• Tidak ada hasil yang ditemukan

GAMBARAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TINGKAT KECEMASAN ANAK DALAM TINDAKAN PENCABUTAN GIGI DI PUSKESMAS BUAYAN - Elib Repository

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "GAMBARAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TINGKAT KECEMASAN ANAK DALAM TINDAKAN PENCABUTAN GIGI DI PUSKESMAS BUAYAN - Elib Repository"

Copied!
36
0
0

Teks penuh

(1)

GAMBARAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TINGKAT

KECEMASAN ANAK DALAM TINDAKAN PENCABUTAN

GIGI DI PUSKESMAS BUAYAN

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Memperoleh

Derajat Sarjana Keperawatan

Diajukan Oleh

Desty Kusumastuti

A11200769

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MUHAMMADIYAH

GOMBONG

(2)

ii 1

PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam skripsi yang saya ajukan tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu Perguruan Tinggi, dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka.

Kebumen, Juni 2016

(3)

HALAMAN PERSETUJUAN

Yang Bertanda Tangan Dibawah Ini Menyatakan Bahwa Skripsi Yang Berjudul:

GAMBARAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TINGKAT KECEMASAN ANAK DALAM TINDAKANPENCABUTAN GIGI

DI PUSKESMAS BUAYAN

Disusun oleh:

Desty Kusumastuti

A11200769

Telah disetujui dan dinyatakan telah memenuhi persyaratan untuk diujikan.

Pembimbing I Pembimbing II

(Arnika Dwi A, M. Kep. Ns) (Ike Mardiati A, M. Kep. Sp. Kep. J)

Mengetahui,

Ketua Program Studi S1 Keperawatan

(4)

iv 1

HALAMAN PENGESAHAN

Skripsi Dengan Judul

PERILAKU IBU BALITA DALAM PENCEGAHAN DIARE PADA

BALITA DI DESA KARANGSAMBUNG WILAYAH KERJA

PUSKESMAS KARANGSAMBUNG

Disusun oleh:

Desty Kusumastuti

A11200769

Telah dipertahankan di depan Dewan Penguji Pada tanggal 29 Juni 2016

Susunan Dewan Penguji:

1. Rina Saraswati, M. Kep (Penguji I)………..

2. Arnika Dwi A, M. Kep. Ns (Penguji II)……….

3. Ike Mardiati A, M. Kep. Sp. Kep. J (Penguji III)………

Mengetahui,

Ketua Program Studi S1 Keperawatan

(5)

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Alloh SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan judul “Perilaku ibu balita dalam pencegahan diare pada balita di Desa Karangsambung Wilayah Kerja Puskesmas Karangsambung”. Sholawat serta salam tetap tercurahkan kepada junjungan Nabi Besar Muhammad SAW sehingga peneliti mendapat kemudahan dalam menyelesaikan skripsi ini.

Sehubungan dengan itu penulis menyampaikan penghargaan dan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :

5. Kepala Puskesmas Buayan yang telah memberikan ijin pelaksanaan studi Pendahuluan dan penelitian kepada penulis.

6. Ibu (Marsini) dan Bapak (Marino), dan adikku (Dwiana Kurniawati) yang telah memberikan do’a restu dan dukungan materil dan moril.

7. Teman-teman seperjuangan satu bimbingan yang telah mau bekerja sama dalam penyelesaian penelitian ini.

8. Sahabat-sahabatku Amy, Tea, dan Mba Eka yang telah memberikan semangat serta bantuannya.

9. Teman-teman S1 keperawatan angkatan 2012 STIKES Muhammadiyah Gombong.

(6)

vi 1

Semoga bimbingan dan bantuan serta dorongan yang telah diberikan mendapat balasan sesuai dengan amal pengabdiannya dari Alloh SWT. Tiada gading yang tak retak, maka penulis mengharap saran dan kritik yang bersifat membangun dari pembaca dalam rangka perbaikan selanjutnya. Akhir kata semoga skripsi ini bermanfaat bagi kita semua. Amin.

Kebumen, Mei 2016

(7)

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN STIKES MUHAMMADIYAH GOMBONG Skripsi, Juni 2016

Desty Kusumastuti1, Arnika Dwi Asti2, Ike Mardiati Agustin3

GAMBARAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TINGKAT KECEMASAN ANAK DALAM TINDAKAN PENCABUTAN GIGI DI PUSKESMAS BUAYAN

47halaman+ 10tabel+ 10lampiran

ABSTRAK

Latar Belakang: Pencabutan gigi merupakan salah satu tindakan yang dapat mengakibatkan kecemasan. Kecemasan yang dialami anak pada saat pencabutan gigi menyebabkan anak bersikap tidak kooperatif dan kecemasan tersebut dipengaruhi oleh berbagai macam faktor.

