PENGELOLAAN LIMBAH RUMAH TANGGA MASYARAKAT BANTARAN SUNGAI MAHAKAM DI KELURAHAN SUNGAI KELEDANG
Oleh:
WAHYUDIANSYAH NIM. 100500186
PROGRAM STUDI MANAJEMEN LINGKUNGAN JURUSAN MANAJEMEN PERTANIAN
POLITEKNIK PERTANIAN NEGERI SAMARINDA S A M A R I N D A
Oleh
WAHYUDIANSYAH
NIM. 100500186
Karya Ilmiah Sebagai Salah Satu Syarat
Untuk Memperoleh Sebutan Ahli Madya pada Program Diploma III Politeknik Pertanian Negeri Samarinda
PROGRAM STUDI MANAJEMEN LINGKUNGAN JURUSAN MANAJEMEN PERTANIAN POLITEKNIK PERTANIAN NEGERI SAMARINDA
S A M A R I N D A 2013
PENGELOLAAN LIMBAH RUMAH TANGGA MASYARAKAT BANTARAN SUNGAI MAHAKAM DI KELURAHAN SUNGAI KELEDANG
Oleh
WAHYUDIANSYAH
NIM. 100500186
Karya Ilmiah Sebagai Salah Satu Syarat
Untuk Memperoleh Sebutan Ahli Madya pada Program Diploma III Politeknik Pertanian Negeri Samarinda
PROGRAM STUDI MANAJEMEN LINGKUNGAN JURUSAN MANAJEMEN PERTANIAN POLITEKNIK PERTANIAN NEGERI SAMARINDA
S A M A R I N D A 2013
Judul karya ilmiah : Pengelolaan Limbah Rumah Tangga Masyarakat Bantaran Sungai Mahakam di Kelurahan Sungai Keledang
N a m a : Wahyudiansyah
N I M : 100500186
Program Studi : Manajemen Lingkungan Jurusan : Manajemen Pertanian
Pembimbing,
Martha Ekawati Siahaya, S. Hut., MP NIP. 19721107 200312 2 001
Penguji I,
Erna Rositah, S. Hut., MP NIP. 19731128 199903 2 001
Penguji II,
Adi Supriadi, S. Hut., M.si NIP. 19751007 200812 1 001
Menyetujui,
Ketua Program Studi Manajemen Lingkungan
Ir. Dadang Suprapto, MP. NIP. 19620101 198803 1 003
Mengesahkan,
Ketua Jurusan Manajemen Pertanian
Ir. Hasanudin, MP NIP. 19630805 198903 1 005
ABSTRAK
WAHYUDIANSYAH, Pengelolaan Limbah Rumah Tangga Masyarakat Bantaran Sungai Mahakam di Kelurahan Sungai Keledang, (di bawah bimbingan MARTHA EKAWATI SIAHAYA).
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengelolaan limbah rumah tangga dan tingkat kesadaran masyarakat sekitar bantaran Sungai Mahakam terhadap kebersihan di lingkungan mereka.
Penelitian ini telah dilaksanakan oleh Penulis selama kurang lebih 2 bulan terhitung sejak bulan Mei sampai Juni 2013. Penelitian ini dilaksanakan di Jl. H Jahra RT/RW 012/- Kelurahan Sungai Keledang, Kecamatan Samarinda Seberang Kota Samarinda.
Sampah rumah tangga yang dihasilkan warga dibuang tidak di buang langsung ke Sungai Mahakam, melainkan dikumpulkan ke TPS oleh petugas ke kebersihan. Air Sungai Mahakam tidak dikonsumsi, tetapi dimanfaatkan untuk keperluan MCK.. Masyarakat tidak melakukan pemisahan sampah organic dan anorganik. . Masyarakat tidak melakukan pengelolaan sampah dengan 4 R (reduce, reuse, recycle dan replace). Masyarakat menjaga kebersihan pemukiman dengan melakukan kerja bakti.
Wahyudiansyah, lahir pada tanggal 09 1987 November di Samarinda Seberang, Kota Samarinda. merupakan putra ke 2 dari pasangan suami istri Bapak Djapar dan Ibu Salmah (Alm).
Tahun 1995 memulai pendidikan dasarnya di Sekolah Dasar Swasta Muhammadiah 3 Samarinda Seberang, Kota Samarinda dan lulus pada tahun 2004. Pada tahun 2004 melanjutkan pendidikan menengah pertama di SMP Muhammadiyah 2 Samarinda dan lulus pada tahun 2007. Pendidikan menengah atas dimulai di SMA Negeri 4 Samarinda pada tahun 2004 dan lulus pada tahun 2010.
Pendidikan tinggi dimulai pada tahun 2010 di Politeknik Pertanian Negeri Samarinda. Program Studi Manajemen Lingkungan, Jurusan Manajemen Pertanian. Selama menempuh pendidikan tinggi di Jurusan Manajemen Pertanian penulis telah mengikuti kegiatan Praktik Kerja Lapang (PKL) selama kurang lebih dua bulan terhitung sejak tanggal 4 Maret sampai 3 Mei 2013 di Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP).
Penulisan karya ilmiah sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar dengan sebutan Ahli Madya Manajemen Lingkungan pada Program Diploma III Politeknik Pertanian Negeri Samarinda.
Penulis menyusun Karya Ilmiah yang berjudul Pengelolaan Limbah Rumah Tangga Masyarakat Bantaran Sungai Mahakam Di Kelurahan Sungai Keledang.
KATA PENGANTAR
Bismillahirrohmaanirrohim…
Dengan mengucapkan syukur kehadirat Allah Subhanahu Wata’ala, karena atas segala Rahmat dan Karunia–Nya penulis dapat menyelesaikan Karya Ilmiah ini. Karya Ilmiah ini disusun berdasarkan hasil penelitian sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan tugas akhir di Politeknik Pertanian Negeri Samarinda untuk mendapat sebutan Ahli Madya.
Dalam kesempatan ini penulis mengucapkan banyak terima kasih atas peran serta dan bantuan yang telah diberikan, kepada:
1. Kedua orang tua tercinta yang telah banyak memberikan do’a selama penulis melaksanakan pendidikan.
2. Martha Ekawati Siahaya, S. Hut., MP. selaku Dosen Pembimbing yang memberikan bimbingan dan arahan demi terwujudnya Karya Ilmiah ini.
3. Ibu Erna Rositah, S. Hut., MP Selaku Dosen Penguji I 4. Bapak Adi Supriadi, S. Hut., M.si Selaku Dosen Penguji II
5. Bapak Ir. Dadang Suprapto, MP. Selaku Ketua Program Studi Manajemen Lingkungan.
6. Bapak Ir. Hasanudin, MP. Selaku Ketua Jurusan Manajemen Pertanian. 7. Bapak Ir. Wartomo, MP. Selaku Direktur Politeknik Pertanian Negeri
Samarinda.
