• Tidak ada hasil yang ditemukan

METODE PELAKSANAAN. Pekerjaan : Pembangunan Pagar dan Halaman Kantor Mahkamah Syar iyah Sabang Lokasi : Sabang Tahun : 2016

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "METODE PELAKSANAAN. Pekerjaan : Pembangunan Pagar dan Halaman Kantor Mahkamah Syar iyah Sabang Lokasi : Sabang Tahun : 2016"

Copied!
29
0
0

Teks penuh

(1)

METODE PELAKSANAAN

Pekerjaan : Pembangunan Pagar dan Halaman Kantor Mahkamah Syar’iyah Sabang Lokasi : Sabang

Tahun : 2016

A. PENDAHULUAN

Pekerjaan Pembangunan Pagar dan Halaman Kantor Mahkamah Syar’iyah Sabang adalah pembangunan Pembangunan Sarana Prasarana Lingkungan Gedung Kantor yang berasal dari sumber dana DIPA Mahkamah Syar’iyah Sabang Tahun Anggaran 2016. Pekerjaan Pembangunan Pagar dan Halaman Kantor Mahkamah Syar’iyah Sabang berlokasi di Kota Sabang.

Berdasarkan dokumen lelang, masa pelaksanaan Pekerjaan Pembangunan Pagar dan Halaman Kantor Mahkamah Syar’iyah Sabang ini adalah selama 120 (seratus dua puluh) hari kalender. Untuk itu akan dibuat rencana pelaksanaan dalam rentang waktu tersebut dan akan dituangkan dalam time schedule dibuat sesuai dengan lingkup pekerjaan. Uraian pekerjaan Pembangunan Pagar dan Halaman Kantor Mahkamah Syar’iyah Sabang:

I. Pekerjaan Persiapan II. Pekerjaan Pagar

Pagar Tipe A

a. Pekerjaan Tanah

b. Pekerjaan Beton Bertulang c. Pekerjaan Pasangan

d. Pekerjaan Pengecatan Pagar Tipe B

a. Pekerjaan Tanah

b. Pekerjaan Beton Bertulang c. Pekerjaan Pasangan

d. Pekerjaan Pengecatan III. Pekerjaan Landscape

a. Pekerjaan Ram dan Halaman Kantor b. Pekerjaan Pasangan

c. Pekerjaan Paving Block d. Pekerjaan Lain-lain IV. Pekerjaan Dalam Gedung

(2)

B. RENCANA PELAKSANAAN

Pekerjaan Pembangunan Pagar dan Halaman Kantor Mahkamah Syar’iyah Sabang digolongkan dalam kelompok-kelompok pekerjaan utama yang mengandung beberapa sub pekerjaan yang sama dan mempunyai uraian pekerjaan yang sama pula. Melihat kondisi situasi lokasi pekerjaan dari gambar, maka ada dua jenis pekerjaan yang dapat dikerjakan secara paralel setelah pekerjaan persiapan yaitu pembuatan pagar type A dan pagar type B. Sedangkan Pekerjaa Landscape dilaksanakan setelah selesai pekerjaan pagar. Hal ini dimaksudkan agar pekerjaan landscape dan pekerjaan pagar tidak saling menghambat satu sama lain. Secara umum pelaksanaan konstruksi ini dapat digambarkan sebagai berikut:

Ilustrasi urutan pelaksanaan pekerjaan

Urut-urutan dan tatacara pelaksanaan pekerjaan-pekerjaan pokok yang terdapat dalam masing-masing pekerjaan utama tersebut akan dijelaskan secara detail dalam pembahasan-pembahasan selanjutnya dalam metode pelaksanaan ini.

Setelah mendapat Surat Perintah Kerja, terlebih dahulu dilakukan koordinasi dan kegiatan-kegiatan yang menunjang pelaksanaan antara lain:

a. Kegiatan pra-konstruksi, yaitu:

yaitu pertemuan antara direksi, pengawas dan pelaksana proyek Pre-Construction Meeting (PCM), untuk menyepakati hal-hal yang berkaitan dengan pelaksanaan proyek sesuai dengan aturan main yang telah ditetapkan dalam kontrak kerja dan standar-standar.

b. Field engineering, yaitu:

Survei awal untuk menyesuaikan kondisi riil lokasi kerja yang datanya akan menjadi pendukung untuk dijadikan mutual check nol dan penyiapan shop drawing.

c. Mobilisasi personil inti, tenaga kerja, peralatan dan material untuk tahap awal pekerjaan persiapan.

PEKERJAAN

PERSIAPAN PAGAR TYPE A

t e n g g a n g w a k t u p e l a k s a n a a n p e k e r j a a n PAGAR TYPE B

LANDSCAPE

PEKERJAAN DALAM GEDUNG

(3)

C. METODE PELAKSANAAN

Uraian metode pelaksanaan ini disusun berdasarkan urutan pada susunan rancana anggaran biaya seperti yang terdapat pada dokumen lelang, namun urutan semua pekerjaan akan mengikuti Jadwal Pelaksanaan Pekerjaan seperti pada lampiran dokumen lelang dan tahapan pelaksanaannya akan disebutkan pada setiap penjelasan tatacara pelaksanaan dalam pembahasan selanjutnya.

Setelah selesai tahapan kegiatan pendahuluan/kegiatan pra-konstruksi, maka akan masuk dalam tahapan pekerjaan pokok konstruksi.

I. PEKERJAAN PERSIAPAN

Pekerjaan Persiapan adalah awal pekerjaan konstruksi. Pekerjaan persiapan harus kerjakan untuk menunjang pekerjaan pokok. Uraian lingkup pekerjaan persiapan adalah:

1. Pengukuran dan pembersihan lapangan 2. Pasangan Bouwplank

3. Sewa Gudang dan Barak Kerja 4. Administrasi dan Dokumentasi 5. Kesehatan dan Keselamatan Kerja

Secara umum, uraian pelaksanaan pekerjaan persiapan adalah sebagai berikut: 1. Pengukuran dan pembersihan lapangan

Pekerjaan pengukuran dan leveling lapangan (Uitzet) merupakan jenis pekerjaan yang digunakan untuk mewujudkan denah bentuk bangunan menjadi suatu bangunan pada tanah lokasi yang telah disediakan

a. Di dalam pekerjaan membersihkan lokasi kerja dari sampah yang akan menghambat jalannya pekerjaan selalu dilakukan pada awal pekerjaan. b. Memindahkan benda yang akan menghambat proses pekerjaan.

c. Mengidentifikasikan acuan/bench mark (BM) sebagai level pembuatan bangunan.

d. Penentuan titik ketinggian dan sudut-sudut hanya dilakukan dengan alat – alat water pass / theodolith. Setelah pekerjaan pangukuran (survey) lokasi proyek selesai, keterangan titik ketinggian peil dan sudut - sudut fisik bangunan sudah didapatkan maka pekerjaan selanjutnya adalah Pemasangan Bouwplank, Bouwplank sendiri merupakan patok kayu sementara yang berfungsi untuk menentukan titik As bangunan yang akan dibangun.

e. Memasang patok pada koordinat-koordinat yang ditentukan.

f. Menentukan level bangunan berdasarkan acuan/patok BM dengan alat bantu yang disepakati dan menandakan hasil pengukurannya pada patok yang telah terpasang.

2. Pasangan Bouwplank

Bouwplank adalah alat bantu untuk membuat sudut (90°) dan ketinggian/elevasi lantai. Bouwplank dibuat dari papan dan kayu balok. Pemasangan bouwplank dilakukan pada jarak 1 m di luar denah yang akan dibuat, tujuannya agar bouwplank tidak terbongkar saat penggalian pondasi. Pemasangan bowplank dikerjakan setelah pekerjaan pengukuran dengan baik menggunakan pesawat theodolith maupun metode penyikuan secara manual. Pengukuran ini sangat penting karena merupakan dasar dari pembangunan

(4)

proyek, posisi bangunan pagar baik arah horizontal maupun vertical. Peil bangunan umumnya diambil dari as jalan atau peil banjir yang telah ada, dan menjadi acuan selanjutnya dalam melaksanakan pekerjaan. Setelah pekerjaan pengukuran dilanjutkan dengan pekerjaan pasang bouwplank. Bouwplank dibongkar setelah pekerjaan pondasi selesai dilaksanakan. Adapun Syarat-syarat memasang bouwplank adalah sebagai berikut:

a. Kedudukannya harus kuat dan tidak mudah goyah.

b. Berjarak cukup dari rencana galian, diusahakan bouwplank tidak goyang akibat pelaksanaan galian tanah.

c. Terdapat titik atau dibuat tanda-tanda.

d. Sisi atas bouwplank harus terletak satu bidang (horizontal) dengan papan bouwplank lainnya.

e. Letak kedudukan bouwplank harus seragam (menghadap kedalam bangunan semua).

f. Garis benang bouwplank merupakan as (garis tengah) daripada pondasi dan dinding batu bata.

3. Sewa Gudang dan Barak Kerja

Dalam proyek pembangunan pagar ini disyaratkan untuk menyewa gudang dan pengadaan barak kerja. Tahapan pekerjaan sewa gudang adalah pada saat awal dimulainya pekerjaan. Gudang nantinya juga akan difungsikan sebagai kantor lapangan yang antara lain fungsinya adalah:

a. Membuat laporan, mempelajari gambar, membuat gambar kerja dan semua administrasi proyek.

b. Penempatan alat komunikasi, sehingga hubungan/komunikasi antara pemilik, pengawas dan kontraktor dapat berjalan dengan baik.

c. Menyimpan peralatan kerja khusus yang mudah hilang. d. Menyimpan bahan bangunan yang khusus.

