, nira lontar elulosa (Khair n dan lignin n suatu kesat karena bersi ng kekuatan f ara fibril dan

n yang merupa asi dengan po Komponen lig

elepasan dan sifat tahan ter tergantung p mput-rumputa n guaiacyl-sy oniferyl alcoho matic guaiacy terutama tersu Kayu lunak di keras (Sjostro arab yakni al jernih tak be dan mudah te n dua atom ka pakan produk ung sagu, biji

u, nira kelapa . ril 2009) dan lebih mu tuan yang me ifat hidrofilik fisik serat. K kurangnya ik akan polimer lisakarida pad gnin pada sel hidrolisis po rhadap hidroli pada spesies

an, lignin dap

ringyl lignin. ol, sedangkan yl dan syringyl

usun atas unit itemukan lebi om 1995).

l-kuhl (al koh

rwarna, berar erbakar. Alkoh arbon (C). k yang dapat d jagung, biji a, nira batang udah larut embangun k sehingga Kehilangan katan antar terbanyak da dinding l tanaman olisakarida sis karena tanaman. pat dibagi Guaiacyl n guaiacyl-l, bersama t guaiacyl, ih resisten hl), artinya roma khas hol adalah dihasilkan shorgum, g shorgum

(3)

3. Bahan berselulosa, seperti limbah logging, limbah pertanian (jerami padi, ampas tebu, tongkol jagung, onggok), batang pisang, serbuk gergaji.

Perbedaan proses pembuatan bioetanol dari bahan baku gula, pati dan lignoselulosa dapat dilihat pada Gambar 3. Secara umum Hambali (2007) menjelaskan terdapat beberapa tahapan dalam pembuatan bioetanol, yaitu tahap persiapan bahan baku, tahap pemasakan, tahap fermentasi kemudian tahap pemurnian.

Gambar 3. Diagram alir proses pembuatan bioetanol dari bahan baku gula, pati dan lignoselulosa (Hambali 2007)

Tahap persiapan bahan baku proses produksi bioetanol masing-masing bahan berbeda perlakuannya. Bahan bergula tidak melalui proses perlakuan awal karena sudah terdapat kandungan gula yang sudah dapat dilakukan proses fermentasi. Bahan berpati melalui likuifikasi dan sakarifikasi, likuifikasi merupakan proses hidrolisis pati parsial dan menghasilkan oligosakarida. Proses likuifikasi ini dilakukan alam tangki likuifikasi. Sakarifikasi merupakan proses dimana oligosakarida sebagai hasil dari tahap likuifikasi dihidrolisis lebih lanjut oleh enzim tunggal atau enzim campuan menjadi glukosa. Proses sakarifikasi ini dilakukan dalam tangki sakarifikasi. Pada bahan berlignoselulosa terdapat perlakuan awal atau pretreatment yaitu dengan menghilangkan kandungan lignin untuk diperoleh gula sederhana. Terdapat tiga proses perlakuan awal/pretreatment, yaitu yang secara biologi, kimia, dan fisik/mekanis.

Tahap selanjutnya adalah tahap fermentasi. Pada tahap ini, gula-gula sederhana akan dikonversi menjadi etanol dengan bantuan ragi dan enzim. Selanjutnya ragi akan menghasilkan etanol sampai kandungan etanol dalam tangki mencapai 8 sampai dengan 12% (biasa disebut dengan cairan beer), dan selanjutnya ragi tersebut akan menjadi tidak aktif, karena kelebihan etanol akan berakibat racun bagi ragi. Tahap ini menghasilkan gas CO2 sebagai produk samping dan sludge sebagai limbahnya.

(4)

Proses produksi bioetanol selanjutnya adalah destilasi, namun sebelum destilasi perlu dilakukan pemisahan padatan-cairan, untuk menghindari terjadinya clogging selama proses distilasi (Hambali 2007). Destilasi adalah proses pemisahan dua atau lebih cairan dalam larutan dengan berdasarkan perbedaan titik didihnya. Untuk memurnikan bioetanol menjadi berkadar lebih dari 95% agar dapat dipergunakan sebagai bahan bakar, alkohol hasil fermentasi yang mempunyai kemurnian sekitar 40% tadi harus melewati proses destilasi untuk memisahkan alkohol dengan air dengan memperhitungkan perbedaan titik didih kedua bahan tersebut yang kemudian diembunkan kembali. Selanjutnya untuk mendapatkan bioetanol dengan kadar 99% atau Fuel Grade Etanol (FGE), dilakukan dehidrasi dengan menggunakan zeolit.

