• Tidak ada hasil yang ditemukan

HASIL PENCACAHAN LENGKAP SENSUS PERTANIAN 2013 DAN SURVEI PENDAPATAN RUMAH TANGGA USAHA PERTANIAN 2013

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "HASIL PENCACAHAN LENGKAP SENSUS PERTANIAN 2013 DAN SURVEI PENDAPATAN RUMAH TANGGA USAHA PERTANIAN 2013"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

No. 13/07/62Th.VIII, 1 Juli 2014

H

ASIL

P

ENCACAHAN

L

ENGKAP

S

ENSUS

P

ERTANIAN

2013

DAN

S

URVEI

P

ENDAPATAN

R

UMAH

T

ANGGA

U

SAHA

P

ERTANIAN

2013

RATA-RATA PENDAPATAN RUMAH TANGGA PERTANIAN DI KALIMANTAN TENGAH TAHUN 2013

DARI USAHA PERTANIAN SEBESAR 16,491 JUTA RUPIAH SETAHUN ATAU 1,374 JUTA RUPIAH

PER BULAN

1. PENDAHULUAN

Sesuai amanat Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 16 tahun 1997 tentang statistik, Badan Pusat Statistik (BPS) menyelenggarakan Sensus Pertanian setiap 10 tahun sekali. Kegiatan ST2013 merupakan kegiatan sensus yang keenam yang diselenggarakan oleh BPS. Pelaksanaan ST2013 dilakukan secara bertahap, dimulai dari Pemutakhiran Direktori Perusahaan Pertanian tahun 2012, Pencacahan Lengkap Usaha Pertanian pada Mei 2013, dan dilanjutkan Survei Pendapatan Rumah Tangga Usaha Pertanian (SPP2013) pada November 2013, serta Survei Rumah Tangga Usaha Subsektor Pertanian tahun 2014.

 Hasil Sensus Pertanian 2013 (ST2013), jumlah rumah tangga usaha tanaman padi sebanyak 132.868

rumah tangga, mengalami penurunan sebesar 23,93 persen atau 41.805 rumah tangga dibandingkan ST2003.

 Jumlah rumah tangga usaha tanaman cabai rawit tahun 2013 mengalami peningkatan sebanyak

12.217 rumah tangga atau naik 525,9 persen dibandingkan tahun 2003.

 Jumlah rumah tangga usaha kelapa sawit dalam kurun waktu 2003 - 2013 meningkat 31.438 rumah

tangga atau naik sebesar 31,62 persen tiap tahun.

 Jumlah rumah tangga usaha ayam ras pedaging tahun 2013 sebanyak 1.407 rumah tangga atau turun

10,1 persen dari tahun 2003. Meskipun demikian, rata-rata penguasaan ayam ras pedaging per rumah tangga naik dari 730 ekor per rumah tangga menjadi 7.490 ekor per rumah tangga.

 Ikan nila dan patin merupakan jenis ikan yang paling banyak diusahakan oleh rumah tangga yaitu

masing-masing sebanyak 4.906 rumah tangga dan 2.742 rumah tangga.

 Jumlah tanaman sengon yang diusahakan pada tahun 2013 sebanyak 1, 396 juta pohon, meningkat

20,7 persen dibandingkan dengan tahun 2003.

 Rata-rata pendapatan rumah tangga usaha pertanian tahun 2013 dari usaha pertanian mencapai

16,491 juta rupiah per tahun atau 1,374 juta rupiah per bulan. Kontribusi pendapatan dari usaha di sektor pertanian sebesar 42,39 persen terhadap pendapatan rumah tangga pertanian.

(2)

Pencacahan Lengkap Usaha Pertanian 2013 bertujuan untuk mengumpulkan informasi tentang populasi usaha pertanian, jumlah pohon/ternak dan juga distribusi pengusahaan lahan. Hasil pencacahan lengkap ST2013 telah digunakan untuk kerangka sampel dan angka patokan (benchmark) survei-survei di sektor pertanian. Sementara itu, kegiatan SPP2013 bertujuan untuk mendapatkan data mengenai pendapatan/penerimaan rumah tangga usaha pertanian menurut subsektor serta mendapatkan data mengenai penguasaan, penggunaan, dan alih fungsi lahan dari rumah tangga pertanian. Dalam Berita Resmi Statistik (BRS) ini, informasi yang disajikan merupakan hasil ST2013 menurut subsektor dan hasil SPP2013.

2. KEGIATAN USAHA PERTANIAN

Hasil ST2013 menunjukkan bahwa jumlah usaha pertanian di Kalimantan Tengah didominasi oleh kegiatan usaha pertanian rumah tangga. Hal ini ditunjukkan oleh besarnya jumlah rumah tangga usaha pertanian jika dibandingkan dengan perusahaan pertanian berbadan hukum. Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kalimantan Tengah hasil ST2013 tercatat sebanyak 270.914rumah tangga, menurun sebesar 10,42 persen dari hasil ST2003 yang sebanyak 302.414 rumah tangga. Jumlah perusahaan pertanian berbadan hukum sebanyak 221 perusahaan dan usaha pertanian lainnya sebanyak 150 unit.

Tabel 1.