Apabila opsi untuk menyewa tidak memungkinkan, misalnya tidak tersedia bangunan yang cocok untuk disewa disekitar lokasi pekerjaan, maka akan dikoordinasikan dengan direksi untuk mengambil alternatif lain seperti dibuat bangunan dari kayu dan multipleks dalam lokasi pekerjaan untuk keperluan itu. Bahan untuk bangunan tersebut di atas menggunakan rangka kayu kaso, penutup dindingnya dari multiplek 9 mm dan penutup atap menggunakan seng gelombang, lantai dengan discreeding. Bangunan tersebut di atas juga mencakup bangunan gudang untuk menyimpan alat kerja dan material yang rentan terhadap cuaca dan yang mudah hilang seperti : bor listrik, gerinda listrik, vibrator, semen, keramik, cat, kabel, alat sanitair dan lainnya. Bangunan gudang menggunakan rangka kayu kaso, penutup dinding dari multiplek 9 mm dan penutup atap menggunakan seng gelombang, lantai dengan discreeding. Bangunan tersebut di atas didirikan pada area yang tidak mengganggu proses berlangsungnya pelaksanaan pekerjaan.

Selain bangunan tersebut di atas, juga diperlukan fasilitas akomodasi bagi tenaga kerja supaya tercapai efisiensi dari segi waktu perlu dibuatkan sarana pemondokan atau barak. Perhitungan dengan kuantitas yang akan berlangsung di lokasi pekerjaan diperlukan barak pekerja dengan ukuran minimum 4 mx 10 m untuk kapasitas maksimum 15 - 20 personel/tenaga. Barak kerja akan dibuat berbentuk bangunan kayu dan tripleks 9 mm, lantai perkerasan rabat beton dan atap seng gelombang. Bangunan akan dibuat kokoh sehingga kuat menampung beban dan angin serta lantai untuk istirahat para pekerja dibuat lebih tinggi untuk menghindari genangan air.

(5)

4. Kesehatan dan Keselamatan Kerja

Kesehatan dan keselamatan kerja (K3) adalah kegiatan yang terkait dengan kesehatan, keselamatan, dan kesejahteraan pekerja yang bekerja di lokasi proyek. Tujuan K3 adalah untuk memelihara kesehatan dan keselamatan lingkungan kerja. Kesehatan dan keselamatan kerja cukup penting bagi moral, legalitas, dan finansial. Konstruksi adalah salah satu pekerjaan yang paling berbahaya di dunia, menghasilkan tingkat kematian yang paling banyak di antara sektor lainnya. Praktek K3 (keselamatan kesehatan kerja) meliputi pencegahan, pemberian sanksi, dan kompensasi, juga penyembuhan luka dan perawatan untuk pekerja dan menyediakan perawatan kesehatan dan cuti sakit. Peralatan kerja seperti mesin dan juga bahan-bahan untuk kebutuhan konstruksi dari logam dan bahan kimia bisa membahayakan pekerja. Banyak permesinan yang melibatkan pemindahan komponen dengan kecepatan tinggi, memiliki ujung yang tajam, permukaan yang panas, dan bahaya lainnya yang berpotensi meremukkan, membakar, memotong, menusuk dan memberikan benturan dan melukai pekerja jika tidak digunakan dengan aman. Tindakan khusus untuk mewujudkan kesehatan dan keselamatan kerja dalam proyek ini dapat dilihat dalam tabel berikut ini: 1) Pengadaan bahan-bahan medis dan obat-obatan untuk pertolongan

pertama jika terjadi kecelakaan.

2) Pengadaan peralatan safety seperti helm, sarung tangan, sepatu boot, kacamata dan masker. Jumlahnya akan disesuaikan untuk masing-masing item pekerjaan

3) Untuk pekerjaan pada ketinggian seperti plesteran dan acian, relief dan pengecatan akan diadakan scafolding.

4) Penempatan lokasi workshop untuk perakitan besi dan bekisting pada lokasi yang terlindungi dan tidak membahayakan kagiatan lain. Karena pada workshop terdapat penggunaan peralatan kerja terutama mesin dapat menyebabkan Kebisingan yang dapat memberikan bahaya tersendiri yang mampu mengakibatkan hilangnya pendengaran. Pada proses kerja di workshop juga akan terjadi temperatur ekstrim, misalnya pada pekerjaan pengelasan yang yang menimbulkan efek Kejutan listrik memberikan risiko bahaya seperti tersengat listrik, luka bakar, dan jatuh dari fasilitas instalasi listrik.

5) Mengatur lokasi penyimpanan/gudang untuk bahan/material yang berbahaya terpisah dari bahan/material biasa.

6) Mengatur lokasi parkir kendaraan terpisah dari lokasi penyimpanan material dan workshop.

7) Memberikan pengarahan kepada pekerja untuk menjalankan prosedur keselamatan kerja pada setiap jenis pekerjaan untuk menghindari terjadinya kecelakaan kerja.

8) Menyediakan rambu-rambu dan papan-papan peringatan keselamatan kerja dalam lokasi proyek.

5. Administrasi dan Dokumentasi

Pekerjaan administrasi, pelaporan dan dokumentasi akan dikoordinir oleh staf administrasi dan dokumentasi. Selain mengerjakan pekerjaan administrasi pokok, staf administrasi dan keuangan juga akan mengidentifikasi kebutuhan tempat tinggal, kebutuhan kendaraan dan sebagianya. Perlengkapan pemeliharaan pekerjaan di sediakan secukupnya dan dokumen –dokumen, administrasi proyek dan lain-lain yang berhubungan dengan pekerjaan. Mobilisasi peralatan yaitu biaya untuk mendatangkan dan/atau memasang

(6)

peralatan ke lokasi pekerjaan dimana jenis peralatan disesuaikan dengan kebutuhan volume pekerjaan dan jangka waktu pelaksanaan. Pekerjaan administrasi dan dokumentasi proyek mencakup:

a. Pengurusan administrasi proyek, Pekerjaan ini mencakup: - Back up data mutual check nol (MC-0) dan shop drawing - Back up data mutual check final dan as built drawing - Pengurusan dan biaya kontrak

- Biaya administrasi harian seperti pembuatan requst, pengadaan whiteboard dan perlengkapan, dan pengadaan dokumen-dokumen yang harus dipublikasikan di direksi keet.

- Pengurusan termyn

b. Dokumentasi dan pelaporan proyek, Pekerjaan ini mencakup: - Pembuatan laporan harian, berkoordinasi dengan site manager - Pembuatan laporan mingguan, berkoordinasi dengan site manager - Pembuatan laporan bulanan, berkoordinasi dengan site manager

- Dokumentasi proyek, akan ditangani oleh pelaksana lapangan. Tiap jenis pekerjaan akan di dokumentasikan sebagai dokumentasi proyek yang akan digunakan dan diminta oleh direksi proyek.Dokumentasi proyek dimulai dari kondisi nol (0%), proses pelaksanaan dan kondisi selesai (100%). Foto dokumentasi akan dilampirkan pada masing-masing laporan sebagai pembuktian atas pekerjaan masing-masing-masing-masing.

(7)

II.PEKERJAAN PAGAR

Setelah pekerjaan persiapan, dilanjutkan dengan pekerjaan pagar. Terdapat 2 type pagar dalam ruang lingkup pekerjaan Pembangunan Pagar dan Halaman Kantor Mahkamah Syar’iyah Sabang yaitu pagar type A dan type B yang tatacara pelaksanaannya identik dan waktu pelaksanaan yang paralel.

2.1. PAGAR TIPE A

Uraian pekerjaan Pagar Type A adalah sebagai berikut: a. Pekerjaan Tanah

1. Galian Tanah 2. Urugan Pasir 3. Aanstamping

4. Pondasi Batu Gunung

5. Anchor Stik dia. 8 mm – 1000 mm 6. Urugan Tanah Kembali

b. Pekerjaan Beton Bertulang 1. Beton Bertulang Pondasi Tapak 2. Beton Bertulang Kolom Pedestal 3. Beton Bertulang Sloof

4. Beton Bertulang Kolom c. Pekerjaan Pasangan

1. Pasangan dinding Bata 1:2 2. Plesteran Dinding Bata 1:2 3. Aci Halus Kolom

4. Pengadaan dan Pemasangan Pagar Hollow 5. Pengadaan dan Pemasangan relief GRC 6. Relief Dinding Pagar

7. Relief Kolom Pagar d. Pekerjaan Pengecatan

Pengecatan Dinding dan Kolom

Urutan pekerjaan, setelah pekerjaan pengukuran dan pemasangan bouwplank digambarkan urutan pekerjaan yang membentuk hierarki /lintasan kritis dari masing-masing item pekerjaan pagar, yaitu:

1) Pekerjaan galian tanah untuk pondasi tapak dan pondasi batu gunung. 2) Pekerjaan pondasi tapak (poor) dan kolom pedestal (struktur pondasi

tapak dan kolom pedestal adalah satu kesatuan). 3) Pekerjaan pondasi batu gunung

4) Pekerjaan beton bertulang sloof. 5) Pekerjaan beton bertulang kolom.

6) Pekerjaan pasangan bata dan plesteran. 7) Pekerjaan acian halus kolom.

8) Pasangan relief kolom dan dinding 9) Pengadaan dan pemasangan relief GRC 10) Pengadaan dan pemasangan pagar hollow 11) Pekerjaan Pengecatan.

(8)

Masing-masing komponen pekerjaan yang telah diurutkan di atas mempunyai penjelasan metode pelaksanaan yang spesifik. Secara umum, berikut ini akan dijelaskan metode pelaksanaan dari masing-masing pekerjaan di atas.

1) Pekerjaan Galian tanah

Pekerjaan galian tanah untuk pondasi dan galian tanah untuk pondasi batu gunung ukurannya berbeda tetapi tahapan dan tatacara pelaksanaan galiannya sama. Galian tanah dikerjakan tepat setelah pemasangan bouwplank.

 Pembuatan dan pengajuan gambar shop drawing pekerjaan struktur beton tiap bagian.