8. Seluruh Dosen dan Staf pengajar di Program Studi Manajemen Lingkungan, Jurusan Manajemen Pertanian.
9. Rekan–rekan mahasiswa/mahasiswi semester VI, khususnya sahabat– sahabat penulis Manajemen Lingkungan.
Walaupun sudah berusaha dengan sungguh–sungguh, penulis menyadari kemungkinan terdapat kekurangan dalam penulisan karya ilmiah ini, namun demikian penulis berharap karya ilmiah ini dapat bermanfaat bagi siapa saja yang membacanya. Amin.
Wahyudiansyah
Halaman
KATA PENGANTAR……….. vii
DAFTAR ISI………. viii
DAFTAR TABEL………. ix
DAFTAR GAMBAR……… x
DAFTAR LAMPIRAN………. xi
I PENDAHULUAN………. 1
II TINJAUAN PUSTAKA……… 4
A Tinjauan Umum Kota Samarinda………. 4
B Tinjauan Umum Limbah………. 6
C Dampak Sampah………. 8
D Hubungan Manusia Dengan Lingkungan Hidup……… 10
E Strategi dan Cara Meningkatkan Kesadaran Masyarakat……… 11
III METODE PENELITIAN ………. 14
A Tempat dan Waktu Penelitian.……….. 14
B Alat dan Bahan Penelitian.……… 14
C Prosedur Penelitian………... 14
D Pengolahan Data……… 15
IV HASIL DAN PEMBAHASAN 16 A Hasil……….. 16
B Pembahasan……… 19
V KESIMPULAN DAN SARAN ……… 22
A Kesimpulan……….. 22
B Saran………. 22
DAFTAR PUSTAKA ……….. 23
DAFTAR TABEL
No Tubuh Utama Halaman
1. Informasi Tentang Data Responden………... 16 2. Rekapitulasi Hasil Responden………. 18
No Lampiran Halaman
1.
Alat Dan Bahan Penelitian………... 162. Persiapan Penyebaran Kuisoner………
183. Lokasi Penyebaran Kuisoner Rt. 012 Kelurahan Sungai
Keledang………
29DAFTAR LAMPIRAN
No Lampiran Halaman
BAB I
PENDAHULUAN
Kesadaran masyarakat dalam menjaga kebersihan lingkungan masih rendah. Terbukti sering dijumpai orang membuang sampah seenaknya dan tidak pada tempatnya. Misalnya, sungai yang seharusnya mengalirkan air yang bersih dengan habitat yang hidup di dalamnya telah berubah menjadi tempat untuk menghanyutkan sampah. Masyarakat di kota-kota besar banyak yang tidak peduli akan lingkungan mereka tidak peduli dengan program-program perbaikan lingkungan misalnya melakukan daur ulang dan memilah sam pah rumah tangga. Mereka yang membuang sampah ke selokan atau sungai (Anonim, 2011b).
Sungai Mahakam merupakan sungai terbesar di Provinsi Kalimantan Timur yang bermuara di Selat Makasar. Sungai dengan panjang sekitar 920 km ini melintasi wilayah Kabupaten Kutai Barat di bagian hulu, hingga Kabupaten Kutai Kartanegara dan Kota Samarinda di bagian hilir. Sungai Mahakam sejak dulu hingga saat ini memiliki peranan penting dalam kehidupan masyarakat di sekitarnya khususnya masyarakat Kota Samarinda sebagai sumber air, potensi perikanan maupun sebagai prasarana transportasi (Anonim, 2012).
Kota Samarinda permasalahan pengelolaan sampah merupakan bahaya laten yang hingga saat ini masih menyimpan percik api yang sewaktu-waktu dapat menjadi bara bahkan api. Samarinda dengan jumlah penduduk 579.933 jiwa, memiliki sampah sebanyak 1.406 m3 per harinya dengan jumlah yang tidak terangkut mencapai 140,6 m3 setiap harinya. Bahkan Walikota Samarinda pun hanya bisa tersayat hati tanpa berbuat apa-apa melihat sungai telah menjadi tempat sampah alternatif. Banyak hal yang tidak mampu diselesaikan oleh pemerintah kota selama ini dalam mengatasi permasalahan sampah.
2
Dihilangkannya 256 tempat penampungan sementara (TPS) oleh Dinas Kebersihan, Pertamanan dan Pemakaman (DKPP) Kota Samarinda hanya mengalihkan lokasi permasalahan pengelolaan sampah. Sementara itu, masih belum satu titikpun dilakukan peningkatkan pengetahuan dan keterampilan warga kota untuk melakukan pengelolaan sampah di tingkat rumah tangga.
Tiga buah tempat pembuangan akhir (TPA) sampah kota Samarinda pun hingga saat ini masih menggunakan pola menghamparkan sampah di lahan terbuka tanpa dilakukan penutupan lagi dengan tanah (open dumping). Saat ini lokasi TPA sampah pun telah menimbulkan keresahan terhadap masyarakat yang ada di sekitarnya, selain juga telah mengganggu keindahan kota.
Samarinda sendiri telah memiliki peraturan daerah yang mengatur tentang penertiban sampah dan kebersihan lingkungan, serta SK Walikota berkaitan dengan penentuan waktu pembuangan sampah di TPS, namun sepertinya masih belum mampu mengatasi permasalahan pengelolaan sampah. Lemahnya pengawasan yang dilakukan, hingga tidak adanya peningkatan pengetahuan di tingkat masyarakat, akhirnya bermuara pada semakin tidak sehatnya hidup di Kota Samarinda.
Penduduk yang besar menghasilkan sampah yang besar pula. Salah satu bentuk sampah adalah sampah domestik. Kegiatan rumah tangga di atas menyisakan limbah domestik atau sampah masyarakat (Djajadiningrat, 1993). Volume sampah menumpuk tersebut banyak terlihat di kota-kota besar termasuk Samarinda. Sisa sampah padat di Kota Samarinda sekitar 15 ton/hari yang menumpuk di pinggir jalan di bibir parit pada tempat penumpukan sementara. Sampah yang tidak terangkut akan membusuk dan dibawa oleh air hujan masuk ke parit yang akhirnya masuk ke sungai yang berakibat pencemaran air sungai
yaitu kualitas air yang rendah ditandai dengan meningkatnya BOD dan COD. Bertambahnya sampah domestik sejalan dengan perkembangan pembangunan fisik, dan pertambahan penduduk yang cepat namun tidak diikuti oleh peningkatan sarana dan prasarana yang memadai. Akibat dari pencemaran tersebut keseimbangan lingkungan terganggu, misalnya terjangkitnya penyakit menular (Pemkot Samarinda, 2004).
