• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah - Yudhi Amriati BAB I

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah - Yudhi Amriati BAB I"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Bahasa sebagai alat untuk menyampaikan sesuatu yang terlintas di dalam hati maupun yang dipikirkan. Selain itu, bahasa juga sebagai alat untuk berinteraksi dan alat untuk berkomunikasi, dalam arti alat untuk menyampaikan pikiran, gagasan, konsep atau perasaan dengan sesama. Bahasa dapat diartikan sebagai sistem lambang bunyi yang arbitrer digunakan oleh para anggota kelompok sosial untuk berkomunikasi, bekerjasama, dan mengidentifikasi diri (Chaer, 2007: 32). Bahasa sebagai sistem lambing bunyi yang bersifat arbitrer maksudnya hubungan antara lambang dengan yang dilambangkan tidak bersifat wajib, dapat berubah dan tidak dapat dijelaskan mengapa lambang tersebut mengonsepsi makna tertentu. Oleh sebab itu, tidak dapat menjelaskan benda, binatang, orang dan lain-lain diberi nama, misalnya kursi, harimau, Sulis dan sebagainya. Meskipun tidak ada hubungan wajib antara lambang dengan yang dilambangkan, tetapi setiap penutur suatu bahasa akan mematuhi hubungan tersebut.

(2)

2

juga sebagai pengenal agar mudah diingat. Manusia membutuhkan nama panggilan sebagai identitas atau label dirinya sendiri. Namun, ketika di lingkungan sekolah atau kampus nama panggilan yang diberikan oleh teman ada yang bukan dari nama asli tetapi nama panggilan yang diambil dari ciri fisik atau sifat khasnya sehingga menjadi nama panggilan yang unik.

Sesuai dengan perkembangan zaman dan kebudayaan, nama panggilan mengalami perkembangan dengan keunikannya masing-masing. Zaman dulu, di lingkungan masyarakat Jawa terdapat nama panggilan seperti, Paingkem, Owoh, dan Bingah. Zaman sekarang, nama panggilan seperti tersebut tidak ada lagi dan berganti dengan nama seperti, Marlina, Felin, dan Candra. Selain itu, nama panggilan juga dapat menunjukkan adanya kesejajaran asal usul daerah pemakainya. Misalnya nama Siti berasal dari Jawa dan Asep berasal dari Sunda. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa nama dapat mengalami perkembangan sesuai dengan perkembangan zaman.

(3)

3

Pemberian nama panggilan yang diberikan biasanya disesuaikan. Orang tua dalam memberikan nama panggilan mempertimbangkan lambang dan makna yang terkandung di dalam nama yang bersifat positif atau mengandung makna yang baik. Seperti hadist yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah, Nabi SAW bersabda:

“Sesungguhnya kewajiban orang tua dalam memenuhi hak anak itu ada tiga, yakni: pertama, memberi nama yang baik ketika lahir. Kedua, mendidiknya dengan Al-Qur’an, dan ketiga mengawinkan ketika menginjak dewasa’ (Abu Hurairah).

Nama panggilan yang diambil dari kata-kata yang bermakna positif diharapkan dapat membawa pengaruh yang positif terhadap tingkah atau perilaku dari penyandang naman panggilan tersebut. Jika nama panggilan yang diberikan dari orang tua mengandung makna negatif maka orang tua khawatir dapat membawa pengaruh negatif terhadap watak dan perilaku penyandang nama panggilan itu. Maka dari itu, dalam memberikan nama panggilan orang tua tidak hanya memperhatikan keunikan tetapi juga harus memperhatikan makna dalam nama panggilan unik itu agar tidak berdampak negatif bagi penyandang nama panggilan itu. Namun, ketika nama panggilan diperoleh dari lingkungan masyarakat atau lingkungan pendidikan makna negatif atau makna positif bagi penyandang nama panggilan tersebut tidak diperhatikan.

(4)

4

mudah untuk memanggil dan mengenali satu sama lain agar lebih akrab. Nama panggilan unik inilah yang akan dijadikan fokus penelitian.