 Pekerjaan persiapan galian yaitu mempelajari shop drawing untuk mengetahui posisi dan dimensi galian baik untuk pondasi tapak maupun pondasi batu gunung.

 Jika sebelumnya bouwplank dipasang untuk keseluruhan bangunan, maka perlu dipasang bouwplank tambahan untuk galian pondasi tapak agar dimensi galiannya sesuai dengan tetap mengacu pada bouwplank induk.

 Menyiapkan tenaga penggali dan peralatan gali seperti cangkul, sekop, cangkul burung, pangki dan lain-lain.

 Penggalian tanah untuk pondasi setempat dilakukan secara hati-hati serta harus mengetahui ukuran panjang, lebar dan kedalaman pondasi.

 Lebar dasar galian tanah pondasi hendaknya dibuat lebih lebar dari ukuran pondasi agar tukang lebih leluasa bekerjanya atau disesuaikan dengan ukuran lebar pondasi sesuai dengan gambar kerja. Semua galian tanah harus ditempatkan diluar dan agak jauh dari pekerjaan penggalian agar tidak mengganggu pekerjaan. Seluruh pekerjaan tanah dan pondasi ini harus sesuai dengan volume pekerjaan, gambar kerja dan RKS.

 Tanah hasil galian ditempatkan di sekitar galian pada tempat yang tidak akan mengganggu pekerjaan lain, karena tanah tersebut akan dipakai untuk timbunan kembali

2) Pekerjaan Beton Bertulang

a. Komponen Bertulang terdiri dari Pondasi Tapak dan Kolom Pedestal, Sloof dan kolom pagar.

b. Struktur Pondasi tapak dan kolom pedestal merupakan satu-kesatuan. Konstruksi tulangan dari kedua struktur ini juga satu kesatuan.

c. Tahapan pelaksanaan:

Jenis Pekerjaan Sebelumnya Pekerjaan Sesudahnya Pekerjaan - Pondasi Tapak

- Kolom Pedestal Galian Pondasi Pasangan Batu Gunung - Sloof Pondasi Pasangan Batu Gunung Kolom

(9)

d. Persiapan

 Approval material yang akan digunakan.

 Persiapan dan penyesuaian lahan kerja lahan kerja.

 Persiapan material kerja, antara lain : pasir beton, kerikil beton, besi beton, kawat beton, semen PC, pasir, multiplek 9 mm, paku, minyak bekesting, balok kayu, kayu lat, papan kayu dan lain-lain.

 Persiapan alat bantu kerja, antara lain : concrete mixer (molen), vibrator, meteran, gergaji, bar bender, schafolding, raskam, benang, selang air, timba cor, kereta sorong dan lain-lain

e. Fabrikasi dan instalasi besi tulangan

 Pelaksanaan fabrikasi besi tulangan memerlukan tempat yang cukup luas untuk menaruh, memotong besi beton dan membengkoknya sehingga sesuai dengan gambar yang telah disetujui.

 Membuat cutting plan sesuai dengan kebutuhan yang dibutuhkan oleh gambar rencana.

 Besi beton yang dipakai untuk proyek ini mutu dan diameter (spesifikasi) disesuaikan dengan gambar kerja dan RKS.

 Potong dan bentuk besi beton dengan ukuran sesuai gambar kerja yang sudah dituangkan dalam cutting plan.

 Merangkai besi beton dan mengikat dengan kawat beton.

 Besi beton yang telah difabrikasi diberi tanda sesuai dengan penempatannya, supaya tidak membingungkan/membuang waktu untuk saat akan dipasang.

 Tulangan pondasi yang sudah dibentuk untuk pondasi tapak ditempatkan pada lubang galian setelah diberikan pasir urug 5 cm.

 Tulangan sloof yang sudah dirakit dipasang di atas pondasi batu gunung yang telah selesai dikerjakan dan sebelumnya dipasang angchor/stick.

 Tulangan kolom dipasang pada stick yang disediakan pada pekerjaan kolom pedestal.

 Instalasi tulangan kolom bersama bekisting harus tegak lurus.

 Penyetelan tegak lurus pada sisi-sisi bekisting kolom dengan waterpass tangan dan unting-unting.

 Posisi penempatan tulangan yang horizontal harus tepat dan lurus pada as rencana penempatan kolom dan as pasangan bata serta lurus merata secara vertikal.

 Tulangan pondasi tapak tidak boleh bersentuhan langsung pasir urug/dasar galian, tetapi diberikan beton dacking setebal 5 – 7 cm.

 Tulangan kolom dipasang tegak lurus mengikuti bekisting dan diberikan beton dacking agar seluruh tulangan terselimuti.

f. Fabrikasi dan instalasi bekisting

 Fabrikasi bekesting dikerjakan di lokasi proyek untuk memudahkan pengukuran dan mempercepat pelaksanaannya, karena angkutan bekesting menjadi dekat.

 Fabrikasi bekesting untuk struktur beton diatas permukaan tanah seperti: kolom, balok, plat lantai dan tangga menggunakan bahan dari multiplek 9 mm dan perkuatan menggunakan balok kayu dan alat perancah schafolding, langkah kerja adalah sebagai berikut:

(10)

1. Multiplek dipotong sesuai dengan bentuk dan ukuran dalam gambar kerja.

2. Pasang dan rangkai potongan multiplek pada area struktur yang akan dicor dengan perkuatan kayu balok 5/5 cm sebagai tulangan, kayu support dan schaffolding.

3. Sebelum pengecoran, bekesting harus benar-benar diperiksa kembali jangan sampai ada celah yang berakibat kebocoran. Pasangan bekesting harus rapih, siku dan lurus sehingga hasil pengecoran beton dapat menghasilkan bidang yang flat/maksimal.

4. Sebelum pengecoran, bagian dalam bekisting diberi minyak bekisting.

 Untuk kolom pedestal, dibuatkan sepatu kolom dengan besi beton atau besi plat siku untuk menjaga agar kolom tetap tegak lurus dan siku.

 Setting (pasang) besi tulangan yang telah difabrikasi ke dalam bekesting.

 Pasang beton dacking dan cakar ayam secara merata dan sesuai kebutuhan.

 Memeriksa kembali elevasi dan kerataan pemasangan bekesting. g. Pengecoran beton

 Untuk pondasi tapak, sebelum pengecoran pada galian tanah diberikan pasir urug setebal 5 cm.

 Pada tahapan pekerjaan pondasi dan pedestal, pondasi tapak dicor lebih dulu, kolom pedestal dilanjutkan pengecorannya setelah pondasi tapak mengeras.

 Sebelum melakukan pengecoran beton terlebih dahulu kontraktor membuat Job Mix Formula untuk menentukan komposisi campuran yang diperlukan sehingga didapatkan mutu beton yang sesuai dengan yang diharapkan. Job Mix Formula yang telah dibuat kontraktor diserahkan kepada direksi maupun pengawas lapangan untuk disetujui. Untuk keperluan pengecoran pondasi tapak dan kolom pedestal Pada proyek ini menggunakan beton mutu K-200.

 Pengecoran beton dimulai setelah konsultan/direksi menyetujui untuk pengecoran beton yang dinyatakan dalam permohonan pelaksanaan kerja.

 Sebelum dilakukan pengecoran, diperiksa kembali kekuatan acuan yang sudah dipasang /difabrikasi, semua ukuran dan perkuatan acuan diperiksa benar dan disahkan oleh konsultan/direksi untuk pekerjaan selanjutnya.

 Membersihkan seluruh permukaan dan lokasi pengecoran dari kotoran dan sampah.

 Beton yang diaduk dengan molen (concrete mixer) dituangkan ke dalam area pengecoran, pada saat pengecoran adukan beton diratakan dan dipadatkan dengan vibrator sehingga beton dapat padat dan mecapai sela-sela ruang pembesian.

 Seluruh area pengecoran akan disiapkan sepenuhnya sehingga tidak terdapat penyambungan pengecoran.

(11)

h. Curring Beton

Metoda yang mudah digunakan untuk curing/perawatan beton dalam hal ini adalah penyiraman langsung dengan air bersih secara rutin. i. Urugan tanah kembali

Setelah selesai masa pemeliharaan beton dan bekistingnya telah dibongkar, maka akan dilakukan pengurugan kembali tanah bekas galian pada area pondasi tapak.

3) Pondasi Batu Gunung dan Angchor Stick dia.8 mm – 1000 mm

Tahapan pekerjaan pasangan pondasi batu gunung adalah setelah selesainya pekerjaan kolom pedestal dan betonnya mengeras. Hal ini bertujuan agar tidak terganggunya struktur kolom pedestal yang merupakan kunci terbentuknya pagar yang simetris dan akan memudahkan dalam membuat pedoman/patok acuan untuk pekerjaan pemasangan pondasi batu gunung. Langkah-langkah pembuatannya adalah sebagai berikut:

a. Pekerjaan persiapan

 Persiapan awal adalah pengukuran dan pemasangan bouwplank seperti yang telah dijelaskan di atas.

Berdasarkan hasil dari field engineering maka akan diadakan Pembuatan dan pengajuan gambar shop drawing pekerjaan pasangan batu kali. Dalam hal ini level/ketinggian untuk semua pekerjaan telah ditentukan, termasuk level pemasangan batu gunung. Level tersebut ditandakan pada sebuah patok permanen untuk digunakan kembali pada saat pekerjaan dilaksanakan.

 Mengadakan contoh material yang akan digunakan sesuai dengan spesifikasi teknis dan mengajukan approval material kepada direksi.

 Mempersiapkan kembali lahan yang sudah digali bersamaan dengan galian pondasi tapak (dirapikan kembali).

 Persiapan material kerja, antara lain : batu gunung atau batu kali, semen PC, pasir pasang, air, dan lain-lain.