Tujuan: Mengetahui gambaran faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat kecemasan anak dalam tindakan pencabutan gigi di Puskesmas Buayan.

Metode:Metode penelitian ini adalah deskriptif dengan pendekatan cross sectional. Sampel dalam penelitian ini adalah anak yang melakukan pencabutan gigi sebanyak 91 anak yang diambil secara random sampling.

Hasil:Responden yang melakukan pencabutan gigi sebagian besar berumur 6-7 tahun sebanyak 59 anak (64,8%). Sebagian besar yang melakukan pencabutan gigi berjenis kelamin perempuan sebanyak 50 anak (54,9%).Anak yang mengalami kecemasan dalam pencabutan gigi sebanyak 54 anak (59,3%). 91 anak (100%) tidak mempunyai pengalaman traumatik tentang pencabutan gigi, 35 anak (38,5%) dipengaruhi keluarga dan teman, 47 anak (51,6%) merasa takut dengan alat perawatan gigi, 53 anak (58,2%) dipengaruhi oleh faktor kepribadian, 57 anak (57,1%) merasa takut dengan rasa sakit, dan 50 anak (54,9%) merasa takut dengan luka yang mengakibatkan perdarahan.

Rekomndasi:Bagi pihak Puskesmas dapat memodifikasi ruangan poli gigi dengan menambahkan ornamen atau hiasan yang dapat mengalihkan perhatian bagi anak yang melakukan kunjungan kedokter gigi.

Kata kunci:kecemasan, pencabutan gigi, anak

(8)

viii 1 BACHELOR OF NURSING PROGRAM

MUHAMMADIYAH HEALTH SCIENCE INSTITUTE OF GOMBONG Research, Juni 2016

Desty Kusumastuti1, Arnika Dwi Asti2, Ike Mardiati Agustin3

THE DESCRIPTION OF THE FACTORS INFLUENCING CHILDREN’S ANXIETY LEVEL IN DAILING WITH TOOTH EXTRACTION AT BUAYAN PUBLIC HEALTH

CENTER

47pages+ 10 tables+ 10 appendices

ABSTRACT

Background:Tooth extraction in one of the actions that can lead to anxiety. Anxiety experienced by children when they are dailing with tooth extraction causes them to be uncooperative. Anxiety is influenced by various factors.

Objective: To give a description of the factors influencing children’s anxiety level in dailing with tooth extraction.

Method: This is a descriptive study using cross sectional approach. The samples consisted of 91 children that were taken by using random sampling technique.

Results: 59 respondents (64.8%) were 6-7 years old and mostly were female (50 children or 54.9%). 54 children (59.3%) were worried about tooth extraction. 91 children (100%) did not have traumatic experience about tooth extraction. 35 children (38,5%) were influenced by family and friends. 47 children (51,6%) felt worry about dental care tools. 53 children (58,2%) were influenced by the personality factor. 57 children (57,1%) felt worry about pain. 50 children (54,9%) felt worry that the wound cause hemorrhage.

Recommendation: The official of Buayan Public health center is recomended to modify the dental clinic room with some ornaments or decoration that can shift children’s attention from focusing on the medication conducted by the dentist.

Keywords: anxiety, tooth extraction, children

1 Student of Muhammadiyah Health Scient Institute Of Gombong.

(9)

Motto

Pendidikan merupakan perlengkapan paling baik untuk hari tua,

(Aristoteles)

Kesopanan adalah pengaman yang baik bagi keburukan lainnya,

(Cherterfield)

Harga kebaikan manusia adalah diukur menurut apa yang telah

dilaksanakan/diperbuatnya, (Ali Bin Abi Thalib)

Apabila anda berbuat baik kepada orang lain, maka anda telah berbuat baik

terhadap diri sendiri, (Benyamin Franklin)

Musuh yang paling berbahaya diatas dunia ini adalah penakut dan

bimbang. Teman yang paling setia, hanyalah keberanian dan keyakinan

yang teguh. (Andrew Jackson)

Tiada doa yang lebih indah selain doa agar skripsi ini cepat selesai.

Setiap pekerjaan dapat diselesaikan dengan mudah bila dikerjakan tanpa

keengganan.

Seorang sahabat adalah orang yang menjawab, apabila kita memanggil dan

sering menjawab sebelum kita panggil.

