• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS PENGARUH IKLAN L-MEN TERHADAP PEMBENTUKAN KONSEP TUBUH IDEAL SKRIPSI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "ANALISIS PENGARUH IKLAN L-MEN TERHADAP PEMBENTUKAN KONSEP TUBUH IDEAL SKRIPSI"

Copied!
102
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS PENGARUH IKLAN L-MEN TERHADAP

PEMBENTUKAN KONSEP TUBUH IDEAL

SKRIPSI

Disusun oleh:

Lorenz Wijaya Saputra

(042214149)

PROGRAM STUDI MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

(2)
(3)
(4)

iv

HALAMAN MOTTO

(5)

v

PERSEMBAHAN

 Ucapan syukur kupersembahkan pada Allah Bapaku bersama Bunda Maria yang ada di surga, yang selalu memberikan aku kekuatan dan kemampuan untuk melakukan segala sesuatunya. Demikian juga ketika mengerjakan skripsi ini.

 Kedua orang tuaku, Papa Paulus Lottong dan Mama Theresia Bunga yang selalu mendukung aku dalam doa.

 Kakak ku Abriani Octavia serta adik-adikku Florensia srimuliati Natalia dan Glorius Wijaya Saputra yang selalu mendukung aku dalam doa.

(6)

vi

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN

PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN

AKADEMIS

Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma : Nama : Lorenz Wijaya Saputra

Nomor Mahasiswa : 042214149

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul :

ANALISIS PENGARUH IKLAN L-MEN TERHADAP PEMBENTUKAN KONSEP

TUBUH IDEAL

Beserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengolahnya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikan di internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya. Dibuat di Yogyakarta,

Pada tanggal 31 januari 2011

Yang menyatakan,

(7)

vii

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

Yang bertanda tangan dibawah ini :

Nama : Lorenz Wijaya Saputra NIM : 042214149

Program Studi : Manajemen Fakultas : Ekonomi

Menyatakan bahwa karya ilmiah saya yang berjudul “ANALISIS PENGARUH IKLAN

L-MEN TERHADAP PEMBENTUKAN KONSEP TUBUH IDEAL”, adalah hasil pekerjaan sendiri dan tidak berisi bagian tertentu yang dikutip orang lain kecuali pada bagian-bagian tertentu yang dikutip oleh penulis sebagai acuan dengan mengikuti tata cara dan etika penulisan yang umum.

Yogyakarta, 31 januari 2011

Penulis,

(8)

viii

ABSTRAK

ANALISIS PENGARUH IKLAN L-MEN TERHADAP PEMBENTUKAN KONSEP TUBUH IDEAL

Lorenz Wijaya Saputra Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta 2011

Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui karakteristik konsumen yang melihat iklan produk susu L-Men di televisi, pengaruh iklan L-Men terhadap konsep tubuh ideal konsumen serta pengaruh iklan L-Men terhadap konsep tubuh ideal konsumen dengan karakteristik konsumen sebagai moderator.

Penelitian ini dilakukan di tempat fitness Center Dian Raga dan Fitness Center Vens dan dilaksanakan pada bulan Mei 2010. Jenis data yang digunakan adalah data primer yang berasal dari konsumen yang pernah melihat iklan produk susu L-Men di televisi. Adapun metode pengumpulan data yang digunakan meliputi kuesioner dan studi dokumentasi. Dalam penelitian ini digunakan 100 orang responden sebagai sampel yang dipilih.

(9)

ix

ABSTRACT

ANALYSIS THE EFFECT OF ADVERTISING OF L-MEN ABOUT TO MAKE IDEAL BODY CONCEPT

Lorenz Wijaya Saputra Sanata Dharma University

Yogyakarta 2011

This research has some objectives, that is : (1) to know about consumer’s characteristics of L-Men milk, (2) the effect of advertising of L-Men milk on television on consumer’s perception about the ideal body concept, and the moderating on effect of ad on ideal body concept perception with consumer’s characteristics as moderating variabel effect of marital status.

This research was conducted in Dian Raga and Vens Fitness center in May 2010. Data was collected by distributing questionaire. This research employs 100 respondents as the samples.

(10)

x

KATA PENGANTAR

Segala puji syukur penulis persembahkan pada Tuhan Yang Maha Esa, Allah Bapa di

surga karena selalu memberi penulis kekuatan dan kemampuan untuk menyelesaikan skripsi

yang berjudul “ANALISI PENGARUH IKLAN L-MEN TERHADAP PEMBENTUKAN

KONSEP TUBUH IDEAL”. Penulis menyadari bahwa tanpa bantuan dan bimbingan dari

segala pihak, skripsi ini tidak dapat diselesaikan. Dalam kesempatan ini pula penulis

mengucapkan terimakasih kepada :

1. Bapak Drs. Y.P Supardiyono, M.Si., Akt., selaku Dekan Fakultas Ekonomi, Universitas

Sanata Dharma, Yogyakarta.

2. Bapak V. Mardi Widyadmono, S.E., M.B.A., selaku Ketua Program Studi Manajemen,

Fakultas Ekonomi, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.

3. Ibu Ike Janita Dewi, S.E., MBA, Ph.D, selaku pembimbing I, yang telah dengan sabar

dan bijaksana membimbing dan memotivasi penulis dalam menyusun skripsi ini hingga

selesai.

4. Ibu Dra. Diah Utari, BR.M.Si, selaku pembimbing II, yang telah dengan sabar dan

bijaksana membimbing dan memotivasi penulis dalam menyusun skripsi ini hingga

selesai.

5. Bapak, Ibu dosen Fakultas Ekonomi Program studi Manajemen. Terima kasih atas

ilmunya.

(11)

xi

7. Papa Paulus Lottong dan Mama Theresia Bunga yang telah melahirkanku dan tak

henti-hentinya memberikan kasih sayang, dukungan serta doa.

8. Keluarga Bapak inri dan keluarga Bapak Dian atas dukungannya kepada penulis sehingga

penulis dapat menyelesaikan pembuatan skripsi.

9. Kakakku Abriani Octavia, yang telah memberikan dukungan serta doanya.

10. Adikku Florensia Srimuliati Natalia, Glorius Wijaya Paskah Putra, yang telah

memberikan dukungan serta doanya.

11. Teman-teman kampus : Angga, rocky, pandu, intan, metta, blawong, brodus, helmi,

sonny, windra, restu, ikwan, serta anak-anak MAN ’04 lainnya yang telah memberikan

perhatian, dukungan, dan doanya dari awal hingga akhir penulisan skripsi ini.

12. Teman-teman nongkrong : Mario, Parda, Iwan, Dedy, Egun, Wendy, Yossi, Yonan,

Adhit, vivi, khikhi, Endah, Mira, Novi yang telah memberikan perhatian, dukungan

kepada penulis.

13. Untuk semua orang yang tidak dapat kusebutkan satu persatu, terimakasih banyak atas

dukungan dan partisipasinya.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna karena

keterbatasan pengetahuan dan pengalaman yg dimiliki penulis. Untuk itu, penulis

mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca untuk menyempurnakan

(12)

xii

Akhir kata, penulis berharap semoga skripsi ini bermanfaat dan menjadi bahan masukan bagi rekan-rekan yang sedang menyusun skripsi.

Yogyakarta, Januari 2011 Penulis,

(13)

xiii

DAFTAR ISI

Halaman Judul ... i

Halaman Persetujuan Pembimbing ... ii

Halaman Pengesahan ... iii

Halaman Motto ... iv

Halaman Persembahan ... v

Lembar Pernyataan Persetujuan Publikasi Karya Ilmiah ……….. vi

Pernyataan Keaslian Karya ……… vii

Abstrak ………... viii

Kata Pengantar ... x

Daftar isi ... xiii

Daftar Tabel ... xvi

Daftar Gambar ... xviii

Daftar Lampiran ... xix

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1

B. Rumusan Masalah ... 3

C. Batasan Masalah ... 3

D. Tujuan Penelitian ... 4

(14)

xiv

BAB II LANDASAN TEORI

A. Landasan Teori ... 5

1. Pengertian Pemasaran ... 5

2. Perilaku Konsumen ... 8

3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Perilaku Konsumen .... 9

4. Periklanan ... 13

5. Iklan Melalui Media Televisi ... 16

6. Daya Tarik Pesan Iklan Rasional ... 18

B. Hipotesis Penelitian ... 20

1. Sikap terhadap iklan produk susu L-Men di televisi ... 20

BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian ... 23

B. Lokasi dan Waktu Penelitian ... 23

C. Subyek dan Objek Penelitian ... 23

D. Variabel Penelitian ... 24

E. Jenis Data ... 25

F. Populasi dan Sampel ... 26

G. Teknik Pengujian Instrumen ... 27

H. Teknik Analisis Data ... 30

BAB IV GAMBARAN UMUM OBYEK PENELITIAN A. Sejarah Perusahaan ... 33

(15)

xv

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Uji Instrumen Penelitian ... 41

