• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis pengaruh persepsi konsumen tentang kualitas produk dan harga produk terhadap minat beli : studi kasus pada penghuni kost konsumen Pond`s Moisturizer di Dusun Mrican dan Dusun Papringan, Kelurahan Caturtunggal, Kecamatan Depok, Kabupaten Sleman, Y

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "Analisis pengaruh persepsi konsumen tentang kualitas produk dan harga produk terhadap minat beli : studi kasus pada penghuni kost konsumen Pond`s Moisturizer di Dusun Mrican dan Dusun Papringan, Kelurahan Caturtunggal, Kecamatan Depok, Kabupaten Sleman, Y"

Copied!
185
0
0

Teks penuh

(1)

i

ANALISIS PENGARUH PERSEPSI KONSUMEN TENTANG KUALITAS PRODUK DAN HARGA PRODUK TERHADAP MINAT BELI

Studi Kasus pada Penghuni Kost Konsumen POND’S Moisturizer di Dusun Mrican dan Dusun Papringan, Kelurahan Catur Tunggal,

Kecamatan Depok, Kabupaten Sleman, Yogyakarta

Skripsi

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi

Program Studi Manajemen

Oleh:

Franciska Istinasanti NIM: 042214146

PROGRAM STUDI MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SANATA DHARMA

(2)
(3)
(4)
(5)
(6)

vi

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

MOTTO

Jika seseorang mendekatkan diri padaKu sejengkal maka Aku akan mendekatkan

sehasta. Jika ia mendekatkan dirinya padaKu sehasta maka Aku akan

mendekatkan sedepa. Apabila ia datang padaKu dengan berjalan maka Aku akan

datang padanya dengan berlari.

(HR-Bukari)

Jangan biarkan apapun menghalangi kesuksesanmu jika itu menurutmu yang

terbaik.

(Me)

PERSEMBAHAN

Skripsi ini dipersembahkan untuk Tuhan YME, atas rencana indah yang telah di

anugerahkanNya.

(7)

vii ABSTRAK

ANALISIS PENGARUH PERSEPSI KONSUMEN TENTANG KUALITAS PRODUK DAN HARGA PRODUK TERHADAP MINAT BELI Studi Kasus pada Penghuni Kost Konsumen POND’S Moisturizer di Dusun Mrican dan Dusun Papringan, Kelurahan Catur Tunggal, Kecamatan Depok

Sleman, Kabupaten Sleman, Yogyakarta Franciska Istinasanti

Universitas Sanata Dharma Yogyakarta

2009

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana persepsi konsumen tentang kualitas produk dan harga produk POND’S Moisturizer serta untuk mengetahui apakah ada perbedaan persepsi konsumen tentang kualitas produk dengan harga produk POND’S Moisturizer dilihat dari jenis kelamin, usia, dan besarnya uang saku per bulan, dan juga untuk mengetahui apakah persepsi konsumen mengenai kualitas produk dengan harga produk POND’S Moisturizer

berpengaruh terhadap minat beli ulang konsumen.

Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuesioner. Penelitian ini dilakukan di Dusun Mrican dan Dusun Papringan, dengan jumlah responden yang diambil sebanyak 100 responden. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah Purposive Sampling. Teknik analisis data yang digunakan adalah Analisis Persentase, Analisis IndependentSample t-test, Analisis Anova Satu Arah, dan Analisis Regresi Linear Berganda.

Dari hasil diketahui bahwa persepsi konsumen terhadap kualitas POND’S

Moisturizer adalah baik dan persepsi konsumen terhadap harga POND’S Moisturizer

relatif sedang. Tidak ada perbedaan persepsi konsumen terhadap kualitas POND’S

Moisturizer jika dilihat menurut jenis kelamin, usia dan besar uang saku per bulan responden. Tidak ada perbedaan persepsi konsumen terhadap harga POND’S

Moisturizer jika dilihat menurut jenis kelamin dan usia responden. Sebaliknya ada

(8)

viii ABSTRACT

AN ANALYSIS ON THE INFLUENCE ON CONSUMER’S PERCEPTION ABOUT PRODUCT PRICE AND QUALITY TOWARDS BUYING

INTEREST

Case Study in Boarding House Residents in Mrican and Papringan Village, Catur Tunggal, Depok, Sleman, Yogyakarta

Franciska Istinasanti Sanata Dharma University

Yogyakarta 2009

The purpose of this research is to know about (1) consumer’s perception on the price and quality of POND’S Moisturizer from several perspective such as gender, age and monthly pocket money, (2) consumers perception related to the influence of the consumer’s continual buying interest towards the quality and price of POND’S Moisturizer.

The method of data collection which used in this research was questionnaire method. The research was conducted in Mrican and Papringan village, with 100 participants. The technique of sampling collection used was purposive sampling. The technique for the analysis was used Percentage Analysis, Independent Sample t-test Analysis, One-Way Anova Analysis, Multiple Linear Regression Analysis.

The research found that (1) consumer’s perception towards the quality of POND’S Moisturizer was good, (2) the consumer’s perception towards the price of POND’S Moisturizer based was moderate.

(9)

ix

KATA PENGANTAR

Puji syukur dan terima kasih penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan tuntunan-Nya sehingga penulis mampu menyelesaikan skripsi yang berjudul Analisis Pengaruh Persepsi Konsumen tentang Kualitas Produk dan Harga Produk Terhadap Minat Beli. “Studi Kasus pada Penghuni Kost Konsumen POND’S Moisturizer di Dusun Mrican dan Dusun Papringan, Kelurahan Catur Tunggal, Kecamatan Depok, Kabupaten Sleman, Yogyakarta”. Tujuan penulisan skripsi ini adalah sebagai salah satu syarat uji sarjana untuk memperoleh gelar sarjana pada Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

Selama proses penyelesaian skripsi ini, penulis mendapatkan begitu banyak bantuan dan dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu penulis ingin mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada:

1. Bapak Drs. YP. Supardiyono, M.Si., Akt., selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

2. Bapak V. Mardi Widyadmono, S.E., M. B. A., selaku Ketua Program Studi Manajemen, Fakultas Ekonomi, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

3. Bapak Drs. A. Triwanggono, selaku Dosen Pembimbing I yang telah memberikan bimbingan, pengetahuan, dan saran serta meluangkan waktu untuk membantu penulis menyelesaikan skripsi ini.

(10)

x

5. Bapak Drs. Hyginus Suseno Triyanto Widododo, M.Si., selaku Dosen Pembimbing akademik.

6. Bapak dan Ibu Dosen Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta yang telah memberikan ilmu selama perkuliahan yang sangat berguna bagi penulis.

7. Pemerintah Kabupaten Sleman BAPPEDA dan Pemerintah Kabupaten Sleman Kecamatan Depok, Desa Catur Tunggal, terima kasih untuk izin yang telah diberikan sehingga penulis dapat melakukan penelitian.

8. Bapak Dukuh Mrican dan Papringan, Kelurahan Catur Tunggal, Kecamatan Depok, Kabupaten Sleman, Yogyakarta, terima kasih untuk ijin penelitian dan informasi yang bermanfaat bagi penulisan skripsi ini.

9. Kedua orang tuaku tersayang Bapak Mulyono dan Ibu Ratiyah, terima kasih untuk dukungan doa, perhatian, didikan, semangat, kasih sayang, kesabaran dan dukungan finansial sehingga aku dapat menyelesaikan skripsi ini.

10.Adik-adikku, Dwi, Andre, dan Dimas, terima kasih untuk dukungan, semangat dan kepercayaan kalian.

11.Keluarga besarku terima kasih atas dukungan dan semangatnya..

12.Orang-orang terdekatku dan pernah dekat dengan aku, sahabat-sahabat karibku, terima kasih atas kasih sayang, dukungan, dan persahabatannya.

(11)

xi

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih banyak kekurangan dan jauh dari kesempurnaan, karena keterbatasan waktu penelitian dan pengalaman yang dimiliki penulis. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun guna menyempurnakan skripsi ini. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi pembaca.

Yogyakarta, 17 September 2009 Penulis,

(12)

xii DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL………...i

HALAMAN PENGESAHAN……… ...ii

HALAMAN PERSETUJUAN………...iii

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA………...iv

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH ...………...v

HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN………...vi

ABSTRAK………...vii

ABSTRACT………...viii

KATA PENGANTAR………... ix

DAFTAR ISI………... xii

DAFTAR TABEL………...xvi

DAFTAR GAMBAR...xix

DAFTAR LAMPIRAN...xx

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah………...1

B. Rumusan Masalah………...5

C. Batasan Masalah………...5

D. Tujuan Penelitian………...6

E. Manfaat Penelitian………7

(13)

xiii BAB II LANDASAN TEORI

A. Pemasaran

a. Pengertian Manajemen Pemasaran………...10

b. Pengertian Pemasaran………...10

c. Konsep Manajemen Pemasaran………...11

B. Perilaku Konsumen a. Pengertian Konsumen………...15

b. Pengertian Perilaku Konsumen……….16

C. Persepsi Konsumen a. Pengertian Persepsi Konsumen……….18

b. Faktor yang Berpengaruh pada Persepsi………...18

D. Kualitas a. Pengertian Kualitas………....19

b. Dimensi Kualitas Produk………...22

E. Harga a. Pegertian Harga……….24

b. Aspek Penetapan Harga………24

c. Persepsi Konsumen Terhadap Harga………... 25

d. Persepsi Harga Terhadap Kualitas………25

F. Proses Keputusan Pembelian a. Pembelian………..27

b. Jenis Pembelian……….31

c. Proses Pembelian………...33

(14)

xiv BAB III METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian………...35

B. Lokasi dan Waktu Penelitian………..35

C. Subyek dan Obyek Penelitian………35

D. Variabel Penelitian……… 36

E. Data yang Dibutuhkan………...39

F. Teknik Pengukuran Data………... 40

G. Teknik Pengumpulan Data………... 42

H. Definisi Operasional………...43

I. Populasi dan Sampel………...43

J. Teknik Pengambilan Sampel………...45

K. Metode Pengujian Instrumen………... 45

L. Teknik Analisis Data………...49

BAB IV GAMBARAN UMUM 1. Gambaran Umum PT Unilever Indonesia Tbk A. Sejarah PT Unilever Indonesia Tbk………...58