SAYA DATANG, SAYA BIMBINGAN, SAYA UJIAN, SAYA REVISI, DAN

(10)

c. Faktor-faktor yang mempengaruhi kedemasan ... 11

d. Tingkat kecemasan ... 12

e. Pengukuran kecemasan ... 13

(11)

a. Pengertian anak ... 14

b. Pertumbuhan dan perkembangan anak ... 14

c. Karakteristik anak ... 16

3. Pencabutan gigi ... 17

a. Definisi ... 17

b. Indikasi pencabutan gigi ... 18

c. Kontra indikasi pencabutan gigi ... 19

B. Kerangka Teori ... 21

C. Kerangka Konsep ... 22

BAB III METODE PENELITIAN A. metodologi penelitian ... 23

B. Populasi dan Sampel ... 23

C. Tempat dan Waktu Penelitian... 25

D. Variabel Penelitian ... 25

E. Definisi Operasional ... 25

F. Instrumen Penelitian ... 28

G. TeknikPengumpulan Data ... 29

H. Uji Validitas dan Reliabilitas ... 30

I. Etika penelitian ... 31

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ... 33

B. Pembahasan ... 38

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 45

B. Saran ... 46 DAFTAR PUSTAKA

(12)

xii 1

DAFTAR GAMBAR

(13)

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Definisi Operasional ... 26 Tabel 4.1. Karakteristik umur anak yang melakukan pencabutan gigi ... 33 Tabel 4.2. Karakteristik jenis kelamin anak yang melakukan pencabutan

gigi di Puskesmas Buayan ... 34 Tabel 4.3. Tingkat kecemasan anak yang melakukan pencabutan gigi di

Puskesmas Buayan ... 34 Tabel 4.4. Faktor pengalaman traumatik pada anak yang melakukan

pencabutan gigi di Puskesmas Buayan ... 35 Tabel 4.5. Faktor keluarga dan teman yang berpengaruh pada anak yang

melakukan pencabutan gigi di Puskesmas Buayan ... 35 Tabel 4.6. Faktor takut dengan alat perawatan gigi yang berpengaruh pada

anak yang melakukan pencabutan gigi di Puskesmas Buayan ... 36 Tabel 4.7. Faktor karakteristik kepribadian anak yang melakukan

pencabutab gigi di Puskesmas Buayan ... 36 Tabel 4.8. Faktor takut dengan rasa sakit yang berpengaruh pada anak yang

melakukan pencabutan gigi di Puskesmas Buayan ... 37 Tabel 4.9. Faktor takut cedera atau luka berakibat perdarahan yang

(14)

xiv 1

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Lembar Penjelasan Penelitian

Lampiran 2. Lembar Persetujuan Menjadi Responden Lampiran 3. Lembar Kuesioner

Lampiran 4. Lembar Observasi FIS Lampiran 5. Hasil Uji Statistik Lampiran 6. Hasil Uji Validitas Lampiran 7. Hasil Uji Reliabilitas

Lampiran 8. Surat Ijin Studi Pendahuluan Lampiran 9. Surat Ijin Penelitian

(15)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Prevalensi terjadinya kecemasan dental pada perawatan gigi dilaporkan berkisar 5-20% di berbagai negara. Masyarakat cenderung lebih takut pada prosedur perawatan gigi, seperti pencabutan gigi dan tindakan bedah mulut (Alaki. 2012). Diseluruh dunia, prevalansi kecemasan dental tinggi mencapai 6-15% dari seluruh populasi, namun cukup bervariasi diberbagai bagian dunia dan pada populasi sampel yang berbeda. Hasil dari Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS) tahun 2013 menunjukan 30% penduduk Indonesia mempunyai masalah kesehatan gigi dan mulut seperti permasalahan karang gigi, gigi goyah, sariawan dan kelainan pada gusi yang dirasakan masyarakat Indonesia. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Swastini (2007) menyatakan gambaran rasa cemas terhadap pencabutan gigi pada anak usia sekolah dari 91 anak yang berobat ke puskesmas 5,49% mengatakan tidak cemas terhadap pencabutan gigi, 8,79% menyatakan cemas sedang, dan 85,73% menyatakan cemas terhadap tindakan pencabutan gigi.

(16)

2

disebabkan proses pencabutan gigi selalu berkaitan dengan keadaan sistemik dari pasien yang menerima tindakan (Bakar,A. 2012).

