i
ANALISIS PENGARUH PERSEPSI KONSUMEN TENTANG KUALITAS PRODUK DAN HARGA PRODUK TERHADAP MINAT BELI
Studi Kasus pada Penghuni Kost Konsumen POND’S Moisturizer di Dusun Mrican dan Dusun Papringan, Kelurahan Catur Tunggal,
Kecamatan Depok, Kabupaten Sleman, Yogyakarta
Skripsi
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi
Program Studi Manajemen
Oleh:
Franciska Istinasanti NIM: 042214146
PROGRAM STUDI MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SANATA DHARMA
vi
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
MOTTO
Jika seseorang mendekatkan diri padaKu sejengkal maka Aku akan mendekatkan
sehasta. Jika ia mendekatkan dirinya padaKu sehasta maka Aku akan
mendekatkan sedepa. Apabila ia datang padaKu dengan berjalan maka Aku akan
datang padanya dengan berlari.
(HR-Bukari)
Jangan biarkan apapun menghalangi kesuksesanmu jika itu menurutmu yang
terbaik.
(Me)
PERSEMBAHAN
Skripsi ini dipersembahkan untuk Tuhan YME, atas rencana indah yang telah di
anugerahkanNya.
vii ABSTRAK
ANALISIS PENGARUH PERSEPSI KONSUMEN TENTANG KUALITAS PRODUK DAN HARGA PRODUK TERHADAP MINAT BELI Studi Kasus pada Penghuni Kost Konsumen POND’S Moisturizer di Dusun Mrican dan Dusun Papringan, Kelurahan Catur Tunggal, Kecamatan Depok
Sleman, Kabupaten Sleman, Yogyakarta Franciska Istinasanti
Universitas Sanata Dharma Yogyakarta
2009
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana persepsi konsumen tentang kualitas produk dan harga produk POND’S Moisturizer serta untuk mengetahui apakah ada perbedaan persepsi konsumen tentang kualitas produk dengan harga produk POND’S Moisturizer dilihat dari jenis kelamin, usia, dan besarnya uang saku per bulan, dan juga untuk mengetahui apakah persepsi konsumen mengenai kualitas produk dengan harga produk POND’S Moisturizer
berpengaruh terhadap minat beli ulang konsumen.
Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuesioner. Penelitian ini dilakukan di Dusun Mrican dan Dusun Papringan, dengan jumlah responden yang diambil sebanyak 100 responden. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah Purposive Sampling. Teknik analisis data yang digunakan adalah Analisis Persentase, Analisis IndependentSample t-test, Analisis Anova Satu Arah, dan Analisis Regresi Linear Berganda.
Dari hasil diketahui bahwa persepsi konsumen terhadap kualitas POND’S
Moisturizer adalah baik dan persepsi konsumen terhadap harga POND’S Moisturizer
relatif sedang. Tidak ada perbedaan persepsi konsumen terhadap kualitas POND’S
Moisturizer jika dilihat menurut jenis kelamin, usia dan besar uang saku per bulan responden. Tidak ada perbedaan persepsi konsumen terhadap harga POND’S
Moisturizer jika dilihat menurut jenis kelamin dan usia responden. Sebaliknya ada
viii ABSTRACT
AN ANALYSIS ON THE INFLUENCE ON CONSUMER’S PERCEPTION ABOUT PRODUCT PRICE AND QUALITY TOWARDS BUYING
INTEREST
Case Study in Boarding House Residents in Mrican and Papringan Village, Catur Tunggal, Depok, Sleman, Yogyakarta
Franciska Istinasanti Sanata Dharma University
Yogyakarta 2009
The purpose of this research is to know about (1) consumer’s perception on the price and quality of POND’S Moisturizer from several perspective such as gender, age and monthly pocket money, (2) consumers perception related to the influence of the consumer’s continual buying interest towards the quality and price of POND’S Moisturizer.
The method of data collection which used in this research was questionnaire method. The research was conducted in Mrican and Papringan village, with 100 participants. The technique of sampling collection used was purposive sampling. The technique for the analysis was used Percentage Analysis, Independent Sample t-test Analysis, One-Way Anova Analysis, Multiple Linear Regression Analysis.
The research found that (1) consumer’s perception towards the quality of POND’S Moisturizer was good, (2) the consumer’s perception towards the price of POND’S Moisturizer based was moderate.
ix
KATA PENGANTAR
Puji syukur dan terima kasih penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan tuntunan-Nya sehingga penulis mampu menyelesaikan skripsi yang berjudul Analisis Pengaruh Persepsi Konsumen tentang Kualitas Produk dan Harga Produk Terhadap Minat Beli. “Studi Kasus pada Penghuni Kost Konsumen POND’S Moisturizer di Dusun Mrican dan Dusun Papringan, Kelurahan Catur Tunggal, Kecamatan Depok, Kabupaten Sleman, Yogyakarta”. Tujuan penulisan skripsi ini adalah sebagai salah satu syarat uji sarjana untuk memperoleh gelar sarjana pada Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
Selama proses penyelesaian skripsi ini, penulis mendapatkan begitu banyak bantuan dan dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu penulis ingin mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada:
1. Bapak Drs. YP. Supardiyono, M.Si., Akt., selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
2. Bapak V. Mardi Widyadmono, S.E., M. B. A., selaku Ketua Program Studi Manajemen, Fakultas Ekonomi, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
3. Bapak Drs. A. Triwanggono, selaku Dosen Pembimbing I yang telah memberikan bimbingan, pengetahuan, dan saran serta meluangkan waktu untuk membantu penulis menyelesaikan skripsi ini.
x
5. Bapak Drs. Hyginus Suseno Triyanto Widododo, M.Si., selaku Dosen Pembimbing akademik.
6. Bapak dan Ibu Dosen Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta yang telah memberikan ilmu selama perkuliahan yang sangat berguna bagi penulis.
7. Pemerintah Kabupaten Sleman BAPPEDA dan Pemerintah Kabupaten Sleman Kecamatan Depok, Desa Catur Tunggal, terima kasih untuk izin yang telah diberikan sehingga penulis dapat melakukan penelitian.
8. Bapak Dukuh Mrican dan Papringan, Kelurahan Catur Tunggal, Kecamatan Depok, Kabupaten Sleman, Yogyakarta, terima kasih untuk ijin penelitian dan informasi yang bermanfaat bagi penulisan skripsi ini.
9. Kedua orang tuaku tersayang Bapak Mulyono dan Ibu Ratiyah, terima kasih untuk dukungan doa, perhatian, didikan, semangat, kasih sayang, kesabaran dan dukungan finansial sehingga aku dapat menyelesaikan skripsi ini.
10.Adik-adikku, Dwi, Andre, dan Dimas, terima kasih untuk dukungan, semangat dan kepercayaan kalian.
11.Keluarga besarku terima kasih atas dukungan dan semangatnya..
12.Orang-orang terdekatku dan pernah dekat dengan aku, sahabat-sahabat karibku, terima kasih atas kasih sayang, dukungan, dan persahabatannya.
xi
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih banyak kekurangan dan jauh dari kesempurnaan, karena keterbatasan waktu penelitian dan pengalaman yang dimiliki penulis. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun guna menyempurnakan skripsi ini. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi pembaca.
