• Tidak ada hasil yang ditemukan

DIREKTORAT KAPAL PENGAWAS

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "DIREKTORAT KAPAL PENGAWAS"

Copied!
47
0
0

Teks penuh

(1)

LAKIP

DIREKTORAT KAPAL PENGAWAS

DIREKTORAT JENDERAL PSDKP KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN

TA. 2013

(2)

LakilLToshiLLaporan Akuntabilitas Kinerja - Direktorat Kapal Pengawas Tahun 2013 2

III-2

KATA PENGANTAR

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Direktorat Kapal Pengawas disusun dalam rangka memenuhi Instruksi Presiden Nomor 7 Tahun 1999 tentang Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah. Laporan ini merupakan wujud pertanggungjawaban atas pencapaian Indikator Kinerja Utama Direktorat Kapal Pengawas pada Tahun 2013 yang merupakan tahun keempat pelaksanaan Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) Tahun 2010-2014.

LAKIP berfungsi sebagai alat penilaian kinerja secara kuantitatif, alat kendali serta pemacu peningkatan kinerja setiap unit oganisasi di lingkungan Direktorat Kapal

Pengawas. Sejalan dengan pelaksanaan reformasi birokrasi, Direktorat Kapal Pengawas

telah menerapkan metode Balanced Scorecard (BSC) sebagai alat manajemen kinerja. Melalui implementasi BSC, pencapaian Sasaran Strategis Direktorat Kapal Pengawas

diukur atas dasar penilaian Indikator Kinerja Utama (IKU) sebagaimana telah ditetapkan pada Kontrak Kinerja Direktorat Kapal Pengawas tahun 2013.

Pencapaian IKU Direktorat Kapal Pengawas selama Tahun 2013 telah diupayakan melalui pelaksanaan progam Peningkatan Operasional dan Pemeliharaan Kapal

Pengawas dengan 4 (empat) kegiatan utama, yaitu : (1) Operasional Kapal Pengawas di

WPP-NRI Wilayah Barat; (2) Operasional Kapal Pengawas di WPP-NRI Wilayah Timur; (3)

Perawatan Kapal Pengawas; dan (4) Pengawakan Kapal Pengawas.

Penyusunan LAKIP Tahun 2012 ini dimaksudkan untuk memberikan gambaran yang jelas dan transparan serta sekaligus sebagai pertanggungjawaban atas pelaksanaan program dan kegiatan yang telah dilaksanakan dalam rangka mewujudkan visi dan misi pengawasan SDKP. Semoga di masa datang kinerja Direktorat Kapal Pengawas dalam melaksanakan pengawasan SDKP dapat menjadi lebih baik dan terus ditingkatkan.

Jakarta, Februari 2014 Direktur Kapal Pengawas

TTD

Ir. Budi Halomoan, M.Si

No. Nama Jabatan Paraf

1.

Kasubdit Log-Ops KP Wil. Barat (Koordinator Pelaporan & Evaluasi Dit. KP)

(3)

LakilLToshiLLaporan Akuntabilitas Kinerja - Direktorat Kapal Pengawas Tahun 2013 3 III-3

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ... 2 DAFTAR ISI ... 3 DAFTAR LAMPIRAN ... 4 RINGKASAN EKSEKUTIF ... 43 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 5

B. Maksud dan Tujuan ... 6

C. Tugas dan Fungsi Direktorat Kapal Pengawas ... 7

D. Sistematika Penyajian LAKIP ... 8

BAB II PERENCANAAN DAN PENETAPAN KINERJA A. Rencana Strategis Ditjen PSDKP 2010-2014 ... 10

B. Penetapan Kinerja Tahun 2013 Hasil Implementasi BSC ... 12

C. Pengukuran Capaian Kinerja Tahun 2013 ... 15

BAB III AKUNTABILITAS KINERJA A. Capaian Indikator Kinerja Utama (IKU) ... 16

B. Evaluasi dan Analisis Kinerja ... ... 17

D. Akuntabilitas Keuangan... 33

BAB IV PENUTUP ... ... 35

A. Kesimpulan ... 35

B. Saran ... ... 36 LAMPIRAN

(4)

LakilLToshiLLaporan Akuntabilitas Kinerja - Direktorat Kapal Pengawas Tahun 2013 4

III-4

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran

1. Penetapan Kinerja Tahun 2013 Dit. Kapal Pengawas

(5)

LakilLToshiLLaporan Akuntabilitas Kinerja - Direktorat Kapal Pengawas Tahun 2013 5

III-5

BAB I

PENDAHULUAN

A.

Latar Belakang

Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) telah merumuskan serangkaian kebijakan dan strategi yang secara utuh tertuang di dalam Rencana Strategis KKP tahun 2010-2014. Dalam Rencana Strategis (Renstra) tersebut, visi KKP adalah “Indonesia sebagai penghasil produk kelautan dan perikanan terbesar tahun 2015”, dengan misi “Mensejahterakan Masyarakat Kelautan dan Perikanan”. Selanjutnya sesuai Keputusan Menteri Kelautan dan Perikanan nomor: PER. 15/MEN/2012 tentang Rencana Strategis KKP Tahun 2010-2014 visi tersebut direvisi menjadi “Pembangunan Kelautan dan Perikanan yang Berdaya Saing dan Berkelanjutan untuk Kesejahteraan Masyarakat” dengan misi:

(i) Mengoptimalkan Pemanfaatan Sumber Daya Kelautan dan Perikanan;

(ii) Meningkatkan Nilai Tambah dan Saing Produk Kelautan dan Perikanan;

(iii) Memelihara Daya Dukung dan Kualitas Lingkungan Sumber Daya Kelautan

dan Perikanan.

Dalam rangka mewujudkan visi dan misinya, KKP telah menetapkan program terobosan percepatan pembangunan sektor kelautan dan perikanan melalui Program Industrialisasi Sektor Kelautan dan Perikanan, yang merupakan proses perubahan sosial dan ekonomi, dimana arah kebijakan pengelolaan sumber daya kelautan dan perikanan (SDKP), pembangunan infrastruktur, pengembangan sistem investasi, ilmu pengetahuan, teknologi, dan sumber daya manusia terselenggarakan secara terintegrasi berbasis industri untuk meningkatkan nilai tambah, efisiensi dan skala produksi kelautan dan perikanan yang berdaya saing tinggi. Implementasi industrialisasi diharapkan akan menjadi penghela percepatan produksi kelautan dan perikanan nasional, sehingga memberikan manfaat bagi kesejahteraan masyarakat nelayan.

Dalam konteks industrialisasi kelautan dan perikanan, Direktorat Kapal Pengawas berperan dalam melaksanakan pengawasan SDKP dan penegakan hukum dan peraturan perundang-undangan di bidang kelautan dan perikanan guna menjamin

(6)

LakilLToshiLLaporan Akuntabilitas Kinerja - Direktorat Kapal Pengawas Tahun 2013 6

III-6

terselenggaranya pemanfaatan SDKP yang tertib dan bertanggung jawab. Peran tersebut secara ekplisit diimplementasikan melalui pelaksanaan program/kegiatan “Peningkatan Operasional dan Pemeliharaan Kapal Pengawas” yang diarahkan untuk mewujudkan visi pengawasan SDKP, yaitu “Indonesia bebas illegal fishing

dan kegiatan yang merusak SDKP’’.

Adapun dalam konteks pengelolaan kinerja, sejalan dengan pelaksanaan reformasi birokrasi, mulai tahun 2013, Direktorat Kapal Pengawas sebagai salah satu usur Ditjen PSDKP di bawah KKP telah menerapkan sistem pengelolaan kinerja berbasis

Balanced Scorecards (BSC). Kinerja Direktorat Kapal Pengawas tahun 2013 diukur atas dasar penilaian Indikator Kinerja Utama (IKU) yang merupakan indikator keberhasilan pencapaian sasaran strategis sebagaimana telah ditetapkan dalam Kontrak Kinerja antara Direktur Kapal Pengawas dengan Direktur Jenderal Kelautan dan Perikanan.

Mengacu pada Instruksi Presiden (Inpres) Nomor 7 Tahun 1999 tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah, Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 8 Tahun 2006 tentang Pelaporan Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah, serta Permen PAN dan RB nomor 29 tahun 2010 tentang Pedoman Penyusunan Penetapan Kinerja dan Pelaporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah, Direktorat Kapal Pengawas sebagai instansi pemerintah dan unsur penyelenggara negara diwajibkan menetapkan target kinerja serta melakukan pengukuran kinerja yang telah dicapai serta menyampaikan Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) yang merupakan wujud akuntabilitas dari mandat yang diemban.

B.

Maksud dan Tujuan

LAKIP Direktorat Kapal Pengawas tahun 2013 merupakan bentuk pertanggungjawaban kepada publik atas pengelolaan anggaran dan pelaksanaan program/kegiatan dalam rangka mencapai visi dan misi yang telah ditetapkan. Pelaporan kinerja juga dimaksudkan sebagai media untuk mengkomunikasikan pencapaian kinerja pengawasan SDKP dalam satu tahun anggaran kepada masyarakat dan stakeholders lainnya.

Adapun tujuan penyusunan LAKIP adalah untuk menilai dan mengevaluasi pencapaian kinerja kegiatan dan sasaran Direktorat Kapal Pengawas. Berdasarkan

(7)

LakilLToshiLLaporan Akuntabilitas Kinerja - Direktorat Kapal Pengawas Tahun 2013 7

III-7

hasil evaluasi yang dilakukan kemudian dirumuskan beberapa rekomendasi yang dapat menjadi salah satu masukan dalam menetapkan kebijakan dan strategi yang akan datang sehingga dapat meningkatkan kinerja pengawasan SDKP.

C.

Tugas dan Fungsi Direktorat Kapal Pengawas

Berdasarkan Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan No. PER.15/MEN/2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Kelautan dan Perikanan, tugas dan fungsi Direktorat Kapal Pengawas yaitu sebagai berikut:

Tugas :

Melaksanakan penyiapan perumusan dan pelaksanaan kebijakan, penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria serta pemberian bimbingan teknis dan evaluasi di bidang kapal pengawas.