Kesehatan gigi di Indonesia masih menjadi masalah yang sangat memprihatinkan. Hal ini ditandai dengan banyak orang tua yang berpendapat bahwa tidak perlu melakukan perawatan gigi, mereka tidak tahu bahwa banyak akibat yang akan terjadi bila gigi tidak di rawat dengan baik. Ada berbagai upaya yang dapat dilakukan untuk mempertahankan kesehatan gigi, yaitu salah satunya dengan melakukan perawatan rutin ke dokter gigi. Namun perawatan gigi ini seringkali menimbulkan kecemasan pada anak. Dimana kecemasan ini dialami oleh anak selama perawatan gigi, hal ini dapat menyebabkan anak bersikap tidak kooperatif sehingga dapat menghambat proses perawatan gigi. Terdapat empat reaksi dalam perawatan gigi dan mulut yaitu kecemasan, rasa takut, penolakan, dan rasa malu. Kecemasan yang dialami pasien perlu dipertimbangkan. Kecemasan pasien dapat berpengaruh terhadap perawatan gigi dan mulut (Hertanto. 2008).

Kecemasan berasal dari kata cemas yang artinya khawatir, gelisah, dan takut. Kecemasan juga dapat didefinisikan sebagai suatu kekhawatiran atau ketegangan yang berasal dari sumber yang tidak diketahui. Kecemasan adalah hal yang wajar dialami semua orang yang dapat memberi pengaruh besar dalam perubahan perilaku. Rasa cemas merupakan respon normal terhadap peristiwa yang dianggap mengancam atau terhadap tekanan yang dapat menyebabkan seseorang menjadi gelisah. Kecemasan sering dialami oleh seseorang yang akan mengalami perawatan gigi. Kecemasan yang dialami pasien dapat merugikan kesehatan gigi dan mulut yang dapat menyebabkan rendahnya status kesehatan gigi dan mulut (Saam, Z. 2013).

(17)

3

terhadap individu yang tidak jelas, ambigu atau tidak segera hadir. Secara signifikan pasien dengan kecemasan dental terdapat lebih banyak lesi karies yang lebih menyakitkan, nyeri, dan lebih mahal untuk direstorasi daripada pasien tanpa kecemasan dental. Faktor pendukung fenomena ini mungkin pasien dengan kecemasan dental menghentikan ataupun menunda perawatan gigi dibanding dengan pasien tanpa kecemasan dental Pasien dengan kecemasan dental sering ditemukan mengalami trypanophobia (ketakutan akan suntikan atau jarum), nyeri dan suara dari bur dental. Selain itu mereka juga takut akan kotoran gigi akibat pengeboran dari bur dental (Eiter et al. 2006).

Kecemasan dental yang timbul mulai dari masa kanak-kanak merupakan hambatan terbesar bagi dokter gigi dalam melakukan perawatan yang optimal. Etiologi dari fenomena ini pun bersifat multifaktorial, salah satunya usia (Hertanto. 2008). Menurut Natamiharja (2007) beberapa faktor yang mempengaruhi kecemasan antara lain faktor pengalaman traumatik, faktor keluarga dan teman, faktor takut dangan alat perawatan gigi, karakteristik kepribadian, takut dengan rasa sakit, dan faktor takut cedera/luka yang berakibat perdarahan.

Berdasarkan data primer yang diperoleh dari hasil wawancara di Puskesmas Buayan didapatkan jumlah anak yang melakukan pencabutan gigi pada tahun 2015 sebanyak 985 anak. Sekitar 87% anak yang melakukan pencabutan gigi mengalami kecemasan, yang ditandai dengan anak menangis saat dilakukan tindakan dan ada juga anak yang merasa gelisah saat sedang menunggu giliran untuk pencabutan gigi. Sehingga pemilihan Puskesmas Buayan dirasa tepat untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat kecemasan anak dalam tindakan pencabutan gigi.

(18)

4

dengan kendaraan roda empat/kendaraan umum karena letaknya yang searah dengan tempat pariwisata Pantai Karangbolong.

Puskesmas Buayan mempunyai visi menjadi mitra bersahabat bagi masyarakat Buayan dalam mencapai kemandirian hidup sehat. Misi dari puskesmas Buayan adalah meningkatkan derajat kesehatan masyarakat wilayah Puskesmas Buayan, mengembangkan kesehatan yang berwawasan lingkungan, menciptakan kerjasama lintas sektoral yang baik, memberikan pelayanan kesehatan yang prima. Adapun motto dari Puskesmas Buayan yaitu BERSATU yang merupakan kepanjangan dari Bersih, Santun, dan Terpadu. Dengan motto ini diharapkan Puskesmas Buayan sebagai sarana kesehatan masyarakat dapat memberikan pelayanan kesehatan dengan menjaga kebersihan Puskesmas, berperilaku santun terhadap masyarakat, serta memberikan sistem pelayanan yang terpadu sehingga tercipta pelayanan yang prima.

