• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. KONSEP KELUARGA 1. Pengertian - DITEU JUNI PAMELA BAB II

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. KONSEP KELUARGA 1. Pengertian - DITEU JUNI PAMELA BAB II"

Copied!
32
0
0

Teks penuh

(1)

A. KONSEP KELUARGA

1. Pengertian

Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri dari kepala keluarga dan beberapa orang yang berkumpul serta tinggal di suatu tempat di bawah satu atap dalam keadaan saling bergantung (Departemen Kesehatan RI, 1988 dalam Ali, 2010).

Keluarga adalah dua atau lebih individu yang bergabung karena hubungan darah, perkawinan, dan adopsi dalam satu rumah tangga, yang berinteraksi satu dengan lainnya dalam peran dan menciptakan serta mempertahankan suatu budaya (Ali, 2010).

Keluarga adalah dua orang atau lebih yang dibentuk berdasarkan ikatan perkawinan yang sah, mampu memenuhi kebutuhan hidup spiritual dan materi yang layak, bertaqwa kepada tuhan, memiliki hubungan yang selaras,serasi dan seimbang antara anggota keluarga dan masyarakat serta lingkungannya (BKKBN, 1999 dalam Sudiharto, 2010).

(2)

mempertahankan budaya dan meningkatkan perkembangan fisik, mental, emosional serta sosial dari tiap anggota.

2. Fungsi Keluarga

Menurut Friedman,1999 dalam Sudiharto, 2010 antara lain : a. Fungsi Afektif

Fungsi ini berhubungan dengan fungsi internal keluarga, untuk pemenuhan kebutuhan psikososial, saling mengasuh dan memberikan cinta kasih serta,saling menerima dan mendukung. Dengan terpenuhinya fungsi ini, maka keluarga akan menjalankan tujuan psikososial yang utama, yaitu membentuk sifat – sifat kemanusiaan dalamdiri mereka, stabilisasi kepribadian dan tingkah laku kemampuan menjalin hubungan secara lebih akrab.

b. Fungsi sosialisasi

Proses perkembangan dan perubahan individu keluarga, tempat anggota keluarga berinteraksi social dan belajar berperan di lingkungan social.

c. Fungsi Reproduksi

Fungsi keluarga meneruskan kelangsungan keturunan dan menambah sumber daya manusia.

d. Fungsi ekonomi

(3)

e. Fungsi perawatan kesehatan

Kemampuan keluarga melakukan asuhan keperawatan atau pemeliharaan kesehatan memengaruhi status kesehatan keluarga dan individu.

Tugas – tugas keluarga dalam pemeliharaan kesehatan menurut Friedman adalah :

1) Mengenal gangguan perkembangan kesehatan setiap anggota keluarga

2) Mengambil keputusan untuk tindakan kesehatan yang tepat 3) Memberikan perawatan kepada anggota keluarga yang sakit 4) Mempertahankan suasana rumah yang menguntungkan untuk

kesehatan dan perkembangan kepribadian anggota keluarga 5) Mempertahankan hubungan timbal balik antara anggota

keluarga dan fasilitas kesehatan 3. Tipe dan Bentuk Keluarga

Tipe dan bentuk keluarga menurut Sudiharto (2007) meliputi: a. Secara tradisional

1) Keluarga inti (Nuclear Family)

Keluarga yang dibenuk karena ikatan perkawinan yang direncanakan yang terdiri dari suami, istri, dan anak – anak karena dilahirkan (natural) maupun adopsi.

(4)

Merupakan suatu unit keluarga tempat asal seseorang dilahirkan.

3) Keluarga Besar (Extended Family)

Keluarga inti ditambah keluarga yang lain (karena hubungan darah), misalnya kakek, nenek, bibi, paman, sepupu.

b. Secara modern

1) Tradisional Nuclear

Keluarga inti yang didalamnya terdapat sangsi – sangsi yang harus dipatuhi oleh anggota keluarga yang tinggal dalam satu rumah.

2) Reconstituted Nuclear

Pembentukan baru dari keluarga inti melalui perkawinan kembali suami atau istri yang tinggal dalam satu rumah dengan anak – anaknya.

3) Niddle Ageanak

Suami sebagai pencari uang, istri dirumah atau kedua – duanya bekerja dirumah anak sudah meninggalkan rumah karena sekolah atau perkawinan.