 Persiapan alat bantu kerja, antara lain: meteran, benang, selang air, dan lain-lain.

b. Setelah pekerjaan persiapan selesai, maka tahap selanjutnya adalah Pelaksanaan pekerjaan pasangan batu kali, dengan mengikuti langkah pekerjaan sebagai berikut :

 Merapikan kembali galian tanah untuk pasangan batu gunung.

 Memastikan galian tanah untuk pasangan batu kali, ukuran lebar

dan kedalaman sudah sesuai rencana.

 Memasang patok kayu dan benang sebagai acuan leveling

pasangan batu gunung.

 Membuat adukan dari semen dan pasir ikat untuk mengikat

pasangan pondasi batu kali dengan campuran 1 : 4.

 Diberikan urugan pasir dengan tebal padat 5 cm dan dipadatkan.

 Selanjutnya di atas urugan pasir, dibuat pasangan batu kosong

(aanstamping). Pada pasangan batu kosong dipergunakan pecahan batu gunung yang berukuran kecil, sehingga memudahkan untuk mendapatkan ketebalannya dan lebarnya disesuaikan dengan ukuran dalam gambar rencana.

(12)

 Sebelum pemasangan, batu kali dibasahi dengan air telebih dahulu.

 Pasang batu kali di atas pasangan batu aanstamping dengan

menggunakan adukan yang merata mengisi rongga-rongga antar batu kali.

 Batu yang berukuran besar dan yang mempunyai permukaan rata

dipasang di bagian pinggir yang diikat dengan adukan, sedangkan pecahan batu gunung yang berukuran kecil difungsikan sebagai pengikat dan ditempatkan pada bagian dalam pasangan pondasi sehingga pondasi akan terbentuk dengan rapi.

 Batu kali disusun sedemikian rupa sehingga pasangan batu kali

tidak mudah retak/patah dan berongga besar.

 Sebelum mengunci bagian atas pasangan batu dengan adukan dan

batu yang berukuran kecil, terlebih dahulu dipasang angchor/stick

 8 mm tiap 1 meter.

 Memeriksa kembali elevasi pekerjaan pasangan batu kali apakah

sudah sesuai rencana.

 Pekerjaan akhir adalah finish pasangan batu kali dengan plesteran

siar.

 Setelah pondasi selesai, Tahapan terakhir adalah pengurugan

kembali tanah bekas galian.

 Tanah hasil galian diurug ke dalam lubang galian yang masih

tersisa dan dipadatkan. 4) Pasangan Dinding Bata 1 : 2

Urutan pelaksanan pasangan dinding bata 1 : 2 pagar adalah setelah membongkar bekisting sloof dan setelah selesai melakukan pekerjaan pengecoran kolom.

 Langkah pertama adalah mempelajari shop drawing dan mengajukan

request pekerjaan kepada direksi.

 Mengadakan bahan dan material seperti batu bata, pasir ikat dan

semen PC.

 Membuat pengukuran kembali di atas sloof untuk memasang patok

dan benang acuan.

 Marking posisi pasangan bata setebal bata (dua garis).

 Buat marking pinjaman sejauh 50 cm dari posisi dinding bata dua sisi.

 Pasang batang profil kayu/besi untuk acuan pada kedua sisi pasangan

bata yang akan dipasang. Cek verticality kayu acuan dengan pendulum (unting-unting).

 Pasang benang secara horizontal dari acuan ke acuan untuk setiap 2

lapis bata.

 Rendam bata dalam air.

 Aduk mortar (adukan) untuk pasangan bata dengan komposisi sesuai

spesifikasi teknis.

 Mortar awal berfungsi sebagai perataan permukaan.

 Memasang bata lapis pertama. Cek posisi pasangan terhadap marking,

jika sesuai dapat dilanjutkan ke tahap berikutnya sesuai benang acuan sampai ketinggian 1 m. Tebal spesi diusahakan 1 ~ 1.5 cm (tergantung gradasi pasir).

 Lanjutkan pemasangan setiap 1 m tinggi.

 Lakukan curing pasangan bata dengan disiram air setiap hari, guna

(13)

5) plesteran Dinding Bata 1 : 2

Adapun langkah langkah dalam pekerjaan pelesteran adalah sebagai berikut:

 Mempelajari shop drawing dan mengajukan request pekerjaan kepada

direksi.

 Mempersiapkan material berupa pasir plester, semen PC dan air.

 Memastikan kembali kelurusan pasangan bata,

 Memasang kepalaan/profil pada sisi-sisi dinding. Biasanya profil

dipakai profil alumunium karena kuat, lurus dan mudah dipaku atau kayu yang ketam dengan benar-benar lurus.

 Profil dipasang tegak benar-benar tegak lurus dibantu dengan

unting-unting dan dilengketkan pada sisi dinding yang akan diplester sekuat mungkin.

 Siram permukaan bata sampai dengan jenuh permukaan.

 Adukan plesteran yang sudah dibuat dihamparkan ke dinding yang

akan diplester dan digosok dengan raskam (metode plester Aceh)

 Penggosokan dilakukann sedemikian rupa sehingga adukan semen

benar-benar lengket ke dinding secara merata dan permukaannya halus.

 Pengecekan kelurusan plesteran dilakukan dengan memasang benang

pada profil kiri-kanan dinding.

 Lakukan pengecekan kembali setelah selesai plesteran.

 Sambil menunggu setting plesteran ± 7 hari, plesteran disiram 2x

sehari.

6) Acian halus kolom

Pekerjaan acian halus kolom identik dengan tatacara plesteran dinding bata. Berikut ini akan diuraikan langkah langkah dalam pekerjaan acian halus kolom:

 Mempelajari shop drawing untuk mengetahui ukuran kolom.

 Tujuan mengaci kolom adalah untuk membentuk kolom benar-benar

rapi, siku dan sejajar satu sama lain.

 Langkah pertama adalah memasang profil pada kolom paling ujung

pada sisi luar dan sisi dalam.

 Profil dipasang tegak lurus.

 Dipasang benang pada profil tersebut untuk meluruskan “barisan”

kolom.

 Adukan semen dan pasir diaplikasikan ke kolom benar-benar

mengikuti benang sehingga kolom akan terlihat lurus dan siku. 7) Relief Dinding Pagar dan Relief Kolom Pagar

Metode pelaksanaan pekerjaan relief dinding pagar dan relief kolom pagar adalah sebagai berikut:

 Mempelajari shop drawing untuk mengetahui motif relief.

 Mengajukan request pekerjaan kepada direksi.

 Mengadakan tenaga khusus relief

 Membuat profil sesuai dengan bentuk dan motif relief

 Selanjutnya adalah pembentukan adonan semen dan air menjadi

(14)

8) Pengadaan dan Pemasangan Pagar Hollow

Pengadaan pagar besi hollow dilakukan dengan memesan pada suplier khusus penyedia/pengrajin logam/toko las. Keping pagar hollow akan dipesan sesuai dengan spesifikasi yang telah ditentukan dan sudaah finishing cat. Untuk pemasangan Pagar Hollow akan disediakan tenaga khusus karena akan menggunakan peralatan yang khusus pula, yang terpenting adalah, pagar dipasang lurus pada as pagar, tegak lurus dan rapi serta tidak merusak bangunan pagar yang sudah ada.

9) Pengadaan dan Pemasangan Pintu Pagar Hollow (Lengkap Aksesries) Pintu pagar hollow akan dipesan kepada suplier yang sama suplier penyedia pagar hollow. Pintu pagar dipesan sesuai dengan bentuk yang ditentukan dalam shop drawing. Pengadaan ini juga include dengan pemasangannya oleh suplier, karena mereka mempunyai tenaga ahli yang berpengalaman dan mempunyai peralatan yang lengkap.

10) Pengadaan dan Pemasangan Panel GRC (Kolom)

 Langkah awal adalah mempelajari shop drawing untuk mengetahui bentuk dan motif dari panel GRC yang akan dipasang pada kolom.

 Selanjutnya panel tersebut akan dipesan dalam jumlah yang dibutuhkan di lapangan tentu saja dengan spesifikasi bahan yang telah disetujui oleh direksi.

 Pemasangan akan dilakukan oleh suplier sendiri karena pihak suplier mempunyai tenaga ahli dan peralatan khusus untuk pemasangan ini. 11) Pengecatan Dinding dan Kolom

Berikut ini adalah ruang lingkup pengecatan berikut penjelasannya:

 Memastikan permukaan dinding yang akan dicat bersih dan kering

untuk melindungi dari jamur dan mencegah terjadinya pengelupasan, faktor kekeringan pada dinding yang akan dicat berpengaruh langsung pada daya rekat cat yang akan kita aplikasikan, cat akan bagus jika menempel langsung pada permukaan dinding yang akan kita cat.

 Membersihkan permukaan dinding dengan amplas yang kasar atau

gunakan scrapping besi untuk membersihkan permukaan dari sisa acian yang menonjol atau kotoran yang mengeras.

 Lapisi permukaan dinding yang tidak rata dengan plamir dengan scrap

untuk menahan keluarnya air dari dalam tembok.

 Mempersiapkan bahan cat dengan warna dan spesifikasi yang

ditentukan dan telah disetujui direksi

 Mempersiapkan semua alat-alat yang dibutuhkan seperti kuas dan rol

yang tepat.

 Untuk mengefektifkan pemakaian cat, tembok baru dilapisi dengan

dengan sealer tembok yang berkualitas baik.

 Setelah dilapis, permukaan tembok akan menjadi lebih halus, rata,

dan siap untuk dicat. Sebelum melakukan pengecatan, harus diperhatikan kelembapan tembok yang terjadi akibat bahan yang digunakan sebagai campuran bahan dasar tembok.

 Cat diaduk hingga tercampur rata. Tuangkan dalam bak untuk

mengecat. Celupkan roller ke dalam cat, lalu gulirkan roller pada permukaan hingga cat tak menetes. Untuk tahap akhir, sapukan cat pada permukaan tembok.