Sumber daya Puskesmas Buayan meliputi 1 ambulan Puskesmas, 3 puskesmas pembantu, 1 dokter umum, 1 dokter gigi, 19 bidan, 18 bidan desa, 3 perawat, 1 perawat gigi, 1 sanitarian, imunisator, 1 tenaga administrasi, 1 pembantu umum, 2 pekarya. Pelayan dari Puskesmas yaitu promosi kesehatan, kesehatan ibu dan anak, balai pengobatan umum, balai pengobatan gigi, konsultasi gizi, immunisasi, Usaha Kesehatan Sekolah (UKS)/UKGS, pencegahan dan pemberantasan penyakit, kesehatan lingkungan.

(19)

5

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah gambaran faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat kecemasan anak dalam tindakan pencabutan gigi di Puskesmas Buayan. C. Tujuan

1. Tujuan Umum

Untuk mengetahui gambaran faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat kecemasan anak dalam tindakan pencabutan gigi di Puskesmas Buayan.

2. Tujuan Khusus

a. Mengetahui gambaran karakteristik responden.

b. Mengetahui gambaran tingkat kecemasan anak dalam melakukan pencabutan gigi.

c. Mengetahui gambaran tentang faktor pengalaman traumatik yang mempengaruhi tingkat kecemasan anak dalam tindakan pencabutan gigi.

d. Mengetahui gambaran tentang faktor keluarga dan teman yang mempengaruhi tingkat kecemasan anak dalam tindakan pencabutan gigi.

e. Mengetahui gambaran tentang faktor takut dengan alat perawatan gigi yang mempengaruhi tingkat kecemasan anak dalam tindakan pencabutan gigi.

f. Mengetahui gambaran tentang karakteristik kepribadian yang mempengaruhi tingkat kecemasan anak dalam tindakan pencabutan gigi.

g. Mengetahui gambaran tentang faktor takut dengan rasa sakit yang mempengaruhi tingkat kecemasan anak dalam tindakan pencabutan gigi.

(20)

6

D. Manfaat Penelitian

1. Bagi Dinas Kesehatan

Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai acuan pemberian penyuluhan tentang faktor yang mempengaruhi kecemasan anak. 2. Bagi Pelayanan Kesehatan (Puskesmas)

Menambah wawasan bagi petugas puskesmas tentang faktor apa saja yang dapat mempengaruhi tingkat kecemasan anak yang akan melakukan pencabutan gigi.

3. Bagi peneliti selanjutnya

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat khususnya untuk dapat menambah referensi sebagai bahan acuan penelitian yang selanjutnya.

E. Keaslian Penelitian

Penelitian yang pernah dilakukan dan mirip dengan penelitian ini adalah: a. Penelitian yang dilakukan oleh Supriyatno,Saryono,Romadonia

(2011). Dengan judul “ Perbedaan Tingkat Kecemasan Anak Prasekolah Yang Dirawat Diruang Dewasa Dengan Anak Yang Dirawat Diruang Anak Di RS PKU Muhammadiyah Gombong”. Dengan menggunakan metode deskriptif dan menggunakan pendekatan cross sectional. Dari hasil penelitian didapatkan nilai Z hitung sebesar -33,044 dengan nilai asym. Sig adalah 0,002 lebih kecil dari α (0.05), sehingga terdapat perbedaan antara tingkat kecemasan anak yang dirawat diruang dewasa dengan anak yang dirawat diruang anak. Persamaan dengan penelitian yang akan dilaksanakan yaitu kesamaan tema tentang kecemasan, sedangkan perbedaan dengan penelitian sebelumnya yaitu tempat penelitian, waktu penelitian, dan sampel.

(21)

7

sectional. Didapatkan hasil yang menunjukan bahwa terdapat korelasi yang negatif antara caring perawat dengan kecemasan anak usia prasekolah dengan nilai korelasi (r) negatif yaitu sebesar -0,465 derdxngan nilai probalitas (signifikasi) sebesar 0,007 dan tingkat signifikasi (α) sebesar 0,05, hal ini menunjukan bahwa kecemasan anak usia prasekolah dan caring perawat memiliki hubungan yang signifikan. Semakin baik perilaku caring perawat, semakin rendah tingkat kecemasan anak usia prasekolah. Persamaan dengan penelitian yang akan dilaksanakan yaitu kesamaan tema tentang kecemasan, sedangkan perbedaan dengan penelitian sebelumnya yaitu tempat penelitian, waktu penelitian, dan sampel.

c. Permatasari (2013) dengan judul “Hubungan Kecemasan Dental

dengan Perubahan Tekanan Darah Pasien Ekstrasi Gigi di Rumah Sakit Gigi dan Mulut Pendidikan (RSGM) Hj. Halimah Dg. Sikuti Makassar. Metode penelitian yang digunakan adalah metode observasional analitik yang menggunakan pendekatan cross sectional. Teknik sampling yang digunakan adalah random sampling. Pengambilan data dilakukan dengan menggunakan kuisioner yaitu