Jumlah Usaha Pertanian Menurut Jenis Usaha ST2003 dan ST2013

No. Kabupaten

Rumah Tangga Usaha Pertanian (rumah tangga)

Perusahaan Pertanian Berbadan Hukum (Perusahaan) Usaha Pertanian lainnya ST2013 (unit) ST2003 ST2013 Perubahan ST2003 ST2013 Perubahan Absolut % Absolut % (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) 1 KOTAWARINGIN BARAT 22.462 23.556 1.094 4,87 47 25 -22 -46,81 36 2 KOTAWARINGIN TIMUR 43.517 37.120 -6.397 -14,70 14 39 25 178,57 8 3 KAPUAS 62.560 50.969 -11.591 -18,53 4 16 12 300,00 6 4 BARITO SELATAN 20.817 19.519 -1.298 -6,24 6 1 -5 -83,33 11 5 BARITO UTARA 18.184 16.760 -1.424 -7,83 3 6 3 100,00 12 6 SUKAMARA 5.167 6.205 1.038 20,09 0 6 13 7 LAMANDAU 11.730 11.366 -364 -3,10 0 13 27 8 SERUYAN 16.689 13.553 -3.136 -18,79 0 26 3 9 KATINGAN 24.185 20.602 -3.583 -14,81 0 14 5 10 PULANG PISAU 24.964 21.625 -3.339 -13,38 0 5 3 11 GUNUNG MAS 15.213 13.190 -2.023 -13,30 0 6 6 12 BARITO TIMUR 16.131 17.780 1.649 10,22 0 8 10 13 MURUNG RAYA 14.195 13.293 -902 -6,35 0 1 2 14 PALANGKA RAYA 6.600 5.376 -1.224 -18,55 23 55 32 139,13 8 Kalimantan Tengah 302.414 270.914 -31.500 -10,42 97 221 124 127,84 150

Kabupaten Kapuas tercatat sebagai kabupaten dengan jumlah rumah tangga usaha pertanian terbesar, yaitu sebanyak 50.969 rumah tangga. Kabupaten yeng memiliki jumlah rumah tangga pertanian terbesar kedua yaitu Kabupaten Kotawaringin Timur sebanyak 37.120 rumah tangga. Dalam kurun waktu 10 tahun terakhir, jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kalimantan Tengah turun sebanyak 31.500 rumah tangga. Penurunan jumlah rumah tangga usaha pertanian terbesar terjadi di Kabupaten Kapuas sebesar 11.591 rumah tangga. Hasil ST2013 juga menunjukkan bahwa jumlah perusahaan pertanian berbadan hukum tercatat sebanyak 221 perusahaan. Jika dibandingkan dengan hasil ST2003, jumlah perusahaan pertanian berbadan hukum pada tahun 2013 mengalami peningkatan sebesar 127,84 persen. Sementara itu, dari hasil ST2013 juga diketahui bahwa terdapat 150 unit usaha pertanian lainnya di luar kegiatan usaha pertanian yang dilakukan oleh rumah tangga dan perusahaan.

(3)

3. RUMAH TANGGA USAHA TANAMAN PANGAN

Berdasarkan hasil ST2013 diketahui bahwa jumlah rumah tangga tanaman padi sebanyak 132.868 rumah tangga. Rumah tangga usaha tanaman padi terbesar berada di Kabupaten Kapuas sebanyak 38.769 rumah tangga. Jika dibandingkan hasil ST2003, jumlah rumah tangga usaha tanaman padi pada tahun 2013 mengalami penurunan sebesar 23,93 persen atau 41.805 rumah tangga. Penurunan jumlah rumah tangga yang mengusahakan komoditas ini terjadi di hampir semua kabupaten kecuali Kabupaten Sukamara.

Tabel 2.

Jumlah Rumah Tangga Usaha Tanaman Pangan Menurut Jenis Komoditas, ST2003 dan ST2013 No Kabupaten Padi Perubahan (%) Jagung Perubahan (%) Kedelai Perubahan (%) ST2003 ST2013 ST2003 ST2013 ST2003 ST2013 (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) 1 KOTAWARINGIN BARAT 5.123 3.981 -22,29 3.235 1.474 -54,44 1.215 29 -97,61 2 KOTAWARINGIN TIMUR 20.917 14.025 -32,95 4.602 935 -79,68 376 31 -91,76 3 KAPUAS 50.070 38.769 -22,57 6.382 733 -88,51 162 80 -50,62 4 BARITO SELATAN 8.911 8.773 -1,55 1.811 882 -51,30 28 35 25,00 5 BARITO UTARA 9.075 6.988 -23,00 2.886 932 -67,71 355 201 -43,38 6 SUKAMARA 1.894 2.229 17,69 444 467 5,18 57 15 -73,68 7 LAMANDAU 7.963 6.086 -23,57 1.430 1.099 -23,15 299 188 -37,12 8 SERUYAN 8.391 5.052 -39,79 2.309 1.021 -55,78 321 42 -86,92 9 KATINGAN 14.774 12.495 -15,43 4.507 1.543 -65,76 386 86 -77,72 10 PULANG PISAU 18.678 13.447 -28,01 4.051 847 -79,09 904 43 -95,24 11 GUNUNG MAS 9.605 4.878 -49,21 3.121 1.430 -54,18 88 36 -59,09 12 BARITO TIMUR 9.782 8.820 -9,83 1.008 226 -77,58 31 21 -32,26 13 MURUNG RAYA 9.355 7.247 -22,53 3.753 2.516 -32,96 39 9 -76,92 14 PALANGKA RAYA 135 78 -42,22 747 3 -99,60 1 5 400,00 Kalimantan Tengah 174.673 132.868 -23,93 40.286 14.108 -64,98 4.262 821 -80,74

Kondisi yang sama terjadi pada jumlah rumah tangga usaha tanaman jagung dan kedelai. Jika dibandingkan dengan kondisi 10 tahun yang lalu, terjadi penurunan jumlah rumah tangga yang cukup besar pada kedua komoditas tanaman pangan tersebut. Jumlah rumah tangga usaha tanaman jagung berkurang hingga 64,98 persen atau sebanyak 26.178 rumah tangga. Penurunan jumlah rumah tangga usaha tanaman jagung terbesar terjadi di Kabupaten Kapuas sebesar 5.649 rumah tangga. Demikian pula dengan tanaman kedelai, penurunan jumlah rumah tangga usaha merata di semua kabupaten kecuali Kabupaten Barito Selatan dan Kota Palangka Raya.