(15)

 Untuk mengecat pinggiran tembok atau lis digunakan kuas. Setelah lapisan pertama mengering (2-3 jam), dilanjutkan mengecat lapisan kedua di atas lapisan pertama.

 Mengecat tembok dengan satu warna sebaiknya dikerjakan dalam satu

kali pengerjaan. Sebelum cat terpoles di seluruh permukaan tembok, jangan berhenti agar hasilnya tak membuat warna tampil berbeda.

(16)

2.2. PAGAR TIPE B

Uraian pekerjaan Pagar Type B adalah sebagai berikut: a. Pekerjaan Tanah

1. Galian Tanah 2. Urugan Pasir 3. Aanstamping

4. Pondasi Batu Gunung

5. Anchor Stik dia. 8 mm – 1000 mm 6. Urugan Tanah Kembali

b. Pekerjaan Beton Bertulang 1. Beton Bertulang Pondasi Tapak 2. Beton Bertulang Kolom Pedestal 3. Beton Bertulang Sloof

4. Beton Bertulang Kolom 5. Beton Bertulang Balok

6. Angchor Stick 8 mm – 500 mm c. Pekerjaan Pasangan

1. Pasangan dinding Bata 1:2 2. Plesteran Dinding Bata 1:2

3. Aci Halus Kolom, Balok dan Sloof

4. Pengadaan dan Pemasangan Pintu Pagar Tralis d. Pekerjaan Pengecatan

Pengecatan Dinding dan Kolom

Urutan pekerjaan, setelah pekerjaan pengukuran dan pemasangan bouwplank digambarkan urutan pekerjaan yang membentuk hierarki /lintasan kritis dari masing-masing item pekerjaan pagar, yaitu:

1) Pekerjaan galian tanah untuk pondasi tapak dan pondasi batu gunung. 2) Pekerjaan pondasi tapak (poor) dan kolom pedestal (struktur pondasi

tapak dan kolom pedestal adalah satu kesatuan). 3) Pekerjaan pondasi batu gunung

4) Pekerjaan beton bertulang sloof. 5) Pekerjaan beton bertulang kolom. 6) Pekerjaan beton bertulang Balok

7) Angchor Stick dia. 8 mm – 500 mm pada kolom 8) Pekerjaan pasangan bata dan plesteran.

9) Pekerjaan acian halus kolom.

10) Pengadaan dan pemasangan pintu pagar tralis 11) Pekerjaan Pengecatan.

Masing-masing komponen pekerjaan yang telah diurutkan di atas mempunyai penjelasan metode pelaksanaan yang spesifik. Secara umum, berikut ini akan dijelaskan metode pelaksanaan dari masing-masing pekerjaan di atas.

(17)

1) Pekerjaan Galian tanah

Pekerjaan galian tanah untuk pondasi dan galian tanah untuk pondasi batu gunung ukurannya berbeda tetapi tahapan dan tatacara pelaksanaan galiannya sama. Galian tanah dikerjakan tepat setelah pemasangan bouwplank.

 Pembuatan dan pengajuan gambar shop drawing pekerjaan struktur beton tiap bagian.

 Pekerjaan persiapan galian yaitu mempelajari shop drawing untuk mengetahui posisi dan dimensi galian baik untuk pondasi tapak maupun pondasi batu gunung.

 Jika sebelumnya bouwplank dipasang untuk keseluruhan bangunan, maka perlu dipasang bouwplank tambahan untuk galian pondasi tapak agar dimensi galiannya sesuai dengan tetap mengacu pada bouwplank induk.

 Menyiapkan tenaga penggali dan peralatan gali seperti cangkul, sekop, cangkul burung, pangki dan lain-lain.

 Penggalian tanah untuk pondasi setempat dilakukan secara hati-hati serta harus mengetahui ukuran panjang, lebar dan kedalaman pondasi.

 Lebar dasar galian tanah pondasi hendaknya dibuat lebih lebar dari ukuran pondasi agar tukang lebih leluasa bekerjanya atau disesuaikan dengan ukuran lebar pondasi sesuai dengan gambar kerja. Semua galian tanah harus ditempatkan diluar dan agak jauh dari pekerjaan penggalian agar tidak mengganggu pekerjaan. Seluruh pekerjaan tanah dan pondasi ini harus sesuai dengan volume pekerjaan, gambar kerja dan RKS.

 Tanah hasil galian ditempatkan di sekitar galian pada tempat yang tidak akan mengganggu pekerjaan lain, karena tanah tersebut akan dipakai untuk timbunan kembali

2) Pekerjaan Beton Bertulang

a. Komponen Bertulang terdiri dari Pondasi Tapak dan Kolom Pedestal, Sloof, kolom pagar, balok dan angchor stick 8 mm – 500 mm pada kolon sebagai angkur untuk pemasangan dinding bata.

b. Struktur Pondasi tapak dan kolom pedestal merupakan satu-kesatuan. Konstruksi tulangan dari kedua struktur ini juga satu kesatuan.

c. Tahapan pelaksanaan:

Jenis Pekerjaan Sebelumnya Pekerjaan Sesudahnya Pekerjaan - Pondasi Tapak

- Kolom Pedestal Galian Pondasi Pasangan Batu Gunung - Sloof Pondasi Pasangan Batu Gunung Kolom

- Kolom Sloof Pekerjaan Pasangan

- Balok Pasangan Bata Plesteran, Acian dan Relief

(18)

d. Persiapan

 Approval material yang akan digunakan.

 Persiapan dan penyesuaian lahan kerja lahan kerja.

 Persiapan material kerja, antara lain : pasir beton, kerikil beton, besi beton, kawat beton, semen PC, pasir, multiplek 9 mm, paku, minyak bekesting, balok kayu, kayu lat, papan kayu dan lain-lain.  Persiapan alat bantu kerja, antara lain : concrete mixer (molen), vibrator, meteran, gergaji, bar bender, schafolding, raskam, benang, selang air, timba cor, kereta sorong dan lain-lain

e. Fabrikasi dan instalasi besi tulangan

 Pelaksanaan fabrikasi besi tulangan memerlukan tempat yang cukup luas untuk menaruh, memotong besi beton dan membengkoknya sehingga sesuai dengan gambar yang telah disetujui.

 Membuat cutting plan sesuai dengan kebutuhan yang dibutuhkan oleh gambar rencana.

 Besi beton yang dipakai untuk proyek ini mutu dan diameter (spesifikasi) disesuaikan dengan gambar kerja dan RKS.

 Potong dan bentuk besi beton dengan ukuran sesuai gambar kerja yang sudah dituangkan dalam cutting plan.

 Merangkai besi beton dan mengikat dengan kawat beton.

 Besi beton yang telah difabrikasi diberi tanda sesuai dengan penempatannya, supaya tidak membingungkan/membuang waktu untuk saat akan dipasang.

 Tulangan pondasi yang sudah dibentuk untuk pondasi tapak ditempatkan pada lubang galian setelah diberikan pasir urug 5 cm.  Tulangan sloof yang sudah dirakit dipasang di atas pondasi batu

gunung yang telah selesai dikerjakan dan sebelumnya dipasang angchor/stick.

 Tulangan kolom dipasang pada stick yang disediakan pada pekerjaan kolom pedestal.

 Pada kolom dipasang angchor stick dia. 8 mm – 500 mm untuk angker pengaku dinding pasangan bata.

 Instalasi tulangan kolom bersama bekisting harus tegak lurus.  Penyetelan tegak lurus pada sisi-sisi bekisting kolom dengan

waterpass tangan dan unting-unting.

 Posisi penempatan tulangan yang horizontal harus tepat dan lurus pada as rencana penempatan kolom dan as pasangan bata serta lurus merata secara vertikal.

 Tulangan pondasi tapak tidak boleh bersentuhan langsung pasir urug/dasar galian, tetapi diberikan beton dacking setebal 5 – 7 cm.

 Tulangan kolom dipasang tegak lurus mengikuti bekisting dan diberikan beton dacking agar seluruh tulangan terselimuti.

f. Fabrikasi dan instalasi bekisting

 Fabrikasi bekesting dikerjakan di lokasi proyek untuk memudahkan pengukuran dan mempercepat pelaksanaannya, karena angkutan bekesting menjadi dekat.

 Fabrikasi bekesting untuk struktur beton diatas permukaan tanah seperti: kolom, balok, plat lantai dan tangga menggunakan bahan

(19)

dari multiplek 9 mm dan perkuatan menggunakan balok kayu dan alat perancah schafolding, langkah kerja adalah sebagai berikut: 1. Multiplek dipotong sesuai dengan bentuk dan ukuran dalam

gambar kerja.

2. Pasang dan rangkai potongan multiplek pada area struktur yang akan dicor dengan perkuatan kayu balok 5/5 cm sebagai tulangan, kayu support dan schaffolding.

3. Sebelum pengecoran, bekesting harus benar-benar diperiksa kembali jangan sampai ada celah yang berakibat kebocoran. Pasangan bekesting harus rapih, siku dan lurus sehingga hasil pengecoran beton dapat menghasilkan bidang yang flat/maksimal.

4. Sebelum pengecoran, bagian dalam bekisting diberi minyak bekisting.

 Untuk kolom pedestal, dibuatkan sepatu kolom dengan besi beton atau besi plat siku untuk menjaga agar kolom tetap tegak lurus dan siku.

 Setting (pasang) besi tulangan yang telah difabrikasi ke dalam bekesting.

 Pasang beton dacking dan cakar ayam secara merata dan sesuai kebutuhan.

 Memeriksa kembali elevasi dan kerataan pemasangan bekesting. g. Pengecoran beton

 Untuk pondasi tapak, sebelum pengecoran pada galian tanah diberikan pasir urug setebal 5 cm.

 Pada tahapan pekerjaan pondasi dan pedestal, pondasi tapak dicor lebih dulu, kolom pedestal dilanjutkan pengecorannya setelah pondasi tapak mengeras.