4) Dyadic Nuclear

(5)

5) Singgle Parent

Satu orang tua sebagai akibat perceraian atau kematian pasangannya dan anak – anaknya dapat tinggal dirumah atau diluar rumah.

6) Dual Carrier

Suami istri atau keduanya orang karier dan tanpa adanya seorang anak.

7) Commer Married

Suami istri atau keduanya orang karier dan tinggal terpisah pada jarak tertentu.

8) Single Adult

Wanita atau pria dewasa yang tinggal sendirian yang tidak adanya keinginan untuk menikah.

9) The Generation

Tiga generasi atau lebih yang tinggal dalam satu rumah 10)Comunal

Satu rumah terdiri dari dua atau lebih pasangan yang monogami dengan anaknya yang bersama – sama memfasilitasi.

11)Group Marriage

(6)

individu menikah dengan yang lainnya dan semua adalah orang tua dari anak – anak.

12)Unmaried Parent And Child

Ibu dan anak dimana perkawinan tidak dikehendaki, adanya adopsi.

13)Choibin Couple (kumpul kebo)

Dua orang atau pasangan yang tinggal dalam satu rumah tetapi pasangan tersebut tidak menikah.

14)Gay And Lesbian Family

Keluarga yang dibentuk dalam pasangan yang berjenis yang kelamin yang sama.

4. Tahap dan Perkembangan Keluarga

Tahap perkembangan dibagi menurutkurun waktu tertentu yang dianggap stabil. Menurut Rodgerscit Friedman (1998), setiap keluarga melalui tahapan perkembangan secara unik, namun secara umum seluruh keluarga mengikuti pola yang sama.

Tahap perkembangan keluarga menurut Duvall dan Miller (Friedman, 1998).

1. Tahap 1: Pasangan Baru

(7)

kenyataannya banyak keluarga baru yang masih tinggal dengan orang tuanya.

Dua orang yang membentuk keluarga baru membutuhkan penyesuaian peran dan fungsi. Masing – masing belajar hidup bersama serta beradaptasi dengan kebiasaan sendiridan pasangannya, misalnya makan, tidur, bangun pagi dan sebagainya. Adapun tugas perkembangan, yaitu:

a. Membina hubungan intim dan memuaskan

b. Membina hubungan dengan keluarga lain, teman dan kelompok sosial

c. Mendiskusikan rencana memiliki anak

Keluarga baru ini merupakan anggota dari tiga keluarga ; keluarga suami, keluarga istri dan keluarga sendiri

2. Tahap II : keluarga “child bearing” kelahiran anak pertama Dimulai sejak hamil sampai kelahiran anak pertama dan berlanjut sampai anak berumur 30 bulan atau 2,5 tahun. Tugas perkembangan keluarga yang penting pada tahap ini adalah : a. Persiapan menjadi orang tua

b. Adaptasi dengan perubahan anggota keluarga, peran, interaksi, hubungan sexsual dan kegiatan

(8)

memfasilitasi hubungan orang tua dan bayi yang positif dan hangat sehingga jalinan kasih sayang antara bayi dan orang tua dapat tercapai.

3. Tahap III : Keluarga dengan anak pra sekolah

Tahap ini dimulai saat anak pertama berumur 2,5 tahun dan berakhir saat anak berusia 5 tahun. Tugas perkembangan:

a. Memenuhi kebutuhan anggota keluarga seperti kebutuhan tempat tinggal, privasi dan rasa aman

b. Membantu anak untuk bersosialisasi

c. Beradaptasi dengan anak yang baru lahir, sementara kebutuhan anak lain juga harus terpenuhi

d. Mempertahankan hubungan yang sehat baik didalam keluarga maupun denga mmasyarakat

e. Pembagian waktu untuk individu, pasangan dan anak f. Pembagian tanggung jawab anggota keluarga

g. Kegiatan dan waktu untuk stimulasi tumbuh kembang 4. Tahap IV : Keluarga dengan anak sekolah

(9)

a. Membantu sosialisasi anak dengan tetangga, sekolah dan lingkungan

b. Mempertahankan keintiman pasangan

c. Memenuhi kebutuhan dan biaya kehidupan yang semakin meningkat, termasuk kebutuhan untuk meningkatkan kesehatan anggota keluarga.

Pada tahap ini anak perlu berpisah dengan orang tua, memberi kesempatan pada anak untuk bersosialisasi dalam aktivitas baik di sekolah maupun di luar sekolah.