Ketika peneliti menunggu teman di depan gedung G pada saat semester 2 setelah perkuliahan ada mahasiswa yang memanggil dengan nama panggilan Simon ‘si Montok’. Padahal tidak ada mahasiswa yang bernama Simon, kemudian karena peneliti merasa penasaran menanyakan kepada teman-teman yang sedang duduk di tempat yang sama. Setelah ditelusuri ternyata Simon mahasiswa PBSI kelas A semester 2 yang memiliki nama lengkap Eka Septiyanti. Eka Septiyanti ini memiliki bentuk tubuh besar dan montok. Atas dasar tersebut, teman-teman kelas memanggil dengan nama panggilan unik Simon untuk lebih mengakrabi dan mudah mengenali. Panggilan Simon ini menjadi unik karena berbeda dari yang lain.

Di lain waktu, pada saat kuliah Menyunting Teks semester 4 peneliti menjumpai nama panggilan unik Ahong di ruang kelas gedung G. Berdasarkan informasi yang diperoleh nama panggilan Ahong ditujukkan kepada mahasiswa PBSI VII-C bernama Ardiyansah yang mengikuti mata kuliah Menyunting Teks di kelas yang sama dengan peneliti. Setelah ditelususri mahasiswa tersebut orangnya gemuk dan pendek. Oleh sebab itu, teman-teman memanggil dengan nama panggilan unik Ahong. Jadi, nama panggilan unik Ahong terbentuk berdasarkan ciri khas fisik yang ada pada Ardiyansah.

(5)

5

panggilan unik ini wajahnya terlihat kusut. Hal inilah yang mengakibatkan teman-teman memanggil dengan nama panggilan unik Kumuh. Dengan adanyan nama panggilan tersebut teman-teman merasa lebih akrab dan nyaman.

Selain itu, pada saat peneliti berada di perpustakaan Universitas Muhammadiyah Purwokerto (UMP) menjumpai nama panggilan Tembem. Atas dasar itu, peneliti menelusuri nama panggilan unik Temben. Setelah menanyakan nama panggilan unik Tembem ternyata ditujukkan pada mahasiswa PBSI semester VIII kelas A yang bernama Iis Nafisah. Orang yang disebut dengan nama panggilan Temben ini memiliki pipi yang tembam atau dalam bahasa Jawa tembem. Dengan demikian, peneliti menindaklanjuti nama-nama mahasiswa yang memiliki nama panggilan unik di Prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia untuk dijadikan sumber data dalam penelitian.

(6)

6

B. Rumusan Masalah

1. Jenis makna apa sajakah yang terkandung dalam nama panggilan unik mahasiswa PBSI Universitas Muhammadiyah Purwokerto tahun 2015-2016?

2. Jenis penamaan apa sajakah yang terkandung dalam nama panggilan unik mahasiswa PBSI Universitas Muhammadiyah Purwokerto tahun 2015-2016?

C. Tujuan Penelitian

1. Mendeskripsikan jenis makna apa sajakah yang terkandung dalam nama panggilan unik mahasiswa PBSI Universitas Muhammadiyah Purwokerto tahun 2015-2016.

2. Mendeskripsikan penamaan apa sajakah yang terkandung dalam nama panggilan unik mahasiswa PBSI Universitas Muhammadiyah Purwokerto tahun 2015-2016.

D. Manfaat Penelitian

1. Secara Teoretis

(7)

7

2. Secara Praktis

Referensi

Dokumen terkait

Struktur pasar monopolistik terjadi manakala jumlah produsen atau penjual banyak dengan produk yang serupa/sejenis, namun di mana konsumen produk tersebut

Berangkat dari masalah yang ditemukan, penulis mengadakan penelitian dengan metode studi pustaka, observasi, perancangan, instalasi, uji coba serta implementasi untuk menemukan

 Biaya produksi menjadi lebih efisien jika hanya ada satu produsen tunggal yang membuat produk itu dari pada banyak perusahaan.. Barrier

225 SOAS - School of Oriental and African Studies, University of London Britania Raya 226 Massachusetts Institute of Technology Amerika Serikat. 227 Harvard University

Hasil penelitian yang diperoleh adalah kasus spondilitis tuberkulosis yang ditemukan pada tahun 2014 sebanyak 44 pasien.. Penyakit ini dapat menyerang segala jenis kelamin dan

Fungsi speaker ini adalah mengubah gelombang listrik menjadi getaran suara.proses pengubahan gelombag listrik/electromagnet menjadi gelombang suara terjadi karna

Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan bahasa Indonesia dalam publikasi tersebut belum memuaskan karena terdapat beberapa kesalahan, seperti kesalahan penulisan kata