Fungsi :

a. Penyiapan perumusan kebijakan di bidang kapal pengawas

b. Penyiapan bahan pelaksanaan kebijakan di bidang kapal pengawas;

c. Penyiapan bahan penyusunan norma, standar, prosedur, dan

kriteria di bidang kapal pengawas;

d. Penyiapan bahan pelaksanaan bimbingan teknis di bidang kapal

pengawas;

e. Penyiapan bahan pelaksanaan monitoring dan evaluasi di bidang

kapal pengawas;

f. Pelaksanaan tata usaha dan rumah tangga direktorat.

Dalam melaksanakan tugas dan fungsinya, Direktorat Kapal Pengawas dibantu oleh beberapa Unit Eselon III sebagai berikut:

1. Sub Direktorat Logistik dan Operasional Wilayah Barat;

- Seksi Logistik Wilayah Barat - Seksi Operasional Wilayah Barat

2. Sub Direktorat Logistik dan Operasional Wilayah Timur;

- Seksi Logistik Wilayah Timur - Seksi Operasional Wilayah Timur

3. Sub Direktorat Perawatan Kapal Pengawas;

- Seksi Perawatan Wilayah Barat - Seksi Perawatan Wilayah Timur

(8)

LakilLToshiLLaporan Akuntabilitas Kinerja - Direktorat Kapal Pengawas Tahun 2013 8

III-8

4. Sub Direktorat Pengawakan Kapal Pengawas;

- Seksi Pengawakan Wilayah Barat - Seksi Pengawakan Wilayah Timur

Struktur organisasi Ditjen. PSDKP seperti dapat dilihat pada Gambar berikut.

Gambar 1.1. Struktur Organisasi Direktorat Kapal Pengawas

D.

Sistematika Penyajian LAKIP

Secara garis besar sistematika Penyajian LAKIP Direktorat Kapal Pengawas, dapat diuraikan sebagai berikut :

Bab I Pendahuluan

Menjelaskan secara ringkas tentang latar belakang, maksud dan tujuan penyusunan LAKIP, tugas dan fungsi organisasi serta data umum organisasi Direktorat Kapal Pengawas.

Bab II Perencanaan dan Penetapan Kinerja

Menjelaskan secara ringkas tentang rencana strategis Direktorat Kapal Pengawas untuk periode 2010-2014 dan Penetapan Kinerja tahun 2013.

Bab III Akuntabilitas Kinerja

Menjelaskan uraian hasil pengukuran kinerja, evaluasi dan analisis capaian kinerja, dan akuntabilitas keuangan Direktorat Kapal Pengawas

Tahun 2013. DIREKTUR KAPAL PENGAWAS SUBDIREKTORAT LOGISTIK DAN OPERASIONAL WILAYAH BARAT SUBDIREKTORATLOGISTIK DAN OPERASIONAL WILAYAH TIMUR SUBDIREKTORAT PERAWATAN KAPAL PENGAWAS SUBDIREKTORAT PENGAWAKAN KAPAL PENGAWAS

SEKSI PERAWATAN KAPAL PENGAWAS WILAYAH

BARAT

SEKSI PERAWATAN KAPAL PENGAWAS WILAYAH TIMUR SEKSI PENGAWAKAN KAPAL PENGAWAS WILAYAH BARAT SEKSI PENGAWAKAN KAPAL PENGAWAS WILAYAH TIMUR SEKSI LOGISTIK WILAYAH

BARAT

SEKSI OPERASIONAL WILAYAH BARAT

SEKSI LOGISTIK WILAYAH TIMUR

SEKSI OPERASIONAL WILAYAH TIMUR

SUBBAG TATA USAHA

KELOMPOK JABATAN FUNGSIONAL

(9)

LakilLToshiLLaporan Akuntabilitas Kinerja - Direktorat Kapal Pengawas Tahun 2013 9

III-9

Bab IV Penutup

Menjelaskan kesimpulan menyeluruh dari LAKIP Direktorat Kapal Pengawas tahun 2013 dan merekomendasikan perbaikan kinerja ke depan.

(10)

LakilLToshiLLaporan Akuntabilitas Kinerja - Direktorat Kapal Pengawas Tahun 2013 10

III-10

BAB II

PERENCANAAN DAN PENETAPAN KINERJA

Dalam rangka melaksanakan tugas dan fungsinya agar efektif, efisien dan akuntabel, Direktorat Kapal Pengawas berpedoman pada dokumen perencanaan yang terdiri dari: (1) Renstra Ditjen. PSDKP 2010-2014; dan (2) Penetapan Kinerja Direktorat Kapal Pengawas Tahun 2013 yang telah disempurnakan dengan pendekatan sistem pengelolaan kinerja berbasis Balance Scorecards (BSC).

A.

Rencana Strategis Ditjen. PSDKP 2010-2014

Rencana Strategis (Renstra) Ditjen. PSDKP 2010-2014 merupakan perencanaan jangka menengah yang berisi tentang gambaran sasaran atau kondisi hasil yang akan dicapai dalam kurun waktu 5 (lima) tahun beserta strategi yang akan dilakukan untuk mencapai sasaran sesuai tugas dan fungsi yang diamanatkan. Renstra tersebut disusun selaras dengan arah kebijakan strategis nasional bidang kelautan dan perikanan 2010-2014 sebagaimana tertuang dalam Renstra KKP 2010-2014. Renstra tersebut juga disusun dengan menggunakan berbagai asumsi serta kombinasi pendekatan bottom up dan top down dengan keterlibatan Eselon I, Eselon II, Eselon III dan Eselon IV lingkup Ditjen PSDKP. Pendekatan top down

mengandung makna bahwa perencanaan ini memperhatikan pula ketersediaan

anggaran sesuai dengan estimasi APBN. Sedangkan pendekatan bottom up

dilakukan untuk memperoleh gambaran kebutuhan pendanaan guna mewujudkan kondisi ideal.

Sejalan dengan perkembangan dan dinamika organisasi di tingkat KKP, Renstra Ditjen. PSDKP mengalami revisi yang ditetapkan melalui Keputusan Direktur Jenderal Pengawasan Sumber Daya Kelautan dan Perikanan nomor: KEP.162/DJ-PSDKP/2012 tentang Perubahan atas Keputusan Direktur Jenderal Pengawasan Sumber Daya Kelautan dan Perikanan nomor: KEP.01/DJ-PSDKP/2011 tentang Rencana Strategis Direktorat Jenderal Pengawasan Sumber Daya Kelautan dan Perikanan. Perubahan ini tentunya untuk dapat menyelaraskan dengan visi, misi dan arah kebijakan KKP. Secara ringkas substansi Renstra Ditjen. PSDKP hasil revisi diuraikan sebagai berikut:

(11)

LakilLToshiLLaporan Akuntabilitas Kinerja - Direktorat Kapal Pengawas Tahun 2013 11

III-11

1. Pernyataan Visi dan Misi

Dalam rangka memberikan arah pandangan kedepan terkait dengan kinerja dan peranan Ditjen. PSDKP serta untuk memberikan gambaran tentang kondisi masa depan yang ingin diwujudkan oleh Ditjen. PSDKP, maka dirumuskan visi Ditjen. PSDKP yang mencerminkan keadaan yang ingin dicapai pada akhir periode perencanaan.

Visi :

“Indonesia Bebas Illegal Fishing dan Kegiatan yang Merusak Sumber Daya Kelautan dan Perikanan”

Sejalan dengan visi Ditjen. PSDKP, diperlukan rumusan mengenai upaya-upaya yang akan dilaksanakan untuk mewujudkan visi yang mencerminkan

apa yang akan dapat dicapai (pada level dampak) dan bagaimana

mencapainya dalam periode tertentu, beserta ukuran-ukuran pencapaiannya. Misi yang dirumuskan menggambarkan tindakan atau upaya sesuai dengan tugas dan fungsi Ditjen. PSDKP.

Misi :

a. Melaksanakan pengawasan dan perlindungan sumber daya kelautan

dan perikanan dalam rangka melestarikan sumber daya kelautan dan perikanan.

b. Melaksanakan penegakan peraturan perundang-undangan di bidang

kelautan dan perikanan.

2. Tujuan

Tujuan merupakan penjabaran atau implementasi dari pernyataan misi yang akan dicapai atau dihasilkan dalam jangka waktu 1 s/d 5 tahun. Perumusan tujuan menggambarkan hasil-hasil serta manfaat yang akan diberikan oleh Ditjen. PSDKP. Berdasarkan pada hasil analisis lingkungan internal dan

eksternal, maka tujuan Ditjen. PSDKP dirumuskan sebagai berikut: Tujuan Strategis :

a. Terwujudnya ketaatan terhadap peraturan perundangan bidang

(12)

LakilLToshiLLaporan Akuntabilitas Kinerja - Direktorat Kapal Pengawas Tahun 2013 12

III-12

b. Terlindunginya sumber daya kelautan dan perikanan dari

pengrusakan dan kegiatan illegal.

3. Sasaran Strategis

Berdasarkan perumusan tujuan Kapal Pengawas, telah dirumuskan sasaran strategis dalam rangka mewujudkan visi dan misi pengawasan SDKP. Sasaran strategis yang ingin dicapai oleh Direktorat Kapal Pengawas adalah ‘’Terselenggaranya Pengawasan dan Penegakan Hukum Pengelolaan PSDKP’’. Untuk mewujudkannya, telah ditetapkan Indikator Kinerja Utama (IKU) Direktorat Kapal Pengawas, yaitu Meningkatnya cakupan Wilayah Pengelolaan Perikanan yang terawasi dari kegiatan penangkapan ikan ilegal

(illegal fishing).

Sasaran tersebut bermuara pada satu sasaran yaitu:

“Perairan Indonesia Bebas Illegal Fishing dan Kegiatan yang Merusak Sumber Daya Kelautan dan Perikanan”.

4. Program Kerja Direktorat Kapal Pengawas

Program kerja Direktorat Kapal Pengawas yang dilaksanakan pada tahun 2013 yaitu ‘’Peningkatan Operasional dan Pemeliharaan Kapal Pengawas’’, guna mendukung pelaksanaan program tersebut, Direktorat Kapal Pengawas melakukan beberapa kegiatan sebagai berikut:

1. Meningkatkan persentase cakupan operasional kapal pengawas di

WPP-NRI yang rawan terhadap kegiatan illegal fishing;

2. Meningkatkan persentase kemampuan dan profesionalisme Awak Kapal

Pengawas sesuai dengan kualifikasi dan kebutuhan;

3. Meningkatkan persentase kesiapan dan kelaikan kapal pengawas untuk

melaksanakan operasi pengawasan SDKP.