B. Lokasi, Misi, Tujuan dan Prinsip PT Unilever Indonesia Tbk……59

C. Struktur Organisasi……….66

D. Bidang Usaha………..66

2. Gambaran Produk POND’S Moisturizer………....70

BAB V ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN A. Pelaksanaan Pengumpulan Data……….74

B. Analisis Deskriptif Karakteristik Subjek Penelitian………74

(15)

xv

D. Deskripsi Variabel Penelitian………...81

E. Analisis Data………...87

F. Pembahasan………...120

BAB VI KESIMPULAN, SARAN DAN KETERBATASAN PENELITIAN A. Kesimpulan………...125

B. Saran………...125

C. Keterbatasan Penelitian………...126

(16)

xvi

DAFTAR TABEL

Halaman Tabel V.1 Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden Berdasarkan

Jenis Kelamin... 75

Tabel V.2 Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden Berdasarkan Usia... 75

Tabel V.3 Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden Berdasarkan Besar Uang Saku per Bulan...76

Tabel V.4 Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden Berdasarkan Lama Menggunakan POND' S Moisturizer...77

Tabel V.5 Analisis Uji Validitas Variabel Kualitas...78

Tabel V.6 Analisis Uji Validitas Variabel Harga... 78

Tabel V.7 Analisis Uji Validitas Variabel Minat Beli Ulang...79

Tabel V.8 Reability Statistics variabel Kualitas POND'S Moisturizer...79

Tabel V.9 Reability Statistics Variabel Harga POND'S Moisturizer...80

Tabel V.10 Reability Statistics Variabel Minat Beli Ulang POND'S Moisturizer...80

Tabel V.11 Distribusi Skor Kualitas POND'S Moisturizer...81

Tabel V.12 Distribusi Skor Harga POND'S Moisturizer...82

Tabel V.13 Distribusi Skor Mina Beli Ulang POND'S Moisturizer Berdasarkan Kesesuaian... 83

(17)

xvii

Berdasarkan Keyakinan...85 Tabel V.16 Distribusi Skor Mina Beli Ulang POND'S Moisturizer

Berdasarkan Keinginan...86 Tabel V.17 Distribusi Persepsi Konsumen Terhadap Kualitas POND'S

Moisturizer...88 Tabel V.18 Distribusi Persepsi Konsumen Terhadap Harga POND'S

Moisturizer...89 Tabel V.19 Output Test of Homogeneity of Variances Menurut Usia.

Terhadap Kualitas...92 Tabel V.20 Output Hasil Uji Anova Menurut Usia Terhadap Kualitas…...93 Tabel V.21 Output Test of Homogeneity of Variances Menurut Besar Uang

Saku per Bulan. Terhdap Kualitas... 95 Tabel V.22 Output Hasil Uji Anova Menurut Besar Uang Saku per Bulan

Terhadap Kualitas... 96 Tabel V.23 Output Test of Homogeneity of Variances Menurut Usia

Terhadap Harga...101 Tabel V.24 Output Hasil Uji Anova Menurut Usia terhad Harga…………....102 Tabel V.25 Output of Test Homogeneity of Variances Menurut Besar Uang Saku

per Bulan Terhadap Harga………104 Tabel V.26 Output Hasil Uji Anova Menurut Besar Uang Saku per Bulan

(18)

xviii

(19)

xix

DAFTAR GAMBAR

Halaman Gambar V.1 Daerah Penerimaan dan Penolakan HO Menurut Jenis Kelamin

Terhadap Kualitas………..92 Gambar V.2 Daerah Penerimaan dan Penolakan HO Menurut Usia

Terhadap Kualitas………..94 Gambar V.3 Daerah Penerimaan dan Penolakan HO Menurut Besar Uang Saku Saku per bulan Terhadap Kualitas………...98 Gambar V.4 Daerah Penerimaan dan Penolakan HO Menurut Jenis Kelamin

Terhadap Harga...100 Gambar V.5 Daerah Penerimaan dan Penolakan HO Menurut Usia Terhadap

Harga...103 Gambar V.6 Daerah Penerimaan dan Penolakan HO Menurut Besar Uang

Saku Saku per bulan Terhadap Harga...109 Gambar V.7 Daerah Penerimaan dan Penolakan HO Uji t Koefisien Regresi

` Variabel Kualitas POND’S Moisturizer ...116 Gambar V.8 Daerah Penerimaan dan Penolakan HO Uji t Koefisien Regresi

(20)

xx

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran I Kuesioner………...129

Lampiran II Deskripsi Responden………...135

Lampiran III Tabulasi Data Penelitian………...138

Lampiran IV Output Uji Reabilitas dan Validitas………...142

Lampiran V Output Hasil Uji Independent Sample T Test………145

Lampiran VI Hasil Uji One Way Anova………148

Lampiran VII Output Uji Asumsi Klasik………..153

Lampiran VIII Output Uji Linear Berganda………...157

Lampiran IX Tabel-tabel Statistik………....161

(21)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Didalam era globalisasi dan pasar bebas, berbagai jenis barang dan

jasa dengan berbagai merek membanjiri pasar Indonesia. Persaingan antar

merek setiap produk akan menjadi tajam dalam memperebutkan konsumen.

Bagi konsumen, pasar menyediakan berbagai pilihan produk dan merek yang

banyak. Konsumen bebas memilih produk dan merek yang akan dibelinya.

Keputusan membeli ada dalam diri konsumen. Konsumen akan

menggunakan berbagai kriteria dalam membeli produk dan merek tertentu.

Diantaranya adalah konsumen akan membeli produk yang sesuai dengan

kebutuhannya, seleranya, dan daya belinya. Konsumen juga seringkali

memutuskan pembelian suatu produk berdasarkan persepsinya terhadap

produk tersebut. Memahami persepsi konsumen adalah penting bagi pemasar

dan produsen. Konsumen tentu akan memilih produk yang bermutu lebih

baik dengan harga yang lebih murah.

Selama dua dekade terakhir, penekanan baru atas pentingnya kualitas

telah mengembangbiakkan gerakan kualitas secara global. Sebagian besar

perusahaan mengimplementasikan program “Manajemen Kualitas Total”

(Total Quality Manajemen-TQM), yaitu usaha-usaha untuk meningkatkan

kualitas produk dan proses secara konsisten di setiap tahap dalam kegiatan

operasinya.

(22)

Semakin banyak perusahaan menggunakan definisi kualitas melalui

sudut pandang pelanggannya, maka program TQM-nya sedikit demi sedikit

menuju ke program kepuasan pelanggan dan program untuk

mempertahankan pelanggan. Dengan demikian, sekarang banyak perusahan

yang mengubah kualitas yang ditentukan oleh pelanggan menjadi senjata

strategis yang ampuh. Mereka menciptakan kepuasan dan nilai bagi

pelanggan secara konsisten dan secara menguntungkan memenuhi kebutuhan

dan keinginan pelanggan akan kualitas. Saat ini, secara nyata kualitas telah

menjadi keharusan supaya dapat bersaing di abad dua puluh satu hanya

perusahaan yang mempunyai kualitas terbaik yang akan berhasil.

Kualitas produk merupakan salah satu alat pemasaran yang penting

dalam pengembangan produk, pemasar lebih dahulu harus memilih tingkatan

kualitas yang dapat mendukung posisi produk di pasar sasarannya. Dalam

dimensi tersebut kualitas produk tersebut berarti kualitas kinerja yaitu

kemampuan produk untuk melakukan fungsi-fungsinya. Kemampuan itu

menjadi daya tahan, kehandalan, ketelitian yang dihasilkan, kemudahan

dioperasikan dan diperbaiki, dan atribut lain yang berharga pada produk

secara keseluruhan. Dalam kualitas terdapat konsistensi yang tinggi akan

kualitas produk yaitu, kualitas kesesuaian, bebas dari kecacatan dan

konsistenan dalam memberikan kualitas yang dijanjikan.

Suatu perusahaan akan menjadi bijaksana dalam mengukur kepuasan

konsumen secara teratur karena salah satu kunci untuk meningkatkan

konsumen adalah kepuasan pelanggan karena kualitas sebuah produk sesuai

(23)

tingkat tinggi setelah mengkonsumsi sebuah produk maka secara umum

konsumen tersebut bartahan memenuhi kesetiaannya lebih lama, atau jika

konsumen tersebut puas maka konsumen tersebut akan menunjukkan

kemungkinan yang lebih tinggi untuk membeli kembali produk tersebut dan

menawarkan kepada orang lain tentang produk yang sedang ia gunakan.