(4)

Gambar 1.

Rata-Rata Luas Tanam dalam Setahun yang Diusahakan Rumah Tangga Usaha Tanaman Pangan Menurut Jenis Komoditas, ST2003 dan ST2013 (m2)

Sementara itu, rata-rata luas tanam yang diusahakan oleh rumah tangga tanaman padi pada periode Mei 2012 - April 2013 mencapai 11.434 m2, meningkat dibanding tahun 2003 yang hanya 10.521 m2 per rumah tangga. Kondisi yang serupa juga terjadi pada kegiatan budidaya tanaman jagung dan kedelai. rata-rata luas tanam jagung meningkat dari 1.501 m2 menjadi 1.996 m2 dan rata-rata luas tanam kedelai per rumah tangga mengalami meningkat dari 2.362 m2 pada tahun 2003 menjadi 4.993 m2 pada tahun 2013.

4. RUMAH TANGGA USAHA HORTIKULTURA

Kegiatan usaha budidaya hortikultura khususnya komoditas jeruk dan pisang mengalami penurunan jumlah rumah tangga selama kurun waktu sepuluh tahun terakhir. Pada tahun 2013, jumlah rumah tangga yang mengusahakan komoditas jeruk mengalami penurunan sebanyak 9.713 rumah tangga atau turun sebesar 23,1 persen dibandingkan tahun 2003. Penurunan terbesar terjadi di Kabupaten Kapuas yaitu sebanyak 2.443 rumah tangga. Demikian pula untuk tanaman pisang, selama kurun waktu 2003-2013 jumlah rumah tangga yang mengusahakan tanaman pisang mengalami penurunan sebanyak 53.835 rumah tangga atau turun sebesar 62,5 persen. Penurunan terbesar masih terjadi di Kabupaten Kapuas yaitu sebanyak 16.988 rumah tangga atau turun sebesar 72.6 persen. Sebaliknya, jumlah rumah tangga yang mengusahakan tanaman cabai rawit pada tahun 2013 mengalami lonjakan peningkatan sebanyak 12.217 rumah tangga atau sebesar 525,9 persen dibanding tahun 2003. Peningkatan terbesar di Kabupaten Murung Raya sebesar 1.818 ribu rumah tangga.

0 2.000 4.000 6.000 8.000 10.000 12.000

Padi Jagung Kedelai

10.521 1.501 2.362 11.434 1.996 4.993 ST 2003 ST 2013

(5)

Tabel 3.

Jumlah Rumah Tangga Usaha Tanaman Hortikultura Menurut Jenis Tanaman, ST2003 dan ST2013

No. Kabupaten

Cabai Rawit Perubahan (%) Jeruk* Perubahan (%) Pisang Perubahan (%) ST2003 ST2013 ST2003 ST2013 ST2003 ST2013 (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) 1 KOTAWARINGIN BARAT 280 1.524 444,3 1.509 1.365 -9,5 8.149 4.514 -44,6 2 KOTAWARINGIN TIMUR 411 1.516 268,9 1.169 1.391 19,0 10.061 3.377 -66,4 3 KAPUAS 112 1.716 1.432,1 4.934 2.491 -49,5 23.397 6.409 -72,6 4 BARITO SELATAN 72 553 668,1 169 171 1,2 3.009 1.227 -59,2 5 BARITO UTARA 213 467 119,2 341 109 -68,0 3.849 921 -76,1 6 SUKAMARA 76 699 819,7 184 718 290,2 1.087 867 -20,2 7 LAMANDAU 377 1.116 196,0 555 235 -57,7 3.809 1.458 -61,7 8 SERUYAN 159 1.093 587,4 1.057 229 -78,3 4.146 1.549 -62,6 9 KATINGAN 184 1.270 590,2 521 419 -19,6 6.847 2.928 -57,2 10 PULANG PISAU 257 1.054 310,1 1.483 1.930 30,1 9.780 5.331 -45,5 11 GUNUNG MAS 91 1.290 1.317,6 288 221 -23,3 4.561 1.364 -70,1 12 BARITO TIMUR 44 147 234,1 258 107 -58,5 1.762 786 -55,4 13 MURUNG RAYA 30 1.848 6.060,0 107 204 90,7 4.385 1.191 -72,8 14 PALANGKA RAYA 17 247 1.352,9 58 123 112,1 1.325 410 -69,1 Kalimantan Tengah 2.323 14.540 525,9 12.633 9.713 -23,1 86.167 32.332 -62,5

*) Jeruk Siam/Jeruk Keprok

Kelompok tanaman buah-buahan tahunan merupakan tanaman yang paling banyak diusahakan oleh rumah tangga usaha hortikultura yaitu sebanyak 82.043 rumah tangga. Kelompok tanaman sayuran semusim dan kelompok tanaman sayuran tahunan menempati urutan kedua dan ketiga terbesar yang diusahakan rumah tangga usaha hortikultura. Jumlah rumah tangga usaha tanaman sayuran semusim sebanyak 26.075 rumah tangga dan jumlah rumah tangga usaha tanaman sayuran tahunan sebanyak 7.381 rumah tangga. Jumlah rumah tangga kelompok tanaman obat-obatan semusim sebanyak 6.479 dan kelompok tanaman lainnya seperti buah-buahan semusim, tanaman obat-obatan tahunan, dan tanaman hias baik tahunan maupun semusim sebanyak 3.333 rumah tangga.

Gambar 2.

Jumlah Rumah Tangga Usaha Hortikultura Menurut Kelompok Tanaman, ST2013 (ribu)

,0 20000,0 40000,0 60000,0 80000,0 100000,0

Buah-buahan Sayuran Tan.