Proses produksi bioetanol dari bahan berlignoselulosa berbeda dari bahan berpati dan bergula, terdapat perbedaan dalam tahapan dalam pembuatannya. Hal ini dikarenakan perlu adanya perlakuan awal untuk memisahkan komponen lignin dari bahan lignoselulosa supaya didapat selulosa dan hemiselulosa untuk masuk ke tahap berikutnya. Perbedaan yang utama pembuatan bioetanol berbahan lignoselulosa adalah pada perlakuan awalnya. Terdapat tiga proses perlakuan awal, yaitu yang secara biologi, kimia, dan fisik/mekanis. Rancangan proses produksi bioetanol berbahan lignoselulosa dapat dilihat pada Gambar 4.

Gambar 4. Rancangan proses produksi bioetanol dari bahan lignoselulosa (Wagiman 2010)

C.

PERLAKUAN AWAL DAN DELIGNIFIKASI

Pada biomassa lignoselulosa hanya selulosa dan hemiselulosa yang bisa diolah menjadi monosakarida untuk pembuatan etanol. Adanya lignin pada produksi bioetanol dapat mengganggu proses hidrolisis enzimatis dalam mengubah selulosa menjadi glukosa. Lignin mempersulit kerja enzim dalam mengakses keberadaan selulosa. Lignin harus dipisahkan dari selulosa dengan pretreatment atau perlakuan awal terhadap bahan baku.

Secara umum, terdapat tiga pengelompokan proses perlakuan awal, yaitu perlakuan awal secara fisik, biologi dan kimia (Taherzadeh dan Karimi, 2008; Knauf dan Moniruzzaman 2004), selain itu ada juga jenis perlakuan awal secara fisiko-kimia yang menggabungkan antara perlakuan fisik dengan kimiawi (Taherzadeh dan Karimi, 2008; Mosier et al. 2005). Tujuan dari perlakuan awal adalah untuk membuka struktur lignoselulosa agar selulosa menjadi lebih mudah diakses oleh enzim yang memecah polimer polisakarida menjadi monomer gula serta harus dapat membebaskan struktur kristal selulosa dengan memperluas daerah amorf serta membebaskan lignin dari lapisan lignin. Tujuan perlakuan awal secara skematis disajikan pada Gambar 5.

(5)

pend mem meng degra dapat Ring Fiedu menu selulo efekt lignin Moni dilak digun Gambar 5. S Selama beb dekatan biolog menuhi kebutu ghasilkan gul adasi atau ke t menghamba kasan berbag urek (1996) d umbuhkan org osa. Dalam p tif. Meskipun n (Taherzade iruzzaman 20 kukan secara nakan. Skema tujuan p berapa tahun t gi, fisika, kimi uhan berikut la pada pros hilangan karb at proses hid gai teknik pe disajikan dala ganisme pada perlakuan awa demikian, se eh dan Karim 004). Teknik mekanik atau perlakuan aw terakhir berba ia. Menurut ( ini: 1) men es berikutnya bohidrat; 3) m drolisis dan fe erlakuan awa am Tabel 2. a media ligno al secara biol cara umum p mi 2008), ser k perlakuan u fisiko-kimi al biomassa li agai teknik per

Sun dan Chen ningkatkan pe a melalui hid menghindari p ermentasi, 4) al yang dikem Perlakuan aw selulosa sehin logis, jamur p erlakuan awa rta memerluk awal yang ia. Perlakuan ignoselulosa ( rlakuan awal ng 2002) perl embentukan g drolisis enzim pembentukan biaya yang mbangkan m wal secara bi ngga terjadi p pelapuk putih al jenis ini han

kan waktu y telah dikemb awal secara (Moiser et al. telah dipelaja lakuan awal s gula atau ke matik; 2) me produk samp dibutuhkan e menurut Szczo ilogi dilakuka pengurangan l h yang diangg nya menguran ang lama (K bangkan lebih a biologi sedi 2005) ari melalui eharusnya emampuan enghindari ping yang ekonomis. odrak dan an dengan lignin dan gap paling ngi sedikit Knauf dan h banyak ikit sekali