Pengembangan sebuah produk mengharuskan perusahaan

menetapkan manfaat-manfaat apa yang akan diberikan oleh produk ini.

Manfaat-manfaat ini dikomunikasikan dan hendaknya dipenuhi oleh atribut

produk. Untuk produk barang, misalnya dalam bentuk mutu, ciri dan desain.

Mutu produk menunjukkan kemampuan sebuah produk untuk menjalankan

fungsinya, ciri produk merupakan sarana kompetitif untuk membedakan

produk perusahaan dengan produk pesaing, sedangkan desain dapat

menyumbangkan kegunaan atau manfaat produk serta coraknya. Jadi, produk

barang tidak hanya penampilan yang diperhatikan tetapi juga hendaknya

merupakan produk yang simpel, aman, tidak mahal, sederhana dan ekonomis

dalam proses produksi dan distribusi.

Penetapan harga dan persaingan harga telah dinilai sebagai masalah

utama yang dihadapi perusahaan. Namun, banyak perusahaan yang tidak

menangani harga dengan baik. Keputusan harga strategi marketing mix,

dimana harus mempertimbangkan marketing mix sebagai satu keseluruhan.

Jika produk diposisikan atas dasar faktor-faktor bukan harga, maka

keputusan-keputusan mengenai mutu, promosi dan distribusi akan

(24)

dalam penentuan posisi maka harga akan sangat mempengaruhi

keputusan-keputusan mengenai unsur-unsur marketing mix lainnya.

Oleh karena sebelum menetapkan harga, harus dipahami dulu

hubungan antara harga dan permintaan terhadap produk atau jasa tersebut

baik untuk jenis pasar yang berbeda maupun persepsi konsumennya, lalu

dianalisis dengan metode-metode yang sesuai. Harga dan tawaran pesaing

perlu diketahui untuk menentukan harga serta reaksi mereka setelah

keputusan harga diberlakukan.

Melalui survei periodik dapat diketahui jejak kepuasan konsumen

secara langsung. Para responden dapat dimintai keterangan melalui

pertanyaan-pertanyaan tambahan untuk mengukur minat membeli kembali

suatu produk dan kemungkinan atau kemauan untuk memuji kebaikan merek

ke orang lain. Maka dalam penelitian ini dipilih produk yang banyak

dijumpai oleh masyarakat dan digunakan khususnya kalangan muda.

Dari uraian tersebut diatas maka penulis tertarik untuk melakukan

penelitian dengan judul “ANALISIS PENGARUH PERSEPSI KONSUMEN

TENTANG KUALITAS PRODUK DAN HARGA PRODUK TERHADAP

MINAT BELI” studi kasus pada penghuni kost konsumen POND’S

Moisturizer di Dusun Mrican dan Dusun Papringan, Kelurahan Catur

(25)

B. Rumusan Masalah

Beradasarkan latar belakang maka peneliti membuat rumusan masalah, yaitu :

1. Bagaimana persepsi konsumen mengenai kualitas produk dan harga

produk POND’S Moisturizer?

2. Apakah ada perbedaan persepsi konsumen tentang kualitas produk

dengan harga produk POND’S Moisturizer dilihat dari jenis kelamin,

usia, dan besarnya uang saku per bulan?

3. Apakah persepsi konsumen mengenai kualitas produk dengan harga

produk POND’S Moisturizer berpengaruh terhadap minat beli ulang

konsumen?

C. Batasan Masalah

Agar penelitian lebih terarah atau tidak terlalu luas dari permasalahan, maka

peneliti membuat batasan masalah :

1. Penelitian ditujukan kepada anak kost konsumen POND’S Moisturizer di

Dusun Mrican dan Dusun Papringan, Kelurahan Catur Tunggal,

Kecamatan Depok, Kabupaten Sleman, Yogyakarta.

2. Karakteristik responden dalam penelitian ini adalah :

a) Jenis kelamin :

a. Pria

b. Wanita

b) Usia :

a. 14 tahun – 17 tahun

b. 18 tahun – 21 tahun

(26)

d. 26 tahun – 29 tahun

e. > 30tahun

c) Besarnya uang saku per bulan :

a. < Rp. 500.000,00

b. Rp. 501.000,00 – Rp. 1.000.000,00

c. Rp. 1.001.000,00 – Rp. 1.500.000,00

d. Rp. 1.501.000,00 – Rp.2.000.000,00

e. > Rp. 2.000.000,00

d) Lama responden menggunakan POND’S Moisturizer :

a. 1 bulan – 3 bulan

b. 4 bulan – 6 bulan

c. 7 bulan – 9 bulan

d. 10 bulan – 12 bulan

e. 12 bulan

D. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian merupakan keinginan peneliti untuk melakukan

penelitian, keinginan peneliti melakukan penelitian yang pasti adalah untuk

menjawab masalah penelitian yang akan dirumuskan. Maka penyusunan

tujuan penelitian tidak akan terlepas dari rumusan masalah penelitian.

Adapun tujuan penelitian ini adalah :

1. Untuk mengetahui bagaimana persepsi konsumen tentang kualitas

(27)

2. Untuk mengetahui apakah ada perbedaan persepsi konsumen tentang

kualitas produk dengan harga produk POND’S Moisturizer dilihat

dari jenis kelamin, usia, dan besarnya uang saku per bulan.

3. Untuk mengetahui apakah persepsi konsumen mengenai kualitas

produk dengan harga produk POND’S Moisturizer berpengaruh

terhadap minat beli ulang konsumen.

E. Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian adalah penjelasan kepada pihak-pihak mana saja kiranya

hasil riset ini/ penelitian bermanfaat (Supardi, 2005:178). Manfaat dari

penelitian ini adalah :

1. Bagi perusahaan

Hasil penelitian dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan

dalam meningkatkan kualitas dan menetapkan harga produk

POND’S Moisturizer bagi PT. Unilever Indonesia Tbk dan bagi

pusat belanja di Yogyakarta.

2. Bagi Universitas Sanata Dharma

Hasil penelitian dapat menambah referensi perpustakaan

Universitas Sanata Dharma dan menambah pengetahuan bagi

pembaca.

3. Bagi peneliti

Melalui penelitian ini, peneliti dapat menerapkan disiplin ilmu

yang telah diperoleh dan menambah wawasan yang berkaitan

(28)

F. Sistematika Penulisan

Bab I Pendahuluan

Pada bab pendahuluan akan dijelaskan mengenai latar

belakang, masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian,

manfaat penelitian dan sistematika penulisan.

Bab II Landasan Teori

Pada bab landasan teori akan dijelaskan mengenai teori-teori

yang berkaitan dengan permasalahan dalam penelitian ini dan

hipotesis.

Bab III Metode Penelitian

Pada bab ini akan dijelaskan mengenai jenis penelitian, lokasi

dan waktu penelitian, subyek dan obyek penelitian, variabel

penelitian, data yang dibutuhkan, teknik pengumpulan data,

teknik pengukuran data, definisi operasional, populasi dan

sampel, teknik pengambilan sampel, metode pengujian

instrumen, dan teknik analisis data.

Bab IV Gambaran Umum PT. Unilever Indonesia Tbk

Dalam bab ini berisi gambaran umum PT. Unilever Indonesia

Tbk dan gambaran tentang produk POND’S.

Bab V Analisis data Dan Pembahasan

Bab analisis data akan dijelaskan mengenai analisis data dan

penjelasannya.

(29)

Pada bab ini akan diuraikan mengenai kesimpulan dari

analisis data yang ada serta saran yang dapat diberikan oleh

(30)

BAB II LANDASAN TEORI

A. Pemasaran

a. Pengertian Manajemen Pemasaran

Manajemen pemasaran adalah proses perencanaan dan pelaksanaan

dari perwujudan, pemberian harga, promosi, dan distribusi dari

barang-barang, jasa dan gagasan untuk menciptakan pertukaran

dengan kelompok sasaran yang memenuhi tujuan pelanggan (Philip

Kotler, 2005).

b. Pengertian Pemasaran

Berikut ini adalah beberapa definisi pemasaran yang dikemukakan

oleh Kotler (2003:10) :

Pemasaran adalah proses sosial yang dengan proses itu individu dan

kelompok mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan inginkan

dengan menciptakan, menawarkan, dan secara bebas

mempertukarkan produk dan jasa yang bernilai dengan pihak lain.

Pengembangan pemasaran dalam hal ini lebih diarahkan

untuk dapat memenuhi kebutuhan dan keinginan konsumen. Oleh

beberapa ahli, konsumen atau pelanggan disebut pasar atau pasar

sasaran bagi perusahaan.

Untuk meningkatkan jumlah konsumen atau pelanggan,

perusahaan harus memberikan produk serta jasa atau pelayanan yang

memuaskan. Pasar adalah orang-orang yang mempunyai keinginan

(31)

untuk puas, mempunyai uang untuk berbelanja, dan mempunyai

kemauan untuk membelanjakannya.

c. Konsep Manajemen Pemasaran

Jangkauan pemasaran sangat luas, berbagai tahap kegiatan

harus dilalui oleh barang dan jasa sebelum sampai ketangan

konsumen, sehingga ruang lingkup kegiatan yang luas itu

disederhanakan menjadi 4 (empat) komponen, yaitu produk

(product), harga (price), distribusi (place), dan promosi (promotion).