Salah satu program BAPEDAL untuk menanggulangi masalah pencemaran sungai dan mengelola kelestarian lingkungan sungai dengan cara mengurangi beban limbah industri yang masuk ke sungai. Program tersebut adalah Program Kali Bersih atau PROKASIH. Program ini mengikat industri peserta untuk mengendalikan limbah cair yang dimasukkan ke dalam sungai sesuai dengan ketentuan dan peraturan yang berlaku. PROKASIH dilaksanakan di 11 provinsi, mencakup 24 sungai, dan dirintis sejak tahun 1989.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengelolaan limbah rumah tangga dan tingkat kesadaran masyarakat sekitar bantaran Sungai Mahakam terhadap kebersihan di lingkungan mereka.
Penelitian ini diharapkan kepada Pemerintah Daerah dalam menangani sampah, terutama yang disebabkan oleh limbah domestik agar terwujud cita-citanya menjadi Kota TEPIAN (Teduh, Rapi, Aman, dan Nyaman). Serta pihak-pihak yang melakukan penelitian di bidang lingkungan dalam hal pengelolaan limbah.
4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Umum Kota Samarinda1. Letak Geografis
Anonim (2011), Kota Samarinda merupakan ibu kota Provinsi Kalimantan Timur yang berbatasan langsung dengan Kabupaten Kutai Kartanegara. Kota Samarinda secara astronomis terletak pada posisi antara 117°03’00? – 117°18’14? Bujur Timur dan 00°19’02? – 00°42’34? Lintang Selatan, dengan ketinggian 10.200 cm diatas permukaan laut dan suhu udara kota antara 23.7 – 32.8° C dengan curah hujan mencapai 2.345 mm pertahun dengan kelembaban udara rata-rata 82,8 %
2. Administrasi
Adanya Sungai Mahakam yang membelah di tengah kota menjadikan kota ini bagai gerbang menuju pedalaman Kalimantan Timur. Luas Wilayah Kota Samarinda adalah 71.800 Ha yang terbagi menjadi 5 (lima) Kecamatan yaitu: Kecamatan Samarinda Ulu, Kecamatan Samarinda Ilir, Kecamatan Samarinda Seberang, Kecamatan Palaran, dan Kecamatan Sungai Kunjang.
Batas adminsitrasi kota samarinda :
Sebelah Utara : Kec. Muara Badak Kabupaten Kukar
Sebelah Timur : Kecamatan Anggana dan Sanga-Sanga (Kab Kukar) Sebelah Selatan : Kec Loa Janan. Kab Kutai Kartenegara
Sebelah Barat : Kec. Muara Badak Tenggarong Seberang (Kab Kukar) 3. Ketinggian / Topografi
Berdasarkan topografinya, maka wilayah kota Samarinda berada di ketinggian antara 0 – 200 dpl, dan hampir 24,17% berada di ketinggian 0 – 7 dpl,
umumnya terletak di dekat Sungai Mahakam sekitar 41,10% berada dalam ketinggian 7 – 25 dpl, dan 32,48% berada di ketinggian 25 – 100 dpl.
Ditinjau dari fisiografinya, wilayah kota Samarinda dapat dikelompokkan dalam 7 (tujuh) deskripsi masing-masing satuan fisiografi tersebut adalah sebagai berikut:
a. Daerah Patahan (daerah dimana terjadi patahan) yakni patahan menurun dan kasar, dengan permukaan yang besar dengan kemiringan tanah sangat bervariasi.
b. Daerah rawa pasang surut (tidal swamp) yaitu daerah dataran rendah di tepi pantai yang selalu dipengaruhi pasang surut air laut dan ditumbuhi hutan mangrove dan nipah, bentuk wilayah datar dengan variasi lereng kurang dari 2% dan perbedaan tinggi kurang dari 2 meter.
c. Daerah dataran alluvial (alluvial plain) yaitu daerah dataran yang terbentuk dengan proses pengendapan, baik di daerah muara maupun daerah pedalaman.
d. Daerah berombak/bergelombang yakni daerah dengan konfigurasi medan berat ditandai dengan penyebaran daerah perbukitan 8,15%.
e. Daerah dataran (plain) yaitu daerah endapan, dataran karst, dataran vulkanik, dataran batuan beku (metamorf) masam, dataran basalt dengan bentuk wilayah bergelombang sampai berbukit, variasi lereng 2 sampai 15,94% dengan beda ketinggian kurang dari 50 meter.
f. Daerah berbukit (hill) yaitu daerah bukit endapan dan ultra basa, sistem punggung sedimen, metamorf dan kerucut vulkanik yang terpotong dengan pola drainase radial. Bentuk wilayah bergelombang sampai agak bergunung,
6
variasi lereng 16 sampai 60%, dan beda ketinggian antara 50 sampai 150 meter.
B. Tinjauan Umum Limbah
Limbah atau sampah yaitu limbah atau kotoran yang dihasilkan karena pembuangan sampah atau zat kimia dari pabrik-pabrik. Limbah atau sampah juga merupakan suatu bahan yang tidak berarti dan tidak berharga, tapi kita tidak mengetahui bahwa limbah juga bisa menjadi sesuatu yang berguna dan bermanfaat jika diproses secara baik dan benar. Limbah atau sampah juga bisa berarti sesuatu yang tidak berguna dan dibuang oleh kebanyakan orang, mereka menganggapnya sebagai sesuatu yang tidak berguna dan jika dibiarkan terlalu lama maka akan menyebabkan penyakit padahal dengan pengolahan sampah secara benar maka bisa menjadikan sampah ini menjadi benda ekonomis (Anonim, 2008).
1. Jenis Limbah
Menurut Yulesta Putra (2004), Berdasarkan jenisnya limbah dapat dibagi menjadi dua yaitu:
a. Limbah Organik
Limbah ini terdiri atas bahan-bahan yang bersifat organik seperti dari kegiatan rumah tangga, kegiatan industri. Limbah ini juga bisa dengan mudah diuraikan melalui proses yang alami. Limbah pertanian berupa sisa tumpahan atau penyemprotan yang berlebihan, misalnya dari pestisida dan herbisida, begitu pula dengan pemupukan yang berlebihan. Limbah ini mempunyai sifat kimia yang stabil sehingga zat tersebut akan mengendap ke dalam tanah, dasar sungai, danau, serta laut dan selanjutnya akan mempengaruhi organisme yang hidup didalamnya. Sedangkan limbah rumah
tangga dapat berupa padatan seperti kertas, plastik dan lain-lain, dan berupa cairan seperti air cucian, minyak goreng bekas dan lain-lain. Limbah tersebut ada yang mempunyai daya racun yang tinggi misalnya: sisa obat, baterai bekas, dan air aki. Limbah tersebut tergolong (B3) yaitu bahan berbahaya dan beracun, sedangkan limbah air cucian, limbah kamar mandi, dapat mengandung bibit-bibit penyakit atau pencemar biologis seperti bakteri, jamur, virus dan sebagainya.
b. Limbah Anorganik
Limbah ini terdiri atas limbah industri atau limbah pertambangan. Limbah anorganik berasal dari sumber daya alam yang tidak dapat di uraikan dan tidak dapat diperbaharui. Air limbah industri dapat mengandung berbagai jenis bahan anorganik, zat-zat tersebut adalah: Garam anorganik seperti magnesium sulfat, magnesium klorida yang berasal dari kegiatan pertambangan dan industri. Asam anorganik seperti asam sulfat yang berasal dari industri pengolahan biji logam dan bahan bakar fosil. Adapula limbah anorganik yang berasal dari kegiatan rumah tangga seperti botol plastik, botol kaca, tas plastik, kaleng dan aluminium.