B. Analisis Hasil Penelitian ... 43

1. Deskripsi Responden ... 43

2. Analisis Data ... 46

a. Deskripsi Sikap Responden Terhadap Iklan L-Men ... 46

b. Deskripsi Persepsi Responden tentang Konsep Tubuh Ideal ... 50

c. Pengaruh Sikap pada Iklan Produk Susu L-Men Terhadap Persepsi Akan Konsep Tubuh Ideal. ... 56

d. Pengaruh Sikap pada Iklan Produk Susu L-Men Terhadap Persepsi Akan Konsep Tubuh Ideal dengan Status Pernikahan sebagai Variabel Moderator ... 58

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 62

B. Saran ... 63

DAFTAR PUSTAKA

(16)

xvi

DAFTAR TABEL

Tabel 4.1. Tabel Nilai Gizi Produk L-Men Hi Protein 2 GO ... 37

Tabel 4.2. Tabel Nilai Gizi Produk L-Men Hi Protein Egg ... 40

Tabel 5.1. Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen Variabel Sikap pada Iklan L-Men... 41

Tabel 5.2. Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen Variabel Persepsi akan Konsep Tubuh Ideal ... 42

Tabel 5.3. Karakteristik Usia Responden ... 43

Tabel 5.4. Karakteristik Pendidikan Terakhir Responden ... 44

Tabel 5.5. Karakteristik Pekerjaan Responden ... 44

Tabel 5.6. Karakteristik Status Pernikahan Responden ... 45

Tabel 5.7. Karakteristik Pengalaman Berfitness ... 45

Tabel 5.8. Tanggapan Responden Tentang Ketertarikan pada Iklan L-Men . 46 Tabel 5.9. Tanggapan Responden Tentang Dukungan pada Iklan L-Men .... 46

Tabel 5.10. Tanggapan Responden Tentang Kemampuan Inspiratif Iklan L-Men ... 47

Tabel 5.11. Tanggapan Responden Tentang Kepercayaan terhadap Iklan L-Men ... 47

Tabel 5.12. Tanggapan Responden Tentang Kemampuan Iklan L-Men dalam Menyampaikan Pesan Spesifikasi Produk ... 48

Tabel 5.13. Tanggapan Responden Tentang Kalim dalam Iklan L-Men... 49

Tabel 5.14. Sikap Responden Terhadap Iklan L-Men (Secara Keseluruhan) 49 Tabel 5.15. Tanggapan Responden Tentang Keidentikan PerutSix Pack pada Tubuh Ideal ... 50

(17)

xvii

Tabel 5.17. Tanggapan Responden Tentang Keidentikan Tubuh Padat

Berisi pada Tubuh Ideal ... 51

Tabel 5.18. Tanggapan Responden Tentang Keidentikan Proporsionalitas

Tinggi dan Badan pada Tubuh Ideal ... 52

Tabel 5.19. Tanggapan Responden Tentang Keidentikan Kepemilikan

Otot yang Kencang pada Tubuh Ideal ... 52

Tabel 5.20. Tanggapan Responden Tentang Keidentikan Tubuh

Tegap pada Tubuh Ideal ... 53

Tabel 5.21. Tanggapan Responden Tentang Keidentikan Stamina yang

Kuat pada Tubuh Ideal ... 53

Tabel 5.22. Tanggapan Responden Tentang Kandungan Lemak Dalam

Tubuh Ideal ... 54

Tabel 5.23. Tanggapan Responden Tentang Keidentikan Tubuh Ideal

Dengan Kesehatan Prima ... 54

Tabel 5.24. Tanggapan Responden Terhdap Tubuh Ideal

(Secara Keseluruhan) ... 55

Tabel 5.25. Hasil Uji Regresi Linear Sederhana Pengaruh Sikap pada Iklan Produk Susu L-Men Terhadap Persepsi akan Konsep

Tubuh Ideal ... 56

Tabel 5.26. Hasil Uji Regresi Linear Sederhana Pengaruh Sikap pada Iklan Produk Susu L-Men Terhadap Persepsi akan Konsep Tubuh

(18)

xviii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 4.1. Aneka Produk dengan Brand L-Men ... 36

Gambar 4.2. Gambar Kemasan Produk L-Men Hi Protein 2 GO ... 36

Gambar 4.3. Gambar Promosi Produk L-Men Hi Protein 2 GO di Media

Cetak ... 38

(19)

xix

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran

1. Instrumen Kuesioner Penelitian

2. Rekapitulasi Hasil Kuesioner

3. Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas

4. Deskripsi Jawaban Responden

(20)

1 BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Fenomena yang terjadi dewasa ini menunjukkan bahwa banyak remaja

ingin memiliki tubuh yang atletis. Untuk membentuk tubuh yang atletis seseorang

didorong untuk melakukan sesuatu yaitu dengan cara berolah raga. Keinginan ini

juga didorong oleh faktor yang lain yang salah satunya yaitu iklan susu L-Men,

dimana iklan susu L-Men menampilkan seorang pemuda yang memiliki tubuh

yang atletis. Keinginan untuk membentuk tubuh yang atletis dapat dibuktikan

dengan banyaknya para remaja sekarang yang mendaftar di tempat-tempat fitness

center.

Dalam kehidupan sehari-hari, kita juga banyak menjumpai produk-produk

susu yang sejenis dalam berbagai macam merek, sehingga mengakibatkan adanya

persaingan yang semakin ketat antar produk yang satu dengan produk yang lain.

Hal ini merupakan tantangan bagi masing-masing perusahaan untuk berjuang

keras mempertahankan dan mengembangkan produknya dan untuk dapat menarik

perhatian konsumen, perusahaan melakukan strategi yaitu dengan melakukan

promosi atau mengiklankan produknya melalui media cetak maupun elektronik

dengan kata-kata yang mudah diingat, menarik, kreatif, dan bervariasi sehingga

membentuk citra positif pada konsumen. Bisa dikatakan dengan adanya promosi

iklan yang baik serta gencar, pasti akan mendapatkan respon yang positif dan

(21)

Periklanan merupakan salah satu program komunikasi perusahaan yang

dapat menyampaikan pesan atau informasi kepada konsumen melalui berbagai

media massa. Perusahaan menyatakan bahwa sekarang ini persaingan bisnis

semakin ketat apalagi bisnis di bidang informasi. Masyarakat menuntut penyajian

informasi yang cepat dan akurat, dapat dipercaya kebenarannya, umtuk itu

perusahaan akan berusaha menumbuhkan keyakinan konsumen terhadap

produknya lewat penyajian iklan yang menarik hati konsumen.

Salah satu media periklanan adalah televisi. Periklanan di televisi bisa

mendapat tanggapan yang beraneka ragam dari konsumen. Ada yang menganggap

iklan sangat baik karena memberikan informasi suatu produk dan memberikan

suatu hiburan yang menarik tetapi banyak juga yang memberikan tanggapan sinis

atau partisipasi pada iklan, sehingga pada intinya iklan mempunyai pengaruh yang

besar pada masyarakat. Salah satu iklan susu L-Men menampilkan seorang

pemuda yang memiliki tubuh yang atletis yang keluar dari sebuah kolam renang

dan berjalan melewati seorang wanita yang sedang berjemur dan wanita itu

terkagum dengan bentuk tubuh pemuda tersebut. Iklan yang lainnya juga

menampilkan pria dengan tubuh atletis yang sedang menendang bola dan pria lain

melakukan slamdunk. Iklan itu mempunyai slogan ”kerempeng mana keren”.

Iklan tersebut berusaha meyakinkan konsumen bahwa dengan mengonsumsi susu

L-Men dapat membuat mereka mendapatkan tubuh atletis seperti pria-pria yang

ditampilkan dalam iklan. Tujuan akhir dari semua itu adalah untuk menciptakan

(22)

Berdasarkan uraian di atas, penulis tertarik untuk melakukan penelitian

mengenai analisis persepsi konsumen terhadap iklan produk susu L-Men. Fokus

kajian diarahkan pada analisis persepsi konsumen terhadap iklan susu L-Men,

utamanya menyangkut peranan iklan dalam pembentukan persepsi konsep tubuh

ideal dan menganalisis pengaruh iklan tersebut dalam memperkuat ataupun

mereposisi persepsi konsumen akan konsep tubuh ideal. Hasil penelitian ini

diharapkan dapat memberikan manfaat terutama bagi pihak perusahaan dan

pengiklan untuk dapat merancang strategi periklanan yang efektif mempengaruhi

persepsi konsumen.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka penulis merumuskan:

1. Bagaimana sikap konsumen terhadap iklan produk susu L-Men di televisi?

2. Apakah ada pengaruh sikap konsumen terhadap iklan L-Men pada persepsi

konsumen tentang konsep tubuh ideal?

3. Apakah ada pengaruh sikap konsumen terhadap iklan L-Men pada persepsi

konsumen tentang konsep tubuh ideal dengan status pernikahan konsumen

sebagai variabel moderator?

C. Batasan Masalah

Dalam penulisan ini penulis membatasi masalah sebagai berikut :

1. Responden dalam penelitian ini dibatasi pada masyarakat pria yang pernah

(23)

2. Iklan L – Men yang diamati tidak dibatasi berdasarkan versi iklan,

sehingga obyek dalam penelitian ini adalah iklan L-Men dari berbagai

versinya yang ditayangkan di media televisi.