(6)

Tabel 2. Perlakuan awal biomassa lignoselulosa untuk produksi bioetanol

Perlakuan Awal Proses Perubahan pada Biomassa

Perlakuan awal mekanik atau fisik

Milling dan Grinding: • Ball milling • Two-roll milling • Hammer milling • Colloid milling • Vibratory ball milling

Irradiation: • Sinar gamma • Electron beam • Microwave Lainnya: • Hydrothermal • Eksplosi uap panas • Pirolisis dan air panas

• Mengurangi ukuran partikel • Meningkatkan luas permukaan

yang kontak dengan enzim • Mengurangi kristalisasi selulosa

Perlakuan awal kimia dan fisik-kimia

Alkali: • Sodium hidroksida • Ammonia • Ammonium sulfat • Ammonia Recycle Percolation (ARP) • Kapur (lime) Asam:

• Asam sulfat, asam fosfat, asam hidroklorat, asam parasetat Gas: • Clorin dioksida • Nitrogen dioksida • Sulfur dioksida Agen Oksidasi: • Hidrogen peroksida • Oksidasi basah, Ozone

Pelarut untuk ekstraksi lignin:

• Ekstrasi ethanol-air • Ekstrasi benzene-air • Ekstraksi etilen glikol • Ekstraksi butanol-air • Agen pemekar (swelling)

• Meningkatkan area pemukaan yang mudah diakses

• Delignifikasi sebagian atau hampir keseluruhan

• Menurunkan kristalisasi selulosa • Menurunkan derajat polimerisasi • Hidrolisis hemiselulosa sebagian

atau keseluruhan

Perlakuan awal biologi

Fungi Pelapuk Putih:

Phanerochaete chrysosporium, Pleurotus ostreatus, Trametes versicolor, Pycnoporus, Ischnoderma, Phlebia, Actinomicetes • Delignifikasi

• Penurunan derajat polerisasi selulosa

• Penurunan derajat kristalisasi selulosa

Kombinasi • Alkali pulping dengan

steam explosion

• Grinding diikuti dengan

alkaline atau acid treatment

• Mendegradasi hemiselulosa • Delignifikasi

• Meningkatkan area permukaan dan ukuran pori

(7)

D.

TEKNO EKONOMI

Analisis tekno ekonomi erat kaitannya dengan pemecahan masalah teknik dimana indikator efisiensi ekonomi dijadikan sebagai kriteria pemilihan alternatif. Hasil analisis tersebut akan menentukan kelayakan suatu investasi (Newman 1990). Konsep tekno ekonomi yang digunakan dalam penelitian ini adalah pemecahan masalah dengan indikator efisiensi teknis.

Pengertian efisiensi dapat digolongkan menjadi 3 (tiga) macam, yaitu efisiensi teknis, efisiensi alokatif/harga dan efisiensi ekonomi (Soekartawi 2003). Suatu penggunaan faktor produksi dikatakan efisien secara teknis (efisiensi teknis) apabila faktor produksi yang dipakai menghasilkan produksi yang “maksimum”. Dikatakan efisiensi harga atau efisiensi alokatif apabila nilai dari produk marginal sama dengan harga faktor produksi yang bersangkutan dan dikatakan efisiensi ekonomi apabila usaha tersebut mencapai efisiensi teknis dan sekaligus juga mencapai efisiensi alokatif/harga.

Mardiasmo (2004) dalam Larsito (2005), pengertian efisiensi berhubungan erat dengan konsep produktivitas. Pengukuran efisiensi dilakukan dengan menggunakan perbandingan antara output yang dihasilkan terhadap input yang digunakan (cost of output). Proses kegiatan operasional dapat dikatakan efisien apabila suatu produk atau hasil kerja tertentu dapat dicapai dengan penggunaan sumberdaya dan dana yang serendah-rendahnya (spending well). Efisiensi diukur dengan rasio antara output dengan input, sehingga semakin besar output dibanding input maka semakin tinggi tingkat efisien, namun efisien seringkali juga dinyatakan dalam bentuk input/output, dengan interpretasi yang sama dengan bentuk out per input.