Masing-masing penjelasannya adalah :

1. Kebijakan produk

produk adalah suatu yang dapat ditawarkan ke pasar

untuk mendapatkan perhatian, untuk dibeli, digunakan atau

dikonsumsi yang dapat memenuhi suatu keinginan atau

kebutuhan. Yang termasuk dalam produk selain berbentuk

fisik juga jasa atau layanan. Produk dapat dibeda-bedakan

atau diklasifikasikan kedalam beberapa macam. Misalnya,

barang. Yang dapat dibedakan menjadi barang konsumsi,

yaitu barang yang dibeli oleh konsumen akhir untuk

dikonsumsi dan barang industri, yaitu barang yang dibeli

untuk diolah kembali.

2. Kebijakan harga

Harga adalah sejumlah nilai yang ditukarkan

konsumen dengan manfaat dari memiliki atau menggunakan

(32)

satu harga yang sama terhadap semua pembeli.

Keputusan-keputusan mengenai harga dipengaruhi oleh berbagai faktor,

yaitu faktor internal perusahaan dan faktor lingkungan

eksternal. Dalam hal faktor internal, keputusan harga

disesuaikan dengan sasaran pemasaran, misalnya sasarannya

adalah untuk bertahan hidup, memaksimalkan laba jangka

pendek, memaksimalkan pangsa pasar atau kepemimpinan

mutu produk. Dalam hal faktor eksternal, dapat dijelaskan

sebagai berikut : pasar dan permintaan konsumen merupakan

plafon harga (harga tertinggi). Konsumen akan

membandingkan harga suatu produk atau jasa dengan manfaat

yang dimilikinya. Faktor-faktor eksternal lainnya yaitu

kondisi ekonomi seperti inflasi, biaya bunga, resesi,

”booming”, dan keputusan-keputusan pemerintah dapat

mempengaruhi keefektifan strategi penetapan harga.

3. Kebijakan distribusi

Sebagian besar produsen menggunakan perantara

pemasaran untuk memasarkan produk khususnya barang

dengan cara membangun saluran distribusi, yaitu sekelompok

organisasi yang saling tergantung dalam keterlibatan mereka

pada proses yang memungkinkan suatu produk atau jasa

tersedia bagi penggunaan atau konsumsi oleh konsumen atau

pengguna industrial. Saluran distribusi membentuk tingkatan

(33)

Dalam kebijakan distribusi, desain saluran perlu

ditetapkan. Didalam mendesain suatu sistem saluran

memerlukan analisis kebutuhan layanan konsumen, penetapan

sasaran dan kendala-kendala saluran, pengidentifikasian

alternatif-alternatif saluran yang utama serta pengevaluasinya.

Selanjutnya, perlu ditetapkan sasaran dan kendala saluran.

Setelah perusahaan menetapkan sasaran yang hendak dicapai

oleh salurannnya, selanjutnya ia harus mengidentifikasikan

alternatif-alternatif utama salurannya yang berhubungan

dengan jenis perantara, jumlah perantara dan tanggung jawab

anggota saluran.

Jumlah perantara: maksudnya mencari jenis perantara

yang sesuai dengan produk untuk dapat menjual atau

mendekatkannya pada konsumen. Jumlah perantara:

maksudnya perusahaan harus memutuskan banyaknya

pedagang perantara dari tiap tingkat yang menurutnya paling

efektif. Tanggung jawab aggota saluran: maksudnya produsen

dan perantara harus sepakat mengenai syarat-syarat dan

tanggung jawab masing-masing anggota saluran. Kriteria

ekonomi: maksudnya memilih alternatif berdasarkan

keuntungan bersih yang dihasilkan setelah mengurangi

pendapatan penjualan yang dilakukan oleh saluran dengan

semua biaya yang dikeluarkan. Kriteria pengendalian:

(34)

menjadi hal yang utama. Mungkin perusahaan memilih

pedagang perantara yang lebih mudah dikendalikan. Kriteria

adaptif: maksudnya perusahaan dapat menyalurkan produknya

ke saluran-saluran itu dalam waktu yang berjangka lama atau

berjangka pendek.

4. Kebijakan promosi

Pemasaran tidak hanya membicarakan mengenai

produk, harga produk dan mendistribusikan produk, tetapi

juga mengkomunikasikan produk ini kepada masyarakat agar

produk itu dikenal dan ujung-ujungnya dibeli.

Untuk mengkomunikasikan produk ini perlu disusun

suatu strategi yang sering disebut dengan strategi Bauran

Promosi (promotion mix) yang terdiri atas 4 (empat)

komponen utama, yaitu periklanan (advertising), promosi

penjualan (sales promotion), hubungan masyarakat (public

relations), dan penjualan perorangan (personal selling).

Periklanan merupakan tiap-tiap bentuk penyajian dan

promosi bukan pribadi yang dibayar, mengenai gagasan,

barang atau jasa oleh sponsor yang teridentifikasi. Promosi

penjualan adalah intensif jangka pendek untuk meningkatkan

pembelian atau penjualan suatu produk atau jasa dimana

pembelian diharapkan dilakukan sekarang juga. Kegiatan

promosi yang termasuk kedalam promosi penjualan misalnya

(35)

Hubungan masyarakat: bertujuan membangun hubungan yang

baik dengan publik perusahaan dengan menghasilkan

publisitas yang menyenangkan, menumbuhkembangkan suatu

citra perusahaan yang baik, menangani atau melenyapkan

desas-desus, kriteria, dan peristiwa yang tidak menyenangkan.

Perorangan: manajemen armada-penjual (para wiraniaga)

adalah analisis, perencanaan, implementasi, dan pengendalian

atas kegiatan para wiraniaga. Didalamnya termasuk

menetapkan sasaran, strategi armada penjual, merekrut,

menyeleksi, melatih, mensupervisi, serta mengevaluasi

armada penjual perusahaan, yaitu mengenai langkah-langkah

proses penjualan perorangan serta menilai kinerja para

wiraniaganya.

B. Perilaku Konsumen

a. Pengertian Konsumen

Menurut Ujang Sumarwan (2003) istilah konsumen sering

diartikan sebagai dua jenis konsumen yaitu; konsumen individual

dan konsumen organisasi. Konsumen individu membeli barang dan

jasa untuk digunakan sendiri. Misalnya membeli pakaian, sepatu

dan sabun. Sedangkan konsumen organisasi meliputi organisasi

bisnis, yayasan, lembaga sosial, kantor pemerintah, dan lembaga

lainnya (sekolah, perguruan tinggi, rumah sakit). Semua jenis

organisasi ini harus membeli produk peralatan dan jasa-jasa lainnya

(36)

b. Pengertian Perilaku Konsumen

Berikut ini adalah definisi tentang perilaku konsumen (Ujang

Sumarwan, 2003:25) :

1. Schiffman dan Kanuk (1994) mendefinisikan perilaku

konsumen sebagai berikut :

”The term consumer behavior refers to the behavior

that consumers display in searching for, purchasing, using,

evaluating , and disposing of products and services that they

expect will satisfy their needs”.

”Istilah perilaku konsumen diartikan sebagai perilaku

yang diperlihatkan konsumen dalam mencari, membeli,

menggunakan, mengevaluasi, dan menghabiskan produk dan

jasa yang mereka harapkan akan memuaskan kebutuhan

mereka”.

2. Engel, Blackwell dan Minard mengartikannya sebagai :

”We define consumer behavior as those activities

directly involved in obtaining, consuming, and disposing of

products and services, including the decisions processes that

precede and follow these action”.

”Kami mendefinisikan perilaku konsumen sebagai

tindakan yang langsung terlibat dalam mendapatkan,

mengkonsumsi, dan menghabiskan produk dan jasa, termasuk

proses keputusan yang mendahului dan mengikuti tindakan

(37)

3. Loudon dan Della-Bitta mengemukakan :

Perilaku konsumen adalah proses pengambilan

keputusan dan aktivitas fisik dalam mengevaluasi,

memperoleh, menggunakan, dan menghabiskan barang dan

jasa.

Dari definisi di atas dapat disimpulkan bahwa perilaku konsumen

adalah semua kegiatan, tindakan, serta proses psikologis yang mendorong

tindakan tersebut pada saat sebelum membeli, ketika membeli,

menggunakan, menghabiskan produk dan jasa setelah melakukan hal-hal di

atas atau kegiatan mengevaluasi.

Tujuan pemasaran memenuhi dan memuaskan kebutuhan serta

keinginan pelanggan sasaran. Bidang perilaku konsumen mempelajari cara

individu, kelompok, dan organisasi memilih, membeli, memakai, serta

memanfaatkan barang, jasa, gagasan, atau pengalaman dalam rangka

memuaskan kebutuhan dan hasrat mereka.

Menurut Philip Kotler (2003) Perilaku konsumen dipengaruhi

oleh empat faktor yaitu budaya (budaya-sub-budaya, dan kelas sosial),

sosial (kelompok acuan, keluarga, serta peran dan status), pribadi (usia,

siklus hidup, pekerjaan, keadaan ekonomi, gaya hidup, kepribadian, dan

konsep-diri), dan psikologis (motivasi, persepsi, pembelajaran, keyakinan,

(38)

C. Persepsi Konsumen

a. Pengertian Persepsi Konsumen

1. Persepsi (pandangan) adalah wujud dari respon akibat adanya

dorongan stimulus (stimulus drive). Suatu pandangan biasanya

dipilih berdasarkan isyarat yang ada pada lingkungannya atau

attitudnya (Supardi, 2005:343).