5. Tahap V : Keluarga dengan anak remaja

Dimulai saat anak berumur 13 tahun dan berakhir 6 sampai 7 tahun kemudian. Tujuannya untuk memberikan tanggung jawab serta kebebasan yang lebih besar untuk mempersiapkan diri menjadi orang dewasa.

Tugas perkembangan :

a. Memberikan kebebasan yang seimbang dengan tanggung jawab b. Mempertahankan hubungan yang intim dengan keluarga

c. Mempertahankan komunikasi yang terbuka antara anak dan orang tua. Hindari perdebatan, kecurigaan dan permusuhan d. Perubahan sistem peran dan peraturan untuk tumbuh kembang

(10)

Merupakan tahap paling sulit karena orang tua melepas otoritasnya dan membimbing anak untuk bertanggung jawab. Sering kali muncul konflik orang tua dan remaja.

6. Tahap VI : Keluarga dengan anak dewasa

Dimulai pada saat anak pertama meninggalkan rumah dan berakhir pada saat anak terakhir meninggalkan rumah. Lamanya tahapan ini tergantung jumlah anak dan ada atau tidaknya anak yang belum berkeluarga dan tetap tinggal bersama orang tua. Tugas perkembangan :

a. Memperluas keluarga inti menjadi keluarga besar b. Mempertahankan keintiman pasangan

c. Membantu orang tua memasuki masa tuanya d. Membantu anak untuk mandiri di masyarakat e. Penataan kembali peran dan kegiatan rumah tangga 7. Tahap VII : Usia pertengahan

Tahap ini dimulai pada saat anak yang terakhir meninggalkan rumah dan berakhir saat pensiun atau salah satu pasangan meniggal.

(11)

a. Mempertahankan kesehatan

b. Mempertahankan hubungan yang memuaskan dengan teman sebaya dan anak – anak

c. Meningkatkan keakraban pasangan

Fokus mempertahankan kesehatan pada pola hidup sehat, diet seimbang, olahraga rutin, menikmati hidup, pekerjaan dan lain sebagainya.

8. Tahap : VIII : keluarga usia lanjut

Dimulai pada saat pensiun sampai dengan salah satu pasangan meninggal dan keduanya meninggal. Tugas perkembangan : a. Mempertahankan suasana rumah yang menyenangkan

b. Adaptasi dengan perubahan kehilangan pasangan, teman, kekuatan fisik dan pendapatan

c. Mempertahankan keakraban suami / istri dan saling merawat d. Mempertahankan hubungan dengan anak dan sosial masyarakat e. Melakukan life review

f. Mempertahankan penataan yang memuaskan merupakan tugas utama keluarga pada tahap ini

5. Struktur Keluarga

a. Struktur peran keluarga

(12)

interaksi yang menekankan timbulnya kualitas peran yang lahir dari interaksi sosial (Turner, 1970 dalam Friedman, 2010).

1). Peran formal

Keluarga membagi peran secara merata kepada para anggota keluarga seperti cara masyarakat membagi peran – perannya, bagaimana pentingnya pelaksanaan peran bagi suatu sistem. Peran formal yang standar terdapat dalam keluarga (pencari nafkah, ibu rumah tangga, tukang perbaiki rumah, pengaruh anak, dan manager keuangan) (Friedman, 2003)

Menenurut gaces (1976, dalam Friedman, 2010) mendefinisikan 6 peran dasar yang membentuk posisi sebagai suami (ayah) dan istri (ibu), peran – peran tersebut adalah peran sebagai provider (penyedia), peran sosialisai anak, peran rekreasi, peran persaudaraan, peran terapeutik, (memenuhi kebutuhan afektif dari pasangan), peran seksual.

2). Peran informal

(13)

b. Struktur Nilai

Nilai adalah sebuah keyakinan abadi yang mempunyai bentuk perilaku spesifik (Rokeach, 1973 dalam Friedman, 2010). Sedangkan nilai – nilai keluarga didefinisikan sebagai suatu system ide, sikap, dan kepercayaan tentang nilai suatu keseluruhan atau konsep yang secara sadar mupun tidak sadar mengikat bersama – sama seluruh anggota keluarga dalam suatu budaya lazim.