B.

Penetapan Kinerja Tahun 2013 Hasil Implementasi

Balanced

Scorecard

(BSC)

Penetapan Kinerja pada dasarnya adalah pernyataan komitmen yang merepresentasikan tekad dan janji untuk mencapai kinerja yang jelas dan terukur dalam rentang waktu satu tahun tertentu dengan mempertimbangkan sumber daya

(13)

LakilLToshiLLaporan Akuntabilitas Kinerja - Direktorat Kapal Pengawas Tahun 2013 13

III-13

yang dikelola. Tujuan khusus penetapan kinerja adalah untuk: (1) Meningkatkan akuntabilitas, transparansi, dan kinerja aparatur sebagai wujud nyata komitmen

antara penerima amanah dengan pemberi amanah; (2) Sebagai dasar penilaian

keberhasilan/kegagalan pencapaian tujuan dan sasaran organisasi; (3) Menciptakan

tolok ukur kinerja sebagai dasar evaluasi kinerja.

Direktorat Kapal Pengawas telah menyusun penetapan kinerja tahun 2013 secara

berjenjang sesuai dengan kedudukan, tugas, dan fungsinya serta

menyempurnakannya melalui penerapan sistem pengelolaan kinerja berbasis BSC. Implementasi BSC dalam pengelolaan kinerja di lingkungan Direktorat Kapal Pengawas, selain merupakan pemenuhan amanat kebijakan pengelolaan kinerja yang telah ditetapkan oleh KKP, juga ditujukan untuk:

1. Menterjemahkan strategi organisasi ke dalam rencana operasional dengan baik,

sehingga manajemen kinerja organisasi akan sekaras dengan strategi orginisasi;

2. Membangun organisasi yang terus menerus melakukan perbaikan (countinous

improvement)

3. Membangun keselarasan antar unit kerja dan meningkatkan efektifitas dan efisiensi organisasi.

BSC Direktorat Kapal Pengawas mengunakan 4 (empat) perspektif dalam BSC, yaitu:

Stakeholder Perspective, Customer Perspective, Internal Process Perspective , dan Learn and Growth Perspective. Digunakannya seluruh perspective dalam BSC menunjukkan bahwa Direktorat Kapal Pengawas merupakan unit kerja utama dalam BSC (Core Unit of Balance Scorecard), bukan unit kerja pendukung dalam BSC (supporting unit of Balance Scorecard).

Sebagai implikasi penerapan BSC, Sasaran Strategis Ditjen. PSDKP beserta IKU nya mengalami perubahan sebagai berikut :

Tabel 2.1.

Penetapan Kinerja Direktorat Kapal Pengawas Tahun 2013

SASARAN STRATEGIS URAIAN IKU TAHUN 2013 TARGET

STAKEHOLDER PERSPECTIVE

1 Menigkatnya Kesejahteraan

masyarakat KP 1 Pertumbuhan PDB Perikanan (%) 7.00%

(14)

LakilLToshiLLaporan Akuntabilitas Kinerja - Direktorat Kapal Pengawas Tahun 2013 14

III-14

2 Meningkatnya pengelolahan

SDKP yang berkelanjutan 2 Proporsi tangkapan perikanan laut berada dalam batasan jumlah

tangkapan yang diperbolehkan (JTB) <100%

INTERNAL PROCESS PERSPECTIVE

3 Tersedianya kebijakan bidang Kapal Pengawas sesuai kebutuhan

3 Jumlah kebijakan publik bidang

Kapal Pengawas yang diselesaikan 1 dok

4 Terselenggaranya

moderenisasi sitem kelautan dan perikanan pengolahan pemasaran produk kelautan dan perikanan

4 Persentase Kapal Perikanan yang masuk Kemitraan UPI dan Unit usaha Penangkapan ikan yang terawasi

75%

5 Terselenggaranya

pengawasan dan penegekan hukum pengelolahan SDKP

5 Persentase WPPNRI yang terawasi

dari illegal fishing 31%

LEARNING & GROWTH PERSPECTIVE

6 Tersedianya SDM Dit Kapal Pengawas yang kompeten dan frofesional

6 Indeks Kesenjangan Kompetensi Eselon II, III dan IV di lingkup Dit Kapal Pengawas

60%

7 Tersedianya data Informasi pengawasan SDK di Lingkup Dit. Kapal Pengawas yang valid handal dan mudah diakses

7 Persepsi user terhadap kemudahan

akses (skala likert 1-5) 4,0

8 Terwujudnya good governance dan clean government di Dit Kapal Pengawas

8 Jumlah Rekomendasi Aparat Pengawas Internal dan Eksternal Pemerintah (APIEP) yang ditindaklanjuti di banding total rekomendasi

100%

9 Tingkat kualitas Akuntabilitas

kinerja Dit. Kapal Pengawas A 10 Nilai integritas Dit. Kapal Pengawas 6,5 11 Nilai Inisiatif anti korupsi Dit Kapal

Pengawas 7,5

12 Nilai Penerapan RB Dit Kapal

Pengawas 75

9 Pengelolahan anggaran Dit

(15)

LakilLToshiLLaporan Akuntabilitas Kinerja - Direktorat Kapal Pengawas Tahun 2013 15

III-15

C.

Pengukuran Capaian Kinerja Tahun 2013

Pengukuran tingkat capaian Indikator Kinerja Utama dilakukan dengan berpedoman pada formula penghitungan yang telah ditetapkan dalam Manual IKU BSC. Selanjutnya nilai capaian tersebut dihitung dengan membandingkan antara realisasi capaian dengan target yang telah ditetapkan.

Pengukuran capaian kinerja dilakukan secara berkala melalui penyusunan Laporan Kinerja Triwulanan yang didukung dengan implementasi aplikasi SiMETA (Sistem Monitoring dan Evaluasi Penetapan Kinerja) dan Aplikasi BSC “Kinerjaku” yang merupakan aplikasi khusus BSC berbasis informasi teknologi.

(16)

LakilLToshiLLaporan Akuntabilitas Kinerja - Direktorat Kapal Pengawas Tahun 2013 16

III-16

BAB III

AKUNTABILITAS KINERJA

A.

Capaian Indikator Kinerja Utama (IKU)

Sebagaimana telah diuraikan pada Bab sebelumnya, berdasarkan implementasi BSC dalam pengelolan kinerja, pada Tahun 2013 Direktorat Kapal Pengawas telah menyempurnakan dan menetapkan 9 (sembilan) Sasaran Strategis (SS) dengan 13 Indikator Kinerja Utama (IKU), Capaian IKU 9 (sembilan) SS Direktorat Kapal Pengawas ditabulasikan seperti Tabel 3.1.

Tabel 3.1.

Capaian Sasaran Strategis dan Kinerja Direktorat Kapal Pengawas Tahun 2013

SASARAN STRATEGIS NO INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU) TARGET REALISASI % Notifikasi Capaian SS Sasaran Strategis 1 : Meningkatnya kesejahteraan Masyarakat Kelautan dan Perikanan 1 Pertumbuhan PDB Perikanan (%) 7,00% 6,57% 93,86% Sasaran Strategis 2 : Meningkatnya pengelolaan SDKP yang berkelanjutan 2 Proporsi tangkapan

perikanan laut berada dalam batasan jumlah tangkapan yang diperbolehkan (JTB)

<100% 83% 83%

Sasaran Strategis 3 :

Tersedianya kebijakan bidang Kapal Pengawas sesuai kebutuhan

3 Jumlah kebijakan publik bidang pengawasan SDKP yang diselesaikan 1 dok 1 dok 100% Sasaran Strategis 4 : Terselenggaranya modernisasi sistem produksi kelautan dan perikanan, pengolahan dan pemasaran produk kelautan dan perikanan

4 Persentase Kapal Perikanan yang masuk Kemitraan UPI dan Unit usaha Penangkapan ikan yang terawasi

75% 143,98% 191,97% Sasaran Strategis 5 : Terselenggaranya Pengawasan dan penegakan hukum Pengelolaan SDKP

5 Persentase WPPNRI yang

terawasi dari illegal fishing 31% 36,21% 116,81%

Sasaran Strategis 6 :

Tersedianya SDM Dit. Kapal Pengawas yang kompeten dan profesional

6 Indeks Kesenjangan

Kompetensi Eselon II, III dan IV di lingkup Dit. Kapal Pengawas

(17)

LakilLToshiLLaporan Akuntabilitas Kinerja - Direktorat Kapal Pengawas Tahun 2013 17

III-17

Sasaran Strategis 7:

Tersedianya informasi pengawasan SDKP di lingkup Dit. Kapal Pengawas yang valid, handal & mudah diakses

7 Persepsi user terhadap kemudahan akses (skala likert 1-5)

4,00 3,93% 98,20%

Sasaran Strategis 8 :

Terwujudnya good governance & clean government di Dit. Kapal Pengawas

8 Jumlah Rekomendasi Aparat Pengawas Internal dan Eksternal Pemerintah (APIEP) yang ditindaklanjuti di banding total rekomendasi

100% 100% 100%

9 Tingkat kualitas Akuntabilitas

kinerja Dit. Kapal Pengawas A A 100% 10 Nilai Integritas Dit. Kapal

Pengawas 6,5 7,12 105,48%

11 Nilai Inisiatif anti korupsi Dit.

Kapal Pengawas 7,5 7,92 105,6% 12 Nilai Penerapan RB Dit. Kapal

Pengawas 75 69,00 94,40%

Sasaran Strategis 9:

Pengelolaan anggaran Dit. Kapal Pengawas yang optimal

13 Persentase penyerapan DIPA > 95% 96,94% 96,94%

B.