3. Dalam penelitian ini, konsep tubuh ideal yang dimaksudkan adalah bentuk

tubuh atletis seperti pria-pria yang ditampilkan dalam iklan.

D. Tujuan Penelitian

Dalam penelitian ini peneliti mempunyai beberapa maksud dan tujuan,

antara lain:

1. Untuk mengetahui karakteristik konsumen yang melihat iklan produk susu

L-Men di televisi.

2. Untuk mengetahui pengaruh iklan L-Men terhadap konsep tubuh ideal

konsumen.

3. Untuk mengetahui pengaruh iklan L-Men terhadap konsep tubuh ideal

konsumen dengan karakteristik konsumen sebagai moderator.

E. Manfaat Penelitian

1. Bagi Perusahaan

Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan pertimbangan

dalam merancang strategi dalam mengkomunikasikan produknya.

2. Bagi Masyarakat

Penelitian ini menjadi sarana bagi masyarakat untuk mengetahui dampak

iklan produk terhadap perilaku konsumen dalam menilai dan memutuskan

(24)

5 BAB II

LANDASAN TEORI

A. Landasan Teori

1. Pengertian Pemasaran

Pemasaran merupakan salah satu dari kegiatan-kegiatan pokok yang

dilakukan oleh perusahaan-perusahaan dalam usahanya untuk mempertahankan

kelangsungan hidupnya, dan perkembangan perusahaan itu sendiri, terutama

dalam mendapatkan laba. Berhasil atau tidaknya dalam pencapaian tujuan bisnis

tersebut tergantung kepada keahlian mereka di bidang pemasaran atau

bidang-bidang lainnya.

Pemasaran adalah suatu sistem keseluruhan dari kegiatan-kegiatan bisnis

yang ditujukan untuk merencanakan, menentukan harga, mempromosikan, dan

mendistribusikan barang dan jasa yang memuaskan kebutuhan kepada pembeli

yang ada maupun pembeli potensial (Swasta dan Handoko, 2000: 14).

Secara definisi, pemasaran merupakan upaya identifikasi dan pemenuhan

kebutuhan sosial dan kemanusiaan. Definisi yang lebih jelas adalah upaya

pemenuhan kebutuhan sosial dan kemanusiaan secara menguntungkan. Marketing

juga dapat didefinisikan sebagai fungsi organisasi dan serangkaian proses

penciptaan, pengkomunikasian dan pendistribusian nilai (value) kepada konsumen

demi mengelola hubungan dengan konsumen dengan cara-cara yang

menguntungkan pihak perusahaan serta stakeholders (Kotler dan Keller, 2009:

(25)

penjualan produk dan berorientasi pada pasar saja, melainkan juga berorientasi

pada konsumen. Dalam proses pemasaran meliputi kerja penjual, pembeli,

mengenali kebutuhan mereka, merancang produk yang akan dipasarkan dengan

tepat, menentukan harga jual yang layak, mempromosikan produk tersebut,

menyalurkan dan sebagainya, ini merupakan kegiatan pokok pemasaran.

Pasar (market) didefinisikan sebagai tempat secara fisik yang menjadi

tempat bertemunya pembeli dan penjual untuk melakukan pembelian dan

penjualan barang. Kalangan ekonomi menyebutkan pasar sebagai kumpulan

pembeli dan penjual yang melakukan transaksi atas beberapa produk (Kotler dan

Keller, 2009: 48).

Sementara itu, manajemen perusahaan merupakan usaha untuk mencapai

keberhasilan suatu perusahaan, dimana kegiatan-kegiatan manajemen pemasaran

bertujuan menimbulkan pertukaran barang dan jasa atau benda-benda lainnya

yang dapat memenuhi kebutuhan konsumen. Pemasaran dalam suatu perusahaan

semakin penting perannya untuk mencapai sukses dalam usahanya, maka setiap

perusahaan menerapkan falsafah yang disebut dengan konsep pemasaran

(marketing concept). Konsep pemasaran dapat berbeda-beda, dipilih sesuai

kondisi dimana perusahaan tersebut berada (Kotler dan Amstrong, 1999: 9).

Ada beberapa hal yang mendasari konsep pemasaran, yaitu (Kotler dan

Amstrong, 1999: 10):

a. Sasaran perusahaan harus dapat mencapai volume penjualan yang dapat

(26)

b. Semua kegiatan pemasaran dari sebuah perusahaan harus

dikoordinasikan secara organisatoris.

c. Semua operasi perencanaan perusahaan harus berorientasi pada kepuasan

konsumen.

Sebagai falsafah bisnis, konsep pemasaran mempunyai tiga elemen pokok,

yaitu (Swasta dan Handoko, 2008: 17):

a. Orientasi konsumen/ pasar/ pembeli

Pada dasarnya, perusahaan yang ingin mempraktekkan orientasi

konsumen ini harus :

1) Menentukan kebutuhan pokok dari pembeli yang akan dilayani dan

dipenuhi

2) Menentukan kelompok pembeli tertentu yang akan dijadikan

sasaran penjualan

3) Menentukan produk yang dihasilkan dan program pemasarannya

4) Mengadakan penelitian pada konsumen untuk mengukur, menilai,

dan menafsirkan keinginan, sikap, serta perilaku mereka.

5) Menentukan dan melaksanakan strategi yang paling baik, apakah

menitikberatkan pada mutu yang tinggi, harga yang murah, atau

model yang menarik.

b. Volume penjualan yang menguntungkan

Merupakan tujuan dari konsep pemasaran, artinya laba itu dapat

(27)

dapat tumbuh dan berkembang, dapat menggunakan kemampuan yang

lebih besar, dapat memberikan tingkat kepuasan yang lebih besar pada

konsumen, serta dapat memperkuat kondisi perekonomian secara

keseluruhan.

c. Koordinasi dan integrasi seluruh bagian pemasaran

Dalam perusahaan perlu dilakukan koordinasi dan integrasi

keseluruhan bagian pemasaran untuk memberikan kepuasan konsumen.

Dan perlu dihindari adanya pertentangan di dalam perusahaan maupun

antara perusahaan dengan pasarnya.

2. Perilaku Konsumen

Dalam konsep pemasaran ada tiga elemen pokok yang harus diperhatikan

yaitu salah satunya harus berorientasi kepada konsumen. Dalam hal ini

perusahaan harus menentukan kebutuhan pokok dari pembeli yang akan dilayani,

mengukur, menilai, dan menafsirkan keinginan, sikap, serta perilaku konsumen.

Untuk kepentingan itu maka dibutuhkan pemahaman yang memadai tentang

perilaku konsumen. Perilaku konsumen (consumer behavior) adalah

kegiatan-kegiatan individu yang secara langsung terlibat dalam mendapatkan dan

mempergunakan barang-barang dan jasa-jasa, termasuk di dalamnya proses

pengambilan keputusan pada persiapan dan penentuan kegiatan-kegiatan tersebut.

Ada dua elemen penting dari arti perilaku konsumen (Swastha dan

Handoko, 2008: 10):

(28)

b. Kegiatan fisik, yang semua ini melibatkan individu dalam menilai,

mendapatkan dan mempergunakan barang-barang dan jasa-jasa

ekonomis.

3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Perilaku Konsumen

Tujuan kegiatan pemasaran adalah mempengaruhi konsumen agar bersedia

membeli barang-barang dan jasa-jasa perusahaan pada saat mereka membutuhkan.

Namun sebelum kegiatan pemasaran dilakukan, manajer pemasaran harus

memahami perilaku konsumen sehingga manajer dapat mengetahui kegiatan

pemasaran secara tepat serta kemudian mengidentifikasikannya ke dalam

segmentasi pasar.

Ada dua faktor utama yang mempengaruhi perilaku konsumen (Swastha

dan Handoko, 2008: 57):

a. Faktor Ekstern

Faktor ekstern yang mempengaruhi perilaku konsumen adalah :

1) Kebudayaan

Secara antropologis, kebudayaan adalah keseluruhan sistem

gagasan, tindakan dan hasil karya manusia dalam rangka kehidupan

bermasyarakat. Jadi kebudayaan itu mencakup keseluruhan yang

didapat atau dipelajari oleh manusia sebagai anggota masyarakat.

Oleh karena itu perilaku manusia sangat ditentukan oleh kebudayaan

yang melingkupinya, dan implikasinya akan berfluktuasi sesuai

(29)

2) Kelas Sosial

Kriteria yang dapat dipakai untuk mengklasifikasikan anggota

masyarakat kedalam kelas-kelas tertentu adalah kekayaan, kekuasaan

dan ilmu pengetahuan. Kelas sosial itu sendiri pada dasarnya dapat

dikelompokkan menjadi tiga golongan, yaitu :

a) Golongan atas, yang termasuk dalam kelas ini antara lain :

pejabat-pejabat tinggi dan penguasa-penguasa kaya.

b) Golongan menengah, yang termasuk dalam kelas ini antara lain

: karyawan instansi pemerintah dan penguasa menengah.

c) Golongan rendah, yang termasuk dalam kelas ini antara lain :

buruh pabrik, buruh tani, pegawai rendah dan pedagang kecil.

Manajer pemasaran perlu mengetahui kelas-kelas sosial dalam

masyarakat tersebut guna melayani konsumen secara tepat.