Menurut Susantun (2000), pengertian efisiensi dalam produksi, bahwa efisiensi merupakan perbandingan output dan input berhubungan dengan tercapainya output maksimum dengan sejumlah input, artinya jika rasio output input besar, maka efisiensi dikatakan semakin tinggi. Dapat dikatakan bahwa efisiensi adalah penggunaan input yang terbaik dalam memproduksi barang.

Untuk merencanakan dan menganalisis proyek yang efektif, harus mempertimbangkan beberapa aspek yang secara bersama-sama menentukan bagaimana keuntungan yang diperoleh dari suatu penanaman investasi tertentu. Masing-masing aspek saling berhubungan dengan yang lainnya, dan suatu putusan mengenai suatu aspek akan mempengaruhi putusan-putusan terhadap aspek yang lainnya. Seluruh aspek harus dipertimbangkan dan selalu dipertimbangkan pada setiap tahap (stage) dalam perencanaan proyek dan siklus pelaksanaannya. Menurut Gittinger (1986) beberapa tahapan dalam perencanaan proyek adalah:

1. Aspek Pasar dan Pemasaran

Aspek pasar dan pemasaran menempati urutan pertama dalam studi kelayakan dan merupakan ujung tombak bagi rencana pendirian perusahaan. Tanpa gambaran yang cukup cerah, sulit untuk diharapkan bahwa usaha yang direncanakan akan berjalan lancer (Wibowo 2008).

Analisis terhadap pasar dan pemasaran pada suatu usulan proyek yang diajukan untuk mendapatkan gambaran tentang pasar yang dapat diserap oleh proyek tersebut dari keseluruhan pasar potensial serta perkembangan pangsa pasar tersebut di masa yang akan datang, dan jenis strategi pemasaran yang digunakan untuk mencapai pangsa pasar yang ditetapkan (Husnan dan Suwarsono 2000).

(8)

Husnan dan Suwarsono (2000) menambahkan bahwa analisis terhadap pasar dan pemasaran pada suatu usulan proyek diajukan untuk mendapatkan gambaran tentang pangsa pasar yang dapat diserap oleh proyek tersebut dari keseluruhan pangsa pasar potensial serta perkembangan pangsa pasar tersebut di masa yang akan datang, dan jenis strategi pemasaran yang digunakan untuk mencapai pangsa pasar yang diterapkan. Analisis aspek pemasaran meliputi penentuan segmen, target dan posisi produk di pasar, kajian terhadap sikap, perilaku dan kepuasan konsumen terhadap produk untuk mengetahui konsumsi potensial dan penentuan strategi, kebijakan dan program pemasaran yang akan dilaksanakan (Umar 2001).

2. Aspek Teknik dan Teknologi

Aspek teknis dan teknologis merupakan salah satu aspek penting dalam proyek, yang berkenaan dengan proses pembangunan industri secara teknis dan pengoperasiannya setelah proyek tersebut selesai dibangun. Berdasarkan analisis ini dapat diketahui rancangan awal penaksiran biaya investasi (Husnan dan Suwarsono 2000). Pada aspek teknis dan teknologis akan dipelajari mengenai jenis teknologi paling tepat yang berkaitan dengan pemilihan mesin dan peralatan yang digunakan, lokasi industri, dan tata letak pabrik (Sutojo 1996).

Analisis teknis secara spesifik mencakup analisis terhadap ketersediaan bahan baku, proses produksi, mesin dan peralatan, kapasitas produksi, perancangan aliran bahan, analisis keterkaitan antar aktifitas, jumlah mesin dan peralatan, keperluan tenaga kerja, penentuan luas pabrik dan perancangan tata letak pabrik (Husnan dan Suwarson 2000).

Penentuan lokasi proyek harus memperhatikan faktor-faktor antara lain iklim dan keadaan tanah, fasilitas transportasi, ketersediaan tenaga kerja, tenaga listrik, air, sikap masyarakat, serta rencana pengembangan industri ke depan (Sutojo 1996). Umar (2001) menambahkan hal lain yang perlu diperhatikan yaitu letak konsumen atau pasar sasaran, letak bahan baku, dan peraturan pemerintah.