Evaluasi dan Analisis Kinerja

Selama periode tahun 2013 Direktorat Kapal Pengawas telah melaksanakan seluruh kegiatan yang menjadi tugas dan fungsinya dalam rangka membantu dan mendukung Ditjen. PSDKP untuk mencapai sasaran yang telah ditetapkan. Evaluasi dan analisis pada setiap Sasaran Strategis (SS) diuraikan sebagai berikut:

1. Sasaran Strategis 1 : Meningkatnya kesejahteraan Masyarakat Kelautan

dan Perikanan

Kontribusi Direktorat Kapal Pengawas dalam kaitannya dengan pencapaian IKU ini sejalan dengan kontribusi yang diberikan Ditjen. PSDKP yaitu melakukan koordinasi dan dukungan kepada Ditjen. Perikanan Tangkap yang menjadi penanggung jawab utama pencapaian IKU “Pertumbuhan PDB Perikanan” untuk memastikan tercapainya IKU dimaksud sesuai target.

PDB perikanan diartikan sebagai nilai keseluruhan semua barang dan jasa perikanan yang diproduksi dalam jangka waktu tertentu (biasanya per tahun). Adapun angka persentase pertumbuhan PDB Perikanan diperoleh dengan

(18)

LakilLToshiLLaporan Akuntabilitas Kinerja - Direktorat Kapal Pengawas Tahun 2013 18

III-18

membandingkan nilai PDB Perikanan (berdasarkan harga konstan) tahun 2013 dibandingkan dengan nilai PDB Perikanan tahun 2012.

Sampai dengan Desember 2013 pencapaian nilai PDB Perikanan telah tercapai sebesar 6,77% dari target yang ditetapkan sebesar 7,00% (persen pencapaian 96,76%). Dengan menggunakan toleransi pengukuran kinerja sebesar 10% (80%≤X≤100), status capaian tersebut dapat dikategorikan sedang dengan indikator warna hijau.

2. Sasaran Strategis 2 : Meningkatnya Pengelolaan Sumber Daya Kelautan dan

Perikanan yang Berkelanjutan

Pencapaian Sasaran Strategis “Meningkatnya pengelolaan sumber daya kelautan dan perikanan yang berkelanjutan” diidentifikasikan ke dalam 1 (satu) IKU, yaitu “Proporsi tangkapan perikanan laut berada dalam batasan jumlah tangkapan yang diperbolehkan (JTB)”. Walaupun tidak secara langsung bertanggungjawab pada pencapaian IKU tersebut, Direktorat Kapal Pengawas berkontribusi dengan memberikan dukungan penuh kepada Ditjen. PSDKP yang diberikan amanat oleh KKP untuk berkontribusi memberikan dukungan terhadap Unit kerja Eselon I sesuai tugas dan fungsinya, sebagaimana ditunjukkan oleh Tabel berikut:

Tabel 3.2. Kontribusi Dit. Kapal Pengawas dalam Pencapaian SS-2 KKP INDIKATOR KINERJA

UTAMA DUKUNGAN UNIT KERJA YANG DIDUKUNG

Proporsi tangkapan perikanan laut berada dalam batasan jumlah tangkapan yang diperbolehkan (JTB)

Melakukan operasi pengawasan di laut dengan

Kapal Pengawas

Ditjen Perikanan Tangkap

Sampai dengan Desember 2013 pencapaian masing-masing IKU dari SS-2 sebagai berikut:

a. Proporsi tangkapan perikanan laut berada dalam batasan jumlah tangkapan yang diperbolehkan. telah tercapai sebesar 83% dari target sebesar <100% (klasifikasi nilai indikator minimize, yaitu semakin kecil semakin baik). Dengan toleransi pengukuran kinerja sebesar 10% (100%<X≤120%), status capaian dikategorikan “Sedang” dengan indikator warna “Hijau”.

(19)

LakilLToshiLLaporan Akuntabilitas Kinerja - Direktorat Kapal Pengawas Tahun 2013 19

III-19

3. Sasaran Strategis 3 : Tersedianya Kebijakan Bidang Kapal Pengawas Sesuai

Kebutuhan

Terkait dengan SS-3, Direktorat Kapal Pengawas mengikuti dan mendukung Ditjen PSDKP telah mengidentifikasi 1 (satu) IKU, yaitu Jumlah kebijakan publik bidang Kapal Pengawas yang diselesaikan. Penyusunan kebijakan bidang Kapal Pengawas dimaksudkan untuk membangun perangkat hukum dan perundang-undangan yang menjadi dasar operasional kegiatan pengawasan SDKP oleh Kapal Pengawas. Uraian mengenai IKU tersebut seperti pada Tabel 3.3.

Tabel 3.3. Capaian IKU pada SS-3 “Tersedianya Kebijakan Bidang Kapal Pengawas Sesuai Kebutuhan”.

a. Jumlah kebijakan publik bidang Kapal Pengawas yang diselesaikan

Kebijakan publik bidang Kapal Pengawas didefinisikan dengan Surat Keputusan (SK) yang ditetapkan oleh Direktur Jenderal PSDKP. Selama tahun 2013 Jumlah kebijakan publik bidang Kapal Pengawas yang diterbitkan telah tercapai sesuai target yang ditetapkan. Status capaian dikategorikan “Baik” dengan indikator warna “Hijau”. Rincian kebijakan publik diuraikan sebagai berikut:

1) Keputusan Direktur Jenderal PSDKP Nomor: 43/DJ-PSDKP/2012 tentang

Petunjuk Pelaksanaan Penilaian Kapal Pengawas Perikanan Berprestasi Di Lingkungan Direktorat Jenderal Pengawasan Sumber Daya Kelautan dan Perikanan.

Pencapaian IKU tersebut diupayakan melalui kegiatan penyiapan substansi teknis rancangan kebijakan publik bidang Kapal Pengawas di tingkat Ditjen.

PSDKP, dan Focus Group Discussion (FGD) dengan pihak terkait (Biro Hukum

KKP dan Unit Eselon I KKP sesuai dengan susbtansi kebijakan yang dibahas).

4. Sasaran Strategis 4 : Terselenggaranya Modernisasi Sistem Produksi

Kelautan dan Perikanan, Pengolahan dan Pemasaran Produk Kelautan dan Perikanan

INDIKATOR KINERJA UTAMA TARGET REALISASI %

Jumlah kebijakan publik bidang Kapal Pengawas yang diselesaikan

(20)

LakilLToshiLLaporan Akuntabilitas Kinerja - Direktorat Kapal Pengawas Tahun 2013 20

III-20

Modernisasi sistem produksi kelautan dan perikanan, merupakan perubahan sistem dalam pengelolaan sumber daya kelautan dan perikanan yang terarah dan didasarkan atas prinsip efisiensi produksi hulu dan hilir. Dalam pencapaian Sasaran Strategis ini, Direktorat Kapal Pengawas mengidentifikasikan 1 (satu) IKU, yaitu Persentase Kapal Perikanan yang masuk kemitraan UPI dan Unit Usaha Penangkapan Ikan yang terawasi.

Kontribusi Direktorat Kapal Pengawas dalam pencapaian SS-4 adalah pada Inisiatif Strategis (IS) untuk pencapaian IKU “Persentase Kapal Perikanan yang masuk kemitraan UPI dan Unit Usaha Penangkapan Ikan yang terawasi”. Sampai dengan akhir Desember 2013, Capaian IKU pada SS-4 dapat dilihat pada Tabel 3.4.

Tabel 3.4. Capaian IKU pada SS-4 “Terselenggaranya Modernisasi Sistem Produksi Kelautan dan Perikanan, Pengolahan dan Pemasaran Produk Kelautan dan Perikanan”.

IKU Persentase Kapal Perikanan yang masuk kemitraan UPI dan Unit Usaha Penangkapan Ikan yang terawasi telah tercapai melebihi target yaitu sebesar 143,98% dari target 75% dengan persentase capaian sebesar 191,97% (formula perhitungan terlampir). Pencapaian tersebut diupayakan melalui pelaksanaan kegiatan strategis, yaitu:

a) Pengawasan dan Pemantauan atas kapal perikanan yang melakukan

kemitraan dengan UPI agar memenuhi ketentuan pengelolaan PSDKP;

b) Penghentian dan Pemeriksaan terhadap kapal perikanan yang melakukan

kemitraan dengan UPI sesuai dengan ketentuan;

5. Sasaran Strategis 5 : Terselenggaranya Pengawasan dan Penegakan Hukum

Pengelolaan SDKP

Dalam rangka pencapaian SS-5 “Terselenggaranya Pengawasan dan Penegakan Hukum Pengelolaan SDKP”, Direktorat Kapal Pengawas berkontribusi dengan mengidentifikasi dan mengusahakan pencapaian 1 (satu) IKU, yaitu IKU-5

INDIKATOR

KINERJA UTAMA TARGET REALISASI %

Persentase Kapal Perikanan yang masuk Kemitraan UPI dan Unit Usaha Penangkapan Ikan yang terawasi

(21)

LakilLToshiLLaporan Akuntabilitas Kinerja - Direktorat Kapal Pengawas Tahun 2013 21

III-21

‘’Persentase Wilayah Pengelolaan Perikanan Negara Republik Indonesia Yang Terawasi dari illegal fishing’’. Capaian hasil pengukuran IKU sebagaimana dapat dilihat pada Tabel 3.5.

Tabel 3.5. Capaian IKU-5 pada SS-5 “Terselenggaranya Pengawasan dan Penegakan Hukum Pengelolaan SDKP”.

INDIKATOR KINERJA UTAMA TARGET REALISASI %

Persentase cakupan Wilayah Pengelolaan Perikanan [WPP-NRI] yang Terawasi dari

Illegal Fishing

31% 36,21% 116,81%

Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui bahwa tingkat capaian IKU-5 “Persentase Cakupan Wilayah Pengelolaan Perikanan [WPP-NRI] yang Terawasi dari Illegal Fishing” telah tercapai sebesar 36,21% melebihi target yang ditetapkan sebesar 31% dengan persentase capaian sebesar 116,81% (formula perhitungan IKU-5 terlampir).

Pencapaian target indikator kinerja ini diupayakan melalui pencapaian Sub IKU yang diwujudkan dalam kegiatan operasi kapal pengawas di Wilayah Barat dan Timur, Pelatihan/pengembangan Kemampuan dan Keterampilan Awak Kapal Pengawas (AKP) serta Pemeliharaan Kapal Pengawas, adapun capaian Sub IKU yaitu sebagai berikut:

Tabel 3.6. Capaian Sub IKU pada IKU-5 “Persentase Cakupan Wilayah Pengelolaan Perikanan [WPP-NRI] yang Terawasi dari Illegal Fishing”. No. Indikator Kinerja Target Realisasi %

1.