2. Persepsi konsumen adalah bagaimana seorang konsumen melihat

realitas di luar dirinya atau dunia sekelilingnya (Ujang Sumarwan,

2003:70).

3. Persepsi konsumen adalah proses pengorganisasian,

pengintepretasian terhadap stimulus yang diterima oleh organisme

atau individu sehingga merupakan sesuatu yang berarti, dan

merupakan aktivitas yang integrated dalam diri individuu (Walgito,

2006:54).

b. Faktor yang berpengaruh pada persepsi:

Menurut Suwarman (2003:76) :

1) Faktor pribadi adalah karakteristik konsumen yang muncul dari

dalam diri konsumen yaitu :

a. Motivasi dan hubungan konsumen

b. Harapan konsumen yang berpengaruh oleh pengalaman masa

lalunya.

2) Faktor stimulus

Faktor ini bisa dikontrol dan dimanipulasi oleh pemasar dan

(39)

: ukuran, warna, intensitas, kontras, posisi,petunjuk, gerakan,

kebauran, isolasi, stimulus yang disengaja, pemberi pesan menarik,

dan perubahan gambar yang cepat.

Menurut Baltus adalah :

1) Kemampuan dan keterbatasan fisik dari alat indera dapat

mempengaruhi persepsi untuk sementara waktu ataupun

permanen.

2) Kondisi lingkungan.

3) Pengalaman masa lalu.

Bagaimana cara individu untuk menginterpretasikan atau

bereaksi terhadap suatu stimulus tergantung dari pengalaman

masa lalunya.

4) Kebutuhan dan keinginan.

Ketika seorang individu membutuhkan atau menginginkan

sesuatu maka ia akan terus berfokus pada hal yang dibutuhkan

dan diinginkannya tersebut.

5) Kepercayan, prasangka dan nilai.

Individu akan lebih memperhatikan dan menerima orang lain

yang memiliki kepercayaan dan nilai yang sama dengannya.

Sedangkan prasangka dapat menimbulkan bias dalam

(40)

D. Kualitas

a. Pengertian Kualitas

Kata ”kualitas” mengandung banyak definisi dan makna.

Orang yang berbeda akan mengartikannya secara berlainan, beberapa

definisi yang kerapkali dijumpai antara lain (Fandy Tjiptono, 2005) :

a) Kesesuaian dengan persyaratan / tuntutan

b) Kecocokan untuk pemakaian

c) Perbaikan / penyempurnaan berkelanjutan

d) Bebas dari kerusakan / cacat

e) Pemenuhan kebutuhan pelanggan semenjak awal dan setiap saat

f) Melakukan segala sesuatu secara benar semanjak awal

g) Sesuatu yang bisa membahagiakan pelanggan.

Definisi menurut para guru kualitas (Fandy Tjiptono, 2005:11-12) :

a) Josep M. Juran

Kualitas sebagai kecocokan untuk pemakaian (fitness for use).

Definisi ini menekankan orientasi pada pemenuhan harapan

pelanggan.

b) Philip B. Crosby

Pendekatan Crosby menaruh perhatian besar pada transformasi

budaya kualitas. Ia mengemukakan pentingnya melibatkan

setiap orang dalam organisasi pada proses, yaitu dengan jalan

menekankan kesesuaian individual terhadap persyaratan

(41)

c) W. Edwards Deming

Strategi Deming didasarkan pada alat-alat statistik. Strategi ini

cenderung bersifat bottom-up. Penekanan strategi ini adalah

perbaikan dan pengukuran kualitas secara terus-menerus.

Deming sangat yakin bahwa bila karyawan diberdayakan untuk

memecahkan masalah (dengan catatan manajeman menyediakan

alat-alat yang cocok), maka kualitas dapat disempurnakan

terus-menerus.

d) Taguchi

Taguchi mendefinisikan kualitas sebagai kerugian yang timbul

oleh suatu produk bagi masyarakat setelah produk tersebut

dikirim, selain kerugian-kerugian yang disebabkan fungsi

intrinsik produk.

Tak satupun definisi para guru kualitas tersebut yang

sempurna. Akan tetapi, definisi-definisi tersebut merupakan usaha

mereka untuk menunjukkan bahwa setiap orang memerlukan definisi

operasional mengenai kualitas. Definisi operasional merupakan

deskripsi dalam ukuran-ukuran yang dapat dikuantifikasikan

mengenai apa yang diukur dan langkah-langkah yang perlu dilakukan

untuk mengukurnya secara konsisten. Tujuan pengukuran ini adalah

untuk menentukan kinerja aktual proses tersebut.

Definisi kualitas menurut American Society for Quality

Control, kualitas adalah keseluruhan sifat-sifat dan ciri-ciri suatu

(42)

memuaskan kebutuhan dan keperluan yang yang dinyatakan ataupun

tersirat. Suatu perusahaan yang memuaskan sebagian besar kebutuhan

pelanggan hampir setiap waktu, dapat dikatakan sebagai suatu

perusahaan yang berkualitas, tapi sangatlah penting untuk mengenal /

membedakan kualitas kesesuaian dan kualitas kinerja. Andaikan

suatu produk dikatakan mempunyai kualitas kinerja lebih baik

daripada produk yang lain. Akan tetapi, keduanya dapat dikatakan

memberikan kualitas kesesuaian jika seluruh unit memberikan

kualitas yang dijanjikan masing-masing merek.

Kualitas produk merupakan salah satu alat pemasaran yang

penting dalam pengembangan produk, pemasar lebih dahulu harus

memilih tingkatan kualitas yang dapat mendukung posisi poduk di

pasar sasarannya. Dalam dimensi tersebut kualitas produk berarti

kualitas kinerja yaitu kemampuan produk untuk melakukan

fungsi-fungsinya. Kemampuan itu meliputi daya tahan, kehandalan,

ketelitian yang dihasilkan, kemudahan dioperasikan dan diperbaiki,

dan atribut lain yang berharga pada produk secara keseluruhan.

Selain tingkatan kualitas, kualitas yang tinggi juga dapat

berarti konsistensi tingkatan kualitas yang tinggi. Dalam konsisten

yang tinggi tersebut kualitas produk berarti kualitas kesesuaian, bebas

dari kecacatan dan konsistenan dalam memberikan tingkatan kualitas

(43)

b. Dimensi Kualitas Produk

Bagian dari kebijakan produk adalah perihal kulitas produk.

Kualitas suatu produk baik berupa barang maupun jasa perlu

ditentukan melalui dimensi-dimensinya. Dimensi kualitas produk

adalah :

Produk berupa barang, untuk menentukan dimensi kualitas barang,

dapat melalui delapan dimensi yaitu :

1. Performance, hal ini berkaitan dengan aspek fungsional suatu

barang dan merupakan karakteristik utama yang

dipertimbangkan pelanggan dalam membeli barang tersebut.

2. Features, yaitu aspek performasi yang berguna untuk

menambah fungsi dasar, berkaitan dengan pilihan-pilihan

produk dan pengembangannya

3. Reliability, hal yang berkaitan dengan probabilitas atau

kemungkinan suatu barang berhasil menjalankan fungsinya

setiap kali digunakan dalam periode waktu tertentu dan dalam

kondisi tertentu pula.

4. Conformance, berkaitan dengan tingkat kesesuaian terhadap

spesifikasi yang telah ditetapkan sebelumnya berdasarkan

keinginan pelanggan. Konfirmasi merefleksikan derajat

ketepatan antara karakteristik desain produk dengan

karakteristik kualitas standar yang telah ditetapkan.

5. Durability, yaitu suatu refleksi umur ekonomis berupa ukuran

(44)

6. Serviceability, yaitu karakteristik yang berkaitan dengan

kecepatan, kompetensi, kemudahan, dan akurasi dalam

memberikan layanan untuk perbaikan barang.

7. Aesthetics, merupakan karakteristik yang bersifat subyektif

mengenai nilai-nilai estetika yang berkaitan dengan

pertimbangan pribadi dan refleksi dari preferensi individual.

8. Fit and finish, sifat subyektif berkaitan dengan perasaan

pelanggan mengenai keberadaan produk tersebut sebagai

produk yang berkualitas.

E. Harga

a. Pengertian harga

Harga adalah atribut produk atau jasa yang paling sering

digunakan oleh sebagian besar konsumen untuk mengevaluasi produk

(Ujang Sumarwan, 2003:303). Atau Harga adalah sejumlah nilai yang

ditukarkan konsumen dengan manfaat dari memiliki atau menggunakan

produk atau jasa yang nilainya ditetapkan oleh pembeli dan penjual

melalui tawar-menawar, atau ditetapkan oleh penjual untuk satu harga

yang sama terhadap semua pembeli.

b. Aspek penetapan harga :

1. Menjaga kelangsungan hidup suatu produk

2. Memaksimalkan keuntungan jangka pendek

3. Memaksimalkan pendapatan jangka pendek

4. Menjaga pertumbuhan penjualan maksimum

(45)

6. Meningkatkan pangsa pasar.

c. Persepsi konsumen terhadap harga

Dalam menilai harga suatu produk, konsumen sangat tergantung

bukan hanya dari nilai nominal secara absolut tetapi melalui persepsi

mereka pada harga.

Persepsi konsumen terhadap harga tergantung dari :

1) Perception of Price Diffrences

Menurut Weber Fechner, pembeli cenderung untuk selalu

melakukan evaluasi terhadap perbedaan antara harga yang

ditawarkan terhadap harga dasar yang diketahui.