Yogyakarta, 17 September 2009 Penulis,
xii DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL………...i
HALAMAN PENGESAHAN……… ...ii
HALAMAN PERSETUJUAN………...iii
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA………...iv
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH ...………...v
HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN………...vi
ABSTRAK………...vii
ABSTRACT………...viii
KATA PENGANTAR………... ix
DAFTAR ISI………... xii
DAFTAR TABEL………...xvi
DAFTAR GAMBAR...xix
DAFTAR LAMPIRAN...xx
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah………...1
B. Rumusan Masalah………...5
C. Batasan Masalah………...5
D. Tujuan Penelitian………...6
E. Manfaat Penelitian………7
xiii BAB II LANDASAN TEORI
A. Pemasaran
a. Pengertian Manajemen Pemasaran………...10
b. Pengertian Pemasaran………...10
c. Konsep Manajemen Pemasaran………...11
B. Perilaku Konsumen a. Pengertian Konsumen………...15
b. Pengertian Perilaku Konsumen……….16
C. Persepsi Konsumen a. Pengertian Persepsi Konsumen……….18
b. Faktor yang Berpengaruh pada Persepsi………...18
D. Kualitas a. Pengertian Kualitas………....19
b. Dimensi Kualitas Produk………...22
E. Harga a. Pegertian Harga……….24
b. Aspek Penetapan Harga………24
c. Persepsi Konsumen Terhadap Harga………... 25
d. Persepsi Harga Terhadap Kualitas………25
F. Proses Keputusan Pembelian a. Pembelian………..27
b. Jenis Pembelian……….31
c. Proses Pembelian………...33
xiv BAB III METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian………...35
B. Lokasi dan Waktu Penelitian………..35
C. Subyek dan Obyek Penelitian………35
D. Variabel Penelitian……… 36
E. Data yang Dibutuhkan………...39
F. Teknik Pengukuran Data………... 40
G. Teknik Pengumpulan Data………... 42
H. Definisi Operasional………...43
I. Populasi dan Sampel………...43
J. Teknik Pengambilan Sampel………...45
K. Metode Pengujian Instrumen………... 45
L. Teknik Analisis Data………...49
BAB IV GAMBARAN UMUM 1. Gambaran Umum PT Unilever Indonesia Tbk A. Sejarah PT Unilever Indonesia Tbk………...58
B. Lokasi, Misi, Tujuan dan Prinsip PT Unilever Indonesia Tbk……59
C. Struktur Organisasi……….66
D. Bidang Usaha………..66
2. Gambaran Produk POND’S Moisturizer………....70
BAB V ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN A. Pelaksanaan Pengumpulan Data……….74
B. Analisis Deskriptif Karakteristik Subjek Penelitian………74
xv
D. Deskripsi Variabel Penelitian………...81
E. Analisis Data………...87
F. Pembahasan………...120
BAB VI KESIMPULAN, SARAN DAN KETERBATASAN PENELITIAN A. Kesimpulan………...125
B. Saran………...125
C. Keterbatasan Penelitian………...126
xvi
DAFTAR TABEL
Halaman Tabel V.1 Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden Berdasarkan
Jenis Kelamin... 75
Tabel V.2 Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden Berdasarkan Usia... 75
Tabel V.3 Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden Berdasarkan Besar Uang Saku per Bulan...76
Tabel V.4 Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden Berdasarkan Lama Menggunakan POND' S Moisturizer...77
Tabel V.5 Analisis Uji Validitas Variabel Kualitas...78
Tabel V.6 Analisis Uji Validitas Variabel Harga... 78
Tabel V.7 Analisis Uji Validitas Variabel Minat Beli Ulang...79
Tabel V.8 Reability Statistics variabel Kualitas POND'S Moisturizer...79
Tabel V.9 Reability Statistics Variabel Harga POND'S Moisturizer...80
Tabel V.10 Reability Statistics Variabel Minat Beli Ulang POND'S Moisturizer...80
Tabel V.11 Distribusi Skor Kualitas POND'S Moisturizer...81
Tabel V.12 Distribusi Skor Harga POND'S Moisturizer...82
Tabel V.13 Distribusi Skor Mina Beli Ulang POND'S Moisturizer Berdasarkan Kesesuaian... 83
xvii
Berdasarkan Keyakinan...85 Tabel V.16 Distribusi Skor Mina Beli Ulang POND'S Moisturizer
Berdasarkan Keinginan...86 Tabel V.17 Distribusi Persepsi Konsumen Terhadap Kualitas POND'S
Moisturizer...88 Tabel V.18 Distribusi Persepsi Konsumen Terhadap Harga POND'S
Moisturizer...89 Tabel V.19 Output Test of Homogeneity of Variances Menurut Usia.
Terhadap Kualitas...92 Tabel V.20 Output Hasil Uji Anova Menurut Usia Terhadap Kualitas…...93 Tabel V.21 Output Test of Homogeneity of Variances Menurut Besar Uang
Saku per Bulan. Terhdap Kualitas... 95 Tabel V.22 Output Hasil Uji Anova Menurut Besar Uang Saku per Bulan
Terhadap Kualitas... 96 Tabel V.23 Output Test of Homogeneity of Variances Menurut Usia
Terhadap Harga...101 Tabel V.24 Output Hasil Uji Anova Menurut Usia terhad Harga…………....102 Tabel V.25 Output of Test Homogeneity of Variances Menurut Besar Uang Saku
per Bulan Terhadap Harga………104 Tabel V.26 Output Hasil Uji Anova Menurut Besar Uang Saku per Bulan
xviii
xix
DAFTAR GAMBAR
Halaman Gambar V.1 Daerah Penerimaan dan Penolakan HO Menurut Jenis Kelamin
Terhadap Kualitas………..92 Gambar V.2 Daerah Penerimaan dan Penolakan HO Menurut Usia
Terhadap Kualitas………..94 Gambar V.3 Daerah Penerimaan dan Penolakan HO Menurut Besar Uang Saku Saku per bulan Terhadap Kualitas………...98 Gambar V.4 Daerah Penerimaan dan Penolakan HO Menurut Jenis Kelamin
Terhadap Harga...100 Gambar V.5 Daerah Penerimaan dan Penolakan HO Menurut Usia Terhadap
Harga...103 Gambar V.6 Daerah Penerimaan dan Penolakan HO Menurut Besar Uang
Saku Saku per bulan Terhadap Harga...109 Gambar V.7 Daerah Penerimaan dan Penolakan HO Uji t Koefisien Regresi
` Variabel Kualitas POND’S Moisturizer ...116 Gambar V.8 Daerah Penerimaan dan Penolakan HO Uji t Koefisien Regresi
xx
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran I Kuesioner………...129
Lampiran II Deskripsi Responden………...135
Lampiran III Tabulasi Data Penelitian………...138
Lampiran IV Output Uji Reabilitas dan Validitas………...142
Lampiran V Output Hasil Uji Independent Sample T Test………145
Lampiran VI Hasil Uji One Way Anova………148
Lampiran VII Output Uji Asumsi Klasik………..153
Lampiran VIII Output Uji Linear Berganda………...157
Lampiran IX Tabel-tabel Statistik………....161
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Didalam era globalisasi dan pasar bebas, berbagai jenis barang dan
jasa dengan berbagai merek membanjiri pasar Indonesia. Persaingan antar
merek setiap produk akan menjadi tajam dalam memperebutkan konsumen.
Bagi konsumen, pasar menyediakan berbagai pilihan produk dan merek yang
banyak. Konsumen bebas memilih produk dan merek yang akan dibelinya.
Keputusan membeli ada dalam diri konsumen. Konsumen akan
menggunakan berbagai kriteria dalam membeli produk dan merek tertentu.
Diantaranya adalah konsumen akan membeli produk yang sesuai dengan
kebutuhannya, seleranya, dan daya belinya. Konsumen juga seringkali
memutuskan pembelian suatu produk berdasarkan persepsinya terhadap
produk tersebut. Memahami persepsi konsumen adalah penting bagi pemasar
dan produsen. Konsumen tentu akan memilih produk yang bermutu lebih
baik dengan harga yang lebih murah.
Selama dua dekade terakhir, penekanan baru atas pentingnya kualitas
telah mengembangbiakkan gerakan kualitas secara global. Sebagian besar
perusahaan mengimplementasikan program “Manajemen Kualitas Total”
(Total Quality Manajemen-TQM), yaitu usaha-usaha untuk meningkatkan
kualitas produk dan proses secara konsisten di setiap tahap dalam kegiatan
operasinya.
Semakin banyak perusahaan menggunakan definisi kualitas melalui
sudut pandang pelanggannya, maka program TQM-nya sedikit demi sedikit
menuju ke program kepuasan pelanggan dan program untuk
mempertahankan pelanggan. Dengan demikian, sekarang banyak perusahan
yang mengubah kualitas yang ditentukan oleh pelanggan menjadi senjata
strategis yang ampuh. Mereka menciptakan kepuasan dan nilai bagi
pelanggan secara konsisten dan secara menguntungkan memenuhi kebutuhan
dan keinginan pelanggan akan kualitas. Saat ini, secara nyata kualitas telah
menjadi keharusan supaya dapat bersaing di abad dua puluh satu hanya
perusahaan yang mempunyai kualitas terbaik yang akan berhasil.
Kualitas produk merupakan salah satu alat pemasaran yang penting
dalam pengembangan produk, pemasar lebih dahulu harus memilih tingkatan
kualitas yang dapat mendukung posisi produk di pasar sasarannya. Dalam
dimensi tersebut kualitas produk tersebut berarti kualitas kinerja yaitu
kemampuan produk untuk melakukan fungsi-fungsinya. Kemampuan itu
menjadi daya tahan, kehandalan, ketelitian yang dihasilkan, kemudahan
dioperasikan dan diperbaiki, dan atribut lain yang berharga pada produk
secara keseluruhan. Dalam kualitas terdapat konsistensi yang tinggi akan
kualitas produk yaitu, kualitas kesesuaian, bebas dari kecacatan dan
konsistenan dalam memberikan kualitas yang dijanjikan.
Suatu perusahaan akan menjadi bijaksana dalam mengukur kepuasan
konsumen secara teratur karena salah satu kunci untuk meningkatkan
konsumen adalah kepuasan pelanggan karena kualitas sebuah produk sesuai
tingkat tinggi setelah mengkonsumsi sebuah produk maka secara umum
konsumen tersebut bartahan memenuhi kesetiaannya lebih lama, atau jika
konsumen tersebut puas maka konsumen tersebut akan menunjukkan
kemungkinan yang lebih tinggi untuk membeli kembali produk tersebut dan
menawarkan kepada orang lain tentang produk yang sedang ia gunakan.
Pengembangan sebuah produk mengharuskan perusahaan
menetapkan manfaat-manfaat apa yang akan diberikan oleh produk ini.