Persentase Wilayah Pengelolaan Perikanan Negara Republik Indonesia (WPP-NRI) wilayah Barat yang terawasi dari illegal fishing

20,07% 27,83% 134,4%

2.

Persentase Wilayah Pengelolaan Perikanan Negara Republik Indonesia (WPP-NRI) wilayah Timur yang terawasi dari illegal fishing

17,06% 22,94% 134,5%

3. Persentase kesiapan kapal pengawas untuk melaksanakan operasi

(22)

LakilLToshiLLaporan Akuntabilitas Kinerja - Direktorat Kapal Pengawas Tahun 2013 22

III-22

pengawasan SDKP

4. Persentase pemenuhan kebutuhan awak kapal pengawas yang profesional sesuai kualifikasi

72,00% 73,57% 102,18%

Bobot Sub IKU Persentase Wilayah Pengelolaan Perikanan Negara Republik Indonesia (WPP-NRI) wilayah Barat yang terawasi dari illegal fishing terhadap capaian IKU-5 adalah 26% sedangkan bobot Persentase Wilayah Pengelolaan Perikanan Negara Republik Indonesia (WPP-NRI) wilayah Timur yang terawasi dari illegal fishing adalah 59%. Rincian kegiatan yang telah dilaksanakan dalam pencapaian Sub IKU tersebut yaitu:

a) Operasi Kapal Pengawas

Direktorat Kapal Pengawas merupakan unit Eselon II di bawah Direktorat Jenderal Pengawasan Sumber Daya Kelautan dan Perikanan (Ditjen PSDKP) yang bertanggung jawab melaksanakan kegiatan Pengawasan SDKP dengan sasaran meningkatkan persentase cakupan WPP-NRI yang terawasi dari kegiatan illegal fishing.

Dengan terlaksananya kegiatan pengawasan SDKP di WPP-NRI baik Wilayah Barat maupun Wilayah Timur maka Direktorat Kapal Pengawas secara langsung telah berkontribusi terhadap upaya pencapaian SS-5 (Terselenggaranya Pengawasan dan Penegakan Hukum Pengelolaan SDKP) khususnya dalam pencapaian IKU-5.

Operasi Kapal Pengawas di Wilayah Barat:

Capaian Persentase Wilayah Pengelolaan Perikanan Negara Republik Indonesia (WPP-NRI) wilayah Barat yang terawasi dari illegal fishing

sebesar 27,83% dari target 20,07% atau mencapai 1134,4% dari target yang ditetapkan (formula perhitungan terlampir). Operasi kapal pengawas di Wilayah Barat dilaksanakan dengan mengerahkan 13 unit Kapal Pengawas Ditjen. PSDKP dalam berbagai ukuran. Selama tahun 2013, di Wilayah Barat telah dilakukan pemeriksaan terhadap 1.952 kapal perikanan yang terdiri dari 1.920 Kapal Ikan Indonesia (KII) dan 32 Kapal Ikan Asing (KIA). Dari

(23)

LakilLToshiLLaporan Akuntabilitas Kinerja - Direktorat Kapal Pengawas Tahun 2013 23

III-23

jumlah tersebut, telah ditangkap 41 kapal yang diduga melakukan tindak pelanggaran bidang perikanan yang terdiri dari 6 KII dan 35 KIA.

Operasi Kapal Pengawas di Wilayah Timur:

Capaian Persentase Wilayah Pengelolaan Perikanan Negara Republik Indonesia (WPP-NRI) wilayah Barat yang terawasi dari illegal fishing

sebesar 22,94% dari target 17,06% atau mencapai 134,5% dari target yang ditetapkan (formula perhitungan terlampir). Operasi kapal pengawas di Wilayah Timur dilaksanakan dengan mengerahkan 13 unit Kapal Pengawas Ditjen. PSDKP dalam berbagai ukuran. Selama tahun 2013, di Wilayah Timur telah dilakukan pemeriksaan terhadap 1.691 kapal perikanan yang terdiri dari 1.682 KII dan 9 KIA. Dari jumlah tersebut, telah ditangkap27 kapal yang diduga melakukan tindak pelanggaran bidang perikanan yang terdiri dari 18 KII dan 9 KIA.

Rekapitulasi hasil operasi kapal pengawas di Wilayah Barat dan Timur selama kurun waktu 2010-2013 seperti dapat dilihat pada Tabel 3.7.

Tabel 3.7. Hasil Operasi Kapal pengawas Ditjen. PSDKP Tahun 2010-2013 TAHUN DIPERIKSA DI TANGKAP (Kapal)

(unit kapal) KII KIA KII+KIA

2010 2.253 24 159 183 2011 3.348 31 75 106 2012 4.326 42 70 112 2013 3.871 24 44 68

JUMLAH 13.798 121 348 469

Selama kurun waktu tahun 2010 s/d 2012 terjadi peningkatan unit kapal ikan yang diperiksa, adapun pada tahun 2013 terjadi penurunan jumlah kapal yang diperiksa dibandingkan dengan tahun 2012. Penurunan tersebut dianalisis sebagai akibat dari menurunnya jumlah hari operasi kapal pengawas dari 180 hari operasi pada tahun 2012 menjadi 115 hari operasi pada tahun 2013.

Namun demikian dari analisis rasio jumlah kapal yang ditangkap terhadap jumlah kapal diperiksa, dapat diasumsikan adanya peningkatan ketaatan KII

(24)

LakilLToshiLLaporan Akuntabilitas Kinerja - Direktorat Kapal Pengawas Tahun 2013 24

III-24

terhadap peraturan perundangan yang berlaku yang didukung oleh fakta berikut:

1)Menurunnya jumlah KII yang ditangkap karena terbukti melakukan

pelanggaran, yaitu 24 KII dari 3.602 KII yang diperiksa (0,67%). Menurun sebesar 0,32% (42 ditangkap dari 4.252 diperiksa) dari tahun 2012;

2)Meningkatnya ketaatan kapal perikanan laik operasi di Wilayah Barat (99,80%) dan Wilayah Timur (98,10%).

b) Pelatihan/Pengembangan Kemampuan dan Keterampilan Awak Kapal

Pengawas (AKP)

Kapal pengawas sebagai unit kerja mandiri memerlukan pengaturan yang khusus, teliti dan terkoordinasi. Agar dapat berfungsi sesuai dengan tujuannya sebagai sarana pengawasan SDKP, maka kapal pengawas membutuhkan awak kapal yang memiliki kemampuan dan keterampilan yang memadai dan professional sesuai dengan kualifikasi.

Kecakapan dan keterampilan AKP sangat berpengaruh terhadap keberhasilan pengawasan SDKP di WPP-NRI (IKU-5), khususnya dalam operasional kapal pengawas karena pada dasarnya kapal pengawas hanyalah

sarana/alat (tools) yang sangat bergantung kepada kemampuan dan

keterampilan penggunanya (operator skill’s) yaitu AKP.

Untuk memenuhi kebutuhan Awak Kapal Pengawas yang professional sesuai kualifikasi Direktorat Kapal Pengawas telah melaksanakan berbagai pelatihan, diantaranya yaitu:

 Pelatihan Keterampilan Pengawas Perikanan

 Pelatihan Peningkatan Kualifikasi Permesinan

 Pelatihan Peningkatan Kualifilasi Kepelautan (BST, SCRB, AFF, MFA, dan

GMDSS)

 Pelatihan Administrasi Pengelolaan Kapal Bagi AKP

 Pelatihan Ahli Nautika Kapal Penangkap Ikan Tingkat II (ANKAPIN II)

 Pelatihan Peningkatan Keterampilan Menembak di Atas Kapal

Pada tahun 2013 kegiatan pelatihan/pengembangan kemampuan dan keterampilan AKP difokuskan pada Pelatihan Ahli Nautika Kapal Penangkap

(25)

LakilLToshiLLaporan Akuntabilitas Kinerja - Direktorat Kapal Pengawas Tahun 2013 25

III-25

Ikan Tingkat II (ANKAPIN II), Pelatihan Basic Safety Training (BST), SCRB, GMDSS, Peningkatan Keterampilan Pengawas Perikanan dan Peningkatan Keterampilan Menembak di Atas Kapal Pengawas.

Selama tahun 2013, kegiatan pelatihan telah dilaksanakan dengan mengikutsertakan 275 orang AKP dari 329 orang AKP yang ada dengan persentase capaian sebesar 73,57% dari target sebesar 72,00%, bobot Sub IKU pemenuhan kebutuhan Awak Kapal Pengawas yang profesional sesuai kualifikasi terhadap capaian IKU-5 yaitu sebesar 3% (formula perhitungan terlampir).

rincian jumlah AKP yang mengikuti pelatihan selama tahun 2013 sebagai berikut:

1) Peningkatan Keterampilan Pengawas Perikanan sebanyak 30 orang.

2) Pelatihan Basic Safety Training (BST) sebanyak 96 orang.

3) Pelatihan Survival Craft and Rescue Boat (SCRB) sebanyak 30 orang.

4) Pelatihan ANKAPIN II sebanyak 28 orang.

5) Pelatihan Global Maritime Distress & Safety System sebanyak 11 orang.

6) Peningkatan Keterampilan Menembak di atas Kapal sebanyak 80 orang.

Rekapitulasi hasil pelatihan Awak Kapal Pengawas selama kurun waktu 2011-2013 seperti dapat dilihat pada Tabel 3.8.