Corah’s Dental Anxiety Scale (DAS) . teknik pengolahan dan analisa

data dilakukan dengan uji statistik Chi Square dengan menggunakan Program komputer SPPS. Dari hasil uji statistik diperoleh nilai p=0,001, karena nilai p (0,001) < α (0,005), maka H0 ditolak artinya ada hubungan antara kecemasan dental dengan perubahan tekanan darah. Persamaan dengan penelitian yang akan dilaksanakan yaitu kesamaan tema tentang kecemasan, sedangkan perbedaan dengan penelitian sebelumnya pada tempat penelitian, waktu penelitian dan sampel penelitian.

d. Rehatta, Kandou, Gunawan (2014) dengan judul “Gambaran

Kecemasan Pencabutan Gigi Anak di Puskesmas Bahu Manado”.

(22)

8

pada orang tua beserta anak dengan menggunakan kuisioner. Rasa cemas pada penelitian ini diukur menggunakan Corah’s Dental Anxiety Scale (DAS). Hasil penelitian dari 55 sampel yang didapat, sebanyak 28 sampel (50,91%) mengalami cemas berat. Sampel berjenis kelamin perempuan lebih banyak mengalami kecemassan daripada laki-laki. Penyebab kecemasan adalah cemas terhadap alat-alat yang berada di dalam tempat praktek menakutkan dan mengakibatkan rasa nyeri. Persamaan dengan penelitian yang akan dilaksanakan yaitu kesamaan tema tentang kecemasan anak dalam melakukan pencabutan gigi dan metode penelitian yang digunakan. sedangkan perbedaan dengan penelitian sebelumnya yaitu tempat penelitian, waktu penelitian, dan sampel penelitian.

e. Pratiwi (2008) dengan judul “Terapi Bermain Dan Pengaruhnya

(23)

DAFTAR PUSTAKA

Alaki, S et al. 2012. Dental Anxiety in Middle School Children and their Caregivers:Prevalensi and Severity. Journal Dental Oral Hyg, Vol 4:6-11

Arikunto, S. 2010. Prosedur Penelitian. Jakarta:Rineka Cipta

Badan Penelitian Dan Pengembangan Kesehatan. 2013. Riset Kesehatan Dasar. Departemen Kesehatan Republik Indonesia

Bakar, A. 2012. Kedokteran Gigi Klinis. Yogyakarta:Quantum

Balaji, S. 2009. Textbook Of Oral and Maxillofacial Surgery. New Delhi: Elsevier Basirun, A. 2009. Metodologi Penelitian Kesehatan. Kebumen: STIKES

Muhammadiyah Gombong

Buchannan, H. 2008. Validation Of a Facial Image Scale to Assess Child Dental Anxiety. International Journal Pediaticr Dentistry;12:47-52

Carpenito, L. 2006. Buku Saku Diagnosis Keperawatan. Jakarta: EGC

Eiter et al. 2006. Dentalanxiety-an epidemiological study on its clinical correlation and effect on oral healt. Journal Oral Rehabil. 33(8):558-593

Gow, K. 2007. Pediatric Dentistry. A chinical Approach.1st ed.Oxford.Blackwell munkesgaard.p.53-68

Hawari, D. 2008. Manajemen Stress, Cemas dan Depresi. Jakarta: FKUI

Hertanto, M. 2008. Perbedaan Tingkat Kecemasan Dental Berdasarkan Usia dan Jenis KelaminTerhadap Lingkungan Perawatan Dental Pada Anak Usia 6 dan 9 tahun. Jakarta:FKUI

Hidayat, A. 2007. Metode Penelitian Keperawatan dan Teknik Analisa Data. Jakarta: Salemba Medika

__________. 2005. Pengantar Ilmu Keperawatan Anak 1. Jakarta: Salemba Medika

(24)

Maryati. 2012. Hubungan Carring Perawat Dengan Kecemasan Pada Anak Usia Prasekolah Akibat Hospitalisasi Diruang Melati RSUD Kebumen Mubarak, W. 2009. Ilmu keperawatan komunitas pengantar dan teori.