Obat-obatan Tanaman Hias

82.043 7.381 1.680 83 1.368 26.075 6.479 202 Tahunan Semusim

(6)

5. RUMAH TANGGA USAHA PERKEBUNAN

Pertumbuhan jumlah rumah tangga usaha kelapa sawit dalam kurun waktu 2003-2013 meningkat 31.438 rumah tangga atau rata-rata tumbuh sebesar 31,6 persen per tahun. Perkembangan kegiatan usaha budidaya kelapa sawit ini terjadi di Kabupaten Kotawaringin Barat, Kotawaringin Timur, Lamandau dan Seruyan. Jumlah rumah tangga usaha karet bertambah 103,4 persen dibanding tahun 2003 atau bertambah 78.154 rumah tangga. Peningkatan jumlah rumah tangga usaha karet terbesar di Kabupaten Kotawaringin Timur sebanyak 14.229 rumah tangga.

Tabel 4.

Jumlah Rumah Tangga Usaha Perkebunan Menurut Jenis Komoditas, ST2003 dan ST2013

No. Kabupaten

Kelapa Sawit Perubahan (%) Karet Perubahan (%) Kelapa Perubahan (%) ST2003 ST2013 ST2003 ST2013 ST2003 ST2013 (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) 1 KOTAWARINGIN BARAT 2.404 12.884 435,9 2.310 8.866 283,8 6.844 5.077 -25,8 2 KOTAWARINGIN TIMUR 945 8.376 786,3 6.954 21.183 204,6 8.047 5.286 -34,3 3 KAPUAS 368 1.130 207,1 7.609 20.523 169,7 16.287 8.345 -48,8 4 BARITO SELATAN 163 190 16,6 7.058 10.583 49,9 980 878 -10,4 5 BARITO UTARA 1.340 993 -25,9 8.345 14.900 78,6 779 987 26,7 6 SUKAMARA 1.673 2.233 33,5 360 2.962 722,8 1.315 707 -46,2 7 LAMANDAU 494 6.738 1264,0 609 4.998 720,7 1.909 1.796 -5,9 8 SERUYAN 227 5.148 2167,8 2.638 5.985 126,9 2.565 1.457 -43,2 9 KATINGAN 871 1.394 60,0 4.859 11.573 138,2 4.142 1.239 -70,1 10 PULANG PISAU 171 895 423,4 4.640 11.537 148,6 7.448 5.188 -30,3 11 GUNUNG MAS 636 657 3,3 9.995 11.656 16,6 1.506 1.013 -32,7 12 BARITO TIMUR 122 183 50,0 11.592 15.551 34,2 1.122 996 -11,2 13 MURUNG RAYA 429 284 -33,8 8.399 12.179 45,0 1.423 1.055 -25,9 14 PALANGKA RAYA 99 275 177,8 224 1.250 458,0 779 460 -40,9 Kalimantan Tengah 9.942 41.380 316,2 75.592 153.746 103,4 55.146 34.484 -37,5

Peningkatan jumlah rumah tangga usaha perkebunan diikuti dengan perkembangan jumlah pohon yang diusahakan. Jumlah pohon karet yang diusahakan pada tahun 2013 sebanyak 206.144.430 pohon meningkat sebanyak 150.676.097 pohon atau sebesar 271,6 persen dibandingkan dengan tahun 2003. Pada tahun 2003 jumlah pohon kelapa sawit yang diusahakan sebanyak 2.208.907 pohon, selanjutnya tahun 2013 meningkat menjadi 18.336.299 pohon atau terjadi peningkatan sebesar 730,1 persen. Pertambahan jumlah pohon kelapa sawit sebagian besar berasal dari perkembangan perkebunan kelapa sawit di Kabupaten Kotawaringin Barat, Kotawaringin Timur, Lamandau dan Seruyan.

(7)

Gambar 3.

Jumlah Tanaman yang Diusahakan Rumah Tangga Usaha Perkebunan Menurut Jenis Komoditas, ST2003 dan ST2013 (000 pohon)

6.

RUMAH TANGGA USAHA PETERNAKAN

Jumlah rumah tangga usaha ayam lokal tahun 2013 sebanyak 60.753 rumah tangga turun sebesar 36,1 persen dari tahun 2003. Jumlah rumah tangga usaha ayam ras pedaging tahun 2013 sebanyak 1.407 rumah tangga turun 10,1 persen dari tahun 2003. Penurunan juga terjadi pada jumlah rumah tangga usaha itik yang semula 13.241 rumah tangga pada tahun 2003 menjadi 6.679 rumah tangga pada tahun 2013 atau turun 49,6 persen. Penurunan jumlah rumah tangga usaha ayam lokal merata di semua kabupaten. Penurunan jumlah rumah tangga usaha ayam ras pedaging dan itik terbesar berada di Kabupaten Kapuas.

Tabel 5.

Jumlah Rumah Tangga Usaha Peternakan Menurut Jenis Komoditas, ST2003 dan ST2013

No Kabupaten

Ayam Lokal*)

Perubahan (%)