2) Referencs Prices

Faktor lain yang mempengaruhi persepsi terhadap kewajaran

suatu harga adalah referensi harga yang dimiliki oleh

pelanggan yang didapat dari pengalaman sendiri dan

informasi luar yaitu iklan dan pengalaman orang lain

Shiffman, dkk (2007).

d. Persepsi harga terhadap kualitas

Menurut Shiffman, dkk (2007), dalam penilaian kualitas suatu

produk, sangat tergantung dari informasi yang melekat pada produk

tersebut serta dari seberapa besar informasi tersebut dipahami oleh setiap

individu. Informasi tersebut dapat berupa intrinsik (inormasi yang berasal

dari dalam produk itu sendiri) dan ekstrinsik (parameter lain yang

melekat pada produk apabila individu belum mempunyai pangalaman

(46)

Konsumen menggunakan harga sebagai indikator kualitas karena:

1) Konsumen percaya ada perbedaan kualitas diantara berbagai

merek dalam suatu produk kategori.

2) Konsumen percaya kualitas yang rendah dapat membawa resiko

yang lebih besar.

3) Konsumen tidak memiliki informasi lain kecuali merek terkenal

sebagai referensi dalam mengevaluasi kualitas sebelum membeli.

Untuk sebagian besar konsumen Indonesia masih

berpendapatan rendah, maka harga adalah faktor utama yang

dipertimbangkan dalam memilih produk maupun jasa. Konsumen pun

sangat sensitif terhadap harga. Kenaikan harga-harga sembilan bahan

pokok atau produk-produk konsumen sering menimbulkan gejolak sosial

bahkan demonstrasi dari konsumen yang memperjuangkan hak-haknya.

Para penjual mengharapkan harga setinggi mungkin untuk

barang / jasa yang ditawarkan agar mendapat uang sebanyak mungkin.

Akan tetapi bila mereka minta harga yang terlalu tinggi, para konsumen

tidak mau membeli sehingga barang tidak laku. Dilain pihak, kalu

penjual mendapat harga yang terlalu rendah, maka mereka tidak akan

bersedia melepaskan barangnya karena merasa rugi. Pedoman bagi

penjual dalam menentukan harga jual adalah :

1. Biaya yang telah dikeluarkan (ongkos bahan dan alat, tenaga kerja,

banyaknya waktu dan keahlian yang telah tercurahkan, dsb).

(47)

3. Pertimbangan lain: keadaan pasar, peluang yang ada, persaingan,

situasi sosial-ekonomi-politik, dan sebagainya.

Para konsumen sebaliknya menginginkan harga yang serendah mungkin

agar mendapat barang sebanyak mungkin dengan uang yang dibelanjakan

atau mengeluarkan uang sedikit mungkin untuk memperoleh apa yang

dibutuhkan. Pedoman bagi para konsumen adalah :

1. Kebutuhan-kebutuhan, menurut urutan mendesaknya : semakin suatu

barang dibutuhkan (atau semakin besar manfaat barang itu untuk

yang bersangkutan), makin orang bersedia membayar harga yang

tinggi untuk memperolehnya.

2. Besarnya penghasilan atau jumlah uang yang tersedia untuk

dibelanjakan: makin banyak uangnya, makin gampang orang

mengeluarkannya.

F. Proses Keputusan Pembelian a. Pembelian

Pembelian meliputi keputusan konsuman mengenai apa yang

dibeli, apakah membeli atau tidak, kapan membeli, dimana membeli,

dan bagaimana cara membayarnya.

1. Peran Pembelian

Lima peran yang dimainkan orang dalam keputusan pembelian

sebagai berikut :

1) Pencetus : orang yang pertama kali mengusulkan gagasan

(48)

2) Pemberi pengaruh : orang yang pandangan atau sasarannya

mempengaruhi keputusan.

3) Pengambil keputusan : orang yang mengambil keputusan

mengenai setiap komponen keputusan pembelian-apakah

membeli, tidak membeli, bagaimana cara membeli, dan

dimana akan membeli.

4) Pembeli : orang yang melakukan pembelian yang

sesungguhnya.

5) Pemakai : seseorang yang mengkonsumsi atau

menggunakan produk atau jasa tertentu.

2) Perilaku Pembelian

Pengambilan keputusan konsumen berbeda-beda, bergantung pada

jenis keputusan pembelian.

1) Perilaku pembelian yang rumit

Perilaku pembelian yang rumit terdiri dari proses tiga

langkah. Pertama, pembeli mengembangkan keyakinan

tentang produk tertentu. Kedua, ia membangun sikap tentang

produk tersebut. Ketiga, ia membuat pilihan pembelian yang

cermat. Konsumen terlibat dalam perilaku pembelian yang

rumit bila mereka sangat terlibat dalam pembelian dan sadar

akan adanya perbedaan besar antarmerek.

2) Perilaku pembelian pengurang ketidaknyamanan

Dalam kasus ini, pembeli akan berbelanja dengan

(49)

konsumen menemukan perbedaan mutu antarmerek tersebut,

dia mungkin akan lebih memilih harga yang lebih tinggi. Jika

konsumen menemukan perbedaan kecil dia mungkin akan

membeli semata-mata berdasarkan harga dan kenyamanan.

Setelah pembelian tersebut, konsumen mungkin

mengalami donasi / ketidaknyamanan yang muncul setelah

merasakan adanya fitur yang tidak mengenakkan atau

mendengar kabar yang menyenangkan mengenai merek lain,

dan akan siaga terhadap informasi yang mendukung

keputusannya.

3) Perilaku pembelian karena kebiasaan

Banyak produk dibeli pada kondisi rendahnya

keterlibatan konsumen dan tidak adanya perbedaan

antarmerek yang signifikan. Misalnya garam. Para konsumen

memiliki sedikit keterlibatan pada jenis produk itu. Mereka

pergi ke toko dan mengambil merek tertentu. Jika mereka

tetap mengambil merek yang sama, hal itu karena kebiasaan,

bukan karena kesetiaan yang kuat terhadap merek.

4) Perilaku pembelian yang mencari variasi

Beberapa situasi pembelian ditandai oleh

keterlibatan konsumen yang rendah tetapi perbedaan

antarmerek signifikan. Dalam situasi itu konsumen sering

melakukan peralihan merek. Konsumen memilih merek

(50)

produk selama konsumsi. Namun, pada kesempatan

berikutnya konsumen mungkin mengambil merek lain

karena ingin mencari rasa yang berbeda. Peralihan merek

terjadi karena mencari variasi dan bukannya karena

ketidakpuasan.

3) Perilaku Pascapembelian

Setelah membeli produk, konsumen akan mengalami level

kepuasan atau ketidak puasan tertentu.

1) Kepuasan pascapembelian

Kepuasan pembeli merupakan fungsi dari seberapa dekat

harapan pembeli atas produk dengan kinerja yang dipikirkan

pembeli atas produk tersebut. Jika kinerja produk lebih rendah

daripada harapan, pelanggan akan kecewa, jika ternyata sesuai

harapan pelanggan akan puas, jika melebihi harapan pembeli

akan sangat puas.

2) Tindakan pascapembelian

Kepuasan dan ketidakpuasan terhadap produk akan

mempengaruhi perilaku konsumen selanjutnya. Jika konsumen

puas, ia akan membeli kembali produk tersebut. Para konsumen

yang tidak puas akan mengembalikan produk tersebut. Mereka

mungkin mengambil tindakan publik seperti mengajukan

keluhan keperusahaan tersebut, pergi kepengacara, atau

mengadu ke kelompok-kelompok lain (seperti lembaga bisnis,

(51)

memutuskan untuk berhenti membeli produk tersebut (pilihan

untuk keluar) atau memperingatkan teman-temannya (pilihan

untuk berbicara).

3) Pemakaian dan pembuangan pascapembelian

Para pemasar juga harus memantau cara pembeli

memakai dan membuang produk tertentu. Jika para konsumen

menyimpan produk itu kedalam lemari untuk selamanya,

produk tersebut mungkin tidak begitu memuaskan, dan kabar

dari mulut ke mulut tidak akan gencar.

b. Jenis Pembelian

Pembelian produk atau jasa yang dilakukan oleh konsumen dapat

digolongkan ke dalam tiga macam (Ujang Sumarwan, 2003) yaitu

sebagai berikut :

1. Pembelian yang terencana sepenuhnya

Pembelian yang terencana sepenuhnya biasanya

adalah hasil dari proses keputusan yang diperluas atau

keterlibatan yang tinggi. Produk dengan keterlibatan sangat

rendah mungkin juga dibeli dengan terencana. Konsumen

seringkali membuat daftar barang yang akan dibelinya jika ia

pergi ke swalayan, ia sudah tahu produk atau merek yang

akan dibelinya.

2. Pembelian yang separuh terencana

Konsumen seringkali sudah mengetahui ingin

(52)

mungkin ia tidak tahu merek yang akan dibelinya sampai ia

bisa memperoleh informasi yang lengkap dari pramuniaga

atau display di swalayan. Ketika ia sudah tahu produk yang

ingin dibelinya sebelumnya dan memutuskan merek dari

produk tersebut di toko, maka ini termasuk pembelian separuh

terencana.