c. Struktur kekuatan keluarga

Kekuasaan merupakan kemampuan potensial maupun aktul dari seorang individu untuk mengontrol, mempengaruhi, mengubah tingkah laku seseorang (Friedman, 2010).kekuasan keluarga sebagai sebuah karakteristik dari sistem keluarga adalah kemampuan untuk potensial maupun aktual dari seorang anggota individu untuk mengubah tingkah laku anggota keluarga (Olson dan Cromwell, 1975 dalam Friedman, 2010)

d. Pola dan proses komunikasi

1. Pola interaksi keluarga yang berfungsi bersifat terbuka dan jujur, selalu menyelesaikan konflik, berfikiran positif, tidak mengulang – ulang isu dn pendapat sendiri

(14)

Sedangkan karakteristik penerima berfungsi siap mendengarkan, memberikan umpan balik, melakukan validasi (Setiyowati dan Murwani, 2008)

6. Proses Dan Strategi Koping Keluarga

Menurut Fridman (2010) dalam memberikan asuhan keperawatan keluarga ada beberapa peran yang dapat dilakukan oleh perawat diantaranya :

a. Memeberikan asuhan keperawatan kepada anggota keluarga yang sakit

b. Koordinator atau menjasdi pelayan kesehatan dan perawatan keluarga c. Menjadi fasilitator dalam pelayanan kesehatan

d. Menjadi penyuluh, pendidikan dan konsultan kesehatan

7. Keluarga Sebagai Pasien

Sesuai dengan fungsi pemeliharaan kesehatan keluarga menurut Friedman (1998, dalam Friedman, 2010) yang membagikeluarga kedalam bidang kesehatan yang dapat dilakukan, yaitu :

a. Dapat mengenal masalah kesehatan disetiap anggota keluarga yang mengalami masalah

b. Mengambil keputusan untuk melakukan tindakan yang tepat bagi keluarga yang bermasalah dengan kesehantannya

(15)

membantu dirinya sendiri yang cacat atau usianya yang terlalu masiih muda

d. Mempertahankan suasana dirumah yang menguntungkan untuk kesehatan anggota keluarga yang lainnya

e. Mempertahankan hubungan timbal balik antara keluarga dan lembaga kesehatan

8. Proses Perawat Dalam Pemberian Asuhan Keperawatan Kesehatan Keluarga

Menurut Friedman (2010) sesuai dengan fiungsi pemeliharaan kesehatan, keluarga mempunyai tugas tugas dalam bidang kesehatan yang perlu dipahami dan dilakukan, yaitu:

a. Mengenal masalah kesehatan keluarga

Kesehatan merupakan kebutuhan keluarga yang tidak boleh diabaikan karena tanpa kesehatan segala sesuatu tidak akan berarti dan karena kesehatanlah kadang seluruh kekuatan sumber daya dan dana keluarga habis.Ketidaksanggupan keluarga dalam mengenal masalah kesehatan pada keluarga salah satunya disebabkan oleh kurangnya pengetahuan . Kurangnya pengetahuan keluarga tentang pengertian, tanda dan gejala, perawatan dan pencegahan hipertensi. b. Memutuskan tindakan kesehatan yang tepat bagi keluarga

(16)

kemampuan memutuskan menentukan tindakan.keluarga.Tindakan kesehatan yang dilakukan oleh keluarga diharapkan tepat agar masalah kesehatan dapat dikurangi bahkan teratasi.Ketidaksanggupan keluarga mengambil keputusan dalam melakukan tindakan yang tepat,disebabkan karena keluarga tidak memahami mengenai sifat, berat dan luasnya masalah serta tidak merasakan menonjolnya masalah.

c. Merawat keluarga yang mengalami gangguan kesehatan.

Keluarga dapat mengambil tindakan yang tepat dan benar, tetapi keluarga memiliki keterbatasan.Ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga yang sakit dikarenakan tidak mengetahui cara perawatan pada penyakitnya.Jika demikian ,anggota keluarga yang mengalami gangguan kesehatanperlu memperoleh tindakan lanjutan atau perawatan dapat dilakukan di institusi pelayanan kesehatan.

d. Memodifikasi lingkungan keluarga untuk menjamin kesehatan keluarga

(17)

e. Memanfaatkan fasilitas pelayanan kesehatan di sekitarnya bagi keluarga

Kemampuan keluarga dalam memanfaatkan fasilitas pelayanan kesehatan akan membantu anggota keluarga yang sakit memperoleh pertolongan dan mendapat perawatan segera agar masalah teratasi.