Jakarta:Salemba Medika

Natamiharja, L. 2007. Rasa Takut Terhadap Perawatan Gigi. Dentika Dental Journal:12:201

Notoatmojo, S. 2010. Metode Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta Nurihsan, J. 2008. Dasar-dasar Bimbingan Dan Konseling. Bandung:Mutiara Nurmini, M. 2010. Rasa Takut dan Cemas Anak terhadap Perawatan Gigi di SDN

20 Panyula Kabupaten Bone. Jurnal Kesehatan Gigi

Nursalam. 2007. Asuhan Keperawatan Bayi dan Anak (Untuk Perawat dan Bidan). Jakarta:Salemba Medika

Nursalam. 2011. Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Keperawatan. Jakarta:Info Medika

_________. 2008. Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Keperawatan. Jakarta:Info Medika

Permatasari. 2013. Hubungan Kecemasan Dental Dengan Perubahan Tekanan Darah Pada Pasien Ekstrasi Gigi di Rumah sakit Gigi dan Mulut Pendidikan (RSGM) Hj. Halimah Dg. Sikuti Makasar

Potter, PA. Perry, A. 2006. Buku Ajar Fundamental Keperawatan: Konsep dan Praktik. Jakarta:EGC

Pratiwi. 2008. Terapi Bermain dan Pengaruhnya Terhadap Tingkat Kecemasan anak Prasekolah yang Menjalani Rawat Inap di Bangsal melati RSUD Kebumen

Rehatta. 2014. Gambaran Kecemasan Pencabutan Gigi Anak di Puskesmas Bahu Manado. Jurnal e-Gigi:Vol. 2. No. 2

Riduwan. 2009. Skala Pengukuran Dalam Penelitian. Bandung:Alfabeta Riwidikdo. 2007. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Bina Pustaka Saam, Z. 2013. Psikologi Keperawatan. Jakarta: Rajagrafindo Perseda

(25)

Sanghai, S. 2009. Textbook Of Oral and Maxillofacial Surgery. New Delhi: Jaypee Brothers Medical Publishers

Saryono. 2008. Metode Penelitian Kesehatan. Yogyakarta: Mitra Cendikia Pres Simon, A. 2014. Perbedaan Tingkat Kecemasan Anak Terhadap Tindakan

Ekstrasi Dan Non Ekstrasi di Bagian Kedokteran Gigi Anak RSGMP Kandea Makassar

Soeparmin. 2011. Pedodontic Treatment Tringel Berperan Dalam Proses Kebersihan Perawatan Gigi Anak. Interdental Jurnal Kedokteran Gigi:8(2):37-41

Sri, W. 2014. Prevalensi Pasien Terhadap Rasa Cemas/rasa Takut Sebelum Tindakan Pencabutn Gigi di RSGMP Kandea Makasar

Stuart and Sudeen. 2007. Buku Saku Keperawatan Jiwa,Edisi 5. Jakarta: EGC Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif. Bandung: Alfabeta Supriyatno. 2011. Perbedaan Tingkat Kecemasan Anak Prasekolah Yang Dirawat

Diruang Dewasa Dengan Anak Yang Dirawat Diruang Anak Di RS PKU Muhammadiyah Gombong

Swastini. 2007. Gambaran Rasa Takut Tergadap Perawatan Gigi Anak Usia Sekolah yang Berobat ke Puskesmas IV Denpasar Barat. Interdental (Jurnal Kedokteran Gigi)p:21-25

Wong. 2009. BukuAjar Keperawatan Pediatrik.Volume 2. Jakarta: EGC

Yahya. 2016. Gambaran Kecemasn Pasien Ekstrasi Gigi Di Rumah Sakit Gigi dan Mulut (RSGM) UNSRAT.Jurnal Ilmiah Farmasi-UNSRAT:Vol. 5. No. 1

(26)

Lampiran 1

LEMBAR PENJELASAN PENELITIAN

Saya yang bertanda tangan dibawah ini: Nama : Desty Kusumastuti NIM : A11200769

Alamat : Sidomukti 3/3, Kuwarasan, Kebumen

Status :Mahasiswi Program Studi S1 Keperawatan STIKES Muhammadiyah Gombong

Bermaksud untuk melakukan penelitian tentang “Gambaran Faktor-faktor yang Mempengaruhi Tingkat Kecemasan Anak dalam Tindakan Pencabutan Gigi

di Puskesmas Buayan Kabupaten Kebumen”. Penelitian ini menggunakan desain

kuantitatif dengan deskriptif analitik dengan menggunakan pendekatan cross sectional. Yaitu dengan cara menggunakan kuesioner. Oleh karena itu, berikut saya menjelaskan beberapa hal terkait dengan penelitan yang akan peneliti lakukan.

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendefinisikan faktor yang mempengaruhi tingkat kecemasan anak dalam tindakan pencabutan gigi di Puskesmas Buayan. Adapun manfaat penelitian ini secara garis besar adalah untuk menambah wawasan tentang faktor apa saja yang dapat mempengaruhi tingkat kecemasan anak. Partisipan dalam penelitian ini adalah anak yang akan melakukan pencabutan gigi di puskesmas Buayan.