3. Pembelian yang tidak terencana

Konsumen seringkali membeli suatu produk tanpa

direncanakan terlebih dahulu. Keinginan untuk membeli

seringkali muncul di toko atau mall. Display pemotongan

harga 50%, yang terlihat mencolok akan menarik perhatian

konsumen. Konsumen akan merasakan kebutuhan untuk

membeli produk. Display tersebut telah membangkitkan

kebutuhan konsumen yang tertidur, sehingga konsumen

merasakan kebutuhan yang mendesak untuk membeli produk

yang dipromosikan tersebut.

c. Proses pembelian

1. Tahap prapembelian

Pada tahap ini, beberapa perilaku yang terjadi meliputi

mencari informasi (information contact) dan mengambil dana

(fund access).

(53)

Pada tahap pembelian, perilaku meliputi berhubungan

dengan toko (store contact), mencari produk (product contact),

dan melakukan transaksi.

G. Hipotesis

Hipotesis adalah suatu jawaban permasalahan sementara yang bersifat

dugaan dari suatu penelitian (Supardi, 2005:69). Hipotesis dalam penelitian

ini adalah :

1. Ho : Tidak ada perbedaan persepsi konsumen tentang kualitas produk

dengan harga produk POND’S Moisturizer jika dilihat dari jenis

kelamin, usia, dan besarnya uang saku per bulan.

Ha : Ada perbedaan persepsi konsumen tentang kualitas produk dengan

harga produk POND’S Moisturizer jika dilihat dari jenis kelamin,

usia, dan besarnya uang saku per bulan.

2. Ho : Tidak ada pengaruh secara signifikan antara persepsi konsumen

mengenai kualitas produk POND’S Moisturizer terhadap minat

beli ulang.

Ha : Ada pengaruh secara signifikan antara persepsi konsumen

mengenai kualitas produk POND’S Moisturizer terhadap minat

(54)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang dilakukan adalah studi kasus pada penghuni

kost konsumen POND’S Moisturizer di Dusun Mrican dan Dusun Papringan,

Kelurahan Catur Tunggal, Kecamatan Depok, Kabupaten Sleman, Yogyakarta.

B. Lokasi dan Waktu Penelitian

1. Lokasi penelitian

Lokasi penelitian ini dilakukan di Dusun Mrican dan Dusun Papringan,

Kelurahan Catur Tunggal, Kecamatan Depok, Kabupaten Sleman,

Yogyakarta.

2. Waktu penelitian

Penelitian dilakukan pada 10 Februari 2009.

C. Subyek dan Obyek Penelitian

1. Subyek penelitian

Subyek penelitian ini adalah penghuni kost konsumen produk

POND’S Moisturizer yang ada di Dusun Mrican dan Dusun Papringan,

Kelurahan Catur Tunggal, Kecamatan Depok, Kabupaten Sleman,

Yogyakarta.

2. Obyek penelitian

Obyek dalam penelitian ini adalah persepsi konsumen tentang

kualitas produk dan harga produk POND’S Moisturizer.

(55)

D. Variabel Penelitian

Dalam setiap kegiatan penelitian penentuan variabel-variabel

penelitian menjadi sangat penting. Variabel penelitian adalah suatu atibut

atau obyek yang mempunyai variasi antara satu orang dengan orang

lainnya atau antara satu obyek dengan obyek lainnya.Variabel independen

(variabel bebas) adalah variabel yang mempengaruhi atau menjadi

penyebab perubahannya atau timbulnya variabel lain. Sedangkan variabel

dependen (variabel terikat) adalah variabel yang dipengaruhi atau menjadi

akibat karena adanya variabel independen (variabel bebas).

1. Masalah pertama

Persepsi konsumen mengenai kualitas produk dengan harga produk

POND’S Moisturizer.

a. Persepsi konsumen terhadap kualitas POND’S Moisturizer.

Variabel independen (X1) adalah kualitas POND’S Moisturizer.

Variabel dependen (Y) adalah persepsi konsumen.

Arti persepsi (pandangan) : wujud dari respon akibat adanya

dorongan stimulus (stimulus drive).

Arti kualitas : keseluruhan sifat-sifat dan ciri-ciri suatu barang dan

atau jasa yang berpengaruh pada kemampuannya memuaskan

kebutuhan dan keperluan yang yang dinyatakan ataupun tersirat

Aspek Kualitas Moisturizer :

(56)

2) Efek : putih bersinar dan lembut, noda gelap dan jerawat

berkurang, mencegah penuaan dini (penghilang keriput, dan

mencegah kulit berminyak.

Pengukuran : dengan menggunakan skala Likert yaitu :

a. Sangat Baik : 5

b. Baik : 4

c. Sedang : 3

d. Tidak Baik : 2

e. Sangat Tidak Baik : 1

b. Persepsi konsumen terhadap harga POND’S Moisturizer.

Variabel independen (X2) adalah harga POND’S Moisturizer.

Variabel dependen (Y) adalah persepsi konsumen.

Arti : Harga adalah atribut produk atau jasa yang paling sering

digunakan oleh sebagian besar konsumen untuk mengevaluasi

produk.

Apek yang diteliti : harga produk dibanding harga produk sejenis,

manfaat produk, daya beli konsumen terhadap suatu produk.

Pengukuran : dengan menggunakan skala Likert apakah harga

POND’S sesuai dengan kualitas maka diketahui dengan harga

POND’S tersebut mahal atau murah menurut persepsi konsumen.

Skala Likertnya adalah :

a. Sangat Mahal : 5

b. Mahal : 4

(57)

d. Murah : 2

e. Sangat Murah : 1

2. Masalah kedua

Perbedaan persepsi konsumen tentang kualitas produk dengan harga

produk POND’S Moisturizer dilihat dari jenis kelamin, usia, dan

besarnya uang saku per bulan.

Pengukuran : dengan menggunakan skala Likert apakah harga POND’S

sesuai dengan kualitas maka diketahui dengan harga POND’S tersebut

mahal atau murah menurut persepsi konsumen. Skala Likertnya adalah

:

a. Sangat Mahal : 5

b. Mahal : 4

c. Sedang : 3

d. Murah : 2

e. Sangat Murah : 1

Variabel Moderator : jenis kelamin, usia, dan besarnya uang saku per

bulan.

a). Jenis kelamin meliputi : pria dan wanita

b). Usia karakteristiknya :

a. 14 tahun – 17 tahun

b. 18 tahun – 21 tahun

c. 22 tahun – 25 tahun

d. 26 tahun – 29 tahun

(58)

c). Besarnya uang saku per bulan :

a. < Rp. 500.000,00

b. Rp. 501.00,00 – Rp. 1.000.000,00

c. Rp. 1.001.000,00 – Rp. 1.500.000,00

d. Rp. 1.501.000,00 – Rp. 2.000.000,00

e. > Rp. 2.000.000,00

3. Masalah ketiga

Pengaruh persepsi konsumen mengenai kualitas produk dengan harga

produk POND’S Moisturizer terhadap minat beli ulang konsumen.

Variabel independen : kualitas produk POND’S Moisturizer (X1),

harga produk Pond’s Moisturizer (X2) .

Variabel dependen (Y) adalah Minat beli ulang konsumen terhadap

POND’S Moisturizer.

Arti minat beli ulang : setelah membeli dan menggunakan suatu

produk konsumen melakukan pembelian lagi dan menggunakan

produk tersebut.

E. Data yang Dibutuhkan

Data yang diperlukan dalam penelitian ini adalah :

1) Data primer adalah data yang diperoleh secara langsung dari

konsumen tentang bagaimana persepsi konsumen terhadap kualitas

produk POND’S Moisturizer dan persepsi konsumen terhadap harga

produk POND’S Moisturizer tersebut dengan wawancara dan

(59)

2) Data sekunder, berupa data dari dokumentasi atau data dari

perusahaan, gambaran umum perusahaan (sejarah perusahaan,

visi-misi perusahaan, dan lokasi perusahaan PT. Unilever Indonesia Tbk).

F. Teknik Pengukuran Data

Teknik pengukuran data dalam penelitian ini menggunakan Skala Likert.

Karakteristiknya adalah :

1. Kualitas, Skala Likertnya :

a. Sangat Baik : 5

b. Baik : 4

c. Sedang : 3

d. Tidak Baik : 2

e. Sangat Tidak Baik : 1

2. Kebijakan Harga, Skala Likertnya:

a. Sangat Mahal `: 5

b. Mahal : 4

c. Sedang : 3

d. Murah : 2

e. Sangat Murah : 1

3. Minat Beli Ulang

a. Kesesuaian, skala Likertnya:

a. Sangat Sesuai : 5

b. Sesuai : 4

c. Netral : 3

(60)

e. Sangat Tidak Sesuai : 1

b. Kepuasan/ manfaat, Skala Likertnya:

a. Sangat Puas : 5

b. Puas : 4

c. Netral : 3

d. Tidak Puas : 2

e. Sangat Tidak Puas : 1

c. Keyakinan, Skala Likertnya:

a. Sangat Yakin : 5

b. Yakin : 4

c. Netral : 3

d. Tidak Yakin : 2

e. Sangat Tidak Yakin : 1

d.Keinginan, Skala Likertnya:

a. Sangat Ingin : 5

b. Ingin : 4

c. Netral : 3

d. Tidak Ingin : 2

e. Sangat Tidak Ingin : 1

G. Teknik Pengumpulan Data

Supardi (2005:117) menyebutkan: kualitas data ditentukan alat

pengambil data atau alat pengukurannya, metode pengumpulan data adalah

(61)

sedangkan instrumen pengumpulan data adalah alat bantu yang dipilih dan

digunakan oleh peneliti dalam kegiatan pengumpulan agar kegiatan tersebut

menjadi sistematis dan dipermudah. Pengumpulan data tidak lain dari suatu

proses pengadaan data primer untuk keperluan penelitian. Maka secara garis

besar bahwa metode pengumpulan data merupakan bagian dari perencanaan

kegiatan penelitian yang berkaitan dengan proses penentuan cara-cara untuk

mendapatkan atau menjaring data-data penelitian lapangan (terutama data

primer)

Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode pengumpulan

data, yaitu :

1) Wawancara

Dengan melakukan tanya jawab secara langsung kepada beberapa

orang untuk dimintai keterangan atau pendapatnya mengenai produk

POND’S Moisturizer.