B. Asuhan Keperawatan Keluarga Dengan Dermatitis Atopik

Asuhan keperawatan keluarga adalah suatu rangkaian kegiatan yang diberikan melalui praktek keperawatan kepada keluarga, untuk membantu menyelesaikan masalah kesehatan keluarga tersebut dengan menggunakan pendekatan proses keperawatan. (Setiyowati dan Murwani, 2008).

1. Pengertian Dermatitis

Dermatitis adalah peradangan hebat yang menyebabkan pembentukan lepuh atau gelembung kecil (vesikel) pada kulit hingga akhirnya pecah dan mengeluarkan cairan (Mitchel dan Hepplewhite. 2005) Dermatitis adalah peradangan kulit epidermis dan dermis sebagai respon terhadap pengaruh factor eksogen atau factor endogen, menimbulkan kelainan klinis berubah eflo – resensi polimorfik (eritema, edema, papul, vesikel, skuama, dan keluhan gatal) (Adhi Juanda, 2005)

(18)

atopik, keadaan ini juga berhubungan dengan kondisi atopik lain pada penderita ataupun keluarganya (Djuanda, 2007).

2. Anatomi dan Fisiologi

a. Bagian – Bagian Kulit Manusia

Kulit terbagi atas tiga lapisan pokok, yaitu epidermis, dermis atau korium, dan jaringan subkutan atau subkutis.

1). Epidermis

Epidermis terbagi atas lima lapisan antara lain :

a) Lapisan tanduk atau stratum korneum yaitu lapisan kulit yang paling luar yang terdiri dari beberapa lapis sel gepeng yang mati, tidak berinti dan protoplasmanya telah berubah menjadi kreatin (zat tanduk)

b) Stratum Lusidum yaitu lapisan sel gepeng tanpa inti dengan protoplasma berubah menjadi eleidin (protein). Tampak jelas pada telapak tangan dan kaki

c) Lapisan granular atau stratum granulosum yaitu 2 atau 3 lapisan sel gepeng dengan sitoplasma berbutir kasar dan terdapat inti di antaranya, mukosa biasanya tidak memiliki lapisan ini

(19)

karena mengandung banyak glikogen dan inti terletak ditengah – tengah. Makin dekat letaknya ke permukaan bentuk sel semakin gepeng.

e) Lapisan basal atau stratum germinativium terdiri dari sel berbentuk kubus tersusun vertikel pada perbatasan dermoepidermal, berbaris seperti pagar (palisade)

2). Dermis

Dermis atau korium merupakan lapisan bawah epidermis dan diatas jaringan subkutan. Dermis terdiri dari jaringan ikat yang dialapisan atas terjalin rapat (pars papillaris), sedangkan dibagian bawah terjalin lebih longgar (pars reticularis).

a) . Jaringan subkutan (subkutis atau hipodermis)

(20)

b. Fungsi kulit

Kulit mempunyai berbagai fungsi yaitu sebagai berikut : 1) Fungsi proteksi

Epidermis terutama lapisan tanduk berguna untuk menutupi jaringan – jaringan tubuh disebelah dalam dan melindungi tubuh dari pengaruh – pengaruh luar seperti luka dan serangan kuman.

2) Proteksi rangsangan

Terjadi karena sifat stratum korenum yang impermeable terhadap berbagai zat kimia dan air. Disamping itu terdapat lapisan keasaman kulit yang melindungi kontak zat kimia dengan kulit. Lapisan keasaman kulit berbentuk dari hasil ekskresi keringat dan sebum yang menyebabkan keasamaan kulit anntara Ph 5-6,5.

3) Pengatur panas atau thermoregulasi

Kulit mengatur suhu tubug melalui dilatasi dan konstruksi pembuluh kapiler serta melalui respirasi yang keduanya dipengaruhi saraf otonom. Tubuh yang sehat memiliki suhu tetap kira – kira 98,6 deraja Farenheit atau sekitar 36,5oC.

4) Pengeluaran (ekskresi)

(21)

dikeluarkan melalui kulit tidak saja disalurkan melalui keringat tetapi juga melalui penguapan air transepidermis sebagai pembentukan keringat yang tidak disadari.

5) Fungsi persepsi

Kulit megandung ujung – ujung saraf sensorik di dermis dan subkutis. Respon terhadap rangsangan panas diperankan oleh drmis dan subkutis, terhadap dingin diperankan oleh dermis, perabaan diperankan oleh epidermis. Serabut saraf sensorik lebih banyak jumlahnya didaerah yang erotik.