Ayam Ras Pedaging

Perubahan (%) Itik Perubahan (%) ST2003 ST2013 ST2003 ST2013 ST2003 ST2013 (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) 1 KOTAWARINGIN BARAT 9.518 7.875 -17,3 282 384 36,2 1.254 843 -32,8 2 KOTAWARINGIN TIMUR 14.046 7.005 -50,1 231 219 -5,2 1.523 954 -37,4 3 KAPUAS 19.078 12.338 -35,3 193 38 -80,3 5.526 1.525 -72,4 4 BARITO SELATAN 2.995 2.484 -17,1 42 53 26,2 285 213 -25,3 5 BARITO UTARA 4.083 2.251 -44,9 30 24 -20,0 510 206 -59,6 6 SUKAMARA 1.602 1.315 -17,9 14 49 250,0 120 241 100,8 7 LAMANDAU 4.575 3.545 -22,5 56 36 -35,7 298 364 22,1 8 SERUYAN 4.869 2.001 -58,9 58 155 167,2 826 225 -72,8 9 KATINGAN 6.587 3.598 -45,4 124 126 1,6 915 420 -54,1 10 PULANG PISAU 12.306 9.013 -26,8 59 58 -1,7 839 786 -6,3 11 GUNUNG MAS 5.470 2.617 -52,2 50 50 0,0 72 82 13,9 12 BARITO TIMUR 2.544 1.926 -24,3 22 17 -22,7 309 261 -15,5 13 MURUNG RAYA 5.840 3.358 -42,5 32 27 -15,6 628 306 -51,3 14 PALANGKA RAYA 1.550 1.427 -7,9 372 171 -54,0 136 253 86,0 Kalimantan Tengah 95.063 60.753 -36,1 1.565 1.407 -10,1 13.241 6.679 -49,6

*) Ayam Kampung dan Ayam Lokal Lainnya

0 50.000 100.000 150.000 200.000 250.000 Kelapa Sawit Karet Kelapa 2.208,9 55.468,3 3.812,4 18.336,3 206.144,4 2.769,5 ST2013 ST2003

(8)

Rata-rata ayam lokal yang diusahakan oleh rumah tangga usaha pertanian pada tahun 2003 sebanyak 29,19 ekor sedangkan pada tahun 2013 sebanyak 20,06 ekor atau turun 31,3 persen. Berbeda dengan ayam lokal, walaupun jumlah rumah tangga usaha ayam ras pedaging mengalami penurunan tetapi rata-rata unggas yang diusahakan oleh rumah tangga mengalami kenaikan. Rata-rata ayam ras pedaging yang diusahakan pada tahun 2003 sebanyak 730,3 ekor dan pada tahun 2013 sebanyak 1.330,3 ekor atau naik 82,2 persen. Rata-rata itik yang diusahakan oleh rumah tangga usaha pertanian tahun 2003 sebanyak 20,27 ekor sedangkan pada tahun 2013 sebanyak 17,54 ekor atau turun 13,5 persen.

Tabel 6.

Rata-rata Jumlah Ternak yang Diusahakan Rumah Tangga Usaha Pertanian Menurut Jenis Komoditas ST2003 dan ST2013*)

No Kabupaten

Ayam Lokal Perubahan (%)

Ayam Ras Pedaging Perubahan (%) Itik Perubahan (%) ST2003 ST2013 ST2003 ST2013 ST2003 ST2013 (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) 1 KOTAWARINGIN BARAT 26,69 20,17 -24,4 1.631,9 1.485,6 -9,0 17,80 14,16 -20,4 2 KOTAWARINGIN TIMUR 29,13 21,67 -25,6 643,9 1.333,6 107,1 18,08 14,95 -17,3 3 KAPUAS 28,85 17,16 -40,5 426,7 464,2 8,8 19,97 25,29 26,6 4 BARITO SELATAN 29,79 21,64 -27,3 366,7 847,8 131,2 21,94 19,47 -11,3 5 BARITO UTARA 43,88 21,06 -52,0 453,1 88,8 -80,4 25,07 14,80 -41,0 6 SUKAMARA 36,44 23,76 -34,8 367,7 1.095,6 198,0 23,30 13,34 -42,8 7 LAMANDAU 28,98 19,66 -32,1 382,3 347,1 -9,2 21,63 8,84 -59,1 8 SERUYAN 31,47 22,91 -27,2 363,9 274,2 -24,6 21,19 18,18 -14,2 9 KATINGAN 30,03 17,00 -43,4 200,4 359,0 79,2 22,19 16,92 -23,7 10 PULANG PISAU 23,09 17,26 -25,3 67,4 7.084,8 10418,5 20,16 11,90 -41,0 11 GUNUNG MAS 23,12 16,93 -26,8 197,3 221,6 12,4 15,08 11,49 -23,8 12 BARITO TIMUR 38,63 21,97 -43,1 3.464,1 2.223,8 -35,8 28,10 20,93 -25,5 13 MURUNG RAYA 30,98 29,69 -4,2 96,9 215,2 122,1 16,26 20,79 27,9 14 PALANGKA RAYA 39,21 31,74 -19,0 690,7 1.900,3 175,1 38,17 21,49 -43,7 Kalimantan Tengah 29,19 20,06 -31,3 730,3 1.330,3 82,2 20,27 17,54 -13,5

*) Ayam lokal dihitung berdasarkan kondisi 1 Mei 2013, sedangkan ayam ras pedaging pada kondisi siklus terakhir.

7.

RUMAH TANGGA USAHA PERIKANAN

Kegiatan usaha perikanan mencakup kegiatan budidaya ikan (bukan ikan hias maupun ikan hias) dan penangkapan ikan. Pada kegiatan budidaya bukan ikan hias terdiri dari budidaya ikan di laut, di tambak, di kolam, di sawah dan di perairan umum. Sementara untuk kegiatan penangkapan ikan dibedakan menjadi penangkapan ikan di laut dan di perairan umum. Jumlah rumah tangga usaha budidaya ikan di kolam pada tahun 2013 sebanyak 8.300 rumah tangga, mengalami peningkatan sebanyak 6.126 rumah tangga dibanding pada tahun 2003 atau meningkat 281,8 persen dalam kurun waktu 10 tahun. Sementara kegiatan budidaya ikan di sawah pada tahun 2013 menunjukan penurunan jumlah rumah tangga dibandingkan tahun 2003 sebesar 92,3 persen.

(9)

Gambar 5.

Jumlah Rumah Tangga Usaha Perikanan Menurut Jenis Kegiatan, ST2003 dan ST2013

*) Pengumpulan data budidaya ikan hias pada ST2003 masih bergabung dalam budidaya bukan ikan hias.