3) Kelompok sosial dan kelompok referensi

Keinginan manusia sebagai makhluk sosial adalah membentuk

kelompok, karena dengan demikian mereka akan dapat memenuhi

kebutuhannya. Dengan kelompok mereka dan berinteraksi dengan

sesama serta dengan alam sekelilingnya. Implikasi dari interaksi

tersebut akan membentuk struktur atau kelompok-kelompok sosial

yang menjadi ukuran seseorang untuk membentuk kepribadian dan

(30)

4)Keluarga

Dalam keluarga setiap anggota memiliki selera dan keinginan

yang berbeda. Oleh karena itu manajer pemasaran perlu mengetahui

secara tepat siapa yang bertindak sebagai pengambil inisiatif, penentu

dan siapa yang mempengaruhi keputusan untuk membeli. Hal yang

perlu diketahui adalah bahwa perilaku pembelian dari suatu keluarga

akan berfluktuasi sesuai dengan perkembangan tahap dalam siklus

kehidupan keluarga.

b. Faktor Intern

Faktor yang berpengaruh terhadap minat dari proses intern individu

adalah faktor psikologi. Faktor psikologis yang menjadi dasar perilaku

konsumen adalah:

1)Motivasi

Motivasi atau golongan dapat dikelompokkan menjadi dua yaitu :

motivasi fisiologis yang merupakan motivasi alamiah dan motivasi

psikologis yang terdiri dari motivasi kasih sayang, motivasi

mempertahankan diri dan motivasi memperkuat diri. Motivasi

pembelian primer dan selektif dengan motivasi pembelian rasional

dan emosional. Jadi manajer pemasaran dituntut untuk mengetahui

(31)

2)Pengamatan

Pengamatan diartikan sebagaimana konsumen secara sadar

menginterprestasikan aspek lingkungannya. Misalnya melihat,

mendengar, merasakan, menyentuh mencium dan lain-lain.

Terjadinya pengamatan dipengaruhi oleh pengalaman masa lampau

dan minat sekarang dari individu. Hasil dari pengamatan akan

membentuk pandangan tertentu terhadap suatu produk.

3)Belajar

Belajar adalah perubahan-perubahan dari perilaku, terjadi karena

adanya interaksi manusa dengan alam lingkungannya. Proses belajar

terhadap suatu pembelian terjadi apabila konsumen ingin memperoleh

dan menanggapi suatu kepuasan atau sebaliknya.

4)Kepribadian dan konsep diri

Kepribadian adalah faktor-faktor biologis, psikologis dan

sosiologis yang mendasari perilaku individu, yang meliputi :

a) Pengetahuan, yaitu unsur-unsur akal dan jiwa seseorang yang

nyata terkandung dalam otaknya.

b) Perasaan, yaitu keadaan secara sadar untuk menilai keadaan

positif atau negatif.

c) Dorongan naluri, yaitu kemauan yang sudah merupakan naluri

pada tiap makhluk manusia.

Faktor lain yang dapat menentukan minat konsumen adalah konsep

(32)

individu itu sendiri dalam kerangka kehidupannya dalam suatu

masyarakat yang menentukan. Termasuk konsep diri adalah

kejujuran, kekuatan, rasa humor, keadilan dan sebagainya.

5)Sikap

Sikap adalah keadaan seseorang yang mudah terpengaruh untuk

memberikan tanggapan terhadap rangsangan lingkungan yang dapat

memulai atau membimbing tingkah laku orang tersebut. Sikap ini

dilakukan konsumen berdasarkan pandangannya terhadap produk dan

proses belajar baik dari pengalaman ataupun dari yang lain. Sikap

konsumen dapat merupakan sikap positif ataupun negatif terhadap

produk-produk tertentu. Dengan mempelajari keadaan jiwa dan pola

pikir dari sikap seseorang diharapkan dapat menentukan perilaku

konsumen.

4. Periklanan

Periklanan juga merupakan alat yang digunakan oleh penjual dan pembeli,

serta setiap orang termasuk lembaga non laba. Atau dengan kata lain, periklanan

dapat dipandang sebagai kegiatan penawaran kepada suatu kelompok masyarakat

baik secara lisan ataupun dengan penglihatan (berupa berita), tentang suatu

produk, jasa atau ide. Berita yang disampaikan tersebut dinamakan iklan atau

advertensi (Swastha, 1995: 245).

Adapun fungsi periklanan dapat dijelaskan, sebagai berikut (Swastha,

(33)

a. Memberikan informasi

Periklanan menambah nilai pada suatu barang dengan memberi informasi

pada konsumen.

b. Membujuk/mempengaruhi

Periklanan yang sifatnya membujuk, terutama ditujukan pada pembeli

potensial, dengan menyatakan bahwa suatu produk jauh lebih baik, lebih

ekonomis daripada produk yang lain.

c. Menciptakan image/ kesan

Periklanan dapat menciptakan kesan tertentu tentang apa yang

diiklankan, melalui warna, ilustrasi, bentuk, dan layout yang menarik.

Dari segi lain, periklanan juga dapat menciptakan kesan untuk

melakukan pembelian secara rasional dan ekonomis.

d. Memuaskan keinginan

Periklanan merupakan suatu alat untuk mencapai tujuan, dan tujuan itu

sendiri berupa pertukaran yang saling menguntungkan.

e. Sebagai alat komunikasi

Periklanan merupakan alat untuk membuka komunikasi dua arah antara

penjual dan pembeli.

Tujuan periklanan yang terutama adalah menjual atau meningkatkan

penjualan barang, jasa atau ide. Dari segi lain, tujuan periklanan yang riil adalah

mengadakan komunikasi secara efektif. Adapun sasaran dalam periklanan adalah

masyarakat/pasar, bukan individu. Sehingga, secara umum dapat dikatakan bahwa

(34)

Beberapa tujuan lain dari periklanan adalah mendukung personal selling dan

kegiatan promosi yang lain, menarik langganan baru, memperkenalkan produk

baru, mencegah timbulnya barang tiruan, memperbaiki reputasi perusahaan, dan

lain-lain.

Dalam mengadakan periklanan, manajemen harus menetapkan media yang

akan digunakan. Komunikator akan mempertimbangkan beberapa faktor dalam

memilih media yang tepat bagi periklanannya. Faktor-faktor tersebut adalah

(Swastha, 1995: 246):

1. Kebiasaan-kebiasaan Pasar Sasaran, pasar sasaran yang terdiri dari para

remaja akan cenderung memperhatikan televisi dan radio sebagai media

komunikasinya sehingga bagi iklan yang ditujukan untuk para remaja akan

memilih televisi dan radio sebagai media periklanannya.

2. Sifat produk, sifat suatu produk akan mempengaruhi pemilihan media bagi

periklanan produk tersebut. Misalnya iklan untuk produk pakaian akan

cenderung memilih media televisi atau majalah sebagai media

periklanannya karena melalui media televisi atau majalah komunikator

dapat memvisualisasikan warna, model, dan lain-lain.

3. Tipe pesan, tipe pesan juga akan mempengaruhi pemilihan media.

Misalnya suatu pesan iklan dengan data teknis yang cukup banyak akan

mempergunakan surat kabar atau direct mailing sebagai media

periklanannya.

Dalam penyampaian suatu produk, iklan dapat menggunakan media yang

(35)

1) Media cetak

Yang termasuk dalam iklan media cetak ini antara lain adalah surat

kabar, majalah, brosur.

2) Media televisi

Iklan yang menggunakan media televisi akan sangat efektif untuk

keberhasilan iklan yang ditampilkan.

3) Media radio

Media iklan yang menggunakan radio ini, jangkauannya tidak akan luas

karena radio hanya mencakup wilayah yang sempit. Media radio juga

hanya didengar oleh kalangan tertentu saja.

5. Iklan Melalui Media Televisi

Upaya penyampaian suatu pesan komersial dari perusahaan (pemasar)

kepada konsumen dapat dilakukan melalui instrumen iklan di media televisi.

Dengan menggunakan jasa biro iklan serta stasiun televisi, perusahaan

mengkomunikasikan produknya kepada masyarakat. Luasnya daya jangkau yang

dimiliki televisi menjadikan komunikasi pemasaran melalui media ini dapat

dijangkau oleh masyarakat luas dari berbagai lapisan/ kalangan. Desain kreatif

yang dihasilkan oleh pihak biro iklan (endorser) dalam kemasan iklan di televisi

ini diharapkan sehingga dapat menarik perhatian masyarakat, dalam hal ini adalah

pemirsa televisi.

Konsumen kadang mencoba menghindar dari exposure pesan, namun jika

(36)

Pesan bisa diterima (message acceptance) bila pesan sukses mengkomunikasikan

benefit produk yang dianggap penting oleh segmen sasaran. Sebaliknya pesan

akan ditolak (message rejection) lantaran dianggap kurang kredibel atau pesan

tidak dipercaya. Bisa juga karena faktor-faktor di luar isi pesan dan lebih

merupakan cerminan sikap, pengalaman dan keyakinan konsumen (Sulaksana,

2003: 39).