2. Macam-macam Limbah
Menurut Anonim (2008) menyatakan bahwa jika berdasarkan sumber limbah dikelompokkan menjadi 3 yaitu:
a. Limbah Rumah Tangga
Limbah rumah tangga adalah limbah yang dihasilkan oleh kegiatan rumah tangga limbah ini bisa berupa sisa-sisa sayuran seperti wortel, kol, bayam, lada dan lain-lain bisa juga berupa kertas, kardus atau karton. Limbah ini juga memiliki daya racun tinggi jika berasal dari sisa obat dan aki.
8
b. Limbah Industri
Limbah adalah suatu sisa usaha atau kegiatan produksi yang mengandung bahan berbahaya dan beracun yang karena sifat atau konsentrasinya dan jumlahnya, baik secara langsung maupun tidak langsung dapat mencemarkan dan merusakkan lingkungan hidup, dan dapat membahayakan lingkungan hidup, kesehatan serta kelangsungan hidup manusia dan makhluk hidup lainnya.
c. Limbah Pabrik
Limbah ini bisa dikategorikan sebagai limbah yang berbahaya karena limbah ini mempunyai kadar gas yang beracun, pada umumnya limbah ini dibuang di sungai-sungai di sekitar tempat tinggal masyarakat dan tidak jarang warga masyarakat mempergunakan sungai untuk kegiatan sehari-hari, misalnya MCK (Mandi, Cuci, Kakus) dan secara langsung gas yang dihasilkan oleh limbah pabrik tersebut dikonsumsi dan dipakai oleh masyarakat.
C. Dampak Sampah
Menurut Iskandar (2012), menyatakan bahwa limbah/sampah sangat merugikan kehidupan masyarakat jika tidak ditangani dengan benar baik dari segi kesehatan maupun estetika. Limbah/sampah dapat menimbulkan gangguan keseimbangan lingkungan, kesehatan dan keamanan, serta pencemaran seperti berikut:
a. Limbah/sampah dapat menimbulkan pencemaran atau pengotoran, pencemaran dapat berupa udara yang kotor karena mengandung gas-gas yang terjadi akibat dari perombakan sampah sehingga menimblkan bau yang tidak sedap.
b. Limbah/sampah yang menumpuk dapat menimbulkan kenaikan suhu dan perubahan pH menjadi teralau asam atau basa.
c. Kekurangan oksigen pada daerah pembuangan sampah. Keadaan ini disebabkan proses perombakan sampaah menjadi senyawa-senyawa sederhana memerlukan oksigen, sehingga mengurangi kadar oksigen di sekitar pembuangan.
d. Gas-gas yang dihasilkan dapat membahayakan kesehatan bahkan keracun. e. Limbah/sampah dapat menimbulkan berbagai penyakit, misalnya penyakit
diare, kolera, dan tifus.
f. Secara estetika, limbah/sampah dapat merusak pemandangan akibat dari sampah yang menumpuk dan lambat untuk diangkut ke tempat pembuangan akhir.
Dampak lain yang timbul akibat dari penimbunan limbah sampah antara lain sebagai berikut:
1. Dampak bagi kesehatan
Lokasi dan pengelolaan limbah/sampah yang kurang memadai (pembuangan sampah yang tidak terkontrol) merupakan tempat yang cocok bagi beberapa organisme dan menarik bagi berbagai binatang seperti lalat dan anjing yang dapat menimbulkan penyakit. Potensi bahaya kesehatan yang dapat menimbulkan penyakit adalah sebagai berikut:
a. Penyakit diare, kolera, tifus menyebar dengan cepat karena virus yang berasal dari sampah dengan pengelolaan tidak tepat dapat bercampur dengan air minum. Penyakit demam berdarah (haemorhagic fever) dapat juga meningkat dengan cepat di daerah yang pengelolaan sampahnya kurang memadai.
10
b. Penyakit jamur dapat juga menjamur (misalnya jamur kulit)
c. Penyakit yang dapat menyebar melalui rantai makanan. Salah satu contohnya adalah suatu penyakit yang di jangkitkan oleh cacing pita (Taenia). Cacing ini sebelumnya masuk ke dalam pencemaran binatang ternak melalui makannya yang berupa sisa makanan/sampah.
2. Dampak terhadap lingkungan
Cairan rembesan limbah/sampah yang masuk ke dalam drainase atau sungai akan mencemari air. Berbagai organisme termasuk ikan dapat mati sehingga beberapa spesies akan lenyap, hal ini mengakibatkan berubahnya ekosistem perairan biologis. Penguraian sampah yang dibuang ke daalam air akan menghasilkan asam organik dan gas-cair organik, seperti metana. Selain berbau kurang sedap, gas ini dalam konsentrasi tinggi dapat meledak.
Limbah dapat berada pada setiap fase materi: padat, cair, atau gas. Ketika dilepaskan dalam dua fase yang disebutkan terakhir, terutama gas, sampah dapat dikatakan sebagai emisi. Emisi biasa dikaitkan dengan polusi.
Dalam kehidupan manusia, sampah dalam jumlah besar datang dari aktivitas industri (dikenal juga dengan sebutan limbah), misalnya pertambangan, manufaktur, dan konsumsi. Hampir semua produk industri akan menjadi sampah pada suatu waktu, dengan jumlah sampah yang kira-kira mirip dengan jumlah konsumsi. Untuk mencegah sampah cair adalah pabrik pabrik tidak membuang limbah sembarangan misalnya membuang ke selokan.
D. Hubungan Manusia Dengan Lingkungan Hidup
Hubungan antara manusia dengan lingkungan hidup adalah sirkuler. Setiap aktivitas manusia, sedikit atau banyak akan mengubah lingkungan hidupnya (Kristanto, 2002). Secara umum terdapat beberapa faktor yang ikut
menentukan sifat lingkungan hidup dalam hubungannya dengan manusia, di antaranya adalah:
a. Jenis dan jumlah masing-masing unsur lingkungan hidup tersebut. b. Interaksi antar unsur dalam lingkungan tersebut.
c. Kelakuan dan kondisi unsur lingkungan. Misalnya, kota yang penduduknya aktif dan giat bekerja, berbeda sifatnya dengan kota yang serupa namun penduduknya santai dan malas.
d. Faktor nonmaterial. Misalnya suhu, kelembaban, cahaya, kebisingan, dan lain-lain.