Jenis ikan utama yang paling banyak diusahakan oleh rumah tangga usaha budidaya ikan adalah nila, dan patin masing-masing sebanyak 4.906 rumah tangga dan 2.742 rumah tangga. Ikan nila sebagian besar dibudidayakan di Kabupaten Pulang Pisau dan Lamandau. Budidaya ikan patin sebagian besar di Kabupaten Kapuas dan Barito Selatan.

Tabel 6.

Jumlah Rumah Tangga Usaha Budidaya Bukan Ikan Hias Menurut Jenis Ikan Utama, ST2013

No. Kabupaten

Jenis Ikan Utama

Nila Lele Mas Gurame Bandeng Patin (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) 1 KOTAWARINGIN BARAT 468 125 7 7 35 166 2 KOTAWARINGIN TIMUR 188 14 9 15 33 101 3 KAPUAS 235 44 0 22 87 575 4 BARITO SELATAN 154 20 88 37 0 653 5 BARITO UTARA 364 76 42 7 0 93 6 SUKAMARA 130 33 6 16 187 17 7 LAMANDAU 796 100 26 17 2 145 8 SERUYAN 208 26 21 3 163 210 9 KATINGAN 402 28 120 4 0 102 10 PULANG PISAU 934 257 3 9 60 135 11 GUNUNG MAS 177 151 14 2 0 82 12 BARITO TIMUR 267 33 26 13 0 258 13 MURUNG RAYA 264 18 99 3 0 18 14 PALANGKA RAYA 319 52 38 38 1 187 Kalimantan Tengah 4.906 977 499 193 568 2.742 0 20.000 40.000 60.000 80.000

Penangkapan Di Perairan Umum Penangkapan Di Laut Budidaya Ikan Hias Budidaya Di Perairan Umum Budidaya Di Sawah Budidaya Di Kolam Budidaya Di Tambak Budidaya Di Laut 68.435 5.865 2.180 556 2.174 287 16 21.751 3.792 12 4.528 43 8.300 604 4 2013 2003

(10)

8. RUMAH TANGGA USAHA KEHUTANAN

Pada tahun 2013 jumlah rumah tangga usaha tanaman sengon sebanyak 4.030 rumah tangga atau turun sebanyak 72 rumah tangga dibanding tahun 2003. Walaupun jumlah petani yang mengusahakan sengon turun, tetapi jumlah pohon sengon yang diusahakan pada tahun 2013 sebanyak 1.396.821 pohon meningkat 239.597 pohon atau 20,7 persen dibanding tahun 2003. Sementara itu, jumlah rumah tangga usaha tanaman jati meningkat sebanyak 135 rumah tangga atau sebesar 8,75 persen. Walaupun jumlah petani yang mengusakan jati meningkat, jumlah pohon jati yang diusahakan pada tahun 2013 sebanyak 458.972 pohon justru menurun 313.560 pohon atau 68,3 persen dibanding tahun 2003. Pada tahun 2013, jumlah rumah tangga usaha tanaman akasia sebanyak 1.180 rumah tangga dengan jumlah pohon 402.763 pohon.

Gambar 4.

Jumlah Rumah Tangga Kehutanan Menurut Jenis Komoditas, ST2003 dan ST2013

Tabel 7.

Jumlah Tanaman Kehutanan yang Diusahakan Menurut Jenis Komoditas, ST2003 dan ST2013 (pohon) No. Kabupaten Sengon Perubahan (%) Jati Perubahan (%) Akasia Perubahan (%) ST2003 ST2013 ST2003 ST2013 ST2003* ST2013 (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) 1 KOTAWARINGIN BARAT 52.613 285.488 442,6 210.235 33.779 -83,9 3.781 84.955 2146,9 2 KOTAWARINGIN TIMUR 7.276 45.164 520,7 15.027 8.207 -45,4 1.091 7.143 554,7 3 KAPUAS 823.763 299.072 -63,7 880 182 -79,3 1.703 41.062 2311,2 4 BARITO SELATAN 13.132 23.438 78,5 34.534 8.790 -74,5 228 0 -100,0 5 BARITO UTARA 25 135 440,0 22.260 48.994 120,1 718 700 -2,5 6 SUKAMARA 557 1.197 114,9 931 10.018 976,0 35 2.272 6391,4 7 LAMANDAU 10.399 2.602 -75,0 93.698 12.013 -87,2 1.311 234.078 17754,9 8 SERUYAN 17.830 15.643 -12,3 3.228 1.630 -49,5 1.811 635 -64,9 9 KATINGAN 1.143 52.119 4459,8 4.680 4.665 -0,3 302 150 -50,3 10 PULANG PISAU 226.177 670.800 196,6 524 216 -58,8 5.861 30.734 424,4 11 GUNUNG MAS 60 1 -98,3 2 175 8650,0 - 8 - 12 BARITO TIMUR 1.664 1.135 -31,8 71.679 12.472 -82,6 11.349 1.002 -91,2 13 MURUNG RAYA 341 2 -99,4 1.233 3.164 156,6 36 14 -61,1 14 PALANGKA RAYA 2.244 25 -98,9 61 1.107 1714,8 1.606 10 -99,4 Kalimantan Tengah 1.157.224 1.396.821 20,7 458.972 145.412 -68,3 29.832 402.763 1250,1 0 1.000 2.000 3.000 4.000 5.000 Sengon Jati Akasia 4.030 1.543 698 3.958 1.678 1.180 ST2013 ST2003

(11)

9. PENDAPATAN RUMAH TANGGA USAHA PERTANIAN

Rata-rata pendapatan rumah tangga usaha pertanian di Kalimantan Tengah sebesar 38,906 juta rupiah pertahun. Dari penghasilan sebesar itu kontribusi usaha dari sektor pertanian sebesar 42,39 persen terhadap total pendapatan rumah tangga pertanian atau sebesar 16,491 juta rupiah per tahun atau 1,374 juta rupiah per bulan. Sedangkan tahun 2004 rata-rata pendapatan rumah tangga pertanian dari sektor pertanian sebesar 8,24 juta rupiah pertahun, yang berkontribusi sebesar 60,10 persen terhadap total pendapatan rumah tangga pertanian. Hal yang menarik dari struktur pendapatan rumah tangga pertanian tahun 2013 adalah besarnya porsi pendapatan yang berasal dari buruh di luar sektor pertanian yakni sebesar 19,58 persen. Demikian juga dengan pendapatan lainnya dan usaha di luar sektor pertanian yang berkontribusi masing-masing sebesar 15,19 persen dan 14,21 persen.

