• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang - Tri Hanggara Yoga Pamungkas BAB I

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang - Tri Hanggara Yoga Pamungkas BAB I"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pada era pasar bebas sekarang ini, rumah sakit mempunyai peran yang penting dalam memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat. Sebagai usaha bidang jasa, keunggulan dalam faktor pelayanan menjadi sebuah tuntutan. Pelayanan kesehatan di rumah sakit merupakan bentuk pelayanan yang diberikan kepada pasien antara lain oleh tim keperawatan (Nitisemito, 2006).

(2)

Dalam bidang keperawatan, komunikasi penting untuk menciptakan hubungan antara perawat dengan pasien, untuk mengenal kebutuhan pasien dan menentukan rencana tindakan serta kerja sama dalam memenuhi kebutuhan tersebut (Purwanto, 2007). Seorang perawat profesional berusaha untuk selalu menggunakan komunikasi terapeutik, yang berarti bahwa setiap interaksi yang dilakukannya memberikan dampak terapeutik yang memungkinkan pasien untuk tumbuh dan berkembang, oleh karena itu perawat harus mampu mengetahui tentang dinamika komunikasi, penghayatan terhadap kelebihan dan kekuranagn diri serta kepekaan terhadap kebutuhan orang lain (Hamid, 2000).

(3)

organisasi harus memperhatikan tingkat pendidikan dan pengalaman kerja dengan sebaik-baiknya.

(4)

Beberapa penelitian tentang komunikasi terapeutik menunjukan bahwa hubungan komunikasi terapeutik dengan tingkat kecemasan pasien yang dilakukan tindakan endoskopi di irna RSUD Prof. DR. Margono Soekarjo Purwokerto yang diteliti oleh Purwaningsih (2013) pada 35 orang pasien, menunjukan penerapan komunikasi terapeutik oleh perawat sebagian besar pada kategori cukup baik (60.0%). Selain itu penelitian tentang pengaruh komunikasi terapeutik terhadap tingkat kecemasan pasien pre operasi mayor di RSUD Banyumas yang diteliti oleh Riyanto (2009) pada 30 orang, menunjukan ada pengaruh yang signifikan pemberian komunikasi terapeutik terhadap kecemasan pasien preoperasi dengan ρ=0,0001 < 0,05, menunjukan bahwa kecemasan pre operasi pasien post-test telah mengalami penurunan yang bermakna dibandingkan dengan pre-test komunikasi.

(5)

pelayanan keperawatan dalam membantu penyembuhan pasien (Purwanto, 2007). Selain itu komunikasi terapeutik memegang peranan yang penting dalam proses pelayanan kesehatan karena dengan adanya komunikasi terapeutik maka perawat dapat merencanakan tindakan keperawatan yang tepat yang akan diberikan kepada pasien dan komunikasi terapeutik sebagai sarana penyampainan informasi kepada pasien maupun keluarga tentang keadaan pasien.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan kesimpulan yang dijelaskan dilatar belakang, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: “Apakah ada hubungan antara pengetahuan komunikasi terpeutik, tingkat pendidikan dan masa kerja perawat dengan kemampuan komunikasi terapeutik perawat dalam melaksanakan pelayanan kesehatan terhadap pasien di RSUD dr. R. Goeteng Taroenadibrata Purbalingga.

C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum

(6)

melaksanakan pelayanan kesehatan terhadap pasien di RSUD dr. R. Goeteng Taroenadibrata.

2. Tujuan Khusus

Tujun khusus dari penelitian ini adalah:

a. Untuk mengetahui gambaran karakteristik perawat RSUD dr. R.Goeteng Taroenadibrata Purbalingga.

b. Untuk mengetahui tingkat pengetahuan perawat RSUD dr. R. Goeteng Taroenadibrata Purbalingga tentang komunikasi terapeutik.

c. Untuk mengetahui tingkat pendidikan perawat di ruang rawat inap RSUD dr. R. Goeteng Taroenadibrata Purbalingga.

d. Untuk mengetahui masa kerja perawat di ruang rawat inap RSUD dr. R. Goeteng Taroenadibrata Purbalingga

e. Untuk membuktikan hubungan antara pengetahuan komunikasi terapeutik dengan kemampuan komunikasi terapeutik di ruang rawat inap RSUD dr. R. Goeteng Taroenadibrata Purbalingga dalam memberikan pelayanan kesehatan.

(7)

g. Untuk membuktikan hubungan antara masa kerja perawat dengan kemampuan komunikasi terapeutik di ruang rawat inap RSUD dr. R. Goeteng Taroenadibrata Purbalingga dalam memberikan pelayanan kesehatan.

D. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi banyak pihak yaitu: 1. Bagi Institusi RSUD dr. R. Goeteng Taroenadibrata Purbalingga.

Penelitian ini dapat dijadikan masukan dan pertimbangan bagi RSUD dr. R. Goeteng Taroenadibrata Purbalingga untuk mengadakan penyegaran atau pelatihan bagi para perawat tentang komunikasi terapeutik.

2. Bagi Profesi Keperawatan

Penelitian ini dapat digunakan sebagai wahana introspeksi perawat sebagai pemberi pelayanan kesehatan sebagai perawat profesional.

3. Bagi Institusi Pendidikan

(8)

4. Bagi Peneliti

Peneliti memperoleh pengalaman baru dalam mengungkap atau menemukan adanya hubungan antara pengetahuan komunikasi terapeutik perawat, tingkat pendidikan dan masa kerja perawat dengan kemampuan menerapkan komunikasi terapeutik dalam memberikan pelayanan kesehatan.