6) Fungsi absorbsi

Kulit dapat menyerap zat – zat tertentu, terutama zat – zat yang larut dalam lemak dapat diserap ke dalam kulit. Hormon yang terdapat pada krim muka dapat masuk melalui kulit dan mempengaruhi lapisan kulit pada tingkatan yang sangat tipis. 7) Penunjang penampilan

Fungsi yang terkait dengan kecantikan yaitu keadaan kulit yang tampak halus, putih dan bersih akan dapat menunjang penampilan. Fungsi lain dari kulit yaitu kulit dapat mengekspresikan emosi seseorang seperti kulit memerah, pucat maupun kontraksi otot penegak rambut.

3. Etiologi

(22)

mikroorganisme (contohnya : bakteri, jamur) dapat pula dari dalam (endogen), misalnya dermatitis atopic. (Adhi Djuanda, 2005)

Sejumlah kondisi kesehatan, alergi, factor genetic, fisik, stress dan iritasi dapat menjadi penyebab eksim. Masing-masing jenis eksim, biasanya memiliki penyebab berbeda pula. Seringkali, kulit yang pecah-pecah dan meradang yang disebabkan eksim menjadi infeksi. Jika kulit tangan ada strip merah seperti goresan, kita mungkin mengalami selulit infeksi bakteri yang terjadi dibawah jaringan kulit. Selulit muncul karena peradangan pada kulit yang terlihat bentol-bentol, memerah, berisi cairan dan terasa panas seseorang yang system kekebalan tubuhnya tidak bagus, segera periksa ke dokter jika kita mengalami selulit dan eksim.

4. Patofisiologi

Dermatitis melalui dua fase yaitu fase induksi dan fase elisitasi. Fase induksi yaitu saat kontak pertama alergen dengan kulit sampai limfosit memberi respon, fase ini memerlukan waktu 2-3 minggu. Fase elisitasi yaitu saat terjadi perjalanan ulang dengan alergen yang sama atau serupa sampai timbul gejala klinis. Pada dermatitis atopik histamin dianggap sebagai zat penting yang memberi reaksi dan menyebabkan priuritus. Histamin menghambat kemotaksis dan menekan produksi sel T, sel must meningkat pada lesi dermatitis atopik kronis.

5. Tanda dan Gejala

(23)

gejala kronis. Selain itu banyak faktor yang mempengaruhi dermatitis yaitu faktor individu (misalnya ras, usia, lokasi, atopi, dan penyakit kulit lainnya), faktor lingkungan (misalnya suhu, kelembaban udara, okulasi)

Menurut Mansjoer (2000) dan Djuanda (2007) menyatakan macam – macam bentuk dermatitis :

a. Dermatitis kontak

merupakan dermatitis karena kronik eksternal, yang menimbulkan fenomen sensitisasi (alergen) atau toksis (iritan), penyebabnya adalah bahan kimia, zat detergen, disinfektan dan zat warna (untuk pakaian dan sepatu) (Mansjoer, 2000).

b. Dermatitis atopik

merupakan keadaan peradangan kulit kronis dan residif, disertai gatal, yang umumnya sering terjadi selama masa bayi, anak – anak, dan dewasa sering berhubungan dengan peningkatan kadar IgE dalam serum dan riwayat atopi pada penderita atau kelurga. Tandanya yaitu bercak-bercak merah yang berbatas tidak tegas dan gatal, entoma, edema, eksudat serum. (Djuanda, 2007).

Penyebab dermatitis atopik menurut Mansjoer (2000) adalah rhinitis alergik, alergi terhadap protein, reaksi abnormal terhadap perubahan suhu, sensitif terhadap serum, obat, dan bakteri.

c. Dermatitis statis/hifostatis

(24)

adalah semua keadaan yang menyebabkan statis peredaran darah ditungkai bawah atau juga bisa karena insufisiensi ven (Mansjoer, 2000)

d. Dermatitis autosensitisasi

merupakan dermatitis akut yang timbul pada tempat jauh dari fokus inflamasi lokal. Penyebabdari dermatitis ini adalah tidak berhubungan langsung dengan penyebab fokus inflamasi (Djuanda, 2007)

e. Dermatitis numularis

Dermatitis numularis tidak diketahui. Penyakit dermatitis timbul pada pasien yang mempunyai kulit kering, serta mempunyai kepribadian yang tense dan anxious, subyektif sangat gatal, obyektif terlihat dermatitis sebesar uang logam, terditi atas eritema, edema, kadang – kadang ada vesikel, kusta atau papul (Mansjoer, 2000).