Manfaat-manfaat ini dikomunikasikan dan hendaknya dipenuhi oleh atribut
produk. Untuk produk barang, misalnya dalam bentuk mutu, ciri dan desain.
Mutu produk menunjukkan kemampuan sebuah produk untuk menjalankan
fungsinya, ciri produk merupakan sarana kompetitif untuk membedakan
produk perusahaan dengan produk pesaing, sedangkan desain dapat
menyumbangkan kegunaan atau manfaat produk serta coraknya. Jadi, produk
barang tidak hanya penampilan yang diperhatikan tetapi juga hendaknya
merupakan produk yang simpel, aman, tidak mahal, sederhana dan ekonomis
dalam proses produksi dan distribusi.
Penetapan harga dan persaingan harga telah dinilai sebagai masalah
utama yang dihadapi perusahaan. Namun, banyak perusahaan yang tidak
menangani harga dengan baik. Keputusan harga strategi marketing mix,
dimana harus mempertimbangkan marketing mix sebagai satu keseluruhan.
Jika produk diposisikan atas dasar faktor-faktor bukan harga, maka
keputusan-keputusan mengenai mutu, promosi dan distribusi akan
dalam penentuan posisi maka harga akan sangat mempengaruhi
keputusan-keputusan mengenai unsur-unsur marketing mix lainnya.
Oleh karena sebelum menetapkan harga, harus dipahami dulu
hubungan antara harga dan permintaan terhadap produk atau jasa tersebut
baik untuk jenis pasar yang berbeda maupun persepsi konsumennya, lalu
dianalisis dengan metode-metode yang sesuai. Harga dan tawaran pesaing
perlu diketahui untuk menentukan harga serta reaksi mereka setelah
keputusan harga diberlakukan.
Melalui survei periodik dapat diketahui jejak kepuasan konsumen
secara langsung. Para responden dapat dimintai keterangan melalui
pertanyaan-pertanyaan tambahan untuk mengukur minat membeli kembali
suatu produk dan kemungkinan atau kemauan untuk memuji kebaikan merek
ke orang lain. Maka dalam penelitian ini dipilih produk yang banyak
dijumpai oleh masyarakat dan digunakan khususnya kalangan muda.
Dari uraian tersebut diatas maka penulis tertarik untuk melakukan
penelitian dengan judul “ANALISIS PENGARUH PERSEPSI KONSUMEN
TENTANG KUALITAS PRODUK DAN HARGA PRODUK TERHADAP
MINAT BELI” studi kasus pada penghuni kost konsumen POND’S
Moisturizer di Dusun Mrican dan Dusun Papringan, Kelurahan Catur
B. Rumusan Masalah
Beradasarkan latar belakang maka peneliti membuat rumusan masalah, yaitu :
1. Bagaimana persepsi konsumen mengenai kualitas produk dan harga
produk POND’S Moisturizer?
2. Apakah ada perbedaan persepsi konsumen tentang kualitas produk
dengan harga produk POND’S Moisturizer dilihat dari jenis kelamin,
usia, dan besarnya uang saku per bulan?
3. Apakah persepsi konsumen mengenai kualitas produk dengan harga
produk POND’S Moisturizer berpengaruh terhadap minat beli ulang
konsumen?
C. Batasan Masalah
Agar penelitian lebih terarah atau tidak terlalu luas dari permasalahan, maka
peneliti membuat batasan masalah :
1. Penelitian ditujukan kepada anak kost konsumen POND’S Moisturizer di
Dusun Mrican dan Dusun Papringan, Kelurahan Catur Tunggal,
Kecamatan Depok, Kabupaten Sleman, Yogyakarta.
2. Karakteristik responden dalam penelitian ini adalah :
a) Jenis kelamin :
a. Pria
b. Wanita
b) Usia :
a. 14 tahun – 17 tahun
b. 18 tahun – 21 tahun
d. 26 tahun – 29 tahun
e. > 30tahun
c) Besarnya uang saku per bulan :
a. < Rp. 500.000,00
b. Rp. 501.000,00 – Rp. 1.000.000,00
c. Rp. 1.001.000,00 – Rp. 1.500.000,00
d. Rp. 1.501.000,00 – Rp.2.000.000,00
e. > Rp. 2.000.000,00
d) Lama responden menggunakan POND’S Moisturizer :
a. 1 bulan – 3 bulan
b. 4 bulan – 6 bulan
c. 7 bulan – 9 bulan
d. 10 bulan – 12 bulan
e. 12 bulan
D. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian merupakan keinginan peneliti untuk melakukan
penelitian, keinginan peneliti melakukan penelitian yang pasti adalah untuk
menjawab masalah penelitian yang akan dirumuskan. Maka penyusunan
tujuan penelitian tidak akan terlepas dari rumusan masalah penelitian.
Adapun tujuan penelitian ini adalah :
1. Untuk mengetahui bagaimana persepsi konsumen tentang kualitas
2. Untuk mengetahui apakah ada perbedaan persepsi konsumen tentang
kualitas produk dengan harga produk POND’S Moisturizer dilihat
dari jenis kelamin, usia, dan besarnya uang saku per bulan.
3. Untuk mengetahui apakah persepsi konsumen mengenai kualitas
produk dengan harga produk POND’S Moisturizer berpengaruh
terhadap minat beli ulang konsumen.
E. Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian adalah penjelasan kepada pihak-pihak mana saja kiranya
hasil riset ini/ penelitian bermanfaat (Supardi, 2005:178). Manfaat dari
penelitian ini adalah :
1. Bagi perusahaan
Hasil penelitian dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan
dalam meningkatkan kualitas dan menetapkan harga produk
POND’S Moisturizer bagi PT. Unilever Indonesia Tbk dan bagi
pusat belanja di Yogyakarta.
2. Bagi Universitas Sanata Dharma
Hasil penelitian dapat menambah referensi perpustakaan
Universitas Sanata Dharma dan menambah pengetahuan bagi
pembaca.
3. Bagi peneliti
Melalui penelitian ini, peneliti dapat menerapkan disiplin ilmu
yang telah diperoleh dan menambah wawasan yang berkaitan
F. Sistematika Penulisan
Bab I Pendahuluan
Pada bab pendahuluan akan dijelaskan mengenai latar
belakang, masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian,
manfaat penelitian dan sistematika penulisan.
Bab II Landasan Teori
Pada bab landasan teori akan dijelaskan mengenai teori-teori
yang berkaitan dengan permasalahan dalam penelitian ini dan
hipotesis.
Bab III Metode Penelitian
Pada bab ini akan dijelaskan mengenai jenis penelitian, lokasi
dan waktu penelitian, subyek dan obyek penelitian, variabel
penelitian, data yang dibutuhkan, teknik pengumpulan data,
teknik pengukuran data, definisi operasional, populasi dan
sampel, teknik pengambilan sampel, metode pengujian
instrumen, dan teknik analisis data.
Bab IV Gambaran Umum PT. Unilever Indonesia Tbk
Dalam bab ini berisi gambaran umum PT. Unilever Indonesia
Tbk dan gambaran tentang produk POND’S.
Bab V Analisis data Dan Pembahasan
Bab analisis data akan dijelaskan mengenai analisis data dan
penjelasannya.
Pada bab ini akan diuraikan mengenai kesimpulan dari
analisis data yang ada serta saran yang dapat diberikan oleh
BAB II LANDASAN TEORI
A. Pemasaran
a. Pengertian Manajemen Pemasaran
Manajemen pemasaran adalah proses perencanaan dan pelaksanaan
dari perwujudan, pemberian harga, promosi, dan distribusi dari
barang-barang, jasa dan gagasan untuk menciptakan pertukaran
dengan kelompok sasaran yang memenuhi tujuan pelanggan (Philip
Kotler, 2005).
b. Pengertian Pemasaran
Berikut ini adalah beberapa definisi pemasaran yang dikemukakan
oleh Kotler (2003:10) :
Pemasaran adalah proses sosial yang dengan proses itu individu dan
kelompok mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan inginkan
dengan menciptakan, menawarkan, dan secara bebas
mempertukarkan produk dan jasa yang bernilai dengan pihak lain.
Pengembangan pemasaran dalam hal ini lebih diarahkan
untuk dapat memenuhi kebutuhan dan keinginan konsumen. Oleh
beberapa ahli, konsumen atau pelanggan disebut pasar atau pasar
sasaran bagi perusahaan.
Untuk meningkatkan jumlah konsumen atau pelanggan,
perusahaan harus memberikan produk serta jasa atau pelayanan yang
memuaskan. Pasar adalah orang-orang yang mempunyai keinginan
untuk puas, mempunyai uang untuk berbelanja, dan mempunyai
kemauan untuk membelanjakannya.
c. Konsep Manajemen Pemasaran
Jangkauan pemasaran sangat luas, berbagai tahap kegiatan
harus dilalui oleh barang dan jasa sebelum sampai ketangan
konsumen, sehingga ruang lingkup kegiatan yang luas itu
disederhanakan menjadi 4 (empat) komponen, yaitu produk
(product), harga (price), distribusi (place), dan promosi (promotion).