Pemilihan jenis teknologi berkaitan dengan pemilihan mesin dan peralatan. Faktor-faktor yang perlu dipertimbangkan dalam pemilihan jenis teknologis yaitu jenis teknologi yang diajukan harus dapat menghasilkan standar mutu produk yang dikehendaki pasar, teknologi tersebut harus cocok dengan persyaratan yang diperlukan untuk mencapai kapasitas produksi ekonomis yang telah ditentukan, kemungkinan pengadaan tenaga ahli yang akan mengelola masin dan peralatan, kesesuaian bahan baku dan bahan pembantu yang diterapkan secara berhasil di tempat lain. Selain itu, pemilihan teknologi juga harus dikaitkan dengan perhitungan jumlah dana yang diperlukan untuk pembelian mesin dan peralatan yang dibutuhkan serta pengaruhnya terhadap biaya produksi tiap satuan barang yang dihasilkan (Sutojo 1996).

Tata letak pabrik merupakan alat yang efektif untuk menekan biaya produksi dengan cara menghilangkan atau mengurangi sebesar mungkin semua aktifitas yang tidak produktif. Biaya produksi tersebut antara lain biaya yang berkenaan dengan penanganan bahan, kebutuhan personil dan peralatan serta persediaan bahan baku dalam proses. Tata letak yang baik merupakan wahana untuk memberikan kenyamanan dan keamanan kerja bagi personil (Machfud dan Agung 1990).

(9)

3. Aspek Manajemen dan Organisasi

Manajemen operasional adalah suatu fungsi kegiatan manajemen yang meliputi perencanaan organisasi, staffing, koordinasi, pengarahan dan pengawasan terhadap operasi perusahaan. Tugas manajemen operasional adalah untuk mendukung manajemen dalam rangka pengambilan keputusan masalah-masalah operasi atau produksi (Umar 2001). Manajemen operasional meliputi bentuk organisasi atau badan usaha yang dipilih, struktur organisasi, deskripsi dan spesifikasi jabatan, jumlah tenaga kerja yang digunakan, anggota direksi, dan tenaga lain (Husnan dan Suwarsono 2000).

Hal yang perlu dipelajari dalam aspek manajemen operasional adalah manajemen dalam pembangunan proyek tersebut, jadwal penyelesaian proyek, faktor yang melakukan studi setiap aspek, dan manajemen dalam operasi. Gambaran jenis dan jumlah tenaga manajemen yang diperlukan untuk mengelola proyek secara berhasil harus diketahui selama studi kelayakan proyek. Selain itu, perlu direncanakan asal tenaga kerja diperoleh serta anggaran balas jasa yang digunakan untuk menarik dan mampertahankan tenaga kerja yang berdedikasi tinggi tersebut. Kemudian struktur organisasi dan deskripsi tugas juga perlu disusun untuk menjalankan usaha dan melaksanakan tugas-tugas tersebut secara efektif dan efisien. Selain itu, persyaratan minimal harus dipenuhi untuk mengisi jabatan pada struktur organisasi tersebut serta kemungkinan pendidikan dan pelatihan tenaga kerja yang ada untuk mengisi kekurangan mereka (Sutojo 1996).

4. Aspek Lingkungan dan Legalitas

Umar (2001) menyebutkan bahwa kajian aspek lingkungan hidup bertujuan menentukan dapat dilaksanakannya industri secara layak atau tidak dari segi lingkungan hidup. Hal-hal yang berkaitan dengan aspek lingkungan antara lain peraturan dan perundang-undangan analisis mengenai dampak lingkungan (Amdal) dan kegunaannya dalam kajian pendirian industri dan pelaksanaan proses pengelolaan dampak lingkungan.

Aspek legalitas mengkaji tentang legalitas usulan proyek yang akan dibangun dan dioperasikan. Ini berarti bahwa setiap proyek yang akan didirikan dan dibangun di wilayah tertentu harus memenuhi hukum dan tata peraturan yang berlaku di wilayah tersebut. Teknik analisis yang digunakan untuk menilai apakah proyek yang akan didirikan layak dari aspek hukum adalah teknik kualitatif (judgement) (Suratman 2002).