E. Penelitian Terkait

Penelitian terdahulu yang relevan dengan penelitian yang akan dilakukan yaitu:

1. Penelitian dengan judul Perbandingan Tingkat Kepuasan Pasien Rawat Inap Kelas I Dan Kelas III Terhadap Pelaksanaan Komunikasi Terapeutik Perawat Di RSUD Banyumas yang diteliti oleh Nugroho (2009). Metode penelitian ini menggunakan metode komparatif dengan pendekatan cross sectional, sampel dipilih menggunakan tekhnik simple random sampling.

(9)

dari penelitian ini yaitu terdapat perbedaan yang signifikan antara tingkat kepuasan pasien di ruang kelas I dan III RSUD Banyumas.

Perbedaan penelitian terdahulu dengan penelitian yang sekarang adalah fokus utama dalam penelitian. Fokus penelitian sebelumnya adalah tingkat kepuasan pasien rawat inap kelas I dan III terhadap pelaksanaan komunikasi terapeutik perawat. Sedangkan fokus penelitian ini adalah pengetahuan perawat tentang komunikasi terapeutik, tingkat pendidikan dan masa kerja perawat dengan kemampuan perawat dalam menerapkan komunikasi dalam memberikan pelayanaan kesehatan.

2. Penelitian dengan judul Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Perilaku Perawat Dalam Komunikasi Terapeutik Di Rumah Sakit Santa Elisabeth Purwokerto yang diteliti oleh Christiani (2013). Metode penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan pendekatan cross sectional . Populasi penelitian adalah seluruh perawat yang berpendidikan

DIII di Rumah Sakit Elisabeth Purwokerto. Sampel berjumlah 44 dengan tekhnik total sampling. Analisis data menggunakan uji Chi-Square dan regresi logistic ganda. Terdapat hubungan yang signifikan antara umur

(10)

merupakan faktor yang paling dominan berhubungan dengan perilaku perawat dalam melaksanakan komunikasi terapeutik.

Perbedaan penelitian terdahulu dengan penelitian yang sekarang adalah fokus utama dalam penelitian. Fokus utama dalam penelitian ini adalah faktor-faktor yang berhubungan dengan perilaku perawat dalam komunikasi terapeutik. Sedangkan fokus penelitian ini adalah pengetahuan perawat tentang komunikasi terapeutik, tingkat pendidikan dan masa kerja perawat dengan kemampuan perawat dalam menerapkan komunikasi dalam memberikan pelayanaan kesehatan.

3. Penelitian dengan judul Hubungan Komunikasi Terapeutik Dalam Pemberian Informed Consent Dengan Tingkat Kecemasan Pasien Pre Operasi Di RSUD dr. R. Goeteng Taroenadibrata Kabupaten Purbalingga yang diteliti oleh Agustama (2013). Metode penelitian ini menggunakan desain korelasi dengan pendekatan Cross sectional. Populasi sebanyak 445 pasien dalam kurun waktu Agustus sampai Oktober 2012. Sampel yang diambil adalah 62 pasien dengan consecutive sampling. Kesimpulan ada hubungan yang signifikan antara komunikasi terapeutik dalam pemberian informed consent dengan tingkat kecemasan pasien pre operasi.

(11)

sebelumnya adalah hubungan komunikasi terapeutik dalam pemberian informed consent dengan tingkat kecemasan pasien pre operasi.

Sedangkan fokus penelitian ini adalah pengetahuan perawat tentang komunikasi terapeutik, tingkat pendidikan dan masa kerja perawat dengan kemampuan perawat dalam menerapkan komunikasi dalam memberikan pelayanaan kesehatan.

4. Penelitian dengan judul Faktor-Faktor Yang Melatarbelakangi Kemampuan Komunikasi Terapeutik Di Rumah Sakit Elisabeth Purwokerto yang diteliti oleh Diana (2006). Jenis penelitian ini adalah deskriptif korelasi. Populasi penelitian semua perawat di ruang rawat inap Maria Rumah Sakit Elisabeth Purwokerto yang berjumlah 26 orang. Sampel penelitian diambil 23 orang sesuai dengan kriteria inklusi. Metode analisis data menggunakan distribusi frekuensi dan uji statistik Spearman Rank. Kesimpulan sebagian besar perawat berpendidikan DIII

Keperawatan dan pernah mengikuti pelatihan komunikasi terapeutik. Tingkat pengetahuan dan kemampuan komunikasi terapeutik perawat sebagian besar pada kategori cukup baik. Ada hubungan yang bermakna secara statistik antara faktor-faktor yang melatarbelakangi kemampuan komunikasi terapeutik.

(12)

Referensi

Dokumen terkait

Variabel reliability (X 2 ), yang meliputi indikator petugas memberikan pelayanan yang tepat, petugas memberikan pelayanan yang cepat, petugas memberikan pelayanan

Retribusi Daerah yang selanjutnya disebut retribusi adalah pungutan daerah sebagai pembayaran atas jasa atau pemberian ijin yang khusus disediakan dan atau diberikan

Analisis stilistika pada ayat tersebut adalah Allah memberikan perintah kepada manusia untuk tetap menjaga dirinya dari orang-orang yang akan mencelakainya dengan jalan

underwear rules ini memiliki aturan sederhana dimana anak tidak boleh disentuh oleh orang lain pada bagian tubuhnya yang ditutupi pakaian dalam (underwear ) anak dan anak

[r]

informasi tentang jenis dan berbagai motif batik store nusantara, dapat melakukan pemesanan batik secara online dengan mendaftarkan data diri pelanggan dan mengisi form

“Kecuali mengenai Wilayah Persekutuan Kuala Lumpur, Labuan dan Putrajaya, hukum Syarak dan undang-undang diri dan keluarga bagi orang yang menganut agama Islam,

Latar Belakang: Persiapan mental merupakan hal yang tidak kalah pentingnya dalam proses persiapan operasi karena mental pasien yang tidak siap atau labil dapat