Masing-masing penjelasannya adalah :
1. Kebijakan produk
produk adalah suatu yang dapat ditawarkan ke pasar
untuk mendapatkan perhatian, untuk dibeli, digunakan atau
dikonsumsi yang dapat memenuhi suatu keinginan atau
kebutuhan. Yang termasuk dalam produk selain berbentuk
fisik juga jasa atau layanan. Produk dapat dibeda-bedakan
atau diklasifikasikan kedalam beberapa macam. Misalnya,
barang. Yang dapat dibedakan menjadi barang konsumsi,
yaitu barang yang dibeli oleh konsumen akhir untuk
dikonsumsi dan barang industri, yaitu barang yang dibeli
untuk diolah kembali.
2. Kebijakan harga
Harga adalah sejumlah nilai yang ditukarkan
konsumen dengan manfaat dari memiliki atau menggunakan
satu harga yang sama terhadap semua pembeli.
Keputusan-keputusan mengenai harga dipengaruhi oleh berbagai faktor,
yaitu faktor internal perusahaan dan faktor lingkungan
eksternal. Dalam hal faktor internal, keputusan harga
disesuaikan dengan sasaran pemasaran, misalnya sasarannya
adalah untuk bertahan hidup, memaksimalkan laba jangka
pendek, memaksimalkan pangsa pasar atau kepemimpinan
mutu produk. Dalam hal faktor eksternal, dapat dijelaskan
sebagai berikut : pasar dan permintaan konsumen merupakan
plafon harga (harga tertinggi). Konsumen akan
membandingkan harga suatu produk atau jasa dengan manfaat
yang dimilikinya. Faktor-faktor eksternal lainnya yaitu
kondisi ekonomi seperti inflasi, biaya bunga, resesi,
”booming”, dan keputusan-keputusan pemerintah dapat
mempengaruhi keefektifan strategi penetapan harga.
3. Kebijakan distribusi
Sebagian besar produsen menggunakan perantara
pemasaran untuk memasarkan produk khususnya barang
dengan cara membangun saluran distribusi, yaitu sekelompok
organisasi yang saling tergantung dalam keterlibatan mereka
pada proses yang memungkinkan suatu produk atau jasa
tersedia bagi penggunaan atau konsumsi oleh konsumen atau
pengguna industrial. Saluran distribusi membentuk tingkatan
Dalam kebijakan distribusi, desain saluran perlu
ditetapkan. Didalam mendesain suatu sistem saluran
memerlukan analisis kebutuhan layanan konsumen, penetapan
sasaran dan kendala-kendala saluran, pengidentifikasian
alternatif-alternatif saluran yang utama serta pengevaluasinya.
Selanjutnya, perlu ditetapkan sasaran dan kendala saluran.
Setelah perusahaan menetapkan sasaran yang hendak dicapai
oleh salurannnya, selanjutnya ia harus mengidentifikasikan
alternatif-alternatif utama salurannya yang berhubungan
dengan jenis perantara, jumlah perantara dan tanggung jawab
anggota saluran.
Jumlah perantara: maksudnya mencari jenis perantara
yang sesuai dengan produk untuk dapat menjual atau
mendekatkannya pada konsumen. Jumlah perantara:
maksudnya perusahaan harus memutuskan banyaknya
pedagang perantara dari tiap tingkat yang menurutnya paling
efektif. Tanggung jawab aggota saluran: maksudnya produsen
dan perantara harus sepakat mengenai syarat-syarat dan
tanggung jawab masing-masing anggota saluran. Kriteria
ekonomi: maksudnya memilih alternatif berdasarkan
keuntungan bersih yang dihasilkan setelah mengurangi
pendapatan penjualan yang dilakukan oleh saluran dengan
semua biaya yang dikeluarkan. Kriteria pengendalian:
menjadi hal yang utama. Mungkin perusahaan memilih
pedagang perantara yang lebih mudah dikendalikan. Kriteria
adaptif: maksudnya perusahaan dapat menyalurkan produknya
ke saluran-saluran itu dalam waktu yang berjangka lama atau
berjangka pendek.
4. Kebijakan promosi
Pemasaran tidak hanya membicarakan mengenai
produk, harga produk dan mendistribusikan produk, tetapi
juga mengkomunikasikan produk ini kepada masyarakat agar
produk itu dikenal dan ujung-ujungnya dibeli.
Untuk mengkomunikasikan produk ini perlu disusun
suatu strategi yang sering disebut dengan strategi Bauran
Promosi (promotion mix) yang terdiri atas 4 (empat)
komponen utama, yaitu periklanan (advertising), promosi
penjualan (sales promotion), hubungan masyarakat (public
relations), dan penjualan perorangan (personal selling).
Periklanan merupakan tiap-tiap bentuk penyajian dan
promosi bukan pribadi yang dibayar, mengenai gagasan,
barang atau jasa oleh sponsor yang teridentifikasi. Promosi
penjualan adalah intensif jangka pendek untuk meningkatkan
pembelian atau penjualan suatu produk atau jasa dimana
pembelian diharapkan dilakukan sekarang juga. Kegiatan
promosi yang termasuk kedalam promosi penjualan misalnya
Hubungan masyarakat: bertujuan membangun hubungan yang
baik dengan publik perusahaan dengan menghasilkan
publisitas yang menyenangkan, menumbuhkembangkan suatu
citra perusahaan yang baik, menangani atau melenyapkan
desas-desus, kriteria, dan peristiwa yang tidak menyenangkan.
Perorangan: manajemen armada-penjual (para wiraniaga)
adalah analisis, perencanaan, implementasi, dan pengendalian
atas kegiatan para wiraniaga. Didalamnya termasuk
menetapkan sasaran, strategi armada penjual, merekrut,
menyeleksi, melatih, mensupervisi, serta mengevaluasi
armada penjual perusahaan, yaitu mengenai langkah-langkah
proses penjualan perorangan serta menilai kinerja para
wiraniaganya.
B. Perilaku Konsumen
a. Pengertian Konsumen
Menurut Ujang Sumarwan (2003) istilah konsumen sering
diartikan sebagai dua jenis konsumen yaitu; konsumen individual
dan konsumen organisasi. Konsumen individu membeli barang dan
jasa untuk digunakan sendiri. Misalnya membeli pakaian, sepatu
dan sabun. Sedangkan konsumen organisasi meliputi organisasi
bisnis, yayasan, lembaga sosial, kantor pemerintah, dan lembaga
lainnya (sekolah, perguruan tinggi, rumah sakit). Semua jenis
organisasi ini harus membeli produk peralatan dan jasa-jasa lainnya
b. Pengertian Perilaku Konsumen
Berikut ini adalah definisi tentang perilaku konsumen (Ujang
Sumarwan, 2003:25) :
1. Schiffman dan Kanuk (1994) mendefinisikan perilaku
konsumen sebagai berikut :
”The term consumer behavior refers to the behavior
that consumers display in searching for, purchasing, using,
evaluating , and disposing of products and services that they
expect will satisfy their needs”.
”Istilah perilaku konsumen diartikan sebagai perilaku
yang diperlihatkan konsumen dalam mencari, membeli,
menggunakan, mengevaluasi, dan menghabiskan produk dan
jasa yang mereka harapkan akan memuaskan kebutuhan
mereka”.
2. Engel, Blackwell dan Minard mengartikannya sebagai :
”We define consumer behavior as those activities
directly involved in obtaining, consuming, and disposing of
products and services, including the decisions processes that
precede and follow these action”.
”Kami mendefinisikan perilaku konsumen sebagai
tindakan yang langsung terlibat dalam mendapatkan,
mengkonsumsi, dan menghabiskan produk dan jasa, termasuk
proses keputusan yang mendahului dan mengikuti tindakan
3. Loudon dan Della-Bitta mengemukakan :
Perilaku konsumen adalah proses pengambilan
keputusan dan aktivitas fisik dalam mengevaluasi,
memperoleh, menggunakan, dan menghabiskan barang dan
jasa.
Dari definisi di atas dapat disimpulkan bahwa perilaku konsumen
adalah semua kegiatan, tindakan, serta proses psikologis yang mendorong
tindakan tersebut pada saat sebelum membeli, ketika membeli,
menggunakan, menghabiskan produk dan jasa setelah melakukan hal-hal di
atas atau kegiatan mengevaluasi.
Tujuan pemasaran memenuhi dan memuaskan kebutuhan serta
keinginan pelanggan sasaran. Bidang perilaku konsumen mempelajari cara
individu, kelompok, dan organisasi memilih, membeli, memakai, serta
memanfaatkan barang, jasa, gagasan, atau pengalaman dalam rangka
memuaskan kebutuhan dan hasrat mereka.
Menurut Philip Kotler (2003) Perilaku konsumen dipengaruhi
oleh empat faktor yaitu budaya (budaya-sub-budaya, dan kelas sosial),
sosial (kelompok acuan, keluarga, serta peran dan status), pribadi (usia,
siklus hidup, pekerjaan, keadaan ekonomi, gaya hidup, kepribadian, dan
konsep-diri), dan psikologis (motivasi, persepsi, pembelajaran, keyakinan,
C. Persepsi Konsumen
a. Pengertian Persepsi Konsumen
1. Persepsi (pandangan) adalah wujud dari respon akibat adanya
dorongan stimulus (stimulus drive). Suatu pandangan biasanya
dipilih berdasarkan isyarat yang ada pada lingkungannya atau
attitudnya (Supardi, 2005:343).