Dalam hal materi iklan yang dikomunikasikan, pihak produsen dapat

mengkomunikasikan spesifikasi produk dan harga dalam satu narasi yang

sistematis dan jelas. Hal ini dimaksudkan agar komunikasi dapat diterima oleh

masyarakat dengan baik, untuk selanjutnya dapat memberikan respon positif.

Selain itu, pesan dalam iklan televisi juga seringkali diperkuat dengan

pemunculan tag line-tag line yang kreatif, sebagai upaya untuk memberikan satu

kesimpulan tentang materi/ pesan iklan yang disodorkan kepada masyarakat.

Pengiklan menginginkan konsumen mau membeli sebagai dampak

penerimaan iklan. Bila pesan diterima, mungkin akan terjadi pembelian. Namun

tidak menutup kemungkinan konsumen akan menolak dengan alasan-alasan lain.

Faktor harga, ketersediaan barang serta skala prioritas belanja konsumen dapat

menggagalkan terjadinya pembelian. Dalam hal ini pemasar membutuhkan

informasi tentang dampak komunikasi pemasaran serta iklan yang dilakukan

terhadap penjualan produknya. Evaluasi terhadap komunikasi pemasaran bisa

memberikan umpan balik bagi pemasar. Umpan balik langsung terjadi kalau

komunikasi pemasaran yang dilakukan berdampak langsung pada tindakan

(37)

6. Daya Tarik Pesan Iklan Rasional

Terdapat beberapa tipe pesan iklan yang ditampilkan untuk menimbulkan

daya tarik rasional, sehingga mendapat perhatian dari konsumen, yang selanjutnya

konsumen memproses pesan tersebut. Berikut ini beberapa jenis tipe penampilan

iklan untuk menimbulkan daya tarik rasional (Sutisna, 2001: 278):

1. Faktual

Daya tarik tipe ini umumnya berhubungan dengan pengambilan keputusan

high involvement, yaitu penerima pesan dimotivasi untuk dapat memproses

informasi. Iklan yang menampilkan sisi manfaat produk dan keunggulan

produk sekaligus menampilkan argumentasi yang masuk akal, termasuk ke

dalam daya tarik faktual. Dengan demikian berarti iklan seharusnya dirancang

sedemikian rupa agar konsumen secara rasional tertarik dengan pesan iklan

yang disampaikan.

2. Potongan Kehidupan (slice of life)

Pesan iklan menampilkan potongan kehidupan sangat banyak ditampilkan

di televisi. Penonton disuguhkan pesan iklan dalam bentuk kegiatan

sehari-hari yang sering dialami oleh banyak orang. Misalnya iklan yang

menampilkan kegiatan ibu-ibu dalam mencuci pakaian. Produk sabun cuci

detergen menampilkan bagaimana aktivitas ibu-ibu dalam mencuci pakaian

kotor dan masalah-masalah yang dihadapi dalam kegiatan mencuci tersebut.

Pada penampilan iklan tersebut juga akhirnya disampaikan solusi yang paling

tepat untuk menyelesaikan masalah mencuci pakaian kotor. Pengaruh yang

(38)

proses peniruan perilaku dari penonton. Pemasar mengharap konsumen

berkata seperti ini: “Orang itu (bintang iklan) seperti saya, karena saya

mempunyai masalah yang sama dengan dia. Dia menggunakan merek sabun

cuci Rinso, saya juga akan menggunakan merek yang sama”. Penggunaan

potongan kehidupan juga bisa dipadukan dengan penggunaan opinion leader.

Dalam hal ini yang berfungsi sebagai opinion leader adalah ibu-ibu rumah

tangga yang sering sehari-harinya berhadapan dengan cucian pakaian kotor.

3. Demonstrasi

Teknik yang hampir sama yang digunakan untuk menyelesaikan masalah

yang sering dihadapi konsumen yaitu demonstrasi. Pesan iklan yang

ditampilkan menggambarkan kemampuan produk secara instrumental mampu

menyelesaikan masalah. Produk obat sakit kapala, pembersih lantai,

penghilang kotor, penghilang ketombe, pelangsing tubuh merupakan produk

yang sering menggunakan teknik demonstrasi dalam menampilkan pesan

iklannya. Iklan obat sakit kepala menampilkan pesan bahwa merek X mampu

menyembuhkan sakit kepala dengan cepat, pembersih lantai merek Y mampu

membersihkan, mengharumkan, dan membasmi kuman di lantai rumah, dan

sebagainya.

4. Iklan perbandingan (Comparative advertising)

Iklan perbandingan adalah iklan yang berusaha membandingkan

keunggulan produk yang ditawarkan dengan produk lain sejenis. Pemasar

berusaha meyakinkan konsumen bahwa produk yang ditawarkan lebih baik

(39)

Lihat saja misalnya iklan pencuci wajah dengan jargon “ngapain repot-repot,

cukup satu langkah saja,: yang kemudian dibalas dengan pesaingnya dengan

“dua langkah tetap lebih baik”. Contoh lain misalnya kampanye iklan lifebuoy

“membasmi kuman lebih banyak”. Iklan perbandingan bukan saja

menampilkan keunggulan produk dari kemampuan teknis produk itu

menyelesaikan masalah konsumen, tapi juga menampilkan keunggulan harga

dan penghematan. Misalnya iklan Attack yang membandingkan bahwa

walaupun harganya lebih mahal tapi sebenarnya lebih murah karena irit dalam

penggunaannya.

B. Hipotesis Penelitian

Berdasarkan permasalahan yang dikaji dalam penelitian ini, maka rumusan

hipotesis penelitian ditetapkan, sebagai berikut:

1. Sikap terhadap iklan produk susu L-Men di televisi

Pada dasarnya iklan merupakan media yang digunakan untuk

memberikan informasi kepada masyarakat tentang keberadaan suatu produk

dengan spesifikasi teknis serta manfaatnya. Demikian juga halnya dengan

iklan produk susu L-Men yang ditayangkan melalui di televisi. Iklan ini

dimaksudkan untuk memberikan kesadaran masyarakat akan keberadaan

produk susu bermerek L-Men, selanjutnya masyarakat dapat memahami

aspek kandungan gizi serta manfaat produk tersebut. Iklan ini ditayangkan

dengan visualisasi menggunakan bintang iklan yang dianggap dapat

(40)

Kombinasi isi pesan iklan serta visualisasi bintang iklan diharapkan dapat

membentuk sikap positif masyarakat terhadap iklan produk susu L-Men di

televisi. Oleh sebab itu, hipotesis pertama dapat dinyatakan, sebagai berikut:

H1 = Sikap konsumen terhadap iklan produk susu L-Men di

televisi adalah positif.

Visualisasi yang digunakan dalam iklan susu L-Men di televisi secara

jelas berupaya mengkomunikasikan ide tentang tubuh ideal. Sebagaimana

ditayangkan dalam iklannya, bagian kreatif iklan L-Men berupaya

membentuk persepsi masyarakat tentang batasan tubuh ideal adalah tubuh

yang memiliki proporsi tinggi dan berat ideal serta didukung oleh otot yang

padat berisi. Bagian kreatif iklan juga menyampaikan gagasan tentang upaya

untuk merealisasikan konsep tubuh ideal tersebut selain melalui olah raga

juga perlu didukung oleh konsumsi suplemen yang tepat dan salah satunya

adalah susu L-Men. Oleh sebab itu, hipotesis kedua dapat dinyatakan,

sebagai berikut:

H2 = Sikap terhadap iklan L-Men berpengaruh pada konsep

tubuh ideal konsumen.

Masyarakat dengan karakteristik yang beragam akan menghasilkan

persepsi yang tidak sama terhadap iklan susu L-Men di televisi. Usia

menjadi salah satu faktor yang dianggap dapat memberikan perbedaan

persepsi terhadap iklan susu L-Men di televisi. Hal ini dilatarbelakangi oleh

(41)

memiliki orientasi untuk memiliki tubuh ideal yang tidak sama dengan

orientasi yang dimiliki oleh orang dewasa.

Status pernikahan seseorang akan cenderung menurunkan minat dan

motivasi seseorang pada hal-hal yang berorientasi pada penampilan fisik,

sebagaimana layaknya dialami oleh orang-orang yang belum menikah. Hal

ini dilatar belakangi oleh adanya realitas orang-orang dengan status single

yang masih cenderung memiliki kepentingan memiliki tubuh ideal guna

meningkatkan pesona fisik. Oleh sebab itu, hipotesis ketiga dapat

dinyatakan, sebagai berikut:

H3 = Pengaruh sikap terhadap iklan L-Men terhadap konsep

tubuh ideal konsumen pada kelompok yang belum menikah

adalah lebih besar dibandingkan pada kelompok yang

(42)

23 BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Dalam penelitian ini, penelitian yang dipakai penulis adalah studi kasus,

yang dimaksud studi kasus dibawah ini dalam penelitian yang dilakukan terhadap

suatu objek tertentu sehingga hasil penelitian ini hanya berlaku bagi objek yang

diteliti dan tidak berlaku bagi perusahaan lain atau objek lain.

B. Lokasi dan Waktu penelitian

Penelitian ini dilakukan di tempat fitness Center Dian Raga dan Fitness

Center Vens dan dilaksanakan pada bulan Mei 2010.