Menurut Husnan dan Suwarsono (2000), dalam pengkajian aspek yuridis atau hukum, hal yang perlu diperhatikan meliputi bentuk badan usaha yang akan digunakan dan berbagai akte, sertifikat, serta izin yang diperlukan. Aspek yuridis juga perlu dikaji dalam manajemen operasional. Aspek yuridis atau legalitas berguna untuk kelangsungan hidup proyek dalam rangka meyakinkan kreditur dan investor bahwa proyek yang akan dibuat sesuai dengan peraturan yang berlaku (Umar 2001). Aspek hukum mempelajari tentang bentuk badan usaha yang digunakan, jaminan yang diatur jika menggunakan sumber dana yang berasal dari pinjaman atau berbagai akte, sertifikat, dan izin yang dibutuhkan (Husnan dan Suwarsono 2000).

(10)

5. Aspek Finansial

Aspek-aspek finansial dari persiapan dan analisis proyek menerangkan pengaruh-pengaruh finansial dari suatu proyek yang diusulkan (Gittinger 1986). Evaluasi aspek finansial dilakukan untuk memperkirakan jumlah dana yang diperlukan. Selain itu juga dipelajari struktur pembiayaan serta sumber dana yang menguntungkan (Djamin 1984).

Dari aspek finansial dapat diperoleh gambaran tentang struktur permodalan bagi perusahaan yang mencakup seluruh kebutuhan modal untuk dapat melaksanakan aktifitas mulai dari perencanaan sampai pabrik beroperasi. Secara umum, biaya dikelompokkan menjadi biaya investasi dan biaya modal kerja. Kemudian dilakukan penilaian aliran dana yang diperlukan dan kapan dana tersebut dapat dikembalikan sesuai dengan jumlah waktu yang ditetapkan, serta apakah proyek tersebut menguntungkan atau tidak (Edris 1993).

Menurut Gray et al. (1993), dalam rangka mencari ukuran yang menyeluruh sebagai dasar penerimaan atau penolakan atas pengurutan suatu proyek, telah dikembangkan berbagai cara yang dinamakan kriteria investasi. Kriteria investasi yang digunakan adalah Break Even Point (BEP), Net Present Value (NPV), Internal Rate Of

Return (IRR), Net Benefit Cost Ratio (Net B/C), Payback Period (PBP), dan analisis

Gambar

Gambar  osa merupakan ri dari kumpu xylan, mannan Gambar 2.  INJAUANomponen orgamiselulosa danrmanfaat sepeti 2009)
Gambar 3. Diagram alir proses pembuatan bioetanol dari bahan baku gula, pati dan  lignoselulosa (Hambali 2007)
Gambar 4. Rancangan proses produksi bioetanol dari bahan lignoselulosa (Wagiman 2010)
Tabel 2. Perlakuan awal biomassa lignoselulosa untuk produksi bioetanol  Perlakuan Awal  Proses  Perubahan pada Biomassa  Perlakuan awal

Referensi

Dokumen terkait

Bagi akademisi Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan pemahaman yang lebih tentang pengaruh leverage yang diproksikan dengan debt ratio, profitabilitas yang diproksikan

Sistem pakar Antarmuka sistem Pada tahap perancangan antarmuka sistem akan dibuat beberapa desain antarmuka yang akan digunakan pada sistem dimulai dari antarmuka login,

Survei yang dilakukan oleh CBI Education & Skills Survey 2012 menjelaskan bahwa bahasa Prancis menduduki peringkat kedua sebagai bahasa asing yang pantas untuk dipelajari

Dengan beberapa kasus sukses tersebut, masyarakat muslim umumnya menyadari bahwa al-Qur’an, di luar segala aspeknya yang lain, memiliki kekuatan untuk menyembuhkan

Oleh karena itu bagi lembaga pendidikan yang mengembangkan pendidikan vokasi tidak perlu minder dan kemudian mengubah menjadi pendidikan akademik, karena akan

Kedua pilihan tersebut pada dasarnya menegaskan maksud si tokoh I terhadap si wanita bahwa ia tidak punya pilihan yang lebih baik selain disampaikan dengan gairah yang

menguasai bahasa Indonesia dengan baik, tidak menguasai bahasa Indonesia, tetapi banyak orang Indonesia merasa malu apabila tidak menguasai bahasa asing (Inggris), dan

Pajak Penghasilan (PPh) Pasal 21 adalah pajak atas penghasilan berupa gaji, upah, honorarium, tunjangan, dan pembayaran lain dengan nama apa pun yang diterima atau