2. Persepsi konsumen adalah bagaimana seorang konsumen melihat
realitas di luar dirinya atau dunia sekelilingnya (Ujang Sumarwan,
2003:70).
3. Persepsi konsumen adalah proses pengorganisasian,
pengintepretasian terhadap stimulus yang diterima oleh organisme
atau individu sehingga merupakan sesuatu yang berarti, dan
merupakan aktivitas yang integrated dalam diri individuu (Walgito,
2006:54).
b. Faktor yang berpengaruh pada persepsi:
Menurut Suwarman (2003:76) :
1) Faktor pribadi adalah karakteristik konsumen yang muncul dari
dalam diri konsumen yaitu :
a. Motivasi dan hubungan konsumen
b. Harapan konsumen yang berpengaruh oleh pengalaman masa
lalunya.
2) Faktor stimulus
Faktor ini bisa dikontrol dan dimanipulasi oleh pemasar dan
: ukuran, warna, intensitas, kontras, posisi,petunjuk, gerakan,
kebauran, isolasi, stimulus yang disengaja, pemberi pesan menarik,
dan perubahan gambar yang cepat.
Menurut Baltus adalah :
1) Kemampuan dan keterbatasan fisik dari alat indera dapat
mempengaruhi persepsi untuk sementara waktu ataupun
permanen.
2) Kondisi lingkungan.
3) Pengalaman masa lalu.
Bagaimana cara individu untuk menginterpretasikan atau
bereaksi terhadap suatu stimulus tergantung dari pengalaman
masa lalunya.
4) Kebutuhan dan keinginan.
Ketika seorang individu membutuhkan atau menginginkan
sesuatu maka ia akan terus berfokus pada hal yang dibutuhkan
dan diinginkannya tersebut.
5) Kepercayan, prasangka dan nilai.
Individu akan lebih memperhatikan dan menerima orang lain
yang memiliki kepercayaan dan nilai yang sama dengannya.
Sedangkan prasangka dapat menimbulkan bias dalam
D. Kualitas
a. Pengertian Kualitas
Kata ”kualitas” mengandung banyak definisi dan makna.
Orang yang berbeda akan mengartikannya secara berlainan, beberapa
definisi yang kerapkali dijumpai antara lain (Fandy Tjiptono, 2005) :
a) Kesesuaian dengan persyaratan / tuntutan
b) Kecocokan untuk pemakaian
c) Perbaikan / penyempurnaan berkelanjutan
d) Bebas dari kerusakan / cacat
e) Pemenuhan kebutuhan pelanggan semenjak awal dan setiap saat
f) Melakukan segala sesuatu secara benar semanjak awal
g) Sesuatu yang bisa membahagiakan pelanggan.
Definisi menurut para guru kualitas (Fandy Tjiptono, 2005:11-12) :
a) Josep M. Juran
Kualitas sebagai kecocokan untuk pemakaian (fitness for use).
Definisi ini menekankan orientasi pada pemenuhan harapan
pelanggan.
b) Philip B. Crosby
Pendekatan Crosby menaruh perhatian besar pada transformasi
budaya kualitas. Ia mengemukakan pentingnya melibatkan
setiap orang dalam organisasi pada proses, yaitu dengan jalan
menekankan kesesuaian individual terhadap persyaratan
c) W. Edwards Deming
Strategi Deming didasarkan pada alat-alat statistik. Strategi ini
cenderung bersifat bottom-up. Penekanan strategi ini adalah
perbaikan dan pengukuran kualitas secara terus-menerus.
Deming sangat yakin bahwa bila karyawan diberdayakan untuk
memecahkan masalah (dengan catatan manajeman menyediakan
alat-alat yang cocok), maka kualitas dapat disempurnakan
terus-menerus.
d) Taguchi
Taguchi mendefinisikan kualitas sebagai kerugian yang timbul
oleh suatu produk bagi masyarakat setelah produk tersebut
dikirim, selain kerugian-kerugian yang disebabkan fungsi
intrinsik produk.
Tak satupun definisi para guru kualitas tersebut yang
sempurna. Akan tetapi, definisi-definisi tersebut merupakan usaha
mereka untuk menunjukkan bahwa setiap orang memerlukan definisi
operasional mengenai kualitas. Definisi operasional merupakan
deskripsi dalam ukuran-ukuran yang dapat dikuantifikasikan
mengenai apa yang diukur dan langkah-langkah yang perlu dilakukan
untuk mengukurnya secara konsisten. Tujuan pengukuran ini adalah
untuk menentukan kinerja aktual proses tersebut.
Definisi kualitas menurut American Society for Quality
Control, kualitas adalah keseluruhan sifat-sifat dan ciri-ciri suatu
memuaskan kebutuhan dan keperluan yang yang dinyatakan ataupun
tersirat. Suatu perusahaan yang memuaskan sebagian besar kebutuhan
pelanggan hampir setiap waktu, dapat dikatakan sebagai suatu
perusahaan yang berkualitas, tapi sangatlah penting untuk mengenal /
membedakan kualitas kesesuaian dan kualitas kinerja. Andaikan
suatu produk dikatakan mempunyai kualitas kinerja lebih baik
daripada produk yang lain. Akan tetapi, keduanya dapat dikatakan
memberikan kualitas kesesuaian jika seluruh unit memberikan
kualitas yang dijanjikan masing-masing merek.
Kualitas produk merupakan salah satu alat pemasaran yang
penting dalam pengembangan produk, pemasar lebih dahulu harus
memilih tingkatan kualitas yang dapat mendukung posisi poduk di
pasar sasarannya. Dalam dimensi tersebut kualitas produk berarti
kualitas kinerja yaitu kemampuan produk untuk melakukan
fungsi-fungsinya. Kemampuan itu meliputi daya tahan, kehandalan,
ketelitian yang dihasilkan, kemudahan dioperasikan dan diperbaiki,
dan atribut lain yang berharga pada produk secara keseluruhan.
Selain tingkatan kualitas, kualitas yang tinggi juga dapat
berarti konsistensi tingkatan kualitas yang tinggi. Dalam konsisten
yang tinggi tersebut kualitas produk berarti kualitas kesesuaian, bebas
dari kecacatan dan konsistenan dalam memberikan tingkatan kualitas
b. Dimensi Kualitas Produk
Bagian dari kebijakan produk adalah perihal kulitas produk.
Kualitas suatu produk baik berupa barang maupun jasa perlu
ditentukan melalui dimensi-dimensinya. Dimensi kualitas produk
adalah :
Produk berupa barang, untuk menentukan dimensi kualitas barang,
dapat melalui delapan dimensi yaitu :
1. Performance, hal ini berkaitan dengan aspek fungsional suatu
barang dan merupakan karakteristik utama yang
dipertimbangkan pelanggan dalam membeli barang tersebut.
2. Features, yaitu aspek performasi yang berguna untuk
menambah fungsi dasar, berkaitan dengan pilihan-pilihan
produk dan pengembangannya
3. Reliability, hal yang berkaitan dengan probabilitas atau
kemungkinan suatu barang berhasil menjalankan fungsinya
setiap kali digunakan dalam periode waktu tertentu dan dalam
kondisi tertentu pula.
4. Conformance, berkaitan dengan tingkat kesesuaian terhadap
spesifikasi yang telah ditetapkan sebelumnya berdasarkan
keinginan pelanggan. Konfirmasi merefleksikan derajat
ketepatan antara karakteristik desain produk dengan
karakteristik kualitas standar yang telah ditetapkan.
5. Durability, yaitu suatu refleksi umur ekonomis berupa ukuran
6. Serviceability, yaitu karakteristik yang berkaitan dengan
kecepatan, kompetensi, kemudahan, dan akurasi dalam
memberikan layanan untuk perbaikan barang.
7. Aesthetics, merupakan karakteristik yang bersifat subyektif
mengenai nilai-nilai estetika yang berkaitan dengan
pertimbangan pribadi dan refleksi dari preferensi individual.
8. Fit and finish, sifat subyektif berkaitan dengan perasaan
pelanggan mengenai keberadaan produk tersebut sebagai
produk yang berkualitas.
E. Harga
a. Pengertian harga
Harga adalah atribut produk atau jasa yang paling sering
digunakan oleh sebagian besar konsumen untuk mengevaluasi produk
(Ujang Sumarwan, 2003:303). Atau Harga adalah sejumlah nilai yang
ditukarkan konsumen dengan manfaat dari memiliki atau menggunakan
produk atau jasa yang nilainya ditetapkan oleh pembeli dan penjual
melalui tawar-menawar, atau ditetapkan oleh penjual untuk satu harga
yang sama terhadap semua pembeli.
b. Aspek penetapan harga :
1. Menjaga kelangsungan hidup suatu produk
2. Memaksimalkan keuntungan jangka pendek
3. Memaksimalkan pendapatan jangka pendek
4. Menjaga pertumbuhan penjualan maksimum
6. Meningkatkan pangsa pasar.
c. Persepsi konsumen terhadap harga
Dalam menilai harga suatu produk, konsumen sangat tergantung
bukan hanya dari nilai nominal secara absolut tetapi melalui persepsi
mereka pada harga.