 Sebelum melakukan pengecoran beton terlebih dahulu kontraktor membuat Job Mix Formula untuk menentukan komposisi campuran yang diperlukan sehingga didapatkan mutu beton yang sesuai dengan yang diharapkan. Job Mix Formula yang telah dibuat kontraktor diserahkan kepada direksi maupun pengawas lapangan untuk disetujui. Untuk keperluan pengecoran pondasi tapak dan kolom pedestal Pada proyek ini menggunakan beton mutu K-200.

 Pengecoran beton dimulai setelah konsultan/direksi menyetujui untuk pengecoran beton yang dinyatakan dalam permohonan pelaksanaan kerja.

 Sebelum dilakukan pengecoran, diperiksa kembali kekuatan acuan yang sudah dipasang /difabrikasi, semua ukuran dan perkuatan acuan diperiksa benar dan disahkan oleh konsultan/direksi untuk pekerjaan selanjutnya.

 Membersihkan seluruh permukaan dan lokasi pengecoran dari kotoran dan sampah.

 Beton yang diaduk dengan molen (concrete mixer) dituangkan ke dalam area pengecoran, pada saat pengecoran adukan beton diratakan dan dipadatkan dengan vibrator sehingga beton dapat padat dan mecapai sela-sela ruang pembesian.

 Seluruh area pengecoran akan disiapkan sepenuhnya sehingga tidak terdapat penyambungan pengecoran.

(20)

h. Curring Beton

Metoda yang mudah digunakan untuk curing/perawatan beton dalam hal ini adalah penyiraman langsung dengan air bersih secara rutin.

i. Urugan tanah kembali

Setelah selesai masa pemeliharaan beton dan bekistingnya telah dibongkar, maka akan dilakukan pengurugan kembali tanah bekas galian pada area pondasi tapak.

3) Pondasi Batu Gunung dan Angchor Stick dia.8 mm – 1000 mm

Tahapan pekerjaan pasangan pondasi batu gunung adalah setelah selesainya pekerjaan kolom pedestal dan betonnya mengeras. Hal ini bertujuan agar tidak terganggunya struktur kolom pedestal yang merupakan kunci terbentuknya pagar yang simetris dan akan memudahkan dalam membuat pedoman/patok acuan untuk pekerjaan pemasangan pondasi batu gunung. Langkah-langkah pembuatannya adalah sebagai berikut:

a. Pekerjaan persiapan

 Persiapan awal adalah pengukuran dan pemasangan bouwplank seperti yang telah dijelaskan di atas.

Berdasarkan hasil dari field engineering maka akan diadakan Pembuatan dan pengajuan gambar shop drawing pekerjaan pasangan batu kali. Dalam hal ini level/ketinggian untuk semua pekerjaan telah ditentukan, termasuk level pemasangan batu gunung. Level tersebut ditandakan pada sebuah patok permanen untuk digunakan kembali pada saat pekerjaan dilaksanakan.  Mengadakan contoh material yang akan digunakan sesuai dengan

spesifikasi teknis dan mengajukan approval material kepada direksi.

 Mempersiapkan kembali lahan yang sudah digali bersamaan dengan galian pondasi tapak (dirapikan kembali).

 Persiapan material kerja, antara lain : batu gunung atau batu kali, semen PC, pasir pasang, air, dan lain-lain.

 Persiapan alat bantu kerja, antara lain: meteran, benang, selang air, dan lain-lain.

b. Setelah pekerjaan persiapan selesai, maka tahap selanjutnya adalah Pelaksanaan pekerjaan pasangan batu kali, dengan mengikuti langkah pekerjaan sebagai berikut :

 Merapikan kembali galian tanah untuk lubang pasangan batu

gunung.

 Memastikan galian tanah untuk pasangan batu kali, ukuran lebar

dan kedalaman sudah sesuai rencana.

 Memasang patok kayu dan benang sebagai acuan leveling

pasangan batu gunung.

 Membuat adukan dari semen dan pasir ikat untuk mengikat

pasangan pondasi batu kali dengan campuran 1 : 4.

 Pada galian diberikan urugan pasir dengan tebal padat 5 cm dan

(21)

 Selanjutnya di atas urugan pasir, dibuat pasangan batu kosong (aanstamping). Pada pasangan batu kosong dipergunakan pecahan batu gunung yang berukuran kecil, sehingga memudahkan untuk mendapatkan ketebalannya dan lebarnya disesuaikan dengan ukuran dalam gambar rencana.

 Sebelum pemasangan, batu kali dibasahi dengan air telebih

dahulu.

 Pasang batu kali di atas pasangan batu aanstamping dengan

menggunakan adukan yang merata mengisi rongga-rongga antar batu kali.

 Batu yang berukuran besar dan yang mempunyai permukaan rata

dipasang di bagian pinggir yang diikat dengan adukan, sedangkan pecahan batu gunung yang berukuran kecil difungsikan sebagai pengikat dan ditempatkan pada bagian dalam pasangan pondasi sehingga pondasi akan terbentuk dengan rapi.

 Batu kali disusun sedemikian rupa sehingga pasangan batu kali

tidak mudah retak/patah dan berongga besar.

 Sebelum mengunci bagian atas pasangan batu dengan adukan dan

batu yang berukuran kecil, terlebih dahulu dipasang angchor/stick  8 mm tiap 1 meter.

 Memeriksa kembali elevasi pekerjaan pasangan batu kali apakah

sudah sesuai rencana.

 Pekerjaan akhir adalah finish pasangan batu kali dengan plesteran

siar.

 Setelah pondasi selesai, Tahapan terakhir adalah pengurugan

kembali tanah bekas galian.

 Tanah hasil galian diurug ke dalam lubang galian yang masih

tersisa dan dipadatkan. 4) Pasangan Dinding Bata 1 : 2

Urutan pelaksanan pasangan dinding bata 1 : 2 pagar adalah setelah membongkar bekisting sloof dan setelah selesai melakukan pekerjaan pengecoran kolom.

 Langkah pertama adalah mempelajari shop drawing dan mengajukan

request pekerjaan kepada direksi.

 Mengadakan bahan dan material seperti batu bata, pasir ikat dan

semen PC.

 Membuat pengukuran kembali di atas sloof untuk memasang patok

dan benang acuan.

 Marking posisi pasangan bata setebal bata (dua garis).

 Buat marking pinjaman sejauh 50 cm dari posisi dinding bata dua sisi.

 Pasang batang profil kayu/besi untuk acuan pada kedua sisi pasangan

bata yang akan dipasang. Cek verticality kayu acuan dengan pendulum (unting-unting).

 Pasang benang secara horizontal dari acuan ke acuan untuk setiap 2

lapis bata.

 Rendam bata dalam air.

 Aduk mortar (adukan) untuk pasangan bata dengan komposisi sesuai

spesifikasi teknis.

 Mortar awal berfungsi sebagai perataan permukaan.

 Memasang bata lapis pertama. Cek posisi pasangan terhadap marking,

(22)

sampai ketinggian 1 m. Tebal spesi diusahakan 1 ~ 1.5 cm (tergantung gradasi pasir).

 Lanjutkan pemasangan setiap 1 m tinggi.

 Lakukan curing pasangan bata dengan disiram air setiap hari, guna

menjaga penyusutan yang berlebihan. 5) plesteran Dinding Bata 1 : 2

Adapun langkah langkah dalam pekerjaan pelesteran adalah sebagai berikut:

 Mempelajari shop drawing dan mengajukan request pekerjaan kepada

direksi.

 Mempersiapkan material berupa pasir plester, semen PC dan air.

 Memastikan kembali kelurusan pasangan bata,

 Memasang kepalaan/profil pada sisi-sisi dinding. Biasanya profil

dipakai profil alumunium karena kuat, lurus dan mudah dipaku atau kayu yang ketam dengan benar-benar lurus.

 Profil dipasang tegak benar-benar tegak lurus dibantu dengan

unting-unting dan dilengketkan pada sisi dinding yang akan diplester sekuat mungkin.

 Siram permukaan bata sampai dengan jenuh permukaan.

 Adukan plesteran yang sudah dibuat dihamparkan ke dinding yang

akan diplester dan digosok dengan raskam (metode plester Aceh)

 Penggosokan dilakukann sedemikian rupa sehingga adukan semen

benar-benar lengket ke dinding secara merata dan permukaannya halus.

 Pengecekan kelurusan plesteran dilakukan dengan memasang benang

pada profil kiri-kanan dinding.

 Lakukan pengecekan kembali setelah selesai plesteran.

 Sambil menunggu setting plesteran ± 7 hari, plesteran disiram 2x

sehari.

6) Acian halus kolom

Pekerjaan acian halus kolom identik dengan tatacara plesteran dinding bata. Berikut ini akan diuraikan langkah langkah dalam pekerjaan acian halus kolom:

 Mempelajari shop drawing untuk mengetahui ukuran kolom.

 Tujuan mengaci kolom adalah untuk membentuk kolom benar-benar

rapi, siku dan sejajar satu sama lain.

 Langkah pertama adalah memasang profil pada kolom paling ujung

pada sisi luar dan sisi dalam.  Profil dipasang tegak lurus.

 Dipasang benang pada profil tersebut untuk meluruskan “barisan”

kolom.

 Adukan semen dan pasir diaplikasikan ke kolom benar-benar

mengikuti benang sehingga kolom akan terlihat lurus dan siku. 7) Relief Dinding Pagar dan Relief Kolom Pagar

Metode pelaksanaan pekerjaan relief dinding pagar dan relief kolom pagar adalah sebagai berikut:

 Mempelajari shop drawing untuk mengetahui motif relief.

 Mengajukan request pekerjaan kepada direksi.