Menurut bentuknya limbah dapat digolongkan sebagai limbah cair dan limbah padat. Limbah cair berasal dari aktivitas rumah tangga yang meliputi pembuangan air bekas mandi, cuci, dan air hujan. Pada umumnya air bekas mandi, cuci dibuang secara langsung ke selokan, sungai atau empang/sawah/kolam, sehingga menyebabkan pencemaran di daerah ynag dilalui sungai. Sedangkan air hujan mengalir ke selokan sehingga menghanyutkan sampah domestik yang dibuang ke selokan atau terbawa oleh air hujan masuk ke badan sungai (Haeruman, 1986).
E. Strategi dan Cara Meningkatkan Kesadaran Masyarakat
Menurut Fadli (2005), bahwa meningkatkan kesadaran masyarakat memang mudah diucapkan, tetapi bagaimana cara efektif untuk meningkatkan hal tersebut adalah hal yang sulit. Oleh karena itu, diperlukan strategi untuk meningkatkan kesadaran tersebut. Berikut ini adalah beberapa butir pemikiran yang bisa ditindaklanjuti secara konkrit untuk meningkatkan kesadaran tersebut.
12
1. Menciptakan budaya malu, merasa bersalah dan merasa diawasi oleh masyarakat sekitarnya & mengotori lingkungan jika membuang sampah sembarangan.
Di negara-negara maju, kebiasaan tidak membuang sampah sembarangan terbentuk karena setiap orang merasa malu untuk membuang sampah sembarangan karena takut ditegur oleh orang yang melihatnya, orang-orang yang ada di sekitarnya. dilain pihak, mereka juga sadar setiap sampah yang dibuang akan memberikan sumbangan negatif terhadap pencemaran lingkungan. Berikut adalah beberapa usulan konkrit yang bisa dilakukan yaitu perlu adanya kampanye terus menerus mengenai akibat membuang sampah sembarangan. Kegiatan ini seharusnya dimotori oleh suatu lembaga misalnya Dinas Kebersihan & Pertamanan (DKPP) Samarinda bekerjasama dengan LSM Lingkungan, yang bekerja terus-menerus khusus untuk kampanye ini. Strateginya adalah dengan menjadikan kegiatan ini sebagai gerakan bersama meminta dan mengajak semua pihak (swasta, instansi pemerintah, kelurahan dll) untuk mendukung program ini, untuk menciptakan suatu sistim penanganan sampah dan pengawasannya di lingkungan masing-masing. DKPP & LSM ini dapat memberikan beberapa contoh penanganan sampah di masing-masing lembaga tersebut. Dana mengenai kegiatan ini dapat kita usahakan melalui usulan ke lembaga di dalam dan luar negeri yang peduli dengan kegiatan kampanye kebersihan kota ini. DKPP pun dapat mengusahakan semacam dana abadi dan membuka kantong-kantong sumbangan untuk kegiatan kampaye ini dari masyarakat luas, semacam sumbangan rumah ibadah maupun melewati rekening bank. Kampaye dapat dilakukan melalui koran-koran lokal dengan
tulisan-tulisan berkala mengenai sampah, melalui radio pemancar maupun televisi.
2. Menciptakan Rasa Bangga dengan Kebersihan Kota dan Lingkungannya Rasa bangga akan kebersihan kota & lingkungannya membuat masyarakat kota tersebut untuk tetap menjaga kebersihan kotanya, misalnya masyarakat Kota Balikpapan dan Tenggarong yang beberapa kali memenangkan kebersihan kota, merasa bangga dengan predikat kota bersih dan merasa bertanggung jawab untuk menjaga kebersihan tersebut.
3. Memberikan Insentif atau “reward” bagi pihak-pihak berjasa untuk kebersihan Penanganan sampah yang baik, termasuk pula kepada petugas-petugas kebersihan/pengangkut sampah, bisa dalam bentuk penghargaan dan promosi kepada lembaga-lembaga tersebut, kenaikan gaji, fasilitas yang lebih baik untuk pegawai, kesejahteraan yang semakin baik. Kegiatan lain dapat berupa lomba kebersihan antar RT dan memupuk kebanggaan kepada pihak-pihak yang menang lomba tersebut. Insentif lain adalah mengumumkan secara berkala di Koran-koran lokal mengenai lembaga dan lingkungan mana saja yang memenangkan lomba kebersihan, sehingga aspek kebanggaan tersebut dapat terus dipupuk (F.L. Sudiran, 2005).
14
BAB III
METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di Jl. H Jahra RT/RW 012/- Kelurahan Sungai Keledang, Kecamatan Samarinda Seberang Kota Samarinda. Penelitian ini di laksanakan selama 2 (dua) bulan terhitung dari awal bulan Mei hingga akhir Juni 2013, meliputi kegiatan antara lain persiapan penelitian, pengambilan data hingga penulisan Karya Ilmiah.
B. Alat dan Bahan Penelitian
Alat yang digunakan dalam penelitian ini meliputi:
1. Alat tulis, digunakan untuk mencatat data–data selama penelitian.
2. Kamera, digunakan untuk mendokumentasi semua proses penting selama penelitian. (Gambar 1, lampiran)
Sedangkan bahan yang digunakan pada penelitian ini adalah:
1. Lembar kuisioner yang digunakan untuk pengambilan data. (Gambar 2, lampiran)
2. Pada penelitian karya ilmiah ini, peneliti menggunakan responden sebagai sumber untuk mendapatkan informasi.
C. Prosedur Penelitian
Prosedur penelitian meliputi tahapan-tahapan kegiatan sebagai berikut: 1. Orientasi lapangan
Orientasi lapangan ini dilakukan untuk mengetahui wilayah studi tempat penelitian ini akan dilaksanakan, termasuk di dalamnya melakukan diskusi dengan tokoh masyarakat di RT. 012 Kelurahan Sungai Keledang.
2. Persiapan alat dan bahan
Sebelum melaksanakan penelitian terlebih dahulu mempersiapkan alat dan bahan yang akan digunakan untuk melakukan penelitian di wilayah studi. 3. Pembagian kuisioner
Pembagian kuisioner ini dilakukan dengan membagikan kuisioner pada warga RT. 012 yang tinggal di pinggiran Sungai Mahakam, dapat dilihat pada gambar 3, lampiran.