Persepsi konsumen terhadap harga tergantung dari :
1) Perception of Price Diffrences
Menurut Weber Fechner, pembeli cenderung untuk selalu
melakukan evaluasi terhadap perbedaan antara harga yang
ditawarkan terhadap harga dasar yang diketahui.
2) Referencs Prices
Faktor lain yang mempengaruhi persepsi terhadap kewajaran
suatu harga adalah referensi harga yang dimiliki oleh
pelanggan yang didapat dari pengalaman sendiri dan
informasi luar yaitu iklan dan pengalaman orang lain
Shiffman, dkk (2007).
d. Persepsi harga terhadap kualitas
Menurut Shiffman, dkk (2007), dalam penilaian kualitas suatu
produk, sangat tergantung dari informasi yang melekat pada produk
tersebut serta dari seberapa besar informasi tersebut dipahami oleh setiap
individu. Informasi tersebut dapat berupa intrinsik (inormasi yang berasal
dari dalam produk itu sendiri) dan ekstrinsik (parameter lain yang
melekat pada produk apabila individu belum mempunyai pangalaman
Konsumen menggunakan harga sebagai indikator kualitas karena:
1) Konsumen percaya ada perbedaan kualitas diantara berbagai
merek dalam suatu produk kategori.
2) Konsumen percaya kualitas yang rendah dapat membawa resiko
yang lebih besar.
3) Konsumen tidak memiliki informasi lain kecuali merek terkenal
sebagai referensi dalam mengevaluasi kualitas sebelum membeli.
Untuk sebagian besar konsumen Indonesia masih
berpendapatan rendah, maka harga adalah faktor utama yang
dipertimbangkan dalam memilih produk maupun jasa. Konsumen pun
sangat sensitif terhadap harga. Kenaikan harga-harga sembilan bahan
pokok atau produk-produk konsumen sering menimbulkan gejolak sosial
bahkan demonstrasi dari konsumen yang memperjuangkan hak-haknya.
Para penjual mengharapkan harga setinggi mungkin untuk
barang / jasa yang ditawarkan agar mendapat uang sebanyak mungkin.
Akan tetapi bila mereka minta harga yang terlalu tinggi, para konsumen
tidak mau membeli sehingga barang tidak laku. Dilain pihak, kalu
penjual mendapat harga yang terlalu rendah, maka mereka tidak akan
bersedia melepaskan barangnya karena merasa rugi. Pedoman bagi
penjual dalam menentukan harga jual adalah :
1. Biaya yang telah dikeluarkan (ongkos bahan dan alat, tenaga kerja,
banyaknya waktu dan keahlian yang telah tercurahkan, dsb).
3. Pertimbangan lain: keadaan pasar, peluang yang ada, persaingan,
situasi sosial-ekonomi-politik, dan sebagainya.
Para konsumen sebaliknya menginginkan harga yang serendah mungkin
agar mendapat barang sebanyak mungkin dengan uang yang dibelanjakan
atau mengeluarkan uang sedikit mungkin untuk memperoleh apa yang
dibutuhkan. Pedoman bagi para konsumen adalah :
1. Kebutuhan-kebutuhan, menurut urutan mendesaknya : semakin suatu
barang dibutuhkan (atau semakin besar manfaat barang itu untuk
yang bersangkutan), makin orang bersedia membayar harga yang
tinggi untuk memperolehnya.
2. Besarnya penghasilan atau jumlah uang yang tersedia untuk
dibelanjakan: makin banyak uangnya, makin gampang orang
mengeluarkannya.
F. Proses Keputusan Pembelian a. Pembelian
Pembelian meliputi keputusan konsuman mengenai apa yang
dibeli, apakah membeli atau tidak, kapan membeli, dimana membeli,
dan bagaimana cara membayarnya.
1. Peran Pembelian
Lima peran yang dimainkan orang dalam keputusan pembelian
sebagai berikut :
1) Pencetus : orang yang pertama kali mengusulkan gagasan
2) Pemberi pengaruh : orang yang pandangan atau sasarannya
mempengaruhi keputusan.
3) Pengambil keputusan : orang yang mengambil keputusan
mengenai setiap komponen keputusan pembelian-apakah
membeli, tidak membeli, bagaimana cara membeli, dan
dimana akan membeli.
4) Pembeli : orang yang melakukan pembelian yang
sesungguhnya.
5) Pemakai : seseorang yang mengkonsumsi atau
menggunakan produk atau jasa tertentu.
2) Perilaku Pembelian
Pengambilan keputusan konsumen berbeda-beda, bergantung pada
jenis keputusan pembelian.
1) Perilaku pembelian yang rumit
Perilaku pembelian yang rumit terdiri dari proses tiga
langkah. Pertama, pembeli mengembangkan keyakinan
tentang produk tertentu. Kedua, ia membangun sikap tentang
produk tersebut. Ketiga, ia membuat pilihan pembelian yang
cermat. Konsumen terlibat dalam perilaku pembelian yang
rumit bila mereka sangat terlibat dalam pembelian dan sadar
akan adanya perbedaan besar antarmerek.
2) Perilaku pembelian pengurang ketidaknyamanan
Dalam kasus ini, pembeli akan berbelanja dengan
konsumen menemukan perbedaan mutu antarmerek tersebut,
dia mungkin akan lebih memilih harga yang lebih tinggi. Jika
konsumen menemukan perbedaan kecil dia mungkin akan
membeli semata-mata berdasarkan harga dan kenyamanan.
Setelah pembelian tersebut, konsumen mungkin
mengalami donasi / ketidaknyamanan yang muncul setelah
merasakan adanya fitur yang tidak mengenakkan atau
mendengar kabar yang menyenangkan mengenai merek lain,
dan akan siaga terhadap informasi yang mendukung
keputusannya.
3) Perilaku pembelian karena kebiasaan
Banyak produk dibeli pada kondisi rendahnya
keterlibatan konsumen dan tidak adanya perbedaan
antarmerek yang signifikan. Misalnya garam. Para konsumen
memiliki sedikit keterlibatan pada jenis produk itu. Mereka
pergi ke toko dan mengambil merek tertentu. Jika mereka
tetap mengambil merek yang sama, hal itu karena kebiasaan,
bukan karena kesetiaan yang kuat terhadap merek.
4) Perilaku pembelian yang mencari variasi
Beberapa situasi pembelian ditandai oleh
keterlibatan konsumen yang rendah tetapi perbedaan
antarmerek signifikan. Dalam situasi itu konsumen sering
melakukan peralihan merek. Konsumen memilih merek
produk selama konsumsi. Namun, pada kesempatan
berikutnya konsumen mungkin mengambil merek lain
karena ingin mencari rasa yang berbeda. Peralihan merek
terjadi karena mencari variasi dan bukannya karena
ketidakpuasan.
3) Perilaku Pascapembelian
Setelah membeli produk, konsumen akan mengalami level
kepuasan atau ketidak puasan tertentu.
1) Kepuasan pascapembelian
Kepuasan pembeli merupakan fungsi dari seberapa dekat
harapan pembeli atas produk dengan kinerja yang dipikirkan
pembeli atas produk tersebut. Jika kinerja produk lebih rendah
daripada harapan, pelanggan akan kecewa, jika ternyata sesuai
harapan pelanggan akan puas, jika melebihi harapan pembeli
akan sangat puas.
2) Tindakan pascapembelian
Kepuasan dan ketidakpuasan terhadap produk akan
mempengaruhi perilaku konsumen selanjutnya. Jika konsumen
puas, ia akan membeli kembali produk tersebut. Para konsumen
yang tidak puas akan mengembalikan produk tersebut. Mereka
mungkin mengambil tindakan publik seperti mengajukan
keluhan keperusahaan tersebut, pergi kepengacara, atau
mengadu ke kelompok-kelompok lain (seperti lembaga bisnis,
memutuskan untuk berhenti membeli produk tersebut (pilihan
untuk keluar) atau memperingatkan teman-temannya (pilihan
untuk berbicara).
3) Pemakaian dan pembuangan pascapembelian
Para pemasar juga harus memantau cara pembeli
memakai dan membuang produk tertentu. Jika para konsumen
menyimpan produk itu kedalam lemari untuk selamanya,
produk tersebut mungkin tidak begitu memuaskan, dan kabar
dari mulut ke mulut tidak akan gencar.
b. Jenis Pembelian
Pembelian produk atau jasa yang dilakukan oleh konsumen dapat
digolongkan ke dalam tiga macam (Ujang Sumarwan, 2003) yaitu
sebagai berikut :
1. Pembelian yang terencana sepenuhnya
Pembelian yang terencana sepenuhnya biasanya
adalah hasil dari proses keputusan yang diperluas atau
keterlibatan yang tinggi. Produk dengan keterlibatan sangat
rendah mungkin juga dibeli dengan terencana. Konsumen
seringkali membuat daftar barang yang akan dibelinya jika ia
pergi ke swalayan, ia sudah tahu produk atau merek yang
akan dibelinya.