(23)

 Membuat profil sesuai dengan bentuk dan motif relief

 Selanjutnya adalah pembentukan adonan semen dan air menjadi

bentuk relief yang sesuai dengan bentuk yang diinginkan. 8) Pengadaan dan Pemasangan Pagar Hollow

Pengadaan pintu pagar tralis dilakukan dengan memesan pada suplier khusus penyedia/pengrajin logam/toko las. Pintu pagar tralis akan dipesan sesuai dengan spesifikasi yang telah ditentukan dan sudah finishing cat. Untuk pemasangan pintu pgara tralis akan disediakan tenaga khusus karena akan menggunakan peralatan yang khusus pula, yang terpenting adalah, pagar dipasang lurus pada as pagar, tegak lurus dan rapi serta tidak merusak bangunan pagar yang sudah ada.

9) Pengecatan Dinding dan Kolom

Berikut ini adalah ruang lingkup pengecatan berikut penjelasannya:

 Memastikan permukaan dinding yang akan dicat bersih dan kering

untuk melindungi dari jamur dan mencegah terjadinya pengelupasan, faktor kekeringan pada dinding yang akan dicat berpengaruh langsung pada daya rekat cat yang akan kita aplikasikan, cat akan bagus jika menempel langsung pada permukaan dinding yang akan kita cat.

 Membersihkan permukaan dinding dengan amplas yang kasar atau

gunakan scrapping besi untuk membersihkan permukaan dari sisa acian yang menonjol atau kotoran yang mengeras.

 Lapisi permukaan dinding yang tidak rata dengan plamir dengan scrap

untuk menahan keluarnya air dari dalam tembok.

 Mempersiapkan bahan cat dengan warna dan spesifikasi yang

ditentukan dan telah disetujui direksi

 Mempersiapkan semua alat-alat yang dibutuhkan seperti kuas dan rol

yang tepat.

 Untuk mengefektifkan pemakaian cat, tembok baru dilapisi dengan

dengan sealer tembok yang berkualitas baik.

 Setelah dilapis, permukaan tembok akan menjadi lebih halus, rata,

dan siap untuk dicat. Sebelum melakukan pengecatan, harus diperhatikan kelembapan tembok yang terjadi akibat bahan yang digunakan sebagai campuran bahan dasar tembok.

 Cat diaduk hingga tercampur rata. Tuangkan dalam bak untuk

mengecat. Celupkan roller ke dalam cat, lalu gulirkan roller pada permukaan hingga cat tak menetes. Untuk tahap akhir, sapukan cat pada permukaan tembok.

 Untuk mengecat pinggiran tembok atau lis digunakan kuas. Setelah

lapisan pertama mengering (2-3 jam), dilanjutkan mengecat lapisan kedua di atas lapisan pertama.

 Mengecat tembok dengan satu warna sebaiknya dikerjakan dalam satu

kali pengerjaan. Sebelum cat terpoles di seluruh permukaan tembok, jangan berhenti agar hasilnya tak membuat warna tampil berbeda.

(24)

III. PEKERJAAN LANDSCAPE

Untuk dilaksanakan pekerjaan landscape setelah selesainya pekerjaan pokok pagar, maka terlebih dahulu dipersiapkan beberapa hal yaitu:

a. Mempelajari kembali rencana landscape dari shop drawing b. Penentuan elevasi rencana landscape

c. Memasang patok rencana elevasi dan pemasangan benang pedoman d. Pengadaan bahan/material

e. Pengadaan peralatan kerja f. Pengadaan tenaga kerja/tukang

Setelah pekerjaan persiapan, dilanjutkan dengan pekerjaan landscape. Uraian pekerjaan landscape adalah:

a. Pekerjaan RAM dan Halaman Kantor - Penimbunan tanah

Dalam hal ini tanah timbun yang memenuhi syarat didatangkan dari quarry resmi dan disetujui oleh direksi. Lahan ditimbun sampai mencapai elevasi rencana RAM dan halaman. Berikutnya tanah diratakan secara manual oleh pekerja dan dipadatkan dengan pemadat tangan/stamper. Untuk alas beton RAM dihamparkan pasir alas dan dipadatkan.

- Pengecoran RAM dengan beton K225

1) Pada area yang telah ditentukan untuk RAM digelar wiremesh dengan spesifikasi yang telah ditentukan.

2) Untuk menghindari meresapnya air semen pada campuran beton, di bawah pasangan wiremesh digelar terpal hitam yang disambung sedemikian rupa sehingga air semen tidak akan terserap oleh tanah. 3) Wiremesh digelar saling overlap satu sama lain minimum 50 mm. 4) Wiremesh dipasang tidak bersentuhan langsung dengan alas, tetapi

diberi dacking (“beton tahu”).

5) Setelah pemasangan wiremesh selesai, selanjutnya dipasang bekisting pada sisi kiri dan kanan rencana RAM.

6) Adukan beton dibuat dengan molen (concrete mixer).

7) Adukan dituang ke area pengecoran yang telah dipersiapkan

8) Selanjutnya diratakan dengan raskan berdasarkan benang acuan sehingga ketebalannya merata.

b. Pekerjaan Pasangan

Pekerjaan Pasangan bata disini terletak pada dinding ram. Uraian pelaksanaannya adalah sebagai berikut:

1) Pasangan Dinding Bata 1 : 2

Urutan pelaksanan pasangan dinding bata 1 : 2 pagar adalah setelah membongkar bekisting sloof dan setelah selesai melakukan pekerjaan pengecoran kolom.

 Langkah pertama adalah mempelajari shop drawing dan mengajukan request pekerjaan kepada direksi.

 Mengadakan bahan dan material seperti batu bata, pasir ikat dan semen PC.

(25)

 Membuat pengukuran kembali di area pemasangan untuk memasang patok dan benang acuan.

 Membuat marking posisi pasangan bata setebal bata (dua garis).  Membuat marking pinjaman sejauh 50 cm dari posisi dinding bata dua

sisi.

 Memasang batang profil kayu/besi untuk acuan pada kedua sisi pasangan bata yang akan dipasang.

 Memasang benang secara horizontal dari acuan ke acuan untuk setiap 2 lapis bata.

 Merendam bata dalam air.

 Mengaduk mortar (adukan) untuk pasangan bata dengan komposisi sesuai spesifikasi teknis.

 Memasang bata lapis pertama. Memeriksa posisi pasangan terhadap marking, jika sesuai dapat dilanjutkan ke tahap berikutnya sesuai benang acuan sampai ketinggian 1 m. Tebal spesi diusahakan 1 ~ 1.5 cm (tergantung gradasi pasir).

 Melakukan curing pasangan bata dengan disiram air setiap hari, guna menjaga penyusutan yang berlebihan.

2) plesteran Dinding Bata 1 : 2

Adapun langkah langkah dalam pekerjaan pelesteran adalah sebagai berikut:

 Mempelajari shop drawing dan mengajukan request pekerjaan kepada direksi.

 Mempersiapkan material berupa pasir plester, semen PC dan air.  Memastikan kembali kelurusan pasangan bata,

 Memasang kepalaan/profil pada sisi-sisi dinding. Biasanya profil dipakai profil alumunium karena kuat, lurus dan mudah dipaku atau kayu yang ketam dengan benar-benar lurus.

 Profil dipasang tegak benar-benar tegak lurus dibantu dengan unting-unting dan dilengketkan pada sisi dinding yang akan diplester sekuat mungkin.

 Siram permukaan bata sampai dengan jenuh permukaan.

 Adukan plesteran yang sudah dibuat dihamparkan ke dinding yang akan diplester dan digosok dengan raskam (metode plester Aceh)  Penggosokan dilakukann sedemikian rupa sehingga adukan semen

benar-benar lengket ke dinding secara merata dan permukaannya halus.

 Pengecekan kelurusan plesteran dilakukan dengan memasang benang pada profil kiri-kanan dinding.

 Lakukan pengecekan kembali setelah selesai plesteran.

 Sambil menunggu setting plesteran ± 7 hari, plesteran disiram 2x sehari.

3) Pasangan Relief Bak Taman

Metode pelaksanaan pekerjaan Pasanga Relief Bak Taman adalah sebagai berikut:

 Mempelajari shop drawing untuk mengetahui motif relief.  Mengajukan request pekerjaan kepada direksi.

 Mengadakan tenaga khusus relief

(26)

 Selanjutnya adalah pembentukan adonan semen dan air menjadi bentuk relief yang sesuai dengan bentuk yang diinginkan.

c. Pekerjaan Paving Block

Penyiapan bahan akan membantu pelaksanaan pekerjaan ini agar lancar dan ekonomis, ikhwal yang berkaitan dengan pekerjaan ini adalah sebagai berikut :

 Penempatan material block terkunci ( paving block ), pasir alas, pasir pengisi harus dekat dengan lokasi pemasangan, bilamana paving blok disimpan secara bertumpuk maka tinggi penumpukan jangan terlalu tinggi, maksimal 1,5 m;

 Pengadaan peralatan , bahan dan tenaga kerja harus sesuai dengan volume pekerjaan;

 Untuk menghindari genangan air di musim hujan agar dibuatkan saluran sementara;

 Plastik digunakan untuk penutup paving blok yang sudah terpasang tetapi belum sempat terisi dengan pasir pengisi.

