Lansia merupakan bagian dari proses pertumbuhan dan perkembangan, manusia tidak tiba-tiba menjadi tua, melainkan berkembang mulai dari bayi, anak-anak, dewasa, hingga akhirnya menjadi tua. Ini adalah perubahan fisik dan perilaku yang normal dan dapat diprediksi yang terjadi pada semua orang ketika mereka mencapai usia tertentu pada tahap perkembangan kronologis tertentu. Menurut undang-undang nomor 13 tahun 1998 pada bab I pasal 1 ayat II yang mengatakan “lanjut usia adalah seseorang yang telah mencapai umur 60 tahun ke atas”.
Sendi Pada lansia, jaringan ikat di sekitar sendi seperti tendon, ligamen, dan fasia mengalami penurunan elastisitas. Pencernaan dan metabolisme, yaitu perubahan-perubahan yang terjadi pada sistem pencernaan, seperti penurunan produksi sebagai penurunan fungsi yang nyata: kehilangan gigi, penurunan indera perasa, penurunan rasa lapar, pengecilan organ hati dan penimbunan darah. Gangguan pada tubuh yang sering muncul pada lansia seringkali disebabkan oleh faktor luar tubuh (lingkungan), misalnya terjatuh.
Kelainan yang terjadi antara lain gangguan komunikasi verbal, berkurangnya elastisitas kulit dan berkurangnya hormon kolagen sehingga menyebabkan kulit kering, rapuh dan rusak (Wahyunita & Fitrah, 2010: 18). Sembelit pada lansia biasanya disebabkan oleh kurangnya motilitas usus itu sendiri, dapat juga karena pengaruh makanan, kurangnya aktivitas fisik, dehidrasi dan pengaruh obat-obatan (Wahyunita & Fitrah, 2010: 18). Perubahan kulit yang terjadi pada lansia disebabkan oleh kulit yang semakin tipis dan dibarengi dengan bertambahnya usia serta semakin mengendurnya lapisan lemak di bawah kulit.
Stroke diartikan sebagai defisiensi (gangguan) fungsi sistem saraf yang terjadi secara tiba-tiba dan disebabkan oleh berkurangnya peredaran darah otak.
Patofisiologi Stroke
Penyebab Stroke
Klasifikasi Stroke
Keempat penyebab tersebut menimbulkan permasalahan yang sama yaitu terhentinya suplai darah ke otak yang menyebabkan hilangnya gerak, berpikir, memori bicara, sensasi atau sesuai dengan pusatnya yang rusak untuk sementara atau permanen (Nurhidayat & Rosjidi, 2009 : 154).
Tanda dan Gejala Stroke
Faktor Risiko Stroke
Dampak Stroke
Kemarahan, kesedihan, dan ketidakberdayaan sering kali mengurangi semangat hidup, sehingga menimbulkan konsekuensi emosional yang lebih berbahaya. Setidaknya seperempat dari seluruh pasien stroke mengalami gangguan komunikasi yang berhubungan dengan mendengarkan, berbicara, membaca, menulis dan bahkan bahasa isyarat dengan gerakan tangan. Jika otak bagian kanan terkena, terjadi hemiplegia kiri, dan yang lebih ringan disebut hemiparesis kiri.
Namun penderita stroke hemiplegia atau hemiparetik akan mengalami kesulitan dalam melakukan aktivitas sehari-hari seperti berjalan, berpakaian, makan, atau mengontrol pergerakan usus atau buang air kecil.
Paska stroke
Berdasarkan penelitian di Amerika menunjukkan bahwa lebih dari (55%) pasien stroke iskemik dapat mandiri dalam waktu 6 bulan setelah stroke. Stroke yang menunjukkan tingkat keparahan yang tinggi pada saat serangan lebih sering dikaitkan dengan kecacatan pasca stroke (Pinzon & Asanti, 2010:39). Pasien pasca stroke harus mewaspadai dan mengontrol seluruh aktivitas dan gaya hidup mereka untuk menghindari stroke susulan yang lebih parah.