2. Pembelian yang separuh terencana
Konsumen seringkali sudah mengetahui ingin
mungkin ia tidak tahu merek yang akan dibelinya sampai ia
bisa memperoleh informasi yang lengkap dari pramuniaga
atau display di swalayan. Ketika ia sudah tahu produk yang
ingin dibelinya sebelumnya dan memutuskan merek dari
produk tersebut di toko, maka ini termasuk pembelian separuh
terencana.
3. Pembelian yang tidak terencana
Konsumen seringkali membeli suatu produk tanpa
direncanakan terlebih dahulu. Keinginan untuk membeli
seringkali muncul di toko atau mall. Display pemotongan
harga 50%, yang terlihat mencolok akan menarik perhatian
konsumen. Konsumen akan merasakan kebutuhan untuk
membeli produk. Display tersebut telah membangkitkan
kebutuhan konsumen yang tertidur, sehingga konsumen
merasakan kebutuhan yang mendesak untuk membeli produk
yang dipromosikan tersebut.
c. Proses pembelian
1. Tahap prapembelian
Pada tahap ini, beberapa perilaku yang terjadi meliputi
mencari informasi (information contact) dan mengambil dana
(fund access).
Pada tahap pembelian, perilaku meliputi berhubungan
dengan toko (store contact), mencari produk (product contact),
dan melakukan transaksi.
G. Hipotesis
Hipotesis adalah suatu jawaban permasalahan sementara yang bersifat
dugaan dari suatu penelitian (Supardi, 2005:69). Hipotesis dalam penelitian
ini adalah :
1. Ho : Tidak ada perbedaan persepsi konsumen tentang kualitas produk
dengan harga produk POND’S Moisturizer jika dilihat dari jenis
kelamin, usia, dan besarnya uang saku per bulan.
Ha : Ada perbedaan persepsi konsumen tentang kualitas produk dengan
harga produk POND’S Moisturizer jika dilihat dari jenis kelamin,
usia, dan besarnya uang saku per bulan.
2. Ho : Tidak ada pengaruh secara signifikan antara persepsi konsumen
mengenai kualitas produk POND’S Moisturizer terhadap minat
beli ulang.
Ha : Ada pengaruh secara signifikan antara persepsi konsumen
mengenai kualitas produk POND’S Moisturizer terhadap minat
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang dilakukan adalah studi kasus pada penghuni
kost konsumen POND’S Moisturizer di Dusun Mrican dan Dusun Papringan,
Kelurahan Catur Tunggal, Kecamatan Depok, Kabupaten Sleman, Yogyakarta.
B. Lokasi dan Waktu Penelitian
1. Lokasi penelitian
Lokasi penelitian ini dilakukan di Dusun Mrican dan Dusun Papringan,
Kelurahan Catur Tunggal, Kecamatan Depok, Kabupaten Sleman,
Yogyakarta.
2. Waktu penelitian
Penelitian dilakukan pada 10 Februari 2009.
C. Subyek dan Obyek Penelitian
1. Subyek penelitian
Subyek penelitian ini adalah penghuni kost konsumen produk
POND’S Moisturizer yang ada di Dusun Mrican dan Dusun Papringan,
Kelurahan Catur Tunggal, Kecamatan Depok, Kabupaten Sleman,
Yogyakarta.
2. Obyek penelitian
Obyek dalam penelitian ini adalah persepsi konsumen tentang
kualitas produk dan harga produk POND’S Moisturizer.
D. Variabel Penelitian
Dalam setiap kegiatan penelitian penentuan variabel-variabel
penelitian menjadi sangat penting. Variabel penelitian adalah suatu atibut
atau obyek yang mempunyai variasi antara satu orang dengan orang
lainnya atau antara satu obyek dengan obyek lainnya.Variabel independen
(variabel bebas) adalah variabel yang mempengaruhi atau menjadi
penyebab perubahannya atau timbulnya variabel lain. Sedangkan variabel
dependen (variabel terikat) adalah variabel yang dipengaruhi atau menjadi
akibat karena adanya variabel independen (variabel bebas).
1. Masalah pertama
Persepsi konsumen mengenai kualitas produk dengan harga produk
POND’S Moisturizer.
a. Persepsi konsumen terhadap kualitas POND’S Moisturizer.
Variabel independen (X1) adalah kualitas POND’S Moisturizer.
Variabel dependen (Y) adalah persepsi konsumen.
Arti persepsi (pandangan) : wujud dari respon akibat adanya
dorongan stimulus (stimulus drive).
Arti kualitas : keseluruhan sifat-sifat dan ciri-ciri suatu barang dan
atau jasa yang berpengaruh pada kemampuannya memuaskan
kebutuhan dan keperluan yang yang dinyatakan ataupun tersirat
Aspek Kualitas Moisturizer :
2) Efek : putih bersinar dan lembut, noda gelap dan jerawat
berkurang, mencegah penuaan dini (penghilang keriput, dan
mencegah kulit berminyak.
Pengukuran : dengan menggunakan skala Likert yaitu :
a. Sangat Baik : 5
b. Baik : 4
c. Sedang : 3
d. Tidak Baik : 2
e. Sangat Tidak Baik : 1
b. Persepsi konsumen terhadap harga POND’S Moisturizer.
Variabel independen (X2) adalah harga POND’S Moisturizer.
Variabel dependen (Y) adalah persepsi konsumen.
Arti : Harga adalah atribut produk atau jasa yang paling sering
digunakan oleh sebagian besar konsumen untuk mengevaluasi
produk.
Apek yang diteliti : harga produk dibanding harga produk sejenis,
manfaat produk, daya beli konsumen terhadap suatu produk.
Pengukuran : dengan menggunakan skala Likert apakah harga
POND’S sesuai dengan kualitas maka diketahui dengan harga
POND’S tersebut mahal atau murah menurut persepsi konsumen.
Skala Likertnya adalah :
a. Sangat Mahal : 5
b. Mahal : 4
d. Murah : 2
e. Sangat Murah : 1
2. Masalah kedua
Perbedaan persepsi konsumen tentang kualitas produk dengan harga
produk POND’S Moisturizer dilihat dari jenis kelamin, usia, dan
besarnya uang saku per bulan.
Pengukuran : dengan menggunakan skala Likert apakah harga POND’S
sesuai dengan kualitas maka diketahui dengan harga POND’S tersebut
mahal atau murah menurut persepsi konsumen. Skala Likertnya adalah
:
a. Sangat Mahal : 5
b. Mahal : 4
c. Sedang : 3
d. Murah : 2
e. Sangat Murah : 1
Variabel Moderator : jenis kelamin, usia, dan besarnya uang saku per
bulan.
a). Jenis kelamin meliputi : pria dan wanita
b). Usia karakteristiknya :
a. 14 tahun – 17 tahun
b. 18 tahun – 21 tahun
c. 22 tahun – 25 tahun
d. 26 tahun – 29 tahun
c). Besarnya uang saku per bulan :
a. < Rp. 500.000,00
b. Rp. 501.00,00 – Rp. 1.000.000,00
c. Rp. 1.001.000,00 – Rp. 1.500.000,00
d. Rp. 1.501.000,00 – Rp. 2.000.000,00
e. > Rp. 2.000.000,00
3. Masalah ketiga
Pengaruh persepsi konsumen mengenai kualitas produk dengan harga
produk POND’S Moisturizer terhadap minat beli ulang konsumen.
Variabel independen : kualitas produk POND’S Moisturizer (X1),
harga produk Pond’s Moisturizer (X2) .
Variabel dependen (Y) adalah Minat beli ulang konsumen terhadap
POND’S Moisturizer.
Arti minat beli ulang : setelah membeli dan menggunakan suatu
produk konsumen melakukan pembelian lagi dan menggunakan
produk tersebut.
E. Data yang Dibutuhkan
Data yang diperlukan dalam penelitian ini adalah :
1) Data primer adalah data yang diperoleh secara langsung dari
konsumen tentang bagaimana persepsi konsumen terhadap kualitas
produk POND’S Moisturizer dan persepsi konsumen terhadap harga
produk POND’S Moisturizer tersebut dengan wawancara dan
2) Data sekunder, berupa data dari dokumentasi atau data dari
perusahaan, gambaran umum perusahaan (sejarah perusahaan,
visi-misi perusahaan, dan lokasi perusahaan PT. Unilever Indonesia Tbk).
F. Teknik Pengukuran Data
Teknik pengukuran data dalam penelitian ini menggunakan Skala Likert.