Tabel 3.8. Rekapitulasi Hasil Pelatihan AKP Tahun 2011-2013

No Nama Pelatihan Jumlah AKP/Orang Jumlah Total

2011 2012 2013

1 Peningkatan Keterampilan Pengawas Perikanan 60 60 30 150

2 Pelatihan BST 30 30 96 156

3 Pelatihan Peningkatan Kualifikasi Permesinan Bagi AKP 30 0 0 30

4 Pelatihan SCRB 0 30 30 60

5 Pelatihan AFF 0 30 0 30

6 Pelatihan MFA 0 30 0 30

7 Pelatihan ANKAPIN-II 0 0 28 28

8 Pelatihan GMDSS 0 0 11 11

(26)

LakilLToshiLLaporan Akuntabilitas Kinerja - Direktorat Kapal Pengawas Tahun 2013 26

III-26

10 Peningkatan Keterampilan Menembak di Atas Kapal 0 0 80 80

Jumlah 120 240 275 605

c) Pemeliharaan Kapal Pengawas

Direktorat Kapal Pengawas dituntut selalu siap setiap saat (highly readynes) dalam beberapa hal yang berkaitan dengan operasional kapal pengawas antara lain kondisi teknis (technical condition) kapal pengawas yang laik laut, oleh sebab itu pemeliharaan dan perawatan kapal pengawas baik pemeliharaan rutin bulanan, rutin tahunan maupun perbaikan mendesak berpengaruh langsung terhadap kelancaran dan kesuksesan operasional kapal pengawas dalam melaksanakan kegiatan pengawasan SDKP di WPP-NRI (pencapaian IKU-5). Bobot kesiapan kapal pengawas untuk melaksanakan operasi pengawasan SDKP terhadap pencapaian IKU-5 yaitu sebesar 13%.

Selama tahun 2013 pemeliharaan kapal pengawas yang dilaksanakan meliputi pemeliharaan rutin bulanan (dilakukan terhadap 26 kapal pengawas), pemeliharaan rutin tahunan/docking (dilakukan terhadap 23 kapal pengawas), pengadaan suku cadang dan perlengkapan kapal pengawas, serta perbaikan mendesak (dilakukan terhadap 9 kapal) dengan persentase capaian kesiapan kapal pengawas untuk melaksanakan operasi pengawasan SDKP sebesar 96,15% dari target yang ditetapkan sebesar 100% (formula perhitungan terlampir).

Rincian kegiatan pemeliharaan/perawatan kapal pengawas yang telah dilaksanakan selama tahun 2013 yaitu:

1) Perawatan rutin bulanan terhadap 26 unit kapal pengawas, baik yang beroperasi di Wilayah Barat maupun Timur.

2) Perawatan rutin tahunan/docking terhadap 23 unit kapal pengawas

dengan rincian sebagai berikut:

 Kapal Pengawas Wilayah Barat

(27)

LakilLToshiLLaporan Akuntabilitas Kinerja - Direktorat Kapal Pengawas Tahun 2013 27

III-27

No. Nama Kapal Pelaksanaan

Waktu Tempat

1. KP. Hiu Macan 001 24 Oktobers.d.3November 2013 Tj. Pinang 2. KP. Hiu Macan 005 23 Oktobers.d.4 November 2013 Batam

3. KP. Hiu 001 23s.d.30 Agustus 2013 Tj Pinang

4. KP. Hiu 003 4s.d.11 September 2013 Tj Pinang

5. KP. Hiu 004 7s.d. 19 November 2013 Bangka

6. KP. Hiu 006 16s.d.25 September 2013 Bangka

7. KP. Hiu 008 1s.d.12 September 2013 Bangka

8. KP. Hiu 009 12s.d.18November 2013 Bangka

9. KP. Hiu 010 11s.d.18 September 2013 Tj. Pinang

10. KP. Takalamungan 18s.d.25 September 2013 Jakarta

11. KP. Barracuda 001 26 Agustuss.d.2 September 2013 Jakarta 12. KP. Barracuda 002 29 Agustuss.d.5 September 2013 Jakarta

 Kapal Pengawas Wilayah Timur

Tabel 3.10. Daftar Kapal Pengawas Yang Docking di Wilayah Timur

No. Nama Kapal Pelaksanaan

Waktu Tempat

1. KP. Hiu Macan

Tutul 001 21Novembers.d. 10Desember 2013 Bitung

2. KP. Hiu Macan 002 30 Novembers.d.9 Desember 2013 Bitung 3. KP. Hiu Macan 003 4 Novembers.d.3Desember 2013 Bitung 4. KP. Hiu Macan 004 16 Agustuss.d.14 September 2013 Bitung

5. KP. Hiu Macan 006 9s.d.28 November 2013 Bitung

6. KP. Hiu 002 10s.d.18 Oktober 2013 Bitung

7. KP. Hiu 005 27 Agustuss.d.4 September 2013 Bitung

8. KP. Hiu 007 21s.d.29November 2013 Bitung

9. KP. Padaido 30 Septembers.d.9 Oktober 2013 Bitung

10. KP.Todak 001 1 s.d. 8Oktober 2013 Bitung

(28)

LakilLToshiLLaporan Akuntabilitas Kinerja - Direktorat Kapal Pengawas Tahun 2013 28

III-28

3) Perbaikan mendesak terhadap 9 (sembilan) kapal pengawas yaitu

sebagai berikut:

 Perbaikan mendesak terhadap KP. Hiu Macan 003 di Pangkalan

PSDKP Bitung, Sulawesi Utara.

 Perbaikan mendesak terhadap KP. Hiu 006 di Stasiun PSDKP

Pontianak, Kalimantan Barat.

 Perbaikan mendesak terhadap KP. Hiu Macan 001 di Stasiun PSDKP Pontianak, Kalimantan Barat.

 Perbaikan mendesak terhadap KP. Hiu 001 di Stasiun PSDKP

Pontianak, Kalimantan Barat.

 Perbaikan mendesak terhadap KP. Akar Bahar 001 di Pangkalan

PSDKP Jakarta.

 Perbaikan mendesak terhadap Takalamungan di Pangkalan PSDKP

Jakarta.

 Perbaikan mendesak terhadap Baracuda 001 di Pangkalan PSDKP

Jakarta.

 Perbaikan mendesak terhadap Baracuda 002 di Pangkalan PSDKP

Jakarta.

 Perbaikan mendesak terhadap Hiu Macan Tutul 001 di Pangkalan

PSDKP Bitung, Sulawesi Utara.

6. Sasaran Strategis 6 : Tersedianya SDM Direktorat Kapal Pengawas yang

Kompeten dan Profesional

Pengembangan SDM sebagai sumber daya pengawasan SDKP, menekankan manusia sebagai pelaku pengawasan yang memiliki etos kerja produktif, keterampilan, kreativitas, disiplin, profesionalisme, loyalitas serta memiliki kemampuan memanfaatkan, mengembangkan, dan menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi maupun kemampuan manajemen. Hal ini harus terus dikembangkan baik secara kualitas maupun kuantitas guna keberhasilan pengawasan SDKP.

IKU yang digunakan untuk memenuhi SS-6 adalah Indeks Kesenjangan Kompetensi Eselon III dan IV di lingkup Direktorat Kapal Pengawas. Nilai indeks tersebut bersifat minimize yang artinya semakin kecil semakin baik, karena menunjukkan semakin kecilnya kesenjangan kompetensi pejabat di lingkup

(29)

LakilLToshiLLaporan Akuntabilitas Kinerja - Direktorat Kapal Pengawas Tahun 2013 29

III-29

Direktorat Kapal Pengawas. Target IKU telah diseragamkan bagi seluruh Eselon I lingkup KKP yaitu sebesar 60% dan telah tercapai sebesar 60%.

7. Sasaran Strategis 7 : Tersedianya Informasi Pengawasan SDKP yang Valid,

Handal, dan Mudah Diakses

Dalam pencapaian sasaran ini Direktorat Kapal Pengawas mengikuti Ditjen. PSDKP berkontribusi dengan mengidentifikasi dan mengusahakan capaian terhadap 1 (satu) Indikator Kinerja Utama yaitu ‘’Persepsi user terhadap kemudahan akses’’, capaian IKU tersebut sebagaimana dapat dilihat pada Tabel 3.11.

Tabel 3.11.

Capaian IKU pada SS-7 “Tersedianya Informasi Pengawasan SDKP yang valid, handal dan mudah diakses.

INDIKATOR KINERJA TARGET REALISASI %

Persepsi user terhadap kemudahan akses (skala likert 1-5)

4,0% 3,93% 98,20%

Tingkat kepuasan pengguna/pemanfaat terhadap kemudahan akses data dan informasi telah tercapai sebesar 3,93 dari target yang ditetapkan sebesar 4,0. Penilaian ini dilakukan dengan menggunakan survei terhadap kepuasan pengguna/pemanfaat (kuesioner) terhadap layanan data dan informasi yang diberikan untuk kemudian mengukurnya dalam sekala likert 1-5.

8. Sasaran Strategis 8 : Terwujudnya Good Governance dan Clean Governance

di Direktorat Kapal Pengawas

Dalam rangka mewujudkan good governance dan clean government Direktorat Kapal Pengawas sebagai bagian dari Ditjen. PSDKP telah ikut serta

mengimplementasikan prinsip-prinsip good governance dan clean government

dalam pengelolaan organisasinya. Untuk mengukur SS ini, telah diidentifikasikan 5 (LIMA) IKU seperti pada Tabel 3.12.

Tabel 3.12. Capaian IKU SS 8 “Terwujudnya Good Governance dan Clean Governance di Direktorat Kapal Pengawas

(30)

LakilLToshiLLaporan Akuntabilitas Kinerja - Direktorat Kapal Pengawas Tahun 2013 30

III-30

Jumlah Rekomendasi Aparat Pengawas Internal dan Eksternal Pemerintah (APIEP) yang Ditindaklanjuti Dibanding Total Rekomendasi

100% 100% 100%

Tingkat kualitas Akuntabilitas kinerja Dit. Kapal

Pengawas A A 100

Nilai Integritas Dit. Kapal Pengawas 6,5 7,12 105,48

Nilai Inisiatif Anti Korupsi Dit. Kapal Pengawas 7,5 7,92 105,6

Nilai Penerapan RB Dit. Kapal Pengawas 75 69* 100

Ket: *) masih menggunakan nilai RB tahun 2012, karena nilai RB 2013 baru akan keluar pada Maret 2013.

a. Jumlah Rekomendasi Aparat Pengawas Internal dan Eksternal Pemerintah

(APIEP) yang Ditindaklanjuti Dibanding Total Rekomendasi

Laporan hasil pemeriksanaan aparat pengawas memuat antara lain rekomendasi yang diberikan dalam rangka perbaikan atas kelemahan-kelemahan yang ditemui selama proses audit. Rekomendasi menjadi sangat penting dan prioritas untuk ditindaklanjuti sebagai langkah perbaikan, pertanggungjawaban dan cerminan komitmen suatu unit kerja untuk memperbaikai diri, termasuk dalam pemberantasan KKN dan mewujudkan pemerintahan yang bersih dan akuntabel. Pada tahun 2013 jumlah rekomendasi APIEP yang telah ditindaklanjuti yaitu kurang lebih sebanyak 15 dari 15 rekomendasi atau mencapai 100% dari target yang ditetapkan. Dalam menindaklanjuti rekomendasi tersebut, Direktorat Kapal Pengawas telah berkoordinasi secara intensif dengan Inspektorat Jenderal KKP selaku Pengawas Internal dan BPK-RI selaku Pengawas Eksternal.

b. Tingkat Kualitas Akuntabilitas Kinerja Direktorat Kapal Pengawas

Akuntabilitas kinerja merupakan perwujudan kewajiban suatu instansi

pemerintah untuk mempertanggung-jawabkan keberhasilan/kegagalan

pelaksanaan misi organisasi dalam mencapai tujuan-tujuan dan sasaran-sasaran yang telah ditetapkan, melalui suatu media pertanggungjawaban secara periodik. Penilaian akuntabilitas kinerja Direktorat Kapal Pengawas dilakukan oleh Inspektorat Jenderal KKP selaku APIP di KKP.