Konsep Dasar Keluarga .1 Pengertian Keluarga
- Bentuk-Bentuk Keluarga
- Fungsi Keluarga
- Peran Keluarga
- Peran Keluarga Dalam Perawatan Lansia
- Faktor Yang Mempengaruhi Pelaksanaan Peran Keluarga
Ciri-ciri keluarga antara lain terdiri dari dua orang atau lebih yang mempunyai hubungan darah, perkawinan, dan pengangkatan anak; anggota keluarga biasanya tinggal bersama atau jika terpisah tetap saling memperhatikan; anggota keluarga berinteraksi satu sama lain dan satu sama lain mempunyai peran sosial, mempunyai tujuan untuk menciptakan dan memelihara kebudayaan, meningkatkan perkembangan fisik, psikis dan sosial keluarga (Wiyono dan Saragih, 2012: 4). Keluarga inti adalah keluarga yang hanya terdiri dari ayah, ibu dan anak yang diperoleh melalui keturunan atau pengangkatan anak atau kedua-duanya. Fungsinya untuk memenuhi sumber pendapatan, menjamin keamanan finansial anggota keluarga dan menentukan alokasi sumber daya yang diperlukan.
Fungsinya menyediakan lingkungan yang dapat meningkatkan perkembangan alamiah kepribadian guna memberikan perlindungan psikologis yang optimal. Prasyarat untuk memenuhi fungsi ini adalah emosi yang stabil, perasaan yang baik antar anggota keluarga, kemampuan mengatasi stres yang baik. Prasyarat untuk memenuhi fungsi tersebut adalah anggota keluarga harus memiliki tingkat kecerdasan yang mencakup pengetahuan, keterampilan, dan pengalaman yang sesuai.
Prasyarat untuk menjalankan fungsi tersebut adalah keluarga harus mengetahui standar nilai yang diperlukan, memberikan contoh norma perilaku dan memeliharanya. Fungsi afektif merupakan fungsi keluarga yang paling penting untuk mempelajari segala sesuatu guna mempersiapkan anggota keluarga dalam berhubungan dengan orang lain. Fungsi sosialisasi merupakan fungsi yang mengembangkan dan melatih anak dalam kehidupan sosial sebelum ia keluar rumah untuk berinteraksi dengan orang lain di luar rumah.
Fungsi pelayanan/pemeliharaan kesehatan adalah fungsi memelihara kesehatan anggota keluarga agar produktivitasnya tetap tinggi. Jadi peran keluarga menggambarkan seperangkat perilaku, sifat, aktivitas antarpribadi yang berkaitan dengan individu dalam posisi dan situasi tertentu. Peran keluarga menggambarkan serangkaian perilaku interpersonal, sifat, aktivitas yang terkait dengan individu dalam posisi tertentu.
Peran ini tidak selalu ada dalam keluarga dan hanya akan muncul jika ada anggota keluarga yang membutuhkannya, dan di samping peran formal yang sudah ada. Perawat keluarga adalah orang yang terpanggil untuk menjaga dan merawat anggota keluarga lain yang memerlukannya. Untuk itu keluarga harus menciptakan suasana aman, tidak berisik, yang memungkinkan mereka melakukan segala sesuatu sesuai keinginannya, keluarga harus membangun semangat dan kreativitas lansia untuk mengatasi perasaan putus asa, rendah diri, solusinya. dan mengurangi berkurangnya perasaan. rasa keterbatasan dengan memberikan pujian dan menerima keadaan lansia akibat cacat dan kelainan fisik yang dideritanya.
Keluarga hendaknya sabar mendengarkan cerita masa lalu yang membosankan, tidak tertawa atau memarahi orang yang lebih tua jika lupa atau melakukan kesalahan. Keluarga harus mampu memberikan ketenangan batin dan kepuasan dalam hubungan lansia dengan Tuhan atau agama yang dianutnya.
Konsep Dasar Activity of Daily Living (ADL) .1 Pengertian ADL
Penilaian ADL
Lansia pasca stroke tetap dapat ikut serta dalam perpindahan, namun memerlukan bantuan yang maksimal, seperti menggandeng tangan lansia pasca stroke atau mengangkat ringan lansia pasca stroke untuk mencapai tempat tidur/kursi. Membutuhkan bantuan minimal, kehadiran orang lain sangat diperlukan untuk memberikan dorongan dan pengawasan demi keselamatan. Berjalan dengan bantuan satu orang, kehadiran orang lain diperlukan untuk memberikan dorongan dan pengawasan keselamatan, mampu berjalan lebih dari 50 m.
Kerangka Konsep