Gambar 5.

Perbandingan Distribusi Pendapatan Rumah Tangga Pertanian Menurut Sumber Pendapatan/Penerimaan Selama Setahun yang Lalu

SPP 2004 dan SPP 2013

Pada tahun 2013, subsektor perkebunan paling banyak memberikan kontribusi pada pendapatan rumah tangga pertanian sebesar 55,86 persen dari total pendapatan yang berasal dari kegiatan usaha pertanian. Sedangkan tahun 2004, subsektor yang paling banyak memberikan kontribusi pada pendapatan rumah tangga pertanian adalah subsektor tanaman padi sebesar 38,92 persen. Hal ini menunjukan terjadinya perubahan kontribusi terbesar pada pendapatan rumah tangga pertanian dari tanaman padi ke perkebunan. Subsektor lain yang juga memberikan kontribusi cukup besar pada pendapatan rumah tangga pertanian pada tahun 2013 adalah subsektor tanaman padi sebesar 13,93 persen. Tahun 2004, subsektor perkebunan memberikan kontribusi terbesar kedua sebesar 25,92 persen.

60,10% 14,52% 11,27% 5,40% 8,72% SPP2004 Usaha di Sektor Pertanian Usaha di Luar Sektor Pertanian Pendapatan Lainnya dan Transfer Buruh Pertanian Buruh di Luar Pertanian 42,39% 14,21% 15,19% 8,64% 19,58% SPP2013

(12)

Gambar 6.

Perbandingan Distribusi Pendapatan Rumah Tangga Pertanian Dari Kegiatan Usaha Pertanian Menurut Subsektor

SPP 2004 dan SPP 2013

Rumah tangga dengan pendapatan utama dari budidaya ikan di kolam air tawar dan peternakan mempunyai rata-rata pendapatan yang paling tinggi masing-masing sebesar 42, 607 juta rupiah per tahun dan 36,345 juta rupiah per tahun. Sebaliknya, rumah tangga dengan pendapatan utama dari penangkaran satwa/tumbuhan liar serta budidaya ikan di sawah mempunyai rata-rata pendapatan yang paling rendah masing-masing sebesar 1,333 juta rupiah per tahun dan 6,075 juta rupiah per tahun.

TABEL 8.

Rata-rata Pendapatan Rumah Tangga Pertanian per Tahun Menurut Sumber Pendapatan

Utama di Sektor Pertanian (000 Rp)

No Sumber Pendapatan Utama

Rata-Rata Pendapatan

per Tahun (000 Rp)

(1) (2) (3)

1 Tanaman Padi dan Palawija 11.696,98

2 Tanaman Hortikultura 16.715,01

3 Tanaman Perkebunan 23.308,21

4 Ternak/ Unggas 36.345,52

5 Budidaya ikan di tambak/ air payau 24.447,14

6 Budidaya ikan di kolam air tawar 42.607,18

7 Budidaya ikan di sawah 6.075,00

8 Budidaya ikan di perairan umum 15.434,37

9 Penangkapan ikan di laut 25.428,72

10 Penangkapan ikan di perairan umum 23.051,93

11 Tanaman Kehutanan 11.325,89

12 Penangkaran Satwa/Tumbuhan Liar 1.333,00

13 Pemungutan hasil hutan/ Penangkapan satwa liar 18.682,92

14 Jasa Pertanian dan Pembibitan tanaman 10.175,46

Tanaman Padi 38,92% Tanaman Palawija 13,02% Tanaman Hortikultura 7,17% Tanaman Perkebunan 25,92% Ternak/ Unggas 6,28% Lainnya 8,69% SPP2004 Tanaman Padi 13,93% Tanaman Hortikultura 6,42% Tanaman Perkebunan 55,86% Ternak/ Unggas 6,04% Penangkapn ikan 8,44% Lainnya 9,31% SPP2013

(13)

10.

KONSEP DAN DEFINISI

Kegiatan pencacahan Sensus Pertanian 2003 dilakukan dengan pendekatan rumah tangga dimana setiap rumah tangga usaha pertanian dilakukan pencacahan di lokasi tempat tinggal rumah tangga tersebut berada. Kegiatan usaha pertanian yang dilakukan oleh rumah tangga usaha pertanian yang berada di luar wilayah (Kecamatan, Kabupaten/Kota, Provinsi) tempat tinggal rumah tangga tetap dicatat sebagai kegiatan usaha pertanian di tempat tinggal dimana rumah tangga tersebut. Penentuan suatu rumah tangga sebagai rumah tangga usaha pertanian mengacu pada syarat Batas Minimal Usaha (BMU) dan dijualnya suatu komoditi pertanian. Penentuan syarat rumah tangga usaha pertanian ini tidak berlaku untuk kegiatan usaha di subsektor tanaman pangan.