C. Subjek dan Objek Penelitian

1. Subjek Penelitian

Subjek penelitian adalah orang-orang yang terlibat dalam

penelitian dalam hal ini mereka yang bertindak sebagai pemberi

informasi yang berhubungan dengan penelitian yang dilakukan. Dalam

hal ini adalah para pria yang melakukan kegiatan fitness dan yang

pernah melihat iklan produk susu L-Men di televisi.

2. Obyek Penelitian

Obyek penelitian adalah sesuatu yang menjadi pokok pembicaraan

(43)

D. Variabel Penelitian

Variabel penelitian adalah segala sesuatu yang dapat dijadikan obyek

penelitian atau faktor-faktor yang berperan dalam peristiwa atau gjala yang

diteliti sesuai dengan perumusan masalah. Dalam penelitian ini, variabel

penelitian dapat dijelaskan, sebagai berikut:

1. Karakteristik pemirsa televisi

Variabel ini menggambarkan karakteristik pemirsa televisi yang

dapat dibagi ke dalam sub variabel, sebagai berikut:

a. Usia

b. Status Pernikahan

2. Sikap konsumen

Sikap ini merupakan keadaan seseorang yang mudah terpengaruh

untuk memberikan tanggapan terhadap rangsangan lingkungan yang dapat

memulai atau membimbing tingkah laku orang tersebut. Sikap ini

dilakukan konsumen berdasarkan pandangannya terhadap produk dan

proses belajar baik dari pengalaman ataupun dari yang lain. Sikap

konsumen dapat merupakan sikap positif ataupun negatif terhadap

produk-produk tertentu. Dalam penelitian ini, variabel ini menggambarkan

penilaian pemirsa televisi terhadap iklan produk L-Men yang dapat

diidentifikasi, sebagai berikut:

a. Saya suka iklan L-Men

(44)

c. Iklan L-Men memberikan inspirasi bagi saya

d. Saya percaya terhadap iklan L-Men

e. Informasi yang disampaikan dapat diterima dengan jelas oleh pemirsa

iklan

f. Klaim akan kualitas produk dapat dipertanggungjawabkan

3. Konsep tubuh ideal

Persepsi akan konsep tubuh ideal ini menggambarkan perubahan

wawasan dan pemahaman pemirsa televisi tentang konsep tubuh ideal

setelah menyaksikan iklan L-Men. Adapun konsep tubuh ideal yang

dicitrakan oleh iklan L-Men adalah:

a. Bentuk perut six pack

b. Tubuh lebih berotot

c. Tubuh lebih padat dan berisi

d. Proporsionalitas bentuk tubuh

E. Jenis Data

Data primer merupakan data yang didapat dari sumber pertama baik dari

individu atau perorangan seperti hasil dari pengisian kuesioner oleh responden

(Husein Umar, 1997:43) dalam hal ini konsumen yang pernah melihat iklan

produk susu L-Men di televisi.

Metode pengumpulan data yang digunakan oleh penulis adalah sebagai

(45)

1. Kuesioner

Kuesioner dibagikan kepada responden yang akan diteliti untuk

mengadakan penelitian. Adapun kuesioner yang penulis susun terdiri dari

dua bagian, yaitu :

- Bagian I terdiri dari 5 pertanyaan yang berhubungan tentang profil

konsumen.

- Bagian II terdiri dari 6 pertanyaan yang berhubungan dengan sikap

konsumen terhadap iklan yang diteliti.

- Bagian III terdiri dari 9 pertanyaan yang berhubungan dengan

konsep tubuh ideal.

2. Studi Dokumentasi

Data sekunder yang diperoleh dari luar sumber utama, yaitu

artikel-artikel dari majalah, koran, brosur, internet dan bacaan lainnya yang

berhubungan dengan iklan produk susu L-Men.

F. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Populasi adalah keseluruhan dari kumpulan elemen yang memiliki

sejumlah karakteristik umum, yang terdiri dari bidang-bidang untuk diteliti

(Widayat dan Amirullah, 2002: 52). Dengan demikian populasi merupakan

seluruh kumpulan elemen yang dapat digunakan untuk membuat beberapa

kesimpulan. Dalam penelitian ini yang menjadi populasi adalah para pria

(46)

2. Sampel

Sampel adalah bagian yang akan diteliti atau suatu sekelompok dari

populasi yang dipilih dalam penelitian (Widayat dan Amirullah, 2002: 52).

Dalam penelitian ini digunakan 100 orang responden sebagai sampel yang

dipilih.

3. Teknik Sampling

Penelitian ini menggunakan metode purposive sampling yang

merupakan salah satu metode dari non probability sampling. Purposive

sampling adalah teknik pengambilan sampel yang dipilih berdasarkan

penilaian atau pandangan dari peneliti berdasarkan tujuan dan maksud

penelitian. Dalam hal ini, sampel dipilih menurut kriteria tertentu yang

ditetapkan oleh peneliti. Adapun kriteria sampel yang digunakan dalam

penelitian ini adalah orang yang pernah melihat iklan produk susu L-Men

di media televisi dan berusia 16 tahun ke atas.

G. Teknik Pengujian Instrumen

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer. Data primer

merupakan sumber data penelitian yang diperoleh secara langsung dari sumber

aslinya (Indriantoro, 1999). Data dikumpulkan dengan metode survei. Metode

survei merupakan metode pengumpulan data primer yang menggunakan

pertanyaan lisan atau tertulis (Indriantoro, 1999). Teknik pengumpulan data

(47)

Dalam penelitian ini menggunakan kuesioner yaitu, pengumpulan data dengan

memberikan daftar pertanyaan yang sudah ada alternatif jawaban kepada

responden. Untuk mengukur kevalidan dan keandalannya dilakukan pengujian

terlebih dahulu. Adapun alat pengujian tersebut meliputi :

1. Uji Validitas

Yaitu tingkat ketepatan penggunaan alat pengukur terhadap suatu

gejala untuk menguji tingkat validitas masing-masing item pada kuesioner

dengan menggunakan teknik korelasi “Produk Moment” yang rumusannya

sebagai berikut : (Sutrisno, 2001:23)

rxy =

rxy = Korelasi moment tengkar

Y = Nilai total item

X = Nilai item

N = Banyak item

Apabila nilai r hitung yang diperolah dari hasil perhitungan leih besar dari

r tabel, maka berarti ada korelasi yang nyata antara kedua variasi tersebut

dan dapat dikatakan alat pengukur yang digunakan valid. Tetapi apabila

nilai r hitung yang diperoleh lebih kecil dari r tabel maka alat pengukur

(48)

2. Uji Reliabilitas

Menurut Kountour (2003:156) suatu instrumen penelitian disebut

reliabel apabila instrumen tersebut konsisten dalam memberikan penilaian

atas apa yang diukur, jika hasil penilaian yang diberikan oleh instrumen

tersebut konsisten memberikan jaminan bahwa bahwa instrumen tersebut

dapat dipercaya.

Uji reliabilitas dalam penelitian ini menggunakan Cronbach’s Alpha

( ) yaitu teknik pengujian reliabilitas suatu test atau angket yang

jawabannya atau tanggapannya berupa pilihan. Pilihannya dapat terdiri

dari dua pilihan atau lebih (Kountour, 2003:158).

Cronbach’s Alpha dapat diperoleh dari rumus sebagai berikut

(Kountour, 2003:158) :

Rumus :

Keterangan :

= Cronbach’s Alpha

(49)

= variance dari pertanyaan

= variance dari skor

Jika nilai Cronbach’s Alpha masing-masing variabel > 0,650,maka

kuesioner memenuhi syarat reliabilitas

H. Teknik Analisis Data

1. Analisis Presentase

Analisis ini digunakan untuk mengetahui karakteristik konsumen

ditinjau dari usia, status tempat tinggal, uang saku dan jumlah produk

yang dikonsumsi. Rumus presentase dari Supramono dan Sugiarto

(1992: 35), adalah sebagai berikut:

A + B % = X B A

A

+ 100 %

Keterangan :

A = Jumlah responden yang menjawab.

A + B = Total responden.