4. Pengumpulan data
Pengumpulan data sekunder untuk mendapatkan secara langsung dari masyarakat melalui pembagian kuisioner dan data dari Ketua RT setempat. 5. Dokumentasi
Dokumentasi diperlukan sebagai data pendukung penelitian. D. Pengolahan Data
Data yang didapatkan dari hasil penelitian, dilakukan penyusunan karya ilmiah mengambarkan secara menyeluruh mengenai keadaan yang sebenarnya tentang pengelolaan limbah rumah tangga sesuai dengan data yang diperoleh.
16
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil
Hasil yang diperoleh selama penelitian yang dilakukan di pemukiman bantaran Sungai Mahakam warga RT. 12 selama 2 bulan terhitung dari awal bulan Mei hingga akhir Juni 2013 adalah sebagai berikut:
1. Informasi Tentang Responden
Informasi mengenai jumlah responden yang ada di RT. 12 Kelurahan Sungai Keledang yaitu 115 KK yang terdiri 32 laki-laki dan 18 perempuan. Rata-rata usia dari 50 responden yaitu 36 tahun. Mereka tinggal didaerah itu sudah cukup lama yaitu sekitar 18 tahun. Adapun pekerjaan mereka seperti Ibu rumah tangga, Pegawai Swasta,dan wiraswasta, informasi responden ditampilkan pada tabel 1 dibawah ini:
Tabel 1. Informasi Tentang Data Responden
N0 Nama Usia Jenis
Kelamin Pendidikan Terakhir Lama Domisili Pekerjaan 1 Ahmad Sabirin 40 Laki-laki Sarjana 40 Ketua RT
2 Saparudin 30 Laki-laki SD 6 Wiraswasta
3 Dina Mariyana 35 Perempuan SMU 5 IRT
4 Asmah 21 Perempuan SD 21 IRT
5 Kamaruddin 55 Laki-laki SMP 12 Wiraswasta
6 Nasar 72 Laki-laki SD 13 Wiraswasta
7 Mappa Syahril 29 Laki-laki SMU 8 Pegawai Swasta
8 Marlina 32 Perempuan SMU 32 IRT
9 Kartikawati 40 Perempuan SD 25 IRT
10 Djapar 59 Laki-laki SMP 50 Wiraswasta
11 Nasrun 52 Laki-laki SD 30 Wiraswasta
12 Sumiati 29 Perempuan SMu 3 IRT
13 Tia 19 Perempuan SD 19 Wiraswasta
14 Muliani 38 Perempuan SD 22 IRT
15 Marlilis 40 Perempuan SMP 9 IRT
16 Mimik 30 Perempuan SMp 21 IRT
18 Rahdatul 38 Perempuan SMU 25 Pegawai Swasta
19 Noni 26 Perempuan SMP 20 Pegawai Swasta
20 Fitri 32 Perempuan SMu 5 Pegawai Swasta
21 Sopian Ali 36 Laki-laki SMu 15 Wiraswasta
22 Agus 34 Laki-laki SMP 5 Wiraswasta
23 Agus Suprapto 43 Laki-laki SMP 5 Wiraswasta
24 Anca 25 Laki-laki SD 5 Wiraswasta
25 Herman 35 Laki-laki SD 6 Wiraswasta
26 Saripudin 51 Laki-laki SMu 51 Pegawai Swasta
27 Anton 20 Laki-laki SMP 5 Pegawai Swasta
28 Mawarni 55 Perempuan SD 20 Wiraswasta
29 Muliadi 29 Laki-laki SMP 15 Wiraswasta
30 Sahrami 34 Laki-laki SMP 5 Wiraswasta
31 Rusdi 33 Laki-laki SMP 33 Wiraswasta
32 Sapiah 36 Perempuan SD 36 IRT
33 Suratna 30 Perempuan SMU 10 Wiraswasta
34 Jamrin 56 Laki-laki SMP 20 Wiraswasta
35 Aspiansyah 34 Laki-laki SMU 20 Wiraswasta
36 Taupik 31 Laki-laki SD 5 Wiraswasta
37 Rupi 29 Laki-laki SMU 21 Wiraswasta
38 Rosian 38 Perempuan SMP 8 IRT
39 Asmuran 40 Laki-laki SD 5 Wiraswasta
40 Dedet 22 Laki-laki SD 5 Wiraswasta
41 Narti 24 Perempuan SMP 3 IRT
42 Sakar 52 Laki-laki SD 52 Wiraswasta
43 Erwin 33 Laki-laki SMU 5 Pegawai Swasta
44 Karmila 28 Perempuan SMP 3 Wiraswasta
45 Kumalasari 55 Perempuan SD 25 Wiraswasta
46 Sarmani 33 Laki-laki SMU 5 Pegawai Swasta
47 M. Nasir 31 Laki-laki SMP 5 Wiraswasta
48 Jurhan 50 Laki-laki SMP 50 Wiraswasta
49 Nporhidayat 31 Laki-laki Sarjana 31 Pegawai Swasta 50 Suriansayah 37 Laki-laki SD 40 Wiraswasta Sumber: Data Primer
18
2. Pernyataan Responden
Data ini menyajikan informasi mengenai pernyataan responden tentang pengelolaan sampah di RT. 12 Kelurahan Sungai Keledang dari jumlah data kuisoner 50 responden, dapat dilihat pada Tabel 2. Berikut ini:
Tabel 2. Rekapitulasi Hasil Responden
No Pertanyaan Pilihan Jawaban
Jawaban Responden Total
(Orang)
Prosentase (% 1 Apakah anda sebelum membuang
sampah, anda terlebih dahulu memisahkan sampah antara organik dan anorganik? a. Iya b. Tidak 21 29 42 58
2 Apakah anda selama ini telah membuang sampah pada tempatnya a. Iya b. Tida 40 10 80 20 3 Apakah dari pihak dinas kebersihan
pernah mengadakan penyuluhan tentang bahaya dampak sampah?
a. Iya b. Tidak 18 32 36 64 4
Apakah anda pernah melakukan reduce, reuse, recycle, replace?
a. Iya b. Tidak 12 38 24 76 5 Menurut anda, apakah masyarakat
sekitar sungai selalu menjaga kebersihan a. Iya,/sudah b. Tidak/belum 40 10 80 20
6 Apakah masyarakat disekitar sungai pernah mengadakan kerja bakti di lingkungan RT masing-masing? a. Iya b. Tidak 25 25 50 50
7 Apakah msyarakat sekitar selalu membuang sampah ke sungai
a. Iya b. Tidak - 50 - 100 8 Dimana Anda dan keluarga Anda
biasa membuang sampah ?
a. Di sungai b. Di TPS c. Di rumah sendiri (dikumpul petugas) - - 50 - - 100
9 Apakah ada fasilitas seperti TPS di dekat tempat tinggal Anda?
a. Iya b. Tidak ada - 50 - 100
10 Berapa jarak TPS dari kediaman Anda ke TPS a. 100 meter b. 500 – 1000 meter c. > 1000 meter - 23 27 - 46 54 11 Apakah masyarakat sekitar sungai
menggunakan air sungai Mahakam untuk keperluan konsumsi?