Rumah tangga yang dicakup sebagai rumah tangga usaha pertanian dalam ST2013 adalah rumah tangga usaha pertanian yang berstatus sebagai mengelola usaha pertanian milik sendiri, mengelola usaha pertanian dengan bagi hasil dan mengelola usaha pertanian dengan menerima upah. Disamping itu pada kegiatan ST2013 ini tidak mensyaratkan Batas Minimal Usaha dari setiap komoditi pertanian yang diusahakan oleh rumah tangga, namun untuk syarat komoditi pertanian yang dijual masih tetap berlaku dalam ST2013.

Usaha Pertanian adalah kegiatan yang menghasilkan produk pertanian dengan tujuan sebagian atau seluruh hasil produksi dijual/ditukar atas risiko usaha (bukan buruh tani atau pekerja keluarga). Usaha pertanian meliputi usaha tanaman pangan, hortikultura, perkebunan, peternakan, perikanan, dan kehutanan, termasuk jasa pertanian. Khusus tanaman pangan (padi dan palawija) meskipun tidak untuk dijual (dikonsumsi sendiri) tetap dicakup sebagai usaha.

Rumah Tangga Usaha Pertanian adalah rumah tangga yang salah satu atau lebih anggota rumah tangganya mengelola usaha pertanian dengan tujuan sebagian atau seluruh hasilnya untuk dijual, baik usaha pertanian milik sendiri, secara bagi hasil, atau milik orang lain dengan menerima upah, dalam hal ini termasuk jasa pertanian.

Perusahaan Pertanian Berbadan Hukum adalah setiap ben tu k u sah a yan g m en jalank an jen is u sah a di sek tor per tan ian yan g ber sifat tetap, ter u s m en er u s yan g didir ik an den gan tu ju an m emper oleh laba yan g pen dir ian per u sah aan dilin du n gi h u k u m atau izin dar i in stan si yan g ber wenan g m in im al pada tin gk at k abu paten / k ota, u n tu k setiap tah apan k egiatan bu didaya per tan ian seper ti pen an am an , pem u pu k an , pem elihar aan , dan pem an en an . Con toh ben tu k badan h u k u m : PT, CV, Koper asi, Yayasan , SIP Pem da.

Usaha Pertanian Lainnya adalah u sah a per tan ian yan g dik elola oleh bu k an r u m ah tan gga dan bu k an oleh per u sah aan per tan ian berbadan h u k u m , seper ti: pesan tr en , sem in ar i, k elom pok u sah a ber sam a, tan gsi m iliter , lembaga pem asyar ak atan , lembaga pen didik an , dan lain -lain yan g m en gu sah ak an per tan ian .

(14)

Lahan Sawah adalahlahan pertanian yang berpetak-petak dan dibatasi oleh pematang (galengan) dan atau saluran untuk menahan/menyalurkan air, yang biasanya ditanami padi sawah tanpa memandang dimana diperoleh/status lahan tersebut, termasuk juga lahan rawa yang ditanami padi dan lahan bekas tanaman tahunan yang telah dijadikan sawah, baik yang ditanami padi maupun palawija.

Lahan Pertanian adalah lahan yang terdiri dari lahan yang diusahakan dan sementara tidak diusahakan (lahan yang biasanya diusahakan tetapi untuk sementara (selama 1 sampai 2 tahun tidak dikelola/diusahakan) untuk pertanian.

Lahan Pertanian Bukan Sawah adalah semua lahan selain lahan sawah yang biasanya ditanami tanaman semusim atau tanaman tahunan, lahan untuk kolam atau untuk kegiatan usaha pertanian lainnya.Lahan yang berstatus lahan sawah yang sudah tidak berfungsi sebagai lahan sawah lagi, dimasukkan dalam lahan pertanian bukan sawah. Lahan pertanian bukan sawah terdiri dari : huma, lading, tegalan/kebun, kolam/tebat/empang, tambak air payau, lahan perkebunan, lahan hutan Negara, lahan untuk pengembalaan/padang rumput dan lainnya (kandang atau untuk tanaman hias).

Lahan Bukan Pertanian adalah semua lahan selain lahan sawah dan lahan bukan sawah yang meliputi lahan rumah dan pekarangan, lahan untuk bangunan dan lainnya (saluran air, lapangan olahraga, lahan tandus dan juga lahan pertanian yang sudah tidak digunakan lebih dari 2 tahun).

Referensi

Dokumen terkait

Korelasi yang tinggi antara jumlah anakan total, tinggi tanaman, panjang malai dan persentase gabah hampa dengan bobot gabah per rumpun merupakan akibat dari

Pada tahap ini, edukasi dengan contoh-contoh penderita kanker karena rokok, hamil di luar nikah, sangatlah penting, mengingat remaja biasanya merasa bahwa ia adalah orang kuat

telah menyertai dan melimpahkan berkatnya, sehingga Laporan Landasan Teori dan Program Proyek Akhir LXV (LTP 65) dengan judul Sentra Batik tulis di Lasem.. dapat

Prosedur dari sistem administrasi kependudukan yang diusulkan pada desa Jatiwaringin kecamatan Mauk terdiri dari prosedur pembuatan surat pengantar Kartu Keluarga (KK),

Teknik uji keabsahan data menggunakan metode triangulasi. Data yang terkumpul dianalisis dengan menggunakan metode analisis deskriptif kualitatif. Berdasarkan

Telkom Indonesia Plasa Tanjungbalai, penulis menyimpulkan bahwa sistem usulan untuk sistem administrasi pasang baru indihome dirancang untuk mempermudah teknisi

mempunyai suatu makna yang penting. Bagi kebanyakan orang yang belum paham akan kebudayaan atau tradisi itu akan menjadi suatu pertanyaan besar dalam benak mereka mengapa

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT karena telah meberikan kesempatan untuk menyelesaikan makalah “TEKNOLOGI PENGOLAHAN RUMPUT LAUT (ES CREAM RL, BROWNICE RL,