(50)

( )

(

)

( )(

)

2. Analisis Regresi Linier Sederhana

Analisis ini digunakan untuk menjawab rumusan masalah yang

kedua, yaitu Iklan produk susu L-Men di televisi mempengaruhi konsep

tubuh ideal yang dimiliki oleh konsumen. Rumus dari analisis regresi

linier sederhana adalah :

Y = a + bX + e

Nilai a dihitung dengan rumus:

Nilai b dihitung dengan rumus:

Keterangan :

Y = Variabel terikat (persepsi akan konsep tubuh ideal)

X = Variabel bebas (sikap terhadap iklan produk susu L-Men)

a = Konstanta

b = Koefisien regresi variabel bebas

Analisis regresi linear sederhana di atas juga digunakan untuk menjawab

rumusan masalah yang ketiga, yaitu Iklan produk susu L-Men di televisi

mempengaruhi konsep tubuh ideal yang dimiliki oleh konsumen dengan

(51)

3. Analisis Regresi Linier Sederhana dengan Variabel Moderator

Analisis ini digunakan untuk menjawab rumusan masalah yang

ketiga, yaitu Iklan produk susu L-Men di televisi mempengaruhi konsep

tubuh ideal yang dimiliki oleh konsumen dengan karakteristik konsumen

sebagai variabel moderator. Rumus dari analisis regresi linier sederhana

dengan variabel moderator adalah :

Y = a + b1X1 + b2X2 + b3 X1X2 + e

Keterangan :

Y = Variabel terikat (persepsi akan konsep tubuh ideal)

X1 = Variabel bebas (sikap terhadap iklan produk susu L-Men)

X2 = Variabel moderator (karakteristik konsumen)

a = Konstanta

b1 = Koefisien regresi variabel bebas

b2 = Koefisien regresi variabel moderator

b3 = Koefisien regresi untuk interaksi antara variabel

bebas dengan variabel moderator

(52)

33 BAB IV

GAMBARAN UMUM OBYEK PENELITIAN

A. Sejarah Perusahaan

Berdiri sejak tahun 1979, Nutrifood memproduksi dan memasarkan berbagai

produk makanan dan minuman kesehatan berkualitas internasional dengan

berbagai merek terkemuka. Kantor pusat kami berada di Jakarta, dengan jaringan

distribusi yang menjangkau lebih dari tiga puluh negara di dunia.

Nutrifood adalah perusahaan yang secara inovatif menginspirasi dan

membantu setiap individu untuk mencapai keseimbangan hidup dengan

menjalankan pola hidup sehat yang menyenangkan dan memperhatikan asupan

nutrisi sehingga dapat menikmati hidup sehat lebih lama. Kegiatan perusahaan

didukung oleh tiga pilar:

1. Produk dan layanan berkualitas

Nutrifood secara inovatif menyediakan produk dan layanan premium yang

bermutu tinggi, memberi kemudahan dan menyenangkan, serta efektif

berdasarkan pendekatan ilmiah.

2. Manajemen yang profesional

Nutrifood didukung oleh tim ahli yang profesional serta memiliki

komitmen tinggi, berpengalaman dan inovatif dalam memaksimalkan

(53)

3. Program yang melibatkan pemangku kepentingan

Nutrifood secara inovatif dan proaktif melakukan edukasi dan promosi

gaya hidup sehat dan bernutrisi yang melibatkan pemangku kepentingan

utama (Key stakeholders).

Selama tiga dasawarsa Nutrifood terus berusaha untuk menginspirasi pola

hidup sehat, sesuai dengan misi “Inspiring a Nutritious Life”. Melalui

merek-merek ternamanya, Nutrifood selalu melakukan berbagai inovasi untuk

memberikan solusi terbaik kepada konsumen untuk menikmati hidup sehat lebih

lama dengan cara yang menyenangkan.

Dalam kampanye produknya, Nutrifood berupaya menyampaikan pesan

bahwa dengan memiliki pola gizi seimbang kualitas hidup dapat meningkat. Pola

hidup sehat bisa didapatkan melalui keseimbangan tiga pilar yaitu makanan

bergizi dengan jumlah dan kualitas yang baik, aktivitas olahraga yang teratur, dan

istirahat yang cukup.

Dalam kaitannya dengan distribusi produknya, Nutrifood menerapkan

jaringan distribusi yang efektif untuk menjangkau konsumen, baik untuk konteks

lokal maupun internasional. Nutrifood juga menjalin kerjasama yang saling

menguntungkan, baik dengan mitra distributor lokal maupun internasional, untuk

mempermudah akses konsumen dalam mendapatkan produk-produk dari

Nutrifood melalui volume ketersediaan produk di pasar yang efektif dan efisien.

Dalam konteks global, Nutrifood bertujuan untuk menginspirasi masyarakat

(54)

berkualitas. Untuk menjangkau konsumen internasional, Nutrifood bersama BE

GLOBAL FOOD FZCO, telah mendistribusikan produk-produk kami ke lebih

dari 30 negara di dunia seperti Uni Emirat Arab, Kuwait, Filipina, Saudi Arabia,

Vietnam, Nigeria, Croatia, Slovenia, Egypt, Maldives, Fiji, Australia, dan

sebagainya.

Sementara di tingkat lokal, Nutrifood telah mendistribusikan

produk-produknya ke seluruh Indonesia. Sebagai bentuk komitmen kepada konsumen,

Nutrifood menjamin ketersediaan produk-produknya di semua toko dengan tujuan

untuk untuk mempermudah akses konsumen dalam mendapatkan produk-produk

dari Nutrifood tersebut. Produk-produk Nutrifood telah didistribusikan baik

melalui jaringan distribusi milik sendiri, maupun melalui kerjasama dengan mitra

distributor lokal di seluruh Indonesia yang merupakan hubungan bersifat jangka

panjang, berdasarkan praktik bisnis dan profesionalisme yang saling

menguntungkan. Jaringan distribusi kami telah membantu menyebarkan

produk-produk kami ke seluruh Indonesia, untuk menginspirasi Indonesia dalam

menjalankan pola hidup sehat dan memiliki kualitas hidup yang lebih baik.

Dalam menjalankan komunikasi dan interaksi dengan masyarakat dan

pihak-pihak yang terkait dengan perusahaan, PT Nutrifood Indonesia memiliki alamat di

Jl. Rawabali II, No. 3 Pulogadung Industrial Estate Jakarta 13920, Indonesia,

Telp: 021- 460 4070 (Operator)/ 021 – 468 22211 (Customer Relation Center)

(55)

B. Produk L-Men

Melalui rangkaian produknya yang inovatif, L-Men memberikan solusi

berupa nutrisi yang efektif dan praktis dengan kualitas internasional bagi pria aktif

dalam usaha untuk meraih penampilan tubuh yang ideal dan sehat secara alami.

Gambar 4.1.

Aneka Produk denganBrandL-Men

Berikut ini disajikan deskripsi dua produk L-Men yang cukup familiar, yaitu

L-Men Hi Protein 2 GO dan L-Men Hi Protein Egg.

1. L-Men Hi Protein 2 GO

1 Gambar 4.2.

Gambar Kemasan Produk L-Men Hi Protein 2 GO

Produk ini dipasarkan dengan harga Rp 118.800. Produk ini dilengkapi

(56)

o Tinggi prote

n kasein membantu pembentukkan otot yang maksi

ne berfungsi untuk meningkatkan metabolisme

r lemak menjadi energi

erfungsi mencegah penguraian otot akibat lati

bat rasa lelah, dan membantu sintesa L-Glutami

ine berfungsi untuk meningkatkan imunitas

ambahan gula

ormasi nilai gizi dari produk ini dapat dideskr

Tabel 4.1.

bel Nilai Gizi Produk L-Men Hi Protein 2 GO

si sempurna antara

aksimal

sme tubuh dengan

atihan yang berat,

mine

skripsikan, sebagai

(57)

Adapun cara m

a mengkonsumsi produk ini adalah dengan m

O sebanyak 2 kali dalam sehari. Bila pada ha

nit –1 jam sebelum dan sesudah berolahraga. B

ap dikonsumsi dua kali sehari pada pagi dan sor

vitas promosinya, produk ini dipasarkan denga

tarik bagi konsumen, melalui:

ount10%.Harga sebelum discount: Rp 132.000

 untuk ditukar dengan exclusive merchandise L-Me

contoh promosi yang dilakukan di media ceta

in 2 GO.

Gambar 4.3.

omosi Produk L-Men Hi Protein 2 GO di Medi

n meminum L-Men

hari berolahraga,

(58)

2. L-Men Hi Protein Egg

1 Gambar 4.4.

Gambar Kemasan Produk L-Men Hi Protein Egg

Produk ini dipasarkan dengan harga Rp 521.400. Produk ini dilengkapi

dengan komposisi, sebagai berikut:

o Hi Protein Meal Package merupakan makanan tinggi protein untuk

melengkapi kebutuhan nutrisi harian Anda. Terdiri dari 12 pcs L-Men Hi

Protein Egg dan 6 pcs L-Men Amino Bar

o L-Men Hi Protein Egg merupakan protein telur instan yang setara

dengan sembilan putih telur ayam kampung

o L-Men Amino Bar merupakan makanan tinggi protein dan tinggi serat

(59)

Adapun informasi nilai gizi dari produk ini dapat dideskripsikan, sebagai

berikut:

Tabel 4.2.

Tabel Nilai Gizi Produk L-Men Hi Protein Egg

Cara Penyajiannya Men Hi Protein Egg dengan melarutkan 1 sachet

L-Men Hi Protein Egg ke dalam 100 ml air suhu normal dengan tiga cara, yaitu:

 Microwave selama 1 menit

 Goreng tanpa minyak di wajan anti lengket 3-5 menit

(60)

41 BAB V

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Uji Instrumen Penelitian

Uji instrumen penelitian yang dilakukan meliputi uji validitas dan

reliabilitas. Sebuah instrumen dikatakan valid jika mampu mengukur apa yang

hendak diukur dari variabel yang diteliti. Teknik yang digunakan untuk uji

validitas ini adalah korelasi product moment dari Pearson dengan tingkat

kepercayaan 95% ( = 0,05) dilakukan dengan cara mengkorelasikan skor

masing-masing item dengan skor totalnya. Sementara instrumen dikatakan

mempunyai reliabilitas apabila instrumen cukup dapat dipercaya untuk digunakan

sebagai alat pengumpul data karena instrumen itu sudah baik.