Pada tahun 2013, Direktorat Kapal Pengawas ikut memberikan kontribusi terhadap pencapaian nilai AKIP Ditjen. PSDKP sebesar 78,66 dengan kategori penilaian A (rentang nilai >75-85), dan interprestasi “Sangat Baik”, yaitu:

(31)

LakilLToshiLLaporan Akuntabilitas Kinerja - Direktorat Kapal Pengawas Tahun 2013 31

III-31

akuntabilitas kinerja baik, kinerja baik, sistem manajemen kinerja baik,

menggunakan knowledge manajemen untuk membangun budaya kerja, banyak

inovasi. Selama 3 (tiga) tahun terakhir sejak tahun 2011 s/d 2013 nilai AKIP Direktorat Kapal Pengawas mengalami peningkatan.

Tabel 3.13. Capaian Tingkat Kualitas Akuntabilitas di Direktorat Kapal Pengawas Tahun 2011 s.d. 2013

NO KOMPONEN BOBOT NILAI TAHUN

2011 2012 2013

1 PERENCANAAN KINERJA 35% 31.33 32,38 32,79

2 PENGUKURAN KINERJA 20% 19.50 15,27 16,64

3 PELAPORAN KINERJA 15% 12.00 13,64 13,43

4 PENCAPAIAN SASARAN/ KINERJA

ORGANISASI 20% 8.82 16,21 15,87

NILAI HASIL EVALUASI : 90,00 71,65 77,50 78,66

c. Nilai Integritas Direktorat Kapal Pengawas

Survei Integritas Sektor Publik dilakukan dalam rangka memberikan penilaian terhadap integritas layanan yang diberikan oleh Direktorat Kapal Pengawas kepada masyarakat. Hasil penilaian merupakan cerminan bagaimana masyarakat sebagai pengguna layanan memberikan penilaian yang didasarkan dari pengalaman pengguna layanan dalam mengurus layanan di Direktorat Kapal Pengawas.

Upaya perbaikan dilakukan dengan mekanisme pengaduan masyarakat, pemanfaatan teknologi informasi, ekspektasi petugas terhadap gratifikasi, perilaku birokrat maupun pengguna layanan dan tingkat upaya sosialisasi/kampanye antikorupsi terhadap petugas dan pengguna layanan. Berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya, Survei Integritas Sektor Publik pada tahun ini menyertakan layanan pengadaan barang dan jasa (PBJ) di tingkat pusat dan daerah. Penetapan PBJ sebagai salah satu obyek survei merupakan bentuk sinergitas program pencegahan yang dilakukan KPK.

Capaian Nilai integritas Direktorat Kapal Pengawas tahun 2013 telah tercapai

sebesar 7,12 melebihi target yang ditetapkan di tingkat KKP sebesar 6,5. Nilai capaian tersebut pada hakikatnya merupakan nilai integritas KKP

(32)

LakilLToshiLLaporan Akuntabilitas Kinerja - Direktorat Kapal Pengawas Tahun 2013 32

III-32

yang merupakan hasil penilaian KPK. Adapun ditingkat eselon 1 dan 2 penilaian integritas belum dilakukan, sehingga sesuai kebijakan implementasi BSC, untuk sementara waktu capaian ditingkat KKP dapat digunakan sebagai nilai integritas ditingkat eselon 1.

d. Nilai Inisiatif Anti Korupsi Direktorat Kapal Pengawas

Penilaian Insiatif Anti Korupsi (PIAK) dilakukan dengan tujuan untuk mengukur apakah suatu instansi publik telah menerapkan sisitem dan mekanisme yang efektif untuk mencegah dan mengurangi korupsi di lingkungannya. Direktorat Kapal Pengawas terus berupaya mendorong munculnya inisiatif dalam melakukan langkah nyata pemberantasan korupsi di lingkungan internalnya. Indikator penilaian PIAK 2013 menggunakan 7 indikator kuantitatif, yaitu: Kode etik; Peningkatan transparansi dalam manajemen SDM; Peningkatan transparansi dalam pengadaan; Peningkatan transparansi penyelenggara Negara; Peningkatan akses publik dalam memperoleh informasi unit utama; Pelaksanaan rekomendasi KPK; dan Kegiatan promosi anti korupsi.

Penilaian untuk laporan kualitatif dilakukan dengan metode self

assessment check list. Peserta PIAK mengisi sendiri kuesioner dengan melampirkan bukti pendukung dan dinilai oleh Inspektorat Jenderal KKP.

Pada tahun 2013, Nilai rata-rata PIAK Direktorat Kapal Pengawas mengikuti

Ditjen. PSDKP yaitu sebesar 7,9 melebihi target yang ditetapkan di tingkat KKP sebesar 7,5.

e. Nilai Penerapan Reformasi Birokrasi Direktorat Kapal Pengawas

Pengukuran penerapan RB menggunakan indeks reformasi birokrasi melalui pelaksanaan quality assurance oleh Inspektorat Jenderal KKP selaku Aparat Pengawas Internal Pemerintah (APIP) terhadap pelaksanaan reformasi birokrasi pada unit Eselon I KKP termasuk Ditjen. PSDKP sebagai tempat dimana

Direktorat Kapal Pengawas bernaung. Quality assurance yang digunakan adalah

dengan mengukur delapan kriteria yang terdapat dalam Peraturan Presiden Nomor: 81 tahun 2010 tentang Grand Design Reformasi Birokrasi 2010–2025 dan Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi

Birokrasi Nomor: 20 Tahun 2010 tentang Road Map Reformasi Birokrasi 2010 –

(33)

LakilLToshiLLaporan Akuntabilitas Kinerja - Direktorat Kapal Pengawas Tahun 2013 33

III-33

Pada tahun 2012 Hasil evaluasi PMPRB oleh Inspektorat Jenderal, Ditjen. PSDKP berada pada level 3 dengan nilai 69,00 dari target yang ditetapkan sebesar 75%. Adapun untuk tahun 2013 target nilai PRB sebesar 75% sesuai dengan target yang ditetapkan di tingkat KKP. Capaian nilai PRB pada tahun 2013 baru akan keluar pada bulan Maret 2013, sehingga untuk sementara digunakan nilai PRB tahun 2012.

9. Sasaran Strategis 9 : Pengelolaan Anggaran Direktorat Kapal Pengawas

yang Optimal

Pelaksanaan anggaran harus dikelola dengan optimal sesuai rencana yang telah ditetapkan dan harus dapat dipertanggungjawabkan. Dokumen yang dipakai dalam pengelolaan dana dokumen pelaksanaan anggaran berupa DIPA. Dalam pencapaian sasaran strategis ini Direktorat Kapal Pengawas sejalan dengan Ditjen. PSDKP mengidentifikasikan 1 (satu) Indikator Kinerja Utama (IKU), yaitu ‘’Persentase Penyerapan DIPA’’. Persentase penyerapan DIPA Direktorat Kapal Pengawas Sampai dengan akhir tahun 2013 (IKU SS 9) telah tercapai sebesar 96,94%, sesuai dengan target yang ditetapkan yaitu >95%. Pembahasan terkait kinerja pengelolaan anggaran Direktorat Kapal Pengawas akan disajikan pada Bagian Akuntabilitas Keuangan.

C.

Akuntabilitas Keuangan

Alokasi anggaran Direktorat Kapal Pengawas TA. 2013 pada awalnya sebesar Rp.213.911.548.000,- (dua ratus tiga belas milyar sembilan ratus sebelas juta lima ratus empat puluh delapan ribu rupiah), kemudian terjadi revisi sehingga berubah menjadi sebesar Rp.213.243.322.000 (dua ratus tiga belas milyar dua ratus empat puluh tiga juta tiga ratus dua puluh dua ribu rupiah).

Realisasi sampai dengan bulan Desember 2013 sebesar Rp.206.708.286.715,- (dua ratus enam milyar tujuh ratus delapan juta dua ratus delapan puluh enam ribu tujuh ratus lima belas rupiah) atau sebesar 96,94% menurun sebesar 2,94% dari realisasi anggaran tahun 2013 sebesar 99,88%. Rincian realisasi anggaran Direktorat Kapal Pengawas sampai dengan bulan Desember 2013 dapat dilihat pada tabel 3.14.

(34)

LakilLToshiLLaporan Akuntabilitas Kinerja - Direktorat Kapal Pengawas Tahun 2013 34 III-34 76.543.363.000 89.879.759.000 23.568.507.000 6.400.102.000 2.014.745.000 14.836.846.000

Realisasi Anggaran Dit. KP TA.2013

Ops Wil. Barat Ops Wil. Timur Perawatan Kapwas Pengawakan Kapwas Layanan TU & Kantor Perangkat Olah Data

No. Kegiatan Alokasi Anggaran (Rp.) Realisasi

Keuangan (Rp.) %

1. Operasional Kapal Pengawas Wilayah Barat 76.543.363.000 75.386.374.271 98,49 2. Operasional Kapal Pengawas Wilayah Timur 89.879.759.000 85.069.286.137 94,65 3. Perawatan Kapal Pengawas 23.568.507.000 23.490.542.093 99,67 4. Pengawakan Kapal Pengawas 6.400.102.000 6.327.710.310 98,87 5. Layanan Penatausahaan dan Layanan Perkantoran 2.014.745.000 1.996.734.204 99,11 6. Perangkat Pengolah Data dan Komunikasi 14.836.846.000 14.437.639.700 97,31

TOTAL 213.243.322.000 206.708.286.715 96,94

Sumber : Aplikasi SAI Direktorat Kapal Pengawas 2013.