Pengambilan data dalam penelitian ini akan dilakukan dengan cara melakukan pengisian pada kuesioner. Setelah proses pengambilan data selesai kemudian dilanjutkan dengan proses pengolahan data. Penelitian ini tidak akan berdampak negatif pada siapapun. Peneliti akan menjunjung hak-hak sebagai responden, responden berhak untuk mengajukan keberatan kepada peneliti jika terdapat hal-hal yang tidak berkenaan dan selanjutnya akan dicari penyelesaian masalah berdasarkan kesepakatan antara peneliti dan responden.

(27)

penelitian dan selanjutnya akan dimusnahkan setelah penelitian selesai. Responden diberi kesempatan untuk menanyakan semua hal yang belum jelas sehubungan dengan penelitian ini.

Kebumen,...2016

(28)

Lampiran 2

LEMBAR PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN

Yang bertanda tangan dibwah ini saya: Kode Responden :

Umur :

Saya telah mendapat penjelasan mengenai penelitian yang berjudul

“Gambaran Faktor-faktor yang mempengaruhi Tingkat Kecemasan Anak dalam

Tindakan Pencabutan Gigi di Puskesmas Buayan Kabupaten Kebumen” dan telah

mengerti mengenai hal tersebut. Dengan ini saya menyatakan bersedia menjadi responden pada penelitian yang diteliti oleh:

Nama : Desty Kusumastuti NIM : A11200769

Demikian persetujuan ini saya buat dengan sesungguhnya dan tidak ada paksaan dari pihak manapun.

Kebumen,...2016

(29)

Lampiran 3

LEMBAR KUESIONER

Faktor-faktor yang mempengaruhi Tingkat kecemasan

Kode Responden : (diisi oleh peneliti) Pendidikan (kelas) :

Umur :

Jenis Kelamin : Hari/Tanggal :

Petunjuk Pengisian :

Berikan tanda (√) pada kolom Ya atau Tidak yang sudah disediakan

No. Pertanyaan Jawaban

YA TIDAK

1. Faktor Pengalaman Traumatik a. Apakah kamu sudah pernah

melakukan pencabutan gigi di Puskesmas ?

b. Apakah kamu punya pengalaman yang menakutkan saat melakukan pencabutan gigi ?

c. Jika kamu punya, apakah kamu akan melakukan pencabutan gigi di puskesmas lagi ?

SKOR

2. Faktor Keluarga dan Teman

(30)

tentang hal-hal yang menakutkan tentang dokter gigi/tentang pencabutan gigi ?

SKOR

3. Faktor fobia alat perawatan gigi

a. Apakah kamu punya fobia/ketakutan b. Apakah kamu anak yang ceria ?

c. Apakah kamu anak yang tidak mudah menangis ?

d. Apakah kamu anak yang patuh ?

SKOR

5. Faktor takut terhadap rasa sakit

a. Apakah kamu takut jika merasa sakit ?

(31)
(32)
(33)
(34)
(35)
(36)

Gambar

Gambar 2.2 Kerangka Konsep ......................................................................

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian yang disajikan di dalam ma- kalah ini bertujuan untuk melakukan deskripsi faktor-faktor kinerja Green Terminal yang berkelanjutan dan ramah lingkungan..

Hasil penelitian bibit aren berumur 19 bulan dengan peubah pertumbuhan tanaman menunjukkan tidak berpengaruh nyata pada perlakuan pemupukan P dan inokulasi FMA

Hal ini menjelaskan bahwa variabel pendapatan rumah tangga (X1), jumlah anggota rumah tangga (X2), pendidikan ibu rumah tangga (X3), usia ibu rumah tangga (X4),

Melalui hasil perhitungan nilai Rasio Prevalensi pada penelitian ini juga menunjukkan nilai Rasio Prevalensi (RP) 2,100; dengan 95%CI (1,1586 &lt; RP &lt; 3,8062) nilai

Apliasi Ra$a, Apliasi Ra$a, Pelayar Pelayar an an Penerbangan Penerbangan

PENGANGKATAN DAN PENGAMBILAN SUMPAH ATAU JANJI ADVOKAT DIWILAYAH PENGADILAN TINGGI MEDAN..

Oleh karena itu bagi lembaga pendidikan yang mengembangkan pendidikan vokasi tidak perlu minder dan kemudian mengubah menjadi pendidikan akademik, karena akan

Apakah dari tugas saudara ke singapura Garuda merasakan gunanya Terdakwa PBP menjawab “oh itu pasti ada ucapan terimakasih” Suhardi menanyakan Apa gunanya bagi Garuda Terdakwa