Peralatan utama yang diperlukan dalam pelaksanaan pemasangan paving block adalah :

 Benang kasur atau benang Plastik;  Sapu lidi;

 Gerobak barang seperti yang dipakai untuk mengangkut pasir ;  Waterpass tangan atau selang plastik transparan;

 Palu kayu;

 Pemadat pengetar ( vibro compactor );

 Potongan-potongan besi beton yang ujungnya telah dibuat pipih untuk membantu menggeser-geserkan blok pada waktu penyesuaian celah;  Klasifikasi paving block didasarkan atas bentuk, ketebalan, kekuatan dan

warna

Pelaksanaan Pekerjaan

Pelaksanaan pemasangan paving blok dibagi dalam beberapa tahap, seperti dibawah ini :

a. Pekerjaan Persiapan 1. Pemeriksaan Pondasi

Sebelum pelaksanaan pemasangan paving bloak perlu dilakukan pemeriksaan terhadap pondasi. Hal-hal yang perlu diperhatikan adalah :

 Permukaaan pondasi yang berhubungan dengan pasir alas harus rata, tidak bergelombang dan rapat; pasir alas tidak boleh digunakan untuk memperbaiki ketidak-sempurnaan pondasi.  Permukaan pondasi untuk jalan kendaraan harus mempunyai

kemiringan 2,5% untuk trotoar 2%

 Lebar pondasi harus cukup sampai dibawah beton pembatas atau penyokong

(27)

2. Lokasi Titik Awal

 Titik awal ini penting diperhatikan khususnya lokasi dengantanah miring; pemasangan ini harus berawal dari titik terendah agar paving bloak yang telah terpasang tidak bergeser;

 Pemasangan secara berurutan yang dimulai dari satu sisi; hindarkan pemasangan secara acak.

3. Benang Pembantu

Agar pemasangan bisa dilaksankan secara baik dan cermat, maka perlu ada alat pembantu yaitu benang pembantu. Benang pembantu dapat dipasang setiap jarak 4 m sampai 5 m. Bilamana pada lokasi pemasangan terdapat lubang saluran, bak bunga atau konstruksi lain, maka harus ada benang pembantu tambahan agar pola block terkunci tetap dapat dipertahankan.

b. Pemasangan Beton Pembatas Dan Beton Penyokong

Beton pengikat/pembatas atau biasa disebut beton kanstin adalah salah satu bagian perkerasan block beton terkunci yang fungsinya menjepit dan menahan lapisan paving block agar tidak tergeser pada waktu menerima beban, sehingga blok tetap saling mengunci. Beton pembatas harus terpasang sebelum penebaran pasir alas. Bentuk beton pembatas bermacam-macam dan proses pembuatannya beraneka-ragam ada yang dari beton pracetak, beton cor ditempat, baik secara manual atau dengan alat slipform. Untuk perkerasan paving blok mutu beton pembatas yang berhubungan dengan jalur lalu lintas kendaraan minimum fc’ 25,0 MPa. Bilamana digunakan beton pembatas dari beton pracetak, beton pembatas harus dipasang di atas beton penyokong agar terjadi ikatan yang baik antara beton pembatas dan pondasisehingga tidak mudah tergeser. Untuk itu dilakukan hal sebagai berikut :

1. tebarkan selapis beton penyokong setebal minimum 7 cm;

2. pasang beton pembatas di atas beton penyokong tersebut sewaktu masih dalam keadaan basah, sehingga ketinggian dan kelurusaan beton pembatas sesuai dengan benang pembantu;

3. tambahkan adukan beton pada bagian belakang beton pembatas; 4. setelah beton penyokong dalam keadaan setengah kering, barulah

ditimbun dengan tanah, mutu beton penyokong minimum fc’ 17,5 MPA;

5. beton pembatas sering dikombinasikan dengan tali air dan mulut air sebagai saluran untuk membuang air hujan; apabila pertemuan antara beton pembatas dan lapisan blok tidak diberi tali air biasanya beton pembatas mudah terkena gesekan roda kendaraan.Penebaran Pasir Alas. Pasir alas adalah pasir dengan ketebalan tertentu sebagai alas perletakan paving blok. Pasir alas harus memenuhi persyaratan sebagai berikut :

A. Butiran pasir alas adalah pasir kasar dengan besar butir maksimum 9,5 mm seperti pasir beton, tajam, keras dan bersih dari lumpur, garam atau kotoran lain;

B. Pada saat penebaran harus dalam keadaan kering atau kadar air kurang dari 10% dan bersifat gembur;

C. Tebal pasir berkisar antara 5 sampai 6 cm dan setelah dipadatkan tidak boleh lebih 5 cm; untuk mendapatkan ketebalan yang seragam, agar menggunakan alat perata yaitu jidar kayu dengan

(28)

mengikuti rel pembantu dari blok beton yang disusun sejajar memanjang ; selain itu juga dapat digunakan benang pembantu sebagai referensi.

D. Pasir alas ini tidak boleh digunakan untuk mengisi lubang-lubang pada pondasi untuk memperbaiki tinggi pondasi;

E. Lapis atas pondasi di bawah pasir alas harus diratakan dan diperbaiki sebelum penebaran pasir alas dimulai

F. Untuk jalan dengan lebar kurang dari 3 m, beton pembatas yang dipasang dapat berfungsi sebagai rel pembantu;

G. Untuk jalan dengan lebar lebih dari 3 m, perataan pasir alas dilaksanakan secara tahap;

H. Sebaiknya pasir alas diletakkan secara gundukan kecil di daerah lokasi pemasangan agar sewaktu menarik jidar tidak terlalu berat dan dapat memudahkan pelaksanaan;

I. Pasir alas yang sudah dirataakan dijaga agar tidak terganggu seperti terinjak atau dipakai menumpuk bahan;

J. Setiap tahap, luas maksimim adalah 30 m2 dengan demikian pada sore hari dapat tertutup seluruhnya oleh paving blok;

K. Untuk pekerjaan yang akan dilanjutkan maka pasir alas disisakan 1 m dari baris terakhir paving blok;

L. Pasir alas yang belum sempat ditutup oleh paving blok, keesokan harinya agar digemburkan dan diratakan kembali;

M. volume pasir yang diperlukan sebagai pasir alas setebal 50 mm adalah ± 5 m3 setiap 100 m2 paving blok.

c. Pemasangan Pola

Pemasangan baris pertama harus dijaga dengan hati-hati. Untuk membentuk pola yang baik, unit paving blok harus mengikuti benang pembantu dengan sudut yang tepat terhadap beton pembatas. Lubang-lubang pinggir kemudian diisi dengan pemadatan. Bila pemasangan dari dua arah tidak dapat dihindarkan atau karena pola harus dipertahankan pada tikungan, maka sudut pada pola pertemuan atau perubahan sudut diberi pembatas dengan pola susun bata melintang. Pola Pemasangan Paving Block Pola pemasangan paving block disesuaikan dengan tujuan penggunannya.

d. Pekerjaan Lain-lain

 Langkah awal adalah mempelajari shop drawing untuk mengetahui bentuk dan motif dari tiang bendera.

 Selanjutnya tiang bendera tersebut akan dipesan dengan bentuk dan spesifikasi bahan yang telah disetujui oleh direksi.

 Selanjutnya menentukan elevasi pondasi tiang bendera.  Membuat galian dengan ukuran sesuai gambar.

 Membuat adukan beton (K225)

 Memasang kaki tiang bendera (telah dilas angker) dalam galian.

 Memasang support (perancah) agar kaki tiang bendera tetap tegak lurus dan tidak bergeser dari as.

 Menuangkan beton kedalam lubang galian sebagai pengaku tiang bendera.

 Support kaki tiang bendera baru dibuka setelah beton mencapai umurnya. Kemudian diberi plesteran.

(29)

IV. PEKERJAAN DALAM GEDUNG

Uraian pekerjaan dalam gedung adalah pekerjaan pemasangan besi teralis jendela. Pemasangan teralis jendela secara hirarki pelaksanaan tidak ada kaitannya dengan pekerjaan pagar pada umumnya secara langsung. Oleh karena itu pelaksanaannya akan dikerjakan pada tahapan awal pekerjaan. Untuk keperluan ini akan ditempuh langkah-langkah sebagai berikut:

a. Mempelajari kembali shop drawing yang telah disetujui untuk mengetahui bentuk dan ukuran besi teralis jendela serta spesifikasi teknisnya.

b. Bekerja sama dengan badan usaha las yang berkualitas untuk menempah besi teralis jendela yang dimaksud.

c. Setelah proses penempahan dan pengecatan, pemasangan akan ditangani oleh usaha las yang dimaksud dengan pertimbangan sumber daya yang berpengalaman dan ketersediaan peralatan sehingga kualitas teralis jendela yang terpasang benar-benar berkualitas.

V. PENUTUP

Demikianlah susunan metode pelaksanaan Pembangunan Pagar dan Halaman Kantor Mahkamah Syar’iyah Sabang dibuat sebagai acuan pelaksanaan.

Aceh Besar, 28 April 2016 Penawar,

CV. GRAHA NUSANTARA

IRVAN WAHYUDI, SE Direktur

Gambar

Ilustrasi urutan pelaksanaan pekerjaan

Referensi

Dokumen terkait

% Siswa Satuan Pendidikan Dasar Mendapatkan Skrining Kesehatan Sesuai Standar.. % Usia 20 – 59 Tahun

Berdasarkan hasil analisis data tentang pengaruh likuiditas, solvabilitas, rentabilitas dan kebijakan dividen secara parsial maupun secara simultan terhadap nilai

Dengan mempelajari mata kulah ini, mahasiswa mampu mengambil keputusan secara tepat dalam konteks penyelesaian masalah di bidang keahliannya, berdasarkan hasil

 menentukaan kualitas minyak Tiaka, harus ditentukan dengan melalui uji laboratorium untuk menentukan nilai BS&W dan °API pada sample yang kemudian ditinjau

Keanekaragaman Hayati, Konservasi Sumber Daya Air, Peningkatan Produktifitas Hutan, Pangan alternatif dari hutan, Energi alternatif dari hutan, Obat-obatan alternatif

oleh pemilik atau penyelenggara reklame yang diperoleh berdasarkan estimasi yang wajar dan dapat dipertanggungjawabkan. l) Nilai Strategis Penyelenggaraan Reklame

Berdasarkan hasil dan pembahasan tren kasus tetanus neonatorum tahun 2009-2013 diatas, dapat disimpulkan bahwa tenaga pemeriksa kehamilan sudah cenderung

Transformator (trafo) adalah salah satu peralatan utama dalam penyaluran energi listrik yang berfungsi mengkonversikan tegangan. Trafo ini tentunya