Tabel 5.1

Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen Variabel Sikap pada Iklan L-Men

Butir ritem-total rtabel Status Nilai Alpha Status

(61)

Tabel 5.2

Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen Variabel Persepsi Akan Konsep Tubuh Ideal

Butir ritem-total rtabel Status Nilai Alpha Status

Butir 7 0,417 0,361 Valid 0,851 Reliabel Butir 8 0,461 0,361 Valid 0,846 Reliabel Butir 9 0,530 0,361 Valid 0,842 Reliabel Butir 10 0,441 0,361 Valid 0,847 Reliabel Butir 11 0,675 0,361 Valid 0,833 Reliabel Butir 12 0,572 0,361 Valid 0,841 Reliabel Butir 13 0,485 0,361 Valid 0,845 Reliabel Butir 14 0,431 0,361 Valid 0,848 Reliabel Butir 15 0,424 0,361 Valid 0,848 Reliabel Sumber: data primer, diolah

Interpretasi hasil uji validitas dilakukan dengan melihat nilai korelasi antara

skor butir dengan skor total. Pada tabel 5.1 dan 5.2 di atas, dalam kolom korelasi

diketahui nilai korelasi masing-masing butir pertanyaan yang diuji. Jika nilai

korelasi suatu butir (r item-total) > r tabel, maka dapat disimpulkan bahwa butir

tersebut adalah valid. Sebaliknya jika nilai korelasi suatu butir (r item-total) < r tabel,

maka disimpulkan bahwa butir tersebut tidak valid (dinyatakan gugur). Tabel 5.1

dan 5.2 di atas menunjukkan bahwa seluruh butir pertanyaan memiliki nilai

korelasi (r item-total) > r tabel, sehingga dapat disimpulkan bahwa butir secara

keseluruhan adalah valid.

Sementara itu, interpretasi hasil uji reliabilitas dilakukan dengan melihat

nilai alpha. Jika nilai alpha suatu instrumen kuesioner > 0,6, maka dapat

disimpulkan bahwa instrumen kuesioner tersebut adalah reliabel. Sebaliknya jika

nilai alpha suatu butir < 0,6, maka disimpulkan bahwa instrumen kuesioner

(62)

pertanyaan yang ada sebagaimana pada tabel 5.1 dan 5.2 di atas, diketahui bahwa

nilai alpha secara keseluruhan > 0,6, sehingga dapat disimpulkan bahwa

instrumen kuesioner tersebut adalah reliabel.

B. Analisis Hasil Penelitian

1) Deskripsi Responden

Karakteristik responden dalam penelitian ini dapat dijelaskan dari

usia, pendidikan terakhir, pekerjaan, status pernikahan dan pengalaman

mengikutifitness.

Tabel 5.3

Karakteristik Usia Responden

Kategori Usia Jumlah %

< 17 tahun 2 2,0

> 17–20 tahun 32 32,0 > 20–30 tahun 66 66,0

> 30 tahun 0 0

Total 100 100

Sumber : Data Primer, diolah

Tabel di atas menunjukkan bahwa responden yang terlibat dalam

penelitian ini ada sebanyak 100 orang dengan karakteristik usia yang

didominasi oleh responden berusia lebih dari 20 – 30 tahun, sebanyak

(63)

Tabel 5.4

Sumber : Data Primer, diolah

Tabel di atas menunjukkan bahwa responden yang terlibat dalam

penelitian ini ada sebanyak 100 orang dengan karakteristik Pendidikan

terakhir yang didominasi oleh responden dengan pendidikan SMA,

sebanyak 55%.

Sumber : Data Primer, diolah

Tabel di atas menunjukkan bahwa responden yang terlibat dalam

penelitian ini ada sebanyak 100 orang dengan karakteristik pekerjaan

yang didominasi oleh responden dengan pekerjaan sebagai pelajar/

(64)

Tabel 5.6

Karakteristik Status Pernikahan Responden

Status Jumlah %

Menikah 6 6,0

Belum Menikah 94 94,0

Total 100 100

Sumber : Data Primer, diolah

Tabel di atas menunjukkan bahwa responden yang terlibat dalam

penelitian ini ada sebanyak 100 orang dengan karakteristik status

pernikahan yang didominasi oleh responden dengan status belum

menikah, sebanyak 94%.

Tabel 5.7

Karakteristik Pengalaman Berfitness

Keterangan Jumlah %

Pernah 58 58,0

Tidak Pernah 42 42,0

Total 100 100

Sumber : Data Primer, diolah

Tabel di atas menunjukkan bahwa responden yang terlibat dalam

penelitian ini ada sebanyak 100 orang dengan karakteristik pengalaman

mengikuti fitness yang didominasi oleh responden yang pernah

(65)

2) Analisis Data

a. Deskripsi Sikap Responden Terhadap Iklan L-Men

Berikut ini disajikan deskripsi sikap responden terhadap iklan

L-Men.

Tabel 5.8 Tanggapan Responden

Tentang Ketertarikan pada Iklan L-Men

Jawaban Jumlah Prosentase (%)

Sangat setuju 27 27,0

Setuju 57 57,0

Ragu-ragu 8 8,0

Tidak setuju 6 6,0

Sangat tidak setuju 2 2,0

Total 100 100

Rata-rata 4,01

Sumber : Data Primer, diolah

Tabel di atas menunjukkan tanggapan responden tentang

ketertarikan pada iklan L-Men, dimana diketahui mayoritas

responden sebanyak 57% memberikan penilaian setuju bahwa

responden menyukai iklan L-Men. Hal ini juga ditegaskan oleh

nilai rata-rata persepsi sebesar 4,01 dari skala 1–5.

Tabel 5.9 Tanggapan Responden

Tentang Dukungan pada Iklan L-Men

Jawaban Jumlah Prosentase (%)

Sangat setuju 22 22,0

Setuju 52 52,0

Ragu-ragu 22 22,0

Tidak setuju 4 4,0

Sangat tidak setuju 0 0

Total 100 100

Rata-rata 3,92

(66)

Tabel di atas menunjukkan tanggapan responden tentang

dukungan pada iklan L-Men, dimana diketahui mayoritas

responden sebanyak 52% memberikan penilaian setuju bahwa

responden mendukung iklan L-Men. Hal ini juga ditegaskan oleh

nilai rata-rata persepsi sebesar 3,92 dari skala 1–5. Tabel 5.10

Tanggapan Responden

Tentang Kemampuan Inspiratif Iklan L-Men

Jawaban Jumlah Prosentase (%)

Sangat setuju 24 24,0

Setuju 36 36,0

Ragu-ragu 28 28,0

Tidak setuju 12 12,0

Sangat tidak setuju 0 0

Total 100 100

Rata-rata 3,72

Sumber : Data Primer, diolah

Tabel di atas menunjukkan tanggapan responden tentang iklan

L-Men, dimana diketahui mayoritas responden sebanyak 36%

memberikan penilaian setuju bahwa bintang iklan L-Men mampu

memberi inspirasi bagi pemirsa iklan tersebut. Hal ini ditegaskan

oleh nilai rata-rata persepsi sebesar 3,72 dari skala 1–5. Tabel 5.11

Tanggapan Responden

Tentang Kepercayaan Terhadap Iklan L-Men

Jawaban Jumlah Prosentase (%)

Sangat setuju 11 11,0

Setuju 26 26,0

Ragu-ragu 51 51,0

Tidak setuju 8 8,0

Sangat tidak setuju 4 4,0

Total 100 100

Rata-rata 3,32

Gambar

Gambar 4.1. Aneka Produk dengan Brand L-Men .......................................
Aneka Produk denganGambar 4.1. Brand L-Men
Tabel 4.1.Tabelbel  Nilai Gizi Produk L-Men Hi Protein 2 GO
Gambar 4.3.Gambar Promomosi Produk L-Men Hi Protein 2 GO di Medi
+7

Referensi

Dokumen terkait

[r]

Jadi, responden cenderung akan mengadopsi sesuatu atau menampilkan suatu perilaku, atau dalam hal ini adalah follow akun twitter radio di Surabaya adalah karena responden

Ketinggian tempat, dapat tumbuh dengan baik di daerah tropis pada dataran tinggi maupun dataran rendah.. 41 Bunga Asoka Sarca Indica

the eight grade of class B was the experimental class that was taught through cloth boards as a medium and the eighth grade of class C was control class that was taught

Dalam hal penerima faedah atau pihak yang ditunjuk lebih dari satu orang maka. pihak perusahaan tidak bertanggung jawab terhadap bagian

dalam buku 'Arabiyyah li al-Nasyi'in , Jilid 3. Membaca dengan Nada dan Intonasi Dialog 2. Penguasaan dan Pengembangan Kosa Kata 3. Analisis Uslub dan Struktur Kalimat. VII) TEKS:

“ Pendidikan nasional berfungsi mengem- bangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa,

Pertumbuhan serat pada lapisan ZnPc terjadi pada saat partikel uap ZnPc terdeposit di atas lapisan ZnPc awal (lapisan yang bebatasan dengan permukaan polistiren