Rekapitulasi perbandingan realisasi anggaran Direktorat Kapal Pengawas selama kurun waktu tahun 2011 s.d 2013 sebagaimana dalam tabel 3.15.

Tabel 3.15. Rekapitulasi Realisasi Anggaran Dit. KP Selama 2011 s.d 2013

No. Tahun Capaian Realisasi Anggaran

Anggaran (Rp.) Realisasi (Rp.) %

1. 2011 139.390.908.000 139.078.652.983 99,776 2. 2012 206.093.263.000 205.848.492.717 99,88 3. 2013 213.243.322.000 206.708.286.715 96,94

Gambar 3.1. Diagram Realisasi Anggaran Dit. Kapal Pengawas Berdasarkan Kegiatan Tahun 2013.

(35)

LakilLToshiLLaporan Akuntabilitas Kinerja - Direktorat Kapal Pengawas Tahun 2013 35

III-35

BAB IV

PENUTUP

A.

Kesimpulan

1. Direktorat Kapal Pengawas merupakan salah satu unit eselon II di lingkup Direktorat Jenderal Pengawasan Sumber Daya Kelautan dan Perikanan (Ditjen PSDKP) yang memiliki tugas dan fungsi untuk melaksanakan penyiapan perumusan dan pelaksanaan kebijakan, penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria serta pemberian bimbingan teknis dan evaluasi di bidang kapal pengawas sebagaimana ditegaskan dalam Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan No. PER.15/MEN/2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Kelautan dan Perikanan.

2. Dalam melaksanakan tugas dan fungsi tersebut, Direktorat Kapal Pengawas berlandaskan kepada tujuan, sasaran dan program kerja yang telah ditetapkan di dalam Renstra KKP, Renstra Ditjen. PSDKP, dan kontrak kinerja antara Direktur Jendral PSDKP (sebagai pemberi amanah) dengan Direktur Kapal Pengawas (sebagai penerima amanah).

3. Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah (LAKIP) Direktorat Kapal

Pengawas Tahun 2013 menyajikan berbagai keberhasilan maupun kegagalan capaian strategis Direktorat Kapal Pengawas pada tahun anggaran 2013, yang tercermin dalam capaian Indikator Kinerja Utama (IKU).

4. Secara umum, hasil capaian kinerja sasaran yang ditetapkan telah tercapai sesuai rencana dan target yang telah ditetapkan, walaupun masih terdapat beberapa kendala dan permasalahan, antara lain :

a. Belum optimalnya perencanaan target kinerja serta monitoring evaluasi pelaksanaan kegiatan operasional pengawasan oleh kapal pengawas dalam mencapai target yang ditetapkan;

b. Masih terbatasnya jumlah dan kapasitas kelembagaan serta sumber daya

manusia (SDM) di kapal pengawas untuk mendukung pelaksanaan pengawasan SDKP secara optimal.

c. Sarana dan prasarana untuk mendukung pelaksanaan pengawasan belum

(36)

LakilLToshiLLaporan Akuntabilitas Kinerja - Direktorat Kapal Pengawas Tahun 2013 36

III-36

pengawas, Pos/Satker yang belum semuanya memiliki bangunan dan dermaga sendiri yang menjadi tempat tambat labuh kapal pengawas. d. Masih terbatasnya data dan informasi bidang pengawasan sumber daya

kelautan dan perikanan seperti data VMS yag diperlukan sebagai base line

operasi pengawasan oleh kapal pengawas;

e. Konsep BSC belum sepenuhnya dapat diterapkan secara ideal, mengingat

di beberapa IKU pada Stakeholders Perspective dan Customers Perspective, kontribusi Direktorat Kapal Pengawas belum dapat diukur secara nyata. Hal ini dikarenakan belum adanya metode pengukuran kontribusi yang dapat diandalkan untuk digunakan.

B.

Saran

Berdasarkan hasil evaluasi atas kinerja Direktorat Kapal Pengawas, sebagai upaya peningkatan kinerja pada tahun berikutnya terdapat beberapa hal yang perlu diperhatikan dan ditindaklanjuti, sebagai berikut:

1. Perlu penyusunan rencana pelaksanaan program dan kegiatan dengan

penetapan target-target kinerja yang akurat serta mempertimbangkan tujuan organisasi, kemampuan SDM, faktor-faktor yang mempengaruhi perubahan alokasi anggaran dan faktor terkait lainnya;

2. Perlu adanya peningkatan monitoring dan evaluasi kinerja secara reguler (setiap bulan, triwulan, semester dan tahunan) untuk dapat mengawal pencapaian kinerja;

3. Perlu adanya pengembangan dan peningkatan kelembagaan pengawasan,

yang disertai dengan pemenuhan SDM di kapal pengawas yang kompeten serta sarana dan prasarana pengawasan secara bertahap.

4. Koordinasi dengan berbagai instansi terkait baik di pusat maupun daerah perlu ditingkatkan lebih intensif, mengingat berbagai pencapaian target indikator yang telah ditetapkan hanya dapat dilakukan dengan melibatkan segenap instansi terkait. Koordinasi juga diperlukan untuk memperoleh data dan informasi bidang pengawasan SDKP, khususnya pengawasan sumber daya kelautan yang masih sangat terbatas.

5. Perlu penyempurnaan konsep BSC Direktorat Kapal Pengawas dan

(37)

LakilLToshiLLaporan Akuntabilitas Kinerja - Direktorat Kapal Pengawas Tahun 2013 37

III-37

pencapaian setiap IKU di seluruh perspective BSC, terutama melalui fungsi koordinasi dan inisiatif strategis.

(38)

LakilLToshiLLaporan Akuntabilitas Kinerja - Direktorat Kapal Pengawas Tahun 2013 38

III-38

LAMPIRAN

FORMULA PERHITUNGAN SS & IKU

Formula Perhitungan Capaian Sasaran Strategis 5 (SS-5) ‘’Persentase Cakupan

Wilayah Pengelolaan Perikanan (WPP-NRI) Yang Terawasi dari Illegal Fishing’’ pada

IKU-5 “Persentase Cakupan Wilayah Pengelolaan Perikanan [WPP-NRI] yang Terawasi

dari Illegal Fishing” sebagaimana termuat dalam Informasi Indikator Kinerja (IIK) Ditjen PSDKP Tahun 2013 yaitu sebagai berikut:

X

if = (Xb

x W

xb

) + (X

t

x W

xt

) + (X

a X

W

xa

) + (X

k

x W

xk

)

X

if = Cakupan Wilayah Pengelolaan Perikanan yang terawasi dari

Illegal Fishing (%)

X

b = Persentase cakupan Wilayah Pengelolaan Perikanan

(WPP-RI) bagian barat yang terawasi dari illegal fishing (%)

X

t = Persentase cakupan Wilayah Pengelolaan Perikanan

(WPP-NRI) bagian Timur yang terawasi dari illegal fishing (%)

X

a = Persentase pemenuhan awak kapal pengawas yang

Professional sesuai kualifikasi (%)

X

k = Persentase kesiapan kapal pengawas untuk melaksanakan

operasi pengawasan SDKP (%)

W

xb = Bobot cakupan Wilayah Pengelolaan Perikanan (WPP-RI)

Bagian barat yang terawasi dari illegal fishing = 26%

W

xt = Bobot cakupan Wilayah Pengelolaan Perikanan (WPP-NRI)

bagian Timur yang terawasi dari illegal fishing = 59%

W

xa = Bobot pemenuhan awak kapal pengawas yang professional

sesuai kualifikasi = 3%

W

xk = Bobot kesiapan kapal pengawas untuk melaksanakan operasi

Gambar

Gambar 1.1. Struktur Organisasi Direktorat Kapal Pengawas
Tabel 3.2. Kontribusi Dit. Kapal Pengawas dalam Pencapaian SS-2 KKP
Tabel  3.4.  Capaian  IKU  pada  SS-4  “Terselenggaranya  Modernisasi  Sistem  Produksi Kelautan dan Perikanan, Pengolahan dan Pemasaran Produk Kelautan  dan Perikanan”
Tabel 3.5.  Capaian IKU-5 pada SS-5 “Terselenggaranya  Pengawasan dan  Penegakan Hukum Pengelolaan SDKP”
+2

Referensi

Garis besar

Dokumen terkait

pengarahan. Seperti perangkat Desa Mojodelik selaku mediasi antara masyarakat dan pihak migas selalu memberikan arahan agar uang ganti rugi pembebasan lahan untuk

Pada penelitian ini dilakukan pembuatan sistem ujian esai online dengan penilaian kemiripan jawaban menggunakan metode Cosine Similarity dan persamaan Term1. Frequency (TF)

Berdasarkan paparan dari beberapa arsitektur MedQuan diatas maka dapat disimpulkan bahwa komponen inti untuk membangun sebuah sistem tanya jawab medis harus

Mungkin saja cara-cara integrasi numerik yang sudah disampaikan sulit atau tidak bisa diterapkan untuk mengevaluasi suatu integral. Pada keadaan ini, integrasi Monte Carlo

bahwa sehubungan dengan adanya dinamika yang berkembang atas rencana pelaksanaan proyek-proyek percepatan pembangunan pembangkit tenaga listrik yang menggunakan

+ada percobaan kali ini, uji silang serasi 4rossmatch2 digunakan untuk  mendeteksi ada tidaknya antibodi, baik antibodi komplet g%2 maupun antibodi inkomplet g52 yang

Hasil Pengujian Penulisan Data ke Ear Tag RFID oleh Modul RFID Reader ……….. Hasil Pengukuran

Dengan berkembangnya permainan sepatu roda di kota Semarang, PORSEROSI bermaksud untuk mengajak anak-anak yang tertarik Sepatu roda untuk turut serta bergabung dengan