Karakteristiknya adalah :
1. Kualitas, Skala Likertnya :
a. Sangat Baik : 5
b. Baik : 4
c. Sedang : 3
d. Tidak Baik : 2
e. Sangat Tidak Baik : 1
2. Kebijakan Harga, Skala Likertnya:
a. Sangat Mahal `: 5
b. Mahal : 4
c. Sedang : 3
d. Murah : 2
e. Sangat Murah : 1
3. Minat Beli Ulang
a. Kesesuaian, skala Likertnya:
a. Sangat Sesuai : 5
b. Sesuai : 4
c. Netral : 3
e. Sangat Tidak Sesuai : 1
b. Kepuasan/ manfaat, Skala Likertnya:
a. Sangat Puas : 5
b. Puas : 4
c. Netral : 3
d. Tidak Puas : 2
e. Sangat Tidak Puas : 1
c. Keyakinan, Skala Likertnya:
a. Sangat Yakin : 5
b. Yakin : 4
c. Netral : 3
d. Tidak Yakin : 2
e. Sangat Tidak Yakin : 1
d.Keinginan, Skala Likertnya:
a. Sangat Ingin : 5
b. Ingin : 4
c. Netral : 3
d. Tidak Ingin : 2
e. Sangat Tidak Ingin : 1
G. Teknik Pengumpulan Data
Supardi (2005:117) menyebutkan: kualitas data ditentukan alat
pengambil data atau alat pengukurannya, metode pengumpulan data adalah
sedangkan instrumen pengumpulan data adalah alat bantu yang dipilih dan
digunakan oleh peneliti dalam kegiatan pengumpulan agar kegiatan tersebut
menjadi sistematis dan dipermudah. Pengumpulan data tidak lain dari suatu
proses pengadaan data primer untuk keperluan penelitian. Maka secara garis
besar bahwa metode pengumpulan data merupakan bagian dari perencanaan
kegiatan penelitian yang berkaitan dengan proses penentuan cara-cara untuk
mendapatkan atau menjaring data-data penelitian lapangan (terutama data
primer)
Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode pengumpulan
data, yaitu :
1) Wawancara
Dengan melakukan tanya jawab secara langsung kepada beberapa
orang untuk dimintai keterangan atau pendapatnya mengenai produk
POND’S Moisturizer.
2) Dokumentasi / Studi Pustaka
Peneliti menggunakan data berupa catatan, transkrip, surat kabar,
majalah, dan data-data tertulis lain yang dapat digunakan sebagai
referensi penelitian.
3) Kuesioner
Sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh
informasi dari responden tentang persepsi konsumen terhadap
H. Definisi Operasional
Produk : suatu yang dapat ditawarkan ke pasar untuk mendapatkan perhatian untuk di beli, digunakan atau dikonsumsi yang dapat memenuhi suatu
keinginan atau kebutuhan.
Kualitas : keseluruhan sifat-sifat dan ciri-ciri suatu barang dan atau jasa yang berpengaruh pada kemampuannya memuaskan kebutuhan dan
keperluan yang yang dinyatakan ataupun tersirat.
Harga : sejumlah nilai yang ditukarkan konsumen dengan manfaat dari memiliki atau menggunakan produk atau jasa yang nilainya ditetapkan oleh
pembeli dan penjual melalui tawar-menawar, atau ditetapkan oleh penjual
untuk satu harga yang sama terhadap semua pembeli.
Persepsi konsumen : Persepsi konsumen adalah bagaimana seorang konsumen melihat realitas di luar dirinya atau dunia sekelilingnya
Minat beli ulang : setelah membeli dan menggunakan suatu produk konsumen melakukan pembelian lagi dan menggunakan produk tersebut.
I. Populasi dan Sampel
1. Populasi
Populasi adalah suatu kesatuan individu atau subyek pada wilatah
dan waktu serta dengan kualitas tertentu yang akan diamati atau diteliti,
sedangkan sampel adalah bagian dari populasi yang dijadikan subyek
penelitian sebagai ”wakil” dari para anggota populasi.
2. Sampel
Sampel adalah sebagian kecil dari populasi. Besarnya Populasi
yang diharapkan dalam suatu pendugaan proporsi yang menggunakan
sampel random sebesar (1-α) dan besarnya error (E) tidak melebihi suatu
harga tertentu. Jika confidence level = 95% maka error maksimum
sebagai berikut (Pangestu Subagyo,2004:88) :
E = 1,96 n
P P(1− )
keterangan : E = error
P = proporsi populasi (besarnya populasi)
n = jumlah sampel
Setelah dilakukan perubahan bentuk persamaan itu diperoleh :
n minimum = P(1-P)
2 96 , 1 ⎥⎦ ⎤ ⎢⎣ ⎡ E
Karena P belum diketahui, dan agar lebih aman maka P dianggap = 0,5
sehingga P(1-P) = 0,5(1-0,5) = 0,25 sehingga n minimum menjadi :
n minimum = 0,25
2 96 , 1 ⎥⎦ ⎤ ⎢⎣ ⎡ E
Apabila error yang dikehendaki tidak lebih dari 0,1 maka besarnya
sampel :
n mimimum = P(1-P)
2 96 , 1 ⎥⎦ ⎤ ⎢⎣ ⎡ E = 0,25 2 1 , 0 96 , 1 ⎥ ⎦ ⎤ ⎢ ⎣ ⎡
J. Teknik Pengambilan Sampel
Teknik pengambilan sampel dalam penelitan ini menggunakan
Purposive Sampling yaitu peneliti memilih sampel dari anggota populasi
yang bersedia menjadi responden asal memenuhi kriteria atau ciri-ciri yang
ditentukan oleh penulis. Kriteria responden tersebut adalah:
1) Responden adalah konsumen pemakai POND’S Moisturizer dengan
lama pemakaian ≥ 1 bulan.
2) Responden adalah penghuni kost konsumen POND’S Moisturizer di
Dusun Mrican dan Dusun Papringan, Kelurahan Catur Tunggal,
Kecamatan Depok, Kabupaten Sleman, Yogyakarta yang mudah
dijangkau oleh peneliti. Alasan dipilih lokasi penelitian:
a. Lokasi penelitian berdekatan dengan kampus (Universitas
Sanata Dharma, STMIK Jendral Ahmad Yani, Universitas
Atma Jaya, Universitas Negeri Yogyakarta, Univesitas Islam
Indonesia) dan berdekatan dengan sekolah (STM
Pembangunan dan SMA Gama) sehingga di lokasi penelitian
terdapat banyak kost.
b. Banyak pusat belanja yang ada disekitar lokasi penelitian
(Alfamart, Indomaret, Circle K, Toko Merah, dan Vikita)
sehingga memungkinkan responden untuk membeli POND’S
Moisturizer dan menggunakannya.
c. Sepengetahuan penulis, belum ada yang meneliti tentang
POND’S Moisturizer, dengan responden penghuni kost dan
Kelurahan Catur Tunggal, Kecamatan Depok, Kabupaten
Sleman, Yogyakarta.
3) Di masing-masing tempat akan disebar 50 kuesioner atau 50
responden penghuni kost yang ada di Dusun Mrican dan 50
responden penghuni kost yang ada di Dusun Papringan. Alasan
penyebaran kuesioner 50 – 50:
a. Luas Dusun Mrican dengan Dusun Papringan tidak jauh
berbeda 45.333 Ha untuk luas Dusun Mrican dan 65,2 Ha
untuk luas Dusun Papringan
b. Jumlah mahasiswa, pelajar di Dusun Mrican dengan Dusun
Papringan adalah 884 untuk Dusun Mrican dan 907 untuk
Dusun Papringan sehingga jumlah mahasiswa, pelajar di
lokasi tersebut tidak jauh berbeda.
K. Metode Pengujian Instrumen
Dengan Uji Validitas dan Reliabilitas Data, untuk menjamin apakah
data yang dikumpulkan benar-benar mempunyai tingkat validitas dan
reliabilitas yang tinggi atau benar-benar mampu mengkonfirmasi indikator
terhadap konstruk yang dibangun, maka terlebih dahulu dilakukan uji
konfirmatory (Supardi, 2005:302). Alat analisis yang akan digunakan adalah
koefisien korelasi sederhana antara skor setiap item (indikator) terhadap skor
total item tersebut. Jika terdapat indikator (item) yang koefisien korelasinya
tidak signifikan, maka dapat dikatakan bahwa item tersebut dinyatakan tidak
a. Pengujian Validitas
1. Bivariate Pearson (Korelasi Produk Momen Pearson)
Analisis ini dengan cara mengkorelasikan masing-masing skor item
dengan skor total. Skor total adalah penjumlahan dari keseluruhan
item (Duwi Priyatno, 2008:17).
Rumus :
[
2 ( )2][
2 ( )2]
) )( (
∑
∑
∑
−∑
∑
∑ ∑
− − = x x n i i n x i ix n rix Keterangan : ixr = Koefisien korelasi item-total
i = Skor item
x = Skor total
n = jumlah sampel
Pengujian menggunakan uji dua sisi dengan taraf signifikansi (α) =
5%. Kriteria pengujian :
- Jika r hitung ≥ r tabel (uji 2 sisi dengan signifikansi 0,05) maka instrumen atau item-item pertanyaan berkorelasi signifikan
terhadap skor total (dinyatakan valid).
- Jika r