a. Iya b. Tidak - 50 - 100
12 Apakah pemerintah setempat pernah menghimbau warga agar tidak memuang sampah ke sungai?
a. Iya b.Tidak 32 18 64 36
13 Bagaimana tanggapan Anda terhadap himbauan tersebut?
a. Menanggapi dengan baik b. Tidak menangapi 30 20 60 40 14 Apakah Anda dan keluarga Anda
sudah menjaga kebersihan lingkungan? a. Sudah b. Belum 50 - 100 -
Sumber : Kuesioner Responden
Pembahasan
Dari hasil penelitian dan data kuisoner dan hasil wawancara kepada 50 responden di RT. 12 Kelurahan Sungai Keledang terdapat 115 Kepala Keluarga yang terdiri dari 32 laki-laki dan 18 perempuan. Rata-rata usia dari 50 responden yaitu 36 tahun. Mereka tinggal di daerah itu sudah cukup lama yaitu sekitar 18 tahun. Adapun pekerjaan mereka seperti Ibu rumah tangga, Pegawai Swasta,dan wiraswasta.
Sebelum membuang sampah ke TPS, rata-rata dari responden tidak memisahkan antara sampah organik dan anorganik, 29 atau 58% responden menyatakan tidak memisahkan sampah sedangkan hanya 21 atau 42% responden yang memisahkan sampah organik dan anorganik. Hal ini dikarenakan dari pola hidup responden yang sudah terbiasa membuang sampah
20
di sungai dan tanpa memisahkannya terlebih dahulu, pemahaman terhadap limbah sampah juga menjadi faktor penting dalam pengelolaan sampah di lingkungan masyarakat.
Hasil yang didapatkan dari kuisioner dan data wawancara terdapat 24 atau 48% responden menyatakan tidak memanfaatkan limbah untuk daur ulang dan 26 atau 52% responden yang mendaur ulang limbah yang dihasilkannya. Hal tersebut dikarenakan minimnya pemahaman responden terhadap pemanfaatan limbah sampah khususnya untuk daur ulang dan karena masyarakat yang terbiasa membuang sampah langsung ke sungai.
Rata-rata responden membuang sampah pada tempatnya (TPS), 40 atau 80% responden menyatakan membuang sampah pada tempatnya. Terdapat 10 atau 20% responden yang tidak membuang sampah pada tempatnya. Ini menunjukkan bahwa tingkat kesadaran responden dalam hal kebersihan cukup baik, namun terdapat 10 responden yang membuang sampah sembarang ini masih membuktikan bahwa budaya membuang sampah ke sungai masih melekat pada masyarakat yang tinggal di RT. 12 Kelurahan Sungai Keledang.
Rata-rata responden menyatakan bahwa tidak ada pihak dinas kebersihan yang melakukan penyuluhan tentang bahaya dampak sampah, 18 atau atau 32% responden menyatakan tidak ada pihak dinas kebersihan yang melakukan penyuluhan tentang dampak sampah. Adapun responden yang menyatakan tidak pernah sebanyak 32 atau 64%. Peran serta pihak pemerintah sangat penting dalam memberikan penyuluhan atau sosialisasi mengenai pemanfaatan dan pengelolaan limbah/sampah rumah tangga.
Dari hasil kuisoner dan data wawancara di RT. 12 Kelurahan Sungai Keledang menyatakan 12 atau 24% responden pernah melakukan reduce, reuse,
recycle, replace, sedangkan 38 atau 76 responden lainnya tidak melakukan pernah melakukan reduce, reuse, recycle, replace.
Berdasarkan beberapa pernyataan di atas menyatakan bahwa pemahaman responden terhadap pengelolaan limbah rumah tangga masih tergolong sangat minim, hal tersebut dikarenakan masih banyak dari responden yang belum mendapat informasi mengenai pengelolaan, pemanfaatan dan bahaya limbah/sampah yang dibuang ke sungai.
Untuk menjaga kebersihan lingkungan pemukiman, masyarakat mengadakan kerja bakti Dalam membuang sampah rumah tangga, masyarakat membuangnya dulu sementara di depan rumah masing-masing, kemudian setiap malam, diambil oleh petugas kebersihan. Petugas kebersihan tersebut adalah anggota masyarakat sendiri yang jasanya dibayar setiap bulan dari dana retribusi warga yaitu Rp. 10.000/kk/bulan.
22
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan
Berdasarkan dari hasil penelitian yang dilakukan di Kelurahan Sungai Keledang Kecamatan Samarinda Sebrang RT.012 yang telah dikemukakan di depan maka dapat disampaikan beberapa kesimpulan sebagai berikut:
1. Sampah rumah tangga yang dihasilkan warga dibuang tidak di buang langsung ke Sungai Mahakam, melainkan dikumpulkan ke TPS oleh petugas ke kebersihan.
2. Air Sungai Mahakam tidak dikonsumsi, tetapi dimanfaatkan untuk keperluan MCK.
3. Masyarakat tidak melakukan pemisahan sampah organic dan anorganik . 4. Masyarakat tidak melakukan pengelolaan sampah dengan 4 R (reduce, reuse,
recycle dan replace).
5. Masyarakat menjaga kebersihan pemukiman dengan melakukan kerja bakti.
B. Saran
Diperlukan penyuluhan dan sosialisasi terhadap pengelolaan sampah, kebersihan pemukiman dan program-program kesehatan lingkungan oleh pemerintah daerah.
1. Diperlukan pelatihan 4 R terhadap masyarakat dalam rangka mengurangi volume sampah.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2008. Pengertian dan macam -macam limbah atau sampah.
http://sobat baru. blogspot. Com /2008 /05/
pengertian-limbah-dan-polusi.html
. (Diakses pada tanggal 22 Desember 2012)
Anonim. 2011a. Kota Samarinda. http://www.samarinda.go.id/node/8476.
(Diakses pada tanggal 22 Desember 2012)
Anonim. 2011b. Kurangnya Kesadaran Masyarakat dalam Memilah
Sampah.
http://www.klik-galamedia.com/indexnews.php
. (Diakses
pada tanggal 22 Desember 2012)
Anonim. 2012. Limbah.
http://www.mtg-wikipedia.sungai.htm
. (Diakses
pada tanggal 22 Desember 2012)
Djajadiningrat, T. Surna. 1993. Terjemahan Environmental Management
Development in Indonesia (Cetakan Keempat). Yogyakarta:
Gadjah Mada University Press
Diana. 2007. Sampah Dan Pengolahan.
http://anafio.multiply.com/
reviews/item/3
. (Diakses tanggal 9 Januari 2013)
Fadli, Ade. 2005. Meningkatkan Kesadaran Masyarakat Terhadap
Pengolahan Sampah, Bandung.