6. Penatalaksanaan

a. Pencegahaan

Merupakan hal yang sangat penting pada penatalaksanaan dermatitis kontak iritan dan kontak alergik. Dilingkungan rumah, beberapa hal dapat dilaksanakan misalnya penggunaan sarung tangan karet di ganti dengan sarung tngan plastic, menggunakan mesin cuci, sikat bergagang panjang, penggunaan detergen.

b. Pengobatan

(25)

Obat-obatan yang topical diberikan sesuai dengan prinsip-prinsip umum pengobatan dermatitis yaitu bila basah diberi terapi basah (kompres terbuka). Bila kering berikan terapi kering, makin akut penyakit, makin rendah prosentase bahan aktif. Bila akut berikan kompres, bila sub akut diberi losio, pasta, krim / linimentum (pasta pendingin), bila kronik berikan salep. Bila basah berikan kompres, bila kering superfisial diberi bedak, bedak kocok, krim / pasta, bila kering didalam dibeli salep.

2) Pengobatan sistemik

Pengobatan sistemik ditujukan untuk mengontrol rasa gatal dan / edema juga pada kasus sedang dan berat pada keadaan akut / kronik. Jenis-jenisnya adalah :

a) Antihistamin

Maksud pemberian antihistamin adalah untuk memperoleh efek sedatifnya. Ada yang berpendapat pada stadium permulaan tidak terdapat pelepasan histamin.

b) Kortikosteroid

(26)

7. Pencegahan

Hindari sabun mandi yang bersifat alkalis/basa.

Hindari penggunaan air terlalu panas saat mandi, untuk mencegah terjadinya kulit kering.

Hindari pemakaian baju yang berserat kasar Hindari terik matahari dan udara yang panas.

(27)

8. Pathways

tidak tahu

tidak tahu

- bahan kimia

- protein

- bakteri

- pungus

dermatitis atopic, eritema, pruritus, bengkak, bersisik. ditangani/ pencegahan tidak tahu ketidakmampuan keluarga mengenal masalah kesehatan ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga yang sakit memodifikasi lingkungan:

- menjaga kebersihan rumah

- terdapat

pembuangan tempat sampah

upaya perawatan:

- cuci daerah luka dengan air hangat

- tidak menggaruk daerah yang sakit

- beri salep di area yang luka ketidakmampuan keluarga mengambil keputusan gangguan rasa nyaman: gatal

resiko penularan infeksi gangguan

konsep

ketidakmampuan keluarga

(28)

9. Diagnosa Keperawatan menurut NANDA (2012)

Diagnosa keperawatan yang muncul pada penyakit dermatitis

1. Ketidakefektifan managemen regimen terapeutik keluarga berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga yang sakit. 2. Ketidakefektifan pemeliharaan kesehatan berhubungan dengan

Ketidaktahuan keluarga dalam merawat anggota keluarga dengan dermatitis atopik

3. kurangefektifnya koping keluarga berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga yang sakit

4. Resiko bahaya lingkungan

5. Fokus Intervensi

A. Fokus intervensi

1. Diagnosa 1 : Ketidakmampuan managemen regimen terapeutik keluarga berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga yang sakit.

a. Tujuan : setelah dilakukan pertemuan selam 3 kali tatap muka diharapkan masalah Ketidakmampuan managemen regimen terapeutik keluarga berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga yang sakit teratasi

kriteria hasil : keluarga dan penderita mampu merawat anggota keluarga dengan masalah stroke.

(29)

1). Mendiskusikan dengan keluarga tentang dermatitis.

(a). Diskusi dengan keluarga tentang pengertian dermatitis. (b). Anjurkan keluarga untuk menyebutkan kembali tentang pengertian.