2) Dokumentasi / Studi Pustaka

Peneliti menggunakan data berupa catatan, transkrip, surat kabar,

majalah, dan data-data tertulis lain yang dapat digunakan sebagai

referensi penelitian.

3) Kuesioner

Sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh

informasi dari responden tentang persepsi konsumen terhadap

(62)

H. Definisi Operasional

Produk : suatu yang dapat ditawarkan ke pasar untuk mendapatkan perhatian untuk di beli, digunakan atau dikonsumsi yang dapat memenuhi suatu

keinginan atau kebutuhan.

Kualitas : keseluruhan sifat-sifat dan ciri-ciri suatu barang dan atau jasa yang berpengaruh pada kemampuannya memuaskan kebutuhan dan

keperluan yang yang dinyatakan ataupun tersirat.

Harga : sejumlah nilai yang ditukarkan konsumen dengan manfaat dari memiliki atau menggunakan produk atau jasa yang nilainya ditetapkan oleh

pembeli dan penjual melalui tawar-menawar, atau ditetapkan oleh penjual

untuk satu harga yang sama terhadap semua pembeli.

Persepsi konsumen : Persepsi konsumen adalah bagaimana seorang konsumen melihat realitas di luar dirinya atau dunia sekelilingnya

Minat beli ulang : setelah membeli dan menggunakan suatu produk konsumen melakukan pembelian lagi dan menggunakan produk tersebut.

I. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Populasi adalah suatu kesatuan individu atau subyek pada wilatah

dan waktu serta dengan kualitas tertentu yang akan diamati atau diteliti,

sedangkan sampel adalah bagian dari populasi yang dijadikan subyek

penelitian sebagai ”wakil” dari para anggota populasi.

2. Sampel

Sampel adalah sebagian kecil dari populasi. Besarnya Populasi

(63)

yang diharapkan dalam suatu pendugaan proporsi yang menggunakan

sampel random sebesar (1-α) dan besarnya error (E) tidak melebihi suatu

harga tertentu. Jika confidence level = 95% maka error maksimum

sebagai berikut (Pangestu Subagyo,2004:88) :

E = 1,96 n

P P(1− )

keterangan : E = error

P = proporsi populasi (besarnya populasi)

n = jumlah sampel

Setelah dilakukan perubahan bentuk persamaan itu diperoleh :

n minimum = P(1-P)

2 96 , 1 ⎥⎦ ⎤ ⎢⎣ ⎡ E

Karena P belum diketahui, dan agar lebih aman maka P dianggap = 0,5

sehingga P(1-P) = 0,5(1-0,5) = 0,25 sehingga n minimum menjadi :

n minimum = 0,25

2 96 , 1 ⎥⎦ ⎤ ⎢⎣ ⎡ E

Apabila error yang dikehendaki tidak lebih dari 0,1 maka besarnya

sampel :

n mimimum = P(1-P)

2 96 , 1 ⎥⎦ ⎤ ⎢⎣ ⎡ E = 0,25 2 1 , 0 96 , 1 ⎥ ⎦ ⎤ ⎢ ⎣ ⎡

(64)

J. Teknik Pengambilan Sampel

Teknik pengambilan sampel dalam penelitan ini menggunakan

Purposive Sampling yaitu peneliti memilih sampel dari anggota populasi

yang bersedia menjadi responden asal memenuhi kriteria atau ciri-ciri yang

ditentukan oleh penulis. Kriteria responden tersebut adalah:

1) Responden adalah konsumen pemakai POND’S Moisturizer dengan

lama pemakaian ≥ 1 bulan.

2) Responden adalah penghuni kost konsumen POND’S Moisturizer di

Dusun Mrican dan Dusun Papringan, Kelurahan Catur Tunggal,

Kecamatan Depok, Kabupaten Sleman, Yogyakarta yang mudah

dijangkau oleh peneliti. Alasan dipilih lokasi penelitian:

a. Lokasi penelitian berdekatan dengan kampus (Universitas

Sanata Dharma, STMIK Jendral Ahmad Yani, Universitas

Atma Jaya, Universitas Negeri Yogyakarta, Univesitas Islam

Indonesia) dan berdekatan dengan sekolah (STM

Pembangunan dan SMA Gama) sehingga di lokasi penelitian

terdapat banyak kost.

b. Banyak pusat belanja yang ada disekitar lokasi penelitian

(Alfamart, Indomaret, Circle K, Toko Merah, dan Vikita)

sehingga memungkinkan responden untuk membeli POND’S

Moisturizer dan menggunakannya.

c. Sepengetahuan penulis, belum ada yang meneliti tentang

POND’S Moisturizer, dengan responden penghuni kost dan

(65)

Kelurahan Catur Tunggal, Kecamatan Depok, Kabupaten

Sleman, Yogyakarta.

3) Di masing-masing tempat akan disebar 50 kuesioner atau 50

responden penghuni kost yang ada di Dusun Mrican dan 50

responden penghuni kost yang ada di Dusun Papringan. Alasan

penyebaran kuesioner 50 – 50:

a. Luas Dusun Mrican dengan Dusun Papringan tidak jauh

berbeda 45.333 Ha untuk luas Dusun Mrican dan 65,2 Ha

untuk luas Dusun Papringan

b. Jumlah mahasiswa, pelajar di Dusun Mrican dengan Dusun

Papringan adalah 884 untuk Dusun Mrican dan 907 untuk

Dusun Papringan sehingga jumlah mahasiswa, pelajar di

lokasi tersebut tidak jauh berbeda.

K. Metode Pengujian Instrumen

Dengan Uji Validitas dan Reliabilitas Data, untuk menjamin apakah

data yang dikumpulkan benar-benar mempunyai tingkat validitas dan

reliabilitas yang tinggi atau benar-benar mampu mengkonfirmasi indikator

terhadap konstruk yang dibangun, maka terlebih dahulu dilakukan uji

konfirmatory (Supardi, 2005:302). Alat analisis yang akan digunakan adalah

koefisien korelasi sederhana antara skor setiap item (indikator) terhadap skor

total item tersebut. Jika terdapat indikator (item) yang koefisien korelasinya

tidak signifikan, maka dapat dikatakan bahwa item tersebut dinyatakan tidak

(66)

a. Pengujian Validitas

1. Bivariate Pearson (Korelasi Produk Momen Pearson)

Analisis ini dengan cara mengkorelasikan masing-masing skor item

dengan skor total. Skor total adalah penjumlahan dari keseluruhan

item (Duwi Priyatno, 2008:17).

Rumus :

[

2 ( )2

][

2 ( )2

]

) )( (

∑ ∑

− − = x x n i i n x i ix n rix Keterangan : ix

r = Koefisien korelasi item-total

i = Skor item

x = Skor total

n = jumlah sampel

Pengujian menggunakan uji dua sisi dengan taraf signifikansi (α) =

5%. Kriteria pengujian :

- Jika r hitung ≥ r tabel (uji 2 sisi dengan signifikansi 0,05) maka instrumen atau item-item pertanyaan berkorelasi signifikan

terhadap skor total (dinyatakan valid).

- Jika r

Gambar

Tabel V.1
 Tabel V.3 Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden
Tabel V.4
Tabel V.5 Analisis Uji Validitas Variabel Kualitas
+7

Referensi

Dokumen terkait

Ponorogo ROSIDA RAHM AWATI Guru Kelas M I M I NURUL HUDA GROGOL DAFTAR PESERTA PLPG TAHAP IV (Reguler)..

Kebijaksanaan dasar penanggulangan pencemaran udara untuk sumber bergerak dapat dilakukan dngan cara penggunaan bahan bakar bebas timbal dan kadar belerang rendah untuk

Ilmu Ekonomi Pelatihan Kewirausahaan Rumah Tangga Melalui Home Vegetable Gardening dalam rangka Efisien Pengeluaran Rumah Tangga : Studi Kasus Kecamatan Kuranji, Padang

Eksperimen menunjukkan komputasi matrik invers dengan jumlah data kecil atau besar dengan menggunakan prosessor berjumlah 2,4,8, dan 16 dalam perhitungan matrik inverse

Praktikum ini bertujuan untuk: 1) mengenal lalat buah ( Drosophila melanogaster ), 2) membedakan seks lalat buah dewasa secara morphologik, 3) mempelajari

Pada saat baterai sudah terisi penuh , penuh itu dalam maksud sesuai dengan energi listrik yang dibutuhkan tegangan arus DC ( Direct Current ) akan ada 2 pilhan

Tujuan penulisan laporan akhir ini adalah menerapkan aplikasi berbasis komputer untuk menunjang sistem akademik pada Jurusan Manajemen Informatika Politeknik

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah ada hubungan antara sikap terhadap eutanasia dengan tingkat religiositas pada mahasiswa Fakultas Kedok:teran. Penelitian ini