Haeruman, J. H. 1986. Studi Pengelolaan Lingkungan Sunter Cakung
Menteri Negara dan Lingkungan Hidup. Jakarta
Iskandar, J. 2012. Studi Kasus Dampak Negatif Limbah Sampah
Terhadap Kesehatan Masyarakat.
Kristanto. 2002. Ekologi Industri, Edisi Pertama, Cetakan I. Yogyakarta:
Andi
Pemkot Samarinda. 2004. Pengumuman Kantor Kebersihan Pertamanan
dan Pemakaman Nomor 145/KKPS-KS/V/2004
Tentang
Penertiban Sampah dan Kebersihan Lingkungan.
Yulesta Putra. 2004. Pengelolaan Limbah Rumah Tangga (Upaya
Pendekatan Dalam Arsitektur) Program Studi Arsitektur ,
Fakultas Teknik, Universitas Sumatra Utara.
25
Lampiran. 1 Kuisioner Responden
Responden yang terhormat, kami adalah mahasiswa Politeknik Pertanian Negeri Samarinda sedang mengerjakan suatu penelitian. Judul penelitian tersebut adalah “PENGELOLAAN LIMBAH RUMAH TANGGA MASYARAKAT BANTARAN SUNGAI MAHAKAM DI KELURAHAN SUNGAI KELEDANG”. Dalam penelitian ini kami membutuhkan data primer yang berasal dari warga. Oleh karena itu kami sangat membutuhkan bantuan dari warga untuk mengisi kuesioner ini. Atas waktunya saya ucapkan terima kasih.
Bagian I
Pernyataan pada bagian I merupakan pernyataan yang berhubungan dengan identitas responden.
1. Nama : ... 2. Alamat : ... 3. Usia saat ini : ……..tahun
4. Jenis kelamin a. Laki-laki b. Perempuan 5. Agama : 6. Status Perkawinan : 7. Jumlah Anak :
8. Jumlah Anggota Keluarga :
9. Lama Domisili :
27
10. Status tingkat pendidikan a. SD
b. SMP c. SMU d. Sarjana
e. Lainnya (...) 11. Pekerjaan anda saat ini?
a. Pelajar/mahasiswa b. Pegawai Swasta c. Pegawai Negeri d. Wiraswasta
e. Ibu Rumah Tangga (IRT)
12. Pendapatan/penghasilan anda perbulan? a. < Rp. 150.000
b. Rp. 150.000 – Rp. 500.000 c. Rp. 500.000 - Rp. 1.000.000 d. Rp. 1.000.000 - Rp. 2.000.000 e. > Rp. 2.000.00
Bagian II
Pernyataan pada poin II merupakan tolak ukur pada pengolahan sampah di sekitar rumah. Oleh karena itu Bapak/ibu dimohon untuk memberikan tanda cek (v) pada salah satu kolom jawaban yang sesuai dengan pilihan Anda.
NO PERYATAAN Ya Tidak Kadang
- kadang
Tidak Pernah
1.
Apakah anda sebelum membuang sampah, anda terlebih dahulu
memisahkan sampah antara organik dan anorganik?
2.
Apakah anda pernah memanfaatkan sampah anda kembali (daur-ulang)?
3.
Apakah anda selama ini telah membung sampah pada tempatnya?
4.
Apakah dari pihak dinas kebersihan pernah mengadakan penyuluhan tentang bahaya dampak sampah?
5.
Apakah anda mengetahui atau pernah mendengar istilah 4 R (reduce, reuse, recycle, replace)?
29
Bagian III
Isilah pertanyaan-pertanyaan dibawah ini !
1. Menurut anda, apakah lingkungan sekitar sungai sudah terjaga (kebersihan) dengan baik ?
a. Iya/Sudah b. Tidak/Belum c. Biasa-biasa saja d. Tidak tahu
2. Menurut anda, apakah masyarakat sekitar sungai selalu menjaga kebersihan ?
a. Iya/Sudah b. Tidak/Belum c. Biasa-biasa saja d. Tidak tahu
3. Apakah masyarakat disekitar sungai pernah mengadakan kerja bakti di lingkungan RT masing-masing ?
a. Iya/Pernah b. Tidak/Belum c. Kadang-kadang d. Tidak tahu
4. Jika pernah kapan kerja bakti tersebut dilaksanakan ? a. Seminggu sekali
b. 2 minggu sekali c. Sebulan sekali d. Tidak pernah
5. Apakah masyarakat sekitar selalu membuang sampah mereka ke sungai Mahakam ? a. Iya b. Tidak c. Kadang-kadang d. Tidak tahu
6. Dimana anda dan keluarga anda biasa membuang sampah/limbah yang dihasilkan setiap hari ?
a. Di sungai b. Di TPS c. Di parit-parit
d. Ada pengepul/tukang sampah yang mengambil
7. Apakah ada fasilitas seperti TPS (Tempat Pembuangan Sampah) disekitar sungai tempat tinggal anda ?
a. Iya/Ada b. Tidak ada c. Mungkin d. Tidak tahu
8. Jarak TPS (Tempat Pembuangan Sampah) dari kediaman anda dan keluarga ?
a. Sangat Dekat b. Dekat
c. Lumayan Jauh d. Jauh sekali
9. Apakah masyarakat disekitar sungai melakukan aktifitas MCK mereka disungai ?
a. Iya b. Tidak
31
c. Kadang-kadang d. Tidak tahu
10. Apakah masyarakat sekitar sungai menggunakan air sungai tersebut untuk keperluan konsumsi sehari-hari seperti masak/minum ?
a. Iya b. Tidak
c. Kadang-kadang d. Tidak tahu
11. Apakah anda dan keluarga pernah terkena penyakit setelah menggunakan air Mahakam ?
a. Iya b. Tidak
c. Kadang-kadang d. Tidak tahu
12. Adakah penyakit dibawah ini pernah terjangkit terhadap anda dan keluarga ? a. Gatal-gatal
b. Diare c. Kolera d. Tifus
13. Apakah pemerintah setempat (Ketua RT) pernah menghimbau kepada warganya agar tidak membuang sampah ke sungai ?
a. Iya/Sering b. Tidak pernah c. Kadang-kadang d. Tidak tahu
14. Lalu bagaimana tanggapan anda sendiri sebagai warga sekitar sungai terhadap himbauan tersebut ?
a. Menanggapi dengan baik/Melaksanakannya b. Kurang menanggapi
c. Biasa-biasa saja d. Tidak peduli
15. Apakah anda dan keluarga anda sendiri sudah menjaga kebersihan lingkungan ?
a. Sudah b. Belum
c. Biasa-biasa saja d. Tidak peduli
27
Gambar 1. Alat dan bahan
Alat tulis Kamera
Gambar 2. Persiapan Penyebaran Kuisioner
29
Gambar 4. Penyebaran Kuisioner Ke Masyarakat