2).menyebutkan tanda dan gejala dermatitis atopik

(a). Jelaskam kepada keluarga tentang tanda dan gejala dermatitis

(b). Evaluasi penjelasan yang telah diberikan. (c). Beri reinforcment positif.

b) Mengambil keputusan untuk mengatasi masalah kulit dermatitis

1). mengambil keputusan untuk menanganai dermatitis agar tidak bertambah

(a). Diskusikan dengan keluarga bagaimana mengatasi dermatitis untuk mengambil keputusan selanjutnya

(b). Motivasi keluarga untuk memutuskan menangani dermatitis secara tepat

(c). Beri pujian positif atas keputusan yang diambil keluarga

c) merawat keluarga dengan dermatitis atropi

(30)

3) motivasi keluarga untuk mengungkapkan kembali apa yang telah disampaikan

d) mendemonstrasikan cara perawatan dermatitis 1) demonstrasikan cara perawatan dermatitis 2) motivasi keluarga untuk mendemonstrasikan 3) beri pujian atas upaya keluarga dalam menilai

keberhasilan yang dilakukan. e) memanfaatkan fasilitas kesehatan

1) menjelaskan manfaat fasilitas kesehatan yang dapat digunakan untuk mengatasi dermatitis

2. Diagnosa 2 Ketidakefektifan pemeliharaan kesehatan berhubungan dengan Ketidaktahuan keluarga dalam merawat anggota keluarga dengan dermatitis atopik

Tujuan : setelah dilakukan pertemuan selam 3 kali tatap muka diharapkan masalah Setelah dilakukan tindakan keperawatan diharapkan Kurang pengetahuan tentang penyakit teratasi dengan kriteria hasil :

a. keluarga dan penderita tahu tentang dermatitis dan dapat merawat anggota keluarga yang terkena dermatitis

1). Menjelaskan tentang dermatitis

(31)

2). penyebab Dermatitis

(a). Evaluasi penjelasan tentang penyebab Dermatitis (b). Motivasi kembali keluarga untuk mengulang penjelasan yang sudah diberikan.

3). menyebutkan tanda dan gejala dermatitis atopik

(a). Evaluasi penjelasan tentang tanda dan gejala dermatitis (b). Motivasi kembali keluarga untuk mengulang penjelasan yang sudah diberikan.

(c). beri pujian

4). menjelaskan tentang pengobatan dermatitis

(a). Evaluasi penjelasan tentang tanda dan gejala dermatitis atopik

(b). Motivasi kembali keluarga untuk mengulang penjelasan yang sudah diberikan.

3. Diagnosa 3 kurang efektifnya koping keluarga berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga yang sakit

Tujuan : setelah dilakukan pertemuan selam 3 kali tatap muka diharapkan Setelah dilakukan tindakan keperawatan masalah koping keluarga berkurang dengan kriteria hasil:

a. keluarga mampu mengenal masalah: 1) pengelolaan stress

(32)

4) regimen pengobatan interevensi

a) setelah dilakukan intervensi keperawatan, keluarga mampu mengenal masalah:

(1). teaching individual

(2). teaching grup

b. keluarga mampu memutuskan untuk meningkatkan atau memperbaiki kesehatan:

1) berpartisipasi dalam memutuskan perawatan kesehatan intervensi:

a) keluarga mampu memutuskan dukungan membuat keputusan membangun harapan

c. keluarga mampu perawat 1) koping keluarga 2) fungsi keluarga

3) status kesehatan keluarga 4) suasana lingkungan keluarga intervensi:

a) keluarga mampu merawat: (1). peningkatan koping (2). konseling

Referensi

Dokumen terkait

Tujuan dari penelitian ini adalah mendapatkan rendemen ekstrak daun tua Sonneratia alba yang diambil dari Desa Wori, Kabupaten Minahasa Utara, Provinsi Sulawesi

sebagai berikut : 1) Proses pembelajaran masih bersifat konvensional dimana siswa.. mendengarkan penjelasan guru, mencatat materi pelajaran, dan mengerjakan latihan

Evaluasi yang berkaitan dengan perkembangan studi dilakukan pada tahun kedua (4 semester), tahun ketiga dan tahun keempat, dan agar ketepatan waktu studi tercapai disediakan

- Kemudian terdakwa membangunkan saksi korban sambil berkata (hyang laku ka lalaki te) pengen di sukai sama laki-laki ga..???, jika ingin disukai laki-laki kamu harus

yaitu Pembuatan Aplikasi. Aplikasi web dibuat berdasarkan perancangan sistem. Bahasa pemrograman yang digunakan adalah PHP framework CodeIgniter. Tahap keempat yaitu

Puji dan syukur panjatkan kepada Tuhan yang Maha Esa, kelimpahan rahmat dan karunia Nya sehingga dapat menyelesaukan tesis tentang “ Pengaruh Kompensasi dan

Berdasarkan hasil pembobotan kombinasi pada Tabel 2, dapat diketahui bobot dari masing-masing kategori layanan berdasarkan urutan prioritas layanan untuk